Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PERANCANGAN DAN APLIKASI SISTEM

TEKNIK INDUSTRI I
Analisa Kelayakan Pabrik

Di Susun Oleh :
Kelompok 9

Adi Munadi

41611120081

Ira Roro Wangi

41611120079

Dedi Hermansyah

41611120131

Septian Dwi Djatmoko

41611120080

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PERANCANGAN DAN APLIKASI SISTEM
TEKNIK INDUSTRI I
Analisa Kelayakan Pabrik

Di Susun Oleh :
Kelompok 9

Adi Munadi

41611120081

Ira Roro Wangi

41611120079

Dedi Hermansyah

41611120131

Septian Dwi Djatmoko

41611120080

Pembimbing

Hesti Normalasari

Mengetahui,

Ir.Silvi Ariyanti M.sc

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Dalam memenuhi tingkat kebutuhan manusia yang semakin beragam, banyak caradan
inovasi dilakukan untuk memberikan kenyamanan dari berbagai benda yang sengaja dibuat
untuk kebutuhan manusia sehari-hari. Tas merupakan suatu elemen fesyen desain yang
memiliki tren disetiap tahunnya selain dari fungsinya sebagai tempat untuk menaruh
sesuatu untuk dibawa, tas juga biasanya sebagai wadah untuk menunjang penampilan
seseorang. Sekarang ini banyak bermacam-macam model tas bermunculan dengan konsep
dan bahan yang berbeda. Menurut fungsi penggunaanya tas dapat dibedakan menjadi; tas
sekolah, tas jalan, tas traveling, tas backpacker, tas perkakas, tas laptop dan sebagainya.
Adapula bahan yang digunakan yaitu batik, jeans, kanvas, kulit atau bahan lainnya
tergantung jenis tas yang akan dibuat. Penggunaan laptop atau komputer jinjing sudah
menjadi kebutuhan dan bagian dari gaya hidup masyarakat, terutama di daerah perkotaan.
Piranti elektronik ini sangat rentan dengan benturan keras dan risiko terjatuh. Karenanya
tas penyimpan laptop jadi sebuah kebutuhan. Melihat pasar yang ada mulai terbukalah
peluang bagi para pebisnis produsen tas laptop lokal. Beragam merek tas laptop, baik lokal
maupun impor, terus membanjiri pasar. Dengan semakin terjangkaunya harga komputer
jinjing itu, membuat penggunanya terus bertambah. Dengan peningkatan ini, bisa
dipastikan kebutuhan atas penyimpanan piranti elektronik ini juga akan makin meningkat.
Eko Sulistyo, produsen tas laptop merek Tristan di Depok, Jawa Barat, mengatakan saat
ini keberadaan tas laptop menjadi sangat penting. Selain berfungsi sebagai sarana
penyimpan, tas laptop juga menjadi wadah pengamanan dari kemungkinan terjatuh, kotor
dan benturan benda keras. Kebutuhan ini jelas membuka celah yang besar bagi bisnis
pembuatan dan penjualan tas laptop. Apalagi, Agus Purnomo Sidik, produsen tas laptop
merek Exotic, menambahkan, permintaan tas laptop bakal terus tumbuh. Maklum, tren
pemakaian laptop terus menanjak di berbagai kalangan masyarakat. Tidak hanya 3 di
perkotaan, tren menenteng laptop juga mulai merambah pedesaan, seperti layaknya telepon
genggam.
Pada umumnya tas laptop yang digunakan hanya berfungsi sebagai tempat
penyimpanan laptop sedangkan kebutuhan masyarakat akan penggunaan laptop teruslah
meningkat, masyarakat biasanya mencari fasilitas umum yang dapat digunakan sebagai

meja bahkan terkadang mereka harus membawa meja laptop terpisah ataupun aksesoris
laptop lainnya.
Dari permasalahan di atas diketahui bahwa tas laptop yang beredar di pasaran tidak
mempunyai desain atau aksesoris pendukung, sehingga laporan ini bertujuan untuk
meracang tas laptop menjadi lebih inovatif dan multi fungsi sesuai dengan kebutuhan
konsumen yang memberi kemudahan pada penggunanya..
1.1 Rumusan Masalah
Adapun dalam penyusunan laporan penelitia perancangan analisa finansial
usaha pembuatan tas laptopmulti fungsi ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah usaha ini layak kami jalankan ?
2. Seberapa besar biaya yang harus kami keluarkan untuk membuat usaha ini ?
3. Berapa besar biaya untuk membuat satu produk Tas Laptop Multifungsi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui layak atau tidak usaha pembuatan produk kami ini
2. Untuk mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membuat usaha ini
3. Untuk mengetahui berapa besar biaya untuk membuat satu produk Tas Laptop Multi
Fungsi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Analisa Kelayakan Pabrik
Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah utnuk menghindari keterlanjuran
penanaman modal

yang

terlalu

besar

untuk

kegiatan

yang

ternyata

tidak

menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan memakai biaya, tetapi biaya tersebut relatif
kecil apabila dibandingkan dengan resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut
investasi dalam jumlah besar.
Lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelayakan adalah:
1. Investor
Pihak yang akan menanamkan dana mereka dalam suatu proyek (sebagai pemilik
perusahaan nantinya atau penegang saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha
tersebut. Pengertian prospek disini adalah tingkat keuntungan yang diharapkan akan
diperoleh dari investasi tersebut beserta resiko investasi. Ada hubungan yang positif
antara tingkat keuntungan dengan resiko investasi. Semakin tinggi resiko investasi,
semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor.
2. Kreditur/Bank
Para kreditur/bank akan lebih memperhatikan segi keamanan dan yang dipinjamkan
mereka. Dengan demikian, memereka mengharapkan bunga ditambah dengan angsuran
pokok pinjaman bisa dilakukan

tepat pada waktunya. Karena itu, mereka sangat

memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman tersebut. Tentu saja ini
tidak berarti mereka tidak memperhatikan prospek usaha tersebut. Tetapi perhatian
utama mereka adalah periode pengembalian pinjaman tersebut. Selama dalam periode
tersebut perusahaan memang benar-benar dapat mengembalikan pinjamannya, setelah
periode

tersebut

perkembangan

perhatian pihak pemberi pinjaman.

perusahaan/proyek

tersebut

tidak

lagi menjadi

3. Pemerintah
Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek tersebut bagi
perekonomian nasional. Apakah proyek tersebut akan membantu menghemat devisa,
menambah devisa, atau memperluas kesempatan kerja. Manfaat ini terutama dikaitkan
dengan penanggulangan masalah- masalah yang sedang dihadapi oleh Negara tersebut.
Misalnya, apabila saat ini pemerintah sedang menggalakkan slogan cintai produk dalam
negeri, maka usaha-usaha yang akan memproduksi akan lebih disukai pemerintah.
Konsekuensinya adalah bahwa perusahaan mungkin lebih mudah mendapat berbagai
fasilitas apabila sektor yang digarap memang sedang diprioritaskan oleh pemerintah.
2.1.2 Aspek-aspek Studi Kelayakan
1. Aspek pasar
Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang:
a. Permintaan, baik secara total ataupun dirinci menurut daerah, jenis konsumen,
perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan
tersebut.
b.

Penawaran, Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di


masa yang akan datang. Faktor- faktor

yang

mempengaruhi

penawaran

ini,

seperti jenis barang yang bisa menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan
sebagainya, perlu pula diperhatikan.
c. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang produksi dalam negeri lainnya.
Apakah ada kecenderungan perubahan harga dan kalau ya, bagaimana polanya.
d.
Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan,
marketing mix.
Identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk akan dibuat.
e. Perkirakan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa
dikuasai perusahaan.
f. Perkirakan peluang pasar yang bisa dimasuki oleh perusahaan.
2. Aspek teknis
Aspek teknis dan produksi menyangkut berbagai pertanyaan penting tentang:
a. Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan?

b.

Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal?


Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata
atau akan memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan
faktor permintaan.

c.

Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat?


Umumnya terdapat beberapa alternatif proses produksi untuk menghasilkan
produk yang sama. Misalnya, semen bisa dibuat dengan proses basah ataupun
proses kering, soda bisa dibuat dengan metode elektrolisis atau metode kimia.

d.

Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat?


Faktor yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan
kalau terjadi kerusakan mesin.

e.

Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan teknis tambahan


telah dilakukan?
Faktor-faktor seperti material handling, supply bahan pembantu, kontrol
kualitas, dan sebagainya perlu diperhatikan juga.

f.

Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi?

g.

Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi cukup baik?

h.

Bagaimana dengan pemilihan lokasi dan site produksi?

3. Aspek manajemen
Aspek manajemen mempelajari tentang:
a. Manajemen dalam masa pembangunan proyek
Siapa pelaksana proyek tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian proyek?
Siapa

yang melakukan studi masing-masing aspek: pemasaran, teknis, dan lain

sebagainya.

b. Manajemen dalam operasi


Bentuk

organisasi/badan usaha

yang dipilih.

Struktur

organisasi,

deskripsi

jabatan, dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci, jumlah
tenaga kerja dan jadwal tenaga kerja yang akan digunakan. Sebuah struktur akan
menunjukkan rancangan organisasi yang utama.

4. Aspek keuangan
Aspek keuangan mempelajari berbagai faktor penting seperti:
a. Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.
b. Sumber-sumber pembelanjaan yang akan digunakan. Seberapa banyak modal yang
berupa dana sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan
berapa yang jangka panjang.
c. Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasional.
d.

Manfaat dan biaya dalam arti finansial, seperti rate of return on investment, net
present value, internal rate of return, profitability index, dan payback period.
Estimasi terhadap resiko proyek, resiko dalam arti total, atau kalau mungkin yang
hanya sistematis.

e. Proyeksi keuangan.
Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan penggunaan dana.
5. Aspek hukum
Aspek hukum mempelajari tentang:
a. Bentuk badan usaha yang akan digunakan.
b. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika menggunkaan sumber dana yang
berupa pinjaman.
c. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya.
6. Aspek ekonomi dan sosial
Aspek ekonomi dan sosial meliputi penelitian tentang:
a. Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara.
b. Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh.
c. Penambahan kesempatan kerja.
d. Pemerataan kesempatan kerja.
e. Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain?
f. Aspek yang bersifat sosial seperti menjadi semakin ramainya daerah tersebut, lalu
lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik, dan lain sebagainya.
Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik
dilihat dari financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi
merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan yaitu perbandingan antara total benefit
yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama

umur ekonomis proyek. Apabila hasil perhitungan telah menunjukkan layak, pelaksanaannya
akan jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena

faktor-faktor

uncontrollable seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, disamping


data yang digunakan tidak relevan.
Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang
menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat
kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek.
Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanam
modal dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan,
apakah modal yang ditanam lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan seperti bank dan
lembaga keuangan lainnya.
Secara umum, keputusan yang timbul dari hasil analisa proyek dapat digolongkan dalam 3
bagian :
a.

Menerima atau menolak proyek.

b. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan.
c. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak.
2.1.3 Analisa Strategic Produk
Menurut Porter, jika perusahaan ingin meningkatkan usaha dalam persaingan yang
semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga yang
semakit bersaing, perusahaan harus memilih prinsip bisnis, yaitu produk dengan harga yang
tinggi atau produk dengan biaya yang rendah, bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip ini
Porter menyatakan 3 prinsip generic strategic.
1. Strategi diferensiasi.
Cirinya adalah perusahaan memutuskan untuk membangun persepsi pasar potensial
terhadap produk/jasa yang unggul agar tampak berbeda dibandingkan produk
pesaing. Pelanggan diharapkan mau membeli dengan harga yang mahal karena adanya
perbedaan itu.
2. Strategi kepemimpinan dengan biaya menyeluruh
Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan perhatian pada harga jual produk
yang murak untuk menekan biaya produksi, promosi, maupun riset. Jika perlu, produk
yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk pesaing.

3. Strategi focus
Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar tertentu untuk
menghindar dari pesaing.
2.1.4 Analisa Peluang Investasi

Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik
dilihat dari financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi
merupakan indikator dari modal
yang diinvestasikan yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang
dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis proyek. Apabila hasil perhitungan
telah menunjukkan layak, pelaksanaannya akan jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi
karena faktor-faktor uncontrollable seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah,
disamping data yang digunakan tidak relevan.
Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang menggambarkan
posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat kontrol dalam pengendalian
biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek.
Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanam modal dapat
menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah modal yang
ditanam lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan lainnya.
Secara umum, keputusan yang yang timbul dari hasil analisis proyek dapat digolongkan atas 3
bagian:
a. Menerima atau menolak proyek.
b. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan.
c. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak.

Adapun perhitungan kriteria investasi terdiri dari:


1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur apakah
suatu proyek layak atau tidak. Perhitungan Net present value merupakan net benefit yang telah
didiskon dengan menggunakan Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) sebagai discount
faktor. Secara singkat, formula untuk Net present value adalah sebagai berikut:

i 1

i 1

NPV B i C i N B i

Dimana:
NB = Net Benefit = Benefit
Cost B = Benefit yang telah
didiskon C

= Cost yang

telah didiskon
i

= Discount Faktor n

= Tahun (waktu)

Apabila hasil perhitungan net present value lebih besar dari 0 (nol),
dikatakan usaha/proyek tersebut layak untuk dilaksanakan dan jika lebih kecil dari 0 (nol)
tidak layak untuk dilaksanakan. Hasil perhitnungan net present value sama dengan 0
(nol) berarti proyek tersebut berada dalam keadaan Break Even Point (BEP) dimana total
pendapatan sama dengan total biaya dalam bentuk present value.
Untuk menghitung NPV dalam sebuah gagasan usaha (proyek), diperlukan data
tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
benefit dari proyek yang direncanakan.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net
present value sama dengan 0 (nol). Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR
lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) dikatakan proyek tersebut
layak, bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan dibawah SOCC maka proyek
tersebut tidak layak. Formula untuk IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPV1
IRR i1
(i 2 i1 )
( NPV1 NPV2 )

dimana:
i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1
i 2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2
3. Profitability Ratio
Profitability Ratio merupakan suatu rasio perbandingan antara selisih benefit dengan
biaya operasi dan pemeliharaan dibanding dengan jumlah investasi. Nilai dari masingmasing variabel dalam bentuk present value atau nilai yang telah di discount dengan
discount faktor dari Social Opportunity Cost of Capital yang berlaku dalam
masyarakat,dapat ditulis dalam formula sebagai
berikut:
n

PR

B OM
i 1

i 1

i 1

4. Pay Back Period

Pay Back Period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus
penerimaan (cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam
bentuk present value. Analisis Pay Back Period dalam studi kelayakan perlu juga
ditampilkan untuk mengetahui berapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat
mengembalikan investasi. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah
royek, semakin baik proyek tersebut karena semakin lancar perputaran modal.
Dipihak lain, dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu cepat akhirakhir

ini, semakin

cepat pengembalian biaya investasi, semakin mudah dalam

penggantian asset baru. Terlambatnya pengembalian investasi dalam proyek yang


dikerjakan bisa menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena aset lama, kendatipun
masih baik dilihat dari segi teknis, dari segi ekonomis
lagi

karena

adanya

perusahaan

sejenis

yang

kurang

telah menggunakan aset baru

dengan menggunakan teknologi baru yang bisa menyebabkan harga


pokok bertambah rendah dan kualitas produksi bertambah tinggi.

PBP T p 1

i 1

i 1

I i B icp 1
Bp

menguntungkan

Dimana:
PBP

= Pay Back Period

T p 1

= Tahun sebelum terdapat PBP

I i = Jumlah investasi yang telah di discount


B icp 1

= Jumlah benefit yang telah di discount sebelum Pay Back Period

Bp

=Jumlah benefit pada Pay Back Period berada

5. Break Even Point (BEP)


Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama dengan
total cost. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek, terjadinya titik pulang
pokok tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi segala biaya
operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya.
Apabila sebuah studi kelayakan atau analisis proyek telah dapat menentukan jangka
waktu dalam pengembalian total biaya, timbul pertanyaan lainnya apakah perusahaan
mampu untuk menanggung segala biaya sebelum tercapainya titik BEP ini. Karena
selama perusahaan masih berada dibawah titik Break Even Point, selama itu juga
perusahaan tersebut masih menderita kerugian. Dalam hal ini, semakin lama sebuah
perusahaan mencapai titik pulang pokok, semakin besar saldo rugi karena keuntungan
yang diterima amsih menutupi segala biaya yang telah dikeluarkan.
Dilihat dari kemampuan pimpinan perusahaan, karena lamanya untuk mencapai titik
pulang pokok, pengembangan proyek tidak feasible karena para pengusaha tidak
mampu dalam menutupi segala biaya dalam waktu yang relatif lama. Sebaliknya
bagi

pengusaha

yang mempunyai dana/modal dalam jumlah yang relatif besar,

kendatipun dalam waktu yang relatif lama baru mencapai titik pulang pokok, tapi
proyeknya feasible dalam jangka panjang, mungkin pemilihan proyek ini merupakan
salah satu aletrnatif yang tepat dalam penanaman investasi.
Sebagai contoh, usaha perkebunan sawit, dimana proyek ini baru mulai produksi
pada tahun kelima atau tahun keenam dan diperkirakan diatas tahun kesepuluh baru
mencapai BEP. Dilihat dari perkiraan benefit, karena waktu produksi yang cukup lama
dan biaya operasi cenderung menurun, mungkin proyek ini dilihat dari segi analisis
ekonomi dalam jangka panjang akan memberikan benefit yang cukup layak. Dilihat
dari kemampuan investor dalam pengadaan dana serta prospek usaha di masa yang

akan datang, memilih proyek perkebunan adalah salah satu alternatif yang tepat dalam
penanaman investasi.
Berdasarkan pada uraian diatas, layak tidaknya suatu proyek atas suatu gagasan
usaha yang akan

dikembangkan

juga

tergantung

pada

kemampuan

investor

dalam

pengadaan dana, disamping hasil analisis ekonomi yang cukup mendukung.


Formula yang digunakan untuk menghitung BEP yang menunjukkan waktu pengembalian total
cost, sebagai berikut:
BEP = TP-1 TC - Bicp -1
Bp

Dimana:

BEP

= Break Even Point

T p 1

= Tahun sebelum terdapat BEP

TC i

= Jumlah total cost yang telah di discount

B icp 1

= Jumlah benefit yang telah di discount sebelum Break Even Point

Bp

=Jumlah benefit pada Break Even Point berada

Biaya-biaya dapat dikategorikan atas:


a

Biaya berubah (variabel cost), yaitu biaya yang besarnya tergantung kepada banyaknya
produksi seperti biaya bahan, sebagian besar biaya energi, sebagian besar biaya
perawatan, sebagian sewa-sewa dan upah karyawan lepas. Biaya berubah umumnya
diasumsikan fungsi linear:
y = ax
dimana x = jumlah produksi

Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang besarnya tetap walaupun tidak ada produksi,
seperti gaji karyawan tetap, depresiasi, amortisasi, asuransi, PBB, seluruh atau sebagian
sewa-sewa, sebagian biaya energi, sebagian biaya perawatan.
Biaya tetap merupakan konstanta:
y =b

Total biaya seluruhnya menjadi:


y = ax + b......................................................(1)
Apabila penjualan perunit produksi diasumsikan konstan maka hasil penjualan juga
merupakan garis lurus:
y = sx .........................................................(2)
Perpotongan antara persamaan (1) dan (2) merupakan titik impas (BEP) yang
ditunjukkan oleh Gambar 1.1.

Biaya Penjualan
Laba
Total Biaya

BEP

Biaya Berubah

Rugi
Biaya Tetap

Gambar 1. Grafik Titik Impas (BEP)


Apabila kapasitas produksi lebih kecil dari BEP maka perusahaan akan merugi dan apabila
kapasitas di atas BEP maka perusahaan akan berlaba.
Dilihat dari segi studi kelayakan bisnis, yang disusun merupakan pedoman kerja bagi
pelaksana proyek, baik dalam produksi, pelaksanaan pemasaran hasil produksi, cara dalam
penanaman investasi, bahkan cara dalam menentukan jumlah tenaga kerja serta jumlah pimpinan
yang diperlukan. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek untuk dikerjakan, dalam sebuah studi
kelayakan adalah apabila kegiatan usaha/proyek yang dikerjakan berdasarkan pada kegiatan yang
telah diatur dalam kelayakan usaha, dan keadaan ini tidak menjamin kegiatan proyek apabila
dikerjakan tidak selaras dengan kegiatan yang telah ditetapkan dalam sebuah studi kelayakan.

BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1

Data Izin Usaha Industri


Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang harus dimiliki untuk melakukan

kegiatan usaha industri. Izin usaha industri diberikan kepada industri yang berlokasi di
kawasan industri/kawasan berikat atau yang berlokasi di luar kawasan industri/kawasan
berikat.
Berdasarkan jenisnya, Izin Usaha Industri dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip ; diberikan kepada perusahaan
industri unutk langsung dapat melakukan persiapan-persiapan dan usaha pembangunan,
pengadaan dan instalasi/peralatan, dan lain-lain yang diperlukan. Izin Usaha Industri
ini

diberikan

produksinya

kepada perusahaan
tidak

merusak

industri

yang

jenis

industri

dan

proses

ataupun membahayakan lingkungan, serta tidak

menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) berlebihan atau perusahaan industri yang tidak
berlokasi di kawasan industri.
2. Izin Usaha Industri tanpa melalui persetujuan prinsip ; diberikan kepada perusahaan
industri yang berlokasi di kawasan industri/kawasan berikat yang memiliki izin dan
jenis industri atau proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan lingkungan.
3.1.1. Dasar Hukum Izin Usaha Industri
Dasar hukum yang mengatur tentang Izin Usaha Industri, yaitu :
1. UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
2. SK. Memperindag No. 590/MPP/Kep/10/1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian IzinUsaha Industri dan Izin Perluasan.
3. Perda No. 29 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Industri.
3.1.2. Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri
3.1.2.1Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Melalui Tahap Persetujuan Prinsip
Tata cara permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip, yaitu :
1. Pengajuan permintaan persetujuan prinsip menggunakan formulir.
2. Pengajuan permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip

menggunakan formulir.
3. Permintaan persetujuan prinsip diajukan oleh pemohon kepada Kepala Dinas Perindag
dengan menggunakan formulir.
4. Setelah formulir diterima secara lengkap dan benar, selambat-lambatnya 14 (empat

belas) hari kerja Kepala Dinas Perindag wajib memberikan persetujuan prinsip
dengan menggunakan formulir.

3.1.2.2.Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Tanpa Persetujuan Prinsip


Tata cara permintaan Izin Usaha Industri tanpa persetujuan prinsip, yaitu :
1. Pengajuan permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip
menggunakan formulir.
2. Pengajuan permintaan izin perluasan usaha menggunakan formulir.
3. Permintaan Izin Usaha Industri bagi jenis usaha industri yang pemberian Izin Usaha
Industri tanpa melalui tahap persetujuan prinsip dilakukan dengan menggunakan
formulir dan mengisi daftar isian untuk permintaan Izin Usaha Industri dengan
menggunakan formulir.
4. Formulir diajukan

langsung oleh Perusahaan

Industri kepada Kepala Dinas

Perindag yang bersangkutan.


Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya formulir
secara lengkap dan benar, Kepala Dinas Perindag yang bersangkutan wajib memberikan
Izin Usaha Industri dengan menggunakan formulir.

3.1.2.3.Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Kecil


Tata cara permintaan Izin Usaha Industri kecil, yaitu :
1.

Setiap pendirian perusahaan industri yang nilai investasi perusahaan seluruhnya


sebesar Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, wajib memperoleh Izin
Usaha Industri.

2.

Perusahaan industri untuk memperoleh Izin Usaha Industri tidak diperlukan tahap
persetujuan prinsip.

3.

Permintaan Izin Usaha Industri kecil diajukan langsung oleh pemohon kepada Kepala
Dinas Perindag dengan menggunakan formulir.

4.

Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya

Permintaan Izin Usaha Industri kecil secara lengkap dan benar, Kepala Dinas
Perindag setempat wajib memberikan Izin Usaha Industri Kecil dengan menggunakan
formulir.

3.1.3. Persyaratan untuk Mendapatkan Izin Usaha Industri


3.1.3.1.

Persyaratan Permintaan Persetujuan Prinsip

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan persetujuan prinsip, yaitu :


1. Formulir Permintaan Persetujuan Prinsip.
2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
3. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.
3.1.3.2.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Melalui Tahap Persetujuan Prinsip

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap
persetujuan prinsip, yaitu :
1. Formulir Permintaan Izin Usaha Industri (Baru/Hilang/Rusak).
2. Formulir Permintaan Izin Perluasan.
3. Formulir Permintaan Persetujuan Pemindahan Lokasi Pabrik.
4. Fotokopi Persetujuan Prinsip.
5. Informasi Kemajuan Pembangunan Pabrik.
6. Fotokopi NPWP.
7. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.
8. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
9. Fotokopi Nama Direksi dan Dewan Komisaris.
10. Fotokopi UKL dan UPL atau SPPL.
11. Fotokopi Izin Lokasi.
12. Fotokopi Undang-Undang Gangguan atau AMDAL.

3.1.3.4.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Tanpa Melalui Tahap Persetujuan


Prinsip
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri tanpa melalui tahap
persetujuan prinsip, yaitu :
1. Formulir Permintaan Izin Usaha Industri.
2. Informasi Pembangunan Pabrik dan Sarana Produksi (Proyek).
3. Fotokopi NPWP.

4. Fotokopi Akta Pendirian atau Akta Perubahan.


5. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

3.1.3.5.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Kecil

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri kecil, yaitu
formulir
Permintaan Izin Usaha Industri Kecil.
3.1.4. Biaya Resmi Pengurusan Izin Usaha Industri
Biaya pengurusan Izin Usaha Industri, yaitu :
1. Usaha Kecil
2. Usaha
3. Menengah
Usaha Besar

: 0,50 x Rp. 100.000,00 = Rp.


50.000,00
: 1,50 x Rp. 100.000,00 = Rp.
150.000,00
: 2,50 x Rp. 100.000,00 = Rp.
250.000,00

3.1.5. Ketentuan Pelaksanaan/Kewajiban Pemegang Izin


Ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan Izin Usaha Industri atau kewajiban pemegang Izin
Usaha Industri adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang telah memperoleh Izin Usaha Industri wajib menyampaikan
informasi industri secara berkala kepada pejabat yang berwenang memberikan Izin
Usaha Industri.
2. Membayar Retribusi Izin Usaha Industri.

3.1.6. Sanksi/Denda untuk Pelanggaran Ketentuan Izin


Sanksi yang dikenakan apabila terjadi pelanggaran ketentuan izin, yaitu :
1. Perusahaan Industri yang tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Izin Usaha
Industri dikenakan sanksi sesuai ketentuan pidana yang tercantum dalam Pasal 24 dan
Pasal 27 UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
2. Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan Keuangan
Daerah, diancam pidana yang tercantum dalam Pasal 18 Perda No. 29 Tahun 2001
tentang Retribusi Izin Usaha Industri.

3.2.

Data Tanda Daftar Perusahaan


Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah surat tanda pengesahan yang diberikan oleh
Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan yang telah melakukan pendaftaran
perusahaan.

3.2.1. Tata Cara Pendaftaran Perusahaan


Tata cara pendaftaran perusahaan berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No.
37/M- DAG/PER/9/2007 pasal 9 yaitu :
1. Pendaftaran perusahaan dilakukan oleh pemilik, pengurus, penanggungjawab, atau
kuasa

perusahaan

yang

sah

pada

Kantor

Pembantu

Perusahaan

(KPP)

Kabupaten/Kota/Kotamadya di tempat kedudukan perusahaan.


2. Kuasa perusahaan tidak termasuk kuasa untuk menandatangani formulir pendaftaran
perusahaan.
3. Pendaftaran

perusahaan

dilakukan

dengan

mengisi

formulir

pendaftaran

perusahaan yang disampaikan langsung kepada Kepala Kabupaten/Kota/Kotamadya


dengan melampirkan dokumen-dokumen persyaratan.
4. Pendaftaran perusahaan bagi agen perusahaan atau anak perusahaan berlaku ketentuan
sesuai dengan bentuk perusahaannya.
5. Formulir pendaftaran perusahaan untuk Perseroan Terbatas (PT) ditandatangani oleh
pengurus atau penanggungjawab perusahaan.
6. Formulir pendaftaran perusahaan untuk Koperasi, Persekutuan Komanditer (CV),
Firma (Fa), Perorangan, dan Bentuk Usaha Lainnya (BUL) ditandatangani oleh pemilik,
pengurus, atau penanggungjawab perusahaan.
7. Kepala KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya mengesahkan pendaftaran perusahaan dan
menerbitkan TDP paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak formulir
pendaftaran dan dokumen persyaratan diterima secara benar dan lengkap.
8. Pendaftaran dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 0,00 (nol rupiah).
9. TDP diterbitkan berdasarkan bentuk perusahaan dengan menggunakan blanko warna.
10. Perusahaan yang telah menerima TDP harus memasang TDP di tempat yang mudah
dibaca dan dilihat oleh umum, dan nomor TDP harus dicantumkan pada papan nama dan
dokumen-dokumen perusahaan yang dipergunakan dalam kegiatan usahanya.
11. TDP berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal diterbitkan
dan wajib diperbaharui paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlakunya berakhir.

12. Penolakan Pendaftaran dilakukan apabila pengisian formulir pendaftaran perusahaan


belum benar dan/atau dokumen belum lengkap.
13. Penolakan Pendaftaran disampaikan oleh KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya secara tertulis

kepada perusahaan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya isian formulir
pendaftaran perusahaan disertai alasan penolakan dengan menggunakan format surat penolakan.
14. Apabila perusahaan dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya surat penolakan, tidak melaksanakan pembetulan dan/atau melengkapi dokumen
persyaratan, wajib melakukan pendaftaran ulang dengan mengisi formulir pendaftaran ulang.
15. Pembaharuan TDP dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran dengan melampirkan
dokumen asli TDP yang akan diperbaharui, tanpa melampirkan dokumen persyaratan yang telah
disampaikan pada waktu pendaftaran sebelumnya.
16. Kepala KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya menerbitkan TDP paling lambat 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak diterimanya permohonan pembaharuan secara benar dan lengkap.
17. Pembaharuan TDP dikenakan biaya administrasi.

3.2.2. Persyaratan Pendaftaran Perusahaan


3.2.2.1.Persyaratan Pendaftaran Persekutuan Komanditer (CV)/Firma (Fa)/Koperasi
Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :
1. Formulir isian (diisi lengkap).
2. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan.
3. Pengesahaan Akta dari Pengadilan Negeri (PN).
4. Fotokopi Domisili Perusahaan.
5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
7. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab dan Sekutu Komanditer lainnya.
8. Akta Pendirian dan Pengesahan dari Kanwik/Kandep Koperasi (khusus Koperasi).
9. Fotokopi KTP Penanggung Jawab Koperasi (khusus Koperasi).
3.2.2.2.Persyaratan Pendaftaran Perusahaan Perseorangan (PO)/Badan Usaha Lainnya
(BUL)
Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :
1.
2.
3.
4.

Formulir isian (diisi lengkap).


Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab atau Paspor apabila
Penanggung Jawab adalah warga Negara Asing (WNA)

3.2.2.3.Persyaratan Pendaftaran Perseroan Terbatas (PT)


Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :
1. Formulir isian (diisi lengkap).
2. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.
3. Fotokopi dan asli Pengesahan Akta Pendirian/Perubahan dari Departemen Kehakiman (sesuai
dengan UU PT No. 1 Tahun 1995).
4. Fotokopi dan asli Data Akta Pendirian.
5. Fotokopi dan asli Data Akta Perubahan.
6. Fotokopi dan asli Laporan Data Akta Perubahan.
7. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
8. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
9. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pengurus dan Komisaris serta Pemegang Saham.

3.2.3.Prosedur Pendaftaran Perusahaan

Prosedur yang dilakukan untuk mendaftarkan perusahaan, yaitu :


1. Pemohon datang langsung ke Kantor Departemen Perindustrian dan
Perdagangan dengan membawa persyaratan yang telah disebutkan.
2. Bagi perusahaan yang memenuhi persyaratan, diberikan blanko pendaftaran
perusahaan sesuai dengan bentuk usaha, yakni :
3. Blanko pendaftaran tersebut pada poin 2 di atas harus diisi oleh
pemilik/pengurus perusahaan dalam rangkap 3 (tiga) dengan tinta hitam dan huruf
kapital.
4. Apabila pengisiannya benar, diterbitkan Surat Perintah Membayar dan apabila

pengisian salah, dikembalikan untuk diperbaiki.

3.2.4. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan


Rincian biaya pengurusan TDP dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan
No.

Biaya (Rp.)

Proses

Biaya Sudah Termasuk

1.
2.

Statu
s
BUL
PT

2.500.000,00
2.500.000,00

14 Hari Kerja
14 Hari Kerja

Pengambilan Formulir dan Persyaratannya

3.

KOPERASI

2.000.000,00

14 Hari Kerja

4.

CV

1.500.000,00

14 Hari Kerja

5.

PO

1.000.000,00

14 Hari Kerja

Persiapan dan Pemeriksaan


Pengajuan Permohonan
TDP Biaya Administrasi
dan Jasa
Legalisir Fotokopi TDP oleh Notaris

3.3.Data AMDAL

Dalam UU No. 32 Tahun 2009, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)


mendapat porsi yang cukup banyak dibandingkan instrumen lingkungan lainnya, dari 127 pasal
yang ada, 23 pasal di antaranya mengatur tentang AMDAL. Pengertian AMDAL pada UU
No. 32 Tahun 2009 berbeda dengan UU No. 23 Tahun 1997, yaitu hilangnya dampak besar.
Jika dalam UU No.23 Tahun 1997 disebutkan bahwa AMDAL adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan, pada UU No. 32 Tahun2009 disebutkan bahwa
AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
. Daru ke-23 pasal tersebut, terdapat pasal-pasal penting yang sebelumnya tidak termuat dalam
UU No. 23 Tahun 1997 maupun PP No. 27 Tahun 1999 dan memberikan implikasi yang
besar bagi para pelaku AMDAL, termasuk pejabat pemberi ijin.
Hal-hal penting baru yang terkait dengan AMDAL yang termuat dalam UU No. 32 Tahun
2009, antara lain :

1. AMDAL dan RKL/RPL merupakan salah satu instrumen pencegahan pencemaran


dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun dokumen
AMDAL.
3. Komisi penilai AMDAL pusat, propinsi, maupun kabupaten/kota wajib memiliki lisensi
AMDAL.
4. AMDAL dan RKL/RPL merupakan persyaratan untuk penerbitan izin lingkungan.
5. Izin lingkungan diterbitkan oleh menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya.
Selain kelima hal tersebut, terdapat pengaturan yang tegas yang diamanatkan dalam UU No.
32 Tahun 2009, yaitu dikenakannya sanksi pidana dan perdata terkait pelanggaran bidang
AMDAL. Pasal-pasal yang mengatur tentang sanksi-sanksi tersebut, yaitu :
1. Sanksi terhadap orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan.
2. Sanksi terhadap orang yang menyusun dokumen AMDAL tanpa memiliki sertifikat
kompetensi.
3. Sanksi terhadap pejabat yang memberikan izin lingkungan tanpa dilengkapi dengan
dokumen
AMDAL atau RKL/RPL.

3.3.1. Dokumen AMDAL


Dokumen AMDAL terdiri dari :
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (KA-AMDAL).
2. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
3. Dokumen Rencana Michelangelo Lingkungan Hidup (RKL).
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

3.3.2. Fungsi AMDAL


AMDAL digunakan untuk :
1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.
3. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau
kegiatan.
4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.
5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan.

3.3.3. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proses AMDAL


Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL yaitu :
1. Komisi penilai AMDAL, yaitu komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
2. Pemrakarsa, yaitu orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Masyarakat yang berkepentingan, yaitu masyarakat yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
3.3.4. Persyaratan Kompetensi dalam Penyusunan Dokumen AMDAL
Syarat-syarat dalam penyusunan dokumen AMDAL berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2010, yaitu :

1. Dokumen

AMDAL

yang

diajukan

kepada

Komisi

Penilai

AMDAL

wajib

disusun oleh pemrakarsa.


2. Dalam penyusunan dokumen AMDAL, pemrakarsa dapat meminta bantuan kepada

lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen AMDAL yang telah mendapatkan


tanda registrasi kompetensi.
3. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi.
4. Dalam

penyusunan

dokumen

AMDAL,

penyusun

dokumen

AMDAL

wajib

menggunakan data dan/atau informasi yang sahih dan sesuai dengan kaidah ilmiah.
5. Komisi Penilai

AMDAL wajib menolak

pengajuan dokumen

AMDAL yang

penyusunannya tidak memenuhi ketentuan.

3.4.

Tingkat Suku Bunga Bank


Tingkat suku bunga bank yang terakhir dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) pada Maret

2014 yaitu sebesar 7,50% (berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur).

3.5.

Data Peluang Pasar


Peluang pasar (market share) menunjukkan seberapa besar peluang yang dimiliki

oleh perusahaan untuk masuk ke dalam pasar. Peluang pasar ditentukan setelah
dilakukan

strategi pemasaran (Segmentation, Targetting, Positioning) untuk produk

perusahaan tersebut.
3.5.1 Segmentasi (Segmentation)
Segmentasi yang dilakukan terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1. Segmentasi Geografis
Negara

: Indonesia

Kota

: Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Depok

2. Segmentasi Demografis
Umur

: >17 Tahun

Jenis Kelamin : Laki laki dan


Perempuan Pekerjaan

: Tidak

dibatasi
Pendidikan

: Tidak dibatasi

Kebangsaan

: Indonesia

3. Segmentasi Psikografis
Kelas Sosial

: Menengah ke atas

Gaya Hidup

: Sederhana dan Mewah

3.5.2 Penargetan (Targetting)

Dari segi segmentasi-segmentasi yang dilakukan sebelumnya, terdapat segmen yang


dianggap potensial untuk dijadikan target pasar (targetting) penjualan Bangku Kuliah
Multi Fungsi, yaitu :
1

Konsumen

: Pelajar dan Mahasiswa

2. Kelas Sosial

: Menengah ke atas

: JABODETABEK

Daerah
Sasaran
3.5.3 Pemosisian (Positioning)

Dalam memposisikan produk Tas Laptop Multi Fungsi kedalam benak konsumen,
maka terdapat 3 tahap yang dilakukan, yaitu :
1. Identifikasi target
Target pasar untuk Tas laptop Multi Fungsi ini adalah Mahasiswa/i dan para
pekerja yang membutuhkan Tas Laptop Multi Fungsi ini yang ada di daerah
DKI Jakarta
2. Merumuskan Point of Differentiation
Pada tahap ini, diuraikan keunggulan produk Tas Laptop Multi fungsi
sehingga berbeda dari produk para pesaing (terdapat 2 pesaing).
Keunggulan produk ini antara lain :
Bentuk Tas Laptop yang nyaman dan aman
Terdapat kantong serbaguna
Terdapat Cooling fan
3. Melakukan strategi pemasaran (Marketing Mix)
Strategi yang digunakan :
Strategi produk(product)
Pada strategi

ini,

keunggulan

Tas Laptop

Multi

Fungsi

yang

membuat berbeda dengan tas laptop pesaingnya yang dijabarkan kepada


konsumen adalah Point of Differentiation nya dilihat pada tahap
pertaman (tahap sebelumnya)
Strategi harga (price)
Strategi harga yang dilakukan adalah mengacu kepada seberapa
besar pengeluaran untuk membeli material yang dibutuhkan
Strategi promosi (promotion)
Promosi yang dilakukan adalah promosi penjualan dengan gratis 50%
ongkos kirim untuk daerah Jabodetabek. Serta pembelian di atas 10 pcs

Tas Laptop akan mendapat potongan harga 10%. Serta menggunakan


media internet seperti website dan media social untuk mempromosikan
produk kami.
Strategi tempat/distribusi (place)
Distribusi

yang dilakukan adalah

one level distribution,

dimana

konsumen langsung bertemu dengan produsen. Dan dengan menggunakan


system online internet untuk promosi lebih luas.
Jumlah

Pelajar at au mahasiswa dan pekerja di J a b o t a b e k

1.000.000 orang (Demand).

berjumlah

Dalam penjualan produk Tas Laptop Multi fungsi ini

terdapat 3 pesaing. Supply untuk Tas Laptop hasil brainstorming adalah (1.000.000 : [3
+ 1]) = 300 Supply untuk pasar (market) menjadi : (1.000.000 300.000) =700.000. Dari
data di atas, dapat dihitung peluang pasar (market share), yaitu :

Peluang Pasar (Market Share )=

=
= 30%
3.6

Data Peraturan Perpajakan

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pasal 1, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan pajakannya.
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
Pasal 2, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib
mendaftarkan

diri

pada

kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan
kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
2. Setiap

Wajib

Pajak

Undang-Undang

sebagai

Pengusaha

dikenai

pajak

berdasarkan

Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib

melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah


kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat
kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pasal 28, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.
2. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan
itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya
3. Pembukuan

atau

pencatatan

harus

diselenggarakan

di

Indonesia

dengan

menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam
bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
4. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang.
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pasal 34, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Identitas Wajib Pajak meliputi : nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib
Pajak, alamat Wajib Pajak, alamat kegiatan usaha, merk usaha, dan kegiatan
usaha Wajib Pajak.
2. Informasi yang bersifat umum tentang perpajakan meliputi : penerimaan
pajak secara nasional, penerimaan pajak per Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak, penerimaan pajak per jenis
pajak, penerimaan pajak per klasifikasi lapangan usaha, jumlah Wajib Pajak
atau Pengusaha Kena Pajak terdaftar, register permohonan Wajib Pajak,
tunggakan pajak secara nasional, dan tunggakan pajak per Kantor Wilayah

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh), terdapat beberapa poin
penting yaitu :
1.

Bagi Wajib Pajak orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35% menjadi
30% dan menyederhanakan lapisan tarif dari 5 lapisan menjadi 4 lapisan, namun
memperluas masing- masing lapisan penghasilan kena pajak, yaitu lapisan tertinggi
dari sebesar Rp. 200.000.000,00 menjadi Rp. 500.000.000,00.

2.

Bagi Wajib Pajak badan usaha, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan (10%, 15%, dan
30%) menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 dan 25% tahun 2010.

3.

Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
dibebaskan dari kewajiban pembayaran fiskal luar negeri sejak 2009, dan pemungutan
fiskal luar negeri dihapus pada 2011. diharapkan pada 2011, semua masyarakat yang
wajib memiliki NPWP telah memiliki NPWP sehingga kewajiban pembayaran fiskal luar
negeri layak dihapuskan.

4.

Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 21
yang tidak mempunyai NPWP dikenai pemotongan 20% lebih tinggi dari tarif normal.

5.

Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 23
yang tidak mempunyai NPWP, dikenai pemotongan 200% lebih tinggi dari tarif normal.

6.

Bagi Wajib Pajak yang dikenai pemungutan PPh Pasal 22 yang tidak mempunyai
NPWP dikenakan pemungutan 100% lebih tinggi dari tarif normal.
Adapun besar tarif-tarif perpajakan yang berlaku sejak tahun 2009, yaitu :

1. Pajak Penghasilan (PPh)


Tabel 2.3 menunjukkan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Tabel 2.4 menunjukkan
Wajib
Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap.
Tabel 2.3. Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri
No

Lapisan Penghasilan Kena Pajak

Tarif Pajak

< Rp. 50.000.000,00

5%

Rp. 50.000.000,00 Rp. 250.000.000,00

15%

Rp. 250.000.000,00 Rp. 500.000.000,00

25%

> Rp 500.000.000,00

30%

Tabel 2.4. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
No

Keterangan

Tarif Pajak

Tahun 2009

28%

Tahun 2010 dan selanjutnya

25%

PT yang 40% sahamnya diperdagangkan

5% lebih rendah dari yang


seharusnya

di bursa efek
4

Peredaran bruto sampai dengan


Rp. 50.000.000.000,00

Pengurangan 50% dari yang


seharusnya

2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD),
tarif
Pajak Bumi dan Bangunan untuk pedesaan dan perkotaan diturunkan dari 0,5% terhadap
Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP) menjadi paling tinggi 0,3% dari NJOP. Yang menjadi dasar
perhitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), yaitu persentase tertentu dari nilai
jual sebenarnya. NJKP ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100%.
3. Penyusutan

Berdasarkan PP Nomor 1 Tahun 2007 Pasal 2, tarif penyusutan dapat dilihat pada
Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Tarif


Penyusutan
Metode

Metode

(tahun)

Garis
Lurus

Saldo
Menurun

Kelompok I

50%

100%

Kelompok II

25%

50%

Kelompok III

Kelompok IV

10

10%

20%

10

10%

20%

40%

Masa
Manfaat
No

Kelompok Harta Berwujud

Bukan
Bangunan

Permanen
2

Bangunan

Tidak Permanen

12,5%

25%

3.7 Data Mesin dan Peralatan


Mesin dan peralatan merupakan salah satu input yang membantu dalam proses
pembuatan Tas Laptop multifungsi. Untuk data mesin dapat dilihat pada tabel 2.6,
sedangkan untuk data peralatan dapat dilihat pada tabel 2.7
Tabel 2.6 Mesin yang digunakan dalam pembuatan Tas Laptop multifungsi

No.

Mesin

Jahit

1200000

Jumlah
yang
dibutuhkan
3

Obras

1500000

4500000

2000000

2000000

250000

750000

300000

900000

Laser
Acrylic
Bor tangan

Gerinda

Lama pemakaian Harga/Unit


per unit (jam/hari)
(RP)

Total

Total
Harga
3600000

11750000

Tabel 2.7 Peralatan yang digunakan dalam pembuatan tas laptop multifung

No

Peralatan

Harga/unit
(RP)

Jumlah yang
dibutuhkan (unit)

Total Harga

Mata Bor

15.000

45.000

Mata jarum

10.000

1 lusin

10.000

jarum obras
Disc Gerinda
Tangan
Disk Cutting
Wheel

12.000

1 lusin

12.000

15.000

15.000

10.000

10.000

Obeng +

8.000

24.000

Cutter

10.000

20.000

Gunting

14.000

28.000

Meteran

10.000

20.000

10
11
12

Mistar
Palu Karet
Tang
Sarung tangan
kain
Pensil

5.000
15.000
25.000

3
3
2

15.000
45.000
50.000

15.000

2 Lusin

15.000

2.000

12

24.000

4
5

13
14

Total

333.000

3.8

Data Harga Komponen

Komponen yang digunakan dalam pembuatan Tas Laptop Multifungsi terdiri atas 3,
yaitu komponen biaya tetap (fixed cost), komponen biaya berubah (variable cost), dan
investasi.
Tabel 2.9 Komponen diluar produk yang mendukung pembuatan Tas Laptop
Multifungsi
No.

Komponen

Banyak

Satuan

Harga
satuan
(RP)

Kulit sintetis Oscar

0.5

Meter( 100 x 200


cm )

78000

39000

Sterofoam

0.5

1 Roll (10 m)

70000

35000

Busa

0.5

Acrylic

0.25

Cooling fan

6
7
8

conector plastik
Screw
Resleting

Total Harga
(RP)

45000

22500

650000

162500

Lembar (100 x 200


cm)
meter
( 1200 mm x 2400
mm )
unit

35000

35000

2
2
0.5

Buah
Pcs
Meter

5000
500
15000

10000
1000
7500

Total

312500

3.8.2. Investasi
Data investasi ini terdiri dari pra operasi, bangunan/gedung dan tanah, mesin dan
peralatan, alat transportasi/kendaraan, inventaris kantor. Data investasi ini dapat dilihat
Tabel 3.0.
Tabel 3.2 Data
Investasi
No.

Keterangan
1 Pra Operasi

Harga
Ijin
1,500,000
Konsultan
1,000,000

2 Mesin (13 unit)


11,750,000
3 Peralatan
333.000
4 Investasi Kursi (6 unit)

kantor

1,500,000
Meja (4 unit)
800,000
Rak (2 unit)
400,000
Locker (1 unit)
800,000
Komputer (1 unit)
3,000,000
Printer (1 unit)
500,000
AC (1 unit)
2,500,000
Telepon (1 unit)
70,000
Gayung (2 unit)
12,000
Ember (2 unit)
40,000
Dispenser (2 unit)
300,000
Exhaust fan (2 unit)
400,000

Total
24,572,333
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk perhitungan dalam pengolahan data adalah
sebagai berikut :
1. Volume produksi per bulan adalah sebesar 500 unit.
2. Jumlah hari kerja per bulan adalah 25 hari kerja.
3. Periode ekonomis dari investasi adalah selama 10 tahun.
4. Karakteristik pasar adalah pasar sempurna, dimana produk yang diproduksi terjual
seluruhnya.
5. Laba yang diperoleh sebesar 20 %

3.9

Data Bahan Baku

Data bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Tas Laptop multifungsi dapat dilihat pada
Tabel 3.1 Bahan baku ini digunakan untuk memproduksi 1 Tas Laptop Multi fungsi

Tabel 3.1 Bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan 1 unit Tas Laptop
multifungsi
No.

Komponen

Banyak

Satuan
Meter
Meter
Meter

Harga Satuan
(Rp)
30000
45000
75000

Total
Harga
15000
22500
37500

1
2
3

kulit sintetis oscar


busa
Sterofoam

0.5
0.5
0.5

4
5
6

conector plastik
Risleting
tile sintetis

2
0.5
1.5

Pcs
Meter
Meter

10000
15000
50000

20000
7500
75000

benang jahit

Roll

20000

20000

perekat bahan

Pcs

5000

10000

bahan sintetis tipis

Meter

65000

65000

Total

272500

3.10 Analisa Peluang Investasi


3.10. 1 Perhitungan Break Even Point

Data-data yang diperlukan untuk perhitungan Break Even Point adalah yang
terdapat pada Tabel 3.2, Tabel 3.3. dan Tabel 3.4.
Tabel 3.2 Perincian Investasi
Keterangan
Harta berwujud
1. mesin dan peralatan

Perkiraan Biaya

Jahit
Obras
Laser Acrylic
Bor tangan
Gerinda
Mata Bor
Mata jarum
jarum obras
Disc Gerinda Tangan
Disk Cutting Wheel
Obeng +

1,200,000
1,500,000
2,000,000
250,000
300,000
15.000
10.000
12.000
15.000
10.000
8.000

Cutter
Gunting
Meteran
Mistar
Palu Karet
Tang
Sarung tangan kain
Pensil
Kursi (6 unit)

10.000
14.000
10.000
5.000
15.000
25.000
15.000
2.000
1,500,000

Meja (4 unit)
800,000
Rak (2 unit)
400,000
Locker (1 unit)
800,000
Komputer (1 unit)
3,000,000
Printer (1 unit)
500,000
AC (1 unit)
2,500,000
Telepon (1 unit)
70,000
Gayung (2 unit)
12,000
Ember (2 unit)
40,000
Dispenser (2 unit)
300,000
Exhaust fan (2 unit)
400,000
15,572,166
Tabel 3.3 Perhitungan TFC (Total Fix Cost) Per tahun
Perincian
Upah TKL 8 orang @
1800000/bulan x 12
Biaya listrik mesin 500 kwh/bulan

Perkiraan
Biaya/bulan (Rp)
14,400,000
5,000,000

Penerangan
100,000
Biaya Air
50,000
Biaya Perawatan
50,000

Perkiraan Biaya /tahun


172,800,000
60,000,000
1,200,000
600,000
600,000

Biaya Administrasi

600,000

50,000
-

Biaya Pemeliharaan
Biaya Sewa Mobil

1,200,000
54,000,000

4,500,000
Biaya Sewa Tempat
Pajak Bumi dan Bangunan

17,000,000
120,000
308,120,000

Total

Tabel 3.4 Perhitungan TVC (Total Variabel Cost) Per Unit


No.

Komponen

1
2
3

kulit sintetis oscar


busa
Sterofoam

Perkiraan
Biaya
15000
22500
37500

4
5
6

conector plastik
Risleting
tile sintetis

20000
7500
75000

benang jahit

20000

perekat bahan

10000

bahan sintetis tipis

65000

Total

272500

Jika kapasitas produksi per bulan adalah 500 unit maka biaya variabel per
tahun menjadi = Rp. 272.500 x 500 x 12 = Rp.1.635.000.000,.
Titik pulang pokok (Break Even Point) merupakan suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan dalam operasionalnya tidak memperoleh laba dan juga tidak
mengalami kerugian. Ada beberapa kesimpulan dalam Break Even Point :
1. Apabila TR>TC maka memperoleh laba.
2. Apabila TR = TC maka terjadi break even point.
3. Apabila TR<TC maka perusahaan mengalami kerugian
Adapun Rumus untuk menentukan BEP secara umum sebagai berikut:

TR = TC [ Total Penerimaan ] = [ Total Biaya ]


( P ) ( Nbep) = ( TFC ) + (VC) ( Nbep)

Nbep =

TFC
P- VC

Dimana: NBEP = Jumlah output titik pulang pokok


TFC = Total biaya tetap
P = Harga jual per unit produk
VC = Biaya variabel per unit produk
Adapun langkah-langkah untuk menentukan Break Even 20 % sebagai berikut :
Laba

= TR-TC

20%.TC

= TR TC

TC( 20% + 1 )

= TR

( TFC + TVC )(20%+1 )

= TR

(308,120,000+ 1.635.000.000)( 1,20) = Q.P


(1.943.120.000)(1,20) = (500 x 12) . P
P

2.331.744.000
6000

= Rp388.624
Rp390.000
Diperoleh harga jual produk adalah sebesar Rp. 390.000
Keterangan:
TR

= Total Revenue (total penerimaan) per tahun

TC

= Total Cost (total biaya) per tahun

TFC

= Total Fix Cost (total biaya tetap) per tahun

TVC

= Total Variabel Cost (total biaya berubah) per tahun

= Quantity (total unit produksi) per tahun

= Price (harga jual) per unit

Perhitungan untuk titik BEP adalah sebagai berikut:

NBEP =

TFC

PV

NBEP =

308.120.000
390.000 - 272.500

NBEP = 2.622,29
NBEP = 2.622 unit /Tahun

3.11

Perhitungan NPV dan Internal Rate of Return (IRR)


Tingkat pengembalianinternal merupakan suatu nilai yang menunjukkan tingkat

pertumbuhan rata-rata dari uang yang diinvestasikan ke dalam usaha produksi gantungan
kunci dalam setiap tahunnya. Dan selanjutnya nilai ini digunakan untuk menentukan
kelayakan dari usaha tersebut jika dibandingkan dengan nilai MARR (Minimum Attractive
Rate of Return). Dalam hal ini, nilai MARR yang digunakan adalah tingkat suku bunga
Bank Indonesia (BI rate) yaitu sebesar 7.50%.
Dalam

menentukan IRR, ada beberapa langkah perhitungan yang harus

dilakukan untuk dapat menghitung nilai IRR yaitu sebagai berikut:


3.12.

Depresiasi
Depresiasi dikenakan pada barang-barang yang kelihatan secara fisik seperti

bangunan dan mesin peralatan.


a. Depresiasi untuk mesin dan peralatan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif penyusutan
untuk kelompok bukan bangunan yang masa manfaatnya mencapai 10 tahun adalah
sebesar 12.5%.
b. Depresiasi untuk Bangunan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif penyusutan
untuk kelompok bangunan permanen adalah sebesar 5%.

Perhitungan besar depresiasi dengan metode persentase tetap ditunjukkan pada

Tabel 3.5
Perhitungan Depresiasi Non Bangunan:

Tahun 1 : 0,125 x 15.572.166 = 1.946.521


Tahun 2: 0,125 x (15.572.166 1.946.521 ) = 0.125 x 13.625.645 = 1.703.205,65
Tahun 3: 0,125 x (13.625.645 1.703.205) = 0.125 x 11.922.440 = 1.490.304,94 dst
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Depresiasi

3.13.

Tahun

Deprisiasi non
bangunan (RP)

13,625,645

11,922,440

10,432,135

9,128,118

7,987,103

6,988,715

6,115,126

5,350,735

4,681,893

10

4,096,657

Amortisasi
Amortitasi dikenakan pada aset-aset yang tidak tampak (intangible assets),

misalnya nama merk perusahaan. Perhitungan besar amortisasi dengan metode garis lurus
ditunjukkan pada Tabel 3.6
Perhitungan amortisasi per tahun = Rp. 1.150.000/10 = Rp. 115.000/tahun

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Amortisasi

Tahun

Amortisasi (Rp)

115.000

115.000

115.000

115.000

115.000

115.000

115.000

115.000

115.000

10

115.000

Untuk total penyusutan setiap tahun didapat dengan cara menjumlahkan depresiasi
tiap tahun dengan amortisasi tiap tahun. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 3.7
Tahun

Deprisiasi (RP)

Amortisasi (RP)

Total

13,625,645

115,000

13,740,645

11,922,440

115,000

12,037,440

10,432,135

115,000

10,547,135

9,128,118

115,000

9,243,118

7,987,103

115,000

8,102,103

6,988,715

115,000

7,103,715

6,115,126

115,000

6,230,126

5,350,735

115,000

5,465,735

4,681,893

115,000

4,796,893

10

4,096,657

115,000

4,211,657

Total
3.3.1.3.

81,478,566

Aliran Tunai Bersih

Aliran tunai bersih merupakan in cash flow setiap tahun.Besar aliran tunai bersih
adalah penerimaan dikurangi biaya dan pajak. Hasil perhitungan aliran tunai bersih
ditunjukkan pada Tabel 3.6.

TR
TC

= Rp. 390.000 x 500 x 12


= TFC +TVC

= Rp. 2.340.000.000,

= Rp. 308.120.000+ 1.635.000.000

= Rp. 1.943.120.000

Perhitungan aliran tunai bersih adalah sebagai berikut:


Untuk tahun 1 : Total depresiasi = Rp. 13,740,645
Laba kotor

= TR - TC - Total depresiasi
= 2.340.000.000 1.943.000.000 13,740,645
= Rp. 383.139.355

Pajak

= 5% x Rp. 383.139.355 = Rp. 19.156.967,8

Laba Bersih

= Laba kotor Pajak


=383.259.355 19.156.967,8
= Rp. 363.982.387

Untuk tahun 2 : Total depresiasi = Rp. 12,037,440


Laba kotor

= TR - TC - Total depresiasi
=2.340.000.000 1.943.000.000 12,037,440
= Rp. 384.842.560

Pajak

= 5% x Rp384.962.560 = Rp 19.242.128

Laba Bersih

= Laba kotor Pajak


= 384.962.560 - 19.248.128
= Rp. 365.600.432

Dengan melakukan perhitungan yang sama untuk tahun-tahun berikutnya maka


diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 3.8

Tahun

Total
Penyusutan

laba kotor

Pajak

Laba Bersih

13,740,645

383,139,355

19,156,967.74 363,982,387.01

12,037,440

384,842,560

19,242,128.02 365,600,432.39

10,547,135

386,332,865

19,316,643.27 367,016,222.09

9,243,118

387,636,882

19,381,844.11 368,255,038.08

8,102,103

388,777,897

19,438,894.85 369,339,002.07

7,103,715

389,776,285

19,488,814.24 370,287,470.56

6,230,126

390,649,874

19,532,493.71 371,117,380.49

5,465,735

391,414,265

19,570,713.25 371,843,551.68

4,796,893

392,083,107

19,604,155.34 372,478,951.47

10

4,211,657

392,668,343

19,633,417.17 373,034,926.28

Total

3,692,955,362

Dari data tersebut diatas maka besar IRR dapat ditentukan. Untuk memperkirakan
letak IRR, maka dicari harga Annualnya.
A=
A=

Aliran Tunai bersih


10
3.692.955.362
10

A = Rp. 369.295.536
A/P = 369.295.536/19.500.000= 0.189

Dari tabel bunga uang diperoleh bahwa faktor A/P berada pada i antara 9% dan 10%.
Dengan metode Trial dan Error dicari nilai IRR yang diperoleh jika :

PV

NCF

PVNCF (Present Value Net Cash Flow) merupakan nilai sekarang dari aliran tunai bersih Jika
digambarkan dengan Cash Flow dapat dilihat pada Gambar

Investasi
(Out Cash Flow)

Laba Bersih

Gambar 3.9Cash Flow Diagram


Keterangan:
Untuk i = 9%
NPV

= -369.295.536+ 363,982,387.01 (P/F,8%, 1) + 365,600,432.39 (P/F,8%, 2) +


367.016.222,09 (P/F,8%, 3) + 368.255.038,08(P/F,8%, 4) + 369.339.002,07
(P/F,8%, 5) +370.287.470,56(P/F,8%, 6) + 371.117.380 (P/F,8%, 7) +
371.843.551,47(P/F,8%, 8) +372.478.951,47(P/F,8%, 9) +373.034.926,28(P/F,8%,
10)

= -369.295.536+ 363,982,387.01 (0.9174) +365,600,432.39 (0.9174) +


367.016.222,09 (0.7722)+ 368.255.038,08 (0.7084) + 369.339.002,07

(0.6499)

+370.287.470,56 (0.5963) + 371.117.380 (0.5470) + 371.843.551,47(0.5019)


+372.478.951,47(0.4604) +373.034.926,28(0.4224)
= 1,981,342,550
Untuk i = 10 %
NPV

= -369.295.536+ 363,982,387.01 (P/F,8%, 1) + 365,600,432.39 (P/F,8%, 2) +


367.016.222,09 (P/F,8%, 3) + 368.255.038,08(P/F,8%, 4) + 369.339.002,07
(P/F,8%, 5) +370.287.470,56(P/F,8%, 6) + 371.117.380 (P/F,8%, 7) +
371.843.551,47(P/F,8%, 8) +372.478.951,47(P/F,8%, 9)
+373.034.926,28(P/F,8%, 10)
= -369.295.536+ 363,982,387.01 (0.909) +365,600,432.39 (0.826) +
367.016.222,09 (0.751)+ 368.255.038,08 (0.683) + 369.339.002,07 (0.620)
+370.287.470,56 (0.564) + 371.117.380 (0.513) + 371.843.551,47(0.466)
+372.478.951,47(0.424) +373.034.926,28(0.385)
= 1,880,227,897

Tabel 3.8. Hasil Perhitungan IRR


Persen (P/F)

Out Cash Flow (Rp)

NPV (Rp)

9%

369.295.536

1,981,342,550

369.295.536

1,880,227,897

10%

IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan
nol. Dari Tabel 3.8. dapat dilihat IRR berada diantara 9 % dan 10 %, maka dengan
interpolasi
didapatkan:
IRR = [

9%-10%
x 1.880.227.897 + 10% = 8.59%
1.981.342.550 1.880.227.897

Dari perhitungan diketahui bahwa IRR = 8.59% lebih besar daripada suku bank
yang sebesar 7.50%. Hal ini berarti bahwa usaha ini layak dilakukan ditinjau dari
perhitungan IRR tersebut.
3.2.3.
Perhitungan Pay Back Period
Pada tahun nol nilai cash outflow adalah sebesar nilai dari investasi. Perhitungan
pay back period dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Perhitungan Pay Back Period

Tahun

Laba Bersih

Deprisiasi

amortisasi

chash
Proceeds

1
2
3
4
5
6

chash
outlow

saldo chash

369,295,536

(369,295,536)

363,982,387.01

13,740,645

115,000

377,838,032.26

8,542,496.05

365,600,432.39

12,037,440

115,000

377,752,871.98

386,295,368.03

367,016,222.09

10,547,135

115,000

377,678,356.73

763,973,724.76

368,255,038.08

9,243,118

115,000

377,613,155.89

1,141,586,880.65

369,339,002.07

8,102,103

115,000

377,556,105.15

1,519,142,985.81

370,287,470.56

7,103,715

115,000

377,506,185.76

1,896,649,171.57

7
8
9
10

371,117,380.49

6,230,126

115,000

377,462,506.29

2,274,111,677.86

371,843,551.68

5,465,735

115,000

377,424,286.75

2,651,535,964.61

372,478,951.47

4,796,893

115,000

377,390,844.66

3,028,926,809.27

373,034,926.28

4,211,657

115,000

377,361,582.83

3,406,288,392.10

Pay Back Period =


= 1,101
Pay Back Period = 1 tahun 1 bulan

BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
4.1.

Analisis

4.1.1. Analisis Aspek Yuridis Perusahaan


Dalam membangun sebuah perusahaan, ada prosedur pengurusan izin dan persyaratan
untuk mendapatkan izin pendirian tersebut, salah satu persyaratannya yaitu persyaratan
yuridis. Persyaratan yuridis adalah persyaratan berdasarkan aturan-aturan hukum yang
berlaku didaerah tersebut. Adapaun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan
pendaftaran perusahaan perseorangan, yaitu :
6. Formulir isian (diisi lengkap).
7. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
8. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
9. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab atau Paspor apabila anggung Jawab
adalah Warga Negara Asing (WNA).

10. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

4.1.2. Analisis Dampak Lingkungan


Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan
hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi
dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan,
maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Analisis dampak
lingkungan dari perusahaan tas laptop multifungsi yang dapat dilakukan adalah dengan cara :
1. Dari segi lokasi
Untuk lokasi saat ini workshop pembuatan bangku menyatu dengan office dan sekaligus
sebagai tempat penjualan produk. Maka dari itu perlu alokasi pembuangan limbah
yang terdekat agar tidak mencemari lingkungan.
2. Dari segi pembuangan limbah
Hasil limbah berupa limbah acryclic

dan limbah bahan tekstil dari produk akan

dibuang pada tempat pembuangan limbah yang diharuskan atau akan didaur ulang
maupun dijual kembali kepada produsen lain yang membutuhkan.

4.1.3. Break Even Point (BEP)


Break Even Point (BEP) produksi tas laptop multifungsi

adalah sebesar 2.622

unit/tahun. Dengan harga pokok produk sebesar Rp. 390,000/unit maka pihak produsen
mendapat keuntungan 20%. Dari titik BEP yang dihitung berdasarkan kesamaan dari
pengeluaran

dengan

pendapatan,

BEP menunjukkan titik dimana perusahaan tidak

merugi atau berlaba. Untuk itu, dalam setahun pihak perusahaan harus mampu melakukan
penjualan lebih dari 2.622 unit tas laptop multifungsi bila ingin mendapatkan keuntungan.

4.1.4. Internal Rate of Return (IRR)


IRR dapat digunakan untuk melihat apakah suatu usaha layak atau tidak. IRR
menunjukkan tingkat pertumbuhan rata-rata uang yang diinvestasikan. IRR dihitung dari
pertumbuhan aliran tunai bersih. Aliran tunai bersih ini dihitung tingkat pertumbuhannya
dan didapatkan IRR sebesar 8.59% %. Usaha produksi tas laptop multifungsi ini dikatakan
layak karena IRR (8.59%) > tingkat suku bunga (7.50%). Sedangkan untuk pay back period
dicapai pada 1 tahun1 bulan.

4.2.

Evaluasi

4.2.1. Evaluasi Aspek Yuridis Perusahaan


Perusahaan yang memproduksi produk tas laptop multifungsi ini telah memenuhi
semua persyaratan yuridis, maka dengan ini perusahaan layak untuk didirikan. Apabila
perusahaan ini nantinya mampu mendapatkan keuntungan seperti yang telah diperhitungkan,
maka perusahaan akan dapat mengembangkan usahanya di masa yang akan datang.

4.2.2. Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan


Walaupun perusahaan sebagian besar tidak menghasilkan limbah yang dapat
merusak lingkungan, namun diharapkan perusahaan lebih baik lagi dalam menjaga
kermungkinan limbah yang tercecer hingga mengganggu pemukiman penduduk yang ada di
sekitar. Berdasarkan pertimbangan- pertimbangan
perusahaan

ini

dapat

dikategorikan

analisis

dampak

lingkungan,

maka

tidak memberikan dampak negatif yang berarti

terhadap lingkungan.
4.2.3. Evaluasi Break Even Point (BEP)
Meskipun nilai BEP sudah menunjukkan nilai yang cukup baik, namun masih perlu

dilakukan beberapa

langkah untuk membawa usaha ke arah kondisi yang lebih

menguntungkan antara lain dengan:


a. Menekan Total Biaya Tetap (TFC)
b. Menekan Total Biaya Variabel per unit output (TVC)
c. Meningkatkan kualitas, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.
d. Meningkatkan jumlah atau volume unit output.

4.2.4. Evaluasi Internal Rate of Return (IRR)


Perhitungan IRR menunjukkan kelayakan usaha karena IRR (8.59% )lebih besar dari
tingkat suku bunga (7.50%). IRR juga menunjukkan tingkat keuntungan atas investasi
bersih asalkan setiap Net Present Value yang diperoleh bernilai positif. Untuk itu, IRR
perusahaan harus ditingkatkan, antara lain dengan jalan:
a. Menekan Total Biaya Tetap (TFC)
b. Menekan Total Biaya Variabel per unit output (TVC)
c. Meningkatkan kualitas, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.
d. Meningkatkan jumlah atau volume unit output.
e. Meningkatkan strategi pemasaran.
f. Mengatur penggunaan mesin dan tenaga kerja yang optimal.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Dari perhitungan yang dilakukan sebelumnya, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan
analisa kelayakan sebagai berikut :
1. Investasi awal yang diperlukan untuk pendirian usaha baru adalah sebesar Rp. 15,572,166
2. Total biaya tetap (Total Fixed Cost) yang terdiri dari upah tenaga kerja, biaya listrik,
biaya penerangan, biaya air, biaya perawatan, biaya administrasi, biaya sewa mobil dan
pajak (PBB) adalah sebesar Rp. 308,120,000 per tahun
3. Total biaya berubah (Total Variable Cost) yang terdiri dari bahan-bahan utama
untuk memproduksi satu tas laptop multifungsi sebesar Rp. 1.635.000.000 per tahun
4. Produk tas laptop multifungsi yang telah diproduksi dijual per unitnya dengan harga
Rp.
390.000 dengan laba yang akan diperoleh sebesar 20 %.
5. Break even point (BEP) adalah sebesar 2.622
unit/tahun.
6. Tingkat pertumbuhan uang rata-rata (IRR) adalah sebesar 8.59%, yang berarti
tingkat pertumbuhan lebih besar dari suku bunga bank (MARR) yang ada (7,50%)
sehingga usaha dikatakan layak.
7. Pay Back Period dicapai pada 1 tahun 1bulan.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data mengenai spesifikasi mesin dan peralatan sebaiknya dilakukan
sedetail mungkin untuk menghasilkan informasi yang akurat.
2. Sebaiknya praktikum ini mendatangkan konsultan yang ahli di bidang studi kelayakan
sehingga praktikan dapat mengetahui bagaimana penyusunan studi kelayakan yang
sebenarnya di lapangan.

3. Sebaiknya ditambahkan beberapa aspek lainnya untuk dipertimbangkan dalam studi


kelayakan misalnya aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan aspek sumber
daya manusia untuk lebih mendukung penentuan kelayakan suatu usaha.
4. Sebaiknya ditambahkan beberapa perhitungan rasio finansial lainnya untuk lebih
mengetahui kelayakan suatu usaha dari segi ekonomi dan finansial.

Anda mungkin juga menyukai