TUGAS SARJANA
Oleh
080403014
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk
tugas sarjana ini adalah “Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pencetakan di
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat
pembaca lainnya.
Penulis
Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan
membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.
dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun
administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri
Sarjana ini.
Sarjana.
3. Prof. Ir. Anizar, M. Kes selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan,
mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini
dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis
memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda
6. Seluruh keluarga tercinta kakak saya Ade Ira Kurniawati dan adik saya Yoga
Febri Andriansyah serta Kakak terbaik saya di Teknik Industri Nelsa Junita
7. Bapak Muhammad Banaim selaku pemilik UKM GUNUNG JATI yang telah
8. Bang Husein, selaku operator di UKM GUNUNG JATI yang telah membantu
produksi
9. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang
Nurmansyah, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam
10. Sahabatku Tercinta Tanti Mastika, Andri, Putra, Tamadiputra, Renji, Ami,
Adel, Tio, Ita, Chandra, Dyah, Ichi, Adit, Kiki, Eka, Gugi, Fakhri, Erinsyah,
Syumarlin, Ira, Shinta, Rea, Revi, Koko, Tondi, Mus, Yuni, Sirmon,
11. Rekan-rekan TIJOY08 stambuk 2008 dan seluruh adik-adik yang ada di
Teknik Industri yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas dukungan dan
kerjasama yang baik atas bantuan dan masukan serta motivasi yang diberikan
kepada penulis.
12. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin
disebutkan satu per satu, hanya Allah SWT yang dapat membalas kalian
semua, Amin.
BAB HALAMAN
I PENDAHULUAN................................................................................ I-1
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
GAMBAR HALAMAN
1.1. Kegiatan dan Alat Aktual yang digunakan Operator ....................... I-2
GAMBAR HALAMAN
5.11. Peta Kontrol Untuk Tinggi Lebar Tangan(LT) Revisi I .................. V-18
5.15. Peta Kontrol Untuk Diameter Genggaman(DG) Revisi III ............. V-23
GAMBAR HALAMAN
TABEL HALAMAN
5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Pencetakan Paving Block .......... V-1
5.5. Data Dimensi Tubuh Operator UKM Gunung Jati ......................... V-9
TABEL HALAMAN
TABEL HALAMAN
6.2. Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan Rancangan I dan II ................... VI-4
LAMPIRAN HALAMAN
1. Standart Nordic Quesionaire (SNQ) ............................................... L-1
UKM Gunung Jati merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi paving
block. Hasil rancangan usulan awal memiliki beberapa kelemahan karena hanya
menggunakan satu dimensi antropometri yaitu lebar tangan (LT), memiliki bentuk
pegangan yang pipih sehingga tidak nyaman untuk dipegang, dan tidak
menggunakan ukuran aktual dari fasilitas kerja aktual sehingga harus dilakukan
perancangan ulang (redesign). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
rancangan fasilitas kerja yang ergonomis sesuai dengan antropometri pekerja.
Berdasarkan hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan
menggunakan rancangan I perlakuan I diperoleh sakit 34 %, agak sakit 49 %, dan
tidak sakit 19 %, menggunakan rancangan I perlakuan II diperoleh sakit 18 %,
agak sakit 73 %, dan tidak sakit 9 %, dan menggunakan rancangan II diperoleh
agak sakit 7 %, dan tidak sakit 92%. Penilaian level tindakan postur kerja
menggunakan metode rapid entire body assesment (REBA) menunjukan dengan
menggunakan rancangan I perlakuan I, rancangan I perlakuan II, rancangan II
diperoleh skor masing-masing dalam kategori mungkin perlu tindakan dan perlu
tindakan yaitu 2 dan 5, 2 dan 5, 2 dan 2. Usulan rancangan fasilitas kerja
berdasarkan prinsip antropometri yaitu ukuran tinggi kaleng 15 cm, diameter
kaleng 13cm dan pegangannya panjangnya 8,86 cm, jarak genggaman ke kaleng
8,86cm dan diameter genggaman 3,89 cm. Hasil penilaian peta tangan kiri dan
tangan kanan menunjukkan bahwa dengan menggunakan rancangan aktual,
rancangan I perlakuan I, rancangan I perlakuan II, dan rancangan II dibutuhkan
waktu 47 detik, 49 detik, 45 detik, 51 detik untuk menyelesaikan satu produk.
UKM Gunung Jati merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi paving
block. Hasil rancangan usulan awal memiliki beberapa kelemahan karena hanya
menggunakan satu dimensi antropometri yaitu lebar tangan (LT), memiliki bentuk
pegangan yang pipih sehingga tidak nyaman untuk dipegang, dan tidak
menggunakan ukuran aktual dari fasilitas kerja aktual sehingga harus dilakukan
perancangan ulang (redesign). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
rancangan fasilitas kerja yang ergonomis sesuai dengan antropometri pekerja.
Berdasarkan hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan
menggunakan rancangan I perlakuan I diperoleh sakit 34 %, agak sakit 49 %, dan
tidak sakit 19 %, menggunakan rancangan I perlakuan II diperoleh sakit 18 %,
agak sakit 73 %, dan tidak sakit 9 %, dan menggunakan rancangan II diperoleh
agak sakit 7 %, dan tidak sakit 92%. Penilaian level tindakan postur kerja
menggunakan metode rapid entire body assesment (REBA) menunjukan dengan
menggunakan rancangan I perlakuan I, rancangan I perlakuan II, rancangan II
diperoleh skor masing-masing dalam kategori mungkin perlu tindakan dan perlu
tindakan yaitu 2 dan 5, 2 dan 5, 2 dan 2. Usulan rancangan fasilitas kerja
berdasarkan prinsip antropometri yaitu ukuran tinggi kaleng 15 cm, diameter
kaleng 13cm dan pegangannya panjangnya 8,86 cm, jarak genggaman ke kaleng
8,86cm dan diameter genggaman 3,89 cm. Hasil penilaian peta tangan kiri dan
tangan kanan menunjukkan bahwa dengan menggunakan rancangan aktual,
rancangan I perlakuan I, rancangan I perlakuan II, dan rancangan II dibutuhkan
waktu 47 detik, 49 detik, 45 detik, 51 detik untuk menyelesaikan satu produk.
PENDAHULUAN
kelelahan karena tidak adanya bantuan mesin dan peralatan yang menunjang
yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar
penurunan tingkat keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator pada saat bekerja.
Desain yang sesuai dengan dimensi tubuh operator akan membuat pekerjaan
UKM Gunung Jati adalah salah satu usaha kecil menengah dimana produk
yang dihasilkan yaitu paving block. Paving block yang dibuat berbentuk segi
enam dan zebra berwarna merah dengan bahan baku berupa pasir dan semen.
Pembuatan paving block dilakukan oleh satu orang operator, dengan aktivitas
berulang-ulang selama 7 jam kerja per hari. Aktivitas yang dilakukan oleh
operator pencetakan paving block di UKM ini dilakukan dengan frekuensi yang
sehingga menimbulkan keluhan rasa sakit pada bagian lengan atas, lengan bawah,
faktor resiko kerja yang dialami para operator di stasiun sewing dengan
penelitian dilakukan perancangan kursi bagi para operator di stasiun sewing untuk
metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Hasil penelitian dengan metode
REBA adalah terdapat dua aktivitas kerja yang memiliki tingkat resiko tinggi
dalam pembuatan sepatu yaitu pemotongan pola dan penjahitan upper. Keluhan
yang banyak dirasakan oleh pekerja yaitu dibagian leher atas dan pinggang.
Gunung Jati dengan aktivitas pemindahan material secara manual dan repetitif
selama 7 jam per hari. Penelitian tersebut menghasilkan suatu rancangan wadah
yang mampu mengurangi keluhan rasa sakit. Hasil penelitian didapatkan keluhan
1
Pratiwi, Loren dkk. 2014. Analisis posisi kerja operator dengan menggunakan Rapid Entire Body
Assesment (Studi Kasus pada Stasiun Sewing di CV. x). Bandung: Universitas Katolik
Parahyangan.
2
Evelina, Nuri. 2012. Analisi Resiko Ergonomi dan Keluhan Subjektif Musculoskeletal Disorders
(MSDs) Pada Pengrajin Bengkel Sepatu Tata Kampung Ciomas, Bogor. Depok: UI.
antropometri yaitu lebar tangan (LT), memiliki bentuk pegangan yang pipih
sehingga tidak nyaman untuk dipegang, dan tidak menggunakan ukuran aktual
dari fasilitas kerja aktual sehingga perlu dilakukan perancangan ulang (redesign)
dengan mengubah pegangan dari bentuk pipih ke bentuk yang lebih mudah untuk
pangkal ke tangan (PPT) dan diameter genggaman (DG) yang digunakan sebagai
acuan dalam perancangan fasilitas kerja, serta penyesuaian ukuran wadah sesuai
13 cm.
permasalahan yang ada sehingga dapat memperbaiki keluhan yang ada pada
semen yang digunakan pada proses pencetakan paving block yang menimbulkan
rasa sakit.
1. Operator yang diukur berada dalam kondisi yang sehat, dan baik jasmani
maupun rohani.
2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berada pada kondisi baik dan
sesuai standar.
mesin pencetakan.
block.
3. Prinsip yang digunakan tidak terbatas pada antropometri statis, yaitu data
didapat dari pengukuran dimensi tubuh manusia pada saat diam tetapi juga
bergerak.
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk merancang alat
2. Bagi Mahasiswa
praktis.
BAB I PENDAHULUAN
belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan. Pada bab ini juga
dicari solusinya. Setelah itu disusun tujuan penelitian yang mengurai tujuan
penelitian secara umum dan secara khusus. Kemudian ditetapkan batasan dan
asumsi yang digunakan dalam penelitian. Batasan dan asumsi ini digunakan untuk
permasalahan penelitian dapat dicari. Pada bab ini juga dijelaskan manfaat
dan tanggung jawab pekerja diUKM Gunung Jati, jumlah pekerja dan jam kerja
perusahaan.
utama dalam melakukan analisa dan pembahasan penelitian yang berisi teori-teori
yaitu data keluhan dengan menggunakan SNQ, data penilaian elemen gerakan
SNQ, penentuan level tindakan postur kerja dengan metode REBA, dan
Selain itu juga diuraikan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan, yaitu
aktivitas.
Bab ini berisi kesimpulan dari masalah yang dibahas dalam penelitian dan
diberikan berisi tentang usulan metode kerja baru serta rancangan failitas kerja
pembuatan paving block dan Riol. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980an
awalnya UKM Gunung Jati hanya memproduksi Riol, tegel. Seiring dengan
UKM Gunung Jati memiliki lokasi kantor pemasaran dan pabrik di Jl.
Halat No.142 d/h 54D Medan, Sumatera Utara. Sampai saat ini perusahaan
propinsi Sumatera Utara dan saat ini meluas hingga ke luar propinsi Sumatera
Utara, yakni Sumatera Barat dan Riau. Perusahaan beroperasi di sebuah area
dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar untuk kantor pemasran dan 1,5 hektar
untuk pabrik perusahaan dimana yang terdiri dari beberapa bangunan untuk mesin
Adapun produk paving block merah dapat dilihat pada Gambar 2.1.
pemasarannya di Jalan Halat No. 56D Medan. Secara keseluruhan, UKM Gunung
daerah di propinsi Sumatera Utara hingga ke luar propinsi, seperti Sumatera Barat
dan Riau.. Bagi perusahaan, permasalahan harga produk menjadi hal yang sangat
teknik untuk menciptakan atau meningkatkan nilai tambah suatu barang atau jasa
Pada UKM Gunung Jati, jenis proses produksinya adalah proses produksi
yang terputus-putus (intermittent process). Hal ini dapat dilihat dari adanya waktu
yang pendek (short run) dalam persiapan (set-up) peralatan untuk perubahan yang
banyak perusahaan pesaing yang bergerak dalam bidang yang sama. Perusahaan
mengawasi secara penuh kualitas dan proses produksinya. Standard paving block
cacat permukaan. UKM Gunung Jati menetapkan standard paving block segi enam
dihasilkannya. Namun tetap saja tidak terdapat standar tentang berapa kekuatan
berkualitas seperti semen dengan merek Semen Padang yang terkenal memiliki
kualitas yang baik, serta pasir yang dipastikan telah diayak sebelumnya untuk
menjamin kekuatan dan kepadatan paving block. UKM Gunung Jati juga
produk. Bahan baku yang digunakan UKM Gunung Jati dalam memproduksi
1. Semen
2. Pasir
tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan
penolong ini tidak terdapat pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan
oleh UKM Gunung Jati adalah air. Air digunakan pada proses penyiraman yang
dan bercampur dengan bahan baku membentuk produk akhir. Bahan tambahan
ditambahkan pada proses produksi dalam rangka meningkatkan mutu produk dan
bahan ini merupakan bagian dari produk akhir. Pada proses produksi paving block
di UKM Gunung Jati terdapat bahan tambahan yang digunakan yaitu tepung
merah untuk memberikan kesan warna yang lebih menarik pada produk dan air
Proses produksi pada UKM Gunung Jati dibagi menjadi enam tahap
produksi, yaitu:
yang digunakan.
Pencampuran bahan baku dilakukan dengan mencampur semen, pasir, dan air
press manual.
pengeringan yang gunanya agar semen merah dan adonan semen merekat dan
kering.
5. Perendaman
tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi. Struktur
organisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan
mengetahui dengan jelas apa tugasnya dari mana ia mendapatkan perintah dan
umumnya adalah pemilik dari perusahaan itu sendiri. Semua keputusan baik yang
bersifat strategis maupun operasional akan diambil sendiri oleh pemilik. Strategi
utama yang diterapkan pada tipe organisasi usaha semacam ini adalah bagaimana
Struktur organisasi UKM Gunung Jati dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Pemilik
LANDASAN TEORI
3.1. Kelelahan
kimia dan teori syaraf pusat. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa
sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan syaraf adalah penyebab sekunder.
Sedangkan pada teori syaraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya
Kerja statis menengeluarkan tenaga 50% dari kekuatan maksimum otot hanya
3
Tarwaka , Ergonomi, Untuk Keselamatam, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, (Denpasar, 2004),
h. 107.
4
Ibid., h. 108-109.
fisik dapat berlangsung lama. Tenaga otot statis sebesar 15-20% akan
Kerja otot statis merupakan kerja berat karena mengkonsumsi energi yang lebih
otot setempat. Kelelahan tersebut terjadi pada waktu ketahanan (endurance time)
otot terlampaui. Waktu ketahanan otot tergantung pada jumlah tenaga yang
dikembangkan oleh otot sebagai suatu presentase tenaga maksimum yang dicapai
oleh otot. Kemudian pada saat kebutuhan metabolisme dinamis dan aktivitas
kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot akan
yang bersifat statis dan diupayakan sikap kerja yang lebih dinamis. Hal ini dapat
dilakukan dengan merubah sikap kerja yang statis menjadi sikap kerja yang lebih
bervariasi sehingga sirkulasi darah dan oksigen dapat berjalan normal keseluruh
anggota tubuh.
mulai dari Tidak Sakit (TS), agak sakit (AS), Sakit (S) dan Sangat Sakit (SS).
Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh seperti pada Gambar 3.1. maka
Cara ini merupakan cara yang cukup sederhana dan mengandung nilai
subjektivitas yang tinggi. Untuk menekankan bias yang terjadi, maka sebaiknya
pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas kerja. Cara ini
dilakukan agar dapat diketahui perbedaan sebelum dan sesudah berkerja agar
Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang
kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh
buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja sesuai
5
Tarwaka, Dkk. 2004. “Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas”.
Surakarta : Uniba Press
Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan.
Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan
maupun kerugian.
baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat,
kuat dan teliti. Pada dasarnya, berdiri lebih lelah daripada duduk dan energi yang
sikap kerja yang tidak nyaman dan berakibat pada cidera musculoskeletal (Karhu
dkk, 1981). Bagian sikap kerja dari pekerja yang diamati meliputi pergerakan
bagian tubuh dari punggung, bahu, tangan, dan kaki (termasuk paha, lutut,
gangguan kerja pada bagian atas manusia (upper limb disorders) sebagai pusat
pengamatan (Corlett dan McAtamney, 1993). Selain itu masih ada Quick
Exposure Check (QEC) yang mempunyai konsep dasar mencari seberapa besar
REBA dirancang oleh Lynn Mc Atemney dan Sue Hignett (2000) sebagai
sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh
secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh,
kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau aksi, pengulangan atau pegangan.
Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat risiko dan
Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau
grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri batang tubuh
A(trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh
kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan
REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan dalam
sebuah pekerjaan:
6
Stanton, Naville, Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods, (New York: CRC Press
LLC, 2005), h. 76-85.
ataupun sesekali.
4. Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang dilakukan
2. Leher (neck)
3. Kaki (legs)
4. Beban (load)
Pergerakan Skor
60-1000 1
<600 atau >1000 2
8. Coupling
Trunk
Neck Legs
1 2 3 4 5
1 1 2 2 3 4
2 2 3 4 5 6
1
3 3 4 5 6 7
4 4 5 6 7 8
1 1 3 4 5 6
2 2 4 5 6 7
2
3 3 5 6 7 8
4 4 6 7 8 9
1 3 4 5 6 7
2 3 5 6 7 8
3
3 5 6 7 8 9
4 6 7 8 9 9
Skor yang didapatkan dari tabel grup A ditambah dengan beban akan
menjadi skor grup A yang akan digunakan pada Tabel 3.11. Skor yang didapatkan
dari tabel grup B ditambah dengan coupling akan menjadi skor grup B yang akan
METODOLOGI PENELITIAN
Halat No. 145 d/h 54H Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember
Adapun objek penelitian yang diamati adalah operator yang bekerja pada
block.
mengenakan perlakuan (treatment) pada satu atau lebih kelompok eskperimen dan
berulang-ulang (repetitif) dan penggunaan fasilitas kerja yang tidak sesuai dengan
dimensi operator yang mengakibatkan postur kerja yang salah, maka dilakukan
usulan perbaikan fasilitas kerja yang sesuai dimensi tubuh dan antropometri
operator tersebut.
Aktivitas Berulang
(Repetitif)
Perancangan Alat
keluhan dengan kuesioner SNQ, data postur kerja berupa foto elemen kerja, dan
lebar tangan (LT), dan diameter genggaman tangan (DT). Langkah selanjutnya
dilanjutkan dengan pengolahan data kuisioner, data postur kerja dengan metode
Hasil pengolahan data yang digunakan untuk perancangan fasilitas kerja yang
satu minggu, kemudian dilakukan penilaian postur kerja dengan REBA untuk
pengaruh penggunaan alat, jika terjadi penurunan tingkat keluhan dan perubahan
terhadap skor postur kerja setelah penggunaan rancangan usulan dan operator
merasa nyaman dengan rancangan usulan maka tidak dilakukan rancangan usulan
kembali, tetapi jika operator merasa tidak merasa nyaman dan perlu dilakukan
Langkah selanjutnya yaitu penilaian dengan menggunakan peta tangan kiri tangan
kanan serta menghitung waktu siklus untuk menyelesaikan satu produk. Hasil
perlakuan I dan waktu yang didapatkan lebih lama jika dibandingkan dengan
yaitu dengan menggunakan hasil rancangan yang sama tetapi dilakukan perlakuan
penilaian dengan peta tangan kiri dan tangan kanan serta menghitung waktu siklus
yang didapatkan operator merasa lebih nyaman dan waktu siklus yang didapatkan
kiri dan tangan kanan serta menghitung waktu siklusnya. Hasil yang didapat
penilaian postur kerja, fasilitas kerja aktual dan rancangan, peta tangan kiri dan
tangan kanan, dan pemilihan alternatif dari rancangan yang dibuat. Langkah
terakhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan pemberian saran
1. Kuesioner SNQ, digunakan untuk identifikasi awal menilai keluhan otot yang
dialami operator.
2. Meteran, digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi fasilitas kerja
Perumusan Masalah
Pengambilan bahan baku ke alat pencetakan dengan menggunakan wadah yang
tidak ergonomis ke mesin pencetakan secara berulang-ulang (repetitif) selama 7
jam kerja per hari.
Sasaran Penelitian
1. Mengidentifikasi keluhan yang dialami operator pada saat pengambilan bahan
baku ke alat pencetakan dengan kuesioner SNQ
2. Menidentifikasi postur kerja operator dengan REBA
3. Melakukan pengukuran dimensi tubuh sebagai pedoman untuk perancangan
alat pengaambilan bahan baku.
Penetapan Tujuan
Mendapatkan rancangan fasilitas kerja pemindahan bahan baku
yang egonomis di stasiun pencetakan untuk mengurangi keluhan
rasa sakit pada operator.
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
N
Y
Selesai
1. Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
2. Data sekunder
sebagainya.
1. Observasi (Pengamatan)
pengumpulan data secara observasi ini adalah jangka sorong, meteran dan
2. Kuesioner
Pada tahap ini, data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan diolah
mengalami keluhan.
postur kerja.
Semua data, baik yang diperoleh dalam pengumpulan data maupun yang
pada pekerjaan pengambilan bahan baku ke mesin pencetakan. Alat bantu tersebut
Gunung Jati dengan perancangan ulang fasilitas kerja berupa alat yang ergonomis
pada operator yang mengambil bahan baku ke mesin pencetakan diharapkan dapat
ada. Sedangkan saran yang diberikan akan diarahkan pada beberapa rancangan
atau usulan perbaikan yang bermanfaat bagi UKM Gunung Jati dan penelitian-
penelitian berikutnya.
yang dialami oleh pekerja selama melaksanakan pengambilan bahan baku ke alat
Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Pekerja Stasiun Pencetakan Paving Block
No Tingkat No Tingkat
Dimensi Keluhan Dimensi Keluhan
0 3 14 3
1 3 15 3
2 4 16 4
3 4 17 4
4 4 18 1
5 3 19 1
6 4 20 1
7 3 21 1
8 3 22 2
9 2 23 2
10 3 24 2
11 3 25 2
12 4 26 2
13 4 27 2
Sumber : Kuesioner SNQ
sebagai berikut:
1. Sekop Adonan
No Tingkat No Tingkat
Dimensi Keluhan Dimensi Keluhan
0 3 9 2
1 3 10 3
2 4 11 3
3 4 12 4
4 4 13 4
5 3 14 3
6 4 15 3
7 3 16 4
8 3 17 4
(Lanjutan)
No Tingkat No Tingkat
Dimensi Keluhan Dimensi Keluhan
18 1 23 2
19 1 24 2
20 1 25 2
21 1 26 2
22 2 27 2
Sumber : Kuesioner SNQ
Keluhan yang dirasakan oleh pekerja pada saat pengambilan bahan baku
Rekapitulasi SNQ
10
9
8
7
Jumlah Keluhan
6 Tidak Sakit
5 Agak Sakit
4 Sakit
3
Sangat Sakit
2
1
0
Jenis Keluhan
Penilaian dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiri pekerja pada
elemen pengambilan bahan baku kea lat pencetakan. Penilaian tubuh bagian kanan
dan kiri dengan menggunakan lembar penilaian Rapid Entire Body Assesesment
pada kotak yang telah disediakan. bagian tubuh yang dinilai pertama kali adalah
leher, kaki, dan badan. Skor dari ketiga bagian tersebut lalu dimasukkan ke tabel
A hingga diperoleh nilai dari tabel A. Nilai dari tabel A lalu ditambahkan dengan
nilai pembebanan yang akan menghasilkan nilai skor A. Bagian tubuh yang dinilai
berikutnya adalah pergelangan tangan, lengan bawah, dan lengan atas. Skor dari
ketiga bagian tersebut lalu dimasukkan ke tabel B hingga diperoleh nilai dari
tabel B. Nilai dari tabel B lalu dijumlahkan dengan nilai genggaman yang akan
hingga menghasilkan nilai tabel C. Nilai skor REBA diperoleh dari penjumlahan
kanan dan kiri, didapatkan nilai skor REBA adalah 7 dan 7. Dapat disimpulkan
untuk postur kerja untuk elemen kegiatan pengambilan bahan baku ke alat
5.4.
dibutuhkan adalah:
1. Sekop Adonan
Adapun data dimensi tubuh pekerja UKM Gunung Jati dapat dilihat pada
Tabel 5.5.
PPT LT DG
No
(cm) (cm) (cm)
1 7,5 10,5 3,4
Sumber: Hasil Pengukuran
Data dimensi tubuh pekerja UKM Gunung Jati tidak cukup untuk
dilakukan penambahan data dimensi tubuh dari laboratorium E dan APK dapat
PPT LT DG PPT LT DG
No No
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 7,5 10,5 3.5 12 9.8 9.3 4
2 9 11 4.2 13 10 9.2 4.1
3 9 9.9 4 14 9.3 8.3 4
4 10.7 10.3 4.2 15 7 7.25 2.5
5 7.8 8.3 3.6 16 7.35 8.15 3.45
6 9.4 9.3 3.4 17 7.05 9.55 2.55
7 7.1 9 4.4 18 8.25 8.27 3.45
8 8.2 7.9 4.8 19 6 7.6 3.2
9 8.3 9.7 5.2 20 6.9 8.8 2.4
10 8.1 8.6 4.3 21 6.2 7.6 2.6
11 10.9 10.5 4.1 22 7.8 8 3.2
Tabel 5.6 Dimensi Tubuh Pekerja (Lanjutan)
Minimum
5.2.4.1.Perhitungan rata-rata
Χ=
X 1 + X 2 + .... + X n
=
∑X n
n n
Dimana :
ΣX n = Jumlah pengamatan ke n
X = X rata-rata
Misalnya :
∑ (X − X)
2
i
σ=
n −1
Misalnya:
44 − 1
σ = 1,34
Nilai minimum adalah nilai terkecil dari hasil pengukuran setelah data
diurutkan, sedangkan nilai maksimum adalah nilai yang terbesar dari data hasil
Misalnya:
Nilai minimum dan maksimum pada data data Pangkal ke Tangan (PTT) adalah:
X min = 5,61
X maks = 11
data hasil pengukuran 3 dimensi tubuh dapat dilihat pada Tabel 5.7. berikut:
yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi kriteria yang ada. Apabila
dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data
tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi pada data tidak seragam
dengan cara membuang data yang out of control tersebut dan melakukan
perhitungan kembali.
persamaan:
BKA = X + k σ
BKB = X − k σ
Jika X min< BKB dan Xmaks> BKA maka data tidak seragam
Jadi dari hasil perhitungan di atas didapat kesimpulan yaitu karena hasil
pengukuran menyatakan ada data pada Pangkal ke Tangan (PTT) yang berada di
seragam untuk melakukan perancangan produk. Peta kontrol untuk data Pangkal
10
PPT
6
BKA
4 BKB
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43
12
10
LT
6
BKA
4 BKB
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43
DG
3
BKA
2 BKB
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43
Hasil keseluruhan data out of control dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa dimensi tubuh PPT, LT, dan DG
mempunyai data yang out of control sehingga perlu dilakukan revisi I yaitu
dengan membuang data yang out of control dan dihitung kembali untuk
Untuk data Pangkal ke Tangan (PPT) terdapat data di luar dan BKA
sehingga perlu dihitung ulang nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB
42 − 1
σ = 1,21
10
TSB
6
BKA
4 BKB
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41
12
10
TP
6
BKA
4 BKB
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43
PPT
3
BKA
BKB
2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41
Gambar diatas dapat dilihat bahwa data untuk Pangkal ke Tangan (PPT)
elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.11. dengan keterangan S (Seragam)
Dari hasil pengukuran revisi I terlihat masih ada data yang berada di luar
kontrol. Oleh karena itu, akan dilakukan kembali revisi II untuk menyeragamkan
data. Data yang out of control (tidak seragam) akan kembali direvisi ulang (revisi
II) untuk mendapatkan keseragaman data. Data yang out of control tersebut
dikeluarkan dari data yang akan diolah, kemudian dilakukan perhitungan ulang.
Untuk data Pangkal ke Tangan terdapat data yang out of control sehingga
perlu dihitung ulang nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB sebagai
berikut:
41 − 1
σ = 1,10
10
TSB
6
BKA
4 BKB
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
4
Data Dimensi
LT
3
BKA
2 BKB
0
1 3 5 7 9 111315171921232527293133353739
belum seragam. Hasil keseluruhan data out of control setelah revisi II dapat dilihat
elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.13. dengan keterangan TS (Tidak
Seragam).
Dari hasil pengukuran revisi II terlihat masih ada data yang berada di luar
kontrol. Oleh karena itu, akan dilakukan kembali revisi III untuk menyeragamkan
data. Data yang out of control (tidak seragam) akan kembali direvisi ulang (revisi
III) untuk mendapatkan keseragaman data. Data yang out of control tersebut
dikeluarkan dari data yang akan diolah, kemudian dilakukan perhitungan ulang.
Untuk data Diameter Genggaman (DG) terdapat data yang out of control
sehingga perlu dihitung ulang nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB
sebagai berikut:
38 − 1
σ = 0,47
Peta kontrol revisi III untuk data Diameter Genggaman(DG) dapat dilihat
4
Data Dimensi
TSB
3
BKA
2 BKB
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37
Gambar 5.15. Peta Kontrol untuk Diameter Genggam (DG) Revisi III
Setelah dilakukan revisi III tidak terdapat data out of control dan semua
data telah seragam. Hasil keseragaman data yang diperoleh pada masing-masing
elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.14. dengan keterangan S (seragam).
Dari hasil pengukuran revisi III terlihat bahwa semua data berada dalam di
dalam kontrol. Data dimensi untuk Pangkal ke Tangan (PPT), Lebar Tangan(LT),
PTT
No PTT (cm) LP(cm) DG (cm) No LP(cm) DG (cm)
(cm)
1 7.5 10.5 3.5 22 8 9.4 4
2 9 9.9 4.2 23 9 9.4 4.6
3 9 10.3 4 24 8 7.7 3.9
4 7.8 8.3 4.2 25 9 8.5 3.1
5 9.4 9.3 3.6 26 8 9.5 3.4
6 7.1 9 3.4 27 6.8 9.2 3.9
7 8.2 7.9 4.4 28 6.8 9.8 4.41
8 8.3 9.7 4.8 29 8.5 8.8 4.22
9 8.1 8.6 4.3 30 6.2 8.4 4.09
10 9.8 10.5 4.1 31 5.61 10.1 4
11 10 9.3 4 32 9 8.8 3.08
12 9.3 9.2 4.1 33 8.2 8.66 3.08
13 7 8.3 4 34 9.76 10.48 3.51
14 7.35 7.25 3.45 35 6.5 7.61 3.96
15 7.05 8.15 3.45 36 7.74 8.4 4.12
16 8.25 9.55 3.2 37 8.53 8.2 3.62
17 6 8.27 3.2 38 7.3 7.92 3.5
18 6.9 7.6 3.7 39 8.41 8.54
19 6.2 8.8 4.4 40 8.63 8.56
20 7.8 7.6 4.6 41 9.8 9.51
21 6.3 8 4.6 42 8.57
Sumber: Pengolahan Data
sampel apakah sudah representatif terhadap populasi yang diwakilinya atau tidak.
Untuk uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan
N ∑ X − (∑ X )
k
40 N ∑ X − (∑ X )
2
2
2 2
2
N'= s =
∑X ∑X
Contoh :
N = 41 k=
∑ X = 326,13 s = 0,05
∑ X2 = 106.360,78
Maka:
2
40 41(106.360,78) − (326,13) 2
N'=
326,13
N ' = 32,64
standar deviasi, dan sebagainya), merupakan data kontinu (hasil pengukuran), dan
untuk melakukan uji kenormalan data. Pengujian kenormalan data untuk masing-
dengan SPSS 17
PPT LT DG
N 41 42 38
Hasil seluruh pengujian pada tabel diatas dinyatakan normal jika nilai
selanjutnya ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari adalah persentil
5, 50 dan 95. Cara penentuan nilai persentil data antropometri tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Persentil 5
P5= x� -1,645σx
Dimana:
P5 = Besar persentil 5
P5 = x� -1,645σx
= 8,01– 1,645(1,10)
= 6,20 cm
2. Persentil 50
P50 = x�
Dimana:
x� = rata-rata x
P5 = x�
= 8,01
3. Persentil 95
P95 = x� + 1,645 σx
Dimana:
x� = rata-rata x
σx = standar deviasi
= 8,01+ 1,645(1,10)
= 9,81 cm
Antropometri
dengan alasan agar sebagian populasi yang ada dapat menggunakan fasilitas yang
dirancang.
postur kerja dengan metode REBA, elemen kegiatan pengambilan bahan baku ke
alat pencetakan yang memerlukan tindakan perbaikan. Hal ini dikarenakan pada
memutar dan sedikit menekuk, alat yang digunakan tidak memiliki pegangan,
terjadi perubahan postur tubuh pada saat melakukan aktivitas pengambilan bahan
baku dengan rancagan fasilitas usulan yaitu posisi badan tidak lagi memutar,
posisi badan lebih tegak, serta pegangan yang berguna untuk lebih memudahkan
Pada fasilitas kerja aktual sekop adonan yang digunakan untuk pengambil
keluhan, sedangkan fasilitas kerja usulan yang digunakan sudah sesuai dengan
dimensi tubuh pekerja. Fasilitas kerja yang dirancang yaitu sekop adonan yang
digunakan sebagai sekop untuk pengambilan bahan baku ke alat pencetakan yang
Lebar Tangan (LT) digunakan dalam menentukan tinggi pegangan yang akan
7.1. Kesimpulan
pembahasan adalah:
diperoleh skor dalam kategori mungkin perlu tindakan dan perlu tindakan 2
dalam melakukan aktivitas pengambilan bahan baku dan sesuai dengan data
3. Hasil penilaian peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan bahwa dengan
diperlukan untuk menyelesaikan satu produk per satu siklus, dan jumlah
buah/hari.
7.2. Saran
1. Dari usulan fasilitas kerja yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat
Guna Widya.
Pratiwi, Loren dkk. 2014. Analisis posisi kerja operator dengan menggunakan
Rapid Entire Body Assesment (Studi Kasus pada Stasiun Sewing di CV. x).
Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung. Bandung. ITB.