Anda di halaman 1dari 181

PENGUKURAN DAN USULAN PERBAIKAN PERFORMANSI

SUPPLY CHAIN DENGAN PENDEKATAN FRAME WORK


PDCA PADA PMKS PT. SISIRAU

TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh ::
FACHRI RIZKY SITOMPUL
NIM : 130403043

DEPART EMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana

ini dengan baik. Laporan tugas sarjana merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi penulis untuk dapat menyelesaikan program studi Reguler S-1.

Penulis melaksanakan Tugas Sarjana di PMKS PT. Sirsirau yang bergerak

dalam bidang produksi Crude Palm Oil. Tugas Sarjana ini berjudul Pengukuran

dan Usulan Perbaikan Performansi Supply Chain Dengan Pendekatan frame

work PDCApada PMKS PT.Sisirau

Besar harapan penulis penyusunan laporan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih

terbatas. Oleh sebab itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran

yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan penelitian

ini dapat bermanfaat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, APRIL 2018

PENULIS

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH
Pendidikan sarjana teknik yang penulis dapatkan selama bangku

perkuliahan di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara hingga penyelesaian tugas sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

merupakan proses terintegrasi untuk menjadikan penulis sebagai lulusan yang

terdidik, berguna dan memiliki integritas moral serta berakhlak dan mampu

mencapai kehidupan yang lebih baik. Penulisan tugas sarjana ini tidak akan

terselesaikan dengan baik jika penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan

doa dari berbagai pihak sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang telah mengizinkan penulis untuk menempuh pendidikan

sarjana dan memberikan dukungan baik dari segi moril, doa, maupun materil.

2. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT sebagai Ketua Departemen Teknik

Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mengizinkan

pelaksanaan tugas sarjana.

3. Bapak Buchari, ST., M.Kes sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi panitera pada Seminar dan

Sidang Tugas Sarjana.

4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT. Ph.D. sebagai Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan masukan dalam

penyelesaian laporan tugas sarjana.

5. Ibu Rahmi M. Sari, ST., MM(T). sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing penulis dan memberikan masukan dalam penyelesaian

laporan tugas sarjana.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE selaku koordinator tugas sarjana yang

telah memberi saran dan masukan untuk laporan tugas sarjana.

Universitas Sumatera Utara


7. Bapak Sulaiman dari pihak PMKS PT. Sirsirau yang telah mengizinkan penulis

untuk riset di pabrik dan memberikan data yang mendukung penelitian tugas sarjana.

8. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan sebagai bekal dalam

penulisan tugas sarjana.

9. Bang Tumijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Pak Ridho, Bu Aniaty, Kak Rahmaini,

dan Kak Mia sebagai Staf pegawai Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah membantu segala urusan administrasi dan

peminjaman buku di perpustakaan.

10. Teman-teman penyemangat penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini yaitu Esa

Delviana Pasaribu dan Nelsy Anvika Lubis yang telah mau menemani saya

mengerjakan laporan sampai larut malam menjelang pagi.

11. Teman-teman terdekat penulis yaitu Chyntia P. Panggabean, Nadia Hartati, Putri H.

Pane, Rachma Tanti, Wenny Flora, Esa Pasaribu, Ummu Habibah, Intan Hartanti,

Fahmi Fahreza, dan Trinawati yang telah memberikan semangat dan mendukung

serta mendoakan penulis.

12. Teman-teman REPTIGS yang merupakan teman-teman stambuk 2013 Departemen

Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

13. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam

penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

,UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, APRIL 2018

PENULIS

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
PMKS PT. Sirsirau merupakan perusahaan yang bergerak dalam manufaktur
Crude Palm Oil. Terhambatnya bahan baku tandan buah segar dari pemasok
mengakibatkan jumlah produksi fluktuatif sehingga perlu diidentifikasi Supply
Chain pada pada proses pembuatan untuk dapat memaksimalkan produksi CPO di
PMKS PT. Sirsirau Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui indikator -
indikator penunjangperformansi supply chain perusahaan, Mengetahui
indikatorperformansi supplychain yangmenjadi titik lemah
perusahaan.Memberikan rekomendasi perbaikan pada aktivitas yang
memerlukan perbaikandengansegera. Dari hasil pengukuran kinerja supply chain
dengan menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR)
terdapat 55 KPI yaitu 10 KPI untuk perspektif plan, 5 KPI untuk perspektif
source, 15 KPI untuk perspektif, deliver, 15 KPI untuk perspektif make, dan 10
KPI untuk perspektif return. Hasil scoring dengan menggunakan metode OMAX
(Objective Matrix) diperoleh nilai indeks total sebesar 6,1. Berdasarkan traffic
light system, nilai indeks tersebut berada pada kategori kuning yang menunjukkan
bahwa performansi supply chain PMKSPT Sirsirau secara keseluruhan belum
mencapai performa yang diharapkan meskipun hasilnya mendekati target yang
ditetapkan. Dari hasil pengukuran kinerja masing-masing KPI dengan perhitungan
OMAX dan traffic light system, dapat dlihat bahwa KPI yang termasuk dalam
kategori hijau sebanyak 24 KPI, kategori kuning sebanyak 25 KPI, dan kategori
merah sebanyak 6 KPI.

Kata kunci: Supply Chain, Crude Palm Oil, PDCA, AHP, OMAX,

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

Lembar Judul ........................................................................ i

Lembar Pengesahan ............................................................. ii

Kata Pengantar. .................................................................... iii

Ucapan Terima Kasih. ......................................................... iv

Abstrak .................................................................................. vii

Daftar Isi ................................................................................ viii

Daftar Tabel .......................................................................... xv

Daftar Gambar ..................................................................... xvii

Daftar Lampiran................................................................... xix

I PENDAHULUAN ................................................................. I-1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ....................................... I-1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................... I-4

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................... I-4

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................ I-5

1.5 Batasan dan Asumsi ..................................................... I-6

1.6 Sistematika Penulisa Laporan ....................................... I-7

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................. II-1

2.1 Sejarah Perusahaan........................................................ II-1

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha ...................................... II-1

2.3 Lokasi Perusahaan ......................................................... II-2

2.4 Daerah Pemasaran ......................................................... II-3

2.5 Aspek Sosial dan Lingkungan ....................................... II-3

2.5.1 Aspek Sosial Ekonomi Perusahaan .................. II-3

2.5.2 Aspek LingkunganEkonomi Perusahaan .......... II-4

2.6 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan .......... II-4

2.6.1 Struktur organisasi ............................................ II-4

2.6.2 Tugas dan Tanggung Jawab ............................. II-4

2.6.3 Jam kerja ........................................................... II-13

2.7 Proses produksi ............................................................. II-13

2.7.1 Standar Mutu Bahan/Produk ............................ II-14

2.7.2 Bahan yang Digunakan ..................................... II-15

2.7.2.1 Bahan Baku........................................ II-15

2.7.2.2 Bahan Penolong ................................. II-16

2.7.2.3 Uraian Proses ..................................... II-16

2.8 Mesin dan Peralatan ...................................................... II-35

2.8.1 Standar Mutu Bahan/Produk ............................ II-35

2.8.2 Standar Mutu Bahan/Produk ............................ II-36

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

III TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... III-1

3.1 Teknik Pengendalian Kualitas PDCA ........................... III-1

3.2 Konsep Supply Chain .................................................... III-2

3.2.1 Supply Chain Management (SCM)................... III-3

3.2.2 Pengukuran Performansi Supply Chain ........... III-4

3.3 Supply Chain Operations Reference (SCOR)................ III-5

3.3.1 Pengertian Supply Chain Operations

Reference (SCOR)............................................ III-5

3.3.2 Cakupan Proses pada Model SCOR ................. III-5

3.4 Teknik Sampling .......................................................... III-7

3.4.1 Nonprobability Sampling .................................. III-8

3.5 AHP (Analytical Hierarchy Process)............................ III-9

3.6 Objective Matrix (OMAX) ............................................ III-13

3.7 Traffic Light System ...................................................... III-16

3.8 Key Performance Indicators (KPI) ............................... III-17

3.9 Metode sebab- akibat .................................................... III-17

IV METODOLOGI PENELITIAN .......................................... IV-1

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ IV-1

4.2 Jenis Penelitian .............................................................. IV-1

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.3 Objek Penelitian ............................................................ IV-2

4.4 Variabel Penelitian ........................................................ IV-2

4.5 Kerangka Konseptual Penelitian ................................... IV-2

4.6 Blok Diagram Prosedur Penelitian ................................ IV-3

4.7 Pengumpulan Data ........................................................ IV-4

4.8 Instrumen Penelitian...................................................... IV-5

4.9 Metode Pengumpulan data .............................................. IV-16

4.10 PengolahanData ............................................................. IV-19

4.10.1 Plan (Perencanaan) ........................................... IV-19

4.10.2 Do (Pengerjaan) ................................................ IV-19

4.11 AnalisisPemecahanMasalah .......................................... IV-20

4.10.1 Check (Evaluasi) ............................................... IV-20

4.10.2 Action (Tindak Lanjut) ....................................... IV-21

4.12 KesimpulandanSaran ..................................................... IV-21

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............. V-1

5.1 Metode pengerjaan ........................................................ V-1

5.1.1 Plan (Perencanaan)............................................ V-1

5.2 Do (Pengerjaan) ........................................................... V-2

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1 Struktur Hierarki Performansi Supply Chain ................ V-2

5.2.2 Pengumpulan Data Hasil Penyebaran

Kuesioner........................................................... V-4

5.2.2.1 Matriks Perbandingan Berpasangan .....

Pairwise Comparison)Antar

Perspektif KPI (Level 1)..................... IV-4

5.2.2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan .....

Pairwise Comparison)Antar

DimensiKPI (Level 2)....................... IV-7

5.2.2.3 Matriks Perbandingan Berpasangan .....

Pairwise Comparison)Antar

KPI (Level 3)....................................... IV-7

5.2.3 Pengolahan Data ................................................ V-12

5.2.3.1Perhitungan Rata-rata Pembobotan

untuk Setiap Level............................... IV-12

5.2.3.2 Pengukuran Kinerja Supply chain

Perusahaan........................................... IV-23

5.2.3.3 ScoringSystemdenganObjective

Matrix dan Traffic Light System .......... IV-25

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.3.4 ScoringSystem ...................................... IV-27

5.2.2 Uji Kecukupan Data ......................................... V-15

5.2.3Penentuan Rating Factor dan Allowance .............. V-18

5.3 Check (Evaluasi) .......................................................... V-36

5.3 Action (Tindak Lanjut) ................................................. V-37

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................... VI-1

6.1 Analisis Pembobotan KPI ............................................. VI-1

6.1.1 Analisis Pembobotan Perspektif (Level 1) ....... VI-1

6.1.2 Analisis Pembobotan Dimensi (level 2) ........... VI-2

6.1.3 Analisis Pembobotan KPI (Level 3) ................. VI-3

6.2 Analisis Pengukuran Kinerja Supply Chain .................. VI-7

6.3 Usulan Perbaikan .......................................................... VI-8

6.3.1 Eveluasi KPI katagori merah ............................ VI-9

6.3.1.1 Evaluasi KPI Persentase Kesesuian

Perencanaan Bahan Baku Dengan

Jumlah Bahan Baku Yang Diterima .... IV-9

6.3.1.2 EveluasiKPIKecekatan Dalam

Melayani Pesanan Bahan Baku ........... IV-10

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.3.1.3 EveluasiKPIPengirimanProduk

Tepat Waktu ........................................ IV-11

6.3.1.4 Eveluasi KPI Kualitas Bahan Baku

Dan Produk Saat Pengiriman .............. IV-12

6.3.1.5 Eveluasi KPI Kualitas Perubahan

BiayaPengiriman Bahan Baku

Dan Produk........................................ IV-13

6.3.1.6 Eveluasi KPI Jumlah Keluhan

Yang Diatasi Perusahaan..................... IV-14

6.3.2 Usulan Perbaikan KPI Kategori Merah ............ VI-15

6.3.2.1 Usulan Perbaikan indikatorKesesuian

Perencanaan Bahan Baku Dengan

Jumlah Bahan Baku Yang Diterima .... IV-15

6.3.2.2 UsulanPerbaikanindikator

Kecekatan Dalam Melayani

Pesanan Bahan Baku ........................... IV-17

6.3.2.3 UsulanPerbaikanindikator

PengirimanProdukTepat Waktu .......... IV-18

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.3.2.4 UsulanPerbaikanindikator

Kualitas Bahan Baku Dan Produk

Saat Pengiriman .................................. IV-19

6.3.2.5 Usulan Perbaikanindikator

Kualitas PerubahanBiaya

Pengiriman Bahan Baku Dan

Produk................................................. IV-20

6.3.2.6 Usulan Perbaikanindikator

Jumlah Keluhan Yang Diatasi

Perusahaan.......................................... IV-20

VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................... VII-1

7.1 Kesimpulan ................................................................... VII-1

7.2 Saran .............................................................................. VII-3

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

TABELHALAMAN

2.1. Standard Mutu Minyak Kelapa Sawit ........................................ II-14

3.1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ............................... III-11

3.2. Random Index untuk Beberapa Ukuran Matriks ........................ III-12

4.1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jabatan...................... IV-6

4.2. Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

PT. Sisirau .................................................................................. IV-6

5.1. Tingkat Kepentingan .................................................................. V-4

5.2. Hasil Penyeberan ke 4 Responden Perbandingan Berpasangan

Antar Perspektif .......................................................................... V-5

5.3. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Perspektif ................ V-8

5.4. Hasil Penyeberan ke 4 Responden Perbandingan Berpasangan

Antar PerspektifPlan .................................................................. V-9

5.5. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Perspektif Plan

Reliability................................................................................... V-12

5.6. Rekapitulasi Perbandingan Antara indikatorAntar Perspektif

Plan dengann Source .................................................................. V-12

5.7. Perhitungan Rata-rata Pembobotan Perspektif Plan Dimensi

Reliabilitity ................................................................................. V-13

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABELHALAMAN

5.8. Penjumlahan Rata-rata Pembobotan Setiap Perspektif Plan

Dimensi Reliabilty ...................................................................... V-15

5.9. Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Perspektif Plan

Dimensi Reliabilitity ................................................................... V-16

5.10. Hasil Pembobotan Perspektif Plan Dimensi Reliabilitity........... V-18

5.11 Hasil Pembobotan Dimensi Masing-masing Perspektif pada

Level2 ......................................................................................... V-18

5.12. Hasil Pembobotan Key Performance Indicator (KPI) di PMKS

PT. Sisirau .................................................................................. V-16

5.13. Nilai Bobot Total Masing-masing KPI....................................... V-22

5.14. Target dan Realisasi KPI Perusahaan ......................................... V-24

5.15. Nilai Optimis dan Nilai Pesimis Setiap Key Performance

Indicator (KPI) ........................................................................... V-26

5.16. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Plan ........ V-31

5.17. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Source .... V-31

5.18. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Delivery.. V-32

5.19. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Make ...... V-33

5.20. Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Return .... V-34

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABELHALAMAN

5.21. Key Performance Indicator (KPI) yang memasuki katagori

merah pada Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain

Perusahaan .................................................................................. V-37

6.1. Pembobotan Perspektif Pada Level 1 ......................................... VI-1

6.2. Pembobotan Dimensi Masing-masing Perspektif pada Level 2 VI-1


6.3. Hasil Pembobotan KPI Masing-masing Dimensi (Level 3) ....... VI-3

6.4. Nilai Pembobotan KPI(Level 3)dari Tertinggi Sampai

Terendah ..................................................................................... VI-5

6.5. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Kecekatan Dalam Melayani Pesanan Bahan Baku ..................... VI-17

6.6. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Pengiriman Produk Tepat Waktu ............................................... VI-18

6.7. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Kualitas Bahan Baku Dan Produk Saat Pengiriman ................... VI-19

6.8. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1Hindikator Perubahan

Biaya Pengiriman Bahan Baku Dan Produk............................... VI-20

6.9. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Jumlah Keluhan Yang Diatasi Perusahaan ................................. VI-21

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1. Data jumlah produksi .................................................................... I-2

1.2. Input dan Output ........................................................................... I-2

1.3. Pasokan Bahan Baku Yang Masuk ............................................... I-3

2.1. Struktur Organisasi PT. Sisirau..................................................... II-5

2.2. Stasiun Timbangan........................................................................ II-18

2.3. Sistem Komputerisasi Stasiun Timbangan ................................... II-18

2.4. Ketel Rebusan (Sterillizer) ............................................................ II-20

2.5. Trippler ......................................................................................... II-21

2.6. Threshing ...................................................................................... II-22

2.7. Proses Pemisahan di Hydrocyclone .............................................. II-33

3.1. Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang

Dikelola ......................................................................................... III-3

3.2. Lima Proses Inti Pada Model SCOR ............................................ III-6

3.3. Skema Penilaian Berdasarkan Model OMAX .............................. III-6

4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ................................................... IV-3

4.2. Tahapan Proses Penelitian ........................................................... IV-18

5.1. Hierarki Pengukuran Performansi Supply Chain di PKMS PT.

Sisirau ........................................................................................... V-3

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

6.1. Diagram Sebab – Akibat indikator Persentase Kesesuaian

Perencanaan Bahan Baku Dengan Jumlah Bahan Baku Yang

Diterima ........................................................................................ VI-9

6.2. Diagram Sebab – Akibat indikator Kecekatan Dalam Melayani

Pesanan Bahan Baku ..................................................................... VI-10

6.3. Diagram Sebab – Akibat indikator Pengiriman Produk Tepat

Waktu ............................................................................................ VI-11

6.4. Diagram Sebab – Akibat indikator Kualitas Bahan Baku Dan

Produk Saat Pengiriman ................................................................ VI-12

6.5. Diagram Sebab – Akibat indikator Perubahan Biaya Pengiriman

Bahan Baku Dan Produk ............................................................... VI-13

6.6. Diagram Sebab – Akibat indikator Jumlah Keluhan Yang Diatasi

Perusahaan .................................................................................... VI-14

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

L-1 Kuesioner Pembobotan KPI

L-2 Surat Permohonan Tugas Sarjana

L-3 Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana di PMKS PT.

Sirsirau

L-4 Surat Balasan Izin Pelaksanaan RisetTugas Sarjana di PT.

PMKS PT. Sirsirau

L-5 Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa

L-6 Form Asistensi Dosen Pembimbing

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Sebuah perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing dalam industri

sejenis agar mampu merebut pasar dan meraih keuntungan (Oktasaputi, 2014).

Oleh karena itu perusahaan harus mampu memenuhi tuntutan pasar dengan

mempertimbangkan kualitas dari efisiensi produksi dan mengutamakan kepuasan

pelanggan. Kegiatan pemenuhan tuntutan pasar ini semestinya melibatkan banyak

pihak yang tekait dengan perusahaan. Banyak perusahaan yang memilih supply

chain untuk mengatur proses bisnisnya karena manajemen supply chain

merupakan faktor kunci dalam meningkatkan efektivitas organisasi untuk

mencapai tujuan perusahaan yaitu untuk memenangkan persaingan, meningkatkan

customer service serta keuntungan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut

perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja supply chain dari sistem secara

terus-menerus dan berkesinambungan.

Supply chain management merupakan suatu kesatuan proses dan aktivitas

produksi mulai bahan baku yang diperoleh dari supplier, perencanaan proses

produksi, proses penambahan nilai yang merubah bahan baku menjadi bahan jadi,

proses penyimpanan persediaan barang sampai proses pengiriman barang jadi

tersebut ke retailer atau konsumen.

PMKS PT.Sisirau merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada

bidang manufaktur penghasil Crude Palm Oil (CPO). Produk yang diproduksi

Universitas Sumatera Utara


oleh PMKS PT.Sisirau adalah produksi Crude Palm Oil. Dapat dilihat pada

gambar 1.1

Crude Palm Oil (kg)


4.000.000 2.847.611 3.348.772 2.749.612
3.500.000 2.797.846 2.669.794 2.301.564
3.000.000
2.500.000
2.000.000 2.860.810 2.960.454 2.943.879
1.500.000 2.724.008
1.000.000 1.696.253 2.725.061
500.000
0 2.287.066

Gambar 1.1Data jumlah produksi

Hasil produksi Crude Palm Oil tersebut terlihat mengalami fluktuatif dan

tidak stabil pada rentang bulan oktober 2016 hingga oktober 2017 seiring dengan

meningkatnya jumlah perusahaan yang membutuhkan Crude Palm Oil untuk

menunjang kegiatan industri. Masalah dapat berasal dari sisi input, proses dan

output yang dapat dilihat pada gambar 1.2.

Output:
Input: Proses:
Demand
Raw Production Crude Palm
Material Oil

Gambar 1.2 Input dan Output

Terjadinya jumlah proses produksi yang berfluktuatif diakibatkan

ketidaksesuaian antara input, proses dan output. Dalam hal ini dikarenakan akibat

Universitas Sumatera Utara


bahan baku yang tidak stabil. Karena jumlah bahan baku yang dihasilkan salah

satunya tergantung pada kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang tidak menentu

mengakibatkan pasokan bahan baku untuk proses produksi terhambat. Jumlah

bahan baku yang masuk untuk PMKS PT Sisirau periode yang sama dengan

jumlah produksi dapat dilihat pada gambar 1.3

Fresh Fruit Bunches (Kg)


18.000.000 14.493.419 15.133.803 12.184.320
16.000.000 13.367.559 14.089.549 14.512.190
14.000.000
12.000.000 13.359.875 17.037.590 14.265.174
15.501.540
10.000.000 12.137.960 13.685.430
8.000.000
6.000.000 16.942.950
4.000.000
2.000.000
0

Gambar 1.3 Pasokan Bahan Baku Yang Masuk

Berdasarkan gambar 1.3 pada 1 periode tersebut terlihat pada bulan

januari 2017 jumlah pasokan bahan baku sangat rendah dibandingkan bulan -

bulan yang lain pada periode yang sama yang mengakibatkan jumlah produksi

yang dihasilkan pada bulan yang sama paling sedikit di bandingkan bulan – bulan

yang lain. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa pasokan bahan baku pada

perusahaan tersebut belum terpenuhi. Agar dapat mengoptimalisasi jumlah bahan

baku yang masuk sehingga menghasilkan output yang sama pada bulan – bulan

yang memiliki pasokan bahan baku yang tinggi salah satu cara penyelesaiannya

adalah dengan melihat dan mengkaji dari sisi supply chain management pada

Universitas Sumatera Utara


perusahaan tersebut agar menselaraskan input, proses,dan output. Sehingga pada

akhirnya aliran fisik, aliran informasi dan aliran uang pada perusahaan dapat

selaras.

Ritajeng (2015), Hasil penelitian menunjukkan level 1 dengan 5 kriteria

dan Level 2 dengan 24 sub kriteria. Hasil penyebaran 7 kuesioner yang telah

disebar dan diolah dengan Metode ANP menggunakan perangkat lunak Super

Decision. Hasil pengolahan ANP memiliki sub kriteria bobot dengan ranking

tertinggi OFC1 (persen kecepatan pembelian dari awal hingga pesanan datang)

sebesar 0.08421 point. Kemudian diolah dengan metode OMAX dengan hasil

kriteria terendah nilai EN6 (tingginya konsumsi air) & EN8 (tingginya emisi

terhadap air). EN6 ini terutama disebabkan oleh faktor mesin yang mengalami

kebocoran dan pada EN8 oleh faktor metode pada sistem proses IPAL. Usulan

perbaikannya denganmaintenance mesin dan mengatur ulang sistem IPAL di

Perusahaan Industri Baja hilir

Masoumik (2015),Hasil penelitian mengusulkan prosedur untuk

memperoleh intensitas relatif untuk pemecahan masalah., Diusulkan sebuah model

konseptual untuk mengembangkan strategis rantai pasokan hijau. model

konseptual yang diusulkan sebagai prosedur untuk strategis prioritas inisiatif

rantai pasokan. Model pengambilan keputusan dengan menggunakan aplikasi

gabungan dari ANP dan SEM.

Puyono (2016). Hasil dari penelitian ini adalah 87,3% perusahaan

mengalami peningkatan keuangan dan 12,7% perusahaan efesien. Metode

Universitas Sumatera Utara


penelitian ini dapat dikembangkan untuk menilai sejauh mana setiap kategori

kinerja rantai pasok terkait dengan strategi keuangan.

1.2. Rumusan Masalah

Terjadi jumlah produksi fluktuatif dalam hal ini dikarenakan pasokan bahan

baku yang tidakk stabil yang disebabkan kondisi cuaca yang tak menentu sehingga

perlu diidentifikasi supply chain management perusahaan untuk mengoptimalisasi

bahan baku yang masuk demi mendapatkan jumlah produksi yang stabil.

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum penelitian adalahmenganalisisperformansi

supplychainyang terjadipadaperusahaan dengan Pendekatan PDCA.

Tujuan khususyangingin dicapaidalampenelitian tugasakhirinisebagai

berikut.

1. Mengetahui indikator- indikator performansi supply

chain perusahaan.

2. Mengetahui indikatorperformansi supplychain yangmenjadi titik lemah

perusahaan.

3. Memberikan rekomendasi perbaikan pada aktivitas yang memerlukan

perbaikandengansegera.

Universitas Sumatera Utara


1.4. Manfaat Penelitian

Manfaatyanghendak dicapaidalammelakukan penelitianiniadalah

sebagaiberikut:

1. Manfaatbagimahasiswa

Meningkatkan kemampuan mahasiswadalammengaplikasikan teoriyang

diperolehselamakuliahdanmeningkatkan wawasandalammenganalisis dan

memecahkanmasalahsebelummemasukidunia kerja khususnya dalamhal

peningkatanefektivitassistemdistribusiproduk melaluiPendekatan PDCA

2. Manfaat bagi perusahaan.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan mengenai

pengukuransupplychainyangdapatdigunakan untuk memperbaiki

performansi supplychain secarakeseluruhan.

3. BagiDepartemenTeknik IndustriUSU

Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan

DepartemenTeknikIndustriUSU.

1.5. Batasan dan Asumsi

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Batasandalampenelitianiniadalah:

Universitas Sumatera Utara


1. PenelitianhanyadilakukandiPT.Sisirau.

2. Atribut kinerja padaSCORyangdigunakandalam penelitianadalah

reliability, responsiveness, dan Flexibility.

Asumsidalampenelitianyangdilakukan sebagaiberikut.

1. Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan selama proses penelitian

misalnya perusahaan tidak melakukan penambahan atau pengurangan

supplier atau pelangganselama penelitian.

2. Manajemen perusahaantidakmengalami perubahanselama penelitian

3. Kegiatan didalam

rantaipasokantidakmengalamiperubahanselamapenelitian.

4. Setiap responden tidak mengalami tekananpadasaat pengisian kuesioner.

Universitas Sumatera Utara


1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah :

BabI Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang

mendasari penelitian dilakukan,perumusan permasalahan,tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasandanasumsi yang digunakandalampenelitiandan

sistematikapenulisantugas sarjana.

BabII gambaran umum PT.Sisirau, ruang lingkup perusahaan,lokasi,struktur

organisasi,tugasdantanggungjawab,jumlahtenaga

kerjadanjamkerjakaryawan,dansistempengupahan.

Bab IIILandasan Teori,berisiteori-teoriyang digunakan dalamanalisis

pemecahanmasalah.Sumberteoriatauliteraturyangdigunakanberupabuku

jurnalpenelitiandandraft tugassarjana mahasiswa yang pernah mengangkat

permasalahyangsama.

BabIVMetodologi Penelitian,berisijenispenelitian,lokasi danwaktu

penelitian serta tahapan-tahapan mulai persiapan hingga penyusunan laporan

tugas akhir.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi data prime rdan

sekunderyang diperoleh daripenelitiansertateknikyangdigunakan untuk

mengolahdatadalammemecahkanmasalah.

BabVIAnalisisPemecahanMasalah,meliputi analisishasil pengolahan

datadanpemecahanmasah.

BabVIIKesimpulandanSaran,berisikesimpulanyangdiperolehdari hasil

pemecahanmasalah dansaran-saranyangbermanfaatbagi PT.Sisirau.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT. Sisirau adalah salah satu badan

usaha swasta yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan minyak kelapa sawit

(CPO). Pada awal perencanaan PT. SISIRAU mengusahakan proyek

pembangunannya di atas lahan 20 hektar. Berdasarkan surat kesepakatan bersama

antara PT. Sisirau dengan PT.Desa Jaya pada tanggal 6 juni 1997 yang di perkuat

adanya surat keputusan kantor perusahaan Kabupaten Aceh Timur

No.15/1L.1/BPN/ATIM/1997 tentang pemberian izin lokasi untuk pembangunan

PMKS.

Sumber bahan baku kelapa sawit berasal dari kebun sendiri dengan luas 3.169

hektar dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS 6.000 hektar,

di lakukan kerja sama dengan PT.SEMADAM yang mempunyai luas kebun 3.550

hektar yang berjarak sekitar 10 KM.

2.2. Ruang Lingkup Badan Usaha

PMKS PT. Sisirau merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

industri pengolahan kelapa sawit, Adapun ruang lingkup bidang usaha nya adalah

1. Pengolahan Tandan buah segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO),

Kernel (Inti sawit) dan cangkang.

2. Pupuk kompos yang bahan bakunya dari hasil pembakaran tandan sawit

Universitas Sumatera Utara


2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi PMKS PT. Sisirau berada di jalan Medan-Banda Aceh. Desa

Sidodai Alur Gantung, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Naggroe Aceh

Darussalam, yang berbatasan dengan :

- Sebelah Timur dengan kebun PT. Desa Jaya

- Sebelah Barat dengan kebun PT. Alur Gantung

- Sebelah Utara dengan Desa Sidodadi

- Sebelah Selatan dengan PT. Alur Gantung dan Desa Sidodadi

Secara geografis lokasi kegiatan terletak pada kondisi kordinat : 04˚ 12˚

052LU/098˚ 03˚ 49,5” BT peta terlampir. Penentuan lokasi ini berdasarkan

pertimbangan :

- Dekat dengan transportasi antara kota yang berguna untuk melancarkan

pengiriman produksi, sehingga memudahkan pemasaran produksi.

- Bahan baku dekat dengan pabrik, sehingga dapat menghemat biaya

pengangkutan tandan buah segar (TBS) dan pengolahan dapat di lakukan

dengan baik dan akhirnya produksi berjalan optimal.

- Jarak dari kuala simpang 13 KM melalui jalan raya

- Jarak dari jalan raya ke lokasi pabrik sekitar 200 m.

Sumber Bahan baku kelapa sawit berasal dari kebun sendiri dengan luas

3.169 hektar dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS 6.000

hektar di lakukan kerja sama dengan PT. Semadam yang memiliki luas kebun

3.550 hektar yang berjarak sekitar 10 Km.

Universitas Sumatera Utara


2.4. Daerah Pemasaran

Produk Crude Palm Oil (CPO), Kernel (inti sawit) dan Cangkang yang

dihasilkan oleh PMKS PT. SISIRAU dipasarkan dalam negeri yaitu belawan yaitu

PT Musimas dan PT. Permata Hijau sedangkan pada kuala tanjung PT.Wilmar

dan Multimas nabati asahan. Daerah pemasaran ditentukan oleh kantor pusat

yang berlokasi di Medan yaitu Jl. Putri Hijau Dalam No. 4C-G.

2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan

2.5.1. Aspek Sosial Ekonomi Perusahaan

Dampak sosial dari PT. Sisirau menjelaskan bahwa apakah keberadaan

usaha ini dapat mendorong perkembangan daerah dan masyarakat disekitar lokasi

usaha sehingga dapat meningkatkan taraf hidup warga yang bermukim di sekitar

perusahaan. Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat sekitar terlihat dari dengan adanya sarana penunjang berupa

perumahan, Poliklinik, Transportasi, Sarana pendidikan, Sarana Ibadah, Sarana

Olah Raga dan Asuransi Tenaga Kerja.

Dampak ekonomi merupakan salah satu dampak yang sangat berpengaruh

bagi masyarakat di sekitar lokasi PT. Sisirau ini. Dengan didirikannya perusahaan

tersebut, banyak masyarakat yang memperoleh keuntungan dengan memperoleh

keuntungan akibat terciptanya lapangan pekerjaan yang disebabkan oleh perluasan

dan konstruksi dan perusahaan tersebut. Selain itu, di lokasi yang berdekatan

dengan pabrik juga terdapat beberapa rumah makan. Hal ini menunjukkan secara

Universitas Sumatera Utara


ekonomi, menunjukkan dukungan positif ke masyarakat sekitar, yang dari sisi

tersebut memungkinkan usaha kecil tetap berlangsung.

2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan

PT. Sisirau tidak menghasilkan limbah yang akan meresahkan

masyarakat karena PT sisirau melakukan metode Bio Gas yaitu tidak ada limbah

yang dihasilkan, karena limbah dari pabrik ditampung dalam sebuah wadah dan

dibakar merupakan gas yang tidak mencemarkan polusi udara disekitar

lingkungan lagi dan solid/ ampas-ampas sisa dari decanter dibagi-bagikan kepada

masyarakat yang digunakan sebagai makanan lembu. Limbah cair dibuang

kembali kesungai karena sudah bersih yaitu dengan pH 8.

2.6. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.6.1. Struktur organisasi

PMKS PT.Sisirau menggunakan struktur organisasi yang disusun

sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batasan-batasan tugas, wewenang, dan

tanggung jawab serta nama-nama dari setiap personil dalam organisasi tersebut.

Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk

mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing pegawai mengetahui dengan

jelas dari mana mendapatkan perintah dan kepada siapa harus bertanggung jawab

atas hasil kerjannya.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PMKS PT.Sisirau adalah struktur

organisasi garis (lini). Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang manajer dan

Universitas Sumatera Utara


dibantu oleh beberapa staff pimpinan dan karyawan yang didalamnya telah

terlihat batasan-batasan dan tugas atau tanggung jawab dari setiap bidang

pekerjaan tersebut.Struktur organisasi PT Sisirau dapat dilihat pada Gambar 2.1.

MANAJER

KEPALA KEPALA TATA ASISTEN


HUMAS ASISTEN TEKNIK
LABORATORIUM USAHA PENGOLAHAN

STAFF KEPALA KASIR DAN KEPALA


SATPAM KEPALA GUDANG KEPALA PROSES
LABORATORIUM PEMBUKUAN PEMBELIAN BENGKEL

KEPALA GUDANG OPERATOR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Sisirau

2.6.2. Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menjalankan setiap kegiatan PMKS PT. Sisirau menggunakan

struktur organisasi yang di susun sedemikian rupa segingga jelas terlihat batas-

batas tugas,wewenang dan tanggung jawab serta nama-nama dari setiap personil

dalam organisasi tersebut.

Dengan demikian di harapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi

untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing pegawai mengetahui

dengan jelas dari mana mendapatkan perintah dan kepada siapa haru bertanggung

jawab atas hasil kerjanya. Adapun tugas dan tanggung jawab berdasarkan

kedudukannya masing-masing sebagai berikut.

1. Manajer

Tugas dan tanggung jawab Manajer antara lain adalah sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara


a. Mengkoordinasi penyusunan recana anggaran belanja perusahaan.

b. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir, dan laporan sesuai

dengan sistem prosedur yang berlaku.

c. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada asisten.

d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada ke direksi.

e. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan

norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum.

f. Menelaah dan mendisposisi surat-surat masuk untuk penyelesaian

selanjutnya.

g. Membina dan meningkatkan kesejahteraan sosial karyawan.

h. Membina suasana kekeluargaan dan kerja sama yang baik antara asisten,

karyawan dan warga serta mempertanggungjawabkan jalannya koperasi.

2. Asisten Pengolahan

Tugasdantanggungjawab Asisten Pengolahan antara lain

adalahsebagaiberikut.

a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan, dan dipelihara

seluruh mandor-madnor dan pekerja di proses pengolahan.

b. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan, dan bahan-bahan

kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan Rencana

Kerja Anggaran Pendapatan (RKAP) dan penjabarannya ke Rencana

Kerja Operasional (RKO).

c. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses seperti

peroduksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara


d. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditetapkan.

e. Pengawasan barang-barang yang dipasok pelanggan jangan sampai hilang

atau rusak.

f. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu menelusuri hal

yang berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada finasl produk

di gudang.

g. Melakukan adjusment sesuai dengan data-data yang diberikan oleh asisten

laboratorium.

h. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta

produksi yang dikirim.

i. Mengawasi penanganan dalam proses pengolahan dari final produksi

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing

dan penyimpanannya.

j. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau

storage tank untuk pabrik kelapa sawit.

k. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, persiapan,

pemeliharaan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.

l. Mengorganisasi audit diproses pengolahan sehingga instruksi kerja dapat

dilaksanakan secara efektif.

m. Bertanggung jawab atas kebersihan terhadap seluruh lingkungan di

pabrik.

Universitas Sumatera Utara


n. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi bahan baku yang

diterima.

o. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.

p. Membuat laporan manajemen pengolahan.

q. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua mandor diproses

pengolahan.

3. Asisten Tata Usaha dan Personalia

Tugasdantanggungjawab Tata Usaha dan Personalia antara lain

adalahsebagaiberikut.

a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek, dan

bidang Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) / kependudukan.

b. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha

mengerti, menerapkan, dan memelihara kebijakan mutu yang telah

ditetapkan oleh Top Management.

c. Menjamin bahwa semua aktivitas-aktivitas pelatihan prosedur mutu dan

catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai dengan

efektif.

d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di

bagian personalia.

e. Mempersiapkan daftar program pelatihan untuk semua personil.

f. Mengkoordinir pelatihan termasuk fasilitas yang dilatih, pealtih, dan

mampu mempersiapkan materi pelatihan yang diterima di bagian terkait.

Universitas Sumatera Utara


g. Menyusun jadwal tanggal pelatihan untuk disampaikan ke bagian terkait.

Menjamin bahwa daftar hadir pelatihan, identifikasi kebutuhan pelatihan,

sertifikat, dan catatan-catatan lainnya yang berhubungan dengan aktivitas-

aktivitas pelatihan dipelihara dan disimpan dengan baik di bagian

personalia.

h. Membuat laporan bulanan pelatihan.

i. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila ada masalah yang

berhubungan dengan personalia dan umum dengan persetujuan manajer.

j. Mengkoordinir pekerjaan bidang administrasi dan keuangan.

k. Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan.

l. Mengkoordinir proses pembuatan RKAP / RKO bekerja sama dengan

bagian terkait.

m. Melaksanakan evaluasi bulanan, semester, dan tahunan.

n. Melaksanakan dan mengawasi proses permintaan barang, penyimpanan

barang, dan pengeluaran dari gudang.

o. Melaksanakan administrasi kas dan bank.

p. Melaksanakan dan mengawasi proses keuangan.

q. Bertanggung jawab kepada manajer.

4. Asisten Teknik

Tugas dan tanggung jawab Asisten Teknik antara lain adalah sebagai berikut.

a. Menerapkan kepada personil yang ada di bawah naungan teknik, bahwa

kebijakan mutu dimengerti dan dipahami oleh seluruh karyawan bagian

teknik.

Universitas Sumatera Utara


b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik sesuai

dengan prosedur mutu dan catatan mutu.

c. Mempersiapkan agenda rapat untuk tujuan manajemen yang berhubungan

dengan masalah teknik.

d. Mengajukan permintaan bahan, alat, maupun mesin untuk kepentingan

teknik sesuai perencanaan yang telah dibuat.

e. Memelihara sesmua dokumen prosedur mutu dan catatan mutu di bagian

teknik.

f. Merencanakan semua peralatan maupun mesin untuk dipelihara baik

secara rutin maupun break down maintenance.

g. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare part dan mencatatnya pada

onderdil.

h. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan break down

maintenance.

i. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan terhadap semua personil yang ada

pada pengawasannya.

j. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan,

pengukuran, dan alat-alat uji yang digunakan di kebun.

k. Menindaklanjuti tindakan perbaikan yang ditemukan pada internal quality

audit.

5. Asisten Laboratorium (Quality Control)

Tugas dan tanggung jawab Asisten Laboratorium antara lain adalah sebagai

berikut.

Universitas Sumatera Utara


a. Menjaga dan memelihara pelaksanaan SMM ISO 9000, SML 14000,

SMK3, dan PTB di bagian laboratorium dan sortasi.

b. Membuat rencana pemakain bahan dan alat yang berhubungan dengan

analisa laboratorium dan sortasi ke kepala bagian pengolahan, setelah

disetujui manajer.

c. Memproses dan mengoreksi fisik dan urgensi serta kelengkapan

administrasi dalam pengajuan PPAB dan DPBB.

d. Membuat estimasi bidang laboratorium yang dibutuhkan oleh panitia

pelelangan.

e. Meakukan pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan bahan baku

(sortasi) dalam proses dan produk akhir.

f. Mengawasi dokumen yang berhubungan dengan laboratorium dan sortasi

serta melakukan analisa tandan satu kali dalam enam bulan.

g. Mengawasi dan mengidentifikasi pada penerimaan bahan baku (sortasi)

dalam proses dan produk akhir.

h. Mengevaluasi penerimaan bahan baku (sortasi) dalam proses dan produk

akhir sesuai atau tidak.

i. Menyetujui dan memeriksa peralatan yang ada di laboratorium dan

sortasi.

j. Memeriksa hasil laporan dan pengujian serta penerimaan bahan baku

(sortasi) dalam proses maupun produk akhir sesuai atau tidak.

k. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan ketidaksesuaian yang

terjadi dalam implementasi sistem mutu dan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara


l. Memonitor dan mengevaluasi proses kontrol di PKS.

m. Memantau dan mengevaluasi pengolahan limbah cair dan limbah padat

serta water treatment.

n. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan / diktat untuk personil yang ada di

bagian laboratorium dan sortasi.

o. Membuat laporan mingguan dan bulanan kinerja pabrik dan laboratorium

serta pemakaian bahan dan alat yang digunakan di laboratorium dan

sortasi.

p. Membimbing semua personil yang ada dilaboratorium dan sortasi.

q. Mengadakan rapat kerja tentang masalah yang dihadapi di laboratorium

dan sortasi.

r. Memeriksa mutu minyak sawit dan inti sawit yang dikirim.

s. Memeriksa jumlah dan mutu TBS yang diterima di PKS.

t. Memeriksa jumlah hasil olah produksi minyak sawit dan inti sawit.

u. Pemeriksaan kembali terhadap hasil analisa / sortasi yang tidak sesuai

dengan standar yang ditetapkan.

v. Melaksanakan penelitian dan pengujian terhadap proses dan produk.

6. Humas

Tugas dan tanggung jawab Humas antara lain adalah sebagai berikut.

a. Mengkoordinasi anggota satuan pengaman (satpam).

b. Melakukan komunikasi eksternal baik dengan masyarakat sekitar maupun

dengan instansi luar.

Membimbing tamu serta menajdi penghubung antara tamu dengan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


2.6.3. Jam kerja

Jam Kerja Pada PMKS PT.Sisirau adalah 6 hari kerja dalam seminggu

untuk bagian kantor dan produksi. Penjadwalan jam kerja untuk tenaga kerja

adalah sebagai berikut :

1. Karyawan kantor yang terdiri di Manajer, staff tata usaha dan bagian-

bagiannya, staff quality control dan karyawan laboratorium serta humas

mulai bekerja pukul 07.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00-

14.00 WIB.

2. Karyawan Bagian Produksi

Karyawan bagian produksi terbagi dari dua shift kerja yaitu :

- Shift I pada pukul 07.00-16.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00-14.00

- Shift II pada pukul 16.00-23.00 dengan waktu istirahat pukul 18.30-19.30

3. Karyawan Bagian Keamanan

Karyawan bagian keamaan terdapat 3 shift yaitu :

- Shift I pada pukul 08.00-17.00

- Shift II pada pukul 17.00-01.00

- Shift III pada pukul 01.00-08.00

2.7. Proses produksi

Pada PMKS Sisirau merupakan pabrik yang mengelola kelapa sawit

menjadi CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit kasar. Minyak sawit atau inti

sawit mulai terbentuk 100 hari setelah penyerbukan yang terhenti 180 hari setelah

penyerbukan atau setelah terjadi proses kejenuhan pembentuk minyak dalam

Universitas Sumatera Utara


buah, hal ini ditandai dengan buah membrondolan normal. Hasil utama yang

diperoleh dari tandan buah kelapa sawit adalah minyak kelapa sawit adalah

minyak sawit yang terdapat pada daging buah dan minyak inti sawit yang terjadi

pada kernel, kedua jenis minyak kelapa sawit ini dibedakan berdasarkan

komposisi asam lemak dan sifat fisika kimia.

Mutu Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT. Sisirau bergantung pada

mutu buah kelapa sawit yang diterima, Mutu hasil sangat ditentukan oleh mutu

bahan bakunya, sedangkan bahan baku dipengaruhi oleh kegiatan pasca panen,

seperti mutu panen dan transportasi. Kesalahan pada langkah pengumpulan hasil

dapat mengakibatkan mutu hasil olahan tidak dapat memenuhi standar yang telah

ditetapkan. Akibatnya dapat memperkecil efisiensi pengolahan. Pelaksanaan

panen dipengaruhi oleh sistem panen yang diterapkan oleh pihak perkebunan.

Tandan Buah Segar (TBS) sebagai sumber bahan baku yang masuk ke PKS

Sisirau berasal dari kebun sendiri, dan Kebun rakyat.

2.7.1. Standar Mutu Bahan/Produk

Standard mutu Bahan baku dalam menentukan kualitas dari minyak

kelapa sawit menurut Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu:

Tabel 2.1.Standard Mutu Minyak Kelapa Sawit

Karakteristik Minyak Kelapa Keterangan

Sawit

Asam Lemak Bebas 3,5% Maksimal

Kadar Kotoran 0,02% Maksimal

Universitas Sumatera Utara


Kadar Zat Menguap 0,2% Maksimal

Bilangan Peroksida 2,2 meq Maksimal

Bilangan Iodin 10,5-18,5 Maksimal

Kadar Logam - -

(Fe,Cu)

Lovibond - -

Kadar Minyak - -

Kontaminasi - -

Kadar Pecah - -

2.7.2. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan pada proses produksi CPO meliputi bahan

baku, dan bahan penolong.

2.7.2.1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan di PMKS PT. SISIRAU adalah buah sawit yang

berasal dari kebun PT. SISIRAU dan kebun milik rakyat. Varietas yang paling

banyak digunakan dikebun SISIRAU adalah Tenera. Salah satu untuk

meningkatkan produksi tandan buah segar adalah dengan melepaskan Serangga

Penyerbukkan Kelapa Sawit (SPKS) keseluruh areal kebun. Tenera adalah jenis

kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong dengan karakteristik sebagai

berikut :

a. Ketebalan cangkang (mm) : 1 - 2,5mm

Universitas Sumatera Utara


b. % Cangkang / buah : 3 – 20%s

c. % Mesocrap / buah : 60 – 90%

d. % Inti / buah : 3 – 15%

e. Kadar minyak : sedang

Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2,5 tahun. Buahnya menjadi

masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Proses pembentukkan minyak didalam

buah berlangsung selama 24 hari, yaitu pada saat buah mulai masak.

2.7.2.2. Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan pada PMKS PT. Sisirau adalah Air. Air

digunakan untuk proses pengepresan yaitu tujuan agar minyak yang terkandung

dalam daging buah sawit dapat keluar.

2.7.2.3. Uraian Proses

Pabrik kelapa sawit PMKS PT. Sisirau mengelola bahan baku berupa

kelapa sawit hingga menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) atau minyak kelapa

sawit sebagai hasil utama dan juga kernel (inti),dan cangkang sebagai hasil

sampingan. PMKS PT. Sisirau memiliki kapasitas produksi 30 Ton/ Jam. PT.

Sisirau memiliki enam stasiun kerja yaitu

1. Stasiun Penerimaan Buah

2. Stasiun Perebusan (Sterilizing)

3. Stasiun Penebahan (Thressing)

Universitas Sumatera Utara


4. Stasiun Pengempaan (Digesting andPressing)

5. Stasiun Klarifikasi Minyak (Clarification)

6. Stasiun Pengolahan Biji

1. Stasiun Penerimaan Buah

Stasiun penerimaan buah adalah stasiun yang digunakan untuk menerima buah

TBS yang diangkut oleh truk-truk pengangkut TBS yang berasal dari kebun

sendiri dan kebun rakyat. Pada stasiun penerimaan buah terdapat stasiun

timbangan dan stasiun loading ramp.

Pada Stasiun penimbangan untuk menentukan berat netto TBS,

mengetauhi rendemen dan kapasitas TBS yang di perlukan oleh pabrik. Pada

stasiun ini terdapat catatan penerimaan TBS, Pengiriman kernel (inti), pengiriman

CPO, berat minyak dan kernel (inti), dan berat TBS. Pada PMKS PT. Sisirau

terdapat jembatan timbangan yang menggunakan sistem digital dengan kapasitas

maksimal 30 ton. Sebelum TBS masuk keloding ramp disiapkan petugas yang

menyotir buah karena TBS juga sangat mempengaruhi minyak serta rendaman

yang diperoleh. Oleh karena itu pihak sortasi bertugas untuk memilih kriteria TBS

yang siap diolah dan menyisihkan yang masih mentah atau belum siap diolah.

Setelah proses penimbangan selanjutnya melalui Loading Ramp yang

memiliki fungsi tempat penimbunan sementara TBS sebelum tandan buah segar

tersebut dipindahkan kelori perebusan. Lantai loading ramp dibuat dari plat baja

dengan kemiringan 27 ̊ dan mempunyai 12 pintu. Pintu dari setiap ruang dibuka

Universitas Sumatera Utara


secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Lori yang digunakan untuk

mengangkut ketempat perebusan sawit ditarik dan diposisikan didepan pintu

loading ramp. Satu unit lori berkapasitas sekitar 4,5 ton TBS/jam, pintu loading

ramp dibuka satu persatu dan TBS masuk kedalam lori, selanjutnya lori yang

sudah penuh ditarik dengan capstand untuk dipindahkan ke stasiun perebusan.

Gambar 2.2. Stasiun Timbangan

Gambar 2.3. Sistem Komputerisasi Stasiun Timbangan

2. Stasiun Perebusan

Proses perebusan (Sterilizer) dimulai dengan proses pemisahan brondolan untuk

mendapatkan minyak dan kernel (inti). Proses perebusan menggunakan bejana

Universitas Sumatera Utara


Sterilizer yang merupakan sebuah bejana tekan dengan tipe horizontal dilengkapi

dengan dua unit pintu, proses perebusan ini sangat penting karena akan

mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit dalam proses ini buah kelapa sawit

dimasukkan kedalam sterillizer dengan waktu ±90 menit. Satu lori rebusan yang

dimiliki ±4,5 ton/lori dan terdapat 7 lori untuk satu kali perebusan. Perlu juga

diketahui dalam pengisian TBS pada lori agar tidak terlalu penuh karena hal

tersebut dapat mengakibatkan TBS jatuh dalam rebusan yang mengakibatkan

kerugian minyak pada air kondensat rebusan dan penyumbatan saringan pipa-pipa

kondensat. Lori yang berisikan TBS ditarik dengan menggunakan capstand

ditransfer carriage dan selanjutnya dimasukkan kedalam sterillizer. Pada PMKS

PT. Sisirau terdapat 2 unit sterillizer dimana temperaturnya sebesar 120 – 135̊

C.Tujuan perebusan adalah mempermudah pelepasan buah dari tandan dan kernel

(inti), memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan.

Dalam perencanaan kebutuhan unit Sterilizer yang disesuaikan dengan kapasitas

pabrik, dengan perhitungan :

𝐾𝐾𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆

𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥𝑥 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 (𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 )


=
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑥𝑥 60 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚

Dalam satu siklus perebusan memiliki tekanan uap 3 kg/cm2, Siklus

proses perebusan yaitu dengan pengisian lori yang TBS ke dalam Sterilizer,

selanjutnya ditutup pintu Sterilizer dan dilakukan penguncian pintu pengaman

Sterilizer dan terakhir memasukkan uap kedalam dan mengeluarkan Uap dari

bejana Sterilizer dengan membuka dan menutup kerangan sesuai program secara

otomatis. Tujuan dari proses perebusan adalah:

Universitas Sumatera Utara


a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan FFA.

b. Menguraikan kadar air dalam buah.

c. Mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak.

d. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam

protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan

osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat

keluar.

e. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pelumatan

(digesting).

f. Mempermudah proses pembantingan (threshing).

Gambar 2.4. Ketel Rebusan (Sterillizer)

3. Stasiun Penebahan (Thressing)

Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari janjangan (bunch ) setelah

lori berisi buah yang sudah siap direbus diangkut dengan Hosting Crane dan

menuangkannya ke dalam automatic feeder (bunch feeder)lalu buah akan jatuh ke

dalam thresser . thresser merupakan alat penebah atau pemisah janjangan dengan

Universitas Sumatera Utara


brondolan yang berbentuk drum, bagian utama drum dibuat kisi-kisi (celah)

sebagai tempat jatuhnya buah brondolan yang terlepas dari janjangannya.

Thresser digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dari tandan

dengan cara masuknya buah dari pengisi otomatis masuk kedalam drum yang

berputar (23-25 rpm), dan dengan bantuan sudu-sudu yang ada di dalam drum,

buah terangkat dan jatuh terbuang sehingga buah/brondolan lepas dari tandan

melalui kisi-kisi drum buah masuk kedalam konveyor janjangan kosong yang

terdorong keluar dan masuk kedalam conveyor janjangan kosong (empty bunch

conveyor). Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh

sebuah screw conveyor untuk dikirim ke bagian digesting dan pressing .

Sementara, tandan (janjang) kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil

ditampung oleh conveyor dan dibawa ke hopper janjangan kosong melalui empty

bunch conveyor dan bunch Hopper Conveyor.

Gambar 2.5. Trippler

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.6. Threshing

4. Stasiun Pengempaan (Digesting andPressing)

Pada stasiun ini terjadi pemisahan daging buah atau pericrape dengan biji atau nut

dan proses pengambilan minyak kasar dari buah. Pengambilan minyak pertama

yang terjadi pada stasiun kempa dilakukan dengan cara melumat buag dan

mengempanya. Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga

hancur dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan

untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak kasar (crude oil).

5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification)

Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang sesuai dengan

standar mutu produk yang dihasilkan. Pemurnian minyak terdiri dari beberapa

proses sebagai berikut.

1. Pemisahan minyak kasar dari pasir

Pemisahan minyak kasar dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand trap

tank (perangkap pasir). Prinsip kerja sandtrap tank adalah pemisahan

berdasarkan berat jenis. Sand trap tank terdiri corong yang memilki saluran

pada bagian atasnya dan saluran bagian bawah. Minyak kasar akan mengalir

Universitas Sumatera Utara


pada saluran bagian atas, sedangkan pasir akan jatuh ke saluran bagian bawah.

Minyak kasar akan dialirkan ke vibro separator dan pasir akan ditampung di

tempat penampungan.

2. Penyaringan minyak kasar

Penyaringan minyak kasar dilakukan dengan menggunakan vibro

separator.Vibro separator berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran-

kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro

separator terdiri dari dua buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20

mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa cake yang

disaring pada saringan ini dikembalikan ke fruit transfer conveyor untuk

diproses kembali. Sedangkan minyak kasar dari vibro separator ditampung

dalam tangki minyak kasar (crude oil tank). Untuk memudahkan penyaringan,

saringan getar tersebut disiram dengan air panas.

3. Pemanasan minyak kasar

Pemanasan minyak kasar bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di

vertical clarifier tank dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak kasar

dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Prinsip

kerja Crude Oil Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap.

Temperatur yang diharapkan ± 900C. Untuk menjaga kebersihan dalam Crude

OilTank harus dilakukan blow down dua kali per shift. Minyak dalam Crude

Oil Tank selanjutnya dipompakan ke dalam Vertical Clarifier tank dengan

menggunakan vacum pump.

4. Pemisahan minyak dari sludge

Universitas Sumatera Utara


Pemisahan minyak dari sludge dilakukan di vertical clarifier tank. Vertical

clarifiertank berfungsi untuk mengendapkan sludge yang terkandung di dalam

minyak kasar. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka temperatur

dipertahankan 90-950C.

Vertical clarifier tank terdiri dari tiga ruang yaitu:

- Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar

dan penambahan panas.

- Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai

berat jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam pure oil

tank, sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih

besar dari pada minyak masuk ke dalam ruang ke tiga

melalui lubang bawah sekat.

- Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke dalam

sludge tank.

5. Penampungan minyak murni

Penampungan minyak murni dilakukan di tangki minyak murni (pure oil

tank).Minyak yang ditampung di ruang kedua vertical clarifier tank dialirkan

ke pure oil tank. Pemanasan tetap dilakukan dengan injeksi uap hingga

temperatur 95-1000C. Pure oil tank berbentuk selinder, dengan dasar berbentuk

kerucut. Tangki ini di blow down 4 jam sekali untuk membuang lumpur atau

endapan.

6. Pemurnian minyak

Universitas Sumatera Utara


Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier. oil purifier

bertujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,2 – 0,5 % , kadar kotoran

hingga 0,01 – 0,13 % dan temperatur 90-950C. Oil purifier bekerja dengan

gaya sentrifugal yang berkecepatan 7500 rpm. Akibat dari gaya sentrifugal ini

maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil akan bergerak ke arah

poros dan terdorong keluar sudut-sudut. Sedangkan kotoran dan air yang berat

jenisnya lebih besar terdorong ke arah dinding bowl. Air keluar dan padatan

melekat pada dinding bowl yang dilarutkan dengan pencucian.

7. Pengeringan minyak

Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum

dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15 % dan kadar

kotoran hingga 0,013 - 0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari

oil purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan

ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle)

yang berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa di

dalam tabung pengering secara terus menerus.

Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle

yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor yang berbentuk

pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus

(spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor

sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut

kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara.

Universitas Sumatera Utara


Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung pengering dan

langsung dihisap dengan oil transfer pump ke oil storage tank (OST).

Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level kontrol yang

dihubungkan ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol

ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara

jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka

katupnya sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa by-pass.

Ujung pipa pengeluaran air dan kondensor harus terendam dalam air hot weel

tank.

8. Penampungan minyak sawit (CPO)

Penampungan minyak sawit (CPO) dilakukan di oil storage tank (OST) atau

sering disebut bulk storage tank (BST). CPO dalam OST harus selalu

dipanaskan dengan cara injeksi uap yang bersuhu 950C agar minyak tidak

membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada oil storage tank adalah kebersihannya,

kondisi steam coil dan temperature. Storage tank harus dibersihkan secara rutin

karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam coil dapat mengakibatkan

naiknya kadar air pada CPO.

9. Penampungan sludge

Penampungan sludge hasil pemisahan di vertical clarifier tank dilakukan di

sludge tank.Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih mengandung

minyak 8-10 %. Pemanasan dalam alat ini dilakukan dengan sistem injeksi uap

dan suhu cairan dalam tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara


persentase Non Oil Solid (NOS) dalam sludge. Oleh karena itu, perlu dilakukan

blow down secara rutin.

10. Penyaringan sludge

Penyaringan sludge dilakukan dengan menggunakan vibro Separator.Vibro

Separator berfungsi untuk memisahkan sludge dari benda-benda padat berupa

serabut, pasir, dan kotoran. Vibro Separator terdiri dari satu buah saringan

kawat dengan ukuran saringan 60 mesh. Benda-benda padat berupa serabut,

pasir, dan kotoran akan dibuang ke tempat penampungan. Sedangkan sludge

akan dialirkan melalui pipa ke sand cyclone.

11. Pemisahan sludge dari pasir

Pemisahan sludge dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand

cyclone.Sludge dari vibro separator masih mengandung pasir sehingga harus

dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah karena

gaya sentrifugal dan blow down setiap 20 menit. Untuk mengambil minyak

yang masih terkandung di sludge, selanjutnya sludge ditampung di sludge

buffer tank sebelum diproses pada sludge separator.

Sludge buffer tank ini memiliki kapasitas 9 m3 yang dilengkapi dengan steam

injection dan enam pipa saluran. Pipa I di bawah tangki untuk menyalurkan

sludge kembali ke sludge tank, pipa II di tengah tangki untuk menyalurkan

sludge ke sludge separator dan pipa III di bagian atas tangki untuk menjaga

kelebihan sludge yang akan masuk ke tangki, pipa IV, V dan VI masing-

masing untuk menyalurkan minyak ke low speed yang berjumlah tiga unit.

Universitas Sumatera Utara


Sludge dipanaskan pada temperature 90-950C sehingga minyak yang akan

dipisahkan pada low speed lebih homogen.

12. Pemisahan minyak dari sludge

Pemisahan minyak dari sludge dilakukan dengan menggunakan sludge

separator.Sludge separator berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, dan

kotoran dengan cara sentrifugasi. Cairan yang dipompakan pada bagian atas

dengan steam siklus, sehingga

cairan berputar-putar dalam tabung yang menimbulkan gaya sentrifugal,

selanjutnya cairan tanpa pasir dan kotoran bergerak ke atas dan keluar melalui

poros.Hasil pemisahan sludge dari pasir memiliki kadar air 80-85 %, minyak

5-10 %, dan 8-12 % berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran dibuang

keluar sedangkan minyak akan dipompakan ke sludge drain tank. Dalam

proses ini kadar minyak yang diperoleh pada sludge separator diharapkan

0,3-0,5 %.

13. Pengambilan minyak kembali

a. Low Speed

Alat ini digunakan untuk mengutip kembali minyak yang masih terkandung

dalam sludge. Dengan prinsip putaran rendah ke arah sumbu vertical minyak

akan terkumpul di tengah sedangkan kotoran akan tercampak keluar.

Selanjutnya dialirkan ke reclaimed tank sedangkan drab buang dialirkan ke

effluent treatment.

b. Sludge Drain Tank

Universitas Sumatera Utara


Endapan dari tangki masakan minyak, tangki sludge (sludge tank) yang

dijumpai setiap hari sebelum diolah ditampung dalam tangki ini. Demikian

juga minyak kutipan dari bak penampung lumpur (fat-fit). Tangki ini

dilengkapi pemanas uap injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang

terapung di bagian atas dialirkan ke VCT, sedangkan lumpur pekat dibuang

kembali ke bak penampung lumpur.

Jika cairan di dalam tangki terlalu kental, perlu diadakan penambahan air

panas agar pemisahan cairan berat jenis rendah (minyak) dengan cairan berat

jenis yang tinggi dapat terlaksana dengan baik.

c. Hot Weel Tank

Tangki ini terletak di bagian bawah stasiun klarifikasi. Hot weel tank

berfungsi untuk memanaskan air yang selanjutnya akan dikirim ke hot water

tank.. Air dalam tangki ini dipanaskan dengan temperatur berkisar antara 90-

950C dengan menggunakan steam injection serta air condensate steam coil ke

dalam tangki. Selanjutnya akan dipompakan untuk menyuplai kebutuhan air di

hot water tank.

d. Hot Water Tank

Hot water tank berfungsi untuk menampung air panas untuk menyuplai

kebutuhan air panas di oilpurifier, sludge separator dan screw press serta

untuk pencucian tangki-tangki. Hal yang perlu diperhatikan adalah

temperature air yang harus tetap dijaga sekitar 1000C serta pemeliharaan

pompa air panas.

e. Fat-Fit

Universitas Sumatera Utara


Buangan (sludge) dari stasiun klarifikasi akan dialirkan ke fat fit. PKS

Rambutan (PRBTN) memiliki enam kolam penampung sludge dari stasiun

klarifikasi dan satu bak penampung minyak hasil endapan dalam kolam

penampung sludge. Fat-fit berfungsi sebagai bak penampungan limbah

sementara dan tempat pengendapan sludge. Untuk memudahkan proses

pengendapan, ditambahkan air panas dengan suhu 90-950C.

6. Pengolahan Biji

Setelah dari stasiun Pressing diperoleh crude oil dan nut. Crude oil diproses di

clarification Station sedangkan nut diolah distasiun kernel recovery hingga

diperoleh produk berupa inti sawit (Palm Kernel). Pengolahan biji bertujuan

untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang

dihasilkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses sebagai berikut.

1. Penguraian Cake (Cake Breaker)

Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serabut.

Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor.

Prinsip kerja cake breaker conveyor adalah mengaduk-aduk cake dengan cara

berputar sambil mendorong cake ke ujung talang untuk memisahkan biji dan

serabut di pemisah biji. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi

pedal-pedal yang diikatkan pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan

dengan injeksi uap sehingga gumpalan cake akan menjadi kering dan mudah

terurai.

2. Pemisahan biji dari serabut

Universitas Sumatera Utara


Pemisahan biji dari serabut dilakukan dengan menggunakan depericarper.

Depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serabut dan membersihkan

biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Depericarper terdiri kolom

pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah

teruraimasuk kedalam separating coloumn. Pemisahan yang terjadi di

separating coloumn dikarenakan oleh hisapan blower.Biji yang berat jenisnya

lebih besar jatuh ke dalam nut polishing drum,sedangkan serabut kering

terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fibre shell conveyor melalui

air lock.

Nut polishing drum berputar dengan kecepatan 32 rpm. Pada nut polishing

drum biji akan bergesekan dengan blade-bladepolyshing drum, sehingga selama

biji melewati nut polishing drum, serabut-serabut halus yang masih melekat pada

biji akan terlepas.

1. Pemisahan biji dari batu dan biji kosong

Pemisahan biji dari batu dan biji kosong dilakukan dengan menggunakan

destoner system. Destoner system terdiri dari kolom pemisah (separating

coloumn) dan nut cyclone. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn

dikarenakan oleh hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan,

biji akan masuk ke dalam nut grading drum melalui air lock, sedangkan biji

kosong akan terhisap oleh nut cyclone dan masuk ke shell hopper.

2. Pemisahan biji menurut besar diameter

Pemisahan biji menurut besar diameter dilakukan dengan menggunakan nut

grading drum. Proses pemisahan bertujuan untuk meratakan biji-biji yang

Universitas Sumatera Utara


masuk ke nut silo. Nut grading drum adalah drum yang berlubang dan

berputar.

3. Pengeraman biji

Pengeraman biji dilakukan di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk

mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip

kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas

untuk mengurangi kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji

± 9%. nut silodilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah untuk

mengatur biji yang akan masuk ke pemecah biji (ripple mill).

4. Pemecahan biji

Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji

bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari

rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad).Rotating rotor berfungsi

sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan

biji. Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari

high carbon steel, dimana 15 batang dipasang di bagian luar dan 15 batang lagi

di bagian luar.Stationary plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi tajam

dan terbuat dari high carbon steel. Efisiensi ripple mill dipengaruhi oleh

kecepatan putar rotor, jarak antara rotor dengan plat bergerigi dan ketajaman

gerigi.

5. Pemisahan inti sawit dari cangkang

Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan dua unit

Light Tenera Dust Separating (LTDS) yang dioperasikan secara seri. Inti sawit

Universitas Sumatera Utara


dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan elevator ke LTDS pertama. Di

LTDS pertama, inti sawit dan cangkang dipisahkan berdasarkan berat jenis dan

gaya gravitasi dengan menggunakan kolom pemisah. Di mana kotoran yang

ringan, dan pecahan cangkang yang ringan akan terhisap oleh LTDSfan

pertama, kemudian masuk ke dalam shell hopper. Pecahan cangkang, dan inti

sawit akan masuk ke LTDS kedua melalui air lock.

Di LTDS kedua pecahan cangkang dan inti sawit dipisahkan berdasarkan berat

jenis dan gaya gravitasi dengan menggunakan kolom pemisah. Dimana

pecahan cangkang ringan akan terhisap oleh LTDSfan kedua, kemudian masuk

ke dalam shell hopper. Pecahan cangkang dan inti sawit pecah yang memiliki

kriteria berat sedang akan masuk ke hydrocyclone melalui air lock. Sedangkan

Inti sawit utuh akan jatuh ke wet kernel conveyor (wet shell transport).

6. Pemisahan inti sawit pecah dari cangkang

Pemisahan inti sawit pecah dari pecahan cangkang dilakukan dengan

menggunakan dua unit hydrocyclone yang dioperasikan secara seri. Prinsip

kerja hydrocyclone adalah menggunakan air untuk memisahkan inti sawit

pecah dari pecahan cangkang berdasarkan berat jenis. Hydrocyclone terdiri dari

saluran yang berbentuk siklon. Untuk lebih jelasnya prinsip kerja hydrocyclone

dapat dilihat gambar 2.7.

Universitas Sumatera Utara


b e

g
c
d

f
a

Gambar 2.7. Proses Pemisahan di Hydrocyclone

Keterangan gambar:

a. Pecahan cangkang, dan inti sawit pecah jatuh ke bak air pertama.

b. Lalu dipompakan ke hydrocyclone pertama untuk dilakukan pemisahan.

c. Inti sawit pecah tidak sempurna keluar melalui overflow dan jatuh ke roller

drum pertama, kemudian jatuh ke wet kernel conveyor (wet shell transport).

d. Pecahan cangkang dan inti sawit pecah sempurna yang memiliki berat yang

sama keluar melalui underflow dan jatuh ke bak air kedua.

e. Lalu dipompakan ke hydrocyclone kedua untuk dilakukan pemisahan kembali.

f. Inti sawit pecah sempurna keluar melalui overflow dan jatuh ke bak air pertama

untuk dilakukan pemisahan kembali di hydrocyclone pertama.

g. Pecahan cangkang keluar melalui underflow dan ke roller drum kedua,

kemudian dihembuskan ke shell hopper dengan menggunakan fan.

7. Pengeringan inti sawit

Universitas Sumatera Utara


Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo

adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan.

Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo

berbeda-beda. Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu: 60-700C, 50-

600C, dan 40-500C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas yang

kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7%. Kemudian inti sawit

dihembuskan ke kernel bunker (kernel storage) dengan menggunakan fan untuk

disimpan sebelum dilakukan pengiriman.

2.8. Mesin dan Peralatan

2.8.1. Mesin Produksi

Mesin produksi adalah mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam

proses produksi. Berikut adalah beberapa mesin yang digunakan oleh PT.

SISIRAU.

1. Jembatan timbangan ini memiliki fungsi untuk menimbang berat TBS yang

masuk setiap harinya.

2. Loading ramp berfungsi untuk tempat pengumpulan TBS sementara

3. Mesin hydraulic, Mesin ini memiliki fungsi untuk membuka dan menutup

mesin sterillizer

4. Transfer carriage berfungsi untuk memindahkan lory rebusan dari stasiun

penerimaan buah ke sterillizer.

Universitas Sumatera Utara


5. Mesin Sterillizer, Mesin ini memiliki fungsi untuk Merebus buah bertujuan

untuk menonaktifkan enzim lipase yang menyebabkan naiknya asam lemak

bebas, memudahkan lepasnya buah dari tandannya, melunakkan daging buah

dan mengurangi kadar air.

6. Mesin Tippler, Mesin ini berfungsi untuk menuang lori yang berisi tandan buah

dan brondolan buah sawit yang telah direbus ke dalam autofeeder.

7. Mesin Fruit Bunch Elevator, Mesin ini berguna untuk mengankut buah dari

thresher untuk dipisahkan dari daging buah.

8. Mesin Thresser, Mesin ini berguna untuk memisahkan tandan kosong dan

brodolan matang

9. Mesin Empty Bunch Conveyor, Mesin ini berguna untuk membawa janjangan

kosong menuju inclinedempty bunch conveyori dan nantinya akan dibakar di

incerenator.

10. Mesin Digester, Mesin ini berfungsi untuk melumatkan brondolan atau buah

sawit dengan proses pengadukan.

11. Mesin Screw press, Mesin ini berfungsi untuk memeras brondolan yang telah

dicincang untuk mendapatkan minyak.

12. Mesin Cake Breaker Conveyor, Mesin ini berfungsi untuk mengeringkan dan

mengurangi kadar air pada cangkang biji agar dapat digunakan untuk bahan

bakar boiler.

13. Mesin Depericafer, Mesin ini berfungsi memisahkan serabut dari biji

14. Mesin Hydrocyclone, Mesin ini berfungsi untuk memisahkan cangkang

daninti sawit dengan prinsip berat jenis.

Universitas Sumatera Utara


2.8.2 Peralatan (Equipment)

Peralatan yang digunakan oleh PT. Sisirau adalah sebagai berikut:

1. Tojok

Tojok merupakan tongkat besi berbentuk T dimana pada ujungnya

meruncing. Alat ini digunakan pada stasiun loading ramp atas ketika

melakukan proses grading.

2. Kampak merupakan alat yang digunakan pada saat melakukan proses

grading. Kampak berfungsi untuk membelah buah kelapa sawit guna melihat

kriteria panen buah, apakah buah tergolong dura atau tenera.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Teknik Pengendalian Kualitas PDCA

Salah satu teknik pengendalian kualitas yang ssering digunakan di

perusahaanperusahaan besar adalah penerapan konsep kaizen dengan tahapan

Universitas Sumatera Utara


PDCA (Plan – Do – Check – Action)(Samabas, 2014). Pengendalian kualitas

harus dilakukan melalui proses yang terus-menerus dan berkesinambungan.

Proses pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan melalui penerapan PDCA

(Plan – Do – Check – Action) yang diperkenalkan oleh Dr. W. Edwards Deming,

seorang pakar kualitas ternama berkebangsaan Amerika Serikat.

Penjelasan dari tahap-tahap dalam siklus PDCA adalah sebagai berikut

(M. N. Nasution, 2005, h.32):

1. Mengembangkan rencana (Plan) Merencanakan spesifikasi, menetapkan

spesifikasi atau standar kualitas yang baik, memberi pengertian kepada

bawahan akan pentingnya kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan

secara terus-menerus dan berkesinambungan.

2. Melaksanakan rencana (Do) Rencana yang telah disusun diimplementasikan

secara bertahap, muiai dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata

sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap personil. Selama dalam

melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian, yaitu mengupayakan

agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran dapat

tercapai.

3. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check) Memeriksa atau meneliti

merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai

dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan.

Membandingkan kualitas hasil produksi dengan standar yang telah

ditetapkan, berdasarkan penelitian diperoleh data kegagalan dan kemudian

ditelaah penyebab kegagalannya.

Universitas Sumatera Utara


4. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (Action) Penyesuaian

dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas.

Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari

timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi

perbaikan berikutnya

3.2. Konsep Supply Chain

Supply chainadalah jaringan instansi-instansi yang secara bersama-sama

bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai

akhir (end user). Instansi-instansi tersebut biasanya termasuk supplier, instansi,

distributor, toko atau ritel, serta instansi-instansi pendukung seperti instansi jasa

logistik. ( Pujawan, 2005).

Pada suatu supply chain ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama

adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream).

kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.

ketigaadalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun

sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing-

masing divisi sering dibutuhkan oleh distributor maupun oleh instansi. Informasi

tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering

dibutuhkan oleh instansi. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering

dibutuhkan oleh instansi yang mengirim maupun yang menerima. Instansi

pengapalan harus membagi informasi seperti ini supaya pihak-pihak

Universitas Sumatera Utara


berkepentingan bisa memonitor untuk kepentingan perencanaan yang lebih akurat.

Gambar 2.1 memberikan ilustrasi konseptual sebuah supply chain.

Finansial : invoice, term pembayaran

Material : bahan baku, komponen, produk jadi

Informasi : kapasitas, status pengiriman, quotation

supplier manufacturer distributor Ritel/toko consumer

Finansial : pembayaran

Material : retur, recycle,repair

Informasi : order, ramalan

Gambar 3.1. Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang

Dikelola

3.2.1. Supply Chain Management (SCM)

Istilah SCM pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber pada tahun

1982 (cf. Oliver & Weber, 1982; Lambert et al. 1998) ( Pujawan, 2005). SCM

metode, alat atau pendekatan pengelolaannya. Namun perlu ditekankan bahwa

SCM menghendaki pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan dasar

semangat kolaborasi.

3.2.2. Pengukuran Performansi Supply Chain

Kinerja didefinisikan secara singkat oleh Wholen dan Hunger sebagai hasil

kerja (Afifah,2013). Amstrong dan Baron (1998) mendefinisikan kinerja dengan

lebih luas, kinerja merupakan hasil kerja yang mempunyai hubungan kuat dengan

Universitas Sumatera Utara


tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi

ekonomi. Definisi kinerja juga dikemukakan oleh Lebas dan Euske (2002 dalam

Kellen 2003), performance as doing today what will lead to measured value

outcomes tomorrow.

Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan pencapaian dari suatu

kegiatan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada tujuan strategis yang

dicanangkan. Kinerja tersebut diketahui setelah melalui proses pengukuran.

Pengukuran kinerja dalam kontek manajemen strategik didefinisikan sebagai

serangkaian proses manajemen yang terhubung dengan pelaksanaan strategi,

McGee (1992 dalam Monica, Mike, Andy, et all 2007). Sebuah studipada

Conference Boardmen definisikan pengukuran kinerja strategis sebagai suatu

sistem menerjemahkan strategi bisnis ke dalam penyampaian hasil. Ittner, Larcker

& Randall (2003) berpendapat yang bahwa sebuah sistem pengukuran kinerja

strategis dapat:

(1) Memberikan informasi yang memungkinkan perusahaan untuk

mengetahui strategi yang menawarkan potensi tertinggi untuk mencapai

tujuan perusahaan,

(2) Menyelaraskan proses manajemen, seperti penetapan target, pengambilan

keputusan, dan evaluasi kinerja dengan pencapaian tujuan strategis yang

dipilih.

3.3. Supply Chain Operations Reference (SCOR)

3.3.1. Pengertian Supply Chain Operations Reference (SCOR)

Universitas Sumatera Utara


SCOR adalah suatu model acuan dari operasi supply chain. SCOR pada

dasarnya juga merupakan model yang berdasarkan proses. Model ini

mengintegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen yaitu business process

reengineering, benchmarking, dan process measurement kedalam kerangka lintas

fungsi dalam supply

3.3.2. Cakupan Proses pada Model SCOR

Ketiga elemen tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Business process reengineering pada hakekatnya menangkap proses kompleks

yang terjadi saat ini (as is) dan mendefinisikan proses yang diinginkan (to be).

b. Benchmarking adalah kegiatan untuk mendapatkan data kinerja operasional dari

perusahaan sejenis. Target internal kemudian ditentukan berdasarkan kinerja

best in class yang diperoleh.

c. Process measurement berfungsi untuk mengukur, mengendalikan, dan

memperbaiki proses-proses supply chain.

Universitas Sumatera Utara


Sumber : Supply Chain Council

Gambar 3.2. Lima Proses Inti Pada Model SCOR

Seperti yang terlihat pada gambar 3.2. SCOR membagi proses-proses supply

chain menjadi lima proses inti yaitu plan, source, make, deliver, dan return.

Kelima proses berfungsi sebagai yang diuraikan berikut :

a. Plan, yaitu proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk

menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan,

produksi, dan pengiriman. Plan mencakup proses menaksir kebutuhan

distribusi, perencanaan dan pengendalian persediaan, perencanaan produksi,

perencanaan material, perencanaan kapasitas, dan melakukan penyesuaian

(alignment) supply chainplan dengan financial plan.

b. Source, yaitu proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi

permintaan. Proses yang dicakup termasuk penjadwalan pengiriman dari

supplier, menerima, mengecek, dan memberikan otorisasi pembayaran untuk

barang yang dikirim supplier, memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier,

dan sebagainya. Jenis proses bisa berbeda tergantung apakah barang yang

dibeli termasuk stocked, make to order, atau engineering to order products.

c. Make, yaitu proses untuk mentransformasi bahan baku/komponen menjadi

prosuk yang diinginkan pelanggan. Kegiatan make atau produksi bisa

dilakukan atas dasar ramalan untuk memenuhi target stok (make to stock), atas

dasar pesanan (make to order), atau engineer to order. Proses yang terlibat

disini antara lain penjadwalan produksi, melakukan kegiatan produksi dan

Universitas Sumatera Utara


melakukan pengetesan kualitas, mengelola barang setengah jadi (work in

process), memelihara fasilitas produksi , dan sebagainya.

d. Deliver, merupakan proses memenuhi permintaan terhadap barang maupun

jasa. Biasanya meliputi order management, transfortasi, dan distribusi. Proses

yang terlibat diantaranya adalah menangani pesanan dari pelanggan, memilih

perusahaan jasa pengiriman, menangani kegiatan pergudangan produk jadi, dan

mengirim tagihan ke pelanggan.

e. Return, yaitu proses pengembalian atau menerima pengembalian produk

karena berbagai alasan. Kegiatan yang terlibat anatara lain identifikasi kondisi

produk, meminta otorisasi pengembalian cacat, penjadwalan pengembalian,

dan melakukan pengembalian. Post-delivery custumer support juga merupakan

bagian dari proses return.

dengan perusahaan menerima uang pembayaran dari konsumen.

3.4 Teknik Sampling

Untuk tahap pengumpulan data suatu penelitian, diperlukan proses sampling

terhadap data yang dibutuhkan. Terdapat dua metode teknik sampling yang umum

digunakan dalam suatu penelitian yaitu: metode probabilistik dan metode non

probabilistic (Sinulingga,2013)

3.4.1. Nonprobability Sampling

Berbeda halnya dengan probability sampling, pada non-probability

sampling, setiap elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak

Universitas Sumatera Utara


berdasarkan probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan

karakteristik khusus masing-masing elemen.Beberapa model dari metode

sampling yang non-probabilistik ini antara lain:

1. Convenience Sampling

Seperti disebutkan oleh namanya, convenience sampling adalah suatu metode

sampling dimana para respondennya adalah orang-orang yang secara suka rela

menawarkan diri (conveniencely available) dengan alasan masing-masing.

2. Purposive Sampling

Purposive sampling adalah metode samplingnon-probability yang menggunakan

orang-orang tertentu sebagai sumber data/informasi. Orang-orang tertentu yang

dimaksud di sini adalah individu atau kelompok yang karena pengetahuan,

pengalaman, jabatan, dan lain-lain yang dimilkinya menjadikan individu atau

kelompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi. Individu atau kelompok khusus

ini langsung dicatat namanya sebagai responden tapa melalui proses seleksi secara

random. Biasanya jumlah responden dalam purposive sampling sangat terbatas.

Purposive sampling dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu judgement sampling

dan quotasampling. Judgement sampling adalah suatu tipe pertama

purposivesampling dimana responden terlebih dahulu dipilih berdasarkan

pertimbangan tertentu karena kemampuannya atau kelebihannya diantara orang-

orang lain dalam memberikan data dan informasi yang bersifat khusus yang

dibutuhkan peneliti. Quotasampling adalah tipe kedua purposive sampling, dimana

kelompok-kelompok tertentu dijadikan responden (sumber data/informasi) untuk

memenuhi kuota yang telah ditetapkan. Pada umumnya, sejak awal penelitian kuota

Universitas Sumatera Utara


telah ditetapkan untuk masing-masing kelompok berdasarkan gambaran

(persentase/proporsi kelompok) dalam populasi.

3.5. AHP (Analytical Hierarchy Process)

AHP adalah salah satu metode dalam pengambilan keputusan yang

menggunakan beberapa variabel dengan proses analisis bertingkat (Marimin, 2010

(dalam Fitrianto, 2013). Analisis dilakukan dengan memberi nilai prioritas dari

tiap-tiap variabel, kemudian melakukan perbandingan berpasangan dari variabel-

variabel dan alternatif-alternatif yang ada (Saaty, 1993). Menurut Suryadi dan

Ramdhani (2000), AHP merupakan suatu model pengambilan keputusan yang

bersifat komprehensif. AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah

yang multi-obyektif dan multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandiangan

preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Berikut ini adalah beberapa kelebihan

AHP:

Manfaat dari penggunaan Analytical Hierarchy Process (AHP) antara lain

yaitu:

1. Memadukan intuisi pemikiran, perasaan dan penginderaan dalam menganalisis

pengambilan keputusan.

2. Memperhitungkan konsistensi dari penilaian yang telah dilakukan dalam

membandingkan faktor-faktor yang ada.

3. Memudahkan pengukuran dalam elemen.

4. Memungkinkan perencanaan ke depan.

Universitas Sumatera Utara


Tahapan-tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP pada dasarnya

adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan kriteria-kriteria dan alternaif-alternatif pilihan yang ingin di ranking.

3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing—masing tujuan

atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan

pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat tingkat

kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam

matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.

5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten

maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang

dimaksud adalah nilai eigen vector maximum yang diperoleh dengan

menggunakan matlab maupun dengan manual.

6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai

eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis

pilihan dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah

sampai pencapaian tujuan.

8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100 maka

penilaian harus diulang kembali.

Universitas Sumatera Utara


Pada AHP, ditetapkan skala kuantitatif 1 sampai 9 untuk menilai perbandingan

tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lainnya. Skala penilaian

tersebut akan dijelaskan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas
Keterangan Penjelasan
kepeningan
Dua elemen mempunyai pengaruh yang
1 Kedua elemen sama penting
sama besar terhadap tujuan
Pengalaman dan penilaian sedikit
Elemen yang satu sedikit lebih
3 menyokong satu elemen disbanding
penting
elemen lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat
5 Elemen yang satu lebih penting menyokong satu elemen dibandingkan
elemen lainnya
Elemen yang satu jelas lebih Satu elemen kuat disokong dan dominan
7
penting terlihat dalam praktek
Bukti yangmendukung elemen yang satu
Elemen yang satu mutlak lebih terhadap elemen yang lainnya memiliki
9
penting tingkat penegasan tertinggi yang mungkin
menguatkan
Nilai antara dua nilai Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi
2,4,6,8
pertimbangan yang berdekatan diantara dua pilihan
Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka disbanding dengan aktivitas j,
(1/3,1/5,..) maka aktivitas j mempunyai nilai kebalikan
Sumber: Marimin, 2010 (dalam Fitrianto, 2013)

Pengukuran konsistensi AHP dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Tahap pengukuran konsistensi setiap matriks perbandingan

Pengukuran ini didasarkan pada eigen value maksimum, dengan persamaan 2-1

dan 2-2.

Consistency Index (CI) = (λmax – n ) / ( n – 1) (2-1)

dimana:

λmax : Nilai rata-rata consistency vector

n : Ukuran matriks, makin dekat eigen value dengan besarnya matriks, maka

Universitas Sumatera Utara


matriks tersebut konsisten

Consistency Ratio (CR) = CI / RI (2-2)

dimana:

RI : random index

Tabel 3.2 Random Index untuk Beberapa Ukuran Matriks


Ukuran
1,2 3 4 5 6 7 8 9 10
matriks
RI 0,0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
Sumber: Marimin, 2010 (dalam Fitrianto, 2013)

Batasan diterimanya konsistensi sebenarnya tidak baku, hanya menurut

beberapa eksperimen, inkonsistensi 10% ke bawah adalah tingkat inkonsistensi

yang bisa diterima.

2. Tahap mengukur konsistensi seluruh hierarki, pada persamaan 2-3.

CRH = CIH / RIH (2-3)

dimana:

CRH: consistency ratio hierarchy

CIH : consistency index hierarchy

RIH : random ratio hierarchy

3.6. Objective Matrix (OMAX)

OMAX menggabungkan kriteria-kriteria produktivitas ke dalam suatu

bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama lain. Model ini melibatkan

seluruh jajaran di perusahaan, mulai dari bawahan sampai atasan. Kebaikan model

OMAX dalam pengukuran produktivitas perusahaan antara lain (Riggs, 1986):

1. Relatif sederhana dan mudah dipahami.

Universitas Sumatera Utara


2. Mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian khusus.

3. Datanya mudah diperoleh.

4. Lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi

5. Kemampuan untuk menormalisasi satuan-satuan dari spesifikasi pengukuran

yang berbeda.

6. Orientasi keluaran dibandingkan secara sederhana dengan aktivitas

pengukuran.

Adapun skema penilaian berdasarkan model OMAX dapat ditunjukkan

pada Gambar 3.4. Berdasarkan Gambar 3.4, terdapat tiga bagian pada skema

penilaian dengan model OMAX yaitu Defining, Quantifying, dan Monitoring.

Gambar 3.3 Skema Penilaian Berdasarkan Model OMAX


Sumber: Rigss (1986)

1. Bagian A, merupakan bagian Defining atau menentukan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja perusahaan. Baris kedua, yaitu Performance,

Universitas Sumatera Utara


merupakan hasil pencapaian kinerja perusahaan pada masing-masing KPI

tersebut.

2. Bagian B, merupakan bagian Quantifying. Pada tahap pengukuran ini

ditentukan pembagian level dari pencapaian kinerja.

3. Bagian C, merupakan bagian Monitoring sebagai analisis terhadap level,

weight, dan value untuk masing-masing KPI. Baris level atau score diisikan

sesuai denganposisi level pencapaian KPI yang telah ditentukan pada bagian B.

Baris weight diisisesuai dengan bobot masing-masing KPI. Sedangkan baris

value merupakan hasilpenilaian atau pengalian antara baris level dengan baris

bobot masing-masing KPI.

Index merupakan hasil penjumlahan seluruh nilai value dari setiap kriteria yang

menyatakan indikator pencapaian kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja dapat

ditentukan dari besarnya kenaikan indikator pencapaian bila dibandingkan dengan

pengukuran periode sebelumnya.

Menurut Christopher dan Thor (2003), langkah-langkah untuk menyusun

model OMAX adalah sebagai berikut (dalam Hanungrani, 2013):

1. Identifikasi kriteria-kriteria mayor dan model atau rumusan pengukuran

yangsesuai untuk kriteria tersebut.

2. Bila target dirasa sulit untuk dicapai damn merupakan nilai optimis diletakkan

pada level 10 dan realisasi tahun sebelumnya diletakkan di level 3, nilai

pesimis diletakkan pada level 0.

3. Kinerja tujuan untuk setiap kriteria ditentukan berdasarkan target perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


4. Menggunakan skala linear, jenjang pencapaian tujuan yang akan ditentukan dan

diisikan dalam tingkatan antara tiga sampai dengan sepuluh. Adapun

perhitungan skala linear dapat ditunjukkan pada persamaan 2-4.


Y H −Y L
∆XL-H = (2-4)
X H −X L

dengan:

∆XL-H = interval antara level high dengan low

XH = level high

XL = level low

YH = angka pada level high

YL = angka pada level low

5. Dikarenakan beberapa kriteria lebih penting dibandingkan dengan kriteria

lainnya, pembobotan dilakukan untuk tiap parameter kinerja yang jumlahnya

secara keseluruhan adalah 1.

6. Pada setiap penutupan periode pengukuran, hasil aktual untuk setiap kriteria

atau parameter kinerja dihitung dan ditempatkan pada baris “performance”.

7. Pada baris level diisi dengan hasil asosiasi “performance” dengan tingkat atau

level dari nol hingga 10.

8. Setiap level dikalikan dengan bobot setiap kriteria untuk mendapatkan nilai

“value”.

9. Penjumlahan dari seluruh “value” adalah indeks kinerja. Pergerakan dari indeks

tersebut merupakan total pergerakan pencapaian kinerja unit bisnis perusahaan.

3.7. Traffic Light System

Universitas Sumatera Utara


Traffic Light Systemberfungsi sebagai tanda apakah indikator kinerja

memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Traffic Light System ini

direpesentasikan dalam tiga warna yaitu :

1. Warna hijau, dengan ambang batas 8 sampai dengan 10 yang berarti

achievement dari suatu indikator kinerja sudah tercapai

2. Warna kuning, dengan ambang batas 4 sampai 7 yang berarti achievement dari

suatu indikator kinerja belum tercapai meskipun nilai sudah mendekati target

3. Warna merah, dengan ambang batas lebih kecil atau sama dengan 3 yang berarti

achievement dari suatu indikator kinerja benar - benar di bawah target yang telah

ditetapkan dan memerlukan perbaikan dengan segera

3.8. Key Performance Indicators (KPI)

Dalam konteks bisnis, banyak perusahaan yang telah menerapkan Key

Performance Indicators (KPI) untuk mengukur tingkat pertumbuhan Usaha dan

posisi harga bersaing (Freddy,2011). Untuk mengetahui apa yang benar-benar kita

lakukan, kita harus menghitung tingkat saat ini dan mengembangkan KPI.

Pengukuran KPi juga bisa menjamin kita tentang posisi persaingan kita.

Berdasarkan taraf ini, kita dapat melakukan modifikasi masing-masing indikator

yang ada dalam KPI. Membandingkan masing-masing iridikator dalam KPI

tersebut harus berhubungan dengan Visi, Misi, Tajuan, Strategi, Saeitin, dan

Tujuan perusahan, yaitu keinginan untuk mencapai tirigkat pertumbuhan terentu

dan pengusian keunggulan yang yang berkesinambungan

3.9. Metode sebab- akibat

Universitas Sumatera Utara


Diagram sebab-akibat adalah salah satu metode / tool di dalam

meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-

Akibat atau cause effect diagram (Heri,2014). Penemunya adalah seorang

ilmuwan jepang pada tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan

kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo.

Sehingga sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya

lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas.

Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan

Akibat)/Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi

penyebabpenyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian

memisahkan akar penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab

yang mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab

untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan

memberikan hasil yang diinginkan.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di PMKS PT.Sisirau yang bergerak dalam bidang

pengolahan Crude Palm Oil (CPO). Lokasi pabrik berada di Kampung Sidodadi,

Kec. Kejuruan Muda, Kab. Aceh Tamiang. Waktu penelitian dilaksanakan mulai

November 2017 – April 2018.

4.2. Jenis Penelitian

Jenispenelitianyangdigunakanadalahpenelitiandeksriptifdimana

penelitianini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik tentang fakta-

fakta dan sifat-sifat suatuobjek ataupopulasitertentu.Tujuan

Universitas Sumatera Utara


daripenelitiandeskriptifadalah untuk mendapatkanprofilatauaspek-

aspekyangrelevandarifenomena yang menarikdari suatu organisasiatau kelompok

tertentu.Penelitiandeskriptifinidilakukandengan

menggunakaninstrumenkuesionerterhadapbeberapa responden.Pada penelitian

deskriptifinijugaberbentuk surveyresearchyaitu penyelidikan yangdilakukan untuk

memperoleh fakta-

faktadarigejalayangadadanmencariketerangansecarafaktualuntuk

mendapatkankebenarandenganmenggunakaninstrumenkuesioner.

.4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah aktivitasrantai pasok Crude Palm Oil (CPO)yang

ada di perusahaan PMKS PT.Sisirau.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabelyangterdapatdalampenelitianiniadalah:

1. VariabelIndependen

Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang nilainya

mempengaruhivariabel dependenbaiksecarapositifmaupunnegatif

(Sinulingga,2013).Variabelindependen dalam penelitianini yaitulima proses inti

model SCORyaitu plan, source, make, deliverdan return

2. VariabelDependen

Universitas Sumatera Utara


VariabelDependen adalahvariabel terikatyangnilainyadipengaruhi oleh

variabellain.Variabeldependendalampenelitianiniadalahkeyperformanceindica

toryangsesuai ukurankinerjasupplychain perusahaan

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Suatu penelitian merupakan alur berpikir yang logismengenai penelitian

yang dilakukan sehingga penelitian tersebut dilakukan secara benar sesuai dengan

yang seharusnya. Gambar kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.6. Blok Diagram Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian terdiri atas:

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yang diawali dengan

melakukan identifikasi masalah sehinggamenghasilkan kesimpulan. Tahapan-

tahapantersebutmeliputi:

1. Identifikasimasalah

Universitas Sumatera Utara


Identifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan saat

penelitianberlangsungsehingga dapatmengangkatpermasalahansecarajelas

danterarah.

2. Studiliteratur

Kajianliteraturmerupakanbagiandaristudiyangbertujuan untuk mengumpulkan

danmenganalisadatasekunderdari instansi terkait,hasil

penelitian,jurnal,danliteraturlain.

3. Perumusanmasalah

Perumusanmasalahmenjabarkankembaliintidari permasalahanyang

teridentifikasi kemudianmenuangkannyakedalam satulingkuppermasalahan

yangspesifik.

4. Perumusantujuanpenelitian

Penentuan tujuan penelitiansebagai acuanuntukmengarahkandan

menentukanhasilakhirpenelitian.

5. Pengumpulandata

Datayangdikumpulkandalampenelitianiniterdiridaridatakualitatifdan

datakuantitatif,baikyangberupadataprimermaupundatasekunder.

Universitas Sumatera Utara


4.7. Pengumpulan Data

Sumberdatayangdigunakandalampenelitianiniterbagi atasduasebagai

berikut.

1.DataPrimer.

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara menggali secara

langsung dari sumbernya oleh peneliti yang bersangkutan. Data primer

digunakandalampenelitianawaladalahdatamengenaimenentukan key performance

indicator dengan mewawancarai pihak PMKS PT. Sisirau dan menggunakan studi

literaturuntukpenilaian supplychain Performance perusahaan.

2.Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan mengambil dari

dokumen perusahaan. Data sekunder pada penelitian ini terdiri dari data

historisbahanbaku, kinerja perusahaandangambaranumumperusahaan.

4.8. InstrumenPenelitian

Berikutiniadalahinstrumenpenelitianuntukpengumpulandata.

Penentuankriteriasupplychaindilakukandengan mengambil dari studi literatur

terdahulu mengenai tentang penentuan supplychain. Lalu dilakukan penyebaran

kuisioner ke pihak-pihak yang di anggap mengerti tentang supplychain di PMKS PT.

Sirsirau

Dalam mengumpulkan data untuk menganalisis performansi supply

chaindi PMKS PT. Sisirau, cara yang digunakan adalah penyebaran kuesioner

AHP.Penyeberan kuesioner menggunakan metode Judgement sampling yaitu tipe

Universitas Sumatera Utara


pertama purposivesampling yaitu metode sampling nonprobability yang

menggunakan orang orang tertentu sebagai sumber data / informasi. Orang

tertentu yang dimaksud adalah individu atau kelompok yang karena pengetahuan,

pengalaman ,jabatan dan lain lain yang dimilikinya menjadikan individu atau

kelompok perlu dijadikan sumber informasi (Sinulingga,2013). Berdasarkan dari

definsi tersebut kriteria – kriteria agar dapat menjadi responen untuk penelitian ini

adalah:

a. Memiliki pengetahuan tentang proses produksi PMKS PT. Sirsirau

b. Memiliki pengalaman yang cukup lama perihal proses produksi PMKS PT.

Sirsirau

c. Memiliki jabatan yang tinggi pada PMKS PT. Sirsirau

Sehingga berdasarkan kriteria – kriteria yang tertera diatas maka kuesioner

AHP disebarkan kepada Asisten produksi, Manajer, Asisten Sortasi dan Asisten

teknisiyang dianggap peneliti mampu memberikan informasi karena dianggap

pengetahuan, pengalaman ,jabatan dan lain lain sudah memenuhi kriteria yang

dibutuhkan untuk pengumpulan data . Pengelompokan responden dapat dilihat

pada Tabel 4.1. berikut.

Tebel 4.1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jabatan

Jumlah
NO Responden
(Orang)
1. Asisten produksi 1

2. Manajer 1

3. Asisten Sortasi 1

4. Asisten teknisi 1

Universitas Sumatera Utara


Total 4
Sumber: Pengumpulan Data

Untuk menilai performansi supply chain perusahaan dengan penyebaran

kuesioner terlebih dahulu di buat Key Performance Indicator (KPI) untuk

perusahaan dari studi literatur terdahulu.

Variabel dan indikator untuk supplychain di PMKS PT. Sisirau dapat dilihat

pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

PT. Sisirau

Kode
No Variabel Indikator Skala Studi literatur
KPI
1 perencanaan bahan Ordinal Ariani, 2017
P1 01
baku
Hubungan internal

2 antar karyawan
P1 02
Ariani, 2017

Kehandalan tenaga
3
Plan P1 03
kerja
Reliability Ordinal
Persentase
4 penyimpangan P1 04
permintaan produk
kesesuaian Safitri,2015
perencanaan bahan
5 P1 05
baku dengan jumlah
bahan baku

Universitas Sumatera Utara


Kecepatan
6 P2 01
perencanaan produksi
Plan
Fleksibilitas Ariani, 2017
Flexibility
7 memenuhi permintaan P2 02
pelanggan

Tabel 4.2 Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

PT. Sisirau (Lanjutan)

Studi
No Variabel Indikator Skala Kode KPI
literatur
Kesesuaian waktu
perencanaan ulang
8 Safitri,2015 P2 03
Plan jadwal produksi
Flexibility
9 Lead Pemesanan P2 04
Alizar, 2016
10 utilisasi fasilitas P2 05
Kinerja pengiriman
11 S1 01
TBS Ariani,
Kehandalan kinerja Ordinal 2017
12 S1 02
pemasok
persentase jumlah
Source
13 bahan baku yang tidak Safitri,2015 S1 03
Reliability
sesuai
persentase jumlah
produk yang
14 Safitri,2015 S1 04
didistribusikan
distributor

Universitas Sumatera Utara


persentase jumlah
15 bahan baku yang S1 05
dapat dipenuhi

Tabel 4.2 Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

PT. Sisirau (Lanjutan)

Kode
No Variabel Indikator Skala Studi literatur
KPI
Kecekatan dalam
16 melayani pesanan D1 01
produk
Kecekatan dalam
melayani pesanan
17 Ariani, 2017 D1 02
bahan baku
Delivery
Reliability Kecepatan dalam
18 pengiriman bahan D1 03
baku
Kecepatan dalam
19 Ariani, 2017 D1 04
pengiriman produk
keakuratan dokumen
20 Safitri,2015 D1 05
pengiriman
Fleksibilitas dalam Ordinal
Delivery
21 pengiriman jumlah Ariani, 2017 D2 01
Flexibility
bahan baku
Fleksibilitas dalam
22 Ariani, 2017 D2 02
pengiriman jumlah

Universitas Sumatera Utara


produk

Tabel 4.2 Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

PT. Sisirau (Lanjutan)

Studi Kode
No Variabel Indikator Skala
literatur KPI
kesesuian waktu
yang dibutuhkan
23 untuk melakukan Safitri,2015 D2 03
pengiriman ulang
karena produk cacat
Kerjasama dengan
Delivery
24 pemasok Alizar, 2016 D2 04
Flexibility
bersertifikat
Efisiensi
penggunaan bahan Ordinal
25 bakar dalam proses Irvan, 2014 D2 05
ditribusi produk ke
konsumen
Pengiriman bahan
26 baku ke tempat D3 01
Delivery produksi tepat waktu Ariani,
Responsivness Pengiriman produk 2017
27 ke konsumen tepat D3 02
waktu

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2 Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

PT. Sisirau (Lanjutan)

Studi
No Variabel Indikator Skala Kode KPI
literatur
Perubahan biaya
28 pengiriman bahan D3 03
baku dan produk
Kualitas bahan baku
29 dan produk saat D3 04
Delivery
pengiriman Ariani, 2017
Responsivness
Kemudahan untuk
memperoleh
30 informasi mengenai D3 05
produk

Ordinal
Kehandalan kinerja
31 karyawan menangani M1 01
Make/process bahan baku
Ariani, 2017
Reliability Kehandalan kinerja
32 karyawan mengolah M1 02
produk jadi
Efisiensi alat dan
mesin dalam
Make/process
33 penanganan bahan Ariani, 2017 M1 03
Reliability
baku

Tabel 4.2 Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

Universitas Sumatera Utara


PT. Sisirau (Lanjutan)

Studi
No Variabel Indikator Skala Kode KPI
literatur
Efisiensi alat dan
Ariani,
34 mesin dalam M1 04
2017
pembuatan produk
Make/process Persentase
Reliability frekuensi
35 kerusakan mesin Safitri,2015 M1 05
produksi selama
proses produksi
kesesuaian waktu
produksi untuk Ordinal
Make/process
36 memenuhi target Safitri,2015 M2 01
Flexibility
produksi tiap bulan

kemampuan
maksimum
Make/process peningkatan
37 Safitri,2015 M2 012
Flexibility kualitas produk
dalam 1 bulan

Tabel 4.2 Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

PT. Sisirau (Lanjutan)

No Variabel Indikator Skala Studi Kode KPI

Universitas Sumatera Utara


literatur
kemampuan
adaptasi dalam
pengurangan
38 kuantitas Safitri,2015 M2 03
pemesanan tanpa
Make/process
kerugian
Flexibility

Fleksibilitas bahan Ariani,


39 M2 04
baku 2017
Efisisensi daur
40 Alizar, 2016 M2 05
ulang
Perubahan biaya
Make/process proses penanganan Ordinal Ariani,
41 M3 01
Responsivness bahan baku dari 2017
supplier
Perubahan biaya
proses penanganan
Ariani,
42 produk jadi di M3 02
2017
tempat
Make/process penyimpanan
Responsivness keterlambatan
produksi sehingga
43 menghambat Safitri,2015 M3 03
aktivitas
pengiriman produk

Tabel 4.2 Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

PT. Sisirau (Lanjutan)

No Variabel Indikator Skala Studi Kode KPI

Universitas Sumatera Utara


literatur
44 Emisi udara dan air Alizar, 2016 M3 04
Make/process Pemanfaatan
45 Responsivness limbah cair yang Irvan, 2014 M3 05
dihasilkan
Tingkat penolakan
46 R1 01
bahan baku
Return Jumlah keluhan Ariani,
47 R1 02
Reliability oleh pihak produksi 2017
Jumlah keluhan
Ordinal
48 oleh pihak R1 03
konsumen
kesesuaian biaya
yang dikeluarkan
49 R1 04
Return untuk pengiriman
Reliability ulang produk cacat Safitri,2015
produk cacat yang
50 dikembalikan oleh R1 05
konsumen

Tabel 4.2 Variabel dan Indikator untuk SupplyChain di PMKS

PT. Sisirau (Lanjutan)

Studi
No Variabel Indikator Skala Kode KPI
literatur
Return Perbaikan atau Ariani,
51 Ordinal R3 01
Responsivness pergantian bahan 2017

Universitas Sumatera Utara


baku oleh pemasok
terhadap waktu yang
tidak sesuai oleh
supplier
Perbaikan atau
pergantian bahan
baku oleh pemasok
52 R3 02
terhadap waktu yang
tidak sesuai oleh
PMKS
batas waktu
53 komplain ke pihak Safitri,2015 R3 03
perusahaan
keterlambatan
pengembalian
produk cacat dari
Return
54 bagian penyimpanan R3 04
Responsivness
ke bagian distribusi
Alizar, 2016

jumlah keluhan yang R3 05


55 diatasi perusahaan

Keterangan:

P1 01 : Perspektif plan dengan dimensi reliability pada KPI Pertama

P2 01 : Perspketif plan dengan dimensi flexibility pada KPI Pertama

S1 01 : Perspektif source dengan dimensi reliability pada KPI pertama

D1 01 : Perspektif deliver dengan dimensi reliability pada KPI pertama

Universitas Sumatera Utara


D2 01 : Perspektif deliver dengan dimensi flexibility pada KPI pertama

D3 01 : Perspektif deliver dengan dimensi responsiveness pada KPI pertama

M1 01 : Perspektif make dengan dimensi reliability pada KPI pertama

M2 01 : Perspektif make dengan dimensi flexibility pada KPI pertama

M3 01 : Perspektif make dengan dimensi responsivenss pada KPI pertama

R1 01 : Perspektif return dengan dimensi reliability pada KPI pertama

R2 01 : Perspektif return dengan dimensi responsiveness pada KPI pertama

Berdasarkan hasil wawancara dan menggunakan studi literatur key

performansi indikator awal perusahaan diperoleh sebanyak 55 KPI yang terdiri

dari 10 KPI perspektif plan, 5 KPI perspektif source, 15 KPI perspektif delivery

15 KPI perspektif make, 10 KPI perspektif return.

4.9. Metode Pengumpulan data

Kegiatanpengumpulandatayangdilakukanadalahsebagaiberikut:

1. Menyebarkan kuesioner ke pihak – pihak yang mengerti dan mengetahui

supply chain di perusahaan.

2. Meminta data kinerja tiap indikator yang dibuatuntukpenilaian supplychain

Performance perusahaan

3. Mengumpulkandan mempelajariteori-teoridari buku dan mencari informasi

dari jurnal yang berkaitandenganpemecahan masalahtentang metode

pendektatan PDCA yangsesuaidengan permasalahanpada perusahaan.

Tahapan proses penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Identifikasi Masalah
-Hasil produksi Crude Palm Oil dalam 12 bulan terakhir
fluktuatif

Data Primer Data Sekunder


1. Penyebaran kuesioner 1. Data historis mengenai supply
2.Studi literatur chain
2.Gambaran umum perusahaan

Pengolahan Data
1. Menentukan Key Performance Indicator (KPI) Perusahaan
dengan model SCOR
2. Perhitungan bobot kriteria dengan AHP
3. Evaluasi kinerja supply chain dengan OMAX dan Traffic Light
System
4. Mentelaah permasalahan utama untuk diselesaikan
menggunakan fish- bone diagram
5. Merancang usulan perbaikan dengan metode 5W+1H

Analisis dan Evaluasi Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2. Tahapan Proses Penelitian

Universitas Sumatera Utara


4.10. PengolahanData

Penelitian ini menggunakan sitematika dengan framework PDCA yaitu

Plan, Do, Check dan Action.

4.10.1. Plan (Perencanaan)

Berikut langkah pada tahapan plan :

Identifikasi Supply Chain menggunakan model SCOR

SCOR meliputi tiga level proses, dimana ketiga level proses tersebut

menunjukkan bahwa SCOR melakukan penguraian proses dari yang umum

hingga ke detail sehingga mendapatkan KPI (Key Performace Indicator) yang

akan diukur kinerjanya.

4.10.2. Do (Pengerjaan)

Berikut langkah-langkah pada tahapan Do:

a. Penentuan Hirarki AHP

Hirarki dirancang dari KPI-KPI tersebut berdasarkan klasifikasinya dari

level 1, 2, dan 3 dan dilakukan pembobotan terhadap masing-masing KPI

tersebut dengan metode AHP. AHP digunakan untuk menentukan prioritas

atau bobot untuk alternatif-alternatif solusi dan kriteria-kriteria yang

digunakan untuk menilai alternatif tersebut. Nilai pencapaian performansi

masing-masing KPI didapat dari kondisi atau data real perusahaan yang

disesuaikan dengan masing-masing KPI. Hasil pencapaian perusahaan

tersebut kemudian dibandingkan dengan target perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


b. Scoring system dengan metode OMAX.

Perhitungan skor pencapaian performansi perusahaan dengan

menggunakan metode OMAX. OMAX berfungsi untuk menyamakan skala

nilai dari masingmasing indikator KPI.

c. Evaluasi kinerja supply chain perusahaan dengan Traffic Light System.

Dari scoring system yang dilakukan dengan metode OMAX lalu dilakukan

evaluasi terhadap hasil pencapaian perusahaan apakah sudah mencapai

target perusahaan dari masing-masing KPI. Dari Traffic Light System ini

dapat diketahui apakah nilai skor dari KPI tersebut perlu diperbaiki atau

tidak.

Tahapan Check dan Action berada pada bagian analisis pemecahan masalah

4.11. AnalisisPemecahanMasalah

4.11.1 Check (Evaluasi)

Evaluasipemecahanmasalahberawal dari hasil pengukuran indikator

kinerja perusahaanyangdilakukan denganmetode OMAX. Setelah ditemukaan

indikator dengan katagori merah, indikator tersebut di evaluasi akar permasalahannya

menggunakan metode fish - bone diagram

Universitas Sumatera Utara


4.11.2 Action(Tindak Lanjut)

Setelah di temukan akar masalah dengan metode fish - bone diagram

kemudiandilakukan perancangan usulan perbaikan dengan metode 5w+1h yaitu

why, what,where, who, when dan how

4.12. KesimpulandanSaran

Langkah akhiryang dilakukan adalah penarikankesimpulanyangberisi hal-

hal pentingdalam penelitian tersebutdan pemberian saran untukpenelitian

selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Metode pengerjaan

Metode pengerjaan penelitian ini menggunakan sistematika dengan

framework PDCA yaitu Plan, Do Check, dan Action

5.1.1 Plan (Perencanaan)

Perencanaanini adalah meletakkan sasaran dan proses yang dibutuhkan

untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi pada pemilihan indikator

supply chainKlasifikasi aktivitas supply chain dilakukan berdasarkan pendekatan

model Supply Chain Operation Reference (SCOR) dengan melibatkan lima

perspektif supply chain yaitu plan, source, make, deliver, dan return yang akan

digunakan untuk mengidentifikasi key performansi indikator yang ada pada

masing-masing perspektif.

5.1.2 Penentuan Key Performansi Indikator (KPI)

Penentuan key performansi indikator dilakukan dengan wawancara dengan

pihak perusahaan dan berdasarkan referensi dari studi literatur. Key performance

indikator diklasifikasikan berdasarkan aktivitas supply chain pada model SCOR

dengan 5 perspektif yakni perspektif plan, source, make, deliver, dan return. Pada

masing-masing perspektif terdapat 3 ukuran utama yang akan dipertimbangkan

yaitu reliability, responsiveness, dan flexibility.

Universitas Sumatera Utara


Key performance indikator(KPI) dapat dilihat pada bab iv di metodologi

penelitian yang terera pada tabel 4.1.

5.2 Do ( Pengerjaan)

Pengolahan data dilakukan dengan mengikuti tahapan pada metode

Analytical Hierarchy Process (AHP) dan OMAX (Objective Matrix).

5.2.1 Struktur Hierarki Performansi Supply Chain

Struktur hierarki bertujuan untuk mengetahui level dan kriteria pengukuran

performansi supply chain yang akan digunakan. Kriteria-kriteria yang didapatkan

berdasarkan pendekatan model SCOR yang telah disusun kedalam bentuk hierarki

seperti Gambar 5.2.

Universitas Sumatera Utara


(Level 0)

(Level 1)

(Level 3)

(Level 4)

Gambar 5.1. Hierarki Pengukuran Performansi Supply Chain di PKMS PT. Sisirau

Universitas Sumatera Utara


5.2.2. Pengumpulan Data Hasil Penyebaran Kuesioner

5.2.2.1. Matriks Perbandingan Berpasangan (Pairwise Comparison)

Antar Perspektif KPI (Level 1)

Matriks perbandingan berpasangan antar perspektif atau level 1 yang

ditinjau dari kelima perspektif pengukuran yaitu plan, source, make, deliver dan

adalah sebagai berikut:

1. Petunjuk pengisian pada kuisioner ini adalah sebagai berikut :


Berilah nilai sesuai dengan kriteria sesuai dengan tabel 5.1
Tabel 5.1 Tingkat Kepentingan

Nilai Tingkat Kepentingan

Perspektif / Dimensi / KPI A sama penting dibanding dengan


1 perspektif Dimensi / KPI B

Perspektif / Dimensi / KPI A sedikit lebih penting dibanding


3 dengan perspektif Dimensi / KPI B

Perspektif / Dimensi / KPI A lebih penting dibanding dengan


5 perspektif Dimensi / KPI B

Perspektif / Dimensi / KPI A sangat penting dibanding dengan


7 perspektif Dimensi / KPI B

Perspektif / Dimensi / KPI A jauh lebih penting dibanding


9 dengan perspektif Dimensi / KPI B

2,4,6,8 Nilai tengah *)

2. Hasil Penyeberan ke 4 Responden untuk perbandingan berpasangan

antarperspektif dapat dilihat pada tabel 5.2 :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2Hasil Penyeberan ke 4 Responden Perbandingan Berpasangan

Antar Perspektif

Responden 1
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Source
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Deliver 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return

Responden 2
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Source
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Deliver 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2Hasil Penyeberan ke 4 Responden Perbandingan Berpasangan

Antar Perspektif (lanjutan)

Responden 3
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Source
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Deliver 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return

Responden 4
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Source
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Make
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Deliver
Make 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return
Deliver 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Return

Universitas Sumatera Utara


3. Cara penulisan Alternatif terhadap berpasangan antarperspektif Matriks

perbandingannya

a. Jika Responden memilih indikator yang di sebelah kiri lebih penting di

banding indikator sebelah kanan maka hasilnya adalah angka per satu

Contoh : Matriks perbandingan perspektif plan dengan source responden 1

perspektif Skala penilaian perspektif


Plan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 source

Maka cara penulisan Alternatif terhadapMatriks perbandingan perspektif

plan dengan source adalah 3/1 = 3

b. Jika Responden memilih perspektif yang di sebelah kanan lebih penting di

banding perspektif sebelah kiri maka hasilnya adalah satu per angka

Contoh : Matriks perbandingan perspektif source dengan make responden

perspektif Skala penilaian perspektif


source 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 make

Maka cara penulisan Alternatif Matriks perbandingan perspektif plan

dengan make adalah 1/3

4. Maka dengan cara yang didapatkan alternatif terhadap perspektif plan dan

perspektif make Matriks perbandingannya dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.3 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Perspektif

Universitas Sumatera Utara


Responden 1
Plan Source Make Deliver Return
Plan 1 3 1 2 3
Source 1/3 1 1/3 3 3
Make 1 3 1 3 4
Deliver 1/2 1/3 1/3 1 2
Return 1/3 1/3 1/4 1/2 1
Responden 2
Plan Source Make Deliver Return
Plan 1 1 3 3 2
Source 1/4 1 1/2 1/2 5
Make 3 2 1 2 1
Deliver 1/3 1/2 1/2 1 1/4
Return 1/2 1/5 1/3 4 1
Responden 3
Plan Source Make Deliver Return
Plan 1 3 1/3 2 1/3
Source 1/3 1 1/4 1/2 1/3
Make 3 4 1 3 1
Deliver 1/2 2 1/3 1 1
Return 3 3 1 1 1

Responden 4
Plan Source Make Deliver Return
Plan 1 2 1/3 1 4
Source 1/2 1 4 1/2 1
Make 3 1/4 1 3 1/2
Deliver 1 2 1/3 1 1
Return 1/4 1 2 1 1

5.2.2.2. Matriks Perbandingan Berpasangan (Pairwise Comparison)

Antar Dimensi KPI (Level 2)

Universitas Sumatera Utara


Matriks perbandingan berpasangan dimensi KPI atau level 2 yang

ditinjau dari kelima perspektif yaitu plan, source, make, deliver dan return adalah

sebagai berikut:

1. Alternatif Terhadap Perspektif Plan

Matriks perbandingannya dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4Hasil Penyeberan ke 4 Responden Perbandingan Berpasangan

Antar PerspektifPlan

Responden 1
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Flexibility

Responden 2
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Flexibility

Responden 3
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Flexibility

Responden 4
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
Reliability 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Flexibility

Dengan cara yang dapat dilihat hasil matriks perbandingan

berpasangan tiap dimensi dari masing masing perspektif yang telah dibuat peneliti

untuk penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


Hasil penyeberan kuesioner dapat dilihat pada lampiran laporan ini.

5.2.2.3. Matriks Perbandingan Berpasangan (Pairwise Comparison)

Antar KPI (Level 3)

Matriks perbandingan berpasangan antar KPI atau level 3 yang ditinjau

dari kelima perspektif pengukuran yaitu plan, source, make, deliver dan return

dengan mempertimbangkan beberapa dimensi yaitu reliability, responsiveness,

dan flexibility adalah sebagai berikut:

1. Alternatif terhadap perspektif plan dan dimensi reliability

Tabel 5.5 Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Perspektif Plan Reliability

Responden 1
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 02
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 04 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05

Responden 2
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 02
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.5 Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Perspektif Plan Reliability

(Lanjutan)

Responden 2
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 04 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05

Responden 3
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 02
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 04 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.5 Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Perspektif Plan Reliability

(Lanjutan)

Responden 4
Perspektif Skala penilaian Perspeltif
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 02
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 01 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 03
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 02 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 04
P1 03 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05
P1 04 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 05

Dengan cara yang dapat dilihat hasil matriks perbandingan berpasangan tiap KPI

(Level 3) yang telah dibuat peneliti untuk penelitian ini.

Hasil penyeberan kuesioner dapat dilihat pada lampiran laporan ini.

5.2.3. Pengolahan Data

5.2.3.1. Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Setiap Level

Dalam AHP, perhitungan rata-rata pembobotan dilakukan dengan

menggunakan rata-rata geometrik. Nilai rata-rata geometrik dianggap sebagai

hasil penilaian kelompok dari nilai-nilai yang diberikan oleh responden. Berikut

Universitas Sumatera Utara


ini adalah contoh perhitungan rata-rata geometrik untuk elemen level 1 antara

perspektif plan dengan source dari 4 responden dapat dilihat pada Tabel 5.2. Nilai

perbandingan diambil dari hasil matriks perbandingan berpasangan antar

perspektif pada Tabel 5.3.

Tabel 5.6. Rekapitulasi Perbandingan Antara indikator Antar Perspektif


Plan dengann Source
Responden Nilai Perbandingan
1 3
2 1
3 3
4 2

Maka rata-rata geometriknya :

= 4 3x1x3x 2
= 1,7826

Dengan cara yang sama rata-rata pembobotan untuk setiap perspektif untuk dicari

dan hasil rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel. 5.7

Tabel 5.7 Perhitungan Rata-rata Pembobotan Perspektif Plan Dimensi


Reliabilitity
Plan Sorce Make Deliver Return
Plan 1,000 1,7826 0,8027 1,6438 1,5157
Source 0,425 1,0000 0,6988 0,8219 1,3797
Make 1,933 1,4310 1,0000 2,2206 1,1487
Deliver 0,608 0,9221 0,4503 1,0000 0,8706
Return 0,6598 0,7248 0,6988 1,1487 1,0000
Sumber: pengolahan data

Setelah dilakukan pembobotan rata-rata kemudian dilakukan perhitungan

bobot parsial dan konsistensi matriks dengan menggunakan rumus berikut ini

(Saaty:1994):

1. Perhitungan Rasio Konsistensi

Universitas Sumatera Utara


= (Matriks Perhitungan Rata-Rata Pembobotan) x (Vektor Bobot tiap baris)

2. Perhitungan Konsistensi Vektor

= (Rasio Konsistensi / Bobot Parsial tiap baris)

3. Rata-rata Entri (Zmaks)

∑ KonsistensiVektor
i =1
Z maks =
n
4. Consistency Index (CI)

Z maks − n
CI =
n −1

5. Consistency Ratio (CR)

CI
CR =
Random Consistency Index

Jawaban responden dianggap konsisten bila nilai CR < 0,1

Tahap awal melakukan perhitungan bobot parsial dan konsistensi matriks

adalah mencari jumlah rata-rata pembobotan untuk setiap perspektif. Perhitungan

jumlah rata-rata diambil dari Tabel 5.7. Perhitungan jumlah rata-rata pembobotan

untuk perspektif plan adalah:

Jumlah rata-rata pembobotan plan = 1,0000 + 0,4251+ 1,9332 + 0,6084+

0,6598

= 4,6264

Hasil perhitungan jumlah rata-rata pembobotan disajikan pada Tabel 5.8.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.8 Penjumlahan Rata-rata Pembobotan Setiap PerspektifPlan

Dimensi Reliabilty

Perspektif Nilai Perbandingan


Plan 4,6264
Source 5,8605
Make 3,6507
Deliver 6,8350
Return 5,9147
Sumber: pengolahan data

Selanjutnya, nilai di setiap sel dibagi dengan hasil penjumlahan yang ada

di kolom masing-masing. Hasil pembagian ini disebut dengan matriks normalisasi

dimana hasil penjumlahan angka yang terdapat di setiap kolom akan

menghasilkan angka 1. Perhitungan matriks normalisasi ini mengambil data dari

Tabel 5.7 dan Tabel 5.8. Sebagai contoh maka dilakukan perhitungan terhadap sel

pertama kolom plan pada Tabel 5.8.

Nilai matriks sel pertama kolom plan = nilai sel/jumlah rata-rata plan

= 1,0000/4,6264

= 0,2161

Setiap sel diolah dengan cara yang sama dengan contoh diatas. kemudian untuk

mencari bobot parsial dilakukan dengan mencari rata-rata dari matriks normalisasi

hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Perspektif Plan
Dimensi Reliabilitity
Plan Sorce Make Deliver Return Bobot Parsial
Plan 0,2161 0,3042 0,2199 0,2405 0,2563 0,2474
Source 0,0919 0,1706 0,1914 0,1202 0,2333 0,1615
Make 0,4179 0,2442 0,2739 0,3249 0,1942 0,2910

Universitas Sumatera Utara


Sumber: pengolahan data

Tabel 5.9 Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Perspektif Plan
Dimensi Reliabilitity (Lanjutan)
Plan Sorce Make Deliver Return Bobot Parsial
Deliver 0,1315 0,1573 0,1234 0,1463 0,1472 0,1411
Return 0,1426 0,1237 0,1914 0,1681 0,1691 0,1590
Total 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
Sumber: pengolahan data

Langkah-langkah pencarian nilai rasio konsistensi dan konsistensi matriks adalah

sebagai berikut.

1. Rasio konsistensi dicari dengan rumus sebagai berikut

=(Matriks Perhitungan Rata-rata Pembobotan) x (vektor bobot tiap baris)

(X) (Y) (Z)

1,0000 1,7826 0,8027 1,6438 1,5157 0,2474 1,2418


0,4251 1,0000 0,6988 0,8219 1,3797 0,1615 0,8054
1,9332 1,4310 1,0000 2,2206 1,1487 0,2910 = 1,4964
0,6084 0,9221 0,4503 1,0000 0,8706 0,1411 0,7100
0,6598 0,7248 0,6988 1,1487 1,0000 0,1590 0,8047

2. Perhitungan Konsistensi Vektor

Nilai konsistensi vektor didapatkan melalui pembagian setiap nilai dari rasio

konsistensi dengan bobot dari masing-masing baris.

Konsistensi vektor = (Rasio Konsistensi / bobot parsial setiap baris)

1,2418/0,2474 = 5,0196

0,8054/0,1615 = 4,8970

1,4964/0,2910 = 5,1420

0,7100/0,1411 = 5,0305

0,8047/0,1590 = 5,4830

Universitas Sumatera Utara


3. Perhitungan Rata-rata i (Zmaks)

∑ KonsistensiVektor
i =1
Z maks =
n
5,0196 + 4,9870 + 5,1420 + 5,0305 + 5,0622
Z maks = = 5,0483
5
4. Perhitungan Consistency Index

Zmaks − n
CI =
n −1
5,0483 − 5
CI = = 0,0121
4

5. Perhitungan Consistency Ratio

CI
CR =
RandomConsistencyIndex

Dimana nilai random index untuk n= 5 adalah 1,12

0,0121
CR = = 0,0107
1,12

Nilai CR < 0,1 maka jawaban yang diberikan oleh responden konsisten.

Dengan cara yang sama maka dapat dilihat hasil pembobotan parsial dan

nilai konsistensi matrik untuk setiap level. Berikut ini hasil rekapitulasi dari setiap

level pada pada hierarki supply chain dengan perhitungan AHP yang di sebar

melalui kuesioner ke pihak pihak yang di anggap mengerti tentang supply chaindi

PMKS PT. Sisirau;

1. Pembobotan Perspektif pada Level 1

Hasil dari pembobotan perspektif pada level 1 dapat dilihat pada Tabel. 5.10

Universitas Sumatera Utara


.

Tabel 5.10 Hasil Pembobotan Perspektif Plan Dimensi Reliabilitity

Perspektif Bobot
Plan 0,2474
Source 0,1615
Make 0,2910
Deliver 0,1411
Return 0,1590
Jumlah 1
Sumber: Pengolahan Data

Dari Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa perspektif Make memiliki nilai

tertinggi dibanding empat perspektif lainnya sebesar 0,2910 sehingga dapat

diartikan perspektif Make harus lebih diprioritaskan untuk dilakukan

peningkatan performance tanpa mengesampingkan keempat perspektif

lainnya demi peningkatan kinerja.

2. Pembobotan Dimensi untuk Masing-masing Perspektif pada Level 2

Hasil pembobotan dimensi untuk masing-masing perspektif pada level 2

dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel. 5.11 Hasil Pembobotan Dimensi Masing-masing Perspektif pada Level 2


Perspektif Dimensi Bobot Jumlah
Reliability 0,9010
Plan 1
Responsiveness 0,0990
Source Reliability 1 1
Reliability 0,7898
Deliver 1
Flexibility 0,0812
Deliver Responsiveness 0,1290 1
Reliability 0,5530
Make Flexibility 0,1248 1
Responsiveness 0,3222
Sumber: Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


Tabel. 5.11 Hasil Pembobotan Dimensi Masing-masing Perspektif pada Level 2
(Lanjutan)
Perspektif Dimensi Bobot Jumlah
Return Reliability 0,7795
1
Responsiveness 0,2205
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 5.11, pada dimensi untuk masing-masing perspektif

memilki tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari

beragamnya bobot yang dihasilkan. Pada perspektif plan, dimensi realibility

memiliki bobot 0,9010 dan dimensi responsiveness memilki bobot 0,0990 dengan

inconsistency ratio sebesar 0,0746 . Sehingga dapat dikatakan bahwa pada

perspektif plan, dimensi reliability memilki tingkat kepentingan yang lebih tinggi

dibanding dengan dimensi responsiveness. Begitu pula dapat dilihat untuk

perspektif Source, Deliver, Make dan Return.

3. Pembobotan KPI pada Level 3

Hasil pembobotan Key Performance Indicator (KPI) Level 3

berdasarkanperhitungan AHP dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.12 Hasil Pembobotan Key Performance Indicator (KPI) di PMKS PT.

Sisirau

Perspektif Dimensi KPI Bobot Jumlah


P1 01 0,1944
P1 02 0,1763
Plan Reliability P1 03 0,2692 1
P1 04 0,1485
P1 05 0,2116
Sumber Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.12 Hasil Pembobotan Key Performance Indicator (KPI) di PMKS PT.

Sirsirau (Lanjutan)

Perspektif Dimensi KPI Bobot Jumlah


P2 01 0,2217
P2 02 0,2217
Plan Responsiveness P2 03 0,2289 1
P2 04 0,1539
P2 05 0,1739
S1 01 0,1851
S1 02 0,1910
Source Reliability S1 03 0,2686 1
S1 04 0,1614
S1 05 0,1938
D1 01 0,2040
D1 02 0,1915
Reliability D1 03 0,2140 1
D1 04 0,1917
D1 05 0,1989
D2 01 0,2210
D2 02 0,1974
Deliver Flexibility D2 03 0,2378 1
D2 04 0,1892
D2 05 0,1546
D3 01 0,1453
D3 02 0,1850
Responsiveness D3 03 0,1192 1
D3 04 0,4238
D3 05 0,1267
M1 01 0,1526
M1 02 0,2485
Reliability M1 03 0,1443 1
M1 04 0,2747
M1 05 0,1798
M2 01 0,2408
M2 02 0,2445
make/process
Flexibility M2 03 0,2263 1
M2 04 0,1280
M2 05 0,1605
M3 01 0,1919
M3 02 0,1720
Responsivness 1
M3 03 0,2843
M3 04 0,1596
Sumber Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5. 12 Hasil Pembobotan Key Performance Indicator (KPI) di PMKS PT.

Sirsirau (Lanjutan)

Perspektif Dimensi KPI Bobot Jumlah


make/process Responsivness M3 05 0,1921 1
R1 01 0,1382
R1 02 0,1367
Reliability R1 03 0,2333 1
R1 04 0,1617
R1 05 0,3300
Return
R2 01 0,2139
R2 02 0,1609
Responsivness R2 03 0,1772 1
R2 04 0,2193
R2 05 0,2286
Sumber Pengolahan Data

Pada Tabel 5.12 diketahui bahwa dari 55 KPI yang teridentifikasi dalam

sistem pengukuran performansi supply chain perusahaan, masing-masing KPI

memiliki tingkat kepentingan yang berbeda, dimana semakin besar bobotnya

menunjukkan bahwa KPI tersebut semakin penting.

. Adapun contoh perhitungan pembobotan untuk KPI P1 01 adalah seperti

berikut:

Bobot total KPI P1 01 = Bobot Perspektif plan x Bobot dimensi Reliability

x Bobot KPI P1 01

Bobot total KPI P1 01 = 0,2474 x 0,9010 x 0,1944= 0,0433

Setelah semua KPI yang valid dihitung seperti contoh diatas, maka

didapatkan hasil nilai bobot KPI untuk pengukuran performansi supply chain

perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.13. Nilai Bobot Total Masing-masing KPI

Bobot Bobot Bobot Bobot


Perspektif Dimensi KPI
Perspektif Dimensi KPI Total
P1 01 0,2474 0,9010 0,1944 0,0433
P1 02 0,2474 0,9010 0,1763 0,0393
Reliability
P1 03 0,2474 0,9010 0,2692 0,0600
P1 04 0,2474 0,9010 0,1485 0,0331
P1 05 0,2474 0,9010 0,2116 0,0472
Plan
P2 01 0,2474 0,0990 0,2217 0,0054
P2 02 0,2474 0,0990 0,2217 0,0054
Responsiveness P2 03 0,2474 0,0990 0,2289 0,0056
P2 04 0,2474 0,0990 0,1539 0,0038
P2 05 0,2474 0,0990 0,1739 0,0043
S1 01 0,1615 1,0000 0,1851 0,0299
S1 02 0,1615 1,0000 0,191 0,0308
Source Reliability S1 03 0,1615 1,0000 0,2686 0,0434
S1 04 0,1615 1,0000 0,1614 0,0261
S1 05 0,1615 1,0000 0,1938 0,0313
D1 01 0,2910 0,7898 0,204 0,0469
D1 02 0,2910 0,7898 0,1915 0,0440
Reliability D1 03 0,2910 0,7898 0,214 0,0492
D1 04 0,2910 0,7898 0,1917 0,0441
D1 05 0,2910 0,7898 0,1989 0,0457
D2 01 0,2910 0,0812 0,221 0,0052
D2 02 0,2910 0,0812 0,1974 0,0047
Make Flexibility D2 03 0,2910 0,0812 0,2378 0,0056
D2 04 0,2910 0,0812 0,1892 0,0045
D2 05 0,2910 0,0812 0,1546 0,0037
D3 01 0,2910 0,1290 0,1453 0,0055
D3 02 0,2910 0,1290 0,1850 0,0069
Responsivness D3 03 0,2910 0,1290 0,1192 0,0045
D3 04 0,2910 0,1290 0,4238 0,0159
D3 05 0,2910 0,1290 0,1267 0,0048
M1 01 0,1411 0,5530 0,1526 0,0119
Deliver Reliability
M1 02 0,1411 0,5530 0,2485 0,0194
Sumber Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.13. Nilai Bobot Total Masing-masing KPI (Lanjutan)

Bobot Bobot Bobot Bobot


Perspektif Dimensi KPI
Perspektif Dimensi KPI Total
M1 03 0,1411 0,5530 0,1443 0,0113
Reliability M1 04 0,1411 0,5530 0,2747 0,0214
M1 05 0,1411 0,5530 0,1798 0,0140
M2 01 0,1411 0,1248 0,2408 0,0042
M2 02 0,1411 0,1248 0,2445 0,0043
flexibility M2 03 0,1411 0,1248 0,2263 0,0040
Deliver M2 04 0,1411 0,1248 0,128 0,0023
M2 05 0,1411 0,1248 0,1605 0,0028
M3 01 0,1411 0,3222 0,1919 0,0087
M3 02 0,1411 0,3222 0,172 0,0078
Responsiveness M3 03 0,1411 0,3222 0,2843 0,0129
M3 04 0,1411 0,3222 0,1596 0,0073
M3 05 0,1411 0,3222 0,1921 0,0087
R1 01 0,1590 0,7795 0,1382 0,0171
R1 02 0,1590 0,7795 0,1367 0,0169
Reliability R1 03 0,1590 0,7795 0,2333 0,0289
R1 04 0,1590 0,7795 0,1617 0,0200
R1 05 0,1590 0,7795 0,3300 0,0409
Return
R2 01 0,1590 0,2205 0,2139 0,0075
R2 02 0,1590 0,2205 0,1609 0,0056
Responsiveness R2 03 0,1590 0,2205 0,1772 0,0062
R2 04 0,1590 0,2205 0,2193 0,0077
R2 05 0,1590 0,2205 0,2286 0,0080
Total 1,0000
Sumber Pengolahan Data

5.2.3.2. Pengukuran Kinerja Supply chain Perusahaan

Setelah semua Key Performance Indicator terpilih dengan jelas,

selanjutnya dilakukan pengumpulan data, yaitu data target dan realisasi dari Key

Universitas Sumatera Utara


Performance Indicator yang telah dikuantifikasi oleh pihak perusahaan. Data

yang diambil merupakan data dari Januari-Desember 2016 - 2017,

Berikut hasil pengumpulan data target dan realisasi dari Key

Performance Indicator padaPMKS PT. Sisirau melakukan pengukuran per tahun.

Tabel 5.14 Target dan Realisasi KPI Perusahaan

Realisasi
Kode
Target Tahun Tahun Satuan
KPI
sebelumnya Penelitian
P1 01 10 13,50 11,45 %
P1 02 15 13,61 13,50 %
P1 03 2 2 3 kali
P1 04 5 7,7 6 %
P1 05 8 5,58 6,28 %
P2 01 1 2 1 hari
P2 02 1 3 2 hari
P2 03 1 2 2 hari
P2 04 1 2 1 hari
P2 05 100 85 90 %
S1 01 100 93,12 94,55 %
S1 02 100 92,08 96,78 %
S1 03 15 12,98 11,05 %
S1 04 100 99,60 99,80 %
S1 05 60 60 60 %
D1 01 5 7 6 Hari
D1 02 4 2 3 Hari
D1 03 1 2 2 Hari
D1 04 3 4 5 Hari
D1 05 100 98,96 99,90 %
D201 3 5 3 Hari
D202 3 5 3 Hari
D2 03 1 1 1 Hari
D204 100 90,00 90,00 %
D2 05 100 80 85 %
D301 100 96,60 97,56 100
D302 100 95,60 90,00 100
D3 03 100 96,60 97,56 100
D3 04 100 98,00 96,00 %
D3 05 100 95,00 96,00 %
M1 01 100 95,00 96,00 %
M1 02 100 94,00 96,00 %
M1 03 100 96,50 96,77 %

Universitas Sumatera Utara


M1 04 100 96,00 96,00 %
M1 05 100 25.00 15.00 %

Tabel 5.14 Target dan Realisasi KPI Perusahaan (Lanjutan)

Realisasi
Kode
Target Tahun Tahun Satuan
KPI
sebelumnya Penelitian
M2 01 100 90,00 93,00 %
M2 02 20 15,00 22,00 %
M2 03 10 3,50 4,200 %
M2 04 30 25,00 18,00 %
M2 05 20 25,00 25,00 %
M3 01 10 10,00 15,00 %
M3 02 5 0 0 %
M3 03 10 15,00 15,00 %
M3 04 25 40,00 30,00 %
M3 05 100 90,00 98,00 %
R1 01 5 8,00 7,30 %
R1 02 5 0 0 %
R1 03 5 1 1 %
R1 04 100 97,85 98,50 %
R1 05 0 0 0 %
R2 01 0 0 0 %
R2 02 0 3 0 %
R2 03 3 3 3 hari
R2 04 1 2 1,9 hari
R2 05 100 96,51 96,38 %
Sumber: PMKS PT. Sirsirau

5.2.3.3. Scoring System dengan Objective Matrix dan Traffic Light System

Langkah pertama dalam scoring system dengan objective matrix adalah

menentukan target nilai tertinggi (optimis) dan nilai terendah (pesimis) yang

dicapai setiap KPI (KeyPerformance Indicator). Adapun penentuan target nilai

tertinggi (optimis) dan nilai terendah (pesimis) yang dicapai setiap KPI

(KeyPerformance Indicator) ditetapkan secara subjektif oleh pihak perusahaan

dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


Berikut hasil pengumpulan data target nilai tertinggi (optimis) dan nilai

terendah (pesimis) dari Key Performance Indicator padaPMKS PT. Sisirau

Tabel 5.15 Nilai Optimis dan Nilai Pesimis Setiap Key Performance Indicator
(KPI)
Kode Nilai Nilai
Satuan
KPI Optimis Pesimis
P1 01 9 18 %
P1 02 13 17 %
P1 03 4 1 kali
P1 04 3 10 %
P1 05 5 10 %
P2 01 1 3 hari
P2 02 1 3 hari
P2 03 1 3 hari
P2 04 1 3 hari
P2 05 97,25 84,00 %
S1 01 95,00 83,05 %
S1 02 99,00 90,00 %
S1 03 10.00 25,00 %
S1 04 100 95,00 %
S1 05 60 50 %
D1 01 2 10 Hari
D1 02 2 6 Hari
D1 03 1 3 Hari
D1 04 2 5 Hari
D1 05 99.00 90.00 %
D201 2 5 Hari
D202 2 5 Hari
D2 03 1 5 Hari
D204 100 85,00 %
D2 05 98.00 90.00 %
D301 99,00 92,00 100
D302 99,00 88,87 100
D3 03 98,00 90.00 100
D3 04 99,00 90.00 %
D3 05 99,00 90.00 %
M1 01 99,00 85.00 %
M1 02 99,00 85.00 %
M1 03 100 95,00 %
M1 04 99,00 80,00 %
M1 05 10,00 25,00 %
M2 01 98,85 90.00 %
M2 02 25,00 10,00 %

Universitas Sumatera Utara


M2 03 5,00 10,00 %
M2 04 15,00 40,00 %
Sumber: PMKS PT. Sirsirau

Tabel 5.15 Nilai Optimis dan Nilai Pesimis Setiap Key Performance Indicator
(KPI) (Lanjutan)
Kode Nilai Nilai
Satuan
KPI Optimis Pesimis
M2 05 35,00 10,00 %
M3 01 15,00 25,00 %
M3 02 0,00 5,00 %
M3 03 5,00 10,00 %
M3 04 10,00 30,00 %
M3 05 98,75 85,00 %
R1 01 5,00 10,00 %
R1 02 5,00 10,00 %
R1 03 0,00 5,00 %
R1 04 98.65 89.65 %
R1 05 0,00 10,00 %
R2 01 0,00 10,00 %
R2 02 0,00 10,00 %
R2 03 3 5 hari
R2 04 0,5 2 hari
R2 05 100 95,45 %
Sumber: PMKS PT. Sirsirau

5.2.3.4. Scoring System

Setelah mengetahui bobot, target, realisasi, nilai optimis dan nilai

pesimis dari masing-masing indikator kinerja, maka selanjutnya dilakukan

perhitungan scoring system dengan Objective Matrix (OMAX). Pada perhitungan

OMAX, nilai setiap level akan ditentukan sehingga nantinya dapat diketahui

pencapaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja tersebut berada pada

level berapa dan akan dikategorikan sesuai dengan Traffic Light System. Pada

OMAX, apabila tingkat pencapaian kinerja merupakan nilai optimis (best

practice)maka diletakkan pada level 10, nilai pesimis diletakkan pada level 0, dan

Universitas Sumatera Utara


realisasi kinerja pada tahun sebelumnya diletakkan pada level 3 untuk

mendapatkan nilai tengah.

Sedangkan untuk skor lainnya diisi dengan menggunakan interpolasi dari

nilai indikator kinerja terdekat dengan rumus sebagai berikut :


Y H −Y L
∆XL-H =
X H −X L

Keterangan:

∆XL-H = Interval angka antara level High dan Low

XH = Level High

XL = Level Low

YH = Angka pada level High

YL = Angka pada level Low

Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai interval antara level tertinggi,

level tengah, dan level terendah untuk KPI P1 01:

Nilai Optimis (Level 10) = 9

Nilai Pesimis (Level 0) = 18

Realisasi tahun sebelumnya (Level 3) = 13,50

Realisasi (Performance) = 11,45

9−13,50
Maka interval antara Level 10 dan 3 =
10− 3

= - 0,6428
13,50 −18
interval antara Level 3 dan 0 =
3− 0

= -1,5

Maka tiap kelas akan diisikan angka-angka sebagai berikut dengan rumus :

Nilai Level X = Nilai Level (X+1) – Interval Kelas

Universitas Sumatera Utara


Level 10 =9

Level 9 = 9 – (- 0,6428) = 9,6428

Level 8 = 9,6428– (- 0,6428) = 10,286

Level 7 = 10,286– (- 0,6428) = 10,929

Level 6 = 10,929– (- 0,6428)= 11,571

Level 5 = 11,571– (- 0,6428) = 12,214

Level 4 = 13,179– (- 0,6428) = 12,857

Level 3 = 13,50

Level 2 = 13,50 – (-1,5) = 15,00

Level 1 = 15,00– (-1,5) = 16,50

Level 0 = 18

Langkah perhitungan yang sama dilakukan untuk memperoleh nilai pada

masing-masing level untuk KPI lainnya. Setelah diperoleh nilai untuk setiap level

(dari level 0 hingga level 10), selanjutnya dilakukan pengisian pada bagian pada

bagian monitoring. Monitoring terdiri dari score, weight, dan value. Score

merupakan hasil dari pengukuran data aktual yang dibandingkan dengan kinerja

yang paling mendekati. Untuk mengisi score, maka langkah yang digunakan

adalah dengan menggunakan rumus interpolasi Adapun rumus yang digunakan

sebagai contoh pada KPI P1 01 adalah sebagai berikut:

Pada KPI P1 01, angka kinerja (Performance) mencapai 11,45 % yang

berada antara level 7 dan 6.

Level 7 = 10,92 %

Level 6 = 11,57 %

Universitas Sumatera Utara


Maka nilai 11,45 % berada pada level:

10,92−11,45 7−x
=
11,45− 11,57 x−6

−0,53 7−x
=
− 0,12 x−6

-0,53 (x-6) = -0,12 (7-x)

-0,53 x +3,18 = -0,84 +0,12x

-0,53 x - 0,12x = -0,84 - 3,18

-0,65 x = -0,42

x = 6,18

Selain score, bagian dari monitoring yaitu weight. Weight menyatakan

bobot dari KPI-KPI yang hendak diukur. Nilai bobot yang diperoleh berasal dari

pengolahan AHP. Nilai weight pada KPI P1 01 adalah 0,1944. Value menyatakan

hasil perkalian dari score dengan weight, sehingga nilai value KPI P1 01 adalah

1,201. Demikian seterusnya sampai semua bagian monitoring terisi. Dari

perhitungan tersebut kemudian dimasukkan dalam matriks OMAX. Dalam

matriks OMAX akan diklasifikasikan seperti pada metode Traffic Light System,

yaitu untuk skor 0–2 termasuk dalam kategori merah yang menunjukkan bahwa

suatu indikator kinerja benar-benar dibawah target yang telah ditetapkan dan

memerlukan perbaikan dengan segera. Skor 3–7 termasuk dalam kategori kuning

yang menunjukkan bahwa suatu indikator kinerja belum tercapai meskipun nilai

sudah mendekati target. Jadi pihak manajemen harus berhati-hati dengan adanya

berbagai macam kemungkinan. Sedangkan skor 8–10 tergolong dalam kategori

hijau yang menunjukkan bahwa suatu indikator kinerja sudah tercapai.

Universitas Sumatera Utara


Adapun skema pengukuran kinerja supply chain perusahaan yang telah

diperoleh berdasarkan perhitungan OMAX dan Traffic Light System dapat

ditunjukkan sebagai berikut :

Tabel 5.16 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Plan

KPI P1 01 P1 02 P1 03 P1 04 P1 05 P2 01 P2 02 P2 03 P2 04 P2 05
Satuan % % kali % % hari hari hari hari %
Performance 11,45 13,50 3 6 6,28 1 2 2 1 90
10 9 13 4 3 5 1 1 1 1 97,25
9 9,64 13,64 4,64 3,64 5,64 1,64 1,64 1,64 1,64 97,89
8 10,28 13,58 4,35 4,31 5,97 1,78 1,78 1,78 1,78 98,03
7 10,92 13,53 4,07 4,98 6,31 1,92 1,92 1,92 1,92 98,17
6 11,57 13,47 3,78 5,65 6,64 2,07 2,07 2,07 2,07 98,32
5 12,21 13,42 3,50 6,32 6,98 2,21 2,21 2,21 2,21 98,46
4 12,85 13,36 3,21 7,00 7,31 2,35 2,35 2,35 2,35 98,60
3 13,50 12,61 2 7,70 7,34 2 3 2 2 85
2 15,00 14,07 1,66 8,46 8,22 2,33 3,33 2,33 2,33 85,33
1 16,50 15,53 1,33 9,23 9,11 2,66 3,66 2,66 2,66 85,66
0 18 17 1 10 10 3 3 3 3 84
Level (score) 6,18 6,5 3,82 9,91 2,52 10 6,46 6,46 10 3,36
Bobot
0,19 0,17 0,26 0,14 0,21 0,221 0,22 0,22 0,15 0,17
(weight)
Value 1,20 1,14 1,02 1,47 0,53 2,217 1,43 1,47 1,53 0,58
Sumber Pengolahan Data

Tabel 5.17 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Source


KPI S1 01 S1 02 S1 03 S1 04 S1 05
Satuan % % % % %
Performance 94,55 96,78 11,05 99,80 60
10 95 99 10 100 60
9 94,73 98,01 10,42 99,94 60,00
8 94,46 97,02 10,85 99,88 60,00
7 94,19 96,03 11,27 99,82 60,00
6 93,92 95,04 11,70 99,77 60,00
5 93,65 94,05 12,12 99,71 60,00
4 93,38 93,06 12,55 99,65 60,00
3 93,12 92,08 12,98 99,60 60
2 89,76 91,38 16,98 98,06 56,66
1 86,40 90,69 20,99 96,53 53,33
0 83,05 90 25 95 50
Level (score) 8,33 7,75 7,52 6,6 10
Bobot (weight) 0,18 0,19 0,26 0,16 0,19
Value 1,541 1,48 2,01 1,06 1,93

Universitas Sumatera Utara


Sumber Pengolahan Data

Keterangan :

Merah 0–2 Kuning 3–7 Hijau 8-10

Tabel 5.18 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Delivery


KPI D1 01 D1 02 D1 03 D1 04 D1 05 D2 01 D2 02 D2 03 D2 04 D2 05
Satuan Hari Hari Hari Hari % Hari Hari Hari % %
Performance 6,0 3 2,0 4,0 99,00 3,00 3,00 1,0 90,00 85,00
10 2,0 2 1,0 2,0 99,00 2 2 1,0 100 98
9 2,71 2 1,42 2,28 98,99 2,42 2,42 1,0 98,57 95,42
8 3,42 2 1,85 2,57 98,98 2,85 2,85 1,0 97,14 92,85
7 4,14 2 2,28 2,85 98,98 3,28 3,28 1,0 95,71 90,28
6 4,85 2 2,71 3,14 98,97 3,71 3,71 1,0 94,28 87,71
5 5,57 2 3,14 3,42 98,97 4,14 4,14 1,0 92,85 85,14
4 6,28 2 3,57 3,71 98,96 4,57 4,57 1,0 91,42 82,57
3 7 2 4 4 98,96 5 5,0 1,0 90 80
2 8,0 3,3 3,7 4,3 95,97 5 5,0 2,3 88,33 83,33
1 9,0 4,7 3,3 4,7 92,98 5 5,0 3,7 86,67 86,67
0 10 6 3 5 90,00 5 5,0 5,0 85,00 90,00
Level (score) 4,39 2,23 8,59 3 10 7,65 7,65 10 3 4,95
Bobot
0,20 0,19 0,21 0,19 0,19 0,22 0,19 0,23 0,18 0,15
(weight)
Value 0,89 0,42 1,83 0,57 1,98 1,69 1,51 2,37 0,56 0,76
Sumber Pengolahan Data

Tabel 5.18 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Delivery


(Lanjutan)
KPI D3 01 D3 02 D3 03 D3 04 D3 05
Satuan 100 100 100 % %
Performance 97,56 90,00 97,56 96,00 96,00
10 99 99 98,00 99,00 99,00
9 98,65 98,51 97,80 98,85 98,42
8 98,31 8,02 97,60 98,71 97,85
7 97,97 97,54 97,40 98,57 97,28
6 97,62 97,05 97,20 98,42 96,71
5 97,28 96,57 97,00 98,28 96,14
4 96,94 96,08 96,80 98,14 95,57
3 96,6 95,6 96,6 98,00 95
2 95,07 93,36 94,40 95,33 93,33
1 93,53 91,11 92,20 92,67 91,67

Universitas Sumatera Utara


0 92 88,87 90 90 90,00
Level (score) 5,82 0,50 7,80 2,25 4,72
Bobot (weight) 0,14 0,185 0,11 0,42 0,12
Value 0,84 0,09 0,92 0,95 0,59
Sumber Pengolahan Data

Keterangan :
Merah 0–2 Kuning 3–7 Hijau 8-10
Tabel 5.19 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Make

M1 M1 M2 M2 M2
KPI M1 02 M1 03 M1 04 M2 01 M2 02
01 05 03 04 05
Satuan % % % % % % % % % %
Performance 96 96 96,77 96 15 93 22 4,20 18 25
10 99 99,00 100 99 10, 98,85 25 5,00 15 35
9 98,42 98,28 99,50 98,57 11,42 97,58 23,57 4,78 16,42 33,57
8 97,85 97,57 99,00 98,14 12,85 96,32 22,14 4,57 17,85 32,14
7 97,28 96,85 98,50 97,71 14,28 95,05 20,71 4,35 19,28 30,71
6 96,71 96,14 98,00 97,28 15,71 93,79 19,28 4,14 20,71 29,28
5 96,14 95,42 97,50 96,85 17,14 92,52 17,85 3,92 22,14 27,85
4 95,57 94,71 97,00 96,42 18,57 91,26 16,42 3,71 23,57 26,42
3 95 94 97 96 20 90 15,0 3,5 25 25
2 91,7 91 96,0 90,77 21,6 90 13,3 3,5 30 20
1 88,3 88,00 95,5 85,37 23,33 90 11,7 5,7 35, 15
0 85 85 95 80 25 90 10 10 40 10
Level (score) 4,75 5,81 2,77 3,00 5,49 5,37 7,90 6,33 7,89 3
Bobot
(weight) 0,15 0,24 0,14 0,27 0,17 0,24 0,24 0,22 0,12 0,16
Value 0,72 1,44 0,39 0,82 0,98 1,29 1,93 1,43 1,00 0,48
Sumber Pengolahan Data

Tabel 5.19 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Make


(Lanjutan)
KPI M3 01 M3 02 M3 03 M3 04 M3 05
Satuan % % % % %
Performance 15,00 0,00 15,00 30,00 98,00
10 15 0 5 10 98,75
9 14,28 2,14 6,42 14,28 97,50
8 13,57 4,28 7,85 18,57 96,25
7 12,85 6,42 9,28 22,85 95,00
6 12,14 8,57 10,71 27,14 93,75
5 11,42 10,71 12,14 31,42 92,50
4 10,71 12,85 13,57 35,71 91,25
3 10 15 15 40 90
2 15,00 11,67 13,33 44,29 88,33
1 20,00 8,33 11,67 40,95 86,67

Universitas Sumatera Utara


0 25 5 10 30 85
Level (score) 10,00 10,00 3,00 5,33 9,36
Bobot (weight) 0,19 0,17 0,28 0,15 0,19
Value 1,91 1,72 0,85 0,85 1,79
Sumber Pengolahan Data

Keterangan : Merah 0–2 Kuning 3–7 Hijau 8-10


Tabel 5.20 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perspektif Return

KPI R1 01 R1 02 R1 03 R1 04 R1 05 R2 01 R2 02 R2 03 R2 04 R2 05
Satuan % % % % % % % hari hari %
Performance 7,3 0 1 98,5 0 0 0 3 1,9 96,38
10 5 5 0 98,65 0 0 0 3 0,5 100
9 5,42 4,28 0,14 98,53 0,00 0,00 0,42 3,00 0,71 99,50
8 5,85 3,57 0,28 98,42 0,00 0,00 0,85 3,00 0,92 99,00
7 6,28 2,85 0,42 98,30 0,00 0,00 1,28 3,00 1,14 98,50
6 6,71 2,13 0,57 98,19 0,00 0,00 1,71 3,00 1,35 98,00
5 7,14 1,42 0,71 98,07 0,00 0,00 2,14 3,00 1,57 97,50
4 7,51 0,71 0,85 97,96 0,00 0,00 2,57 3,00 1,78 97,00
3 8 0,00 1,00 97,85 0 0 3,00 3,00 2 96,51
2 8,67 3,33 2,33 95,11 3,33 3,33 5,33 3,66 2,00 96,15
1 9,33 6,66 3,66 92,38 6,66 6,66 7,66 4,33 2,00 95,80
0 10 10 5 89,65 10 10 10 5 2 95,45
Level (score) 4,62 3 3 8,72 10 10 10 10 3,45 2,63
Bobot
0,13 0,13 0,23 0,16 0,33 0,21 0,16 0,17 0,21 0,22
(weight)
Value 0,63 0,41 0,69 1,410 3,3 2,13 1,60 1,77 0,75 0,60
Sumber Pengolahan Data

Keterangan :

Merah 0–2 Kuning 3–7 Hijau 8-10

Tabel 5.21 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perusahaan


Bobot Value x
Bobot Dimensi AxC
Perspektif KPI Value B
(B)
(A) (C) (D)
Plan P1 01
0,2474 Reliability P1 01
5,381 4,8479 1,3770
0,901 P1 02
P1 03

Universitas Sumatera Utara


P1 04
P1 05
Responsiveness P2 01
7,251 0,7179
0,099 P2 02

Sumber Pengolahan Data

Tabel 5.20 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perusahaan (lanjutan)


Bobot Value x
AxC
Perspektif Bobot Dimensi (B) KPI Value B
(A) (C) (D)
P2 03
Plan Responsiveness
P2 04
0,2474 0,099
P2 05
S1 01
Reliability
Source
1 S1 02
0,1615
S1 03 8,045 8,0452 1,2993
S1 04
S1 05
D1 01
Reliability
0,7898 D1 02 5,725
D1 03 4,5216
D1 04
D1 05
D2 01
Delivery D2 02
0,2910 Flexibility
D2 03 6,912 0,5612 1,6075
0,0812
D2 04
D2 05
D3 01
Rresponsivness D3 02
0,129
D3 03 3,419 0,4411
D3 04
D3 05
Make M1 01
Reliability
0,1411 M1 02 4,380 2,4219 0,7746
0,553
M1 03

Universitas Sumatera Utara


M1 04
M1 05
M2 01
Flexibility
M2 02 6,149 0,7673
0,1248
M2 03
Sumber Pengolahan Data

Tabel 5.20 Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perusahaan (lanjutan)


Bobot Value x
Bobot Dimensi AxC
Perspektif KPI Value B
(B)
(A) (C) (D)
Flexibility M2 04
6,149 0,7673
0,1248 M2 05
M3 01
Make M3 02
0,1411 Responsivness
M3 03 7,141 2,3007
0,3222
M3 04
M3 05
R1 01
R1 02
Reliability
R1 03 6,459 5,0344
0,7795
R1 04
Return R1 05
1,0416
0,159 R2 01
R2 02
Responsivness
R2 03 6,878 1,5166
0,2205
R2 04
R2 05
Total Index 6,1000
Sumber Pengolahan Data

5.3 Check ( Evaluasi)

Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran, spesifikasi

dan melaporkan hasilnya. Dari masing masing indikator, peneliti akan

mengevaluasi indikator kinerja yang memasuki katagori merah berdasarkan

Universitas Sumatera Utara


skema pengukuran kinerja supply chain perusahaan pada masing – masing

perspektif. Indikator – indikator tersebut bagi peneliti dianggap perlu dilakukan

perbaikan agar dapat menaikkan kinerja perusahaan.

Tabel 5.21 Key Performance Indicator (KPI) yang memasuki katagori merah
pada Skema Pengukuran Kinerja Supply Chain Perusahaan
No Kode KPI Indikator
Persentase kesesuaian perencanaan bahan baku
1 P1 05
dengan jumlah bahan baku yang diterima
2 D1 02 Kecekatan dalam melayani pesanan bahan baku
Pengiriman produk ke konsumen tepat waktu
3 D3 02

4 D3 04 Kualitas bahan baku dan produk saat pengiriman


Perubahan biaya pengiriman bahan baku dan
5 M1 03
produk
6 R2 05 Jumlah keluhan yang diatasi perusahaan
Sumber Pengolahan Data

Dalam mengevaluasi pada penelitian ini digunakan tools diagram sebab-

akibat. Analisis pada pembahasan evaluasi, peneliti mengolah data penyebabnya

berdasarkan wawancara dan kunjungan langsung peneliti ke lantai produksi

perusahaan. Diagram Sebab – Akibat evaluasi setiap indikator yang masuk

katagori merah dapat dilihat pada bab vi sub bab 6.3.1

5.4 Action ( Tindak Lanjut)

Menindak lanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini

berarti juga meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk

memperbaikinya sebelum implementasinya. Adapun usulan perbaikan untuk Key

Performance Indicator (KPI) yang memasuki katagori merah pada skema

pengukuran kinerja supply chain perusahaan dengan menggunakan metode

5W+1H dapat dilihat pada bab vi sub bab 6.3.2

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Pembobotan KPI

6.1.1. Analisis Pembobotan Perspektif (Level 1)

Penilaian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode

Analitychal Hierarchi Process (AHP). Pada pengolahan data dengan AHP

didapatkan bahwa nilai konsistensi dari setiap perspektif sebesar 0,0107. Nilai

tersebut dapat diterima karena memenuhi batas maksimal inconsistency ratio

yaitu sebesar 0.1. Nilai bobot untuk masing-masing perspektif dapat dilihat pada

Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Pembobotan Perspektif Pada Level 1


Perspektif Bobot
Plan 0,2474
Source 0,1615
Make 0,2910
Deliver 0,1411
Return 0,1590
Jumlah 1
Inconsistency Ratio 0,0107
Nilai dapat
Kesimpulan
diterima
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 6.1 diatas dapat diketahui bahwa masing-masing

perspektif memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Hali ini dapat dilihat

dari beragamnya bobot yang dihasilkan untuk setiap perspektif pada masing-

masing perspektif. Semua dimensi memiliki nilai inconsistency ratio dibawah 0,1

yang artinya nilai tersebut dapat diterima.

Universitas Sumatera Utara


Dan pada tabel 6.1 dapat dilihat pula bahwa perspektif yang memiliki bobot

tertinggi adalah make yaitu 0,2910 sedangkan bobot terendah adalah perspektif

returnyaitu 0,1590. Pembobotan dalam penelitian ini dimaksud untuk mengetahui

bahwa setiap perspektif memiliki prioritas yang berbeda dalam pertimbangan atau

penggunaannya dalam mengevaluasi kinerja supply chain.

6.1.2. Analisis Pembobotan Dimensi (level 2)

Hasil pembobotan dimensi untuk masing-masing perspektif pada level 2

dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Pembobotan Dimensi Masing-masing Perspektif pada Level 2


Perspektif Dimensi Bobot Jumlah Inconsistency Ratio Kesimpulan
Reliability 0,9010 Nilai dapat
Plan 1 0,0746
Responsiveness 0,0990 diterima
Nilai dapat
Source Reliability 1 1 0
diterima
Reliability 0,7898
Nilai dapat
Deliver Flexibility 0,0812 1 0,0470
diterima
Responsiveness 0,1290
Reliability 0,5530
Nilai dapat
Make Flexibility 0,1248 1 0,0639
diterima
Responsiveness 0,3222
Reliability 0,7795 Nilai dapat
Return 1 0
Responsiveness 0,2205 diterima
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 6.2 diatas, pada dimensi untuk masing-masing

perspektif memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Hali ini dapat dilihat

dari beragamnya bobot yang dihasilkan untuk setiap dimensi pada masing-masing

perspektif. Semua dimensi memiliki nilai inconsistency ratio dibawah 0,1 yang

artinya nilai tersebut dapat diterima dan hasil pembobotan konsisten.

Universitas Sumatera Utara


6.1.3. Analisis Pembobotan KPI (Level 3)

Pembobotan dilakukan untuk untuk setiap KPI terhadap masing-masing

perspektif dan dimensi yang sama. Hasil pembobotan KPI (Level 3)

berdasarkan perhitungan AHP dapat dilihat pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3 Hasil Pembobotan KPI Masing-masing Dimensi (Level 3)

Inconsistency Kesimpulan
Perspektif Dimensi KPI Bobot
Ratio
P1 01 0,1944
P1 02 0,1763
Nilai dapat
Reliability P1 03 0,2692 0,035
diterima
P1 04 0,1485
P1 05 0,2116
Plan
P2 01 0,2217
P2 02 0,2217
Nilai dapat
Responsiveness P2 03 0,2289 0,022
diterima
P2 04 0,1539
P2 05 0,1739
S1 01 0,1851
S1 02 0,1910
Nilai dapat
Source Reliability S1 03 0,2686 0,092
diterima
S1 04 0,1614
S1 05 0,1938
D1 01 0,2040
D1 02 0,1915
Nilai dapat
Reliability D1 03 0,2140 0,078
diterima
D1 04 0,1917
D1 05 0,1989
D2 01 0,2210
D2 02 0,1974
Deliver Nilai dapat
Flexibility D2 03 0,2378 0,095
diterima
D2 04 0,1892
D2 05 0,1546
D3 01 0,1453
D3 02 0,1850 Nilai dapat
Responsiveness 0,095
D3 03 0,1192 diterima
D3 04 0,4238

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.3 Hasil Pembobotan KPI Masing-masing Dimensi (Level 3)

Inconsistency Kesimpulan
Perspektif Dimensi KPI Bobot
Ratio
Nilai dapat
Deliver Responsiveness D3 05 0,1267 0,095
diterima
M1 01 0,1526
M1 02 0,2485
Nilai dapat
Reliability M1 03 0,1443 0,018
diterima
M1 04 0,2747
M1 05 0,1798
M2 01 0,2408
M2 02 0,2445
make Nilai dapat
Flexibility M2 03 0,2263 0,001
diterima
M2 04 0,1280
M2 05 0,1605
M3 01 0,1919
M3 02 0,1720
Responsivness Nilai dapat
M3 03 0,2843 0,073
diterima
M3 04 0,1596
M3 05 0,1921
R1 01 0,1382
R1 02 0,1367
Nilai dapat
Reliability R1 03 0,2333 0,018
diterima
R1 04 0,1617
R1 05 0,3300
Return
R2 01 0,2139
R2 02 0,1609
Nilai dapat
Responsivness R2 03 0,1772 0,061
diterima
R2 04 0,2193
R2 05 0,2286
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 6.3 diketahui bahwa dari 55 KPI yang teridentifikasi

dalam sistem pengukuran performansi supply chain perusahaan, masing-masing

KPI memiliki tingkat kepentingan yang berbeda, dimana semakin besar bobotnya

menunjukkan bahwa KPI tersebut semakin penting. Keseluruhan KPI memiliki

nilai inconsistency ratio dibawah 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai

tersebut dapat diterima.

Universitas Sumatera Utara


Masing-masing KPI yang telah diurutkan dari bobot KPI tertinggi sampai

terendah dapat dilihat pada tabel 6.4

Tabel 6.4Nilai Pembobotan KPI(Level 3)dari Tertinggi Sampai

Terendah

KPI Bobot
D3 04 0,4238
R1 05 0,33
M3 03 0,2843
M1 04 0,2747
P1 03 0,2692
S1 03 0,2686
M1 02 0,2485
M2 02 0,2445
M2 01 0,2408
D2 03 0,2378
R1 03 0,2333
P2 03 0,2289
R2 05 0,2286
M2 03 0,2263
P2 01 0,2217
P2 02 0,2217
D2 01 0,221
R2 04 0,2193
D1 03 0,214
R2 01 0,2139
P1 05 0,2116
D1 01 0,204
D1 05 0,1989
D2 02 0,1974
P1 01 0,1944
S1 05 0,1938
M3 05 0,1921
M3 01 0,1919
Sumber: Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.4Nilai Pembobotan KPI(Level 3)dari Tertinggi Sampai Terendah
(Lanjutan)

KPI Bobot
D1 04 0,1917
D1 02 0,1915
S1 02 0,191
D2 04 0,1892
S1 01 0,1851
D3 02 0,185
M1 05 0,1798
R2 03 0,1772
P1 02 0,1763
P2 05 0,1739
M3 02 0,172
R1 04 0,1617
S1 04 0,1614
R2 02 0,1609
M2 05 0,1605
M3 04 0,1596
D2 05 0,1546
P2 04 0,1539
M1 01 0,1526
P1 04 0,1485
D3 01 0,1453
M1 03 0,1443
R1 01 0,1382
R1 02 0,1367
M2 04 0,128
D3 05 0,1267
D3 03 0,1192
Sumber: Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


6.2. Analisis Pengukuran Kinerja Supply Chain

Setelah dilakukan pengukuran kinerja supply chain secara keseluruhan,

diperoleh nilai index total sebesar 6,1. Berdasarkan Traffic Light System, nilai

index total berada pada kategori kuning yang menunjukkan bahwa performansi

supply chain perusahaan secara keseluruhan belum mencapai performa yang

diharapkan meskipun hasilnya mendekati target yang ditetapkan. Dengan

demikian, pihak manajemen harus berhati-hati dengan adanya berbagai macam

kemungkinan yang dapat menurunkan performansi supply chain perusahaan dan

tetap melakukan peningkatan performansi secara terus-menerus.

Pada tabel 5.16 sampai 5.20 yaitu skema pengukuran kinerja supply chain

tiap perspektifdengan perhitungan OMAX dan Traffic Light System, dapat dlihat

bahwa KPI yang termasuk dalam kategori hijau sebanyak 24 KPI, kategori kuning

sebanyak 25 KPI, dankategori merah sebanyak 6 KPI.

KPI yang termasuk dalam kategori hijau mengindikasikan bahwa performa

KPI tersebut sudah mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan,

sehingga harus tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan agar pencapaian dari

masing-masing KPI dapat mencapai best practice atau melebihi target yang

diharapkan untuk periode berikutnya. Untuk KPI yang termasuk dalam kategori

kuning mengindikasikan bahwa indikator kinerja belum tercapai tetapi sudah

mendekati target dan sudah mencapai target minimum. Akan tetapi pihak

perusahaan harus berhati-hati dengan adanya segala macam kemungkinan baik

dari kondisi internal maupun eksternal perusahaan. Jika tidak ada antisipasi

terhadap hal tersebut, maka indikator kinerja bisa menurun. Sehingga indikator

Universitas Sumatera Utara


pada kategori kuning ini tetap harus diperhatikan oleh pihak manajemen.

Perhatian tersebut dapat berupa pengawasan, ataupun pembaruan metode.

Sedangkan KPI yang berwarna merah mengindikasikan KPI tersebut memiliki

performa jauh di bawah target yang telah ditetapkan sehingga harus mendapatkan

prioritas terlebih dahulu dalam tindakan perbaikannya.

6.3. Usulan Perbaikan

Dari 55 KPI yang telah teridentifikasi, terdapat 6 KPI yang berada pada

kategori merah. Dengan demikian, KPI yang berada pada kategori merah perlu

dianalisis untuk mengetahui penyebab belum tercapainya target dari KPI tersebut

serta diberikan tindakan perbaikan. Usulan perbaikan tersebut diharapkan bisa

menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan performansi supply chain dari

KPI yang belum mencapai target.

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai identifikasi akar masalah

indikator kinerja kategori merah menggunakan diagram Sebab – Akibat, serta

rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan menggunak

metode 5W+1H.

Universitas Sumatera Utara


6.3.1. Eveluasi KPI katagori merah

6.3.1.1. Eveluasi KPI Persentase Kesesuaian Perencanaan Bahan Baku

Dengan Jumlah Bahan Baku Yang Diterima

Adapun evaluasi indikator persentase kesesuaian perencanaan bahan

baku dengan jumlah bahan baku yang diterima sebagaimana dapat dilihat pada

gambar 6.1

Manusia

Operator pembuatan peramalan


kurang teliti

Peramalan dengan
kenyataan pasokan
bahan baku jauh dari
target
P1 05
Persentase Kesesuaian
Kualitas bahan baku yang datang
Terjadi kendala selama perjalanan tidak sesuai standard perusahaan Perencanaan Bahan Baku
Dengan Jumlah Bahan Baku
c

Yang Diterima

Kinerja transportasi kurang baik Kinerja memverifikasi supplier


kurang baik
Mesin Metode

Gambar 6.1. Diagram Sebab – Akibat indikator Persentase Kesesuaian


Perencanaan Bahan Baku Dengan Jumlah Bahan Baku Yang Diterima

Berdasarkan pencarian akar masalah menggunakan diagram sebab akibat

indikator persentase kesesuaian perencanaan bahan baku dengan jumlah bahan

baku yang diterima dapat diketahui oleh empat faktor. Faktor tersebut adalah,

faktor manusia yaitu Peramalan dengan operator pembuatan peramalan kurang

teliti yang mengakibatkan kenyataan pasokan bahan baku jauh dari target dan

Kelalaian operator pengiriman yang mengakibatkan terjadi kendala selama

Universitas Sumatera Utara


perjalanan, faktor metode yaitu Kinerja memverifikasi supplier kurang baik yang

mengakibatkan dan faktor mesin yaitu Kinerja transportasi kurang baik yang

mengakibatkan Terjadi kendala selama perjalanan

6.3.1.2. Eveluasi KPI Kecekatan Dalam Melayani Pesanan Bahan Baku

Adapun evaluasi indikator kecekatan dalam melayani pesanan bahan

baku sebagaimana dapat dilihat pada gambar 6.2

Manusia

Susahnya mencari bahan baku yang


sesuai standar dengan harga yang
disetujui perusahaan

Negosiasi operator yang


rendah

D1 02
Angkutan sering datang Sistem informasi
untuk bahan baku Kecekatan Dalam Melayani
tidak tepat waktu
kurang baik Pesanan Bahan Baku
c

Tidak mengetahui
Kendala transportasi
Komoditas harga bahan
Mesin baku terbaru Metode

Gambar 6.2. Diagram Sebab – Akibat indikator Kecekatan Dalam Melayani


Pesanan Bahan Baku

Berdasarkan pencarian akar masalah menggunakan diagram sebab akibat

indikator kecekatan dalam melayani pesanan bahan baku dapat diketahui oleh

tiga faktor. faktor tersebut adalah faktor mesin yaitu kendala transportasi yang

mengakibatkan angkutan sering datang tidak tepat waktu, faktor metode yaitu

Sistem informasi untuk bahan baku kurang baik yang mengakibatkan tidak

mengetahui komoditas harga bahan baku terbaru dan faktor manusia yaitu

Universitas Sumatera Utara


negosiasi operator yang rendah yang mengakibatkan susahnya mencari bahan

baku yang sesuai standar dengan harga yang disetujui perusahaan

6.3.1.3. Eveluasi KPI Pengiriman Produk Tepat Waktu

Adapun evaluasi indikator pengiriman produk tepat waktu sebagaimana

dapat dilihat pada gambar 6.3

Lingkungan Manusia

Kendala selama Operator tidak konsistensi dalam


diperjalanan menjalankan SOP sehingga kualitas
produk rendah

Cuaca sering berubah - ubah


Konsistensi rendah

D3 02
Proses produksi tidak sesuai Pengiriman Produk Tepat Waktu
perencanaan

Kurangnya
maintenance pada Pengiriman produk
mesin terlambat

Pemilihan alur angkut


kurang baik

Mesin Metode

Gambar 6.3. Diagram Sebab – Akibat indikator Pengiriman Produk Tepat


Waktu

Berdasarkan pencarian akar masalah menggunakan diagram sebab akibat

indikator pengiriman produk tepat waktu dapat diketahui oleh empat faktor. faktor

tersebut adalah faktor lingkungan yaitu cuaca sering berubah - ubah yang

mengakibatkan kendala selama diperjalanan, faktor mesin yaitu kurangnya

maintenance pada mesin mengakibatkan proses produksi tidak sesuai

perencanaan, faktor metode pemilihan alur angkut kurang baik yang

mengakibatkan pengiriman produk terlambat dan faktor manusia yaitu konsistensi

Universitas Sumatera Utara


rendah yang mengakibatkan operator tidak konsistensi dalam menjalankan sop

sehingga kualitas produk rendah

6.3.1.4. Eveluasi KPI Kualitas Bahan Baku Dan Produk Saat Pengiriman

Adapun evaluasi indikator kualitas bahan baku dan produk saat

pengiriman sebagaimana dapat dilihat pada gambar 6.4

Lingkungan Manusia

Kendala selama
diperjalanan Kualitas produk rendah

Cuaca sering berubah - ubah

Konsistensi operator
menjalankan SOP
rendah
D3 04
Kualitas Bahan Baku Dan
Produk Saat Pengiriman
Kendala saat pengiriman

Kualitas produk
berkurang
Kurangnya Waktu pengiriman
maintenance pada memakan waktu yang
Kendaraan angkut cukup lama

Mesin Metode

Gambar 6.4. Diagram Sebab – Akibat indikator Kualitas Bahan Baku Dan

Produk Saat Pengiriman

Berdasarkan pencarian akar masalah menggunakan diagram sebab akibat

indikator kualitas bahan baku dan produk saat pengiriman dapat diketahui oleh

empat faktor. faktor tersebut adalah faktor lingkungan yaitu cuaca sering berubah

– ubah yang mengakibatkan kendala selama diperjalanan, faktor mesin yaitu

kurangnya maintenance pada kendaraan angkut mengakibatkan kendala saat

pengiriman, faktor metode yaitu waktu pengiriman memakan waktu yang cukup

lama yang mengakibatkan kualitas produk berkurang dan faktor manusia yaitu

Universitas Sumatera Utara


konsistensi operator menjalankan SOP rendah yang mengakibatkan kualitas

produk rendah

6.3.1.5. Eveluasi KPI Kualitas Perubahan Biaya Pengiriman Bahan Baku

Dan Produk

Adapun evaluasi indikator perubahan biaya pengiriman bahan baku dan

produk

sebagaimana dapat dilihat pada gambar 6.5

Lingkungan Manusia

Adanya hambatan selama


pengiriman
Keterlambatan
operator mengatur
pengiriman
Lalu lintas sering ramai
Kelalaian Operator

M1 03
Perubahan Biaya
Biaya maintenance tak Pengiriman Bahan Baku
terduga Dan Produk

waktu angkut lebih lama


Kendala sehingga biaya angkut
transportasi lebih besar

Pemilihan alur angkut


kurang baik
Mesin Metode

Gambar 6.5. Diagram Sebab – Akibat indikator Perubahan Biaya

Pengiriman Bahan Baku Dan Produk

Berdasarkan pencarian akar masalah menggunakan diagram sebab akibat

indikator kualitas bahan baku dan produk saat pengiriman dapat diketahui oleh

empat faktor. faktor tersebut adalah faktor lingkungan yaitu lalu lintas sering

ramai yang mengakibatkan adanya hambatan selama pengiriman, faktor mesin

Universitas Sumatera Utara


yaitu kendala transportasi mengakibatkan biaya maintenance tak terduga, faktor

metode yaitu pemilihan alur angkut kurang baik yang mengakibatkan waktu

angkut lebih lama sehingga biaya angkut lebih besar dan faktor manusia yaitu

kelalaian operator yang mengakibatkan keterlambatan operator mengatur

pengiriman

6.3.1.6. Eveluasi KPI Jumlah Keluhan Yang Diatasi Perusahaan

Adapun evaluasi indikator jumlah keluhan yang diatasi perusahaan

sebagaimana dapat dilihat pada gambar 6.6

Lingkungan Manusia

Kendala selama
diperjalanan
Tidak tepat waktu
dalam pendistribusian
Cuaca sering berubah - ubah

Kinerja operator kurang baik

R2 05
Jumlah Keluhan Yang Diatasi
Penambahan jam kerja angkut Perusahaan

Ketidakpastian dalam pembuatan


forcasting
Kendala
transportasi

Ketidakstabilan pemintaan
Mesin Metode

Gambar 6.6. Diagram Sebab – Akibat indikator Jumlah Keluhan Yang

Diatasi Perusahaan

Berdasarkan pencarian akar masalah menggunakan diagram sebab akibat

indikator jumlah keluhan yang diatasi perusahaan dapat diketahui oleh empat

faktor. faktor tersebut adalah faktor lingkungan yaitu waktu yang berubah ubah

yang mengakibatkan kendala dalam perjalanan, faktor mesin yaitu kendala

Universitas Sumatera Utara


transportasi mengakibatkan penambahan jam kerja angkut, faktor metode yaitu

ketidakstabilan pemintaan yang mengakibatkan ketidakpastian dalam pembuatan

forcasting dan faktor manusia yaitu kinerja operator kurang baik yang

mengakibatkan tidak tepat waktu dalam pendistribusian

6.3.2. Usulan Perbaikan KPI Kategori Merah

6.3.2.1. Usulan Perbaikan indikator Persentase Kesesuaian Perencanaan

Bahan Baku Dengan Jumlah Bahan Baku Yang Diterima

Usulan Perbaikan persentase kesesuaian perencanaan bahan baku dengan

jumlah bahan baku yang diterima dapat dilihat pada tabel 6.4

Tabel 6.4 Usulan Perbaikan indikator Persentase Kesesuaian Perencanaan

Bahan Baku Dengan Jumlah Bahan Baku Yang Diterima

Faktor What Where Why Who When How

Melihat dari
Agar kualitas
Memverifikasi Asisten Awal Track
Metode Kantor bahan baku
supplier Produksi periode recordsupplier
terstandarisasi
sebelumnya

Agar jumlah
bahan baku dan
Pengiriman Selama
produk yang Memberikan
Manusia Menaikkan Pengiriman dan masa
dikirim sesuai pelatihan
kinerja operator pemasaran periode
dengan
perencanaan

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.4 Usulan Perbaikan indikator Persentase Kesesuaian Perencanaan

Bahan Baku Dengan Jumlah Bahan Baku Yang Diterima

Faktor What Where Why Who When How


Mengurangi Agar mengurangi Pengiriman Selama Melakukan
Mesin kendala di Pengiriman waktu pengiriman dan masa preventif
perjalanan di perjalanan pemasaran periode maintenance

Berdasarkan tabel 6.4 dapat diperolah usulan perbaikan dari faktor

lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5W+1H

indikatorpersentase kesesuaian perencanaan bahan baku dengan jumlah bahan

baku yang diterima yaitu Memverifikasi supplier, Menaikkan kinerja operator,

Negosiasi dengan masyarakat agar mau menjual bahan baku ke perusahaan

6.3.2.2. Usulan Perbaikan indikator indikator Kecekatan Dalam Melayani

Pesanan Bahan Baku

Usulan Perbaikan indikator kecekatan dalam melayani pesanan bahan

baku yang diterima dapat dilihat pada tabel 6.5

Tabel 6.5. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Kecekatan Dalam Melayani Pesanan Bahan Baku

Faktor What Where Why Who When How


Mencari
berbagai
Sistem Agar sumber
Selama
Informasi mengetahui informasi
Metode Kantor pemasaran masa
bahan baku harga bahan harga bahan
periode
ditingkatkan baktu terbaru baku terbaru
dan dapat
dipercaya

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.5. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Kecekatan Dalam Melayani Pesanan Bahan Baku

Faktor What Where Why Who When How


Agar supplier
Terus melihat
Melakukan tidak Selama
perkembangan
Manusia megosisasi pemasaran berpindah ke pemasaran masa
harga bahan
sesuai harga perusahaan periode
baku terbaru
pasaran pesaing
Angkutan Agar
Melakukan
pengiriman mengurangi Pengirima Selama
Pengirima preventif
Mesin bahan baku waktu n dan masa
n maintenance
datang tepat pengiriman di pemasaran periode
pada angkutan
waktu perjalanan

Berdasarkan tabel 6.5 dapat diperolah usulan perbaikan dari faktor

lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5w+1h indikator

kecekatan dalam melayani pesanan bahan baku yaitu melakukan negosiasi

berjalan baik, melakukan megosisasi sesuai harga pasaran, mencari referensi dari

berbagai pihak, dan angkutan pengiriman bahan baku datang tepat waktu

6.3.2.3. Usulan Perbaikan indikator indikator Pengiriman Produk Tepat

Waktu

Usulan Perbaikan indikator kecekatan dalam melayani pesanan bahan

baku dapat dilihat pada tabel 6.6

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.6 Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator

Pengiriman Produk Tepat Waktu

Faktor What Where Why Who When How


Pengiriman
Agar
Pengiriman Selama produk tepat
mengurangi Asisten
Metode produk Pemasaran masa waktu dari
biaya Produksi
tepat waktu periode perusahaan
pengiriman
sesuai kontrak
Agar supplier
Terus melihat
tidak Selama
Menaikkan perkembangan
Manusia pemasaran berpindah ke pemasaran masa
kinerja harga bahan
perusahaan periode
operator baku terbaru
pesaing
Menaikkan
kemampuan Agar
Melakukan
mesin agar mengurangi Pengiriman Selama
Lantai preventif
Mesin produksi waktu dan masa
produksi maintenance
berjalan pengiriman pemasaran periode
pada angkutan
sesuai di perjalanan
perencanaan

Berdasarkan tabel 6.6 dapat diperolah usulan perbaikan dari faktor

lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5W+1H indikator

kecekatan dalam melayani pesanan bahan baku yaitu pengiriman produk tepat

waktu, menaikkan kinerja operator, menaikkan kinerja operator dan menaikkan

kemampuan mesin agar produksi berjalan sesuai perencanaan

6.3.2.4. Usulan Perbaikan indikator indikator Kualitas Bahan Baku Dan

Produk Saat Pengiriman

Usulan Perbaikan indikator kecekatan dalam melayani pesanan bahan

baku dapat dilihat pada tabel 6.7

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.7. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator Kualitas

Bahan Baku Dan Produk Saat Pengiriman

Faktor What Where Why Who When How


Menyusun
Melakukan Agar Perencanaan
Selama
waktu mengurangi produksi
Metode Pengiriman Pengiriman masa
pengiriman biaya sesuai dengan
periode
tepat waktu pengiriman kontrak yang
di sepakati
Sebagai bahan
Membuat panduan untuk Selama
Setiap Setiap Mengevaluasi
Manusia SOP menjalan tugas masa
departemen divisi setiap pekerja
disetiap dan tanggung periode
departemen jawab
Menjaga Agar Melakukan
Sesuai
kualitas mengurangi Asisten preventif
Mesin bengkel jadwal
mesin biayapengiriman teknik maintenance
perawat
angkut di perjalanan pada angkutan

Berdasarkan tabel 6.7 dapat diperolah usulan perbaikan dari faktor

lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5W+1H indikator

kecekatan dalam melayani pesanan bahan baku yaitu melakukan maktu

pengiriman tepat waktu, membuat SOP disetiap departemen, menjaga kualitas

mesin angkut, Mencari alternatif jalur pengiriman, menaikkan kinerja operator,

dan menjaga kualitas mesin angkut

6.3.2.5. Usulan Perbaikan indikator indikator Perubahan Biaya Pengiriman

Bahan Baku Dan Produk

Usulan Perbaikan indikator perubahan biaya pengiriman bahan baku dan

produk dapat dilihat pada tabel 6.8

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.8. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indikator Perubahan Biaya
Pengiriman Bahan Baku Dan Produk

Faktor What Where Why Who When How


Mencari Agar
alternatif mengurangi Selama Membuat alur
Metode pengiriman Operator
jalur biaya pengiriman pengiriman
pengiriman pengiriman
Terus melihat
Selama
Menaikkan Selama Agar biaya tidak perkembangan
Manusia operator masa
kinerja pengiriman berubah ubah harga bahan
periode
operator baku terbaru
Menjaga Agar Melakukan
Sesuai
kualitas mengurangi Asisten preventif
Mesin bengkel jadwal
mesin biayapengiriman teknik maintenance
perawatan
angkut di perjalanan pada angkutan

Berdasarkan tabel 6.8 dapat diperolah usulan perbaikan dari faktor

lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5W+1H indikator

perubahan biaya pengiriman bahan baku dan produk yaitu mencari alternatif jalur

pengiriman, menaikkan kinerja operator dan menjaga kualitas mesin angkut

6.3.2.6. Usulan Perbaikan indikator indikator Jumlah Keluhan Yang Diatasi

Perusahaan

Usulan Perbaikan indikator perubahan biaya pengiriman bahan baku dan

produk dapat dilihat pada tabel 6.9

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.9. Usulan Perbaikan dengan Metode 5W+1H indi indikator Jumlah
Keluhan Yang Diatasi Perusahaan

Faktor What Where Why Who When How


Membuat daftar
masa Agar Mencatat masa
Asisten Awal
Metode meningkatnya dikantor menstabilkan meningkatnya
produksi periode
masa permintaan permintaan
permintaan
Sebagai bahan
panduan untuk Mengeevaluasi
Asisten Selamat
Manusia Menaikkan kantor menjalan tugas dan pelatihan
produksi produksi
kinerja operator dan tanggung setiap pekerja
jawab
Merancang Menetapkan
Agar
jumlah jam operasial
mengurangi
transportasi Setiap transportasi
Mesin pengiriman biaya pengiriman
sesuai periode sesuai jadwal
pengiriman di
kebutuhan pendistribusian
perjalanan
distribusi

Berdasarkan tabel 6.9 dapat diperolah usulan perbaikan dari faktor

lingkungan, mesin, metode dan manusia dengan metode 5W+1H indikator yaitu

membuat daftar masa meningkatnya masa permintaan, menaikkan kinerja operator

dan merancang jumlah transportasi sesuai kebutuhan distribusi

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di

perusahaan tentang pengukuran kinerja supply chain menggunakan

frameworkPDCA:

1. Dari hasil pengukuran kinerja supply chain dengan menggunakan metode

SupplyChain Operation Reference (SCOR) terdapat 55 KPI yaitu 10 KPI

untuk perspektif plan, 5 KPI untuk perspektif source, 15 KPI untuk

perspektif, deliver, 15 KPI untuk perspektif make, dan 10 KPI untuk

perspektif return.

2. Hasil scoring dengan menggunakan metode OMAX (Objective Matrix)


diperoleh nilai indeks total sebesar 6,1. Dari hasil pengukuran kinerja masing-

masing KPI dengan perhitungan OMAX dan traffic light system, dapat dlihat

bahwa KPI yang termasuk dalam kategori hijau sebanyak 24 KPI, kategori

kuning sebanyak 25 KPI, dankategori merah sebanyak 6 KPI. 6 Indikator

yang masuk katagori merah adalah

a. Persentase kesesuaian perencanaan bahan baku dengan jumlah bahan

bakuyang diterima

b. Kecekatan dalam melayani pesanan bahan baku

c. Pengiriman produk ke konsumen tepat waktu

d. Kualitas bahan baku dan produk saat pengiriman

Universitas Sumatera Utara


e. Perubahan biaya pengiriman bahan baku dan produk

f. Jumlah keluhan yang diatasi perusahaan

3. Rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan pada indikatoryang masuk

katagori merah adalah

a. Memverifikasi supplier, menaikkan kinerja operator, Mengurangi

kendala di perjalanan

b. Sistem Informasi bahan baku ditingkatkan, melakukan megosisasi sesuai

harga pasaran, dan angkutan pengiriman bahan baku datang tepat waktu

c. Pengiriman produk tepat waktu, menaikkan kinerja operator, dan

menaikkan kemampuan mesin agar produksi berjalan sesuai perencanaan

d. Melakukan waktu pengiriman tepat waktu, membuat SOP disetiap

departemen, menjaga kualitas mesin angkut

e. Mencari alternatif jalur pengiriman, menaikkan kinerja operator dan

menjaga kualitas mesin angkut

f. Membuat daftar masa meningkatnya masa permintaan, menaikkan

kinerja operator dan merancang jumlah transportasi sesuai kebutuhan

distribusi

Universitas Sumatera Utara


7.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini dan dapat

digunakan untuk perbaikan dalam penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran dan perbaikan kinerja supply chain perusahaan hendaknya

dilakukan secara terus-menerus, serta diperlukan dalam pengawasansecara

berkala dari pihak manajemen

2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang pengukuran performansi supply

chain dengan metode lain atau integrasi dari beberapa metode agar sistem

pengukuranperformansi yang dilakukan semakin baik dan lebih obyektif.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Firdanis, Dkk 2013. Penggunaan Metode Balanced Scorecard Sebagai Upaya

Meningkatkan Kinerja Perusahaan Berbasis Analytical Hierarchy Process

Dan Objectives Matrix (Studi Kasus: Pt. Bank X (Persero) Tbk. Malang.

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Pujawan, I Nyoman. 2005. Supply Chain Management. Edisi Pertama. Surabaya:

Guna Widya

Metta Ritajeng, Mega. 2015. Perancangan Model Pengukuran Kinerja Green

Supply Chain Management Berdasarkan Green SCOR Dengan Pendekatan

PDCA Pada Perusahaan Baja Hilir. Jurusan Teknik Industri Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

Mousamik. 2015. A Strategic Approach to Develop Green Supply Chains. department of

Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, University of Malaya, Kuala

Lumpur, Wilayah Persekutuan, Malaysia

Oktasaputi, 2014. Pengukuran Performansi Proses Inti Supply Chain Operation

Reference (Scor) Dengan Pendekatan Perbaikan Lean Sigma (Studi Kasus Di Pt

Gatra Mapan Malang; Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya

Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta : Gramedia Pustaka

Building

Sinulingga, Sukaria. 2013. Metode Penelitian. Edisi 3. Medan: Usu Press.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)

Sundana ,Sambas. 2014. Penerapan Konsep Kaizen Dalam Upaya Menurunkan

Cacat Appearance Unit Xenia-Avanza Proses Painting Di Pt. Astra Daihatsu

Motor; Universitas Pancasila

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


L-1

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
L-2

Universitas Sumatera Utara


L-3

Universitas Sumatera Utara


L-3

Universitas Sumatera Utara


L-4

Universitas Sumatera Utara


L-5

Universitas Sumatera Utara


L-6

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai