TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Oleh:
OKTA FANDER BOY SEMBIRING
NIM : 160403095
DEPARTEMEN T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2020
No. Dok : FM-GKM-S1T1-FT-6-06-07; Tgl Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1
persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus
metode Economic Order Quantity (EOQ) dan metode Algorithm Wagner Within
antara hasil perhitungan total biaya persediaan kedua metode tersebut. Berdasarkan
hasil perhitungan metode yang terpilih yaitu metode Economic Order Quantity
(EOQ) paling optimal dimana tepung terigu sebanyak 5 kali dengan ukuran
pemesanan sebesar 13.729 kg. Jumlah pembelian bahan baku optimal untuk tepung
tapioka sebanyak 2 kali dengan ukuran pemesanan 2.961 kg. Jumlah pembelian
bahan baku optimal untuk gula sebanyak 4 kali dengan ukuran pemesanan 9.775
kg. Sedangkan, hasil perhitungan dalam penyediaan bahan baku maka diketahui
metode Economic Order Quantity yang optimal sebesar Rp 13.775. 000. Sehingga
dengan model ini perusahaan dapat menghemat 44% dari total biaya persediaan
yang dikeluarkan.
Inventories are resources that are stored and used to meet present and future needs
and ensure the smooth running of a production process for the company. In
controlling inventory, it is necessary to pay attention to it because it is directly
related to the costs that must be borne by the company. This study uses an inventory
model, namely the Economic Order Quantity (EOQ) method and the Wagner Within
(AWW) Algorithm method to obtain optimum inventory. Then, compare the results
of the calculation of the total cost of the inventory of the two methods. Based on the
results of the calculation of the method chosen, the Economic Order Quantity
(EOQ) method is the most optimal where the flour is 5 times with an order size of
13,729 kg. The optimal amount of raw material purchases for tapioca flour is 2
times with an order size of 2.961 kg. The optimal quantity of raw material purchases
for sugar is 4 times with an order size of 9,775 kg. Meanwhile, the calculation
results in the provision of raw materials, it is known that the ratio of the total cost
of inventory between companies is Rp. 24,900,000 and the optimal Economic Order
Quantity method is Rp. 13,775. 000. So with this model the company can save 44%
of the total inventory costs incurred.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
Besar harapan penulis bahwa Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan bagi pembaca. Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari
laporan Tugas Sarjana ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka
terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan
Tugas Sarjana.
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
telah membimbing penulis selama masa kuliah dan menulis laporan tugas sarjana
ini.
bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupu proses
administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua Orang tua , Darius Sembiring dan Kasihani Br Ginting yang tiada
hentinya mendukung penulis baik secara moral maupun materil dan senantiasa
2. Ibu Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT, IPM selaku Ketua Departemen
Tugas Sarjana yang telah memberi masukan terkait topik Tugas Sarjana.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Humala L. Napitupulu, DEA selaku Dosen Pembimbing
tenaga beliau untuk membimbing dalam penulisan laporan Tugas Sarjana ini.
7. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Nurmansyah, Bang Edi, Kak
Rahma, Bu Ester dan Kak Mia. Terima kasih atas bantuannya dalam hal
8. Seluruh pihak Pabrik Roti Sinar Sembiring yang telah memberikan izin serta
dukungan, bantuan, hobi, canda tawa, hingga suka duka kepada penulis dalam
10. Asisten Lab. Komputasi 2018, yaitu Junita, Kartatiawarman, Rachel F. Purba,
Deswan Rakhmat, Jansen Stanlie, Eric Damaris, Richo Giwana, dan Felix, atas
11. Senior dan sahabat terbaik penulis, yaitu Bang Andreasen P.C, Bang Jeremia
USU, Vidya Naibaho, Kel. Maeskel Sembiring yang selalu memperhatikan dan
telah bersama menghadapi suka dan duka selama perkuliahan yang telah
13. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tak dapat disebutkan namanya
satu per satu, semoga Tuhan yang maha kuasa membalas kebaikan kalian
semua. Amin.
BAB HALAMAN
ABSTRAK ....................................................................................... iv
ix
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
xi
BAB HALAMAN
xii
BAB HALAMAN
xiii
TABEL HALAMAN
1.1. Jumlah Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku Tahun 2019 ............ I-3
2.1. Jumlah Tenaga Kerja Pabrik Roti Sinar Sembiring ........................... II-6
2.2. Jam Kerja Karyawan Pabrik Roti Sinar Sembiring ............................ II-6
5.1. Penjualan Toko Roti Sinar Sembiring Tahun 2019 ........................... V-2
5.15. Rekapitulasi Total Biaya Variabel Matriks Zce Gula (Rupiah) .......... V-14
5.16. Rekapitulasi Total Biaya Minimum Tepung Terigu Matriks fN ......... V-16
xiv
TABEL HALAMAN
xv
TABEL HALAMAN
xvi
GAMBAR HALAMAN
PENDAHULUAN
memenuhi kebutuhan sekarang maupun kebutuhan yang akan datang (Hartini &
Larasati, 2009). Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan perusahaan dan untuk
Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan pada dasarnya muncul karena adanya
tersebut tentu saja akan berdampak buruk pada performa dan keuangan perusahaan,
seperti tidak terjadi perputaran uang atau modal, sumber daya akan mengalami
(Ernawati, Y, & Surnasih, 2008), begitu pula dengan pabrik Sinar Sembiring,
I-1
Universitas Sumatera Utara
I-2
berdasarkan perkiraan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap total biaya yang
penyortiran barang kiriman, dan lain lain. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan pemesanan cukup besar, yaitu sebesar Rp 700.000,- yang terdiri dari biaya
shipping dan biaya tracking. Terdapat juga biaya simpan sebesar Rp. 50,- per kilogram.
Sebagai langkah perbaikan, PT. Pardic Jaya Chemical melakukan penelitian tentang
teknik lot sizing untuk menentukan ukuran lot pesan dan interval pemesanan dengan
menggunakan teknik lotting single level dengan kapasitas tak terbatas. Teknik lot sizing
yang digunakan antara lain EOQ, dan AWW. Dari perhitungan dengan teknik lot sizing
tersebut dapat dihasilkan total biaya yang terkait dengan biaya pesan dan biaya simpan.
Dari perbandingan total biaya tersebut, dapat dipilih teknik lot sizing single level
dengan biaya terkecil yaitu dengan teknik lot sizing WWA (Wagner Within Algorithm).
Dengan menggunakan teknik ini, total biaya menurut perhitungan adalah Rp.
6.239.000,-, sehingga total biaya dapat tereduksi sebesar Rp. 2.161.000 untuk satu
biaya yang harus di tanggung oleh perusahaan sebagai akibat adanya persediaan. Oleh
sebab itu, persediaan diperlukan sesuai dengan rencana jadwal induk produksi
menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi di samping biaya
pengendalian persediaan, supaya biaya yang timbul akibat persediaan dapat ditekan
Pabrik roti Sinar Sembiring merupakan salah satu pabrik roti, yang berlokasi di
Jl. Besar Kabanjahe Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pabrik roti Sinar
Sembiring memproduksi roti dengan 3 jenis roti yaitu, roti ketawa, roti pisang dan roti
bulan. Perusahaan ini memiliki bahan baku utama yaitu tepung terigu, tepung tapioka,
persediaan bahan baku dengan cara pembelian bahan baku berdasarkan pengalaman
Perusahaan membeli bahan baku dalam satuan sak dimana ukuran berat setiap bahan
baku tepung terigu 25kg/sak, tepung tapioka yaitu 25 kg/sak dan gula yaitu 50 kg/sak.
Pembelian bahan baku biasanya pihak perusahaan akan menghubungi pihak pemasok
berapa jumlah bahan yang akan dipesan dan dikirim perbulan. Bahan baku yang
Pada saat ini industri kecil menengah lebih khusus Pabrik Roti Sinar Sembiring
pengendalian persediaan dalam produksi Pabrik Roti Sinar Sembiring yang dilakukan
pengalaman dalam jumlah yang cukup besar untuk kegiatan produksi. Ini merupakan
masalah bagi usaha tersebut, karena tanpa adanya manajemen persediaan yang optimal
Pabrik Roti Sinar Sembiring tidak dapat menekan terjadinya pemborosan biaya.
Berikut perbandingan antara pembelian dan pemakaian bahan baku di Pabrik Roti Sinar
Tabel 1.1. Jumlah Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat pembelian bahan baku dilakukan setiap
bulannya untuk memenuhi kebutuhan produksi. Dari data tersebut kebutuhan bahan
baku tepung terigu pada tahun 2019 sebanyak 66.255 kg dalam setahun maka
sebanyak 3.295 kg dalam setahun dengan rata-rata kebutuhan 274,58 kg dalam satu
bulan dan gula sebanyak 35.900 kg dalam setahun dengan rata-rata kebutuhan 2991.67
dalam satu bulan. Selama ini perusahaan melakukan pembelian setiap bulan dengan
Akibat dari persediaan yang belum berjalan secara optimum adalah terjadinya
besar), maka akan mengakibatkan biaya penyimpanan daripada persediaan bahan baku
akan menjadi tinggi. Jika persediaan kekurangan (persediaan terlalu kecil), maka akan
Oleh karena itu, masalah utama pada pabrik roti ini adalah pengendalian
persediaan stok bahan baku masih belum terdapat metode serta dihitung dengan
penelitian ini adalah bagaimana metode pengendalian persediaan bahan baku yang
dilakukan perusahaan Toko Roti Sinar Sembiring dalam hal menentukan jumlah
persediaan bahan baku agar optimum serta meminimalkan total biaya persediaan. Pada
Penelitian ini akan digunakan model persediaan yaitu metode EOQ (Economi Order
Tujuan umum dari penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk menentukan ukuran
jumlah pemesanan bahan baku yang optimal menggunakan metode EOQ (Economi
kebijakan perusahaan dengan metode Economy Order Quantity (EOQ) dan metode
teori yang diperoleh selama ini dalam ilmu Teknik Industri tentang system
persediaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pimpinan perusahaan sebagai
Utara
Industri Fakultas Universitas Sumatera Utara kepada perusahaan terkait dan untuk
1. Pengendalian persediaan yang akan di tinjau adalah persediaan bahan baku tepung
2. Metode yang digunakan adalah Economic Order Quantity (EOQ) dan metode
3. Data historis yang dipakai yaitu penggunaan bahan baku dalam rentang Januari
4. Total biaya persediaan yang dihitung terdiri dari biaya pembelian, biaya
2. Pengadaan bahan yang satu tidak bergantung kepada bahan baku yang lain.
3. Diasumsikan bahwa supplier selalu dapat memenuhi pemesanan bahan baku dari
perusahaan.
berlangsung.
singkat tentang sejarah perusahaan, ruang lingkup bisadang usaha, lokasi perusahaan,
Pada Bab III Landasan Teori, teori-teori mendukung pemecahan masalah. Teori
penelitian, objek penelitian, jenis penelitian, prosedur penelitian, sumber data, variabel
pemecahan masalah.
data yang berhubungan dengan pemecahan masalah baik dari perolehan data,
sebagaimana data-data tersebut diolah untuk memperoleh hasil yang menjadi dasar
Pada Bab VI Analisis dan Pemecahan Masalah, meliputi analisis terhadap hasil
Pada Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi rangkuman dari hasil penelitian serta
Pabrik Roti Sinar Sembiring merupakan usaha kecil menengah (UKM) yang
bergerak dalam pembuatan makanan yaitu roti kering, Toko Roti Sinar Sembiring
menghasilkan produk roti seperti roti bulan, roti ketawa, roti kelapa dan roti pisang.
Pabrik Roti Sinar Sembiring berdiri pada tahun 1973 oleh Bapak Rata Sembiring.
Pabrik Roti Sinar Sembiring berlokasi di Jalan Besar Kabanjahe-Merek Km.14 Desa
Muliarayat, Kec. Merek, Kab. Karo, Sumatera Utara 22173. Salah satu contoh produk
II-1
Universitas Sumatera Utara
II-2
Pabrik Roti Sinar Sembiring adalah usaha kecil menegah (UKM) yang
bergerak dalam pembuatan makanan yaitu roti kering. Agen-agen yang dijadikan
tempat pemasaran oleh Roti Sinar Sembiring yaitu agen Toko Sayur Kita di Jamin
Ginting, Padang Bulan Medan, agen Toko Maju Seribudolok, agen Toko Silvi
Pabrik Roti Sinar Sembiring merupakan salah satu pabrik roti, yang berlokasi
di Jl. Besar Kabanjahe Merek, Kabupaten Karo. Tampilan depan Pabrik Roti Sinar
Berikut lokasi pabrik dilihat dari google maps dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Sumber : www.google.com
Gambar 2.3. Lokasi Pabrik Roti Sinar Sembiring
maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam
jelas pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya.
perusahaan karena akan menjadi fondasi bisnis dalam perusahaan tersebut. Struktur
organisasi di Pabrik Roti Sinar Sembiring berbentuk lini. Struktur organisasi Pabrik
PEMILIK
BAGIAN
BAGIAN KEUANGAN & BAGIAN
PRODUKSI ADMINISTRASI PENJUALAN
Pembagian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian Toko Roti Sinar
1. Pemilik
pengawasan produksi.
UKM.
3. Bagian Penjualan
a. Bertugas untuk memasarkan produk roti. Mulai dari pengiriman dan penjualan
4. Bagian Produksi
Pabrik roti Sinar Sembiring memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 13 orang
dengan jam kerja sebesar 8 jam/hari dengan jumlah hari kerja 6 hari dalam
seminggu (Senin-Sabtu). Berikut dapat dilihat jumlah tenaga kerja di Pabrik roti
pengupahan dengan perhitungan per hari untuk setiap pekerja tetap dan pekerja
tidak tetap. Untuk pekerja tetap, kompensasi yang diterima berupa gaji pokok dan
upah lembur. Gaji yang diterima oleh pekerja tetap yang terdiri dari bagian
1.920.000/bulan sedangkan gaji yang diterima oleh pekerja tidak tetap sebesar Rp
1.200.000/bulan. Serta upah untuk lembur Rp10.000/jam dan waktu lembur sampai
jam 19.00 WIB. Pemberian kompensasi karyawan dilakukan setiap awal bulan.
Adapun untuk seluruh pekerja tetap ditanggung makan setiap hari, disediakan
fasilitas pendukung lain seperti tempat tinggal dan diberikan BPJS kesehatan serta
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Persediaan
proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi
atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau
pelanggan setiap waktu (Rangkuti F. , 2007). Persediaan sebagai barang yang disimpan
untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk
bahan baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses, barang dalam
proses pada proses manufaktur, dan barang jadi yang disimpan untuk dijual. Persediaan
memegang peran penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik (Kusuma, 1999).
memonitor tingkat persediaan, kapan persediaan harus diisi, dan berapa pesanan yang
harus dilakukan. Sistem ini bertujuan untuk menentukan dan menjamin tersedianya
sumberdaya yang tepat, atau dengan kata lain sistem dan kebijakan persediaan
bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui pesanan yang dilakukan secara
III-1
Universitas Sumatera Utara
III-2
Alasan diperlukannya persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah
sampai dengan barang jadi (Assauri, 2004) antara lain berguna untuk dapat:
dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan.
produksi.
keinginan langganan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan
7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau
penjualannya.
1. Persediaan deterministik
diketahui secara pasti jumlahnya dan tidak memiliki variasi, tidak memiliki
pola distribusi. Persediaan deterministik terdiri dari dua yaitu statis dan
operating stock yang mencakup ukuran lot pemesanan (EOQ) dan saat
besarnya tidak selalu sama antara satu periode dengan peiode lainnya.
2. Persediaan Probabilistik
hal ini ada dua metode pada inventori probabilistik yaitu: metode Q dan metode
lot pemesanan yang selalu tetap untuk setiap pemesanan. Optimalisasi disini
setinggi
Secara fisik, item persediaan dapat dikelompokkan dalam lima kategori yaitu
bahan mentah (raw material), komponen, barang setengah jadi (work in process),
1. Bahan mentah (raw materials), yaitu barang-barang berwujud seperti baja, kayu,
tanah liat, atau bahan-bahan mentah lainnya yang diperoleh dari sumber-sumber
alam, atau dibeli dari pemasok, atas diolah sendiri oleh perusahaan untuk
dari perusahaan lain atau hasil produksi sendiri untuk digunakan dalam pembuatan
3. Barang setengah jadi (work in process), yaitu barang-barang keluaran dari tiap
operasi produksi atau perakitan yang telah memiliki bentuk lebih kompleks
daripada komponen, namun masih perlu proses lebih lanjut untuk menjadi barang
jadi.
4. Barang jadi (finished good), adalah barang-barang yang telah selesai diproses dan
barang jadi.
1. Batch stock/lot size inventory merupakan persediaan yang diadakan karena kita
terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau
1. Persediaan bahan mentah (raw material inventory) yaitu persediaan yang telah
dibeli tetapi belum diproses. Persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan
MRO) adalah persediaan yang disediakan untuk menjaga agar mesin-mesin dan
proses-proses tetap produktif. MRO ada karena kebutuhan serta waktu untuk
4. Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai dan tinggal menunggu
Persediaan yang diadakan mulai bahan baku sampai barang jadi berguna untuk
mesin yang optimal, dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi konsumen.
Efisiensi ini dapat dicapai bila fungsi persediaan dapat dioptimalkan. Beberapa fungsi
memenuhi permintaan pelanggan yang tidak pasti. Permintaan pasar tidak dapat
diduga dengan tepat, demikian pula pasokan dari pemasok. Agar proses produksi
dapat berjalan tanpa tergantung pada kedua hal (independen), maka persediaan
harus mencukupi.
produksi tertentu (lot) akan lebih ekonomis daripada memproduksi secara berulang
atas sesuai permintaan. Jumlah produksi optimal ditentukan oleh biaya set up dan
program promosi. Untuk memenuhi hal ini, maka diperlukan persediaan produk jadi
agar tak terjadi stock out. Keadaan yang lain adalah bila suatu ketika diperkirakan
pasokan bahan baku akan terjadi kekurangan. Jadi, tindakan menimbun persediaan
4. Fungsi Fleksibilitas. Bila dalam proses produksi terdiri dari beberapa tahapan proses
operasi dan kemudian terjadi kerusakan pada satu tahapan proses operasi, maka
akan diperlukan waktu untuk melakukan perbaikan. Berarti produk tidak akan
dihasilkan untuk sementara waktu. Sediaan barang setengah jadi (work in process)
pada situasi ini akan merupakan faktor penolong untuk kelancaran proses operasi.
Fungsi produksi suatu perusahaan tidak dapat berjalan lancar tanpa adanya
penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah, dan
Selain itu, peranan dan fungsi persediaan menurut (Sobandi & Kosasih , 2014)
adalah:
supplier sering tidak tepat waktu, persediaan diperlukan sebagai cadangan yang
hari besar keagamaan, musim haji, musim perkawinan, awal kegiatan sekolah, saat
menumpuk di gudang, dan ruangan gudang yang tersedia tidak mencukupi lagi.
4. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya kenaikan harga. Dalam kondisi yang tidak
stabil, seringkali harga berfluktuasi. Tapi sering kali terjadi lebih banyak kenaikan
Pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan merupakan salah satu hal
yang sangat penting. Persediaan bahan baku dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku perusahaan untuk proses produksi pada waktu yang akan datang. Kegiatan
bahan baku yang diperlukan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan perusahaan serta
1. Menyediakan bahan baku dan suku cadang yang dibutuhkan bagi operasi yang
2. Cukup banyak stok dalam periode kekurangan pasokan dan dapat mengantisipasi
perubahan harga.
3. Menyiapkan bahan dengan waktu dan biaya penanganan yang minimal serta
ditangani.
4. Mengusahakan agar jumlah persediaan yang tidak terpakai, berlebih, atau using
6. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada pada
manajerial untuk mengembalikan semua kegiatan pada rel yang telah ditentukan.
menetapkan dan menjamin tersedianya produk jadi, barang dalam proses, komponen
dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang
optimal.
2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau
besar.
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan
berikut:
1. Biaya Penyimpanan (holding costs atau carrying costs). Terdiri atas biaya-biaya
per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin
pendingin
b. Biaya modal
c. Biaya keusangan
f. Biaya pajak
1. Pemrosesan pesanan
2. Upah
3. Biaya telephone
5. Biaya bongkar
adalah yang paling sulit diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak
1. Kehilangan penjualan
3. Selisih harga
4. Terganggunya operasi
3.8.Model-Model Persediaan
persediaan yang sederhana. Model ini bertujuan untuk menentukan ukuran pemesanan
yang paling ekonomis yang dapat meminimasi biaya-biaya dalam persediaan. Model-
model lain yang dapat digunakan untuk pengendalian persediaan deterministik antara
lain: Production Order Quantity (POQ), Quantity Discount, Economic Lot Size (ELS),
ketidak pastian. Ketidakpastian yang dimaksud disini bukan bersifat acak tetapi dengan
probabilistik terdapat hubungan yang erat antara besarnya cadangan pengaman dengan
suatu hal yang sulit sebab adanya cadangan pengaman yang harus diperhitungkan. Ada
pengaman, yaitu:
deviasi (S).
lead time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus
diperhatikan dalam model ini adalah adanya kemungkinan stock out yang timbul
karena pemakaian persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau karena waktu
penerimaan yang lebih lama dari lead time yang diharapkan.Untuk menghindari stock
out perlu diadakan suatu fungsi persediaan pengaman yaitu suatu persediaan tambahan
selama horison yang terbatas. Algoritme ini mensyaratkan bahwa semua permintaan
periode dipenuhi, agar periode waktu di horizon perencanaan panjang yang ditentukan
tetap, dan bahwa pesanan ditempatkan untuk memastikan kedatangan barang di awal
seperti yang dijelaskan dalam prosedur perhitunganyang terdiri dari 3 langkah, yaitu:
1. Hitung matriks ongkos total variabel untuk seluruh alternatif pemesanan yang
dapat dilakukan selama kurun waktu yang terdiri dan N periode. Ongkos total
variabel ini meliputi ongkos pemesanan dan ongkos simpan. Definisikan Zce
sebagai ongkos total variabel pada periode c hingga e sebagai akibat melakukan
pemesanan pada periode c yang akan memenuhi kebutuhan pada periode c hingga
e.
Dimana:
Qce = ∑𝑒𝑘=𝑐 𝑅𝑘
hingga e, dimana tingkat persediaan pada akhir periode e adalah nol. Algoritma
Artinya, pada setiap periode seluruh kombinasi dari alternatif pemesanan dengan
3. Terjemahkan solusi optimum (fN) yang diperoleh dari algoritma ini untuk
(W-1).
3.8.1. Model Q
besarnya stok operasi (Operating Stock) dan cadangan pengamannya (Safety Stock).
2. Ukuran lot pemesanan (qo) konstan untuk setiap kali pemesanan, barang akan
2𝐷
a. q1 = √ 𝐻
ℎ𝑞01
b. a= 𝐶𝑢 𝐷
c. r= DL + 𝑧𝑎 𝑆√𝐿
∞
2𝐷[𝐴+𝐶𝑢 ∫𝑛 (𝑥−𝑟1 )𝑓(𝑥)𝑑𝑥]
d. q2 = √ ℎ
e. ss = 𝑧𝑎 𝑆√𝐿
𝐴𝐷 1 𝐷 ∞
f. 𝑂𝑡 = 𝐷𝑃 +
𝑞𝑜
+ ℎ ( 𝑞𝑜 + 𝐷𝐿 ) + 𝐶𝑢
2
∫ (𝑥
𝑞𝑜 𝑟
− 𝑟1 )𝑓(𝑥 )𝑑𝑥
pesanan tetap yang akan meminimalkan jumlah biaya tahunan untuk menyimpan
persediaan dan memesan persediaan, yang akan dapat mencapai biaya persediaan yang
volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap
5. Waktu antar pesanan dilakukan hingga barang diterima (L) adalah konstan.
(EOQ) adalah:
cukup konstan
dan periode datangnya pesanan dapat diketahui dengan pasti. Biaya total persediaan
dalam model ini adalah jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dalam
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
Keterangan:
persediaan adalah dianggap selalu sama atau tidak berubah. Dalam situasi nyata,
lingkungan tidak dapat dianggap deterministik sepenuhnya. Biaya simpan dan biaya
pesan tidak secara mudah dipastikan. Lead time atau periode datangnya pesanan
mungkin tidak dapat mudah dipastikan. Masalah pengangkutan, hambatan atau tidak
tidak dapat dihindarkan oleh supplier. Terlebih lagi pengaruh eksternal dan internal
sistem persediaan lebih bersifat probabilistic atau tidak dapat ditentukan secara pasti.
Suatu model dikatakan probabilistik bila salah satu dari “demand” atau “leadtime” atau
bahkan keduanya tidak dapat diketahui secara pasti, dimana perilakunya harus
pokok permasalahan adalah analisis terhadap perilaku persediaan selama lead time.
sederhana dari berbagai model yang ada. Terdapat beberapa asumsi-asumsi yang ada
digunakan,
6. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (storage),
dan
berikut:
Adapun rumus yang akan digunakan dalam pemecahannya adalah sebagai berikut:
a. Dari rumus Wilson, rumus untuk menentukan jumlah pesanan yang optimal (EOQ):
2𝑅𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐶
𝑅
𝑓=
𝑄
𝐸𝑂𝑄
𝑡0 =
𝑅
𝑄 𝑅
𝑇𝐼𝐶 = ( ) 𝐶 + ( ) 𝑆
2 𝑄
Pada asumsi keenam dalam model dasar EOQ adalah tidak adanya back order
karena kehabisan persediaan (shortage cost). Hal ini disebabkan oleh kurangnya
biasanya lebih rendah dibandingkan biaya persediaan tambahan yang diperlukan bila
memenuhi seluruh kebutuhan tanpa back order. Tujuannya adalah untuk menentukan
ukuran kuantitas (Q) optimal yang meminimasi Total biaya (TIC) persediaan sehingga
1. Berapa jumlah persediaan maksimal yang diinginkan pada awal siklus pemesanan
produksi.
Dalam model ini dipakai asumsi bahwa perusahaan menanggung beban biaya
menyediakan barang yang dibutuhkan (p) dan lama kebutuhan itu baru dapat dipenuhi.
Berdasarkan model dan asumsi tersebut, maka TIC persediaan model back order dapat
Adapun rumus yang akan digunakan dalam pemecahannya adalah sebagai berikut:
𝐷 ℎ𝐻 2 (𝑄 − 𝐻)2
𝑇𝐼𝐶 = 𝑘 + +𝑝
𝑄 2𝑄 2𝑄
Tujuan model persediaan ini adalah mencari nilai Q dan H yang dapat meminimasi TIC
2𝐷𝑘 𝑝 + ℎ
𝑄= √ √
ℎ 𝑝
2𝐷𝑘 𝑝
𝐻= √ √𝑝+ℎ
ℎ
𝑝
𝑇𝐼𝐶 = √2𝐷𝑘 √
𝑝+ℎ
barang.
pengaman adalah:
Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode
cukup lama antara saat mengadakan pesanan (order) untuk menggantikan atau
dipesan tersebut.
1. Biaya atau kerugian yang disebabkan oleh stock out tinggi. Apabila bahan yang
terhenti yang menyebabkan idle tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang pada
permintaan yang meningkat atau tidak sesuai dengan peramalan yang ada
oleh karena itu perlu dilakukan antisipasi terhadap safety stock agar semua
3. Resiko stock out meningkat. Keterbatasan jumlah persediaan yang ada di pasar
terlalu besar. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya stock out.
antara perkiraan kebutuhan bahan baku dengan ratarata kebutuhan, sehingga diketahui
∑(𝑋 − 𝑋̅ )2
𝑆𝐷 = √
𝑛
Keterangan:
n = Jumlah data
SD = Standar Deviasi
X = Perkiraan kebutuhan
-X = Ratarata kebutuhan
mencapai nol sebelum perusahaan memesan lagi, dan dengan seketika kiriman akan
Titik pemesanan kembali (ROP) terjadi ketika kuantitas ditangan jatuh hingga
jumlah yang telah ditentukan sebelumnya (Stevenson, William, & Chuong, 2014).
Jumlah tersebut biasanya meliputi perkiraan permintaan selama waktu tunggu dan
ditangan cukup untuk memebuhi permintaan selama waktu yang dipakai untuk
menerima pesanan tersebut yaitu waktu tunggu. Terdapat empat determinan dari
2. Waktu tunggu
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan pemesanan kembali bahan baku
adalah:
𝑅𝑂𝑃 = 𝑑 𝑥 𝐿 + 𝑆𝑆
Dimana:
𝐿 = Lead time
𝑆𝑆 = Safety stock
Lead time adalah waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan. Lead time
jadwal produksi pemasok dan mungkin deterministik atau stokastik (dalam hal ini
dapat dijelaskan oleh beberapa distribusi probabilitas). Misalnya kereta api, truk, dan
transportasi udara memiliki karakteristik yang berbeda. Ada berbagai macam lead time
mulai dari lead time produksi, lead time transportasi, lead time inspeksi, dan lead time
yang lain bergantung terminologi tiap-tiap perusahaan. Yang jelas sejak suatu produk
dipesan hingga di deliver kepada yang memesan, waktu yang di butuhkannya juga
bervariasi. Kadang kala seminggu selesai. Di lain waktu bisa sampai 2 minggu atau
adalah :
dikeluarkan
2. Proses produksi dapat terus berjalan tanpa khawatir akan kekurangan bahan baku
sehingga kekurangan bahan baku yang akan menghambat proses produksi tidak
terjadi
4. Investasi modal yang terlalu besar dalam pengadaan persediaan bahan baku dapat
1. Kebutuhan akan data yang seringkali tidak tercukupi kecuali dikeluarkan biaya
2. Laju penggunaan maupun biayabiaya bahan selalu berubahubah dan hal ini
3. EOQ akan lebih baik penggunaanyang tetap, juga tidak menyalahkan metode
4. Asumsi harga, dimana akan lebih baik digunakan apabila harga bahan baku adalah
harga
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Pabrik roti Sinar Sembiring yang berlokasi di Jl. Besar
Kabanjahe Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 22172. Pabrik roti Sinar
Sembiring merupakan usaha kecil menegah yang bergerak dalam bidang industri
makanan pembuatan roti. Waktu Penelitian dilaksanakan pada dari April 2020 hingga
November 2020.
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
mengenai status terakhir dari subjek penelitian, dimana penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan secara sistematik tentang fakta dan sifat objek yang diteliti pada
IV-1
Universitas Sumatera Utara
IV-2
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah persediaan bahan baku di
perusahaan yang mengalami kejadian kekurangan bahan baku pada waktu tertentu.
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini ada 2, yaitu variabel independen dan
secara positif maupun negative tergantung pola hubungan kedua tipe variabel
a. Jumlah permintaan bahan baku, yaitu jumlah dan biaya bahan baku yang dipesan
selama 1 tahun.
b. Jumlah pemakaian bahan baku, yaitu jumlah bahan baku yang digunakan dalam
c. Jumlah dan Biaya Simpan, yaitu biaya yang timbul dalam menyimpan persediaan
dari kerusakan.
d. Biaya Pesan, yaitu biaya yang timbul selama proses pemesanan sampai bahan
tiba di tujuan.
2. Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh
nilai variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah pesanan
memecahkan masalah. Pada umumnya kerangka berpikir ini dinyatakan dalam bentuk
dapat dianalisis. Adapun kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
4.1.
Jumlah Permintaan
Bahan Baku
Jumlah Pemakaian
Bahan Baku Total Biaya
Jumlah Pesanan
Persediaan
Optimal
Minimum
Jumlah Dan Biaya
Simpan
Biaya Pesan
1. Identifikasi masalah
Pada Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian yaitu studi
persediaan dan informasi pendukung yang diperlukan. serta studi literatur tentang
metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya sebagai
informasi.
2. Perumusan masalah
3. Penetapan tujuan
Penetapan tujuan dijadikan sebagai acuan untuk mengerjakan penelitian agar terarah
4. Pengumpulan data
Pada tahap ini data yang digunakan adalah data sekunder berupa data historis
Mulai
Studi Pendahuluan
Studi Literatur
1. Kondisi Perusahaan Secara Langsung
1. Teori Buku
2. Proses Produksi
2. Referensi Jurnal Penelitian
3. Informasi Pendukung
Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
-Data Historis Pembelian Bahan
-Data Historis Pemakaian Bahan
-Data Biaya Bahan Baku
-Data Penjualan produk
-Lead Time Pemesanan
Pengolahan Data
1. Menentukan ukuran jumlah pemesanan bahan baku dengan metode Economy
Order Quantity dan metode Algorithm Wagner Within
2. Menentukan Waktu Pemesanan Kembali Dan Safety Stock
3. Menghitung, Total Biaya Persediaan
4. Membandingkan total persediaan antara kebijakan perusahaan dengan metode
Economy Order Quantity dan metode Algorithm Wagner Within yang optimal
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara
wawancara. Pengumpulan data ini dilakukan dengan tanya jawab terhadap pihak yang
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara
keadaan diperusahaan serta menganalisis data yang telah didapatkan dari perusahaan
Tahap ini menguraikan hasil yang diperoleh setelah melakukan analisis dan evaluasi
kesimpulan yang berisi hal-hal penting dalam penelitian tersebut dan pemberian saran
untuk pihak perusahaan yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan perbaikan
bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan kualitas, serta memberi saran bagi peneliti
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan meninjau
dan mencatat dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian. Hasil data yang
kembali atau reorder point sehingga tidak ada indikator yang pasti) atau berdasarkan
V-1
Universitas Sumatera Utara
V-2
First Out (FIFO) untuk pemakaian bahan baku. Dimana bahan baku yang pertama
datang akan digunakan terlebih dahulu untuk menghindari kerusakan bahan baku.
membeli bahan baku dalam satuan sak dimana ukuran berat setiap bahan baku tepung
terigu 25kg/sak, tepung tapioka yaitu 25 kg/sak dan gula yaitu 50 kg/sak. Pembelian
bahan baku biasanya pihak perusahaan akan menghubungi pihak pemasok berapa
jumlah bahan yang akan dipesan dan dikirim perbulan. Bahan baku yang dipesan
Berikut adalah data harga bahan baku produksi per KG yang dapat dilihat pada
Tabel 5.1.
Dalam proses penyediaan bahan produksi terdapat juga biaya pemesanan dan
1. Biaya Pemesanan
Besarnya biaya pemesanan Toko Roti Sinar Sembiring dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Untuk pembayaran pesanan dilakukan secara cash diawal setiap bahan baku masuk
ke perusahaan serta untuk biaya bongkar muat sama untuk setiap pemesanan.
2. Biaya Penyimpanan
baku sebagai stok di gudang. Besarnya biaya penyimpanan dipengaruhi oleh jumlah
persediaan rata-rata bahan baku. Biaya penyimpanan per periode akan semakin
besar apabila jumlah persediaan rata-rata bahan baku semakin tinggi. Biaya
Toko Roti Sinar Sembiring dapat dihitung dengan cara total biaya penyimpanan dibagi
dengan rata-rata pemesanan untuk semua bahan, jadi dapat dilihat pada tabel 5.4 :
Data waktu tunggu (Lead Time) pemesanan bahan baku dari waktu pemesanan
Lead Time
No. Jenis Bahan Baku
(Hari)
1 Tepung Terigu 4
2 Tepung Tapioka 4
3 Gula 4
Sumber : Toko Roti Sinar Sembiring
Lead time normal adalah jangka waktu penerimaan bahan dari supplier ke
perusahaan. Sedangkan lead time percepatan adalah jangka waktu penerimaan bahan
pesanan bahan baku yang optimal sehingga perusahaan tidak menanggung biaya
penyimpanan yang cukup mahal dalam proses produksi. Metode Wagner Whitin
memiliki tiga langkah untuk mendapatkan hasil pemesanan yang optimal, yaitu
langkah pertama adalah mencari ongkos total pemesanan, langkah kedua yaitu mencari
pemesanan yang optimal pada pemesanan, dan langkah ketiga yaitu menerjemahkan
Jumlah pemakaian bahan baku tepung terigu selama 12 bulan tahun 2019
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemakaian 6650 4625 5250 6150 6825 4850 6785 5175 5295 4925 6550 3175
Sumber : Toko Roti Sinar Sembiring
1. Langkah Pertama
Menghitung matriks biaya total(biaya pesan dan biaya simpan) untuk semua
Permintaan (Kg)
e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
Qce
6650 4625 5250 6150 6825 4850 6785 5175 5295 4925 6550 3175
c=1 6650 11275 16525 22675 29500 34350 41135 46310 51605 56530 63080 66255
c=2 4625 9875 16025 22850 27700 34485 39660 44955 49880 56430 59605
c=3 5250 11400 18225 23075 29860 35035 40330 45255 51805 54980
c=4 6150 12975 17825 24610 29785 35080 40005 46555 49730
c=5 6825 11675 18460 23635 28930 33855 40405 43580
c=6 4850 11635 16810 22105 27030 33580 36755
c=7 6785 11960 17255 22180 28730 31905
c=8 5175 10470 15395 21945 25120
c=9 5295 10220 16770 19945
c=10 4925 11475 14650
c=11 6550 9725
c=12 3175
Sumber : Pengolahan Data
Jumlah pemakaian bahan baku tepung tapioka selama 12 bulan tahun 2019
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemakaian 315 185 300 370 395 200 265 285 295 235 305 145
V-6
Universitas Sumatera Utara
V-7
Pemakaian (Kg)
e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
Qce
315 185 300 370 395 200 265 285 295 235 305 145
c=1 315 500 800 1170 1565 1765 2030 2315 2610 2845 3150 3295
c=2 185 485 855 1250 1450 1715 2000 2295 2530 2835 2980
c=3 300 670 1065 1265 1530 1815 2110 2345 2650 2795
c=4 370 765 965 1230 1515 1810 2045 2350 2495
c=5 395 595 860 1145 1440 1675 1980 2125
c=6 200 465 750 1045 1280 1585 1730
c=7 265 550 845 1080 1385 1530
c=8 285 580 815 1120 1265
c=9 295 530 835 980
c=10 235 540 685
c=11 305 450
c=12 145
Sumber : Pengolahan Data
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemakaian 3.295 2.590 2.900 3.415 3.600 2.985 3.380 2.815 2.425 2.935 3.405 2.155
Permintaan (Kg)
e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
Qce
3.295 2.590 2.900 3.415 3.600 2.985 3.380 2.815 2.425 2.935 3.405 2.155
c=1 3.295 5.885 8.785 12.200 15.800 18.785 22.165 24.980 27.405 30.340 33.745 35.900
c=2 2.590 5.490 8.905 12.505 15.490 18.870 21.685 24.110 27.045 30.450 32.605
c=3 2.900 6.315 9.915 12.900 16.280 19.095 21.520 24.455 27.860 30.015
c=4 3.415 7.015 10.000 13.380 16.195 18.620 21.555 24.960 27.115
c=5 3.600 6.585 9.965 12.780 15.205 18.140 21.545 23.700
c=6 2.985 6.365 9.180 11.605 14.540 17.945 20.100
c=7 3.380 6.195 8.620 11.555 14.960 17.115
c=8 2.815 5.240 8.175 11.580 13.735
c=9 2.425 5.360 8.765 10.920
c=10 2935 6340 8.495
c=11 3405 5.560
c=12 2.155
Sumber : Pengolahan Data
= Rp 5.502.800
22675)) = Rp 11.672.480
22675)+(41135-29500)+(41135-34350)+(41135-41135)) = Rp 42.524.224
V-9
Universitas Sumatera Utara
V-10
Rp 68.803.048
dst.
total biaya variabel tepung terigu, tepung tapioka dan gula dapat dilihat pada tabel 5.13
Z e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
c=1 445000 1991600 5502800 11672480 20801600 28910800 42524224 54637864 68803048 83625328 105528528 117207448
c=2 445000 2200600 6313720 13160560 19647920 30992440 41375560 53770096 66945456 86658336 97275536
c=3 445000 2501560 7066120 11931640 21007256 37914520 46767760 56649280 71981520 80475280
c=4 445000 2727280 5970960 12777672 19699752 28552992 38434512 53766752 62260512
c=5 445000 2066840 6604648 11796208 18878800 27113400 40255320 47687360
c=6 445000 2713904 6174944 11486888 18074568 29026168 35396488
c=7 445000 2175520 5716816 10657576 19418856 24727456
c=8 445000 2215648 5509488 12080448 16327328
c=9 445000 2091920 6472560 9657720
c=10 445000 2635320 4758760
c=11 445000 1506720
c=12 445000
Sumber : Pengolahan Data
V-11
Universitas Sumatera Utara
V-12
Tabel 5.13. Rekapitulasi Total Biaya Variabel Matriks Zce Tepung Tapioka (Rupiah)
Z e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
c=1 445.000 506.864 607.484 731.952 865.225 932.905 1.026.376 1.119.860 1.220.573 1.301.037 1.405.774 1.455.712
c=2 445.000 545.320 669.418 802.296 869.776 959.452 1.056.181 1.156.599 1.236.828 1.341.260 1.391.053
c=3 445.000 568.728 701.211 768.491 857.902 954.346 1.054.469 1.134.463 1.238.590 1.288.238
c=4 445.000 577.088 644.168 733.314 829.473 929.301 1.009.060 1.112.882 1.162.385
c=5 445.000 511.880 600.761 696.635 796.168 875.692 979.209 1.028.567
c=6 445.000 533.616 629.205 728.443 807.732 910.944 960.157
c=7 445.000 540.304 639.247 718.301 821.208 870.276
c=8 445.000 543.648 622.467 725.069 773.992
c=9 445.000 523.584 625.881 674.659
c=10 445.000 546.992 595.625
c=11 445.000 493.488
c=12 445000
Sumber : Pengolahan Data
Tabel 5.14. Rekapitulasi Total Biaya Variabel Matriks Zce Gula (Rupiah)
Z e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
c=1 445.000 1.311.096 2.283.756 3.432.562 4.647.202 5.657.326 6.804.498 7.762.724 8.590.619 9.595.563 10.764.840 11.507.022
c=2 445.000 1.414.760 2.560.151 3.771.191 4.778.330 5.922.122 6.877.533 7.703.003 8.705.012 9.870.884 10.610.911
c=3 445.000 1.586.976 2.794.416 3.798.570 4.938.982 5.891.578 6.714.623 7.713.697 8.876.164 9.614.036
c=4 445.000 1.648.840 2.650.009 3.787.041 4.736.822 5.557.442 6.553.581 7.712.643 8.448.360
c=5 445.000 1.443.184 2.576.836 3.523.802 4.341.997 5.335.201 6.490.858 7.224.420
c=6 445.000 1.575.272 2.519.423 3.335.193 4.325.462 5.477.714 6.209.121
c=7 445.000 1.386.336 2.199.681 3.187.015 4.335.862 5.065.114
c=8 445.000 1.255.920 2.240.319 3.385.761 4.112.858
c=9 445.000 1.426.464 2.568.501 3.293.443
c=10 445.000 1.583.632 2.306.419
c=11 445.000 1.165.632
c=12 445.000
Sumber : Pengolahan Data
sampai periode 12, dengan asusmsi tingkat persediaan diakhir periode 0 adalah nol.
f0=0
f2=Min{( Z12+f0),( Z22+ f1)}= Min {1.991.600, 890.000}= 890.000 untuk Z22+f1
f5=Min{( Z15+f0),(Z25+ f1),(Z35+ f2),( Z45+ f3),( Z55+ f4)}= Min {20.801.600,
V-14
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15. Rekapitulasi Total Biaya Minimum Tepung Terigu Matriks fN (Rupiah)
f e=1 e=2 e=3 e=4 e=5 e=6 e=7 e=8 e=9 e=10 e=11 e=12
c=1 445000 1991600 5502800 11672480 20801600 28910800 42524224 54637864 68803048 83625328 105528528 117207448
c=2 890000 2645600 6758720 13605560 20092920 31437440 41820560 54215096 67390456 87103336 97720536
c=3 1335000 3391560 7956120 12821640 21897256 38804520 47657760 57539280 72871520 81365280
c=4 1780000 4062280 7305960 14112672 21034752 29887992 39769512 55101752 63595512
c=5 2225000 3846840 8384648 13576208 20658800 28893400 42035320 49467360
c=6 2670000 4938904 8399944 13711888 20299568 31251168 37621488
c=7 3115000 4845520 8386816 13327576 22088856 27397456
c=8 3560000 5330648 8624488 15195448 19442328
c=9 4005000 5651920 10032560 13217720
c=10 4450000 6640320 8763760
c=11 4895000 5956720
c=12 5340000
MIN 445.000 890.000 1.335.000 1.780.000 2.225.000 2670.000 3.1150.00 35.60.000 4.005.000 4.450.000 4.895.000 5.340.000
Sumber : Pengolahan Data
V-15
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 5.13 diketahui bahwa nilai fN biaya optimum selama setahun adalah
Rp 5.340.000 untuk Z1212+f11 yang terlihat pada f12 selama 12 kali pemesanan.
3. Langka Ketiga
= 3.175+6.550 = 6825+4850
= 9.725 kg = 11.675 kg
= 5.295+4.925 = 5250+6150
= 10.220 kg = 11.400 kg
= 6785+5175 = 6785+5175
= 11.960 kg = 11.275 kg
Berikut tabel rekapitulasi ukuran lot pemesanan dan total biaya persediaan
V-16
Universitas Sumatera Utara
V-17
Wagner Whitin
Total
Biaya Biaya
Pemakaian Pemesanan Inventory Biaya
Bulan Simpan Pemesanan
(Kg) (Kg) (Kg) Persediaan
(Rp) (Rp)
(Rp)
Januari 6650 11.275 4.625 246.666,67 445.000 691.666,67
Februari 4625 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Maret 5250 11.400 6.150 246.666,67 445.000 691.666,67
April 6150 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Mei 6825 11.675 4.850 246.666,67 445.000 691.666,67
Juni 4850 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Juli 6785 11.960 5.175 246.666,67 445.000 691.666,67
Agustus 5175 0 0 246.666,67 0 246.666,67
September 5295 10.220 4.925 246.666,67 445.000 691.666,67
Oktober 4925 0 0 246.666,67 0 246.666,67
November 6550 9.725 3.175 246.666,67 445.000 691.666,67
Desember 3175 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Total 66.255 66.255 0 2.960.000 2.670.000 5.630.000
Sumber : Pegolahan Data
Sedangkan untuk nilai fN biaya optimum tepung tapioka selama setahun adalah
Rp 1.455.712 untuk Z112+f0 yang terlihat pada f12 selama 12 kali pemesanan. Berikut
tabel rekapitulasi ukuran lot pemesanan dan total biaya persediaan tepung tapioka
Wagner Whitin
Total
Biaya Biaya
Pemakaian Pemesanan Inventory Biaya
Bulan Simpan Pemesanan
(Kg) (Kg) (Kg) Persediaan
(Rp) (Rp)
(Rp)
Januari 315 3.295 2.980 246.666,67 445.000 691.666,67
Februari 185 0 2.795 246.666,67 0 246.666,67
Maret 300 0 2.495 246.666,67 0 246.666,67
April 370 0 2.125 246.666,67 0 246.666,67
Mei 395 0 1.730 246.666,67 0 246.666,67
Juni 200 0 1.530 246.666,67 0 246.666,67
Juli 265 0 1.265 246.666,67 0 246.666,67
Agustus 285 0 980 246.666,67 0 246.666,67
September 295 0 685 246.666,67 0 246.666,67
Oktober 235 0 450 246.666,67 0 246.666,67
November 305 0 145 246.666,67 0 246.666,67
Desember 145 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Total 3.295 3.295 0 2.960.000 445.000 3.405.000
Sumber : Pegolahan Data
5.340.000 untuk Z1212+f11 yang terlihat pada f12 selama 12 kali pemesanan. Berikut
tabel rekapitulasi ukuran lot pemesanan dan total biaya persediaan gula dengan metode
Tabel 5.19. Ukuran Pemesanan Gula dengan Metode Algoritma Wagner Whitin
Total
Biaya Biaya
Pemakaian Pemesanan Inventory Biaya
Bulan Simpan Pemesanan
(Kg) (Kg) (Kg) Persediaan
(Rp) (Rp)
(Rp)
Januari 3.295 5.885 2.590 246.666,67 445.000 691.666,67
Februari 2.590 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Maret 2.900 6.315 3.415 246.666,67 445.000 691.666,67
April 3.415 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Mei 3.600 6.585 2.985 246.666,67 445.000 691.666,67
Juni 2.985 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Juli 3.380 6.195 2.815 246.666,67 445.000 691.666,67
Agustus 2.815 0 0 246.666,67 0 246.666,67
September 2.425 5.360 2.935 246.666,67 445.000 691.666,67
Oktober 2.935 0 0 246.666,67 0 246.666,67
November 3.405 5.560 2.155 246.666,67 445.000 691.666,67
Desember 2.155 0 0 246.666,67 0 246.666,67
Total 35.900 35.900 0 2.960.000 2.670.000 5.630.000
Sumber : Pegolahan Data
Berikut ini adalah rekapitulasi total biaya persediaan setiap bahan baku dapat
dari berbagai model yang ada. Terdapat beberapa asumsi-asumsi yang ada pada Model
5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan,
6. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (storage),
dan
berikut:
Adapun rumus yang akan digunakan dalam pemecahannya adalah sebagai berikut:
a. Dari rumus Wilson, rumus untuk menentukan jumlah pesanan yang optimal (EOQ):
2𝑅𝑆
𝐸𝑂𝑄 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = √
𝐶
𝑅
𝑓=
𝑄
Jumlah pesanan atau lot size dan titik pemesanan kembali (reorder point) serta
jumlah persediaan pengaman (safety stock) dibutuhkan untuk mengetahui total biaya
pengaman (SS) dan titik pemesanan kembali (F) memerlukan sebuah algoritma.
dengan model matematis yang telah dijabarkan dengen mengikuti algoritma diatas.
Selanjutnya, menentukan ukuran lot optimal bahan baku dan total biaya persediaan
bahan selama satu tahun untuk setiap jenis bahan baku yang digunakan. Berikut adalah
pemakaian bahan baku selama tahun 2019 yang dapat dilihat pada Tabel 5.22.
Perhitungan persediaan bahan baku Tepung Terigu dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut:
2. Pembelian bahan baku tepung terigu yang optimal dapat dihitung dengan:
2𝑅𝑆
𝐸𝑂𝑄 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 ∗= √
𝐶
2 x 66.255 x 445.000
Q* =√ 334,4
Q* = 13.279,18 Kg
Frekuensi pembelian yaitu jumlah pembelian yang dilakukan selama satu periode
pembelian adalah:
66.255
F=
13.279
4. Hasil perhitungan total biaya persediaan (TIC) dengan metode Economy Order
Quantity (EOQ)
Berdasarkan tabel 5.22. Terlihat bahwa terjadi 5 kali pemesanan untuk periode berikutnya. Maka untuk biaya
pemesanan adalah Rp 2.225.000, biaya penyimpanan Rp 2.960.000 dan total penyimpanan sebesar 85.277 kg, maka total
V-25
Universitas Sumatera Utara
V-26
Tabel 5.23. Ukuran Pemesanan dan Total Biaya Persediaan Tepung Tapioka Dengan Metode Economy Order
Quantity (EOQ)
Berdasarkan tabel 5.23. Terlihat bahwa terjadi 2 kali pemesanan untuk periode berikutnya. Maka untuk biaya
pemesanan adalah Rp 890.000, biaya penyimpanan Rp 2.960.000 dan total penyimpanan sebesar 33.918 kg, maka total
Tabel 5.24. Ukuran Pemesanan dan Total Biaya Persediaan Gula Dengan Metode Economy Order Quantity
(EOQ)
Berdasarkan tabel 5.24. Terlihat bahwa terjadi 4 kali pemesanan untuk periode berikutnya. Maka untuk biaya
pemesanan adalah Rp 1.780.000, biaya penyimpanan Rp 2.960.000 dan total penyimpanan sebesar 53.965 kg, maka total
bahan baku tepung terigu setiap bulan. Besarnya penggunaan bahan baku setiap
∑(x − x̅)2
𝑆𝐷 = √
𝑛
Safety Stock = SD x Z
standar deviasi. Perhitungan standar deviasi pemakaian bahan baku tepung terigu pada
tabel 5.25 :
V-28
Universitas Sumatera Utara
V-29
∑(x − x̅)2
𝑆𝐷 = √
𝑛
13.383.456,25
𝑆𝐷 = √
12
SD = 1.056,07 (Kg)
Dari sejumlah bahan baku yang masih tersisa digudang pada saat perusahaan
bahan sebanyak 5%, sehingga perusahaan memenuhi kebutuhan bahan baku sebanyak
95%. Oleh karna itu, pada umumnya batas toleransi yang digunakan adalah 5% diatas
Safety Stock = SD x Z
66.255
Rata-rata pemakaian bahan baku tepung terigu perhari = = 220,85 Kg
300
𝑅𝑂𝑃 = 𝑑 x 𝐿 + 𝑆𝑆
𝑅𝑂𝑃 = 2.625,92 Kg
Berikut ini adalah rekapitulasi setiap bahan baku dapat dilihat pada tabel 5.26.
Dengan rumus dan cara perhitungan yang sama seperti di atas. Maka, rekapitulasi
hasil perhitungan persediaan bahan baku dengan metode EOQ dapat dilihat pada Tabel
5.27.
Jumlah
Safety Reorder
Jenis Bahan Pembelian Frekuensi Standar
No. Stock Point
Baku Bahan Optimal Pembelian Deviasi
(Kg) (Kg)
(Kg)
1 Tepung Terigu 13.279,18 5 kali 1.056,07 1.742,52 2.625,92
Sumber : Pengolahan Data
Berdasarkan tabel diatas diperoleh jumlah setiap pembelian bahan baku yang
optimal dengan analisis perhitungan menggunakan metode EOQ, yaitu tepung terigu
sebanyak 2 kali pertahun dan gula 9.774,83 kg sebanyak 4 kali pertahun serta
persediaan pengaman optimal yang harus selalu tersedia digudang adalah tepung terigu
1.742,52 kg, tepung tapioca 116,06 kg dan gula 704,60 kg. Sedangkan untuk reorder
point perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku kembali pada saat
persediaan digudang sebesar tepung terigu 2.625,92 kg, tepung tapioka 159,99 kg dan
gula 1.183,27 kg
Berikut ini adalah rekapitulasi biaya setiap bahan baku dapat dilihat pada tabel
5.28.
Metode EOQ
Untuk dapat mengetahui metode mana yang lebih efektif dalam penyediaan
bahan baku dengan optimal berdasarkan perhitungan Algoritma Wagner Whitin dan
Wagner Whitin
kedua metode tersebut menunjukkan bahwa total biaya persediaan dengan metode
Economic Order Quantity sebesar Rp 13.775. 000 lebih kecil dibandingkan total biaya
ditahun/periode berikutnya.
Persediaan bahan baku perusahaan saat ini ialah pemesanan bahan dengan
jumlah pesanan yang telah ditentukan (fixed order). Jumlah pesanan selalu berbeda
pengalaman pada waktu lampau dalam jumlah yang cukup besar yang dapat menjamin
kontinuitas produksi perusahaan.. Untuk total biaya persediaan bahan baku yang
dikeluarkan perusahaan Toko Roti Sinar Sembiring selama melakukan produksi dapat
Perusahaan
Order Quantity
metode Economic Order Quantity yang optimal sebesar Rp 13.775. 000. Sehingga
dengan model ini perusahaan dapat menghemat 44% dari total biaya persediaan untuk
periode berikutnya.
BAB VI
Sistem persediaan pada setiap perusahaan tidaklah sama, maka dari itu pada
penelitian ini, dirancang model matematis yang dirancang bertujuan untuk menentukan
jumlah pemesanan yang optimal untuk perusahaan yaitu metode Economy Order
Quantity dan metode Algorithm Wagner Within. Biaya pemesanan tidak dipengaruhi
oleh jumlah unit yang dipesan. Sedangkan biaya simpan dipengaruhi oleh jumlah unit
yang disimpan. Semakin banyak unit persediaan, maka biaya simpan akan bertambah
mahal.
Order Quantity perlu diperhatikan beberapa hal. Dimana model EOQ tidak
memperhatikan masa exspired bahan baku yang dikendalikan. Metode EOQ hanya
dapat digunakan untuk jenis bahan baku yang daya tahannya (time of expired) cukup
lama. Sedangkan untuk produk yang tidak tahan lama (perishable) perlu melakukan
merupakan salah satu permasalahan yang penting dan harus dipertimbangkan dalam
perencanaan bahan baku. Hal ini karena menyangkut masalah keamanan produk pada
diperlukan suatu model perencanaan persediaan bahan baku yang dapat memberikan
hasil perencanaan yang optimal dengan ketebatasan masa pakai (waktu kadaluarsa
kadaluarsa bahan .
bahan baku yaitu menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) lebih
metode tersebut dapat mengurangi jumlah pemesana bahan baku. Sehingga biaya
pemesanan bahan baku lebih kecil. Dengan menggunakan metode Economic Order
Quantity (EOQ) banyaknya pemesanan bahan baku dilakukan untuk tepung terigu
sebanyak 5 kali dengan ukuran pemesanan sebesar 13.729 kg , tepung tapioka sebanyak
2 kali dengan ukuran pemesanan 2.961 kg dan gula sebanyak 4 kali dengan ukuran
penyimpanan bahan baku diakhir periode akan habis atau kosong. Sehingga
mengurangi biaya penyimpanan serta pemesanan bahan baku akan dilakukan diawal
periode sehingga perusahaan akan lebih optimal dalam memenuhi permintaan. Namun
persediaan yang lebih hemat adalah menggunakan metode Economic Order Quantity
(EOQ) lebih optimal daripada metode Algoritma Wagner Within untuk total biaya
melakukan pemesanan tepung terigu sebanyak 6 kali, tepung tapioka 1 kali, dan gula 6
kali sedangkan dengan menggunakan metode EOQ tepung terigu 5 kali, tepung tapioka
2 kali serta gula 4 kali, sehingga dengan perbedaan jumlah pemesanan maka dapat
diketahui bahwa total biaya persediaan dapat dilihat pada table 6.1.
Wagner Within
kedua metode tersebut menunjukkan bahwa total biaya persediaan dengan metode
Economic Order Quantity sebesar Rp 13.775. 000 lebih kecil dibandingkan total biaya
baku maka diketahui perbandingan total biaya persediaan antara perusahaan sebesar
Rp 13.775. 000. Sehingga dengan model ini perusahaan dapat menghemat 44% dari
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik
1. Jumlah ukuran lot pemesanan yang paling ekonomis dapat dihitung menggunakan
pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan pada tahun 2019. Berdasarkan
analisis metode Economic Order Quantity (EOQ) jumlah pembelian bahan baku
optimal untuk tepung terigu sebanyak 5 kali dengan ukuran pemesanan sebesar
13.729 kg. Jumlah pembelian bahan baku optimal untuk tepung tapioka sebanyak
2 kali dengan ukuran pemesanan 2.961 kg. Jumlah pembelian bahan baku optimal
3. Total biaya persediaan dengan kedua metode tersebut menunjukkan bahwa total
Rp 13.775. 000 lebih kecil dibandingkan total biaya persediaan dengan metode
VII-1
Universitas Sumatera Utara
VII-2
metode Economic Order Quantity yang optimal sebesar Rp 13.775. 000. Sehingga
dengan model ini perusahaan dapat menghemat 44% dari total biaya persediaan
7.2. Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan kepada perusahaan ataupun
kemungkinan kekurangan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan dan untuk
Indonesia.
Manusia.Yogyakarta: BPFE.
Heizer, J., & Barry Render. (2010). Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh Buku 1.
Widiarsana Indonesia.
Andi Offset.
Pustaka Utama.
Sobandi, & Kosasih . (2014). Majemen Operasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Muhammadiyah Malang.
= Rp 6.313.720
22850)) = Rp 13.160.560
53.770.096
49880-49880)) = Rp 66.945.456
= Rp 7.066.120
23075)) = Rp 11.931.640
Rp 56.649.280
51805-51805)) = Rp 71.981.520
= Rp 5.970.960
24610)) = Rp 12.777.672
Rp 52.766.752
Rp 62.260.512
= Rp 6.604.648
23635)) = Rp 11.796.208
= Rp 6.174.944
22105)) = Rp 11.486.888
= Rp 5.716.816
22180)) = Rp 10.657.576
= Rp 5.509.488
21945)) = Rp 12.080.448
= Rp 6.472.650
19945)) = Rp 9.657.720
= Rp 4.758.760
f6=Min{( Z16+f0),(Z26+ f1),(Z36+ f2),( Z46+ f3),( Z56+ f4), ( Z66+ f5)}= Rp2.670.000 untuk
Z66+f5
f7=Min{( Z17+f0),(Z27+ f1),(Z37+ f2),( Z47+ f3),( Z57+ f4), ( Z67+ f5), ( Z77+ f6)}= Rp
f8=Min{( Z18+f0),(Z28+ f1),(Z38+ f2),( Z48+ f3),( Z58+ f4), ( Z68+ f5), ( Z78+ f6), ( Z88+ f7)}=
f9=Min{( Z19+f0),(Z29+ f1),(Z39+ f2),( Z49+ f3),( Z59+ f4), ( Z69+ f5), ( Z79+ f6), ( Z89+ f7), (
f10=Min{( Z110+f0),(Z210+ f1),(Z310+ f2),( Z410+ f3),( Z510+ f4), ( Z610+ f5), ( Z710+ f6), ( Z810+
f11=Min{( Z111+f0),(Z211+ f1),(Z311+ f2),( Z411+ f3),( Z511+ f4), ( Z611+ f5), ( Z711+ f6), ( Z811+
f7), ( Z911+ f8), ( Z1011+ f9), ( Z1111+ f10)}= Rp 4.895.000 untuk Z1111+f10,
f12=Min{( Z112+f0),(Z212+ f1),(Z312+ f2),( Z412+ f3),( Z512+ f4), ( Z612+ f5), ( Z712+ f6), ( Z812+
f7), ( Z912+ f8), ( Z1012+ f9), ( Z1112+ f10), ( Z1212+ f10)}= Rp 5.340.000 untuk Z1212+f11
f0=0
f5=Min{( Z15+f0),(Z25+ f1),(Z35+ f2),( Z45+ f3),( Z55+ f4)}= Rp 865.225 untuk Z15+f0
f6=Min{( Z16+f0),(Z26+ f1),(Z36+ f2),( Z46+ f3),( Z56+ f4), ( Z66+ f5)}= Rp 932.905 untuk
Z16+f0
f7=Min{( Z17+f0),(Z27+ f1),(Z37+ f2),( Z47+ f3),( Z57+ f4), ( Z67+ f5), ( Z77+ f6)}= Rp
f8=Min{( Z18+f0),(Z28+ f1),(Z38+ f2),( Z48+ f3),( Z58+ f4), ( Z68+ f5), ( Z78+ f6), ( Z88+ f7)}=
f9=Min{( Z19+f0),(Z29+ f1),(Z39+ f2),( Z49+ f3),( Z59+ f4), ( Z69+ f5), ( Z79+ f6), ( Z89+ f7), (
f10=Min{( Z110+f0),(Z210+ f1),(Z310+ f2),( Z410+ f3),( Z510+ f4), ( Z610+ f5), ( Z710+ f6), ( Z810+
f7), ( Z911+ f8), ( Z1011+ f9), ( Z1111+ f10)}= Rp 1.405.774 untuk Z111+f0
f12=Min{( Z112+f0),(Z212+ f1),(Z312+ f2),( Z412+ f3),( Z512+ f4), ( Z612+ f5), ( Z712+ f6), ( Z812+
f7), ( Z912+ f8), ( Z1012+ f9), ( Z1112+ f10), ( Z1212+ f10)}= Rp 1.455.712 untuk Z112+f0
f0=0
f2=Min{( Z12+f0),( Z22+ f1)}= Min {1.991.600, 890.000}= 890.000 untuk Z22+f1
f5=Min{( Z15+f0),(Z25+ f1),(Z35+ f2),( Z45+ f3),( Z55+ f4)}= Min {20.801.600,
f6=Min{( Z16+f0),(Z26+ f1),(Z36+ f2),( Z46+ f3),( Z56+ f4), ( Z66+ f5)}= Rp2.670.000 untuk
Z66+f5
f8=Min{( Z18+f0),(Z28+ f1),(Z38+ f2),( Z48+ f3),( Z58+ f4), ( Z68+ f5), ( Z78+ f6), ( Z88+ f7)}=
f9=Min{( Z19+f0),(Z29+ f1),(Z39+ f2),( Z49+ f3),( Z59+ f4), ( Z69+ f5), ( Z79+ f6), ( Z89+ f7), (
f10=Min{( Z110+f0),(Z210+ f1),(Z310+ f2),( Z410+ f3),( Z510+ f4), ( Z610+ f5), ( Z710+ f6), ( Z810+
f11=Min{( Z111+f0),(Z211+ f1),(Z311+ f2),( Z411+ f3),( Z511+ f4), ( Z611+ f5), ( Z711+ f6), ( Z811+
f7), ( Z911+ f8), ( Z1011+ f9), ( Z1111+ f10)}= Rp 4.895.000 untuk Z1111+f10,
f12=Min{( Z112+f0),(Z212+ f1),(Z312+ f2),( Z412+ f3),( Z512+ f4), ( Z612+ f5), ( Z712+ f6), ( Z812+
f7), ( Z912+ f8), ( Z1012+ f9), ( Z1112+ f10), ( Z1212+ f10)}= Rp 5.340.000 untuk Z1212+f11
Z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 445000 506864 607484 731952 865225 932905 1026376 1119860 1220573 1301037 1405774 1455712
2 445000 545320 669418 802296 869776 959452 1056181 1156599 1236828 1341260 1391053
3 445000 568728 701211 768491 857902 954346 1054469 1134463 1238590 1288238
4 445000 577088 644168 733314 829473 929301 1009060 1112882 1162385
5 445000 511880 600761 696635 796168 875692 979209 1028567
6 445000 533616 629205 728443 807732 910944 960157
7 445000 540304 639247 718301 821208 870276
8 445000 543648 622467 725069 773992
9 445000 523584 625881 674659
10 445000 546992 595625
11 445000 493488
12 445000
0 445000 506864 607484 731952 865225 932905 1026376 1119860 1220573 1301037 1405774 1455712
Z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 445000 1311096 2283756 3432562 4647202 5657326 6804498 7762724 8590619 9595563 10764840 11507022
2 445000 1414760 2560151 3771191 4778330 5922122 6877533 7703003 8705012 9870884 10610911
3 445000 1586976 2794416 3798570 4938982 5891578 6714623 7713697 8876164 9614036
4 445000 1648840 2650009 3787041 4736822 5557442 6553581 7712643 8448360
5 445000 1443184 2576836 3523802 4341997 5335201 6490858 7224420
6 445000 1575272 2519423 3335193 4325462 5477714 6209121
7 445000 1386336 2199681 3187015 4335862 5065114
8 445000 1255920 2240319 3385761 4112858
9 445000 1426464 2568501 3293443
10 445000 1583632 2306419
11 445000 1165632
12 445000
∑(x − x̅)2
𝑆𝐷 = √
𝑛
59.372,92
𝑆𝐷 = √
12
SD = 70.34
∑(x − x̅)2
𝑆𝐷 = √
𝑛
2.188.266,67
𝑆𝐷 = √
12
SD = 427,03
Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan Pembimbingan Tugas Sarjana
terhadap mahasiswa:
Ketua,
MATERI
NO. TANGGAL PARAF KETERANGAN
BIMBINGAN
1.
2.
3.
4.
MEDAN, 2020
PEMBIMBING,
MATERI
NO. TANGGAL PARAF KETERANGAN
BIMBINGAN
5.
6.
7.
Acc untuk
8.
diperbanyak
MEDAN, 2020
PEMBIMBING,