TUGAS SARJANA
Oleh
2020
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas
Laporan tugas akhir ini terdiri dari struktur pengerjaan dan dasar-dasar dari
penelitian yang akan dilakukan di PT. Sumbetri Megah. Laporan ini memaparkan
dibutuhkan perbaikan dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk itu saya mengharapkan
kritik atau saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan tugas akhir ini.
Akhir kata, saya berharap agar laporan ini berguna bagi kita semua.
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Teknik Industri USU serta telah memberikan nikmat kesehatan dan ilmu kepada
saya selama masa kuliah dan dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.
Dalam penulisan Tugas Sarjana ini saya telah mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun
kepada Kedua Orang tua yang tiada hentinya mendukung baik secara moril
kemudian:
1. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST., MT., selaku Ketua Departemen dan
2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT., selaku Dosen Pembimbing yang telah
3. Bapak Buchari, ST., M.Kes, dan Bapak Erwin Sitorus, ST., MT,. Selaku
Sumatera Utara yang telah mendidik saya selama perkuliahan sebagai bekal
7. Adik-adik saya yang tercinta, Arrijal Al-Araaf, Arrijal Al-A’la dan Arrijal Al-
8. Sahabat-sahabat saya Tasya Jehan Tamara, Annisa Athirah, Safira Alifa yang
12. Sahabat terdekat saya mas Alwi Ahdi Fahrozi yang telah memberi banyak
13. Idola saya Bangtansonyeondan “BTS” Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min
Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung dan Jeon Jungkook dan
kepada seluruh ARMY yang telah memberi harapan kepada saya bahwa kerja
keras tidak akan mengkhianati hasil hingga saya dapat menyelesaikan tugas
sarjana ini.
14. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
BAB HALAMAN
ABSTRAK ................................................................................. ix
BAB HALAMAN
xi
BAB HALAMAN
(5S)........................................................................... III-28
xii
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
GAMBAR HALAMAN
GAMBAR HALAMAN
xviii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1. Data Produksi dan Jumlah Produk Cacat Tahun 2019........... I-3
TABEL HALAMAN
xvi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
yang telah selesai dibangun. Selain itu bagi perusahaan, mengendalikan kualitas
dengan baik juga dapat menguntungkan pihak perusahaan sebab semakin sedikit
produk yang cacat (kualitas buruk) maka dapat mengurangi biaya perbaikan
(repair), inventori, bahan baku dan waktu kerja yang berdampak pada profit
kualitas produksi yang bisa digunakan yaitu metode Seven Tools dan New Seven
Tools. Metode Seven Tools merupakan alat statistik untuk mencari akar penyebab
1
Diniaty, D. 2016. Analisis Kecacatan Produk Tiang Listrik Beton Menggunakan Metode
Seven Tools dan New Seven Tools (Studi Kasus: PT. Kunango Jantan).
I-1
Universitas Sumatera Utara
I-2
New Seven Tools merupakan alat bantu dalam memetakan masalah secara
analisis masalah dengan seven tools, dari penelitian diketahui adanya penurunan
cacat terbesar pada benang (meleset, loncat, kendor) sebesar 15,4%, dari 35,33
menjadi 19,93% alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah diagram
Process Control) dan diintegrasikan dengan metode kaizen 5W+1H (who, what,
where, when, dan why + how), sedangkan alat bantu yang digunakan adalah seven
tools. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 2 Januari 2013 hingga 9 Februari
2
Parwati, C. I., & Sakti, R. M. 2012. Pengendalian kualitas produk cacat dengan pendekatan kaizen
dan analisis masalah dengan seven tools.
3
Fatkhurrohman, A., & Subawa, S. 2016. Penerapan Kaizen Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan
Kualitas Produk Pada Bagian Banbury PT Bridgestone Tire Indonesia.
4
Sari, N. M. D. A., Satriawan, I. K., & Sadyasmara, C. A. B. Analisis dan Strategi Mitigasi Risiko
Produksi Teh Botol Sosro di PT. Sinar Sosro Pabrik Bali. Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Agroindustri ISSN, 2503, 488X.
5
PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur yang
produksi terutama di bagian pengolahan yaitu, produk jadi yang tidak memenuhi
standar 26.28 % (rusak). Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
konsep kaizen, seven tools pada bagian proses produksi dan analisis penerapan 5S,
pabrik. Dari hasil diperoleh pada histogram yang diperoleh dari check sheet, pareto
adalah adanya kadar asam lemak bebas (ALB) yang tinggi (33,79%), dan diikuti
dengan kadar air yang tinggi (33,49%) dan kadar kotoran yang tinggi (32,72%). Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan didapati kerusakan yang paling besar adalah
produk cacat yang dihasilkan melebihi batas yang ditentukan perusahaan yaitu
1%, sehingga perlu diketahui penyebab utama produk cacat dan tindakan apa yang
5
Lubis, R. P., Poerwanto, I., & Kes, A. M. (2013). Usulan Perbaikan Kualitas Produk Cpo dengan
Menggunakan Konsep Kaizen di PT Xyz. Jurnal Teknik Industri USU, 2(1), 219300.
metode Kaizen.
2. Data yang digunakan adalah data produksi dan produk cacat dari November
1. Proses produksi berjalan dengan normal sesuai SOP perusahaan tanpa ada
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam Bab
penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika
Bab III Landasan Teori, membahas tinjauan pustaka yang berisi teori-teori
teori yang digunakan meliputi teori buku, jurnal penelitian dan draft tugas sarjana
penelitian, baik data primer maupun data sekunder, serta bagaimana data-data
permasalahan tersebut.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, diuraikan kesimpulan yang diperoleh dari
Perusahaan PT. Sumbetri Megah berdiri dengan nama awal PT. Sumatera
Beton Industri, yang disahkan berdasarkan akte notaris MU. Sembiring No. 25
Tanggal 13 Januari 1983, lalu berdasarkan akte notaris MU. Sembiring N0. 28
Tanggal 20 Mei 1983 nama perusahaan berganti menjadi PT. Sumbetri Megah.
PT. Sumbetri Megah dibeli oleh pemegang saham baru yaitu PLN (Perusahaan
Listrik Negara) berdasarkan akte Tanggal 9, 10, 11, 12 April 1995 dihadapan
Notaris Munir Nasution. Perusahaan ini juga tercatat sebagai anggota APTI
pembuatan tiang listrik beton pra-tegang. Pada awalnya, perusahaan ini bernama
Elektrika Timber yang bergerak dibidang pengawetan tiang listrik yang terbuat
dari kayu (wood pole). Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan
teknologi, maka tiang listrik kayu diganti dengan tiang listrik beton. Hal ini
didukung pula oleh adanya rencana pemerintah dalam melestarikan alam dan
lingkungan hidup sehingga usaha pengawetan wood pole diganti dengan usaha
Uji coba produksi dilakukan pada tahun 1986, dan penjualan tiang beton
II-1
Universitas Sumatera Utara
II-2
baru terwujud pada bulan april 1987. Sampai saat ini perusahaan telah
memproduksi enam jenis tiang listrik yang dibagi berdasarkan ukuran panjang
jenis tiang listrik ini dapat dibagi lagi berdasarkan ukuran diamater tiang, beban
Sampai pada tahun 2010 PT. Sumbetri Megah telah memproduksi tiang
jenis tiang ini yang memiliki permintaan terbesar adalah tiang dengan ukuran 7 m,
digunakan sebagai tiang listrik jalan raya dan perumahan, sedangkan tiang tipe 14
atau pentanahan. Jumlah produksi tiang ini sekitar 10% dari keseluruhan produksi
tiang. Tembaga dalam tiang berfungsi untuk menangkal petir dengan cara
meredamnya ke tanah.
Besitang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara dengan luas 50.015 m2. Dan lokasi
kantor pusat berada di Jl. Bakti Luhur No.208, Dwi Kora, Kec. Medan Helvetia,
Produk tiang listrik PT. Sumbetri Megah telah didistribusikan secara luas.
Daerah yang sudah menjadi langganan pemesanan tiang ini meliputi: Medan,
Padang, Aceh, Riau, Palembang, dan Jambi. Selain itu tiang ini juga akan dijual
keluar pulau sumatera seperti jawa, kalimantan, sulawesi dan irian jaya jika
pemesanan dari pihak luar ada yang membutuhkannya. Tiang yang dijual ke
berbagai daerah ini digunakan sebagai tiang listrik jalan raya, tiang lampu jalan,
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT.
Sumbetri Megah adalah struktur organisasi lini. Struktur organisasi PT. Sumbetri
Dewan Komisaris
Direktur
Wakil Direktur
Manager
Keuangan
Manager Teknik Manager Pabrik
dan Administrasi
KB Teknik dan
Pengembangan dan Laporan KB Produksi KB Pemeliharaan KB Quality Control KB Tata Usaha dan Akuntansi dan SDM Pemasaran
Ka Administrasi
Ka Shift 1 Ka Keuangan Umum
Ka Regu Perangkaian
sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
Tugas :
Wewenang :
2. Direktur
perusahaan.
formal dan informal dengan seluruh pihak intern dan ekstern perusahaan.
Wewenang :
3. Wakil Direktur
Wewenang :
direktur berhalangan.
4. Manager Pabrik
pengelolaannya.
Wewenang :
5. Manager Teknik
pengurangan biaya.
Wewenang :
Tugas :
pabrik.
karyawan pabrik.
Wewenang :
Tugas :
b. Mengelola secara tertib kas dan bank, baik berupa jaminan bank dan
masalah pajak.
perusahaan.
d. Mencatat nilai persediaan, baik untuk bahan baku, bahan penolong, dan
barang jadi.
supplier.
Tugas :
a. Mengurus penjualan tiang listrik kepada PLN, swasta maupun industri lain
yang membutuhkan.
lapangan.
membutuhkan.
b.
Wewenang :
produksi.
Tugas :
Tugas :
a. Mencatat jenis komponen yang rusak pada bengkel trafo dan kamar tera.
Wewenang :
Wewenang :
15 .Kepala Keuangan
Tugas :
Wewenang :
tutup buku.
b.
Tugas :
Wewenang :
Tugas :
a. Mencatat semua surat-surat yang masuk dan yang keluar dari perusahaan.
Wewenang :
Wewenang :
Rekapitulasi tenaga kerja PT. Sumbetri Megah dapat dilihat pada tabel
2.1.
Jam kerja yang sudah ditetapkan oleh PT. Sumbetri Megah sebagai berikut:
Jam kerja ini berlaku untuk karyawan yang berada di kantor pabrik. Ada tiga
Jadwal Keterangan
Pukul 08.00 – 12.00 Kerja
Pukul 12.00 – 13.00 Istirahat
Pukul 13.00 – 17.00 Kerja
Jam kerja shift berlaku untuk karyawan pada lantai produksi. Pembagian
shif kerja ada dua dan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
semi otomatis dimana menggunakan alat bantu seperti crane. Hal ini membantu
Oleh karena itu, perusahaan selalu melakukan pengujian produk yang akan di
1. Hammer Test
3. Slump Test
4. Proof Test
perusahaan :
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi
dengan presentasi terbesar dari semua bahan. Bahan baku yang digunakan antara
lain :
1. Semen
Semen yang digunakan adalah semen merk semen padang tipe 1 yang
2. Pasir
Indonesia (PBI), yaitu pasir yang kasar dengan gradasi baik, tertahan
3. Batu Pecah
Batu pecah yang digunakan berdiameter 5-12 mm. Batu split yang baik
adalah batu yang tidak pipih, mempunyai permukaan pecah pada seluruh
4. Air
Air yang digunakan dalam proses produksi berasal dari sumur bor. Sebelum
5. Rangka
Spiral Wire.
untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak menjadi bagian dari produk
akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah mal huruf dan cat pilox. Mal huruf
dan cat pilox digunakan untuk pembuatan merk, logo, kode dan tanggal produksi
tiang.
Bahan tambahan dalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan
digunakan
1. Minyak Solar
2. Minyak Gemuk
3. Minyak Trafo
Minyak trafo ini digunakan untuk mengolesi mal agar concreate (bahan
4. Tembaga
menyambar.
5. Kuningan
Kuningan ini digunakan untuk mengikat tembaga pada tiang listrik beton.
Berikut uraian proses produksi tiang listrik beton pra tegang tipe 12-19-350.
Perangkaian
Penyetelan Mal
Pengecoran
Stressing
Spinning
Steaming
Pembukaan Mal
Pengecatan Identitas
Tiang
Stock Tiang
1. Proses Perangkaian
dengan baut.
2. Proses Pengecoran
Bahan-bahan seperti semen, pasir, batu pecah dan air dimasukkan ke dalam
3. Penutupan Mal
menggunakan baut dan mur disepanjang cetakan mal. Setelah itu cetakan
4. Proses Stressing
Penegangan ini lebih mudah dilakukan, karena kedua ujung PC Wire telah
terlebih dahulu diberi ulir. Bagian ujung mal diberi Pen, yang berfungsi
untuk membuat lubang pada ujung tiang, kekuatan stressing ini diberikan
5. Proses Spinning
yang ditumbalkan oleh mesin spinning. Proses ini dilakukan dalam 3 tahap
yaitu : Tahap I 300 rpm selama 3 menit, Tahap II 600 rpm, dan Tahap III
6. Proses Steaming
Uap panas dimasukkan ke dalam mal melalui pipa-pipa yang berisi uap dari
Setelah tiang dingin maka diberi identitas, seperti jenis tiang, tanggal
(sotck yard). Di sini beton diberi penutup yang terbuat dari campuran
semen, pasir dan air sehingga tiang yang awalnya berlubang atasnya
proses produksinya.
1. Mixer
Mixer digunakan untuk mencampur pasir, batu split, semen dan air.
3. Spinning Machine
4. Boiler
beton.
6. Treading Machine
7. Spiral Machine
8. Hoist Crane
9. Mesin Pengunci
11. Gerinda
12. Las
1. Forklift
baku dan gudang bahan tambahan menuju lokasi pabrik. Adapun yang
2. Scrap
3. Kain
TINJAUAN PUSTAKA
produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas
suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi
kebutuhan pelanggan
4. Melakukan hal yang benar, tim yang benar, selalu berusaha untuk perbaikan,
5. Arti keunggulan
6. Pantang menyerah dan terus berusaha oleh semua anggota organisasi untuk
1
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana 2004. Total Quality Management. (Yogyakarta, Andi) H.24
III-1
Universitas Sumatera Utara
III-2
(Grant, 1996). Pernyataan ini sama seperti penawaran yang sering dilakukan
membuat sebuah tawaran melalui pengertian arti dari kualitas yang sebenarnya
cara mengidentifikasi kualitas adalah murni dari kata-kata orang saja. Ini didasari
ketentuan.
3
3.2. Dimensi Kualitas
atau pelengkap.
5. Daya tahan (durability) berkatan dengan berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan.
Dimensi tersebut bersifat independen, oleh karena itu sebuah produk bisa
memiliki kualitas yang sangat baik pada satu dimensi namun tidak pada dimensi
lainnya.
produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan. Hal ini juga
5
3.4. Seven Tools
dapat membuat proses penyelesaian masalah menjadi lebih cepat dan sistematis.
4
Amin Widjaja Tunggal. 2013. Pengantar Manajemen Mutu. Jakarta:Harvarindo. H. 332-333
5
Duncan Neuhaesar. Personal Continous Quality Improvement, Sevent Edition (California,). H.8
perbaikan kualitas.
operasi tentang proses yang sedang diselidiki. Sebuah check sheet dapat sangat
berguna dalam aktivitas pengumpulan data. Saat mendesain sebuah check sheet
menentukan tipe data yang akan dikumpulkan adalah hal yang penting. Bagian
atau jumlah operasi, tanggal, penganalisa dan informasi yang berguna untuk
Check sheet ini dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari
proses produksi atau proses kerja lainnya. Output kerja sesuai dengan
akhirnya secara langsung akan dapat diperoleh pola distribusi yang terjadi.
Untuk mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses
yang ada dan persentasenya. Setiap kesalahan biasanya akan diperoleh dari
6
Douglas C Montgomery. Op.cit, H.199
7
Rosnani Ginting, 2007, Sistem Produksi, Yogyakarta :Graha Ilmu. H.307
sehingga dapat dianalisa dan diketahui distribusinya. Dari histogram ini dapat
terlihat gambaran penyebaran data apakah data tersebut telah sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak. Selain itu, histogram dikenal juga sebagai grafik distribusi
frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk menganalisa mutu
dari sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai
standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Melalui gambar
a. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi
ditentukan.
8
Ibid, H.309
bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu.
ditetapkan.
c. Masukkan dan susun data tadi ke dalam tabel frekuensi untuk mengetahui
9
3.4.3. Diagram Pareto
diterima oleh 20% penduduk. Berawal dari sini, dia melakukan survei yang sama
di beberapa negara dan menemukan hal yang sama juga bahwa 80% pendapatan
diterima oleh 20% penduduk. Informasi penelitian distribusi yang tidak seimbang
ini menjadi sebuah bagian integral dari teori ekonomi. Dr. Joseph Juran
mengenalkan konsep ini secara universal yang dapat diaplikasikan dalam banyak
bidang dan menyarankan untuk memberi nama hukum 80/20 sebagai diagram
Pareto.
yang direpresentasikan kepada jumlah data yang disatukan bersama dari kiri ke
kanan, dari yang paling besar disebelah kiri ke yang paling kecil disebelah kanan.
Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas
Pareto Diagram tersebut kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian
pada sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian
9
Dale H Besterfield. Quality Control, Fifth Edition (USA, Prentice Hall.Inc). H.15
2. Putuskan jika frekuensi (yang terbaik) atau frekuensi harus digunakan sebagai
tingkatan frekuensi
4. Urutkan data atau kategori tingkatan dari yang terbesar hingga yang terkecil
10
3.4.4. Stratifikasi
10
Rosnani Ginting. Op.cit, H.305
sumber daya yang terlibat, mesin yang digunakan dalam proses, bahan baku,
dan lain-lain.
a. Jenis Kerusakan
b. Sebab Kerusakan
c. Lokasi Kerusakan
d. Material
e. Produk
f. Tanggal Pembuatan
g. Kelompok Kerja
h. Operator Perorangan
i. Supplier Bahan
11
3.4.5. Scatter Diagram
variabel dapat digunakan untuk mengganti variabel yang lain. Sebagai contoh
hubungan anatar temperatur dengan volume suatu bahan (misalnya gas) adalah
dilakukan analisa lebih lanjut, sejauhmana antara faktor x dan y memiliki korelasi,
yang dalam hal ini direpresentasikan sebagai nilai r (rho), yaitu nilai yang
faktor itu berhubungan sangat erat bila nilai rho mendekati angka + 1. Di samping
itu, juga akan dapat disimpulkan kecenderungan arah korelasi tersebut (positif
atau negatif).
Rumus koefisien korelai (r) antara dua variabel adalah sebagai berikut :
11
M.N. Nasution. Manajemen Mutu Terpadu. 2001. (Jakarta, Ghalia Indonesia). h.102
12
3.4.6. Peta Kontrol
keadaan stabil atau tidak dengan kata lain apakah masih dalam keadaan
terkendali (sesuai dengan batas spesifikasi) atau di luar kendali (di luar batas
spesifikasi). Pada dasarnya alat bantu ini adalah berupa rekaman data suatu
proses yang sudah berjalan. Bila data yang terkumpul sebagian besar berada
dalam kondisi stabil. Tetapi sebaliknya, bila sebagian besar data menunjukkan
deviasi di luar batas kendali, maka bisa dikatakan proses berjalan tidak normal,
yang bisa berdampak pada penurunan Mutu produk. Control Chart yang paling
Control Chart untuk pengukuran data variabel. Data yang bersifat variabel
diperoleh dari hasil pengukuran dimensi, seperti berat, panjang, tebal, dan
1) Peta Kontrol x
yang ditarik dari suatu proses kerja. Untuk membuat peta kontrol x
12
Rosnai Ginting, Op.cit H.312
Garis tengah = x
Rumus revisi peta kontrol x untuk data yang out of control adalah:
g = jumlah sampel
2) Peta kontrol R
Peta ini menggambarkan variasi dari range sample lot data yang ditarik
dari suatu proses kerja. Untuk membuat peta kontrol R dapat digunakan
Rumus revisi peta kontrol R untuk data yang out of control adalah:
g= Jumlah sampel
3) Peta kontrol s
Peta ini menggambarkan variasi standar deviasi dari sampel lot data
yang ditarik dari suatu proses kerja. Untuk membuat peta kontrol s
Rumus revisi peta kontrol s untuk data yang out of control adalah:
g = Jumlah sampel
penentuan cacat warna, goresan, berkarat, dan sebagainya. Control Chart untuk
1) p-Chart
Garis Tengah= p
2) np-Chart
yang dapat digunakan juga untuk jumlah subgrup yang tidak konstan.
3) u-Chart
4) c-Chart
13
3.4.7. Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat adalah gambar garis dan simbol yang dirancang
untuk mewakili arti hubungan antara akibat dan sebab. Diagram sebab akibat
dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 dan dikenal dengan
Diagram Ishikawa.
13
M.N. Nasution, Op.Cit, H.110
1. Manusia (Man)
dan sumber daya manusia (SDM), dan pengurangan biaya-biaya yang tidak
perlu.
keputusan.
mayor.
14
3.5. Kaizen
Istilah ini mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang baik
manajer dan karyawan dan melibatkan biaya dalam jumlah tak seberapa.
Filsafat kaizen berpandangan bahwa cara hidup kita apakah itu kehidupan kerja
pada upaya perbaikan terus menerus. Konsep ini dirasakan begitu alamiah dan
dipahami benar oleh banak orang Jepang, bahkan sampai mereka tak menyadari
14
Imai, Masaaki. Gemba Kaizen : Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada Manajemen.
Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo. 1997.
4. Mengutamakan kualitas
6. Kepuasan konsumen
procedure - SOP). Perbaikan, pada sisi lain, berkaitan dengan kegiatan yang
terhadap manajemen dalam hal ini dapat disimpulkan secara singkat sebagai
bahwa, siklus ini merupakan konsep yang terpenting dari proses kaizen.
PERBAIKAN
ACT PLAN
A P
C D
CHECK DO
Pada awalnya, setiap proses kerja baru belum cukup stabil. Sebelum kita
PEMELIHARAAN
ACT STANDARDIZE
A S
C D
CHECK DO
Sumber : Masaaki Imai (1997:4) Gemba Kaizen
hal itu terjadi karena kita tidak memiliki standar? Atau apakah hal itu
terjadi karena standar yang tidak cukup rinci atau kurang memadai?
4. Mengutamakan Kualitas
dipahami secara benar dan dipecahkan, masalah itu harus ditemukan dan
6. Konsumen
1. Orientasi Pelanggan
3. Robotik
5. Sistem Saran
1. Penataan
esensial bagi manajemen yang baik. Melalui 5R, karyawan mempelajari dan
Lima butir dari pemeliharaan tempat kerja (5R) ini merupakan kegiatan awal
sedunia.
memberikan nilai tambah atau tidak menghasilkan nilai tambah, yang berarti
pemborosan. Hal ini juga berlaku bagi sumber daya perusahaan lainnya,
dua bagian. Penghapusan pemborosan dapat menjadi cara yang paling hemat-
3. Standarisasi
tugas. Oleh karena produk atau jasa layanan tercipta sebagai hasil dari
serangkaian proses, maka standar tertentu harus diterapkan dan dipatuhi pada
setiap proses yang terlibat guna menjamin kualitas. Menjaga standar adalah
cara untuk menjamin kualitas pada setiap proses dan mencegah terjadinya
5S adalah huruf awal dari lima kata Jepang, yaitu : Seiri, Seiton, Seiso,
Seiketsu, dan Shitsuke, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi 5R,
yaitu : Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Kata – kata tersebut
konsep yang sangat sederhana sehingga mudah dimengerti baik tujuan maupun
intensif dalam bidang manufaktur. Perusahaan jasa layanan dapat melihat adanya
konteks yang paralel dalam rangkaian proses jalur produksi mereka yang dapat
1. Ringkas (Seiri)
tidak diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari gemba. Batasan
tentang barang yang diperlukan harus ditetapkan. Segala macam objek dapat
ditemukan di gemba.
daerah kerja dimana akan diterapkan ringkas. Anggota tim 5R pergi ke gemba
dengan membawa satu genggam label merah dan mencantumkan label merah
tersebut pada objek yang mereka yakini tak diperlukan. Ukuran label yang lebih
besar atau jumlah label yang makin banyak adalah makin baik.
2. Rapi (Seiton)
disingkirkan dari gemba. Yang tersisa tinggallah sejumlah minimum barang yang
diperlukan.namun, barang – barang yang diperlukan ini, seperti alat kerja dan
sebagainya, tak dapat digunakan sebagaimana mestinya bila terletak jauh dari
menjadi minimum. Untuk menerapkan hal ini, semua barang harus memiliki
alamat tertentu, nama tertentu, dan volume yang tertentu pula. Tak hanya
harus pula ditetapkan. Misalnya, barang setengah jadi tak boleh diproduksi tanpa
batas.
setengah jadi tersebut harus dinatakan secara jelas (yaitu dengan membuat garis
batas segi empat di lantai) dan jumlah tumpukan kotak yang diperkenankan
(misalnya lima tumpuk) haru pula ditentukan. Sebuah tanda pembatas dapat
kotak. Bila jumlah maksimum yang diperkenankan tercapai, produksi dip roses
sebelumnya harus dihentikan karena tak ada kebutuhan untuk berproduksi lebih
dari ang dapat dikonsumsi oleh yang tertib dengan penundaan yang minimum dari
pos kerja yang stu ke pos berikutnya dan aliran barang berasarkan antrian (first in
first 0ut).
3. Resik (Seiso)
mesin dan alat kerja, lantai tempat kerja, dan berbagai daerah di dalam tempat
kerja. Ada sebuah aksioma yang patut dianut, membersihkan berarti memeriksa.
Operator yang membersihkan mesin dapat menemukan berbagai fungsi ang gagal.
Bila mesin dilingkupi oleh minyak, debu, dan daki yang tebal sulit sekali
atau baut dan mur kendor. Bila keadaan ini ditemukan secara dini, maka dengan
4. Rawat (Seiketsu)
Rawat dalam bahasa Jepang adalah seiketsu yang berarti tertib pribadi,
seperti mengenakan pakaian yang pantas dan bersih, kaca mata pengaman, sarung
tangan dan sepatu dan selalu menjaga keadaan lingkungan kerja yang bersih dan
sehat. Pengertian lain dari rawat adalah mempertahankan keadaan yang sudah
Misalnya, mudah sekali menerapkan ringkas satu kali pada suatu saat
perbaikan terjadi, namun tanpa upaya untuk melanjutkan kegiatan tersebut, tempat
kerja akan kembali keadaan semula. Melakukan kaizen satu kali di gemba adalah
sangat mudah. Menjaga agar kegiatan kaizen dapat berlangsung setiap hari
merupakan hal yang berbeda. Manajemen harus menjabarkan sistem dan prosedur
seberapa sering kegiatan ringkas, rapi, resik harus dilakukan dan siapa saja yang
harus dilibatkan.
5. Rajin (Shitsuke)
rawat secara teus menerus dan menjadikan kegiatan ini sebagai kebiasaan dalam
Dimulai dengan menyingkirkan apa yang tidak dibutuhkan dari gemba (ringkas)
dan menata kembali semua barang yang dibutuhkan di gemba dengan tertib (rapi).
ketidakwajaran dapat mudah dikenali. Dan tiga langkah tersebut harus dijaga agar
berlangsung setiap saat (rawat). Karyawan harus mengikuti aturan yang disepakati
dan ditetapkan pada tiap langkah tersebut dan pada saat mereka mencapai langkah
rajin, mereka telah cukup terbekali dengan disiplin pribadi untuk mengikuti dan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
dengan luas 50.015 m2. Dan lokasi kantor pusat berada di Jl. Bakti Luhur No.208,
Dwi Kora, Kec. Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara 20123. Penelitian
data angka yang diperoleh saat pengamatan agar dapat memberikan gambaran
tersebut.
Objek penelitian adalah objek terkait dengan produk yang diteliti. Objek
yang diteliti adalah kualitas dari tiang listrik beton PT. Sumbetri Megah.
(Sinulinggga, 2015).
Ada dua jenis variabel yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu:
dan menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel lain. Variabel independen
pada penelitian ini adalah tiang listrik beton yang bergelombang, retak, patah dan
keropos.
2. Variabel Dependen
dipengaruhi atau menjadi akibat dari variabel bebas. Variabel dependen pada
Gelombang
Retak
Keropos
Patah
Mulai
Studi Literatur
1. Teori Kualitas
2. Seven Tools
3. Kaizen
Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Pengolahan Data
Identifikasi penyebab kecacatan dengan seven tools
Selesai
analisis terhadap pekerjaan dan aktivitas yang berlangsung. Data mengenai hal-hal
1. Data primer
dengan objek yang akan diteliti yaitu permasalahan yang ada dan data
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk dokumen, seperti data
sebagai berikut :
1. Wawancara
2. Dokumentasi
3. Survei
1. Kuesioner
1
Kuesioner merupakan suatu bentuk instrumen pengumpulan data dalam
format pertanyaan tertulis yang dilengkai dengan kolom dimana responden akan
tujuan penelitian. Syarat utama pengisian kuesioner adalah pertanyaan yang jelas
Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Sampel adalah bagian
dari populasi yang akan diteliti. Untuk penyebaran kuesioner terbuka teknik
pemahaman responden terhadap produk yang diteliti. Jumlah sampel yang diambil
1
Sinulingga, Sukaria. Metodologi Penelitian. (Medan:USU Press) hal. 170
kecacatan produk adalah seven tools yang meliputi check sheet, histogram, pareto
diagram, scatter diagram, stratifikasi, peta kontrol, dan cause effect diagram.
BAB V
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung
2. Data sekunder
bentuk yang sudah jadi, seperti data produksi dan kecacatan produk.
Data produksi dan data kecacatan produk dapat dilihat pada Tabel 5.1.
metode Kaizen.
berikut:
1. Check Sheet
2. Histogram
3. Pareto Diagram
4. Stratification
5. Scatter Diagram
6. Control Chart
Check Sheet adalah alat pencatat hasil pengumpulan. Check Sheet data
Berdasarkan Tabel 5.2. dapat dilihat jenis kecacatan tertinggi adalah tiang
bergelombang dengan jumlah 165 buah, kemudian tiang retak dengan total 154,
cacat jeropos dengan total 117 buah dan yang terendah adalah tiang patah dengan
5.2.2. Histogram
kumulatif dari setiap jenis kecacatan. Persentase kecacatan dapat dilihat pada
Tabel 5.3.
Dari tabel diatas, maka dapat dibuat diagram pareto jenis kecacatan produk
5.2.4. Stratifikasi
pencatatan tentang jumlah kecacatan yang terjadi pada tiap jenis kecacatan.
diagram pareto, karakteristik kualitas yang paling banyak cacat adalah cacat
sebagai berikut:
sebagai berikut:
Scatter diagram antara cacat retak dengan total produksi dapat dilihat pada
Gambar 5.4.
Scatter diagram antara cacat keropos dengan total produksi dapat dilihat
Peta kontrol digunakan untuk mendapat data proses produksi yang terjadi
dalam batasan kontrol , maka kita dapat mengetahui apakah proses tersebut berada
dalam batas kontrol dan dapat dikatakan in control. Untuk pembuatan peta
kontrol, perlu ditentukan terlebih dahulu proporsi kecacatan, batas atas (UCL),
batas bawah (LCL) dan garis tengah (CL).Tingkat kepercayaan dan ketelitian
pada penelitian yang dipakai dalam penelitian adalah 99% dan 1% dengan nilai
K=3 sigma. Peta kontrol yang digunakan adalah peta kontrol atribut yaitu peta
kendali p. Peta p menggambarkan bagian yang ditolak karena tidak sesuai dengan
berikut:
np1 45
p1= n1 = 1465 =0,0307
2. Menghitung garis pusat yang merupakan rata-rata kecacatan produk (p).
∑ 541
p=
∑ = 17.127 = 0,0316
3. Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL) dan batas
UCL = 0,0453
0,0316 (1-0,0316)
UCL = 0,0316-3√
LCL = 0,0179
Berdasarkan perhitungan nilai LCL dan UCL di atas, terlihat bahwa proporsi
kecacatan (p) masih berada dalam batas kontrol. Adapun perhitungan batas
Dari hasil perhitungan Tabel 5.10. di atas, maka dapat digambarkan peta
penyebab terjadinya sebuah cacat produk. Dari diagram pareto dapat dilihat
kecacatan paling dominan adalah bergelombang dan retak pada tiang listrik beton.
daur PDCA atau disebut juga siklus Deming, karena di perkenalkan pertama kali
1. Plan
effect diagram.
kerusakan.
2. Do
3. Check
atau kekurangan pada bahan baku, mesin, operator dan metode kerja yang
4. Action
Jika hasil yang diperoleh belum optimal dan masih terjadi banyak
membuat rencana yang baru sesuai dengan yang dibutuhkan. Pada rencana
yang baru nanti akan kembali dilakukan sesuai dengan step awal dan akan
kembali.
lingkungan kerja yang nyaman. Dengan lingkungan yang nyaman maka akan
1. Seiri atau ringkas adalah memisahkan barang yang berguna dan tidak
2. Setelah memisahkan barang yang berguna maka dilakukan seiton atau rapi
dengan meletakkan barang dan peralatan sesuai dengan tempat yang telah
3. Seiso atau resik adalah menempatkan peralatan dengan pola dan posisis
alat yang digunakan dalam proses produksi diletakkan ditempat yang telah
4. Seiketsu atau rawat adalah dimana para operator dan karyawan yang
bekerja harus selalu ikut menjaga barang dan peralatan pabrik, baik itu
3. Kerja operator diamati agar diketahui apakah ada yang tidak memberi nilai
5.3.4. Standarisasi
procedure (SOP) yang disepakati bersama. Standarisasi ini dapat diubah dan
masalah
Berikut adalah kondisi aktual dan usulan perbaikan dari beberapa faktor penyebab
Mesin yang tidak bekerja optimal Perawatan mesin secara berkala dan
perbaikan mesin jika terjadi kerusakan
Bahan baku yang tidak sesuai standar Melakukan pengecekan bahan baku
sebelum memulai proses produksi
VI-1
Universitas Sumatera Utara
VII-2
BAB VII
7.1. Kesimpulan
permukaan tidak rata dan bertekstur kasar. Kecacatan retak terdapat garis-
permukaan
tidak memiliki nilai tambah dan standarisasi yang diubah menjadi lebih
baik.
VII-1
Universitas Sumatera Utara
VII-2
7.2. Saran
kualitas produk
VII-1
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Jersey:Prentice`Hall,Inc
Metode Seven Tools dan New Seven Tools (Studi Kasus: PT. Kunango
Jantan). Jurnal Teknik Industri: Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
Utama. Jakarta.
Goetsch, D.L. dan Stanley B.D. 2002. Manajemen Mutu Total. Jakarta: PT.
Prenhallindo.
Imai, Maasaki. 1997. Gemba Kaizen : Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah
Ghalia Indonesia
cacat dengan pendekatan kaizen dan analisis masalah dengan seven tools.
Periode III
Tjiptono, F & Diana, A., 2004. Total Quality Management. Yogyakarta: PT Andi
Offset