TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana
Oleh ::
FACHRI RIZKY SITOMPUL
NIM : 130403043
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
ini dengan baik. Laporan tugas sarjana merupakan salah satu syarat yang harus
dalam bidang produksi Crude Palm Oil. Tugas Sarjana ini berjudul Pengukuran
penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih
terbatas. Oleh sebab itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan penelitian
PENULIS
Utara hingga penyelesaian tugas sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
terdidik, berguna dan memiliki integritas moral serta berakhlak dan mampu
mencapai kehidupan yang lebih baik. Penulisan tugas sarjana ini tidak akan
terselesaikan dengan baik jika penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan
doa dari berbagai pihak sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah mengizinkan penulis untuk menempuh pendidikan
sarjana dan memberikan dukungan baik dari segi moril, doa, maupun materil.
2. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT sebagai Ketua Departemen Teknik
3. Bapak Buchari, ST., M.Kes sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi panitera pada Seminar dan
4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT. Ph.D. sebagai Dosen Pembimbing yang telah
5. Ibu Rahmi M. Sari, ST., MM(T). sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE selaku koordinator tugas sarjana yang
untuk riset di pabrik dan memberikan data yang mendukung penelitian tugas sarjana.
Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan sebagai bekal dalam
9. Bang Tumijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Pak Ridho, Bu Aniaty, Kak Rahmaini,
dan Kak Mia sebagai Staf pegawai Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang telah membantu segala urusan administrasi dan
10. Teman-teman penyemangat penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini yaitu Esa
Delviana Pasaribu dan Nelsy Anvika Lubis yang telah mau menemani saya
11. Teman-teman terdekat penulis yaitu Chyntia P. Panggabean, Nadia Hartati, Putri H.
Pane, Rachma Tanti, Wenny Flora, Esa Pasaribu, Ummu Habibah, Intan Hartanti,
Fahmi Fahreza, dan Trinawati yang telah memberikan semangat dan mendukung
13. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam
penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
PENULIS
Kata kunci: Supply Chain, Crude Palm Oil, PDCA, AHP, OMAX,
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
Kuesioner........................................................... V-4
Pairwise Comparison)Antar
Pairwise Comparison)Antar
Pairwise Comparison)Antar
Perusahaan........................................... IV-23
5.2.3.3 ScoringSystemdenganObjective
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
6.3.1.3 EveluasiKPIPengirimanProduk
6.3.2.2 UsulanPerbaikanindikator
6.3.2.3 UsulanPerbaikanindikator
BAB HALAMAN
6.3.2.4 UsulanPerbaikanindikator
Kualitas PerubahanBiaya
Produk................................................. IV-20
Perusahaan.......................................... IV-20
DAFTAR PUSTAKA
TABELHALAMAN
Reliability................................................................................... V-12
TABELHALAMAN
5.16. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Plan ........ V-31
5.17. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Source .... V-31
5.19. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Make ...... V-33
5.20. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Return .... V-34
TABELHALAMAN
GAMBAR HALAMAN
GAMBAR HALAMAN
LAMPIRAN
Sirsirau
PENDAHULUAN
sejenis agar mampu merebut pasar dan meraih keuntungan (Oktasaputi, 2014).
Oleh karena itu perusahaan harus mampu memenuhi tuntutan pasar dengan
pihak yang tekait dengan perusahaan. Banyak perusahaan yang memilih supply
perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja supply chain dari sistem secara
produksi mulai bahan baku yang diperoleh dari supplier, perencanaan proses
produksi, proses penambahan nilai yang merubah bahan baku menjadi bahan jadi,
bidang manufaktur penghasil Crude Palm Oil (CPO). Produk yang diproduksi
gambar 1.1
Hasil produksi Crude Palm Oil tersebut terlihat mengalami fluktuatif dan
tidak stabil pada rentang bulan oktober 2016 hingga oktober 2017 seiring dengan
menunjang kegiatan industri. Masalah dapat berasal dari sisi input, proses dan
Output:
Input: Proses:
Demand
Raw Production Crude Palm
Material Oil
ketidaksesuaian antara input, proses dan output. Dalam hal ini dikarenakan akibat
satunya tergantung pada kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang tidak menentu
bahan baku yang masuk untuk PMKS PT Sisirau periode yang sama dengan
januari 2017 jumlah pasokan bahan baku sangat rendah dibandingkan bulan -
bulan yang lain pada periode yang sama yang mengakibatkan jumlah produksi
yang dihasilkan pada bulan yang sama paling sedikit di bandingkan bulan – bulan
yang lain. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa pasokan bahan baku pada
baku yang masuk sehingga menghasilkan output yang sama pada bulan – bulan
yang memiliki pasokan bahan baku yang tinggi salah satu cara penyelesaiannya
adalah dengan melihat dan mengkaji dari sisi supply chain management pada
akhirnya aliran fisik, aliran informasi dan aliran uang pada perusahaan dapat
selaras.
dan Level 2 dengan 24 sub kriteria. Hasil penyebaran 7 kuesioner yang telah
disebar dan diolah dengan Metode ANP menggunakan perangkat lunak Super
Decision. Hasil pengolahan ANP memiliki sub kriteria bobot dengan ranking
tertinggi OFC1 (persen kecepatan pembelian dari awal hingga pesanan datang)
sebesar 0.08421 point. Kemudian diolah dengan metode OMAX dengan hasil
kriteria terendah nilai EN6 (tingginya konsumsi air) & EN8 (tingginya emisi
terhadap air). EN6 ini terutama disebabkan oleh faktor mesin yang mengalami
kebocoran dan pada EN8 oleh faktor metode pada sistem proses IPAL. Usulan
Terjadi jumlah produksi fluktuatif dalam hal ini dikarenakan pasokan bahan
baku yang tidakk stabil yang disebabkan kondisi cuaca yang tak menentu sehingga
bahan baku yang masuk demi mendapatkan jumlah produksi yang stabil.
berikut.
chain perusahaan.
perusahaan.
perbaikandengansegera.
sebagaiberikut:
1. Manfaatbagimahasiswa
3. BagiDepartemenTeknik IndustriUSU
DepartemenTeknikIndustriUSU.
berikut:
Batasandalampenelitianiniadalah:
Asumsidalampenelitianyangdilakukan sebagaiberikut.
3. Kegiatan didalam
rantaipasokantidakmengalamiperubahanselamapenelitian.
sistematikapenulisantugas sarjana.
organisasi,tugasdantanggungjawab,jumlahtenaga
kerjadanjamkerjakaryawan,dansistempengupahan.
pemecahanmasalah.Sumberteoriatauliteraturyangdigunakanberupabuku
permasalahyangsama.
tugas akhir.
mengolahdatadalammemecahkanmasalah.
datadanpemecahanmasah.
BabVIIKesimpulandanSaran,berisikesimpulanyangdiperolehdari hasil
Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT. Sisirau adalah salah satu badan
usaha swasta yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan minyak kelapa sawit
antara PT. Sisirau dengan PT.Desa Jaya pada tanggal 6 juni 1997 yang di perkuat
PMKS.
Sumber bahan baku kelapa sawit berasal dari kebun sendiri dengan luas 3.169
hektar dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS 6.000 hektar,
di lakukan kerja sama dengan PT.SEMADAM yang mempunyai luas kebun 3.550
industri pengolahan kelapa sawit, Adapun ruang lingkup bidang usaha nya adalah
1. Pengolahan Tandan buah segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO),
2. Pupuk kompos yang bahan bakunya dari hasil pembakaran tandan sawit
Secara geografis lokasi kegiatan terletak pada kondisi kordinat : 04˚ 12˚
pertimbangan :
Sumber Bahan baku kelapa sawit berasal dari kebun sendiri dengan luas
3.169 hektar dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS 6.000
hektar di lakukan kerja sama dengan PT. Semadam yang memiliki luas kebun
Produk Crude Palm Oil (CPO), Kernel (inti sawit) dan Cangkang yang
dihasilkan oleh PMKS PT. SISIRAU dipasarkan dalam negeri yaitu belawan yaitu
PT Musimas dan PT. Permata Hijau sedangkan pada kuala tanjung PT.Wilmar
dan Multimas nabati asahan. Daerah pemasaran ditentukan oleh kantor pusat
yang berlokasi di Medan yaitu Jl. Putri Hijau Dalam No. 4C-G.
usaha ini dapat mendorong perkembangan daerah dan masyarakat disekitar lokasi
usaha sehingga dapat meningkatkan taraf hidup warga yang bermukim di sekitar
hidup masyarakat sekitar terlihat dari dengan adanya sarana penunjang berupa
bagi masyarakat di sekitar lokasi PT. Sisirau ini. Dengan didirikannya perusahaan
dan konstruksi dan perusahaan tersebut. Selain itu, di lokasi yang berdekatan
dengan pabrik juga terdapat beberapa rumah makan. Hal ini menunjukkan secara
masyarakat karena PT sisirau melakukan metode Bio Gas yaitu tidak ada limbah
yang dihasilkan, karena limbah dari pabrik ditampung dalam sebuah wadah dan
lingkungan lagi dan solid/ ampas-ampas sisa dari decanter dibagi-bagikan kepada
tanggung jawab serta nama-nama dari setiap personil dalam organisasi tersebut.
Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk
jelas dari mana mendapatkan perintah dan kepada siapa harus bertanggung jawab
organisasi garis (lini). Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang manajer dan
terlihat batasan-batasan dan tugas atau tanggung jawab dari setiap bidang
MANAJER
struktur organisasi yang di susun sedemikian rupa segingga jelas terlihat batas-
batas tugas,wewenang dan tanggung jawab serta nama-nama dari setiap personil
dengan jelas dari mana mendapatkan perintah dan kepada siapa haru bertanggung
jawab atas hasil kerjanya. Adapun tugas dan tanggung jawab berdasarkan
1. Manajer
Tugas dan tanggung jawab Manajer antara lain adalah sebagai berikut.
selanjutnya.
h. Membina suasana kekeluargaan dan kerja sama yang baik antara asisten,
2. Asisten Pengolahan
adalahsebagaiberikut.
ditetapkan.
atau rusak.
di gudang.
laboratorium.
dan penyimpanannya.
pabrik.
diterima.
pengolahan.
adalahsebagaiberikut.
efektif.
bagian personalia.
personalia.
bagian terkait.
4. Asisten Teknik
Tugas dan tanggung jawab Asisten Teknik antara lain adalah sebagai berikut.
teknik.
teknik.
onderdil.
maintenance.
pada pengawasannya.
audit.
Tugas dan tanggung jawab Asisten Laboratorium antara lain adalah sebagai
berikut.
disetujui manajer.
pelelangan.
sortasi.
sortasi.
dan sortasi.
t. Memeriksa jumlah hasil olah produksi minyak sawit dan inti sawit.
6. Humas
Tugas dan tanggung jawab Humas antara lain adalah sebagai berikut.
Jam Kerja Pada PMKS PT.Sisirau adalah 6 hari kerja dalam seminggu
untuk bagian kantor dan produksi. Penjadwalan jam kerja untuk tenaga kerja
1. Karyawan kantor yang terdiri di Manajer, staff tata usaha dan bagian-
mulai bekerja pukul 07.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00-
14.00 WIB.
menjadi CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit kasar. Minyak sawit atau inti
sawit mulai terbentuk 100 hari setelah penyerbukan yang terhenti 180 hari setelah
diperoleh dari tandan buah kelapa sawit adalah minyak kelapa sawit adalah
minyak sawit yang terdapat pada daging buah dan minyak inti sawit yang terjadi
pada kernel, kedua jenis minyak kelapa sawit ini dibedakan berdasarkan
Mutu Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT. Sisirau bergantung pada
mutu buah kelapa sawit yang diterima, Mutu hasil sangat ditentukan oleh mutu
bahan bakunya, sedangkan bahan baku dipengaruhi oleh kegiatan pasca panen,
seperti mutu panen dan transportasi. Kesalahan pada langkah pengumpulan hasil
dapat mengakibatkan mutu hasil olahan tidak dapat memenuhi standar yang telah
panen dipengaruhi oleh sistem panen yang diterapkan oleh pihak perkebunan.
Tandan Buah Segar (TBS) sebagai sumber bahan baku yang masuk ke PKS
Sawit
Kadar Logam - -
(Fe,Cu)
Lovibond - -
Kadar Minyak - -
Kontaminasi - -
Kadar Pecah - -
Bahan baku yang digunakan di PMKS PT. SISIRAU adalah buah sawit yang
berasal dari kebun PT. SISIRAU dan kebun milik rakyat. Varietas yang paling
Penyerbukkan Kelapa Sawit (SPKS) keseluruh areal kebun. Tenera adalah jenis
kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong dengan karakteristik sebagai
berikut :
Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2,5 tahun. Buahnya menjadi
buah berlangsung selama 24 hari, yaitu pada saat buah mulai masak.
Bahan penolong yang digunakan pada PMKS PT. Sisirau adalah Air. Air
digunakan untuk proses pengepresan yaitu tujuan agar minyak yang terkandung
Pabrik kelapa sawit PMKS PT. Sisirau mengelola bahan baku berupa
kelapa sawit hingga menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) atau minyak kelapa
sawit sebagai hasil utama dan juga kernel (inti),dan cangkang sebagai hasil
sampingan. PMKS PT. Sisirau memiliki kapasitas produksi 30 Ton/ Jam. PT.
Stasiun penerimaan buah adalah stasiun yang digunakan untuk menerima buah
TBS yang diangkut oleh truk-truk pengangkut TBS yang berasal dari kebun
sendiri dan kebun rakyat. Pada stasiun penerimaan buah terdapat stasiun
mengetauhi rendemen dan kapasitas TBS yang di perlukan oleh pabrik. Pada
stasiun ini terdapat catatan penerimaan TBS, Pengiriman kernel (inti), pengiriman
CPO, berat minyak dan kernel (inti), dan berat TBS. Pada PMKS PT. Sisirau
maksimal 30 ton. Sebelum TBS masuk keloding ramp disiapkan petugas yang
menyotir buah karena TBS juga sangat mempengaruhi minyak serta rendaman
yang diperoleh. Oleh karena itu pihak sortasi bertugas untuk memilih kriteria TBS
yang siap diolah dan menyisihkan yang masih mentah atau belum siap diolah.
memiliki fungsi tempat penimbunan sementara TBS sebelum tandan buah segar
tersebut dipindahkan kelori perebusan. Lantai loading ramp dibuat dari plat baja
dengan kemiringan 27 ̊ dan mempunyai 12 pintu. Pintu dari setiap ruang dibuka
loading ramp. Satu unit lori berkapasitas sekitar 4,5 ton TBS/jam, pintu loading
ramp dibuka satu persatu dan TBS masuk kedalam lori, selanjutnya lori yang
2. Stasiun Perebusan
dengan dua unit pintu, proses perebusan ini sangat penting karena akan
mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit dalam proses ini buah kelapa sawit
dimasukkan kedalam sterillizer dengan waktu ±90 menit. Satu lori rebusan yang
dimiliki ±4,5 ton/lori dan terdapat 7 lori untuk satu kali perebusan. Perlu juga
diketahui dalam pengisian TBS pada lori agar tidak terlalu penuh karena hal
kerugian minyak pada air kondensat rebusan dan penyumbatan saringan pipa-pipa
PT. Sisirau terdapat 2 unit sterillizer dimana temperaturnya sebesar 120 – 135̊
C.Tujuan perebusan adalah mempermudah pelepasan buah dari tandan dan kernel
proses perebusan yaitu dengan pengisian lori yang TBS ke dalam Sterilizer,
Sterilizer dan terakhir memasukkan uap kedalam dan mengeluarkan Uap dari
bejana Sterilizer dengan membuka dan menutup kerangan sesuai program secara
keluar.
(digesting).
lori berisi buah yang sudah siap direbus diangkut dengan Hosting Crane dan
dalam thresser . thresser merupakan alat penebah atau pemisah janjangan dengan
dengan cara masuknya buah dari pengisi otomatis masuk kedalam drum yang
berputar (23-25 rpm), dan dengan bantuan sudu-sudu yang ada di dalam drum,
buah terangkat dan jatuh terbuang sehingga buah/brondolan lepas dari tandan
melalui kisi-kisi drum buah masuk kedalam konveyor janjangan kosong yang
terdorong keluar dan masuk kedalam conveyor janjangan kosong (empty bunch
conveyor). Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh
Sementara, tandan (janjang) kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil
ditampung oleh conveyor dan dibawa ke hopper janjangan kosong melalui empty
Pada stasiun ini terjadi pemisahan daging buah atau pericrape dengan biji atau nut
dan proses pengambilan minyak kasar dari buah. Pengambilan minyak pertama
yang terjadi pada stasiun kempa dilakukan dengan cara melumat buag dan
hancur dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan
untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak kasar (crude oil).
Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang sesuai dengan
standar mutu produk yang dihasilkan. Pemurnian minyak terdiri dari beberapa
Pemisahan minyak kasar dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand trap
berdasarkan berat jenis. Sand trap tank terdiri corong yang memilki saluran
pada bagian atasnya dan saluran bagian bawah. Minyak kasar akan mengalir
Minyak kasar akan dialirkan ke vibro separator dan pasir akan ditampung di
tempat penampungan.
kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro
separator terdiri dari dua buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20
mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa cake yang
dalam tangki minyak kasar (crude oil tank). Untuk memudahkan penyaringan,
dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Prinsip
kerja Crude Oil Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap.
OilTank harus dilakukan blow down dua kali per shift. Minyak dalam Crude
dipertahankan 90-950C.
sludge tank.
ke pure oil tank. Pemanasan tetap dilakukan dengan injeksi uap hingga
temperatur 95-1000C. Pure oil tank berbentuk selinder, dengan dasar berbentuk
kerucut. Tangki ini di blow down 4 jam sekali untuk membuang lumpur atau
endapan.
6. Pemurnian minyak
bertujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,2 – 0,5 % , kadar kotoran
hingga 0,01 – 0,13 % dan temperatur 90-950C. Oil purifier bekerja dengan
gaya sentrifugal yang berkecepatan 7500 rpm. Akibat dari gaya sentrifugal ini
maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil akan bergerak ke arah
poros dan terdorong keluar sudut-sudut. Sedangkan kotoran dan air yang berat
jenisnya lebih besar terdorong ke arah dinding bowl. Air keluar dan padatan
7. Pengeringan minyak
dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15 % dan kadar
kotoran hingga 0,013 - 0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari
oil purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan
ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle)
Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle
pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus
(spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor
sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut
kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara.
langsung dihisap dengan oil transfer pump ke oil storage tank (OST).
ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara
jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka
Ujung pipa pengeluaran air dan kondensor harus terendam dalam air hot weel
tank.
Penampungan minyak sawit (CPO) dilakukan di oil storage tank (OST) atau
sering disebut bulk storage tank (BST). CPO dalam OST harus selalu
dipanaskan dengan cara injeksi uap yang bersuhu 950C agar minyak tidak
Hal-hal yang harus diperhatikan pada oil storage tank adalah kebersihannya,
kondisi steam coil dan temperature. Storage tank harus dibersihkan secara rutin
karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam coil dapat mengakibatkan
9. Penampungan sludge
sludge tank.Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih mengandung
minyak 8-10 %. Pemanasan dalam alat ini dilakukan dengan sistem injeksi uap
dan suhu cairan dalam tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi
serabut, pasir, dan kotoran. Vibro Separator terdiri dari satu buah saringan
dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah karena
gaya sentrifugal dan blow down setiap 20 menit. Untuk mengambil minyak
Sludge buffer tank ini memiliki kapasitas 9 m3 yang dilengkapi dengan steam
injection dan enam pipa saluran. Pipa I di bawah tangki untuk menyalurkan
sludge ke sludge separator dan pipa III di bagian atas tangki untuk menjaga
kelebihan sludge yang akan masuk ke tangki, pipa IV, V dan VI masing-
masing untuk menyalurkan minyak ke low speed yang berjumlah tiga unit.
kotoran dengan cara sentrifugasi. Cairan yang dipompakan pada bagian atas
selanjutnya cairan tanpa pasir dan kotoran bergerak ke atas dan keluar melalui
poros.Hasil pemisahan sludge dari pasir memiliki kadar air 80-85 %, minyak
5-10 %, dan 8-12 % berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran dibuang
proses ini kadar minyak yang diperoleh pada sludge separator diharapkan
0,3-0,5 %.
a. Low Speed
Alat ini digunakan untuk mengutip kembali minyak yang masih terkandung
dalam sludge. Dengan prinsip putaran rendah ke arah sumbu vertical minyak
effluent treatment.
dijumpai setiap hari sebelum diolah ditampung dalam tangki ini. Demikian
juga minyak kutipan dari bak penampung lumpur (fat-fit). Tangki ini
Jika cairan di dalam tangki terlalu kental, perlu diadakan penambahan air
panas agar pemisahan cairan berat jenis rendah (minyak) dengan cairan berat
Tangki ini terletak di bagian bawah stasiun klarifikasi. Hot weel tank
berfungsi untuk memanaskan air yang selanjutnya akan dikirim ke hot water
tank.. Air dalam tangki ini dipanaskan dengan temperatur berkisar antara 90-
950C dengan menggunakan steam injection serta air condensate steam coil ke
Hot water tank berfungsi untuk menampung air panas untuk menyuplai
kebutuhan air panas di oilpurifier, sludge separator dan screw press serta
temperature air yang harus tetap dijaga sekitar 1000C serta pemeliharaan
e. Fat-Fit
klarifikasi dan satu bak penampung minyak hasil endapan dalam kolam
6. Pengolahan Biji
Setelah dari stasiun Pressing diperoleh crude oil dan nut. Crude oil diproses di
diperoleh produk berupa inti sawit (Palm Kernel). Pengolahan biji bertujuan
untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang
Prinsip kerja cake breaker conveyor adalah mengaduk-aduk cake dengan cara
berputar sambil mendorong cake ke ujung talang untuk memisahkan biji dan
serabut di pemisah biji. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi
dengan injeksi uap sehingga gumpalan cake akan menjadi kering dan mudah
terurai.
biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Depericarper terdiri kolom
pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah
terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fibre shell conveyor melalui
air lock.
Nut polishing drum berputar dengan kecepatan 32 rpm. Pada nut polishing
biji melewati nut polishing drum, serabut-serabut halus yang masih melekat pada
Pemisahan biji dari batu dan biji kosong dilakukan dengan menggunakan
biji akan masuk ke dalam nut grading drum melalui air lock, sedangkan biji
kosong akan terhisap oleh nut cyclone dan masuk ke shell hopper.
berputar.
3. Pengeraman biji
mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip
kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas
untuk mengurangi kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji
4. Pemecahan biji
bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari
biji. Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari
high carbon steel, dimana 15 batang dipasang di bagian luar dan 15 batang lagi
dan terbuat dari high carbon steel. Efisiensi ripple mill dipengaruhi oleh
kecepatan putar rotor, jarak antara rotor dengan plat bergerigi dan ketajaman
gerigi.
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan dua unit
Light Tenera Dust Separating (LTDS) yang dioperasikan secara seri. Inti sawit
LTDS pertama, inti sawit dan cangkang dipisahkan berdasarkan berat jenis dan
ringan, dan pecahan cangkang yang ringan akan terhisap oleh LTDSfan
pertama, kemudian masuk ke dalam shell hopper. Pecahan cangkang, dan inti
Di LTDS kedua pecahan cangkang dan inti sawit dipisahkan berdasarkan berat
pecahan cangkang ringan akan terhisap oleh LTDSfan kedua, kemudian masuk
ke dalam shell hopper. Pecahan cangkang dan inti sawit pecah yang memiliki
kriteria berat sedang akan masuk ke hydrocyclone melalui air lock. Sedangkan
Inti sawit utuh akan jatuh ke wet kernel conveyor (wet shell transport).
pecah dari pecahan cangkang berdasarkan berat jenis. Hydrocyclone terdiri dari
saluran yang berbentuk siklon. Untuk lebih jelasnya prinsip kerja hydrocyclone
g
c
d
f
a
Keterangan gambar:
a. Pecahan cangkang, dan inti sawit pecah jatuh ke bak air pertama.
c. Inti sawit pecah tidak sempurna keluar melalui overflow dan jatuh ke roller
drum pertama, kemudian jatuh ke wet kernel conveyor (wet shell transport).
d. Pecahan cangkang dan inti sawit pecah sempurna yang memiliki berat yang
f. Inti sawit pecah sempurna keluar melalui overflow dan jatuh ke bak air pertama
Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo
600C, dan 40-500C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas yang
kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7%. Kemudian inti sawit
proses produksi. Berikut adalah beberapa mesin yang digunakan oleh PT.
SISIRAU.
1. Jembatan timbangan ini memiliki fungsi untuk menimbang berat TBS yang
3. Mesin hydraulic, Mesin ini memiliki fungsi untuk membuka dan menutup
mesin sterillizer
6. Mesin Tippler, Mesin ini berfungsi untuk menuang lori yang berisi tandan buah
7. Mesin Fruit Bunch Elevator, Mesin ini berguna untuk mengankut buah dari
8. Mesin Thresser, Mesin ini berguna untuk memisahkan tandan kosong dan
brodolan matang
9. Mesin Empty Bunch Conveyor, Mesin ini berguna untuk membawa janjangan
incerenator.
10. Mesin Digester, Mesin ini berfungsi untuk melumatkan brondolan atau buah
11. Mesin Screw press, Mesin ini berfungsi untuk memeras brondolan yang telah
12. Mesin Cake Breaker Conveyor, Mesin ini berfungsi untuk mengeringkan dan
mengurangi kadar air pada cangkang biji agar dapat digunakan untuk bahan
bakar boiler.
13. Mesin Depericafer, Mesin ini berfungsi memisahkan serabut dari biji
1. Tojok
meruncing. Alat ini digunakan pada stasiun loading ramp atas ketika
grading. Kampak berfungsi untuk membelah buah kelapa sawit guna melihat
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
secara bertahap, muiai dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata
sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap personil. Selama dalam
agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran dapat
tercapai.
3. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check) Memeriksa atau meneliti
timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi
perbaikan berikutnya
distributor, toko atau ritel, serta instansi-instansi pendukung seperti instansi jasa
Pada suatu supply chain ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama
adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream).
kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.
ketigaadalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun
masing divisi sering dibutuhkan oleh distributor maupun oleh instansi. Informasi
tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering
dibutuhkan oleh instansi. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering
Finansial : pembayaran
Gambar 3.1. Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang
Dikelola
Istilah SCM pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber pada tahun
1982 (cf. Oliver & Weber, 1982; Lambert et al. 1998) ( Pujawan, 2005). SCM
semangat kolaborasi.
Kinerja didefinisikan secara singkat oleh Wholen dan Hunger sebagai hasil
lebih luas, kinerja merupakan hasil kerja yang mempunyai hubungan kuat dengan
ekonomi. Definisi kinerja juga dikemukakan oleh Lebas dan Euske (2002 dalam
Kellen 2003), performance as doing today what will lead to measured value
outcomes tomorrow.
kegiatan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada tujuan strategis yang
McGee (1992 dalam Monica, Mike, Andy, et all 2007). Sebuah studipada
& Randall (2003) berpendapat yang bahwa sebuah sistem pengukuran kinerja
strategis dapat:
tujuan perusahaan,
dipilih.
yang terjadi saat ini (as is) dan mendefinisikan proses yang diinginkan (to be).
Seperti yang terlihat pada gambar 3.2. SCOR membagi proses-proses supply
chain menjadi lima proses inti yaitu plan, source, make, deliver, dan return.
dan sebagainya. Jenis proses bisa berbeda tergantung apakah barang yang
dilakukan atas dasar ramalan untuk memenuhi target stok (make to stock), atas
dasar pesanan (make to order), atau engineer to order. Proses yang terlibat
karena berbagai alasan. Kegiatan yang terlibat anatara lain identifikasi kondisi
terhadap data yang dibutuhkan. Terdapat dua metode teknik sampling yang umum
digunakan dalam suatu penelitian yaitu: metode probabilistik dan metode non
probabilistic (Sinulingga,2013)
sampling, setiap elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak
1. Convenience Sampling
sampling dimana para respondennya adalah orang-orang yang secara suka rela
2. Purposive Sampling
kelompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi. Individu atau kelompok khusus
ini langsung dicatat namanya sebagai responden tapa melalui proses seleksi secara
Purposive sampling dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu judgement sampling
orang lain dalam memberikan data dan informasi yang bersifat khusus yang
memenuhi kuota yang telah ditetapkan. Pada umumnya, sejak awal penelitian kuota
(dalam Fitrianto, 2013). Analisis dilakukan dengan memberi nilai prioritas dari
variabel dan alternatif-alternatif yang ada (Saaty, 1993). Menurut Suryadi dan
preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Berikut ini adalah beberapa kelebihan
AHP:
yaitu:
pengambilan keputusan.
pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat tingkat
4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam
5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten
maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang
eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis
8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100 maka
Intensitas
Keterangan Penjelasan
kepeningan
Dua elemen mempunyai pengaruh yang
1 Kedua elemen sama penting
sama besar terhadap tujuan
Pengalaman dan penilaian sedikit
Elemen yang satu sedikit lebih
3 menyokong satu elemen disbanding
penting
elemen lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat
5 Elemen yang satu lebih penting menyokong satu elemen dibandingkan
elemen lainnya
Elemen yang satu jelas lebih Satu elemen kuat disokong dan dominan
7
penting terlihat dalam praktek
Bukti yangmendukung elemen yang satu
Elemen yang satu mutlak lebih terhadap elemen yang lainnya memiliki
9
penting tingkat penegasan tertinggi yang mungkin
menguatkan
Nilai antara dua nilai Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi
2,4,6,8
pertimbangan yang berdekatan diantara dua pilihan
Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka disbanding dengan aktivitas j,
(1/3,1/5,..) maka aktivitas j mempunyai nilai kebalikan
Sumber: Marimin, 2010 (dalam Fitrianto, 2013)
Pengukuran ini didasarkan pada eigen value maksimum, dengan persamaan 2-1
dan 2-2.
dimana:
n : Ukuran matriks, makin dekat eigen value dengan besarnya matriks, maka
dimana:
RI : random index
dimana:
bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama lain. Model ini melibatkan
seluruh jajaran di perusahaan, mulai dari bawahan sampai atasan. Kebaikan model
yang berbeda.
pengukuran.
pada Gambar 3.4. Berdasarkan Gambar 3.4, terdapat tiga bagian pada skema
tersebut.
weight, dan value untuk masing-masing KPI. Baris level atau score diisikan
sesuai denganposisi level pencapaian KPI yang telah ditentukan pada bagian B.
value merupakan hasilpenilaian atau pengalian antara baris level dengan baris
Index merupakan hasil penjumlahan seluruh nilai value dari setiap kriteria yang
2. Bila target dirasa sulit untuk dicapai damn merupakan nilai optimis diletakkan
dengan:
XH = level high
XL = level low
6. Pada setiap penutupan periode pengukuran, hasil aktual untuk setiap kriteria
7. Pada baris level diisi dengan hasil asosiasi “performance” dengan tingkat atau
8. Setiap level dikalikan dengan bobot setiap kriteria untuk mendapatkan nilai
“value”.
9. Penjumlahan dari seluruh “value” adalah indeks kinerja. Pergerakan dari indeks
2. Warna kuning, dengan ambang batas 4 sampai 7 yang berarti achievement dari
suatu indikator kinerja belum tercapai meskipun nilai sudah mendekati target
3. Warna merah, dengan ambang batas lebih kecil atau sama dengan 3 yang berarti
achievement dari suatu indikator kinerja benar - benar di bawah target yang telah
posisi harga bersaing (Freddy,2011). Untuk mengetahui apa yang benar-benar kita
lakukan, kita harus menghitung tingkat saat ini dan mengembangkan KPI.
Pengukuran KPi juga bisa menjamin kita tentang posisi persaingan kita.
tersebut harus berhubungan dengan Visi, Misi, Tajuan, Strategi, Saeitin, dan
meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-
ilmuwan jepang pada tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan
kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo.
Sehingga sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya
Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
penyebabpenyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian
yang mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab
untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan
METODOLOGI PENELITIAN
pengolahan Crude Palm Oil (CPO). Lokasi pabrik berada di Kampung Sidodadi,
Kec. Kejuruan Muda, Kab. Aceh Tamiang. Waktu penelitian dilaksanakan mulai
Jenispenelitianyangdigunakanadalahpenelitiandeksriptifdimana
tertentu.Penelitiandeskriptifinidilakukandengan
memperoleh fakta-
faktadarigejalayangadadanmencariketerangansecarafaktualuntuk
mendapatkankebenarandenganmenggunakaninstrumenkuesioner.
Variabel-variabelyangterdapatdalampenelitianiniadalah:
1. VariabelIndependen
mempengaruhivariabel dependenbaiksecarapositifmaupunnegatif
2. VariabelDependen
variabellain.Variabeldependendalampenelitianiniadalahkeyperformanceindica
yang dilakukan sehingga penelitian tersebut dilakukan secara benar sesuai dengan
yang seharusnya. Gambar kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat
tahapantersebutmeliputi:
1. Identifikasimasalah
penelitianberlangsungsehingga dapatmengangkatpermasalahansecarajelas
danterarah.
2. Studiliteratur
penelitian,jurnal,danliteraturlain.
3. Perumusanmasalah
Perumusanmasalahmenjabarkankembaliintidari permasalahanyang
yangspesifik.
4. Perumusantujuanpenelitian
menentukanhasilakhirpenelitian.
5. Pengumpulandata
Datayangdikumpulkandalampenelitianiniterdiridaridatakualitatifdan
datakuantitatif,baikyangberupadataprimermaupundatasekunder.
Sumberdatayangdigunakandalampenelitianiniterbagi atasduasebagai
berikut.
1.DataPrimer.
Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara menggali secara
indicator dengan mewawancarai pihak PMKS PT. Sisirau dan menggunakan studi
2.Data Sekunder
dokumen perusahaan. Data sekunder pada penelitian ini terdiri dari data
4.8. InstrumenPenelitian
Berikutiniadalahinstrumenpenelitianuntukpengumpulandata.
Sirsirau
chaindi PMKS PT. Sisirau, cara yang digunakan adalah penyebaran kuesioner
tertentu yang dimaksud adalah individu atau kelompok yang karena pengetahuan,
pengalaman ,jabatan dan lain lain yang dimilikinya menjadikan individu atau
definsi tersebut kriteria – kriteria agar dapat menjadi responen untuk penelitian ini
adalah:
b. Memiliki pengalaman yang cukup lama perihal proses produksi PMKS PT.
Sirsirau
AHP disebarkan kepada Asisten produksi, Manajer, Asisten Sortasi dan Asisten
pengetahuan, pengalaman ,jabatan dan lain lain sudah memenuhi kriteria yang
Jumlah
NO Responden
(Orang)
1. Asisten produksi 1
2. Manajer 1
3. Asisten Sortasi 1
4. Asisten teknisi 1
Variabel dan indikator untuk supplychain di PMKS PT. Sisirau dapat dilihat
PT. Sisirau
Kode
No Variabel Indikator Skala Studi literatur
KPI
1 perencanaan bahan Ordinal Ariani, 2017
P1 01
baku
Hubungan internal
2 antar karyawan
P1 02
Ariani, 2017
Kehandalan tenaga
3
Plan P1 03
kerja
Reliability Ordinal
Persentase
4 penyimpangan P1 04
permintaan produk
kesesuaian Safitri,2015
perencanaan bahan
5 P1 05
baku dengan jumlah
bahan baku
Studi
No Variabel Indikator Skala Kode KPI
literatur
Kesesuaian waktu
perencanaan ulang
8 Safitri,2015 P2 03
Plan jadwal produksi
Flexibility
9 Lead Pemesanan P2 04
Alizar, 2016
10 utilisasi fasilitas P2 05
Kinerja pengiriman
11 S1 01
TBS Ariani,
Kehandalan kinerja Ordinal 2017
12 S1 02
pemasok
persentase jumlah
Source
13 bahan baku yang tidak Safitri,2015 S1 03
Reliability
sesuai
persentase jumlah
produk yang
14 Safitri,2015 S1 04
didistribusikan
distributor
Kode
No Variabel Indikator Skala Studi literatur
KPI
Kecekatan dalam
16 melayani pesanan D1 01
produk
Kecekatan dalam
melayani pesanan
17 Ariani, 2017 D1 02
bahan baku
Delivery
Reliability Kecepatan dalam
18 pengiriman bahan D1 03
baku
Kecepatan dalam
19 Ariani, 2017 D1 04
pengiriman produk
keakuratan dokumen
20 Safitri,2015 D1 05
pengiriman
Fleksibilitas dalam Ordinal
Delivery
21 pengiriman jumlah Ariani, 2017 D2 01
Flexibility
bahan baku
Fleksibilitas dalam
22 Ariani, 2017 D2 02
pengiriman jumlah
Studi Kode
No Variabel Indikator Skala
literatur KPI
kesesuian waktu
yang dibutuhkan
23 untuk melakukan Safitri,2015 D2 03
pengiriman ulang
karena produk cacat
Kerjasama dengan
Delivery
24 pemasok Alizar, 2016 D2 04
Flexibility
bersertifikat
Efisiensi
penggunaan bahan Ordinal
25 bakar dalam proses Irvan, 2014 D2 05
ditribusi produk ke
konsumen
Pengiriman bahan
26 baku ke tempat D3 01
Delivery produksi tepat waktu Ariani,
Responsivness Pengiriman produk 2017
27 ke konsumen tepat D3 02
waktu
Studi
No Variabel Indikator Skala Kode KPI
literatur
Perubahan biaya
28 pengiriman bahan D3 03
baku dan produk
Kualitas bahan baku
29 dan produk saat D3 04
Delivery
pengiriman Ariani, 2017
Responsivness
Kemudahan untuk
memperoleh
30 informasi mengenai D3 05
produk
Ordinal
Kehandalan kinerja
31 karyawan menangani M1 01
Make/process bahan baku
Ariani, 2017
Reliability Kehandalan kinerja
32 karyawan mengolah M1 02
produk jadi
Efisiensi alat dan
mesin dalam
Make/process
33 penanganan bahan Ariani, 2017 M1 03
Reliability
baku
Studi
No Variabel Indikator Skala Kode KPI
literatur
Efisiensi alat dan
Ariani,
34 mesin dalam M1 04
2017
pembuatan produk
Make/process Persentase
Reliability frekuensi
35 kerusakan mesin Safitri,2015 M1 05
produksi selama
proses produksi
kesesuaian waktu
produksi untuk Ordinal
Make/process
36 memenuhi target Safitri,2015 M2 01
Flexibility
produksi tiap bulan
kemampuan
maksimum
Make/process peningkatan
37 Safitri,2015 M2 012
Flexibility kualitas produk
dalam 1 bulan
Studi
No Variabel Indikator Skala Kode KPI
literatur
Return Perbaikan atau Ariani,
51 Ordinal R3 01
Responsivness pergantian bahan 2017
Keterangan:
dari 10 KPI perspektif plan, 5 KPI perspektif source, 15 KPI perspektif delivery
Kegiatanpengumpulandatayangdilakukanadalahsebagaiberikut:
Performance perusahaan
Pengolahan Data
1. Menentukan Key Performance Indicator (KPI) Perusahaan
dengan model SCOR
2. Perhitungan bobot kriteria dengan AHP
3. Evaluasi kinerja supply chain dengan OMAX dan Traffic Light
System
4. Mentelaah permasalahan utama untuk diselesaikan
menggunakan fish- bone diagram
5. Merancang usulan perbaikan dengan metode 5W+1H
SCOR meliputi tiga level proses, dimana ketiga level proses tersebut
4.10.2. Do (Pengerjaan)
masing-masing KPI didapat dari kondisi atau data real perusahaan yang
Dari scoring system yang dilakukan dengan metode OMAX lalu dilakukan
target perusahaan dari masing-masing KPI. Dari Traffic Light System ini
dapat diketahui apakah nilai skor dari KPI tersebut perlu diperbaiki atau
tidak.
Tahapan Check dan Action berada pada bagian analisis pemecahan masalah
4.11. AnalisisPemecahanMasalah
4.12. KesimpulandanSaran
selanjutnya.
untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi pada pemilihan indikator
perspektif supply chain yaitu plan, source, make, deliver, dan return yang akan
masing-masing perspektif.
pihak perusahaan dan berdasarkan referensi dari studi literatur. Key performance
dengan 5 perspektif yakni perspektif plan, source, make, deliver, dan return. Pada
5.2 Do ( Pengerjaan)
berdasarkan pendekatan model SCOR yang telah disusun kedalam bentuk hierarki
(Level 1)
(Level 3)
(Level 4)
Gambar 5.1. Hierarki Pengukuran Performansi Supply Chain di PKMS PT. Sisirau
ditinjau dari kelima perspektif pengukuran yaitu plan, source, make, deliver dan
Antar Perspektif
Responden 1
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Source
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Deliver 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Responden 2
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Source
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Deliver 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Responden 3
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Source
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Deliver 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Responden 4
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Source
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Deliver 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
perbandingannya
banding indikator sebelah kanan maka hasilnya adalah angka per satu
banding perspektif sebelah kiri maka hasilnya adalah satu per angka
4. Maka dengan cara yang didapatkan alternatif terhadap perspektif plan dan
Responden 4
Plan Source Make Deliver Return
Plan 1 2 1/3 1 4
Source 1/2 1 4 1/2 1
Make 3 1/4 1 3 1/2
Deliver 1 2 1/3 1 1
Return 1/4 1 2 1 1
ditinjau dari kelima perspektif yaitu plan, source, make, deliver dan return adalah
sebagai berikut:
Antar PerspektifPlan
Responden 1
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Flexibility
Responden 2
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Flexibility
Responden 3
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Flexibility
Responden 4
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Flexibility
berpasangan tiap dimensi dari masing masing perspektif yang telah dibuat peneliti
dari kelima perspektif pengukuran yaitu plan, source, make, deliver dan return
Responden 1
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 02
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 04 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
Responden 2
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 02
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
(Lanjutan)
Responden 2
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 04 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
Responden 3
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 02
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 04 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
(Lanjutan)
Responden 4
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 02
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 04 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
Dengan cara yang dapat dilihat hasil matriks perbandingan berpasangan tiap KPI
hasil penilaian kelompok dari nilai-nilai yang diberikan oleh responden. Berikut
perspektif plan dengan source dari 4 responden dapat dilihat pada Tabel 5.2. Nilai
= 4 3x1x3x 2
= 1,7826
Dengan cara yang sama rata-rata pembobotan untuk setiap perspektif untuk dicari
bobot parsial dan konsistensi matriks dengan menggunakan rumus berikut ini
(Saaty:1994):
∑ KonsistensiVektor
i =1
Z maks =
n
4. Consistency Index (CI)
Z maks − n
CI =
n −1
CI
CR =
Random Consistency Index
jumlah rata-rata diambil dari Tabel 5.7. Perhitungan jumlah rata-rata pembobotan
0,6598
= 4,6264
Dimensi Reliabilty
Selanjutnya, nilai di setiap sel dibagi dengan hasil penjumlahan yang ada
Tabel 5.7 dan Tabel 5.8. Sebagai contoh maka dilakukan perhitungan terhadap sel
Nilai matriks sel pertama kolom plan = nilai sel/jumlah rata-rata plan
= 1,0000/4,6264
= 0,2161
Setiap sel diolah dengan cara yang sama dengan contoh diatas. kemudian untuk
mencari bobot parsial dilakukan dengan mencari rata-rata dari matriks normalisasi
Tabel 5.9 Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Perspektif Plan
Dimensi Reliabilitity
Plan Sorce Make Deliver Return Bobot Parsial
Plan 0,2161 0,3042 0,2199 0,2405 0,2563 0,2474
Source 0,0919 0,1706 0,1914 0,1202 0,2333 0,1615
Make 0,4179 0,2442 0,2739 0,3249 0,1942 0,2910
Tabel 5.9 Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Perspektif Plan
Dimensi Reliabilitity (Lanjutan)
Plan Sorce Make Deliver Return Bobot Parsial
Deliver 0,1315 0,1573 0,1234 0,1463 0,1472 0,1411
Return 0,1426 0,1237 0,1914 0,1681 0,1691 0,1590
Total 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
Sumber: pengolahan data
sebagai berikut.
Nilai konsistensi vektor didapatkan melalui pembagian setiap nilai dari rasio
1,2418/0,2474 = 5,0196
0,8054/0,1615 = 4,8970
1,4964/0,2910 = 5,1420
0,7100/0,1411 = 5,0305
0,8047/0,1590 = 5,4830
∑ KonsistensiVektor
i =1
Z maks =
n
5,0196 + 4,9870 + 5,1420 + 5,0305 + 5,0622
Z maks = = 5,0483
5
4. Perhitungan Consistency Index
Zmaks − n
CI =
n −1
5,0483 − 5
CI = = 0,0121
4
CI
CR =
RandomConsistencyIndex
0,0121
CR = = 0,0107
1,12
Nilai CR < 0,1 maka jawaban yang diberikan oleh responden konsisten.
Dengan cara yang sama maka dapat dilihat hasil pembobotan parsial dan
nilai konsistensi matrik untuk setiap level. Berikut ini hasil rekapitulasi dari setiap
level pada pada hierarki supply chain dengan perhitungan AHP yang di sebar
melalui kuesioner ke pihak pihak yang di anggap mengerti tentang supply chaindi
Hasil dari pembobotan perspektif pada level 1 dapat dilihat pada Tabel. 5.10
Perspektif Bobot
Plan 0,2474
Source 0,1615
Make 0,2910
Deliver 0,1411
Return 0,1590
Jumlah 1
Sumber: Pengolahan Data
Dari Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa perspektif Make memiliki nilai
memilki tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari
memiliki bobot 0,9010 dan dimensi responsiveness memilki bobot 0,0990 dengan
perspektif plan, dimensi reliability memilki tingkat kepentingan yang lebih tinggi
Tabel 5.12 Hasil Pembobotan Key Performance Indicator (KPI) di PMKS PT.
Sisirau
Sirsirau (Lanjutan)
Sirsirau (Lanjutan)
Pada Tabel 5.12 diketahui bahwa dari 55 KPI yang teridentifikasi dalam
berikut:
x Bobot KPI P1 01
Setelah semua KPI yang valid dihitung seperti contoh diatas, maka
didapatkan hasil nilai bobot KPI untuk pengukuran performansi supply chain
selanjutnya dilakukan pengumpulan data, yaitu data target dan realisasi dari Key
Realisasi
Kode
Target Tahun Tahun Satuan
KPI
sebelumnya Penelitian
P1 01 10 13,50 11,45 %
P1 02 15 13,61 13,50 %
P1 03 2 2 3 kali
P1 04 5 7,7 6 %
P1 05 8 5,58 6,28 %
P2 01 1 2 1 hari
P2 02 1 3 2 hari
P2 03 1 2 2 hari
P2 04 1 2 1 hari
P2 05 100 85 90 %
S1 01 100 93,12 94,55 %
S1 02 100 92,08 96,78 %
S1 03 15 12,98 11,05 %
S1 04 100 99,60 99,80 %
S1 05 60 60 60 %
D1 01 5 7 6 Hari
D1 02 4 2 3 Hari
D1 03 1 2 2 Hari
D1 04 3 4 5 Hari
D1 05 100 98,96 99,90 %
D201 3 5 3 Hari
D202 3 5 3 Hari
D2 03 1 1 1 Hari
D204 100 90,00 90,00 %
D2 05 100 80 85 %
D301 100 96,60 97,56 100
D302 100 95,60 90,00 100
D3 03 100 96,60 97,56 100
D3 04 100 98,00 96,00 %
D3 05 100 95,00 96,00 %
M1 01 100 95,00 96,00 %
M1 02 100 94,00 96,00 %
M1 03 100 96,50 96,77 %
Realisasi
Kode
Target Tahun Tahun Satuan
KPI
sebelumnya Penelitian
M2 01 100 90,00 93,00 %
M2 02 20 15,00 22,00 %
M2 03 10 3,50 4,200 %
M2 04 30 25,00 18,00 %
M2 05 20 25,00 25,00 %
M3 01 10 10,00 15,00 %
M3 02 5 0 0 %
M3 03 10 15,00 15,00 %
M3 04 25 40,00 30,00 %
M3 05 100 90,00 98,00 %
R1 01 5 8,00 7,30 %
R1 02 5 0 0 %
R1 03 5 1 1 %
R1 04 100 97,85 98,50 %
R1 05 0 0 0 %
R2 01 0 0 0 %
R2 02 0 3 0 %
R2 03 3 3 3 hari
R2 04 1 2 1,9 hari
R2 05 100 96,51 96,38 %
Sumber: PMKS PT. Sirsirau
5.2.3.3. Scoring System dengan Objective Matrix dan Traffic Light System
menentukan target nilai tertinggi (optimis) dan nilai terendah (pesimis) yang
tertinggi (optimis) dan nilai terendah (pesimis) yang dicapai setiap KPI
Tabel 5.15 Nilai Optimis dan Nilai Pesimis Setiap Key Performance Indicator
(KPI)
Kode Nilai Nilai
Satuan
KPI Optimis Pesimis
P1 01 9 18 %
P1 02 13 17 %
P1 03 4 1 kali
P1 04 3 10 %
P1 05 5 10 %
P2 01 1 3 hari
P2 02 1 3 hari
P2 03 1 3 hari
P2 04 1 3 hari
P2 05 97,25 84,00 %
S1 01 95,00 83,05 %
S1 02 99,00 90,00 %
S1 03 10.00 25,00 %
S1 04 100 95,00 %
S1 05 60 50 %
D1 01 2 10 Hari
D1 02 2 6 Hari
D1 03 1 3 Hari
D1 04 2 5 Hari
D1 05 99.00 90.00 %
D201 2 5 Hari
D202 2 5 Hari
D2 03 1 5 Hari
D204 100 85,00 %
D2 05 98.00 90.00 %
D301 99,00 92,00 100
D302 99,00 88,87 100
D3 03 98,00 90.00 100
D3 04 99,00 90.00 %
D3 05 99,00 90.00 %
M1 01 99,00 85.00 %
M1 02 99,00 85.00 %
M1 03 100 95,00 %
M1 04 99,00 80,00 %
M1 05 10,00 25,00 %
M2 01 98,85 90.00 %
M2 02 25,00 10,00 %
Tabel 5.15 Nilai Optimis dan Nilai Pesimis Setiap Key Performance Indicator
(KPI) (Lanjutan)
Kode Nilai Nilai
Satuan
KPI Optimis Pesimis
M2 05 35,00 10,00 %
M3 01 15,00 25,00 %
M3 02 0,00 5,00 %
M3 03 5,00 10,00 %
M3 04 10,00 30,00 %
M3 05 98,75 85,00 %
R1 01 5,00 10,00 %
R1 02 5,00 10,00 %
R1 03 0,00 5,00 %
R1 04 98.65 89.65 %
R1 05 0,00 10,00 %
R2 01 0,00 10,00 %
R2 02 0,00 10,00 %
R2 03 3 5 hari
R2 04 0,5 2 hari
R2 05 100 95,45 %
Sumber: PMKS PT. Sirsirau
OMAX, nilai setiap level akan ditentukan sehingga nantinya dapat diketahui
level berapa dan akan dikategorikan sesuai dengan Traffic Light System. Pada
practice)maka diletakkan pada level 10, nilai pesimis diletakkan pada level 0, dan
Keterangan:
XH = Level High
XL = Level Low
Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai interval antara level tertinggi,
9−13,50
Maka interval antara Level 10 dan 3 =
10− 3
= - 0,6428
13,50 −18
interval antara Level 3 dan 0 =
3− 0
= -1,5
Maka tiap kelas akan diisikan angka-angka sebagai berikut dengan rumus :
Level 3 = 13,50
Level 0 = 18
masing-masing level untuk KPI lainnya. Setelah diperoleh nilai untuk setiap level
(dari level 0 hingga level 10), selanjutnya dilakukan pengisian pada bagian pada
bagian monitoring. Monitoring terdiri dari score, weight, dan value. Score
merupakan hasil dari pengukuran data aktual yang dibandingkan dengan kinerja
yang paling mendekati. Untuk mengisi score, maka langkah yang digunakan
Level 7 = 10,92 %
Level 6 = 11,57 %
10,92−11,45 7−x
=
11,45− 11,57 x−6
−0,53 7−x
=
− 0,12 x−6
-0,65 x = -0,42
x = 6,18
bobot dari KPI-KPI yang hendak diukur. Nilai bobot yang diperoleh berasal dari
pengolahan AHP. Nilai weight pada KPI P1 01 adalah 0,1944. Value menyatakan
hasil perkalian dari score dengan weight, sehingga nilai value KPI P1 01 adalah
matriks OMAX akan diklasifikasikan seperti pada metode Traffic Light System,
yaitu untuk skor 0–2 termasuk dalam kategori merah yang menunjukkan bahwa
suatu indikator kinerja benar-benar dibawah target yang telah ditetapkan dan
memerlukan perbaikan dengan segera. Skor 3–7 termasuk dalam kategori kuning
yang menunjukkan bahwa suatu indikator kinerja belum tercapai meskipun nilai
sudah mendekati target. Jadi pihak manajemen harus berhati-hati dengan adanya
KPI P1 01 P1 02 P1 03 P1 04 P1 05 P2 01 P2 02 P2 03 P2 04 P2 05
Satuan % % kali % % hari hari hari hari %
Performance 11,45 13,50 3 6 6,28 1 2 2 1 90
10 9 13 4 3 5 1 1 1 1 97,25
9 9,64 13,64 4,64 3,64 5,64 1,64 1,64 1,64 1,64 97,89
8 10,28 13,58 4,35 4,31 5,97 1,78 1,78 1,78 1,78 98,03
7 10,92 13,53 4,07 4,98 6,31 1,92 1,92 1,92 1,92 98,17
6 11,57 13,47 3,78 5,65 6,64 2,07 2,07 2,07 2,07 98,32
5 12,21 13,42 3,50 6,32 6,98 2,21 2,21 2,21 2,21 98,46
4 12,85 13,36 3,21 7,00 7,31 2,35 2,35 2,35 2,35 98,60
3 13,50 12,61 2 7,70 7,34 2 3 2 2 85
2 15,00 14,07 1,66 8,46 8,22 2,33 3,33 2,33 2,33 85,33
1 16,50 15,53 1,33 9,23 9,11 2,66 3,66 2,66 2,66 85,66
0 18 17 1 10 10 3 3 3 3 84
Level (score) 6,18 6,5 3,82 9,91 2,52 10 6,46 6,46 10 3,36
Bobot
0,19 0,17 0,26 0,14 0,21 0,221 0,22 0,22 0,15 0,17
(weight)
Value 1,20 1,14 1,02 1,47 0,53 2,217 1,43 1,47 1,53 0,58
Sumber Pengolahan Data
Keterangan :
Keterangan :
Merah 0–2 Kuning 3–7 Hijau 8-10
Tabel 5.19 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Make
M1 M1 M2 M2 M2
KPI M1 02 M1 03 M1 04 M2 01 M2 02
01 05 03 04 05
Satuan % % % % % % % % % %
Performance 96 96 96,77 96 15 93 22 4,20 18 25
10 99 99,00 100 99 10, 98,85 25 5,00 15 35
9 98,42 98,28 99,50 98,57 11,42 97,58 23,57 4,78 16,42 33,57
8 97,85 97,57 99,00 98,14 12,85 96,32 22,14 4,57 17,85 32,14
7 97,28 96,85 98,50 97,71 14,28 95,05 20,71 4,35 19,28 30,71
6 96,71 96,14 98,00 97,28 15,71 93,79 19,28 4,14 20,71 29,28
5 96,14 95,42 97,50 96,85 17,14 92,52 17,85 3,92 22,14 27,85
4 95,57 94,71 97,00 96,42 18,57 91,26 16,42 3,71 23,57 26,42
3 95 94 97 96 20 90 15,0 3,5 25 25
2 91,7 91 96,0 90,77 21,6 90 13,3 3,5 30 20
1 88,3 88,00 95,5 85,37 23,33 90 11,7 5,7 35, 15
0 85 85 95 80 25 90 10 10 40 10
Level (score) 4,75 5,81 2,77 3,00 5,49 5,37 7,90 6,33 7,89 3
Bobot
(weight) 0,15 0,24 0,14 0,27 0,17 0,24 0,24 0,22 0,12 0,16
Value 0,72 1,44 0,39 0,82 0,98 1,29 1,93 1,43 1,00 0,48
Sumber Pengolahan Data
KPI R1 01 R1 02 R1 03 R1 04 R1 05 R2 01 R2 02 R2 03 R2 04 R2 05
Satuan % % % % % % % hari hari %
Performance 7,3 0 1 98,5 0 0 0 3 1,9 96,38
10 5 5 0 98,65 0 0 0 3 0,5 100
9 5,42 4,28 0,14 98,53 0,00 0,00 0,42 3,00 0,71 99,50
8 5,85 3,57 0,28 98,42 0,00 0,00 0,85 3,00 0,92 99,00
7 6,28 2,85 0,42 98,30 0,00 0,00 1,28 3,00 1,14 98,50
6 6,71 2,13 0,57 98,19 0,00 0,00 1,71 3,00 1,35 98,00
5 7,14 1,42 0,71 98,07 0,00 0,00 2,14 3,00 1,57 97,50
4 7,51 0,71 0,85 97,96 0,00 0,00 2,57 3,00 1,78 97,00
3 8 0,00 1,00 97,85 0 0 3,00 3,00 2 96,51
2 8,67 3,33 2,33 95,11 3,33 3,33 5,33 3,66 2,00 96,15
1 9,33 6,66 3,66 92,38 6,66 6,66 7,66 4,33 2,00 95,80
0 10 10 5 89,65 10 10 10 5 2 95,45
Level (score) 4,62 3 3 8,72 10 10 10 10 3,45 2,63
Bobot
0,13 0,13 0,23 0,16 0,33 0,21 0,16 0,17 0,21 0,22
(weight)
Value 0,63 0,41 0,69 1,410 3,3 2,13 1,60 1,77 0,75 0,60
Sumber Pengolahan Data
Keterangan :
Tabel 5.21 Key Performance Indicator (KPI) yang memasuki katagori merah
pada Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perusahaan
No Kode KPI Indikator
Persentase kesesuaian perencanaan bahan baku
1 P1 05
dengan jumlah bahan baku yang diterima
2 D1 02 Kecekatan dalam melayani pesanan bahan baku
Pengiriman produk ke konsumen tepat waktu
3 D3 02
didapatkan bahwa nilai konsistensi dari setiap perspektif sebesar 0,0107. Nilai
yaitu sebesar 0.1. Nilai bobot untuk masing-masing perspektif dapat dilihat pada
Tabel 6.1.
perspektif memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Hali ini dapat dilihat
dari beragamnya bobot yang dihasilkan untuk setiap perspektif pada masing-
masing perspektif. Semua dimensi memiliki nilai inconsistency ratio dibawah 0,1
tertinggi adalah make yaitu 0,2910 sedangkan bobot terendah adalah perspektif
bahwa setiap perspektif memiliki prioritas yang berbeda dalam pertimbangan atau
perspektif memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Hali ini dapat dilihat
dari beragamnya bobot yang dihasilkan untuk setiap dimensi pada masing-masing
perspektif. Semua dimensi memiliki nilai inconsistency ratio dibawah 0,1 yang
Inconsistency Kesimpulan
Perspektif Dimensi KPI Bobot
Ratio
P1 01 0,1944
P1 02 0,1763
Nilai dapat
Reliability P1 03 0,2692 0,035
diterima
P1 04 0,1485
P1 05 0,2116
Plan
P2 01 0,2217
P2 02 0,2217
Nilai dapat
Responsiveness P2 03 0,2289 0,022
diterima
P2 04 0,1539
P2 05 0,1739
S1 01 0,1851
S1 02 0,1910
Nilai dapat
Source Reliability S1 03 0,2686 0,092
diterima
S1 04 0,1614
S1 05 0,1938
D1 01 0,2040
D1 02 0,1915
Nilai dapat
Reliability D1 03 0,2140 0,078
diterima
D1 04 0,1917
D1 05 0,1989
D2 01 0,2210
D2 02 0,1974
Deliver Nilai dapat
Flexibility D2 03 0,2378 0,095
diterima
D2 04 0,1892
D2 05 0,1546
D3 01 0,1453
D3 02 0,1850 Nilai dapat
Responsiveness 0,095
D3 03 0,1192 diterima
D3 04 0,4238
Inconsistency Kesimpulan
Perspektif Dimensi KPI Bobot
Ratio
Nilai dapat
Deliver Responsiveness D3 05 0,1267 0,095
diterima
M1 01 0,1526
M1 02 0,2485
Nilai dapat
Reliability M1 03 0,1443 0,018
diterima
M1 04 0,2747
M1 05 0,1798
M2 01 0,2408
M2 02 0,2445
make Nilai dapat
Flexibility M2 03 0,2263 0,001
diterima
M2 04 0,1280
M2 05 0,1605
M3 01 0,1919
M3 02 0,1720
Responsivness Nilai dapat
M3 03 0,2843 0,073
diterima
M3 04 0,1596
M3 05 0,1921
R1 01 0,1382
R1 02 0,1367
Nilai dapat
Reliability R1 03 0,2333 0,018
diterima
R1 04 0,1617
R1 05 0,3300
Return
R2 01 0,2139
R2 02 0,1609
Nilai dapat
Responsivness R2 03 0,1772 0,061
diterima
R2 04 0,2193
R2 05 0,2286
Sumber: Pengolahan Data
KPI memiliki tingkat kepentingan yang berbeda, dimana semakin besar bobotnya
nilai inconsistency ratio dibawah 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
Terendah
KPI Bobot
D3 04 0,4238
R1 05 0,33
M3 03 0,2843
M1 04 0,2747
P1 03 0,2692
S1 03 0,2686
M1 02 0,2485
M2 02 0,2445
M2 01 0,2408
D2 03 0,2378
R1 03 0,2333
P2 03 0,2289
R2 05 0,2286
M2 03 0,2263
P2 01 0,2217
P2 02 0,2217
D2 01 0,221
R2 04 0,2193
D1 03 0,214
R2 01 0,2139
P1 05 0,2116
D1 01 0,204
D1 05 0,1989
D2 02 0,1974
P1 01 0,1944
S1 05 0,1938
M3 05 0,1921
M3 01 0,1919
Sumber: Pengolahan Data
KPI Bobot
D1 04 0,1917
D1 02 0,1915
S1 02 0,191
D2 04 0,1892
S1 01 0,1851
D3 02 0,185
M1 05 0,1798
R2 03 0,1772
P1 02 0,1763
P2 05 0,1739
M3 02 0,172
R1 04 0,1617
S1 04 0,1614
R2 02 0,1609
M2 05 0,1605
M3 04 0,1596
D2 05 0,1546
P2 04 0,1539
M1 01 0,1526
P1 04 0,1485
D3 01 0,1453
M1 03 0,1443
R1 01 0,1382
R1 02 0,1367
M2 04 0,128
D3 05 0,1267
D3 03 0,1192
Sumber: Pengolahan Data
diperoleh nilai index total sebesar 6,1. Berdasarkan Traffic Light System, nilai
index total berada pada kategori kuning yang menunjukkan bahwa performansi
Pada tabel 5.16 sampai 5.20 yaitu skema pengukuran kinerja supply chain
tiap perspektifdengan perhitungan OMAX dan Traffic Light System, dapat dlihat
bahwa KPI yang termasuk dalam kategori hijau sebanyak 24 KPI, kategori kuning
KPI tersebut sudah mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan,
masing-masing KPI dapat mencapai best practice atau melebihi target yang
diharapkan untuk periode berikutnya. Untuk KPI yang termasuk dalam kategori
mendekati target dan sudah mencapai target minimum. Akan tetapi pihak
dari kondisi internal maupun eksternal perusahaan. Jika tidak ada antisipasi
terhadap hal tersebut, maka indikator kinerja bisa menurun. Sehingga indikator
performa jauh di bawah target yang telah ditetapkan sehingga harus mendapatkan
Dari 55 KPI yang telah teridentifikasi, terdapat 6 KPI yang berada pada
kategori merah. Dengan demikian, KPI yang berada pada kategori merah perlu
dianalisis untuk mengetahui penyebab belum tercapainya target dari KPI tersebut
metode 5W+1H.
baku dengan jumlah bahan baku yang diterima sebagaimana dapat dilihat pada
gambar 6.1
Manusia
Peramalan dengan
kenyataan pasokan
bahan baku jauh dari
target
P1 05
Persentase Kesesuaian
Kualitas bahan baku yang datang
Terjadi kendala selama perjalanan tidak sesuai standard perusahaan Perencanaan Bahan Baku
Dengan Jumlah Bahan Baku
c
Yang Diterima
baku yang diterima dapat diketahui oleh empat faktor. Faktor tersebut adalah,
teliti yang mengakibatkan kenyataan pasokan bahan baku jauh dari target dan
mengakibatkan dan faktor mesin yaitu Kinerja transportasi kurang baik yang
Manusia
D1 02
Angkutan sering datang Sistem informasi
untuk bahan baku Kecekatan Dalam Melayani
tidak tepat waktu
kurang baik Pesanan Bahan Baku
c
Tidak mengetahui
Kendala transportasi
Komoditas harga bahan
Mesin baku terbaru Metode
indikator kecekatan dalam melayani pesanan bahan baku dapat diketahui oleh
tiga faktor. faktor tersebut adalah faktor mesin yaitu kendala transportasi yang
mengakibatkan angkutan sering datang tidak tepat waktu, faktor metode yaitu
Sistem informasi untuk bahan baku kurang baik yang mengakibatkan tidak
mengetahui komoditas harga bahan baku terbaru dan faktor manusia yaitu
Lingkungan Manusia
D3 02
Proses produksi tidak sesuai Pengiriman Produk Tepat Waktu
perencanaan
Kurangnya
maintenance pada Pengiriman produk
mesin terlambat
Mesin Metode
indikator pengiriman produk tepat waktu dapat diketahui oleh empat faktor. faktor
tersebut adalah faktor lingkungan yaitu cuaca sering berubah - ubah yang
6.3.1.4. Eveluasi KPI Kualitas Bahan Baku Dan Produk Saat Pengiriman
Lingkungan Manusia
Kendala selama
diperjalanan Kualitas produk rendah
Konsistensi operator
menjalankan SOP
rendah
D3 04
Kualitas Bahan Baku Dan
Produk Saat Pengiriman
Kendala saat pengiriman
Kualitas produk
berkurang
Kurangnya Waktu pengiriman
maintenance pada memakan waktu yang
Kendaraan angkut cukup lama
Mesin Metode
Gambar 6.4. Diagram Sebab – Akibat indikator Kualitas Bahan Baku Dan
indikator kualitas bahan baku dan produk saat pengiriman dapat diketahui oleh
empat faktor. faktor tersebut adalah faktor lingkungan yaitu cuaca sering berubah
pengiriman, faktor metode yaitu waktu pengiriman memakan waktu yang cukup
lama yang mengakibatkan kualitas produk berkurang dan faktor manusia yaitu
produk rendah
Dan Produk
produk
Lingkungan Manusia
M1 03
Perubahan Biaya
Biaya maintenance tak Pengiriman Bahan Baku
terduga Dan Produk
indikator kualitas bahan baku dan produk saat pengiriman dapat diketahui oleh
empat faktor. faktor tersebut adalah faktor lingkungan yaitu lalu lintas sering
metode yaitu pemilihan alur angkut kurang baik yang mengakibatkan waktu
angkut lebih lama sehingga biaya angkut lebih besar dan faktor manusia yaitu
pengiriman
Lingkungan Manusia
Kendala selama
diperjalanan
Tidak tepat waktu
dalam pendistribusian
Cuaca sering berubah - ubah
R2 05
Jumlah Keluhan Yang Diatasi
Penambahan jam kerja angkut Perusahaan
Ketidakstabilan pemintaan
Mesin Metode
Diatasi Perusahaan
indikator jumlah keluhan yang diatasi perusahaan dapat diketahui oleh empat
faktor. faktor tersebut adalah faktor lingkungan yaitu waktu yang berubah ubah
forcasting dan faktor manusia yaitu kinerja operator kurang baik yang
jumlah bahan baku yang diterima dapat dilihat pada tabel 6.4
Melihat dari
Agar kualitas
Memverifikasi Asisten Awal Track
Metode Kantor bahan baku
supplier Produksi periode recordsupplier
terstandarisasi
sebelumnya
Agar jumlah
bahan baku dan
Pengiriman Selama
produk yang Memberikan
Manusia Menaikkan Pengiriman dan masa
dikirim sesuai pelatihan
kinerja operator pemasaran periode
dengan
perencanaan
berjalan baik, melakukan megosisasi sesuai harga pasaran, mencari referensi dari
berbagai pihak, dan angkutan pengiriman bahan baku datang tepat waktu
Waktu
kecekatan dalam melayani pesanan bahan baku yaitu pengiriman produk tepat
perubahan biaya pengiriman bahan baku dan produk yaitu mencari alternatif jalur
Perusahaan
lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5W+1H indikator yaitu
7.1. Kesimpulan
frameworkPDCA:
perspektif return.
masing KPI dengan perhitungan OMAX dan traffic light system, dapat dlihat
bahwa KPI yang termasuk dalam kategori hijau sebanyak 24 KPI, kategori
bakuyang diterima
kendala di perjalanan
harga pasaran, dan angkutan pengiriman bahan baku datang tepat waktu
distribusi
Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini dan dapat
chain dengan metode lain atau integrasi dari beberapa metode agar sistem
Dan Objectives Matrix (Studi Kasus: Pt. Bank X (Persero) Tbk. Malang.
Guna Widya
Building