Anda di halaman 1dari 109

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E.

MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

DANIEL SINAGA

080403050

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2015

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian

dengan judul “Analisis Produktivitas Dengan Metode Marvin E. Mundel Pada

PT. Karya Murni Perkasa” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Teknik, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara.

Adapun isi dari laporan ini adalah analisis produktivitas total dan

produktivitas parsial perusahaan dan ouput hasil penjualan produk dan input biaya

bahan, tenaga kerja, energi, depresiasi, dan modal. Dengan melakukan analisis

produktivitas maka dapat dirancang suatu usulan strategi peningkatan

produktivitas perusahaan .

Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penelitian

ini, maka dengan kerendahan hati penulis mohon maaf dan menerima kritik saran

yang membangun dalam penelitian ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS.

Oktober 2014

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah kepada saya untuk dapat

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Departemen Teknik Industri USU.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan ini.

Terima kasih untuk ilmu, inspirasi, motivasi dan dukungan luar biasa yang penulis

dapatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tugas akhir ini.

Pada kesempatan kali ini penulis mencoba untuk menyebutkan pihak atau nama

dalam lembaran ucapan terima kasih ini.

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara yang telah memberi izin pelaksanaan tugas sarjana

ini.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara yang telah memberi izin pelaksanaan tugas sarjana

ini.

3. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak membimbing dan mengajarkan ilmu serta motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

4. Ibu Ir. Elisabeth Ginting, M.Si Dosen Pembimbing II yang telah banyak

membimbing dan mengajarkan ilmu serta motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


5. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Akhir atas waktu,

bimbingan dan masukan yang diberikan kepada saya dalam penyelesaian tugas

sarjana ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku Ketua Bidang Rekayasa

Manufaktur atas waktu, bimbingan dan masukan yang diberikan kepada saya

dalam penyelesaian tugas sarjana ini.

7. Bapak/Ibu Dosen Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran

untuk penyempurnaan tugas sarjana ini.

8. Seluruh Dosen Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan ilmu

kepada saya selama proses perkuliahan.

9. Pimpinan serta seluruh staf dan karyawan PT. Karya Murni Perkasa yang telah

banyak membantu penulis dalam penelitian.

10. Seluruh Staf Administrasi Departemen Teknik Industri USU untuk waktu dan

bantuannya kepada saya selama ini.

11. Ayah dan Ibu, R. Sinaga dan R. Simanungkalit yang selalu memberikan

motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

12. Rekan-rekan angkatan 2008 Teknik Industri Fakultas Teknik USU.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PT Karya Murni Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang


produksi aspal hotmix. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah banyaknya
bahan baku yang terbuang pada proses produksi. Penurunan perbandingan bahan
baku dan outpun mengindikasikan rendahnya produktivitas perusahaan. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengukuran produktivitas menggunakan metode
Marvin E Mundel pada PT Karya Murni Perkasa terlebih dahulu. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, mengukur,
menganalisis dan melakukan perbaikan produktivitas perusahaan. Hasil
pengukuran produktivitas pada tahun 2013 adalah 1,899 dan pada tahun 2014
adalah 1,445. Berdasarkan fishbone diagram penyebab rendahnya produktivitas
perusahaan adalah banyaknya bahan baku yang terbuang, keterlambatan pasokan
energi dan perawatan mesin dan peralatan yang tidak teratur. Perbaikan yang
diusulkan adalah evaluasi produktivitas menggunakan metode Productivity
Evaluation Tree (PET) menghasilkan pengurangan nilai input melalui perhitungan
tenaga kerja aktual sehingga produktivitas total meningkat sebanyak 0,004.
Usulan kebijakan untuk perusahaan yaitu dengan menggunakan tenaga kerja
aktual sebanyak 17 orang yang sebelumnya sebanyak 21 orang.

Kata Kunci : Metode Marvin E Mundel, Produktivitas, Fishbone Diagram,


Productivity Evaluation Tree (PET).

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................ iii

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii

DAFTAR TABEL................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xv

I PENDAHULUAN................................................................................ I-

1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................

.....................................................................................................

I-1

1.2 Rumusan Permasalahan...............................................................

.....................................................................................................

I-4

1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... I-4

1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... I-4

Universitas Sumatera Utara


1.5 Pembatasan dan Asumsi Penelitian ............................................. I-5

1.6 Sistematika Penulisan Laporan ................................................... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN............................................ II-

2.1 Sejarah Perusahaan...................................................................... II-1

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB HALAMAN

2.2 Organisasi Dan Manajemen Perusahaan ..................................... II-2

2.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................... II-2

2.2.2 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ............................ II-2

2.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja........................................... II-4

2.3.1 Jumlah Tenaga Kerja .......................................................... II-4

2.3.2 Jam Kerja............................................................................ II-4

2.4 Sistem Pengupahan ..................................................................... II-5

2.5 Proses Produksi ........................................................................... II-6

2.5.1 Standar Mutu Bahan/Produk .............................................. II-6

2.5.2 Bahan yang Digunakan ...................................................... II-7

2.5.3 Uraian Proses...................................................................... II-8

2.6 Mesin dan Peralatan .................................................................... II-9

Universitas Sumatera Utara


III LANDASAN TEORI........................................................................... III-

3.1 Pengukuran Produktivitas ........................................................... III-1

3.2 Penyebab Pengukuran Produktivitas ........................................... III-2

3.3 Siklus Produktivitas..................................................................... III-4

3.4 Model Pengukuran Produktivitas ................................................ III-5

3.5 Konsep Dasar Pengukuran Produktivitas Marvin E. Mundel ..... III-7

3.6 Analisis Produktivitas ................................................................. III-9

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB HALAMAN

3.7 Evaluasi Produktivitas ................................................................. III-11

3.8 Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan .................. III-18

3.9 Inflasi dan Deflasi ....................................................................... III-19

3.10 Depresiasi ........................................................................... III-21

IV METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... IV-1

4.1 Lokasi Penelitian .........................................................................


.....................................................................................................
IV-1
4.2 Jenis Penelitian ............................................................................

.....................................................................................................

IV-1

4.3 Kerangka Konseptual .................................................................. IV-1

Universitas Sumatera Utara


4.4 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................... IV-2

4.5 Pengumpulan Data ...................................................................... IV-3

4.5.1 Sumber Data ...................................................................... IV-3

4.5.2 Metode Pengumpulan Data ............................................... IV-4

4.6 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ............................... IV-4

4.6.1 Metode Pengolahan Data ................................................... IV-4

4.6.2 Metode Analisis Data ......................................................... IV-6

4.7 Kesimpulan dan Saran................................................................. IV-8

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA............................

V-1

5.1 Pengumpulan Data ...................................................................... V-1

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2 Pengolahan Data.......................................................................... V-9

5.2.1 Perhitungan Harga Konstan ............................................... V-9

5.2.2 Perhitungan Resources Input Partial ................................. V-12

5.2.3 Perhitungan Output Partial ................................................ V-13

5.2.4 Perhitungan Produktivitas .................................................. V-14

5.2.4.1 Produktivitas Total................................................. V-14

5.2.4.2 Produktivitas Parsial .............................................. V-14

5.2.4.2.1 Produktivitas Parsial Depresiasi ............ V-14

Universitas Sumatera Utara


5.2.4.2.2 Produktivitas Parsial Energi................... V-15

5.2.4.2.3 Produktivitas Parsial Modal ................... V-16

5.2.4.2.4 Produktivitas Parsial Tenaga Kerja........ V-16

5.2.4.2.5 Produktivitas Parsial Bahan Baku ........... V-17

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ..........................................

VI-1

6.1 Analisis ........................................................................................ VI-1

6.1.1 Analisis Indeks Produktivitas Total ................................... VI-1

6.1.2 Analisis Indeks Produktivitas Parsial ................................. VI-2

6.1.2.1 Analisis Indeks Produktivitas Parsial Depresiasi . VI-2

6.1.2.2 Analisis Indeks Produktivitas Parsial Tenaga

Kerja .................................................................... VI-2

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB HALAMAN

6.1.2.3 Analisis Indeks Produktivitas Parsial Bahan

Baku ..................................................................... VI-3

6.1.2.4 Analisis Indeks Produktivitas Parsial Energi ....... VI-4

6.1.2.5 Analisis Indeks Produktivitas Parsial Modal ....... VI-5

6.1.3 Analisis Perubahan Produktivitas ...................................... VI-5

6.1.4 Analisis Produktivitas Total dengan Fungsi Produktivitas

Parsial…………………………………………………... VI-7

Universitas Sumatera Utara


6.1.5 Analisis Profit Perusahaan Terhadap Produktivitas

Total ...…………………………………………............. .. VI-9

6.1.6 Fishbone Diagram ............................................................. VI-12

6.2 Pemecahan Masalah .................................................................... VI-15

6.2.1 Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Aktual ......................... VI-15

6.2.2 Evaluasi Pohon Produktivitas............................................. VI-18

VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... VII-

7.1 Kesimpulan ................................................................................ VII-1

7.2 Saran ................................................................................ VII-1

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1 Skema Susunan Organisasi PT. Karya Murni Perkasa ....................

..........................................................................................................

II-3

3.1 Model Siklus Produktivitas “MEPI” ................................................

..........................................................................................................

III-4

Universitas Sumatera Utara


3.2 Elemen-elemen Input dalam Total Productivity Model ................... III-6

3.3 Productivity Evaluation Tree ........................................................... III-16

4.1 Kerangka Konseptual Penelitian ...................................................... IV-2

4.2 Flow Chart Langkah-langkah Penelitian ........................................ IV-7

4.3 Flow Chart Pengolahan Data .......................................................... IV-8

6.1 Grafik Indeks Produktivitas Total.................................................... VI-1

6.2 Grafik Indeks Produktivitas Parsial Fixed Capital .......................... VI-2

6.3 Grafik Indeks Produktivitas Parsial Tenaga Kerja........................... VI-3

6.4 Grafik Indeks Produktivitas Parsial Bahan Baku............................. VI-4

6.5 Grafik Indeks Produktivitas Parsial Energi...................................... VI-4

6.6 Grafik Indeks Produktivitas Parsial Working Capital ..................... VI-5

6.7 Perubahan Produktivitas Total ......................................................... VI-6

6.8 Profit Perusahaan Terhadap Produktivitas Total Perusahaan .......... VI-10

6.9 Diagram Tulang Ikan Produktivitas ................................................. VI-15

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1 Jumlah Bahan Baku dan Aspal Hotmix yang Dihasilkan ................ I-2

2.1 Data Tenaga Kerja ........................................................................... II-4

Universitas Sumatera Utara


2.2 Jam Kerja Karyawan Pada Bagian Produksi ................................... II-5

2.3 Komposisi Bahan Baku Agregat ...................................................... II-7

3.1 Productivity Evaluation Tree (PET) ............................................... III-15

5.1 Jam Kerja Tenaga Kerja................................................................... V-1

5.2 Biaya Energi..................................................................................... V-2

5.3 Biaya Bahan Baku............................................................................ V-3

5.4 Biaya Perawatan Mesin dan Peralatan ............................................. V-4

5.5 Gaji Tenaga Kerja Langsung ........................................................... V-4

5.6 Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung ................................................. V-5

5.7 Total Biaya Tenaga Kerja ................................................................. V-5

5.8 Nilai Investasi Awal dan Akhir Mesin dan Peralatan ...................... V-6

5.9 Biaya Depresiasi Mesin ................................................................... V-7

5.10 Inflasi ............................................................................................... V-8

5.11 Volume Produksi Aspal Hotmix ...................................................... V-8

5.12 Harga Konstan Biaya Tenaga Kerja ................................................ V-9

5.13 Harga Konstan Biaya Bahan Baku .................................................. V-10

5.14 Harga Konstan Biaya Energi ........................................................... V-10

DAFTAR TABEL (lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.15 Harga Konstan Modal Kerja ............................................................ V-11

5.16 Harga Konstan Biaya Depresiasi ..................................................... V-11

Universitas Sumatera Utara


5.17 Harga Konstan Biaya Ouput ........................................................... V-12

5.18 Total Input Partial ........................................................................... V-13

5.19 Output Partial .................................................................................. V-13

5.20 Produktivitas Total dan Indeks Produktivitas Total......................... V-14

5.21 Produktivitas Parsial Fixed Capital ................................................. V-15

5.22 Produktivitas Parsial Energi............................................................. V-15

5.23 Produktivitas Parsial Working Capital............................................. V-16

5.24 Produktivitas Parsial Tenaga Kerja .................................................. V-16

5.25 Produktivitas Parsial Bahan Baku .................................................... V-17

6.1 Perhitungan Perubahan Produktivitas Total..................................... VI-6

6.2 Input Faktor Masing-Masing Produktivitas Parsial ......................... VI-8

6.3 Weight Corresponding Input Factor ............................................... VI-8

6.4 Profit dan Produktivitas Total .......................................................... VI-11

6.5 Tingkatan Fishbone Diagram Turunnya Produktivitas Perusahaan. VI-14

6.6 Waktu Pengerjaan Produksi ............................................................. VI-15

6.7 Rekapitulasi Perhitungan Waktu Baku ............................................ VI-17

6.8 Rekapitulasi Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Aktual .................. VI-18

6.9 Resume VPT dan PVPT................................................................... VI-21

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

I. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab .................................... L-1

II. Inflasi Indonesia Menurut Kelompok Pengeluaran..................... L-2

Universitas Sumatera Utara


III. Inflasi Kota Medan...................................................................... L-3

IV. Surat Permohonan Tugas Sarjana ............................................... L-4

V. Surat Penjajakan .......................................................................... L-5

VI. Surat Balasan dari Perusahaan .................................................... L-6

VII. Surat Keputusan Tugas Sarjana .................................................. L-7

VIII. Form Berita Acara Asistensi Dosen ............................................ L-8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PT Karya Murni Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang


produksi aspal hotmix. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah banyaknya
bahan baku yang terbuang pada proses produksi. Penurunan perbandingan bahan
baku dan outpun mengindikasikan rendahnya produktivitas perusahaan. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengukuran produktivitas menggunakan metode
Marvin E Mundel pada PT Karya Murni Perkasa terlebih dahulu. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, mengukur,
menganalisis dan melakukan perbaikan produktivitas perusahaan. Hasil
pengukuran produktivitas pada tahun 2013 adalah 1,899 dan pada tahun 2014
adalah 1,445. Berdasarkan fishbone diagram penyebab rendahnya produktivitas
perusahaan adalah banyaknya bahan baku yang terbuang, keterlambatan pasokan
energi dan perawatan mesin dan peralatan yang tidak teratur. Perbaikan yang
diusulkan adalah evaluasi produktivitas menggunakan metode Productivity
Evaluation Tree (PET) menghasilkan pengurangan nilai input melalui perhitungan
tenaga kerja aktual sehingga produktivitas total meningkat sebanyak 0,004.
Usulan kebijakan untuk perusahaan yaitu dengan menggunakan tenaga kerja
aktual sebanyak 17 orang yang sebelumnya sebanyak 21 orang.

Kata Kunci : Metode Marvin E Mundel, Produktivitas, Fishbone Diagram,


Productivity Evaluation Tree (PET).

Universitas Sumatera Utara


Persaingan bisnis yang sangat kompetitif saat ini menuntut setiap

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan

perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

keberhasilan perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya dalam perusahaan

untuk menghasilkan suatu produk yang diinginkan sehingga banyak perusahaan

berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitasnya.

Produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan

suatu kegiatan (output) terhadap nilai semua masukan yang digunakan dalam

melakukan kegiatan tersebut (input). Pada tingkat perusahaan, produktivitas

dilakukan untuk mengetahui seberapa optimal perusahaan memanfaatkan sumber

daya yang dimilikinya dalam menghasilkan output yang ditargetkan. Oleh karena

itu, dilakukan pengukuran produktivitas sebagai cara peningkatan atau perbaikan

produktivitas. 1

Penelitian dilakukan di PT. Karya Murni Perkasa. Perusahaan ini bergerak

dalam bidang produksi aspal. Bahan baku yang digunakan perusahaan dalam

memproduksi aspal adalah pasir, batu dan ter. Berdasarkan data yang diperoleh

dari perusahaan, diketahui bahwa perusahaan belum optimal dalam memanfaatkan

sumber daya yang dimiliki. Berdasarkan Tabel 1.1, jumlah output yang dihasilkan

cenderung mengalami penurunan bila dibandingkan dengan input yang digunakan.

Misalnya pada bulan Juli 2013 penggunaan 4.801,77 m3 input bahan baku

menghasilkan 4.179,01 ton aspal hotmix sedangkan pada bulan Agustus 2013

penggunaan 5.450,45 ribu m3 input bahan baku menghasilkan 5.728,02 ton aspal

1
Sukaria Sinulingga. 2010.Analisis dan Rekayasa Produktivitas. Universitas Sumatera Utara. Hal
36-37.85-90.

Universitas Sumatera Utara


hotmix dan pada bulan September 2013 penggunaan 7.991,23 ribu m3 input bahan

baku menghasilkan 7.341,03 ton aspal hotmix. Terjadi peningkatan penggunaan

bahan baku sebesar 13,51% pada periode Juli - Agustus 2013 dan 46,62% pada

periode Agustus – September 2013. Peningkatan Output juga terjadi sebesar

37,07% pada periode Juli – Agustus 2013 dan 28,16% pada periode Agustus –

September 2013. Peningkatan jumlah bahan baku yang digunakan tidak sebanding

dengan peningkatan output yang dihasilkan. Hal ini mengindikasikan bahwa

perusahaan belum maksimal memanfaatkan bahan baku dalam menghasilkan

output yang mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas perusahaan

sehingga harus dilakukan pengukuran produktivitas pada perusahaan.

Tabel 1.1 Jumlah Bahan Baku dan Aspal Hotmix yang Dihasilkan
Aspal Hotmix Total Input
Bulan
(ribu ton) (ribu m3)
Juli ‘13 4.179,01 4.801,77
Agustus ‘13 5.728,02 5.450,45
September ‘13 7.341,03 7.991,23
Oktober ‘13 7.555,62 8.292,44
November ‘13 5.365,03 6.101,98
Desember ‘13 6.624,86 7.228,54
Januari ‘14 4.873,34 5.793,34
Februari ‘14 3.563,87 4.519,87
Maret ‘14 2.985,21 3.298,88
April ‘14 5.826,32 6.775,32
Mei ‘14 5.260,31 6.064,31
Juni ‘14 5.312,84 6.202,84
Sumber : PT. Karya Murni Perkasa
Terdapat beberapa metode pengukuran produktivitas yaitu metode

American Productivity Center (APC), The Total Productivity Model (TPM),

Marvin E. Mundel, Hines, Craig-Hariss, dan Kendrick-Creamer. Pada penelitian

ini digunakan metode Marvin E. Mundel karena memiliki pendekatan yang

Universitas Sumatera Utara


paling sederhana dan mudah diterapkan di perusahaaan. Metode Marvin E.

Mundel memiliki kelebihan dari pada metode lainnya seperti adanya indeks rasio

output dan input periode berjalan dengan periode dasar sehingga dapat dianalisis

pekembangan output dan input terhadap periode dasar penelitian serta penggunaan

output agregat dalam analisis produktivitas yang dilakukan. 2

Penelitian yang dilakukan oleh M. Harizky Eko (2010) pada PT. Sukuntex

yang merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri penenunan kain

mori. Untuk mengetahui apakah produksi kain mori pada PT. Sukuntex

mengalami peningkatan atau penurunan, maka perusahaan melakukan pengukuran

produktivitas dengan menggunakan model Marvin E. Mundel. Data yang

diperlukan diambil dari tahun 2001 sampai 2002 adalah tenaga kerja langsung,

energi, perawatan dan kuantitas produksi. Dari hasil analisis didapatkan tingkat

indeks produktivitas di bulan September, Oktober, November dan Desember

tahun 2002 lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat indeks produktivitas tahun

2001. Peningkatan paling tinggi di bulan September 2002 dengan angka indeks

mencapai 110,64%. Sedangkan penurunan indeks produktivitas terendah di bulan

Februari 2002 dengan angka indeksnya hanya sebesar 81,43%. Dengan kondisi

indeks produktivitas yang tidak stabil dan cenderung banyak mengalami

penurunan, maka diperlukan dilakukan peningkatan output.3

1.2 Rumusan Permasalahan

2
Sukaria Sinulingga. 2010.Analisis dan Rekayasa Produktivitas. Universitas Sumatera Utara. Hal
36-37.85-90..
3
Muhammad Harizky Eko. 2010. Analisis Pengukuran Produktivitas perusahaan Dengan
Menggunakan Metode Marvin E. Mundel di PT. Sukuntex.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi masalah adalah

rendahnya produktivitas perusahaan ditandai dengan belum maksimalnya

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sehingga menyebabkan terjadinya

penurunan efisiensi perusahaan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi semua sumberdaya input yang digunakan dalam proses

produksi aspal.

2. Mengukur produktivitas total dan produktivitas parsial perusahaan.

3. Menganalisis faktor-faktor penyebab penurunan tingkat produktivitas.

4. Melakukan evaluasi dan usulan perbaikan produktivitas terhadap hasil

pengukuran produktivitas yang memiliki produktivitas rendah.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Mencegah terjadinya pemanfaatan sumber daya yang berlebihan dan tidak

efektif sehingga biaya produk menjadi tinggi.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil suatu

kebijakan dalam pengunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan agar

diperoleh hasil yang optimum.

Universitas Sumatera Utara


3. Perusahaan dapat menilai efisiensi dari sumber dayanya sehingga dapat

meningkatkan produktivitas melalu efisiensi peningkatan sumber daya

tersebut.

1.5 Pembatasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pengukuran dilakukan pada bagian produksi PT. Karya Murni Perkasa.

2. Metode yang digunakan dalam pengukuran adalah metode Marvin E. Mundel.

3. Produktivitas yang diukur adalah produktivitas total dan parsial.

Asumsi-asumsi dalam penelitian ini adalah:

1. Kegiatan produksi berjalan normal dan tidak mengalami perubahan.

2. Kondisi perekonomian dan tingkat inflasi negara dalam keadaan stabil (harga

barang, nilai mata uang tidak mengalami penurunan).

3. Tenaga kerja dianggap sudah menguasai pekerjaannya.

4. Mesin-mesin produksi tidak mengalami perubahan dan sesuai teknologi yang

digunakan saat ini.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Universitas Sumatera Utara


Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari beberapa bab, dimana setiap bab

akan menerangkan penelitian ini secara bertahap dengan urutan yang saling

berhubungan.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang

permasalahan produktivitas yang terjadi di PT Karya Murni Perkasa kemudian

merumuskan masalah tersebut ke dalam perumusan masalah, tujuan penelitian,

batasan dan asumsi penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II merupakan gambaran umum dari perusahaan yang berisi sejarah

berdirinya PT Karya Murni Perkasa, struktur organisasi yang diterapkan di

perusahaan, rincian tugas dan tanggung jawab dalam perusahaan, uraian proses

produksi aspal, jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi aspal, sistem

pengupahan tenaga kerja.

Bab III merupakan landasan teori. Bab ini berisi teori-teori yang

digunakan dalam analisis pemecahan masalah meliputi pengertian produktivitas,

klasifikasi jenis produktivitas, metode pengukuran produktivitas. Pada penelitian

ini dikhususkan membahas teori tentang metode analisis produktivitas

menggunakan metode Marvin E. Mundel.

Bab IV berisi identifikasi jenis penelitian, lokasi penelitian, kerangka

konseptual penelitian yang menjadi dasar berpikir dalam melakukan penelitian,

sumber data yang digunakan dalam penelitian, metode pengumpulan data, metode

pengolahan dan analisis data. Selanjutnya pada metodologi penelitian dijelaskan

langkah-langkah penelitian dan langkah-langkah pengolahan data dalam bentuk

flow chart.

Universitas Sumatera Utara


Bab V berupa pengumpulan dan pengolahan data. Bab ini berisi

pengumpulan sekunder yang diperoleh dari penelitian di PT Karya Murni Perkasa

yaitu jumlah dan harga jual produk jadi, biaya tenaga kerja, biaya material,

depresiasi bangunan, depresiasi mesin dan peralatan, biaya perawatan mesin dan

peralatan, dan nilai kas dan persediaan. Data tersebut kemudian diolah

menggunakan metode Marvin E. Mundel dengan cara menhitung deflator dari

Indeks harga yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik, kemudian menghitung harga

konstan dari tiap elemen input dan output, selanjutnya menghitung input total dan

ouput total, dan membandingkan output terhadap input untuk mendapatkan indeks

produktivitas total dan indeks produktivitas parsial.

BAB VI berupa Analisis Pemecahan Masalah. Bab ini membahas analisis

hasil pengolahan data yaitu produktivitas total dan produktivitas parsial kemudian

dilakukan evaluasi produktivitas menggunakan Productivity Evaluation Tree

(PET) untuk mendapatkan usulan rancangan perbaikan produktivitas di PT. Karya

murni Perkasa.

Bab VII merupakan kesimpulan dan saran. Bab ini berisi kesimpulan yang

diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada

pihak perusahaan.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Universitas Sumatera Utara


2.1 Sejarah Perusahaan

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan

nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 21 A

dengan pendirian dihadapan Notaris Walter Siregar NO.12 yang telah disahkan

oleh Pengadilan Negeri Medan NO.41/CV/79. CV ini merupakan badan usaha

kontruksi jembatan, irigasi dan jalan raya. Kemudian, perusahaan berubah nama

PT. Karya Murni Perkasa pada tanggal 19 Agustus 1983 dengan akte Notaris

Raskami Sembiring, SH. NO. 16, yang disahkan tanggal 12 Desember 1986 oleh

Menteri Kehakiman di Jakarta sesuai dengan surat keluar No. 02.8750.HT-

01/02/86. PT. Karya Murni Perkasa berkantor pusat di Jln Sei Musi No.21 A, dan

pabrik mereka berada di Jalan Simpang Bandrek, Dusun II Desa Patumbak II,

Kec. Patumbak Medan.

Ruang lingkup usaha PT. Karya Murni Perkasa adalah memproduksi aspal

hotmix dan menjalankan usaha kontruksi bangunan, jembatan, jalan dan irigasi.

Selain itu, PT. Karya Murni Perkasa juga melakukan usaha penyewaan alat-alat

berat seperti traktor dan truk. Wilayah pemasaran PT. Karya Murni Perkasa

adalah seluruh wilayah Sumatera Utara, Pekanbaru, Palembang, Aceh dan

Malaysia.

2.2 Organisasi dan Manajemen

2.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Universitas Sumatera Utara


Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar bagian-

bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan. PT Mutiara Mukti Farma

menggunakan struktur organisasi lini dan fungsional. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya hubungan lini antara direktur dengan, manajer dengan masinis kepala,

masinis kepala terhadap para asisten (asisten pengelola, asisten laboratorium dan

asisten tata usaha dan personalia) dan para. asisten terhadap bawahannya.

Struktur fungsional dijumpai pada kelompok asisten bidang dan karyawan.

Sebagai contoh karyawan bagian pengelola berhubungan dengan asisten bagian

pengelola untuk urusan pekerjaannya dan dengan tata usaha untuk pembayaran

gaji. Bagan struktur organisasi PT Karya Murni Perkasa dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

2.2.2 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam

PT. Karya Murni Perkasa merupakan wewenang dari pemilik usaha. Pembagian

tugas dan tanggung jawab dapat dilihat pada Lampiran.

Universitas Sumatera Utara


Direktur
Lini

Fungsional Manajer

Maskep

Asisten Tata
Asisten Asisten
Usaha dan
Pengelola Laboratorium
Personalia

Mandor Mandor Koordinator Tata Koordinator


Kepala Satpam
Pengelola Laboratorium Usaha Personalia

Petugas Satpam
Operator Pelayan Kantor Karyawan
Laboratorium

Gambar 2.1 Skema Susunan Organisasi PT. Karya Murni Perkasa

Universitas Sumatera Utara


2.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.3.1 Jumlah Tenaga Kerja

Untuk mendukung kelancaran pengoperasian PT. Karya Murni Perkasa

mempunyai Tenaga Kerja/Karyawan sebanyak 80 orang dengan perincian pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Data Tenaga Kerja

No. Tenaga Kerja Jumlah (Orang)


1 Manajer 1
2 Karyawan Produksi 64
3 Karyawan Laboratorium 4
4 Karyawan Administrasi 4
5 Karyawan bag. Umum/satpam 3
6 Asisten Pabrik 3
Total 79

2.3.2 Jam Kerja

PT. Karya Murni menerapkan sistem 2 shift jam kerja untuk karyawan

pada bagian produksi dengan lama jam kerja untuk satu shift adalah 8 jam. Untuk

bagian kantor perusahaan menerapkan 8 jam kerja sehari. Rincian shift kerja

untuk karyawan pada bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2 Jam Kerja Karyawan Pada Bagian Produksi

Shift Jam Kerja Keterangan

08:00 – 12:00 Kerja

12:00 – 13:00 Istirahat


Shift I
13:00 –17:00 Kerja

17:00-23:00 Lembur

20:00 – 00:00 Kerja

00:00 – 01:00 Istirahat


Shift II
01:00 – 05:00 Kerja

05:00 – 10:00 Lembur

Sumber: PT. Karya Murni Perkasa

2.4 Sistem Pengupahan

Kompensasi dan jaminan sosial diberikan oleh perusahaan kepada semua

pekerja berdasarkan statusnya dalam perusahaan yaitu :

1. Karyawan Tetap (Tenaga Kerja Tidak Langsung), tenaga kerja di kantor dan

juga supervisor digaji secara bulanan.

2. Karyawan Kontrak (Tenaga Kerja Langsung), sebagian besar tenaga kerja

langsung yang dibayar untuk masa tertentu yang besarnya sesuai dengan

kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan, sebagian besar pada bagian

produksi dan sebagian lagi pada bagian pergudangan, yang mana

penggajiannya sesuai dengan kontrak yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara


Penetapan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian

dan prestasi kerja dari karyawan itu sendiri. Pajak atas upah menjadi tanggung

jawab karyawan tersebut.Jenis upah yang diberikan oleh perusahaan terdiri dari :

1. Upah Pokok.

a. Tenaga kerja borongan diberikan setiap 2 minggu sekali.

b. Tenaga kerja bulanan, pembayaran dilakukan pada setiap akhir bulan.

2. Upah Lembur.

Karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan yang

dihitung berdasarkan tarif lembur per jam sebesar 1/173 x upah per bulan.

2.5 Proses Produksi

PT. Karya Murni Perkasa adalah salah satu pabrik pengolahan aspal

(hotmix). Kemudian aspal yang dihasilkan langsung dibawa ke tempat yang akan

dituju.

2.5.1 Standard Mutu Bahan/Produk

Adapun standard mutu produk aspal yang dihasilkan oleh PT. Karya

Murni Perkasa adalah sebagai berikut :

1. Kadar tanah atau kadar lumpurnya maksimal 1%.

2. Aspal hotmix tidak berwarna coklat gelap.

3. Aspal hotmix memiliki daya serap air sebesar 30%.

Universitas Sumatera Utara


2.5.2 Bahan yang Digunakan

Bahan baku yang digunakan dalam produksi aspal hotmix pada PT. Karya

Murni Perkasa adalah:

1. Pasir

Pasir ini diperoleh dari sungai. Pasir untuk aspal adalah merupakan pasir alam

sebagai hasil desintegrasi alami batu-batuan. Pasir berfungsi sebagai media

perekatan batu.

2. Batu (agregat kasar)

Batu berfungsi sebagai penguat lapisan aspal. Batu yang digunakan terdiri atas

dua ukuran, yaitu:

a. Batu ½ inci (medium agregat)

b. Batu ¾ inci (crush agregat)

3. Abu batu

Abu batu berfungsi sebagai media perekatan batu. diperoleh dari batu yang

telah dihaluskan. Komposisi bahan baku untuk campuran pasir, batu dan abu batu

atau disebut agregat dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Komposisi Bahan Baku Agregat

Komposisi Bahan Jumlah (%)

Batu ¾ (crush aggregate) 20

Batu ½ (medium aggregate) 33

Universitas Sumatera Utara


Abu batu 35

Pasir 12

Sumber : PT. Karya Murni Perkasa

4. Ter (aspal cair)

Pada pembuatan aspal, ter digunakan untuk merekatkan campuran abu batu

dan pasir.

2.5.3 Uraian Proses

Secara garis besarnya proses pengolahan aspal terdiri dari rangkaian

proses sebagai berikut :

1. Proses Pencampuran Bahan Baku

Proses pencampuran merupakan tahap pertama yang dilakukan dalam

proses produksi aspal. Pada proses ini, bahan baku yang terdiri dari batu ½ , batu

¾ , abu batu dan pasir dibawa dengan menggunakan kereta sorong ke cold bin.

Cold bin berfungsi sebagai tempat penakaran jumlah masing-masing agregat yang

akan digunakan pada proses produksi. Masing-masing operator memeriksa

komposisi dari bahan baku tersebut. Kemudian bahan baku dialirkan dengan

menggunakan conveyor ke rotary dryer.

2. Proses Pembakaran Bahan Baku

Pada proses ini, bahan baku yang telah dicampur di rotary dryer akan

dialirkan dengan menggunakan conveyor ke mesin hopper. Pada mesin hopper

agregat akan dibakar pada suhu 1400C selama 10 menit. Selanjutnya agregat yang

Universitas Sumatera Utara


telah dibakar diperiksa dan ditampung didalam mesin measuring tray dengan

kapasitas 375 kg.

3. Proses Pencampuran Aspal Cair

Pada proses ini, bahan baku yang telah dibakar di hopper dialirkan ke

dalam tempat pencampuran atau mixer. Di dalam mixer ini, agregat akan

dicampurkan dengan sejumlah aspal cair atau ter. Selama menunggu proses

pencampuran, aspal cair disimpan di dalam tangki khusus yang dipanaskan pada
o
suhu 150 C untuk menjaga agar aspal cair tetap dalam keadaan cair. Campuran

dari agregat dan aspal cair inilah yang disebut dengan hotmix. Hotmix ini akan

langsung dikeluarkan ke truk untuk dibawa ke lokasi kerja atau ketempat proyek.

2.6 Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan yang digunakan untuk mendukung proses produksi

pada PT. Karya Murni Perkasa sebagai berikut:

a. Mesin yang digunakan

1. Nama mesin : Mesin Spray Scrubber

Fungsi : Sebagai tempat penampungan limbah dari proses

pembakaran.

Kapasitas : 2000–4500 mold per unit

Daya : 0.4 KW

Merk : Hitachi Zosen

Universitas Sumatera Utara


Putaran : 1.500 rpm

2. Nama mesin : Mesin Rotary Dryer

Fungsi : Sebagai tempat penampungan agregat

Kapasitas : 1 ton per pengolahan

Merek : Bosch 06 F

Ukuran : 1000 x 800 x 1050 mm

Buatan : Jerman

3. Nama mesin : Mesin Mixer

Fungsi : Untuk mencampur agregat dan aspal cair.

Merek : Bosch 06 F

Ukuran : 1000 x 800 x 1050 mm

Power : 2 HP, 220 V, 50 Hz

Buatan : Jerman

Kapasitas : 1 ton per pengolahan

Putaran : 40 putaran per menit

4. Nama mesin : Hopper

Fungsi : Tempat memasak campuran agregat yang berasal dari

rotary dryer.

Model : LF 21 c/w

Daya : 10 HP

5. Nama mesin : Mesin Heater

Fungsi : Untuk memanaskan tanki dan menjaganya agar tetap pada


o
suhu 150 C.

Universitas Sumatera Utara


Model : TF 155R

Merek : Yanmar

b. Peralatan yang digunakan yaitu:

1. Timbangan elektro (digital)–Jembatan Timbang

Kapasitas : 40 ton

Fungsi : Sebagai alat untuk menimbang bahan baku pada saat

penerimaan bahan baku

2. Asphalt tank

Kapasitas : 35 ton

Fungsi : Sebagai alat penyimpanan aspal cair (ter).

3. Rap bin convenyor

Kapasitas : 5 ton

Fungsi : Sebagai alat untuk menghubungkan bahan baku ke tempat

produksi atau pencampuran menjadi satu secara otomatis.

4. Cold Bin

Kapasitas : 1 ton

Fungsi : Sebagai tempat penyimpanan bahan baku

Universitas Sumatera Utara


BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengukuran Produktivitas 4

Pengukuran adalah sebuah langkah awal yang bersifat normatif dalam melakukan

suatu perencanaan baik untuk tujuan perbaikan atau peningkatan maupun tujuan

pengembangan. Jika seorang manajer mengingatkan seluruh karyawannya untuk

terus memperbaiki dan meningkatkan produktifitas, maka perintah ini tidak

mempunyai makna apabila tidak dijelaskan berapa tingkat produktifitas yang saat

ini telah dicapai oleh masing-masing unit kerja dan bagaimana penilaian

manajemen terhadap capaian produktifitas tersebut. Bila capaian dinilai masih

sangat rendah maka perintah perbaikan produktifitas mungkin harus ditindak

lanjuti secara serius oleh masing-masing kepala unit yang bertanggung jawab.

Tetapi apabila informasi tentang capaian saat ini tidak diberikan maka masing-

masing unit memandang instruksi tersebut lebih bersifat saran. Informasi tentang

capaian produktifitas saat ini hanya dapat diperoleh melalui kegiatan pengukuran

secara langsung.

Pengukuran produktivitas jika dilakukan secara rutin akan memberikan manfaat

besar kepada manajemen perusahaan karena:

1. Perusahaan dapat menilai seberapa baik pemanfaatan setiap unit sumberdaya

produksi pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.

4
Sukaria Sinulingga. 2010.Analisis dan Rekayasa Produktivitas. Universitas Sumatera Utara. Ha
36-37.85-90.

Universitas Sumatera Utara


2. Setiap unit kerja pada perusahaan akan mendapat informasi tentang capaian

produktifitas pada unitnya dibandingkan dengan capaian pada unit-unit kerja

lainnya dalam perusahaan. Situasi ini sangat bermanfaat dalam membangun

kompetisi yang sehat antar unit dalam perusahaaan karena sangat efektif

digunakan sebagai dasar pemberian insentif berdasarkan unit kerja.

3. Hasil pengukuran produktivitas merupakan informasi berharga bagi

manajemen dalam menilai sumberdaya apa saja yang dimiliki atau dikelola

perusahaan yang termasuk sumberdaya kritis, semi kritis dan non-kritis

sehingga penentuan target output dan perencanaan pengembangan

sumberdaya dan prioritasnya untuk periode berikutnya dapat disusun dengan

lebih akurat.

4. Hasil pengukuran produktivitas dapat digunakan sebagai salah satu faktor

utama dalam menilai daya saing atau posisi perusahaan dalam persaingan

dengan para kompetitor utamanya.

5. Hasil pengukuran produktivitas sangat membantu dalam penentuan target-

target perbaikan baik pada tingkat unit kerja maupun pada tingkat perusahaan

secara keseluruhan.

6. Data capaian produktivitas perusahaan dari periode ke periode merupakan

salah satu faktor pendukung kuat bagi manajemen dalam melakukan aktifitas

tawar-menawar bisnis secara kolektif (collective bargaining).

3.2 Penyebab Pengukuran Produktivitas

Mali (1978) menyatakan tentang 12 faktor penyebab penurunan

Universitas Sumatera Utara


produktivitas pada perusahaan, yaitu :

a. Ketidakmampuan untuk mengukur, mengevaluasi dan mengelola

produktivitas khususnya pada staf white-collar. Ini menyebabkan

pemborosan-pemborosan sumber daya secara cukup drastis.

b. Pemberian penghargaan tanpa mempertimbangkan ekuivalensi

produktivitas dan akuntabilitas. Ini menyebabkan inflasi tak berujung

pangkal.

c. Kewenangan yang lemah dan inefisiensi di dalam organisasi yang

kompleks, ini menyebabkan adanya waktu tunggu atau penundaan kerja.

d. Perluasan organisasi dengan perkembangan produktivitas rendah,

disebabkan oleh adanya biaya tinggi.

e. Motivasi rendah dari peningkatan jumlah pekerja yang memiliki sikap

baru.

f. Keterlambatan pengiriman disebabkan jadwal pengiriman yang terganggu

karena timbulnya kelangkaan bahan.

g. Konflik antar pekerja yang tidak terselesaikan sehingga menimbulkan

kesulitan. Untuk membangun kelompok kerja. Ini menyebabkan ketidak

efektifan perusahaan.

h. Adanya intervensi peraturan pemerintah yang membatasi wewenang

manajemen.

i. Spesialisasi dalam proses kerja bisa menimbulkan kondisi monoton yang

membosankan bagi pekerja tertentu,

j. Perubahan teknologi yang cepat dan berbiaya tinggi, menyebabkan

Universitas Sumatera Utara


penurunan kesempatan baru dan inovasi,

k. Peningkatan kebutuhan waktu bersantai menyebabkan gangguan terhadap

komitmen kepada waktu,

l. Ketidakmampuan praktisi untuk menyesuaikan irama kerja dengan

informasi dan pengetahuan mutakhir.

Hal yang menarik dari daftar penyebab penurunan produktivitas di atas, adalah

bahwa ketidak mampuan untuk mengukur produktivitas staf non-produksi

menempati pada peringkat paling atas.

3.3 Siklus Produktivitas 5

Siklus produktivitas yang diperkenalkan David J. Sumanth disebut dengan

“MEPI” (Measurement, Evaluation, Planning, Improvement). Siklus ini dapat

dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini:

Pengukuran (Measurement)
Produktivitas

Perbaikan (Improvement) Penilaian (Evaluation)


Produktivitas Produktivitas

Perencanaan (Planning)
Produktivitas

Gambar 3.1 Model Siklus Produktivitas “MEPI”

Konsep siklus ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus dimulai

oleh kegiatan pengukuran, penilaian, perencanaan dan perbaikan dari

produktivitas itu sendiri. Keempat tahap ini sangat penting dilaksanakan karena

5
David J Sumanth.1984. Productivity Engineering and Management. Hal. 47-48.

Universitas Sumatera Utara


siklus tersebut menunjukkan bahwa program penelitian produktivitas merupakan

suatu kegiatan yang berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi kegiatan

perusahaan.

Apabila produktivitas dari sistem ini telah dapat diukur, langkah berikutnya

adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk di perbandingkan

dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat

produktivitas aktual dengan rencana (productivity gap) merupakan masalah

produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan

kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi itu, selanjutnya dapat

direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka

pendek maupun dalam jangka panjang. Konsep siklus produktivitas ini

memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus didahului oleh kegiatan

pengukuran, penilaian, dan perencanaan produktivitas itu sendiri. Untuk mencapai

produktivitas yang direncanakan ini berbagai program formal dapat dilakukan

untuk peningkatan produktivitas terus-menerus. Analisis Produktivitas adalah

suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi antara

tingkat produktivitas aktual dengan rencana masalah produktivitas yang

menimbulkan kesenjangan produktivitas.

3.4 Model Pengukuran Produktivitas

Ada beberapa macam model pengukuran produktivitas di tingkat perusahaan,

yaitu:

Universitas Sumatera Utara


1. Model American Productivity Center (APC)

American Productivity Center (APC) menganjurkan suatu pengukuran

produktivitas yang menghubungkan profitabilitas dengan produktivitas serta

faktor perbaikan harga (price recovery) yang merupakan suatu model total faktor.

Model ini mengasumsikan bahwa suatu perusahaan memperoleh keuntungan yang

berasal dari dua sumber yaitu produktivitas dan pemulihan harga. Model ini

menekankan output yang dihasilkan setiap periode dikalikan dengan harga per

unit menurut periode basis untuk mendapatkan productivity performance index.

Prices dan unit cost setiap periode dikalikan dengan jumlah pada tahun berjalan

untuk mendapatkan price recovery index.

2. Model The Total Productivity Model (TPM)

Sumanth (1979) mengembangkan model pengukuran produktivitas dengan

memperhatikan pengaruh utama semua faktor input terhadap output yang sifatnya

tangible. Tangible dalam hal ini diartikan pada dasarnya secara langsung dapat

diukur. Elemen-elemen input tangible dan output tangible seperti pada Gambar

3.2.

Input (tangible)

Manusia Kapital (Modal) Material Energi


-Bahan -Minyak
-Pekerja
Lancar baku bumi
-Manajer Tetap (Fix)
(Working) -Part dari -Gas
-Profesional Inventory
-Tanah luar -Batubara
- Birokrat Kas
-Bangunan -Air
-dan Perawatan
-Mesin- -Listrik
lainnya Accounts
mesin -Dan
-Peralatan receiveable lainnya
-Depresiasi Notes
receiveable

Gambar 3.2 Elemen-elemen Input dalam Total Productivity Model

Universitas Sumatera Utara


Model tersebut dapat digunakan tidak hanya pada tingkat agregat tetapi juga pada

tingkat operasional misalnya tingkat departemen. Keunikan dari model tersebut

tidak hanya mengukur indeks produktivitas total tetapi juga menunjukan input

ataupun sumber daya tertentu yang memerlukan perbaikan utilisasi.

3. Model Marvin E. Mundel

Perbedaan model Marvin E. Mundel dengan model perhitungan produktivitas lain

adalah model Marvin E. Mundel memperkenalkan penggunaan angka indeks

produktivitas dalam dua bentuk. Bentuk pengukuran pertama merupakan rasio

antara indeks performansi pada periode pengukuran dan indeks performansi pada

periode dasar sedangkan bentuk kedua merupakan rasio antara indeks output

dengan indeks input. Bentuk pertama dapat digunakan sebagai perbandingan

produktivitas periode awal dengan periode selanjutnya.

3.5 Konsep Dasar Pengukuran Produktivitas Marvin E. Mundel 6

Pada dasarnya angka indeks merupakan suatu besaran yang menunjukkan variasi

perubahan dalam waktu atau ruang mengenai suatu hal tertentu.

Penggunaan angka indeks yang telah umum dilakukan terutama dalam bidang

ekonomi adalah indeks harga dan indeks produksi yang biasanya dipergunakan

untuk mengukur perubahan harga atau perubahan produksi sepanjang waktu

tertentu. Agar dapat mengukur laju perubahan itu, sederet angka-angka harga atau

produksi dibakukan berdasarkan periode tahunan atau periode waktu dasar

tertentu. Dengan demikian angka indeks yang diproleh dapat diperbandingkan

6
David J Sumanth.1984. Productivity Engineering and Management. Hal. 152-156.

Universitas Sumatera Utara


terhadap keadaan dasar itu. Disini akan terlihat apakah perubahan bersifat

menarik, tetap atau menurun.

Marvin E. Mundel (1978) memperkenalkan penggunaan angka indeks

produktivitas pada tingkat perusahaan berdasarkan bentuk pengukuran, yaitu:

���� ����
� ���� � � ���� �
1. �� = ���� �100 2. �� = ���� �100
� ���� � � ���� �

Dimana:

IP = Indeks Produktivity

AOMP = Output Agregat untuk periode dasar yang diukur

AORP = Ouput Agregat untuk periode dasar

RIMP = Input-input untuk periode yang diukur

RIBP = Input-input untuk periode dasar.

Pada dasarnya metode Mundel merupakan suatu model pengukuran produktivitas

yang berdasarkan konsep-konsep dalam ilmu teknik dan manajemen industri.

Kelebihan metode Marvin E. Mundel dibandingkan metode produktivitas yang

lain adalah metode Marvin E. Mundel menghitung produktivitas perusahaan

dengan menggunakan satuan output secara agregat. Satuan output secara agregat

memungkinkan perusahaan untuk melihat faktor keberhasilan perusahaan secara

keseluruhan dalam menggunakan faktor input yang ada.

Pengukuran produktivitas dapat bervariasi sesuai dengan kedua aspek output yang

digunakan sebagai agregat, seperti indeks produktivitas tenaga kerja, produktivitas

modal, produktivitas energi dan produktivitas bahan baku.

Universitas Sumatera Utara


3.6 Analisis Produktivitas 7

Analisis hasil pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan beberapa cara

yaitu:

1. Analisis Indeks Produktivitas

Beberapa model yang dapat digunakan untuk menganalisis produktivitas

berdasarkan pendekatan indeks produktivitas yaitu model Kendrick-Creamer,

model Craig-Harris, model Hines, model American Productivity Center (APC),

model Total Productivity, model Mundel, model Taylor-Davis.

2. Analisis Profit Perusahaan Terhadap Produktivitas Total

Produktivitas perusahaan dapat dianalisis hasilnya dengan membandingkan profit

yang diperoleh terhadap produktivitas total perusahaan. Dengan konsep

matematika, dikembangkan rumus sebagai berikut:


TPF =

IF = IH + IM + IC,W + IC,F + IE

PF = (TPF-1) (IF) + Ic,w

Keterangan:

O : Output

I : Input

TPF : Total Productivity Firm (Produktivitas Total Perusahaan)

IF : Input Firm (Input Perusahaan)

PF : Profit Firm (Laba Perusahaan)

IH : Human Input (Input Tenaga Kerja)

7
David J Sumanth.1984. Productivity Engineering and Management. Hal. 179-182

Universitas Sumatera Utara


IM : Material Input (Input Bahan Baku)

IC,W : Capital Working Input (Input Nilai Uang berjalan)

IC,F : Fixed Capital Input (Input Nilai Uang Tetap)

IE : Energy Input (Input Energi)

3. Analisis i Produktivitas Parsial

Produktivitas total merupakan fungsi dari produktivitas parsial. Dengan melakukan

analisis terhadap faktor input produktivitas parsial, dapat diketahui faktor input

yang memberikan sumbangan nilai yang paling besar sehingga dapat diketahui

faktor yang perlu dievaluasi. Rumus yang digunakan yaitu:


�� ��
W’IH = =�
�� � +�� +�� +�� +��

�� ��
W’IM = =
�� �� +�� +�� +�� +��

�� ��
W’IE = =
�� �� +�� +�� +�� +��

�� ��
W’IC = =
�� �� +�� +�� +�� +��

�� ��
W’IX = =�
�� � +�� +�� +�� +��

Dengan keterangan:

W’IH = Weight corresponding to input human (bobot berdasarkan input

tenaga kerja)

W’IM = Weight corresponding to input material (bobot berdasarkan input

bahan baku)

W’IC = Weight corresponding to input capital working (bobot

berdasarkan input nilai uang berjalan)

Universitas Sumatera Utara


W’IE = Weight corresponding to input energy (bobot berdasarkan input

energi)

W’IX = Weight corresponding to input capital fixed (bobot berdasarkan

input nilai uang tetap)

IH = Input Human (input tenaga kerja (Rp))

IM = Input Material (input bahan baku(Rp))

IC = Input Capital Working (input nilai uang berjalan(Rp))

IE = Input Energy (input energi(Rp))

IX = Input Capital Fixed (input nilai uang tetap(Rp))

3.7 Evaluasi Produktivitas 8

Evaluasi adalah fase berikutnya setelah pengukuran produktifitas dilakukan.

Tujuan evaluasi ialah mendapatkan informasi yang akurat tentang tingkat

kemajuan perusahaan pada saat ini relatif terhadap kemajuan yang dicapai dalam

periode sebelumnya ditinjau dari sudut capaian produktivitas.

Untuk lebih membantu dalam analisis dan evaluasi terhadap hasil pengukuran

produktifitas tersebut maka beberapa alat bantu yang umum digunakan ialah:

1. Pembuatan scatter diagram/trend hasil pengukuran produktifitas baik untuk

produktifitas total, produktifitas parsial, produktifitas total faktor dan

produktifitas produk. Scatter diagram dengan jelas menggambarkan trend dan

fluktuasi capaian produktifitas dari periode ke periode.

8
David J Sumanth.1984. Productivity Engineering and Management. Hal. 39-40.

Universitas Sumatera Utara


2. Pembuatan tabel deviasi yang menunjukkan plus-minus produktifitas parsial

pada masing-masing produk relatif terhadap periode sebelumnya. Angka-

angka dalam sel menunjukkan contoh hipotesis dari besarnya perubahan

(kenaikan atau penurunan) tingkat produktifitas parsial pada masing-masing

produk pada periode ini relatif terhadap capaian produktifitas periode lalu.

Prosedur evaluasi produktivitas:

1. Analisis Perubahan Produktivitas Total9

Perubahan produktivitas total adalah selisih atau besarnya perbedaan antara

produktivitas total pada periode t dan produktivitas total pada periode t-1.

∆���−(∆���)(����−1)
∆�� �� = dimana t ≥ 1
���−1+ ∆���

a. Jika ∆�� �� = 0, maka tidak ada perbedaan produktivitas total pada periode t

dan t-1.

b. Jika ∆�� �� > 0, maka produktivitas total pada periode t lebih tinggi dari

produktivitas total pasa periode t-1.

c. Jika ∆�� �� < 0, maka produktivitas total pada periode t lebih rendah dari

produktivitas total pada periode t-1.

2. Identifikasi masalah: Fishbone diagram

Untuk menganalisis produktivitas yang rendah dapat digunakan Fishbone

Diagram (Sebab-Akibat) untuk mengenali sumber utama yang mungkin terkait

masalah yaitu manusia, mesin dan peralatan, bahan, metode dan lingkungan.

9
Sukaria Sinulingga. 2010.Analisis dan Rekayasa Produktivitas. Universitas Sumatera Utara. Ha
106-122.

Universitas Sumatera Utara


3. Pohon Evaluasi Produktivitas

Evaluasi produktivitas adalah penilaian terhadap capaian produktivitas (actual

productivity) dan estimasi produktivitas pada periode berikutnya. Tujuan penilaian

ialah mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan estimasi

produktivitas pada periode berikutnya. Dalam terminologi evaluasi produktivitas,

estimasi produktivitas disebut budgeted productivity. Dengan demikian, budgeted

productivity pada periode berikutnya adalah fungsi dari actual productivity pada

periode berjalan dan budgeted productivity pada periode berjalan. Jika capaian

produktivitas atau actual productivity dari produk I pada periode berjalan adalah

PTi0, budgeted productivity pada periode berjalan adalah PTi0’ dan budgeted

productivity pada periode berikutnya ialah PT’i1 maka:

PT’i1 = f(PTi0, PTi0’)

Dalam menentukan budgeted productivity pada periode berikutnya, perlu

diidentifikasi berbagai kendala yang mungkin akan dihadapi misalnya kendala

pengadaan sumberdaya baik sumber daya manusia, mesin/peralatan, bahan,

metode yang dapat digunakan termasuk pengaruh lingkungan. Seperti halnya

perhitungan produktivitas total, estimasi produktivitas total juga dihitung dengan

model matematik yang sama yaitu:



���
PTi0’= ′
���

Dimana, PTit’ = estimasi produktivitas total produk i dalam periode t

O it’ = estimasi output produk i dalam periode t

I it’ = estimasi input produk i dalam periode t

Universitas Sumatera Utara


Dari rumus tersebut terlihat bahwa perbaikan produktivitas dapat dilakukan

melalui pendekatan output ataupun pendekatan input. Pendekatan output ialah

menyusun rencana peningkatan jumlah output dengan input yang sama atau input

yang sedikit meningkat sedangkan pendekatan input ialah peningkatan

produktivitas melalui penurunan jumlah penggunaan faktor input. Sumanth (1984)

mengembangkan serangkaian alternatif perbaikan produktivitas dengan

pendekatan output dan input yang disebutnya pola evaluasi produktivitas atau

productivity evaluation tree (PET).

PET menunjukkan bahwa masing-masing pola memiliki tiga kemungkinan

kejadian pada periode berikutnya seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.3 dan

Tabel 3.1. PET menunjukkan bahwa ada 6 kemungkinan yang dapat

menyebabkan capaian produktivitas dalam periode t tidak berbeda dengan

produktivitas dalam periode sebelumnya (produktivitas dalam periode t-1) yaitu 2

alternatif atau kemungkinan menurut pola A (jalur 1,1), kemudian 3 kemungkinan

menurut pola B (jalur 3, 4, dan 5) dan 1 kemungkinan menurut pola C (jalur 7).

Selanjutnya ada 7 alternatif cara yang dapat menyebabkan capaian produktivitas

dalam periode t lebih tinggi daripada produktivitas periode sebelumnya, yaitu 1

kemungkinan di pola A (jalur 9), 3 kemungkinan menurut pola B (jalur 10, 11,

dan 12) cara yang menyebabkan capaian produktivitas dalam periode t lebih

rendah dari capaian produktivitas dalam periode sebelumnya yaitu semuanya

berada dalam pola C (jalur 19, 20, dan 21). Disamping itu, ada 2 kemungkinan

cara yang dapat menyebabkan produktivitas lebih kecil, sama dengan atau lebih

Universitas Sumatera Utara


besar dari capaian produktivitas sebelumnya yang semua kemungkinannya berada

di pola C.

Tabel 3.1 Productivity Evaluation Tree (PET)

Periode t-1 Periode t No.


Oit-1,Iit-1 diketahui Oit,Iit ; ∆Oit=Oit-Oit-1; ∆Iit=Iit-Iit-1 Jalur
∆Iit>0 PTit>0 ∆PTit>0 9
∆Oit >0 ∆Iit=0 Infeasible
∆Iit<0 Infeasible
A
∆Iit>0 PTit=0 ∆PTit=0 1
Oit-1 = 0 Iit-1 = 0
∆Oit =0 ∆Iit=0 PTit=0 ∆PTit=0 2
∆Iit<0 Infeasible
∆Oit <0 Infeasible
∆Iit>0 PTit>0 ∆PTit>0 10
∆Oit >0 ∆Iit=0 PTit>0 ∆PTit>0 11
B
∆Iit<0 PTit>0 ∆PTit>0 12
Oit-1 = 0 ; Iit-1 > 0
∆Iit>0 PTit=0 ∆PTit=0 3
TPit-1=0 ∆Oit =0 ∆Iit=0 PTit=0 ∆PTit=0 4
∆Iit<0 PTit=0 ∆PTit=0 5
∆Oit <0 Infeasible
∆Iit>0 PTit>0 ∆PTit=± 13,6,18
∆Oit >0 ∆Iit=0 PTit>0 ∆PTit>0 14
∆Iit<0 PTit>0 ∆PTit>0 15
C
∆Iit>0 PTit>0 ∆PTit<0 19
Oit-1 > 0 ; Iit-1 > 0
∆Oit =0 ∆Iit=0 PTit>0 ∆PTit=0 7
TPit-1>0 ∆Iit<0 PT it >0 ∆PTit>0 16
∆Iit>0 PTit≥0 ∆PTit<0 20
∆Oit <0 ∆Iit=0 PTit≥0 ∆PTit<0 21
∆Iit<0 PTit≥0 ∆PTit>± 17,8,22

Dari PET tersebut, mudah ditemukan jalur mana yang dianggap lebih baik untuk

dipilih dalam merencanakan perbaikan produktivitas dalam periode berikutnya.

Misalnya, apabila manajemen menginginkan peningkatan produktivitas dalam

periode berikutnya, maka dapat dipilih salah satu jalur (path) yang dinilai oleh

manajemen yang paling baik dari tujuh jalur yang tersedia untuk dipilih.

Universitas Sumatera Utara


∆I it > 0 PTit > 0 ∆P Tit > 0 Jalur 9

∆Oit > 0 ∆I it = 0 Infeasible

∆I it < 0 Infeasible

∆I it > 0 PTit = 0 ∆P Tit = 0 Jalur 1


Oit-1 = 0
Oit-1 ∆Oit = 0 ∆I it = 0 PTit = 0 ∆P Tit = 0 Jalur 2
Iit-1 = 0= 0
Iit-1 = 0
∆I it < 0 Infeasible

∆Oit < 0 Infeasible

∆I it > 0 PTit > 0 ∆P Tit > 0 Jalur 10

∆Oit > 0 ∆I it = 0 PTit > 0 ∆P Tit > 0 Jalur 11

∆I it < 0 PTit > 0 ∆P Tit > 0 Jalur 12

∆I it > 0 PTit = 0 ∆P Tit = 0 Jalur 3


Productivity Oit-1 = 0 ∆Oit = 0 ∆I it = 0 PTit = 0 ∆P Tit = 0 Jalur 4
Evaluation Iit-1Oit-1> =0 0
Tree TPIit-1 >0
it-1 = 0 ∆I it < 0 PTit = 0 ∆P Tit = 0 Jalur 5
TPit-1 = 0
∆Oit < 0 Infeasible

∆I it > 0 PTit > 0 ∆P Tit = ±0 Jalur 13,6,8

∆Oit > 0 ∆I it = 0 PTit > 0 ∆P Tit > 0 Jalur 14

∆I it < 0 PTit > 0 ∆P Tit > 0 Jalur 15

∆I it > 0 PTit > 0 ∆P Tit < 0 Jalur 19


Oit-1 > 0
Oit-1> 0> 0
Iit-1 ∆Oit = 0 ∆I it = 0 PTit > 0 ∆P Tit = 0 Jalur 7
TPIit-1 >0
it-1 > 0
TPit-1 > 0 ∆I it < 0 PTit > 0 ∆P Tit > 0 Jalur 16

∆I it > 0 PTit ≥ 0 ∆P Tit < 0 Jalur 20

∆Oit < 0 ∆I it = 0 PTit ≥ 0 ∆P Tit < 0 Jalur 21

∆I it < 0 PTit ≥ 0 ∆P Tit = ±0 Jalur 17,8,22

Gambar 3.3 Productivity Evaluation Tree

Universitas Sumatera Utara


Menurut Sumanth, estimasi produktivitas yang disebut sebagai budgeted

productivity dapat ditetapkan dengan dua metode. Estimasi produktivitas total

dihitung dengan menggunakan bilangan deviasi dari capaian produktivitas total

periode lalu (∆TP it). Indeks i dan t masing-masing merujuk kepada produk ke i

dan periode ke t. Estimasi produktivitas total dihitung sebagai berikut:

Menurut Sumanth, estimasi produktivitas yang disebut sebagai budgeted

productivity dapat ditetapkan dengan dua metode. Estimasi produktivitas total

dihitun g dengan menggunakan bilangan deviasi dari capaian produktivitas total

periode lalu (∆TP it). Indeks i dan t masing-masing merujuk kepada produk ke i

dan periode ke t. Estimasi produktivitas total dihitung sebagai berikut:

a. Metode I

PT’it = αPTit-1 + (1-α) PT it-1’

PT’it = Estimasi produktivitas total produk i untuk periode t

PTit-1 = Aktual produktivitas total produk i untuk periode t-1

α = Parameter (smoothing constant) dimana 0 ≤ α ≤ 1

2
�=
�+1

Variasi produktivitas total dengan estimasi produktivitas total dapat dihitung

dengan:

VPT(1)it = PT12-PT12’

��
PVPT(1)it = ���′12 − 1� � 100
12

VPT = Variasi produktivitas total

PVPT = Persentase variasi produktivitas total

Universitas Sumatera Utara


b. Metode II

Untuk metode dua terdapat produktivitas asumsi yang telah ditetapkan oleh

manajemen perusahaan sebagai target terbaik dari produktivitas total perusahaan.

Rumus yang digunakan adalah:



���
PTit*= ∗
���

O*it = Oit-1 + ∆O*it

I*it = Iit-1 + ∆I*it

VPT(2)it= PTit-PTit’

��
PVPT(2)it = ���′�� − 1� � 100
��

3.8 Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan

Perencanaan peningkatan sistem produktivitas perusahaan dimulai dengan

mengidentifikasi akar penyebab perubahan produktivitas. Program-program

spesifik yang berkaitan dengan peningkatan atau perbaikan terus-menerus dari

sistem produktivitas harus didesain berdasarkan informasi yang diperoleh melalui

analisis dan evaluasi secara komprehensif dan mendalam terhadap sistem

produktivitas perusahaan itu.

Beberapa program spesifik yang berkaitan dengan teknik-teknik untuk

meningkatkan produktivitas terus-menerus antara lain:

1. Peningkatan produktivitas melalui perbaikan proses informasi.

2. Peningkatan produktivitas melalui perbaikan proses orang.

3. Peningkatan produktivitas melalui perbaikan proses kerja.

Universitas Sumatera Utara


4. Peningkatan produktivitas melalui pembangunan sistem Just in Time (JIT).

3.9 Inflasi dan Deflasi

Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya

beli diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil mata uang suatu negara. Inflasi

merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam yang

berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup panjang, seirama

dengan kenaikan harga-harga tersebut.

Dalam keadaan inflasi harga barang-barang dan jasa terus meningkat dengan

tajam, sedang dalam keadaan deflasi, harga-harga barang dan jasa menurun

dengan tajam. Keduanya dapat mengancam dan merusak stabilitas perekonomian

suatu negara. Deflasi adalah suatu keadaan ekonomi dimana harga-harga barang

dan jasa mengalami penurunan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi,

industri, kesempatan kerja, dan meningkatkan nilai uang.

Inflasi sebagai salah satu produk dari perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK)

merupakan masalah dominan dalam perekonomian di beberapa negara khususnya

negara yang sedang berkembang. Tingkat inflasi yang cukup tinggi cenderung

mengakibatkan inflasi terus-menerus dalam waktu yang cukup panjang, bila

tingkat inflasi rendah atau bahkan deflasi, tidak menguntungkan bagi

perkembangan ekonomi.

Laju inflasi dalam arti sempit adalah meningkatnya tingkat harga barang atau jasa

kebutuhan masyarakat. Secara rata-rata inflasi tinggi menunjukan terjadi kenaikan

rata-rata barang atau jasa kebutuhan cukup tinggi. Hal ini berarti terjadi

Universitas Sumatera Utara


penurunan kemampuan atau daya untuk memproleh barang dan jasa. Hal ini tidak

hanya merugikan golongan penduduk yang menerima upah dan buruh kecil saja,

tetapi tingkat inflasi yang tinggi di suatu daerah juga berdampak negatif pada

produsen dan industriawan. Laju inflasi biasanya dihitung dari persentase indeks

harga pada suatu periode waktu, sedangkan pengertian indeks harga adalah suatu

rasio yang menunjukkan perubahan nilai satu variable pada suatu waktu dan

lokasi tertentu.

Adapun kegunaan indeks harga konsumen adalah:

1. Sebagai barometer memperbaiki atau menyesuaikan gaji dan upah karyawan.

2. Landasan untuk memperbaiki atau menyesuaikan gaji dan upah karyawan

3. Merupakan pengukur atau perubahan harga konsumen

4. Indikator pengeluaran rumah tangga

5. Indikasi nilai tambah bisnis

6. Sebagai asumsi APBN

Indeks Harga Konsumen (IHK) paling banyak digunakan untuk menghitung

angka inflasi, termasuk di Indonesia yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik

(BPS). Harga berlaku adalah harga yang berdasarkan harga pasar, sedangkan

harga konstan adalah harga pada tahun tertentu yang dijadikan sebagai harga

dasar. Dari Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat diketahui nilai deflator setiap

bulan. Perhitungannya mengunakan rumus sebagai berikut:

Deflator bulan penelitian

����� ℎ���� ����� ���������� − ������ ℎ���� ����� �����


=
������ ℎ���� ����� �����

Universitas Sumatera Utara


Nilai deflator yang sudah didapatkan digunakan untuk menghitung harga konstan.

Harga-harga konstan ini akan dicari dengan menggunakan rumus:

����� ������� ���� ������� ���� ������������ � 100


Harga Konstan = ��������+ 100

3.10 Depresiasi

Kemampuan dari mesin ataupun benda lainnya yang digunakan akan menurun

secara perlahan-lahan tetapi pasti.kenyataannya umur ekonomis suatu mesin akan

tergantung kepada beberapa faktor seperti rencana teknis mesin waktu dibuat,

frekuensi penggunaan maupun pemeliharaan mesin. Bila umur ekonomis suatu

mesin sudah dilampui, mesin tersebut umumnya mengalami gangguan seperti

frekuensi kerusakan bertambah tinggi yang mengakibatkan naiknya ongkos

pemeliharaan mesin, menurunnya kapasitas produksi dan bahkan kemungkinan

kualitas produksi menjadi diluar standar.

Mesin adalah benda modal. Oleh karena nilai mesin menjadi berkurang karena

dipakai, maka nilai yang hilang tersebut dianggap sebagai biaya dan

diperhitungkan tahun demi tahun sampai pada batas umurnya. Pengurangan nilai

mesin atau peralatan disebut depresiasi. Beberapa metode depresiasi yaitu

depresiasi Garis Lurus, Declining Balance, Sum of the year digit (SYD), Sinking

Fund Method, Service Output method dan Machine Hour Method.

Dalam penelitian ini menggunakan Depresiasi Garis Lurus. Metode ini

menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa

fluktuasi) di sepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan

Universitas Sumatera Utara


mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga

aktiva ditarik dari penggunaannya.

Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Metode garis lurus dipergunakan

untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar

kecilnya volume barang/jasa yang dihasilkan. Misalnya: bangunan, peralatan

kantor. Berikut adalah rumus metode garis lurus:

ℎ���� ����−ℎ���� ��ℎ��


Dt = �������� ���� ������

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di pabrik PT. Karya Murni Perkasa yang beralamat di

Simp. Bandrek, Dusun II Desa Patumbak, Kec. Patumbak Medan.

4.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berdasarkan maksud penelitian yaitu penelitian terapan

(Applied Research) yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang atau

yang akan dihadapi perusahaan dalam peningkatan produktivitas melalui

pengambilan tindakan perbaikan (corrective action) dalam perusahaan. Jenis

penelitian ini berdasarkan sifat termasuk penelitian Tindakan (Action Research),

yaitu penelitian untuk mendapatkan temuan-temuan praktis tentang produktivitas

perusahaan atau keperluan pengambilan keputusan operasional.

4.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah bentuk kerangka berpikir yang dapat

digunakan sebagai dasar pendekatan dalam memecahkan masalah yang akan

diidentifikasi.

Universitas Sumatera Utara


Biaya Produksi
(x1)

Tenaga Kerja
(x2)

Analisis dan
Biaya Perawatan Produktivitas
Evaluasi
(x3) (y)
Produktivitas

Peralatan Kerja
(x4)

Usulan
Kebijakan
Produk (x5) Peningkatan
Produktivitas

Gambar 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian

4.4 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel penelitian yang nilainya ditentukan

oleh variabel lain (bebas). Variabel yang termasuk dalam kategori ini, yaitu:

Produktivitas (y)

Variabel ini menunjukkan tingkat pencapaian keberhasilan perusahaan

dalam mengembangkan usahanya.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel penelitian yang nilainya tidak

dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel yang termasuk dalam kategori ini, yaitu:

1. Biaya Produksi (x1)

Indikator biaya produksi yang menjadi fokus penelitian adalah biaya

depresiasi mesin, biaya energi dan biaya bahan.

2. Tenaga kerja (x2)

Universitas Sumatera Utara


Tenaga kerja memperngaruhi produktivitas perusahaan berhubungan terhadap

jumlah tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja mempengaruhi pada jumlah produk

yang dihasilkan. Indikator variabel ini adalah upah tenaga kerja dan termasuk

juga upah lembur.

3. Perawatan (x3)

Perawatan mesin mempengaruhi kinerja mesin. Kinerja mesin akan

mempengaruhi produktivitas perusahaan. Indikator variable ini adalah biaya

perawatan mesin dan pergantian part-part mesin.

4. Peralatan kerja (x4)

Peralatan kerja yang digunakan untuk mendukung proses produksi

berpengaruh terhadap kinerja operator. Oleh sebab itu dilakukan evaluasi

terhadap peralatan kerja apakah telah mendukung proses produksi. Indikator

variabel ini adalah jumlah dan biaya perawatan peralatan kerja.

5. Produk (x5)

Produk yang dihasilkan apakah produk yang dihasilkan sudah memanfaatkan

sumber daya produksi sehingga meningkatkan produktivitas perusahaan.

Indikator variabel ini adalah jumlah produk yang dihasilkan dan ada atau

tidak produk cacat.

4.5 Pengumpulan Data

4.5.1 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu:

Universitas Sumatera Utara


a. Jumlah Produk dan Harga jual produk

b. Jam Kerja

c. Biaya tenaga kerja

d. Biaya bahan baku

e. Biaya energi

f. Biaya perawatan mesin dan peralatan

4.5.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

a. Teknik kepustakaan, yakni membaca dan memahami buku-buku dan jurnal-

jurnal yang berkaitan dengan penerapan metode Marvin E. Mundel.

b. Teknik dokumentasi, yakni memperoleh data perusahaan PT. Karya Murni

Perkasa berupa dokumen-dokumen yang mendukung pengerjaan laporan

dengan instrumen penelitian tabel pencatatan data.

4.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.6.1 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan, yaitu:

1. Memberikan batasan terhadap output dan input yang menjadi variabel dalam

pengukuran produktivitas. Output yaitu jumlah unit produk yang diproduksi

setiap bulan. Input terdiri dari biaya penyusutan (depresiasi mesin), biaya dari

penggunaan energi, biaya perawatan mesin, biaya tenaga kerja langsung dan

tenaga kerja tidak langsung.

Universitas Sumatera Utara


2. Menentukan harga konstan dari setiap output biaya produksi yaitu harga

tenaga kerja, energi, perawatan mesin, harga bahan baku, dan harga depresiasi

mesin dengan cara mengalikan nilai deflator masing-masing biaya dengan

harga pada saat periode pengukuran dengan rumus:

Nilai Periode yang bersangkutan x 100


100 + deflator

3. Melakukan Perhitungan Total Input Partial

Total input partial atau disebut juga resource input partial merupakan

penjumlahan dari seluruh input dengan harga konstan yang terdiri dari

masukan biaya depresiasi, bahan baku, tenaga kerja, energi dan perawatan

mesin.

RIP = Biaya depresiasi mesin + biaya bahan baku + biaya tenaga kerja +

biaya energi + biaya perawatan mesin

4. Menghitung Output Partial

Pada langkah ini dilakukan perhitungan output partial. Untuk mengetahui

hasil output produksi maka digunakan rumus:

Output Partial = (Jumlah produksi produk x harga jual produk per unit)

5. Menghitung produktivitas total setiap periode pengukuran, dengan

membandingkan nilai Output Total (tangible) terhadap Input Total (tangible).

6. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial

Perhitungan indeks produktivitas parsial dengan membandingkan nilai indeks

salah satu input (biaya material, tenaga kerja, depresiasi, energi, perawatan)

terhadap keluaran (output) yang dihasilkan perusahan

Universitas Sumatera Utara


4.6.2 Metode Analisis Data

Analisis dilakukan melalui grafik hasil perhitungan indeks produktivitas

yang disertai dengan penjelasan penyebab turun-naiknya produktivitas. Setelah

itu, dilanjutkan dengan penggunaan fishbone diagram untuk menjelaskan secara

rinci faktor-faktor yang menyebabkan turunnya produktivitas perusahaan.

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode Productivity Evaluation Tree

(PET). Untuk flow chart langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar

4.2.

Universitas Sumatera Utara


Studi Lapangan
Studi Literatur
-Biaya Produksi
Metode Marvin E. Mundel
-Proses Produksi

Perumusan Masalah
-Identifikasi penyebab masalah
-Penetapan Tujuan

Pengumpulan Data
Data Sekunder
-Jumlah Permintaan
-Jumlah Produk
-Harga Jual Produk
-Jam Kerja
-Biaya Tenaga Kerja
-Biaya Bahan Baku
-Biaya Energi
-Biaya Depresiasi Mesin
-Biaya Perawatan Mesin dan
Peralatan

Pengolahan Data
Metode Marvin E. Mundel

Analisis dan Evaluasi Data

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2 Flow Chart Langkah-langkah Penelitian

Adapun flow chart langkah-langkah dari pengolahan data dapat dilihat

pada Gambar 4.3.

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan Harga
Konstan

Perhitungan Input
Total (Tangible)

Perhitungan Output
Total (Tangible)

Perhitungan Indeks
Produktivitas Total
dan Produktivitas
Parsial

Gambar 4.3 Flow Chart Pengolahan Data

4.7 Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data, ditarik kesimpulan dari

hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan. Adapun saran yang

diberikan akan diarahkan pada beberapa rancangan atau usulan perbaikan yang

bermanfaat bagi perusahaan dan penelitian-penelitian berikutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan diperoleh melalui dokumen perusahaan (data

sekunder). Berikut ini adalah data yang diperlukan dalam pengolahan data yaitu:

1. Jam kerja

Jam kerja terbagi atas dua jenis yaitu jam kerja normal dan jam kerja lembur.

Jam kerja normal terbagi atas 2 shift dan 5 hari kerja setiap minggunya

dengan 5 jam kerja/hari/shift. Jam kerja lembur yang ditetapkan perusahaan

adalah selama 4 jam kerja/hari/shift.

Tabel 5.1 Jam Kerja Tenaga Kerja


Jam Kerja (Jam)
Bulan Jumlah Orang Total (Jam Orang)
Normal Lembur
Juli 2013 216 11 61 13.847
Agustus 2013 184 0 61 11.224
September 2013 200 115 61 19.215
Oktober 2013 208 90 61 18.178
November 2013 208 20 61 13.908
Desember 2013 200 15 61 13.115
Total Jam Kerja Orang Tahun 2013 89.487
Januari 2014 216 71 61 17.507
Februari 2014 192 8 61 12.200
Maret 2014 192 16 61 12.688
April 2014 200 0 61 12.200
Mei 2014 165 8 61 10.553
Juni 2014 192 8 61 12.200
Total Jam Kerja Orang Tahun 2014 77.348

Universitas Sumatera Utara


2. Biaya Bahan

Data biaya bahan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan

baku. Data biaya bahan baku dapat dilihat pada Tabel 5.3.

3. Biaya Energi

Data biaya energi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan

energi selama proses produksi. Data biaya energi dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Biaya Energi


Bulan Total Biaya (Rp)
Juli 2013 6.718.144
Agustus 2013 6.139.376
September 2013 11.940.712
Oktober 2013 11.440.368
November 2013 8.082.544
Desember 2013 6.913.952
Januari 2014 7.875.744
Februari 2014 7.004.872
Maret 2014 6.887.720
April 2014 9.918.744
Mei 2014 8.726.944
Juni 2014 9.818.224
Sumber : Base Camp PT. Karya Murni Perkasa

4. Biaya Perawatan Mesin dan Peralatan

Biaya perawatan mesin mencakup biaya perawatan harian seperti pelumasan

dengan oli dan perawatan tahunan seperti pembongkaran mesin sedangkan

perawatan peralatan sebatas perawatan biasa seperti pembersihan. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.3 Biaya Bahan Baku
Bahan Baku
Bulan Pasir (m3) Batu (m3) Abu Batu (m3 ) Ter (Liter) Total Biaya
Jumlah Harga Total Jumlah Harga Total Jumlah Harga Total Jumlah Harga Total
Juli 2013 696,21 190.000 132.279.900 3.074,94 140.000 430.491.600 2.030,62 140.000 284.286.800 1.160,350 12.000 13.924.200 860.982.500
Agustus 2013 774,05 190.000 147.069.500 3.418,74 140.000 478.623.600 2.257,66 140.000 316.072.400 1.290,083 12.000 15.481.000 957.246.500
September 2013 1.198,95 190.000 227.800.500 5.295,35 140.000 741.349.000 3.496,93 140.000 489.570.200 1.998,250 12.000 23.979.000 1.482.698.700
Oktober 2013 1.247,09 190.000 236.947.100 5.507,99 140.000 771.118.600 3.637,35 140.000 509.229.000 2.078,483 12.000 24.941.800 1.542.236.500
November 2013 852,24 190.000 161.925.600 3.764,05 140.000 526.967.000 2.485,69 140.000 347.996.600 1.420,400 12.000 17.044.800 1.053.934.000
Desember 2013 987,42 190.000 187.609.800 4.361,13 140.000 610.558.200 2.879,99 140.000 403.198.600 1.645,700 12.000 19.748.400 1.221.115.000
Januari 2014 815,20 225.000 183.420.000 3.600,47 175.000 630.082.250 2.377,67 150.000 356.650.500 1.358,667 12.500 16.983.333 1.187.136.083
Februari 2014 662,38 225.000 149.035.500 2.925,53 175.000 511.967.750 1.931,95 150.000 289.792.500 1.103,967 12.500 13.799.583 964.595.333
Maret 2014 515,87 225.000 116.070.750 2.278,41 175.000 398.721.750 1.504,61 150.000 225.691.500 859,783 12.500 10.747.292 751.231.292
April 2014 933,04 225.000 209.934.000 4.120,92 175.000 721.161.000 2.721,36 150.000 408.204.000 1.555,067 12.500 19.438.333 1.358.737.333
Mei 2014 847,72 225.000 190.737.000 3.744,08 175.000 655.214.000 2.472,51 150.000 370.876.500 1.412,867 12.500 17.660.833 1.234.488.333
Juni 2014 864,34 225.000 194.476.500 3.817,51 175.000 668.064.250 2.520,99 150.000 378.148.500 1.440,567 12.500 18.007.083 1.258.696.333
Sumber : Base Camp PT. Karya Murni Perkasa

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.4 Biaya Perawatan Mesin dan Peralatan
Bulan Biaya Perawatan (Rp)
Juli 2013 3.567.000
Agustus 2013 3.475.000
September 2013 1.765.000
Oktober 2013 2.500.000
November 2013 3.935.000
Desember 2013 3.345.000
Januari 2014 2.500.000
Februari 2014 2.000.000
Maret 2014 4.650.000
April 2014 2.750.000
Mei 2014 3.450.000
Juni 2014 2.450.000
Sumber : Base Camp PT. Karya Murni Perkasa

5. Biaya Tenaga kerja

Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

memberikan gaji dan biaya lembur kepada pekerja. Untuk lebih jelasnya,

dapat dilihat pada Tabel 5.5 dan Tabel 5.6.

Tabel 5.5 Gaji Tenaga Kerja Langsung


Gaji
Tenaga Kerja Langsung Jumlah Lembur/Jam
Pokok
Tahun 2013
Pencampuran Bahan Baku 8 1.900.000 10.500
Pembakaran Bahan Baku 5 1.900.000 10.500
Pencampuran Aspal Cair 8 1.900.000 10.500
Pengiriman Aspal Hotmix 40 1.900.000 10.500
Tahun 2014
Pencampuran Bahan Baku 8 2.100.000 11.300
Pembakaran Bahan Baku 5 2.100.000 11.300
Pencampuran Aspal Cair 8 2.100.000 11.300
Pengiriman Aspal Hotmix 40 2.100.000 11.300

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.6 Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga Kerja Tidak Langsung Jumlah Gaji Pokok Total
Tahun 2013
Manager 1 5.000.000 5.000.000
Asisten Pabrik 3 4.000.000 12.000.000
Administrasi 4 3.050.000 12.200.000
Laboratorium 4 3.050.000 12.200.000
Satpam 3 2.000.000 6.000.000
Teknisi 3 2.300.000 6.900.000
Tahun 2014
Manager 1 5.300.000 5.300.000
Asisten Pabrik 3 4.250.000 12.750.000
Administrasi 4 3.200.000 12.800.000
Laboratorium 4 3.200.000 12.800.000
Satpam 3 2.100.000 6.300.000
Teknisi 3 2.500.000 7.500.000
Sumber : Kantor PT. Karya Murni Perkasa

Perhitungan biaya tenaga kerja perbulan dapat dilihat pada Tabel 5.7

dengan perincian berdasarkan jumlah jam lembur dan hari kerja pada Tabel 5.1.

Tabel 5.7 Total Biaya Tenaga Kerja


Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Periode Total
Langsung Tidak Langsung
Juli 2013 122.945.500 54.300.000 177.245.500
Agustus 2013 115.900.000 54.300.000 170.200.000
September 2013 189.557.500 54.300.000 243.857.500
Oktober 2013 173.545.000 54.300.000 227.845.000
November 2013 128.710.000 54.300.000 183.010.000
Desember 2013 125.507.500 54.300.000 179.807.500
Januari 2014 177.040.300 57.450.000 234.490.300
Februari 2014 133.614.400 57.450.000 191.064.400
Maret 2014 139.128.800 57.450.000 196.578.800
April 2014 128.100.000 57.450.000 185.550.000
Mei 2014 133.614.400 57.450.000 191.064.400
Juni 2014 133.614.400 57.450.000 191.064.400
Sumber : Kantor PT. Karya Murni Perkasa

6. Depresiasi Mesin dan Peralatan

Universitas Sumatera Utara


Menurut data yang diperoleh dari perusahaan nilai investasi awal mesin pada

tahun 2003 adalah sebesar Rp. 3.261.950.000,- dengan taksiran umur

ekonomis 15 tahun ke depan. Nilai akhir mesin tersebut adalah Rp.

1.027.345.000,-. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8 Nilai Investasi Awal dan Akhir Mesin dan Peralatan
Nilai Investasi Nilai Investasi
Mesin Jumlah(unit)
awal akhir
Mesin Spray Scrubber 1 750.000.000 225.000.000
Mesin Mixer 2 120.000.000 40.000.000
Hopper 4 320.000.000 80.000.000
Mesin Heater 4 400.000.000 100.000.000
Rotary Dryer 3 1.200.000.000 450.000.000
Measuring Tray 3 450.000.000 125.000.000
Peralatan
Timbangan elektro (digital) 1 1.200.000 120.000
Asphalt tank 6 6.000.000 3.000.000
Multicyclone 6 7.500.000 750.000
Rap bin convenyor 1 500.000 175.000
Crout aggreate 6 3.750.000 1.200.000
Cold Bin 12 3.000.000 2.100.000
Total Harga 3.261.950.000 1.027.345.000
Sumber : Kantor PT. Karya Murni Perkasa

Nilai Awal −Nilai Akhir


Depresiasi Tahunan =
Umur Mesin dan Peralatan

Rp 3.261.950.000− Rp 1.027.345.000
= 15

= Rp 148.973.667,-

Perhitungan selanjutnya adalah menghitung depresiasi fasilitas perjamnya.

Dengan demikian maka dapat dilihat rata-rata depresiasi mesin dan peralatan

perjamnya dengan cara membagikan total depresiasi fasilitas pertahun dengan

jumlah jam kerja tersedia selama satu tahun. Dari Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa

Universitas Sumatera Utara


jumlah jam kerja pada tahun 2013 adalah 89.487 jam dan tahun 2014 adalah

77.348, sehingga diperoleh rata-rata depresiasinya.

Rp 148.973.667
Depresiasi mesin dan peralatan tahun 2013= = Rp 1.665 /jam
89.487 jam

Rp 148.973.667
Depresiasi mesin dan peralatan tahun 2014= = Rp 1.926 /jam
77.348 jam

Depresiasi mesin per jam ini akan dipergunakan untuk menghitung total input

dari capital cost (RIP1) dengan cara menghitung input partial dari capital cost tiap

bulan selama periode pengukuran RIP1 yaitu jam tersedia pada masing-masing

periode dikali depresiasi mesin per jam masing-masing fasilitas.

R1P1 bJuli = X1b x H1 = 13.847 jam x Rp 1.665/jam = Rp 23.055.255,-

Untuk perhitungan depresiasi setiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Biaya Depresiasi Mesin


Depresiasi/Jam Biaya
Bulan Jam Kerja
(Rp) Depresiasi/Bulan (Rp)
Juli 2013 13.847 1.665 23.055.255
Agustus 2013 11.224 1.665 18.687.960
September 2013 19.215 1.665 31.992.975
Oktober 2013 18.178 1.665 30.266.370
November 2013 13.908 1.665 23.156.820
Desember 2013 13.115 1.665 21.836.475
Januari 2014 17.507 1.926 33.718.482
Februari 2014 12.200 1.926 23.497.200
Maret 2014 12.688 1.926 24.437.088
April 2014 12.200 1.926 23.497.200
Mei 2014 10.553 1.926 20.325.078
Juni 2014 12.200 1.926 23.497.200
7. Inflasi

Data inflasi diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Inflasi dibutuhkan sebagai

nilai deflator untuk menentukan harga konstan masing-masing biaya.

Berdasarkan nilai input dan output ditentukan inflasi masing-masing faktor

Universitas Sumatera Utara


dengan tahun 2010 sebagai periode basis. Tahun 2010 dipilih sebagai tahun

basis karena pada tahun 2010 harga relatif konstan dan rentang waktu yang

tidak terlalu jauh dari tahun pengamatan. Nilai inflasi yang diperlukan adalah

inflasi tahun 2013 dan tahun 2014. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 5.10.

Tabel 5.10 Inflasi


Tenaga Bahan
Bulan Energi Depresiasi Perawatan Output
Kerja Baku
Juli 2013 2,74 -0,09 0,44 3,29 3,29 3,29
Agustus 2013 0,5 1,81 0,66 1,12 1,12 1,12
September 2013 0,12 2,99 0,61 -0,35 -0,35 -0,35
Oktober 2013 1 -0,56 0,26 0,09 0,09 0,09
November 2013 0,61 -0,03 0,68 0,12 0,12 0,12
Desember 2013 -0,07 0,17 0,44 0,55 0,55 0,55
Januari 2014 1 0,55 1,01 1,07 1,07 1,07
Februari 2014 -0,59 0,57 0,17 0,26 0,26 0,26
Maret 2014 -0,34 0,08 0,16 0,08 0,08 0,08
April 2014 0,34 -0,25 0,25 -0,02 -0,02 -0,02
Mei 2014 0,3 0,12 0,23 0,16 0,16 0,16
Juni 2014 0,6 0,30 0,38 0,43 0,43 0,43
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

8. Volume Produksi Aspal Hotmix dan Harga Jual Aspal Hotmix

Untuk satu ton aspal hotmix, PT. Karya Murni Perkasa menjual dengan harga

Rp 1.000.000,- pada tahun 2013 dan Rp 1.050.000,- pada tahun 2014. Data

volume produksi setiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11 Volume Produksi Aspal hotmix


Bulan Jumlah Produksi (ton) Bulan Jumlah Produksi (ton)
Juli 2013 4.179,01 Januari 2014 4.873,34
Agustus 2013 5.728,02 Februari 2014 3.563,87
September 2013 7.341,03 Maret 2014 2.985,21
Oktober 2013 7.555,62 April 2014 5.826,32
November 2013 5.365,03 Mei 2014 5.260,31
Desember 2013 6.624,86 Juni 2014 5.312,84
Sumber : Base Camp PT. Karya Murni Perkasa

Universitas Sumatera Utara


5.2 Pengolahan Data

Data-data yang sudah dikumpulkan dari perusahaan selanjutnya diolah untuk

melihat tingkat produktivitas dengan menggunakan metode Marvin E.Mundel.

5.2.1 Perhitungan Harga Konstan

Harga-harga berlaku dikonversikan ke harga konstan melalui nilai deflator.

Harga konstan dihitung dengan rumus :

����� ������� ���� ������������ � 100


Harga konstan =
100+��������

Sebagai contoh harga konstan tenaga kerja bulan Agustus 2013 adalah :

170.200.000x100
Harga Konstan bulan Agustus = = 169.353.234
100 + 0,5

1. Harga Konstan Biaya Tenaga Kerja

Tabel 5.12 berikut menunjukan nilai harga konstan biaya energi untuk setiap

periode pengukuran.

Tabel 5.12 Harga Konstan Biaya Tenaga Kerja


Bulan Harga Berlaku (Rp) Deflator Harga Konstan (Rp)
Juli 2013 177.245.500 2,74 172.518.493
Agustus 2013 170.200.000 0,5 169.353.234
September 2013 243.857.500 0,12 243.565.222
Oktober 2013 227.845.000 1 225.589.109
November 2013 183.010.000 0,61 181.900.408
Desember 2013 179.807.500 -0,07 179.933.453
Januari 2014 234.490.300 1 232.168.614
Februari 2014 191.064.400 -0,59 192.198.370
Maret 2014 196.578.800 -0,34 197.249.448
April 2014 185.550.000 0,34 184.921.268
Mei 2014 191.064.400 0,3 190.492.921
Juni 2014 191.064.400 0,6 189.924.851

Universitas Sumatera Utara


2. Harga Konstan Masukan Biaya Bahan baku

Tabel 5.13 berikut menunjukan nilai harga konstan masukan biaya bahan baku

untuk setiap periode pengukuran.

Tabel 5.13 Harga Konstan Masukan Biaya Bahan Baku


Bulan Harga Berlaku (Rp) Deflator Harga Konstan (Rp)
Juli 2013 860.982.500 -0,09 861.758.082
Agustus 2013 957.246.500 1,81 940.228.367
September 2013 1.482.698.700 2,99 1.439.653.073
Oktober 2013 1.542.236.500 -0,56 1.550.921.661
November 2013 1.053.934.000 -0,03 1.054.250.275
Desember 2013 1.221.115.000 0,17 1.219.042.628
Januari 2014 1.187.136.083 0,55 1.180.642.549
Februari 2014 964.595.333 0,57 959.128.302
Maret 2014 751.231.292 0,08 750.630.787
April 2014 1.358.737.333 -0,25 1.362.142.690
Mei 2014 1.234.488.333 0,12 1.233.008.723
Juni 2014 1.258.696.333 0,30 1.254.931.539
3. Harga Konstan Energi

Tabel 5.14 berikut menunjukan nilai harga konstan masukan biaya energi untuk

setiap periode pengukuran.

Tabel 5.14 Harga Konstan Biaya Energi


Bulan Harga Berlaku (Rp) Deflator Harga Konstan (Rp)
Juli 2013 6.718.144 0,44 6.688.714
Agustus 2013 6.139.376 0,66 6.099.122
September 2013 11.940.712 0,61 11.868.315
Oktober 2013 11.440.368 0,26 11.410.700
November 2013 8.082.544 0,68 8.027.954
Desember 2013 6.913.952 0,44 6.883.664
Januari 2014 7.875.744 1,01 7.796.994
Februari 2014 7.004.872 0,17 6.992.984
Maret 2014 6.887.720 0,16 6.876.717
April 2014 9.918.744 0,25 9.894.009
Mei 2014 8.726.944 0,23 8.706.918
Juni 2014 9.818.224 0,38 9.781.056

Universitas Sumatera Utara


4. Harga Konstan Modal Kerja

Tabel 5.15 berikut menunjukan nilai harga konstan modal kerja untuk setiap

periode pengukuran.

Tabel 5.15 Harga Konstan Modal Kerja


Perawatan Kas
Bulan Harga Harga Konstan Harga
Deflator
Berlaku (Rp) (Rp) Konstan (Rp)
Juli 2013 3.567.000 3,29 3.453.384 1.800.000.000
Agustus 2013 3.475.000 1,12 3.436.511 1.800.000.000
September 2013 1.765.000 -0,35 1.771.199 1.800.000.000
Oktober 2013 2.500.000 0,09 2.497.752 1.800.000.000
November 2013 3.935.000 0,12 3.930.284 1.800.000.000
Desember 2013 3.345.000 0,55 3.326.703 2.000.000.000
Januari 2014 2.500.000 1,07 2.473.533 2.000.000.000
Februari 2014 2.000.000 0,26 1.994.813 2.000.000.000
Maret 2014 4.650.000 0,08 4.646.283 2.000.000.000
April 2014 2.750.000 -0,02 2.750.550 2.000.000.000
Mei 2014 3.450.000 0,16 3.444.489 2.000.000.000
5. Harga Konstan Biaya Depresiasi

Tabel 5.16 berikut menunjukan nilai harga konstan biaya depresiasi untuk setiap

periode pengukuran.

Tabel 5.16 Harga Konstan Biaya Depresiasi


Bulan Harga Berlaku (Rp) Deflator Harga Konstan (Rp)
Juli 2013 23.055.255 3,29 22.320.897
Agustus 2013 18.687.960 1,12 18.480.973
September 2013 31.992.975 -0,35 32.105.344
Oktober 2013 30.266.370 0,09 30.239.155
November 2013 23.156.820 0,12 23.129.065
Desember 2013 21.836.475 0,55 21.717.031
Januari 2014 33.718.482 1,07 33.361.514
Februari 2014 23.497.200 0,26 23.436.266
Maret 2014 24.437.088 0,08 24.417.554
April 2014 23.497.200 -0,02 23.501.900
Mei 2014 20.325.078 0,16 20.292.610
Juni 2014 23.497.200 0,43 23.396.595

Universitas Sumatera Utara


6. Harga Konstan Keluaran Harga Produk Aspal hotmix

Tabel 5.17 berikut menunjukan nilai harga konstan keluaran harga produk aspal

hotmix untuk setiap periode pengukuran.

Tabel 5.17 Harga Konstan Biaya Output


Bulan Harga Berlaku (Rp) Deflator Harga Konstan (Rp)
Juli 2013 4.179.010.000 3,29 4.045.899.894
Agustus 2013 5.728.020.000 1,12 5.664.576.741
September 2013 7.341.030.000 -0,35 7.366.813.848
Oktober 2013 7.555.620.000 0,09 7.548.826.057
November 2013 5.365.030.000 0,12 5.358.599.680
Desember 2013 6.624.860.000 0,55 6.588.622.576
Januari 2014 5.117.007.000 1,07 5.062.834.669
Februari 2014 3.742.063.500 0,26 3.732.359.366
Maret 2014 3.134.470.500 0,08 3.131.964.928
April 2014 6.117.636.000 -0,02 6.118.859.772
Mei 2014 5.523.325.500 0,16 5.514.502.296
Juni 2014 5.578.482.000 0,43 5.554.597.232

5.2.2 Perhitungan Resources Input Partial

Setelah harga-harga konstan setiap masukan didapatkan maka dilakukan

perhitungan Resources Input Partial yang terdiri dari input partial biaya

depresiasi (RIP1), input partial biaya energi (RIP2), input partial biaya bahan

(RIP3), input partial modal kerja (RIP4), input partial biaya tenaga kerja (RIP5).

Resources Input Partial merupakan penjumlahan dari semua masukan

yaitu, biaya depresiasi, energi, bahan, modal kerja serta tenaga kerja.

RIPJuli 2013 = RIP1 + RIP2 + RIP3 + RIP4 + RIP5

= Rp 22.320.897,- + Rp 6.688.714,- + Rp 861.758.082,- +

Rp 1.803.453.384,- + Rp 172.518.493,-

= Rp 2.866.739.570,-

Universitas Sumatera Utara


Hasil perhitungan untuk periode selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.18.

berikut:

Tabel 5.18 Total Input Partial


Bulan RIP (Rp)
Juli 2013 2.866.739.570
Agustus 2013 2.937.598.206
September 2013 3.528.963.153
Oktober 2013 3.620.658.377
November 2013 3.071.237.985
Desember 2013 3.230.903.479
Januari 2014 3.456.443.205
Februari 2014 3.183.750.736
Maret 2014 2.983.820.789
April 2014 3.583.210.417
Mei 2014 3.455.945.661
Juni 2014 3.480.473.550

5.2.3 Perhitungan Output Partial

Setelah harga Resources Input Partial didapat maka selanjutnya dilakukan

perhitungan output partial dari harga jual produk.

Tabel 5.19 Output Partial


Bulan Jumlah (Rp)
Juli 2013 4.045.899.894
Agustus 2013 5.664.576.741
September 2013 7.366.813.848
Oktober 2013 7.548.826.057
November 2013 5.358.599.680
Desember 2013 6.588.622.576
Januari 2014 5.062.834.669
Februari 2014 3.732.359.366
Maret 2014 3.131.964.928
April 2014 6.118.859.772
Mei 2014 5.514.502.296
Juni 2014 5.554.597.232

Universitas Sumatera Utara


5.2.4 Perhitungan Produktivitas

5.2.4.1 Produktivitas Total

Produktivitas total diperoleh dari perbandingan antara seluruh keluaran

yaitu hasil penjualan produk dengan masukan yaitu biaya depresiasi, energi,

modal kerja, bahan dan tenaga kerja. Indeks produktivitas total diperoleh dari

perbandingan produktivitas periode pengukuran dengan produktivitas periode

basis. Pada Tabel 5.20 dapat dilihat produktivitas total dan indeks produktivitas

total pada setiap periode pengukuran.

Tabel 5.20 Produktivitas Total dan Indeks Produktivitas Total


Input Total Output Total Produktivitas Indeks
Bulan
(Rp) (Rp) Total Produktivitas
Juli 2013 2.866.739.570 4.045.899.894 1,411 1
Agustus 2013 2.937.598.206 5.664.576.741 1,928 1,366
September 2013 3.528.963.153 7.366.813.848 2,088 1,48
Oktober 2013 3.620.658.377 7.548.826.057 2,085 1,478
November 2013 3.071.237.985 5.358.599.680 1,745 1,237
Desember 2013 3.230.903.479 6.588.622.576 2,039 1,445
Januari 2014 3.456.443.205 5.062.834.669 1,465 1,038
Februari 2014 3.183.750.736 3.732.359.366 1,172 0,831
Maret 2014 2.983.820.789 3.131.964.928 1,05 0,744
April 2014 3.583.210.417 6.118.859.772 1,708 1,21
Mei 2014 3.455.945.661 5.514.502.296 1,596 1,131
Juni 2014 3.480.473.550 5.554.597.232 1,596 1,131

5.2.4.2 Produktivitas Parsial

5.2.4.2.1 Produktivitas Parsial Depresiasi

Produktivitas parsial depresiasi termasuk kepada fixed capital (Asset

tetap) yaitu perbandingan antara keluaran yaitu hasil penjualan produk dengan

masukan yaitu biaya depresiasi. Pada Tabel 5.21 dapat dilihat produktivitas

parsial fixed capital.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.21 Produktivitas Parsial Fixed Capital

Biaya Depresiasi Produktivitas Indeks


Bulan Output (Rp)
(Rp) Parsial Produktivita
Juli 2013 22.320.897 4.045.899.894 181,261 1
Agustus 2013 18.480.973 5.664.576.741 306,509 1,691
September 2013 32.105.344 7.366.813.848 229,458 1,266
Oktober 2013 30.239.155 7.548.826.057 249,637 1,377
November 2013 23.129.065 5.358.599.680 231,683 1,278
Desember 2013 21.717.031 6.588.622.576 303,385 1,674
Januari 2014 33.361.514 5.062.834.669 151,757 0,837
Februari 2014 23.436.266 3.732.359.366 159,256 0,879
Maret 2014 24.417.554 3.131.964.928 128,267 0,708
April 2014 23.501.900 6.118.859.772 260,356 1,436
Mei 2014 20.292.610 5.514.502.296 271,749 1,499
Juni 2014 23.396.595 5.554.597.232 237,41 1,31

5.2.4.2.2 Produktivitas Parsial Energi

Produktivitas parsial energi adalah perbandingan antara keluaran yaitu

hasil penjualan produk dengan masukan yaitu biaya energi. Produktivitas

penggunaan energi setiap periodenya dapat dilihat pada Tabel 5.22 berikut :

Tabel 5.22 Produktivitas Parsial Energi


Biaya Produktivitas Indeks
Bulan Output (Rp)
Energi (Rp) Parsial Produktivitas
Juli 2013 6.688.714 4.045.899.894 604,885 1
Agustus 2013 6.099.122 5.664.576.741 928,753 1,535
September 2013 11.868.315 7.366.813.848 620,713 1,026
Oktober 2013 11.410.700 7.548.826.057 661,557 1,094
November 2013 8.027.954 5.358.599.680 667,493 1,104
Desember 2013 6.883.664 6.588.622.576 957,139 1,582
Januari 2014 7.796.994 5.062.834.669 649,332 1,073
Februari 2014 6.992.984 3.732.359.366 533,729 0,882
Maret 2014 6.876.717 3.131.964.928 455,445 0,753
April 2014 9.894.009 6.118.859.772 618,441 1,022
Mei 2014 8.706.918 5.514.502.296 633,347 1,047
Juni 2014 9.781.056 5.554.597.232 567,893 0,939

Universitas Sumatera Utara


5.2.4.2.3 Produktivitas Parsial Modal

Produktivitas parsial modal (working capital) dengan input biaya

perawatan mesin dan peralatan termasuk kepada asset lancar yaitu perbandingan

antara keluaran yaitu hasil penjualan produk dengan masukan yaitu biaya

perawatan mesin dan peralatan. Produktivitas penggunaan perawatan mesin dan

peralatan setiap periodenya dapat dilihat pada Tabel 5.23 berikut :

Tabel 5.23 Produktivitas Parsial Working Capital


Produktivitas Indeks
Bulan Modal (Rp) Output (Rp)
Parsial Produktivitas
Juli 2013 1.803.453.384 4.045.899.894 2,243 1
Agustus 2013 1.803.436.511 5.664.576.741 3,141 1,4
September 2013 1.801.771.199 7.366.813.848 4,089 1,823
Oktober 2013 1.802.497.752 7.548.826.057 4,188 1,867
November 2013 1.803.930.284 5.358.599.680 2,971 1,325
Desember 2013 1.803.326.703 6.588.622.576 3,654 1,629
Januari 2014 2.002.473.533 5.062.834.669 2,528 1,127
Februari 2014 2.001.994.813 3.732.359.366 1,864 0,831
Maret 2014 2.004.646.283 3.131.964.928 1,562 0,696
April 2014 2.002.750.550 6.118.859.772 3,055 1,362
Mei 2014 2.003.444.489 5.514.502.296 2,753 1,227
Juni 2014 2.002.439.510 5.554.597.232 2,774 1,237

5.2.4.2.4 Produktivitas Parsial Tenaga Kerja

Produktivitas parsial tenaga kerja adalah perbandingan antara keluaran

yaitu hasil penjualan produk dengan masukan yaitu biaya tenaga kerja.

Produktivitas biaya tenaga kerja setiap periodenya dapat dilihat pada Tabel 5.24

berikut :

Tabel 5.24 Produktivitas Parsial Tenaga Kerja


Biaya Tenaga Produktivitas Indeks
Bulan Output (Rp)
Kerja (Rp) Parsial Produktivitas
Juli 2013 172.518.493 4.045.899.894 23,452 1
Agustus 2013 169.353.234 5.664.576.741 33,448 1,426
September 2013 243.565.222 7.366.813.848 30,246 1,29

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.24 Produktivitas Parsial Tenaga Kerja (Lanjutan)
Biaya Tenaga Produktivitas Indeks
Bulan Output (Rp)
Kerja (Rp) Parsial Produktivitas
Oktober 2013 225.589.109 7.548.826.057 33,463 1,427
November 2013 181.900.408 5.358.599.680 29,459 1,256
Desember 2013 179.933.453 6.588.622.576 36,617 1,561
Januari 2014 232.168.614 5.062.834.669 21,807 0,93
Februari 2014 192.198.370 3.732.359.366 19,419 0,828
Maret 2014 197.249.448 3.131.964.928 15,878 0,677
April 2014 184.921.268 6.118.859.772 33,089 1,411
Mei 2014 190.492.921 5.514.502.296 28,949 1,234
Juni 2014 189.924.851 5.554.597.232 29,246 1,247

5.2.4.2.5 Produktivitas Parsial Bahan Baku

Produktivitas bahan baku setiap periodenya dapat dilihat pada Tabel

5.25 berikut :

Tabel 5.25 Produktivitas Parsial Bahan Baku


Biaya Bahan Indeks
Bulan Output (Rp) Prod. Parsial
(Rp) Produktivitas
Juli 2013 861.758.082 4.045.899.894 4,695 1
Agustus 2013 940.228.367 5.664.576.741 6,025 1,283
September 2013 1.439.653.073 7.366.813.848 5,117 1,09
Oktober 2013 1.550.921.661 7.548.826.057 4,867 1,037
November 2013 1.054.250.275 5.358.599.680 5,083 1,083
Desember 2013 1.219.042.628 6.588.622.576 5,405 1,151
Januari 2014 1.180.642.549 5.062.834.669 4,288 0,913
Februari 2014 959.128.302 3.732.359.366 3,891 0,829
Maret 2014 750.630.787 3.131.964.928 4,172 0,889
April 2014 1.362.142.690 6.118.859.772 4,492 0,957
Mei 2014 1.233.008.723 5.514.502.296 4,472 0,953
Juni 2014 1.254.931.539 5.554.597.232 4,426 0,943

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1 Analisis

6.1.1 Analisis Indeks Produktivitas Total

Indeks produktivitas total pada bulan Juli 2013 sampai ke bulan Juni 2014

memiliki nilai terendah pada bulan Maret 2014 yaitu 0,744. Hal ini disebabkan

sering terjadinya kerusakan part mesin yang mengakibatkan proses produksi aspal

hotmix sering mengalami penundaan. Hal ini mengakibatkan output yang

dihasilkan hanya sebesar 2.985,21 ton. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

Gambar 6.1.

Indeks Produktivitas Total


1,6
Indeks Produktivitas

1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4 Indeks Produktivitas
0,2
0
Mei
Februari

Juni
Juli

Oktober

Januari
Agustus

Maret
April
September

November
Desember

Gambar 6.1 Grafik Indeks Produktivitas Total

Universitas Sumatera Utara


6.1.2 Analisis Indeks Produktivitas Parsial

6.1.2.1 Analisis Indeks Produktivitas Parsial Depresiasi

Indeks produktivitas depresiasi (fixed capital) pada bulan Juli 2013 hingga

ke bulan Juni 2014 memiliki nilai terendah pada bulan Maret 2014 yaitu 0,708.

Hal ini disebabkan oleh sering terjadinya kerusakan pada mesin sehingga

menyebabkan terganggunya proses produksi Aspal Hotmix. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Indeks Produktivitas Parsial Fixed Capital


1,8
Indeks Produktivitas

1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4 Indeks Produktivitas
0,2
0
Mei
Februari

Juni
Juli

Oktober

Januari
Agustus

Maret
April
September

November
Desember

Gambar 6.2 Grafik Indeks Produktivitas Parsial Fixed Capital

6.1.2.2 Analisis Indeks Produktivitas Parsial Tenaga Kerja

Indeks produktivitas parsial tenaga kerja pada bulan Juli 2013 hingga ke

bulan Juni 2014 memiliki nilai terendah pada bulan Maret 2014 yaitu 0,677. Hal

ini disebabkan oleh jumlah aspal hotmix yang diproduksi sangat rendah sementara

biaya tenaga kerja relatif besar. Aspal hotmix yang dihasilkan pada bulan Maret

Universitas Sumatera Utara


2014 adalah 2.985,21 ton sedangkan biaya tenaga kerja pada bulan maret sebesar

Rp 178.378.800,-. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.3.

Indeks Produktivitas Parsial Tenaga Kerja


1,8
Indeks Produktivitas

1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4 Indeks Produktivitas
0,2
0

Mei
Februari

Juni
Juli

Oktober

Januari
Agustus

Maret
April
September

November
Desember

Gambar 6.3 Grafik Indeks Produktivitas ParsialTenaga Kerja

6.1.2.3 Analisis Indeks Produktivitas Parsial Bahan Baku

Produktivitas bahan baku pada bulan Juli 2013 hingga ke bulan Juni 2014

memiliki nilai terendah pada bulan Februari 2014 yaitu 0,829. Hal ini disebabkan

ketidaksesuaian antara target yang ditetapkan perusahaan terhadap permintaan

pasar berbeda sehingga mengakibatkan penumpukan bahan baku yang telah

dipesan. Pada periode Februari 2014 jumlah bahan baku yang tersedia sebesar

4.519,87 ton dan output yang dihasilkan sebesar 3.563,87 ton. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada Gambar 6.4.

Universitas Sumatera Utara


Indeks Produktivitas Parsial Bahan Baku
1,4
Indeks Produktivitas

1,2
1
0,8
0,6
0,4
Indeks Produktivitas
0,2
0

Mei
Februari

Juni
Juli

Oktober

Januari
Agustus

Maret
April
September

November
Desember

Gambar 6.4 Grafik Indeks Produktivitas Parsial Bahan Baku

6.1.2.4 Analisis Indeks Produktivitas Parsial Energi

Produktivitas energi pada bulan Juli 2013 hingga ke bulan Juni 2014

memiliki nilai terendah pada bulan Maret 2014 yaitu 0,753. Hal ini disebabkan

oleh, seringnya kerusakan mesin yang terjadi sehingga penggunaan energi

menjadi tinggi. Penggunaan energi mencapai 1,176 liter solar dan listrik sebesar

1.435 kWh. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.5.

Indeks Produktivitas Parsial Energi


1,8
Indeks Produktivitas

1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4 Indeks Produktivitas
0,2
0
Mei
Februari

Juni
Juli

Oktober

Januari
Agustus

Maret
April
September

November
Desember

Gambar 6.5 Grafik Indeks Produktivitas Parsial Energi

Universitas Sumatera Utara


6.1.2.5 Analisis Indeks Produktivitas Parsial Modal

Produktivitas modal kerja (working capital) memiliki nilai terendah pada

periode Maret 2014 yaitu 0,696. Hal ini disebabkan seringnya kerusakan part-part

mesin yang terjadi menyebabkan besarnya biaya perawatan. Biaya perawatan

mencapai Rp 4.650.000,-. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.6.

Indeks Produktivitas Parsial Working Capital


2
1,8
Indeks Produktivitas

1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6 Indeks Produktivitas
0,4
0,2
0
Mei
Februari

Juni
Juli

Oktober

Januari
Agustus

Maret
April
September

November
Desember

Gambar 6.6 Grafik Indeks Produktivitas Parsial Working Capital

6.1.3. Analisis Perubahan Produktivitas

Perubahan produktivitas total adalah selisih atau besarnya perbedaan antara

produktivitas total pada periode t dan produktivitas total pada periode t-1.

∆��� −(∆���)(���� −1)


∆�� �� = dimana t ≥ 1
��� −1+ ∆���

d. Jika ∆�� �� = 0, maka tidak ada perbedaan produktivitas total pada

periode t dan t-1.

e. Jika ∆�� �� > 0, maka produktivitas total pada periode t lebih tingggi

dari produktivitas total pasa periode t-1.

Universitas Sumatera Utara


f. Jika ∆�� �� < 0, maka produktivitas total pada periode t lebih rendah

dari produktivitas total pada periode t-1.

Untuk kasus pada PT. Karya Murni Perkasa, ditetapkan terlebih dahulu periode

dasar (t) adalah produktivitas total tahun 2013 dan periode berjalan adalah

produktivitas total tahun 2014. Analisis perubahan produktivitas secara lengkap

dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Perhitungan Perubahan Produktivitas Total


Periode
Tahun
Uraian
2013 2014
Output (Rp) 36.573.338.795 29.115.118.263
Input (Rp) 19.256.100.772 20.143.644.358
Produktivitas Total (Rp/Rp) 1,899 1,445
∆�it (Rp) -7.458.220.532
∆�it (Rp) 887.543.586
∆��it -0,454
∆��it > 0 maka produktivitas total pada periode tahun 2013 lebih tinggi dari

produktivitas total pada periode tahun 2014.

Keadaan ini terjadi karena perubahan output tahun 2013 dan tahun 2014

lebih besar dan searah dengan perubahan input yang digunakan.

2
Produktivitas Total

1,5
(Rp/RP)

1
Produkt ivitas Total
0,5
(Rp/Rp)
0
2013 2014
Periode

Universitas Sumatera Utara


Gambar 6.7 Perubahan Produktivitas Total

6.1.4 Analisis Produktivitas Total dengan Fungsi Produktivitas Parsial

Produktivitas total merupakan fungsi dari produktivitas parsial. Dengan

melakukan analisis terhadap faktor input produktivitas parsial, dapat diketahui

faktor input yang memberikan sumbangan nilai yang paling besar sehingga dapat

diketahui faktor yang perlu dievaluasi. Rumus yang digunakan yaitu:


�� ��
W’IH = =�
�� � +�� +�� +�� +��

�� ��
W’IM = ��
=
�� +�� +�� +�� +��

�� ��
W’IE = =
�� �� +�� +�� +�� +��

�� ��
W’IC = =
�� �� +�� +�� +�� +��

Dengan keterangan:

W’IH = Weight corresponding to input human

W’IM= Weight corresponding to input material

W’IC= Weight corresponding to input working capital

W’IE= Weight corresponding to input energy

W’IX= Weight corresponding to input maintenance

IH = Input Human (Rp)

IM = Input Material (Rp)

IC = Input Working Capital (Rp)

IE = Input Energy (Rp)

Adapun Input untuk masing-masing faktor dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.2 Input Faktor Masing-Masing Produktivitas Parsial
Human Material Input Working Capital Energy
Bulan
Input (IH) (IM) Input (IC) Input (IE)
Juli 2013 172.518.493 861.758.082 1.803.453.384 6.688.714
Agustus 2013 169.353.234 940.228.367 1.803.436.511 6.099.122
September 2013 243.565.222 1.439.653.073 1.801.771.199 11.868.315
Oktober 2013 225.589.109 1.550.921.661 1.802.497.752 11.410.700
November 2013 181.900.408 1.054.250.275 1.803.930.284 8.027.954
Desember 2013 179.933.453 1.219.042.628 1.803.326.703 6.883.664
Januari 2014 232.168.614 1.180.642.549 2.002.473.533 7.796.994
Februari 2014 192.198.370 959.128.302 2.001.994.813 6.992.984
Maret 2014 197.249.448 750.630.787 2.004.646.283 6.876.717
April 2014 184.921.268 1.362.142.690 2.002.750.550 9.894.009
Mei 2014 190.492.921 1.233.008.723 2.003.444.489 8.706.918
Juni 2014 189.924.851 1.254.931.539 2.002.439.510 9.781.056
Dari input tersebut dihitung weight correponding masing-masing faktor,

sebagai contoh perhitungan untuk bulan Juli sebagai berikut:


�� ��
W’IH = =�
�� � +�� +�� +��

172.518.493
=
172.518.493 + 861.758.082 + 1.803.453.384 + 6.688.714

= 0,0607

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 6.3

Tabel 6.3 Weight Corresponding Input Factor


Bulan W’IH W’IM W’IC W’IE
Juli 2013 0,0607 0,303 0,634 0,0024
Agustus 2013 0,058 0,3221 0,6178 0,0021
September 2013 0,0697 0,4117 0,5153 0,0034
Oktober 2013 0,0628 0,432 0,502 0,0032
November 2013 0,0597 0,3459 0,5918 0,0026
Desember 2013 0,0561 0,3799 0,5619 0,0021
Januari 2014 0,0678 0,3449 0,585 0,0023
Februari 2014 0,0608 0,3035 0,6335 0,0022
Maret 2014 0,0667 0,2536 0,6774 0,0023
April 2014 0,0519 0,3827 0,5626 0,0028
Mei 2014 0,0554 0,3589 0,5831 0,0025

Universitas Sumatera Utara


Juni 2014 0,0549 0,363 0,5792 0,0028
Dari masing-masing faktor input yang memberikan sumbangan nilai terbesar dan

paling mempengaruhi produktivitas total adalah faktor input material dan capital

working.

6.1.5 Analisis Profit Perusahaan Terhadap Produktivitas Total

Produktivitas perusahaan dapat dianalisis hasilnya dengan

membandingkan dengan profit yang diperoleh dengan produktivitas total

perusahaan. Dengan konsep matematika, dikembangkan rumus sebagai berikut:



TPF =

IF = IH + IM + IC,W + IC,F + IE

PF = (TPF-1) (IF) + Ic,w

Keterangan:

TPF : Total Productivity Firm

IF : Input Firm

PF : Profit Firm

IH : Human Input

IM : Material Input

IC,W : Capital Working Input

IC,F : Maintenance Input

IE : Energy Input

sebagai contoh perhitungan untuk bulan Juli sebagai berikut:

�� = 172.518.493 + 861.758.082 + 1.803.453.384 + 22.320.897 + 6.688.714

= 2.866.739.570

Universitas Sumatera Utara


4.045.899.894
TPF = = 1,411
2.866.739.570

�� = (1,411 − 1)(2.866.739.570) + 1.803.453.384 = 2.981.683.347

Adapun perhitungan untuk produktivitas total dan profit perusahaan dapat

dilihat pada Tabel 6.4.

Dari Tabel 6.4 perusahaan mengalami rugi jika produktivitas dibawah 1 (<

1) dan profit jika diatas nilai1 (>1). Untuk itu perusahaan harus berupaya agar

produktivitas setiap periode mencapai nilai 1. Profit tertinggi yang dapat dicapai

perusahaan yaitu pada bulan Oktober 2013 yaitu Rp 5.730.912.091,- dan terendah

pada bulan Maret 2014 yaitu Rp 2.153.837.322,-. selama tahun 2013 dan 2014

perusahaan tidak mengalami kerugian. Profit PT. Karya Murni Perkasa ini hanya

untuk penjualan Aspal Hotmix.

8
7
Output
6
Rupiah (Milyar)

5 PF
4 IF
3
Working Capital
2 Input
1
0
1,172
1,411
1,465
1,596
1,596
1,708
1,745
1,928
2,039
2,085
2,088
1,05

Total Productivity Firm (TPF)

Gambar 6.8 Profit Perusahaan Terhadap Produktivitas Total Perusahaan

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.4 Profit dan Produktivitas Total
Fixed
Human Material Working Capital Energy
Periode Capital Output TPF IF PF
Input Input Input Input
Input
Juli 13 172.518.493 861.758.082 22.320.897 1.803.453.384 6.688.714 4.045.899.894 1,411 2.866.739.570 2.981.683.347
Agustus 13 169.353.234 940.228.367 18.480.973 1.803.436.511 6.099.122 5.664.576.741 1,928 2.937.598.206 4.529.527.647
September 13 243.565.222 1.439.653.073 32.105.344 1.801.771.199 11.868.315 7.366.813.848 2,088 3.528.963.153 5.641.283.110
Oktober 13 225.589.109 1.550.921.661 30.239.155 1.802.497.752 11.410.700 7.548.826.057 2,085 3.620.658.377 5.730.912.091
November 13 181.900.408 1.054.250.275 23.129.065 1.803.930.284 8.027.954 5.358.599.680 1,745 3.071.237.985 4.092.002.583
Desember 13 179.933.453 1.219.042.628 21.717.031 1.803.326.703 6.883.664 6.588.622.576 2,039 3.230.903.479 5.160.235.418
Januari 14 232.168.614 1.180.642.549 33.361.514 2.002.473.533 7.796.994 5.062.834.669 1,465 3.456.443.205 3.609.719.623
Februari 14 192.198.370 959.128.302 23.436.266 2.001.994.813 6.992.984 3.732.359.366 1,172 3.183.750.736 2.549.599.940
Maret 14 197.249.448 750.630.787 24.417.554 2.004.646.283 6.876.717 3.131.964.928 1,05 2.983.820.789 2.153.837.322
April 14 184.921.268 1.362.142.690 23.501.900 2.002.750.550 9.894.009 6.118.859.772 1,708 3.583.210.417 4.539.663.525
Mei 14 190.492.921 1.233.008.723 20.292.610 2.003.444.489 8.706.918 5.514.502.296 1,596 3.455.945.661 4.063.188.103
Juni 14 189.924.851 1.254.931.539 23.396.595 2.002.439.510 9.781.056 5.554.597.232 1,596 3.480.473.550 4.076.801.746

Universitas Sumatera Utara


6.1.6 Fishbone Diagram

Diagram ini diperkenalkan pertama kalinya oleh Prof. Kaoru Ishikawa

(Tokyo University) pada tahun 1943. Diagram ini berguna untuk menganalisis dan

menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam

menentukan karakteristik kualitas output kerja. Di samping itu juga diagram ini

berguna untuk mencari penyebab-penyebab yang sesungguhnya dari suatu

masalah.

Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas

hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 4 faktor penyebab

utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Tenaga Kerja

b. Material

c. Mesin atau peralatan kerja lainnya (Machine/Equipment)

d. Energi

Pertanyaan “Why” atau “mengapa” secara terus-menerus dinilai membantu

mendapatkan penyebab masalah. Dari kumpulan pertanyaan tersebut berdasarkan

hasil wawancara dengan karyawan kantor dan operator dapat dianalisis penyebab

terjadinya masalah berdasarkan sifat penggunaan mesin, material, pekerja, dan

energi.

Pada pembuatannya, diagram tulang ikan (fish bone diagram) memiliki

tingkatan-tingkatan yang saling terhubung satu sama lain dimana pada tingkatan

tersebut dapat diketahui faktor sebab utama dan faktor yang mempengaruhinya.

Berikut akan dijelaskan maksud dari tingkatan tersebut adalah:

Universitas Sumatera Utara


1. Tingkat 1 menunjukkan faktor penyebab utama permasalahan yang

diamati/diteliti yang didapat berdasarkan menjawab pertanyaan Why” atau

“mengapa”.

2. Tingkat 2 menunjukkan cabang yang mewakili sebab utama terjadinya

permasalahan diinterpretasikan sebagai “cause”.

3. Tingkat 3 menunjukkan cabang dari “cause” yang merupakan bagian dari

tingkatan sebelumnya dan memiliki hubungan keterikatan satu sama lain

dalam fishbone diagram. Misalnya dengan menjawab pertanyaan “Mengapa

terjadi penurunan produktivitas perusahaan? Penyebab utama akan dijabarkan

pada penjelasan dibawah ini.

Analisis yang diberikan setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas

adalah:

1. Tenaga Kerja

Kurangnya kesadaran para pekerja terhadap pentingnya ketepatan waktu

dalam menyelesaikan produk dan kurangnya pemahaman operator terhadap

SOP dan mesin yang digunakan menyebabkan sering terjadinya keterlambatan

dalam pemenuhan pesanan konsumen.

2. Material

Tingginya bahan baku yang terbuang disebabkan oleh ketidakteraturan dalam

penyusunan tempat penyimpanan setiap bahan baku dan penyimpanan bahan

baku yang terbuka dan harga harga bahan baku yang cenderung mengalami

kenaikan seiring inflasi yang terjadi menyebabkan perusahaan harus

mengalami beban (biaya) produksi yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara


3. Mesin/peralatan.

Kerusakan yang terjadi pada mesin-mesin produksi dikarenakan

maintenance/perawatan yang kurang, umur dari mesin yang sudah tua,

kesalahan operasi kerja dan tingginya jam kerja yang berdampak terhadap

terganggunya proses produksi.

4. Energi

Keterlambatan penyediaan pasokan energy disebabkan oleh kelangkaan bahan

bakar yang dibutuhkan dan tidak adanya jadwal pemesanan tetap

menyebabkan lamanya proses produksi dan tingginya harga pembelian energy

menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi sehingga penurunan

produktivitas perusahaan.

Tabel 6.5 Tingkatan Fishbone Diagram Turunnya Produktivitas Perusahaan

Mengapa Terjadi?
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3
1. Kurangnya
pemahaman
Keterlambatan
Tenaga Kerja pekerja
pemenuhan pesanan
2. Kurangnya
kesadaran pekerja
1. Penyimpanan
1. Tingginya bahan
terbuka
baku yang terbuang
Material 2. Penyimpanan
2. Harga bahan baku
tidak teratur
Turunnya naik
3. Inflasi
Produktivitas
1. Jam kerja tinggi
Perusahaan
2. Kesalahan operasi
kerja
Mesin/peralatan tidak
Mesin/Peralatan 3. Maintenance
berfungsi/rusak
kurang
4. Umur mesin/
peralatan tua
1. Tidak ada jadwal
1. Keterlambatan pemesanan
Energi pasokan energi 2. Kelangkaan
2. Harga energi naik bahan bakar
3. Inflasi

Universitas Sumatera Utara


Gambar 6.9 menjelaskan fishbone diagram untuk masalah produktivitas

PT. Karya Murni Perkasa.

Gambar 6.9 Diagram Tulang Ikan Produktivitas

6.2 Pemecahan Masalah

6.2.1.Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Aktual

Perhitungan tenaga kerja aktual dimulai dari pengumpulan data waktu

pengerjaaan masing-masing proses produksi aspal hotmix pada setiap stasiun yaitu

pencampuran agregat, pembakaran agregat dan pencampuran ter. Langkah

selanjutnya adalah perhitungan waktu normal dan waktu baku. Adapun data

waktu pengerjaan masing-masing stasiun dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.6 Waktu Pengerjaan Produksi


Pengamatan Ke- (menit)
Stasiun Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pencampuran
4.30 4.36 4.33 4.27 4.19 4.47 4.32 4.28 4.45 4.28
Agregat
Pembakaran
10.45 10.57 10.50 11.02 10.57 10.52 11.01 11.00 10.58 11.05
Agregat
Pencampuran
5.50 5.43 5.38 5.42 5.47 5.43 5.41 5.40 5.37 5.48
Ter

Universitas Sumatera Utara


Data waktu pengerjaan tersebut perlu dilakukan uji kecukupan dan keseragaman

data untuk dapat digunakan sebagai data waktu siklus hotmix. Langkah

selanjutnya adalah perhitungan waktu normal yang membutuhkan data rating

factor pekerja pada masing-masing stasiun berdasarkan Tabel rating factor

Westing House dapat dijelaskan sebagai berikut:

I. Stasiun Pencampuran Agregat

Rating factor Lambang Nilai

Keterampilan Good (C1) +0,06

Usaha Average (D) +0,00

Kondisi Kerja Fair (E) -0,03

Konsistensi Good (C) +0,01

Jumlah +0,04

Jadi, rating factor (Rf) untuk stasiun Pencampuran Agregat= 1 + 0,04 = 1,04

II. Stasiun Pembakaran Agregat

Rating factor Lambang Nilai

Keterampilan Good (C2) +0,03

Usaha Average (D) +0,00

Kondisi Kerja Good (C) +0,02

Konsistensi Good (C) +0,01

Jumlah +0,06

Jadi, rating factor (Rf) untuk stasiun Pembakaran Agregat = 1 + 0,06 = 1,06

Universitas Sumatera Utara


III. Stasiun Pencampuran Ter

Rating factor Lambang Nilai

Keterampilan Good (C1) +0,06

Usaha Average (D) +0,00

Kondisi Kerja Good (C) +0,02

Konsistensi Average (D) +0,00

Jumlah +0,08

Jadi, rating factor (Rf) untuk Stasiun Pencampuran Ter = 1 + 0,08 = 1,08

Data waktu pengerjaan dikalikan dengan rating factor untuk mendapatkan waktu

baku. Kemudian data waktu normal tambahkan allowance untuk mendapatkan

waktu baku. Rekapitulasi perhitungan data waktu baku dapat dilihat pada Tabel

6.6.

Tabel 6.7 Rekapitulasi Perhitungan Waktu Baku


Waktu Waktu Waktu
Rating Allowance
Stasiun Kerja Siklus Normal Baku
Factor (%)
(menit) (menit) (menit)
Pencampuran Agregat 4,33 1,04 4,5 28 6,25
Pembakaran Agregat 10,73 1,06 11,37 50 22,74
Pencampuran Ter 5,43 1,08 5,86 27 8,03

Perhitungan jam kerja tersedia selama satu bulan adalah sebagai berikut:

Jam Kerja Tersedia = 16 jam x 24 hari

= 384 jam/bulan

Jumlah produksi setiap bulan adalah 10.000 ton aspal hotmix membutuhkan waktu

384 jam sehingga perhitungan tenaga kerja aktual dapat dilihat pada Tabel 6.8.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.8 Rekapitulasi Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Aktual

Total Jumlah Tenaga Kerja


Hotmix
Waktu baku Waktu (orang)
Stasiun dihasilkan
(menit) Baku
per bulan Perhitungan Aktual
(menit)
Pencampuran
6,25 10.000 62.500 2,712674 3
Agregat
Pembakaran
22,74 10.000 227.400 9,869792 10
Agregat
Pencampuran
8,03 10.000 80.300 3,485243 4
Ter
Jumlah 17

6.2.2 Evaluasi Pohon Produktivitas

Evaluasi produktivitas adalah penilaian terhadap capaian produktivitas

aktual dan estimasi produktivitas pada periode berikutnya. Tujuan penilaian

adalah mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan

estimasi produktivitas pada periode berikutnya. Prosedur evaluasi produktivitas

total antara dua periode yaitu periode 1 (tahun 2013) atau t-2 dan Periode 2

(tahun 2014) atau t-1 dan perkiraan produktivitas total pada tahun 2015 (t) dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Produktivitas total periode 1 = 1,899

Produktivitas total periode 2 = 1,445

c. Metode I

PT’it-2 = αPTit-2 + (1-α) PT it-2’

PT’it-2 = Estimasi produktivitas total produk i untuk periode t-2

PTit-2 = Aktual produktivitas total produk i untuk periode t-2

α = Parameter (smoothing constant) dimana 0 ≤ α ≤ 1

2
�=
�+1

Universitas Sumatera Utara


Periode (t-2) adalah tahun 2013 dengan M = 6 sehingga � adalah:

2
�= = 0,286
6+1

Pada akhir periode 1:

PT’11 = αPT10 + (1-α) PT 10’

= 0,286 (1,899)+(1-0,286) (1,899)

= 0,543+1,356

= 1,899

Pada akhir periode 2:


2 2
�= = = 0, 286
�+1 6+1

PT’12 = αPT11+ (1-α) PT 11’

= (0,286)(1,445)+(1-0,286)(1,899)

= 0,413 + 1,356

= 1,769

Pada akhir periode 2 ∆PT’11 = 1,769 – 1,899 = -0,13

Pada akhir periode 3:

Pada akhir periode 3 yaitu tahun 2015 telah diketahui produktivitas total yaitu 1,445.

Maka variasi dan presentase variasi produktivitas berdasarkan metode I ialah:

VPT(1)12 = PT12-PT12’ = 1,445 -1,769 = -0,324

�� 1,445
PVPT(1)12 = ���′12 − 1� � 100 = �1,769 − 1� � 100 = -18,315 %
12

Universitas Sumatera Utara


2. Metode II

a. Perhitungan ∆TP, telah dihitung pada sub bab sebelum yaitu -0,454

Karena ∆PT it < 0 kemungkinan jalur yang dipilih ada 5 yaitu jalur no 18,

19, 20, 21 dan 22. Alternatif keputusan masing-masing jalur dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Jalur 18 ∆Oit > 0 ∆Iit > 0

b. Jalur 19 ∆Oit = 0 ∆Iit > 0

c. Jalur 20 ∆Oit < 0 ∆Iit > 0

d. Jalur 21 ∆Oit < 0 ∆Iit = 0

e. Jalur 22 ∆Oit < 0 ∆Iit < 0

PT. Karya Murni Perkasa memproduksi aspal hotmix dengan output tetap

yaitu 10.000 ton sehingga jumlah output tidak dapat dirubah. Oleh sebab itu jalur

yang dipilih adalah jalur dengan ketentuan ∆O it = 0 ∆Iit > 0 yaitu jalur 19. Dengan

demikian dapat dilakukan perhitungan perkiraan output (O*it) dan input (I*it)

berdasarkan data pada tahun 2014 dengan menggunakan perhitungan tenaga kerja

aktual yaitu 17 orang pekerja dapat menghemat tenaga kerja 4 orang dengan upah

masing-masing pekerja Rp 2.100.000,-.

Oit-1 > 0
Oit-1> 0
Iit-1 >0 ∆Oit = 0 ∆I it > 0 P Tit > 0 ∆P Tit < 0 Jalur 19
TPit-1 > 0 0
I it-1 >
TPit-1 > 0

Gambar 6.10 Jalur yang Dipilih pada Productivity Evaluation Tree

O*it = Oit-1 + ∆O*it

I*it = Iit-1 + ∆I*it

O*12 = Rp 29.115.118.263 + 0 = Rp 29.115.118.263

Universitas Sumatera Utara


I*it = Rp 20.143.644.358 – (Rp 2.100.000 x 4 x 6)

= Rp 20.143.644.358 - Rp 50.400.000 = Rp 20.093.244.358

O ∗ it
TP*it = � ∗ ��

29.115.118.263
= = 1,449
20.093.244.358

Produktivitas total untuk periode tahun 2015 (t) adalah 1,449.

VPT(2)12 = PT12-PT12’ = 1,445-1,449 = -0,004

��12 1,445
PVPT(2)12 = � − 1� � 100 = � − 1� � 100 = − 0,276 %
��′12 1,449

Resume VPT dan PVPT dapat dilihat pada Tabel 6.9.

Tabel 6.9 Resume VPT dan PVPT


Uraian Metode 1 Metode 2 Selisih
Variasi Produktivitas total (1) (2)
���12 = −0,324 ���12 = −0,004 -0,32
Persentase Produktivitas (1) (2)
����12 = −18,315% ����12 = −0,276% -18,039%
Total
Deviasi variasi dan persentase variasi produktivitas total antara metode 1 dan

metode 2 cukup besar, maka estimasi produktivitas belum memuaskan.

Berdasarkan pengamatan, perusahaan masih dapat melakukan penghematan faktor

input lain selain input tenaga kerja dalam memperoleh estimasi produktivitas yang

memuaskan. Mengurangi jumlah bahan baku yang digunakan dan mengelola

sistem maintenance mesin dan peralatan yang digunakan serta mengatur jadwal

pemesanan energi dapat mengurangi biaya produksi. Oleh karena itu, perusahaan

perlu melakukan perhitungan produktivitas untuk mengetahui faktor-faktor yang

perlu dibenahi dalam proses peningkatan produktivitas perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh beberapa

kesimpulan antara lain:

1. Produktivitas PT. Karya Murni Perkasa mengalami penurunan pada tahun

2013 adalah 1,899 sedangkan pada tahun 2014 adalah 1,445.

2. Faktor input terbesar yang sangat mempengaruhi tinggi atau rendahnya

produktivitas perusahaan adalah biaya material dan modal.

3. Penyebab rendahnya produktivitas perusahaan adalah kurang

optimalnya bahan baku yang digunakan. Hal ini dibuktikan dengan

penurunan produktivitas parsial bahan baku.

4. Tingginya jam kerja pekerja menyebabkan rendahnya produktivitas

perusahaan. Hal ini dibuktikan terjadinya penurunan produktivitas

parsial tenaga kerja perusahaan.

5. Perawatan mesin dan peralatan yang tidak teratur menyebabkan rendahnya

produktivitas perusahaan. Hal ini menyebabkan kerusakan mesin yang

tidak terduga sehingga mengganggu kelancaran proses produksi yang

akan mempengaruhi besarnya biaya produksi.

6. Keterlambatan penyediaan energi menyebabkan rendahnya produktivitas

perusahaan. Hal ini akan mengganggu kelancaran proses produksi

sehingga mempengaruhi besarnya biaya produksi.

Universitas Sumatera Utara


7. Adapun usulan kebijakan untuk memperkecil biaya input adalah dengan

melakukan perhitungan tenaga kerja aktual yang dibutuhkan yaitu 17 orang.

7.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat

diberikan antara lain :

1. Usaha untuk peningkatan produktivitas sebaiknya melibatkan seluruh pekerja

usaha ini harus mendapat dukungan penuh dari pihak manajemen.

2. PT. Karya Murni Perkasa sebaiknya lebih memperhatikan jarak antara tempat

penyimpanan bahan baku dan lantai produksi untuk mengurangi jumlah bahan

baku yang terbuang ketika mengalami proses pemindahan.

3. Perawatan mesin dan peralatan sebaiknya dilakukan secara teratur dan

terjadwal agar mengurangi resiko kerusakan mesin pada saat proses produksi

4. Pihak manajemen sebaiknya selalu melakukan pemeriksaan terhadap stok

bahan baku yang disimpan agar dapat melakukan pemesanan bahan baku yang

akan habis sehingga resiko keterlambatan penyediaan bahan baku dapat

diminimalisir.

5. PT. Karya Murni Perkasa sebaiknya mengurangi jumlah tenaga kerja yang

digunakan karena sebagian besar proses produksi dilakukan oleh mesin

sehingga dapat menghemat biaya yang dikeluarkan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Bain, D.L. 1982. The Productivity Prescription : The managers Guide To


Improving Productivity And Profits. United States Of America: McGraw-
Hill Book Company.

Gaspers, Vincent: Managemen Produktivitas Total : Strategi Peningkatan


Produktivitas Bisnis Global, Gramedia, Jakarta, 1998.

Gupta, R. dan S. K. Dey. 2010. Development Of A Productivity Measurement


Model For Tea Industry. India : National Institute of Technology.

Hermawan, Sigit. 2008. Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Mali, P. 1978. Improving Total Productivity : MBO Strategies For Business,


Government and Nit-For-Profit Organizations. New York : John Wiley &
Sons.

Sinulingga, Sukaria. 2010. Manajemen dan Rekayasa Produktivitas. Medan :,


USU Press.

----------.2011.Metode Penelitian, Medan : USU Press.

Sumanth, D.J. 1984. Productivity Engineering and Management. United States of


America: McGraw-Hill Book Company.

Tang Herman, Robertus. 2011. Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Model


Mundel Dan APC Untuk Menciptakan Keunggulan Biaya Produksi.
Jakarta : Universitas Bina Nusantara.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai