Metode QFD menurut Cohen (1995) memiliki beberapa tahap perencanaan dan
pengembangan yang disebut empat tahapan model QFD. Tahap perencanaan dan
pengembangan dapat disebut juga matriks, adapun matriks perencanaan dan
pengembangan QFD ada 4 tahapan.
a. Perencanaan produk terdiri dari customer requirements, dan technical
responses/requirements.
Pada tahapan pertama adalah matriks perencanaan produk menjelaskan tentang
keinginan konsumen, kebutuhan-kebutuhan teknis, korelasi, hubungan-hubungan
yang berkaitan, evaluasi kompetitor atau pesaingnya, penugasan teknis kompetitif,
dan target-targetnya. Alat yang digunakan untuk menggunakan struktur QFD adalah
matriks yang berbentuk rumah, yang disebut House of Quality (HOQ). HOQ terdiri
dari enam bagian utama matriks perencanaan produk tersebut.
b. Perencanaan desain terdiri dari technical requirements dan parts characteristics.
Tahapan kedua dikenal matriks perencanaan teknik yaitu merupakan faktor-
faktor teknis yang kritis terhadap pengembangan produk
c. Perencanaan proses terdiri dari part characteristics dan process characteristics.
Tahapan ketiga, matriks perencanaan proses yaitu merupakan matriks proses
pembuatan pengembangan suatu produk.
d. Perencanaan produksi terdiri dari process characteristics dan production
requirements.
Tahapan keempat adalah matriks perencanaan produksi yaitu memaparkan tindakan
yang perlu diambil didalam perbaikan kualitas produk.
C
Karakteristik Teknis
D B
A
Matriks Hubungan Matriks Perencanaan
Matriks Kebutuhan
(Dampak Karakteristik Teknis (Peninjauan Pasar dan
Pelanggan
Terhadap Kebutuhan Pelanggan) Rencana Strategis)
F
Matriks Teknis
(Prioritas Karakteristik Teknis,
Perbandingan Dengan Pesaing Target)
Setelah daftar dapat dibuat dari data yang terkumpul, daftar tersebut lalu
dikembangkan dan dimasukkan ke dalam matriks HOQ.
e. Langk
ah 5:
Benchmarking
Metode House of Quality ini memperbolehkan untuk melakukan penilaian
kompetitor melalui benchmarking. Dimana selanjutnya pelayanan yang disediakan
kompetitor akan dibandingkan dengan pelayanan organisasi kita. Yang dibandingkan
dalam metode ini adalah keinginan pelanggan dan juga design requirements. Sehingga
persepsi pelanggan mengenai kepuasan itu akan bisa dinilai dan dibandingkan dengan
kompetitor. Serta petugas yang bertanggungjawab terhadap pelayanan tersebut akan bisa
dievaluasi kinerjanya.
Setelah mengetahui karakteristik dari kompetitor, dapat dibuat grafik agar kita
dapat melihat gambaran secara keseluruhan.
f. L a n g k a h 6 : P
importance
Overall importance digunakan untuk mencari respon mana (dalam langkah 2) yang
mendapatkan prioritas untuk dilaksanakan terlebih dahulu. Untuk masing-masing kolom
design requirement, tingkat kepentingan dari voice of consumer dikalikan dengan
pembobotan yang sesuai. Hal ini akan menciptakan nilai untuk setiap hubungan VOC
dengan respon / design requirement.
Rumus Overall Importance atau Absolute Importance:
AI =Ʃ (ILTR x NH )
ILTR : importance lavel yang berhubungan dengan technical respone (VOC customer
importance)
NH : Nilai Hubungan
Dari rumus ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat
kepentingan dan semakin rendah tingkat kepuasan maka overall importance yang didapat
akan semakin besar. Dengan semakin besar Overall importance maka sebuah masalah
wajib dipecahkan. Namun apabila tingkat kepuasan semakin tinggi dan tingkat
kepentingan semakin rendah maka overall importance yang didapat kecil. Semakin kecil
nilai overall importance pada sebuah masalah maka masalah itu tidak begitu perlu untuk
segera di tindak lanjuti mengingat bahwa tingkat kepuasan dari konsumen sebagian besar
sudah merasa puas dengan hasil yang ada, dan hasil tersebut berdasarkan tingkat
kepentingan tidak begitu penting untuk segera ditindak lanjuti.
Rumus Relative Importance:
Overall Importance
Relative Importance= ×100 %
∑ Overall Importance
Relative Importance merupakan nilai absolute importance yang dinyatakan dalam persen
kumulatif.
Setelah hasil penghitungan sudah didapat, bisa disajikan dalam bentuk diagram batang
untuk mempermudah proses pembacaan.
Dengan menerapkan seluruh langkah ini, output yang diharapkan adalah dapat
menentukan pengembangan pelayanan apa yang harus dilakukan terkait dengan
kebutuhan konsumen. Apabila hal tersebut dapat dilakukan, maka mutu atau kualitas
suatu pelayanan akan terus dapat di tingkatkan (quality improvement).