TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
MOUNIQUE ARDITA
120403124
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya
yang selalu menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini
dengan baik.
Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini berjudul
sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini. Akhir
kata, penulis berharap agar Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada
Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun
kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, M.T., selaku Ketua Departemen Teknik Industri
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, M.T., dan Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc.,
ini.
4. Ibu Ir. Anizar, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan,
laporan Tugas Sarjana ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa tanpa
dukungan dari kedua orang tua penulis, laporan Tugas Sarjana ini tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Tugas akhir ini adalah wujud rasa hormat dan
10. Sahabat terbaik penulis Regina Zalukhu, S.Ked, S.Pd yang selalu memberikan
secara tidak langsung telah ikut serta dalam penyelesaian tugas sarjana ini.
12. Sahabat selaku satu team TA di PT. Pabrik Es Siantar, Merin dan Elsa yang
selalu memotivasi penulis dan membantu dalam pengerjaan tugas sarjana ini.
ST, Yolanda, ST, Reny, Marlyn, yang selalu memberikan motivasi, dukungan
Teguh, Hardyanto, Nael dan Oka yang memberikan masukan kepada penulis.
13. Teman-teman stambuk 2012 (DUABELATI) serta abang kakak senior dan
14. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak
Rahma, Kak Mia, Bang Ridho dan Ibu Ani, terima kasih atas bantuannya
15. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin
BAB HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN.................................................... ii
ABSTRAK............................................................................... xxi
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
Lampu……………………………………….. V-2
BAB HALAMAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TABEL HALAMAN
1 ................................................................................................ V-5
2 ................................................................................................ V-6
TABEL HALAMAN
5.15. Uji Kecukupan Data Iluminasi pada Quality Control 1 ........ V-27
5.16. Uji Kecukupan Data Iluminasi pada Quality Control 2 ........ V-28
TABEL HALAMAN
GAMBAR HALAMAN
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
dalam arti kata segala kemampuannya masih dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dirinya sendiri (intern) atau mungkin dari
pengaruh luar (extern). Salah satu faktor yang berasal dari luar ialah kondisi
lingkungan kerja, yaitu semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja
getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan lain-lain yang dalam hal ini akan
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal yang
penting untuk diperhatikan. Lingkungan kerja yang baik yaitu apabila operator
dapat melaksanakan kegiatan secara efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien.
kelancaran kerja.
1
Sritomo Wignjosoebroto. 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Edisi Pertama. Cetakan
Kedua. Surabaya: Guna Widya. Hal. 83
Penerangan yang akan diterapkan pada penelitian ini harus sesuai standar penerangan
industri tekstil. Penelitian ini membahas banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh
operator di pabrik ini berkaitan dengan penerangan. Penerangan yang baik meningkatkan
performa operator dalam melakukan tugasnya. Setiap aktivitas di tekstil industri ini
membutuhkan penerangan yang cukup pada bagian meja kerja. Penerangan yang baik
sangat penting untuk kualitas produk dan keselamatan kerja. Kurangnya penerangan akan
permasalahan dalam kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini dapat dipenuhi dengan
menyediakan tipe lampu, level daya, tipe luminer, ketinggian luminer, dan frekuensi
quality control 1 dan quality control 2 berada di bawah standar berdasarkan Kepmenkes
No. 1405 Tahun 2002 sehingga peneliti ingin mengetahui pengaruh tingkat pencahayaan
2
P. Hebert, The Environmental Impact Of Workplace Lighting Choices In Rural Oklahoma,
Oklahoma: Oklahoma State University,2014.
3
Dr. Devanand Uttam, Lighting in Textile Industry, India: Giani Zail Singh Punjab Technical
University, 2015.
Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk melakukan perbaikan tingkat
pencahayaan sehingga sesuai standar Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 dan untuk
mengurangi kelelahan mata operator pada bagian quality control di PT Pabrik Es Siantar.
1. Instrumen pengukuran yang digunakan berada dalam kondisi yang baik dan
3. Operator yang menjadi objek penelitian dalam keadaan normal dan sehat.
stasiun quality control 1 dan quality control 2 dibawah standar. Ketiga, tujuan
dan mengurangi kelelahan mata operator. Batasan dan asumsi yang digunakan
perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, dan jam kerja
operator pada PT. Pabrik Es Siantar. Bab III berisi teori tentang intensitas cahaya,
populasi, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian
dan pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.
Siantar yang sudah berdiri sejak tahun 1916 dengan nama NV Ijs Fabriek. PT.
Surbeck. Heinrich Surbeck merupakan sarjana teknik kimia dan pertama kali
datang ke Sumatera Utara pada tahun 1902. Beberapa tahun kemudian, Surbeck
listrik dan hotel, pabrik es dan minuman di Pematang Siantar di bawah nama NV.
Ijs Fabriek. NV Ijs Fabriek atau PT. Pabrik Es Siantar berdiri pada tahun 1916
Pada tahun 1920-an bukan hanya es batangan yang diproduksi tetapi mulai
Siantar terdiri dari berbagai rasa. Ada delapan minuman yang diproduksi yaitu
Orange Pop, Sarsaparilla, Raspberry, Nanas, Grape Fruit Soda, American Ice
Cream Soda, Coffe Bear, dan Soda Water. Dari hasil penelitian para peneliti
sampai saat ini belum ada perusahaan yang memproduksi es batangan dalam
jumlah besar selain NV Ijs Fabriek Siantar. NV Ijs Fabriek Siantar juga menjadi
pemasok listrik bagi Pematang Siantar sebelum masuk PLN. Listrik yang
Heinrich Surbeck memang kurang jelas. Wawancara yang dilakukan peneliti bahwa
badak mempunyai arti filosofi yaitu badak mempunyai kulit dan tanduk yang keras,
yang mengartikan bahwa perubahan zaman kearah globalisasi tidak akan membuat
Pada tahun 1971 PT. Pabrik Es dijual kepada Julius Hutabarat karena
Hutabarat sangat tepat karena di tangan Hutabarat, pabrik ini bertambah maju
mesin baru dan fasilitas lainnya. PT. Pabrik Es Siantar tetap berproduksi sampai
berubah menjadi dua minuman yaitu sarsaparilla dan soda water dan tentu saja es
Pada beberapa tahun belakangan ini minuman ber cap “badak” kembali
menarik perhatian pasar, dan mengalami peningkatan permintaan yang tinggi. PT.
minuman sarsaparilla dan soda water. Pada PT. Pabrik Es Siantar produk
minuman menjadi produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini. Minuman
tersebut ialah sarsaparilla dan soda water. Per harinya menghasilkan 46.000 botol
minuman.
Bahan baku atau bahan utama berupa air, konsetrat (essence sarsaparilla),
gas CO2 cair dan gula murni. Bahan konsetrat (essence sarsaparilla) diimpor dari
luar negeri, melalui distributor bernama IFF (International Flavor & Fragrance).
Daerah pemasaran produk minuman PT. Pabrik Es Siantar adalah Aceh, Sumatera
Tenaga kerja secara umum bekerja 48 jam/minggu. Waktu kerja bagi karyawan
b. Minggu : Libur
b. Minggu : Libur
Syrup Room
Sub. Bag
Bagian
Bagian Derek Bahan Baku
Bongkar
Sub. Bag
Barang Jadi
Bagian
Mandor
Unit Prod. Cap
Badak:
- Bagian Washer
- Bagian Mesin
- Bagian Facer Crat
- Bag Supir Forklit
- Maintenance
suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada yaitu
material, tenaga kerja, mesin, metode dan lainnya. Sistem produksi yang
produksi dengan komposisi persentase yang tinggi dan merupakan bahan yang
membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku yang digunakan
1. Air
Air yang digunakan pada proses produksi ini diperoleh langsung dari sumber
Air tersebut tidak hanya digunakan sebagai bahan baku tetapi juga sebagai
pembangkit listrik pada PT. Pabrik Es Siantar ini dengan menggunakan turbin.
Konsentrat yang digunakan ialah Essence Sarsaparilla yang diimpor dari luar
Konsentrat ini digunakan untuk memberikan rasa sarsaparilla pada produk jadi
Gas CO2 cair digunakan untuk memberikan gas pada produk, sehingga rasanya
lebih enak dan juga sebagai pengawet produk. Gas ini diperoleh dari Medan
4. Gula Murni
Gula murni ini digunakan untuk memberikan rasa manis kepada produk
Bahan penolong adalah bahan yang tidak tampak dalam produk jadi tetapi
hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar dan digunakan
sebagai pelengkap produk saja. Bahan penolong yang digunakan adalah Sitrid
acid yang digunakan untuk memberikan sedikit rasa asam pada produk, Sitrid
produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat
1. Pewarna Alami
Botol minuman digunakan sebagai wadah tempat syrup sarsaparilla. Botol ini
terdiri atas dua bagian, yaitu tutup botol dan badan botol. Tutup botol diperoleh
dari Bandung yaitu PT. IGLAS dan badan botol diperoleh dari Surabaya yaitu
PT. Altimex.
Siantar adalah:
1. Persiapan Produksi
mesin trimex.
mesin washer.
2. Pembuatan Limun
Pembuatan limun dimulai dengan memasak gula yang dicampur dengan air
sebanyak 600 liter dengan suhu 100oC sampai gula larut. Setelah gula larut,
menyaring partikel-partikel yang sangat kecil dari gula yang telah cair. Setelah
sirup yang didalamnya telah ada larutan air sebanyak 600 liter. Sirup
sebanyak 270 liter dan gas CO2 cair dan diaduk selama beberapa menit. Sirup
yang berada pada mesin trimex akan di masukkan ke dalam botol dengan
3. Pencucian Botol
Botol yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu pada mesin washer sehingga
Sebelum botol digunakan untuk diisi sirup, maka dilakukan pengujian kualitas
terhadap botol, penilaian yang dilakukan berupa kebersihan botol dan kondisi
botol yang retak atau tidak sehingga diputuskan layak untuk digunakan.
filler dan kemudian diisi sirup yang telah ada di mesin filler.
Botol yang telah diisi sirup diteruskan ke bagian pengendalian kualitas produk
akhir pada meja yang telah disediakan dan ada juga yang diambil sebagai
sampel secara acak untuk dilakukan tes laboratorium untuk menilai keasaman
Setelah produk dinyatakan lulus uji kualitas dan layak dikonsumsi, botol
8. Pengepakan
Tahapan ini merupakan tahapan akhir yaitu produk yang telah jadi di susun
pada krat botol yang berisi 24 botol/ krat dan siap untuk dipasarkan.
LANDASAN TEORI
Kerja Manusia 4
dalam arti kata segala kemampuannya masih dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut bias datang dari dirinya sendiri (intern) atau mungkin dari
pengaruh luar (extern). Salah satu faktor yang berasal dari luar ialah kondisi
lingkungan kerja, yaitu semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja
getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan lain-lain yang dalam hal ini akan
3.2. Pencahayaan5
mengakibatkan mata pekerja menjadi cepat lelah karena mata aka berusaha
melihat dengan cara membuka lebar-lebar. Lelahnya mata ini akan mengakibatkan
pula lelahnya mental dan lebih jauh lagi bisa menimbulkan kerusakannya mata.
4
Sritomo Wignjosoebroto. 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Edisi Pertama. Cetakan
Kedua. Surabaya: Guna Widya. Hal. 83
5
Ibid ., h. 85
menghindari silau (glare) karena letak dari sumber cahaya yang kurang tepat
maka sebaiknya mata tidak secara langsung menerima cahaya dari sumbernya
akan tetapi cahaya tersebut harus mengenai objek yang akan diliihat yang
1. Tidak tersedia cahaya alami siang hari dan saat antara matahari terbenam dan
terbit.
2. Tidak tersedia cukup cahaya alami dari matahari, saat mendung tebal, dan saat
3. Cahaya alami dari matahari tidak dapat menjangkau tempat tertentu di dalam
4. Diperlukan cahaya merata pada ruang lebar, sebab hanya lokasi di sekitar
jendela saja yang terang sedangkan bagian tengah akan menjadi redup. Hal ini
terutama terjadi pada ruangan lebar, luas, dan terletak di bawah lantai lain
6
Prasasto Satwiko. Fisika Bangunan. (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008), h. 189-190
tercapainya tingkat iluminasi merata pada seluruh bidang kerja. Pencahayaan yang
sepenuhnya merata memang tidak mungkin dalam praktik, tetapi standar yang
panjang antara 380 hingga 700 nm (nanometer, 1nm = 10-9m), dengan urutan
warna: (ungu-ultra), ungu, nila, biru, hijau, kuning, jingga, merah, (merah-infra).
Ungu-ultra dan merah-infra hanya dapat dilihat dengan bantuan alat optik khusus.
(700-2300 nm) berdaya panas. Kecepatan cahaya adalah 3x108 m/dtk. Sinar
antara 290 hingga 2300 nm dan mempunyai spektrum lengkap dari ungu-ultra
hingga merah-infra. Mata manusia paling peka terhadap cahaya kuning (550nm).
7
D.C. Pritchard. Interior Lighting Design 6th Edition, dalam Luciana Kristanto, Penelitian
Terhadap Kuat Penerangan dan Hubungannya dengan Angka Reflektansi Warna Dinding Studi
Kasus Ruang Kelas Unika Widya Mandala Surabaya. Jurnal internet. 2004.
8
Prasasto Satwiko. Op cit. Hal. 144-145
dipakai untuk penerangan alami ruangan, bukan sinar matahari langsung. Sinar
matahari langsung akan sangat menyilaukan dan membawa panas, sehingga tidak
dipakai untuk menerangi ruangan. Catatan: hindari kekacauan antara sky light dan
bersumber dari alat yang diciptakan manusia, seperti lampu pijar, lilin, lampu
minyak tanah dan obor. Lawan dari cahaya buatan adalah cahaya alami, yaitu
cahaya yang bersumber dari alam, misalnya: matahari, lahar panas, fosfor di
istilah berikut:
1. Arus cahaya (luminos flux, flow diukur dengan lumen) adalah banyaknya
persatuan waktu.
cendela) adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sumber cahaya ke arah
cahaya total ke segala arah sebanyak 12,57 lumen. (12,57 adalah luas kulit
cahaya yang datang pada satu unit bidang. Illuminasi (illumination) adalah
yang dipancarkan, dipantulkan, atau diteruskan oleh satu unit bidang yang
diterangi. Tetapi kita mengukur terang yang dipantulkan oleh sebuah bidang
yang terkecil dan membedakan warna-warna pada permukaan. Cahaya alam selalu
merubah intensitas cahaya dan warna karna dipengaruhi oleh peredarannya dalam
tata surya serta kondisi cuaca dalam kondisi mendung hujan atau pergantian
musim. Cahaya matahari dipastikan tidak konstan, oleh karena itu untuk obyek
yang terlindung dari penyinaran langsung matahari perlu dibantu dengan cahaya
buatan. Pola warna dari cahaya alam selalu berubah, sehingga kita tidak bisa
9
J Pamudji Suptandar. 2007. Sistem Pencahayaan pada Desain Interior. Jakarta: Penerbit
Universitas Trisakti. Hal 7-10
kita yaitu cahaya dari tenaga listrik karena bisa diatur dengan berbagai cara guna
mendukung kegiatan yang sesuai fungsi ruang. Spesifikasi sumber cahaya buatan
yang perlu diperhatikan yaitu temperatur, warna, jarak dan brntuk cahaya. Dalam
sistem pencahayaan buatan yang biasa disebut cahaya artificial banyak digunakan
dengan kombinasi dari berbagai macam elemen, seperti: sumber cahaya, kekuatan
1. Lampu Pijar
2. Lampu Neon
10
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002
luminansi, dan reflektansi. Ketiga komponen ini dapat diukur nilainya dengan
menggunakan alat ukur, yaitu lux meter. Metode pengukuran komponen pencahayaan
penerangan setempat dilakukan pada objek kerja yang akan diukur, misalnya meja
dengan ukuran tertentu. Titik pertemuan grid-grid tersebut akan menjadi titik-titik
1. Luas ruangan kurang dari 10 m2 maka titik potong garis horizontal panjang dan
lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1 meter. Gambar 3.1. menunjukkan
denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan < 10 m2.
11
Republik Indonesia. SNI 16-7062-2004: Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja,
2004
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 meter. Gambar 3.2.
10 m2 – 100 m2
3. Luas ruangan > 100 m2 maka titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap 6 meter. Gambar 3.3. menunjukkan denah
pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan > 100 m2.
pada jarak 2 sampai 4 inchi hingga angka pembacaan pada layar luxmeter stabil.
Posisi sensor harus diatur sedemikian rupa untuk menghindari jatuhnya bayangan
cahaya atau tidak mengkilap. Metode ini terdiri dari tiga langkah, yaitu sebagai
berikut:
12
M. David Egan. Concepts in Architectural Lighting. (New York: McGraw Hill School Education
Group, 1983), h. 87
13
Ibid., h.85
metode titik dan metode lumen. Metode titik sangat sederhana dan digunakan
untuk menghitung penerangan dari sumber cahaya yang dapat dianggap sebagai
Untuk menghitung iluminasi di satu titik oleh satu lampu maka digunakan
Dengan,
E = Iluminasi (lux)
I = Arus cahaya dari sumber cahaya ke arah titik yang disinari (lm)
β = Sudut datang sinar (dihitung antara garis tegak lurus bidang dan sinar)
14
Prasasto Satwiko, Op.cit. h. 220
15
Prasasto Satwiko, Op.cit. h. 221
terdapat hubungan:
E = ϕ/A
Dengan,
ketinggian lampu dari bidang kerja, faktor kehilangan cahaya yang menunjukkan
penyusutan lumen pada lampu serta berkurangnya terang lampu akibat timbunan
Di mana:
N : Jumlah luminer
CU : Coeffiecient of utillization
A : Luas ruangan
16
Prasasto Satwiko, Op.cit. h. 223-229
bidang kerja dengan lumen yang dipancarkan oleh lampu. Nilai CU yang tinggi
menunjukkan bahwa banyak cahaya yang sampai pada permukaan bidang kerja. Nilai
lokasi luminer, dan rancangan luminer. Ukuran dan bentuk ruangan memiliki
pengaruh yang besar terhadap nilai CU. Sebagai contoh, pada ruangan yang kecil
akan lebih banyak cahaya yang diserap oleh dinding daripada ruangan luas dengan
menjadi tiga zona, yaitu rongga langit-langit (ceiling cavity), rongga ruang (room
cavity), dan rongga lantai (floor cavity). Proporsi geometris rongga langit-langit ruang
dan lantai disebut perbandingan rongga (cavity ratio). Rumus umum dari
Keliling ruang
Perbandingan rongga = hc
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔
berikut:
diubah menjadi:
Keliling ruang
RCR = 5 hrc
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔
Untuk FCR, dengan ruang berdenah bujur sangkar atau persegi panjang menjadi:
W+L
FCR = 5 hfc
𝑊𝐿
yang dapat mempengaruhi jumlah cahaya yang akan mencapai permukaan bidang
ini sebagai kemungkinannya yang disebut sebagai Light Loss Factor (LLF)
ataupun memperburuk tiap-tiap faktor tersebut12. LLD dan LBO dapat diperbaiki
dan LDD ditingkatkan nilainya melalui pembersihan luminer 13. LLF kemudian
lampu
5. RSDD dan LDD dikuantifikasikan dalam bentuk tabel yang disajikan oleh
LDD = e−AtB16
6. LBO (Lamp Burnout), yaitu perkiraan jumlah lampu yang mati sebelum waktu
tergantung pada jenis lampu dan waktu penggantiannya. Nilainya biasa tertera
pada produk.
Lelah visual terjadi karena ketegangan yang intensif pada sebuah fungsi
yang tunggal dari mata. Ketegangan yang terus menerus pada otot siliar terjadi
pada waktu menginspeksi benda kecil yang berkepanjangan dan ketegangan pada
retina dapat timbul oleh kontras cerah yang terus menerus menimpa secara lokal.
2. Pandangan dobel.
3. Sakit kepala.
Gejala tersebut terjadi umumnya bila pencahayaan tidak mencukupi dan bila
yang amat sangat, tanpa efek lokal pada otot atau retina, gejala lelah syaraf akan
nampak. Hal ini terjadi pada kegiatan yang membutuhkan gerakan yang amat
persis. Lelah syaraf seperti itu mengakibatkan waktu reaksi yang memanjang,
17
Muhammad Yusuf.2015. Efek Pencahayaan Terhadap Prestasi Dan Kelelahan Kerja Operator,
Yogyakarta : Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND
dengan lebih cermat, jelas dan cepat. Sebaliknya pencahayaan yang buruk akan
kerja.
kerja dengan memperhatikan faktor yang berpengaruh. Salah satu usaha yang
kuadrat chi untuk menguji hipotesa bahwa distribusi variable yang diamati
digunakan dengan sampel yang lebih kecil dibandingkan dengan dasar sampel
yang diperlukan untuk uji kuadrat chi. Dalam uji kolmogorov, diperlukan suatu
distribusi kumulatif relatif dari sampel dan dari populasi yang diharapkan.
1. Menyusun data hasil pengamatan mulai dari nilai pengamatan terkecil hingga
18
Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal. 484
baku pada distribusi normal, X adalah nilai data, X adalah rata-rata, dan σ
(X)
telah memenuhi atau tidak. Untuk menetapkan berapa jumlah observasi yang
pengukuran rancangan.
19
Sritomo Wignjosoebroto. op cit. Hal. 172
terdistribusi secara normal. Pengujian ini juga untuk memastikan data yang
dikumpulkan adalah cukup secara objektif. Rumus yang digunakan untuk menguji
k / s N . X 2 − ( X )2
2
N'=
X
Dimana,
k = tingkat keyakinan
s = tingkat ketelitian
suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas disebut
persamaan regresi.Istilah ini berasal dari telaah kebakaan yang dilakukan oleh Sir
dengan tinggi badan ayahnya. Galton menunjukkan bahwa tinggi badan anak laki-
laki dari ayah yang tinggi setelah beberapa generasi cenderung mundur
(regressed) mendekati nilai tengah populasi. Dengan kata lain, anak laki-laki dari
ayah yang badannya sangat pendek cenderung lebih tinggi daripada ayahnya.
20
Ronald E, Walpole. 1992. Pengantar Statistika. Jakarta: Erlangga. Hal. 340-343
Dalam pasal ini kita akan membicarakan masalah pendugaan atau peramalan
nilai peubah tak bebas Y berdasarkan peubah bebas X yang telah diketahui
nilainya. Misalkan kita ingin meramalkan nilai kimia mahasiswa tingkat persiapan
kimia untuk berbagai skor tes intelegensia yang dicapai oleh mahasiswa-
dengan y dan skor tes intelegensianya dengan x, maka data setiap anggota
Tabel 3.2. Skor Tes Intelegesia dan Nilai Kimia Mahasiswa Baru
12
Sehingga,
(12)(61685)-(725)(1011)
b= =0.897
(12)(44475)-(725)2
a=84.250=(0.897)(60.417)=30.056
ŷ =30.056+0.897x
Koefisien korelasi ukuran hubungan linear antara dua peubah X dan Y dihitung
dengan rumus:
nΣxy-(Σx)(Σy)
r=
√{nΣx2 - (Σx)2 }{nΣy2 - (Σy)2 }
Dimana,
n = banyaknya data
x = variabel dependen
y = variabel independen
21
Ibid., Hal.370
ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabilah nilai r = -1 artinya
korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel
Tingkat
Interval Koefisien
Hubungan
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,800 Kuat
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,100 Sangat rendah
Sumber : Cindy Viane Bertan, Pengaruh Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)
terhadap Hasil Pekerjaan (Studi Kasus Perumahan Taman Mapanget Raya (TAMARA))
METODOLOGI PENELITIAN
minuman sarsaparilla yang berlokasi di Jln. Pematang No. 3 (Siantar Barat), Kota
yang merupakan jenis penelitian yang menjelaskan fakta lapangan dari objek yang
diteliti serta mendeteksi sejauh mana hubungan antar variabel dalam penelitian
operator pada quality control 1 dan quality control 2. Penelitian ini juga termasuk
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencahayaan dan kelelahan
1. Variabel Dependen
pada umumnya ditekankan pada perubahan yang terjadi pada variabel ini.
Variabel yang termasuk ke dalam variabel ini adalah kelelahan mata operator.
2. Variabel Independen
baik secara negatif maupun positif. Variabel yang termasuk ke dalam variabel
1. Iluminasi adalah intensitas cahaya yang datang dari objek/bidang yang diukur.
diterangi.
22
Sukaria Sinulingga. 2014. Metode Penelitian. Medan: USU Press. Hal. 102
Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah tingkat iluminasi, tingkat
luminansipada material objek dan kelelahan mata operator di stasiun kerja quality
Tingkat luminansi dan tingkat iluminasi diukur pada material objek yang
berada di stasun kerja quality control 1 dan quality control 2. Tingkat luminansi
dan tingkat iluminasi yang diukur berasal dari lampu yang berada di depan
iluminasi dan luminansi terhadap kelelahan mata operator di quality control 1 dan
menghitung angka reflektansi material objek, uji korelasi antara tingkat iluminasi
dengan kelelahan mata operator stasiun kerja quality control 1 dan quality control
2 dan menghitung jumlah dan pemilihan jenis lampu untuk lampu yang berada di
Data hasil tingkat iluminasi lantai produksi yang diperoleh dari hasil
pengukuran, dapat dihitung tingkat iluminasi rata-rata stasiun kerja quality control
Tabel 5.6.
Perbandingan dari cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang diterima oleh
Tabel 5.7.
Jenis lampu yang digunakan pada setiap stasiun quality control PT.
Prosedur perhitungan jumlah bola lampu di setiap stasiun quality control secara
langsung.
LLF = {(BF)(VV)(LSD)(LAT)}{(LDD)(RSDD)(LLD)(LBO)}
(E) x (A)
F=
(CU)x (LLF)
dengan menggunakan jenis lampu yang berbeda, jenis lampu yang digunakan.
untuk data tingkat iluminasi di stasiun quality control 1 dapat dilihat pada Tabel
5.9. Artinya sebaran data tingkat iluminasi di stasiun quality control 1 menyebar
secara normal.
Quality Control 1
untuk data kelelahan mata operator 1 di stasiun kerja quality control 1 dapat
dilihat pada Tabel 5.10. Artinya sebaran data kelelahan mata operator 1 di stasiun
Quality Control 1
untuk data kelelahan mata operator 2 di stasiun kerja quality control 1 dapat
dilihat pada Tabel 5.11. Artinya sebaran data kelelahan mata operator 1 di stasiun
untuk data tingkat iluminasi di stasiun quality control 2 dapat dilihat pada Tabel
secara normal.
Quality Control 2
untuk data kelelahan mata operator 1 di stasiun kerja quality control 2 dapat
dilihat pada Tabel 5.13. Artinya sebaran data kelelahan mata operator 1 di stasiun
Quality Control 2
untuk data kelelahan mata operator 2 di stasiun kerja quality control 2 dapat
dilihat pada Tabel 5.14. Artinya sebaran data kelelahan mata operator 1 di stasiun
diperoleh dari hasil pengukuran telah cukup atau tidak. Untuk menguji kecukupan
data dengan tingkat. Untuk menguji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 5%,
N = jumlah data
Uji kecukupan data iluminasi pada quality control 1 dapat dilihat pada
Tabel 5.15. Dari perhitungan di atas didapatkan N’ < N maka data telah cukup.
Uji kecukupan data iluminasi pada quality control 1 dapat dilihat pada
Tabel 5.16. Dari perhitungan di atas didapatkan N’ < N maka data telah cukup.
Control 1
dapat dilihat pada Tabel 5.17. Dari perhitungan di atas didapatkan N’ < N maka
Control 1
dapat dilihat pada Tabel 5.18. Dari perhitungan di atas didapatkan N’ < N maka
Control 2
dapat dilihat pada Tabel 5.19. Dari perhitungan di atas didapatkan N’ < N maka
Control 2
dapat dilihat pada Tabel 5.20. Dari perhitungan di atas didapatkan N’ < N maka
ŷ =a+bx
dan,
a= y̅ -bx̅
adalah melakukan uji korelasi terhadap kedua data tersebut dan jenis uji korelasi
yang digunakan adalah uji korelasi Pearson. Uji korelasi Pearson digunakan
untuk menguji korelasi antar dua varian yang berdistribusi normal dan berjenis
varian yang berdistribusi normal dan berjenis data interval atau rasio.
adalah melakukan uji korelasi terhadap kedua data tersebut dan jenis uji korelasi
yang digunakan adalah uji korelasi Pearson. Uji korelasi Pearson digunakan
untuk menguji korelasi antar dua varian yang berdistribusi normal dan berjenis
varian yang berdistribusi normal dan berjenis data interval atau rasio.
6.1. Analisis
Jenis lampu yang digunakan pada quality control, tepatnya pada bagian
pemilihan jenis lampu, jumlah lampu aktual yang terdapat di lantai produksi PT.
yang seharusnya.
yang diuji adalah tingkat iluminasi dan kelelahan mata operator pada stasiun
diperoleh dari hasil pengukuran telah cukup atau tidak. Data yang diuji adalah
quality control 2. Hasil dari uji kecukupan data iluminasi pada quality control 1
data tersebut telah cukup. Uji kecukupan data iluminasi pada quality control 2
Hasil dari uji kecukupan data kelelahan mata operator pada quality control
1 data tersebut telah cukup. Sedangkan hasil uji kecukupan data kelelahan mata
pencahayaan dan kelelahan mata operator, maka akan diketahui berapa tingkat
standar.
Uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi pearson. Uji korelasi
pearson digunakan untuk menguji korelasi antar dua varian yang berdistribusi
semakin besar tingkat iluminasi yang digunakan maka semakin rendah kelelahan
mata operator.
semakin besar tingkat iluminasi yang digunakan maka semakin rendah kelelahan
mata operator.
semakin besar tingkat iluminasi yang digunakan maka semakin rendah kelelahan
mata operator.
semakin besar tingkat iluminasi yang digunakan maka semakin rendah kelelahan
mata operator.
masih jauh dari standar tingkat pencahayaan untuk pekerjaan kasar dan terus-
menerus yang ditetapkan dalam Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 yaitu sebesar
lampu yang berada di depan operator quality control dengan menambah jumlah
lampu dan mengganti jenis bola lampu yang telah digunakan sebelumnya.
dinding, lantai dan langit-langit. Angka reflektansi untuk dinding dan langit-langit
reflektansi material objek yang berada dibawah nilai rekomendasi, yaitu pada
Hasil uji kenormalan data dengan uji kolmogorov smirnov pada hasil
control diperoleh bahwa semua data berdistribusi normal karena nilai Dmaks ≤ Dα.
Karena semua data dari hasil pengukuran tingkat iluminasi dan kelelahan mata
data untuk mengetahui apakah semua data yang telah dikumpulkan telah cukup
atau tidak.
tingkat iluminasi dan kelelahan mata operator di stasiun quality control diperoleh
nilai N’ < N. Untuk tingkat iluminasi dan kelelahan mata operator. Oleh karena
mengurangi kelelahan mata operator memiliki angka yang berbeda antara stasiun
iluminasi dan kelelahan mata operator di stasiun quality control 1 dan quality
terbalik antara tingkat iluminasi dan kelelahan mata operator. Artinya, semakin
tinggi tingkat iluminasi maka akan semakin rendah tingkat kelelahan mata
7.1. Kesimpulan
sebagai berikut:
Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 sebesar 200 lux, sehingga perlu dilakukan
Siantar.
2. Perhitungan regresi dan korelasi pada stasiun quality control 1, hal tersebut
yaitu:
3. PT. Pabrik Es Siantar mengganti jenis lampu dan jumlah lampu untuk lampu
1405/MENKES/SK/XI/2002
SNI 16-7062-2004
Uttam, Dr. Devanand. 2015. Lighting in Textile Industry, India: Giani Zail Singh