Studi Kelayakan
Bisnis
140
9.1. Studi Kelayakan Bisnis
Kita sebelum memulai bisnis baru dimulai atau
dikembangkan, harus diadakan penelitian tentang
apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan
menguntungkan atau tidak. Secara teknis, mungkin saja
bisnis tersebut layak dilakukan, tetapi secara ekonomis
dan sosial, kemungkinan kurang memberikan
manfaat. Jika menguntungkan, apakah keuntungan
tersebut memadai dan dapat diperoleh secara terus-
menerus dalam waktu yang lama? Ada dua studi atau
analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui
layak atau tidaknya suatu bisnis untuk dimulai dan
dikembangkan, yaitu meliputi hal-hal berikut.
1. Studi kelayakan bisnis.
2. SWOT Analisis: kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman (strength, weakness, opportunity, threat).
Studi ini pada dasarnya membahas berbagai
konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan
proses pemilihan proyek bisnis agar mampu
memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang
waktu. Studi kelayakan bisnis atau disebut juga
analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak
atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan
menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini,
pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting
karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan
usaha.
Outcome studi kelayakan bisnis pada prinsipnya
bisa digunakan antara lain untuk melakukan hal-hal
berikut.
a. Memulai usaha baru, misalnya membuka toko,
membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa,
membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
b. Development usaha yang sudah ada, misalnya
untuk menambah kapasitas pabrik, memperluas
skala usaha, mengganti peralatan/mesin,
menambah mesin baru, memperluas cakupan
usaha, dan sebagainya
c. Choice jenis usaha atau investasi/proyek yang
paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha
dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi
atau perakitan, proyek B atau proyek A dan lain
141
sebagainya.
Pihak yang memerlukan dan berkepentingan
dengan studi kelayakan usaha di antaranya sebagai
berikut.
a. Kreditur dan Investor
Kreditur dan penyandang dana, studi kelayakan
usaha penting untuk memilih jenis investasi yang
paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas
modal yang ditanamkan atau dipinjamkan, apakah
investasi yang dilakukannya memberikan jaminan
imbal hasil atas investasi yang memadai atau tidak.
Oleh investor, studi kelayakan sering digunakan
sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya
investasi dilakukan.
b. Wirausahawan
Wirausahawan memulai bisnis atau
mengembangkan bisnis yang sudah ada, sudah
barang tentu memerlukan pengorbanan yang
cukup besar dan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian. Wirausahawan, studi kelayakan
bisnis sangat penting dilakukan agar kegiatan
bisnis tidak mengalami kegagalan dan memberi
keuntungan sepanjang waktu. Penyandang dana
yang memerlukan persyaratan tertentu, seperti
bankir, investor, dan pemerintah. Studi
kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman,
dan bahan pertimbangan untuk rnerintis dan
mengembangkan usaha atau melakukan investasi
baru sehingga bisnis yang akan dilakukan
meyakinkan wirausahawan itu sendiri ataupun
bagi semua pihak yang berkepentingan.
c. Masyarakat dan pemerintah
Masyarakat dan pemerintah, studi kelayakan
sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian
apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan
bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau
sebaliknya—justru merugikan—seperti bagaimana
dampak lingkungan, apakah positif atau negatif.
Demikian juga bagi pemerintah, sangat penting
untuk mempertimbangkan izin usaha atau
penyediaan fasilitas lainnya.
142
1. Tahapan Studi Kelayakan
Studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-
tahap sebagai berikut.
a. Ide
Ide kemudian dirumuskan dan diidentifikasi,
misalnya kemungkinan-kemungkinan bisnis yang
paling memberikan peluang untuk dilakukan
dan menguntungkan dalam jangka waktu yang
panjang.Tahap penemuan ide adalah tahap di
mana wirausahawan memiliki ide untuk merintis
usaha barunya. Banyak kemungkinannya, misalnya
bisnis industri, perakitan, perdagangan, usaha
jasa, atau jenis usaha lainnya yang dianggap paling
layak.
b. Tujuan
Tahap perumusan visi dan misi bisnis, seperti visi
dan misi bisnis yang hendak diemban setelah
bisnis tersebut diidentifikasi; apakah misinya
untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat
diperlukan masvurakut sepanjang waktu ataukah
untuk menciptakan keuntungan yang langgeng;
atau apakah visi dan misi bisnis yang akan
dikembangkan tersebut benar-benar menjadi
kenyataan atau tidak? Semuanya dirumuskan
dalam bentuk tujuan.
c. Analisa
Tahap anlisis penelitian, yaitu proses sistematis
yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan
apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau
tidak. Tahapan ini dilakukan seperti prosedur
proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai
dengan mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Kesirnpulan dalam studi kelayakan usaha hanya
dua, yaitu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
Ada beberapa aspek yang harus diamati dan
dicermati Selain tahapan-tahapan tersebut,
dalam tahap analisis tersebut yang meliputi hal-
hal sebagai berikut.
a. Aspek manajemen/pengelolaan, meliputi
organisasi, aspek pengelolaan, tenaga kerja,
kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan
143
sebagainya. Aspek yuridis dan lingkungan
perlu menjadi bahan analisis sebab
perusahaan harus mendapat pengakuan dari
berbagai
pihak dan harus ramah lingkungan.
d. Aspek finansial/keuangan, meliputi sumber dana
dan penggunaannya, proyeksi biaya,
pendapatan, keuntungan, dan aliran kas.
e. Aspek pasar, mencakup produk yang akan
dipasarkan, peluang, permintaan, dan
penawaran, harga, segmentasi, pasar
sasaran, ukuran, perkembangan, dan struktur
pasar serta strategi pesaing.
f. Aspek teknik produksi/operasi, meliputi
lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan,
bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja,
metode produksi, lokasi, dan tata letak pabrik
atau tempat usaha.
d. Tahap keputusan
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya
meyakinkan, langkah berikutnya adalah tahap
pengambilan keputusan apakah bisnis tersebut
layak dilaksanakan atau tidak. Karena
menyangkut keperluan investasi yang
mengandung risiko, keputusan bisnis biasanya
berdasarkan pada beberapa kriteria investasi,
seperti periode pembayaran kembali (pay back
period PBP), nilai sekarang bersih (net present
value—NPV), tingkat imbal hasil internal
(internal rate of return), dan sebagainva yang
akan diuraikan dalam bab ini. Secara ringkas,
proses studi kelayakan tersebut dapat
diilustrasikan pada Gambar 11.1.
144
Gagasan
Tujuan
(Visi dan Misi
Analisis/Evaluasi:
Pasar
Produksi/Operasi
Manajemen
Keuangan
Ekonomi
Keputusan
Tidak
Dilaksanakan
dilaksanakan
k. Market share
Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah
barang dan jasa yang diminta dengan jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa
147
pasar menurut proyeksi meningkat, bahkan
setelah lima tahun mencapai 40 persen, berarti
bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan
memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Jika aspek pemasaran global layak, analisis
berikutnya adalah aspek produksi atau operasi.
Analisis Aspek Produksi. Beberapa unsur dari aspek
produksi yang harus dianalisis, yaitu mencakup
hal-hal sebagai berikut.
a. Tempat operasi
Lokasi untuk bisnis hendaknya dipilih yang
paling strategis dan efisien, baik bagi perusahaan
itu sendiri maupun bagi pelanggannya. Misalnya,
dekat kepada pemasok, kepada konsumen, ke
alat transportasi, atau di antara ketiganya. Di
samping itu, lokasi bisnis harus menarik agar
konsumen tetap loyal.
b. Volume operasi
Volume operasi harus relevan dengan potensi
pasar dan prediksi per mintaan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas.
Volume operasi yang berlebihan akan
menimbulkan masalah baru dalam
penyimpanan/penggudangan yang pada akhirnya
memengaruhi harga pokok penjualan.
c. Production technologi
Teknologi, mesin dan peralatan harus sesuai
dengan perkembangan teknologi masa kini dan
yang akan datang serta harus disesuaikan
dengan luas produksi agar tidak terjadi
kelebihan kapasitas.
d. Raw material
Bahan baku dan bahan penolong serta sumber
daya yang diperlukan harus cukup tersedia.
Persediaan tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan sehingga biaya bahan baku menjadi
efisien.
e. Karyawan
Tenaga kerja berapa jumlah yang diperlukan
dan bagaimana kualifikasinya. Jurnlah dan
kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan
keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan
148
untuk menyelesaikannya, supaya lebih tepat,
cepat, dan hemat (efisien).
f. Lay Out
Tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas
operasi. Tata letak harus tepat dan prosesnya
praktis sehingga efisien.
.
2. Aspek Manajemen
Aspek pemasaran dan operasi layak, analisis
selanjutnya adalah aspek manajemen, dalam
menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat
beberapa unsur yang harus dianalisis, seperti berikut.
a. Ouwner
Pemilik, apakah unit bisnis yang akan didirikan
milik pribadi (perorangan) atau milik bersama
(persekutuan, seperti CV, PT, dan bentuk badan
usaha lainnya). Apa saja keuntungan dan kerugian
dari unit bisnis yang dipilih tersebut? Hendaknya
dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan
menguntungkan.
b. Organizational structure
Jenis organisasi apa yang diperlukan? Apakah
organisasi lini, staf, lini dan staf, atau bentuk lainnya.
Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
c. Management team
Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau
melibatkan orang lain secara professional, hal ini
bergantung pada skala usaha dan kemampuan yang
dimiliki wirausahawan. Bila bisnis merupakan
skala besar, sebaiknya dibentuk tim manajemen
yang solid.
d. Employee
Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah,
kualifikasi, dan kualitas yang diperlukan. Bila
analisis ketiga aspek tersebut tidak menimbulkan
permasalahan, analisis bisnis dapat diteruskan
pada analisis aspek keuangan.
3. Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi komponen-
komponen sebagai berikut.
a. Funding needs
149
Kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,
misalnya besarnya dana untuk aktiva/aset tetap,
modal kerja, dan pembiayaan awal.
b. Source of funds
Sumber dana, seperti telah dijelaskan
sebelumnya, ada beberapa sumber dana yang
layak digali, yaitu sumber dana internal
{misalnya, modal disetor -dan laba ditahan) dan
modal eksternal (misalnya, obligasi dan
pinjaman).
c. Balance sheet projections
Sangat penting untuk mengetahui posisi harta,
kekayaan serta kondisi keuangan lainnya,
misalnya posisi aktiva lancar, aktiva tetap,
pasiva/liabilitas lancar, kewajiban jangka panjang,
dan kekayaan bersih.
d. Projection of profit and loss
Proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun
menggambarkan perkiraan laba atau rugi pada
masa yang akan datang. Komponennya meliputi
proyeksi penjualan, biaya, dan laba rugi bersih.
e. Projection of cash flow
Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan
perusahaan untuk melaksanakan kewajiban-
kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis aliran
kas, yaitu mencakup aliran kas berikut.
1) Aliran kas masuk, merupakan penerimaan
berupa hasil penjualan atau pendapatan.
2) Aliran kas keluar, merupakan biaya-biaya
termasuk pembayarari bunga dan pajak.
3) Aliran kas masuk bersih, merupakan selisih
dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar
ditambah penyusutan dengan perhitungan
bunga setelah pajak.
Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan + (1 – tarif pajak) bunga
150
Tabel 9.1 Proyeksi Aliran Kas
Kriteria Investasi
Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yang
dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis,
dipergunakan empat kriteria, yaitu metode periode
pembayaran kembali (payback period), nilai sekarang bersih
(net present value), tingkat imbal hasil internal (internal
rate of return), dan indeks probabilitas. (probability index).
Payback Period
Periode pembayaran kembali sangat penting untuk
menghitung jangka waktu imbal hasil atas model. Semakin
cepat periode pembayaran kembalinya, maka semakin baik
bisnis tersebut. Periode pembayaran kembali adalah
periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi. Untuk menghitung waktu imbal hasil
atas investasi tersebut digunakan rumus:
Nilai Sekarang
Periode Pembayaran Kembali = ______________________ x tahun
Kas Masuk Bersih
Contoh:
Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk
investasi senilai Rp 96.000.000. Dari investasi tersebut
diperoleh keuntungan setelah pajak senilai Rp 20.000.000.
Jika depresiasi senilai Rp 12.000.000, periode pembayaran
kembaliannya adalah:
151
Investasi
Rp.96.000.000
Keuntungan setelah pajak Rp. 20.000.000
Depresiasi Rp. 12.000.000
Aliran kas masuk
Rp.32.000.000
96.000 .000
Periode Pembayaran Kembali= x 1th=3 th
32.000 .000
I = TR – TC > 0 atau
II = Bt – (Co + ∑ Ct) > 0 atau
III = TR = ∑Bτ > 0
TC (Co + Ct)
di mana,
P = Profit (keuntungan ekonomis)
TR = Bt (benefit), adalah penerimaan total tahunan yang
merupakan manfaat ekonomis suatu proyek atau
disebut juga aliran kas per tahun pada periode t.
TC = Co + å Ct = Io adalah biaya tahunan yang
dikeluarkan, disebut sebagai investasi awal pada
periode t.
Co = biaya tetap awal
Ct = biaya variabel
152
atraktif minimum yang diharapkan investor (expeceted
minimum atractive rate of return-MARR).
Unsur waktu dan tingkat imbal hasil dalam menilai
kriteria invetasi harus dimasukkan, seperti pada penilaian
kriteria nilai bersih sekarang (net present value) atau NPV.
NPV(t) = [ ] [(
Bt
( 1+i )
− C 0+ ∑
( ))]
Ct
( 1+i )
atau
Contoh:
Perusahaan konveksi di Malang ingin menambah mesin
jahit baru dengan biaya investasi awal senilai Rp 80 juta.
Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun.
Dari hasil survei diperoleh perkiraan aliran kas
(penerimaan dan biaya) adalah sebagai berikut.
NPV(t) = [ ] [(
Bt
( 1+i )
− C 0+ ∑
( ))]
Ct
( 1+i )
Tahun
0 1 80 0 40,00 0 -4
1 0,8475 40 40 8,47 16,95 8,48
2 0,7182 30 50 10,77 17,95 7,18
3 0,6086 80 160 24,34 46,69 22,35
4 0,5158 40 120 10,32 30,95 20,63
5 0,4371 80 2,19 17,48 15,29
10
154
NPV (0,38) = NPV t = 33,93
Tahun
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,7353 10 20 7,35 14,71 7,36
2 0,5407 15 25 8,11 13,51 5,40
3 0,3975 40 80 15,9 31,80 15,90
4 0,2923 20 60 5,85 17,54 11,69
5 0,2149 5 40 1,01 8,59 7,58
156
Catatan: PF = (1 + i)-t = (1 – 0,40)-t
Ternyata NPV > 0, maka dicoba lagi dengan
menggunakan suku bunga sebesar 48%, hasilnya adalah
sebagai berikut.
Tahun
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,6757 10 20 6,76 13,51 6,75
2 0,4565 15 25 6,85 11,41 4,56
3 0,3085 40 80 12,34 24,68 12,34
4 0,2084 20 60 4,17 12,50 8,33
5 0,1408 5 40 0,70 5,63 4,93
maka :
3,74 – 0
__________________
IRR = 0,40 + (0,48 – 0,40)
3,74 – (-3,09)
IRR = 0,4438
157
Karena pada suku bunga 44,38% nilai NPV = 0, maka
proyek tersebut layak secara ekonomis. Perhitungan IRR
dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan
kalkulator finansial.
158
CONTOH CONTENT
KELAYAKAN BISNIS
159
3.3 Marketing Aspect
a. Peluang Pasar
b. Segmentasi Pasar
c. Sasaran Pasar
d. Masa Hidup Produk
e. Struktur Pasar
f. Persaingan dan Strategi Bersaing
g. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya
h. Pangsa Pasar
i. Margin Laba Kotor
BAB IV KESIMPULAN
LAMPIRAN
160
PROPOSAL USAHA
Diajukan kepada:
..................................................................................
(Lembaga Penyandang Dana)
..................................................................................
(Nama Pemilik)
..................................................................................
(Nama Perusahaan)
..................................................................................
..................................................................................
(Alamat dan Telepon)
161
RINGKASAN PENGEMBANGAN BISNIS
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang: (perusahaan apa, mengapa, untuk apa
perusahaan ini didirikan)
2. Ruang Lingkup: (aspek organisasi/manajemen,
pemasaran, produksi, keuangan)
B. Organisasi/Manajemen
1. Nama Perusahaan : ..........................
2. Nama Pemilik/Pimpinan : ..........................
perusahaan : ..........................
3. Bidang Usaha : .......................... orang
4. Jumlah Karyawan/Tenaga
Kerja
C. Pemasaran
1. Produk yang Dipasarkan : ..........................
2. Sasaran Konsumen/Pembeli : ..........................
3. Wilayah Pemasaran : ..........................
4. Rencana Penjualan Tahunan : .......................... unit
D. Teknik/Produksi/Operasi Usaha
1. Kapasitas Produksi : .......................... unit
2. Ketersediaan Bahan Baku : ..........................
3. Fasilitas dan Sarana Produksi : ..........................
4. Masa Implementasi : ..............tahun/bulan
E. Keuangan
1. Total Pembiayaan Proyek : Rp.....................
2. Modal Sendiri : Rp.....................
3. Pinjaman yang Diajukan : Rp.....................
4. Jangka Waktu Pengembalian : ..............tahun/bulan
5. Penjualan Per tahun : Rp.....................
6. Keuntungan Per tahun : Rp.....................
7. Imbal Hasil atas Investasi : ..........................
8. Titik Impas : ..........................
162
1. Latar Belakang
1.1. Gagasan Awal Usaha
Kebutuhan akan ... akhir-akhir ini tampak semakin meningkat
seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat PT ... yang
berlokasi di Jl. ... No. ... Telp... berusaha dalam bidang ...
bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas
produksi dengan harapan dapat memenuhi permintaan
konsumen yang terus meningkat.
Dalam rangka memperluas dan meningkatkan kapasitas
produksi tersebut kami PT ... memerlukan dana untuk
pembelian ... dan modal kerja sebagaimana tercantum dalam
usulan proposal proyek ini.
163
Bagan/Struktur Organisasi
KOMISARIS
(Nama Komisaris)
DIREKTUR
(Nama Direktur)
164
2.2. Pemegang Saham
No Nama Banyaknya Nilai Saham
Pemegang (Lembar) (ribu Rp)
1. ....................... ....................... Rp.......................
2. ....................... ....................... Rp.......................
3. ....................... ....................... Rp.......................
4. ....................... ....................... Rp.......................
Jumlah ....................... ....................... Rp.......................
2.3. Perizinan
Jenis Perizinan Biaya (Rp)
Izin Prinsip (dari instansi teknis) Rp.......................
SITU (Surat Izin Tempat Usaha) Rp.......................
SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) Rp.......................
TDP (Tanda Daftar Perusahaan) Rp.......................
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Rp.......................
Akta Pendirian Rp.......................
2.4. Kegiatan Operasional dan Jadwal Pelaksanaan
Jenis Kegiatan Jadwal Nilai Saham
Praoperasional Pelaksanaan (ribu Rp)
123456789
10 11 12
1. Survei Pasar Rp.......................
2. Menyusun Rencana Rp.......................
Usaha Rp.......................
3. Perizinan Rp.......................
4. Survei Tempat
5. Survei Peralatan
6. Instalasi Air,
Listrik, Telepon
7. Mencari Tenaga
Kerja
8. Uji Coba Produksi
9. Operasional
Jumlah Rp.......................
165
3. Mesin
Faks.
4. Mobil
5. .............. dst
Jumlah
3. Aspek Pemasaran
3.1. Gambaran Umum
1. Jenis produk yang dipasarkan : .................
2. Cakupan pemasaran meliputi : ................. Misalnya,
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, Nasional, dan Internasional).
3.2. Permintaan
1. Jumlah Permintaan terhadap Prosuk
f. Sasaran Pembeli/Konsumen : ...........................
g. Jumlah Konsumen : ...........................
h. Jumlah Kebutuhan : ...........................
i. Total Kebutuhan per tahun : ...........................
1.1. Penawaran/Pesaing
Nama Pesaing Kapasitas Produksi/Tahun
Total Penawaran
2. Aspek Produksi
2.1. Produk
1. Uraikan ciri-ciri produk : ...................
2. Kegunaan utama produk : ...................
2.2. Proses Produksi
Skema/Bagan Alur Proses Produksi:
167
Jumlah Rp
2.6. Peralatan/Mesin/Kendaraan
Beli/Sewa Nama Merek Jumlah Harga
(Rp)
1. Beli
2. Sewa/thn
3. Hibah
2.8. Limbah
1. Kualitas Limbah dan Cara Penanggulangannya.
2. Biaya Pengendalian Limbah per Tahun.
3. Prosedur IPAL
BIAYA PROYEK
(dalam rupiah)
Keterangan Modal Kredit Jumlah
Sendiri
A. INVESTASI
1. Tanah
2. Bangungan/Toko
3. Mesin dan Peralatan
4. Inventaris kantor
5. Kendaraan
6. Lain-lain
Total aktiva tetap
B. INVESTASI PRAOPERASIONAL
1. Rencana Usaha
2. Perizinan
3. Pelatihan
4. Uji coba produksi
168
5. Lain-lain
6. Total Praoperasional
C. TOTAL INVESTASI (A + B)
D. MODAL KERJA
Biaya Pokok Produksi
Bahan baku
1. Upah tenaga produksi
2. Biaya umum pabrik
Total biaya produksi
Biaya Usaha
1. Gaji pimpinan
2. Gaji Karyawan
3. Biaya Pemasaran
4. Alat tulis kantor
5. Biaya Sewa
6. Lain-lain
Total Biaya Usaha
TOTAL BIAYA
OPERASIONAL/TAHUN
MODAL KERJA (x Rp)
TOTAL BIAYA PROYEK (C +
D)
PERSENTASE
BIAYA NERACA
(dalam rupiah)
Keterangan Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu
n n n n n n
0 1 2 3 4 5
I. AKTIVA
A. Aktiva Lancar
1. Kas
2. Piutang
3. Pemeliharaan
Total Aktiva
Lancar
B. Aktiva Tetap
1. Tanah
2. Bangungan
3. Mesin dan
Peralatan
169
4. Investasi
5. Kendaraan
6. Lain-lain
Total Aktiva Tetap
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku Aktiva
Tetap
C. Investasi
Praoperasional
Akumulasi
Amortisasi
Nilai Buku Aktiva
Tak berwujud
Total Aktiva (A + B
+ C)
II. KEWAJIBAN DAN
MODAL
A. Kewajiban Lancar
1. Kewajiban
Dagang
2. Kredit Modal
Kerja
Total Kewajiban
Lancar
B. Kewajiban Jangka
Panjang
Kredit Investasi
Total Kewajiban
Jangka Panjang
C. Modal
1. Modal Sendiri
2. Laba Periode
Lalu
3. Laba
Total Modal
Total Kewajiban dan
Modal
(A + B + C)
Laba
________________
ROI = x 100%
Total Aktiva
170
PROYEKSI LABA RUGI
(dalam rupiah)
Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
1 2 3 4 5
A. PENJUALAN
B. BIAYA POKOK
PRODUKSI
1. Bahan Baku
2. Upah Tenaga Kerja
3. Biaya Umum Pabrik
Total Biaya Pokok
Produksi
C. LABA KOTOR (A – B)
D. BIAYA USAHA
1. Gaji Pimpinan
2. Gaji Karyawan
3. Biaya Pemasaran
4. Perlengkapan
Kantor
5. Biaya Sewa
6. Biaya Lain-lain
7. Penyusutan
8. Amortisasi
Total Biaya Usaha
E. LABA USAHA (C – D)
F. BUNGA
G. LABA SEBELUM PAJAK
(E – F)
H. PAJAK
I. LABA (G – H)
J. BEP (D/C) X 100%
Penyusutan Nilai Umur (Th) Penyus./Thn
(Rp)
1. Bangunan
2. Mesin dan Peralatan
Inventaris Kantor
3. Kendaraan
4. Lain-lain
Jumlah
171
Amortisasi Nilai Umur Amortisasi
(Rp) (Tahun) (Tahun)
Investasi Praoperasi
B. ARUS KAS
KELUAR
1. Investasi
2. Biaya Pokok
Produksi
3. Biaya Usaha
Sebelum
Penyusutan
4. Bunga
5. Pajak
Total Kas
Keluar
C. KAS BERSIH (A –
B)
D. KEWAJIBAN
BANK
1. Angsuran
172
Kredit
Investasi
2. Angsuran
Modal Kerja
Total
Kewajiban
Bank
E. SALDO KAS AKHIR
(C – D)
B. TOTAL KAS
KELUAR
C. KAS NETO (A – B)
D. FAKTOR DISKON
F1 = T1
5. Evaluasi pesaing
a. Identifikasi nama pesaing bisnis Anda:
1) Jika bisnis Anda ritel atau jasa, seberapa jauh
jarak pesaing dari lokasi bisnis Anda?
2) Jika bisnis Anda besar dan industri, bagaimana
area bisnis Anda dibanding pesaing?
b. Identifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis Anda
dan bandingkan dengan pesaing mengenai:
1) Pemilihan Besar Sedang Kecil
produk 100% a 0%
2) Pangsa pasar Baik 50% Kurang
3) Kualitas Baik Sedang Kurang
produk Banya Sedang Sedikit
4) Kualitas k Sedang Rendah
pelayanan Tinggi Sedang Tinggi
5) Frekuensi Renda Sedang Kurang
promosi h Sedang
6) Harga Sangat Tinggi
7) Perputaran Sedang Lama/Tu
karyawan Renda Sedang a
8) Kondisi h Lebih Kurang
keuangan Baru
177
dilihat dari Penuh
laba tinggi
9) Kondisi utang
10) Peralatan
11) kapasitas
6. Evaluasi harga
a. Apa tujuan yang ingin dicapai dari penentnuan
harga (pricing)?
1) Apakah untuk mencapai target tingkat laba
tertentu?
2) Apakah untuk memperoleh pangsa pasar?
3) Apakah untuk mencapai target volume
penjualan tertentu?
b. Markup apa yang Anda Targetkan?
1) Jika ritel: markup biaya dan markup penjualan.
2) Jika perusahaan jas: markup upah tenaga kerja
per jam dan biaya material lainnya per jam.
3) Jika barang industri: markup biaya total dan
markup jumlah barang yang diproduksi.
4) Jika pedagang besar: markup biaya rata-rata,
markup barang masuk dan keluar.
5) Bagaimana harga dan markup bisnis Anda jika
dibandingkan dengan pesaing?
180
11. Evaluasi biaya awal
Perlengkapan Jumlah
a. Peralatan dan perabotan Rp...........
kantor
Rp...........
b. Mesin dan peralatan produksi
Rp50.000.000
__________________
Margin =
Kontribusi 0,25
= Rp200.000.00
0
Rp300.000.000
Titik Impas = ___________________ = Rp12.000.000
0,25
12.000.000
Jumlah pelanggan per tahun = ________________ =
Rp12.000
1000
Rangkuman
1. Tindak lanjut dari suatu studi kelayakan usaha
adalah membuat proposal/usulan usaha, baik
untuk kepentingan perizinan maupun untuk
kepentingan usulan dana. Ada beberapa aspek
yang harus dimuat dalam proposal usaha, di
antaranya pendahuluan, organisasi/
manajemen, pemasaran, teknik
produksi/operasi usaha, dan aspek keuangan.
2. Di samping membuat studi kelayakan, yang
tidak kalah pentingnya adalah membuat
183
perencanaan usaha, yang meliputi: (1)
ringkasan pelaksanaan usaha, (2) deskripsi
usaha, (3) produk dan pelayanan yang
disajikan, (4) analisis industri, (5) analisis
pasar, (6) strategi pemasaran yang ingin
digunakan, (7) pengelolaan, dan (8) operasi
usaha.
3. Studi kelayakan bisnis merupakan penilaian
tentang layak atau tidaknya suatu usaha
dilaksanakan dan memberi keuntungan secara
terus-menerus. Ada tiga kegunaan studi
kelayakan, yaitu: (1) untuk merintis usaha baru,
(2) untuk mengembangkan usaha yang sudah
ada, (3) untuk memilih jenis usaha/proyek
yang paling menguntungkan. Oleh sebab itu,
studi kelayakan sangat penting bukan saja bagi
para investor dan wirausahawan, tetapi juga
bagi pemerintah dan masyarakat umum.
4. Ingat bahwa sebelum usaha dimulai, sebaiknya
dilakukan evaluasi terhadap aspek penting
perusahaan, seperti misi, lingkungan, produk,
pesaing, keunggulan, harga dan keuangan, dan
risiko yang mungkin terjadi.
5. Ada beberapa tahap/proses studi kelayakan
usaha, yaitu: (1) tahap perumusan ide/gagasan,
(2) tahap formulas! tujuan, (3) tahap analisis,
dan (4) tahap keputusan. Adapun aspek-aspek
yang harus dianalisis dalam
studi kelayakan tersebut meliputi aspek pasar,
teknik, rnanajemen, dan keuangan. Sementara
itu, pada aspek keputusan, secara ekonomi bias
dilakukan dengan menggunakan kriteria
investasi, dengan cara menilai
kelayakan dari segi: (1) periode pengembalian
kembali, (2) nilai sekarang bersih, (3) tingkat
imbal hasil internal, dan (4) indeks
probabilitas.
Pertanyaan
1. Buatlah kelompok gagasan kewirausahaan minimal
dua orang dan maksimal lima orang untuk merancang
bisnis anda!
184
2. Apa dan cari serta diskusikan kesempatan atau
peluang bisnis yang paling memungkinkan, kumpulkan
dana, dan lakukan uji coba bisnis.
3. Jelaskan dan diskusikan untuk apa studi kelayakan usaha
bagi wirausahawan?
4. Apa aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam analisis
kelayakan usaha?
5. Berikan contoh studi kelayakan dari perusahaan kecil atau
menengah, lalu analisis aspek-aspek apa saja yang paling
layak dari perusahaan tersebut?
185