Anda di halaman 1dari 46

BAB 9

Studi Kelayakan
Bisnis

140
9.1. Studi Kelayakan Bisnis
Kita sebelum memulai bisnis baru dimulai atau
dikembangkan, harus diadakan penelitian tentang
apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan
menguntungkan atau tidak. Secara teknis, mungkin saja
bisnis tersebut layak dilakukan, tetapi secara ekonomis
dan sosial, kemungkinan kurang memberikan
manfaat. Jika menguntungkan, apakah keuntungan
tersebut memadai dan dapat diperoleh secara terus-
menerus dalam waktu yang lama? Ada dua studi atau
analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui
layak atau tidaknya suatu bisnis untuk dimulai dan
dikembangkan, yaitu meliputi hal-hal berikut.
1. Studi kelayakan bisnis.
2. SWOT Analisis: kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman (strength, weakness, opportunity, threat).
Studi ini pada dasarnya membahas berbagai
konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan
proses pemilihan proyek bisnis agar mampu
memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang
waktu. Studi kelayakan bisnis atau disebut juga
analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak
atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan
menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini,
pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting
karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan
usaha.
Outcome studi kelayakan bisnis pada prinsipnya
bisa digunakan antara lain untuk melakukan hal-hal
berikut.
a. Memulai usaha baru, misalnya membuka toko,
membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa,
membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
b. Development usaha yang sudah ada, misalnya
untuk menambah kapasitas pabrik, memperluas
skala usaha, mengganti peralatan/mesin,
menambah mesin baru, memperluas cakupan
usaha, dan sebagainya
c. Choice jenis usaha atau investasi/proyek yang
paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha
dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi
atau perakitan, proyek B atau proyek A dan lain
141
sebagainya.
Pihak yang memerlukan dan berkepentingan
dengan studi kelayakan usaha di antaranya sebagai
berikut.
a. Kreditur dan Investor
Kreditur dan penyandang dana, studi kelayakan
usaha penting untuk memilih jenis investasi yang
paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas
modal yang ditanamkan atau dipinjamkan, apakah
investasi yang dilakukannya memberikan jaminan
imbal hasil atas investasi yang memadai atau tidak.
Oleh investor, studi kelayakan sering digunakan
sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya
investasi dilakukan.
b. Wirausahawan
Wirausahawan memulai bisnis atau
mengembangkan bisnis yang sudah ada, sudah
barang tentu memerlukan pengorbanan yang
cukup besar dan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian. Wirausahawan, studi kelayakan
bisnis sangat penting dilakukan agar kegiatan
bisnis tidak mengalami kegagalan dan memberi
keuntungan sepanjang waktu. Penyandang dana
yang memerlukan persyaratan tertentu, seperti
bankir, investor, dan pemerintah. Studi
kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman,
dan bahan pertimbangan untuk rnerintis dan
mengembangkan usaha atau melakukan investasi
baru sehingga bisnis yang akan dilakukan
meyakinkan wirausahawan itu sendiri ataupun
bagi semua pihak yang berkepentingan.
c. Masyarakat dan pemerintah
Masyarakat dan pemerintah, studi kelayakan
sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian
apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan
bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau
sebaliknya—justru merugikan—seperti bagaimana
dampak lingkungan, apakah positif atau negatif.
Demikian juga bagi pemerintah, sangat penting
untuk mempertimbangkan izin usaha atau
penyediaan fasilitas lainnya.

142
1. Tahapan Studi Kelayakan
Studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-
tahap sebagai berikut.
a. Ide
Ide kemudian dirumuskan dan diidentifikasi,
misalnya kemungkinan-kemungkinan bisnis yang
paling memberikan peluang untuk dilakukan
dan menguntungkan dalam jangka waktu yang
panjang.Tahap penemuan ide adalah tahap di
mana wirausahawan memiliki ide untuk merintis
usaha barunya. Banyak kemungkinannya, misalnya
bisnis industri, perakitan, perdagangan, usaha
jasa, atau jenis usaha lainnya yang dianggap paling
layak.
b. Tujuan
Tahap perumusan visi dan misi bisnis, seperti visi
dan misi bisnis yang hendak diemban setelah
bisnis tersebut diidentifikasi; apakah misinya
untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat
diperlukan masvurakut sepanjang waktu ataukah
untuk menciptakan keuntungan yang langgeng;
atau apakah visi dan misi bisnis yang akan
dikembangkan tersebut benar-benar menjadi
kenyataan atau tidak? Semuanya dirumuskan
dalam bentuk tujuan.
c. Analisa
Tahap anlisis penelitian, yaitu proses sistematis
yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan
apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau
tidak. Tahapan ini dilakukan seperti prosedur
proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai
dengan mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Kesirnpulan dalam studi kelayakan usaha hanya
dua, yaitu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
Ada beberapa aspek yang harus diamati dan
dicermati Selain tahapan-tahapan tersebut,
dalam tahap analisis tersebut yang meliputi hal-
hal sebagai berikut.
a. Aspek manajemen/pengelolaan, meliputi
organisasi, aspek pengelolaan, tenaga kerja,
kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan
143
sebagainya. Aspek yuridis dan lingkungan
perlu menjadi bahan analisis sebab
perusahaan harus mendapat pengakuan dari
berbagai
pihak dan harus ramah lingkungan.
d. Aspek finansial/keuangan, meliputi sumber dana
dan penggunaannya, proyeksi biaya,
pendapatan, keuntungan, dan aliran kas.
e. Aspek pasar, mencakup produk yang akan
dipasarkan, peluang, permintaan, dan
penawaran, harga, segmentasi, pasar
sasaran, ukuran, perkembangan, dan struktur
pasar serta strategi pesaing.
f. Aspek teknik produksi/operasi, meliputi
lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan,
bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja,
metode produksi, lokasi, dan tata letak pabrik
atau tempat usaha.
d. Tahap keputusan
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya
meyakinkan, langkah berikutnya adalah tahap
pengambilan keputusan apakah bisnis tersebut
layak dilaksanakan atau tidak. Karena
menyangkut keperluan investasi yang
mengandung risiko, keputusan bisnis biasanya
berdasarkan pada beberapa kriteria investasi,
seperti periode pembayaran kembali (pay back
period PBP), nilai sekarang bersih (net present
value—NPV), tingkat imbal hasil internal
(internal rate of return), dan sebagainva yang
akan diuraikan dalam bab ini. Secara ringkas,
proses studi kelayakan tersebut dapat
diilustrasikan pada Gambar 11.1.

144
Gagasan

Tujuan
(Visi dan Misi

Analisis/Evaluasi:
Pasar
Produksi/Operasi
Manajemen
Keuangan
Ekonomi

Keputusan

Tidak
Dilaksanakan
dilaksanakan

Gambar 9.1 Proses Studi Kelayakan Bisnis

9.2. Analisis Kelayakan Bisnis


Seperti yang telah dikemukakan pada paragraf
sebelumnya bahwa untuk mengetahui layak atau
tidaknya suatu bisnis untuk dilakukan, harus dianalisis
berbagai aspeknya. Bagaimana cara mengetahui
bahwa aspek-aspek tersebut layak atau tidak? Berikut
terdapat beberapa kriteria yang dapat dijadikan
aspek penilaian.
1. Aspek Marketing
Seorang wirausahawan untuk menganalisis
aspek pemasaran, terlebih dahulu harus melakukan
penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem
informasi pemasaran yang memadai berdasarkan pada
analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis
atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang
memadai atau tidak. Beberapa komponen yang harus
dianalisis dan dicermati dalam analisis pasar, biasanya
terdapat, di antaranya ialah sebagai berikut.
a. Barang dan jasa kebutuhan konsumen
Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan
diinginkan konsumen? Berapa banyak yang
145
mereka butuhkan? Bagaimana daya beli mereka?
Kapan mereka mernbutuhkan? (ika kebutuhan
dan keinginan mereka teridentifikasi dan
memungkinkan terpenuhi, berarti peluang
pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat
dari kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Klasifikasi pelanggan
Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi,
misalnya berdasarkan pada geografi, demografi,
dan sosial budaya. Jika segmentasi pasar
teridentifikasi, pasar sasaran akan dapat
terwujud dan tercapai.
c. Target pasar
Target pasar menyangkut banyaknya konsumen
yang dapat diraih. Berapa target yang ingin
dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap
bisnis? Apakah memberi kepuasan atau tidak?
Jika loyal, potensi pasar tinggi.
d. Value Added
Wirausahawan harus mengetahui nilai tambah
produk dan jasa pada setiap rantai pemasaran,
mulai dari pemasok, agen hingga konsumen
akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya
diukur dengan harga, misalnya berapa harga dari
pabrik pemasok, harga setelah berada di agen,
dan harga setelah terdistribusi kepada
konsumen. Dengan mengetahui nilai tambah
setiap rantai pemasaran, nilai tambah bisnis
akan dapat diketahui tinggi atau rendah.
e. Life cycle product
Siklus hidup produk berhubungan dengan
apakah masa hidup produk dan jasa bertahan
lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa
produk lebih dari waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan laba sampai modal kembali
atau tidak. Jika masa produk lebih lama, berarti
potensi pasar tinggi. Harus dianalisis juga apakah
produk industri baru atau industri lama sudah
mapan atau produk industri justru sedang
menurun. Jika produk industri baru sedang
tumbuh, potensi pasar tinggi.
f. Market Structure
146
Struktur pasar mengharuskan adanya analisis
apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan
termasuk pasar persaingan tidak sempurna
(seperti pasar monopoli, oligopoli, dan
monopolistik), atau pasar persaingan
sempurna. Jika barang dan jasa termasuk jenis
pasar persaingan tidak sempurna, berarti
potensi pasar tinggi dibandingkan bila produk
termasuk pasar persaingan sempurna.
g. Competition Strategi analisys
Harus dianalisis apakah tingkat persaingan
tinggi atau rendah. Jika persaingan tinggi,
berarti peluang pasar rendah. Wirausahawan
harus membandingkan keunggulan pesaing
dilihat dari strategi produk, harga, jaringan
distribusi, promosi, dan tingkat penggunaan
teknologinya. Jika pesaing lebih unggul, berarti
bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan
akan leniah dalam persaingan. Untuk
memenangkan persaingan, tentu saja bisnis
tersebut harus lebih unggul daripada pesaing.
h. Market size
Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume
penjualan. Jika volume penjualan tinggi, berarti
pasar potensial. Misalnya, dengan volume
penjualan usaha skala kecil senilai Rp5 miliar per
tahun atau senilai RplO juta per hari, berarti
ukuran pasar cukup besar.
i. Market Growth
Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari
pertumbuhan volume penjualan. Jika
pertumbuhan pasar tinggi (misalnya, lebih dari
20 persen), berarti potensi pasar tinggi.
j. Profit margin
Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau
rendah? Jika profit margin kotor lebih dari 20
persen, berarti pasar potensial.

k. Market share
Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah
barang dan jasa yang diminta dengan jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa
147
pasar menurut proyeksi meningkat, bahkan
setelah lima tahun mencapai 40 persen, berarti
bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan
memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Jika aspek pemasaran global layak, analisis
berikutnya adalah aspek produksi atau operasi.
Analisis Aspek Produksi. Beberapa unsur dari aspek
produksi yang harus dianalisis, yaitu mencakup
hal-hal sebagai berikut.
a. Tempat operasi
Lokasi untuk bisnis hendaknya dipilih yang
paling strategis dan efisien, baik bagi perusahaan
itu sendiri maupun bagi pelanggannya. Misalnya,
dekat kepada pemasok, kepada konsumen, ke
alat transportasi, atau di antara ketiganya. Di
samping itu, lokasi bisnis harus menarik agar
konsumen tetap loyal.
b. Volume operasi
Volume operasi harus relevan dengan potensi
pasar dan prediksi per mintaan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas.
Volume operasi yang berlebihan akan
menimbulkan masalah baru dalam
penyimpanan/penggudangan yang pada akhirnya
memengaruhi harga pokok penjualan.
c. Production technologi
Teknologi, mesin dan peralatan harus sesuai
dengan perkembangan teknologi masa kini dan
yang akan datang serta harus disesuaikan
dengan luas produksi agar tidak terjadi
kelebihan kapasitas.
d. Raw material
Bahan baku dan bahan penolong serta sumber
daya yang diperlukan harus cukup tersedia.
Persediaan tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan sehingga biaya bahan baku menjadi
efisien.
e. Karyawan
Tenaga kerja berapa jumlah yang diperlukan
dan bagaimana kualifikasinya. Jurnlah dan
kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan
keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan
148
untuk menyelesaikannya, supaya lebih tepat,
cepat, dan hemat (efisien).
f. Lay Out
Tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas
operasi. Tata letak harus tepat dan prosesnya
praktis sehingga efisien.
.
2. Aspek Manajemen
Aspek pemasaran dan operasi layak, analisis
selanjutnya adalah aspek manajemen, dalam
menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat
beberapa unsur yang harus dianalisis, seperti berikut.
a. Ouwner
Pemilik, apakah unit bisnis yang akan didirikan
milik pribadi (perorangan) atau milik bersama
(persekutuan, seperti CV, PT, dan bentuk badan
usaha lainnya). Apa saja keuntungan dan kerugian
dari unit bisnis yang dipilih tersebut? Hendaknya
dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan
menguntungkan.
b. Organizational structure
Jenis organisasi apa yang diperlukan? Apakah
organisasi lini, staf, lini dan staf, atau bentuk lainnya.
Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
c. Management team
Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau
melibatkan orang lain secara professional, hal ini
bergantung pada skala usaha dan kemampuan yang
dimiliki wirausahawan. Bila bisnis merupakan
skala besar, sebaiknya dibentuk tim manajemen
yang solid.
d. Employee
Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah,
kualifikasi, dan kualitas yang diperlukan. Bila
analisis ketiga aspek tersebut tidak menimbulkan
permasalahan, analisis bisnis dapat diteruskan
pada analisis aspek keuangan.

3. Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi komponen-
komponen sebagai berikut.
a. Funding needs
149
Kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,
misalnya besarnya dana untuk aktiva/aset tetap,
modal kerja, dan pembiayaan awal.
b. Source of funds
Sumber dana, seperti telah dijelaskan
sebelumnya, ada beberapa sumber dana yang
layak digali, yaitu sumber dana internal
{misalnya, modal disetor -dan laba ditahan) dan
modal eksternal (misalnya, obligasi dan
pinjaman).
c. Balance sheet projections
Sangat penting untuk mengetahui posisi harta,
kekayaan serta kondisi keuangan lainnya,
misalnya posisi aktiva lancar, aktiva tetap,
pasiva/liabilitas lancar, kewajiban jangka panjang,
dan kekayaan bersih.
d. Projection of profit and loss
Proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun
menggambarkan perkiraan laba atau rugi pada
masa yang akan datang. Komponennya meliputi
proyeksi penjualan, biaya, dan laba rugi bersih.
e. Projection of cash flow
Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan
perusahaan untuk melaksanakan kewajiban-
kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis aliran
kas, yaitu mencakup aliran kas berikut.
1) Aliran kas masuk, merupakan penerimaan
berupa hasil penjualan atau pendapatan.
2) Aliran kas keluar, merupakan biaya-biaya
termasuk pembayarari bunga dan pajak.
3) Aliran kas masuk bersih, merupakan selisih
dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar
ditambah penyusutan dengan perhitungan
bunga setelah pajak.

Proyeksi aliran kas dapat dihitung dengan rumus (dan lihat


Tabel 9.1):

Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan + (1 – tarif pajak) bunga

150
Tabel 9.1 Proyeksi Aliran Kas

Tahun Laba setelah Penyusutan Bunga Pembelian


pajak
0 38.000.000 2.000.000 0,18 22.000.000
1 50.000.000 7.000.000 0,20 57.000.000
2 65.000.000 10.000.00 0,22 145.000.000
3 130.000.000 0 0,24 150.000.000
20.000.00
0

Kriteria Investasi
Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yang
dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis,
dipergunakan empat kriteria, yaitu metode periode
pembayaran kembali (payback period), nilai sekarang bersih
(net present value), tingkat imbal hasil internal (internal
rate of return), dan indeks probabilitas. (probability index).

Payback Period
Periode pembayaran kembali sangat penting untuk
menghitung jangka waktu imbal hasil atas model. Semakin
cepat periode pembayaran kembalinya, maka semakin baik
bisnis tersebut. Periode pembayaran kembali adalah
periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi. Untuk menghitung waktu imbal hasil
atas investasi tersebut digunakan rumus:

Nilai Sekarang
Periode Pembayaran Kembali = ______________________ x tahun
Kas Masuk Bersih

Jika periode pembayaran kembali lebih pendek


waktunya daripada periode pembayaran kembali
maksimum, usulan investasi dapat diterima.

Contoh:
Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk
investasi senilai Rp 96.000.000. Dari investasi tersebut
diperoleh keuntungan setelah pajak senilai Rp 20.000.000.
Jika depresiasi senilai Rp 12.000.000, periode pembayaran
kembaliannya adalah:
151
Investasi
Rp.96.000.000
Keuntungan setelah pajak Rp. 20.000.000
Depresiasi Rp. 12.000.000
Aliran kas masuk
Rp.32.000.000

96.000 .000
Periode Pembayaran Kembali= x 1th=3 th
32.000 .000

Perhitungan dengan menggunakan periode


pembayaran kembali tersebut masih memiliki kelemahan
karena kurang memperhitungkan unsur waktu.
Perlu diingat bahwa suatu bisnis memiliki
keuntungan ekonomis apabila:

I = TR – TC > 0 atau
II = Bt – (Co + ∑ Ct) > 0 atau
III = TR = ∑Bτ > 0
TC (Co + Ct)

di mana,
P = Profit (keuntungan ekonomis)
TR = Bt (benefit), adalah penerimaan total tahunan yang
merupakan manfaat ekonomis suatu proyek atau
disebut juga aliran kas per tahun pada periode t.
TC = Co + å Ct = Io adalah biaya tahunan yang
dikeluarkan, disebut sebagai investasi awal pada
periode t.
Co = biaya tetap awal
Ct = biaya variabel

Perhitungan keuntungan tersebut terdapat kelemahan,


sebab tidak memasukkan unsur waktu dan unsur
tingkat/suku bunga (interest rate) atau tingkat imbal hasil
(rate of return). Suku bunga atau tingkat imbal hasil ialah
konsep periodik yang mengukur imbal hasil atas investasi
(return on invesment-ROI). Untuk mengukur tingkat imbul
hasil biasanya digunakan bunga bank yang berlaku secara
umum atau berdasarkan pada tingkat imbal hasil kredit

152
atraktif minimum yang diharapkan investor (expeceted
minimum atractive rate of return-MARR).
Unsur waktu dan tingkat imbal hasil dalam menilai
kriteria invetasi harus dimasukkan, seperti pada penilaian
kriteria nilai bersih sekarang (net present value) atau NPV.

Kriteria Nilai Sekarang Bersih


Nilai uang sebagai manfaat ekonomi perlu diperhatikan
bahwa dari usaha yang diperkirakan akan diterima pada
masa yang akan datang tidak sama dengan nilai uang yang
diterima sekarang karena adanya faktor suku bunga dan
besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab
itu, dalam studi kelayakan usaha, unsur waktu dan suku
bunga (interest rate) harus diperhitungkan.

NPV(t) = [ ] [(
Bt
( 1+i )
− C 0+ ∑
( ))]
Ct
( 1+i )
atau

NPV(t) = ∑ PFt (Bt) - ∑ PFt (Ct), di mana t = 1,2,3, ...


n

Sedangkan PFt = (1 + i) –t adalah faktor nilai sekarang,


di mana :
NPV = Nilai bersih sekarang
Bt = Benefit (aliran kas masuk pada periode t)
i = Interest (tingkat bunga bank yang berlaku)
t = Periode waktu
(1 + i)-t = Discount factor atau Faktor Nilai Sekarang
atau (PFt).

PFt dapat dhitung sebagai berikut.


PF1 = (1 + i)-1
PF2 = (1 + i)-2
PF3 = (1 + i)-3

Bila dimisalkan bunga bank yang berlaku 18%/tahun


dan t=1, maka:
PF1 = (1 + 0,18)-1 = 0,847457627 = 0,8475

Cara menghitung PFt: PF1 = (1 + i)-1 = (1 +


0,18)-1
+ dengan menggunakan kalkulator
153
pijir/ilmiah:
1,18 INV x 1 +/- = 0,847457627 = 0,8475

Contoh:
Perusahaan konveksi di Malang ingin menambah mesin
jahit baru dengan biaya investasi awal senilai Rp 80 juta.
Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun.
Dari hasil survei diperoleh perkiraan aliran kas
(penerimaan dan biaya) adalah sebagai berikut.

Tahun Biaya Total (Ct) Penerimaan Total


(Jutaan Rp) (Bt)
(Jutaan Rp.)
0 80 0
1 20 40
2 30 50
3 80 160
4 40 120
5 10 80
Bila uang yang diinvestasikan tersebut dapat dipinjam
dari bank dengan bunga 18% per tahun, apakah
keputusan pembelian mesin baru itu layak secara
ekonomis?
Dengan menggunakan rumus:

NPV(t) = [ ] [(
Bt
( 1+i )
− C 0+ ∑
( ))]
Ct
( 1+i )

dengan bunga 0,18 maka dalam tabel akan tampak


sebagai berikut.

Tahun
0 1 80 0 40,00 0 -4
1 0,8475 40 40 8,47 16,95 8,48
2 0,7182 30 50 10,77 17,95 7,18
3 0,6086 80 160 24,34 46,69 22,35
4 0,5158 40 120 10,32 30,95 20,63
5 0,4371 80 2,19 17,48 15,29
10

154
NPV (0,38) = NPV t = 33,93

Catatan: PF = (1 + i)-t = (1 – 0,18)-t


Berdasarkan pada perhitungan NPV tersebut, maka
keuntungan ekonomis pembelian mesin jahit baru senilai
Rp 33,93 juta. Karena NPV > 0, pembelian mesin untuk
konveksi tersebut layak berdasarkan pada pertimbangan
ekonomi.

Kriteria Rasio Biaya-Manfaat (Cost Benefit Ratio =


CBR)
Untuk menghitung rasio biaya (benefit cost ration – BCR)
digunakan rumus sebagai berikut.
BCR (i) = ¿¿ ¿ ¿ ∑

Manfaat ekonomis diperoleh apabila BCR > 1.


Dengan menggunakan rumus tersebut, besar CBR adalah
sebagai berikut.

PFt (Bt) = 16,95 + 17,95 + 46,69 + 30,95 + 17,48 =


130,02
PFt (Ct) = 40 + 8,47 + 10,77 + 24,34 + 10,32 + 2,19 =
96,09

∑ PFt (Bt) 130,02


______________ __________
B C R(i) = = = 1,35
∑ PFt (Ct) 96,09

Karena nilai BCR > 1, investasi dalam mesin baru


pada perusahaan konveksi tersebut layak secara
ekonomis. Manfaat ekonomis dari pembelian mesin baru
adalah 1,35 kali lebih besar daripada nilai biaya total
pada suku bunga = 0,18. Dengan besar BCR = 1,35 berarti
setiap Rp 1 yang diinvestasikan akan memberikan hasil
senilai Rp1,35 sehingga investasi dalam usaha konveksi
tersebut dapat dikatakan layak. Bila BCR < 1, proyek
bisnis memberikan kerugian secara ekonomis.

Internal Rate of Return


Tingkat imbal hasil internal (internal rate of return –
IRR) adalah suku bunga (interest rate-i) yang membuat
155
nilai sekarang bersih (net present value-NPV) menjadi
nol atau disebut juga indeks keuntungan (profitability
indeks – PI).
Kriteria IRR adalah :

Bila IRR > MARR, maka bisnis layak secara


ekonomis
Dimana:
MARR = Minimum Atractive Rate of Return
IRR dapat dihitung dengan cara coba-coba
memasukkan suku bunga, yaitu untuk mengetahui secara
pasti berapa nilai suku bunga yang membuat NPV = 0.
Misalkan dalam kasus tersebut ketika tingkat bunga
18%, maka nilai NPV = Rp 33,93 juga yang berarti nilai
NPV > 0. Karena nilai NPV > 0, kita coba lagi dengan
menggunakan bunga tersebut 18%, misalkan 36%
sehingga hasilnya adalah sebagai berikut.

Tahun
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,7353 10 20 7,35 14,71 7,36
2 0,5407 15 25 8,11 13,51 5,40
3 0,3975 40 80 15,9 31,80 15,90
4 0,2923 20 60 5,85 17,54 11,69
5 0,2149 5 40 1,01 8,59 7,58

NPV (0,36) = NPV t = 7,94


Catatan: PF = (1 + i)-t = (1 – 0,36)-t
Dengan menggunakan suku bunga 36%, ternyata NPV
masih lebih besar daripada nol. Coba lagi dengan
menggunakan suku bunga 40%, maka hasilnya sebagai
berikut.
Tahun
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,7143 10 20 7,14 14,28 7,14
2 0,5102 15 25 7,65 12,76 5,11
3 0,3644 40 80 14,58 29,15 14,57
4 0,2603 20 60 5,20 15,62 10,42
5 0,3859 5 40 0,93 7,43 6,50

NPV (0,40) = NPV t = 3,74

156
Catatan: PF = (1 + i)-t = (1 – 0,40)-t
Ternyata NPV > 0, maka dicoba lagi dengan
menggunakan suku bunga sebesar 48%, hasilnya adalah
sebagai berikut.

Tahun
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,6757 10 20 6,76 13,51 6,75
2 0,4565 15 25 6,85 11,41 4,56
3 0,3085 40 80 12,34 24,68 12,34
4 0,2084 20 60 4,17 12,50 8,33
5 0,1408 5 40 0,70 5,63 4,93

NPV (0,40) = NPV t = - 3,909

Setelah dicoba dengan suku bunga 48%, ternyata nilai


NPV < 0.

Dengan cara dicoba-coba seperti contoh tersebut, maka


diperoleh:

NPV(i = 0,19) = 33,93 > 0


NPV(i = 0,36) = 7,94 > 0
NPV(i = 0,40) = 3,74 > 0
NPV(i = 0,48) = - 3,09 > 0
NPV = 0 terletak antara bunga 40 dan 48. Selain di antara
angka-angka itu.
NPV tidak sama dengan nol.

Dengan menggunakan interpolasi, maka:


i = 0,40 NPV = 3,74
i = 0,48 NPV = -3,09

maka :

3,74 – 0
__________________
IRR = 0,40 + (0,48 – 0,40)
3,74 – (-3,09)
IRR = 0,4438

157
Karena pada suku bunga 44,38% nilai NPV = 0, maka
proyek tersebut layak secara ekonomis. Perhitungan IRR
dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan
kalkulator finansial.

Laporan Studi Kelayakan Bisnis


Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis secermat
mungkin dan hasilnya secara ekonomis dinyatakan
layak, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan
studi kelayakan. Sistematika laporan studi kelayakan
pada umumnya berisi hal-hal sebagai berikut.

158
CONTOH CONTENT
KELAYAKAN BISNIS

BAB I LATAR BELAKANG


1.1 Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru/Pengembangan
Bisnis
1.2 Nama dan Alamat Perusahaan
1.3 Bidang Usaha
1.4 Bentuk Perusahaan
1.5 Gambaran Perkembangan Perusahaan (untuk perusahaan
yang sudah ada)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN


(Untuk perusahaan yang sudah ada)
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.2 Perizinan
2.3 Aspek Teknis Produksi/Operasi
2.4 Aspek Pemasaran
2.5 Aspek Manajemen
2.6 Aspek Keuangan

BAB III PENGEMBANGAN BISNIS


3.1 Bisnis yang Diusulkan
a. Sifat Investasi (baru/perluasan)
b. Jenis Produk (produk utama dan sampingan)
3.2 Technical aspects
a. Sifat Proyek
b. Jenis dan Jumlah Produksi
c. Lokasi
d. Bangunan
e. Mesin dan Peralatan
f. Tata Letak Proses
g. Proses Produksi
h. Kapasitas Produksi
i. Bahan Baku dan Bahan Penolong
j. Tenaga Kerja

159
3.3 Marketing Aspect
a. Peluang Pasar
b. Segmentasi Pasar
c. Sasaran Pasar
d. Masa Hidup Produk
e. Struktur Pasar
f. Persaingan dan Strategi Bersaing
g. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya
h. Pangsa Pasar
i. Margin Laba Kotor

3.4 Management Aspects


a. Kepemilikan
b. Struktur Organisasi
c. Tim Manajemen
d. Tenaga Kerja/Karyawan

3.5 Financial aspect


a. Kebutuhan Dana
b. Sumber Dana
c. Prediksi Pendapatan
d. Prediksi Biaya
e. Prediksi Laba-Rugi
f. Kriteria Investasi

BAB IV KESIMPULAN
LAMPIRAN

Untuk mengetahui lebih jelas tentang usulan


bisnis, perhatikan salah satu contoh usulan/proposal
usaha berikut.

160
PROPOSAL USAHA

Diajukan kepada:
..................................................................................
(Lembaga Penyandang Dana)

..................................................................................
(Nama Pemilik)

..................................................................................
(Nama Perusahaan)

..................................................................................
..................................................................................
(Alamat dan Telepon)

161
RINGKASAN PENGEMBANGAN BISNIS

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang: (perusahaan apa, mengapa, untuk apa
perusahaan ini didirikan)
2. Ruang Lingkup: (aspek organisasi/manajemen,
pemasaran, produksi, keuangan)

B. Organisasi/Manajemen
1. Nama Perusahaan : ..........................
2. Nama Pemilik/Pimpinan : ..........................
perusahaan : ..........................
3. Bidang Usaha : .......................... orang
4. Jumlah Karyawan/Tenaga
Kerja

C. Pemasaran
1. Produk yang Dipasarkan : ..........................
2. Sasaran Konsumen/Pembeli : ..........................
3. Wilayah Pemasaran : ..........................
4. Rencana Penjualan Tahunan : .......................... unit

D. Teknik/Produksi/Operasi Usaha
1. Kapasitas Produksi : .......................... unit
2. Ketersediaan Bahan Baku : ..........................
3. Fasilitas dan Sarana Produksi : ..........................
4. Masa Implementasi : ..............tahun/bulan

E. Keuangan
1. Total Pembiayaan Proyek : Rp.....................
2. Modal Sendiri : Rp.....................
3. Pinjaman yang Diajukan : Rp.....................
4. Jangka Waktu Pengembalian : ..............tahun/bulan
5. Penjualan Per tahun : Rp.....................
6. Keuntungan Per tahun : Rp.....................
7. Imbal Hasil atas Investasi : ..........................
8. Titik Impas : ..........................

162
1. Latar Belakang
1.1. Gagasan Awal Usaha
Kebutuhan akan ... akhir-akhir ini tampak semakin meningkat
seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat PT ... yang
berlokasi di Jl. ... No. ... Telp... berusaha dalam bidang ...
bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas
produksi dengan harapan dapat memenuhi permintaan
konsumen yang terus meningkat.
Dalam rangka memperluas dan meningkatkan kapasitas
produksi tersebut kami PT ... memerlukan dana untuk
pembelian ... dan modal kerja sebagaimana tercantum dalam
usulan proposal proyek ini.

1.2. Aspek Penting


Dalam usulan proposal ini terdapat empat aspek penting,
yaitu :
1. Aspek Organisasi dan Manajemen, berkaitan dengan nama
perusahaan, bidang usaha, nama pemilik, jumlah
karyawan, serta organisasi.
2. Aspek Pemasaran, berkaitan dengan perkembangan pasar
saat ini, prospek pasar dan pemasaran, sasaran pemasaran,
dan rencana penjualan per tahun dari produk yang akan
dipasarkan.
3. Aspek Produksi/Operasi, berkaitan dengan rencana
pendirian, perluasan, dan pengoperasian.
4. Aspek Keuangan, berkaitan dengan masalah kebutuhan
dana untuk investasi dan modal kerja, penggunaan dana,
kalkulasi biaya, proyeksi pendapatan, dan jadwal
pengembalian pinjaman.

2. Organisasi dan Manajemen


2.1. Umum
Nama Perusahaan : PT X
Nama Pemilik/Pimpinan :
Alamat Kantor dan Tempat Usaha :
Bentuk Badan Hukum : No
Tahun Berdiri :

163
Bagan/Struktur Organisasi
KOMISARIS
(Nama Komisaris)

DIREKTUR
(Nama Direktur)

MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER


PEMASARAN PRODUKSI PERSONALIA KEUANGAN
Nama Nama Nama Nama

164
2.2. Pemegang Saham
No Nama Banyaknya Nilai Saham
Pemegang (Lembar) (ribu Rp)
1. ....................... ....................... Rp.......................
2. ....................... ....................... Rp.......................
3. ....................... ....................... Rp.......................
4. ....................... ....................... Rp.......................
Jumlah ....................... ....................... Rp.......................
2.3. Perizinan
Jenis Perizinan Biaya (Rp)
Izin Prinsip (dari instansi teknis) Rp.......................
SITU (Surat Izin Tempat Usaha) Rp.......................
SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) Rp.......................
TDP (Tanda Daftar Perusahaan) Rp.......................
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Rp.......................
Akta Pendirian Rp.......................
2.4. Kegiatan Operasional dan Jadwal Pelaksanaan
Jenis Kegiatan Jadwal Nilai Saham
Praoperasional Pelaksanaan (ribu Rp)
123456789
10 11 12
1. Survei Pasar Rp.......................
2. Menyusun Rencana Rp.......................
Usaha Rp.......................
3. Perizinan Rp.......................
4. Survei Tempat
5. Survei Peralatan
6. Instalasi Air,
Listrik, Telepon
7. Mencari Tenaga
Kerja
8. Uji Coba Produksi
9. Operasional

Jumlah Rp.......................

2.5. Kegiatan Operasional dan Jadwal Pelaksanaan


Inventaris Merek Jumlah Harga Total
(Rp) (Rp)
1. Komputer
2. Mesin Tik

165
3. Mesin
Faks.
4. Mobil
5. .............. dst
Jumlah

3. Aspek Pemasaran
3.1. Gambaran Umum
1. Jenis produk yang dipasarkan : .................
2. Cakupan pemasaran meliputi : ................. Misalnya,
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, Nasional, dan Internasional).

3.2. Permintaan
1. Jumlah Permintaan terhadap Prosuk
f. Sasaran Pembeli/Konsumen : ...........................
g. Jumlah Konsumen : ...........................
h. Jumlah Kebutuhan : ...........................
i. Total Kebutuhan per tahun : ...........................

2. Proyeksi Permintaan Selama 5 Tahun mendatang


Tahun Proyeksi Permintaan (dalam unit)
2020 ..............................................................................
2021 ..............................................................................
2022 ..............................................................................
2023 ..............................................................................
2024 ..............................................................................

1.1. Penawaran/Pesaing
Nama Pesaing Kapasitas Produksi/Tahun

Total Penawaran

1.2. Rencana Penjualan/Pangsa Pasar


Tahu Permintaan Penawara Peluang Rencana Pangsa
n n Pasar Pasar
(2) Penjual
(1) (3) (4) = (5) 5/4 x
(2) – 100%
(3)
2020
2021
166
2022
2023
2024

1.3. Strategi Pemasaran Pesaing


Uraikan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing, misal:
1. Produk (mutu, ukuran, kemasan, tipe).
2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan).
3. Jalur pemasaran (langsung, tidak langsung).

1.4. Strategi Pemasaran Perusahaan


1. Produk (metu, ukuran, kemasan, tipe)
2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan)
3. Jalur Penjualan
4. Promosi

2. Aspek Produksi
2.1. Produk
1. Uraikan ciri-ciri produk : ...................
2. Kegunaan utama produk : ...................
2.2. Proses Produksi
Skema/Bagan Alur Proses Produksi:

INPUT → PROSES → OUTPUT → PENGEPAKAN dan seterusnya.

2.3. Kapasitas Produksi


Tahun Rencana Produksi (dalam unit)
2020
2021
2022
2023
2024
2.4. Tanah/Bangunan
1. Beli (... m²) Rp .........................
2. Sewa (... tahun) Rp .........................
2.5. Kapasitas Produksi
Nama Biaya Utilitas
1. Pemasangan Instalasi Listrik Rp
2. Pemasangan Instalasi Air/PAM Rp
3. Pemasangan Instalasi Telepon Rp
4. Lain-lain Rp

167
Jumlah Rp

2.6. Peralatan/Mesin/Kendaraan
Beli/Sewa Nama Merek Jumlah Harga
(Rp)
1. Beli
2. Sewa/thn
3. Hibah

2.7. Biaya Umum Pabrik


Jenis Biaya Umum Biaya Utilitas
1. Pemeliharaan mesin dan peralatan Rp
2. Suku cadang, bahan bakar, oli, dan Rp
lainnya
3. Listrik, air, dan lain-lain Rp
4. Pemeliharaan bangunan Rp

2.8. Limbah
1. Kualitas Limbah dan Cara Penanggulangannya.
2. Biaya Pengendalian Limbah per Tahun.
3. Prosedur IPAL

BIAYA PROYEK
(dalam rupiah)
Keterangan Modal Kredit Jumlah
Sendiri
A. INVESTASI
1. Tanah
2. Bangungan/Toko
3. Mesin dan Peralatan
4. Inventaris kantor
5. Kendaraan
6. Lain-lain
Total aktiva tetap
B. INVESTASI PRAOPERASIONAL
1. Rencana Usaha
2. Perizinan
3. Pelatihan
4. Uji coba produksi
168
5. Lain-lain
6. Total Praoperasional
C. TOTAL INVESTASI (A + B)
D. MODAL KERJA
Biaya Pokok Produksi
Bahan baku
1. Upah tenaga produksi
2. Biaya umum pabrik
Total biaya produksi
Biaya Usaha
1. Gaji pimpinan
2. Gaji Karyawan
3. Biaya Pemasaran
4. Alat tulis kantor
5. Biaya Sewa
6. Lain-lain
Total Biaya Usaha
TOTAL BIAYA
OPERASIONAL/TAHUN
MODAL KERJA (x Rp)
TOTAL BIAYA PROYEK (C +
D)
PERSENTASE

BIAYA NERACA
(dalam rupiah)
Keterangan Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu
n n n n n n
0 1 2 3 4 5
I. AKTIVA
A. Aktiva Lancar
1. Kas
2. Piutang
3. Pemeliharaan
Total Aktiva
Lancar
B. Aktiva Tetap
1. Tanah
2. Bangungan
3. Mesin dan
Peralatan

169
4. Investasi
5. Kendaraan
6. Lain-lain
Total Aktiva Tetap
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku Aktiva
Tetap
C. Investasi
Praoperasional
Akumulasi
Amortisasi
Nilai Buku Aktiva
Tak berwujud
Total Aktiva (A + B
+ C)
II. KEWAJIBAN DAN
MODAL
A. Kewajiban Lancar
1. Kewajiban
Dagang
2. Kredit Modal
Kerja
Total Kewajiban
Lancar
B. Kewajiban Jangka
Panjang
Kredit Investasi
Total Kewajiban
Jangka Panjang
C. Modal
1. Modal Sendiri
2. Laba Periode
Lalu
3. Laba
Total Modal
Total Kewajiban dan
Modal
(A + B + C)
Laba
________________
ROI = x 100%
Total Aktiva
170
PROYEKSI LABA RUGI
(dalam rupiah)
Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
1 2 3 4 5
A. PENJUALAN
B. BIAYA POKOK
PRODUKSI
1. Bahan Baku
2. Upah Tenaga Kerja
3. Biaya Umum Pabrik
Total Biaya Pokok
Produksi

C. LABA KOTOR (A – B)
D. BIAYA USAHA
1. Gaji Pimpinan
2. Gaji Karyawan
3. Biaya Pemasaran
4. Perlengkapan
Kantor
5. Biaya Sewa
6. Biaya Lain-lain
7. Penyusutan
8. Amortisasi
Total Biaya Usaha

E. LABA USAHA (C – D)
F. BUNGA
G. LABA SEBELUM PAJAK
(E – F)
H. PAJAK
I. LABA (G – H)
J. BEP (D/C) X 100%
Penyusutan Nilai Umur (Th) Penyus./Thn
(Rp)

1. Bangunan
2. Mesin dan Peralatan
Inventaris Kantor
3. Kendaraan
4. Lain-lain
Jumlah
171
Amortisasi Nilai Umur Amortisasi
(Rp) (Tahun) (Tahun)
Investasi Praoperasi

PROYEKSI ARUS KAS


(dalam rupiah)
Keterangan Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu
n n n n n n
0 1 2 3 4 5
TOTAL PENJUALAN
A. ARUS KAS MASUK
1. Penjualan
Tunai
2. Penerimaan
Piutang
3. Modal Sendiri
4. Kredit
Investasi
5. Kredit Modal
Kerja
6. Saldo Kas
Awal
Total Kas
Masuk

B. ARUS KAS
KELUAR
1. Investasi
2. Biaya Pokok
Produksi
3. Biaya Usaha
Sebelum
Penyusutan
4. Bunga
5. Pajak
Total Kas
Keluar
C. KAS BERSIH (A –
B)
D. KEWAJIBAN
BANK
1. Angsuran
172
Kredit
Investasi
2. Angsuran
Modal Kerja
Total
Kewajiban
Bank
E. SALDO KAS AKHIR
(C – D)

Keterangan: A1 = Penjualan tunai = ... x jumlah penjualan


A2 = Penjualan kredit = ... x jumlah penjualan

Keterangan Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu


n n n n n n
0 1 2 3 4 5
A. KAS MASUK
1. Penjualan
Tunai
2. Penerimaan
Piutang
Total Kas Masuk

B. TOTAL KAS
KELUAR
C. KAS NETO (A – B)
D. FAKTOR DISKON
F1 = T1

Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


0 1 2 3 4 5
E. NILAI
SEKARANG (C x
D)
F. FAKTOR
DISKON F2 =
T2
G. NILAI
SEKARANG (C
x F)
H. IRR
173
Rumus untuk menghitung faktor diskon (discount factor – DF):
1 1 1 1 1
DF T1 s.d T5 = _________ __________ __________ _________ _________
(1 + i)1 (1 + i)2 (1 + i)3 (1 + i)4 (1 + i)5

Penilaian Persiapan Bisnis Baru


Sebelum suatu usaha baru dimulai seperti telah
dikemukakan, , terlebih dahulu harus disiapkan suatu
rencana usaha yang baik dan evaluasi. Suatu rencana
usaha yang baik menurut Peggy Lambing (2000:132)
biasanya berisi komponen-komponen sebagai berikut.

1. Ringkasan pelaksanaan usaha, berisi pernyataan


singkat tentang:
a. kegiatan pokok perusahaan dan sistem
pengelolaan;
b. ciri-ciri dari produk/jasa dan pelayanannya;
c. ukuran pasar dan prospek/potensi pasar;
d. ringkasan proyeksi keuangan;
e. jumlah dana yang diperlukan dan
penggunaannya.
2. Deskripsi usaha, harus memuat tentang:
a. visi dan misi perusahaan;
b. tujuan jangka pendek dan jangka panjang;
c. struktur usaha;
d. bentuk perusahaan.
3. Produk dan pelayanan-pelayanan yang akan
disajikan, yaitu memuat tentang:
a. produk barang dan jasa yang akan disajikan;
b. keungguian dari barang dan jasa/pelayanan
yang ditawarkan;
c. peluang pengembangan barang dan jasa;
d. keungguian dalam pengembangan barang dan
jasa.
4. Analisis industri, harus memuat:
a. kecenderungan industri yang disenangi;
b. lingkungan industri yang berpengaruh;

c. izin dan peraturan untuk mernbangun industri;


d. ukuran industri yang akan didirikan;
174
e. keungguian dan kelemahan industri baru.
5. Anaiisis pasar, memuat tentang:
a. target atau sasaran pasar;
b. kebutuhan pelanggan;
c. potensi/prospek dan perkiraan penjualan untuk
setiap target penjualan;
d. perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu
usaha yang akan dicapai.
6. Strategi pemasaran, memuat tentang:
a. lokasi pemasaran;
b. saluran distribusi dan jaringan usaha yang
dipilih;
c. personal yang akan melakukan penjualan;
d. kebijaksanaan harga yang sesuai;
e. tujuan dan sasaran promosi serta rencana
untuk mencapai tujuan tersebut.
7. Pengelolaan, memuat tentang:
a. penentuan tugas dan tanggung jawab masing-
masing;
b. keahlian khusus masing-masing yang diperlukan;
c. bentuk dan struktur organisasi pengelolaan;
d. pemimpin atau direktur pengelola.
8. Operasi usaha, memuat tentang:
a. pemasok utama;
b. kebutuhan-kebutuhan pegawai/karyawan; t
c. sistem dan prosedur operasi;
d. tata ruang dan denah rencana;
e. keperluan peralatan dan biaya;
f. peralatan tetap dan perabot kantor;
g. keperluan persediaan bahan baku;
h. semua biaya operasi yang diperlukan.
9. Proyeksi keuangan, biasanya memuat:
a. jumlah ekuitas (modal milik sendiri) yang
dimiliki;
b. jumlah dan jenis serta sumber keuangan;
c. rencana penggunaan dana;
d. proyeksi aliran kas dan pendapatan.

Jadi, ada tiga proyeksi keuangan yang harus disiapkan,


yaitu:
a. proyeksi uang kas;
b. proyeksi pendapatan;
175
c. proyeksi saldo.

Menurut Peggy Lambing (2000:142), agar kita


yakin bahwa suatu usaha adalah tiap dimulai, perlu
diadakan evaluasi terhadap beberapa aspek berikut.

1. Evaluasi ringkasan pelaksanaan


a. Buat ringkasan yang menggambarkan rancangan
singkat secara keseluruhan, baik tentang usulan
usaha maupun barang dan jasa yang akan
dihasilkan atau disajikan.
b. Identifikasi kecenderungan industri yang sedang
digemari saat ini.
c. Susun proyeksi laba dan penjualan tahun yang akan
datang untuk bisnis baru.
d. Gambarkan tingkat pendidikan dan pengalaman
kerja serta kecakapan yang diperlukan.
e. Kumpulkan aspek legal, seperti perizinan,
persetujuan kontrak, hak paten, dan sebagainya.

2. Evaluasi misi bisnis


a. Apa tujuan dari bisnis Anda?
b. Produk, dan jasa apa yang akan disediakan?
c. Falsafah manajemen bisnis apa yang Anda miliki?

3. Evaluasi lingkungan bisnis


a. Identifikasi kecenderungan umum, seperti budaya,
penduduk, perubahan politik, teknologi, ekonomi,
tingkat bunga, dan lainnya.
b. Identifikasi jumlah dan jenis perusahaan yang
sudah ada, baik tingkat lokal maupun nasional.
c. Identifikasi kondisi bisnis yang ada, seperti harga,
tenaga kerja, upah, dan faktor ekonomi lainnya.
d. Identifikasi informasi industri tentang:
1) Industri yang paling dominasi saat ini, baik
industri kecil maupun industri besar;
2) Kegagalan yang dialami industri tersebut;
3) Apakah ada industri baru yang tumbuh
mantap?;
4) Industri apa yang cenderung paling potensial?
e. Identifikasi informasi markup dan keuntungan
setiap industri untuk mengetahui tingkat markup
176
yang baik.
f. Identifikasi informasi lokasi:
1) Bagaimana sikap masyarakan terhadap bisnis
Anda? Positif, negatif, atau netral?
2) Apakah ekonomi lokal kuat atau lemah?

4. Evaluasi produk dan jasa


a. Gambaran produk yang dihasilkan, misalnya
ukuran, bentuk, ramuan/ bahan, berat, kecepatan
barang, pengepakan, dan susunannya.
b. Jasa-jasa apa saja yang akan Anda sediakan, apakah:
1) Untuk menarik perhatian publik atau individu;
2) Memberikan jaminan waktu untuk melayani
permintaan dengan cepat;
3) Pengadaan pesanan pelanggan;
4) Jaminan pengembalian uang

5. Evaluasi pesaing
a. Identifikasi nama pesaing bisnis Anda:
1) Jika bisnis Anda ritel atau jasa, seberapa jauh
jarak pesaing dari lokasi bisnis Anda?
2) Jika bisnis Anda besar dan industri, bagaimana
area bisnis Anda dibanding pesaing?
b. Identifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis Anda
dan bandingkan dengan pesaing mengenai:
1) Pemilihan Besar Sedang Kecil
produk 100% a 0%
2) Pangsa pasar Baik 50% Kurang
3) Kualitas Baik Sedang Kurang
produk Banya Sedang Sedikit
4) Kualitas k Sedang Rendah
pelayanan Tinggi Sedang Tinggi
5) Frekuensi Renda Sedang Kurang
promosi h Sedang
6) Harga Sangat Tinggi
7) Perputaran Sedang Lama/Tu
karyawan Renda Sedang a
8) Kondisi h Lebih Kurang
keuangan Baru
177
dilihat dari Penuh
laba tinggi
9) Kondisi utang
10) Peralatan
11) kapasitas

6. Evaluasi harga
a. Apa tujuan yang ingin dicapai dari penentnuan
harga (pricing)?
1) Apakah untuk mencapai target tingkat laba
tertentu?
2) Apakah untuk memperoleh pangsa pasar?
3) Apakah untuk mencapai target volume
penjualan tertentu?
b. Markup apa yang Anda Targetkan?
1) Jika ritel: markup biaya dan markup penjualan.
2) Jika perusahaan jas: markup upah tenaga kerja
per jam dan biaya material lainnya per jam.
3) Jika barang industri: markup biaya total dan
markup jumlah barang yang diproduksi.
4) Jika pedagang besar: markup biaya rata-rata,
markup barang masuk dan keluar.
5) Bagaimana harga dan markup bisnis Anda jika
dibandingkan dengan pesaing?

c. Kebijaksanaan apa yang akan Anda gunakan?


Apakah harga umum?
d. Apakah Anda akan menggunakan strategi-strategi
berikut di bawah ini?
1) Harga : harga rendah untuk masuk
perkenalan pasar.
2) Skimming : harga awal tinggi dan
price selanjutnya lebih rendah.
3) Price-lining : harga berdasarkan pada
kategori peralatan dan kategori
4) Odd-ending barang.
: harga pada angka ganjil
5) Loss-Leader misalnya, Rp399.995, atau
Rp49.900.
6) All-one-price : menjual beberapa jenis
7) Bundling barang di bawah biaya untuk
178
menarik pelanggan.
: harga yang sama untuk setiap
barang yang sama.
: harga yang lebih murah untuk
barang yang sama, tetapi
dijual pada tempat yang
berbeda.

7. Evaluasi keunggulan persaingan


a. Keunggulan persaingan apa yang dimiliki bisnis
Anda, apakah kualitas, harga, lokasi, seleksi,
pelayanan, atau kecepatan waktu.
b. Gambarkan bagaimana Anda meraih keunggulan
persaingan melalui kualitas, harga, lokasi, seleksi,
pelayanan, dan kecepatan waktu. Apakah akan
lebih baik?
c. Gunakan cara-cara untuk memenangkan
persaingan sebagai berikut:
1) Segera penuhi kebutuhan pelanggan yang
belum terpenuhu.
2) Gunakan pelayanan yang lebih baik.
3) Buatlah etalase yang lebih baik.
4) Kualitas yang lebih tinggi dengan harga yang
sama.
5) Kualitas yang lebih murah bagi kualitas yang
sama.
6) Jaminan keamanan produksi yang lebih baik.
7) Pelayanan kepada pelanggan secara pribadi.
8) Informasi produksi yang lebih lengkap dan baik.
9) Susunan toko yang lebih menyenangkan.
10) Lokasi dan kemasan barang lebih menari,

8. Evaluasi pasar dan pemasaran


a. Identifikasi segmen pasar bisnis Anda berdasarkan
pada area geografi, kependudukan, manfaat bagi
pelanggan, jaminan barang lainnya bagi konsumen,
dan gaya hidup serta tingkat pendapatan
pelanggan.
b. Identifikasi manajemen pemasaran bisnis Anda
khususnya tentang iklim bekerja, sistem
pengupahan, etika, dan budaya kerja.
c. Identifikasi kedekatan dengan material, pelanggan,
179
transportasi, fasilitas dan akses lain serta peraturan
daerah setempat dan kualitas kehidupan daerah
tersebut.
d. Identifikasi tipe-tipe promosi yang akan digunakan,
apakah pemasaran langsung, publisitas, periklanan,
dan promosi penjualan, termasuk media yang
dipilih dan biaya promosi.
e. Identifikasi tujuan promosi Anda, apakah untuk:
1) Mencapai volume penjualan tertentu;
2) Meningkatkan penjualan;
3) Meningkatkan kesadaran konsumen;
4) Menginformasikan barang dan jasa;
5) Mengantisipasi pembelian musiman.

9. Evaluasi manajemen dan personal


 Identifikasi pendidikan, pengalaman, dan
keterampilan pemilik serta karyawan.
 Identifikasi posisi dan jabatan pekerjaan personalia
apakah diperlukan untuk menduduki jabatan
tertentu, paruh waktu, penuh waktu, sistem
penggajian biasa atau honorer.
 Identifikasi jaminan-jaminan yang akan diberikan
kepada karyawan.
 Identifikasi jumlah dan kualifikasi karyawan.
 Lengkapi bisnis Anda dengan struktur organisasi

10. Evaluasi mesin dan peralatan


a. Peralatan Kantor:
Jenis Kualitas Harga Jumlah
1) .......... .......... Satuan Rp...........
2) .......... .......... Rp........... Rp...........
dan Rp...........
seterusnya. Jumlah
Rp...........
b. Mesin dan Peralatan:
Jenis Kualitas Harga Jumlah
1) .......... .......... Satuan Rp...........
2) .......... .......... Rp........... Rp...........
dan Rp...........
seterusnya. Jumlah Rp...........
Rp...........

180
11. Evaluasi biaya awal
Perlengkapan Jumlah
a. Peralatan dan perabotan Rp...........
kantor
Rp...........
b. Mesin dan peralatan produksi

c. Pembayaran di muka: Rp...........


1) Pembukaan baru Rp...........
2) Biaya pengurusan Rp...........
3) Biaya akuntan Rp...........
4) Gaji karyawan Rp...........
5) Biaya khusus lainnya Rp...........
6) Jumlah pembayaran di Rp...........
muka
d. Sewa bangunan dan renovasi

e. Modal kerja (gaji pemilik dan karyawan,


pajak, sewa, periklanan, telepon, pemeliharaan
dan perbaikan, biaya transportasi, dan biaya
perlengkapan lainnya) Rp...........

Jumlah biaya Rp...........


awal ............................................

12. Evaluasi pendanaan


a. Biaya awal yang sudah Rp...........
Anda miliki
b. Jumlah yang akan Rp...........
diinvestasikan dari dana Rp...........
perseorangan
c. Jumlah dana dari sumber Rp...........
lain, Rp...........
yaitu dari: Rp...........
1) Keluarga dan teman Rp...........
2) Investor perseorangan Rp...........
3) Modal usaha
4) Partner pasif Rp...........
5) Investor lain Rp...........
Rp...........
d. Pembayaran di muka: Rp...........
1) Teman dan keluarga Rp...........
181
2) Bank
3) Perusahaan lain
4) lainnya

13. Evaluasi titik impas


a. Kategorikan semua biaya tetap dan biaya
variabel seperti contoh berikut.
Pembiayaan Tetap Variabel
1) Sewa Rp3.000.00
2) Bahan baku 0 Rp.1.200.000
3) .................... ......................
.....................
b. Tentukan batas kontribusi
bisnis Anda:
1) Proyeksi penjualan tahun Rp.200 juta
pertama Rp50 juta
2) Proyeksi margin kotor
tahun pertama
Misalkan: Penjualan Rp200.000.00
Margin 0
Kotor Rp50.000.000

Rp50.000.000
__________________
Margin =
Kontribusi 0,25
= Rp200.000.00
0

c. Tentukan titik impas:


1) Biaya tetap total per tahun Rp3.000.000
2) Margin kontribusi 0,25

Rp300.000.000
Titik Impas = ___________________ = Rp12.000.000
0,25

Jadi, titik impas pada penjualan senilai


Rp12.000.000

d. Jumlah pelanggan yang dibutuhkan untuk


mencapai titik impas:
182
1) Titik impas Rp12.000.000
2) Rata-rata pembelanjaan Rp1.000
pelanggan

12.000.000
Jumlah pelanggan per tahun = ________________ =
Rp12.000
1000

Jadi, titik impas tercapai pada jumlah pelanggan


sebanyak 12.000 orang per tahun atau sekitar 33
orang per hari.

14. Evaluasi risiko yang tidak terkontrol


 Identifikasi risiko tidak terkontrol yang dapat
memengaruhi bisnis Anda seperti:
1) Keadaan ekonomi
2) Cuaca
3) Teknologi baru
4) Perang harga oleh pesaing
5) Selera konsumen
6) Pesaing baru
Dari masing-masing risiko tersebut, identifikasi
apa yang akan Anda lakukan untuk
meminimalkan kerugian?

15. Evaluasi kesimpulan Anda


Apakah bisnis anda layak atau tidak layak ?
Sumber: Peggy Lambing & Charles R. Koehl,
Entrepreneurship, (New Jersey: Prentice Hall, 2000)

Rangkuman
1. Tindak lanjut dari suatu studi kelayakan usaha
adalah membuat proposal/usulan usaha, baik
untuk kepentingan perizinan maupun untuk
kepentingan usulan dana. Ada beberapa aspek
yang harus dimuat dalam proposal usaha, di
antaranya pendahuluan, organisasi/
manajemen, pemasaran, teknik
produksi/operasi usaha, dan aspek keuangan.
2. Di samping membuat studi kelayakan, yang
tidak kalah pentingnya adalah membuat
183
perencanaan usaha, yang meliputi: (1)
ringkasan pelaksanaan usaha, (2) deskripsi
usaha, (3) produk dan pelayanan yang
disajikan, (4) analisis industri, (5) analisis
pasar, (6) strategi pemasaran yang ingin
digunakan, (7) pengelolaan, dan (8) operasi
usaha.
3. Studi kelayakan bisnis merupakan penilaian
tentang layak atau tidaknya suatu usaha
dilaksanakan dan memberi keuntungan secara
terus-menerus. Ada tiga kegunaan studi
kelayakan, yaitu: (1) untuk merintis usaha baru,
(2) untuk mengembangkan usaha yang sudah
ada, (3) untuk memilih jenis usaha/proyek
yang paling menguntungkan. Oleh sebab itu,
studi kelayakan sangat penting bukan saja bagi
para investor dan wirausahawan, tetapi juga
bagi pemerintah dan masyarakat umum.
4. Ingat bahwa sebelum usaha dimulai, sebaiknya
dilakukan evaluasi terhadap aspek penting
perusahaan, seperti misi, lingkungan, produk,
pesaing, keunggulan, harga dan keuangan, dan
risiko yang mungkin terjadi.
5. Ada beberapa tahap/proses studi kelayakan
usaha, yaitu: (1) tahap perumusan ide/gagasan,
(2) tahap formulas! tujuan, (3) tahap analisis,
dan (4) tahap keputusan. Adapun aspek-aspek
yang harus dianalisis dalam
studi kelayakan tersebut meliputi aspek pasar,
teknik, rnanajemen, dan keuangan. Sementara
itu, pada aspek keputusan, secara ekonomi bias
dilakukan dengan menggunakan kriteria
investasi, dengan cara menilai
kelayakan dari segi: (1) periode pengembalian
kembali, (2) nilai sekarang bersih, (3) tingkat
imbal hasil internal, dan (4) indeks
probabilitas.

Pertanyaan
1. Buatlah kelompok gagasan kewirausahaan minimal
dua orang dan maksimal lima orang untuk merancang
bisnis anda!
184
2. Apa dan cari serta diskusikan kesempatan atau
peluang bisnis yang paling memungkinkan, kumpulkan
dana, dan lakukan uji coba bisnis.
3. Jelaskan dan diskusikan untuk apa studi kelayakan usaha
bagi wirausahawan?
4. Apa aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam analisis
kelayakan usaha?
5. Berikan contoh studi kelayakan dari perusahaan kecil atau
menengah, lalu analisis aspek-aspek apa saja yang paling
layak dari perusahaan tersebut?

185

Anda mungkin juga menyukai