Anda di halaman 1dari 154

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE

SIMULATED ANNEALING PADA UNIT PRODUKSI


DAUN PINTU DI PT. MAHOGANY LESTARI

TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :
DIAN AMRU DAMANIK
NIM. 060403033

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

No. Dok.: FM-TS-01-06A; Tgl. Efektif : 1 Februari 2010; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1

Universitas Sumatera Utara


PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE
SIMULATED ANNEALING PADA UNIT PRODUKSI
DAUN PINTU DI PT. MAHOGANY LESTARI

TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh
DIAN AMRU DAMANIK
NIM. 060403033

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Tanib S. Tjolia, M.Eng) (Ir. Dini Wahyuni, MT)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan kuasa-Nya

Laporan Tugas Sarjana ini dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus

dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 di kampus Universitas Sumatera

Utara. Laporan ini berisi tentang keadaan dan aktivitas yang dilakukan mahasiswa

di perusahaan untuk melakukan penelitian berdasarkan metode analisis yang telah

dipilih sebelumnya sesuai masalah yang ada di perusahaan.

Tugas sarjana ini berjudul “Penjadwalan Produksi dengan Metode

Simulated Annealing pada Unit Produksi Daun Pintu di PT. Mahogany

Lestari”. Tugas sarjana ini disusun berdasarkan sumber literatur mengenai

perencanaan dan pengendalian produksi agar dihasilkan suatu usulan jadwal

produksi untuk mengerjakan order tepat waktu di PT. Mahogany Lestari.

Hasil yang optimal berusaha penulis berikan dalam Laporan Tugas Sarjana

ini namun disadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam

Laporan Tugas Sarjana ini, karena itu diharapkan saran yang membangun demi

penyempurnaan pada penyusunan Laporan yang selanjutnya.

Akhir kata, semoga Laporan Tugas Sarjana ini bermanfaat.

Medan, Maret 2011

Penulis

Dian Amru Damanik

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini, penulis telah banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, baik berupa materi, moral,

informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT., selaku Sekretaris Departemen Teknik

Industri USU.

3. Bapak Aulia Ishak, ST, MT selaku dosen Kordinator Tugas Sarjana yang

telah memberi dukungan dan bantuan selama pelaksanaan Tugas Sarjana.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Koordinator

Bidang Rekayasa Sistem Manufaktur, yang telah membimbing Penulis

selama pengerjaan Pra-proposal Tugas Sarjana.

5. Bapak Ir. Tanib S. Tjolia, M.Eng. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberi bimbingan dan bantuan selama pelaksanaan dan pengerjaan

Laporan Tugas Sarjana.

6. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberi bimbingan, ilmu dan bantuan selama pelaksanaan dan pengerjaan

Laporan Tugas Sarjana.

Universitas Sumatera Utara


7. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT dan selaku Kepala Laboratorium Sistem

Produksi dan Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng yang juga telah banyak

memberi bantuan selama pelaksanaan Tugas Sarjana.

8. Bapak Ismail selaku Manajer Personalia dan Bapak Sugihartono selaku

Kepala Produksi PT. Mahogany Lestari yang memberi arahan, informasi,

dan bantuan selama menjalankan penelitian di lantai pabrik pada PT.

Mahogany Lestari.

9. Orangtua penulis Muhammad Yunus Damanik dan Saminah beserta

saudara penulis yang telah mendukung penulis dalam doa, materi, moral

juga semangat untuk menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana.

10. Rekan satu tim Tugas Sarjana antara lain Jefry Darma M. Napitupulu,

Ronald Sumual Siburian, dan Astrina Kaban atas kerjasamanya dalam

kunjungan ke pabrik dan masukan yang berarti bagi Laporan Tugas

Sarjana.

11. Rekan penulis Sartono Sinaga yang telah memberikan banyak masukan

dan diskusi bagi penyempurnaan Laporan Tugas Sarjana.

12. Sahabat-sahabat terdekat penulis antara lain Dendi Rinaldi, M. Iman Rizki,

Silvia Margaretha, Akhmad Afandy, Andy CW, Indri Lucy, Delfandi

Putra, Ahmad F Alkaromi, Novrizal, Bebby Nst dan Andrico Ferdian yang

telah memberikan banyak sekali bantuan dukungan dan materi.

13. Rekan-rekan Asisten Laboratorium Sistem Produksi antara lain Dendi

Rinaldi, Jefry Darma M. Napitupulu, Silvia Margaretha, Akhmad Afandy,

Arif Fadillah, Indra Suriadi S, Riski Yohana, Susanto, Yessi, Suhartono,

Universitas Sumatera Utara


Aulia, Winny, Puput, Rahma, Gudiman, Amanah, Hendra, dan Yogi yang

sudah berbagi ilmu dan dukungan.

14. Semua rekan-rekan Teknik Industri USU stambuk 2006 yang telah

membuat termotivasi dan bangga akan mereka.

15. Terakhir buat saudara dan sahabat saya di kost Pak Abdi, Pak Irul, Bang

Yudi, Bang Iqbal, Bowo, Bang Jabbar, Mas Ari, Mas Aswin, Mas Wiwin,

Mas Wawan, Kak Putri, Mbak Aisyah dan Yuni atas nasehat dan

dukungan moril yang diberikan.

Akhirnya, kiranya Tuhan Yang Maha Esa yang mengaruniakan berkah-

Nya dalam perjalanan hidup Bapak, Ibu dan saudara sekalian.

Medan, Maret 2011

Penulis,

Dian Amru Damanik

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ....................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ........................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ........................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ xviii

ABSTRAK ................................................................................... xvii

I PENDAHULUAN ....................................................................... I-1

1.1. Latar Belakang Permasalahan .............................................. I-1

1.2. Rumusan Permasalahan ....................................................... I-2

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. I-3

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ............................................ I-4

1.5. Manfaat Penenlitian ............................................................. I-5

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana.................................... I-5

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..................................... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan .............................................................. II-1

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha.............................................. II-1

2.3. Lokasi Perusahaan ............................................................... II-2

2.4. Daerah Pemasaran................................................................ II-3

2.5. Organisasi dan Manajemen .................................................. II-3

2.5.1. Struktur Organisasi ................................................... II-3

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab .................... II-4

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ......................... II-4

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas lainnya .................. II-7

2.6. Proses Produksi.................................................................... II-8

2.6.1. Standar Mutu Bahan/Produk ..................................... II-8

2.6.2. Bahan yang Digunakan ............................................. II-11

2.6.3. Uraian Proses ........................................................... II-12

2.6.4. Mesin dan Peralatan Produksi ................................... II-19

2.6.4.1. Mesin Produksi ............................................ II-19

2.6.4.2. Peralatan ...................................................... II-24

III LANDASAN TEORI ................................................................... III-1

3.1. Pengukuran Waktu (Time Study) .......................................... III-1

3.1.1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran

Waktu ....................................................................... III-5

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.1.2. Pengukuran Waktu Kerja .......................................... III-8

3.2. Penilian Performance Kerja ................................................. III-13

3.3. Penetapan Kelonggaran (Allowance) .................................... III-17

3.4. Perhitungan Waktu Standar .................................................. III-20

3.5. Penjadwalan Produksi dengan Metode Simulated Annealing.III-21

IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................. IV-1

4.1. Studi Pendahuluan ............................................................... IV-2

4.2. Studi Pustaka ................................................................... IV-3

4.3. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................ IV-4

4.4. Identifikasi Kebutuhan Data................................................. IV-4

4.5. Penentuan Teknik Pengumulan Data .................................... IV-5

4.6. Pengolahan Data .................................................................. IV-6

4.7. Analisi Pemecahan Masalah ................................................. IV-9

4.8. Kesimpulan dan Saran ......................................................... IV-10

4.9. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. IV-12

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ...................... V-1

5.1. Pengumpulan Data ............................................................... V-1

5.1.1. Data Order Produk Daun Pintu ................................. V-1

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1.2. Data Jumlah Mesin (Processors) .............................. V-1

5.1.3. Proses Produksi Daun Pintu ...................................... V-2

5.1.4. Rating Factor Pekerja ............................................... V-4

5.1.5. Pengukuran Waktu Proses Tiap Stasiun Kerja........... V-7

5.1.6. Waktu Setup ............................................................. V-12

5.1.7. Penetapan Allowance (Kelonggaran Waktu) ............. V-13

5.2. Pengolahan Data .................................................................. V-18

5.2.1. Menguji Keseragaman dan Kecukupan Data ............. V-18

5.2.1.1. Uji Keseragaman Data ................................ V-18

5.2.1.2. Uji Kecukupan Data.................................... V-22

5.2.2. Waktu Normal dan Waktu Baku ............................... V-26

5.2.3. Waktu Penyelesaian.................................................. V-28

5.2.4. Penjadwalan dengan Algoritma Simulated Annealing . V-29

5.2.4.1. Solusi Awal ................................................ V-31

5.2.4.2. Temperatur Awal (T0) ................................. V-33

5.2.4.3. Pembangkitan Solusi Baru .......................... V-33

5.2.4.4. Penentuan Solusi Penjadwalan Terbaik ....... V-45

VI ANALISI PEMECAHAN MASALAH ....................................... VI-1

6.1. Analisis Penjadwalan Inisial Daun Pintu dengan Metode-

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

Least Slack Time .................................................................. VI-1

6.2. Analisis Hasil Penjadwalan dengan Simulated Annealing ..... VI-3

6.3. Perbandingan Metode Least Slack Time dengan Simulated

Annealing .......................................................................... VI-5

6.4. Aspek Pemasaran ................................................................. VI-3

6.5. Aspek Sosial dan Lingkungan .............................................. VI-3

VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... VII-1

7.1. Kesimpulan ................................................................... VII-1

7.2. Saran ................................................................... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jenis Model Produk yang Dihasilkan PT. Mahogany Lestari.......... II-2

2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mahogany Lestari.................................. II-4

2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Kantor dan Karyawan

Bagian Produksi ............................................................................ II-5

2.4. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Bagian Keamanan........... II-7

2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari . II-20

2.6. Daftar Peralatan yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari ........... II-24

3.1. Penyesuaian Menurut Westinghouse .............................................. III-15

3.2. Rating Performance Menurut Cara Schumard................................ III-16

5.1. Permintaan Produk Bulan Desember 2010 ..................................... V-1

5.2. Jumlah Mesin di Setiap Stasiun Kerja ............................................ V-2

5.3. Urutan Proses Produksi Pembuatan Daun Pintu ............................. V-3

5.4. Penilaian Rating Factor Operator .................................................. V-4

5.5. Waktu Siklus Processor Tipe Daun Pintu Colonial 8P ................... V-7

5.6. Waktu Siklus Processor Tipe Daun Pintu Napoleon 6P ................. V-8

5.7. Waktu Siklus Processor Tipe Daun Pintu Colonial 6P ................... V-8

5.8. Waktu Siklus Processor Tipe Daun Pintu Colonial 4P ................... V-8

5.9. Waktu Siklus Processor Tipe Daun Pintu Carolina 6P ................... V-9

5.10. Waktu Muat Semua Tipe WC I, II, III, VII .................................... V-10

5.11. Waktu Muat Tipe Daun Pintu Colonial 8P ..................................... V-10

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.12. Waktu Muat Tipe Daun Pintu Napoleon 6P ................................... V-11

5.13. Waktu Muat Tipe Daun Pintu Colonial 6P ..................................... V-11

5.14. Waktu Muat Tipe Daun Pintu Colonial 4P ..................................... V-11

5.15. Waktu Muat Tipe Daun Pintu Carolina 6P ..................................... V-12

5.16. Waktu Set-up Pada Setiap Stasiun Kerja ........................................ V-13

5.17. Perhitungan Allowance Masing-masing Stasiun Kerja ................... V-13

5.18. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor WC I, II, III, VII,

dan XII Semua Tipe Produk .......................................................... V-20

5.19. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor Colonial 8P ....... V-20

5.20. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor Napoleon 6P ..... V-20

5.21. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor Colonial 6P ....... V-21

5.22. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor Colonial 4P ....... V-21

5.23. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor Carolina 6P ....... V-22

5.24. Uji Kecukupan Data WC I ............................................................. V-23

5.25. Rekapitulasi Uji Kecukupan Waktu Proses WC I, II, III, VII, dan

XII Semua Tipe Daun Pintu .......................................................... V-24

5.26. Uji Kecukupan Data Waktu Proses ................................................ V-24

5.27. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku WC I, II, III, VII,

dan XII Semua Tipe ...................................................................... V-27

5.28. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku Tiap Tipe ................ V-27

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.29. Waktu Penyelesaian Job Pada Setiap Stasiun Kerja (Menit) ........... V-29

5.30. Hasil Perhitungan Makespan Aktual Produksi Daun Pintu ............. V-31

5.31. Perhitungan Makespan WC VII ..................................................... V-32

5.32. Pengkodean Masing-masing Job .................................................... V-34

5.33. Waktu Penyelesaian Tiap Job Iterasi 1 (Dalam Menit) ................... V-35

5.34. Perhitungan Makespan Iterasi 1 ..................................................... V-35

5.35. Waktu Penyelesaian Tiap Job Iterasi 2........................................... V-36

5.36. Perhitungan Makespan Iterasi 2 ..................................................... V-37

5.37. Waktu Penyelesaian Tiap Job Iterasi 3........................................... V-38

5.38. Perhitungan Makespan Iterasi 3 ..................................................... V-39

5.39. Waktu Penyelesaian Tiap Job Iterasi 4........................................... V-40

5.40. Perhitungan Makespan Iterasi 4 ..................................................... V-40

5.41. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk T0 = 200 ....................... V-42

5.42. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk T0 = 190........................ V-43

5.43. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk T = 180,5 ...................... V-44

5.44. Waktu Penyelesaian Tiap Job (Menit) ........................................... V-46

5.45. Nilai Makespan Hasil Penjadwalan Simulated Annealing............... V-46

6.1. Waktu Penyelesaian Tiap Job (Menit)............................................ VI-1

6.2. Hasil Perhitungan Makespan Aktual (Menit) ................................. VI-2

6.3. Perhitungan Makespan WC VII (Menit) ........................................ VI-2

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.4. Waktu Penyelesaian Tiap Job (Menit) ........................................... VI-4

6.5. Nilai Makespan Hasil Penjadwalan Simulated Annealing............... VI-4

6.6. Perbandingan Metode Least Slack Time dengan Metode Simulated

Annealing...................................................................................... VI-6

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Mahogany Lestari .................................... II-6

2.2. Daun Pintu Model Colonial 8P ...................................................... II-13

2.3. Block Diagram Proses Produksi Daun Pintu Tipe Colonial 8P ....... II-16

3.1. Peta Kontrol Shewhart ................................................................... III-11

4.1. Block Diagram Metodologi Penelitian ........................................... IV-2

4.2. Flow Chart Simulated Annealing dalam Pengurutan Job................ IV-11

5.1. Peta Kontrol Waktu Siklus WC I ................................................... V-19

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab PT Mahogany Lestari .............. L-1

2. Flow Process Chart Pembuatan Daun Pintu .......................................... L-9

2. Surat Permohonan Tugas Sarjana Halaman 1 (FM-TS-01-01A)............. L-10

3. Formulir Penetapan Tugas Sarjana Halaman 2 (FM-TS-01-01A)........... L-11

4. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana ke PT. Mahogany Lestari ......... L-12

5. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana di PT Mahogany Lestari L-13

6. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa ........................................... L-14

7. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana (FM-TS-01-04A) dengan Dosen

Pembimbing I........................................................................................ L-15

8. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana (FM-TS-01-04A) dengan Dosen

Pembimbing II ...................................................................................... L-16

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Masalah penjadwalan produksi di lantai pabrik terkait dengan kemampuan


perusahaan untuk memenuhi seluruh order yang datang sesuai dengan batas
waktu penyerahan (due date) yang telah ditentukan. Masalah penjadwalan job (job
scheduling) ini berkaitan dengan semua sumber yang ada di lantai pabrik mulai
dari waktu proses, jumlah lini produksi, jumlah stasiun kerja yang ada serta
jumlah order yang datang.
PT. Mahogany Lestari merupakan perusahaan manufaktur yang
memproduksi produk daun pintu berdasarkan pesanan pelanggan (job order).
Produk daun pintu model Colonial 8P merupakan produk unggulan perusahaan
karena selalu dipesan pelanggan dalam jumlah besar. Produk-produk yang
dihasilkan hanya untuk diekspor ke Singapura, Amerika, Australia, dan Afrika
Selatan.
Dalam penelitian ini, disajikan konsep pengurutan job aktual di
perusahaan berdasarkan data waktu proses di 12 stasiun kerja dengan metode
stopwatch time study. Perhitungan makespan aktual didasarkan atas metode Least
Slack Time. Kemudian, akan dibangun sebuah simulasi model untuk mendapatkan
urutan job usulan dengan metode Simulated Annealing (SA) untuk mendapatkan
makespan terkecil.
Solusi pemecahan masalah diperoleh berdasarkan kombinasi urutan job
yang dilakukan secara random sebanyak 30 iterasi setiap penurunan temperatur
sampai mencapai kondisi steady state, dimana tidak ada lagi solusi yang diterima.
Kondisi steady state terjadi pada temperatur 180,5 dimana tidak lagi didapatkan
makespan yang lebih kecil dari makespan sebelumnya. Nilai makespan terkecil
terjadi pada urutan job Napoleon 6P-Carolina 6P-Colonial 6P-Colonial 8P-
Colonial 4P. Dan dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penjadwalan usulan
dengan metode simulated annealing mendapatkan hasil yang lebih baik daripada
penjadwalan aktual.

Keyword : Penjadwalan Produksi, Makespan, Duedate, Stopwatch Time Study,


Simulated Annealing.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Masalah penjadwalan produksi di lantai pabrik terkait dengan kemampuan


perusahaan untuk memenuhi seluruh order yang datang sesuai dengan batas
waktu penyerahan (due date) yang telah ditentukan. Masalah penjadwalan job (job
scheduling) ini berkaitan dengan semua sumber yang ada di lantai pabrik mulai
dari waktu proses, jumlah lini produksi, jumlah stasiun kerja yang ada serta
jumlah order yang datang.
PT. Mahogany Lestari merupakan perusahaan manufaktur yang
memproduksi produk daun pintu berdasarkan pesanan pelanggan (job order).
Produk daun pintu model Colonial 8P merupakan produk unggulan perusahaan
karena selalu dipesan pelanggan dalam jumlah besar. Produk-produk yang
dihasilkan hanya untuk diekspor ke Singapura, Amerika, Australia, dan Afrika
Selatan.
Dalam penelitian ini, disajikan konsep pengurutan job aktual di
perusahaan berdasarkan data waktu proses di 12 stasiun kerja dengan metode
stopwatch time study. Perhitungan makespan aktual didasarkan atas metode Least
Slack Time. Kemudian, akan dibangun sebuah simulasi model untuk mendapatkan
urutan job usulan dengan metode Simulated Annealing (SA) untuk mendapatkan
makespan terkecil.
Solusi pemecahan masalah diperoleh berdasarkan kombinasi urutan job
yang dilakukan secara random sebanyak 30 iterasi setiap penurunan temperatur
sampai mencapai kondisi steady state, dimana tidak ada lagi solusi yang diterima.
Kondisi steady state terjadi pada temperatur 180,5 dimana tidak lagi didapatkan
makespan yang lebih kecil dari makespan sebelumnya. Nilai makespan terkecil
terjadi pada urutan job Napoleon 6P-Carolina 6P-Colonial 6P-Colonial 8P-
Colonial 4P. Dan dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penjadwalan usulan
dengan metode simulated annealing mendapatkan hasil yang lebih baik daripada
penjadwalan aktual.

Keyword : Penjadwalan Produksi, Makespan, Duedate, Stopwatch Time Study,


Simulated Annealing.

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Penjadwalan pekerjaan pada mesin sangat perlu dilakukan oleh perusahaan

untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan

loading beban kerja pada seluruh stasiun kerja jika telah dapat dipastikan

kebutuhan (requirements) akan segala sumber telah terpenuhi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh F. Busetti (2007) tentang

penjadwalan flowshop, jadwal produksi hanya dapat disusun ketika seluruh

sumber telah tersedia (available) antara lain pengadaan bahan baku, kapasitas

operator, kapasitas mesin, dan rancangan gambar teknik dari produk yang

diproduksi. Jadwal harus disusun untuk mendapatkan total waktu penyelesaian

order yang minimum.

PT. Mahogany Lestari yang memproduksi produk daun pintu berdasarkan

pesanan (make to order) sering mengalami keterlambatan penyelesaian order.

Dari fakta di lapangan, teramati bahwa makespan yang dihasilkan dari

penjadwalan realtime yang diterapkan perusahaan masih lebih besar dari due date

yang telah ditentukan customer. Order yang datang terdiri dari beberapa tipe

varian produk dalam sekali order dengan jumlah tertentu. Hal ini juga menambah

kesulitan dari pengerjaan seluruh order tersebut, sehingga menimbulkan masalah

terhadap waktu total penyelesaian order secara keseluruhan. Beberapa komponen

yang telah selesai diselesaikan beberapa tiap stasiun kerja bersifat multiguna,

Universitas Sumatera Utara


artinya tidak hanya diperuntukkan untuk satu jenis varian produk, namun dapat

digunakan oleh beberapa jenis varian produk lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat dianalisis bahwa masih terjadi keterlambatan

penyelesaian seluruh order dari kondisi penjadwalan yang ada. Untuk itu perlu

dilakukan analisis lebih lanjut mengenai pelaksanaan prodksi dengan teknik

penjadwalan produksi aktal dan membuat penjadwalan usulan dengan metode

simulated annealing (SA) untuk mengurangi keterlambatan waktu dan

mempercepat waktu penyelesaian order sehingga tidak terjadi keterlambatan

waktu pengiriman produk ke tangan konsumen.

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, masalah yang

dihadapi oleh PT. Mahogany Lestari adalah keterlambatan penyelesaian order

yang mempengaruhi delivery time ke tangan customer karena pelaksanaan

penjadwalan produksi di lantai pabrik belum menghasilkan makespan yang sesuai

dengan order yang ada. Selain itu, belum ada tindakan lebih lanjut dari pihak

perusahaan untuk memperbaiki masalah keterlambatan, baik dari segi analisis

kemampuan kerja mesin, waktu kerja operator, ketersediaan bahan baku, ataupun

penggunaan database terintegrasi untuk pemeriksaan eksistensi resources

produksi.

Oleh karena itu, dituntut untuk mencari solusi pemecahan masalah optimal

dalam penentuan jadwal produksi untuk meminimisasi total waktu penyelesaian

(makespan) semua order.

Universitas Sumatera Utara


1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan jadwal produktif

untuk diterapkan dikaitkan dengan pengadaaan seluruh kebutuhan untuk

mendukung penjadwalan produksi di lantai pabrik PT. Mahogany Lestari. Metode

penjadwalan usulan tersebut dilakukan untuk memberikan alternatif jadwal yang

optimal kepada pihak perusahaan dalam memenuhi order dari pelanggan. Untuk

mendapatkan suatu kondisi optimum dari penjadwalan yang disusulkan, dilakukan

langkah-langkah diantaranya:

1. Penyusunan rancangan urutan job order untuk meminimasi makespan

sehingga tidak terjadi keterlambatan penyelesaian.

2. Analisis penyebab tejadinya masalah ketidakefektifan jadwal pengerjaan

order realtime untuk selanjutnya dapat diberikan usulan perbaikan.

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan tertentu, agar tidak

menyimpang dari tujuan awal. Batasan-batasan tersebut antara lain :

1. Kriteria penjadwalan yang digunakan hanya berupa pengurutan job (job

sequence) dengan dasar penilaian fungsi makespan.

2. Penelitian dilakukan pada unit produksi daun pintu di dua belas work center di

lantai produksi PT. Mahogany Lestari, Jl. Bintang Terang, Gg. Bintang No. 7

KM 13,8 Medan-Binjai, Deli Serdang, Sumatera Utara.

3. Data order seluruh tipe varian produk yang akan dijadwalkan diambil dari data

order pada Desember 2010.

Universitas Sumatera Utara


4. Penjadwalan dilakukan untuk pengerjaan komponen daun pintu dengan lima

jenis varian utama, yaitu Colonial 8P, Napoleon 6P, Colonial 6P, Colonial 4P,

dan Carolina 6P.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Setiap job dapat dikerjakan atau melalui mesin-mesin yang sama sehingga

waktu proses (waktu siklus) untuk tiap job bernilai sama pada WC tertentu.

2. Tidak terjadi kerusakan mesin dan penghentian kerja operator pada saat

pengukuran waktu proses.

3. Rating factor untuk operator yang bekerja pada mesin dan membentuk regu

kerja dianggap normal.

4. Penggunaan parameter simulated annealing untuk T0 = 200 dan F = 0,95

adalah satu aturan baku dalam penurunan temperatur berdasarkan prinsip

proses annealing.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat kepada berbagai

pihak, di antaranya:

1. Pihak mahasiswa (peneliti)

Menambah pengalaman dalam menerapkan dan mengembangkan konsep

ilmiah (ilmu pengetahuan) yang diperoleh dalam perkuliahan untuk

menyelesaikan permasalahan di perusahaan yang dijadikan lokasi penelitian.

2. Pihak perusahaan

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian ini diharapkan kemudian akan menjadi masukan berharga

dalam proses pengendalian kualitas produk dalam kegiatan produksi.

3. Pihak Departemen Teknik Industri USU

Menjadi sumber referensi tambahan yang dapat melengkapi dan

memperbanyak informasi serta bermanfaat untuk penelitian-penelitian

selanjutnya, khususnya dalam bidang pengendalian kualitas.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini dapat

diuraikan sebagai berikut :

Bab I berisi tentang Pendahuluan yang menguraikan latar belakang

permasalahan yang mendasari peneliti untuk membuat suatu rancangan perbaikan

terhadap masalah penjadwalan produksi di perusahaan, rumusan permasalahan,

tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan asumsi yang digunakan dalam

penelitian, dan sistematika penulisan.

Di dalam Bab II berisi Gambaran Umum Perusahaan, yaitu mengenai

sejarah dan gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan manajemen serta

proses produksi. Juga disertakan uraian peta aliran proses (flow process chart)

dari produk yang dihasilkan.

Bab III memuat Landasan Teori yang berisikan teori-teori yang digunakan

dalam analisis pemecahan masalah anatara lain Teori Pengukuran Waktu, Teori

Penjadwalan Produksi, dan Teori Algoritma Simulated Annealing. Sumber teori

Universitas Sumatera Utara


atau literatur yang digunakan diambil dari referensi buku-buku dan jurnal

penelitian yang berhubungan dengan topik yang disertakan pada Daftar Pustaka.

Bab IV berisi Metodologi Penelitian yang menjelaskan tahapan-tahapan

penjadwalan produksi dengan metode simulated annealing, mulai dari persiapan

penelitian, pengambilan data waktu proses, pengolahan data, analisis hasil sampai

kesimpulan urutan jadwal produksi yang akan diusulkan untuk pengerjaan order

perusahaan.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data berisi data-data primer yaitu

data pengukuran waktu proses, Rf dan Allowance, dan data sekunder berupa

jumlah order yang datang serta duedate yang ditetapkan, serta pengolahan data

dengan metode simulated annealing untuk mendapatkan pemecahan.

Bab VI atau Analisis Pemecahan Masalah berisi analisis dari hasil

pengolahan data dan alternatif dari pemecahan masalah. Pada bab ini akan

dibandingkan ukuran kinerja perusahan menggunakan metode yang dipakai

perusahaan yaitu penjadwalan aktual dengan Least Slack Time terhadap metode

yang dipakai dalam pengolahan data yaitu penjadwalan produksi dengan

Simulated Annealing.

Bab VII merupakan bagian akhir yang berisi Kesimpulan dan Saran yang

menjabarkan kesimpulan urutan job yang dapat disusulkan yang diperoleh dari

hasil pemecahan masalah, beserta saran-saran yang diberikan kepada pihak

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Mahogany Lestari pada awal pendiriannya bernama CV. Mahogany

Arts & Crafts. Didirikan pada tanggal 27 November 1991 sesuai akta notaries Ibu

Sundari Siregar, SH No. 10. Penggantian ini dikarenakan adanya suatu perubahan

dalam kepengurusan dan anggaran dasar perusahaan sehingga muncul gagasan

untuk merubah badan hukum perusahaan yang sesuai dengan akta No. 29.

PT. Mahogany Lestari memproduksi daun pintu dan kusen pintu. Namun

seiring perkembangannya, perusahaan ini memilih untuk fokus pada produksi

produk daun pintu. Hasil produksinya diekspor ke luar negeri seperti Singapura

dan negara-negara di benua Afrika. PT. Mahogany Lestari dikoordinir oleh suatu

badan resmi yang bertujuan untuk menjaga persaingan perusahaan daun pintu dan

kusen (door jamb) yang bernama ISA (Indonesian Sawmill Association).

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha PT. Mahogany Lestari adalah melakukan

pengolahan kayu dalam pembuatan daun pintu dengan bahan baku yang

digunakan adalah jenis kayu durian yang diperoleh dari kota Tebing Tinggi,

Binjai dan Bahorok. Bahan tambahan yang digunakan dalam pengolahan kayu ini

adalah bahan-bahan seperti label, karton pengaman siku, plat baja/plat plastik,

plastik, lem syntheco, dan tepung dempul yang dapat meningkatkan mutu dan

Universitas Sumatera Utara


kualitas secara lebih baik, sedangkan bahan penolong yang digunakan berupa

kertas ampelas dalam menunjang proses produksi.

Berbagai jenis model produk yang sering diproduksi oleh PT. Mahogany

Lestari dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jenis Model Produk yang Dihasilkan PT. Mahogany Lestari

No. Jenis Model Produk


1. Colonial 8P
2. Colonial 6P
3. Colonial 4P
4. Napoleon 6P
5. Carolina 6P
6. Carolina 4P
7. Elizabethan
8. Olivia RM
9. Richmond
10. Dior
11. Dicken
12. Palma
13. Oxford
14. Pattern 10
15. Kentucky
Sumber: PT. Mahogany Lestari

Perusahaan PT. Mahogany Lestari melaksanakan produksinya berdasarkan

pesanan dari pelanggan (job order) dimana pelanggan (customer) datang atau

membawa gambar produk yang ingin dipesan, dan digambarkan sesuai dengan

spesifikasi yag disebutkan dalam bentuk sketsa, ataupun pelanggan dapat memilih

model produk yang sudah ada pada perusahaan.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Mahogany Lestari berlokasi di Jl. Bintang Terang Gg. Bintang No. 7

Km 13,8 Kabupaten Deli Serdang (Medan – Binjai), Sumatera Utara, Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


dengan kantor pusat yang juga berada dilokasi pabrik, hal ini dilakukan agar

memudahkan aktivitas komunikasi di dalam menunjang kelancaran usaha dalam

mencapai tujuan perusahaan.

2.4. Daerah Pemasaran

Pemasaran produk hasi produksi PT. Mahogany Lestari hanya dilakukan

pada pasar internasional untuk diekspor, yaitu ke negara Singapura, Australia dan

negara-negara Benua Afrika, khususnya Afrika Selatan. Produk tidak dipasarkan

ke pasar domestik karena izin yang digunakan pada PT. Mahogany Lestari adalah

izin perdagangan internasional. Dalam pemasarannya, PT. Mahogany Lestari

dikoordinir oleh suatu badan tersendiri yaitu ISA (Indonesian Sawmill

Association) yang bertujuan untuk menjaga persaingan sesama perusahaan daun

pintu dan kusen.

2.5. Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di PT. Mahogany Lestari adalah struktur organisasi

yang berbentuk fungsional. Struktur organisasi yang berbentuk fungsional ini

dapat dikenali dengan karakteristik pembagian tugas dan tanggung jawab kerja

berdasarkan fungsi masing-masing bagian, dan tidak ada perintah kerja langsung

dari direktur ke para pekerja di lantai produksi. Tipe fungsional juga ditandai

dengan adanya hubungan orizontal antara kepala bagian, dimana kepala bagian

yang satu tidak berhak memerintah kepala bagian yang lainnya tetapi dalam

Universitas Sumatera Utara


melakukan pekerjaannya saling terhubung, artinya bahwa pekerjaan yang satu

akan mempengaruhi pekerjaan yang lain. Struktur organisasi dari PT. Mahogany

Lestari dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT. Mahogany Lestari dibagi

menurut fungsi yang telah di tetapkan. Fungsi dan tanggung jawab ini ditetapkan

berdasarkan posisi dan jabatan di perusahaan. Pembagian uraian kerja ini dikenal

dengan job description. Adapun tugas dan tanggung jawab anggota struktur

organisasi di PT. Mahogany Lestari dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

PT. Mahogany Lestari memiliki dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja

tetap dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja tetap terdiri dari pimpinan, kepala

seksi, dan karyawan kantor. Sedangkan tenaga kerja harian biasanya karyawan

yang bekerja pada bagian produksi. Jumlah tenaga kerja di perusahaan ini

sebanyak 200 orang. Rincian jumlah tenaga kerja di PT. Mahogany Lestari dapat

dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mahogany Lestari

No Keterangan Total (orang)


1 Direktur 1
2 Kepala Bagian Personalia 1
3 Kepala Bagian Lapangan dan KD 1
4 Kepala Bagian Finishing 1
5 Kepala Bagian Produksi dan Perencanaan 1
6 Kepala Bagian Pembelian Bahan Baku 1
7 Kepala Bagian Pemasaran 1

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2. Jumlah Tenaga…. (Lanjutan)

No Keterangan Total (orang)


8 Kepala Bagian Keuangan 1
9 Kepala Bagian Teknik 1
10 Satpam/Umum 2
11 Seksi Personalia 2
12 Seksi Lapangan 12
13 Seksi Klin Dryer 10
14 Seksi Pengetaman dan Pemotongan 4
15 Seksi Proses 52
16 Seksi Pengeleman 20
17 Seksi Perakitan 22
18 Seksi Finishing 44
19 Seksi Quality Control 2
20 Seksi Persediaan 4
21 Seksi Pembelian 1
22 Pemasaran Ekspor 1
23 Accounting 2
24 Kasir 2
25 Seksi Perawatan Mesin 7
26 Seksi Listrik 4
Jumlah 200
Sumber : Bagian Personalia PT. Mahogany Lestari (keadaan tahun 2010)

Jam kerja untuk tenaga kerja setiap hari adalah sebagai berikut :

1. Karyawan Kantor dan Karyawan Bagian Produksi

Jam kerja bagi karyawan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Kantor


dan Karyawan Bagian Produksi

Hari Jam Kerja Keterangan


08.00 – 12.00 WIB Bekerja
Senin - Kamis 12.00 – 13.00 WIB Istirahat
13.00 – 16.00 WIB Bekerja
08.00 – 12.00 WIB Bekerja
Jumat 12.00 – 13.30 WIB Istirahat
13.30 – 16.00 WIB Bekerja
Sabtu 08.00 – 13.00 WIB Bekerja
Sumber : Bagian Personalia PT. Mahogany Lestari

Universitas Sumatera Utara


Direktur

Kabag. Kabag. Kabag. Kabag. Kabag.Pembelian Kabag. Kabag. Kabag.


Personalia Lap. & KD Produksi Finishing Bahan Baku Pemasaran Keuangan Teknik

Seksi Seksi
Satpam/ Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Pemasaran Seksi
Pengetaman& Akuntansi Kasir Perawatan
Umum Personalia Lapangan KD Proses Pengeleman Perakitan Finishing QC Persediaan Pembelian Ekspor Listrik
Pemotongan Mesin

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Mahogany Lestari

Universitas Sumatera Utara


2. Satuan Keamanan

Jam kerja bagian keamanan dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Bagian Keamanan

Shift Jam Kerja


I 07.00 - 19.00 WIB
II 19.00 - 07.00 WIB
Sumber : Bagian Personalia PT. Mahogany Lestari

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan pada PT. Mahogany Lestari diatur berdasarkan status

pekerja, apakah karyawan tetap atau tenaga kerja harian. Dimana pemberian upah

pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja,

dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi

tanggung jawab masing-masing karyawan. Pengupahan pada perusahaan ini

terdiri atas :

a. Upah pokok

b. Insentif

c. Tunjangan makan

Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan

yang dihitung berdasarkan tarif upah lembur (TUL).

Selain upah pokok yang diterima oleh karyawan, perusahaan memberikan

suatu jaminan sosial dan tunjangan kepada karyawan. Adapun tunjangan yang

diberikan antara lain :

a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru

b. Biaya pengobatan/kesehatan

Universitas Sumatera Utara


c. Tanggungan kecelakaan kerja

d. Tunjangan kemalangan, dan lain sebagainya.

Jika karyawan yang bersangkutan sakit dan dapat dibuktikan dengan

menunjukkan surat keterangan dokter, maka upah karyawan tersebut akan

dibayar. Apabila sakit dalam jangka waktu yang lama dan dapat dibuktikan

dengan surat keterangan dokter, maka upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Untuk tiga bulan pertama dibayar sebesar 100%

b. Untuk tiga bulan kedua dibayar sebesar 75%

c. Untuk tiga bulan ketiga dibayar sebesar 50%

d. Untuk tiga bulan keempat dibayar sebesar 25%

Dan apabila setelah lewat 12 bulan ternyata karyawan yang bersangkutan

belum mampu untuk bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan

hubungan kerja yang dilaksanakan berdasarkan prosedur UU No. 12/1964.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Standar Mutu Bahan/ Produk

Standar mutu bahan/produk yang diterapkan PT. Mahogany Lestari adalah

suatu sistem yang dapat mengendalikan produk ataupun bahan baku agar tidak

menjauhi spesifikasi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar yang

diterapkan ini sangat mempengaruhi kualitas produk yang ingin dipasarkan dan

berani bersaing dengan perusahaan yang memproduksi produk pengolahan kayu.

Pembagian tingkatan mutu ini dilihat berdasarkan cacat kayu atau produk dari

Universitas Sumatera Utara


lubang, keretakan, warna, perenggangan dan ukuran komponen-komponen yang

akan digunakan.

Warna kayu dapat terlihat tidak baik karena adanya noda-noda akibat

jamur, hal ini dapat dicegah dengan melakukan pengeringan secara cepat sehingga

persentase air pada balok kayu menjadi 11-12%. Pengeringan seperti ini sulit

dilakukan secara alami karena proses pengeringan lambat. Jadi pengeringan

dilakukan dengan alat pengering (kiln dryer) agar lebih cepat.

Lubang kayu adalah cacat kayu yang diakibatkan oleh serangga-serangga

kayu. Lubang paling banyak terjadi adalah lubang jarum yang ukurannya sangat

kecil tetapi sangat berpengaruh sekali pada mutu kayu.

Kondisi kayu yang terdapat pecah-pecah dan celah-celah juga mengurangi

mutu kayu. Pecah dan celah ada 3 jenis yaitu :

a. Pecah pada permukaan kayu

Pecah pada permukaan kayu ini terjadi akibat permukaan kayu gergajian

mengering lebih cepat daripada bagian dalamnya. Permukaan kayu akan

menyusut sedangkan bagian dalam tetap berada pada keadaan normal. Serat-

serat kayu dipaksa meregang oleh renggangan yang tidak merata di

permukaan.

b. Celah-celah

Celah-celah terjadi karena pengeringan kurang baik ataupun gergajian akan

mengering tetapi terjadi perubahan lebar pada permukaan kayu tersebut.

c. Pecah di bagian ujung

Pecahan yang terjadi pada permukaan kayu yang dikeringkan secara alami.

Universitas Sumatera Utara


Cacat lain yang mempengaruhi mutu kayu adalah mata kayu. Mata kayu

timbul pada dahan-dahan bersambung pada batang pohon.

Ada beberapa jenis mutu produk daun pintu. Namun perusahaan ini

menggunakan mutu produk pada Grade C, yaitu:

a. Pin Hole (lubang jarum)

Pin hole yang terdapat pada satu pintu maksimum 50 buah dan tidak boleh

menumpuk pada satu tempat. Pin hole ini harus didempul dengan baik

sehingga warna dempulan sama dengan warna kayu

b. Shot Hole (lubang korek)

Maksimum 30 buah untuk 1 pintu dan harus disisip dengan kayu sehingga

warna sama dengan warna kayu

c. Colour Matching

Colour matching boleh mendekati (little match), diupayakan sewarna pada 1

pintu.

d. Konstruksi pintu tidak diperbolehkan renggang

e. Sap Wood yang terang (tidak mati warna) maksimum 50% dari lebar

komponen, warna biru dan hitam yang diperbolehkan

f. Jenis kayu harus sesuai dengan kontrak

g. Moisture Content (MC) harus sesuai dengan kontrak

h. Compression Failure (patah tebu) tidak diizinkan

i. Tidak diperbolehkan Any unsound defect (setiap cacat unsound), seperti: pecah

dalam (honey combing), retak memanjang, mata kayu mati dan lain-lain.

j. Tidak diperbolehkan Decay (busuk).

Universitas Sumatera Utara


2.6.2. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk memperlancar terjadinya

proses produksi di PT. Mahogany Lestari dapat dikelompokkan atas bahan baku,

bahan penolong dan bahan tambahan.

a. Bahan Baku

PT. Mahogany Lestari menggunakan bahan baku berupa kayu setengah

jadi atau kayu belahan dengan jenis kayu durian yang bersumber dari daerah

Tebing Tinggi, Binjai dan Bahorok.

b. Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Mahogany Lestari adalah kertas

ampelas, kertas ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu dari produk

yang dihasilkan agar mutu produk menjadi lebih baik.

c. Bahan Tambahan

Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah :

1. Label, digunakan untuk menunjukkan spesifikasi dari produk yang akan

dikirim.

2. Karton Pengaman Siku, digunakan untuk melindungi produk dari goresan

pada sisi daun pintu saat pengiriman.

3. Plat Baja/Plat Plastik, digunakan untuk mengikat bundelan daun pintu yang

telah dibungkus plastik.

4. Plastik, digunakan untuk membungkus daun pintu yang telah selesai dirakit.

5. Lem Syntheco, digunakan sebagai bahan perekat antara komponen-komponen

profil untuk penyambung rail, mullion dan style dengan menggunakan dowel.

Universitas Sumatera Utara


6. Tepung Dempul, digunakan untuk menutupi sambungan dari kayu supaya

produk yang terbentuk kelihatannya satu bagian. Untuk pemakaian tepung

dempul biasanya dicampur dengan air sebelum digunakan.

2.6.3. Uraian Proses

Uraian proses produksi dapat dilihat berdasarkan contoh model daun pintu

Colonial 8P, karena proses produksinya memberikan gambaran terhadap proses

produksi model daun pintu lainnya dan keseluruhan dari proses produksi yang

terjadi dilantai produksi pabrik. Gambar contoh daun pintu untuk tipe Colonial 8P

dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Style (ST) merupakan bingkai paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan

kanan. Pada sebuah daun pintu terdapat 2 buah style yang masing-masing

beralur yang sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang

disebut dowel.

2. Top Rail (TR) merupakan komponen yang beralur pada salah satu sisinya dan

pada kedua ujungnya. TR berada dibagian atas daun pintu dan digabungkan

dengan komponen ST, Panel, dan M.

3. Medium Rail (MR) merupakan komponen yang beralur pada kedua sisi dan

ujungnya. MR digabungkan dengan komponen ST, Panel, dan M dan terdapat

3 unit MR pada daun pintu jenis ini.

Universitas Sumatera Utara


TR

P M P

MR

P M P

ST MR ST

P M P

MR

P M P

BR

Gambar 2.2. Daun Pintu Model Colonial 8P

4. Bottom Rail (BR) merupakan komponen yang beralur pada salah satu sisinya

dan kedua ujungnya. BR berada pada bagian bawah pintu dan digabungkan

dengan komponen ST, Panel dan M.

5. Mullion (M) merupakan balok beralur pada kedua sisinya yang akan

digabungkan pada komponen-komponen panel disisi kiri dan kanannya,

sedangkan dikedua ujungnya dibor dan digabungkan dengan komponen TR-

MR. MR-MR dan MR-BR, terdapat 4 unit M pada daun pintu jenis ini.

Universitas Sumatera Utara


6. Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi profil

bentuk sudut, dimana terdapat 8 unit panel pada daun pintu jenis ini.

Proses produksi daun pintu untuk tipe Colonial 8P dapat dilihat dari block

diagram pada Gambar 2.3.

1. Penyortiran

Penyortiran merupakan tahap awal yang dilakukan pada proses produksi daun

pintu. Tujuan proses ini adalah untuk menyortir/memilih batangan kayu

berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan. Proses penyortiran ini dilakukan

di gudang bahan kering.

2. Pengeringan

Tujuan proses pengeringan dalam pengolahan kayu adalah sebagai berikut :

a. Meminimumkan kadar air pada balok kayu menjadi 11-12%

b. Mencegah serangan jamur dan serangga perusak balok kayu

c. Meningkatkan kekuatan kayu agar mudah dikerjakan

Proses pengeringan yang dilakukan di PT. Mahogany Lestari terdiri dari dua

jenis pengeringan yaitu pengeringan secara alami yang memanfaatkan sinar

matahari langsung yang diletakkan di gudang lapangan dan pengeringan

dalam ruangan pengering atau Kiln Dryer (KD). Pengeringan alami sangat

lambat dan bergantung kepada keadaan cuaca alam, baik dari intensitas panas

matahari maupun sirkulasi udara yang terjadi di sekeliling susunan balok kayu

tersebut. Pengeringan di lapangan dilakukan selama ±3 hari, setelah 3 hari

balok kayu kemudian diangkut ke KD dengan forklift untuk pengeringan

selanjutnya. Kiln Dryer (KD) berjumlah 8 kamar, dimana proses pengeringan

Universitas Sumatera Utara


ini dilakukan selama ± 20 hari dengan suhu 70 -800 yang bertujuan untuk

mengurangi kadar air sampai 12%. Selain utnuk mengurangi kadar air pada

balok kayu, di KD juga dilakukan pemberian obat anti rayap. Untuk mengukur

kadar air digunakan alat ukur jenis tokok yang bentuknya seperti jarum suntik

yang dimasukkan ka dalam kayu sehingga kadar air dapat diketahui. Balok

kayu hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke lantai produksi yaitu ke

bagian Blanking untuk proses selanjutnya.

3. Blanking (Pengetaman Dua Sisi)

Blanking merupakan proses pengetaman awal, dimana bagian yang diketam

adalah sisi atas dan sisi bawah dari balok kayu. Mesin yang digunakan pada

proses ini adalah Blanking Planner. Balok kayu hasil pengetaman awal ini

kemudian dibawa ke bagian pemotongan (cutting).

4. Cutting (Pemotongan)

Balok kayu yang telah mengalami proses pengetaman awal kemudian

dipotong dengan menggunakan mesin under cut sesuai dengan ukuran yang

ditentukan dan dilebihkan sebanyak 2-3 cm per komponen.

5. Rolling (Pelurusan)

Balok kayu yang telah dipotong kasar, kemudian dibawa ke bagian rolling

yang bertujuan untuk meluruskan kayu-kayu yang bengkok dengan mesin

Rolling.

6. Laminating (Penyambungan)

Proses ini dilakukan untuk panel atau untuk komponen-komponen yang

lebarnya kurang dari bahan baku.

Universitas Sumatera Utara


Penyortiran Bahan Baku Penyortiran Bahan Baku
Komponen Tulang Komponen Panel

Pengeringan Pengeringan

Blanking Blanking

Cutting Cutting

Rolling Rolling

Laminating Laminating

Pemotongan Bersih Pemotongan Bersih

Moulding Moulding

Pembuatan Profil Pembuatan Profil

Pengeboran Pengeboran

Dowell
Perakitan

Ampelas
Shanding

Finishing

Plastik
Packing

Gambar 2.3. Block Diagram Proses Produksi Daun Pintu Tipe Colonial 8P

Universitas Sumatera Utara


Dalam proses ini kayu yang telah dipotong dan diluruskan kemudian

digabungkan, setelah itu dilakukan proses penyambungan yang disebut

dengan laminating. Mesin yang digunakan adalah Hot Press. Pada proses ini

kayu yang digabungkan adalah kayu yang grade dan warnanya sama sehingga

tidak mengurangi mutu kayu tersebut.

7. Pemotongan bersih

Pada bagian ini, kayu dipotong sesuai dengan ukurannya yang disesuaikan

dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan untuk diproduksi. Setelah

dilakukan pemotongan bersih, kayu dibawa ke bagian moulding untuk proses

selanjutnya.

8. Moulding (Pengetaman Empat Sisi)

Pada proses ini, balok kayu diketam pada keempat permukaan sisinya. Proses

ini bertujuan untuk mencegah adanya permukaan yang tidak rata akibat

pemotongan pada kayu. Moulding berbeda dengan Blanking, selain

menggunakan mesin yang berbeda, blanking hanya bertujuan untuk

menghaluskan dua sisi permukaan saja yaitu sisi atas dan sisi bawah

sedangkan pada proses moulding bertujuan untuk menghaluskan keempat

sisinya.

9. Pembuatan Profil

Proses ini bertujuan untuk membuat profil/pola. Pembuatan profil ada dua

yaitu pembuatan profil panjang dengan menggunakan mesin shaper dan profil

pendek dengan menggunakan mesin Double End.

Universitas Sumatera Utara


10. Pengeboran

Proses pengeboran dilakukan untuk masing-masing komponen, komponen

yang dikerjakan adalah ST yang menggunakan meisn Six Head Bor, serta TR,

MR, BR, dan M menggunakan mesin Double Head Bor dan Single Bor/One

Head Bor.

11. Perakitan

Komponen-kompopnen MR, M, BR, P, dan dowel dirakit secara manual.

Setelah itu dilakukan penyatuan/perakitan komponen-komponen tersebut

dengan ST dan TR dengan menggunakan mesin Door Press.

12. Shanding (Penghalusan)

Setelah dilakukan perakitan, produk tersebut dibawa ke bagian shanding,

proses ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan pintu, mesin yang

digunakan adalah mesin Shanding, dan selain itu juga dilakkukan pembersihan

abu dengan menggunakan air gun.

13. Finishing (Pendempulan)

Proses ini dilakukan secara manual yaitu melakukan pendempulan pada

bagian yang kasar atau untuk menutupi lubang-lubang kecil yang ada di

permukaan pintu.

14. Packing

Proses ini diawali dengan pemberian label dan karton pengaman, kemudian

menyatukan pintu pada satu bundelan (10 pintu) dibungkus dengan plastik

secara manual.

Universitas Sumatera Utara


2.6.4. Mesin dan Peralatan Produksi

Adapun mesin dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran proses

produksi di lantai produksi pada PT. Mahogany Lestari adalah sebagai berikut:

2.6.4.1. Mesin Produksi

Adapun mesin-mesin yang digunakan PT. Mahogany Lestari untuk

melakukan proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah


Dimensi 950 mm x 830 mm x 1230 mm
Lebar maksimum ketam 500 mm
Mengetam kedua Tebal maksimum ketam 200 mm
Blanking
1 Wellsaw sisi permukaan Tebal minimum ketam 8 mm 3
Planner
komponen pintu Panjang minimum ketam 220 mm
Jumlah pisau 4
Berat 476 kg
Dimensi 1020 mm x 180 m x 90 mm
Memotong kayu Kecepatan putar 4700 rpm
2 Under Cut Forester-900 4
menjadi komponen Diameter pisau maximum 200 mm
Berat 77 kg
Dimensi 1110 mm x 1000 mm x 1665 mm
Memotong Kecepatan putar pisau 2840 rpm
Radial Arm Scromab-
3 komponen pintu 3
Saw Italy Jangkauan maksimum 620 mm
sesuai ukuran
Berat 220 kg
Dimensi 1669 mm x 1045 mm x 1356 mm
Membelah Panjang minimum 200 mm
4 Rip Saw Kuang Yung 4
komponen pintu Ketebalan 10-85 mm
Berat 924 kg

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi.... (Lanjutan)

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah


Dimensi 3200 mm x 1520 mm x 1542 mm
Lebar maksimum 160 mm
Mengetam Lebar minimum 25 mm
Spinder
5 CMP-523 komponen di empat Tebal maksimum 100 mm 3
Moulder
sisi Tebal minimum 10 mm
Panjang meja depan 1475 mm
Berat 2125 kg
Ukuran Meja 480 mm x 690 mm
Membuat profil
6 Shaper Panel ABE-CN Daya 5 Hp 2
pada panel
Voltase 380 V
Ukuran meja 900 mm x 700 mm
Shaper Membuat profil Dimensi 900 mm x 700 mm x 995 mm
7 ABE-CN 3
komponen pada panel Daya 5 Hp
Voltase 380 V
Membuat profil Daya 5 Hp
Thai Chan
8 Double End pendek pada 1
Taiwan Voltase 380 V
komponen
Daya 1 Hp
Membuat lubang Voltase 220 V
9 Six Head Bor Champ Fond 1
pada komponen ST Jumlah mata bor 6 unit
Dimensi 700 mm x 1005 mm x 950 mm

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi.... (Lanjutan)

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah


Daya 1 Hp
Voltase 220 V
Membuat lubang di
10 One head bor Kin Kong Jumlah mata bor 1 unit 1
sisi komponen
Dimensi 576 mm x 520 mm x 876 mm
Berat 98 kg
Daya 1 Hp
Double head Thai Chan Membuat lubang di
11 Voltase 220 V 1
bor Taiwan sisi komponen
Jumlah mata bor 2 unit
Daya 1,5 KW
12 Door Press CMP-523 Perakitan daun pintu Voltase 220 V 2
Dimensi 200 cm x 210 mm x 100 cm
Automatic Daya 3 Hp
13 Round Dowell LCS Membuat dowell Voltase 380 V 2
Machine Dimensi 56 cm x 41 cm x 25 cm
Daya 9,4 HP
Master Menghaluskan Voltase 220 V
14 SbF 2
Shander permukaan pintu Dimensi 3860 mm x 1530 mm x 1430 mm
Berat 300 kg
Daya 9,4 HP
Rolling
15 ABE-CN Meluruskan kayu Voltase 220 V 4
Machine
Dimensi 710 mm x 570 mm x 560 mm

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi.... (Lanjutan)

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah


Kedalaman potong 155 mm
Lebar pemotongan 300 mm
16 Band Saw Kuang Yung Membentuk panel Panjang pisau 2085 mm 1
Ukuran meja 355 mm x 355 mm
Berat 68 kg
Dimensi 2950 mm x 2715 m x 550 mm
Mengelem
17 Hot Press Kuang Yung Daya 9,4 HP 5
komponen produk
Voltase 220 V
Sumber : Bagian Produksi PT. Mahogany Lestari

Universitas Sumatera Utara


2.6.4.2. Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan PT. Mahogany Lestari untuk

melakukan proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Daftar Peralatan yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari

Nama Jumlah
No. Fungsi
Peralatan (unit)
Membersihkan produk dari debu dengan cara
1 Air Gun menyemprotkan produk dengan udara 9
bertekanan tinggi
Memanaskan plastik pembungkus agar rekat
2 Dryer 2
satu sama lain
3 Forklift Alat angkut untuk memindahkan material 3
Alat angkut untuk memindahkan material yang
4 Handlift 2
digerakkan dengan cara manual
5 Cutter Menyisip produk dengan kulit kayu 20
Meja
6 Meja untuk melakukan penyisipan 20
Penyisipan
Merapikan produk dari permukaan yang kurang
7 Pahat 20
rata
Menghaluskan produk dengan cara menggosok
8 Handshanding 8
secara manual
9 Mesin Packing Mengikat produk kedalam satu bundelan 1
10 Meteran Mengukur ukuran kayu yang digunakan 100
Mengukur diameter dan ukuran dari
11 Jangka Sorong 10
pembentukan lubang dan profil
Sumber : Bagian Produksi PT. Mahogany Lestari

Universitas Sumatera Utara


BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengukuran Waktu (Time Study)

Pengukuran kerja merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengamati

pekerjaan dan mencatat waktu kerja dengan menggunakan alat yang sesuai.

Waktu yang diukur adalah waktu siklus dari pekerjaan itu yaitu waktu

penyelesaian dalam satuan waktu mulai dari bahan baku, diperoses hingga

menjadi produk jadi. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan

usaha-usaha untuk menekan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan

suatu pekerjaan. Waktu baku tersebut merupakan waktu yang dibutuhkan secara

wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang

dijalankan dalam sistem kerja yang terbaik 1.

Hasil pengukuran waktu kerja digunakan untuk berbagai perencanaan dan

pengambilan keputusan dalam perusahaan, antara lain 2:

1. Penentuan perencanaan dan penjadwalan kerja.

2. Penentuan biaya standar dan sebagai bantuan dalam penentuan anggaran.

3. Perkiraan biaya produk sebelum memproduksi.

4. Penentuan keefektifan mesin, jumlah mesin yang dapat dioperasikan oleh

seorang operator dan sebagai bantuan dalam menyeimbangkan jalur perakitan.

5. Penentuan waktu standar digunakan sebagai dasar dalam pembayaran insentif

1
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja. Bandung:
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979. hal. 118.
2
Barnes, R.M., Motion and Time Study and Work Measurement. John Wiley & Sons Inc, New
York. 1980.

Universitas Sumatera Utara


gaji pekerja langsung dan pekerja tidak langsung.

6. Waktu standar digunakan sebagai dasar pengendalian biaya tenaga kerja.

Waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk

menyelesaikan satu siklus kegiatan yang dilakukan menurut metode tertentu, pada

kecepatan normal dengan mempertimbangkan faktor-faktor keletihan,

kelonggaran untuk kepentingan pribadi. Pada umumnya teknik-teknik pengukuran

waktu terdiri dari dua bagian, pertama teknik pengukuran secara langsung dan

kedua secara tidak langsung. Untuk pelaksanaannya penelitian waktu dapat dibagi

atas tahap-tahap berikut ini :

1. Melaksanakan pengamatan terhadap departemen-departemen dengan

memahami semua gerakan bahan, pekerja dan mesin.

2. Tahap komunikasi dengan mengadakan pendekatan pada karyawan dengan

baik, sehingga karyawan dapat bekerja tanpa merasa terganggu.

3. Mengamati dan mencatat informasi mengenai operasi dan operator dari objek

yang diamati.

4. Menentukan satu siklus kerja dan menguraikannya atas elemen-elemen kerja

5. Tahap pengukuran, pengamatan waktu pengerjaan (selected time) yang

dibutuhkan pekerja dan penentuan jumlah pengamatan yang dibutuhkan,

penentuan penyesuaian (rating factor) serta kelonggaran (allowance).

6. Tahap penyelesaian, penelaahan hasil waktu yang dilakukan.

7. Menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan

yang dilakukan berdasarkan waktu standar.

7. Waktu standar digunakan sebagai dasar pengendalian biaya tenaga kerja.

Universitas Sumatera Utara


Waktu baku ini merupakan waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja

yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Disini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan

situasi dan kondisi pekerjaan yang dilakukan. Dengan demikian waktu baku ini

dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang

dibutuhkan dalam penyelesaian kerja.

Pada garis besarnya teknik-teknik pengukuran waktu dibagi kedalam dua

bagian yaitu 3:

1. Pengukuran waktu secara langsung

Pengukuran ini dilaksanakan secara langsung yaitu ditempat dimana pekerjaan

yang bersangkutan dijalankan. Misalnya pengukuran kerja dengan jam henti

(stopwatch time study) dan sampling kerja (work sampling).

2. Pengukuran secara tidak langsung

Pengukuran ini dilakukan dengan menghitung waktu kerja tanpa si pengamat

harus ditempat kerja yang diukur. Pengukuran waktu dilakukan dengan

membaca tabel-tabel yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan.

Misalnya aktivitas data waktu baku (standard data), dan data waktu gerakan

(predetermined time system).

Pada pengukuran waktu sampling pekerjaan, pengamat tidak harus menetap di

tempat kerja, melainkan melakukan pengamatan secara sesaat pada waktu

yang telah ditentukan secara random/acak. Untuk ini biasanya satu hari kerja

dibagi ke dalam satuan-satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur.

3
Wignjosoebroto. Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk
Produktivitas Kerja Surabaya: Guna Widya, 2000. hal. 170.

Universitas Sumatera Utara


Panjang satu satuan waktu biasanya tidak terlalu singkat dan tidak terlalu

panjang.

Metode pengukuran waktu jam henti dilakukan dengan melakukan

pengamatan langsung terhadap pekerjaan secara kontinu. Terdapat 2 metode yang

umum digunakan dalam pengukuran waktu dengan jam henti yaitu 4:

1. Metode Berulang (Repetitive Method), yaitu pengukuran waktu secara

berulang, stop-watch dijalankan dan pada akhir elemen kerja stop-watch

dibaca dan dicatat. Untuk mengukur elemen kerja lainnya jarum stop-watch

dikembalikan ke titik 0.

2. Metode Kontinu (Continuous Method), yaitu stop-watch dijalankan pada

permulaan pengamatan hingga elemen kerja terakhir selesai. Pembacaan dan

pencatatan terhadap waktu kumulatif dilakukan pada setiap akhir dari masing-

masing elemen pekerjaan.

3. Metode Akumulatif (Accumulative Method), yaitu pengukuran waktu yang

dilakukan dengan dua atau lebih stop-watch yang digabungkan sedemikian

rupa, sehingga stop-watch akan berkerja secara bergantian. Dua atau tiga stop-

watch dalam hal ini akan didekatkan sekaligus pada papan pengamatan dan

dihubungkan dengan suatu tuas. Pengukuran waktu secara akumulatif

memungkinkan pembaca data waktu secara langsung untuk masing-masing

elemen kerja yang ada.

Cara jam henti dan sampling pekerjaan adalah pengukuran kerja secara

langsung. Keduanya umum diaplikasikan untuk menetapkan waktu standard

4
Barnes, R.M., Motion and Time Study and Work Measurement. John Wiley & Sons Inc, New
York, 1980.

Universitas Sumatera Utara


ataupun mengukur kondisi-kondisi kerja yang tidak produktif. Dengan salah satu

dari cara ini, akan didapatkan waktu standard dari suatu pekerja yaitu waktu yang

dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan.

3.1.1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran Waktu

Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk

mendapatkan hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut akan dijelaskan dalam

langkah-langkah berikut 5:

1. Penetapan tujuan pengukuran

Dalam melakukan pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus diketahui

dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat

ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.

Misalnya jika waktu standard yang akan diperoleh dimaksudkan untuk dipakai

sebagai dasar jumlah tenaga kerja optimal, maka ketelitian dan keyakinan tentang

hasil pengukuran harus tinggi karena menyangkut prestasi dan kebutuhan jumlah

tenaga kerja, disamping keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.

2. Melakukan penelitian pendahuluan

Tujuan utama dari aktivitas pengukuran kerja adalah waktu baku yang

harus dicapai oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu

baku yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan tidak akan benar apabila metoda

untuk melaksanakan pekerjaan tersebut berubah, material yang dipergunakan

5
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja. Bandung:
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.

Universitas Sumatera Utara


sudah tidak lagi sesuai dengan spesifikasi semula, kecepatan kerja mesin atau

proses produksi lainnya berubah pula, atau kondisi-kondisi kerja lainnya sudah

berbeda dengan kondisi kerja pada saat waktu baku tersebut ditetapkan jadi waktu

baku pada dasarnya adalah waktu penyelesaian pekerjaan untuk suatu system

kerja yang dijalankan pada saat pengukuran berlangsung sehingga waktu

penyelesaian tersebut juga hanya berlaku untuk sistem kerja tersebut.

Dari hasil pengukuran waktu akan diperoleh waktu yang pantas diberikan

kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu kerja yang pantas

merupakan waktu kerja yang didapat dari kondisi kerja yang baik. Untuk itu perlu

ditetapkan secara tertulis kondisi kerja dan metode kerja yang baik.

3. Memilih operator

Operator yang melakukan pekerjaan harus memenuhi persyaratan tertentu

agar pengukuran dapat berjalan baik. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan

normal dan dapat diajak bekerja sama.

Operator yang dipilih adalah pekerja yang pada saat pengukuran dilakukan

dapat bekerja secara wajar dan operator mampu bekerja sama dengan pengamat.

Hal ini dimaksud karena operator mungkin akan mencurigai maksud-maksud dari

pengukuran tersebut, sehingga operator bekerja tidak wajar. Operator harus dapat

bekerja secara wajar tanpa canggung walaupun dirinya sedang diukur dan

pengukur berada di dekatnya.

Universitas Sumatera Utara


4. Melatih operator

Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang masih

diperlukan latihan bagi operator tersebut, terutama jika kondisi dan cara kerja

yang digunakan tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator.

Hal ini terjadi jika pada saat penelitian kondisi kerja atau cara kerja sudah

mengalami perubahan. Dalam keadaan ini operator harus dilatih terlebih dahulu

karena sebelum diukur harus terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang telah

ditetapkan.

5. Menguraikan pekerjaan atas elemen pekerjaan

Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen pekerjaan, yang merupakan

gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang

akan diukur waktu siklusnyanya. Waktu siklus adalah waaktu penyelesaian satu

satuan produksi sejak bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang

bersangkutan. Misalnya waktu yang dibutuhkan untuk merakit ballpen adalah

waktu yang dibutuhkan untuk menggabungkan bagian bawah ballpen, pegas, isi

dan bagian atasnya sehingga merupakan suatu ballpen yang lengkap. Gerakan-

gerakan menggabungkan bagian bawah, pegas dan seterusnya dapat merupakan

elemen-elemen pekerjaan, dan jumlah dari waktu gerakan-gerakan ini adalah

waktu siklus perakitan ballpen.

6. Menyiapkan alat-alat pengukuran

Setelah lima langkah diatas dijalankan dengan baik, tibalah sekarang pada

langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran yaitu menyiapkan alat-alat yang

diperlukan. Alat-alat tersebut adalah :

Universitas Sumatera Utara


a. Jam henti

b. Lembaran-lembaran pengamatan

c. Pena atau pensil

d. Papan pengamatan

3.1.2. Pengukuran Waktu Kerja

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat

waktu-waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan

alat-alat yang disiapkan di atas. Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran

pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan ialah untuk mengetahui

berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan

keyakinan yang telah ditetapkan pada saat menjalankan langkah penetapan tujuan.

Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa

buah pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Setelah pengukuran

tahap pertama dilakukan, maka dilakukan uji keseragaman data, menghitung

jumlah pengamatan yang diperlukan dan bila pengukuran pendahuluan belum

mencukupi jumlahnya, maka akan dilakukan pengukuran pendahuluan tahap

kedua. Setelah pengukuran tahap kedua ini selesai, maka akan diikuti lagi dengan

ketiga hal seperti di atas bila perlu dilanjutkan dengan pengukuran pengukuran

tahap ketiga. Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan mencukupi untuk

tingkat kepercayaan dan ketelitian yang dikehendaki.

Universitas Sumatera Utara


1. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan

Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat

kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan untuk melakukan

sampling dalam pengambilan data.

Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil

pengukuran dari waktu penyelesaian sebenamya. Hal ini biasanya dinyatakan

dengan persen (dari waktu penyelesaian sebenamya, yang seharusnya dicari).

Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan

hasil yang diperoleh telah memenuhi syarat ketelitian yang ditentukan 6. Jadi

tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% berarti bahwa penyimpangan

hasil pengukuran dari hasil sebenamya maksimum 5% dan kemungkinan berhasil

mendapatkan hasil yang demikian adalah 95%. Dengan kata lain, jika pengukur

sampai memperoleh hasil yang menyimpang, hal demikian diizinkan paling

banyak 5% dari jumlah keseluruhan hasil pengukuran.

Penelitian pengukuran waktu ini menggunakan tingkat ketelitian 5 % dan

tingkat kepercayaan 95 % karena dilihat dari segi biaya, resiko, dan safety. Sebab

dalam pengukuran waktu tingkat ketelitian seperti ini memang lazim digunakan

dan keakuratannya dianggap sudah mewakili data yang ada karena jika kesalahan

terjadi tidak menyebabkan kesalahan fatal maupun resiko seperti dalam meneliti

obat-obatan yang digunakan untuk kesehatan.

6
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja. Bandung:
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.

Universitas Sumatera Utara


2. Pengujian Keseragaman Data

Selain kecukupan data harus dipenuhi dalam pelaksanaan time study maka

yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa data yang dikumpulkan harus seragam.

Test keseragaman data perlu dilakukan mengingat bahwa ketidakseragaman

dengan cara visual atau mengaplikasikan peta kontrol (control chart) yang disebut

dengan Peta Kontrol Shewhart.

Test keseragaman data secara visual dilakukan secara sederhana, mudah

dan cepat. Disini hanya dilihat data yang dikumpulkan dan seterusnya

mengidentifikasi data yang terlalu “ekstrim” 7. Sedangkan peta kontrol shewhart

prinsipnya adalah setiap data diplot dalam suatu peta kontrol, kemudian dilihat

data yang berada di dalam rentang kontrol dan di luar kontrol.

Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data merupakan batas seragam atau

tidak seragamnya data. Data dikatakan seragam apabila data berada diantara

kedua batas kontrol dan tidak seragam apabila berada diluar batas kontrol atas

atau batas kontrol8.

Dalam penentuan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah

(BKB) untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% digunakan batas

2σ. Peta kontrol mempunyai batas-batas:

BKA = X + 2σ
=

BKA = X − 2σ
=

7
Wignjosoebroto. Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk
Produktivitas Kerja Surabaya: Guna Widya, 2000. hal. 194.
8
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata CaraKerja. Bandung:
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.

Universitas Sumatera Utara


Peta kontrol9 shewhart dapat pada Gambar 3.1.

Subgroup Average
BKA

SENTRAL

BKB

Subgroup Number

Gambar 3.1. Peta Kontrol Shewhart

3. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil

dari lapangan penelitian telah mencukupi untuk digunakan dalam menyelesaikan

permasalahan yang ada. Misalkan serangkaian pengukuran pendahuluan telah

dilakukan dan hasil pengukuran ini dapat dikelompokkan ke dalam N sampel,

dimana 10:

__
X j = Data pengamatan ke-j (j = 1,2,2,...,N)

=
X = Harga rata-rata

N =jumlah pengamatan pendahuluan

N' = Jumlah pengamatan yang diperlukan

σ = Standar deviasi data pengamatan


9
Besterfield, Dale. Quality Control. Fourth Edition. Prentice Hall, Inc. Page: 106
10
Wignjosoebroto. Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk
Produktivitas Kerja Surabaya: Guna Widya, 2000. hal. 182.

Universitas Sumatera Utara


Maka :

1. Harga rata-rata dari seluruh data pengamatan adalah:

∑ Xi
k __

=
X = i =1

2. Standar deviasi dari data pengamatan adalah:

σ=
∑ (Xi − X )
2

n −1

Dengan menetapkan tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 5% maka

formulasi yang digunakan adalah 11:

0,05 X = 2σ_
__

Besarnya pengamatan yang dibutuhkan (N') adalah:

 
∑ ∑  
 40 N Xj 2 −  Xj  
(∑ x )
 ∑ i
 40 n x 2 − 
N N

   N = 
2

N'= 
∑ xi
j =1 j =1
2


   
' i

   
N

 
Xj
 
j =1

Untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan, hal pertama

yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran

pendahuluan ialah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan

untuk tingkat-tingkat ketelitian dan kepercayaan yang digunakan.

11
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja. Bandung:
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.

Universitas Sumatera Utara


Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N’ > N, maka diperlukan

pengukuran tambahan, tapi jika N’ < N maka data pengukuran pendahuluan sudah

mencukupi.

3.2. Penilaian Performance Kerja

Setelah pengambilan data melalui pengamatan waktu kerja, maka

dilakukan pengolahan data sehingga memberikan waktu standar yang diharapkan.

Untuk mendapatkan waktu standar bagi elemen-elemen pekerjaan yang diamati,

maka terlebih dahulu ditentukan rating performance atau disebut juga rating

factor pekerja.

Rating factor adalah faktor yang diperoleh dengan membandingkan

kecepatan bekerja dari seorang operator dengan kecepatan kerja normal menurut

ukuran peneliti/pengamat. Dari faktor ini dapat dilihat bahwa: 12

− Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja di atas wajar

kewajaran (normal) maka rating factor ini akan lebih besar dari pada 1 (Rf>l).

− Apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dibawah kewajaran

(normal) maka rating factor akan lebih kecil dari 1 (Rf<l).

− Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating factor ini

diambil sama dengan 1 (Rf = 1). Untuk kondisi kerja dimana operasi secara

penuh dilaksanakan oleh mesin (operating atau machine time) maka waktu

yang diukur dianggap waktu yang normal.

Ada 5 sistem penyesuaian yang sering dipergunakan, yaitu 13:

12
Wignjosoebroto. Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk
Produktivitas Kerja. Surabaya: Guna Widya, 2000. hal.194.

Universitas Sumatera Utara


1. Skill dan Effort

Di sini faktor yang diperhatikan adalah kecakapan dan usaha-usaha yang

ditunjukkan oleh operator pada saat bekerja, juga mempertimbangkan

kelonggaran (allowance) waktu lainnya.

2. Westinghouse System of Rating

Ada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran

dalam bekerja yakni:

a. Skill (keterampilan)

Keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti cara kerja yang

ditetapkan secara psikologis.

b. Effort (usaha)

Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau operator

ketika melakukan pekerjaannya.

c. Condition (kondisi kerja)

Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan

pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan.

d. Consistency (konsistensi)

Faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat pada setiap

pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama.

Untuk menormalkan waktu yang ada maka hal ini dilakukan dengan jalan

mengalihkan waktu yang diperoleh dari pengukuran kerja dengan jumlah ke

empat rating factor yang dipilih sesuai dengan performance yang ditunjukkan

13
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja. Bandung:
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.

Universitas Sumatera Utara


oleh operator. Besar nilai rating performance secara terperinci menurut cara

Westinghouse dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Penyesuaian Menurut Westinghouse

Faktor Kategori Simbol Penyesuaian


Keterampilan Superskill A1 +0,15
A2 +0,12
Excelent B1 +0,11
B2 +0,08
Good C1 +0,06
C2 +0,02
Average D 0,00
Fair E1 -0,05
E2 -0,10
Poor F1 -0,16
F2 -0,22

Excessive A1 +0,12
A2 +0,12
Excelent B1 +0,10
B2 +0,08
Usaha Good C1 +0,05
C2 +0,02
Average D 0,00
Fair E1 -0,04
Poor E2 -0,08
F1 -0,12
F2 -0,17
Ideal
Excellenty A +0,06
Good B +0,04
Kondisi Kerja Average C +0,02
Fair D 0,00
Poor E -0,02
F -0,07
Perfect
Excellenty A +0,04
Good B +0,02
Konsistensi Average C +0,01
Fair D 0,00
Poor E -0,02
F -0,04
Sumber : Sutalaksana, TeknikTata Cara Kerja

Universitas Sumatera Utara


3. Shumard Rating

Cara ini memberikan penilaian melalui kelas-kelas performansi kerja dimana

setiap kelas memiliki nilai tersendiri. Faktor ini diperoleh dengan

membandingkan nilai performansi kerja dari kelas yang bersangkutan dengan

nilai performansi normal. Dalam hal ini pengukur diberi patokan untuk

menilai performansi kerja dari operator menurut kelas-kelas tertentu. Adapun

kelas-kelas tersebut beserta dengan nilai-nilainya tercantum pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Rating Performance Menurut Cara Schumard

Kelas Rating Performance


Super fast 100
Fast + 95
Fast 90
Fast – 85
Excellent 80
Good + 75
Good 70
Good – 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair- 45
Poor 40
Sumber : Sutalaksana, TeknikTata Cara Kerja

4. Objective Rating

Cara objektif adalah cara menentukan rating performance yang

memperhatikan dua faktor, yaitu faktor kecepatan dan faktor tingkat kesulitan

pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersama-sama

menentukan berapa besarnya harga P untuk mendapatkan waktu normal.

Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam melakukan pekerjaan dalam

Universitas Sumatera Utara


pengertian biasa. Disini pengukur melakukan penilaian tentang kewajaran

kecepatan kerja yang ditunjukkan oleh operator.

5. Synthetic Rating

Metode ini mengevaluasi kecepatan operator berdasarkan data waktu gerakan

yang telah ditentukan terlebih dahulu. Prosedurnya adalah dengan mengukur

waktu penyelesaian dari setiap elemen gerakan kemudian dibandingkan

dengan waktu aktual dari data tabel waktu gerakan untuk kemudian dihitung

harga rata-ratanya. Harga rata-rata inilah yang digunakan sebagai faktor

penyesuaian.

3.3. Penetapan Kelonggaran (Allowance)

Waktu normal untuk suatu elemen kerja adalah semata-mata menunjukkan

bahwa seorang operator yang berkualifikasi bekerja menyelesaikan pekerjaan

pada kecepatan normal. Walaupun demikian pada prakteknya kita akan melihat

operator tidak mampu bekerja secara terus-menerus sepanjang hari tanpa ada

interupsi sama sekah. Karena ini dibutuhkan kelonggaran dalam menyelesaikan

pekerjaan yang sering disebut dengan allowance. Kelonggaran ada 3 yang terdiri

dari14:

1. Personal allowance (Untuk kebutuhan pribadi).

Personal allowance adalah jumlah waktu yang diijinkan untuk operator yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Yang termasuk kebutuhan

14
Barnes, R.M., Motion and Time Study and Work Measurement. John Wiley & Sons Inc, New
York, 1980.

Universitas Sumatera Utara


pribadi disini adalah minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil,

bercakap-cakap sekedarnya dengan teman sekerja untuk menghilangkan

kejenuhan ataupun ketegangan dalam bekerja. Untuk pekerjaan dimana

operator bekerja selama 8 jam perhari besamya allowance berkisar 2 - 2,5% di

negara maju sedangkan di negara berkembang diberikan 5 - 15%.

2. Delay allowance (Hambatan-hambatan yang tidak dapat dihilangkan).

Dalam melaksanakan pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai

hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol dengan

sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada diluar

kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya misalnya pemadaman aliran

listrik oleh PLN. Bagi hambatan pertama jelas tidak ada pilihan selain

menghilangkannya, sedangkan yang kedua harus diusahakan serendah

mungkin, hambatan akan tetap ada dan karena itu harus tetap diperhitungkan

dalam melakukan perhitungan waktu standar.

Beberapa contoh yang termasuk dalam hambatan tak terhindarkan adalah 15:

− Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas,

− Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin,

− Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat, seperti mengganti alat potong

yang patah,

− Memasang kembali ban yang lepas,

− Mengasah peralatan potong,

− Mengambil alat-alat atau bahan-bahan khusus dari gudang,

15
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja. Bandung:
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.

Universitas Sumatera Utara


− Hambatan-hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan, dan

− Mesin berhenti karena matinya aliran listrik.

3. Fatique allowance (Menghilangkan kelelahan).

Kelelahan (fatigue) dapat dilihat dengan menurunnya hasil produksi baik

kualitas maupun kuantitas atau dengan perkataan lain rasa lelah itu dapat

dilihat dari menurunnya kualitas kerja operator. Fatique allowance terdiri dari

dua bagian, yaitu kelonggaran tetap (basic allowance) dan variabel allowance.

Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam menentukan hasil produksi

yang ditimbulkan oleh rasa lelah karena masing banyak faktor lain yang

menyebabkannya. Jika rasa lelah telah datang dan pekerja harus bekerja untuk

menghasilkan performansi normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih

besar dari normal dan ini akan menambah rasa lelah. Bila hal ini berlangsung

terus, pada akhirnya akan menjadi lelah total, yaitu jika anggota badan yang

bersangkutan sudah tidah dapat melakukan gerakan sama sekali walaupun sangat

dihendaki. Hal demikian jarang terjadi karena berdasarkan pengalamannya

pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa, sehingga lambatnya

gerakan-gerakan kerja ditunjukan untuk menghilangkan rasa lelah ini.

Besarnya hambatan untuk kejadian-kejadian seperti ini sangat bervariasi

dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, bahkan satu stasiun kerja ke stasiun kerja

lain, karena banyaknya penyebab seperti mesin, prosedur kerja, ketelitian suplai

alat dan bahan, dsb. Salah satu cara yang terbaik yang biasanya digunakan untuk

Universitas Sumatera Utara


menentukan besarnya kelonggaran bagi hambatan tak terhindarkan adalah

melakukan work sampling.

Dalam melakukan perhitungan waktu baku, langkah yang harus dilalui

adalah menentukan besarnya kelonggaran untuk ketiga hal di atas. Kesemuanya

yang dinyatakan dengan persentase dijumlahkan, dan kemudian mengalikannya

dengan waktu normal yang telah dihitung sebelumnya.

Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh 16 dapat

dilihat pada lampiran.

3.4. Perhitungan Waktu Standar

Waktu standard suatu pekerjaan adalah jumlah waktu standard dari

masing-masing elemen pekerjaan. Waktu standard ini merupakan waktu yang

digunakan untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan yang dilakukan menurut

metode kerja tertentu pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan rating

performance dan kelonggaran.

Waktu standard terutama sekali diperlukan dalam :

a. Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja).

b. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan.

c. Penjadwalan produksi dan penganggaran.

d. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan yang

berprestasi.

e. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.

16
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja. Bandung:
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.

Universitas Sumatera Utara


Untuk menghitung waktu standar perlu dihitung waktu siklus rata-rata

yang disebut dengan waktu terpilih, faktor penampilan (rating factor), waktu

normal dan kelonggaran (allowance) 17.

Wn = Wt × Rf

dimana : Wn = Waktu normal

Wt = waktu terpilih

Rf = Rating factor

Wn × 100
Ws =
100 − All

dimana : Ws = Waktu standar

All = Allowance

3.5. Penjadwalan Produksi dengan Metode Simulated Annealing18

Algoritma Simulated Annealing (SA) merupakan algoritma metaheuristik

dengan konsep awal pada proses fisika. Suatu benda padat dipanaskan hingga

mencair pada tingkat temperatur tertentu. Pada temperatur ini, setiap atom dapat

bergerak dengan bebas. Dengan melakukan perpindahan, atom-atom ini akan

memiliki banyak alternatif kombinasi struktur yang akan terbentuk apabila

temperatur diturunkan. Penurunan temperatur ini harus dilakukan secara perlahan

yang disebut dengan proses annealing. Hal ini bertujuan agar pada setiap

tingkatan temperatur terjadi perubahan sistem hingga tercapai keseimbangan

termal. Dengan proses annealing ini maka susunan atom yang terbentuk akan
17
Barnes, R.M., Motion and Time Study and Work Measurement. John Wiley & Sons Inc, New
York, 1980.
18
Busetti, F., Simulated Annealing Overview. http:// www. geocities. com/francorbusetti /saweb.
pdf. Accesed July 2007.

Universitas Sumatera Utara


memiliki nilai energi yang rendah. Jika tidak demikian, keadaan akhir dari benda

padat tersebut akan memiliki banyak cacat karena terbentuknya struktur yang

optimal secara lokal. Penurunan temperatur ini terus dilakukan hingga mencapai

nilai temperatur akhir 0,01 0C. Pada temperatur akhir ini semua atom sudah

membentuk suatu struktur kristal dan tidak terdapat lagi perpindahan atom.

Pada penyelesaian permasalahan sistem distribusi, rute-rute yang akan

disusun dianalogikan seperti atom-atom yang bergerak bebas. Dengan

menganalogikan nilai temperatur sebagai tingkatan dari iterasi yang akan

dilakukan, maka rute-rute ini akan memiliki alternatif kombinasi rute apabila

dilakukan penurunan temperatur. Penurunan ini dilakukan secara perlahan

sehingga alternatif yang diperoleh akan semakin banyak karena ietrasi yang

dilakukan juga banyak.

Pada setiap tingkatan temperatur, dilakukan pertukaran secara acak antara

2 titik rute. Hasil rute setelah pertukaran ini disebut dengan neighbourhood atau

solusi tetangga. Neighbourhood ini akan memiliki nilai solusi yang dianalogikan

sebagai nilai energi yang berbeda-beda. Kemudian dipilih satu rute yang memiliki

nilai solusi terendah dan dievaluasi. Apabila rute untuk menghasilkan solusi yang

dapat menyelesaikan permasalahan distribusi dengan lebih akurat dan sesuai

dengan kondisi riil, sebaiknya dirancang sebuah program yang dapat mengatasi

terjadinya penambahan jumlah pelanggan, keterbatasan stock gudang,

penambahan jumlah produk, dan hal-hal lainnya. Hasil pertukaran ini lebih baik

dari rute awal, maka langkah (move) yang diambil bersifat memperbaiki dan rute

Universitas Sumatera Utara


inilah yang akan digunakan sebagai rute awal pada penurunan tingkatan iterasi

selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Suatu penelitian dilakukan oleh seorang peneliti dengan tujuan untuk

memecahkan suatu masalah tertentu secara sistematis dengan metode-metode dan

teknik-teknik ilmiah tertentu. Dalam hal ini, penelitian merupakan sarana praktis

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis.

Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian terapan (applied

research), karena penelitian ini ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan

yang terjadi di perusahaan yang menjadi objek penelitian.

Ditinjau dari metode yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian

evaluasi. Hasil rancangan yang diberikan dalam penelitian ini akan diusulkan dan

dibandingkan terhadap metode aktual yang ada.

Ditinjau dari tingkat eksplanasi, penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif, karena penelitian ini memaparkan setiap variabel yang mempengaruhi

masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data yang

ada.

Menurut jenis data dan analisisnya, penelitian ini termasuk dalam

penelitian gabungan. Menggunakan data waktu proses di tiap stasiun kerja dan

data jumlah order produk.

Universitas Sumatera Utara


4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Mahogany Lestari Jl. Bintang Terang Gg.

Bintang No. 7 Km 13,8 Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian ini

dilakukan dalam 4 minggu selama 4 bulan Desember 2010 hingga Maret 2011.

4.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 4.1.

- Ketersediaan bahan
baku - Jumlah processor
- Ketersediaan kapasitas - Jumlah operator
mesin dan peralatan - Jumlah WC
- Ketersediaan operator

Order yang datang


Produk Daun
Supplier Lantai Pabrik
Pintu

Waktu kerja Penjadwalan Algoritma


operator di Aktual Simulated
tiap WC (Least Slack Time) Annealing

Total Makespan
yang dihasilkan
Aliran bahan baku
Aliran informasi Customer

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian hanya dapat menghasilkan suatu hasil yang baik apabila

dilakukan dengan urutan langkah-langkah pelaksanaan yang sistematis dan benar.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Universitas Sumatera Utara


Perumusan Permasalahan dan
Penetapan Tujuan Penelitian

Studi Pendahuluan Studi Kepustakaan

Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi Kebutuhan Data

Data Primer : Data Sekunder :


1. urutan proses 1. jenis, spesifikasi dan jumlah order,
2. waktu proses pengerjaan, 2. jenis dan spesifikasi mesin dan peralatan,
3. kondisi lingkungan kerja, 3. struktur organisasi, ruang lingkup bidang usaha,
4. kemampuan operator. 4. lokasi perusahaan dan daerah pemasaran

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2. Block Diagram Metodologi Penelitian

4.5. Studi Pustaka

Studi pustaka sangat berguna dalam penelitian sebab dapat dimanfaatkan

sebagai landasan logika berpikir dalam penyelesaian masalah secara ilmiah. Pada

Universitas Sumatera Utara


dasarnya bobot atau nilai suatu penelitian ditentukan oleh seberapa cermat

landasan teori yang dipakai oleh peneliti.

Pada tahap ini, teori-teori serta konsep-konsep penelitian yang telah

dikembangkan sebelumnya dan ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi

dikemukakan sebagai dasar menuju tahapan selanjutnya. Studi pustaka dilakukan

dengan mempelajari teori-teori yang akan digunakan untuk mencapai tujuan

penelitian yang hendak dicapai. Studi pustaka dilakukan terhadap literatur yang

mempunyai hubungan dengan teori yang digunakan dalam penjadwalan. Di

antaranya adalah buku ‘Penyelesaian Masalah Optimisasi dengan Teknik-teknik

Heuristik’, yang membahas tentang teori dan penjelasan Simulated Annealing.

Selain itu, juga dilakukan studi terhadap teori-teori yang diperoleh dari penelitian

sejenis yang berupa jurnal internet.

4.6. Identifikasi Variabel Penelitian

Penentuan variabel penelitian didasarkan atas studi pendahuluan terhadap

objek studi dan studi kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang

dihadapi. Sesuai dengan objek penelitian dan metode yang akan digunakan,

variabel-variabel penelitian yang akan diamati terdiri dari 2 unsur utama, yaitu :

1. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel penelitian yang mempengaruhi dan

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel ini antara

lain data urutan job, waktu proses, dan jumlah order.

2. Variabel terikat

Universitas Sumatera Utara


Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat dari variabel bebas. Variabel ini yaitu total waktu penyelesaian dan nilai

makespan.

4.7. Identifikasi Kebutuhan Data dan Instrumen Penelitian

Data yang dibutuhkan adalah data yang diperoleh dengan melakukan

analisis terhadap pekerjaan dan aktivitas yang berlangsung.

Dalam penelitian ini, dilakukan studi terhadap kondisi aktual pengerjaan

order daun pintu di lantai produksi, durasi waktu proses operator di tiap stasiun

kerja, keadaan faktor lingkungan dan performance pekerja yang mempengaruhi

waktu baku stasiun kerja dan sebagainya. Data mengenai hal-hal yang ingin

diselidiki kemudian dianalisis, diberikan interpretasi, dan diadakan generalisasi

dalam rangka menetapkan sifat-sifat dan kriteria usulan pekerjaan yang baik.

Data yang dikumpulkan dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Data primer

Data-data primer dikumpulkan dengan cara pengamatan atau pengukuran

langsung, antara lain :

1. Urutan proses dalam pembuatan daun pintu,

2. Waktu proses pengerjaan,

3. Kondisi lingkungan kerja,

4. Kemampuan operator.

Instrumen yang digunakan dalam pengukuran waktu kerja operator adalah

stopwatch digital merek ROX tipe SW8-2008.

Universitas Sumatera Utara


b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh berdasarkan data dokumentasi perusahaan, dan

diambil dengan cara wawancara dengan bagian produksi, antara lain:

1. Data-data jenis, spesifikasi dan jumlah order,

2. Nama dan spesifikasi mesin (processor) dan peralatan,

3. Struktur organisasi perusahaan dan pembagian kerja setiap karyawan,

ruang lingkup bidang usaha,

4. Lokasi perusahaan dan daerah pemasaran yang dibutuhkan juga dalam

penyusunan laporan Tugas Akhir.

Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data sekunder adalah

lembar catatan wawancara.

4.8. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Data tersebut diperoleh dengan melakukan :

1. Observasi/pengamatan langsung di lapangan dengan menggunakan stopwatch

dan tabel pengumpulan data. Hal ini dilakukan dengan mengambil sepuluh

kali pengamatan data waktu proses di tiap stasiun kerja (WC).

2. Wawancara berupa tanya jawab dan diskusi kepada pihak perusahaan.

3. Teknik kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan

dengan Simulated Annealing dalam pengoptimuman jadwal produksi.

Universitas Sumatera Utara


4.9. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan

prosedur awal terhadap data-data yang didapat, yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan pengujian keseragaman data pada data dengan langkah-langkah

berikut:

a. Mengelompokkan data waktu siklus dalam beberapa subgrup.

b. Menghitung rata-rata waktu siklus dengan rumus:

∑ Xi
k __

=
X = i =1

Dimana :

X = harga rata-rata data pengamatan ke-i (i = 1,2,…k)

Xi = data pengamatan ke-i (i = 1,2,…k)

k = jumlah data

c. Menghitung standar deviasi dengan rumus:

σ=
∑ (Xi − X )
2

n −1

Dimana :

Xi = harga rata-rata.

X = harga rata-rata data pengamatan ke-i (i = 1,2,…k).

n = jumlah seluruh data.

d. Menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB)

untuk tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


e. Menguji keseragaman berdasarkan BKA dan BKB terhadap seluruh data

pengamatan.

2. Melakukan pengujian kecukupan data untuk menentukan jumlah data

pengamatan yang diambil.

3. Setelah data seragam dan cukup, lalu diambil waktu rata-rata pengukuran di

tiap WC sebagai waktu siklus tiap WC.

4. Melakukan perhitungan total waktu proses pengerjaan tiap order di tiap mesin

sesuai dengan komponen yang ditinjau.

Block diagram pengolahan data dilihat pada Gambar 4.3.

Pengukuran Waktu

Uji Keseragaman Data

Uji Kecukupan Data

Menghitung Waktu Normal dan Waktu Baku

Menghitung Makespan dengan Metode Inisial Least Slack Time

Menghitung Makespan dengan Metode Algoritma Simulated


Annealing (SA)

Gambar 4.3. Block Diagram Pengolahan Data

Maka, selanjutnya diterapkan metode untuk memecahkan masalah

penjadwalan job dalam sistem produksi job shop yang dinamis dengan

Universitas Sumatera Utara


menggunakan Simulated Annealing (SA) yang menganalogikan prinsip waktu

pengerjaan pendinginan logam panas (annealing) sebagai model perhitungan

waktu total penyelesaian (makespan) pada penjadwalan pekerjaan yang

sebenarnya. Tahapan dalam SA ini secara garis besar adalah:

1. Penentuan solusi awal (inisialisasi)

Tahap ini dilakukan untuk menghitung waktu total (makespan) berdasarkan

metode pengurutan job dengan urutan slack time tersingkat atau disebut LST

(least slack time) yang dicocokkan dengan kondisi awal di lapangan.

2. Penentuan solusi tetangga

Yakni menghitung solusi dari jadwal awal tadi dengan menggunakan prinsip

proses annealing sebenarnya.

3. Pengecekan solusi secara keseluruhan

Jika solusi pada kedua tahap diatas tidak lebih baik dilakukan pengecekan

tahap akhir untuk semua solusi yang dihasilkan yaitu melihat apakah suhu

yang diturunkan sudah mencapai batas pencarian solusi (T akhir). Jika

pencarian solusi belum mencapai T akhir maka pencarian solusi masih terus

dilanjutkan.

4. Penghentian iterasi (steady state) simulated annealing

Algoritma SA dihentikan apabila tidaka ada lagi konfigurasi yang diterima

dalam pencarian neighborhood pada suatu perbahan temperatur. Kondisi ini

disebut steady state.

Untuk merumuskan model ini digunakan notasi-notasi berikut:

a. Temperatur Awal (T0)

Universitas Sumatera Utara


Temperatur awal dianalogikan sebagai suatu kondisi awal untuk memulai

iterasi. Semakin tinggi nilai temperatur awal yang diberikan maka alternatif

solusi juga akan semakin banyak. Nilai yang terlalu tinggi akan menyebabkan

alternatif solusi terlalu banyak tanpa memberikan perubahan yang cukup

berarti. Sebaliknya temperatur awal yang terlalu rendah menyebabkan sistem

tidak dapat keluar dari optimal lokal karena alternatif solusi terlalu sedikit.

b. Laju pendinginan (α)

Dalam sistem distribusi, fungsi laju pendinginan dianalogikan seberapa cepat

pencapaian solusi akhir dilakukan. Laju pendinginan yang terlalu lambat

menyebabkan lamanya solusi akhir diperoleh sedangkan laju pendinginan

yang terlalu cepat mengakibatkan solusi yang diperoleh adalah solusi optimal

lokal karena sedikitnya tingkatan iterasi yang terjadi. Dalam penelitian ini

nilai α yang digunakan adalah 0,95.

c. Jumlah iterasi pada setiap tingkatan temperatur (N)

Iterasi yang dilakukan pada setiap tingkatan temperatur adalah dengan cara

melakukan pertukaran 30 kali. Dan setelah itu ditampilkan solusi yang terbaik

dari 30 iterasi ini. Nilai solusi terbaik ini akan digunakan sebagai solusi awal

pada penurunan temperatur selanjutnya.

d. Temperatur akhir (Tt)

Nilai temperatur akhir merupakan suatu titik dimana iterasi dihentikan. Pada

tahap ini dimunculkan nilai solusi akir yang merupakan solusi terbaik. Jadi

apabila penurunan suhu telah mencapai nilai temperatr akhir (steady state)

maka iterasi dihentikan.

Universitas Sumatera Utara


Flow Chart langkah-langkah Simulated Annealing (SA) dalam pengurutan

job dapat dilihat pada Gambar 4.4.

4.10. Metode Analisis Pemecahan Masalah

Semua data, baik yang diperoleh dalam pengumpulan data maupun yang

didapat dari hasil pengolahan data dianalisis dan dibandingkan dengan sumber

referensi yang ada dan teori-teori yang mendukung. Analisis data yang dilakukan

adalah:

1. Waktu Proses Pengerjaan Tiap Order yang Datang di Setiap Mesin.

2. Jadwal Inisial Terhadap Order dengan metode Least Slack Time.

3. Algoritma Simulated Annealing (SA) untuk Memperoleh Urutan Job yang

sesuai kriteria performansi penjadwalan, yaitu minimisasi Makespan.

4. Perbandingan Kriteria Performansi Penjadwalan yang Dilakukan oleh

Pihak Perusahaan dengan yang Dilakukan dengan Simulated Annealing

(SA).

Universitas Sumatera Utara


MULAI Untuk i = 1 s.d 30
Ya
1. Waktu Baku, Waktu
Setup, Rf, All Tidak Makespan lebih rendah
2. Urutan Job atau fungsi prob>r ?
3. Jumlah Order

Inisialisasi Penjadwalan Awal Terima Jadwal yang Baru


(Buat Urutan Job Aktual)

Hitung Makespan Awal


Tidak Lebih baik daripada
dengan Metode Least
Slack Time jadwal terbaik?

Inisialisasi Parameter Ya
Simulated Annealing Simpan Sebagai S Sekarang
(S, T, F, r, p’)

Tidak
Buat Jadwal Urutan Acak Iterasi Lanjut?

Ya
Hitung S (Makespan) T=TxF

Lakukan Iterasi Sampai S’>S


Tidak Semua Solusi Ditolak?
(Steady State)
Simpan S Terkecil sebagai S
Sekarang Ya
Ambil Jadwal Terbaik
Iterasi T=T0

SELESAI

Keterangan:
S = Makespan; T = Temperatur;
F = Faktor Penurunan; r = Bilangan Random;
p’= Probabilitas Penerimaan

Gambar 4.4. Flow Chart Simulated Annealing dalam Pengurutan Job

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Order Produk Daun Pintu

Data pesanan (order) produk daun pintu yang dikumpulkan dalam

penelitian ini diambil berdasarkan job order produk daun pintu pada bulan

Desember 2010 untuk 5 jenis varian produk. Data permintaan produk daun pintu

PT. Mahogany Lestari Desember 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Permintaan Produk Bulan Desember 2010

Job Tipe Jumlah (Pcs) Due Date (Hari)


1 Colonial 8P 4000 20
2 Napoleon 6P 2500 20
3 Colonial 6P 1250 20
4 Colonial 4P 1250 20
5 Carolina 6P 1250 20
Sumber: PT. Mahogany Lestari

5.1.2. Data Jumlah Mesin (Processors)

Data jumlah mesin yang diambil berdasarkan mesin-mesin yang

digunakan untuk proses produksi daun pintu dari awal (bahan baku siap olah)

yaitu dari proses pengetaman hingga proses akhir yaitu packing. Untuk tiap varian

produk, semuanya melewati semua mesin yang sama namun dengan perbedaan

waktu proses yang dikarenakan perbedaan spesifikasi dan jumlah panel yang

dirakit. Data jumlah mesin di lantai produksi disajikan pada Tabel 5.2.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2. Jumlah Mesin di Setiap Stasiun Kerja

Jumlah Jumlah Operator


Work Center Nama Mesin
(Unit) Per Unit (Org)
I Mesin Ketam 4 Sisi 2 2
II Mesin Roll 2 2
III Mesin Ketam 2 Sisi 2 2
IV Mesin Potong 2 2
V Mesin Profil 1 2
VI Mesin Bor 1 2
VII Mesin Dowell 1 1
VIII (Manual oleh operator) 0 3
IX (Manual oleh operator) 0 3
X Mesin Press 1 3
XI (Manual oleh operator) 0 4
XII (Manual oleh operator) 0 3
Sumber: PT. Mahogany Lestari

Untuk WC yang tidak terdapat mesin dalam proses operasi (WC VIII, IX,

XI, dan XII) pekerjaan dilakukan secara manual oleh operator. Namun tetap harus

dijadwalkan mengingat proses tersebut tidak dapat dihilangkan dari urutan

penjadwalan. Maka, processor pada tiap WC tersebut dapat dimisalkan sebagai

mesin atau processor manual.

5.1.3. Proses Produksi Pembuatan Daun Pintu

Proses produksi pembuatan produk daun pintu pada PT. Mahogany Lestari

diuraikan pada Tabel 5.3.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.3. Urutan Proses Produksi Pembuatan Daun Pintu

No Uraian Proses Kerja


Bahan baku kayu yang berasal dari gudang diketam pada empat sisi
1
(ketam kasar) dengan menggunakan mesin ketam 4 sisi
Kayu yang telah diketam 4 sisi kemudian di-rolling untuk mendapatkan
2
bidang yang rata dengan menggunakan mesin roll
Kayu hasil rolling kemudian diketam 2 sisi (ketam halus) dengan
3
menggunakan mesin ketam 2 sisi
Kayu dipotong sesuai dengan ukuran plat dan komponen dengan
4
menggunakan mesin potong
Tiap ujung-ujung plat dan komponen frame (tulang) kemudian dibentuk
5
profil (pola) dengan menggunakan mesin profil
6 Plat-plat kayu yang telah diprofil kemudian dibor dengan mesin bor
Kayu sisa dari pemotongan dibentuk menjadi Dowelll (pen) dengan
7
mesin Dowell
Dowell-dowell dipasang pada panel dengan lubang hasil bor-an (lubang
8
jantan) secara manual
Panel-panel yang telah dipasang dowell kemudian dirakit dan disatukan
9
terhadap panel pasangan yang memiliki lubang betina secara manual
Komponen panel-panel yang telah dirakit kemudian dipress ke komponen
10
tulang (frame) vertikal dan horizontal dengan mesin press
Daun pintu kemudian didempul (disisip kayu tipis) pada bagian berongga
11
untuk menyempurnakan bentuk pintu (secara manual)
Daun pintu yang telah selesai kemudian di-pack dengan plastik
12
pembungkus secara manual
Sumber: PT. Mahogany Lestari

Untuk lebih memperjelas detail uraian proses produksi lebih rinci dapat

dilihat peta aliran proses (FPC) pada Lampiran. Namun secara umum urutan

prosesnya tetap sama untuk tiap komponen.

Universitas Sumatera Utara


5.1.4. Rating Factor Pekerja

Penilaian rating factor (Rf) dilakukan oleh peneliti di lantai pabrik PT.

Mahogany Lestari terhadap operator yang bekerja secara manual, dan bekerja

dengan mesin pada saat memasukkan dan mengeluarkan hasil kerja mesin (load

dan unload). Dan penilaian Rf dilakukan untuk menentukan operator yang bekerja

normal, untuk kemudian diambil waktu kerjanya. Penilaian rating factor dengan

metode westinghouse disajikan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Penilaian Rating Factor Operator


Rating Skor Operator
WC Operator Faktor Total
(Kelas) Penyesuaian Normal
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
1 0,00
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00
I 1
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C1) +0,05
2 0,06
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Good +0,01
Keterampilan Good (C2) +0,03
Usaha Good (C1) +0,05
1 0,09
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Good +0,01
II 2
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
2 0,00
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
1 0,00
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00
III 1
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C2) +0,02
2 0,05
Kondisi Good +0,02
Konsistensi Good +0,01
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C1) +0,05
IV 1 0,06
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Good +0,01

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.4. Penilaian Rating.... (Lanjutan)

Rating Skor Operator


WC Operator Faktor Total
(Kelas) Penyesuaian Normal
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
2 0,00 2
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C2) +0,02
1 0,05
Kondisi Good +0,02
Konsistensi Good +0,01
V 2
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
2 0,00
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
1 0,00
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00
VI 1
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C1) +0,05
2 0,06
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Good +0,01
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
1 0,00
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00
VII 1
Keterampilan Good (C1) +0,06
Usaha Good (C2) +0,02
2 0,08
Kondisi Average +0,00
Konsistensi Average +0,00
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C2) +0,03
1 0,06
Kondisi Excellent +0,04
Konsistensi Good +0,01
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C1) +0,05
VIII 2 0,06 3
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Good +0,01
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
3 0,00
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.4. Penilaian Rating.... (Lanjutan)

Rating Skor Operator


WC Operator Faktor Total
(Kelas) Penyesuaian Normal
Keterampilan Good (C2) +0,03
Usaha Good (C1) +0,05
1 0,09
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Good +0,01
Keterampilan Average 0,00
IX Usaha Average 0,00 2
2 0,00
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00
Keterampilan Average 0,00
3 Usaha Good (C1) +0,05 0,06
Kondisi Average 0,00
Keterampilan Good (C2) +0,03
Usaha Good (C1) +0,05
1 0,09
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Good +0,01
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
X 2 0,00 2
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C1) +0,05
3 0,06
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Good +0,01
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
1 0,00
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C2) +0,02
2 0,05
Kondisi Good +0,02
Konsistensi Good +0,01
XI 1
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C1) +0,05
3 0,06
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Good +0,01
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C1) +0,05
4 0,07
Kondisi Good +0,02
Konsistensi Average 0,00

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.4. Penilaian Rating.... (Lanjutan)

Rating Skor Operator


WC Operator Faktor Total
(Kelas) Penyesuaian Normal
Keterampilan Average 0,00
Usaha Good (C2) +0,02
1 0,05
Kondisi Good +0,02
Konsistensi Good +0,01
Keterampilan Good (C1) +0,06
Usaha Average 0,00
XII 2 0,08 3
Kondisi Good +0,02
Konsistensi Average 0,00
Keterampilan Average 0,00
Usaha Average 0,00
3 0,00
Kondisi Average 0,00
Konsistensi Average 0,00

5.1.5. Pengukuran Waktu Proses Tiap Stasiun Kerja

Data waktu yang diambil adalah waktu operator normal (kemampuan kerja

rata-rata) atau Rf = 0. Hasil pengukuran waktu proses pada tiap stasiun kerja dapat

dilihat pada Tabel 5.5. Pengukuran waktu proses dilakukan dengan metode stop

watch time study dengan melakukan 10 kali pengukuran. Terlebih dahulu diukur

untuk waktu kerja processor, kemudian load dan unload time (waktu muat).

Tabel 5.5. Waktu Siklus Processor Tipe Daun Pintu Colonial 8P


Waktu Masing-masing Stasiun Kerja (Menit)
WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC
No WC I
II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 0,679 0,111 0,455 0,594 0,752 0,201 0,170 0,607 0,736 1,004 3,207 0,732
2 0,636 0,117 0,456 0,714 0,810 0,220 0,185 0,603 0,732 1,020 3,064 0,723
3 0,603 0,119 0,467 0,646 0,789 0,202 0,188 0,605 0,730 1,023 3,095 0,734
4 0,621 0,124 0,489 0,670 0,770 0,215 0,192 0,618 0,741 1,004 3,179 0,739
5 0,634 0,114 0,471 0,692 0,753 0,218 0,176 0,658 0,745 1,007 3,187 0,719
6 0,677 0,112 0,457 0,661 0,779 0,215 0,186 0,655 0,728 1,001 3,112 0,724
7 0,676 0,114 0,470 0,669 0,754 0,212 0,201 0,648 0,743 1,029 3,070 0,734
8 0,671 0,117 0,461 0,662 0,755 0,220 0,206 0,644 0,743 1,013 3,162 0,739
9 0,669 0,112 0,480 0,644 0,767 0,201 0,199 0,657 0,730 1,026 3,083 0,732
10 0,682 0,120 0,484 0,670 0,789 0,221 0,202 0,637 0,745 1,004 3,127 0,737

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.6. Waktu Siklus Processor Tipe Daun Pintu Napoleon 6P
Waktu Masing-masing Stasiun Kerja (Menit)
WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC
No WC I
II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 0,679 0,111 0,455 0,446 0,564 0,150 0,170 0,455 0,552 0,753 2,406 0,732
2 0,636 0,117 0,456 0,535 0,608 0,165 0,185 0,452 0,549 0,765 2,298 0,723
3 0,603 0,119 0,467 0,485 0,591 0,151 0,188 0,454 0,547 0,767 2,321 0,734
4 0,621 0,124 0,489 0,503 0,578 0,161 0,192 0,464 0,556 0,753 2,385 0,739
5 0,634 0,114 0,471 0,519 0,565 0,164 0,176 0,494 0,558 0,756 2,390 0,719
6 0,677 0,112 0,457 0,495 0,584 0,161 0,186 0,491 0,546 0,751 2,334 0,724
7 0,676 0,114 0,470 0,502 0,565 0,159 0,201 0,486 0,558 0,772 2,303 0,734
8 0,671 0,117 0,461 0,496 0,566 0,165 0,206 0,483 0,557 0,760 2,372 0,739
9 0,669 0,112 0,480 0,483 0,576 0,151 0,199 0,493 0,548 0,770 2,312 0,732
10 0,682 0,120 0,484 0,503 0,591 0,166 0,202 0,478 0,559 0,753 2,345 0,737

Tabel 5.7. Waktu Siklus Processor Tipe Daun Pintu Colonial 6P


Waktu Masing-masing Stasiun Kerja (Menit)
WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC
No WC I
II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 0,679 0,111 0,455 0,446 0,564 0,150 0,170 0,455 0,552 0,753 2,419 0,732
2 0,636 0,117 0,456 0,535 0,608 0,165 0,185 0,452 0,549 0,765 2,311 0,723
3 0,603 0,119 0,467 0,485 0,591 0,151 0,188 0,454 0,547 0,767 2,334 0,734
4 0,621 0,124 0,489 0,503 0,578 0,161 0,192 0,464 0,556 0,753 2,398 0,739
5 0,634 0,114 0,471 0,519 0,565 0,164 0,176 0,494 0,558 0,756 2,403 0,719
6 0,677 0,112 0,457 0,495 0,584 0,161 0,186 0,491 0,546 0,751 2,347 0,724
7 0,676 0,114 0,470 0,502 0,565 0,159 0,201 0,486 0,558 0,772 2,316 0,734
8 0,671 0,117 0,461 0,496 0,566 0,165 0,206 0,483 0,557 0,760 2,385 0,739
9 0,669 0,112 0,480 0,483 0,576 0,151 0,199 0,493 0,548 0,770 2,325 0,732
10 0,682 0,120 0,484 0,503 0,591 0,166 0,202 0,478 0,559 0,753 2,358 0,737

Tabel 5.8. Waktu Siklus Processor Tipe Daun Pintu Colonial 4P


Waktu Masing-masing Stasiun Kerja (Menit)
WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC
No WC I
II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 0,679 0,111 0,455 0,297 0,376 0,100 0,170 0,304 0,368 0,502 1,612 0,732
2 0,636 0,117 0,456 0,357 0,405 0,110 0,185 0,301 0,366 0,510 1,541 0,723
3 0,603 0,119 0,467 0,323 0,394 0,101 0,188 0,303 0,365 0,511 1,556 0,734
4 0,621 0,124 0,489 0,335 0,385 0,107 0,192 0,309 0,371 0,502 1,598 0,739
5 0,634 0,114 0,471 0,346 0,377 0,109 0,176 0,329 0,372 0,504 1,602 0,719

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.8. Waktu Siklus... (Lanjutan)
Waktu Masing-masing Stasiun Kerja (Menit)
WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC
No WC I
II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
6 0,677 0,112 0,457 0,330 0,389 0,107 0,186 0,327 0,364 0,501 1,565 0,724
7 0,676 0,114 0,470 0,334 0,377 0,106 0,201 0,324 0,372 0,515 1,544 0,734
8 0,671 0,117 0,461 0,331 0,377 0,110 0,206 0,322 0,371 0,506 1,590 0,739
9 0,669 0,112 0,480 0,322 0,384 0,100 0,199 0,328 0,365 0,513 1,550 0,732
10 0,682 0,120 0,484 0,335 0,394 0,111 0,202 0,318 0,373 0,502 1,572 0,737

Tabel 5.9. Waktu Siklus Processor Tipe Daun Pintu Carolina 6P


Waktu Masing-masing Stasiun Kerja (Menit)
WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC WC
No
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 0,679 0,111 0,455 0,446 0,564 0,150 0,170 0,455 0,552 0,753 2,576 0,732
2 0,636 0,117 0,456 0,535 0,608 0,165 0,185 0,452 0,549 0,765 2,468 0,723
3 0,603 0,119 0,467 0,485 0,591 0,151 0,188 0,454 0,547 0,767 2,491 0,734
4 0,621 0,124 0,489 0,503 0,578 0,161 0,192 0,464 0,556 0,753 2,555 0,739
5 0,634 0,114 0,471 0,519 0,565 0,164 0,176 0,494 0,558 0,756 2,560 0,719
6 0,677 0,112 0,457 0,495 0,584 0,161 0,186 0,491 0,546 0,751 2,504 0,724
7 0,676 0,114 0,470 0,502 0,565 0,159 0,201 0,486 0,558 0,772 2,473 0,734
8 0,671 0,117 0,461 0,496 0,566 0,165 0,206 0,483 0,557 0,760 2,542 0,739
9 0,669 0,112 0,480 0,483 0,576 0,151 0,199 0,493 0,548 0,770 2,482 0,732
10 0,682 0,120 0,484 0,503 0,591 0,166 0,202 0,478 0,559 0,753 2,515 0,737

Dapat dilihat pada data waktu di atas, bahwa waktu siklus processor untuk

tiap varian daun pintu bernilai sama untuk WC I, II, III, VII, dan XII, karena

proses yang dialami oleh tiap tipe varian sama pada WC tersebut. Dan memiliki

proses berbeda yang sesuai tipe spesifiknya pada WC IV, V, VI, VIII, IX, X, dan

XI. Selain waktu processor, perlu diukur waktu yang dibutuhkan operator untuk

memasukkan (load) dan mengeluarkan (unload) material ke dan dari mesin.

Selanjutnya waktu load+waktu unload disebut waktu muat. Pengukuran waktunya

dapat dilihat pada Tabel 5.10 sampai Tabel 5.15.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.10. Waktu Muat Semua Tipe WC I, II, III, VII

Waktu Masing-masing Stasiun Kerja


(Menit)
WC
No. WC I WC II WC III
VII
1 0,121 0,040 0,137 0,093
2 0,128 0,046 0,138 0,108
3 0,128 0,048 0,149 0,111
4 0,130 0,053 0,138 0,115
5 0,126 0,043 0,137 0,099
6 0,119 0,041 0,139 0,109
7 0,118 0,043 0,136 0,124
8 0,130 0,046 0,143 0,129
9 0,128 0,041 0,146 0,122
10 0,124 0,049 0,150 0,125

Dari data diatas dapat dilihat bahwa tidak ada waktu load dan unload pada
WC XII, karena WC ini dikerjakan secara manual oleh operator.

Tabel 5.11. Waktu Muat Tipe Daun Pintu Colonial 8P

Waktu Masing-masing Stasiun Kerja


(Menit)
WC
No. WC IV WC V WC VI
X
1 0,121 0,130 0,132 0,076
2 0,125 0,138 0,151 0,092
3 0,123 0,167 0,133 0,095
4 0,131 0,148 0,146 0,076
5 0,119 0,131 0,149 0,079
6 0,122 0,157 0,146 0,073
7 0,130 0,132 0,143 0,101
8 0,123 0,133 0,151 0,085
9 0,121 0,145 0,132 0,098
10 0,131 0,167 0,152 0,076

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.12. Waktu Muat Tipe Daun Pintu Napoleon 6P
Waktu Masing-masing Stasiun Kerja
(Menit)
WC
No WC IV WC V WC VI
X
1 0,023 0,058 0,081 0,155
2 0,113 0,102 0,095 0,161
3 0,062 0,086 0,082 0,180
4 0,080 0,072 0,092 0,187
5 0,096 0,059 0,094 0,142
6 0,073 0,078 0,092 0,162
7 0,079 0,060 0,090 0,170
8 0,074 0,060 0,096 0,141
9 0,060 0,070 0,081 0,159
10 0,080 0,086 0,097 0,174

Tabel 5.13. Waktu Muat Tipe Daun Pintu Colonial 6P


Waktu Masing-masing Stasiun Kerja
(Menit)
WC
No. WC IV WC V WC VI
X
1 0,023 0,058 0,081 0,155
2 0,113 0,102 0,095 0,161
3 0,062 0,086 0,082 0,180
4 0,080 0,072 0,092 0,187
5 0,096 0,059 0,094 0,142
6 0,073 0,078 0,092 0,162
7 0,079 0,060 0,090 0,170
8 0,074 0,060 0,096 0,141
9 0,060 0,070 0,081 0,159
10 0,080 0,086 0,097 0,174

Tabel 5.14. Waktu Muat Tipe Daun Pintu Colonial 4P


Waktu Masing-masing Stasiun Kerja
(Menit)
WC
No. WC IV WC V WC VI
X
1 0,091 0,037 0,036 0,031
2 0,151 0,066 0,046 0,035

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.14. Waktu Muat.... (Lanjutan)

Waktu Masing-masing Stasiun Kerja


(Menit)
WC
No. WC IV WC V WC VI
X
3 0,117 0,055 0,037 0,048
4 0,129 0,046 0,043 0,053
5 0,140 0,037 0,045 0,022
6 0,124 0,050 0,043 0,036
7 0,128 0,038 0,042 0,041
8 0,125 0,038 0,046 0,022
9 0,116 0,045 0,036 0,034
10 0,129 0,055 0,046 0,044

Tabel 5.15. Waktu Muat Tipe Daun Pintu Carolina 6P

Waktu Masing-masing Stasiun Kerja


(Menit)
WC
No. WC IV WC V WC VI
X
1 0,023 0,058 0,081 0,155
2 0,113 0,102 0,095 0,161
3 0,062 0,086 0,082 0,180
4 0,080 0,072 0,092 0,187
5 0,096 0,059 0,094 0,142
6 0,073 0,078 0,092 0,162
7 0,079 0,060 0,090 0,170
8 0,074 0,060 0,096 0,141
9 0,060 0,070 0,081 0,159
10 0,080 0,086 0,097 0,174

5.1.6. Waktu Set-up

Data waktu set-up dinyatakan sebagai waktu persiapan mesin, yaitu

menghidupkan dan memanaskan mesin. Waktu Set-up masing-masing stasiun

kerja dapat dilihat pada Tabel 5.16.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.16. Waktu Set-up Pada Setiap Stasiun Kerja
Stasiun Kerja Nama Proses Waktu Set-up (Menit)
I Ketam 4 Sisi 20
II Rolling 20
III Ketam 2 Sisi 20
IV Pemotongan 20
V Profilling 10
VI Boring 5
VII Dowelling 5
VIII Pasang Dowell -
IX Rakit Panel -
X Pressing 5
XI Dempul -
XII Packing -

Sumber: PT. Mahogany Lestari

5.1.7. Penetapan Allowance (Kelonggaran Waktu)

Pemberian allowance oleh peneliti untuk WC kerja beregu nilainya sama.

Allowance diberikan berdasarkan karakteristik pekerjaannya. Perhitungan

allowance pekerja di PT. Mahogany Lestari pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17. Perhitungan Allowance Masing-masing Stasiun Kerja


WC Faktor Allowance Total
Kebutuhan Pribadi : Pria 2%
Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 5%
Sikap kerja : Berdiri di atas dua kaki 1%
WC I 19%
Gerakan kerja : Normal 0%
Kelelahan mata : Pandangan yang hampir
3%
terus-menerus

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.17. Perhitungan Allowance.... (Lanjutan)
WC Faktor Allowance Total
Keadaan temperatur : Sedang 3%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 2%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%
Kebutuhan Pribadi : Pria 2%
Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 4%
Sikap kerja : Berdiri di atas dua
1%
kaki
Gerakan kerja : Normal 0%
Kelelahan mata : Pandangan yang
WC II 18%
hampir 3%
terus-menerus
Keadaan temperatur : Sedang 3%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 2%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%
Kebutuhan Pribadi : Pria 2%
Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 5%
Sikap kerja : Berdiri di atas dua
1%
kaki
Gerakan kerja : Normal 0%
Kelelahan mata : Pandangan yang
WC III 19%
hampir 3%
terus-menerus
Keadaan temperatur : Sedang 3%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : sangat bising 2%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%
Kebutuhan Pribadi : Pria 2%

WC IV Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 5% 20%


Sikap kerja : Berdiri di atas dua
1%
kaki

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.17. Perhitungan Allowance.... (Lanjutan)
WC Faktor Allowance Total
Gerakan kerja : Normal 0%
Kelelahan mata : Pandangan yang
hampir terus- 3%
menerus
Keadaan temperatur : Sedang 3%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 2%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%
Kebutuhan Pribadi : Pria 2%
Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 5%
Sikap kerja : Berdiri di atas dua
1%
kaki
Gerakan kerja : Normal 0%
Kelelahan mata : Pandangan yang
WC V 19%
hampir terus- 3%
menerus
Keadaan temperatur : Sedang 3%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 2%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%
Kebutuhan Pribadi : Pria 2%
Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 5%
Sikap kerja : Berdiri di atas dua
1%
kaki
Gerakan kerja : Normal 0%
WC VI Kelelahan mata : Pandangan yang 18%
hampir terus- 3%
menerus
Keadaan temperatur : Sedang 3%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 2%

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.17. Perhitungan Allowance... (Lanjutan)
WC Faktor Allowance Total
Hambatan yang tak terhindarkan 2%
Kebutuhan Pribadi : Wanita 5%
Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 1%
Sikap kerja : Duduk 0%
Gerakan kerja : Normal 3%
WC VII 20%
Kelelahan mata : Pandangan yang 3%
hampir terus-menerus
Keadaan temperatur : Sedang 2%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 1%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%
Kebutuhan Pribadi : Wanita 4%
Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 5%
Sikap kerja : Duduk 1%
Gerakan kerja : Normal 0%
Kelelahan mata : Pandangan yang
WC VIII 3% 21%
hampir terus-menerus
Keadaan temperatur : Sedang 3%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 2%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%
Kebutuhan Pribadi : Pria 2%
Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 5%
Sikap kerja : Berdiri diatas dua kaki 1%
Gerakan kerja : Normal 0%
Kelelahan mata : Pandangan yang
WC IX 3% 19%
hampir terus-menerus dengan fokus tetap
Keadaan temperatur : Sedang 3%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 2%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.17. Perhitungan Allowance... (Lanjutan)
WC Faktor Allowance Total
Kebutuhan Pribadi : Pria 2%
Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 5%
Sikap kerja : Berdiri diatas dua kaki 1%
Gerakan kerja : Normal 0%
Kelelahan mata : Pandangan yang
WC X 3% 19%
terputus-putus
Keadaan temperatur : Sedang 2%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 2%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%
Kebutuhan Pribadi : Wanita 4%
Tenaga yang dikeluarkan : Sangat Ringan 5%
Sikap kerja : Berdiri diatas dua kaki 1%
Gerakan kerja : Normal 0%
Kelelahan mata : Pandangan yang
WC XI 3%
hampir terus-menerus dengan fokus tetap 21%
Keadaan temperatur : Sedang 3%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 2%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%
Kebutuhan Pribadi : Wanita 4%
Tenaga yang dikeluarkan : Ringan 5%
Sikap kerja : Berdiri diatas dua kaki 1%
Gerakan kerja : Normal 0%
Kelelahan mata : Pandangan yang
WC XII 3% 20%
hampir terus-menerus dengan fokus tetap
Keadaan temperatur : Sedang 2%
Keadaan atmosfer : Cukup 2%
Keadaan lingkungan : Sangat bising 2%
Hambatan yang tak terhindarkan 1%
Sumber: Data Pengamatan

Universitas Sumatera Utara


5.2. Pengolahan Data

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengolahan data pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan uji keseragaman dan kecukupan data waktu pengukuran

2. Menghitung waktu normal dan waktu baku

3. Menghitung waktu total penyelesaian (makespan) tiap tipe produk disebut

juga penjadwalan inisial.

4. Menentukan penjadwalan produksi dengan metode Algoritma Simulated

Annealing.

5.2.1. Menguji Keseragaman dan Kecukupan Data

Pada penelitian ini digunakan tingkat keyakinan 95%, dan tingkat

ketelitian 5 %.

5.2.1.1. Uji Keseragaman Data

Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data

waktu berada dalam batas kontrol (BKA dan BKB) atau tidak (out of control).

Pengujian keseragaman pada WC I, II, III, VII, dan XII dilakukan sekaligus

karena waktunya bernilai sama. Dan terpisah untuk tiap tipe produk pada WC

yang IV, V, VI, VIII, IX, X.

I. Contoh: Uji keseragaman WC I (Semua Tipe)

∑ xi
1. Menghitung nilai rata-rata Waktu Processor

X =

0,679 + 0,636 + 0,603 + 0,621 + 0,634 + 0,677 + 0,676 + 0,671 + 0,669 + 0,682
n
=
10
= = 0,655
6,547
10

Universitas Sumatera Utara


2. Menghitung nilai standar deviasi

σ=
∑ (Xi − X )
2

n −1

=
∑ (0,679 − 0,655) + ... + (0,682 − 0,655)
2 2

10 − 1
= 0,029

BKA = X + 2σ BKB = X - 2σ

= 0,655 + 2(0,029) = 0,655 - 2(0,029)

= 0,712 = 0,598

Peta kontrol untuk WC I dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Peta Kontrol Waktu Siklus WC I

Berdasarkan Gambar 5.1. dapat dilihat bahwa semua data pada WC I telah

seragam, yang artinya semua data berada pada batas kontrol dan memiliki

kecenderungan sebaran nilai yang bermiripan. Selanjutnya, semua uji seragam

dapat dilakukan dengan cara yang sama untuk WC I, II, III, VII, dan XII untuk

semua tipe daun pintu.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.18. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor
WC I, II, III, VII, dan XII Semua Tipe Produk

No. Pengukuran
WC BKB BKA Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I 0,679 0,636 0,603 0,621 0,634 0,677 0,676 0,671 0,669 0,682 0,598 0,712 Seragam
II 0,111 0,117 0,119 0,124 0,114 0,112 0,114 0,117 0,112 0,120 0,108 0,124 Seragam
III 0,455 0,456 0,467 0,489 0,471 0,457 0,470 0,461 0,480 0,484 0,445 0,493 Seragam
VII 0,170 0,185 0,188 0,192 0,176 0,186 0,201 0,206 0,199 0,202 0,167 0,214 Seragam
XII 0,732 0,723 0,734 0,739 0,719 0,724 0,734 0,739 0,732 0,737 0,718 0,745 Seragam

Tabel 5.19. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor Colonial 8P

No. Pengukuran
WC BKB BKA Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IV 0,594 0,714 0,646 0,670 0,692 0,661 0,669 0,662 0,644 0,670 0,593 0,725 Seragam
V 0,752 0,810 0,789 0,770 0,753 0,779 0,754 0,755 0,767 0,789 0,732 0,811 Seragam
VI 0,201 0,220 0,202 0,215 0,218 0,215 0,212 0,220 0,201 0,221 0,196 0,229 Seragam
VIII 0,607 0,603 0,605 0,618 0,658 0,655 0,648 0,644 0,657 0,637 0,588 0,678 Seragam
IX 0,736 0,732 0,730 0,741 0,745 0,728 0,743 0,743 0,730 0,745 0,724 0,751 Seragam
X 1,004 1,020 1,023 1,004 1,007 1,001 1,029 1,013 1,026 1,004 0,992 1,034 Seragam
XI 3,207 3,064 3,095 3,179 3,187 3,112 3,070 3,162 3,083 3,127 3,025 3,233 Seragam

Tabel 5.20. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor Napoleon 6P

No. Pengukuran
WC BKB BKA Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IV 0,446 0,535 0,485 0,503 0,519 0,495 0,502 0,496 0,483 0,503 0,445 0,544 Seragam
V 0,564 0,608 0,591 0,578 0,565 0,584 0,565 0,566 0,576 0,591 0,549 0,608 Seragam
VI 0,150 0,165 0,151 0,161 0,164 0,161 0,159 0,165 0,151 0,166 0,147 0,172 Seragam
VIII 0,455 0,452 0,454 0,464 0,494 0,491 0,486 0,483 0,493 0,478 0,441 0,509 Seragam

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.20. Rekapitulasi Uji.... (Lanjutan)

No. Pengukuran
WC BKB BKA Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IX 0,552 0,549 0,547 0,556 0,558 0,546 0,558 0,557 0,548 0,559 0,543 0,563 Seragam
X 0,753 0,765 0,767 0,753 0,756 0,751 0,772 0,760 0,770 0,753 0,744 0,776 Seragam
XI 2,406 2,298 2,321 2,385 2,390 2,334 2,303 2,372 2,312 2,345 2,269 2,425 Seragam

Tabel 5.21. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor Colonial 6P

No. Pengukuran
WC BKB BKA Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IV 0,446 0,535 0,485 0,503 0,519 0,495 0,502 0,496 0,483 0,503 0,445 0,544 Seragam
V 0,564 0,608 0,591 0,578 0,565 0,584 0,565 0,566 0,576 0,591 0,549 0,608 Seragam
VI 0,150 0,165 0,151 0,161 0,164 0,161 0,159 0,165 0,151 0,166 0,147 0,172 Seragam
VIII 0,455 0,452 0,454 0,464 0,494 0,491 0,486 0,483 0,493 0,478 0,441 0,509 Seragam
IX 0,552 0,549 0,547 0,556 0,558 0,546 0,558 0,557 0,548 0,559 0,543 0,563 Seragam
X 0,753 0,765 0,767 0,753 0,756 0,751 0,772 0,760 0,770 0,753 0,744 0,776 Seragam
XI 2,419 2,311 2,334 2,398 2,403 2,347 2,316 2,385 2,325 2,358 2,282 2,438 Seragam

Tabel 5.22. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor Colonial 4P

No. Pengukuran
WC BKB BKA Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IV 0,297 0,357 0,323 0,335 0,346 0,330 0,334 0,331 0,322 0,335 0,299 0,363 Seragam
V 0,376 0,405 0,394 0,385 0,377 0,389 0,377 0,377 0,384 0,394 0,366 0,405 Seragam
VI 0,100 0,110 0,101 0,107 0,109 0,107 0,106 0,110 0,100 0,111 0,098 0,114 Seragam
VIII 0,304 0,301 0,303 0,309 0,329 0,327 0,324 0,322 0,328 0,318 0,294 0,339 Seragam
IX 0,368 0,366 0,365 0,371 0,372 0,364 0,372 0,371 0,365 0,373 0,362 0,375 Seragam
X 0,502 0,510 0,511 0,502 0,504 0,501 0,515 0,506 0,513 0,502 0,496 0,517 Seragam
XI 1,612 1,541 1,556 1,598 1,602 1,565 1,544 1,590 1,550 1,572 1,521 1,625 Seragam

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.23. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Processor Carolina 6P

No. Pengukuran
WC BKB BKA Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IV 0,446 0,535 0,485 0,503 0,519 0,495 0,502 0,496 0,483 0,503 0,449 0,544 Seragam
V 0,564 0,608 0,591 0,578 0,565 0,584 0,565 0,566 0,576 0,591 0,549 0,608 Seragam
VI 0,150 0,165 0,151 0,161 0,164 0,161 0,159 0,165 0,151 0,166 0,147 0,172 Seragam
VIII 0,455 0,452 0,454 0,464 0,494 0,491 0,486 0,483 0,493 0,478 0,441 0,509 Seragam
IX 0,552 0,549 0,547 0,556 0,558 0,546 0,558 0,557 0,548 0,559 0,543 0,563 Seragam
X 0,753 0,765 0,767 0,753 0,756 0,751 0,772 0,760 0,770 0,753 0,744 0,776 Seragam
XI 2,576 2,468 2,491 2,555 2,560 2,504 2,473 2,542 2,482 2,515 2,439 2,595 Seragam

Dengan cara yang sama, dilakukan uji keseragaman terhadap data waktu

load dan unload, dan didapatkan hasilnya juga seragam. Dari hasil uji

keseragaman ini, dapat diamati ternyata semua data waktu adalah seragam (in

control) untuk waktu pembuatan semua tipe daun pintu. Maka tidak dilakukan

eliminasi data. Selanjutnya dapat dilakukan uji kecukupan data.

5.2.1.2. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan dilakukan untuk mengetahui apakah data waktu proses dan

waktu muat yang telah diambil sudah memenuhi jumlah yang semestinya atau

belum. Uji kecukupan ini dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai

berikut:

k
 (∑ X ) − (∑ X ) 

2

(∑ X )
2

N ' = s 
2
N
 
 
 

Universitas Sumatera Utara


dimana : X = data ke-i dari N sampel

k = tingkat kepercayaan, bernilai 2 untuk tingkat keyakinan 95%

s = tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%

N = jumlah data yang aktual untuk sampel tersebut

N’ = jumlah data yang seharusnya

Data dinyatakan cukup jika nilai N>N’ berdasarkan hasil perhitungan.

Namun sebaliknya, jika N<N’ maka harus menambah jumlah data sebagai sampel.

Contoh: uji kecukupan data waktu WC I

Tabel 5.24. Uji Kecukupan Data WC I


N Waktu Siklus (X) X2
1 0,679 0,461
2 0,636 0,404
3 0,603 0,364
4 0,621 0,385
5 0,634 0,402
6 0,677 0,458
7 0,676 0,456
8 0,671 0,450
9 0,669 0,448
10 0,682 0,465
Total 6,547 4,293

k
 (∑ X ) − (∑ X ) 

2
2

N ' = s
(∑ X )

2
N

 
 
 

10(4,293) − (42,861) 
 2 

2

= 
 (6,547 ) 
0,05

 
 
= 2,733

Universitas Sumatera Utara


Karena N’ < N maka data cukup sehingga tidak perlu dilakukan

pengukuran tambahan untuk WC I pada semua tipe. Selanjutnya untuk

rekapitulasi uji untuk hasil uji kecukupan semua waktu siklus yang sama semua

tipe pada WC I, II, III, VII, dan XII disajikan pada Tabel 5.25.

Tabel 5.25. Rekapitulasi Uji Kecukupan Waktu Proses WC I, II,


III, VII, dan XII Semua Tipe Daun Pintu
WC N' N Keterangan
I 2,733 Cukup
II 1,796 Cukup
III 0,950 10 Cukup
VII 3,278 Cukup
XII 0,932 Cukup

Untuk uji rekapitulasi uji kecukupan waktu proses Tipe Colonial 8P,

Napoleon 6P, Colonial 6P, Colonial 4P, Carolina 6P pada WC IV, V, VI, VIII, IX,

X, dan XI dapat dilihat pada Tabel 5.26.

Tabel 5.26. Uji Kecukupan Data Waktu Proses


Tipe WC N' N Keterangan
IV 3,278 Cukup
V 0,932 Cukup
VI 2,199 Cukup
Colonial
VIII 1,833 10 Cukup
8P
IX 0,123 Cukup
X 0,156 Cukup
XI 0,398 Cukup
IV 3,278 Cukup
V 0,932 Cukup
VI 2,199 Cukup
Napoleon VIII 1,833 10 Cukup
6P IX 0,123 Cukup
X 0,156 Cukup
XI 0,398 Cukup

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.26. Uji Kecukupan… (Lanjutan)

Tipe WC N' N Keterangan


IV 3,278 Cukup
V 0,932 Cukup
VI 2,199 Cukup
Colonial
VIII 1,833 10 Cukup
6P
IX 0,123 Cukup
X 0,156 Cukup
XI 0,393 Cukup
IV 3,278 Cukup
V 0,932 Cukup
VI 2,199 Cukup
Colonial
VIII 1,833 10 Cukup
4P
IX 0,123 Cukup
X 0,156 Cukup
XI 0,393 Cukup
IV 3,278 Cukup
V 0,932 Cukup
VI 2,199 Cukup
Carolina
VIII 1,833 10 Cukup
6P
IX 0,123 Cukup
X 0,156 Cukup
XI 0,346 Cukup

Dengan cara yang sama dilakukan uji kecukupan waktu muat

(load+unload) Tipe Colonial 8P, Napoleon 6P, Colonial 6P, Colonial 4P, Carolina

6P dan dihasilkan bahwa data telah cukup dan tidak perlu mengambil data

tambahan. Dan dapat disimpulkan bahwa waktu yang terpilih sebagai waktu

siklus tiap WC adalah waktu rata-ratanya yang telah dilakukan uji keseragaman

dan kecukupan.

Universitas Sumatera Utara


5.2.2. Waktu Normal dan Waktu Baku

Besarnya nilai Waktu Normal adalah nilai waktu siklus rata-rata setelah

data seragam dan cukup dikalikan dengan Rating Factor operator pada WC

tersebut. Artinya waktu ini menyatakan waktu untuk bekerja secara wajar

(kemampuan pribadi keseharian) oleh operator di WC tertentu. Untuk perhitungan

waktu normal pada WC yang dikerjakan menggunakan mesin, maka nilainya

adalah jumlah dari waktu processor ditambah dengan waktu muat pekerja (load

dan unload) dikalikan dengan rating factor.

Sedangkan, Waktu Baku adalah waktu yang dibutuhkan untuk

mengerjakan pekerjaan oleh seorang operator dengan penambahan faktor

allowance (kelonggaran) yang diberikan untuk WC tersebut.

Contoh :

Untuk WC I Semua Tipe

WN = Waktu siklus rata-rata processor + (Waktu muat rata-rata × Rf)

= 0,655 + (0,125 × 1)

= 0,78 menit

100%
100% − Allowance
WB = WN ×

100%
100% −19%
= 0,79 ×

= 0,963 menit

Hasil perhitungan Waktu Baku untuk semua tipe daun pintu WC I, II, III, VII, dan

XII ditunjukkan pada Tabel 5.27.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.27. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku
WC I, II, III, VII, dan XII Semua Tipe

Waktu Waktu
Waktu Waktu
Processor Muat Rating Allowance
WC Normal Baku
Rata-rata Rata-rata factor (%)
(Menit) (Menit)
(Menit) (Menit)
I 0,655 0,125 1 0,790 19 0,975
II 0,116 0,045 1 0,165 18 0,201
III 0,469 0,141 1 0,617 19 0,762
VII 0,191 0,114 1 0,313 20 0,392
XII 0,731 0 1 0,731 20 0,914

Tabel 5.28. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku Tiap Tipe

Waktu
Waktu Waktu Waktu
Muat Rating
Tipe WC Processor Normal Allowance Baku
Rata- factor
Rata-rata (Menit) (Menit)
rata
IV 0,662 0,124 1,00 0,787 20 0,983
V 0,772 0,144 1,00 0,916 19 1,131
VI 0,212 0,143 1,00 0,355 18 0,434
Colonial
8P VIII 0,633 0 1,00 0,633 21 0,801
IX 0,737 0 1,00 0,737 19 0,910
X 1,013 0,085 1,00 1,098 19 1,356
XI 3,129 0 1,00 3,129 21 3,960
IV 0,497 0,074 1,00 0,570 20 0,713
V 0,579 0,073 1,00 0,652 19 0,805
VI 0,159 0,090 1,00 0,249 18 0,304
Napoleon
6P VIII 0,475 0 1,00 0,475 21 0,601
IX 0,553 0 1,00 0,553 19 0,683
X 0,760 0,163 1,00 0,923 19 1,139
XI 2,347 0 1,00 2,347 21 2,970
IV 0,497 0,074 1,00 0,570 20 0,713
V 0,579 0,073 1,00 0,652 19 0,805
Colonial
6P VII 0,191 0,114 1,00 0,304 20 0,380
VIII 0,475 0 1,00 0,475 21 0,601
IX 0,553 0 1,00 0,553 19 0,683

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.28. Perhitungan Waktu.... (Lanjutan)

Waktu
Waktu Waktu Waktu
Muat Rating
Tipe WC Processor Normal Allowance Baku
Rata- factor
Rata-rata (Menit) (Menit)
rata
X 0,760 0,163 1,00 0,923 19 1,139
XI 2,360 0 1,00 2,360 21 2,987
IV 0,331 0,125 1,00 0,456 20 0,570
V 0,386 0,047 1,00 0,433 19 0,534
VI 0,106 0,042 1,00 0,148 18 0,180
Colonial
4P VIII 0,317 0 1,00 0,317 21 0,401
IX 0,369 0 1,00 0,369 19 0,455
X 0,507 0,037 1,00 0,543 19 0,670
XI 1,573 0 1,00 1,573 21 1,991
IV 0,497 0,074 1,00 0,570 20 0,713
V 0,579 0,073 1,00 0,652 19 0,805
VI 0,159 0,090 1,00 0,249 18 0,304
Carolina
6P VIII 0,475 0 1,00 0,475 21 0,601
IX 0,553 0 1,00 0,553 19 0,683
X 0,760 0,163 1,00 0,923 19 1,139
XI 2,517 0 1,00 2,517 21 3,186

5.2.3. Waktu Penyelesaian

Perhitungan waktu penyelesaian dilakukan dengan menggunakan rumus

berikut:

Waktu penyelesaian (ti,j) = waktu set up + waktu baku ×

Perhitungan waktu penyelesaian untuk job 1 pada mesin 1 adalah sebagai berikut

t1,1 = 20 + 0,975 x (4000/2) = 1945 menit ≈ 32,425 jam

Hasil perhitungan waktu penyelesaian seluruh job pada setiap stasiun kerja

dan telah dibagikan dengan kapasitas masing-masing mesin per satu siklus

ditunjukkan pada Tabel 5.29.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.29. Waktu Penyelesaian Job Pada Setiap Stasiun Kerja (Menit)

Colonial Napoleon Colonial Colonial Carolina


job
8P 6P 6P 4P 6P
tj,1 1.945,473 1.223,421 621,710 621,710 621,710
tj,2 411,789 264,868 142,434 142,434 142,434
tj,3 1.526,543 961,590 490,795 490,795 490,795
tj,4 1.986,292 911,237 465,618 376,237 465,618
tj,5 2.271,770 1.015,774 512,887 343,758 512,887
tj,6 872,033 384,789 194,895 117,792 194,895
tj,7 765,667 480,417 242,708 242,708 242,708
tj,8 1.602,869 751,345 375,672 250,448 375,672
tj,9 1.820,206 853,221 426,611 284,407 426,611
tj,10 2.716,481 1.429,209 717,105 424,052 717,105
tj,11 7.920,886 3.712,915 1.866,742 1.244,495 1.990,951
tj,12 1.827,875 1.142,422 571,211 571,211 571,211

5.2.4. Penjadwalan dengan Algoritma Simulated Annealing

Penjadwalan dengan metode simulated annealing memiliki langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Menentukan solusi awal penjadwalan

Pada tahap ini dilakukan perhitungan makespan sesuai dengan penjadwalan

order yang ada di perusahaan pada keadaan aktual. Tahap ini penting

dilakukan untuk mengetahui total waktu penyelesaiaan seluruh job order

yang datang. Penjadwalan yang diterapkan pada PT. Mahogany Lestari

dilakukan berdasarkan prioritas urutan selisih antara duedate dan waktu

proses dari yang terkecil hingga yang terbesar. Metode ini dikenal sebagai

metode Least Slack Time. Dengan metode ini akan dihitung nilai makespan

(total penyelesaian order) dengan urutan pengerjaan job yang telah

ditetapkan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


2. Menentukan temperatur awal (T0)

Sebelum melakukan pencarian solusi baru terlebih dahulu ditentukan

temperatur awal. Temperatur awal dalam penelitian ini ditentukan sebesar T

=200. Temperatur awal ini cukup besar tujuannya adalah untuk

mendapatkan ruang solusi yang lebih besar pada tahap awal pencarian

solusi.

3. Menentukan kondisi baru dengan melakukan iterasi.

Iterasi dilakukan dengan menukar urutan job yang akan dikerjakan.

4. Mengevaluasi solusi baru yang layak diterima. Jika solusi baru (S’) lebih

baik dari solusi sebelumnya (S), maka solusi baru dijadikan menjadi solusi

sekarang. Jika tidak, dibangkitkan bilangan random (r) [0,1] yang

dibandingkan dengan probabilitas penerimaan p’ = exp(-ΔS/T). Apabila

r<p’ maka solusi baru diterima sebagai solusi sekarang, dan apabila r>p’

solusi baru ditolak .

5. Menentukan solusi penjadwalan yang terbaik. Penentuan solusi terbaik

dilakukan setelah algoritma dihentikan atau sudah berada dalam kondisi

steady state. Menurut Syresh dan Sahu (1993) menggunakan kriteria

penghentian, yaitu bila sudah ada tiga temperatur berturut-turut sama,

berarti sudah tidak ada lagi transisi yang diterima, atau tidak ada perbaikan

nilai fingsi objektif, maka algoritma dihentikan. Jadi algoritma berhenti

apabila dalam 3 kali penurunan suhu sudah tidak ada solusi yang lebih baik

dari solusi sebelumnya yang diterima sesuai dengan solusi objektif. Dalam

Universitas Sumatera Utara


kondisi ini, algoritma dihentikan dan solusi yang telah ditemukan sudah

optimal.

5.2.4.1. Solusi Awal

Pada penelitian ini solusi awal ditentukan menggunakan aturan Least

Slack Time. Penjadwalan dengan pendekatan Least Slack Time ini diterapkan pada

perusahaan dengan pertimbangan lama duedate yang sama namun ada perbedaan

waktu proses tiap order (jenis daun pintu). Urutan job yang ada pada perusahaan

pada bulan yaitu Colonial 8P, Napoleon 6P, Carolina 6P, Colonial 6P, dan

Colonial 4P atau dapat disingkat 1 – 2 – 5 – 3 – 4. Penjadwalan disusun

berdasarkan aliran proses secara paralel, yaitu proses pembuatan dowell

(dowelling pada WC VII) dapat dikerjakan terpisah.

Berdasarkan urutan yang diperoleh dengan pendekatan least slack time,

paralel maka dilakukan perhitungan makespan yang ditunjukkan pada Tabel 5.30.

Tabel 5.30. Hasil Perhitungan Makespan Aktual Produksi Daun Pintu


Job Colonial 8P Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 6P Colonial 4P
Mulai 0 1945,473 3168,894 3790,604 4412,315
tj,1
Selesai 1945,473 3168,894 3790,604 4412,315 5034,025
Mulai 1945,473 3168,894 3790,604 4412,315 5034,025
tj,2
Selesai 2357,262 3433,762 3933,038 4554,749 5176,459
Mulai 2357,262 3883,805 4845,395 5336,189 5826,984
tj,3
Selesai 3883,805 4845,395 5336,189 5826,984 6317,779
Mulai 3883,805 5870,097 6781,334 7246,952 7712,571
tj,4
Selesai 5870,097 6781,334 7246,952 7712,571 8088,808
Mulai 5870,097 8141,866 9157,640 9670,528 10183,415
tj,5
Selesai 8141,866 9157,640 9670,528 10183,415 10527,172
Mulai 8141,866 9157,640 9670,528 10183,415 10527,172
tj,6
Selesai 9013,899 9542,430 9865,422 10378,309 10644,965

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.30. Hasil Perhitungan.... (Lanjutan)
Job Colonial 8P Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 6P Colonial 4P
Mulai 9013,899 10616,768 11368,113 11743,785 12119,458
tj,8
Selesai 10616,768 11368,113 11743,785 12119,458 12369,906
Mulai 10616,768 12436,974 13290,195 13716,806 14143,417
tj,9
Selesai 12436,974 13290,195 13716,806 14143,417 14427,824
Mulai 12436,974 15153,455 16582,664 17299,769 18016,873
tj,10
Selesai 15153,455 16582,664 17299,769 18016,873 18440,926
Mulai 15153,455 23074,341 26787,257 28778,208 30644,951
tj,11
Selesai 23074,341 26787,257 28778,208 30644,951 31889,445
Mulai 23074,341 26787,257 28778,208 30644,951 31889,445
tj,12
Selesai 24902,216 27929,679 29349,419 31216,161 32460,656

Untuk job pada WC VII (tj,7) tidak disertakan pada perhitungan job

karena pekerjaan WC VII ini dapat dilakukan secara terpisah (paralel) tanpa

menunggu WC yang sebelumnya selesai dikerjakan. Perhitungan makespan-nya

pada Tabel 5.31.

Tabel 5.31. Perhitungan Makespan WC VII

Job Colonial 8P Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 6P Colonial 4P


Mulai 0 765,667 1246,083 1488,792 1731,500
tj,7
Selesai 765,667 1246,083 1488,792 1731,500 1974,208

Dan karena nilai waktu penyelesaianya lebih kecil dari kumulatif waktu

makespan WC I sampai WC VI maka waktu selesai WC VII tidak diambil sebagai

waktu mulai WC VIII (tj,8).

Jadi nilai makespan yang diambil dari perhitungan total waktu

penyelesaian (makespan) produksi daun pintu adalah waktu penyelesaian terbesar

dari semua tipe. Dengan aturan Least Slack Time ini, besar makespan didapat

sebesar 32460,656 menit = 541,011 jam.

Universitas Sumatera Utara


5.2.4.2. Temperatur Awal (T0)

Pada algoritma Simulated Annealing, sekumpulan parameter harus

didefenisikan terlebih dahulu diawal proses. Pendefenisian parameter-parameter

ini disebut cooling schedule, yang melibatkan:

(i) Nilai awal untuk parameter kontrol atau temperatur awal (T0)

Untuk penelitian ini nilai T0 ditentukan sebesar 200

(ii) Fungsi/faktor penurunan nilai parameter kontrol (F)

Nilai ini menentukan seberapa cepat parameter kontrol mengalami

penurunan. Nilai yang digunakan dalam penelitian ini ialah F = 0,95.

(iii) Jumlah iterasi dalam tiap nilai parameter kontrol (L)

Untuk penelitian ini nilai L ditentukan sebanyak 30 kali iterasi.

(iv) Kriteria terminasi untuk menghentikan eksekusi

Kriteria steady state proses pencarian dalam algoritma SA dapat berupa

dicapainya suatu jumlah iterasi tertentu di mana selama itu tidak ada solusi

baru yang diterima, atau dicapainya nilai parameter kontrol tertentu yang

telah ditetapkan sebelumnya Dalam penelitian ini dapat ditentukan suatu

parameter penghentian proses pencarian, yaitu N = 3, di mana N ialah jumlah

maksimum penurunan parameter kontrol yang dilakukan secara berturut-turut

di mana selama itu tidak ada solusi baru yang diterima.

5.2.4.3. Pembangkitan Solusi Baru

Pembangkitan solusi baru dilakukan dengan memilih urutan penjadwalan

produksi secara random dan menukar posisinya serta menghitung nilai fungsi

Universitas Sumatera Utara


tujuannya yaitu nilai makespan. Kemudian dilakukan evaluasi pada setiap solusi

yang dihasilkan. Solusi yang dihasilkan didefinisikan sebagai S’. Jika solusi S’

memiliki nilai fungsi tujuan M’ ≤ M0, maka definisikan S = S’ dan M0 = M’. Jika

nilai solusi S’ lebih besar, maka hitung ΔS, yaitu perbedaan antara nilai fungsi

tujuan baru dengan yang lama (S’ – S), kemudian dilakukan pembangkitan

bilangan random antara 0 dan 1, setelah itu dibandingkan dengan nilai

probabilitas penerimaan exp(-ΔS/T). Jika lebih kecil maka S’ didefinisikan sebagai S.

Jika lebih besar, maka ulangi pertukaran urutan penjadwalan dan bangkitkan

penjadwalan produksi yang baru.

Setelah jumlah iterasi mencapai nilai L maka dilakukan penurunan nilai

kontrol yaitu dengan mengeset T = T0 × F, demikian seterusnya. Iterasi dihentikan

apabila telah mencapai kriteria steady state seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya.

Untuk mempermudah proses iterasi maka dilakukan pengkodean terhadap

masing-masing job yang ditunjukkan pada Tabel 5.32.

Tabel 5.32. Pengkodean Masing-masing Job

Kode Job Order Job

1 Colonial 8P
2 Napoleon 6P
3 Colonial 6P
4 Colonial 4P
5 Carolina 6P

Universitas Sumatera Utara


Kondisi awal penjadwalan:

Urutan job =1–2–5–3–4

S = nilai makespan awal (inisial) atau solusi awal

= 32460,656 menit = 541,011 jam

T0 = 200 0C

a. Iterasi 1

Urutan job yang didapat secara random = 3 – 4 – 1 – 2 – 5

Tabel 5.33. Waktu Penyelesaian Tiap Job Iterasi 1 (Dalam Menit)

Job Colonial 6P Colonial 4P Colonial 8P Napoleon 6P Carolina 6P


tj,1 621,710 621,710 1.945,473 1.223,421 621,710
tj,2 142,434 142,434 411,789 264,868 142,434
tj,3 490,795 490,795 1.526,543 961,590 490,795
tj,4 465,618 376,237 1.986,292 911,237 465,618
tj,5 512,887 343,758 2.271,770 1.015,774 512,887
tj,6 194,895 117,792 872,033 384,789 194,895
tj,8 375,672 250,448 1.602,869 751,345 375,672
tj,9 426,611 284,407 1.820,206 853,221 426,611
tj,10 717,105 424,052 2.716,481 1.429,209 717,105
tj,11 1.866,742 1.244,495 7.920,886 3.712,915 1.990,951
tj,12 571,211 571,211 1.827,875 1.142,422 571,211

Tabel 5.34. Perhitungan Makespan Iterasi 1

Job Colonial 6P Colonial 4P Colonial 8P Napoleon 6P Carolina 6P


Mulai 0 621,710 1243,420 3188,893 4412,314
tj,1
Selesai 621,710 1243,420 3188,893 4412,314 5034,024
Mulai 621,710 1243,420 3188,893 4412,314 5034,024
tj,2
Selesai 764,144 1385,854 3600,682 4677,182 5176,458
Mulai 764,144 1385,854 3600,682 5127,225 6088,815
tj,3
Selesai 1254,939 1876,649 5127,225 6088,815 6579,610
Mulai 1254,939 1876,649 5127,225 7113,517 8024,754
tj,4
Selesai 1720,557 2252,886 7113,517 8024,754 8490,372

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.34. Perhitungan Makespan.... (Lanjutan)

Job Colonial 6P Colonial 4P Colonial 8P Napoleon 6P Carolina 6P


Mulai 1720,557 2252,886 7113,517 9385,287 10401,061
tj,5
Selesai 2233,444 2596,644 9385,287 10401,061 10913,948
Mulai 2233,444 2596,644 9385,287 10401,061 10913,948
tj,6
Selesai 2428,339 2714,436 10257,320 10785,850 11108,843
Mulai 2428,339 2804,011 10257,320 11860,189 12611,534
tj,8
Selesai 2804,011 3054,459 11860,189 12611,534 12987,206
Mulai 2804,011 3230,622 11860,189 13680,395 14533,616
tj,9
Selesai 3230,622 3515,029 13680,395 14533,616 14960,227
Mulai 3230,622 3947,727 13680,395 16396,876 17826,085
tj,10
Selesai 3947,727 4371,779 16396,876 17826,085 18543,190
Mulai 3947,727 5814,469 16396,876 24317,762 28030,677
tj,11
Selesai 5814,469 7058,964 24317,762 28030,677 30021,628
Mulai 5814,469 7058,964 24317,762 28030,677 30021,628
tj,12
Selesai 6385,680 7630,175 26145,637 29173,099 30592,839

Berdasarkan Tabel 5.34. didapatkan:

S’ = nilai makespan baru

= 30592,839 menit

Melakukan evaluasi solusi baru dengan menghitung ΔS :

ΔS = S’- S

= 30592,839 - 32460,656

= -1867,817

Ket: - Tanda (-) minus menunjukkan nilai solusi baru lebih baik dari solusi

sekarang

- Tanda (+) positif menunjukkan nilai solusi baru lebih buruk dari

solusi sekarang

Universitas Sumatera Utara


Jadi karena solusi baru yang dihasilkan lebih baik dari solusi sekarang maka

solusi baru diterima dan dijadikan menjadi solusi sekarang. Jadi S = 30592,839

menit.

b. iterasi 2

Urutan job yang didapat secara random = 4 – 2 – 3 – 1 – 5

Tabel 5.35. Waktu Penyelesaian Tiap Job Iterasi 2

Colonial Colonial Napoleon Colonial Carolina


Job
4P 6P 6P 8P 6P
tj,1 621,71 621,71 1.223,42 1.945,47 621,71
tj,2 142,434 142,434 264,868 411,789 142,434
tj,3 490,795 490,795 961,59 1.526,54 490,795
tj,4 376,237 465,618 911,237 1.986,29 465,618
tj,5 343,758 512,887 1.015,77 2.271,77 512,887
tj,6 117,792 194,895 384,789 872,033 194,895
tj,7 242,708 242,708 480,417 765,667 242,708
tj,8 250,448 375,672 751,345 1.602,87 375,672
tj,9 284,407 426,611 853,221 1.820,21 426,611
tj,10 424,052 717,105 1.429,21 2.716,48 717,105
tj,11 1.244,50 1.866,74 3.712,92 7.920,89 1.990,95
tj,12 571,211 571,211 1.142,42 1.827,88 571,211

Tabel 5.36. Perhitungan Makespan Iterasi 2

Job Colonial 4P Colonial 6P Napoleon 6P Colonial 8P Carolina 6P


Mulai 0,000 621,710 1243,420 2466,841 4412,314
tj,1
Selesai 621,710 1243,420 2466,841 4412,314 5034,024
Mulai 621,710 1243,420 2466,841 4412,314 5034,024
tj,2
Selesai 764,144 1385,854 2731,709 4824,103 5176,458
Mulai 764,144 1385,854 2731,709 4824,103 6350,646
tj,3
Selesai 1254,939 1876,649 3693,299 6350,646 6841,441
Mulai 1254,939 1876,649 3693,299 6350,646 8336,938
tj,4
Selesai 1631,176 2342,267 4604,536 8336,938 8802,556

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.36. Perhitungan Makespan.... (Lanjutan)

Job Colonial 4P Colonial 6P Napoleon 6P Colonial 8P Carolina 6P


Mulai 1631,176 2342,267 4604,536 8336,938 10608,708
tj,5
Selesai 1974,934 2855,154 5620,310 10608,708 11121,595
Mulai 1974,934 2855,154 5620,310 10608,708 11480,741
tj,6
Selesai 2092,726 3050,049 6005,099 11480,741 11675,636
Mulai 2092,726 3050,049 6005,099 11480,741 13083,610
tj,8
Selesai 2343,174 3425,721 6756,444 13083,610 13459,282
Mulai 2343,174 3425,721 6756,444 13083,610 14903,816
tj,9
Selesai 2627,581 3852,332 7609,665 14903,816 15330,427
Mulai 2627,581 3852,332 7609,665 14903,816 17620,297
tj,10
Selesai 3051,633 4569,437 9038,874 17620,297 18337,402
Mulai 3051,633 4569,437 9038,874 17620,297 25541,183
tj,11
Selesai 4296,128 6436,179 12751,789 25541,183 27532,134
Mulai 4296,128 6436,179 12751,789 25541,183 27532,134
tj,12
Selesai 4867,339 7007,390 13894,211 27369,058 28103,345

S’ = 28103,345 menit

ΔS = S’-S

= 28103,345 - 30592,839 = -2489,494 menit.

Nilai S’ lebih baik dari S yaitu S sekarang adalah 28103,345 menit, maka

dilakukan lagi iterasi 3.

c. Iterasi ke-3

Urutan job yang didapat secara random = 4 – 5 – 3 – 2 – 1

Tabel 5.37. Waktu Penyelesaian Tiap Job Iterasi 3

Colonial Carolina Colonial Napoleon Colonial


Job
4P 6P 6P 6P 8P
tj,1 621,71 621,71 621,71 1.223,42 1.945,47
tj,2 142,434 142,434 142,434 264,868 411,789
tj,3 490,795 490,795 490,795 961,59 1.526,54
tj,4 376,237 465,618 465,618 911,237 1.986,29

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.37. Waktu Penyelesaian.... (Lanjutan)

Colonial Carolina Colonial Napoleon Colonial


Job
4P 6P 6P 6P 8P
tj,5 343,758 512,887 512,887 1.015,77 2.271,77
tj,6 117,792 194,895 194,895 384,789 872,033
tj,7 242,708 242,708 242,708 480,417 765,667
tj,8 250,448 375,672 375,672 751,345 1.602,87
tj,9 284,407 426,611 426,611 853,221 1.820,21
tj,10 424,052 717,105 717,105 1.429,21 2.716,48
tj,11 1.244,50 1.990,95 1.866,74 3.712,92 7.920,89
tj,12 571,211 571,211 571,211 1.142,42 1.827,88

Tabel 5.38. Perhitungan Makespan Iterasi 3

Job Colonial 4P Carolina 6P Colonial 6P Napoleon 6P Colonial 8P


Mulai 0 621,710 1243,420 1865,130 3088,551
tj,1
Selesai 621,710 1243,420 1865,130 3088,551 5034,024
Mulai 621,710 1243,420 1865,130 3088,551 5034,024
tj,2
Selesai 764,144 1385,854 2007,564 3353,419 5445,813
Mulai 764,144 1385,854 2007,564 3353,419 5445,813
tj,3
Selesai 1254,939 1876,649 2498,359 4315,009 6972,356
Mulai 1254,939 1876,649 2498,359 4315,009 6972,356
tj,4
Selesai 1631,176 2342,267 2963,977 5226,246 8958,648
Mulai 1631,176 2342,267 2963,977 5226,246 8958,648
tj,5
Selesai 1974,934 2855,154 3476,864 6242,020 11230,418
Mulai 1974,934 2855,154 3476,864 6242,020 11230,418
tj,6
Selesai 2092,726 3050,049 3671,759 6626,809 12102,451
Mulai 2092,726 3050,049 3671,759 6626,809 12102,451
tj,8
Selesai 2343,174 3425,721 4047,431 7378,154 13705,320
Mulai 2343,174 3425,721 4047,431 7378,154 13705,320
tj,9
Selesai 2627,581 3852,332 4474,042 8231,375 15525,526
Mulai 3051,633 3852,332 4569,437 8231,375 15525,526
tj,10
Selesai 3051,633 4569,437 5286,542 9660,584 18242,007
Mulai 4296,128 5540,623 7531,574 9660,584 18242,007
tj,11
Selesai 5540,623 7531,574 9398,316 13373,499 26162,893
Mulai 5540,623 7531,574 9398,316 13373,499 26162,893
tj,12
Selesai 6111,834 8102,785 9969,527 14515,921 27990,768

Universitas Sumatera Utara


S’ = 28103,345 menit

ΔS = S’-S

= 27990,768 - 28103,345 = -112,577 menit.

c. Iterasi ke-4

Urutan job yang didapat secara random = 2 – 5 – 4 – 1 – 3

Tabel 5.39. Waktu Penyelesaian Tiap Job Iterasi 4

Napoleon Carolina Colonial Colonial Colonial


Job
6P 6P 4P 8P 6P
tj,1 1.223,42 621,71 621,71 1.945,47 621,71
tj,2 264,868 142,434 142,434 411,789 142,434
tj,3 961,59 490,795 490,795 1.526,54 490,795
tj,4 911,237 465,618 376,237 1.986,29 465,618
tj,5 1.015,77 512,887 343,758 2.271,77 512,887
tj,6 384,789 194,895 117,792 872,033 194,895
tj,7 480,417 242,708 242,708 765,667 242,708
tj,8 751,345 375,672 250,448 1.602,87 375,672
tj,9 853,221 426,611 284,407 1.820,21 426,611
tj,10 1.429,21 717,105 424,052 2.716,48 717,105
tj,11 3.712,92 1.990,95 1.244,50 7.920,89 1.866,74
tj,12 1.142,42 571,211 571,211 1.827,88 571,211

Tabel 5.40. Perhitungan Makespan Iterasi 4

Job Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 4P Colonial 8P Colonial 6P


Mulai 0 1223,420 1845,130 2466,840 4412,310
tj,1
Selesai 1223,420 1845,130 2466,840 4412,310 5034,020
Mulai 1223,420 1845,130 2466,840 4412,310 5034,020
tj,2
Selesai 1488,288 1987,564 2609,274 4824,099 5176,454
Mulai 1488,288 2449,878 2940,673 4824,099 6350,639
tj,3
Selesai 2449,878 2940,673 3431,468 6350,639 6841,434
Mulai 2449,878 3361,115 3826,733 6350,639 8336,929
tj,4
Selesai 3361,115 3826,733 4202,970 8336,929 8802,547

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.40. Perhitungan Makespan…. (Lanjutan)

Job Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 4P Colonial 8P Colonial 6P


Mulai 3361,115 4376,885 4889,772 8336,929 10608,699
tj,5
Selesai 4376,885 4889,772 5233,530 10608,699 11121,586
Mulai 4376,885 4889,772 5233,530 10608,699 11480,732
tj,6
Selesai 4761,674 5084,667 5351,322 11480,732 11675,627
Mulai 0,000 5084,667 5351,322 11480,732 12246,399
tj,7
Selesai 384,789 5327,375 5594,030 12246,399 12489,107
Mulai 4761,674 5513,019 5888,691 12246,399 13849,269
tj,8
Selesai 5513,019 5888,691 6139,139 13849,269 14224,941
Mulai 5513,019 6366,240 6792,851 13849,269 15669,479
tj,9
Selesai 6366,240 6792,851 7077,258 15669,479 16096,090
Mulai 6366,240 7795,450 8512,555 15669,479 18385,959
tj,10
Selesai 7795,450 8512,555 8936,607 18385,959 19103,064
Mulai 7795,450 11508,370 13499,320 18385,959 26306,849
tj,11
Selesai 11508,370 13499,320 14743,820 26306,849 28173,589
Mulai 11508,370 13499,320 14743,820 26306,849 28173,589
tj,12
Selesai 12650,790 14070,531 15315,031 28134,729 28744,800

Berdasarkan Tabel 5.40. didapatkan nilai sebagai berikut:

S’ = 28744,800 menit

ΔS = S’-S

= 28744,800 - 27990,768 = 754,032 menit.

Karena S yang didapatkan (+) positif menunjukkan nilai solusi baru lebih

buruk dari solusi sekarang, maka dibangkitkan bilangan random dengan range 0

sampai 1 kemudian dibandingkan dengan probabilitas penerimaan p’= exp(-ΔS/T).

Bilangan random dibangkitkan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007

dengan rumus” =rand()” dan didapat r = 0,052 dan p’ = 0,023. Oleh karena itu,

r<p’ = (0,052>0,023) maka S’ ditolak menjadi solusi sekarang (S). Hasil iterasi

untuk mencari solusi baru pada temperatur awal T0 = 200 dapat dilihat pada Tabel

5.41.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.41. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk T0 = 200

Iterasi Nilai Bil. Prob.


Urutan Job ΔS Keterangan
ke-i Makespan Random Penerimaan

1 3-4-1-2-5 30592,839 -1867,817 * * Diterima


2 4-2-3-1-5 28103,345 -2489,494 * * Diterima
3 4-5-3-2-1 27990,768 -112,577 * * Diterima
4 2-5-4-1-3 28744,800 754,032 0,052 0,023 Ditolak
5 3-2-1-4-5 28726,133 735,365 0,309 0,025 Ditolak
6 2-5-4-3-1 27990,772 0,004 0,581 1,000 Diterima
7 1-3-5-4-2 33031,872 5041,100 0,466 0,000 Ditolak
8 3-1-2-5-4 31215,633 3224,861 0,494 0,000 Ditolak
9 5-4-1-2-3 30468,633 2477,861 0,525 0,000 Ditolak
10 4-5-3-1-2 29794,812 1804,040 0,223 0,000 Ditolak
11 3-2-4-5-1 27990,772 0 * * Diterima
12 2-4-1-3-5 29348,373 1357,601 0,852 0,001 Ditolak
13 2-3-5-1-4 27940,273 -50,499 * * Diterima
14 3-4-5-1-2 29794,812 1854,539 0,568 0,000 Ditolak
15 3-2-4-1-5 28103,343 163,070 0,320 0,442 Diterima
16 2-1-4-5-3 29971,163 1867,820 0,460 0,000 Ditolak
17 4-2-5-1-3 27979,133 -11,639 * * Diterima
18 1-4-5-2-3 32460,663 4481,530 0,788 0,000 Ditolak
19 1-3-5-2-4 32460,663 4481,530 0,548 0,000 Ditolak
20 1-5-4-3-2 33031,872 5052,739 0,437 0,000 Ditolak
21 2-3-4-5-1 27990,772 11,639 0,133 0,943 Diterima
22 2-5-4-1-3 27979,133 -11,639 * * Diterima
23 1-2-3-5-4 32460,663 4481,530 0,656 0,000 Ditolak
24 5-4-3-1-2 29794,812 1815,679 0,945 0,000 Ditolak
25 5-4-2-3-1 27990,772 11,639 0,039 0,943 Diterima
26 4-1-3-5-2 32409,082 4418,310 0,114 0,000 Ditolak
27 4-3-1-2-5 30592,843 2602,071 0,676 0,000 Ditolak
28 2-4-1-5-3 29348,373 1357,601 0,264 0,001 Ditolak
29 2-1-3-4-5 29971,163 1980,391 0,651 0,000 Ditolak
30 3-5-2-4-1 27990,772 0 * * Diterima

Pada temperatur T0 = 200, maksimum sukses yang diterima sebanyak 12

iterasi. Artinya ada 12 iterasi yang menghasilkan solusi baru yang lebih baik dari

Universitas Sumatera Utara


solusi sekarang. Solusi terbaik berada pada iterasi ke-13 dengan urutan job: 2-3-5-

1-4 dan nilai makespan yang dihasilkan adalah 27940,273 menit.

Setelah iterasi mencapai 30 kali (L = 30), maka dilakukan penurunan

temperatur dari T0 = 200 menjadi T = 200 × 0,95 = 190 sebanyak n kali sampai

mencapai kondisi steady state dan semua solusi tidak ada lagi yang diterima.

Hasil iterasi pertukaran urutan job untuk mencari solusi baru untuk temperatur T =

190 dapat dilihat pada Tabel 5.42.

Tabel 5.42. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk T0 = 190

Iterasi Urutan Nilai Bil. Prob.


ΔS Keterangan
ke-i Job Makespan Random Penerimaan
1 2-3-1-4-5 28726,133 735,361 0,539 0,021 Ditolak
2 2-3-1-5-4 28726,133 735,361 0,609 0,021 Ditolak
3 2-3-4-1-5 28103,343 112,571 0,271 0,553 Diterima
4 2-3-4-5-1 27990,772 -112,571 * * Diterima
5 2-3-5-1-4 27940,273 -50,499 * * Diterima
6 2-3-5-4-1 27990,772 50,499 0,400 0,767 Diterima
7 2-4-1-3-5 29348,373 1357,601 0,392 0,001 Ditolak
8 2-4-1-5-3 29348,373 1357,601 0,170 0,001 Ditolak
9 2-4-3-5-1 27990,772 0,000 * * Diterima
10 2-4-3-1-5 29348,373 1357,601 0,488 0,001 Ditolak
11 2-4-5-1-3 27979,133 -11,639 * * Diterima
12 2-4-5-3-1 27990,772 11,639 0,473 0,941 Diterima
13 2-5-1-3-4 28601,923 611,151 0,188 0,040 Ditolak
14 2-5-1-4-3 28601,923 0,000 * * Diterima
15 2-5-3-1-4 27940,273 -661,650 * * Diterima
16 2-5-3-4-1 27990,772 50,499 0,576 0,767 Diterima
17 2-5-4-1-3 27979,133 -11,639 * * Diterima
18 2-5-4-3-1 27990,772 11,639 0,772 0,941 Diterima
19 3-1-2-4-5 31215,633 3224,861 0,063 0,000 Ditolak
20 3-1-2-5-4 31215,633 3224,861 0,582 0,000 Ditolak
21 3-1-4-5-2 31786,842 3796,070 0,672 0,000 Ditolak
22 3-1-4-2-5 31215,633 3224,861 0,307 0,000 Ditolak
23 3-1-5-2-4 31215,633 3224,861 0,020 0,000 Ditolak

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.42. Hasil Iterasi.... (Lanjutan)

Iterasi Urutan Nilai Bil. Prob.


ΔS Keterangan
ke-i Job Makespan Random Penerimaan

24 3-1-5-4-2 31786,842 3796,070 0,219 0,000 Ditolak


25 3-2-1-4-5 28726,133 735,361 0,469 0,021 Ditolak
26 3-2-1-5-4 28726,133 735,361 0,096 0,021 Ditolak
27 3-2-4-1-5 28103,343 112,571 0,893 0,553 Ditolak
28 3-2-4-5-1 27990,772 0,000 * * Diterima
29 3-2-5-1-4 27940,273 -50,499 * * Diterima
30 3-2-5-4-1 27990,772 50,499 0,089 0,767 Diterima

Pada temperatur T = 190, Jumlah maksimum sukses adalah 15 iterasi. Solusi

terbaik berada pada iterasi ke- 5, 15 dan 29 dengan besar makespan yang

dihasilkan adalah 27940,273. Sedangkan solusi sekarang (S) = 27990,772.

Kemudian setelah iterasi mencapai 30 kali (L = 30), maka dilanjutkan

penurunan temperatur dari T = 190 menjadi T = 190 × 0,95 = 180,5. Hasil iterasi

pertukaran urutan job untuk mencari solusi baru untuk temperatur T = 180,5 dapat

dilihat pada Tabel 5.43.

Tabel 5.43. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk T = 180,5

Iterasi Urutan Nilai Bil. Prob.


ΔS Keterangan
ke-i Job Makespan Random Penerimaan
1 1-2-3-4-5 32460,663 4469,891 0,283 0,000 Ditolak
2 1-2-3-5-4 32460,663 4469,891 0,078 0,000 Ditolak
3 1-2-5-4-3 32460,663 4469,891 0,382 0,000 Ditolak
4 1-2-5-3-4 32460,663 4469,891 0,498 0,000 Ditolak
5 1-2-4-5-3 32460,663 4469,891 0,475 0,000 Ditolak
6 1-2-4-3-5 32460,663 4469,891 0,142 0,000 Ditolak
7 1-5-4-3-2 33031,872 5041,100 0,306 0,000 Ditolak
8 1-5-4-2-3 32460,663 4469,891 0,976 0,000 Ditolak
9 1-5-3-4-2 33031,872 5041,100 0,196 0,000 Ditolak
10 1-5-3-2-4 32460,663 4469,891 0,435 0,000 Ditolak
11 1-5-2-3-4 32460,663 4469,891 0,566 0,000 Ditolak
12 1-5-2-4-3 32460,663 4469,891 0,027 0,000 Ditolak

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.43. Hasil Iterasi....(Lanjutan)

Iterasi Urutan Nilai Bil. Prob.


ΔS Keterangan
ke-i Job Makespan Random Penerimaan
13 1-4-2-3-5 32460,663 4469,891 0,522 0,000 Ditolak
14 1-4-3-2-5 32460,663 4469,891 0,330 0,000 Ditolak
15 1-4-5-2-3 32460,663 4469,891 0,597 0,000 Ditolak
16 1-4-5-3-2 33031,872 5041,100 0,995 0,000 Ditolak
17 1-4-3-5-2 33032,872 5042,100 0,968 0,000 Ditolak
18 1-4-2-5-3 32460,663 4469,891 0,840 0,000 Ditolak
19 1-3-4-5-2 33031,872 5041,100 0,902 0,000 Ditolak
20 1-3-5-2-4 32460,663 4469,891 0,527 0,000 Ditolak
21 1-3-2-4-5 32460,663 4469,891 0,380 0,000 Ditolak
22 1-3-2-5-4 32460,663 4469,891 0,642 0,000 Ditolak
23 1-3-4-2-5 32460,663 4469,891 0,372 0,000 Ditolak
24 1-3-5-4-2 33031,872 5041,100 0,089 0,000 Ditolak
25 2-1-3-4-5 29971,163 1980,391 0,589 0,000 Ditolak
26 2-1-3-5-4 29971,163 1980,391 0,997 0,000 Ditolak
27 2-1-4-3-5 29971,163 1980,391 0,332 0,000 Ditolak
28 2-1-4-5-3 29971,163 1980,391 0,473 0,000 Ditolak
29 2-1-5-3-4 29971,163 1980,391 0,855 0,000 Ditolak
30 2-1-5-4-3 29971,163 1980,391 0,084 0,000 Ditolak

Pada temperatur T = 180,5 tidak ada maksimum sukses dan tidak ada

solusi yang diterima pada temperatur ini. Kondisi ini disebut steady state, dan

iterasi dihentikan karena solusi umum telah didapat. Sehingga yang menjadi

solusi sekarang yang digunakan dari T = 180,5 yaitu S = 27990,772.

5.2.4.4.Penentuan Solusi Penjadwalan Terbaik

Dari seluruh iterasi yang telah dilakukan, solusi terbaik yang didapat pada

T = 190 yaitu pada iterasi ke-5, 15, dan 29 dengan nilai S = 27940,273 menit.

Nilai makespan ini bernilai sama untuk urutan job 2-3-5-1-4, 2-5-3-1-4, dan 3-2-

5-1-4. Urutan job terbaik yang diusulkan untuk produksi daun pintu adalah 2-5-3-

Universitas Sumatera Utara


1-4 yaitu Napoleon 6P, Carolina 6P, Colonial 6P, Colonial 8P, dan Colonial 4P.

≈ 20
Total makespan-nya adalah 27.940,273 menit = 19,438 hari hari.

Perhitungan makespan-nya disajikan pada Tabel 5.45.

Tabel 5.44. Waktu Penyelesaian Tiap Job (Menit)

Napoleon Carolina Colonial Colonial Colonial


Job
6P 6P 6P 8P 4P
tj,1 1223,421 621,710 621,710 1945,473 621,710
tj,2 264,868 142,434 142,434 411,789 142,434
tj,3 961,590 490,795 490,795 1526,543 490,795
tj,4 911,237 465,618 465,618 1986,292 376,237
tj,5 1015,774 512,887 512,887 2271,770 343,758
tj,6 384,789 194,895 194,895 872,033 117,792
tj,7 480,417 242,708 242,708 765,667 242,708
tj,8 751,345 375,672 375,672 1602,869 250,448
tj,9 853,221 426,611 426,611 1820,206 284,407
tj,10 1429,209 717,105 717,105 2716,481 424,052
tj,11 3712,915 1990,951 1866,742 7920,886 1244,495
tj,12 1142,422 571,211 571,211 1827,875 571,211

Tabel 5.45. Nilai Makespan Hasil Penjadwalan Simulated Annealing

Job Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 4P Colonial 8P Colonial 6P


Mulai 0 1223,420 1845,130 2466,840 4412,310
tj,1
Selesai 1223,420 1845,130 2466,840 4412,310 5034,020
Mulai 1223,420 1845,130 2466,840 4412,310 5034,020
tj,2
Selesai 1488,288 1987,564 2609,274 4824,099 5176,454
Mulai 1488,288 2449,878 2940,673 4824,099 6350,639
tj,3
Selesai 2449,878 2940,673 3431,468 6350,639 6841,434
Mulai 2449,878 3361,115 3826,733 6350,639 8336,929
tj,4
Selesai 3361,115 3826,733 4292,351 8336,929 8713,166
Mulai 3361,115 4376,885 4889,772 8336,929 10608,699
tj,5
Selesai 4376,885 4889,772 5402,659 10608,699 10952,457
Mulai 4376,885 4889,772 5402,659 10608,699 11480,732
tj,6
Selesai 4761,674 5084,667 5597,554 11480,732 11598,524
Mulai 4761,674 5513,019 5888,691 11480,732 13083,602
tj,8
Selesai 5513,019 5888,691 6264,363 13083,602 13334,050

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.45. Nilai Makespan…. (Lanjutan)

Job Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 4P Colonial 8P Colonial 6P


Mulai 5513,019 6366,240 6792,851 13083,602 14903,812
tj,9
Selesai 6366,240 6792,851 7219,462 14903,812 15188,219
Mulai 6366,240 7795,450 8512,555 14903,812 17620,292
tj,10
Selesai 7795,450 8512,555 9229,660 17620,292 18044,344
Mulai 7795,450 11508,370 13499,320 17620,292 25541,182
tj,11
Selesai 11508,370 13499,320 15366,060 25541,182 26785,682
Mulai 11508,370 13499,320 15366,060 25541,182 27369,062
tj,12
Selesai 12650,790 14070,531 15937,271 27369,062 27940,273

Nilai total makespan berdasarkan metode algoritma simulated annealing

adalah 27.940,273 menit = 465,671 jam = 19,403 hari≈ 20 hari. Karena lama due

date selama tepat 20 hari dan makespan (total pengerjaan job) selama 19,403 hari,

maka order dapat terpenuhi dan tidak terjadi keterlambatan.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Masalah Keterlambatan Penyelesaian Order pada Keadaan

Aktual di Lantai Produksi

Dari hasil penelitian terhadap kondisi pengerjaan order aktual di lantai

pabrik, masih terjadi keterlambatan penyelesaian seluruh order yang ada. Order

yang seharusnya selesai dikerjakan selama 20 hari untuk seluruh order, namun

nyatanya diselesaikan selama 23 hari, sehingga terlambat 3 hari. Keterlambatan

ini tidak hanya disebabkan oleh urutan job kerja mesin, namun dapat juga

disebabkan oleh faktor-faktor lain yaitu ketersediaan bahan baku yang tidak

optimal, kapasitas operator yang tidak concern dan memiliki budaya kerja yang

tinggi, serta kondisi mesin produksi yang kurang produktif yang dapat

mengakibatkan pemuluran waktu proses di tiap work center.

Selama penelitian dilakukan, terjadi masalah kekurangan bahan baku yaitu

kayu durian, dan terjadi insersi bahan baku dari pihak di luar supplier.

Kekurangcermatan terhadap pemeriksaan kadar air juga terjadi, yang dapat

menyebabkan terjadinya peregangan sambungan kayu, kerusakan fisik berupa

retak atau pecah, dan timbulnya penyusutan ukuran panel. Jika ini terjadi dalam

jumlah dapat mengakibatkan kekurangan jumlah batch dalam satu order. Hal ini

menuntut tambahan waktu untuk pembuatan ulang produk-produk yang rusak, dan

secara umum dapat merusak jadwal produksi sehingga order selesai lebih lama.

Universitas Sumatera Utara


6.2. Analisis Penjadwalan Inisial Daun Pintu dengan Metode Least Slack

Time

PT. Mahogany Lestari selama ini menggunakan metode Least Slack Time

dalam menjadwalkan setiap job yang datang. Berdasarkan data yang diperoleh

pada bulan Desember 2010 urutan job yang dikerjakan berdasarkan kondisi aktual

adalah Colonial 8P, Napoleon 6P, Carolina 6P, Colonial 6P, dan Colonial 4P.

Berdasarkan urutan tersebut dilakukan penjadwalan dengan metode Least Slack

Time. Berdasarkan urutan yang diperoleh dengan pendekatan LST tersebut, maka

dilakukan perhitungan makespan yang ditunjukkan pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Waktu Penyelesaian Tiap Job (Menit)

Colonial Napoleon Carolina Colonial Colonial


Job
8P 6P 6P 6P 4P
tj,1 1945,473 1223,421 621,710 621,710 621,710
tj,2 411,789 264,868 142,434 142,434 142,434
tj,3 1526,543 961,590 490,795 490,795 490,795
tj,4 1986,292 911,237 465,618 465,618 376,237
tj,5 2271,770 1015,774 512,887 512,887 343,758
tj,6 872,033 384,789 194,895 194,895 117,792
tj,7 765,667 480,417 242,708 242,708 242,708
tj,8 1602,869 751,345 375,672 375,672 250,448
tj,9 1820,206 853,221 426,611 426,611 284,407
tj,10 2716,481 1429,209 717,105 717,105 424,052
tj,11 7920,886 3712,915 1990,951 1866,742 1244,495
tj,12 1827,875 1142,422 571,211 571,211 571,211

Tabel 6.2. Hasil Perhitungan Makespan Aktual (Menit)


Job Colonial 8P Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 6P Colonial 4P
Mulai 0 1945,473 3168,894 3790,604 4412,315
tj,1
Selesai 1945,473 3168,894 3790,604 4412,315 5034,025
tj,2 Mulai 1945,473 3168,894 3790,604 4412,315 5034,025

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.2. Hasil Perhitungan…. (Lanjutan)
Job Colonial 8P Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 6P Colonial 4P
Selesai 2357,262 3433,762 3933,038 4554,749 5176,459
Mulai 2357,262 3883,805 4845,395 5336,189 5826,984
tj,3
Selesai 3883,805 4845,395 5336,189 5826,984 6317,779
Mulai 3883,805 5870,097 6781,334 7246,952 7712,571
tj,4
Selesai 5870,097 6781,334 7246,952 7712,571 8088,808
Mulai 5870,097 8141,866 9157,640 9670,528 10183,415
tj,5
Selesai 8141,866 9157,640 9670,528 10183,415 10527,172
Mulai 8141,866 9157,640 9670,528 10183,415 10527,172
tj,6
Selesai 9013,899 9542,430 9865,422 10378,309 10644,965
Mulai 9013,899 10616,768 11368,113 11743,785 12119,458
tj,8
Selesai 10616,768 11368,113 11743,785 12119,458 12369,906
Mulai 10616,768 12436,974 13290,195 13716,806 14143,417
tj,9
Selesai 12436,974 13290,195 13716,806 14143,417 14427,824
Mulai 12436,974 15153,455 16582,664 17299,769 18016,873
tj,10
Selesai 15153,455 16582,664 17299,769 18016,873 18440,926
Mulai 15153,455 23074,341 26787,257 28778,208 30644,951
tj,11
Selesai 23074,341 26787,257 28778,208 30644,951 31889,445
Mulai 23074,341 26787,257 28778,208 30644,951 31889,445
tj,12
Selesai 24902,216 27929,679 29349,419 31216,161 32460,656

Tabel 6.3. Perhitungan Makespan WC VII (Menit)


Job Colonial 8P Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 6P Colonial 4P
Mulai 0 765,667 1246,083 1488,792 1731,500
tj,7
Selesai 765,667 1246,083 1488,792 1731,500 1974,208

Untuk job pada WC VII (tj,7) ini tidak digabungkan pada perhitungan

makespan job keseluruhan karena pekerjaan pada WC VII ini (pembuatan dowell)

dapat dilakukan secara terpisah (paralel) tanpa menunggu WC yang sebelumnya

selesai dikerjakan.

Jadi nilai makespan yang diambil dari perhitungan total waktu

penyelesaian (makespan) produksi daun pintu adalah waktu penyelesaian terbesar

Universitas Sumatera Utara


dari semua tipe. Dengan aturan Least Slack Time ini, besar makespan didapat

sebesar 32460,656 menit = 541,011 jam = 22,542 hari ≈ 23 hari kerja.

Dari keadaan diatas dapat dianalisis bahwa metode penjadwalan yang

diterapkan perusahaan belum tepat untuk memenuhi seluruh order agar tepat

waktu sesuai dengan due date yang ditentukan customer yaitu selama 20 hari.

6.3. Analisis Hasil Penjadwalan dengan Simulated Annealing

Berdasarkan hasil penjadwalan pekerjaan berdasarkan metode algoritma

simulated annealing diperoleh hasil pengurutan job dengan nilai makespan yang

terbaik (paling kecil) dan dijadikan sebagai alternatif jadwal produksi usulan bagi

perusahaan. Urutan job terbaik yang diperoleh adalah Napoleon 6P, Carolina 6P,

Colonial 6P, Colonial 8P, dan Colonial 4P. Perhitungan nilai makespan dari

urutan job tersebut ditunjukkan pada Tabel 6.4.

Urutan job ini dipilih karena pada urutan job didapatkan nilai makespan

terkecil yaitu pada pertukaran job untuk T0 = 1900. Iterasi job dilakukan sebanyak

30 kali dengan kombinasi urutan job yang didapat secara random.

Tabel 6.4. Waktu Penyelesaian Tiap Job (Menit)

Napoleon Carolina Colonial Colonial Colonial


Job
6P 6P 6P 8P 4P
tj,1 1223,421 621,710 621,710 1945,473 621,710
tj,2 264,868 142,434 142,434 411,789 142,434
tj,3 961,590 490,795 490,795 1526,543 490,795
tj,4 911,237 465,618 465,618 1986,292 376,237
tj,5 1015,774 512,887 512,887 2271,770 343,758
tj,6 384,789 194,895 194,895 872,033 117,792
tj,7 480,417 242,708 242,708 765,667 242,708
tj,8 751,345 375,672 375,672 1602,869 250,448
tj,9 853,221 426,611 426,611 1820,206 284,407

Universitas Sumatera Utara


tj,10 1429,209 717,105 717,105 2716,481 424,052
tj,11 3712,915 1990,951 1866,742 7920,886 1244,495
tj,12 1142,422 571,211 571,211 1827,875 571,211

Tabel 6.5. Nilai Makespan Hasil Penjadwalan Simulated Annealing

Job Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 4P Colonial 8P Colonial 6P


Mulai 0 1223,420 1845,130 2466,840 4412,310
tj,1
Selesai 1223,420 1845,130 2466,840 4412,310 5034,020
Mulai 1223,420 1845,130 2466,840 4412,310 5034,020
tj,2
Selesai 1488,288 1987,564 2609,274 4824,099 5176,454
Mulai 1488,288 2449,878 2940,673 4824,099 6350,639
tj,3
Selesai 2449,878 2940,673 3431,468 6350,639 6841,434
Mulai 2449,878 3361,115 3826,733 6350,639 8336,929
tj,4
Selesai 3361,115 3826,733 4292,351 8336,929 8713,166
Mulai 3361,115 4376,885 4889,772 8336,929 10608,699
tj,5
Selesai 4376,885 4889,772 5402,659 10608,699 10952,457
Mulai 4376,885 4889,772 5402,659 10608,699 11480,732
tj,6
Selesai 4761,674 5084,667 5597,554 11480,732 11598,524
Mulai 4761,674 5513,019 5888,691 11480,732 13083,602
tj,8
Selesai 5513,019 5888,691 6264,363 13083,602 13334,050
Mulai 5513,019 6366,240 6792,851 13083,602 14903,812
tj,9
Selesai 6366,240 6792,851 7219,462 14903,812 15188,219
Mulai 6366,240 7795,450 8512,555 14903,812 17620,292
tj,10
Selesai 7795,450 8512,555 9229,660 17620,292 18044,344

Tabel 6.5. Nilai Makespan…. (Lanjutan)

Job Napoleon 6P Carolina 6P Colonial 4P Colonial 8P Colonial 6P


Mulai 7795,450 11508,370 13499,320 17620,292 25541,182
tj,11
Selesai 11508,370 13499,320 15366,060 25541,182 26785,682
Mulai 11508,370 13499,320 15366,060 25541,182 27369,062
tj,12
Selesai 12650,790 14070,531 15937,271 27369,062 27940,273

Dari iterasi perhitungan makespan tersebut sebenarnya didapatkan tiga

kombinasi urutan job yang menghasilkan makespan sama yang nilainya terkecil,

yaitu 2-3-5-1-4, 2-5-3-1-4, dan 3-2-5-1-4. Namun, urutan job yang terbaik untuk

Universitas Sumatera Utara


diusulkan adalah 2-5-3-1-4 atau Napoleon 6P, Carolina 6P, Colonial 6P, Colonial

8P, dan Colonial 4P mengingat tiga job awal memiliki waktu proses dan karakter

proses yang bermiripan sehingga dapat dikerjakan dahulu. Namun dua kombinasi

urutan lainnya yaitu 2-3-5-1-4, dan 3-2-5-1-4 dapat dijadikan jadwal produksi

alternatif.

Nilai total makespan berdasarkan metode algoritma simulated annealing

adalah 27.940,273 menit = 465,671 jam = 19,403 hari ≈ 20 hari. Karena lama due

date selama 20 hari dan makespan (total pengerjaan job) selama 19,403 hari,

maka order dapat terpenuhi dan tidak terjadi keterlambatan.

6.4. Analisis Kondisi Optimum (Steady State) Simulated Annealing

Berdasarkan pengolahan data dengan algoritma SA, kondisi optimum

dicapai ketika tidak ada lagi solusi yang diterima, dimana tidak ada lagi

didapatkan makespan yang lebih kecil dari makespan iterasi sebelumnya untuk

seluruh kombinasi urutan job. Menurut F. Busetti, steady state untuk SA terjadi

ketika tidak ada lagi konfigurasi yang diterima dalam pencarian neighborhood

pada suatu perubahan temperatur. Untuk penelitian ini kondisi temperatur

optimum dicapai pada 1800 dengan total makespan 27.940,273 menit.

6.5. Perbandingan Metode Least Slack Time dengan Simulated Annealing

Parameter performansi digunakan untuk menentukan metode yang lebih

baik untuk diterapkan pada perusahaan. Parameter performansi yang dapat

digunakan antara lain :

Universitas Sumatera Utara


- Efficiency Index (EI), yaitu perbandingan antara metode usulan dengan

metode yang digunakan perusahaan, dirumuskan sebagai berikut :

Makespan(metode perusahaan )
EI =
Makespan(metode usulan )

Apabila EI = 1, maka kedua metode memiliki performance yang sama,

bila EI < 1, maka metode usulan yang diberikan memiliki performance yang

kurang baik dibanding dengan metode yang digunakan perusahaan, demikian juga

sebaliknya.

Tabel 6.6. Perbandingan Metode Least Slack Time dengan


Metode Simulated Annealing

No. Kriteria Metode Least Slack Time Metode Simulated Annealing


1 Urutan Job Colonial 8P, Napoleon 6P, Napoleon 6P, Carolina 6P,
Carolina 6P, Colonial 6P, Colonial 6P, Colonial 8P,
Colonial 4P Colonial 4P
2 Makespan 32460,656 menit = 541,011 27940,273 menit = 465,671
jam = 22,542 hari ≈ 23 hari jam = 19,403 hari ≈ 20 hari

Makespan(metode perusahaan )
EI =
Makespan(metode usulan )

32460,656 menit
= = 1,161
27940,273 menit

Nilai EI > 1, berarti metode usulan yang diberikan memiliki performansi

yang lebih baik daripada metode yang digunakan perusahaan. Maka berdasarkan

kriteria ini metode usulan yang diterima.

Universitas Sumatera Utara


- Relative Error (RE) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan

makespan yang dihasilkan oleh kedua metode, yang dapat dihitung sebagai

berikut :

Makespan(metode usulan ) − Makespan(metode perusahaan )


RE = x 100%
Makespan(metode usulan )

Perbandingan metode penjadwalan perusahaan dengan metode

penjadwalan usulan untuk meminimalkan makespan pada tiap stasiun kerja dapat

dilihat pada Tabel 6.5.

Makespan(metode usulan ) − Makespan(metode perusahaan )


RE = x 100%
Makespan(metode usulan )

27940,273 − 32460,656
= x 100%
27940,273

= 16,179%

Nilai RE di atas menunjukkan bahwa penghematan makespan yang diperoleh

antara metode usulan dengan metode perusahaan adalah 16,179%.

Berdasarkan kedua parameter di atas, maka metode usulan lebih baik

untuk menjadwalkan urutan pengerjaan di PT. Mahogany Lestari dengan

makespan sebesar 27940,273 menit. Dapat dilihat bahwa dengan menggunakan

metode usulan tersebut, maka terdapat pengurangan makespan sebesar 4520,383

menit = 75,34 jam = 3,139 hari.

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Mahogany Lestari dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Total makespan yang didapat dari metode penjadwalan inisial aktual yang

diterapkan di PT. Mahogany Lestari dengan metode Least Slack Time sebesar

32.460,656 menit atau selama 23 hari kerja dengan urutan job Colonial 8P,

Napoleon 6P, Carolina 6P, Colonial 6P, dan Colonial 4P. Dengan urutan job ini

maka pengerjaan order tidak terpenuhi tepat waktu, yaitu terlambat selama 3

hari dari 20 hari standar duedate dari customer.

2. Dengan penjadwalan usulan dengan metode algoritma Simulated Annealing

didapat satu regulasi iterasi yang menghasilkan urutan job Napoleon 6P,

Carolina 6P, Colonial 6P, Colonial 8P, dan Colonial 4P dengan total makespan

sebesar 27.940,273 menit = 465,671 jam = 19,403 hari ≈ 20 hari. Dapat

disimpulkan dengan metode ini penjadwalan job dapat terpenuhi, dan tidak

terjadi keterlambatan.

3. Waktu proses pada stasiun kerja pembuatan dowell (WC VII) dapat dikerjakan

secara terpisah tanpa harus menunggu penyelesaian stasiun kerja sebelumnya.

Dan nilai total makespan-nya adalah sebesar 1.974,208 menit, dan nilainya

lebih kecil dari makespan keseluruhan yaitu 27.940,243 menit maka

Universitas Sumatera Utara


beradasarkan standar aturan makespan terbesar, maka waktu penyelesaian WC

VII tidak dijadikan sebagai makespan usulan.

4. Untuk seluruh varian produk memiliki waktu proses pengerjaan yang sama di

beberapa stasiun kerja (WC I, II, III, VII, dan XII), karena proses yang dialami

oleh tiap tipe varian sama pada WC tersebut. Artinya material yang dikerjakan

pada WC tersebut dapat digunakan untuk seluruh tipe daun pintu.

5. Untuk beberapa stasiun kerja yang memiliki jumlah kebutuhan panel yang

sama, misalnya Napoleon 6P, Colonial 6P, dan Carolina 6P (kebutuhan 6

panel) memiliki waktu proses pengerjaan yang bermiripan disebabkan waktu

proses yang sama di beberapa work center.

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

a. Agar perusahaan memeriksa ketersediaan kebutuhan pengadaan bahan

baku kayu, pengadaan operator, gambar rancangan produk, serta kapasitas

mesin agar jadwal produksi tidak terlambat.

b. Agar perusahaan dapat menerapkan suatu sistem database terintegrasi

untuk memudahkan informasi ketersediaan material bahan baku, operator,

dan pengoperasian mesin pada saat kegiatan produksi.

2. Untuk penelitian berikutnya

a. Agar dapat mengembangkan metode penjadwalan lain untuk menghasilkan

hasil yang lebih baik dari metode yang telah diterapkan.

Universitas Sumatera Utara


b. Agar penelitian berikutnya, dapat menggunakan software untuk

mempermudah perhitungan makespan dengan tingkat error yang lebih

kecil.

c. Pengukuran waktu harus teliti dengan memperhatikan Rf pekerja.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian – Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan


Kedua Belas (Edisi Revisi V), Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2002.

Barnes, R.M., Motion and Time Study and Work Measurement, John Wiley &
Sons Inc, New York, 1980.

Besterfield, Dale, Quality Control: Fourth Edition, Prentice Hall, Inc.,1982.

Busetti, F., Simulated Annealing Overview, http://www. geocities.


com/francorbusetti /saweb. pdf, 2007.

Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja,


Bandung, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.

Walpole, Ronald E. dan Raymond H Myers, Ilmu Peluang dan Statistika Untuk
Insinyur. dan Ilmuwan, Bandung, Penerbit ITB, 1995.

Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis


untuk Produktivitas Kerja, Surabaya, Guna Widya, 2000.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

PT. MAHOGANY LESTARI

1. Direktur

Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung

jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan dan pabrik serta

kelangsungannya untuk pengembangan dari organisasi.

Adapun tugas Direktur adalah sebagai berikut :

a. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap kepala bagian dan

menjalin hubungan baik.

b. Merencanakan, mengarahkan, menganalisa dan mengevaluasi serta menilai

kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan.

c. Melaksanakan kontrak-kontrak dengan pihak luar.

Kontrak-kontrak yang dilaksanakan dapat berupa perjanjian terima dan

tolak kontrak untuk pekerja kontraktor dan dipergunakan di bagian

produksi.

2. Kepala Bagian Personalia

Kepala Bagian Personalia memiliki tanggung jawab mengelola kegiatan

bagian personalia dan umum, mengatur kelancaran kegiatan ketenagakerjaan,

hubungan industrial dan umum, menyelesaikan masalah yang timbul di

lingkungan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan

perusahaan.

Adapun tugas dari Kepala Bagian Personalia sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


a. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan.

b. Membantu pimpinan dalam promosi dan mutasi karyawan.

c. Mengadakan pengangkatan dan pemberhentian (pemecatan) karyawan dan

menyelesaikan konflik sesama karyawan, antara atasan dan bawahan.

d. Mengatur hal yang berhubungan dengan pihak luar terhadap perusahaan.

3. Kepala Bagian Lapangan dan Kiln Dryer

Kepala Bagian Lapangan dan Kiln Dryer bertanggung jawab terhadap

kegiatan lapangan dan bagian pengeringan Klin Dryer. Adapun tugas Kepala

Bagian Lapangan dan Kiln Dryer adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dan hasil kerja dari seksi KD.

b. Mengkoordinir dan mendelegasi tugas di lapangan pada seksi lapangan.

4. Kepala Bagian Produksi

Kepala Bagian Produksi memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan produksi

berlangsung secara lancar dan efisien dalam memenuhi target produksi yang

telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun tugas Kepala Bagian Produksi

adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi semua kegiatan yang berlangsung di lantai pabrik baik

kegiatan produksi, pengendalian mutu maupun gudang.

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk dapat mengetahui

kekurangan dan penyimpangan/kesalahn sehingga dapat dilakukan

perbaikan untuk kegiatan berikutnya.

c. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya serta

menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.

Universitas Sumatera Utara


d. Menerima order (pesanan) dari bagian marketing (pemasaran) dan

mempunyai standar model, lalu dibuat dalam bentuk SPKP (Surat Perintah

Kerja Produksi) yang kemudian disampaikan ke bagian bahan baku untuk

melihat persediaan bahan baku yang ada.

5. Kepala Bagian Finishing

Kepala Bagian Finishing bertanggung jawab atas kualitas proses dan kualitas

produk di bagian finishing. Sedangkan tugas Kepala Bagian Finishing adalah

mengawasi semua hasil produksi.

6. Kepala Bagian Pembelian Bahan baku

Kepala Bagian Pembelian Bahan baku bertanggung jawab atas persediaan

bahan baku dan kulitas dari bahan baku tersebut. Tugas Kepala Bagian

Pembelian Bahan Baku adalah menyediakan bahan baku yang diminta oleh

bagian perencanaan sesuai dengan ukuran kebutuhan order.

7. Kepala Bagian Pemasaran

Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab atas segala yang berhubungan

dengan pemasaran produk dalam perusahaan sampai ke konsumen.

Adapun tugas Kepala Bagian Pemasaran adalah sebagai berikut :

a. Bertugas untuk melakukan analisis pasar, meneliti persaingan dan

kemungkinan perubahan permintaan serta mengatur distribusi produksi.

b. Menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan yang

mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga pendistribusian dan

promosi.

Universitas Sumatera Utara


c. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan

sehingga dapat ditentukan rencana volume (jumlah) penjualan.

8. Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab atas semua hal yang

berhubungan dengan administrasi dan keuangan perusahaan. Adapun tugas

Kepala Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan annual budget dan perkiraan penyaluran dana.

b. Mengawasi penggunaan dana, barang dan peralatan pada masing-masing

departemen dalam perusahaan.

c. Mengkoordinir seksi pembukuan dan kasir.

9. Kepala Bagian Teknik

Kepala Bagian Teknik bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan

dan kebutuhan listrik demi kelancaran produksi. Sedangkan tugas Kepala

Bagian Teknik adalah mendelegasikan dan mengkoordinir tugas-tugas di

bagian perawatan mesin dan listrik.

10. Seksi Lapangan

Adapun tugas Seksi Lapangan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun bahan baku agar dapat dikeringkan secara merata.

b. Menyortir dan menentukan grade kayu atau bahan baku.

c. Mentransfer hasil pengeringan alami atau bahan yang belum dikerjakan

namun sudah memenuhi syarat dimasukkan ke KD (Kiln Dryer).

11. Seksi KD (Kiln Dryer)

Adapun tugas Seksi KD adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


a. Mengangkut bahan baku untuk dikeringkan di ruangan KD sehingga kadar

airnya menjadi 12%.

b. Memberikan hasil pengeringan kepada bagian pemotongan.

12. Seksi Pemotongan dan Pengetaman

Adapun tugas Seksi Pemotongan dan Pengetaman adalah sebagai berikut :

a. Bertugas menyortir bahan-bahan dan Kiln Dryer.

b. Menyortir ukuran yang dipotong-potong dan mengelem serta mengepres

dengan manual dan mesin.

c. Mengetam / blanking kasar 2 sisi.

d. Memotong bahan yang diketam sesuai order (pesanan).

13. Seksi Proses

Adapun tugas Seksi Proses adalah bertugas mengawasi semua jalannya proses

pembutan profil, pengeboran dan pemasangan dowell.

14. Seksi Pengeleman

Adapun tugas Seksi Pengeleman adalah bertanggung jawab atas semua

pengeleman bahan-bahan komponen pintu.

15. Seksi Perakitan

Adapun tugas Seksi Perakitan adalah merakit komponen-komponen pintu dari

proses moulding dan proses laminating yang kemudian diproses di mesin

door press dan master shander.

16. Seksi Finishing

Adapun tugas Seksi Finishing adalah sebagai berikut :

a. Merevisi atau memperbaiki pintu yang kerusakannya sedikit

Universitas Sumatera Utara


b. Memasang label

c. Pembungkusan dengan menggunakan plastik

17. Seksi Quality Control

Adapun tugas Seksi Quality Control adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa proses pengerjaan komponen pintu

b. Memeriksa kulitas (grade)

18. Seksi Persediaan

Adapun tugas Seksi Persediaan adalah sebagai berikut :

a. Mencatat jumlah persediaan material yang masuk dan keluar

b. Memeriksa persediaan material (control stock) sehingga pada saat

diperlukan selalu tersedia

19. Seksi Pembelian

Adapun tugas Seksi Pembelian adalah sebagai berikut :

a. Mencari calon penjual material yang diperlukan apabila kepala bagian

menyatakan untuk membeli suatu material tertentu.

b. Melakukan negosiasi harga material dan meminta persetujuan kepala

bagian pembelian bahan baku.

c. Melakukan analisa harga

20. Seksi Perawatan Mesin

Adapun tugas Seksi Perawatan Mesin adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengecekan dan mencatat keadaan mesin/perawatan secara

berkala (rutin) atau pada saat-saat diperlukan dan melaporkannya kepada

kepala bagian teknik.

Universitas Sumatera Utara


b. Melakukan perawatan dan perbaikan secara berkala atau saat-saat yang

diperlukan.

21. Seksi Listrik

Adapun tugas Seksi Listrik adalah bertugas untuk melakukan pemeriksaan

kebutuhan listrik secara berkala yang dipakai untuk produksi.

22. Seksi Ekspor

Adapun tugas Seksi Ekspor adalah bertugas untuk melakukan koordinasi

penjualan langsung dengan konsumen.

23. Akuntansi

Adapun tugas bagian Akuntansi adalah Membantu kepala bagian Keuangan

dalam hal kegiatan administrasi dan keuangan.

24. Seksi Personalia

Adapun tugas Seksi Personalia adalah bertugas untuk mencetak daftar

absensi yang ditujukan dalam time recorder card untuk menetukan jumlah

jam kerja biasa dan jam kerja lembur serta mencatatnya dalam slip gaji.

25. Kasir

Adapun tugas Kasir adalah sebagai berikut :

a. Memberikan secara langsung upah atau gaji karyawan yang telah

ditetapkan oleh atasan.

b. Mencairkan kuitansi dan mencatat kuitansi yang telah disetujui oleh

atasan.

26. Satpam

Adapun tugas Satpam adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


a. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan keamanan dan

kebersihan.

b. Melakukan hal-hal yang berhubungan dengan izin-izin untuk perusahaan.

c. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan transportasi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai