Anda di halaman 1dari 136

OPTIMISASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA TOKO

ROTI SINAR SEMBIRING DENGAN MENGGUNAKAN


ANALISIS BIAYA SEBAGAI PENDEKATAN

TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh:
OKTA FANDER BOY SEMBIRING
NIM : 160403095

DEPARTEMEN T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2020

No. Dok : FM-GKM-S1T1-FT-6-06-07; Tgl Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Scanned with CamScanner


Universitas Sumatera Utara

Scanned with CamScanner


ABSTRAK

Persediaan merupakan sumber daya yang disimpan dan dipergunakan untuk

memenuhi kebutuhan sekarang maupun kebutuhan yang akan datang serta

menjamin kelancaran suatu proses produksi bagi perusahaan. Dalam pengendalian

persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus

di tanggung oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan model persediaan yaitu

metode Economic Order Quantity (EOQ) dan metode Algorithm Wagner Within

(AWW) untuk mendapatkan persediaan optimum. Kemudian, membandingkan

antara hasil perhitungan total biaya persediaan kedua metode tersebut. Berdasarkan

hasil perhitungan metode yang terpilih yaitu metode Economic Order Quantity

(EOQ) paling optimal dimana tepung terigu sebanyak 5 kali dengan ukuran

pemesanan sebesar 13.729 kg. Jumlah pembelian bahan baku optimal untuk tepung

tapioka sebanyak 2 kali dengan ukuran pemesanan 2.961 kg. Jumlah pembelian

bahan baku optimal untuk gula sebanyak 4 kali dengan ukuran pemesanan 9.775

kg. Sedangkan, hasil perhitungan dalam penyediaan bahan baku maka diketahui

perbandingan total biaya persediaan antara perusahaan sebesar Rp 24.900.000 dan

metode Economic Order Quantity yang optimal sebesar Rp 13.775. 000. Sehingga

dengan model ini perusahaan dapat menghemat 44% dari total biaya persediaan

yang dikeluarkan.

Kata Kunci :Algoritma Wagner Whitin, Economic Order Quatity (EOQ),


Persediaan, Total Biaya Persediaan

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Inventories are resources that are stored and used to meet present and future needs
and ensure the smooth running of a production process for the company. In
controlling inventory, it is necessary to pay attention to it because it is directly
related to the costs that must be borne by the company. This study uses an inventory
model, namely the Economic Order Quantity (EOQ) method and the Wagner Within
(AWW) Algorithm method to obtain optimum inventory. Then, compare the results
of the calculation of the total cost of the inventory of the two methods. Based on the
results of the calculation of the method chosen, the Economic Order Quantity
(EOQ) method is the most optimal where the flour is 5 times with an order size of
13,729 kg. The optimal amount of raw material purchases for tapioca flour is 2
times with an order size of 2.961 kg. The optimal quantity of raw material purchases
for sugar is 4 times with an order size of 9,775 kg. Meanwhile, the calculation
results in the provision of raw materials, it is known that the ratio of the total cost
of inventory between companies is Rp. 24,900,000 and the optimal Economic Order
Quantity method is Rp. 13,775. 000. So with this model the company can save 44%
of the total inventory costs incurred.

Keywords: Algorithm Wagner Whitin, Economic Order Quatity (EOQ), Inventory,


Total Inventory Cost

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas

rahmat dan karunia-Nya, Tugas Sarjana dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas Sarjana merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar

Sarjana Teknik (S-1 Teknik Industri) di Departemen Teknik Industri, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun Tugas Sarjana ini berjudul

Optimisasi Persediaan Bahan Baku Pada Toko Sinar Sembiring Dengan

Menggunakan Analisis Biaya Sebagai Pendekatan.

Besar harapan penulis bahwa Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat

dan pengetahuan bagi pembaca. Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari

laporan Tugas Sarjana ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka

terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan

Tugas Sarjana.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, SEPTEMBER 2020 OKTA FANDER BOY SEMBIRING

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

merasakan dan mengikuti pendidikan di Departeman Teknik Industri USU serta

telah membimbing penulis selama masa kuliah dan menulis laporan tugas sarjana

ini.

Dalam penulisan tugas sarjana penulis telah mendapatkan bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupu proses

administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Kedua Orang tua , Darius Sembiring dan Kasihani Br Ginting yang tiada

hentinya mendukung penulis baik secara moral maupun materil dan senantiasa

mendoakan penulis selama menempuh pendidikan sarjana. Abang penulis

Fernando Sembiring dan adik penulis, Benhur Sembiring dan Aderena Br

Sembiring, yang selalu memotivasi penulis untuk melakukan yang terbaik

sehingga laporan ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT, IPM selaku Ketua Departemen

Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah

mengizinkan pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Buchari, ST, M.Kes, selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mengizinkan

pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

Universitas Sumatera Utara


4. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, M.S.I.E., Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim

Matondang, MSIE., dan Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc. selaku Koordinator

Tugas Sarjana yang telah memberi masukan terkait topik Tugas Sarjana.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Humala L. Napitupulu, DEA selaku Dosen Pembimbing

Tugas Sarjana yang telah bersemangat meluangkan waktu, pemikiran, dan

tenaga beliau untuk membimbing dalam penulisan laporan Tugas Sarjana ini.

6. Seluruh Dosen di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara yang telah membeikan pengajaran selama perkuliahan yang

menjadi bekal penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas sarjana ini..

7. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Nurmansyah, Bang Edi, Kak

Rahma, Bu Ester dan Kak Mia. Terima kasih atas bantuannya dalam hal

penyelesaian administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

8. Seluruh pihak Pabrik Roti Sinar Sembiring yang telah memberikan izin serta

membantu data yang diperlukan selama penelitian Tugas Sarjana.

9. Asisten Laboratorium Komputasi 2016 yaitu Alfredo, Rosanna Dumenggan,

Ericko Wasita Rimbawan, Jeanica Devany, yang telah berkenan berbagi

dukungan, bantuan, hobi, canda tawa, hingga suka duka kepada penulis dalam

menyelesaiakan tugas akhir ini.

10. Asisten Lab. Komputasi 2018, yaitu Junita, Kartatiawarman, Rachel F. Purba,

Deswan Rakhmat, Jansen Stanlie, Eric Damaris, Richo Giwana, dan Felix, atas

dukungan dan kerjasama yang baik selama menjalankan kegiatan laboratorium.

11. Senior dan sahabat terbaik penulis, yaitu Bang Andreasen P.C, Bang Jeremia

Simamora, Letno Gurusinga, Jhan Sembiring, Desmar, Andreas, Bezalel,

Universitas Sumatera Utara


Sampang, Satria, Keluarga Keristen TI 2016, IMKA PANDEKALIAGA FT

USU, Vidya Naibaho, Kel. Maeskel Sembiring yang selalu memperhatikan dan

menyemangati penulis selama menjalani perkuliahan dan menyelesaikan

laporan tugas sarjana ini.

12. Teman-teman seperjuangan angkatan Teknik Industri 2016 (FIERLAS) yang

telah bersama menghadapi suka dan duka selama perkuliahan yang telah

memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan tugas sarjana ini.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tak dapat disebutkan namanya

satu per satu, semoga Tuhan yang maha kuasa membalas kebaikan kalian

semua. Amin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, OKTOBER 2020 OKTA FANDER BOY SEMBIRING

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL .......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ ii

ABSTRAK ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xvi

I PENDAHULUAN ........................................................................... I-1

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................... I-1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................. I-5

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... I-5

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... I-6

1.5. Asumsi dan Batasan Masalah ................................................... I-6

1.6. Sistematika Penulisan Laporan ................................................. I-7

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ................................................................... II-1

2.2. Ruang Lingkup Usaha .............................................................. II-2

2.3. Lokasi Perusahaan .................................................................... II-2

2.4. Struktur Organisasi UKM ......................................................... II-3

2.5. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ........................................ II-5

2.5. Sistem Pengupahan ................................................................... II-6

III TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. III-1

3.1. Persediaan ................................................................................ III-1

3.2. Klasifikasi Metode Persediaan ................................................. III-2

3.3. Jenis-Jenis Persediaan Bahan Baku .......................................... III-4

3.4. Fungsi-Fungsi Persediaan ......................................................... III-7

3.5. Pengendalian Persediaan Bahan Baku ...................................... III-9

3.6. Fungsi dan Tujua Pengendalian Persediaan ............................. III-10

3.7. Biaya-Biaya Persediaan ............................................................ III-11

3.8. Model-Model Persediaan ......................................................... III-13

3.8.1. Model Persediaan Deterministik .................................... III-13

3.8.2. Model Persediaan Probabilistik ...................................... III-13

3.8.3. Model Q .......................................................................... III-15

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.9. Metode Economic Order Quantity (EOQ) ............................... III-16

3.9.1. Model EOQ Deterministik.............................................. III-17

3.9.2. Model EOQ Probabilistik ............................................... III-17

3.9.3. Model EOQ Statis (Klasik)............................................. III-18

3.9.4. Model EOQ dengan Back Order .................................... III-20

3.10.Persediaan Pengaman (Safety Stok) .......................................... III-22

3.11.Titik Pemesanan Kembali (ROP=Reorder Point) .................... III-24

3.12.Lead Time ................................................................................. III-25

3.11.Keunggulan dan Kelemahan EOQ ........................................... III-26

IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... IV-1

4.2. Jenis Penelitian ......................................................................... IV-1

4.3. Objek Penelitian ....................................................................... IV-1

4.4. Variabel Penelitian ................................................................... IV-2

4.5. Kerangka Berpikir .................................................................... IV-2

4.6. Rancangan Penelitian ............................................................... IV-3

4.7. Metode Pengumpulan Data ...................................................... IV-5

4.8. Metode Pengolahan Data .......................................................... IV-6

4.9. Analisis Pemecahan Masalah ................................................... IV-6

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.10. Kesimpulan dan Saran ............................................................. IV-6

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ....................... V-1

5.1. Pengumpulan Data .................................................................... V-1

5.1.1. Sistem Persediaan Perusahaan ........................................ V-1

5.1.2. Data Penjualan Produk Tahun 2019 ............................... V-3

5.1.3. Harga Bahan Baku Produksi........................................... V-3

5.1.4. Biaya Pemesanan dan Biaya Simpan.............................. V-4

5.1.5. Data Waktu Tunggu (Lead Time) .................................. V-5

5.1.6. Metode Algorithm Wagner Whitin ................................. V-5

5.1.7. Model EOQ..................................................................... V-21

5.2. Pengolahan Data ....................................................................... V-22

5.2.1. Penentuan Ukuran Jumlah Pembelian Optimal .............. V-23

5.2.2. Perbandingan Total Inventory Cost Antara Metode

Economic Order Quantity dan Algoritma Wagner

Whitin ............................................................................. V-33

5.2.3. Total Persediaan Bahan Baku Perusahaan...................... V-33

5.2.4. Perbandingan Total inventory Cost Perusahaan dengan

Metode ............................................................................ V-34

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ VI-1

6.1. Analisis dan Pembahasan Perancangan Model Persediaan ...... VI-1

6.2. Analisis dan Pembahasan Penentuan Jumlah Pemesanan ........ VI-1

6.3. Analisis dan Pembahasan Total Biaya Persediaan ................... VI-2

VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... VII-1

7.1. Kesimpulan ................................................................................ VII-1

7.2. Saran .......................................................................................... VII-2

xiii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Jumlah Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku Tahun 2019 ............ I-3

2.1. Jumlah Tenaga Kerja Pabrik Roti Sinar Sembiring ........................... II-6

2.2. Jam Kerja Karyawan Pabrik Roti Sinar Sembiring ............................ II-6

5.1. Penjualan Toko Roti Sinar Sembiring Tahun 2019 ........................... V-2

5.2. Harga Baku Bahan Produksi .............................................................. V-3

5.3. Biaya Pemesanan................................................................................ V-3

5.4. Biaya Penyimpanan per Tahun .......................................................... V-4

5.5. Biaya Penyimpanan Bahan Baku ....................................................... V-4

5.6. Data Waktu Tunggu (Lead Time)....................................................... V-5

5.7. Pemakaian Bahan Tepung Terigu Tahun 2019 .................................. V-6

5.8. Alternative Pemenuhan Order (Qce) Tepung Terigu ........................... V-7

5.9. Pemakaian Bahan Tepung Tapioka Tahun 2019 ............................... V-7

5.10. Alternative Pemenuhan Order (Qce) Tepung Tapioka……………… V-7

5.11. Pemakaian Bahan Gula Tahun 2019.................................................. V-8

5.12. Alternative Pemenuhan Order (Qce) Gula .......................................... V-8

5.13. Rekapitulasi Total Biaya Variabel Matriks Z ce Tepung Terigu

(Rupiah) ............................................................................................. V-12

5.14. Rekapitulasi Total Biaya Variabel Matriks Z ce Tepung Tapioka

(Rupiah) ............................................................................................. V-13

5.15. Rekapitulasi Total Biaya Variabel Matriks Zce Gula (Rupiah) .......... V-14

5.16. Rekapitulasi Total Biaya Minimum Tepung Terigu Matriks fN ......... V-16

xiv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.17. Ukuran Pemesanan Tepung Terigu dengan Metode Algoritma

Wagner Whitin ................................................................................... V-18

5.18. Ukuran Pemesanan Tepung Tapioka dengan Metode Algoritma

Wagner Whitin ................................................................................... V-19

5.19. Ukuran Pemesanan Gula dengan Metode Algoritma Wagner

Whitin ................................................................................................. V-20

5.20. Rekapitulasi Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan dengan

Metode Algoritma Wagner Whitin..................................................... V-20

5.21. Pemakaian Bahan Baku Selama Tahun 2019 ..................................... V-24

5.22. Ukuran Pemesanan dan Total Biaya Persediaan Tepung Terigu

Dengan Metode Economy Order Quantity (EOQ) ............................ V-26

5.23. Ukuran Pemesanan dan Total Biaya Persediaan Tepung Tapioka

Dengan Metode Economy Order Quantity (EOQ) ............................ V-27

5.24. Ukuran Pemesanan dan Total Biaya Persediaan Gula Dengan

Metode Economy Order Quantity (EOQ).......................................... V-28

5.25. Tabel Standar Deviasi Tepung Terigu ............................................... V-29

5.26. Rekapitulasi Pemakaian, Rata-Rata, Harga Bahan dan Biaya

Simpan Bahan Baku........................................................................... V-31

5.27. Rekapitulasi Jumlah Pembelian dengan Metode EOQ, Frekuensi

Pembelian, Safety Stock, Reoerder Point Persediaan Bahan Baku.... V-31

xv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.28. Rekapitulasi Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan dengan

Metode EOQ ...................................................................................... V-28

5.29. Perbandingan Antara Metode EOQ Dengan Metode Algoritma

Wagner Whitin ................................................................................... V-33

5.30. Rekapitulasi Perhitungan Biaya Total Persediaan Bahan Baku

Perusahaan ......................................................................................... V-34

6.1. Rekapitulasi Jumlah Pembelian dengan Metode EOQ, Frekuensi

Pembelian, Safety Stock, Reoerder Point Persediaan Bahan Baku.... VI-2

6.2. Perbandingan Antara Kebijakan Perusahaan Dengan Metode EOQ . VI-3

xvi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Produk Pabrik Roti Sinar Sembiring .................................................. II-1

2.2. Tampilan Depan Pabrik Roti Sinar Sembiring ................................... II-2

2.3. Lokasi Pabrik Roti Sinar Sembiring................................................... II-3

2.4. Struktur Organisasi Pabrik Roti Sinar Sembiring .............................. II-4

3.1. Model Persediaan Klasik .................................................................... III-20

4.1. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................. IV-3

4.2. Langkah-langkah Penelitian ............................................................... IV-5

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persediaan merupakan sumber daya yang disimpan dan dipergunakan untuk

memenuhi kebutuhan sekarang maupun kebutuhan yang akan datang (Hartini &

Larasati, 2009). Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan perusahaan dan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen, maka setiap perusahaan pasti memiliki persediaan.

Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan pada dasarnya muncul karena adanya

permasalahan yang mungkin dihadapi oleh persusahaan berupa terjadinya kelebihan

atau kekurangan persediaan (Sutarman, 2003). Kelebihan atau kekurangan persediaan

tersebut tentu saja akan berdampak buruk pada performa dan keuangan perusahaan,

seperti tidak terjadi perputaran uang atau modal, sumber daya akan mengalami

pengangguran, tingginya kemungkinan kerusakan produk, terganggunya proses

produksi, dan biaya lebih akibat kehabisan produk.

Sekarang ini masih banyak perusahaan melakukan persediaan tanpa

memperhitungkan perencanaan sehingga dapat mempengaruhi biaya operasional

(Ernawati, Y, & Surnasih, 2008), begitu pula dengan pabrik Sinar Sembiring,

penentuan jumlah pemesanan dan ROP (Re-Order Point) hanya ditentukan

I-1
Universitas Sumatera Utara
I-2

berdasarkan perkiraan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap total biaya yang

dikeluarkan untuk mengadakan persediaan (Ernawati, Y, & Surnasih, 2008).

Aktivitas pemesanan bahan-bahan kimia untuk komposisi bahan baku

menyebabkan ketidakoptimalan proses produksi “alkyd 9937” di PT. Pardic Jaya

Chemical, karena memerlukan banyak pekerja untuk aktivitas bongkar muat,

penyortiran barang kiriman, dan lain lain. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan pemesanan cukup besar, yaitu sebesar Rp 700.000,- yang terdiri dari biaya

shipping dan biaya tracking. Terdapat juga biaya simpan sebesar Rp. 50,- per kilogram.

Sebagai langkah perbaikan, PT. Pardic Jaya Chemical melakukan penelitian tentang

teknik lot sizing untuk menentukan ukuran lot pesan dan interval pemesanan dengan

menggunakan teknik lotting single level dengan kapasitas tak terbatas. Teknik lot sizing

yang digunakan antara lain EOQ, dan AWW. Dari perhitungan dengan teknik lot sizing

tersebut dapat dihasilkan total biaya yang terkait dengan biaya pesan dan biaya simpan.

Dari perbandingan total biaya tersebut, dapat dipilih teknik lot sizing single level

dengan biaya terkecil yaitu dengan teknik lot sizing WWA (Wagner Within Algorithm).

Dengan menggunakan teknik ini, total biaya menurut perhitungan adalah Rp.

6.239.000,-, sehingga total biaya dapat tereduksi sebesar Rp. 2.161.000 untuk satu

periode selama 12 bulan (Muhammad Ardifa Rizki).

Pengendalian persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan

biaya yang harus di tanggung oleh perusahaan sebagai akibat adanya persediaan. Oleh

sebab itu, persediaan diperlukan sesuai dengan rencana jadwal induk produksi

Universitas Sumatera Utara


I-3

perusahaan. Persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan

menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi di samping biaya

investasi yang besar. Jika terjadi kekurangan persediaan akan mengakibatkan

terganggunya kelancaran proses produksi. Oleh karenanya perlu dilakukan

pengendalian persediaan, supaya biaya yang timbul akibat persediaan dapat ditekan

seminimal mungkin dan dapat memperlancar jalannya proses produksi.

Pabrik roti Sinar Sembiring merupakan salah satu pabrik roti, yang berlokasi di

Jl. Besar Kabanjahe Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pabrik roti Sinar

Sembiring memproduksi roti dengan 3 jenis roti yaitu, roti ketawa, roti pisang dan roti

bulan. Perusahaan ini memiliki bahan baku utama yaitu tepung terigu, tepung tapioka,

gula pasir. Dalam kegiatannya perusahaan membuat kebijakan mengenai pengelolaan

persediaan bahan baku dengan cara pembelian bahan baku berdasarkan pengalaman

dan belum menentukan pembelian dengan metode tertentu.

Pengadaan persediaan kebutuhan perusahaan dalam memenuhi bahan baku

produksi dengan melakukan pemesanan kepada pemasok yang berada di Medan.

Perusahaan membeli bahan baku dalam satuan sak dimana ukuran berat setiap bahan

baku tepung terigu 25kg/sak, tepung tapioka yaitu 25 kg/sak dan gula yaitu 50 kg/sak.

Pembelian bahan baku biasanya pihak perusahaan akan menghubungi pihak pemasok

berapa jumlah bahan yang akan dipesan dan dikirim perbulan. Bahan baku yang

dipesan diantar langsung dengan menggunakan truk ke perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


I-4

Pada saat ini industri kecil menengah lebih khusus Pabrik Roti Sinar Sembiring

belum menerapkan manajemen persediaan bahan baku yang optimal. Dimana,

pengendalian persediaan dalam produksi Pabrik Roti Sinar Sembiring yang dilakukan

pada prinsipnya bertujuan untuk melakukan pesanan sejumlah kebutuhan untuk

beberapa waktu tertentu. Dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku

Pabrik Roti Sinar Sembiring, melakukan pemesanan secara kontinu berdasarkan

pengalaman dalam jumlah yang cukup besar untuk kegiatan produksi. Ini merupakan

masalah bagi usaha tersebut, karena tanpa adanya manajemen persediaan yang optimal

Pabrik Roti Sinar Sembiring tidak dapat menekan terjadinya pemborosan biaya.

Berikut perbandingan antara pembelian dan pemakaian bahan baku di Pabrik Roti Sinar

Sembiring tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Universitas Sumatera Utara


I-5

Tabel 1.1. Jumlah Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku Tahun 2019

Bulan Tepung Terigu Tepung Tapioka Gula


Pembelian Pemakaian Pembelian Pemakaian Pembelian Pemakaian
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
Januari 7.000 6.650 325 315 3.400 3.295
Februari 4.750 4.625 200 185 2.650 2.590
Maret 5.300 5.250 325 300 3.000 2.900
April 6.000 6.150 375 370 3.350 3.415
Mei 6.750 6.825 375 395 3.500 3.600
Juni 5.000 4.850 225 200 3.000 2.985
Juli 6.900 6.785 275 265 3.400 3.380
Agustus 5.125 5.175 275 285 2.800 2.815
September 5.375 5.295 300 295 2.450 2.425
Oktober 4.875 4.925 225 235 2.900 2.935
November 6.500 6.550 300 305 3.400 3.405
Desember 3.250 3.175 150 145 2.200 2.155
Total 66.825 66.255 3.350 3.295 36.050 35.900
Sumber : Pabrik Roti Sinar Sembiring

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat pembelian bahan baku dilakukan setiap

bulannya untuk memenuhi kebutuhan produksi. Dari data tersebut kebutuhan bahan

baku tepung terigu pada tahun 2019 sebanyak 66.255 kg dalam setahun maka

perusahaan membutuhkan rata-rata 5.521,21 kg dalam satu bulan, tepung tapioka

sebanyak 3.295 kg dalam setahun dengan rata-rata kebutuhan 274,58 kg dalam satu

bulan dan gula sebanyak 35.900 kg dalam setahun dengan rata-rata kebutuhan 2991.67

dalam satu bulan. Selama ini perusahaan melakukan pembelian setiap bulan dengan

alasan sebagai persediaan dalam proses produksi dan mengantisipasi adanya

keterlambatan dalam pengiriman. Dengan demikian perusahaan kurang

Universitas Sumatera Utara


I-6

memperhatikan jumlah pembelian yang ekonomis sehingga perusahaan harus

menanggung biaya penyimpanan dan pemesanan yang lebih besar.

Akibat dari persediaan yang belum berjalan secara optimum adalah terjadinya

kelebihan atau kekurangan persediaan. Jika persediaan kelebihan (persediaan terlalu

besar), maka akan mengakibatkan biaya penyimpanan daripada persediaan bahan baku

akan menjadi tinggi. Jika persediaan kekurangan (persediaan terlalu kecil), maka akan

mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan untuk proses produksi dan berkurangnya

perolehan laba untuk perusahaan.

Oleh karena itu, masalah utama pada pabrik roti ini adalah pengendalian

persediaan stok bahan baku masih belum terdapat metode serta dihitung dengan

selayaknya, sehingga mengakibatkan pengendalian persediaan bahan baku belum

berjalan secara optimum. Hal ini dapat mengakibatkan persediaan mengalami

kelebihan, kekurangan, atau biaya persediaan yang belum minimal.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan diangkat dalam

penelitian ini adalah bagaimana metode pengendalian persediaan bahan baku yang

dilakukan perusahaan Toko Roti Sinar Sembiring dalam hal menentukan jumlah

persediaan bahan baku agar optimum serta meminimalkan total biaya persediaan. Pada

Penelitian ini akan digunakan model persediaan yaitu metode EOQ (Economi Order

Quantity) dan metode Algorithm Wagner Within (AWW).

Universitas Sumatera Utara


I-7

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk menentukan ukuran

jumlah pemesanan bahan baku yang optimal menggunakan metode EOQ (Economi

Order Quantity) dan metode Algorithm Wagner Within (AWW).

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Menentukan pemesanan kembali (reorder point) dan jumlah safety stock

2. Menentukan total biaya persediaan.

3. Mengetahui perbandingan antara besaran Total Inventory Cost (TIC) berdasarkan

kebijakan perusahaan dengan metode Economy Order Quantity (EOQ) dan metode

Algorithm Wagner Within (AWW) yang optimal.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan

teori yang diperoleh selama ini dalam ilmu Teknik Industri tentang system

persediaan.

2. Manfaat bagi perusahaan Toko Roti Sinar Sembiring

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pimpinan perusahaan sebagai

bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan/keputusan pengawasan dalam

Universitas Sumatera Utara


I-8

pemesanan dan persediaan bahan baku, sehingga pengelolaan persediaan bahan

optimal dan dapat meminimalkan biaya persediaan.

3. Manfaat bagi Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkenalkan Departemen Teknik

Industri Fakultas Universitas Sumatera Utara kepada perusahaan terkait dan untuk

menambah referensi untuk penelitian-penenlitian berikutnya.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengendalian persediaan yang akan di tinjau adalah persediaan bahan baku tepung

terigu,tepung tapioka dan gula.

2. Metode yang digunakan adalah Economic Order Quantity (EOQ) dan metode

Algorithm Wagner Within (AWW).

3. Data historis yang dipakai yaitu penggunaan bahan baku dalam rentang Januari

2019 sampai Desember 2019.

4. Total biaya persediaan yang dihitung terdiri dari biaya pembelian, biaya

pemesanan, biaya penyimpanan.

Asumsi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pemesanan bahan baku pada supplier yang tetap.

2. Pengadaan bahan yang satu tidak bergantung kepada bahan baku yang lain.

Universitas Sumatera Utara


I-9

3. Diasumsikan bahwa supplier selalu dapat memenuhi pemesanan bahan baku dari

perusahaan.

4. Tidak terjadi perubahan prosedur pengendalian persediaan selama penelitian

berlangsung.

1.6. Sistematika Penulisan Penelitian

Pada Bab I Pendahuluan diuraikan latar belakang masalah, masalah penelitian,

pertanyaan penelitian tujuan penelitian, batasan dan asumsi penelitian, manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

Pada Bab II diuraikan tentang Gambaran Umum Perusahaan memaparkan secara

singkat tentang sejarah perusahaan, ruang lingkup bisadang usaha, lokasi perusahaan,

daerah peasaran, dan strukur organisasi.

Pada Bab III Landasan Teori, teori-teori mendukung pemecahan masalah. Teori

yang digunakan berhubungan dengan penelitian.

Pada Bab IV Metodologi Penelitian berisikan mengenai tempat dan waktu

penelitian, objek penelitian, jenis penelitian, prosedur penelitian, sumber data, variabel

penelitian, metode penelitian, kerangka konseptual, serta metode analisis dan

pemecahan masalah.

Pada Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi tentang pengumpulan

data yang berhubungan dengan pemecahan masalah baik dari perolehan data,

Universitas Sumatera Utara


I-10

sebagaimana data-data tersebut diolah untuk memperoleh hasil yang menjadi dasar

pemecahan masalah tersebut.

Pada Bab VI Analisis dan Pemecahan Masalah, meliputi analisis terhadap hasil

pengolahan data dan hasil pemecahan pemrasalahan penelitian.

Pada Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi rangkuman dari hasil penelitian serta

saran yang bermanfaat untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pabrik Roti Sinar Sembiring merupakan usaha kecil menengah (UKM) yang

bergerak dalam pembuatan makanan yaitu roti kering, Toko Roti Sinar Sembiring

menghasilkan produk roti seperti roti bulan, roti ketawa, roti kelapa dan roti pisang.

Pabrik Roti Sinar Sembiring berdiri pada tahun 1973 oleh Bapak Rata Sembiring.

Pabrik Roti Sinar Sembiring berlokasi di Jalan Besar Kabanjahe-Merek Km.14 Desa

Muliarayat, Kec. Merek, Kab. Karo, Sumatera Utara 22173. Salah satu contoh produk

Roti Sinar Sembiring dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Produk Pabrik Roti Sinar Sembiring

II-1
Universitas Sumatera Utara
II-2

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Pabrik Roti Sinar Sembiring adalah usaha kecil menegah (UKM) yang

bergerak dalam pembuatan makanan yaitu roti kering. Agen-agen yang dijadikan

tempat pemasaran oleh Roti Sinar Sembiring yaitu agen Toko Sayur Kita di Jamin

Ginting, Padang Bulan Medan, agen Toko Maju Seribudolok, agen Toko Silvi

Kabanjahe, Dan Desa-Desa Kecamatan Tigapanah-Merek.

2.3. Lokasi Perusahaan

Pabrik Roti Sinar Sembiring merupakan salah satu pabrik roti, yang berlokasi

di Jl. Besar Kabanjahe Merek, Kabupaten Karo. Tampilan depan Pabrik Roti Sinar

Sembiring dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Sumber: Pabrik Roti Sinar Sembiring


Gambar 2.2. Tampilan Depan Pabrik Roti Sinar Sembiring

Universitas Sumatera Utara


II-3

Berikut lokasi pabrik dilihat dari google maps dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Sumber : www.google.com
Gambar 2.3. Lokasi Pabrik Roti Sinar Sembiring

2.4. Struktur Organisasi UKM

Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara setiap bagian

maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam

menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara

jelas pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya.

Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja dan

bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Fungsi

struktur dalam organisasi yaitu untuk menunjukkan kejelasan tanggung jawab,

kejelasan kedudukan, kejelasan mengenai jalur hubungan dan kejelasan mengenai

Universitas Sumatera Utara


II-4

uraian tugas. Struktur organisasi merupakan komponen penting dalam sebuah

perusahaan karena akan menjadi fondasi bisnis dalam perusahaan tersebut. Struktur

organisasi di Pabrik Roti Sinar Sembiring berbentuk lini. Struktur organisasi Pabrik

Roti Sinar Sembiring dapat dilihat pada Gambar 2.2.

PEMILIK

BAGIAN
BAGIAN KEUANGAN & BAGIAN
PRODUKSI ADMINISTRASI PENJUALAN

KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN

Sumber: Pabrik Roti Sinar Sembiring


Gambar 2.4. Struktur Organisasi Pabrik Roti Sinar Sembiring

Pembagian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian Toko Roti Sinar

Sembiring adalah sebagai berikut:

1. Pemilik

Tugas dari pemilik, antara lain :

a. Menentukan semua kebijaksanaan dan peraturan untuk UKM.

b. Menyusun rencana kerja UKM baik yang menyangkut perencanaan dan

pengawasan produksi.

Universitas Sumatera Utara


II-5

c. Merencanakan kiat-kiat pemasaran yang efektif dan efisien guna mencapai

target penjualan yang telah ditentukan.

Adapun tanggung jawab dari pemilik adalah :

a. Bertanggung jawab atas semua operasional UKM serta kontinuitas kegiatan

UKM.

b. Bertindak sebagai Top Management

c. Melaksanakan rapat tinjauan manajemen.

2. Bagian Keuangan dan Administrasi

Tugas bagian Keuangan dan Administrasi :

a. Membuat pembukuan tentang pengeluaran dan pemasukan setiap hari,

b. Mencatat semua hasil kegiatan produksi dan

c. Mencatat kehadiran dari tenaga kerja yang ada.

3. Bagian Penjualan

Tugas bagian Penjualan yaitu:

a. Bertugas untuk memasarkan produk roti. Mulai dari pengiriman dan penjualan

barang sampai ke agen-agen penjualan.

4. Bagian Produksi

Tugas bagian Produksi yaitu:

a. Bertugas untuk mengerjakan dan menyelesaikan proses pembuatan roti sampai

di kemas dengan kuantitas dan kualitas barang yang baik.

b. Menyiapkan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi.

Universitas Sumatera Utara


II-6

2.5. Jumlah Tenaga Kerja Dan Jam Kerja

Pabrik roti Sinar Sembiring memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 13 orang

dengan jam kerja sebesar 8 jam/hari dengan jumlah hari kerja 6 hari dalam

seminggu (Senin-Sabtu). Berikut dapat dilihat jumlah tenaga kerja di Pabrik roti

Sinar Sembiring pada tabel 2.1.

Table 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Pabrik Roti Sinar Sembiring

No. Tenaga Kerja Jumlah


1 Karyawan bagian pengolahan 5
Karyawan bagian packing 3
2 Karyawan tidak tetap 5
Total 13
Sumber: Pabrik Roti Sinar Sembiring

Tabel 2.2. Jam Kerja Karyawan Pabrik Roti Sinar Sembiring

Hari Pukul Keterangan


09.00 - 11.45 Kerja
Senin- Kamis,
11.45 - 12.30 Istirahat
Sabtu
12.30 - 17.00 Kerja
09.00 – 11.45 Kerja
Jumat 11.45 – 13.00 Istirahat
13.00 – 17.00 Kerja
Sumber: Pabrik Roti Sinar Sembiring

2.6. Sistem pengupahan

Sistem pengupahan Pabrik Roti Sinar Sembiring menggunakan sistem

pengupahan dengan perhitungan per hari untuk setiap pekerja tetap dan pekerja

tidak tetap. Untuk pekerja tetap, kompensasi yang diterima berupa gaji pokok dan

Universitas Sumatera Utara


II-7

upah lembur. Gaji yang diterima oleh pekerja tetap yang terdiri dari bagian

pengolahan yaitu sebesar Rp 2.400.000/bulan dan karyawan packing sebesar Rp

1.920.000/bulan sedangkan gaji yang diterima oleh pekerja tidak tetap sebesar Rp

1.200.000/bulan. Serta upah untuk lembur Rp10.000/jam dan waktu lembur sampai

jam 19.00 WIB. Pemberian kompensasi karyawan dilakukan setiap awal bulan.

Adapun untuk seluruh pekerja tetap ditanggung makan setiap hari, disediakan

fasilitas pendukung lain seperti tempat tinggal dan diberikan BPJS kesehatan serta

karyawan menerima THR.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Persediaan

Persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam

proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi

atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau

pelanggan setiap waktu (Rangkuti F. , 2007). Persediaan sebagai barang yang disimpan

untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk

bahan baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses, barang dalam

proses pada proses manufaktur, dan barang jadi yang disimpan untuk dijual. Persediaan

memegang peran penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik (Kusuma, 1999).

Sistem persediaan merupakan serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang

memonitor tingkat persediaan, kapan persediaan harus diisi, dan berapa pesanan yang

harus dilakukan. Sistem ini bertujuan untuk menentukan dan menjamin tersedianya

sumberdaya yang tepat, atau dengan kata lain sistem dan kebijakan persediaan

bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui pesanan yang dilakukan secara

optimal (Handoko, 1996).

Manfaat memiliki persediaan bagi perusahaan adalah:

1. Menghindari kehilangan penjualan.

2. Memperoleh diskon kuantiti.

III-1
Universitas Sumatera Utara
III-2

3. Mengurangi biaya persediaan.

4. Mencapai biaya produksi yang efisien.

Alasan diperlukannya persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah

sampai dengan barang jadi (Assauri, 2004) antara lain berguna untuk dapat:

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang

dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus

dikembalikan.

3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat

digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus

produksi.

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan sebaik-baiknya dimana

keinginan langganan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan

tetap tersedianya barang jadi tersebut.

7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau

penjualannya.

3.2. Klasifikasi Metode Persediaan

Secara statistik fenomena persoalan persediaan dapat diklasifikasikan atas tiga

(3) kategori (Bahagia, 2006) seperti berikut :

Universitas Sumatera Utara


III-3

1. Persediaan deterministik

Persediaan deterministik adalah permintaan selama horison perencanaan

diketahui secara pasti jumlahnya dan tidak memiliki variasi, tidak memiliki

pola distribusi. Persediaan deterministik terdiri dari dua yaitu statis dan

dinamis, yang membedakan keduanya adalah pada Persediaan deterministik

statik setiap periode perencanaan memiliki permintaan yang sama.

Permasalahan pada system persediaan determistik statis adalah penentuan

operating stock yang mencakup ukuran lot pemesanan (EOQ) dan saat

pemesanan dilakukan (ROP).Sedangkan pada Persediaan deterministik dinamis

setiap periode perencanaan memiliki permintaan yang berbeda. Dalam

persediaan deterministic dinamis, permintaan barang diketahui secara pasti dan

besarnya tidak selalu sama antara satu periode dengan peiode lainnya.

2. Persediaan Probabilistik

Persediaan Probabilistik adalah fenomenanya tidak diketahui secara

pasti,namun nilai ekspektasi, variansi dan pola distribusi kemungkinannya

dapatdiprediksi. Namun persoalan utamanya adalah menentukan besarnya stok

operasi dan menentukan besarnya cadangan pengaman (safety stock). Dalam

hal ini ada dua metode pada inventori probabilistik yaitu: metode Q dan metode

P. Metode Q pada dasarnya menggunakan aturan optimalisasi jumlah ukuran

lot pemesanan yang selalu tetap untuk setiap pemesanan. Optimalisasi disini

diukur tidak hanya dengan menggunakan kriteria ekspektasi ongkos total

persediaan selama horison perencanaan tetapi juga harus memperhitungkan

Universitas Sumatera Utara


III-4

tingkat pelayanan dalam pengertian ketersediaan agar dapat diupayakan

setinggi

mungkin dengan tetap menjaga ongkos yang rendah. Sedangkan metode P

pemesanan dilakukan mengikuti selang waktu/ interval periode yang tetap

seperti minggu atau bulan dan lot pemesanan.

3. Persediaan Tak Tentu ( Uncertainly)

Sistem persediaan tak tentu merupakan sistem yang fenomenanya tidak

diketahui secara lengkap atau parameter populasinya diketahui hanya sebagian

seperti nilai sentralnya/ ekspektasinya, sebarannya/ variansinya dan pola

distribusi kemungkinannya. Oleh karena ketidakpastian tersebut maka

pemesanan hanya dilakukan sekali saja untuk memnuhi permintaan selama

horison perencanaannya. Karakteristik dari sistem persediaan ini adalah ongkos

kelebihan (over stock out).

3.3. Jenis-Jenis Persediaan Bahan Baku

Secara fisik, item persediaan dapat dikelompokkan dalam lima kategori yaitu

bahan mentah (raw material), komponen, barang setengah jadi (work in process),

barang jadi (finished good), dan bahan pembantu (Baroto, 2002).

1. Bahan mentah (raw materials), yaitu barang-barang berwujud seperti baja, kayu,

tanah liat, atau bahan-bahan mentah lainnya yang diperoleh dari sumber-sumber

alam, atau dibeli dari pemasok, atas diolah sendiri oleh perusahaan untuk

digunakan perusahaan dalam proses produksinya sendiri.

Universitas Sumatera Utara


III-5

2. Komponen, yaitu barang-barang yang terdiri atas bagian-bagian yang diperoleh

dari perusahaan lain atau hasil produksi sendiri untuk digunakan dalam pembuatan

barang jadi atau barang setengah jadi.

3. Barang setengah jadi (work in process), yaitu barang-barang keluaran dari tiap

operasi produksi atau perakitan yang telah memiliki bentuk lebih kompleks

daripada komponen, namun masih perlu proses lebih lanjut untuk menjadi barang

jadi.

4. Barang jadi (finished good), adalah barang-barang yang telah selesai diproses dan

siap untuk distribusikan ke konsumen.

5. Bahan pembantu (supplies material), adalah barang-barang yang diperlukan dalam

proses pembuatan atau perakitan barang, namun bukan merupakan komponen

barang jadi.

Jenis-jenis persediaan menurut fungsinya (Rangkuti, 2002) terdiri dari:

1. Batch stock/lot size inventory merupakan persediaan yang diadakan karena kita

membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang

lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu.

2. Fluctuation stock merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi

fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

3. Anticipation stock merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi

fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang

terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau

permintaan yang meningkat.

Universitas Sumatera Utara


III-6

Dalam mengakomodasi fungsi-fungsi persediaan, perusahaan harus memelihara

empat jenis persediaan (Heizer & Barry Render, 2010) yaitu:

1. Persediaan bahan mentah (raw material inventory) yaitu persediaan yang telah

dibeli tetapi belum diproses. Persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan

decouple pemasok dari proses produksi.

2. Persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP inventory) adalah

komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses

perubahan tetapi belum selesai.

3. Persediaan pemeliharaan, perbaikan, operasi (maintenance, repair, operating–

MRO) adalah persediaan yang disediakan untuk menjaga agar mesin-mesin dan

proses-proses tetap produktif. MRO ada karena kebutuhan serta waktu untuk

pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa perlengkapan tidak diketahui.

4. Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai dan tinggal menunggu

pengiriman. Barang jadi dapat dimasukkan ke persediaan karena permintaan

pelanggan di masa mendatang tidak diketahui.

Persediaan yang diadakan mulai bahan baku sampai barang jadi berguna untuk

menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang, menghilangkan risiko barang

yang rusak, mempertahankan stabilitas operasi perusahaan, mencapai penggunaan

mesin yang optimal, dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi konsumen.

Universitas Sumatera Utara


III-7

3.4. Fungsi-Fungsi Persediaan

Efisiensi produksi dapat ditingkatkan melalui pengendalian sistem persediaan.

Efisiensi ini dapat dicapai bila fungsi persediaan dapat dioptimalkan. Beberapa fungsi

persediaan (Baroto, 2002) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi independensi. Persediaan bahan diadakan agar departemen-departemen dan

proses individual terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk

memenuhi permintaan pelanggan yang tidak pasti. Permintaan pasar tidak dapat

diduga dengan tepat, demikian pula pasokan dari pemasok. Agar proses produksi

dapat berjalan tanpa tergantung pada kedua hal (independen), maka persediaan

harus mencukupi.

2. Fungsi ekonomis. Seringkali dalam kondisi tertentu, memproduksi dengan jumlah

produksi tertentu (lot) akan lebih ekonomis daripada memproduksi secara berulang

atas sesuai permintaan. Jumlah produksi optimal ditentukan oleh biaya set up dan

biaya penyimpanan, bukan jumlah permintaan, sehingga timbullah persediaan.

3. Fungsi antisipasi diperlukan untuk mengantisipasi perubahan permintaan atau

pasokan. Seringkali perusahaan mengalami kenaikan permintaan setelah dilakukan

program promosi. Untuk memenuhi hal ini, maka diperlukan persediaan produk jadi

agar tak terjadi stock out. Keadaan yang lain adalah bila suatu ketika diperkirakan

pasokan bahan baku akan terjadi kekurangan. Jadi, tindakan menimbun persediaan

bahan baku terlebih dahulu adalah merupakan tindakan yang rasional.

4. Fungsi Fleksibilitas. Bila dalam proses produksi terdiri dari beberapa tahapan proses

operasi dan kemudian terjadi kerusakan pada satu tahapan proses operasi, maka

Universitas Sumatera Utara


III-8

akan diperlukan waktu untuk melakukan perbaikan. Berarti produk tidak akan

dihasilkan untuk sementara waktu. Sediaan barang setengah jadi (work in process)

pada situasi ini akan merupakan faktor penolong untuk kelancaran proses operasi.

Fungsi produksi suatu perusahaan tidak dapat berjalan lancar tanpa adanya

persediaan yang mencukupi. Fungsi persediaan menurut (Rangkuti F. , 2007) yaitu:

1. Fungsi Decoupling, untuk membantu perusahaan agar bisa memenuhi permintaan

langganan tanpa tergantung pada supplier.

2. Fungsi Lot Sizing, persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan-

penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah, dan

sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih

besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan

(biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya).

3. Fungsi antisipasi, untuk mengantisipasi dan mengadakan permintaan musiman

(seasonal inventories), menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman, dan

untuk menyediakan persediaan pengamanan (safety stock).

Selain itu, peranan dan fungsi persediaan menurut (Sobandi & Kosasih , 2014)

adalah:

1. Untuk mempertahankan kelancaran proses produksi. Bila kedatangan bahan dari

supplier sering tidak tepat waktu, persediaan diperlukan sebagai cadangan yang

akan digunakan pada saat bahan yang dipesan belum tiba.

2. Untuk mengantisipasi permintaan pelanggan (customer demand) yang

berfluktuasi. Biasanya permintaan barang bersifat musiman. Musin panen, hari-

Universitas Sumatera Utara


III-9

hari besar keagamaan, musim haji, musim perkawinan, awal kegiatan sekolah, saat

ulang tahun, atau peristiwa lainnya mendorong permintaan barang tertentu

meningkat dibanding pada hari-hari biasa. Untuk mengantisipasi permintaan

seperti itu persediaan harus disiapkan dan diperhitungkan jauh-jauh hari.

3. Untuk memanfaatkan potongan harga karena pembelian dalam jumlah besar.

Dalam waktu-waktu tertentu supplier sering kelebihan persediaan. Barang-barang

menumpuk di gudang, dan ruangan gudang yang tersedia tidak mencukupi lagi.

Untuk mengatasinya, seringkali supplier menawarkan potongan harga untuk setiap

pembelian barang dalam jumlah tertentu.

4. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya kenaikan harga. Dalam kondisi yang tidak

stabil, seringkali harga berfluktuasi. Tapi sering kali terjadi lebih banyak kenaikan

harga bahan daripada penurunan harganya. Persediaan bahan dalam jumlah

banyak sangat diperlukan untuk mengantisipasi kondisi seperti itu.

3.5. Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan merupakan salah satu hal

yang sangat penting. Persediaan bahan baku dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan

bahan baku perusahaan untuk proses produksi pada waktu yang akan datang. Kegiatan

pengendalian persediaan bahan baku guna mengatur tentang pelaksanaan pengadaan

bahan baku yang diperlukan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan perusahaan serta

dengan biaya minimal.

Universitas Sumatera Utara


III-10

Dalam mencapai pengendalian persediaan yang efektif, maka harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1. Menyediakan bahan baku dan suku cadang yang dibutuhkan bagi operasi yang

efisien dan lancar.

2. Cukup banyak stok dalam periode kekurangan pasokan dan dapat mengantisipasi

perubahan harga.

3. Menyiapkan bahan dengan waktu dan biaya penanganan yang minimal serta

melindunginya dari kebakaran, pencurian, dan kerusakan selama bahan tersebut

ditangani.

4. Mengusahakan agar jumlah persediaan yang tidak terpakai, berlebih, atau using

sekecil mungkin dengan melaporkan perubahan produk secara sistematik, dimana

perubahan tersebut mungkin akan mempengaruhi bahan dan suku cadang.

5. Menjamin persediaan bagi pengiriman yang tepat waktu kepada pelanggan.

6. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada pada

tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen.

3.6. Fungsi dan Tujuan Pengendalian Persediaan

Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah

tentu mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Fungsi pengendalian merupakan suatu upaya

manajerial untuk mengembalikan semua kegiatan pada rel yang telah ditentukan.

(Baroto, 2002) Menyebutkan fungsi pengendalian persediaan bertujuan untuk

menetapkan dan menjamin tersedianya produk jadi, barang dalam proses, komponen

Universitas Sumatera Utara


III-11

dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang

optimal.

(Assauri, 2004) Tujuan pengendalian persediaan secara terperinci dapatlah

dinyatakan sebagai usaha untuk:

1. Menjaga agar perusahaan tidak kehabisan persediaan sehingga dapat

mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.

2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau

berlebih-lebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu

besar.

3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan

berakibat biaya pemesanan menjadi besar.

3.7. Biaya-Biaya Persediaan

(Handoko, 1996) Pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi

besarnya (jumlah) persediaan, biaya-biaya variabel harus dipertimbangankan sebagai

berikut:

1. Biaya Penyimpanan (holding costs atau carrying costs). Terdiri atas biaya-biaya

yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan

per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin

banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk

sebagai biaya penyimpanan adalah:

Universitas Sumatera Utara


III-12

a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan seperti penerangan, pemanas atau

pendingin

b. Biaya modal

c. Biaya keusangan

d. Biaya penghitungan phisik dan konsiliasi laporan

e. Biaya asuransi persediaan

f. Biaya pajak

g. Biaya penanganan persediaan dan sebagainya

2. Biaya pemesanan (pembelian). setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan

menanggung biaya pemesanan (Orde costs atau Procurement costs). Biaya-biaya

pemesanan secara terperinci meliputi:

1. Pemrosesan pesanan

2. Upah

3. Biaya telephone

4. Pengeluaran surat menyurat

5. Biaya bongkar

6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan

7. Biaya hutang lancar dan sebagainya

3. Biaya penyiapan (manufacturing). Bila bahan-bahan tidak di beli, tetapi

diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan, perusahaan menghadapi biaya

penyiapan (setup costs) untuk memproduksi komponen tertentu.

Universitas Sumatera Utara


III-13

4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan. Dari semua biaya-biaya yang

berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya kekurangan bahan (shortage costs)

adalah yang paling sulit diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak

mengcukupi untuk melakukan proses produksi. Biaya-biaya yang termasuk biaya

kekurangan bahan adalah sebagi berikut:

1. Kehilangan penjualan

2. Biaya pemesanan khusus

3. Selisih harga

4. Terganggunya operasi

5. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya.

3.8.Model-Model Persediaan

3.8.1. Model Persediaan Deterministik

Model pengendalian deterministik adalah model yang menganggap semua

parameter telah diketahui dengan pasti. Untuk menghitung pengendalian persediaan

digunakan metode EOQ (Economic Order Quantity), yang merupakan model

persediaan yang sederhana. Model ini bertujuan untuk menentukan ukuran pemesanan

yang paling ekonomis yang dapat meminimasi biaya-biaya dalam persediaan. Model-

model lain yang dapat digunakan untuk pengendalian persediaan deterministik antara

lain: Production Order Quantity (POQ), Quantity Discount, Economic Lot Size (ELS),

dan Back Order Inventory.

Universitas Sumatera Utara


III-14

3.8.2. Model Persediaan Probabilistik

Persediaan Probabilistik, yaitu suatu keadaan persediaan yang mengandung

ketidak pastian. Ketidakpastian yang dimaksud disini bukan bersifat acak tetapi dengan

pola distribusi kemungkinan diketahui. Secara statistik fenomena probabilistik

adalahfenomena yang dapat diprediksi parameter populasinya baik ekspektasi,

variansi,maupun pola distribusi kemungkinannya. Dalam sistem probabilistik

permintaan akan berfluktuasi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dalam Persediaan

probabilistik terdapat hubungan yang erat antara besarnya cadangan pengaman dengan

tingkat pelayanan. Untuk menentukan kebijakan Persediaan probabilistik menjadi

suatu hal yang sulit sebab adanya cadangan pengaman yang harus diperhitungkan. Ada

tiga tiga factor dalam menentukan persediaan

pengaman, yaitu:

1. Fluktuasi permintaan yang dipresentasikan dengan variansi atau standar

deviasi (S).

2. Waktu ancang-ancang (L) berasal dari pemasok.

3. Tingkat pelayanan ditentukan oleh manajemen.

Sistem Persediaan Probabilistik digunakan apabila salah satu dari permintaan,

lead time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus

diperhatikan dalam model ini adalah adanya kemungkinan stock out yang timbul

karena pemakaian persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau karena waktu

penerimaan yang lebih lama dari lead time yang diharapkan.Untuk menghindari stock

Universitas Sumatera Utara


III-15

out perlu diadakan suatu fungsi persediaan pengaman yaitu suatu persediaan tambahan

untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya stock out.

3.8.3. Algoritma Wagner Within

(Tersine,1994) Algoritma adalah prosedur yang mengarah ke solusi dari

masalah yang diberikan dengan berulang. Algoritma Wagner Whitin memperoleh

solusi optimal untuk menentukan masalah ukuran pesanan dinamis deterministik

selama horison yang terbatas. Algoritme ini mensyaratkan bahwa semua permintaan

periode dipenuhi, agar periode waktu di horizon perencanaan panjang yang ditentukan

tetap, dan bahwa pesanan ditempatkan untuk memastikan kedatangan barang di awal

periode waktu. Algoritme Wagner Whitin adalah pendekatan pemrograman dinamis

yang dapat digunakan untuk menentukan kebijakan pengendalian biaya minimum.

Algoritme ini menggunakan beberapa teorema untuk menyederhanakan komputasi

seperti yang dijelaskan dalam prosedur perhitunganyang terdiri dari 3 langkah, yaitu:

1. Hitung matriks ongkos total variabel untuk seluruh alternatif pemesanan yang

dapat dilakukan selama kurun waktu yang terdiri dan N periode. Ongkos total

variabel ini meliputi ongkos pemesanan dan ongkos simpan. Definisikan Zce

sebagai ongkos total variabel pada periode c hingga e sebagai akibat melakukan

pemesanan pada periode c yang akan memenuhi kebutuhan pada periode c hingga

e.

𝑍𝑐𝑒 = 𝐶 + ℎ𝑃 ∑𝑒𝑖=𝑐(𝑄𝑐𝑒 − 𝑄𝑐𝑖 ) dimana 1≤ c ≤ e ≤ N

Universitas Sumatera Utara


III-16

Dimana:

C = Ongkos peesanan persekali pesan

F = Persentase ongkos simpan perperiode

P = Ongkos pembelian per unit

Qce = ∑𝑒𝑘=𝑐 𝑅𝑘

Rk = Tingkat kebutuhan pada periode k

2. Definisikan fe sebagai ongkos minimum yang mungkin terjadi pada periode 1

hingga e, dimana tingkat persediaan pada akhir periode e adalah nol. Algoritma

dimulai dengan fe = 0, kemudian hitung f1, f2,…,fN berturut-turut. fe dihitung

pada urutan yang menaik dengan menggunakan rumus:

fe=Min{( Zce+fe-1)} dimana c =1,2,3,…,e

Artinya, pada setiap periode seluruh kombinasi dari alternatif pemesanan dengan

strategi fe dibandingkan. Kombinasi terbaik yaitu yang memberikan ongkos

terendah dinyatakan sebagai strategi fe untuk memenuhi kebutuhan pada periode

1 hingga e. Nilai fN adalah ongkos dari jadwal pemesanan yang optimal.

3. Terjemahkan solusi optimum (fN) yang diperoleh dari algoritma ini untuk

menentukan ukuran pemesanan sebagai berikut:

fN=ZwN+fw-1 Pemesanan terakhir terjadi pada periode w dan dapat memenuhi

kebutuhan pada periode w hingga N.

Universitas Sumatera Utara


III-17

fN=Zv w-1+fv-1 Pemesanan yang mendahului pemesanan terakhir terjadi pada

periode v dan dapat memenuhi kebutuhan pada periode v hingga

(W-1).

fN = Z1(u-1) + f0 Pemesanan pertama terjadi pada periode 1 dan memenuhi

kebutuhan pada periode 1 hingga (u-1).

3.8.1. Model Q

Pada prinsipnya model Q merupakan pengembangan lebih lanjut dari model

probablistik sederhana, permasalahan kebijakan inventori yang akan dipecahkan

dengan model inventori probablistik Q (model Q) berkaitan dengan penenentuan

besarnya stok operasi (Operating Stock) dan cadangan pengamannya (Safety Stock).

Adapun karakteristik yang perlu diperhatikan pada saat menggunakan

Model Q ini adalah:

1. Permintaan selama horison perencanaan bersifat probabilistik dan bersifat

distribusi normal dengan rata-rata (D) dan deviasi standar (σ)

2. Ukuran lot pemesanan (qo) konstan untuk setiap kali pemesanan, barang akan

datang secara serentak dengan waktu ancang-ancang (L), pesanan dilakukan

pada saat inventori mencapai titik pemesanan (r).

Adapun formulasi yang digunakan sebagai berikut :

2𝐷
a. q1 = √ 𝐻

ℎ𝑞01
b. a= 𝐶𝑢 𝐷

Universitas Sumatera Utara


III-18

c. r= DL + 𝑧𝑎 𝑆√𝐿


2𝐷[𝐴+𝐶𝑢 ∫𝑛 (𝑥−𝑟1 )𝑓(𝑥)𝑑𝑥]
d. q2 = √ ℎ

e. ss = 𝑧𝑎 𝑆√𝐿

𝐴𝐷 1 𝐷 ∞
f. 𝑂𝑡 = 𝐷𝑃 +
𝑞𝑜
+ ℎ ( 𝑞𝑜 + 𝐷𝐿 ) + 𝐶𝑢
2
∫ (𝑥
𝑞𝑜 𝑟
− 𝑟1 )𝑓(𝑥 )𝑑𝑥

3.9. Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Model Economic Order Quantity (EOQ) untuk mengidentifikasikan ukuran

pesanan tetap yang akan meminimalkan jumlah biaya tahunan untuk menyimpan

persediaan dan memesan persediaan, yang akan dapat mencapai biaya persediaan yang

paling minimal. Pengertian Economic Order Quantity (EOQ) sebenarnya merupakan

volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap

kali pembelian (Sukanto, 1992)

Model Economic Order Quantity (EOQ) dapat diterapkan bila anggapan-

anggapan berikut ini dipenuhi:

1. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui (deterministik).

2. Harga per unit produk adalah konstan.

3. Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) adalah konstan.

4. Biaya pemesanan per pesanan (S) adalah konstan.

5. Waktu antar pesanan dilakukan hingga barang diterima (L) adalah konstan.

Universitas Sumatera Utara


III-19

6. Tidak terjadi kekurangan barang atau back order.

Sedangkan asumsi-asumsi penggunaan model Economic Order Quantity

(EOQ) adalah:

1. Hanya satu produk yang terlibat

2. Kebutuhan permintaan tahunan diketahui

3. Permintaan tersebut secara merata sepanjang tahunan sehingga tingkat permintaan

cukup konstan

4. Waktu tunggu tidak bervariasi

5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman tunggal

6. Tidak terdapat diskon kuantitas

3.9.1. Model EOQ Deterministik

EOQ Deterministik adalah suatu model EOQ yang mengasumsikan permintaan

dan periode datangnya pesanan dapat diketahui dengan pasti. Biaya total persediaan

dalam model ini adalah jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dalam

menentukan besarnya kuantitas pesanan ekonomis, rumus yang digunakan adalah

2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻

Keterangan:

Q= EOQ (Kuantitas Pesanan Ekonomis)

D= Jumlah kebutuhan bahan dalam unit selama periode tertentu

Universitas Sumatera Utara


III-20

S= Biaya pemesanan setiap kali pesan

H= Biaya penyimpanan per unit

3.9.2. Model EOQ Probabilistik

Dalam model persediaan deterministik, parameter-parameter dari system

persediaan adalah dianggap selalu sama atau tidak berubah. Dalam situasi nyata,

lingkungan tidak dapat dianggap deterministik sepenuhnya. Biaya simpan dan biaya

pesan tidak secara mudah dipastikan. Lead time atau periode datangnya pesanan

mungkin tidak dapat mudah dipastikan. Masalah pengangkutan, hambatan atau tidak

tersedianya bahan baku sangat mungkin menyebabkan penundaan pengiriman yang

tidak dapat dihindarkan oleh supplier. Terlebih lagi pengaruh eksternal dan internal

menyebabkan permintaan berfluktuasi. Oleh karena itu parameter-parameter dari

sistem persediaan lebih bersifat probabilistic atau tidak dapat ditentukan secara pasti.

Suatu model dikatakan probabilistik bila salah satu dari “demand” atau “leadtime” atau

bahkan keduanya tidak dapat diketahui secara pasti, dimana perilakunya harus

diuraikan dengan distribusi probabilitas Didalam model probabilistik yang menjadi

pokok permasalahan adalah analisis terhadap perilaku persediaan selama lead time.

3.9.3. Model EOQ Statis (Klasik)

Model persediaan statis (klasik) merupakan model persediaan yang paling

sederhana dari berbagai model yang ada. Terdapat beberapa asumsi-asumsi yang ada

pada Model Statis ini yakni:

Universitas Sumatera Utara


III-21

1. Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan,

2. Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui (tertentu),

3. Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia.

4. Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan,

5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat

digunakan,

6. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (storage),

dan

7. Tidak ada quantity discount.

Adapun proses penghitungannya dengan menganalisa tahap demi tahap sebagai

berikut:

Biaya Total Persediaan = Biaya Pesanan + Biaya Penyimpanan + Biaya Pembelian

Parameter-parameter yang dipakai dalam model ini adalah:

D = Jumlah kebutuhan produk selama satu periode

k = Biaya pesanan setiap kali pesan

h = Biaya penyimpanan per-unit persediaan

c = Biaya pembelian per-unit produk

t = Waktu antara satu pemesanan kepemesanan berikutnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan mengenai:

1. Jumlah pemesanan yang optimal (EOQ),

2. Frekuensi pemesanan (f),

3. Waktu antar pemesanan (t0),

Universitas Sumatera Utara


III-22

4. Biaya Total Persediaan yang relevan (TIC).

Adapun rumus yang akan digunakan dalam pemecahannya adalah sebagai berikut:

a. Dari rumus Wilson, rumus untuk menentukan jumlah pesanan yang optimal (EOQ):

2𝑅𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐶

b. Rumus untuk menentukan Frekuensi pemesanan (f):

𝑅
𝑓=
𝑄

c. Rumus untuk waktu antar pemesanan (t0):

𝐸𝑂𝑄
𝑡0 =
𝑅

d. Rumus untuk menentukan Total persediaan yang relevan (TIC):

𝑄 𝑅
𝑇𝐼𝐶 = ( ) 𝐶 + ( ) 𝑆
2 𝑄

Gambar 3.1. Model Persediaan Klasik

Universitas Sumatera Utara


III-23

3.9.4. Model EOQ dengan Back Order

Pada asumsi keenam dalam model dasar EOQ adalah tidak adanya back order

karena kehabisan persediaan (shortage cost). Hal ini disebabkan oleh kurangnya

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan actual (actual demand) dan

biasanya lebih rendah dibandingkan biaya persediaan tambahan yang diperlukan bila

memenuhi seluruh kebutuhan tanpa back order. Tujuannya adalah untuk menentukan

ukuran kuantitas (Q) optimal yang meminimasi Total biaya (TIC) persediaan sehingga

bisa diasumsikan sebagai berikut:

1. Berapa jumlah persediaan maksimal yang diinginkan pada awal siklus pemesanan

produksi.

2. Berapa jumlah kehabisan persediaan maksimal yang diperbolehkan.

Dalam model ini dipakai asumsi bahwa perusahaan menanggung beban biaya

kehabisan persediaan (shortage cost), yaitu kerugian atas ketidakmampuan perusahaan

menyediakan barang yang dibutuhkan (p) dan lama kebutuhan itu baru dapat dipenuhi.

Berdasarkan model dan asumsi tersebut, maka TIC persediaan model back order dapat

dinyatakan dalam persamaan:

TIC = Biaya Pesanan + Biaya Penyimpanan + Biaya Kehabisan Persediaan

Adapun rumus yang akan digunakan dalam pemecahannya adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


III-24

𝐷 ℎ𝐻 2 (𝑄 − 𝐻)2
𝑇𝐼𝐶 = 𝑘 + +𝑝
𝑄 2𝑄 2𝑄

Tujuan model persediaan ini adalah mencari nilai Q dan H yang dapat meminimasi TIC

persediaan. Dengan menderivatifkan secara parsial persamaan diatas, maka diperoleh.

2𝐷𝑘 𝑝 + ℎ
𝑄= √ √
ℎ 𝑝

2𝐷𝑘 𝑝
𝐻= √ √𝑝+ℎ

Dengan memasukkan persamaan Q dan H ke persamaan TIC, maka diperoleh:

𝑝
𝑇𝐼𝐶 = √2𝐷𝑘 √
𝑝+ℎ

3.10. Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Persediaan pengaman menurut (Herjanto, 1999) berfungsi untuk melindungi atau

menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan atau barang, misalnya karena

penggunaan bahan yang dipesan. Persediaan pengaman juga di maksudkan untuk

menjamin pelayanan kepada pelanggan terhadap ketidakpastian dalam pengadaan

barang.

Menurut (Assauri, 2004), Faktor-faktor yang menentukan besarnya persediaan

pengaman adalah:

1. Penggunaan bahan baku rata-rata

Universitas Sumatera Utara


III-25

Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode

tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan

bahan baku pada masa sebelumnya.

2. Faktor waktu atau lead time (Procurement Time)

Didalam pengisian kembali persediaan terdapat suatu perbedaan waktu yang

cukup lama antara saat mengadakan pesanan (order) untuk menggantikan atau

pengisian kembali persediaan dengan saat penerimaan barang-barang yang

dipesan tersebut.

Menurut (Zulfikarijah, 2005) ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan

perusahaan melakukan safety stock, yaitu:

1. Biaya atau kerugian yang disebabkan oleh stock out tinggi. Apabila bahan yang

digunakan untuk proses produksi tidak tersedia, maka aktivitas perusahaan

terhenti yang menyebabkan idle tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang pada

akhirnya perusahaan akan kehilangan penjualannya.

2. Variasi atau ketidakpastian permintaan yang meningkat. Adanya jumlah

permintaan yang meningkat atau tidak sesuai dengan peramalan yang ada

diperusahaan menyebabkan tingkat kebutuhan persediaan yang meningkat pula,

oleh karena itu perlu dilakukan antisipasi terhadap safety stock agar semua

permintaan dapat terpenuhi.

3. Resiko stock out meningkat. Keterbatasan jumlah persediaan yang ada di pasar

dan kesulitan yang dihadapi perusahaan mendapatkan persediaan akan

Universitas Sumatera Utara


III-26

berdampak pada sulitnya terpenuhi persediaan yang ada di perusahaan,

kesulitan ini akan menyebabkan perusahaan mengalami stock out.

4. Biaya penyimpanan safety stock yang murah. Apabila perusahaan memiliki

gudang yang memadai dan memungkinkan, maka biaya penyimpanan tidaklah

terlalu besar. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya stock out.

Untuk mementukan biaya persediaan penyelemat digunakan analisa

statistik,yaitu dengan memperhitungkan penyimpanan-penyimpanan yang telah terjadi

antara perkiraan kebutuhan bahan baku dengan ratarata kebutuhan, sehingga diketahui

standar deviasi. Adapun rumus standar deviasi adalah sebagai berikut :

∑(𝑋 − 𝑋̅ )2
𝑆𝐷 = √
𝑛

Keterangan:

n = Jumlah data

SD = Standar Deviasi

X = Perkiraan kebutuhan

-X = Ratarata kebutuhan

3.11. Titik Pemesanan Kembali (ROP = Reorder Point)

Menurut (Heizer & Barry Render, 2010) model-model persediaan

mengasumsikan bahwa suatu perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediannya

mencapai nol sebelum perusahaan memesan lagi, dan dengan seketika kiriman akan

Universitas Sumatera Utara


III-27

diterima. Keputusan akan memesan biasanya diungkapkan dalam konteks titik

pemesanan ulang, tingkat persediaan dimana harus dilakukan pemesanan.

Titik pemesanan kembali (ROP) terjadi ketika kuantitas ditangan jatuh hingga

jumlah yang telah ditentukan sebelumnya (Stevenson, William, & Chuong, 2014).

Jumlah tersebut biasanya meliputi perkiraan permintaan selama waktu tunggu dan

mungkin bantalan ekstra persediaan, yang berfungsi untuk mengurangi probabilitas

terjadinya kehabisan persediaan selama waktu tunggu.

Tujuan dalam pemesanan adalah membuat pesanan ketika jumlah persediaan

ditangan cukup untuk memebuhi permintaan selama waktu yang dipakai untuk

menerima pesanan tersebut yaitu waktu tunggu. Terdapat empat determinan dari

kuantitas titik pemesanan kembali:

1. Tingkat permintaan (biasanya berdasarkan pada ramalan)

2. Waktu tunggu

3. Sejauh mana variabilitas permintaan dan/atau waktu tunggu

4. Derajat risiko kehabisan persediaan yang dapat diterima oleh manajemen

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan pemesanan kembali bahan baku

adalah:

𝑅𝑂𝑃 = 𝑑 𝑥 𝐿 + 𝑆𝑆

Dimana:

𝑅𝑂𝑃 = Reorder point

𝑑 = pemakaian bahan baku per hari

Universitas Sumatera Utara


III-28

𝐿 = Lead time

𝑆𝑆 = Safety stock

3.12. Lead Time

Lead time adalah waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan. Lead time

dipengaruhi oleh operator transportasi, pesanan pembeli frekuensi dan ukuran,dan

jadwal produksi pemasok dan mungkin deterministik atau stokastik (dalam hal ini

dapat dijelaskan oleh beberapa distribusi probabilitas). Misalnya kereta api, truk, dan

transportasi udara memiliki karakteristik yang berbeda. Ada berbagai macam lead time

mulai dari lead time produksi, lead time transportasi, lead time inspeksi, dan lead time

yang lain bergantung terminologi tiap-tiap perusahaan. Yang jelas sejak suatu produk

dipesan hingga di deliver kepada yang memesan, waktu yang di butuhkannya juga

bervariasi. Kadang kala seminggu selesai. Di lain waktu bisa sampai 2 minggu atau

lebih. Lead time biasanya dapat berdampak ke biaya perusahaan.

3.13. Keunggulan dan Kelemahan EOQ

Di dalam menerapkan model EOQ untuk pengadaan persediaan bahan baku

memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan yang akan diterima perusahaan.

Adapun keunggulan yang diterima perusahaan dengan menggunakan model EOQ

adalah :

Universitas Sumatera Utara


III-29

1. Perusahaan dapat mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal,

sehingga perusahaan perusahaan dapat mengetahui perkiraan anggaran yang harus

dikeluarkan

2. Proses produksi dapat terus berjalan tanpa khawatir akan kekurangan bahan baku

karena adanya safety stock

3. Perusahaan dapat mengetahui kapan saat pemesanan bahan baku dilakukan,

sehingga kekurangan bahan baku yang akan menghambat proses produksi tidak

terjadi

4. Investasi modal yang terlalu besar dalam pengadaan persediaan bahan baku dapat

dikurangi, sehingga investasi dapat untuk bidang-bidang yang lain

Adapun kelemahan yang dihadapi perusahaan dengan menggunakan EOQ adalah :

1. Kebutuhan akan data yang seringkali tidak tercukupi kecuali dikeluarkan biaya

khusus untuk mengumpulkannya.

2. Laju penggunaan maupun biayabiaya bahan selalu berubahubah dan hal ini

memerlukan perhitungna EOQ kembali

3. EOQ akan lebih baik penggunaanyang tetap, juga tidak menyalahkan metode

tersebut apabila terjadi variasi musiman yang kuat terhadap permintaan

4. Asumsi harga, dimana akan lebih baik digunakan apabila harga bahan baku adalah

tetap, di mana kenyataannya perusahaan tidak dapat mengantisipasi perubahan

harga

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Pabrik roti Sinar Sembiring yang berlokasi di Jl. Besar

Kabanjahe Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 22172. Pabrik roti Sinar

Sembiring merupakan usaha kecil menegah yang bergerak dalam bidang industri

makanan pembuatan roti. Waktu Penelitian dilaksanakan pada dari April 2020 hingga

November 2020.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian

mengenai status terakhir dari subjek penelitian, dimana penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan secara sistematik tentang fakta dan sifat objek yang diteliti pada

perusahaan. Hasil penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan kepada

perusahaan dalam meningkatkan pengendalian terhadap persediaan bahan baku agar

biaya persedian minimum.

IV-1
Universitas Sumatera Utara
IV-2

4.3. Objek Penelitian

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah persediaan bahan baku di

perusahaan yang mengalami kejadian kekurangan bahan baku pada waktu tertentu.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini ada 2, yaitu variabel independen dan

variabel dependen (Sukaria, 2013).

1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik

secara positif maupun negative tergantung pola hubungan kedua tipe variabel

tersebut. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Jumlah permintaan bahan baku, yaitu jumlah dan biaya bahan baku yang dipesan

selama 1 tahun.

b. Jumlah pemakaian bahan baku, yaitu jumlah bahan baku yang digunakan dalam

proses produksi sekama 1 tahun

c. Jumlah dan Biaya Simpan, yaitu biaya yang timbul dalam menyimpan persediaan

dari kerusakan.

d. Biaya Pesan, yaitu biaya yang timbul selama proses pemesanan sampai bahan

tiba di tujuan.

2. Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh

nilai variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah pesanan

optimal, yaitu jumlah kuantitas pemesanan.

Universitas Sumatera Utara


IV-3

4.5. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan kerangka berpikir sebagai pendekatan dalam

memecahkan masalah. Pada umumnya kerangka berpikir ini dinyatakan dalam bentuk

diagram yang memperlihatkan hubungan antara variabel-variabel keputusan sehinggga

dapat dianalisis. Adapun kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar

4.1.

Jumlah Permintaan
Bahan Baku

Jumlah Pemakaian
Bahan Baku Total Biaya
Jumlah Pesanan
Persediaan
Optimal
Minimum
Jumlah Dan Biaya
Simpan

Biaya Pesan

Gambar 4.1. Kerangka Berpikir Penelitian

4.6. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah

Pada Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian yaitu studi

pendahuluan untuk mengetahui kondisi perusahaan, sistem persediaan, pengelolaan

persediaan dan informasi pendukung yang diperlukan. serta studi literatur tentang

Universitas Sumatera Utara


IV-4

metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya sebagai

informasi.

2. Perumusan masalah

Perumusan masalah yang digunakan untuk menjelaskan inti permasalahan yang

telah diidentifiksi sebelumnya.

3. Penetapan tujuan

Penetapan tujuan dijadikan sebagai acuan untuk mengerjakan penelitian agar terarah

dan kesimpulan yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan.

4. Pengumpulan data

Pada tahap ini data yang digunakan adalah data sekunder berupa data historis

penggunaan bahan, data permintaan produk (demand), lead time pemesanan.

5. Pengolahan data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan.

6. Analisis terhadap hasil pengolahan data.

7. Kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan.

Langkah-langkah proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Universitas Sumatera Utara


IV-5

Mulai

Studi Pendahuluan
Studi Literatur
1. Kondisi Perusahaan Secara Langsung
1. Teori Buku
2. Proses Produksi
2. Referensi Jurnal Penelitian
3. Informasi Pendukung

Identifikasi Masalah Awal


Persediaan bahan baku yang kurang optimum
sehingga menyebabkan total biaya persediaan yang
tinggi

Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
-Data Historis Pembelian Bahan
-Data Historis Pemakaian Bahan
-Data Biaya Bahan Baku
-Data Penjualan produk
-Lead Time Pemesanan

Pengolahan Data
1. Menentukan ukuran jumlah pemesanan bahan baku dengan metode Economy
Order Quantity dan metode Algorithm Wagner Within
2. Menentukan Waktu Pemesanan Kembali Dan Safety Stock
3. Menghitung, Total Biaya Persediaan
4. Membandingkan total persediaan antara kebijakan perusahaan dengan metode
Economy Order Quantity dan metode Algorithm Wagner Within yang optimal

Analisis Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2. Langkah-langkah Penelitian

Universitas Sumatera Utara


IV-6

4.7. Metode Pengumpulan Data

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara

wawancara. Pengumpulan data ini dilakukan dengan tanya jawab terhadap pihak yang

bertanggung jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proses produksi.

Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara.

Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara

dokumentasi yaitu meninjau dan mencatat dokumen-dokumen perusahaan yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

4.8. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan memodelkan model persediaan sesuai dengan

keadaan diperusahaan serta menganalisis data yang telah didapatkan dari perusahaan

menggunakan metode Economic Order Quantity metode Algorithm Wagner Within

(AWW) untuk mendapatkan persediaan optimum. Kemudian membandingkan antara

hasil perhitungan total biaya persediaan.

4.9. Analisis Pemecahan Masalah

Analisis pemecahan masalah dilakukan terhadap perancangan model persediaan,

hasil pengolahan data menggunakan model Economic Order Quantity metode

Algorithm Wagner Within (AWW).

Universitas Sumatera Utara


IV-7

4.10. Kesimpulan dan Saran

Tahap ini menguraikan hasil yang diperoleh setelah melakukan analisis dan evaluasi

sehingga dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Penarikan

kesimpulan yang berisi hal-hal penting dalam penelitian tersebut dan pemberian saran

untuk pihak perusahaan yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan perbaikan

bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan kualitas, serta memberi saran bagi peneliti

selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan meninjau

dan mencatat dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian. Hasil data yang

dikumpulkan adalah sebagai berikut :

1. Sistem persediaan perusahaan

2. Data penjualan produk pada tahun 2019

3. Data pembelian bahan baku

4. Harga dari setiap bahan Baku

5. Biaya pemesanan dan penyimpanan bahan Baku

6. Lead time pemesanan bahan Baku

7. Variabel yang dibutuhkan

5.1.1. Sistem Persediaan Perusahaan

Perusahaan melakukan pemesanan bahan pada waktu persediaan telah

mencapai batas tertentu (perusahaan belum menerapkan penggunaan titik pemesanan

kembali atau reorder point sehingga tidak ada indikator yang pasti) atau berdasarkan

pengalaman perusahaan.Dalam mengelola persediaan perusahaan menerapkan First In

V-1
Universitas Sumatera Utara
V-2

First Out (FIFO) untuk pemakaian bahan baku. Dimana bahan baku yang pertama

datang akan digunakan terlebih dahulu untuk menghindari kerusakan bahan baku.

Pengadaan persediaan kebutuhan perusahaan dalam memenuhi bahan baku produksi

dengan melakukan pemesanan kepada pemasok yang berada di Medan. Perusahaan

membeli bahan baku dalam satuan sak dimana ukuran berat setiap bahan baku tepung

terigu 25kg/sak, tepung tapioka yaitu 25 kg/sak dan gula yaitu 50 kg/sak. Pembelian

bahan baku biasanya pihak perusahaan akan menghubungi pihak pemasok berapa

jumlah bahan yang akan dipesan dan dikirim perbulan. Bahan baku yang dipesan

diantar langsung dengan menggunakan truk ke perusahaan.

5.1.2. Harga Bahan Baku Produksi

Berikut adalah data harga bahan baku produksi per KG yang dapat dilihat pada

Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Harga Baku Bahan Produksi


No. Jenis Bahan Baku Harga Bahan (Rp.)
1 Tepung Terigu 6.650/kg
2 Tepung Tapioka 9.400/kg
3 Gula 12.500/kg
Sumber : Toko Roti Sinar Sembiring

5.1.3. Biaya Pemesanan dan Biaya Simpan

Dalam proses penyediaan bahan produksi terdapat juga biaya pemesanan dan

biaya simpan bahan baku.

1. Biaya Pemesanan

Universitas Sumatera Utara


V-3

Besarnya biaya pemesanan Toko Roti Sinar Sembiring dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Biaya Pemesanan

Jenis Biaya Harga (Rp).


Biaya Telepon 20.000
Biaya Administrasi 25.000
Biaya Transportasi 250.000
Biaya Bongkar Muat 150.000
Total 445.000
Sumber : Toko Roti Sinar Sembiring

Untuk pembayaran pesanan dilakukan secara cash diawal setiap bahan baku masuk

ke perusahaan serta untuk biaya bongkar muat sama untuk setiap pemesanan.

2. Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang berkaitan dengan penyimpanan bahan

baku sebagai stok di gudang. Besarnya biaya penyimpanan dipengaruhi oleh jumlah

persediaan rata-rata bahan baku. Biaya penyimpanan per periode akan semakin

besar apabila jumlah persediaan rata-rata bahan baku semakin tinggi. Biaya

penyimpanan bahan baku digudang dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Biaya Penyimpanan per Tahun

No. Jenis Biaya Rincian


1 Biaya listrik Rp. 2.000.000
Biaya perawatan
2 Rp. 960.000
Gudang/tahun
Total Rp. 2.960.000
Sumber : Toko Roti Sinar Sembiring

Universitas Sumatera Utara


V-4

Berdasarkan tabel diatas maka, biaya penyimpanan/kg yang dikeluarkan oleh

Toko Roti Sinar Sembiring dapat dihitung dengan cara total biaya penyimpanan dibagi

dengan rata-rata pemesanan untuk semua bahan, jadi dapat dilihat pada tabel 5.4 :

Tabel 5.4. Biaya Penyimpanan Bahan Baku

No. Jenis Bahan Baku Biaya Penyimpanan/Kg


1 Tepung Terigu Rp 334,4
2 Tepung Tapioka Rp 334,4
3 Gula Rp 334,4
Sumber : Toko Roti Sinar Sembiring

5.1.4. Data Waktu Tunggu (Lead Time)

Data waktu tunggu (Lead Time) pemesanan bahan baku dari waktu pemesanan

sampai barang tiba dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Data Waktu Tunggu (Lead Time)

Lead Time
No. Jenis Bahan Baku
(Hari)
1 Tepung Terigu 4
2 Tepung Tapioka 4
3 Gula 4
Sumber : Toko Roti Sinar Sembiring

Lead time normal adalah jangka waktu penerimaan bahan dari supplier ke

perusahaan. Sedangkan lead time percepatan adalah jangka waktu penerimaan bahan

dari supplier ke perusahaan dengan percepatan pengiriman dari supplier dengan

tambahan biaya pengiriman yang lebih mahal.

Universitas Sumatera Utara


V-5

5.1.5. Metode Algorithm Wagner Whitin

Metode wagner whitin pada dasarnyqa menggunakan biaya yang optimum

dengan cara mengevaluasi seluruh kemungkinan jumlah order untuk mencapai

kebutuhan bersih sepanjang horizon perencanaan. Metode diharapkan dapat

meminimalkan total ongkos persediaan perperiode serta dapat menentukan jumlah

pesanan bahan baku yang optimal sehingga perusahaan tidak menanggung biaya

penyimpanan yang cukup mahal dalam proses produksi. Metode Wagner Whitin

memiliki tiga langkah untuk mendapatkan hasil pemesanan yang optimal, yaitu

langkah pertama adalah mencari ongkos total pemesanan, langkah kedua yaitu mencari

pemesanan yang optimal pada pemesanan, dan langkah ketiga yaitu menerjemahkan

ukuran lot pada tabel.

Jumlah pemakaian bahan baku tepung terigu selama 12 bulan tahun 2019

Tabel 5.6. Pemakaian Bahan Tepung Terigu Tahun 2019

Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemakaian 6650 4625 5250 6150 6825 4850 6785 5175 5295 4925 6550 3175
Sumber : Toko Roti Sinar Sembiring

1. Langkah Pertama

Menghitung matriks biaya total(biaya pesan dan biaya simpan) untuk semua

alternative pemesanan selama horizon perencanaannya (terdiri dari N periode

perencanaan). Alternatif pemenuhan order (Qce) dapat dilihat di tabel 5.7.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.7. Alternative Pemenuhan Order (Qce) Tepung Terigu

Permintaan (Kg)
e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
Qce
6650 4625 5250 6150 6825 4850 6785 5175 5295 4925 6550 3175
c=1 6650 11275 16525 22675 29500 34350 41135 46310 51605 56530 63080 66255
c=2 4625 9875 16025 22850 27700 34485 39660 44955 49880 56430 59605
c=3 5250 11400 18225 23075 29860 35035 40330 45255 51805 54980
c=4 6150 12975 17825 24610 29785 35080 40005 46555 49730
c=5 6825 11675 18460 23635 28930 33855 40405 43580
c=6 4850 11635 16810 22105 27030 33580 36755
c=7 6785 11960 17255 22180 28730 31905
c=8 5175 10470 15395 21945 25120
c=9 5295 10220 16770 19945
c=10 4925 11475 14650
c=11 6550 9725
c=12 3175
Sumber : Pengolahan Data

Jumlah pemakaian bahan baku tepung tapioka selama 12 bulan tahun 2019

Tabel 5.8. Pemakaian Bahan Tepung Tapioka Tahun 2019

Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemakaian 315 185 300 370 395 200 265 285 295 235 305 145

V-6
Universitas Sumatera Utara
V-7

Alternatif pemenuhan order (Qce) dapat dilihat di tabel 5.9.

Tabel 5.9. Alternative Pemenuhan Order (Qce) Tepung Tapioka

Pemakaian (Kg)
e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
Qce
315 185 300 370 395 200 265 285 295 235 305 145
c=1 315 500 800 1170 1565 1765 2030 2315 2610 2845 3150 3295
c=2 185 485 855 1250 1450 1715 2000 2295 2530 2835 2980
c=3 300 670 1065 1265 1530 1815 2110 2345 2650 2795
c=4 370 765 965 1230 1515 1810 2045 2350 2495
c=5 395 595 860 1145 1440 1675 1980 2125
c=6 200 465 750 1045 1280 1585 1730
c=7 265 550 845 1080 1385 1530
c=8 285 580 815 1120 1265
c=9 295 530 835 980
c=10 235 540 685
c=11 305 450
c=12 145
Sumber : Pengolahan Data

Jumlah pemakaian bahan baku gula selama 12 bulan tahun 2019

Tabel 5.10. Pemakaian Bahan Gula Tahun 2019

Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemakaian 3.295 2.590 2.900 3.415 3.600 2.985 3.380 2.815 2.425 2.935 3.405 2.155

Universitas Sumatera Utara


V-8

Alternatif pemenuhan order (Qce) dapat dilihat di tabel 5.11.

Tabel 5.11. Alternative Pemenuhan Order (Qce) Gula

Permintaan (Kg)
e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
Qce
3.295 2.590 2.900 3.415 3.600 2.985 3.380 2.815 2.425 2.935 3.405 2.155
c=1 3.295 5.885 8.785 12.200 15.800 18.785 22.165 24.980 27.405 30.340 33.745 35.900
c=2 2.590 5.490 8.905 12.505 15.490 18.870 21.685 24.110 27.045 30.450 32.605
c=3 2.900 6.315 9.915 12.900 16.280 19.095 21.520 24.455 27.860 30.015
c=4 3.415 7.015 10.000 13.380 16.195 18.620 21.555 24.960 27.115
c=5 3.600 6.585 9.965 12.780 15.205 18.140 21.545 23.700
c=6 2.985 6.365 9.180 11.605 14.540 17.945 20.100
c=7 3.380 6.195 8.620 11.555 14.960 17.115
c=8 2.815 5.240 8.175 11.580 13.735
c=9 2.425 5.360 8.765 10.920
c=10 2935 6340 8.495
c=11 3405 5.560
c=12 2.155
Sumber : Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan matriks mencari total biaya variabel tepung terigu adalah sebagai berikut:

𝑍𝑐𝑒 = 𝐶 + ℎ𝑃 ∑𝑒𝑖=𝑐(𝑄𝑐𝑒 − 𝑄𝑐𝑖 ) dimana 1≤ c ≤ e ≤ N

Z11 = Rp 445000 + Rp 334,4(6650-6650) = Rp 445.000

Z12 = Rp 445000 + Rp 334,4((11275-6650)+ (11275-11275)) = Rp 1.991.600

Z13 = Rp 445000 + Rp 334,4((16525-6650)+ (16525-11275)+(16525-16525))

= Rp 5.502.800

Z14 = Rp 445000 + Rp334,4(22675-6650)+ (22675-11275)+(22675-16525)+( 22675-

22675)) = Rp 11.672.480

Z15 = Rp 445000 + Rp334,4(29500-6650)+ (29500-11275)+( 29500-16525)+(29500-

22675)+( 29500-29500)) = Rp 20.801.600

Z16 = Rp 445000 + Rp334,4(34350-6650)+ (34350-11275)+( 34350-16525)+( 34350-

22675)+( 34350-29500)+( 34350-34350)) = Rp 28.910.800

Z17 = Rp 445000 + Rp334,4(41135-6650)+ (41135-11275)+( 41135-16525)+(41135-

22675)+(41135-29500)+(41135-34350)+(41135-41135)) = Rp 42.524.224

Z18 = Rp 445000 + Rp334,4(46310-6650)+ (46310-11275)+(46310-16525)+(46310-

22675)+(46310-29500)+( 46310 -34350)+(41135-41135)) = Rp 54.637.864

V-9
Universitas Sumatera Utara
V-10

Z19 = Rp 445000 + Rp334,4(51605-6650)+ (51605-11275)+( 51605-16525)+( 51605-

22675)+( 51605-29500)+( 51605 -34350)+( 51605-41135)+( 51605-51605) =

Rp 68.803.048

Z110 = Rp 445000 + Rp334,4(56530-6650)+ (56530-11275)+( 56530-16525)+(

56530- 22675)+( 56530-29500)+( 56530 -34350)+( 56530-41135)+( 56530-

51605)+( 56530-56530)) = Rp 83.625.328

Z111 = Rp 445000 + Rp334,4(63080-6650)+ (63080-11275)+( 63080-16525)+(

63080- 22675)+( 63080-29500)+( 63080 -34350)+( 63080-41135)+( 63080-

51605)+( 63080-56530)+( 63080-63080)) = Rp 105.528.528

Z112 = Rp 445000 + Rp334,4(66255-6650)+ (66255-11275)+( 66255-16525)+(

66255- 22675)+(66255-29500)+(66255-34350)+(66255-41135)+( 66255-

51605)+( 66255-56530)+( 66255-63080)+( 66255-66255) = Rp 117.207.448 ,

dst.

Berdasarkan perhitugan persamaan diatas berikut rekapitulasi hasil perhitungan

total biaya variabel tepung terigu, tepung tapioka dan gula dapat dilihat pada tabel 5.13

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.12. Rekapitulasi Total Biaya Variabel Matriks Zce Tepung Terigu (Rupiah)

Z e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
c=1 445000 1991600 5502800 11672480 20801600 28910800 42524224 54637864 68803048 83625328 105528528 117207448
c=2 445000 2200600 6313720 13160560 19647920 30992440 41375560 53770096 66945456 86658336 97275536
c=3 445000 2501560 7066120 11931640 21007256 37914520 46767760 56649280 71981520 80475280
c=4 445000 2727280 5970960 12777672 19699752 28552992 38434512 53766752 62260512
c=5 445000 2066840 6604648 11796208 18878800 27113400 40255320 47687360
c=6 445000 2713904 6174944 11486888 18074568 29026168 35396488
c=7 445000 2175520 5716816 10657576 19418856 24727456
c=8 445000 2215648 5509488 12080448 16327328
c=9 445000 2091920 6472560 9657720
c=10 445000 2635320 4758760
c=11 445000 1506720
c=12 445000
Sumber : Pengolahan Data

V-11
Universitas Sumatera Utara
V-12

Tabel 5.13. Rekapitulasi Total Biaya Variabel Matriks Zce Tepung Tapioka (Rupiah)

Z e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
c=1 445.000 506.864 607.484 731.952 865.225 932.905 1.026.376 1.119.860 1.220.573 1.301.037 1.405.774 1.455.712
c=2 445.000 545.320 669.418 802.296 869.776 959.452 1.056.181 1.156.599 1.236.828 1.341.260 1.391.053
c=3 445.000 568.728 701.211 768.491 857.902 954.346 1.054.469 1.134.463 1.238.590 1.288.238
c=4 445.000 577.088 644.168 733.314 829.473 929.301 1.009.060 1.112.882 1.162.385
c=5 445.000 511.880 600.761 696.635 796.168 875.692 979.209 1.028.567
c=6 445.000 533.616 629.205 728.443 807.732 910.944 960.157
c=7 445.000 540.304 639.247 718.301 821.208 870.276
c=8 445.000 543.648 622.467 725.069 773.992
c=9 445.000 523.584 625.881 674.659
c=10 445.000 546.992 595.625
c=11 445.000 493.488
c=12 445000
Sumber : Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


V-13

Tabel 5.14. Rekapitulasi Total Biaya Variabel Matriks Zce Gula (Rupiah)

Z e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
c=1 445.000 1.311.096 2.283.756 3.432.562 4.647.202 5.657.326 6.804.498 7.762.724 8.590.619 9.595.563 10.764.840 11.507.022
c=2 445.000 1.414.760 2.560.151 3.771.191 4.778.330 5.922.122 6.877.533 7.703.003 8.705.012 9.870.884 10.610.911
c=3 445.000 1.586.976 2.794.416 3.798.570 4.938.982 5.891.578 6.714.623 7.713.697 8.876.164 9.614.036
c=4 445.000 1.648.840 2.650.009 3.787.041 4.736.822 5.557.442 6.553.581 7.712.643 8.448.360
c=5 445.000 1.443.184 2.576.836 3.523.802 4.341.997 5.335.201 6.490.858 7.224.420
c=6 445.000 1.575.272 2.519.423 3.335.193 4.325.462 5.477.714 6.209.121
c=7 445.000 1.386.336 2.199.681 3.187.015 4.335.862 5.065.114
c=8 445.000 1.255.920 2.240.319 3.385.761 4.112.858
c=9 445.000 1.426.464 2.568.501 3.293.443
c=10 445.000 1.583.632 2.306.419
c=11 445.000 1.165.632
c=12 445.000
Sumber : Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


2. Langkah Kedua:

Menghitung nilai fe sebagai biaya minimum yang mungkin dalam period1

sampai periode 12, dengan asusmsi tingkat persediaan diakhir periode 0 adalah nol.

Biaya minimum yang mungkin dapat dihitung sebagai berikut:

f0=0

f1=Min{( Z11+f0)}= Min {445.000}= 445.000 untuk Z11+f0

f2=Min{( Z12+f0),( Z22+ f1)}= Min {1.991.600, 890.000}= 890.000 untuk Z22+f1

f3=Min{( Z13+f0),( Z23+ f1),(Z33+ f2)}= Min {5.502.800, 2645600,1.335.000}

= 1.335.000 untuk Z33+f2

f4=Min{( Z14+f0),(Z24+ f1),(Z34+ f2),( Z44+ f3)}= Min {5.502.800,

2645600,1.335.000,1.780.000}= 11.780.000 untuk Z44+f3

f5=Min{( Z15+f0),(Z25+ f1),(Z35+ f2),( Z45+ f3),( Z55+ f4)}= Min {20.801.600,

13.605.560,7.956.120,4.062.280,2.225.000}= 2.225.000 untuk Z55+f4, dst

Rekapitulasi total biaya minimum bahan baku dapat dilihat di tabel

V-14
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15. Rekapitulasi Total Biaya Minimum Tepung Terigu Matriks fN (Rupiah)

f e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
c=1 445000 1991600 5502800 11672480 20801600 28910800 42524224 54637864 68803048 83625328 105528528 117207448
c=2 890000 2645600 6758720 13605560 20092920 31437440 41820560 54215096 67390456 87103336 97720536
c=3 1335000 3391560 7956120 12821640 21897256 38804520 47657760 57539280 72871520 81365280
c=4 1780000 4062280 7305960 14112672 21034752 29887992 39769512 55101752 63595512
c=5 2225000 3846840 8384648 13576208 20658800 28893400 42035320 49467360
c=6 2670000 4938904 8399944 13711888 20299568 31251168 37621488
c=7 3115000 4845520 8386816 13327576 22088856 27397456
c=8 3560000 5330648 8624488 15195448 19442328
c=9 4005000 5651920 10032560 13217720
c=10 4450000 6640320 8763760
c=11 4895000 5956720
c=12 5340000
MIN 445.000 890.000 1.335.000 1.780.000 2.225.000 2670.000 3.1150.00 35.60.000 4.005.000 4.450.000 4.895.000 5.340.000
Sumber : Pengolahan Data

V-15
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 5.13 diketahui bahwa nilai fN biaya optimum selama setahun adalah

Rp 5.340.000 untuk Z1212+f11 yang terlihat pada f12 selama 12 kali pemesanan.

3. Langka Ketiga

Menerjemahkan fN, menjadi ukuran lot dan perhitungan menunjukkan bahwa

solusi optimal. Untuk mencari biaya total adalah sebagai berikut:

Nilai fN minimal diperoleh untuk Z1212+f11, maka:

f12 = f11+ f12 f6= f5+ f6

= 3.175+6.550 = 6825+4850

= 9.725 kg = 11.675 kg

f10 = f9+ f10 f4= f3+ f4

= 5.295+4.925 = 5250+6150

= 10.220 kg = 11.400 kg

f8 = f7+ f8 f2= f1+ f2

= 6785+5175 = 6785+5175

= 11.960 kg = 11.275 kg

Berikut tabel rekapitulasi ukuran lot pemesanan dan total biaya persediaan

tepung terigu dengan metode Algoritma Wagner Whitin.

V-16
Universitas Sumatera Utara
V-17

Tabel 5.16. Ukuran Pemesanan Tepung Terigu dengan Metode Algoritma

Wagner Whitin

Total
Biaya Biaya
Pemakaian Pemesanan Inventory Biaya
Bulan Simpan Pemesanan
(Kg) (Kg) (Kg) Persediaan
(Rp) (Rp)
(Rp)
Januari 6650 11.275 4.625 246.666,67 445.000 691.666,67
Februari 4625 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Maret 5250 11.400 6.150 246.666,67 445.000 691.666,67
April 6150 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Mei 6825 11.675 4.850 246.666,67 445.000 691.666,67
Juni 4850 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Juli 6785 11.960 5.175 246.666,67 445.000 691.666,67
Agustus 5175 0 0 246.666,67 0 246.666,67
September 5295 10.220 4.925 246.666,67 445.000 691.666,67
Oktober 4925 0 0 246.666,67 0 246.666,67
November 6550 9.725 3.175 246.666,67 445.000 691.666,67
Desember 3175 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Total 66.255 66.255 0 2.960.000 2.670.000 5.630.000
Sumber : Pegolahan Data

Sedangkan untuk nilai fN biaya optimum tepung tapioka selama setahun adalah

Rp 1.455.712 untuk Z112+f0 yang terlihat pada f12 selama 12 kali pemesanan. Berikut

tabel rekapitulasi ukuran lot pemesanan dan total biaya persediaan tepung tapioka

dengan metode Algoritma Wagner Whitin.

Universitas Sumatera Utara


V-18

Tabel 5.17. Ukuran Pemesanan Tepung Tapioka dengan Metode Algoritma

Wagner Whitin

Total
Biaya Biaya
Pemakaian Pemesanan Inventory Biaya
Bulan Simpan Pemesanan
(Kg) (Kg) (Kg) Persediaan
(Rp) (Rp)
(Rp)
Januari 315 3.295 2.980 246.666,67 445.000 691.666,67
Februari 185 0 2.795 246.666,67 0 246.666,67
Maret 300 0 2.495 246.666,67 0 246.666,67
April 370 0 2.125 246.666,67 0 246.666,67
Mei 395 0 1.730 246.666,67 0 246.666,67
Juni 200 0 1.530 246.666,67 0 246.666,67
Juli 265 0 1.265 246.666,67 0 246.666,67
Agustus 285 0 980 246.666,67 0 246.666,67
September 295 0 685 246.666,67 0 246.666,67
Oktober 235 0 450 246.666,67 0 246.666,67
November 305 0 145 246.666,67 0 246.666,67
Desember 145 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Total 3.295 3.295 0 2.960.000 445.000 3.405.000
Sumber : Pegolahan Data

Segangkan untuk nilai fN biaya optimum gula selama setahun adalah Rp

5.340.000 untuk Z1212+f11 yang terlihat pada f12 selama 12 kali pemesanan. Berikut

tabel rekapitulasi ukuran lot pemesanan dan total biaya persediaan gula dengan metode

Algoritma Wagner Whitin.

Universitas Sumatera Utara


V-19

Tabel 5.19. Ukuran Pemesanan Gula dengan Metode Algoritma Wagner Whitin

Total
Biaya Biaya
Pemakaian Pemesanan Inventory Biaya
Bulan Simpan Pemesanan
(Kg) (Kg) (Kg) Persediaan
(Rp) (Rp)
(Rp)
Januari 3.295 5.885 2.590 246.666,67 445.000 691.666,67
Februari 2.590 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Maret 2.900 6.315 3.415 246.666,67 445.000 691.666,67
April 3.415 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Mei 3.600 6.585 2.985 246.666,67 445.000 691.666,67
Juni 2.985 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Juli 3.380 6.195 2.815 246.666,67 445.000 691.666,67
Agustus 2.815 0 0 246.666,67 0 246.666,67
September 2.425 5.360 2.935 246.666,67 445.000 691.666,67
Oktober 2.935 0 0 246.666,67 0 246.666,67
November 3.405 5.560 2.155 246.666,67 445.000 691.666,67
Desember 2.155 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Total 35.900 35.900 0 2.960.000 2.670.000 5.630.000
Sumber : Pegolahan Data

Berikut ini adalah rekapitulasi total biaya persediaan setiap bahan baku dapat

dilihat pada tabel 5.20.

Tabel 5.20. Rekapitulasi Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan dengan

Metode Algoritma Wagner Whitin

Jenis Bahan Biaya Biaya Total Biaya


No.
Baku Pemesanan Penyimpanan Persediaan
1 Tepung Terigu Rp 2.670.000 Rp 2.960.000 Rp 5.630.000
2 Tepung Tapioka Rp 450.000 Rp 2.960.000 Rp 3.405.000
3 Gula Rp 2.670.000 Rp 2.960.000 Rp 5.630.000
Total Rp 5.785.000 Rp 8.880.000 Rp 14.665.000
Sumber : Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


V-20

5.1.6. Model EOQ

Model persediaan statis merupakan model persediaan yang paling sederhana

dari berbagai model yang ada. Terdapat beberapa asumsi-asumsi yang ada pada Model

Statis ini yakni:

1. Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan,

2. Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui (tertentu),

3. Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia.

4. Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan,

5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan,

6. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (storage),

dan

7. Tidak ada quantity discount.

Adapun proses penghitungannya dengan menganalisa tahap demi tahap sebagai

berikut:

Biaya Total Persediaan = Biaya Pesanan + Biaya Penyimpanan + Biaya Pembelian

Parameter-parameter yang dipakai dalam model ini adalah:

D = Jumlah kebutuhan produk selama satu periode

k = Biaya pesanan setiap kali pesan

h = Biaya penyimpanan per-unit persediaan

Universitas Sumatera Utara


V-21

c = Biaya pembelian per-unit produk

t = Waktu antara satu pemesanan kepemesanan berikutnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan mengenai:

1. Jumlah pemesanan yang optimal (EOQ),

2. Frekuensi pemesanan (f),

3. Biaya Total Persediaan yang relevan (TIC).

Adapun rumus yang akan digunakan dalam pemecahannya adalah sebagai berikut:

a. Dari rumus Wilson, rumus untuk menentukan jumlah pesanan yang optimal (EOQ):

2𝑅𝑆
𝐸𝑂𝑄 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = √
𝐶

b. Rumus untuk menentukan Frekuensi pemesanan (f):

𝑅
𝑓=
𝑄

5.2. Pengolahan Data

Jumlah pesanan atau lot size dan titik pemesanan kembali (reorder point) serta

jumlah persediaan pengaman (safety stock) dibutuhkan untuk mengetahui total biaya

persediaan pada perusahaan. Dalam menentukan jumlah pesanan (Q), persediaan

pengaman (SS) dan titik pemesanan kembali (F) memerlukan sebuah algoritma.

Universitas Sumatera Utara


V-22

Algoritma untuk memperoleh jumlah pesanan, persediaan pengaman dan titik

pemesanan kembali dan adalah sebagai berikut:

1. Mulai dengan menginput variabel yang diperlukan.

2. Hitunglah jumlah pesanan bahan optimal dengan Q.

3. Hitunglah total biaya persediaan (TIC).

4. Hitunglah persediaan pengaman (safety stock)

5. Hitunglah pemesanan kembali ( Re Order Point)

5.2.1. Penentuan Ukuran Jumlah Pembelian Optimal

Pengendalian persediaan yang diterapkan oleh perusahaan menggunakan

model persediaan probabilistik dengan sistem pengendalian sistem P dapat dihitung

dengan model matematis yang telah dijabarkan dengen mengikuti algoritma diatas.

Selanjutnya, menentukan ukuran lot optimal bahan baku dan total biaya persediaan

bahan selama satu tahun untuk setiap jenis bahan baku yang digunakan. Berikut adalah

pemakaian bahan baku selama tahun 2019 yang dapat dilihat pada Tabel 5.22.

Universitas Sumatera Utara


V-23

Tabel 5.21. Pemakaian Bahan Baku Selama Tahun 2019

Tepung Terigu Tepung Tapioka Gula


Bulan
Pemakaian (Kg) Pemakaian (Kg) Pemakaian (Kg)
Januari 6.650 315 3295
Februari 4.625 185 2590
Maret 5.250 300 2900
April 6.150 370 3415
Mei 6.825 395 3600
Juni 4.850 200 2985
Juli 6.785 265 3380
Agustus 5.175 285 2815
September 5.295 295 2425
Oktober 4.925 235 2935
November 6.550 305 3405
Desember 3.175 145 2155
Jumlah 66.255 3.295 35.900
Rata-Rata 5.521,25 274,58 2.991,67
Sumber : Pengolahan Data

Perhitungan persediaan bahan baku Tepung Terigu dapat dihitung dengan cara

sebagai berikut:

1. Mulai dengan menginput variabel yang diperlukan.

Kebutuhan Bahan (R) : 66.255 kg/tahun

Rata-rata kebutuhan bahan (µ) : 5521.3 kg/bulan

Lead time (L) : 4 hari

Harga Bahan (P) : Rp. 6.560

Biaya Pemesanan (S) : Rp. 445.000

Biaya Simpan (C) : Rp 334,4

2. Pembelian bahan baku tepung terigu yang optimal dapat dihitung dengan:

Universitas Sumatera Utara


V-24

2𝑅𝑆
𝐸𝑂𝑄 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 ∗= √
𝐶

2 x 66.255 x 445.000
Q* =√ 334,4

Q* = 13.279,18 Kg

Dibulatkan menjadi Q* = 13.279 Kg

3. Frekuensi pembelian yang ekonomis tepung terigu:

Frekuensi pembelian yaitu jumlah pembelian yang dilakukan selama satu periode

untuk menentukan frekuensi pembelian berdasarkan EOQ. Maka frekuensi

pembelian adalah:

66.255
F=
13.279

F= 4,99 , dibulatkan menjadi 5 kali

4. Hasil perhitungan total biaya persediaan (TIC) dengan metode Economy Order

Quantity (EOQ) dapat dilihat pada tabel 5.23.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.22. Ukuran Pemesanan dan Total Biaya Persediaan Tepung Terigu Dengan Metode Economy Order

Quantity (EOQ)

Pemakaian Pemesanan Inventory Biaya Simpan Biaya Pesan Total Biaya


Bulan (Kg) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) Persediaan (Rp)
Januari 6.650 13.279 6.629 246.666,67 445.000 691.667
Februari 4.625 0 2.004 246.666,67 0 246.667
Maret 5.250 13.279 10.033 246.666,67 445.000 691.667
April 6.150 0 3.883 246.666,67 0 246.667
Mei 6.825 13.279 10.338 246.666,67 445.000 691.667
Juni 4.850 0 5.488 246.666,67 0 246.667
Juli 6.785 13.279 11.982 246.666,67 445.000 691.667
Agustus 5.175 0 6.807 246.666,67 0 246.667
September 5.295 13.279 14.791 246.666,67 445.000 691.667
Oktober 4.925 0 9.866 246.666,67 0 246.667
November 6.550 0 3.316 246.666,67 0 246.667
Desember 3.175 0 141 246.666,67 0 246.667
Total 66.255 66.396 85.277 2.960.000 2.225.000 5.185.000
Sumber : Pegolahan Data

Berdasarkan tabel 5.22. Terlihat bahwa terjadi 5 kali pemesanan untuk periode berikutnya. Maka untuk biaya

pemesanan adalah Rp 2.225.000, biaya penyimpanan Rp 2.960.000 dan total penyimpanan sebesar 85.277 kg, maka total

biaya persediaan tepung terigu sebesar Rp 5.185.000

V-25
Universitas Sumatera Utara
V-26

Tabel 5.23. Ukuran Pemesanan dan Total Biaya Persediaan Tepung Tapioka Dengan Metode Economy Order

Quantity (EOQ)

Pemakaian Pemesanan Inventory Biaya Simpan Biaya Pesan Total Biaya


Bulan (Kg) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) Persediaan (Rp)
Januari 315 2.962 2.647 246.666,67 445.000 691.667
Februari 185 0 2.462 246.666,67 0 246.667
Maret 300 0 2.162 246.666,67 0 246.667
April 370 0 1.792 246.666,67 0 246.667
Mei 395 0 1.397 246.666,67 0 246.667
Juni 200 2.962 4.159 246.666,67 445.000 691.667
Juli 265 0 3.894 246.666,67 0 246.667
Agustus 285 0 3.609 246.666,67 0 246.667
September 295 0 3.314 246.666,67 0 246.667
Oktober 235 0 3.079 246.666,67 0 246.667
November 305 0 2.774 246.666,67 0 246.667
Desember 145 0 2.629 246.666,67 0 246.667
Total 3.295 5.924 33.918 2.960.000 890.000 3.850.000
Sumber : Pegolahan Data

Berdasarkan tabel 5.23. Terlihat bahwa terjadi 2 kali pemesanan untuk periode berikutnya. Maka untuk biaya

pemesanan adalah Rp 890.000, biaya penyimpanan Rp 2.960.000 dan total penyimpanan sebesar 33.918 kg, maka total

biaya persediaan tepung tapioka sebesar Rp 3.850.000.

Universitas Sumatera Utara


V-27

Tabel 5.24. Ukuran Pemesanan dan Total Biaya Persediaan Gula Dengan Metode Economy Order Quantity

(EOQ)

Pemakaian Pemesanan Inventory Biaya Simpan Biaya Pesan Total Biaya


Bulan (Kg) (Kg) (Kg) (Rp) (Rp) Persediaan (Rp)
Januari 3.295 9.775 6.480 246.666,67 445.000 691.667
Februari 2.590 0 3.890 246.666,67 0 246.667
Maret 2.900 0 990 246.666,67 0 246.667
April 3.415 9.775 7.350 246.666,67 445.000 691.667
Mei 3.600 0 3.750 246.666,67 0 246.667
Juni 2.985 0 765 246.666,67 0 246.667
Juli 3.380 9.775 7.160 246.666,67 445.000 691.667
Agustus 2.815 0 4.345 246.666,67 0 246.667
September 2.425 0 1.920 246.666,67 0 246.667
Oktober 2.935 9.775 8.760 246.666,67 445.000 691.667
November 3.405 0 5.355 246.666,67 0 246.667
Desember 2.155 0 3.200 246.666,67 0 246.667
Total 35.900 39.100 53.965 2.960.000 1.780.000 4.740.000
Sumber : Pegolahan Data

Berdasarkan tabel 5.24. Terlihat bahwa terjadi 4 kali pemesanan untuk periode berikutnya. Maka untuk biaya

pemesanan adalah Rp 1.780.000, biaya penyimpanan Rp 2.960.000 dan total penyimpanan sebesar 53.965 kg, maka total

biaya persediaan gula sebesar Rp 4.740.000

Universitas Sumatera Utara


5. Hitung persediaan pengaman ( Safety Stock)

Besarnya persediaan pengaman (safety stock) dipengaruhi besarnya penggunaan

bahan baku tepung terigu setiap bulan. Besarnya penggunaan bahan baku setiap

periode produksi menentukan besarnya standar deviasi. Besarnya safety stock

dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

∑(x − x̅)2
𝑆𝐷 = √
𝑛

Safety Stock = SD x Z

Untuk menghitung standar deviasi terlebih dahulu dibuat tabel perhitungan

standar deviasi. Perhitungan standar deviasi pemakaian bahan baku tepung terigu pada

tabel 5.25 :

Tabel 5.25. Tabel Standar Deviasi Tepung Terigu

Bulan x(Kg) 𝐱̅(Kg) x - 𝐱̅(Kg) (x - 𝐱̅)2(Kg)


Januari 6.650 5.521,25 1.128,75 1.274.076,56
Februari 4.625 5.521,25 -896,25 803.264,06
Maret 5.250 5.521,25 -271,25 73.576,56
April 6.150 5.521,25 628,75 395.326,56
Mei 6.825 5.521,25 1.303,75 1.699.764,06
Juni 4.850 5.521,25 -671,25 450.576,56
Juli 6.785 5.521,25 1.263,75 1.597.064,06
Agustus 5.175 5.521,25 -346,25 119.889,06
September 5.295 5.521,25 -226,25 51.189,06
Oktober 4.925 5.521,25 -596,25 355.514,06
November 6.550 5.521,25 1.028,75 1.058.326,56
Desember 3.175 5.521,25 -2.346,25 5.504.889,06
Total 13.383.456,25
Sumber : Pengolahan Data

V-28
Universitas Sumatera Utara
V-29

∑(x − x̅)2
𝑆𝐷 = √
𝑛

13.383.456,25
𝑆𝐷 = √
12

SD = 1.056,07 (Kg)

Sedangkan untuk Tabel perhitungan standar deviasi pemakaian bahan baku

tepung Tapioka dan Gula dapat dilihat di Lampiran 2.

Dari sejumlah bahan baku yang masih tersisa digudang pada saat perusahaan

melakukan pemesanan bahan baku, perusahaan hanya mentolerir risiko kekurangan

bahan sebanyak 5%, sehingga perusahaan memenuhi kebutuhan bahan baku sebanyak

95%. Oleh karna itu, pada umumnya batas toleransi yang digunakan adalah 5% diatas

perkiraan dan 5% dibawah perkiraan dengan nilai 1,65 (Ruauw, 2011).

Persediaan pengaman bahan baku :

Safety Stock = SD x Z

Safety Stock = 1.056,07 x 1,65

Safety Stock = 1.742,52 Kg

Untuk Safety Stock tepung terigu sebesar 1.742,52 Kg.

6. Perhitungan titik pemesanan kembali (Re Order Point) :

Jumlah hari kerja per tahun = 300 hari kerja

Lead time = 4 hari

Universitas Sumatera Utara


V-30

66.255
Rata-rata pemakaian bahan baku tepung terigu perhari = = 220,85 Kg
300

𝑅𝑂𝑃 = 𝑑 x 𝐿 + 𝑆𝑆

𝑅𝑂𝑃 = 220,85 x 4 + 1742,52

𝑅𝑂𝑃 = 2.625,92 Kg

Berikut ini adalah rekapitulasi setiap bahan baku dapat dilihat pada tabel 5.26.

Tabel 5.26. Rekapitulasi Pemakaian, Rata-Rata, Harga Bahan dan Biaya

Simpan Bahan Baku

Pemakaian Rata-Rata Harga Bahan


Biaya Simpan
No. Jenis Bahan Baku per Tahun Kebutuhan (P)
(H)
(R) per Bulan (µ)
1 Tepung Terigu 66.255 Kg 5.521,25 Kg Rp 6.560/ Kg Rp 334,4/ Kg
2 Tepung Tapioka 3.295 Kg 274,58 Kg Rp 9.400/ Kg Rp 334,4/ Kg
3 Gula 35.900 Kg 2.991,67 Kg Rp 12.500/ Kg Rp 334.4/ Kg
Sumber : Pengolahan Data

Dengan rumus dan cara perhitungan yang sama seperti di atas. Maka, rekapitulasi

hasil perhitungan persediaan bahan baku dengan metode EOQ dapat dilihat pada Tabel

5.27.

Tabel 5.27. Rekapitulasi Jumlah Pembelian dengan Metode EOQ, Frekuensi

Pembelian, Safety Stock, Reoerder Point Persediaan Bahan Baku

Jumlah
Safety Reorder
Jenis Bahan Pembelian Frekuensi Standar
No. Stock Point
Baku Bahan Optimal Pembelian Deviasi
(Kg) (Kg)
(Kg)
1 Tepung Terigu 13.279,18 5 kali 1.056,07 1.742,52 2.625,92
Sumber : Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


V-31

Berdasarkan tabel diatas diperoleh jumlah setiap pembelian bahan baku yang

optimal dengan analisis perhitungan menggunakan metode EOQ, yaitu tepung terigu

13.279,18 kg sebanyak 5 kali pemesanan pertahun, tepung tapioka 2.961,35 kg

sebanyak 2 kali pertahun dan gula 9.774,83 kg sebanyak 4 kali pertahun serta

persediaan pengaman optimal yang harus selalu tersedia digudang adalah tepung terigu

1.742,52 kg, tepung tapioca 116,06 kg dan gula 704,60 kg. Sedangkan untuk reorder

point perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku kembali pada saat

persediaan digudang sebesar tepung terigu 2.625,92 kg, tepung tapioka 159,99 kg dan

gula 1.183,27 kg

Berikut ini adalah rekapitulasi biaya setiap bahan baku dapat dilihat pada tabel

5.28.

Tabel 5.28. Rekapitulasi Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan dengan

Metode EOQ

Jenis Bahan Biaya Biaya Total Biaya


No.
Baku Pemesanan Penyimpanan Persediaan
1 Tepung Terigu Rp 2.225.000 Rp 2.960.000 Rp 5.185.000
2 Tepung Tapioka Rp 890.000 Rp 2.960.000 Rp 3.850.000
3 Gula Rp 1.780.000 Rp 2.960.000 Rp 4.740.000
Total Rp 4.895.000 Rp 8.880.000 Rp 13.775.000
Sumber : Pengolahan Data

Hasil perhitungan jumlah pesanan pada keseluruhan bahan baku

menunjukkan, total biaya persediaan dipengaruhi oleh banyaknya jumlah persediaan,

persediaan pengaman, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Universitas Sumatera Utara


V-32

5.2.2. Perbandingan Total Inventory Cost Antara Metode Economic Order

Quantity dan Algoritma Wagner Whitin

Untuk dapat mengetahui metode mana yang lebih efektif dalam penyediaan

bahan baku dengan optimal berdasarkan perhitungan Algoritma Wagner Whitin dan

Economic Order Quantity dapat dilihat pada tabel 5.29.

Tabel 5.29. Perbandingan Antara Metode EOQ Dengan Metode Algoritma

Wagner Whitin

Biaya Biaya Total Biaya


No Metode
Pemesanan Penyimpanan Persediaan
1 Algorima
Rp 5.785.000 Rp 8.880.000 Rp 14.665.000
Wagner Whitin
2 Economic Order
Rp 4.895.000 Rp 8.880.000 Rp 13.775.000
Quantity
Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan hasil perhitungan perbandingan total biaya persediaan dengan

kedua metode tersebut menunjukkan bahwa total biaya persediaan dengan metode

Economic Order Quantity sebesar Rp 13.775. 000 lebih kecil dibandingkan total biaya

persediaan dengan metode Algoritma Wagner Whitin sebesar Rp 14.665.000. Maka

metode Economic Order Quantity lebih baik digunakan pada perusahaan

ditahun/periode berikutnya.

5.2.3. Total Persediaan Bahan Baku Perusahaan

Persediaan bahan baku perusahaan saat ini ialah pemesanan bahan dengan

jumlah pesanan yang telah ditentukan (fixed order). Jumlah pesanan selalu berbeda

setiap kali pemesanan dan melakukan pemesanan secara kontinu berdasarkan

Universitas Sumatera Utara


V-33

pengalaman pada waktu lampau dalam jumlah yang cukup besar yang dapat menjamin

kontinuitas produksi perusahaan.. Untuk total biaya persediaan bahan baku yang

dikeluarkan perusahaan Toko Roti Sinar Sembiring selama melakukan produksi dapat

dilihat pada tabel 5.30.

Tabel 5.30. Rekapitulasi Perhitungan Biaya Total Persediaan Bahan Baku

Perusahaan

Jenis Bahan Biaya Biaya Total Biaya


No.
Baku Pemesanan Penyimpanan Persediaan
1 Tepung Terigu Rp 5.340.000 Rp 2.960.000 Rp 8.300.000
2 Tepung Tapioka Rp 5.340.000 Rp 2.960.000 Rp 8.300.000
3 Gula Rp 5.340.000 Rp 2.960.000 Rp 8.300.000
Total Rp 16.020.000 Rp 8.880.000 Rp 24.900.000
Sumber : Pengolahan Data

5.2.4. Perbandingan Total Inventory Cost Perusahaan dengan Metode Economic

Order Quantity

Berdasarkan hasil perhitungan dalam penyediaan bahan baku maka diketahui

perbandingan total biaya persediaan antara perusahaan sebesar Rp 24.900.000 dan

metode Economic Order Quantity yang optimal sebesar Rp 13.775. 000. Sehingga

dengan model ini perusahaan dapat menghemat 44% dari total biaya persediaan untuk

periode berikutnya.

Universitas Sumatera Utara


VI-1

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis dan Pembahasan Perancangan Model Persediaan

Sistem persediaan pada setiap perusahaan tidaklah sama, maka dari itu pada

penelitian ini, dirancang model matematis yang dirancang bertujuan untuk menentukan

jumlah pemesanan yang optimal untuk perusahaan yaitu metode Economy Order

Quantity dan metode Algorithm Wagner Within. Biaya pemesanan tidak dipengaruhi

oleh jumlah unit yang dipesan. Sedangkan biaya simpan dipengaruhi oleh jumlah unit

yang disimpan. Semakin banyak unit persediaan, maka biaya simpan akan bertambah

mahal.

Dalam mengaplikasikan pengendalian persediaan bahan baku metode Economic

Order Quantity perlu diperhatikan beberapa hal. Dimana model EOQ tidak

memperhatikan masa exspired bahan baku yang dikendalikan. Metode EOQ hanya

dapat digunakan untuk jenis bahan baku yang daya tahannya (time of expired) cukup

lama. Sedangkan untuk produk yang tidak tahan lama (perishable) perlu melakukan

pertimbangan untuk menetukan jenis pengendalian persediaan dengan menggunakan

model tersebut. Karena bagi perusahaan pengolah makanan, waktu kadaluwarsa

merupakan salah satu permasalahan yang penting dan harus dipertimbangkan dalam

perencanaan bahan baku. Hal ini karena menyangkut masalah keamanan produk pada

saat dikonsumsi, mengingat kebanyakan bahan baku pada industri tersebut

Universitas Sumatera Utara


VI-2

mempunyai masa pakai (waktu kadaluwarsa) yang terbatas. Dengan demikian

diperlukan suatu model perencanaan persediaan bahan baku yang dapat memberikan

hasil perencanaan yang optimal dengan ketebatasan masa pakai (waktu kadaluarsa

bahan). Model persediaan dengan mempertimbangkan faktor kadaluarsa ( Perishable)

telah banyak menarik perhatian beberapa peneliti untuk mengembangkannya.

mengembangkan model persedian material dengan mempertimbangkan faktor

kadaluarsa. mengembangkan model persediaan dengan mempertimbangkan waktu

kadaluarsa bahan .

6.2. Analisis dan Pembahasan Penentuan Jumlah Pemesanan

Hasil penelitian dan pembahasan dalam penetuan kebijakan pengendalian

bahan baku yaitu menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) lebih

optimal daripada metode Algoritma Wagner Within dimana dengan menggunakan

metode tersebut dapat mengurangi jumlah pemesana bahan baku. Sehingga biaya

pemesanan bahan baku lebih kecil. Dengan menggunakan metode Economic Order

Quantity (EOQ) banyaknya pemesanan bahan baku dilakukan untuk tepung terigu

sebanyak 5 kali dengan ukuran pemesanan sebesar 13.729 kg , tepung tapioka sebanyak

2 kali dengan ukuran pemesanan 2.961 kg dan gula sebanyak 4 kali dengan ukuran

pemesanan 9.775 kg.

Universitas Sumatera Utara


VI-3

6.3. Analisis dan Pembahasan Total Biaya Persediaan

Secara umum dengan menggunakan metode alghorithm wagner whitin

penyimpanan bahan baku diakhir periode akan habis atau kosong. Sehingga

mengurangi biaya penyimpanan serta pemesanan bahan baku akan dilakukan diawal

periode sehingga perusahaan akan lebih optimal dalam memenuhi permintaan. Namun

berdasarkan Hasil perhitungan keseluruhan bahan menunjukkan, bahwa total biaya

persediaan yang lebih hemat adalah menggunakan metode Economic Order Quantity

(EOQ) lebih optimal daripada metode Algoritma Wagner Within untuk total biaya

persediaan. Dimana dengan menggunakan metode wagner whitin perusahaan

melakukan pemesanan tepung terigu sebanyak 6 kali, tepung tapioka 1 kali, dan gula 6

kali sedangkan dengan menggunakan metode EOQ tepung terigu 5 kali, tepung tapioka

2 kali serta gula 4 kali, sehingga dengan perbedaan jumlah pemesanan maka dapat

diketahui bahwa total biaya persediaan dapat dilihat pada table 6.1.

Tabel 6.1. Perbandingan Antara Metode EOQ Dengan Metode Algoritma

Wagner Within

Biaya Biaya Total Biaya


No Metode
Pemesanan Penyimpanan Persediaan
1 Algorima
Rp 5.785.000 Rp 8.880.000 Rp 14.665.000
Wagner Within
2 Economic Order
Rp 4.895.000 Rp 8.880.000 Rp 13.775.000
Quantity
Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan hasil perhitungan perbandingan total biaya persediaan dengan

kedua metode tersebut menunjukkan bahwa total biaya persediaan dengan metode

Universitas Sumatera Utara


VI-4

Economic Order Quantity sebesar Rp 13.775. 000 lebih kecil dibandingkan total biaya

persediaan dengan metode Algoritma Wagner Whitin sebesar Rp 14.665.000. Maka

metode Economic Order Quantity lebih baik digunakan pada perusahaan

ditahun/periode berikutnya. Sedangkan, hasil perhitungan dalam penyediaan bahan

baku maka diketahui perbandingan total biaya persediaan antara perusahaan sebesar

Rp 24.900.000 dan metode Economic Order Quantity yang optimal sebesar

Rp 13.775. 000. Sehingga dengan model ini perusahaan dapat menghemat 44% dari

total biaya persediaan untuk periode berikutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah ukuran lot pemesanan yang paling ekonomis dapat dihitung menggunakan

metode Economic Order Quantity (EOQ) . Hasil perhitungan menunjukkan total

biaya persediaan lebih ekonomis dibandingkan dengan metode perusahaan dan

Algoritma Wagner Within.

2. Kebijakan perusahaan dalam menentukan pembelian bahan baku belum

mendatangkan biaya persediaan minimum. Hal ini terlihat dari kuantitas

pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan pada tahun 2019. Berdasarkan

analisis metode Economic Order Quantity (EOQ) jumlah pembelian bahan baku

optimal untuk tepung terigu sebanyak 5 kali dengan ukuran pemesanan sebesar

13.729 kg. Jumlah pembelian bahan baku optimal untuk tepung tapioka sebanyak

2 kali dengan ukuran pemesanan 2.961 kg. Jumlah pembelian bahan baku optimal

untuk gula sebanyak 4 kali dengan ukuran pemesanan 9.775 kg.

3. Total biaya persediaan dengan kedua metode tersebut menunjukkan bahwa total

biaya persediaan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) sebesar

Rp 13.775. 000 lebih kecil dibandingkan total biaya persediaan dengan metode

VII-1
Universitas Sumatera Utara
VII-2

Algoritma Wagner Whitin sebesar Rp 14.665.000. Maka metode Economic Order

Quantity lebih baik digunakan pada perusahaan ditahun/periode berikutnya.

Sedangkan, hasil perhitungan dalam penyediaan bahan baku maka diketahui

perbandingan total biaya persediaan antara perusahaan sebesar Rp 24.900.000 dan

metode Economic Order Quantity yang optimal sebesar Rp 13.775. 000. Sehingga

dengan model ini perusahaan dapat menghemat 44% dari total biaya persediaan

untuk periode berikutnya.

7.2. Saran

Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan kepada perusahaan ataupun

untuk hasil penelitian dan penelian kedepannya:

1. Sebaiknya perusahaan perlu untuk melakukan pengecekan dan pencatatan

persediaan secara berkelanjutan serta perlu mengkaji kembali metode

pengendaliaan persediaan yang diterapkan selama ini.

2. Sebaiknya perusahaan memperhatikan bagaimana system persediaan yang ada

karena mempertimbangkan bahan, sehingga dengan menggunakan metode yang

tepat dapat mengoptimalkan bahan baku

3. Sebaiknya perusahaan menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) agar

mengoptimalkan pemesanan bahan baku dan penghematan total biaya persediaan.

4. Sebaiknya Perusahaan menentukan besarnya safety stock dan re – order point

dalam pengendalian persediaan bahan baku untuk melindungi atau menjaga

Universitas Sumatera Utara


VII-3

kemungkinan kekurangan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan dan untuk

menjaga kemungkinan keterlambatan bahan baku yang dipesan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Assauri. (2004). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press. Bahagia, S.

N. (2006). Sistem Produksi. Bandung: Penerbit ITB.

Baroto, T. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Ernawati, Y, & Surnasih. (2008). Sistem Pengendalian Persediaan Model

Probabilistik dengan “Back Order Policy.” . Jurnal Matematika, 87-93.

Handoko, T. H. (1996). Manajemen Personalia dan Sumber Daya

Manusia.Yogyakarta: BPFE.

Hartini, S., & Larasati, I. (2009). Pendekatan Dynamic Inventory Dengan

Mempertimbangkan Ketidakpastian Permintaan, Yield, Dan Time.

J@ATI UNDIP,IV(3), 202-211.

Heizer, J., & Barry Render. (2010). Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh Buku 1.

Jakarta: Salemba Empat.

Herjanto, E. (1999). Manajemen Produksi Dan Operasi. Jakarta: PT Gramedia

Widiarsana Indonesia.

Kusuma, H. (1999). Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Kedua. Jakarta:

Andi Offset.

Rangkuti. (2002). Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Universitas Sumatera Utara


Rangkuti, F. (2007). Manajemen Persediaan Aplikasi Dalam Bisnis. Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada.

Ruauw, E. (2011). Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Usaha Grand

Bakery Lianli Manado. Jurnal ASE.

Sobandi, & Kosasih . (2014). Majemen Operasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Stevenson, J., William, & Chuong, C. (2014). Manajemen Operasi Buku

2 Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.

Sukanto. (1992). Manajemen Produksi, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Sukaria, S. (2013). Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Pertama.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutarman. (2003). Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model

Backorder. FTI Universitas Pasundan.

Tersine, R. J. (1994). Principles Of Inventory And Materials Management.

Prentice- Hall International

Zulfikarijah, F. (2005). Manajemen Persediaan. Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

Perhitungan matriks mencari total biaya variabel tepung terigu

Z22 = Rp 445000 + Rp 334,4(4625-4625) = Rp 445.000

Z23 = Rp 445000 + Rp 334,4((9875-4625)+ (9875-9875)) = Rp 2.200.600

Z24 = Rp 445000 + Rp 334,4((16025-4625)+ (16025-9875)+(16025-16025))

= Rp 6.313.720

Z25 = Rp 445000 + Rp334,4((22850-4625)+ (22850-9875)+(22850-16025)+( 22850-

22850)) = Rp 13.160.560

Z26 = Rp 445000 + Rp334,4((27700-4625)+ (27700-9875)+( 27700-16025)+( 27700-

22850)+( 27700-27700)) = Rp 19.647.920

Z27 = Rp 445000 + Rp334,4((34485-4625)+ (34485-9875)+( 34485-16025)+( 34485-

22850)+( 34485-27700)+( 34485-34485)) = Rp 30.992.440

Z28 = Rp 445000 + Rp334,4(39660-4625)+( 39660-9875)+( 39660-16025)+( 39660-

22850)+( 39660-27700)+( 39660-34485)+( 39660-39660)) = Rp 41.375.560

Z29 = Rp 445000 + Rp334,4((44965-4625)+( 44965-9875)+( 44965-16025)+( 44965-

22850)+( 44965-27700)+( 44965-34485)+( 44965-39660)+(44965-44965)) = Rp

53.770.096

Universitas Sumatera Utara


Z210 = Rp 445000 + Rp334,4((49880-4625)+( 49880-9875)+( 49880-16025)+( 49880-

22850)+( 49880-27700)+( 49880-34485)+( 49880-39660)+( 49880-44965)+(

49880-49880)) = Rp 66.945.456

Z211 = Rp 445000 + Rp334,4((56430-4625)+( 56430-9875)+( 56430-16025)+( 56430-

22850)+( 56430-27700)+( 56430-34485)+( 56430-39660)+( 56430-44965)+(

56430-49880)+( 56430-56430)) = Rp 86.658.336

Z212 = Rp 445000 + Rp334,4(59605-4625)+( 59605-9875)+( 59605-16025)+( 59605-

22850)+( 59605-27700)+( 59605-34485)+( 59605-39660)+( 59605-44965)+(

59605-49880)+( 59605-56430)) +(59605-59605)) = Rp 97.275.536

Z33 = Rp 445000 + Rp 334,4(5250-5250) = Rp 445.000

Z34 = Rp 445000 + Rp 334,4((11400-5250)+ (11400-11400)) = Rp 2.501.560

Z35 = Rp 445000 + Rp 334,4((18225-5250)+ (18225-11400)+( 18225-18225))

= Rp 7.066.120

Z36 = Rp 445000 + Rp334,4((23075-5250)+ (23075-11400)+( 23075-18225)+( 23075-

23075)) = Rp 11.931.640

Z37 = Rp 445000 + Rp334,4((29860-5250)+ (29860-11400)+( 29860-18225)+( 29860-

23075)+( 29860-29860)) = Rp 21.007.256

Z38 = Rp 445000 + Rp334,4((35035-5250)+ (35035-11400)+( 35035-18225)+( 35035-

23075)+( 35035-29860)+( 35035-35035)) = Rp 37.914.520

Universitas Sumatera Utara


Z39 = Rp 445000 + Rp334,4((40330-5250)+ (40330-11400)+( 40330-18225)+( 40330-

23075)+( 40330-29860)+( 40330-35035)+( 40330-40330)) = Rp 46.767.760

Z310 = Rp 445000 + Rp334,4((45255-5250)+ (45255-11400)+( 45255-18225)+( 45255-

23075)+( 45255-29860)+( 45255-35035)+( 45255-40330)+( 45255-45255)) =

Rp 56.649.280

Z311 = Rp 445000 + Rp334,4((51805-5250)+ (51805-11400)+( 51805-18225)+( 51805-

23075)+( 51805-29860)+( 51805-35035)+( 51805-40330)+( 51805-45255)+(

51805-51805)) = Rp 71.981.520

Z312 = Rp 445000 + Rp334,4((54980-5250)+ (54980-11400)+( 54980-18225)+( 54980-

23075)+( 54980-29860)+( 54980-35035)+( 54980-40330)+( 54980-45255)+(

54980-51805))+( 54980-54980)) = Rp 80.475.280

Z44 = Rp 445000 + Rp 334,4(6150-6150) = Rp 445.000

Z45 = Rp 445000 + Rp 334,4((12975-6150)+ (12975-12975)) = Rp 2.727.280


Z46 = Rp 445000 + Rp 334,4((17825-6150)+ (17825-12975)+( 17825-17825))

= Rp 5.970.960

Z47 = Rp 445000 + Rp334,4((24610-6150)+ (24610-12975)+( 24610-17825)+( 24610-

24610)) = Rp 12.777.672

Z48 = Rp 445000 + Rp334,4((29875-6150)+ (29875-12975)+( 29875-17825)+( 29875-

24610)+( 29875-29860)) = Rp 19.699.752

Universitas Sumatera Utara


Z49 = Rp 445000 + Rp334,4((35080-6150)+ (35080-12975)+( 35080-17825)+( 35080-

24610)+( 35080-29860)+( 35080-35080)) = Rp 28.552.992

Z410 = Rp 445000 + Rp334,4(40005-6150)+ (40005-12975)+( 40005-17825)+( 40005-

24610)+( 40005-29860)+( 40005-35080)+( 40005-40330)) = Rp 38.434.512

Z411 = Rp 445000 + Rp334,4((46555-6150)+ (46555-12975)+( 46555-17825)+( 46555-

24610)+( 46555-29860)+( 46555-35080)+( 46555-40330)+( 46555-46555)) =

Rp 52.766.752

Z412 = Rp 445000 + Rp334,4((49730-6150)+ (49730-12975)+( 49730-17825)+( 49730-

24610)+( 49730-29860)+( 49730-35080)+( 49730-40330)+( 49730-49730)) =

Rp 62.260.512

Z55 = Rp 445000 + Rp 334,4(6825-6825) = Rp 445.000

Z56 = Rp 445000 + Rp 334,4((11675-6825)+ (11675-11675)) = Rp 2.066.840

Z57 = Rp 445000 + Rp 334,4((18460-6825)+ (18460-11675)+( 18460-18460))

= Rp 6.604.648

Z58 = Rp 445000 + Rp334,4((23635-6825)+ (23635-11675)+( 23635-18460)+( 23635-

23635)) = Rp 11.796.208

Z59 = Rp 445000 + Rp334,4((28930-6825)+ (28930-11675)+( 28930-18460)+( 28930-

23635)+( 28930-28930)) = Rp 18.878.800

Universitas Sumatera Utara


Z510 = Rp 445000 + Rp334,4((33855-6825)+ (33855-11675)+( 33855-18460)+( 33855-

23635)+( 33855-28930)+( 33855-35080)) = Rp 27.113.400

Z511 = Rp 445000 + Rp334,4(40405-6825)+ (40405-11675)+( 40405-18460)+( 40405-

23635)+( 40405-28930)+(40405-35080)+( 40405-40405)) = Rp 40.255.320

Z512 = Rp 445000 + Rp334,4((43580-6825)+ (43580-11675)+( 43580-18460)+( 43580-

23635)+( 43580-28930)+( 43580-35080)+( 43580-43580)) = Rp 47.687.360

Z66 = Rp 445000 + Rp 334,4(4850-4850) = Rp 445.000

Z67 = Rp 445000 + Rp 334,4((11635-4850)+ (11635-11635)) = Rp 1.713.904

Z68 = Rp 445000 + Rp 334,4((16810-4850)+ (16810-11635)+( 16810-16810))

= Rp 6.174.944

Z69 = Rp 445000 + Rp334,4((22105-4850)+ (22105-11635)+( 22105-16810)+( 22105-

22105)) = Rp 11.486.888

Z610 = Rp 445000 + Rp334,4((27030-4850)+ (27030-11635)+( 27030-16810)+( 27030-

22105)+( 27030-27030)) = Rp 18.074.568

Z611 = Rp 445000 + Rp334,4((33580-4850)+ (33580-11635)+( 33580-16810)+( 33580-

22105)+( 33580-27030)+( 33580-35080)) = Rp 29.026.268

Z612 = Rp 445000 + Rp334,4((36755-4850)+ (36755-11635)+( 36755-16810)+( 36755-

22105)+( 36755-27030)+( 36755-35080)+( 36755-36755)) = Rp 35.396.488

Universitas Sumatera Utara


Z77 = Rp 445000 + Rp 334,4(6785-6785) = Rp 445.000

Z78 = Rp 445000 + Rp 334,4((11960-6785)+ (11960-11960)) = Rp 2.175.520

Z79 = Rp 445000 + Rp 334,4((17255-6785)+ (17255-11960)+( 17255-17255))

= Rp 5.716.816

Z710 = Rp 445000 + Rp334,4((22180-6785)+ (22180-11960)+( 22180-17255)+( 22180-

22180)) = Rp 10.657.576

Z711 = Rp 445000 + Rp334,4((28730-6785)+ (28730-11960)+( 28730-17255)+( 28730-

22180)+( 28730-28730)) = Rp 19.418.856

Z712 = Rp 445000 + Rp334,4((31905-6785)+ (31905-11960)+( 31905-17255)+( 31905-

22180)+( 31905-28730)+( 31905-31905)) = Rp 24.727.456

Z88 = Rp 445000 + Rp 334,4(5175-5175) = Rp 445.000

Z89 = Rp 445000 + Rp 334,4((10470-5175)+ (10470-10470)) = Rp 2.215.648

Z810 = Rp 445000 + Rp 334,4((15395-5175)+ (15395-10470)+( 15395-15395))

= Rp 5.509.488

Z811 = Rp 445000 + Rp334,4((21945-5175)+ (21945-10470)+( 21945-15395)+( 21945-

21945)) = Rp 12.080.448

Z812 = Rp 445000 + Rp334,4((25120-5175)+ (25120-10470)+( 25120-15395)+( 25120-

21945)+( 25120-28730)) = Rp 16.327.328

Universitas Sumatera Utara


Z99 = Rp 445000 + Rp 334,4(5295-5295) = Rp 445.000

Z910 = Rp 445000 + Rp 334,4((10220-5295)+ (10220-10220)) = Rp 2.091.920

Z911 = Rp 445000 + Rp 334,4((16770-5295)+ (16770-10220)+( 16770-16770))

= Rp 6.472.650

Z912 = Rp 445000 + Rp334,4((19945-5295)+ (19945-10220)+( 19945-16770)+( 19945-

19945)) = Rp 9.657.720

Z1010= Rp 445000 + Rp 334,4(4925-4925) = Rp 445.000

Z1011 = Rp 445000 + Rp 334,4((11475-4925)+ (11475-11475)) = Rp 2.635.320

Z1012 = Rp 445000 + Rp 334,4((14650-4925)+ (14650-11475)+( 14650-14650))

= Rp 4.758.760

Z1111= Rp 445000 + Rp 334,4(6550-6550) = Rp 445.000

Z1112 = Rp 445000 + Rp 334,4((9725-6650)+ (9725-9725)) = Rp 1.506.720

Z1212= Rp 445000 + Rp 334,4(3175-3175) = Rp 445.000

Universitas Sumatera Utara


1. Biaya minimum tepung terigu

f6=Min{( Z16+f0),(Z26+ f1),(Z36+ f2),( Z46+ f3),( Z56+ f4), ( Z66+ f5)}= Rp2.670.000 untuk

Z66+f5

f7=Min{( Z17+f0),(Z27+ f1),(Z37+ f2),( Z47+ f3),( Z57+ f4), ( Z67+ f5), ( Z77+ f6)}= Rp

3.115.000 untuk Z77+f6,

f8=Min{( Z18+f0),(Z28+ f1),(Z38+ f2),( Z48+ f3),( Z58+ f4), ( Z68+ f5), ( Z78+ f6), ( Z88+ f7)}=

Rp 3.560.000 untuk Z88+f7,

f9=Min{( Z19+f0),(Z29+ f1),(Z39+ f2),( Z49+ f3),( Z59+ f4), ( Z69+ f5), ( Z79+ f6), ( Z89+ f7), (

Z99+ f8)}= Rp 4.005.000 untuk Z99+f8,

f10=Min{( Z110+f0),(Z210+ f1),(Z310+ f2),( Z410+ f3),( Z510+ f4), ( Z610+ f5), ( Z710+ f6), ( Z810+

f7), ( Z910+ f8), ( Z1010+ f9)}= Rp 4.450.000 untuk Z1010+f9,

f11=Min{( Z111+f0),(Z211+ f1),(Z311+ f2),( Z411+ f3),( Z511+ f4), ( Z611+ f5), ( Z711+ f6), ( Z811+

f7), ( Z911+ f8), ( Z1011+ f9), ( Z1111+ f10)}= Rp 4.895.000 untuk Z1111+f10,

f12=Min{( Z112+f0),(Z212+ f1),(Z312+ f2),( Z412+ f3),( Z512+ f4), ( Z612+ f5), ( Z712+ f6), ( Z812+

f7), ( Z912+ f8), ( Z1012+ f9), ( Z1112+ f10), ( Z1212+ f10)}= Rp 5.340.000 untuk Z1212+f11

Universitas Sumatera Utara


2. Biaya minimum tepung tapioka

f0=0

f1=Min{( Z11+f0)}= Min {445.000}= Rp 445.000 untuk Z11+f0

f2=Min{( Z12+f0),( Z22+ f1)}= = Rp 506.864 untuk Z12+f0

f3=Min{( Z13+f0),( Z23+ f1),(Z33+ f2)}= Rp 607.484 untuk Z13+f0

f4=Min{( Z14+f0),(Z24+ f1),(Z34+ f2),( Z44+ f3)}= Rp 731.952 untuk Z14+f0

f5=Min{( Z15+f0),(Z25+ f1),(Z35+ f2),( Z45+ f3),( Z55+ f4)}= Rp 865.225 untuk Z15+f0

f6=Min{( Z16+f0),(Z26+ f1),(Z36+ f2),( Z46+ f3),( Z56+ f4), ( Z66+ f5)}= Rp 932.905 untuk

Z16+f0

f7=Min{( Z17+f0),(Z27+ f1),(Z37+ f2),( Z47+ f3),( Z57+ f4), ( Z67+ f5), ( Z77+ f6)}= Rp

1.026.376 untuk Z17+f0

f8=Min{( Z18+f0),(Z28+ f1),(Z38+ f2),( Z48+ f3),( Z58+ f4), ( Z68+ f5), ( Z78+ f6), ( Z88+ f7)}=

Rp 1.119.860 untuk Z18+f0

f9=Min{( Z19+f0),(Z29+ f1),(Z39+ f2),( Z49+ f3),( Z59+ f4), ( Z69+ f5), ( Z79+ f6), ( Z89+ f7), (

Z99+ f8)}= Rp 1.220.573 untuk Z19+f0

f10=Min{( Z110+f0),(Z210+ f1),(Z310+ f2),( Z410+ f3),( Z510+ f4), ( Z610+ f5), ( Z710+ f6), ( Z810+

f7), ( Z910+ f8), ( Z1010+ f9)}= Rp 1.301.037 untuk Z110+f0

Universitas Sumatera Utara


f11=Min{( Z111+f0),(Z211+ f1),(Z311+ f2),( Z411+ f3),( Z511+ f4), ( Z611+ f5), ( Z711+ f6), ( Z811+

f7), ( Z911+ f8), ( Z1011+ f9), ( Z1111+ f10)}= Rp 1.405.774 untuk Z111+f0

f12=Min{( Z112+f0),(Z212+ f1),(Z312+ f2),( Z412+ f3),( Z512+ f4), ( Z612+ f5), ( Z712+ f6), ( Z812+

f7), ( Z912+ f8), ( Z1012+ f9), ( Z1112+ f10), ( Z1212+ f10)}= Rp 1.455.712 untuk Z112+f0

3. Biaya minimum gula

f0=0

f1=Min{( Z11+f0)}= Min {445.000}= 445.000 untuk Z11+f0

f2=Min{( Z12+f0),( Z22+ f1)}= Min {1.991.600, 890.000}= 890.000 untuk Z22+f1

f3=Min{( Z13+f0),( Z23+ f1),(Z33+ f2)}= Min {5.502.800, 2645600,1.335.000}

= 1.335.000 untuk Z33+f2

f4=Min{( Z14+f0),(Z24+ f1),(Z34+ f2),( Z44+ f3)}= Min {5.502.800,

2645600,1.335.000,1.780.000}= 11.780.000 untuk Z44+f3

f5=Min{( Z15+f0),(Z25+ f1),(Z35+ f2),( Z45+ f3),( Z55+ f4)}= Min {20.801.600,

13.605.560,7.956.120,4.062.280,2.225.000}= 2.225.000 untuk Z55+f4,

f6=Min{( Z16+f0),(Z26+ f1),(Z36+ f2),( Z46+ f3),( Z56+ f4), ( Z66+ f5)}= Rp2.670.000 untuk

Z66+f5

Universitas Sumatera Utara


f7=Min{( Z17+f0),(Z27+ f1),(Z37+ f2),( Z47+ f3),( Z57+ f4), ( Z67+ f5), ( Z77+ f6)}= Rp

3.115.000 untuk Z77+f6,

f8=Min{( Z18+f0),(Z28+ f1),(Z38+ f2),( Z48+ f3),( Z58+ f4), ( Z68+ f5), ( Z78+ f6), ( Z88+ f7)}=

Rp 3.560.000 untuk Z88+f7,

f9=Min{( Z19+f0),(Z29+ f1),(Z39+ f2),( Z49+ f3),( Z59+ f4), ( Z69+ f5), ( Z79+ f6), ( Z89+ f7), (

Z99+ f8)}= Rp 4.005.000 untuk Z99+f8,

f10=Min{( Z110+f0),(Z210+ f1),(Z310+ f2),( Z410+ f3),( Z510+ f4), ( Z610+ f5), ( Z710+ f6), ( Z810+

f7), ( Z910+ f8), ( Z1010+ f9)}= Rp 4.450.000 untuk Z1010+f9,

f11=Min{( Z111+f0),(Z211+ f1),(Z311+ f2),( Z411+ f3),( Z511+ f4), ( Z611+ f5), ( Z711+ f6), ( Z811+

f7), ( Z911+ f8), ( Z1011+ f9), ( Z1111+ f10)}= Rp 4.895.000 untuk Z1111+f10,

f12=Min{( Z112+f0),(Z212+ f1),(Z312+ f2),( Z412+ f3),( Z512+ f4), ( Z612+ f5), ( Z712+ f6), ( Z812+

f7), ( Z912+ f8), ( Z1012+ f9), ( Z1112+ f10), ( Z1212+ f10)}= Rp 5.340.000 untuk Z1212+f11

Universitas Sumatera Utara


Tabel Rekapitulasi Total Biaya Minimum Tepung Tapioka Matriks F n (Rupiah)

Z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 445000 506864 607484 731952 865225 932905 1026376 1119860 1220573 1301037 1405774 1455712
2 445000 545320 669418 802296 869776 959452 1056181 1156599 1236828 1341260 1391053
3 445000 568728 701211 768491 857902 954346 1054469 1134463 1238590 1288238
4 445000 577088 644168 733314 829473 929301 1009060 1112882 1162385
5 445000 511880 600761 696635 796168 875692 979209 1028567
6 445000 533616 629205 728443 807732 910944 960157
7 445000 540304 639247 718301 821208 870276
8 445000 543648 622467 725069 773992
9 445000 523584 625881 674659
10 445000 546992 595625
11 445000 493488
12 445000

0 445000 506864 607484 731952 865225 932905 1026376 1119860 1220573 1301037 1405774 1455712

Universitas Sumatera Utara


Tabel Rekapitulasi Total Biaya Minimum Gula Matriks Fn (Rupiah)

Z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 445000 1311096 2283756 3432562 4647202 5657326 6804498 7762724 8590619 9595563 10764840 11507022
2 445000 1414760 2560151 3771191 4778330 5922122 6877533 7703003 8705012 9870884 10610911
3 445000 1586976 2794416 3798570 4938982 5891578 6714623 7713697 8876164 9614036
4 445000 1648840 2650009 3787041 4736822 5557442 6553581 7712643 8448360
5 445000 1443184 2576836 3523802 4341997 5335201 6490858 7224420
6 445000 1575272 2519423 3335193 4325462 5477714 6209121
7 445000 1386336 2199681 3187015 4335862 5065114
8 445000 1255920 2240319 3385761 4112858
9 445000 1426464 2568501 3293443
10 445000 1583632 2306419
11 445000 1165632
12 445000

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

Tabel Standar Deviasi Tepung Tapioka

Bulan x (kg) 𝐱̅(kg) x - 𝐱̅(kg) (x - 𝐱̅)2(kg)


Januari 315 274,58 40.42 1633.51
Februari 185 274,58 -89.58 8025.17
Maret 300 274,58 25.42 646.01
April 370 274,58 95.42 9104.34
Mei 395 274,58 120.42 14500.17
Juni 200 274,58 -74.58 5562.67
Juli 265 274,58 -9.58 91.84
Agustus 285 274,58 10.42 108.51
September 295 274,58 20.42 416.84
Oktober 235 274,58 -39.58 1566.84
November 305 274,58 30.42 925.17
Desember 145 274,58 -129.58 16791.84
Total 59372.92

∑(x − x̅)2
𝑆𝐷 = √
𝑛

59.372,92
𝑆𝐷 = √
12

SD = 70.34

Universitas Sumatera Utara


Tabel Standar Deviasi Gula

Bulan x(kg) 𝐱̅(kg) x - 𝐱̅(kg) (x - 𝐱̅)2(kg)


Januari 3295 2991,67 303,33 92.011,11
Februari 2590 2991,67 -401,67 161.336,11
Maret 2900 2991,67 -91,67 8.402,78
April 3415 2991,67 423,33 179.211,11
Mei 3600 2991,67 608,33 370.069,44
Juni 2985 2991,67 -6,67 44,44
Juli 3380 2991,67 388,33 150.802,78
Agustus 2815 2991,67 -176,67 31.211,11
September 2425 2991,67 -566,67 321.111,11
Oktober 2935 2991,67 -56,67 3.211,11
November 3405 2991,67 413,33 170.844,44
Desember 2155 2991,67 -836.67 700.011,11
Total 2.188.266,67

∑(x − x̅)2
𝑆𝐷 = √
𝑛

2.188.266,67
𝑆𝐷 = √
12

SD = 427,03

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Scanned with CamScanner


DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI No. Dok. : FM-GKM-S1TI-FT-6-06-
FAKULTAS TEKNIK 11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Edisi 0
Rev 01
SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT TUGAS Tgl Efektif : 09 Juli 2018
SARJANA Halaman : 1 dari 1

“SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT TUGAS SARJANA”


No. : 970/ UN5.2.1.4.1.4./KRK/2020

Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan Pembimbingan Tugas Sarjana
terhadap mahasiswa:

Nama : OKTA FANDER BOY SEMBIRING


NIM 160403095
Tempat dan Tanggal Lahir : TIGAPANAH, 29 OKTOBER 1997
Judul Tugas Sarjana : ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE
ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PABRIK ROTI
SINAR SEMBIRING

Menetapkan ketentuan-ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi:


Dapat menerima Draft Tugas Sarjana Departemen Teknik Industri dan kepada penulisnya diizinkan untuk
mengikuti seminar yang akan diadakan Departemen Teknik Industri FT USU.

Medan, September 2020


Dosen Pembimbing

Prof.Dr. Ir. Humala Lodewijk Napitupulu, DEA

Ketua,

Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT, IPM

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Scanned with CamScanner


Universitas Sumatera Utara

Scanned with CamScanner


No. Dok. : FM-GKM-S1TI-FT-6-06-
BERITA ACARA 06
Rev : 01
TUGAS SARJANA Tgl Efektif : 09 Juli 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS : TEKNIK
PROGRAM : REGULER (S-1)
DEPARTEMEN : TEKNIK INDUSTRI
NAMA MAHASISWA : OKTA FANDER BOY SEMBIRING
NIM : 160403095
JUDUL TUGAS SARJANA : ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU
DENGAN METODE ECONOMIC ORDER
QUANTITY (EOQ) DI PABRIK ROTI SINAR
SEMBIRING

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. Humala Lodewijk Napitupulu, DEA

MATERI
NO. TANGGAL PARAF KETERANGAN
BIMBINGAN

1.

2.

3.

4.

MEDAN, 2020
PEMBIMBING,

(Prof. Dr. Ir. Humala Lodewijk Napitupulu, DEA)

Universitas Sumatera Utara


No. Dok. : FM-GKM-S1TI-FT-6-06-
BERITA ACARA 06
Rev : 01
TUGAS SARJANA Tgl Efektif : 09 Juli 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS : TEKNIK
PROGRAM : REGULER (S-1)
DEPARTEMEN : TEKNIK INDUSTRI
NAMA MAHASISWA : OKTA FANDER BOY SEMBIRING
NIM : 160403095
JUDUL TUGAS SARJANA : ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU
DENGAN METODE ECONOMIC ORDER
QUANTITY (EOQ) DI PABRIK ROTI SINAR
SEMBIRING

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. Humala Lodewijk Napitupulu, DEA

MATERI
NO. TANGGAL PARAF KETERANGAN
BIMBINGAN

5.

6.

7.

Acc untuk
8.
diperbanyak

MEDAN, 2020
PEMBIMBING,

(Prof. Dr. Ir. Humala Lodewijk Napitupulu, DEA)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai