Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN

Metode Activity Based Costing (ABC System)

Dosen Pengampu : Khojanah Hasan SE.,MM.,AK.,CA

Oleh :

Kelompok 4

1. Devi Nurul Qomariah (1536139189 )


2. Devi Dwi R. (1536139189 )
3. Kumariah (1536139189 )
4. Yashinta P. (1536139189 )
5. Ervina Tri Septia N. ( 153613918911)

Jurusan Akuntansi Reg. B - Fakultas Ekonomi


Universitas WIDYAGAMA Malang
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akuntansi manajemen secara terus menerus berkembang dan tanggap terhadap berbagai
perubahan dalam sektor pabrikasi dan jasa dalam dunia bisnis saat ini. Salah satu tanggapan
yang cukup signifikan adalah berupa pengembangan manajemen berdasarkan aktivitas.

Untuk mempelajari akuntansi manajemen, dibutuhkan pemahaman akan arti biaya dan
terminologi yang berkaitan dengan biaya. Kalkulasi biaya produk khususnya berdasarkan
aktivitas adalah salah satu prinsip sistem informasi akuntansi manajemen.

Perkembangan proses kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas menjadi salah satu


pengembangan utama akuntansi manajemen. Sasarannya adalah meningkatkan keakuratan
biaya, informasi produk yang berkualitas tinggi, dan dapat digunakan untuk membuat
keputusan yang lebih baik.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang kami ambil adalah :


A. Pengertian kalkulasi biaya berdasar aktivitas (ABC)
B. Kalkulasi biaya overhead pabrik berdasar aktivitas
C. Ilustrasi kalkulasi biaya berdasar aktivitas
D. Ilustrasi Kalkulasi Biaya Tradisional dan Kalkulasi Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity
Based Costing / ABC)
E. Kalkulasi biaya berdasarkan just in time (JIT)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas (ABC)


Kalkulasi biaya atau cost adalah cara perhitungan biaya baik biaya produksi maupun
biaya produk. Yang dimaksud biaya produk adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk memproduksi barang atau jasa atau seluruh biaya untuk menghasilkan produk yang
siap jual. Sedangkan yang di maksud biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan
dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.
Cara untuk mengetahui biaya produksi yaitu =
biaya bahan langsung + biaya upah langsung + biaya overhead.

Pengertian Activity Based Costing :

Menurut Mulyadi (2003:40) :


Activity Based Costing adalah sistem informasi biaya yang berorientasi pada penyediaan
informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personel perusahaan melakukan
pengelolaan terhadap aktivitas. Sistem informasi ini menggunakan aktivitas sebagai basis
serta pengurangan biaya dan penentuan secara akurat biaya produk atau jasa sebagai tujuan.
Sistem informasi ini diterapkan dalam perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang.

Jadi Activity Based Costing adalah:


Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Activity Based Costing adalah suatu
pendekatan terhadap sistem akuntansi yang memfokuskan pada aktivitas yang dilakukan
untuk memproduksi produk, dimana aktivitas tersebut merupakan titik akumulasi biaya yang
mendasar.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ini didasarkan pada konsep produk yang
mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Dengan metode ini
diharapkan manajemen dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas
yang tidak bernilai tambah (aktivitas yang dipertimbangkan tidak memberi kontribusi
terhadap nilai pelanggan atau terhadap kebutuhan organisasi).

Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk, perhitungan biaya per unit produk
sangat sederhana, yaitu total biaya yang berkaitan dengan unit produksi dibagi dengan jumlah
unit yang diproduksi. Ingat bahwa definisi biaya produk tergantung pada tujuan manajerial
yang dipenuhi. Sebagai contoh, biaya produk seringkali didefinisikan sebagai biaya produksi,
bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Namun, biaya produk juga berguna
untuk membuat beberapa keputusan tertentu. Sebagai contoh, biaya produk dapat menjadi
masukan penting untuk penetapan harga penawaran. Sedangkan proses pengkaitan biaya
dengan unit yang diproduksi setelah biaya tersebut diukur disebut pembebanan biaya (cost
assignment).

B. Kalkulasi Biaya Overhead Pabrik Berdasar Aktivitas


Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah biaya produksi yang tidak
masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu
perusahaan juga memiliki departemen-departemen lain selain departemen produksi maka
semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya)
dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik.

Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak langsung, pengawasan mesin produksi,
pajak, asuransi, hingga fasilitas-fasilitas tambahan yang diperdalam ABC, proses identifikasi
aktivitas merupakan salah satu bagian yang penting dari tahapan tahapan pembebanan biaya
overhead pabrik. Tahap pertama pada identifikasi aktivitas, aktivitas yang luas
dikelompokkan ke dalam 4 kategori aktivitas, yaitu :
1. Unit Level Activities (tingkat unit)
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan sekali untuk setiap unit sehingga biaya produk
yang berhubungan dengan aktivitas yang dibebankan berdasarkan jumlah unit yang
diproduksi. Misalnya : jam tenaga kerja langsung. Semakin banyak jumlah unit yang
diproduksi maka semakin banyak juga tenaga kerja langsung dibutuhkan.
2. Bacth Level Activity( tingkat bacth)
Yaitu berupa ativitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mendukung produksi sejumlah
order tertentu (batch). Aktivitas ini dilakukan sekali untuk setiap batch sehingga biaya
produksi yang berhubungan dengan aktivitas ini dibebankan berdasarkan jumlah batch yang
diproduksi misalnya : biaya set-up mesin. Semakin banyak unit yang diproduksi tidak
mempengaruhi biaya pada aktivitas set-up, tetapi semakin sering set-up dilakukan maka
semakin besar pula biaya set-up mesin.
3. Product Sustaining Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi suatu
produk, pemeliharaan produk, pengembangan produk dan inovasi produk. Beban biaya yang
terjadi pada aktivitas ini dapat ditelusuri pada setiap jenis produk yang dihasilkan,
tetapi sumber daya yang dikonsumsi tidak tergantung pada jumlah unit ataupun batch dari
produk yang dihasilkan perusahaan. Semakin banyak jenis produk yang dihasilkan maka
semakin sering aktivitas ini dilakukan sehingga semakin besar biaya yang dibutuhkannya.
4. Facility Sustaining Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan,
seperti pemasaran, sumber daya manusia, pengembangan sistem, pemeliharaan fasilitas dan
lain-lain. Tetapi aktivitas ini tidak berhubungan dengan jumlah produk, batch maupun jenis
produk.
Sedangkan pada saat melakukan pembebanan biaya dari tiap kelompok tersebut, biaya yang
muncul tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kelompok aktivitasnya, sehingga dalam
membebankan biaya sistem ABC dapat digambarkan dengan dua tahapan, yaitu :
Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi keinginan customer mengkonsumsi
sumber daya dalam sejumlah uang tertentu.
Biaya setiap sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas
harus dibebankan objek biaya atas dasar unit aktivitas yang dikonsumsi oleh objek
biaya itu sendiri bukan dalam proses produksi
.
C. Ilustrasi Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas
Suatu perusahaan memproduksi 2 jenis produk yaitu :
Produk A Produk B
Biaya Bahan baku Rp. 600,- Rp. 150,-
Biaya Upah Langsung Rp. 200,- Rp. 50,-
Unit Produksi 200 unit 100 unit

Aktivitas overhead pabrik aktual yang berhubungan dengan ke-2 produk yaitu disajikan
dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1 :

Keterangan Produk A Produk B


Pemeliharaan mesin dan peralatan 200 Jam 100 Jam
Penanganan bahan 30 Jam 20 Jam
Persiapan batch/mesin 10 Jam 5 Jam
Kalkulasi biaya berdasar aktivitas (ABC)

BOP yang dianggarkan

Tabel 2 :

Keterangan Produk Aktivitas Anggaran


Pemeliharaan mesin dan peralatan Rp. 250,- 500 Jam
Penanganan bahan Rp. 300 ,- 60 Jam
Persiapan batch/mesin Rp. 450,- 15 Jam

Berdasarkan tabel diatas maka kalkulasi biaya produk berdasar aktivitas dapat di sajikan pada
tabel dibawah ini :

Tabel 3 :

Keterangan Produk A Produk B


Biaya Bahan Langsung Rp. 600,- Rp. 150,-
Biaya TKL Rp. 200,- Rp. 50,-
BOP :
Biaya pemeliharaan mesin Rp. 100,- Rp. 50,-
Biaya penanganan mesin Rp. 150,- Rp. 100,-
Biaya persiapan mesin Rp. 300,- Rp. 150,-
Total Rp. 1.350,- Rp. 500,-

Ket :

Bi. Pemeliharaan mesin diperoleh dari :

Anggaran Bi . pemeliharaanmesin
x Aktivitas overhead produk
Aktivitas anggaran

Rp .250
Produk A = x 200 jam
500 jam

= Rp. 100

Rp .250
Produk B = x 100 jam
500 jam

= Rp. 50
Bi. Penanganan Bahan diperoleh dari :

Anggaran Bi . penanganan bahan


x Aktivitas overhead produk
Aktivitas anggaran

Rp . 300
Produk A = x 30 jam
60 jam

= Rp. 150

Rp .300
Produk B = x 20 jam
60 jam

= Rp. 100

Bi. Pesiapan batch/ mesin diperoleh dari :

Anggaran Bi . persiapan mesin


x Aktivitas overhead produk
Aktivitas anggaran

Rp . 45 0
Produk A = x 10 jam
15 jam

= Rp. 300

Rp .45 0
Produk B = x 50 jam
15 jam

= Rp. 150

D. Ilustrasi Kalkulasi Biaya Tradisional dan Kalkulasi


Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing / ABC)
Dalam sistem biaya tradisional, hanya penggerak aktivitas tingkat unit yang digunakan untuk
membebankan biaya pada produk. Penggerak aktivitas tingkat unit (unit level activity driver)
adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang
diproduksi. Dengan hanya menggunakan penggerak tingkat unit, diasumsikan biaya overhead
yang dikonsumsi oleh produk berkorelasi tinggi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Penggerak aktivitas berdasarkan unit membebankan biaya overhead ke produk melalui tarif
pabrik secara menyeluruh maupun departemental.
Penggerak tingkat unit yang biasa digunakan antara lain:
Unit yang diproduksi
Jumlah jam tenaga kerja langsung
Jumlah upah tenaga kerja langsung
Jumlah jam mesin
Jumlah bahan baku

Setelah menentukan penggerak tingkat unit, langkah selanjutnya adalah memperkirakan


tingkat output aktivitas yang akan diukur, yaitu melalui tingkat aktivitas yang diharapkan dan
tingkat aktivitas normal. Tingkat aktivitas yang diharapkan adalah ouput yang diharapkan
akan dicapai perusahaan di masa yang akan datang, sedangkan tingkat aktivitas normal
adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman perusahaan dalam jangka
panjang. Aktivitas normal memiliki keunggulan berupa penggunaan tingkat aktivitas yang
sama dari tahun ke tahun sehingga fluktuasi pembebanan biaya overhead per unit dari tahun
ke tahun relatif rendah.
Dalam kalkulasi biaya produksi terjadi perbedaan anatara model tradisional dengan
model Activity Based Costing (ABC). Dalam teknik penyajian tradisional hanya
menggunakan satu tarif biaya overhead pabrik.
Sedangkan model Activity Based Costing (ABC) menggunakan lebih dari satu tarif
biaya overhead pabrik. Untuk itu disajikan dalam tabel di bawah ini :

Data bahan akuntansi :

Tabel 4 :

Keterangan Produk A Produk B Total


Unit yang diproduksi 200 unit 100 unit 300 unit
Biaya Bahan Langsung Rp. 600.000,- Rp. 150.000,- Rp. 750.000,-
Bi. TKL Rp. 200.000,- Rp. 50.000,- Rp. 250.000,-
Total biaya utama Rp. 800.000,- Rp. 200.000,- Rp. 1.000.000,-

BOP : Aktivitas Aktivitas Total Biaya


Bi. Pemeliharan mesin 4.000 jam 1.000 jam Rp. 250.000,-
Bi. Penanganan bahan 400 jam 200 jam Rp. 300.000,-
Bi. Persiapan mesin 100 jam 50 jam Rp. 540.000,-

Anda mungkin juga menyukai