2018
Febryanti, Romana
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7811
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGGUNAANANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP)
DALAM RANGKA EVALUASI KINERJA PADA PT. TOBA
PULP LESTARI, TBK.
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana
Oleh :
ROMANA FEBRYANTI
NIM : 140403019
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat akademis yang harus
Teknik Industri, khususnya program studi reguler strata satu, Fakultas Teknik,
Network Process (ANP) Dalam Rangka Evaluasi Kinerja Pada PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk.”.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya
Penulis,
Romana Febryanti
Abstrak. Untuk menentukan bonus akhir tahun pada PT. XYZperlu dilakukan
evaluasi kinerja karyawan. Pemberian bonus diukur berdasarkan kinerja karyawan
dan kontribusi pada perusahaan. Indikator pemberian insentif kinerja, lama kerja,
senioritas dan keadilan serta kelayakan. Pemberian bonus yang dilakukan selama
ini oleh perusahaan berfungsi layaknya insentif.Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menentukan besar bonus yang diberikan perusahaan kepada masing-
masing karyawan berdasarkan persentase upah kerja dan kinerja karyawan.
Penilaian kinerja karyawan dilakukan dengan metode Point System dan penentuan
bobot kriteria dengan metode Analytic Network Process (ANP). Pembobotan
kriteria pada ANP menggunakan softwareSuperDecisions dengan 5 kriteria dan 7
subkriteria. Masing- masing bobot yang dihasilkan pada ANP digunakan sebagai
pengali dalam menghasilkan poin derajat pada metode point system. Perhitungan
bonus dihitung dengan mempertimbangkan upah kerja dan persentase penilaian
kinerja. Dimana total bonus yang akan dibagikan dinotasikan sebagai Y, dan total
gaji pokok X. Dari penilaian yang dilakukan diperoleh bahwa karyawan yang
mendapatkan bonus terbesar dengan bonus 6,5% dan karyawan yang
mendapatkan bonus terkecil yaitu dengan bonus 3,4%.
Kata kunci: Penilaian Kinerja, Bonus, ANP,Point System, Super Decisions
kesehatan dan ilmu kepada penulis selama masa kuliah dan dalam penyelesaian
dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun
kepada:
1. Ibu saya yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun
2. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST., MT., selaku Ketua Departemen dan
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Humala Lodewijk Napitupulu, DEA sebagai Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan masukan
4. Bapak Herry Pranata selaku Manager Learning and Development PT. Toba
Pulp Lestari, Tbk dan Bapak Pinondang Marpaung, ST. selaku pembimbing
Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan sebagai bekal dalam
6. Bang Tumijo, Bang Edi, Bu Ester, Bang Nurmansyah, Kak Dede, Kak Neneng, Kak
Rahmaini, dan Kak Mia sebagai Staf pegawai Departemen Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah membantu segala urusan administrasi
7. Adik tercinta, Mawar Indah Sinurat yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian
9. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam
penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ................................................................................ i
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
Karyawan...................................................................... V-1
BAB HALAMAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TABEL HALAMAN
3.1. Sepuluh Sifat yang Paling Umum Dinilai dari Pegawai ................ III-3
TABEL HALAMAN
TABEL HALAMAN
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ................................. II-9
2.8. Urutan Proses Produksi Pulp pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.......... II-25
GAMBAR HALAMAN
PENDAHULUAN
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk memiliki karyawan 21 orang operator pada
dilakukan dengan cara membagi rata bonus kepada semua karyawan. Pemberian
bonus yang dilakukan selama ini oleh perusahaan berfungsi layaknya insentif.
Untuk itu perlu dilakukan penilaian kinerja untuk mengukur prestasi kerja
berdasarkan lingkungan kerja dan job description yang ada. Kriteria yang
keberhasilan proses bisnis. Hal ini dikarenakan karyawan merupakan sumber daya
1
Arif, Ramadhan. 2017. “Penerapan Perbandingan Metode AHP- TOPSIS dan ANP- TOPSIS
Mengukur Kinerja Sumber Daya Manusia”. Diakses pada 22 Mei 2018.
dilakukan berdasarkan uraian kerja yang menjadi tanggung jawab dari karyawan.
identifikasi Key Performance Indicator (KPI) secara tepat yang berfungsi untuk
untuk menentukan bobot masing- masing kriteria dan metode 4Point System
Process (ANP) pada penelitian ini karena metode ANP melakukan pembobotan
berdasarkan hubungan masing- masing antar node yang satu dengan node yang
lain dalam network sedangkan penggunaan metode point system dalam penilaian
berada dalam satu level jabatan dan yang menjadi indikator penilaian adalah
2
Ilhami, Rizka. 2017. “Penilaian Kinerja Karyawan dengan Metode AHP dan Rating Score”.
Diakses pada 22 Mei 2018.
3
Ramadhan, Arif. 2015. “Penerapan ANP- TOPSIS untuk Pengukuran KinerjaHuman Resources
Procurement Section”. Diakses pada 22Mei 2018.
4
Kurniawan, Dwi. 2012. “Penentuan Gaji Pokok Manajer Menengah Dengan Metode Point
System” . Diakses pada 25Mei 2018.
karyawan.
berikut:
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam Bab
penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika
meliputi sejarah singkat dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dan lokasi perusahaan,
Process(ANP).
Latar belakang berdirinya PT. Inti Indorayon Utama (yang saat ini telah
berganti nama menjadi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk) adalah untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan akan kertas dan rayon dalam negeri yang biasanya
diimpor dari beberapa negara. Selain itu pendirian PT. Indorayon Inti Utama juga
dilatarbelakangi oleh ketersediaan bahan baku yang cukup besar, hal ini terlihat
dari pengamatan para pakar kehutanan yang menyatakan adanya jutaan hektar
tanah kosong dan hutan non produktif di Indonesia termasuk di Sumatera Utara
oleh Sand Well (Kanada) dan Joko Potry (Finlandia). Setelah dilakukan negoisasi
selama 3 bulan, pada tanggal 21 Februari 1986 dilakukan peletakan batu pertama
oleh Sudomo selaku Menteri Tenaga Kerja, Ir. Hartato selaku Menteri
Perindustrian, Prof. Dr. Emil Salim selaku Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup, Ir. Hasrul Harahap selaku Menteri Kehutanan dan B.J.
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-
Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No.6 tahun 1968. Undang-Undang No.
12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 329 tanggal 26 April 1983 dari Misahardi
No 1176.
Presiden RI No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 dari Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal.
Perusahaan telah diubah dengan akta No. 113 tanggal 12 Mei 1990 dari Rachmat
Santoso, SH., notaris di Jakarta. Disamping itu, nilai nominal saham perusahaan
juga diubah dari Rp 500 ribu per lembar menjadi Rp 1 ribu per lembar. Perubahan
perusahaan dari PT. Inti Indorayon Utama menjadi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
dicatat dalam akta No. 61 tanggal 20 Februari 2001 dari Linda Herawati, SH.,
modal ditempatkan dan disetor. Perubahan tersebut kemudian telah diterima dan
dicatat oleh Kementerian Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
tanggal 27 Juni 2008 dengan akta nomor 45 tanggal 14 Juli 2008 pada notaries
Linda Herawati SH., seluruh anggaran dasar telah mengalami perubahan guna
tersebut kemudian telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan dan
mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi
semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan
tanggal 1 April 1989. Saat ini Perusahaan hanya memproduksi bubur kertas (pulp)
perumahan karyawan dan pembibitan seluas 10 Ha. Desa Sosor Ladang dipilih
karna ketersediaan air yang cukup banyak di lokasi ini (dekat dengan sungai
Asahan). Hubungan yang dekat dengan jalan Lintas Sumatera, tidak terlalu jauh
dengan Pelabuhan Belawan, serta iklim sesuai industri, banyak tersedia tenaga
kerja disekitar pabrik, dan tidak terlalu membutuhkan jalur sangat panjang untuk
pembuangan limbah.
Ruang lingkup badan usaha dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sebagai
yaitu sektor Tele (Samosir), sektor Aek Raja (Tapanuli Utara), sektor Aek
2. Pabrik ini memproduksi pulp yaitu pulp jenis fully bleached kraft pulp. Hasil
Pulp yang dihasilkan oleh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terdiri atas beberapa
a. Grade A
b. Grade B
c. Grade C
d. Grade D1
Grade
Sifat
A+ A B C D1 Off
Viscosicty (cp) ≥ 10 ≥9 ≥9 ≥7 ≥7 ≥7
including plastics
4. Sumber energi (Power & Liquor Plant) dihasilkan dari waste proses produksi.
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk merupakan pabrik kraft pulp yang berlokasi di
desa Sosor Ladang, kecamatan Porsea, kabupaten Toba Samosir dan kantor
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk memiliki tiga lokasi penting dalam menjalankan
operasinya, yaitu:
a. Areal usaha PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang terdiri atas dua bagian utama
yaitu:
Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
dibangun diatas lahan seluas ± 200 Ha, termasuk perumahan karyawan dan
Areal hutan (Toba Fiber) saat ini meliputi 11 kabupaten yaitu: Kabupaten
b. Kantor pemasaran yang berlokasi di Gedung BNI Lantai 10, yang berada di
c. Kantor perwakilan yang berlokasi di Jalan MT. Haryono (Uni Plaza), Medan.
berdasarkan letak geografisnya, dalam hal ini untuk konsumsi dlam dan luar
negeri yaitu:
a. Jakarta
b. Bekasi
c. Ujung Pandang
d. Surabaya
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah PT. Toba Surya Kertas, PT. Suparma,
a. Cina
b. Jepang
c. Korea
d. India
e. Pakistan
f. Bangladesh
g. Malaysia
Produksi suatu komoditi (barang atau jasa) yang dihasilkan oleh suatu
konsumen.
kerja antara dua orang atau lebih pada tugas yang saling berkaitan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi ini mempunyai peranan yang sangat
adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan
menciptakan suasana kerja yang baik dan tidak terjadi kekacauan akibat kesalahan
Struktur organisasi yang diterapkan oleh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ini
Struktur organisasi dalam PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. dapat ditunjukkan pada
Gambar 2.1.
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk didukung oleh tenaga kerja dalam menjalankan
perusahaan terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap.
(mill) dan hutan (forestry). Jumlah tenaga kerja tetap di pabrik sebanyak 577
orang dan di bagian forestry sebanyak 453 orang. Untuk karyawan tidak tetap
kerja yang tidak tetap di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk berasal dari karyawan
kontraktor yang memiliki jangka waktu kerja. Adapun nama kontraktor yang
menjadi mitra PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yaitu, PT. Ayam Mas Ikan Putra, CV.
Marga Persada.
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menerapkan dua jenis jam kerja yaitu:
1. Day Time
Berlaku untuk jam kerjaa tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap dan
bekerja di kantor (karyawan general). Jam kerja dimulai dari pukul 08.00 WIB
sampai pukul 17.00 WIB pada hari Senin hingga hari Jumat dengan jam
istirahat dimulai pada pukul 12.00 WIB dan berakhir pada pukul 13.30 WIB.
Khusus untuk hari Sabtu setiap karyawan mendapatkan hari libur secara
bergantian setiap dua minggu sekali yang disebut dengan “Sabtu off”.
Sedangkan jam kerja untuk hari Sabtu hanya setengan hari diulai pukul 08.00
2. Shift Time
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menjalankan kegiatan produksinya selama 24 jam
setiap hari (non-stop) dimana jam kerja ini dibagi dalam tiga shift kerja. Ketiga
shift tersebut diisi oleh tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap dan terbagi
atas empat kelompo kerja yang jadwalnya diatur oleh perusahaan. Pembagian jam
Pembagian karyawan pada setiap shift sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
pekerjaan.
Bahan- bahan yang digunakan oleh perusahaan tebagi atas tiga yaitu bahan
Bahan baku yang digunakan adalah bahan yang mengandung serat sellulosa.
Serat ini berasal dari kayu. Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan
pulp oleh perusahaan adalah kayu yang memliki daun yang lebar dan berserat
pendek yaitu eucalyptus dan akasia yang berasal dari Hutan Tanaman Industri
Kayu merupakan bahan alami berupa komposit yang terdiri dari sel- sel dan
merupakan polimer alami. Bahan organik terkandung dalam kayu yaitu Karbon
sebesar 49%, Hidrogen sebesar 6%, Oksigen sebesar 44% dan sedikit unsur
selulosa 50%, lignin 30% dan sisanya 20% merupakan non cellulose impurities.
Bahan Tambahan:
Kayu eucalyptus yang digunakan oleh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yaitu
Grandies dan Eucalyptus Uraphylla, dengan ciri- ciri kulit tipis, mudah lepas dan
yang lain. Untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku kayu Eucalyptus Hibrid,
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk
memperlancar proses produksi, namun bahan ini tidak terdapat dari produk akhir
berikut:
1. Cairan pemasak
serpihan kayu menjadi bubur pulp pada bagian digester dan dapat melarutkan
Lindi putih merupakan bahan kimia utama pada proses pemasakan dengan
dan Natrium Sulfida (Na2S). Cairan ini diperoleh dari bagian Recaustizing
yang menghasilkan lindi putih dengan cara mereaksikan lindi hijau (Green
Lindi hitam merupakan cairan pemasak yang mendukung fungsi dari lindi
putih. Lindi hitam merupakan cairan hasil dari pencucian bubur pulp pada
(senyawa organik) dan soda (senyawa anorganik) yang merupakan sisa dari
Bahan kimia ini diperlukan untuk membantu memutihkan pulp yang dilakukan
pada bagian Bleaching. Bahan- bahan kimia yang digunakan adalah Klorin
Dioksida (ClO2), NaOH, H2O2, NaOCl, dan Oksigen (O2). Bahan- bahan kimia
ini diperoleh dari bagian penghasil bahan kimia atau Chemical Plant.
3. Air
produksi berlangsung.
produk akhir untuk meningkatkan mutu produk. Bahan tambahan yang digunakan
1. Kotak Kardus
2. Kawat Baja
Kawat baja ini terdapat pada Typing Machine, yang digunakan untuk mengikat
bale pulp.
3. Kertas Label
Secara garis besar ruang lingkup PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terbagi
2. Produksi bahan kimia yang digunakan pada proses produksi pulp pada pabrik
Wood Preparation adalah tahap awal dalam proses produksi kayu menjadi
pulp. Pada departemen ini yang menjadi bahan baku adalah gelondongan kayu
yang disimpan pada stasiun wood yard yang akan diproses menjadi serpihan-
serpihan kayu (chips). Terdapat 5 proses yang dilakukan pada departemen wood
1. Wood Storage
secara terbuka dan lokasi diunit persiapan kayu. Wood Storage memiliki luas
area 240 m x 90 m dan terbagi atas 7 blok yaitu blok A sampai dengan blok G.
Pemakaian kayu didasarkan pada sistem FIFO “First In First Out”. Kayu yang
dibawa ke wood storage terlebih dahulu di sektor dengan ukuran panjang 2,2 m
2. Debarking Drum
(serat) dari kulitnya. Debarking drum berkapasitas 250 m3/ jam. Proses
pengulitan ini berlangsung selama ± 9 menit, pada proses ini air terus
3. Chipping
pemasakan pulp dan penyerapan bahan kimia pada kayu dapat terjadi secara
merata. Serpihan kayu (chip) yang dihasilkan dengan cara di blow akan
4. Screening
> 35mm.
Chip yang mempunyai ukuran yang < 5 mm jatuh ke belt conveyor for bark,
> 35mm akan dibawa kembali ke chipper untuk dipotong lagi dengan
Pengulitan kayu di
Debarking Drum
Pemotongan kayu
menjadi chip di
Chipper
Penyaringan chip di
Screening
Lapisan 2: Lapisan 3:
Lapisan 1:
Ukuran 5 mm – 35 Ukuran < 5 mm
Ukuran > 35 mm
mm (Accept Chip) (Reject Chip)
Disimpan di Bark
Dimasak di Digester
Shredder
dari proses pemasakan chip- chip. Pada proses pemasakan chip digunakan uap air
Dengankomposisi liqour yaitu lindi putih (white liqour), lindi hitam (black liqour)
ditambah air.
MP Steam
170 ºC/ 7 atm
Chip dipanaskan
selama 90 menit
P faktor
300 - 350
Chip dimasak
selama 60 menit
White Liqour
Black Liqour Chip diisi cairan
pemasak selama 25
menit
Bubur kayu
dialirkan ke dalam
Blow Tank
menggunakan empat bauh drum pencuci dengan diameter masing- masing drum
washer 4 m dan dipasang secara seri. Tujuan dari pencucian ini adalah untuk
menghilangkan kadar soda dan kandungan black liqour dari bubur kayu tersebut.
Proses ini dimulai dengan memompakan bubur kayu dari blow tank menuju
kayu (knott) dari bubur kayu serta serpihan yang tidak masak. Pressure
Pada tahap ini, terjadi proses pemisahan bubur kayu dari mata kayu dan
partikel keras lainnya (seperti batu dan kawat). Hasil yang diperoleh yaitu
bubur pulp yang sudah terpisah dari mata kayu (accept) akan dialirkan ke
washer I. Pada proses ini digunakan air untuk menyaring bubur kayu dengan
mata kayu dan terdapat lubang- lubang (hole) yang berukuran 10 mm sebagai
tempat keluarnya bubur kayu yang terpisah. Sisa dari proses ini proses ini
yaitu mata kayu yang masih bercampur dengan bubur kayu akan dialirkan
pemisahan ini yaitu bubur kayu (accept) akan dibawa ke screw press, hasil
akan dialirkan kembali menuju digister untuk dimasak lagi. Lubang screening
Pressure Screen
Raditrim
(Secondary Pressure Knotter) Bubur kayu
Partikel keras
dipisahkan dari kayu
(knots) dibuang
yang masih keras
Screening
2.7.4. Bleaching
tujuan untuk memperbaiki brightness dari pulp, memperbaiki kemurnian pulp dan
hemiselullosa dan sellulosa. Proses ini dilakukan pada Bleach Tower. Warna
coklat pada bubur pulp disebabkan oleh proses pemasakan, reaksi antara black
senyawa- senyawa kimia seperti clorine dioxide, hydrogen peroxid, caustic soda
Proses pemutihan ini terbagi atas empat tahapan yaitu sebagai berikut:
peroksida
Bleach Tower
Bubur kayu
dilakukan
penghilangan lignin
ClO2
Bubur kayu pada
tahapan Khlorinasi
(D0)
NaOH
H 2O 2
O2,
Bubur kayu pada
tahapan Ekstraksi
(EO)
ClO2
Bubur kayu pada
tahapan Khlorinasi
Dioksida (D1)
ClO2
Bubur kayu pada
tahapan Khlorinasi
Dioksida (D2)
Fungsi utamanya untuk mengurangi kadar air sebanyak dan seefesien mungkin
tanpa merusak struktur serat, berat dasar dan formasi pulp yang dihasilkan. Berat
pulp yang dihitung pada setiap lembaran pulp dan susunan (formation) produksi
lembaran pulp sangat penting untuk menentukan kekuatan dari lembaran pulp dan
Pulp yang telah diputihkan dan ditampung di Bleach Tower (High Density
dilakukan pengenceran dengan menggunakan air yang berasal dari white water
Pulp dari machine chest selanjutnya akan dibawa dengan belt ke head box.
Selanjutnya, pulp dialirkan dari head box ke fourdrinier secara gravity. Pada
bagian fourdrinier terdapat formingboard dan foil boxes yang berfungsi untuk
mengurangi kandungan air pada pulp dan vacuum box yang terletak
dibelakang wire fourdrinier yang berfungsi untuk mengisap air yang dialirkan
3. Tahap Pengepresan
Pulp yang berasal dari fourdriner masih berbentuk lembaran pulp yang masih
terdiri dari forwardduwe roll dan suction pick-up roll.Pulp yang melewati
kedua roll tersebut dibawa dengan belt. Di dalam press tersebut dilengkapi
dengan felt, felt tersebut berfungsi untuk membantu mengisap air dari
b. SecondPress
dimana lembaran pulp masih menepel pada suction pick-up roll. Second
press ini terdiri dari suction pick-up roll dan grooved bottom roll. Air hasil
c. Third Press
Pengepresan pada tahapan ketiga ini terdiri dari smooth bottom roll dan
pengeringan karena setelah di-press air yang tergantung didalam pulp masih
terdapat ± 50%. Pada bagian pengeringan ini terdapat alat pengering yang
disebut falkt dryer. Pada falkt dryer pulp dikeringkan secara terus menerus
terdapat juga heat recovery system yang bertujuan untuk mengambil sisa- sisa
panas dari proses pengeringan ini. Pada flakt dryer ini lembaran pulp
5. Tahap Pemotongan
Lembaran pulp yang telah dikeringkan dibawa ke cutter layboy dan dipotong
dalam dua tahap yaitu tahap pertama pemotongan secara vertikal (memanjang)
dan tahap kedua pemotongan secara horizontal (melebar). Lembaran pulp yang
telah dipotong ditampung oleh box receiving table. Setelah bagian box
pengemasan.
6. Pengemasan
menggunakan lembaran pulp juga tetapi memiliki ukuran yang lebih besar 145
cm x 120 cm. Satu bungkus pulp disebut juga satu bale. Biasanya pulp yang
telah dibungkus satu bale akan dikumpulkan sampai 8 bale yang disebut satu
unit. Jika pulp yang sudah dikumpul sebanyak satu unit maka akan diikat lagi
Dengan menggunakan overhead crain, satu unit pulp tersebut akan dibawa ke
warehouse.
7. Penyimpanan di Warehouse
pemasaran.
Bleach Tower
Bubur kayu
dilakukan
pengenceran
Bubur kayu
dikurangi
kandungan air
Bubur kayu
dikeringkan pada
tahap akhir
Lembaran pulp
dipotong dengan
ukuran 600 mm x
800 mm
Gambar 2.8. Urutan Proses Produksi Pulp pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
LANDASAN TEORI
menghasilkansesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai
dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
1. Kemampuan pribadi
2. Kemampuan manajer
3. Kesenjangan proses
4. Masalah lingkungan
5. Situasi pribadi
6. Motivasi
terhadap kepimipinan, sasaran dan pekejaan mereka sendiri. Hal ini berarti faktor
5
Dr. Dedi Rianto Rahadi. Manajemen Kinerja Sumber Daya Manusia. Malang: Penerbit Tunggal
Mandiri Publishing. 2010. hlm. 4
6
Ibid., hlm. 5
sebagaimana digambarkan oleh Schermerhorn, et. al. (1982:76) pada Gambar 3.1.
Point
Obyek yang dinilai dari pegawai dan berapa jumlah obyek yang dinilai
hingga kini belum ada kesatuan pendapat. Perbedaan pendapat ini bukan berbagai
jenis jabatan pegawai, tetapi pula karena danya perbedaan tujuan- tujuan
penilaian.
Secara umum, pegawai dapat dibagi atas tiga golongan besar yaitu
pegawai yang bekerja dibidang produksi, pegawai yang bekerja di bidang tata
yang paling umum dinilai dari pegawai yang bekerja dibidang produksi, tata usaha
7
Ibid., Hal. 19- 22
Tabel 3.1. Sepuluh Sifat yang Paling Umum Dinilai dari Pegawai
diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam
1. Kuantitas kerja
2. Kualitas kerja
4. Perencanaan kegiatan
8
Menurut Dessler ada lima faktor dalam penilaian kinerja yang populer,
yaitu:
1. Prestasi pekerjaan
2. Kuantitas pekerjaan
3. Kepemimpinan
4. Kedisiplinan
waktu
5. Cooperative
Penilaian responden tentang kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain
6. Inisiatif
8
Gary Dessler. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Indeks. 2007. hlm. 152
pribadi.
9
Penilaian kinerja adalah suatu proses dengannya suatu organisasi
yaitu:
1. Loyalitas
Hal ini dapat dilihat melalui tingkat absensi ataupun kinerja yang mereka
miliki
2. Semangat kerja
Hal ini dapat dilihat dari semangat kerja karyawan dalam menjalankan
3. Kepimpinan
4. Kerja sama
Hal ini dapat dilihat dari kerja sama dalam lingkungan perusahaan
5. Tanggung jawab
Hal ini dapat dilihat tanggung jawab yang dimiliki oleh karyawan
6. Pencapaian target
9
Henry Simamora. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. 2004. hlm 458
mencapai target.
10
Menurut Siswanto sastro Hadiworyo, faktor- faktor penilaian kinerja
1. Keadilan
2. Inisiatif
3. Kehadiran
4. Sikap
5. Kerja sama
6. Kualitas hasil
7. Kesetian
8. Kejujuran
9. Disiplin
10. Kreativitas
11. Kepimpinan
pendapat yang telah dikumpulkan sebelumnya, dimana terdapat faktor yang sama
dan faktor yang berbeda dari masing- masing pendapat. Penentuan kriteria ini
10
Hadiwiryo, Siswanto Sastro. Manajemen SumberDaya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. 2002.
hlm 237
dengan job desription dan lingkungan kerja perusahaan. Dapat dilihat pada Tabel
3.2.
NO Kriteria
1 Prestasi kerja
2 Kuantitas pekerjaan
3 Kepimpinan
4 Kreativitas
5 Kerja sama
6 Kebersihan
7 Keamanan
8 Kedisiplinan
9 Keadilan
10 Personal quality
11 Inisiatif
12 Loyalitas
13 Semangat kerja
Sumber: Pengumpulan Data
subkriteria.
utama dalam AHP adalah preference (pilihan). Model dan metode ANP yaitu
jaringan yang saling berkaitan antara setiap elemen yang ada pada satu kriteria
yang sama.
11
Isik, Z., Dikmen, I., & Birgonul, M.T. 2007. Using ANP for Performance Measurement in
Construction, RICS, hlm.4.
rendah
CR= CI/ IR
Keterangan :
CR : Consistency Ratio
CI : Consistency Index
-
Di
Vi = -
Di +D+i
Nilai preferensi adalah nilai akhir yang digunakan untuk menentukan peringkat
Point system atau yang sering disebut dengan sistem poin, mngevaluasi
setiap faktor- faktoryang berfungsi sebagai balas jasa terhadap suatu pekerjaan.
kompensasi yang akan diberikan. Terdapat 6 langkah yang harus dilakukan untuk
poin. Jika matriks poin sudah tersedia, maka angka relatif untuk masing- masing
Tingkatan
No Faktor Kritis
Minimum Rendah Menengah Tinggi
1 Tanggung jawab
a. Keamanan yang lain 25 50 75 100
b. Peralatan dan bahan baku 20 40 60 80
c. Membantu Trainne 5 10 15 20
d. Kualitas produk 20 40 60 80
12
Hendri Tanjung. Manajemen Personalia. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti. 2002. hlm. 203-
204
Tingkatan
No Faktor Kritis
Minimum Rendah Menengah Tinggi
1 Tanggung jawab
e. Keamanan yang lain 25 50 75 100
f. Peralatan dan bahan baku 20 40 60 80
g. Membantu Trainne 5 10 15 20
h. Kualitas produk 20 40 60 80
2 Keahlian
a. Pengalaman 45 90 135 180
b. Pendidikan dan pelatihan 25 50 75 100
3 Usaha
a. Fisik 25 50 75 100
b. Mental 35 70 105 140
4 Kondisi Kerja
a. Kondisi yang tidak 20 40 60 80
menyenangkan
b. Bahaya/ resiko 20 40 60 80
Sumber: Hendri Tanjung, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Universitas
METODOLOGI PENELITIAN
yaitu penelitian yang mengumpulkan data untuk memecahkan suatu masalah yang ada
sekarang dengan cara sistematis dan faktual berdasarkan data yang ada.
Objek penelitian yang diteliti adalah seluruh karyawan yang berada dalam satu
departemen.
berikut:
1. Prestasi Kerja
Indikator dari kedisiplinan adalah kehadiran dan frekuensi sanksi yang diterima
3. Kerja sama
4. Personal quality
jawab)
5. Keamanan
Indikator dari keamanan adalah memakai APD saat bekerja dan mematuhi SOP
lantai produksi
1. Kinerja Karyawan
Metode ANP
Metode Point System
Penentuan Variabel
Penilaian Kinerja
pengumpulan data. Tahap keempat yaitu pengolahan data sesuai dengan literatur
yang dijadikan dasar pengolahan data untuk pemecahan masalah. Tahap akhir
yaitu menarik kesimpulan dan memberi saran dari hasil penelitian untuk
penelitian berikutnya.
Perumusan Masalah
Penilaian kinerja karyawan pada
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
Studi Literatur
Studi Lapangan
1. Teori ANP
1. Pengamatan Langsung (observasi)
2. Teori Metode Point System
2. Kuesioner
2. Referensi Jurnal Penelitian
Pengumpulan Data
1. Data Primer : Kuesioner
2. Data Sekunder : Informasi Literatur
Pengolahan Data
1. Membuat kuesioner berpasangan untuk penilaian kinerja karyawan
2. Mengumpulkan data berdasarkan kuesioner
3. Melakukan perhitungan bobot setiap kriteria berdasarkan metode ANP
4. Menghitung skor kinerja karyawan menggunakan metode point system
5. Mengevaluasi kinerja karyawan berdasarkan pengolahan data
Selesai
sebagai berikut :
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil kuesioner semi- terbuka
berpasangan (ANP).
2. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga tidak perlu lagi
berikut:
1. Mengumpulkan data kuesioner dari satu departemen di PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk.
Uraian tugas dan tanggung jawab dari operator departemen fiberline yaitu sebagai
berikut:
lain yang dianggap penting untuk dijadikan kriteria dapat dilihat pada Tabel 5.1.
NO Kriteria
1 Prestasi kerja
2 Kuantitas pekerjaan
3 Kepimpinan
4 Kreativitas
5 Kerja sama
6 Kebersihan
NO Kriteria
7 Keamanan
8 Kedisiplinan
9 Keadilan
10 Personal quality
11 Inisiatif
12 Loyalitas
13 Semangat kerja
Kinerja Karyawan
NO Kriteria R1 R2 R3 Total
1 Prestasi kerja √ √ x 2
2 Kuantitas pekerjaan x x x 0
3 Kepimpinan x x x 0
4 Kreativitas x x √ 1
5 Kerja sama √ √ x 2
6 Kebersihan √ x x 1
7. Keamanan √ √ √ 3
8. Kedisiplinan √ √ √ 3
9. Keadilan x x x 0
10. Personal quality x √ √ 2
11. Inisiatif x x x 0
12. Loyalitas x x √ 1
13. Semangat kerja x √ x 1
Sumber: Pengumpulan Data
terhadap subkriteria penilaian kinerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 5.3.
karyawan yang lain dan integritas pribadi serta terdapat penambahan 1 subkriteria
yaitu target produksi tercapai. Kriteria dan subkriteria dapat dilihat pada Tabel
5.4.
subkriteria dapat dilihat pada Tabel 5.5 dan pada Tabel 5.6. menunjukkan
No Kriteria Subkriteria
1 Prestasi Kerja (PK) PK-1 1. Target produksi tercapai
2 Kedisiplinan (KD) KD-1 1. Kehadiran
KD-2 2. Frekuensi sanksi yang diterima
3 Kerja sama (KS) KS-1 1. Bekerja sama dalam tim
4 Personal quality(PQ) PQ-1 1. Etika (sikap, perilaku dan tanggung
jawab)
5 Keamanan (KM) KM-1 1. Memakai APD saat bekerja
KM-2 2. Mematuhi SOP lantai produksi
Sumber: Pengumpulan Data
Goal
PK1KS1,KS1PK1
PQ1KS1,KS1PQ1
KD1KS1,KS1KD1, KM2KS1,KS1KM2
PK1PQ1,PQ1PK1
KD2KS1,KS1KD2
PK1KM12,KM2PK1
PQ1KM1,PQ1KM1,
PQ1KM2,PQ1KM2,
KM1PQ1, KM1PQ1,
KM2PQ1,KM2PQ1
dari kriteria. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian yaitu perbandingan berpasangan
antar cluster, perbandingan berpasangan antar subkriteria. Pada Tabel 5.7. dapat
Tingkat
Defenisi
kepentingan
1 Kedua elemen sama pentingnya.
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya.
5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya.
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen yang lainnya.
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya.
2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan.
Responden 1 Responden 3
KM KD KS PQ PK KM KD KS PQ PK
KM KM
1 1/4 4 1 1 7 5 7
1/7 1/5
KD KD
4 1 3 2 1/7 1 4 3
1/5 1/7
KS KS
1/4 1/3 1 2 5 1/4 1 2
1/6 1/6
PQ PQ
1 1/2 1/2 1 1/5 1/3 1
1/7 1/2 1/9
PK 7 5 6 7 1 PK 1/7 7 6 9 1
Responden 2
KM KD KS PQ PK
KM
1 5 3 2
1/7
KD
1/5 1 3 2
1/7
KS
1/3 1/3 1 1
1/5
PQ
1/2 1/2 1 1
1/7
PK 7 7 5 7 1
Sumber: Pengumpulan Data
GM= �
n
X1 × X2 × Xn
Perbandingan BerpasanganAntarCluster
Elemen KM KD KS PQ PK
KM 1,0000 2,0606 1,3389 2,1544 0,5228
KD 0,4853 1,0000 3,3019 2,2894 0,1598
KS 0,7469 0,3029 1,0000 1,5874 0,1771
PQ 0,4642 0,4368 0,6300 1,0000 0,1314
PK 1,9129 6,2573 5,6462 7,6117 1,0000
Jumlah 4,6093 10,0576 11,9170 14,6429 1,9911
Sumber: Pengolahan Data
Elemen KM KD KS PQ PK
KM 0,2170 0,2049 0,1124 0,1471 0,2626
KD 0,1053 0,0994 0,2771 0,1563 0,0803
KS 0,1620 0,0301 0,0839 0,1084 0,0889
PQ 0,1007 0,0434 0,0529 0,0683 0,0660
PK 0,4150 0,6221 0,4738 0,5198 0,5022
Jumlah 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
Sumber: Pengolahan Data
λmaks -n
CI =
7-1
5,3105-5
=
5-1
= 0,1137
CI
CR =
Index Random Consistency
0,0776
=
1,12
= 0,0693
subkriteria dalam satu cluster yang sama sedangkan hubungan outer dependence
ClusterKeamanan
ClusterKedisiplinan
pada ClusterKeamanan
pada ClusterKedisiplinan
ClusterKeamanan
ClusterKedisiplinan
cluster dan subkriteria. Dalam pembuatan supermatriks terdiri dari tiga tahap
data.
2. Pada kotak dialog New Cluster, diisi pada kolom Names sesuai dengan nama
cluster yang diinginkan dan pilih warna cluster yang diinginkan untuk
4. Diketikkan nama subkriteria yang akan dibuat pada kotak dialig Name.
kemudian pilih node asal dengan cara klik kiri dan pilih node tujuan dengan cara
klik kanan sesuai dengan hubungan keterkaitan antar subkriteria sesuai dengan
matriks hubungan.
seperti berikut.
Pada bagian Choose pilih node dan kluster, pada bagian Node comparisons
pilih tab Direct lalu isilah nilai hubungan dengan nilai bobot parsial yang
Analytic Network Process, maka diperoleh bobot untuk setiap subkriteria yang
ditetapkan sebesar 800 poin. Rumus yang digunakan untuk menentukan level
derajat setiap faktor dengan metode evaluasi jabatan yang mengacu kepada Byars
(K ×B ×G)
H =
L
Sumber: L.L. byars and Rue L.W. 2004 Human Resources Management. Boston: McGraw Hill
Keterangan:
K= Level (2,3,4,5)
B= Bobot
Contoh perhitungan:
(2 × 0,0819 ×800)
H= = 26,2
5
Derajat
Singkatan Keterangan Bobot
2 3 4 5
Memakai APD saat bekerja 0,0819 26,2 39,3 52,4 65,5
Keamanan (KM)
Mematuhi SOP lantai produksi 0,1006 32,2 48,3 64,4 80,5
Kehadiran 0,1449 46,4 69,5 92,7 115,9
Kedisiplinan (KD)
Frekuensi sanksi yang diterima 0,1149 36,8 55,1 73,5 91,9
Kerja sama (KS) Bekerja sama dalam tim 0,1750 56,0 84,0 112,0 140,0
Etika (sikap, perilaku dan
Personal Quality (PQ) 0,2078 66,5 99,7 133,0 166,2
tanggung jawab)
Prestasi Kerja (PK) Target produksi tercapai 0,1750 56,0 84,0 112,0 140,0
Sumber: Pengolahan Data
a. Keamanan
b. Kedisiplinan
1) Kehadiran
c. Prestasi Kerja
berikut:
a. Keamanan
b. Kerja sama
c. Personal quality
berikut:
Skor Nilai
Nama Kinerja
Karyawan 1 536,5
Karyawan 2 423,6
Karyawan 3 496,6
Karyawan 4 496,6
Karyawan 5 414,6
Karyawan 6 573,0
Karyawan 7 685,9
Karyawan 8 468,8
Karyawan 9 653,6
Karyawan 10 715,6
Karyawan 11 540,7
Karyawan 12 678,0
Karyawan 13 632,9
Karyawan 14 543,4
Karyawan 15 477,5
Karyawan 16 506,2
Karyawan 17 463,8
Karyawan 18 422,4
Karyawan 19 490,1
Karyawan 20 538,2
Karyawan 21 477,5
Sumber: Pengolahan Data
sebagai berikut:
(X×Y)
Bonus Karyawan=
ΣXY
Dimana:
Persentase masa kerja dibedakan berdasarkan atas 8 bagian yaitu sebagai berikut:
a. Tahun kerja < 1 tahun sebesar 80% dari besar gaji pokok
h. Tahun kerja > 6 tahun sebesar 120% dari besar gaji pokok
(X×Y)
ΣXY
536,5
= x 100%
800
= 67,1 %
c. Besar bonus yang diterima karyawan 1 dalam bentuk nilai perbandingan yaitu
sebagai berikut:
(X×Y)
=
ΣXY
(106 % × 67 %)
=
1399%
=5%
Keterangan: Total
Nama Masa Kerja Nilai X Y XY Besar Bonus
Y= Persentase Kinerja Karyawan 1 3 536,5 106% 67,1% 71,1% 5,1%
Karyawan 2 4 423,6 109% 53,0% 57,7% 4,1%
Karyawan Karyawan 3 2 496,6 103% 62,1% 63,9% 4,6%
Karyawan 4 4 496,6 109% 62,1% 67,7% 4,8%
X= Persentase Upah kerja
Karyawan 5 2 414,6 103% 51,8% 53,4% 3,8%
Karyawan 6 5 573,0 112% 71,6% 80,2% 5,7%
Karyawan 7 3 685,9 106% 85,7% 90,9% 6,5%
Karyawan 8 4 468,8 109% 58,6% 63,9% 4,6%
Karyawan 9 2 653,6 103% 81,7% 84,2% 6,0%
Karyawan 10 1 715,6 80% 89,5% 71,6% 5,1%
Karyawan 11 5 540,7 112% 67,6% 75,7% 5,4%
Karyawan 12 1 678,0 80% 84,8% 67,8% 4,8%
Karyawan 13 5 632,9 112% 79,1% 88,6% 6,3%
Karyawan 14 3 543,4 106% 67,9% 72,0% 5,1%
Karyawan 15 4 477,5 109% 59,7% 65,1% 4,7%
Karyawan 16 4 506,2 109% 63,3% 69,0% 4,9%
Karyawan 17 4 463,8 109% 58,0% 63,2% 4,5%
Karyawan 18 1 422,4 80% 52,8% 42,2% 3,0%
Karyawan 19 1 490,1 80% 61,3% 49,0% 3,5%
Karyawan 20 1 538,2 80% 67,3% 53,8% 3,8%
Karyawan 21 1 477,5 80% 59,7% 47,8% 3,4%
Total 1399% 100%
Sumber: Pengolahan Data
kriteria dan 7 subkriteria yaitu kriteria prestasi kerja (PK) dengan subkriteria target
produksi tercapai (PK-1), kriteria kedisiplinan (KD) dengan subkriteria kehadiran (KD-1)
dan frekuensi sanksi yang diterima (KD-2), kriteria kerja sama (KS) dengan subkriteria
bekerja sama dalam tim (KS-1), kriteria personalquality (PQ) dengan subkriteria etika
(PQ-1) dan kriteria keamanan (KM) dengan subkriteria memakai APD saat bekerja (KM-
kalkulasi bobot dari pembobotan ANP, yaitu dengan membagi penilaian menjadi
5 level dengan jumlah poin terbesar dalam satu jabatan yaitu 800 poin dengan 21
dengan poin sebesar 715,6 dan karyawan yang memiliki penilaian terendah yaitu
3%.
7.1. Kesimpulan
diperoleh 5 kriteria dan 7 subkriteria yaitu kriteria prestasi kerja (PK) dengan
kriteria kerja sama (KS) dengan subkriteria bekerja sama dalam tim (KS-1),
keamanan (KM) dengan subkriteria memakai APD saat bekerja (KM-1) dan
APD saat bekerja (0,0819) dan subkriteria mematuhi SOP lantai produksi
(0,1750), dan kerja sama (0,1750) dengan subkriteria bekerja sama dalam tim
(0,1750).
poin sebesar 715,6 dan karyawan yang memiliki penilaian terendah yaitu
penilaian kinerja yang dilakukan dan masa kerja. Dari penilaian yang
7.2. Saran
Saran yang dapat diberikan ke perusahaan sesuai hasil tugas akhir yang
Ilhami, Rizka. 2017. “Penilaian Kinerja Karyawan dengan Metode AHP dan
Isik, Z., Dikmen, I., & Birgonul, M.T. 2007. Using ANP for Performance
Kou, Gang, dkk. 2013. Data Processing for the AHP/ ANP. New York: Springer
Rahadi, Dr. Dedi Rianto. 2010. Manajemen Kinerja Sumber Daya Manusia.
2018
Saaty, Thomas L. Decision Making With The Analytic Network Process. New
York: Springer
Universitas Trisakti