Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

Business
Reseacrh
Methodology

Perumusan Masalah Penelitian

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Sekolah Pasca Sarjana Magister MK14210009 Sri Astuti Pratminingsih
Manajemen

Abstract Kompetensi
Materi ini menjelaskan apa yang Mampu menjelaskan bagaimana
dimaksud dengan masalah, dan merasakan ada tidaknya masalah, dan
bagaimana merumuskan sebuah mampu merumuskan masalah penelitian
masalah penelitian ilmiah. ilmiah.
PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Masalah Penelitian

Kegiatan penelitian mencakup dua tahap yaitu: “penemuan masalah dan penemuan
pemecahannya”. Seperti telah dikemukakan sebelumnya tujuan penelitian ilmiah adalah
untuk menemukan alternatif pemecahan dari masalah yang tengah dihadapi oleh manajer
perusahaan (applied researh pada bidang bisnis), dan atau pemecahan masalah dari suatu
teori/pengetahuan pada bidang ilmu tertentu (basic research). Dengan demikian,
merumuskan masalah penelitian merupakan hal paling krusial dalam kegiatan penelitian.
Jika masalahnya tidak jelas, maka kegunaan hasil penelitiannyapun tidak jelas. Seperti
ungkapan Albert Einstein” perumusan masalah jauh lebih penting daripada pemecahannya”,
ini menandakan kekeliruan dalam merumuskan masalah akan diiukuti dengan
kekeliruan/ketidak akuratan dalam merumuskan solusinya, sehingga akhirnya masalah
tersebut tidak terselesaikan dengan baik.

Masalah dapat didefinisikan sebagai situasi dimana terdapat kesenjangan (gap) antara
keadaan sesungguhnnya (fakta) dengan keadaan yang seharusnya, atau keadaan yang
diharapkan (idealnya). Misalnya perusahaan pada tahun ini menghadapi situasi laba
perusahaan yang cenderung menurun, padahal diharapkan laba perusahaan meningkat
atau diharapkan stabil, produktivitas menurun padahal diharapkan meningkat, retur
penjualan produk meningkat, atau perusahaan kehilangan pangsa pasar. Situasi gap atau
kesenjangan juga dapat terjadi ketika perusahaan menghadapi sebuah ‘opportunity’
menguntungkan yang semestinya perusahaan mampu mendapatkannya, namun
kenyataannya gagal memanfaatkan peluang tersebut.
Pada setiap kegiatan penelitian, peneliti harus mampu memisahkan antara faktor penyebab
(antecedent) masalah sesungguhnya (real problem), dan fenomena, gejala (symptoms),
atau peristiwa yang ditemukan sebagai dampak (consequence) dari masalah
sesungguhnya. Fenomena yang ditemukan bisa jadi hanyalah merupakan dampak dari
masalah sesungguhnya. Misalnya terdapat situasi kendaraan yang diparkir hilang, situasi ini
bukan masalah tetapi sebuah peristiwa akibat pencurian. Yang menjadi masalah
sesungguhnya adalah siapa pencurinya? Seorang pasien sakit demam, ini baru gejala atau
fenomena bukan masalah sesungguhnya. Dokter menduga kuat ‘masalah sesungguhnya’
luka di bagian pencernaan. Pertanyaannya “penyebab luka percernaan tersebut apa”? Laba
perusahaan menurun, ini sebuah fenomena sebagai dampak penjualan perusahaan yang
menurun drastis. Masalahnya faktor-faktor apa yang menyebabkan penjualan menurun.
Faktor-faktor inilah yang harus diteliti, dicari dan ditemukan jawabannya. Hasil investigasi ini

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
akan menjadi informasi berharga bagi manajemen untuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan dan pengendalian penjualan, sehingga situasi kerugian yang dialami
perusahaan dapat diatasi, dan berubah menjadi situasi baru yang diharapkan, ‘profitable’.

Penelitian dimulai dengan penemuan masalah, tetapi tidak setiap masalah membutuhkan
penelitian, masalah yang dipandang signifikan atau diperkirakan akan memberikan dampak
signifikan biasanya diperlukan penelitian. Jika suatu masalah akan diteliti, maka masalah
tersebut harus dirumuskan secara konkrit, artinya masalah tersebut tidak terlalu umum atau
abstrak, tetapi harus jelas dan spesifik. Untuk dapat mengidentifikasi masalah yang bersifat
umum menjadi masalah yang bersifat spesifik, dalam konteks penelitian bisnis Emory (1996;
60) membedakan masalah pada empat tingkatan. Pertanyaan muncul sebagai refleksi
adanya masalah, maka bentuk masalah dapat dinyatakan dalam bentuk ‘pertanyaan’ yaitu:
pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan
pengukuran. 4 (empat) tingkatan pertanyaan tersebut merefleksikan dari adanya empat
tingkatan masalah. Selanjutnya, empat tingkat masalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Hirarki Masalah dan Pertanyaan


Masalah Manajemen - Pertanyaan Manajemen
Masalah Penelitian - Pertanyaan Penelitian
Masalah Investigasi - Pertanyaan Investigasi
Masalah Pengukuran - Pertanyaan Pengukuran

Masalah manajemen suatu keadaan dilematis yang dihadapi manajemen, masih bersifat
umum. Manajemen perlu mengambil tindakan dan keputusan untuk memperbaiki keadaan
dilematis ini, agar bisnis dapat berkembang baik. Kembali pada contoh sebelumnya,
manajemen perusahaan menghadapi situasi laba perusahaan yang cenderung turun pada
akhir-akhir ini. Masalah ini masih bersifat umum, cenderung baru berupa fenomena, realitas
yang dihadapi dalam kegiatan bisnis. Muncul pertanyaan manajemen “bagaimana
meningkatkan laba”? Pertanyaan ini masih bersifat umum yang muncul dari masalah umum
(masalah manajemen). Manajemen membutuhkan konsultan peneliti untuk memecahkan
masalah atau menjawab pertanyaan manajemen tersebut, di sinilah letak peran peneliti
untuk membantu memecahkan masalah-masalah bisnis.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Masalah Penelitian lebih spesifik dari masalah manajemen. Pencarian masalah penelitian
lebih menekankan pada upaya untuk menemukan masalah sesungguhnya (real problem),
berdasarkan fenomena atau gejala yang ditemukan. Suatu masalah dapat memperlihatkan
berbagai bentuk gejala berbeda. Peneliti harus cermat mengamati berbagai gejala, serta
dengan hati-hati berdasarkan pengetahuan, pengalaman, referensi, serta hasil penelitian
terdahulu merumuskan masalah sesungguh dengan tepat. Ketika penurunan laba menjadi
masalah umum, dan setelah dilakukan pengumpulan data awal dan dianalisis, masalah
sesungguhnya dapat berupa penurunan penjualan yang berdampak pada penurunan laba.
Jika masalah sesungguhnya penjualan, maka peneliti akan lebih fokus pada bagaimana
meningkatkan penjualan, dan bukan pada masalah lainnya. Salah satu contoh variabel
penelitian pada riset bidang keprilakuan misalnya motivasi kerja. Dampak dari rendahnya
motivasi kerja dapat terlihat dengan munculnya gejala/fenomena absensi karyawan tinggi,
sabotase, produktivitas rendah. Gejala-gejala ini merupakan dampak dari masalah motivasi
kerja. Dengan demikian, tujuan penelitian akan difokuskan pada bagaimana meningkatkan
motivasi kerja, bukan menurunkan absensi karyawan, atau menekan kegiatan
demo/sabotase.

Masalah investigasi merupakan alternatif jawaban atau alternatif solusi dari masalah
penelitian. Merumuskan masalah penelitian dan masalah investigatif merupakan suatu
kegiatan yang paling krusial. Sebagai ilustrasi dalam dunia kedokteran identifikasi masalah
penelitian adalah pencarian penyakit/luka sesungguhnya sedang dialami seorang pasien
berdasarkan gejala-gejala yang berhasil diamati misalnya suhu badannya panas, tensi
darahnya meningkat dan sebagainya. Sementara identifikasi masalah investigasi adalah
pencarian alternatif solusi/obat yang tepat untuk menyembuhkan masalah/luka yang sedang
diderita pasien. Investigasi alternatif solusi dilakukan melalui proses penelusuran berbagai
kemungkinan faktor-faktor dominan yang menyebabkan timbulnya masalah (antecedent
variable). Penurunan penjualan dapat disebabkan oleh berbagai faktor dominan: promosi
tidak efektif, distribusi penjualan terganggu, kualitas produk buruk, harga jual tidak
kompetetif, dan lain-lain. Jika Peneliti berhasil mengeliminasi berbagai faktor yang tidak
signifikan, serta berhasil merumuskan faktor-faktor yang diduga kuat berkontribusi signifikan
dalam mempengaruhi nilai penjualan produk perusahaan, maka sampai tahapan ini peneliti
telah berhasil merumuskan masalah penelitian secara tepat.

Masalah-Pertanyaan pengukuran merupakan tahap terakhir dari hirarki masalah di atas.


Dalam proses penelitian, pertanyaan pengukuran dimaksudkan untuk mengumpulkan data
dan fakta di lapangan berkenaan dengan objek yang sedang diamati, agar dapat dilakukan
pengujian empiris. Jika pengumpulan data dilakukan melalui survey maka pertanyaan

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
pengukuran akan diajukan kepada para responden dengan menggunakan instrumen
kuisioner. Dalam studi observasi, pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang harus
dijawab oleh observer (pengamat) berkenaan dengan suatu objek yang sedang diteliti.

Setelah masalah berhasil ditemukan, maka selanjutnya masalah penelitian dirumuskan.


Perumusan masalah sedapat mungkin menggunakan kalimat yang jelas, tidak ambiguitas.
Rumusan masalah akan menjadi panduan pada tahapan berikutnya kegiatan penelitian.

Teknik Perumusan Masalah Penelitian


Setelah peneliti berhasil mengidentifikasi masalah penelitian dan masalah investigasinya,
maka selanjutnya masalah ini harus dirumuskan dengan menggunakan format yang yang
mudah dipahami, untuk membantu tahapan penelitian selanjutnya. Kriteria penelitian yang
baik, menghendaki rumusan masalah yang jelas, konkrit. Terdapat dua teknik perumusan
masalah yaitu: (1) rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan; dan (2) rumusan
masalah dalam bentuk kalimat pernyataan dari tujuan penelitian. Kalimat pertanyaan atau
pernyataan dapat dibuat dalam bentuk kalimat deskriptif, perbandingan, atau hubungan
sebab akibat antar variabel penelitian tergantung pada tipe masalah penelitiannya.

Berikut adalah contoh rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan:


Contoh 1:
1. Bagaimana pengaruh kegiatan promosi terhadap volume penjualan?
2. Apakah terdapat hubungan antara sistem penggajian dengan motivasi
kerja?
3. Apakah terdapat pengaruh kualitas bahan baku terhadap return
penjualan?

Berikut adalah contoh rumusan masalah dalam bentuk kalimat pernyataan tujuan penelitian:
Contoh 2:
1. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh kegiatan promosi
terhadap volume penjualan produk.
2. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sistem penggajian
dengan motivasi kerja karyawan.
3. The purpose of this research is to investigated the effect of material quality
on sales return.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Kriteria perumusan masalah penelitian yang baik
Mencari dan menemukan masalah penelitian merupakan langkah krusial dalam proses
kegiatan penelitian, karena tahapan ini akan menentukan keberhasilan tahapan berikutnya.
Fraenkel dan Wallen (1990) mengemukakan masalah penelitian yang baik harus memenuhi
beberapa kriteria : (1) Masalah harus feasible, (2) masalah harus jelas, (3) masalah harus
signifikan, dan (4) masalah harus etis.

Masalah penelitian harus feasible


Masalah yang akan diteliti harus masalah yang layak diteliti. Layak dalam segi pendanaan,
waktu, ketersediaan data, dan referensi. Dari segi pendanaan dan waktu, kegiatan penelitian
harus mempertimbangkan ‘cost and benefit’. Masalah klasik pada penelitian dasar
diantaranya sumber pendanaan terutama jika riset ini dilaksanakan secara mandiri, maka
untuk mengsiasatinya peneliti dapat membatasi ruang lingkup penelitian, disesuaikan
dengan jumlah dana dan waktu yang tersedia. Selain waktu dan dana, masalah penelitian
dipandang layak jika tersedia data dan referensi. Meskipun masalah penelitiannya menarik,
namun jika data penelitian tidak tersedia atau sulit untuk diperoleh, maka proyek penelitian
tersebut tidak layak untuk dilanjutkan. Apakah referensi yang relevan dengan masalah
penelitian tersedia, terutama jurnal publikasi penelitian sebelumnya.

Masalah penelitian harus jelas


Masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas, sehingga para pembaca akan memiliki
pemahaman yang sama atas masalah tersebut. Rumusan penelitian yang jelas sangat
membantu dalam merumuskan tujuan dan kegunaan penelitian. Tujuan penelitian adalah
untuk memperoleh jawaban, informasi, solusi atas masalah penelitian, maka jika
masalahnya kabur (tidak jelas) akan menghasilkan informasi yang tidak jelas pula
kegunaannya. Kejelasan masalah penelitian, termasuk diantaranya kejelasan variabel-
variabel yang akan diinvestigasi pada penelitian tersebut, beserta kejelasan bentuk
hubungannya.

Masalah penelitian harus signifikan


Hasil penelitin harus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyelesaian masalah
yang tengah dihadapi manajemen perusahaan (applied research), atau memberikan
kontribusi signifikan dalam pengembangan pengetahuan pada bidang ilmu tetentu jika
penelitian tersebut merupakan basic research. Sejauh mana kemanfaatan sebuah karya
penelitian, dapat diukur dari seberapa besar kontribusi hasil penelitian tersebut terhadap
pemecahan masalah. Misalnya, jika penelitian terapan ini berhasil maka perusahaan dapat
menghemat biaya produksi sebesar 20%, atau dapat meningkatkan volume penjualan

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
sebesar 30 %. Contoh dalam penelitian dasar, tujuan penelitian ingin membuktikan peran
audit eksternal sebagai moderating variabel hubungan manajemen laba dengan return
saham.

Masalah Penelitian harus bersifat Etis


Sedapat mungkin rumusan masalah penelitian menghindari hal-hal yang tidak etis.
Penelitian sosial yang dapat menyinggung kelompok keyakinan dan agama tertentu, atau
mendiskreditkan kelompok minoritas tertentu karena menyangkut nilai etika dan moral yang
dipegang kelompok tersebut, tidak akan dapat memberikan kemanfaatan bagi
kemaslahatan masyarakat, bahkan mungkin akan menjadi kontra produktif terhadap cita-cita
terbangunnya masyarakat madani. Pada tataran ini, peneliti harus peka terhadap lingkungan
sosial, budaya yang berkembang di Masyarakat.

Tipe Masalah Penelitian


Pengelompokan tipe masalah penelitian akan disesuikan dengan tipe penelitian, seperti
yang telah dibahas pada Bab sebelumnya. Jika dilihat dari bentuknya, masalah penelitian
dapat terdiri atas: masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif: eksplanatory atau prediktif.

Rumusan Masalah berdasarkan bentuk masalahnya

Rumusan masalah deskriptif berupa rumusan yang berkenaan dengan eksistensi variabel
penelitian. Misalnya peneliti ingin memperoleh gambaran tentang struktur modal,
profitabilitas, dan dividend payout ratio perusahaan industri sektor manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rumusan masalah deskriptif dapat dinyatakan sebagai
berikut:

1) Bagaimana struktur modal perusahaan industri sektor manufaktur di BEI?


2) Berapa rata-rata profitabilitas perusahaan industri sektor manufaktur di BEI?
3) Bagaimana dividend payout ratio perusahaan?

Rumusan masalah komparatif berupa rumusan yang membandingkan suatu variabel antar
kelompok sampel yang berbeda. Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan tingkat
likuiditas dan profitabilitas antar kelompok industri manufaktur dengan industri perdagangan.
Rumusan masalah komparatif dapat dinyatakan sebagai berikut :

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
1. Adakah perbedaan struktur modal antar industri sektor manufaktur dengan
sektor perdagangan di BEI?
2. Adakah perbedaan tingkat profitabilitas antar industri sektor manufaktur
dengan sektor perdagangan di BEI ?
3. Adakah perbedaan tingkat dividend pay out ratio antar industri sektor
manufaktur dengan sektor perdagangan di BEI ?

Uji Perbedaan kelompok sampel juga dapat dilakukan terhadap kelompok industri yang
sama antar waktu yang berbeda, yang dikenal dengan event study. Misalnya peneliti
bertujuan untuk menguji perbedaan struktur modal, profitabilitas, dan dividend pay out ratio
industri sektor manufaktur saat sebelum krisis dengan saat setelah krisis, maka rumusan
masalah penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan struktur modal perusahaan industri sektor manufaktur


saat sebelum krisis dengan saat setelah krisis?
2. Adakah perbedaan profitabiltas perusahaan industri sektor manufaktur
saat sebelum krisis dengan saat setelah krisis?
3. Adakah perbedaan dividend payout ratio perusahaan sektor manufaktur
saat sebelum krisis dengan saat setelah krisis?

Rumusan masalah asosiatif berupa rumusan yang bersifat hubungan antar dua atau lebih
variabel penelitian. Hubungan asosiatif dapat berbentuk hubungan korelasional dan
hubungan kausalitas. Perbedaannya terletak pada posisi variabel penelitiannya. Hubungan
korelasional ditandai dengan kemunculan variabel penelitian terjadi bersamaan, variabel-
variabel tersebut diidentifikasi memiliki hubungan tetapi tidak bersifat sebab akibat.
Sedangkan pada hubungan kausalitas terdapat hubungan sebaba akibat. Pada hubungan
kausalitas terdapat variabel yang mempengaruhi (variabel independen) yang mana
perubahan nilai variabel ini dapat berpengaruh pada variabel yang dipengaruhi (variabel
dependen).

Pada contoh di atas, dimisalkan tujuan penelitian tersebut ingin menguji hubungan
kausalitas pengaruh struktur modal dan solvabilitas terhadap profitabilitas, dan menguji
pengaruh profitabilitas terhadap dividend payout ratio perusahaan. Rumusan masalah
penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut:

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
1. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan
industri sektor manufaktur di BEI?
2. Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap profitabilitas perusahaan
sektor manufaktur di BEI?
3. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap dividend pay out ratio
perusahaan industri sektor manufaktur di BEI?

Contoh rumusan masalah hubungan korelasional:


1. Apakah ada hubungan partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai
dalam proses pengembangan sistem informasi.
2. Apakah ada hubungan kepuasan tenaga pemasaran produk perusahaan
dengan konsumen produk perusahaan.

Seperti dijelaskan di muka rumusan masalah dapat juga dinyatakan dalam format kalimat
pernyataan, bukan kalimat pertanyaan. Jika rumusan masalah penelitian tersebut dibuat
dalam bentuk kalimat pernyataan maka rumusannya sebagai berikut :
1. Tujuan penelitin ini untuk menguji pengaruh likuiditas perusahaan
terhadap profitabiltas perusahaan, studi pada industri sektor manufaktur di
BEI.
2. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh struktur modal perusahaan
terhadap profitabilitas perusahaan.
3. Penelitin ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap
dividen pay aout ratio perusahaan, studi pada industri sektor manufaktur di
BEI.

Jumlah variabel yang akan diamati tergantung pada tujuan dan kepentingan penelitian itu
sendiri. Tidak benar kalau ada yang berpendapat bahwa semakin banyak variabel penelitian
yang diamati, semakin baik penelitian tersebut. Variabel yang diamati hanyalah variabel
penelitian yang betul-betul signifikan memberikan kontibusi terhadap pemecahan masalah.
Salah satu karakteritik penelitian yang baik adalah parsimony (sederhana), diantaranya
dapat dimaknai bahwa penelitian hanyalah menginvestigasi hal yang penting saja.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Rumusan Masalah berdasarkan tujuan penelitiannya
Jika dilihat dari tujuan penelitian, masalah dapat berupa masalah-masalah pragmatis/praktis
yang saat ini tengah dihadapi lingkungan organisasi, yaitu; (1) masalah lingkungan
organisasi yang saat ini ada dan membutuhkan solusi (existing business problem); (2)
masalah pada bagian tertentu suatu lingkungan organisasi yang membutuhkan perbaikan
dan pengembangan. Disamping masalah masalah praktis/pragmatis organisasi, tipe
masalah juga dapat berupa masalah konsep/teori pada bidang ilmu tertentu yaitu; (3)
masalah konseptual atau teori yang perlu diklarifikasi guna menghasilkan pengetahuan yang
lebih baik (better theory building); (4) masalah penelitian pada topik tertentu, yang mana
peneliti tertarik terhadap topik tersebut (Sekaran 2003; 70).

Tipe masalah ke 1 dan 2 cenderung bersifat penelitian terapan (applied research), karena
tujuan penelitian untuk membantu masalah-masalah praktis/pragmatis yang saat ini tengah
dihadapi organisasi. Tipe masalah ke 3 dan 4 cenderung merupakan penelitian dasar (basic
research), dengan asumsi ketertarikan peneliti dalam tipe masalah ke 4 terkait dengan
pengembangan pengetahuan.

Prosedur dan teknik yang digunakan dalam penelitian dasar dan penelitian terapan tidak
jauh berbeda. Esensi dari riset, apakah itu penelitian dasar maupun penelitian terapan
terletak pada metode ilmiahnya. Secara teknis perbedaan kedua jenis penelitian ini terletak
pada tingkat permasalahannya. Penelitian dasar dilakukan untuk verifikasi diterimanya
(acceptability) teori yang sudah ada, atau mengetahui lebih jauh tetang sebuah konsep.
Penelitian terapan dilakukan untuk menjawab tentang permasalah organisasi saat ini, untuk
membuat keputusan tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus (Wibisono, 2005: 4-5).

Pada proses perumusan masalah penelitian Zikmund (1994) menjelaskan ada enam hal
yang harus dilakukan: (1) Pastikan tujuan pengambil keputusan; (2) Pahami latar belakang
masalah; (3) Amati fenomena/gejala dan identikasi masalah penelitian; (4) tentukan unit
analisis; (5) tentukan variabel penelitian; dan (6) rumuskan masalah dan tujuan penelitian.

Langkah awal penelitian adalah rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan ini
merupakan hasil pencarian masalah. Mendengar kata ‘mencari masalah’ kedengarannya
‘tidak lazim’ karena umumnya manusia tidak ingin memiliki masalah. Masalah mesti dicari,
padahal kita banyak menghadai masalah, namun tidak semua masalah perlu dilakukan
kegiatan penelitian. Masalah yang membutuhkan penelitian hanyalah masalah-masalah
yang signifikan dapat mempengaruh bisnis perusahaan, dan saat masalah itu muncul

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
manajemen belum tahu tindakan atau keputusan apa yang harus diambil, untuk keluar dari
situasi dilematis yang sedang dihadapi manajemen.

Berikut contoh 4:

Proses perumusan masalah pada sebuahpPenelitian basic research. Nuryaman ( 2009).


Langkah-langkah yang dilakukan peneliti meliputi:

Pengamatan

Tipe penelitian ini basic research, bidang masalahnya akuntansi keuangan. Peneliti
melakukan pengamatan melalui data sekunder laporan tahunan Bapepam dan Lembaga
Keuangan (LK) pada tahun 2005, serta laporan hasil survey Pricewaterhouse and Coopers
(2004). Fenomena menunjukkan terdapat 44 kasus pasar modal sebagai dampak kurang
memadainya pengungkapan informasi pada pelaporan keuangan (laporan keuangan dan
laporan tahunan) perusahaan yang terdaftar di BEI. Masalah sesungguhnya pada penelitian
ini adalah pengungkapan (disclosure), yang mana saat itu praktik pengungkapan pada
pelaporan keuangan rendah/ kurang memadai, seharusnya pengungkapan pada pelaporan
keuangan memadai.

Studi Pendahuluan

Sebelum menyusun proposal penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi


pendahuluan yang meliputi: (1) studi literatur yang relevance dengan masalah di atas yaitu
menganai disclosure, khususnya pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Referensi
yang relevance dengan bidang ini dicari, ditelaah, dibaca secara seksama. Referensi ini
diperoleh dari jurnal-jurnal baik nasional maupun internasional, proceeding hasil seminar, dll.
Disamping studi literatur, peneliti juga melakukan diskusi dengan peneliti bidang akuntansi
keuangan lainnya, menyangkut dengan topik dan variabel-variabel yang diprediksi memiliki
relevansi dengan masalah praktik pengungkapan di Indonesia.

Menentukan unit analisis dan variabel yang relevan

Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti telah mengidentifikasi bahwa unit analisis atau
satuan observasi pada penelitian ini adalah laporan keuangana dan laporan tahunan
Perusahaan terbuka. Setelah mempelajari berbagai referensi yang berhasil dikumpulkan,

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
maka peneliti memperoleh kesimpulan bahwa variabel-variabel yang dipandang relevan dan
diduga memiliki berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan sukarela di
Indonesia adalah mekanisme corporate governance yaitu: (a) konsentrasi kepemilikan; (b)
komposisi Dewan komisaris; dan (c) kualitas audit.

Merumuskan Masalah penelitian

Peneliti merumuskan masalah penelitian dengan menggunakan format kalimat pertanyaan.

Menentukan Tujuan Penelitian

Peneliti menyatakan tujuan penelitiannya dengan jelas. Tujuan penelitian harus sesuai
dengan rumusan masalah penelitian, karena tujuan penelitian adalah untuk memperoleh
jawaban atau solusi dari masalah penelitian yang telah dirumuskan.

Berdasarkan proses di atas peneliti menuangkan hasil kegiatan proses pencarian masalah
tersebut pada laporan penelitiannya, bagian pendahuluan tersaji sebagai berikut:

Latar belakang Penelitian


Dalam Tahun 2004 sampai dengan Maret 2005, Bapepam dan LK mencatat ada 44 kasus
pelanggaran pasar modal, 42% di antaranya adalah perusahaan manufaktur. Dari 44 kasus
pasar modal tersebut terdapat 26 kasus (60 %) menyangkut benturan kepentingan,
keterbukaan informasi dan penyajian laporan keuangan (Bapepam dan LK, 2005). Benturan
kepentingan dan tidak diungkapkannya informasi penting akan menyebabkan kerugian bagi
fihak investor eksternal. Hasil survey Pricewaterhouse and Coopers terhadap investor-
investor internasional di Asia (FCGI, 2004), menunjukkan bahwa Indonesia dinilai sebagai
salah satu yang terendah dalam bidang standar pengungkapan dan transparansi, serta
penerapan auditing. Posisi Indonesia dibandingkan dengan negara Asia lainnya dan
Australia dalam hal praktik pengungkapan dalam laporan keuangan, Indonesia
dikelompokkan pada kelompok paling buruk bersama dengan Thailand, China dan India .
Dalam sudut pandang teori keagenan, rendahnya pengungkapan informasi pada pelaporan
keuangan timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu adanya ketidak selarasan
kepentingan antar pemilik dan manajemen (Beneish, 2001). Menurut teori keagenan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance=GCG). Corporate Governance (CG) merupakan suatu mekanisme
yang digunakan pemegang saham dan kreditor perusahaan untuk mengendalikan tindakan
manajer (Dallas, 2004). Mekanisme tersebut dapat berupa mekanisme internal yaitu;
struktur kepemilikan yang salah satu aspeknya adalah konsentrasi kepemilikan saham,

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
struktur dewan komisaris yang salah satu aspeknya adalah komposisi Dewan Komisaris,
dan mekanisme eksternal yaitu; pengendalian oleh pasar, kepemilikan institusional, serta
audit oleh auditor eksternal (Babic, 2001).
Penelitian terdahulu mengenai struktur kepemilikan sebagai mekanisme corporate
governance di Indonesia lebih menekankan pada kepemilikan saham secara kelompok
dengan hasil yang berbeda. Penelitian Midyastuty (2003) menunjukkan konsentrasi
kepemilikan dapat menjadi mekanisme corporate governance, sedangkan Budiwitjaksono
(2005) menyimpulkan sebaliknya. Perbedaan hasil ini dapat disebabkan terdapatnya konflik
kepentingan antar pemegang saham. Hasil penelitian Musnadi (2006) menunjukkan
konsentrasi kepemilikan oleh individu dapat meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga
dapat dijadikan mekanisme corporate governance. Penelitian ini akan menggunakan
konsentrasi kepemilikan oleh individu atau kepemilikan terbesar sebagai ukuran konsentrasi
kepemilikan saham.
Veronica (2005) menggunakan ukuran KAP sebagai proksi kualitas audit pada
penelitiannya. Hasil penelitiannya menunjukkan kualitas audit oleh auditor eksternal dengan
proksi ukuran KAP memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba.
Artinya kualitas audit tidak efektif sebagai mekanisme corporate governance. Penelitian ini
akan menggunakan spesialisasi industri KAP sebagai proksi kualitas audit.

Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan uraian di muka, maka secara spesifik dapat dirumuskan masalah-masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela?
2. Apakah komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela?
3. Apakah kualitas audit dengan proksi spesialisasi industri KAP berpengaruh
terhadap pengungkapan sukarela?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela;
2. Pengaruh komposisi dewan komisaris terhadap pengungkapan sukarela;
3. Pengaruh kualitas audit terhadap pengungkapan sukarela.

Penelitian terapan berbeda dengan penelitian dasar, dalam hal masalah yang diteliti.
Penelitian terapan lebih memfokuskan pada masalah-masalah praktis/pragmatis yang

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
sedang dihadapi perusahaan saat ini. Tujuan penelitian terapan untuk mendapatkan
informasi/solusi guna memecahkan masalah praktis/prgamatis tersebut.

Contoh: Rumusan masalah pada penelitian terapan, Indriantoro (1999).

Pimpinan suatu perusahaan berdasarkan laporan realisasi penjualan selama periode


tertentu, mengidentifikasi adanya masalah dalam pencapaian target penjualan produk X.
Selama beberapa periode realisasi volume penjualan produk X lebih kecil dibandingkan
anggrannya. Pimpinan perusahaan memutuskan untuk melakukan penelitian terhadap
faktor-faktor yang menyebabkan selisih penjualan produk X yang tidak meguntungkan.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi bagi pimpinan perusahaan dalam
pembuatan keputusan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan volume penjualan
produk X.

Pimpinan perusahaan dan peneliti telah mengamati fakta adanya hasil penjualan yang tidak
sesuai dengan harapannya. Masalah penelitan pada research ini adalah penjualan produk
X. Tipe penelitian ini tergolong penelitian terapan karena masalah yang ingin diselesaikan
adalah masalah praktis saat ini. Tujuan penelitian memperoleh informasi, untuk mengambil
keputusan guna memperbaiki situasi saat ini yang tengah dihadapi manajemen perusahaan.

Penyajian masalah penelitian dalam laporan penelitian


Tidak ada standar baku jumlah chapter atau bab dalam sebuah laporan penelitian, namun
pada umumnya laporan penelitian terbagi dalam 5 (lima) bab/ chapter: Pendahuluan; kajian
teori; metode penelitian; hasil penelitian dan pembahasan; dan kesimpulan. Laporan
penelitian: skripsi, thesis, dan disertasi pada umumnya menggunakan sistematika 5 (lima)
bab tersebut.

Dalam sebuah laporan penelitian, masalah penelitian dan rumusan masalah penelitian akan
disajikan pada bab I Pendahuluan. Bab pendahuluan menyajikan paling tidak 4 (empat) sub
bab yang meliputi: (1) Latar belakang penelitian; (2) Rumusan masalah atau identifikasi
masalah penelitian; (3) Tujuan penelitian; dan (4) kegunaan penelitian.

Latar belakang penelitian

Sub bab latar belakang penelitian digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan dan
studi pendahuluan, saat peneliti melakukan pencarian dan penemuan masalah penelitian.
Pada bagian ini, peneliti menyajikan tentang fenomena atau gejala yang berhasil ditemukan.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Fenomena tersebut harus didukung dengan fakta-fakta yang berhasil dukumpulkan.
Penyajiannya bisa dalam bentuk tabel, narasi, statistik deskriptif. Hasil analisis situasi
diungkapkan pada bagian ini pula, sehingga nampak jelas perbedaan identifikasi masalah
sesungguhnya dengan gejala. Jika masalahnya tidak terlalu kompleks, bisa jadi fenomena
tersebut merupakan masalah sesungguhnya. Namun dalam banyak hal, gejala tersebut
lebih merupakan dampak dari masalah sesungguhnya.

Pada bagian latar belakng penelitian, dideskripsikan juga hasil survey literatur pada studi
pendahuluaan: garis besar hasil penelitian terdahulu yang membahasas topik/masalah
serupa; diskusi/pembahasan hasil penelitian terdahulu, serta argumentasi peneliti atas
kesimpulan awal tentang terdapatnya variabel-variabel penelitian yang relevan, dan diduga
memiliki keterkaitan secara signifikan terhadap masalah penelitian. Deskripsi secara garis
besar hubungan antar variabel penelitian harus disajikan, agar nampak benang merah
antar latar belakang penelitian dengan rumusan masalah penelitian.

Rumusan atau Identifikasi masalah penelitian


Rumusan masalah atau identifikasi masalah digunakan untuk menyajikan secara formal
rumusan pertanyaan penelitian. Rumusan masalah menggunakan kalimat yang jelas, tidak
ambiguitas. Format rumusan masalah dapat menggunakan kalimat tanya, atau kalimat
pernyataan.

Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan kembali secara formal tentang hasil yang
diharapkan dari kegiatan penelitian.

Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian adalah deskripsi tentang manfaat dan kegunaan hasil penelitian.
Sesuai dengan tipe penelitian, hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan
pengetahuan, verifikasi teori (basic research), atau untuk membantu pengambilan
keputusan tertentu oleh manajemen organisasi (applied research).

Bidang Masalah dan Topik Penelitian

Agar memudahkan dalam menentukan topik penelitian, peneliti terlebih dahulu harus
menentukan bidang masalahnya, baru kemudian menentukan topik penelitiannya. Berikut di
bawah ini contoh bidang masalah dan topik penelitian Akuntansi dan Bisnis.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Bidang Masalah Topik Penelitian
Bisnis :

Manajemen Keuangan Model prediksi kebangkrutan


Merger dan Akuisisi
Analisis portopolio
Model penilaian saham
Model penialaian obligasi

Manajemen Pemasaran Perilaku konsumen


Peramalan penjualan
Riset periklanan
Analsis pangsa pasar
Kepuasan pelanggan
Konsep produk baru

Manajemen Sumber daya Manusia dan Pengembangan sumber daya manusia


Keperilakuan Dinamika kinerja karyawan
Motivasi kerja
Pengukuran kinerja karyawan
Gaya kepemimpinan
Budaya organisasi
Sintem rumunerasi

Manajemen operasional Sistem operasi


Saluran distribusi
Model optimalisasi

Riset Bisnis secara umum Studi kelayakan bisnis


Analisis lingkungan bisnis
Kajian kecenderungan bisnis dan industri
Kajian ekonomi makro, inflasi dan suku bunga
Bisnis internasional

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


16 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Sumber-Sumber Topik Penelitian

Topik penelitian dapat diperoleh dengan berbagai sumber Gill (1991. 12-13) yaitu:
Pengalaman di Lingkungan kerja; academic journal; pernyataan ahli atau Badan otoritas;
dan hasil diskusi para profesional.

Work experience. Topik dapat diperoleh dari pengalaman di lingkungan kerja. Topik
penelitian dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan di lungkungan tempat bekerja
atau konsultasi dengan supervisi, terutama riset terapan yang berkaitan dengan masalah-
masalah organisasi saat ini. Topik penelitian juga dapat diperoleh dari hasil konsultasi ketika
pertanyaan penelitian muncul di lingkungan kerja.

Academic journal and professional journal merupakan literatur yang berisi makalah-makalah
yang telah dipublikasikan. Journal-journal untuk bidang akuntansi dan bisnis diantaranya:
The Accounting review; Accounting horizon; Contemporary accounting research; Journal of
accounting research; Journal of Global business and Economic; Journal of Globlal
management; Academic Management Review. Jurnal Nasional (Indonesia) terutama yang
telah terakreditasi oleh DIKTI diantaranya: Jurnal Akuntansi dan Keuangan (JAKI), Jurnal
Akuntansi, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Disamping jurnal, sumber referensi dapat juga
diperoleh dari proceeding yaitu makalah-makalah yang dipublikasikan pada seminar atau
simposium ilmiah baik Internasional maupun nasional. Untuk Nasional, misalnya proceeding
Simposium Nasional Akuntansi (SNA), diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Kompartemen Akuntan pendidik.

Sumber literatur juga dapat berupa Text Databased (Indriantoro; 1999; 43) merupakan jenis
literatur yang berisi kompilasi daftar buku, jurnal, majalah atau lietaratur lain yang
dipublikasikan. Text Databased dapat berupa cetakan dalam bentuk buku, pita magnetik,
laser disk. Compact disk (CD ROMS), atau dipublikasikan melalui jaringan internet.

Pernyataan ahli atau Badan otoritas. Makalah atau pernyataan Para ahli atau Badan otoritas
yang berkenaan dengan masalah atau topik tertentu dan perlu dilakukan penelitian. Ikatan
Profesi, misal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau Bapepam dan LK sering menyampaikan
tulisannya atau pernyataannya pada media ilmiah menyangkut berbagai hal dengan praktik
akuntansi dan praktik bisnis di lapangan.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


17 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Hasil diskusi para profesional di Ikatan profesi dapat menjadi sumber inspirasi bagi
penelitian. Kesimpulan-kesimpulan diskusi yang diselenggarakan para profesional tersebut
dapat dijadikan topik penelitian.

Pertanyaan/ Kuis
1. Jelaskan mengapa dalam penelitian ilmiah, perumusan masalah merupakan salah
satu tahap yang paling penting.
2. Apa yang dimaksud dengan masalah penelitian?
3. Bagaimana seorang peneliti dapat merasakan ada atau tidaknya sebuah masalah?
4. Berikan sebuah contoh bagaimana saudara merumuskan sebuah masalah
penelitian, dan jelaskan mengapa?

Kepustakaan:

1. Emory, C.William, Donald Cooper. 1995. Business Research Methods. 5th Edition.
Ricard D.Irwin,Inc. Wahington- The United Atated of America.

2. Fraenkel Jack, R, Wallen. 1990. How to Design and Evaluate Research Instrumen
Education. MC Graw Hill Publihing Co.

3. Gill, John and Phil Johnson.1991. Research Methode for Managers. Paul Chapman
Publishing Ltd. Liverpool, London.

4. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.

5. Nuryaman. 2009. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan


Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan sukarela. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia (JAKI). Volume 6-Nomor 1, Juni 2009. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

6. Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2016. Research Methode for Business. A Skill
Bulding Approach. Fouth Edition. John Wiley and Sons,Inc.United Stated of America.

7. Wibisono, Dermawan.2005. Seri Komunikasi Profesional Riset Bisnis. Edisi pertama.

8. Zikmund, William.G. 1994. Business Research Methodes. Fouth edition, The Dryden
Press Harcourt Brace College Publihers, Florida, USA.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


18 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai