Oleh :
Dalam menggerakkan perekonomian nasional serta upaya penyerapan tenaga kerja, UMKM
memiliki kontribusi yang sangat besar. Persaingan pun juga semakin ketat, setiap perusahaan
dituntut untuk merencanakan dan mengembangkan strategi guna memperbaiki kinerja dan
kualitas. Kinerja perusahaan bergantung pada produktivitasnya, maka perusahaan harus
melakukan tindakan dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada guna untuk meningkatkan
produktivitas. Seorang pengusaha dalam menjalankan usahanya tentunya menginginkan laba yang
tinggi dengan pemakaian sumber daya yang sedikit. Untuk itu para pengusaha harus melakukan
pengukuran produktivitas guna mengetahui seberapa besar keuntungan yang diraih dengan
meminimalkan sumber daya yang digunakan. Menurut Heizer dan Render (2015:9), produktivitas
(productivity) merupakan rasio dari hasil (barang dan jasa) dibagi dengan masukkan (sumber daya,
seperti buruh dan modal). Pengukuran produktivitas bertujuan guna mengetahui tingkat efektivitas
dan efisiensi yang terjadi pada proses produksi. Perusahaan harus melakukan pengukuran
produktivitas setiap tahunnya, hal ini digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih
efektif dan efisien. Produktivitas dilakukan untuk mengukur kinerja perusahaan yang dapat
menghubungkan sisi input dan output. Dengan mengetahui tingkat produktivitas, pemborosan
terhadap sumber daya perusahaan dapat diminimalkan. Cara meningkatkan produktivitas antara
lain dengan melakukan efisiensi pada input, dengan input yang sedikit atau berkurang dapat
menghasilkan output yang lebih banyak. Namun nyatanya pada UMKM identifikasi output dan
input masih sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena masih banyak permasalahan eksternal dan
internal yang dihadapi seperti halnya fluktuasi harga, regulasi pemerintah, dan pencatatan sumber
daya.
Sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengukur produktivitas. Menurut
Fithri dan Sari (2015:126), ada enam metode yang dapat digunakan untuk menghitung
produktivitas, yakni metode OMAX, PET, Sumanth, APC, Marvin E. Mundel dan Craig-Harris.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur produktivitas adalah dengan menggunakan
metode APC (American Productivity Center). Metode ini sering diterapkan dalam UMKM dalam
mengukur indeks produktivitas untuk menilai kinerja perusahaan dan memperbaiki tingkat
produktivitas. Di samping itu juga dapat diketahui faktor penyebab naik turunnya tingkat
produktivitas. Pada metode APC ini, dapat diketahui lebih cepat apakah produktivitas mengalami
penurunan atau peningkatan, karena model APC melihat keseluruhan total setiap input.
Dengan menggunakan model APC ini UMKM Roti Goreng dapat mengetahui hasil pengukuran
tingkat produktivitas dengan menggunakan periode dasar dan mengevaluasi kembali hasil dari
pengukuran produktifitas serta faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naik turunnya
produktivitas.
Batasan Masalah
1. Penelitian dilakukan di Roti Goreng.
2. Metode yang digunakan hanya APC (American Productivity Center), yaitu mengitung
indeks produktivitas, indeks profitabilitas dan indeks perbaikan harga.
3. Periode produktivitas pada bulan Mei – Juni.
1.3 Tujuan
1. Peningkatan indeks produktivitas pada bulan dasar (Mei) dan bulan berlaku (Juni) di UMKM
Roti Goreng.
2. Peningkatan indeks profitabilitas di UMKM Roti Goreng.
3. Peningkatan indeks perbaikan harga di UMKM Roti Goreng.
1.4 Kajian Teori
Produktivitas
merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan
masukan (input).(Wikipedia).
Istilah atau kata produktivitas pada awalnya muncul sekitar tahun 1766 dalam artikel yang
berjudul “The school of physiocraft” oleh Francois Quesnay, seorang ekonom Perancis.
Sedangkan produktivitas sebagai konsep dengan keluaran dan masukan sebagai elemen utama,
pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo sekitar tahun 1810. inti konsepnya adalah bagaimana
keluaran akan berubah apabila besaran masukan berubah.
Pada tahun 1883, Litter mendefinisikan produktivitas sebagai kemampuan untuk berproduksi.
Kemudian pada awal abad ke 19 dikenal definisi yang lebih spesifik, yang menyatakan bahwa
produktivitas merupakan hubungan antara keluaran dan sumber yang digunakan untuk
menghasilkan keluaran tersebut.
Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari satu sisi, maka produktivitas
dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu: sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi
output (barang dan atau jasa).
Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya
sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Produktivitas dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UMKM dalam menghasilkan barang
atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang
dihasilkan.
Model APC
Pusat Produktivitas Amerika (The American Productivity Center, APC) telah mengemukakan
ukuran produktivitas (Sumanth, 1985:105) yang didefinisikan sebagai berikut :
Hasil Penjualan
Profitabil itas
Biaya Biaya
Banyaknya Output x Harga per Unit
Banyaknya Input x Biaya per Unit
Produktivi tas x faktor perbaikan harga
Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak adanya hubungan profitabilitas
dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Rasio produktivitas memberikan suatu indikasi
penggunaan sumber-sumber dalam menghasilkan output perusahaan.
Dalam model APC kuantitas Output dan Input setiap tahun digandakan dengan harga-harga
tahun dasar untuk menghasilkan indeks produktivitas. Harga-harga dan biaya per unit setiap tahun
digandakan dengan kuantitas output dan input pada tahun tertentu akan menghasilkan indeks
perbaikan harga pada tahun itu. Dengan diketahui indeks produktivitas dan indeks perbaikan
harga, maka indeks profitabilitas adalah :
Atau :
Indeks perbaikan harga menunjukkan perubahan dalam biaya input terhadap harga output
perusahaan.
Dalam model ini, biaya perunit tenaga kerja, material dan energi dihitung atau ditentukan secara
langsung. Sedangkan perhitungan input modal ditentukan berdasarkan depresiasi total ditambah
keuntungan relatif terhadap harga total (harta tetap + harta lancar) yang digunakan, dengan
demikian input modal untuk periode tertentu (Sumanth, 1985:107) adalah :
Input modal periode tertentu = depresiasi periode itu + ROA x Harta digunakan
METODE PENYELESAIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan
perhitungan produtivitas pada Tenun Ikat Medali Mas sesuai dengan rumus dan metode
perhitungan produktivitas dengan metode APC, yaitu untuk mencari indeks produktivitas,
profitabilitas dan perbaikan harga. Selain itu juga untuk mencari presentase harga yang selanjutnya
akan digunakan untuk menganalisis produktivitas berdasarkan metode APC. Teknik penelitian
yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan
memberikan gambaran mengenai tingkat produktivitas menggunakan metode APC pada UMKM
Roti Goreng. Data diperoleh melalui observasi ke tempat penelitian dan wawancara kepada
pemilik usaha.
Tempat yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Roti Goreng yang terletak di
Kermil, Kecamatan Morokrembangan, Kota Surabaya. Waktu penelitian dilakukan selama 1 hari,
dimulai pada tanggal 10 juni 2019.
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data
yang diperoleh langsung melalui pengamatan pencatatan yang dilakukan di kermil. yaitu data
material, data tenaga kerja, data energi, data modal, data output dan data lain yang diperlukan.
Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini yaitu referensi terdahulu. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi dan studi lapangan.
Dalam penelitian ini narasumber yang diwawancarai adalah pemilik usaha Roti Goreng
BAB III
3.1 Data
Out put
Input
Modal
keuntungan - - 954.000 - - 1.258.000
1. Menghitung produktivitas
Produktivitas Output
Output 1 = 2.000 × 1.000 = 2.000.000
Output 2 = 2.800 × 1.000 = 2.800.000
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 2.000.000
Produktivitas energi 1 = = = 31,5
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 63.480
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 2.800.000
Produktivitas energi 2 = = = 42,2
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 66.240
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 2.000.000
Produktivitas Tenaga Kerja 1 = = = 2,6
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 750.000
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 2.800.000
Produktivitas Tenaga Kerja 2 = = = 3,7
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 750.000
Produktivitas Material (M)
Material 1 = 50 × 19.900 = 995.000
15 × 24.000 = 360.000
5 × 6.500 = 32.500
25 × 10.000 = 250.000
Total = 1.637.500
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 2.000.000
Produktivitas Material 1 = = = 1,2
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 1.637.500
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 2.800.000
Produktivitas Material 2 = = = 1,3
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 2.041.500
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 2.000.000
Produktivitas Modal 1 = = = 2,09
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 954.000
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 2.800.000
Produktivitas Modal 2 = = = 2,2
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 1.258.000
Produktivitas total
Produktivitas total 1 = 37,39
Produktivitas total 2 = 49,40
2. Menghitung indeks produktivitas (IP)
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 2 42,2
Indeks produktivitas energi = = = 1,3
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 1 31,5
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 2 3,7
Indeks produktivitas tenaga kerja = = = 1,4
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 1 2,6
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 2 1,3
Indeks produktivitas material = = = 1,08
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 1 1,2
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 2 2,2
Indeks produktivitas modal = = = 1,05
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 1 2,09
1 2
Periode
(Mei) (Juni)
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 2 2.800.000
Indeks output = = = 1,4
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 1 2.000.000
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 2 66.240
Indeks energi = = = 1,04
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 1 63.480
𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 2 2.041.500
Indeks material = = = 1,2
𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 1 1.637.500
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 2 1.258.000
Indeks modal = = = 1,3
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 1 954.000
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 2 6.915.740
Indeks input total = = = 1,2
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1 5.404.980
kemudian menghitung indeks profitabilitas meliputi IPF-E, IPF-L, IPF-M, IPF-K dan IPF-total
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 1,4
IPF-E = = = 1,07
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 1,3