Disusun Oleh :
1. Wayan Chennia Tarini A 140607915
2. Yosef Hardianto S 140607755
3. Mangkuriak Rayu 140607627
4. Rivaldy R 140607980
5. Rally Tangke 140607637
Peningkatan Produktivitas = Perbedaan antara output bersih dan input faktor total
Contoh kasus:
Diketahui sebuah divisi pada perusahaan memiliki data perhitungan output didapat sebagai
berikut:
Tabel diatas menunjukkan perhitungan penggunaan atau pemakaian elemen input tenaga kerja.
Sama seperti prinsip metode ini dimana nilai uang periode terukur dibawa ke periode dasar
dimana dalam hal ini jumlah man-hour pada kedua periode dikalikan dengan variable pengali
yang sama yang dipakai pada periode dasar. Kemudian ditotal dan diperoleh hasil yang
menunjukkan adanya peningkatan pemakaian input tenaga kerja pada periode terukur terhadap
periode dasar yang dalam artian lain hal ini dapat dikatakan kurang atau tidak efisien sebab
jumlah nilainya tidak menunjukkan penurunan. Namun hal tersebut tidak mengapa selama
peningkatan efektivitas pada output masih dapat mengimbanginya.
Tabel diatas menunjukkan persentase kontribusi input dari investor pada tahun periode dasar
maupun pada tahun periode terukur.Pertama-tama dihitungkan nilai total gross assets pada
kedua periode serta nilai investasi yang ditanam pada kedua tahun sebelum adanya pajak (tax).
Terlihat dari total gross assets kedua tahun bahwa didalam nilai tersebut turut meliputi juga nilai
modal tertanam oleh investor yang ditanam sebelum terkena pajak. Tidak lupa nilai-nilai pada
periode terukur juga dihitung berdasarkan harga atau nilai uang pada periode dasar untuk
dilanjutkan pada perhitungan persentasenya. Terlihat persentase input investor pada kedua
tahun sama yang diakibatkan oleh adanya peningkatan baik dari input investor sebelum pajak
yang bertambah dari tahun ke tahun serta elemen-elemen lainnya yang juga bertambah yang
turut meningkatkan total gross assets pada tahun periode terukur.
Tabel diatas menunjukkan perhitungan baik indeks produktivitas maupun indeks produktivitas
factor total. Terlihat nilai-nilai elemen baik input maupun output pada periode terukur dihitungkan
dalam harga atau nilai uang pada periode dasar kemudian baru dijumlahkan untuk kemudian
dimasukkan kedalam rumus hitung baik untuk indeks produktivitas maupun indeks produktivitas
factor total. Terlihat bahwa nilai sebesar 112,3 menunjukkan nilai indeks produktivitasnya yang
merupakan rasio antara nilai output dalam harga atau nilai uang pada periode dasar terhadap
nilai input dalam harga-harga pada periode dasar. Nilai 2459 menunjukkan nilai peningkatan
produktivitas dari tahun dasar ke tahun periode terukur. Sedangkan nilai indeks 112 menunjukkan
indeks produktivitas factor total pada periode terukur yang mengacu pada rumus rasio antara
output bersih (output total periode terukur dalam harga periode dasar dikurangi barang dan jasa
antara terhadap factor input nya). Adapun terlihat pula adanya penurunan jumlah jam-orang yang
dipakai dalam aktivitas produksi pada divisi terkait dikarenakan adanya penurunan nilai input
yang membuat pada kasus ini penggunaan input bisa dikatakan efisien namun disisi lain tetap
efektif terlihat dari adanya peningkatan nilai output yang dihasilkan per jam orang.
Tabel 6 Perhitungan Modal Investor
Tabel diatas merupakan kasus yang berbeda dengan cara penyelesaian yang berbeda juga.
Dimana perhitungan mengacu pada dua periode yang berbeda yang ditengah kedua periode
terkait Januari 1947 dan Januari 1957 terdapat periode base yakni periode tahun 1947-1949.
Oleh karenanya salah satu periode dari 2 periode tersebut harus dibasiskan terlebih dahulu yang
artinya dengan indeks harga yang ada kesemuanya itu diubah nilai harganya kedalam indeks
sebesar 100. Dan karena sudah menjadi base period, maka perhitungan seperti menjadikan
harga pada periode terukur kedalam periode dasar hingga mengukur produkvititas factor total
dapat dilakukan sesuai dengan model matematis yang telah dijelaskan sebelumnya.
2. Model Craig-Harris
Model Craig-Harris merupakan model pengukuran produktivias yang mengabaikan
ukuran produktivitas parsial karena interpretasi dan penggunaannya yang terkadang tidak
sesuai. Perbedaan model Craig-Harris dengan model Kendrick-Creamer terdapat pada
pengertian mengenai output dan input. Menurut Craig-Harris output adalah jumlah dari
semua unit yang diproduksi dikalikan dengan harga jual, plus deviden dan bunga serta
sumber-sumber lain yang semuanya disesuaikan ke nilai-nilai periode dasar.
Ot
Pt
LCR Q
dimana:
Pt = Produktivitas Total
Input tenaga kerja pada periode ini dalam nilai periode dasar:
= (Jam kerja untuk setiap klasifikasi pekerja) x (Tarif upah periode dasar untuk
setiap klasifikasi)
Input bahan baku dan komponen periode ini dalam nilai periode dasar:
= (Jumlah unit yang dibeli, akan disesuaikan dengan inventori) x (Harga barang
pada periode dasar)
Jika data dari harga periode dasar tidak tersedia, indeks harga komoditas yang sesuai
akan direkomendasikan sebagai penyesuaikan untuk harga periode terukur. Input faktor
dari barang dan jasa lain terdiri dasi semua sumber daya terkecuali tenaga kerja, modal,
dan bahan baku atau komponen.
Contoh Penyelesaian
Deskripsi
PT Candi Loka ini menghasilkan produk berupa teh hijau dan bahan teh setengah jadi
yang akan diolah kembali menjadi teh wangi maupun teh celup. Pada tahun 2009 hingga
tahun 2013 produksi teh basah di PT Candi Loka mengalami fluktuasi sehingga juga
berpengaruh terhadap produksi teh kering. Selain itu, sektor kebun pada PT Candi Loka
juga belum diketahui tingkat produktivitasnya. Maka dari itu penting untuk dilakukan
penelitian untuk mengetahui tingkat produktivitas sektor kebun dan mengetahui faktor
yang berpengaruh terhadap produktivitas sektor kebun sehingga diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas.
Data
𝑄𝑇
Pt = L+C+R+M
Keterangan:
Pt = produktivitas total sektor kebun
Qt = output (teh basah)
Qt = kg teh basah x harga teh basah tahun 2015 per kg
L = input tenaga kerja
L (Rp) =Upah tenaga kerja pemeliharaan (Rp/bln) + upah tenaga kerja pemetikan
(Rp/bln) + upah sopir kendaraan kebun (Rp/bln)
L (Rp) =2000000 + 3000000+ 1500000 = 6500000
C = input modal
C (Rp) = jumlah pohon teh TM (batang) x harga pohon the TM per batang (Rp)
C (Rp) = 1000 x 25000 = 2500000
M = input lain-lain
M (Rp) = Biaya bahan bakar kendaraan kebun (Rp/bln) + biaya pelumas kendaraan
kebun (Rp/bln) + biaya suku cadang kendaraan kebun (Rp/bln) + biaya perawatan
peralatan petik dan semprot (Rp/bln)
𝑄𝑇
Pt = L+C+R+M
15000000
Pt = 11600000 = 1.29
3. Model OMAX
Model pengukuran produktivitas OMAX adalah model pengukuran produktivitas dengan
menggunakan manajemen berdasarkan sasaran yang dikembangkan oleh James L.
Riggs pada tahun 1980-an. Model ini mempunyai ciri yang unik yakni beberapa kriteria
performansi kelompok kerja digabungkan kedalam sebuah matriks. Setiap kriteria
memiliki sasaran serupa jalur khusus menuju perbaikan serta memiliki bobot sesuai
dengan tingkat kepentingannya terhadap tujuan produktivitas. Hasil akhir dari pengukuran
produktivitas OMAX adalah nilai tunggal untuk suatu kelompok kerja yang menunjukkan
dimana tujuan manajemen tersebut tercapai. Model ini dapat diterapkan pada berbagai
jenis organisasi seperti manufaktur, jasa administrasi maupun pemerintah akan tetapi
lebih umum digunakan pada organisasi jasa.
Dalam pengukuran dengan menggunakan model ini terdapat tujuh buah rasio yang harus
dihitung, yaitu: