Anda di halaman 1dari 161

PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI

DENGAN PETA PROSES REGU KERJA

(STUDI KASUS PT. CIPTA BAJA RAYA)

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

TRI YUANA PUTRI DALIMUNTHE

NIM : 120403010

DEPART EMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini

dengan baik.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat yang harus dilalui untuk

dapat menyelesaikan program studi Reguler S-1. Penyusunan tugas sarjana

merupakan tahap akhir untuk menyelesaikan tugas sarjana.

Tugas sarjana ini berjudul Perbaikan Keseimbangan Lintasan Produksi

dengan Peta Proses Regu Kerja (Studi Kasus PT. Cipta Baja Raya). Tugas sarjana

yang akan dibahas yaitu menyeimbangkan lintasan pada PT. Cipta Baja Raya

yang memproduksi gears, dengan menggunakan metode work sampling dan peta

proses regu kerja, kemudian penyeimbangan lintasan dengan menggunakan

metode heuristik Algoritma Genetik.

Penulis menerima kritikan yang berhubungan dengan isi tugas sarjana ini.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun dalam

penyempurnaan tugas sarjana ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, NOVEMBER 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UCAPAN TERIMA KASIH

Banyak pihak yang telah membantu, memberi dukungan dan doa kepada

penulis selama penyusunan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua, Isa Ashari Dalimunthe (Alm) dan Masjelita Harni Hasibuan,

saudara dari penulis yaitu Renni Zubaida, Parna Zunisah, Gina Ashari dan

Oktavia, serta Royanna Hasibuan yang telah memberikan motivasi dan doanya

selama penulis mengerjakan tugas sarjana dari awal hingga akhir.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Sarjana yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan

laporan.

4. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku koordinator bidang manufaktur yang

meluangkan waktunya untuk menyelesaikan proposal tugas sarjana.

5. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Sarjana Departemen

Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M. Eng dan Ibu Rahmi M Sari, ST, MM (T) selaku

dosen pembanding pada tugas sarjana peneliti.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE selaku dosen wali selama penulis

menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakuktas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8. Bapak Sawalul Amru Siregar selaku Pembimbing Lapangan yang meluangkan

waktu untuk memberi penjelasan tentang keadaan lantai pabrik dan informasi

lainnya.

9. Seluruh jajaran staff dan karyawan di lingkungan PT. Cipta Baja Raya yang

telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian tuga sarjana.

10. Bang Mijo, Bang Ridho, Bang Nur, kak Dina, Kak Ani, Kak Rahma, Kak

Mia, selaku staff jurusan yang membantu selama perkuliahan dan dalam

urusan administrasi dan informasi mengenai tugas sarjana.

11. Teman-teman sepabrik tugas sarjana yaitu Dessy Angelina ST dan Abdul

Kadir yang telah membantu dan bersama-sama ke pabrik untuk pengumpulan

data dan informasi lainnya.

12. Sahabat tercinta, Ade Amalia, Adelia Katherina, Rahmawati Putri, Risa

Fitrijayati, Nurhalimah, Inka Havvy ST, Aulia Fadhli ST, Hery Chanra ST,

Yusuf Hanifiah ST, dan Reni Darmita yang telah mendukung, membantu dan

memberi semangat dalam pengerjaan tugas sarjana ini.

13. Sahabat asisten Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja, Andy

Suryadi ST, Rian Maulana ST, Jennifer Tanujaya, Sarmida Novianna, Erin

Tania dan Savudan Sihombing yang telah mendukung pengerjaan tugas

sarjana.

14. Adek-adek asisten Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja,

Lius Suhandi, Suryadi Putra, Prayogo Suryawan, Leni Khairani, Retno

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Handini, Nancy dan Nurwany yang telah mendukung pengerjaan tugas

sarjana.

15. Teman-teman DUABELATI (Stambuk 2012) yang membantu dan

mendukung dalam pengerjaan tugas sarjana.

16. Senior-senior dan adik junior di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dan mendukung serta

memberu semangat dalam penyelesaian laporan tugas sarjana.

17. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK
PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengecoran
logam besi dan baja dengan sistem produksi make to order (MTO). PT. XYZ
memproduksi berbagai spare part industri dengan jenis produk yang dihasilkan
adalah gear, coupling, pulley, mangle stands, bollard, bucket, lorry wheel dan
press cage. Jumlah permintaan gear adalah yang tertinggi setiap bulannya yaitu
berkisar antara 181 hingga 220 unit selama setahun. Untuk itu dilakukan
penelitian terhadap proses produksi gear. Perusahaan memiliki 5 stasiun kerja
dimana masing-masing stasiun kerja memiliki persentase work dan idle yang
berbeda. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di PT. XYZ, terlihat
ketidakseimbangan work dan idle di 5 stasiun kerja dan ketidakseimbangan
kapasitas sehingga terjadi penumpukan work in process (WIP) pada lantai
produksi gear. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka diperlukan
penyeimbangan lintasan yang bertujuan untuk mendapatkan jumlah stasiun kerja
yang optimum. Pada penelitian ini akan digunakan metode algoritma genetik
untuk menyeimbangkan lintasan produksi dan peta proses regu kerja untuk
menggambarkan kegiatan proses produksi gear pada lintasan produksi aktual dan
usulan serta membandingkan hasil yang diperoleh dari kedua peta tersebut.
Persentase produktif dari seluruh stasiun kerja berkisar antara 76,60% sampai
dengan 94,26%. Dengan kapasitas stasiun kerja berkisar dari 23-45 unit/hari perlu
dilakukan penyeimbangan lintasan. Lintasan produksi usulan tetap memiliki 5
stasiun kerja dengan balance delay sebesar 1,40%, efisiensi lintasan sebesar
98,60% dan smoothness index sebesar 50,54. Nilai ini lebih baik dari lintasan
aktual yang memiliki balance delay sebesar 22,85%, efisiensi lintasan sebesar
77,15% dan smoothness index sebesar 785,51. Pada peta proses regu kerja aktual
terdapat ketidakseimbangan antar anggota regu kerja, dimana diperoleh waktu
menunggu dari 0 hingga 579 detik. Sedangkan pada peta proses regu kerja usulan
waktu menunggu dapat dikurangi dari 0 hingga 49 detik.

Kata Kunci: Keseimbangan Lintasan, Algoritma Genetik, Work Sampling, Peta


Proses Regu Kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

HALAMAN

LEMBAR JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA .............................. iii

KATA PENGANTAR ....................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................. v

ABSTRAK ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xviii

I PENDAHULUAN ................................................................... I-1

1.1. Latar Belakang ................................................................. I-1

1.2. Perumusan Masalah ......................................................... I-4

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................. I-5

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................... I-5

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi .......................................... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan .......................................................... II-1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ......................................... II-2

2.3. Lokasi Perusahaan ........................................................... II-2

2.4. Organisasi dan Manajemen .............................................. II-3

2.5. Proses Produksi ................................................................ II-5

2.5.1. Standar Mutu Bahan ............................................ II-5

2.5.2. Bahan Produksi .................................................... II-6

2.5.3. Uraian Proses Produksi ........................................ II-7

III TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... III-1

3.1. Keseimbangan Lini .......................................................... III-1

3.1.1. Precedence Diagram ........................................... III-3

3.1.2. Zoning Constraint ................................................ III-4

3.2. Permasalahan Keseimbangan Lini ................................... III-4

3.3. Terminologi Lintasan ....................................................... III-5

3.4. Beberapa Teknik Keseimbangan Lini .............................. III-8

3.4.1. Algoritma Genetik ............................................... III-10

3.5. Work Sampling ................................................................. III-12

3.5.1. Sampling Pendahuluan ......................................... III-14

3.5.2.Perhitungan Jumlah Pengamatan yang

Diperlukan............................................................ III-14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN

3.5.3. Uji Keseragaman Data ......................................... III-15

3.5.4. Pengukuran Akurasi Work Sampling ................... III-16

3.5.5. Rating Factor dan Allowance .............................. III-16

3.5.6. Pengukuran Waktu Baku ..................................... III-18

3.6. Peta Proses Regu Kerja .................................................... III-18

IV METODOLOGI PENELITIAN............................................ IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... IV-1

4.2. Jenis Penelitian................................................................. IV-1

4.3. Objek Penelitian ............................................................... IV-1

4.4. Variabel Penelitian ........................................................... IV-2

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian ...................................... IV-3

4.6. Instrumen Penelitian ........................................................ IV-3

4.7. Metode Pengumpulan Data .............................................. IV-4

4.8. Metode Pengolahan Data ................................................. IV-5

4.8.1. Pengolahan Data Work Sampling......................... IV-6

4.8.2. Tahapan-Tahapan Pembuatan Peta Proses Regu

Kerja ..................................................................... IV-7

4.8.3. Tahapan-Tahapan Keseimbangan Lintasan ......... IV-8

4.9. Analisis Pemecahan Masalah ........................................... IV-9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............... V-1

5.1. Pengumpulan Data ........................................................... V-1

5.1.1. Data Work Sampling ............................................ V-1

5.1.1.1. Definisi Masalah ................................... V-1

5.1.1.2. Tingkat Kepercayaan dan Tingkat

Ketelitian ............................................... V-2

5.1.1.3. Jenis Pekerjaan ...................................... V-2

5.1.1.4. Penentuan Waktu Pengamatan .............. V-7

5.1.1.5. Kegiatan Work Sampling ...................... V-8

5.1.1.6. Data Allowance dan Rating Factor ....... V-12

5.1.2. Data Uraian Proses Produksi Gear dan Jarak

Perpindahan untuk Peta Proses Regu Kerja ......... V-13

5.1.3. Data Line Balancing ............................................ V-17

5.2. Pengolahan Data .............................................................. V-19

5.2.1. Work Sampling ..................................................... V-19

5.2.1.1. Perhitungan Proporsi Aktivitas ............. V-20

5.2.1.2. Uji Keseragaman Data .......................... V-21

5.2.1.3. Uji Kecukupan Data .............................. V-22

5.2.1.4. Perhitungan Tingkat Akurasi ................ V-23

5.2.1.5. Perhitungan Waktu Standar .................. V-24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN

5.2.2. Pembuatan Peta Proses Regu Kerja ..................... V-25

5.2.3. Keseimbangan Lintasan Aktual ........................... V-30

5.2.3.1. Membentuk Precedence Diagram ........ V-33

5.2.4. Keseimbangan Lintasan Usulan Menggunakan

Algoritma Genetik ................................................. V-36

5.2.5. Pembuatan Peta Proses Regu Kerja Usulan .......... V-47

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN......................................... VI-1

6.1. Analisis Hasil Work Sampling ......................................... VI-1

6.2. Analisis Keseimbangan Lintasan ..................................... VI-2

6.3. Analisis Peta Proses Regu Kerja ...................................... VI-3

VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... VII-1

7.1. Kesimpulan ...................................................................... VII-1

7.2. Saran ................................................................................ VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Data Permintaan Produk PT. Cipta Baja Raya pada Bulan

Oktober 2015-September 2016 ............................................ I-1

1.2. Persentasi Work dan Idle...................................................... I-3

1.3. Kapasitas Stasiun Kerja ....................................................... I-3

2.1. Standar Mutu Besi ............................................................... II-5

2.2. Standar Mutu Baja ............................................................... II-6

5.1. Waktu Pengamatan Work Sampling .................................... V-7

5.2. Aktivitas Operator Stasiun Kerja Pattern (SK-1) Hari

Pertama ................................................................................ V-8

5.3. Rekapitulasi Pengamatan Work Sampling ........................... V-12

5.4. Jumlah Output Tiap Stasiun ................................................. V-12

5.5. Nilai Rating Factor dan Allowance ..................................... V-12

5.6. Uraian Proses Produksi Gear dan Jarak Perpindahan ......... V-13

5.7. Precedence Constraint ......................................................... V-17

5.8. Zoning Constraint ................................................................ V-18

5.9. Data Jumlah Tenaga Kerja pada Proses Produksi Gear ...... V-19

5.10. Rekapitulasi Jumlah Work ................................................... V-20

5.11. Rekapitulasi Proporsi Aktivitas ........................................... V-21

5.12. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data .................................... V-22

5.13. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data........................................ V-23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.14. Rekapitulasi Tingkat Akurasi .............................................. V-24

5.15. Rekapitulasi Waktu Standar................................................. V-24

5.16. Data Uraian Elemen-Elemen Kegiatan, Waktu Proses dan

Jarak Perpindahan pada Kegiatan Transportasi Proses

Produksi Gear ...................................................................... V-25

5.17. Waktu Kerja dan Waktu Menganggur Masing-Masing

Operator pada Proses Produksi Gear Aktual ....................... V-30

5.18. Waktu Siklus Elemen-Elemen Kerja Proses Produksi

Gear ..................................................................................... V-30

5.19. Rating Factor dan Allowance .............................................. V-31

5.20. Rekapitulasi Perhitungan Waktu Baku Proses Produksi

Gear ..................................................................................... V-32

5.21. Elemen Kerja Pembentuk Precedence Diagram ................. V-33

5.22. Elemen Kerja Tiap Region ................................................... V-37

5.23. Modifikasi Tabel Elemen Kerja Tiap-Tiap Region ............. V-38

5.24. Pembobotan Elemen Kerja .................................................. V-38

5.25. Pengurutan Ranking Stasiun Kerja ...................................... V-39

5.26. Penentuan Stasiun Kerja ...................................................... V-40

5.27. Probabilitas Mutasi .............................................................. V-44

5.28. Penugasan Elemen Kerja Kromosom Keturunan I .............. V-45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.29. Rekapitulasi Balance Delay, Efisiensi dan Smoothness

Index..................................................................................... V-46

5.30. Penugasan Elemen Kerja dari Solusi yang Terpilih ............ V-46

5.31. Waktu Kerja dan Waktu Menganggur Masing-Masing

Operator pada Proses Produksi Gear Usulan ...................... V-47

6.1. Persentase Waktu Kerja Produktif ....................................... VI-1

6.2. Perbandingan Stasiun Kerja Aktual dan Usulan .................. VI-3

6.3. Perbandingan Peta Proses Regu Kerja Aktual dan Usulan .. VI-4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1. Lintasan Produksi Gear .................................................. I-3

2.1. Lokasi PT. Cipta Baja Raya ............................................ II-3

2.2. Struktur Organisasi PT. Cipta Baja Raya ........................ II-4

2.3. Blok Diagram dari Uraian Proses Produksi Baja ............ II-10

3.1. Elemen Simbol ................................................................ III-3

3.2. Hubungan Antar Simbol ................................................. III-4

4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ..................................... IV-3

4.2. Blok Diagram Pengumpulan Data Work Sampling ......... IV-5

4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ...................................... IV-5

4.4. Blok Diagram Pembuatan Peta Proses Regu Kerja ........ IV-8

4.5. Blok Diagram Rancangan Rancangan Penelitian ........... IV-10

5.1. Precedence Diagram Proses Produksi Gear ................... V-18

5.2. Precedence Diagram ....................................................... V-33

5.3. Pembagian Precedence Diagram Berdasarkan Region... V-36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1 Uraian Tugas dan Tanggungjawab ............................... L-1

2 Pengamatan Work Sampling ......................................... L-2

3 Pengolahan Data Work Sampling ................................. L-3

4 Tabel Allowance ........................................................... L-4

5 Peta Proses Regu Kerja Aktual .................................... L-5

6 Peta Proses Regu Kerja Usulan .................................... L-6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Cipta Baja Raya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang foundry (pengecoran logam besi dan baja) yang berlokasi di Jalan

Pertahanan No. 96 Patumbak, Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. PT. Cipta

Baja Raya menerapkan sistem produksi make to order (MTO), yaitu produk

dibuat berdasarkan pesanan dari konsumen. PT. Cipta Baja Raya memproduksi

berbagai spare part industri dengan jenis produk yang dihasilkan adalah grey cast

irons (contoh: gear dan coupling), ductile irons (contoh: pulley dan mangle

stands), low alloy steels (contoh: bollard dan bucket), dan carbon steels (contoh:

lorry wheel dan press cage). Berikut adalah data permintaan produk pada bulan

Oktober 2015–September 2016.

Tabel 1.1. Data Permintaan Produk PT. Cipta Baja Raya


pada Bulan Oktober 2015 – September 2016
Produk
Bulan
Press Cage Gear Coupling
Oktober 105 181 170
November 110 187 173
Desember 110 193 178
Januari 120 193 182
Februari 130 196 186
Maret 125 198 188
April 129 200 183
Mei 134 204 185
Juni 138 211 190
Juli 131 215 188
Agustus 129 215 186
September 127 220 189
Sumber: PT. Cipta Baja Raya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah permintaan gear adalah yang

tertinggi setiap bulannya yaitu berkisar antara 181 hingga 220 unit selama

setahun. Untuk itu dilakukan penelitian terhadap proses produksi gear.

Proses produksi gear diawali dengan pembuatan drag dan mal di stasiun

kerja pattern. Kemudian drag dan mal tersebut dibawa ke stasiun kerja moulding.

Drag dan mal diisi pasir hingga penuh dan mengeras hingga terbentuk cetakan

pasir. Cetakan pasir dibawa ke stasiun kerja furnance. Besi yang telah melebur

dituangkan ke dalam cetakan pasir hingga penuh. Didiamkan beberapa saat

hingga leburan besi terbentuk menjadi gear. Selanjutnya, gear yang telah

terbentuk dilepaskan dari cetakan pasir dengan menggunakan mesin fibrator di

stasiun kerja fettling. Sisa-sisa pasir yang melekat di gear dibersihkan dengan

mesin shoot blasting. Selanjutnya gear dihaluskan dengan mesin gerinda. Gear

yang telah halus diuji sifat materialnya dengan menggunakan mesin heat

treatment. Selanjutnya dibawa ke stasiun kerja machining. Di stasiun kerja ini,

gear dilubangi dengan mesin bor, dibubut dengan mesin bubut dan dicat. Gear

selanjutnya dibawa ke packaging. Gear dimasukkan ke dalam peti kemudian

dikirimkan ke konsumen.

Perusahaan memiliki lima stasiun kerja yaitu stasiun kerja pattern (SK-1),

stasiun kerja moulding (SK-2), stasiun kerja furnace (SK-3), stasiun kerja fettling

(SK-4), dan stasiun kerja machining (SK-5). Setiap stasiun kerja memiliki

persentase work dan idle yang berbeda. Data persentase work dan idle setiap

stasiun kerja yang diperoleh saat pengamatan awal di PT. Cipta Baja Raya dapat

dilihat pada Tabel 1.2.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 1.2. Persentasi Work dan Idle
Stasiun Kerja % Work % Idle
SK-1 75 25
SK-2 75 25
SK-3 80 20
SK-4 90 10
SK-5 70 30

Pada Tabel 1.3. dapat dilihat kapasitas dari masing-masing stasiun kerja

yang diperoleh dari operator yang bekerja di setiap stasiun kerja.

Tabel 1.3. Kapasitas Stasiun Kerja


Kapasitas
Stasiun Kerja
(unit/hari)
SK-1 42
SK-2 45
SK-3 42
SK-4 23
SK-5 37

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di PT. Cipta Baja Raya,

terlihat ketidakseimbangan work dan idle di 5 stasiun kerja dan terjadinya

penumpukan work in process (WIP) pada lantai produksi gear. Berikut adalah

gambar ilustrasi lintasan produksi gear:

SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 SK-5

Gambar 1.1. Lintasan Produksi Gear

Gambar 1.1. menunjukkan terjadi penumpukan work in process di SK-4.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajer produksi PT. Cipta Baja Raya,

jumlah output harian perusahaan berkisar antara 25 hingga 30 unit, dengan rata-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


rata penumpukan work in process pada SK-4 adalah 5 hingga 15 unit per hari.

Akibat dari adanya penumpukan ini, target harian perusahaan tidak tercapai.

Rendragraha, dkk (2015) melakukan penelitian di sebuah perusahaan yang

bergerak di bidang Furniture Manufacturing and Trading dengan menggunakan

peta proses regu kerja. Perusahaan tersebut diindikasi mengalami masalah

penumpukan work in process yang diharapkan dapat diatasi dengan adanya

fleksibilitas pekerja. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa penerapan fleksibilitas

pekerja dapat mengurangi work in process di setiap target produksi. Gozali (2015)

mengembangkan model penyeimbangan lintasan dengan metode heuristik

algoritma genetik dengan inisial awal menggunakan metode rank position weight

(RPW) dan algoritma ant colony. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

penggunaan metode algoritma genetik dengan inisial awal menggunakan metode

algoritma ant colony menghasilkan smoothing index yang lebih kecil.

Pada penelitian ini akan digunakan metode algoritma genetik untuk

menyeimbangkan lintasan produksi dan peta proses regu kerja untuk

menggambarkan kegiatan proses produksi gear pada lintasan produksi aktual dan

usulan serta membandingkan hasil yang diperoleh dari kedua peta tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan permasalahan

dalam penelitian ini adalah ketidakseimbangan lintasan produksi yang

menyebabkan penumpukan work in process pada stasiun kerja. Bila masalah ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tidak diatasi akan dapat menghambat proses produksi sehingga target harian

perusahaan tidak akan tercapai.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan lintasan

produksi yang seimbang dengan Peta Proses Regu Kerja di PT. Cipta Baja Raya.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Menggambarkan peta proses regu kerja dari lintasan produksi aktual.

b. Mengetahui balance delay, efisiensi lintasan dan smoothness index dari

lintasan aktual.

c. Menerapkan metode heuristik yaitu algoritma genetik untuk menghilangkan

penumpukan.

d. Mengetahui balance delay, efisiensi lintasan dan smoothness index dari

lintasan usulan.

e. Menggambarkan peta proses regu kerja dari lintasan usulan.

f. Membandingkan kondisi lintasan aktual dengan lintasan usulan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang

diperoleh selama kuliah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan pola pikir

yang lebih cerdas dan cermat pada dunia kerja.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dan menjadi pertimbangan

dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada lantai produksi.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Lintasan produksi yang diteliti adalah produksi gear.

2. Pengukuran waktu dilakukan dengan metode work sampling.

3. Pengamatan work sampling dilakukan selama 5 hari.

4. Rentang waktu untuk work sampling dimulai dari pukul 09.00 WIB-12.00

WIB, dilanjutkan pukul 13.00 WIB-16.00 WIB.

5. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penumpukan adalah

algoritma genetik.

6. Data historis permintaan konsumen dari Oktober 2015-September 2016.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak terjadi penambahan jumlah sumber daya selama penelitian

berlangsung.

2. Semua mesin maupun peralatan yang digunakan pada proses produksi tidak

mengalami kerusakan selama penelitian berlangsung.

3. Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung dan

sudah sesuai SOP.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Cipta Baja Raya adalah suatu perusahaan yang memproduksi

komponen besi atau baja cor untuk kebutuhan pemesinan dari berbagai industri

seperti crumb rubber, palm oil, heavy equipment, quarry, dan jobbing yang sesuai

dengan standard internasional. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2011, dengan

kantor pusat berlokasi di Jl. Bawean No. 66/104 Medan, sedangkan pabriknya

berada di Jl. Pertahanan No. 96 Dusun 6 Patumbak – Deli Serdang. PT. Cipta Baja

Raya adalah salah satu anak perusahaan dari PT. Golgon. Perusahaan ini memiliki

total luas lahan sekitar 1,5 Ha.

Seiring perkembangan waktu, karena permintaan yang terus meningkat

maka pada tahun 2013 PT. Cipta Baja Raya melakukan penambahan kapasitas

produksi dengan menggunakan induction furnace untuk membuat berbagai mesin

dari besi dan baja bahkan menggunakan berbagai jenis stainless steel. Kemajuan

perusahaan ini didukung dengan adanya fasilitas laboratorium yang lengkap

seperti spectrometer untuk menganalisa komposisi besi dan baja serta stainless

steel dengan cepat dan akurat dan adanya heat treatment yang berguna untuk

memperbaiki sifat-sifat fisik dan meningkatkan kekuatan mekanis pada besi dan

baja. PT. Cipta Baja Raya melakukan peningkatan kualitas dengan menerapkan

ISO 9001 dan SNI pada produknya. Kapasitas produksi pabrik adalah 4 ton/hari.

II-26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daerah pemasaran PT. Cipta Baja Raya adalah daerah-daerah di wilayah

Indonesia, seperti Medan, Kalimantan, dan Sulawesi. PT Cipta Baja Raya juga

pernah memasarkan produk sampai ke luar negeri seperti Singapura.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Cipta Baja Raya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak

dalam bidang pengolahan besi atau baja dengan menghasilkan berbagai produk

untuk keperluan pemesinan berbagai industri seperti mesin penggilingan pada

pabrik karet dan pabrik gula serta mesin-mesin pada pabrik kelapa sawit. Produk

yang diproduksi oleh PT. Cipta Baja Raya antara lain:

1. Gear dan coupling dari material grey cast irons.

2. Pulley dan mangle stands dari material ductile irons.

3. Bollard dan bucket dari material low alloy steels.

4. Lorry wheel dan press cage dari material carbon steels.

Spesifikasi ukuran dan dimensi produk tersebut sudah distandarisasikan

sehingga dalam proses produksinya pengukuran terhadap dimensi produk harus

benar-benar sesuai.

2.3. Lokasi Perusahaan

Kantor pusat PT. Cipta Baja Raya berlokasi di Jl. Bawean No. 66/104

Medan, sedangkan pabriknya berada di Jl. Pertahanan No. 96 Dusun 6 Patumbak-

Deli Serdang. Lokasi PT. Cipta Baja Raya pada peta dapat dilihat pada Gambar

2.1.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 2.1. Lokasi PT. Cipta Baja Raya

2.4. Organisasi dan Manajemen

Struktur organisasi di PT. Cipta Baja Raya adalah struktur organisasi

fungsional dimana pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang direktur, terlihat

batasan-batasan pertanggungjawaban dari setiap bidang pekerjaan tersebut dan

juga terdapat hubungan antara satu seksi dengan seksi lainnya melalui fungsi

masing-masing. Struktur organisasi PT. Cipta Baja Raya dapat dilihat pada

Gambar 2.2. Uraian tugas dan tanggungjawab tiap-tiap jabatan dapat dilihat pada

Lampiran 1.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Direktur

Wakil Direktur

Management
Representative

Doc. Controller &


Internal Audit Spv

Doc. Controller Staff

Procurement Chief Executive Officer Finance Manager


Manager (CEO)

Procurement Accounting Finace


Tax Spv
Spv Manager Spv

Procurement Accounting Finance


Staff Tax Staff
Staff Staff

HRD & GA Production Service Maintenance Marketing & Sales PPIC


QC Manager
Manager Manager Manager Manager Manager Manager

Maintenance Marketing &


HR & GA Spv Production Service Spv PPIC Spv QC Spv
Spv Sales Spv

Admin Heat Log & WH Sales M&S Drawing


HRD & Pattern Moulding Furnance Fetling Machining Log & WH Dispatch Mechanical Electrical Sales R&D- QA Lab Method
Produksi Treat Admin Counter Admin Estimator PPIC Staff Staff Staff
GA Staff Fore-man Fore-man Fore-man Fore-man foreman Foreman Foreman Staff Staff Staff Staff Staff Eng. Staff
Staff Fore-man staff Staff

Cleaning Fabrication QC
Security Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Driver Work
Service Checker

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Cipta Baja Raya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perusahaan ini memperkerjakan karyawan sebanyak 139 orang. Hari kerja

di PT. Cipta Baja Raya adalah enam hari kerja dalam seminggu, yaitu hari Senin

sampai dengan hari Sabtu dengan jam kerja per hari adalah delapan jam. Jam

kerja dimulai pada pukul 08.00 WIB–16.00 WIB dengan jam istirahat pada pukul

12.00 WIB–13.00 WIB.

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Standar Mutu Bahan

Dalam rangka memenuhi kepuasan konsumen, perusahaan harus

menghasilkan produk baja yang memenuhi standar yang telah ditetapkan

konsumen. Untuk kategori lokal, PT. Cipta Baja Raya berpedoman pada Standar

Nasional Indonesia (SNI), sedangkan kategori ekspor berpedoman pada

Australian (ASTM) dan lain-lain sesuai negara tujuan. Untuk itu, perusahaan

selalu menyesuaikan kegiatan produksi agar dapat menghasilkan produk sesuai

standar konsumen dan diharapkan produk yang dihasilkan dapat terjamin

kualitasnya.

Standar mutu bahan yang digunakan PT. Cipta Baja Raya memiliki

beberapa kategori berdasarkan SNI untuk baja dan besi. Standar mutu bahan besi

dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut:

Tabel 2.1. Standar Mutu Besi


Kandungan Kimia
Jenis Kelas Car Sili Mang Molib Tem Pemakaian
Nikel Krom
bon kon an den baga
CCI-01 3,60 1,60 0,70 - - - -
CCI-02 3,30 2,30 0,75 - - - -
Grey Cast Mesin-mesin
CCI-03 3,70 1,80 0,70 - - - -
Irons pengecoran
CCI-04 3,15 2,00 0,70 - - - -
CCI-05 3,00 2,00 0,80 - - - -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 2.1. Standar Mutu Besi (Lanjutan)
Kandungan Kimia
Jenis Kelas Car Sili Mang Molib Tem Pemakaian
Nikel Krom
bon kon an den baga
CBG-01 3,80 2,50 - - - - -
CBG-02 3,80 2,45 - - - - -
Ductile CBG-03 3,75 2,70 - - - - -
Mining gears,
(S.G) CBG-04 3,70 2,60 0,50 - - - 0,27
roda, dan katrol
Irons CBG-05 3,80 2,65 0,55 - - - -
CBG-06 3,70 2,40 0,55 - - - 0,60
CBG-07 3,70 2,60 0,55 - 0,13 - 0,80
Sumber : PT. Cipta Baja Raya

Standar mutu bahan baja dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut:

Tabel 2.2. Standar Mutu Baja


Kandungan Kimia
Jenis Kelas Carb Sili Mang Molib Tem Pemakaian
Nikel Krom
on kon an den baga
CAS-01 0,50 0,35 0,95 - 1,00 - - Membantu
Low Alloy baja dalam
Sttels CAS-02 0,30 0,40 0,70 0,50 0,50 0,20 - proses
pengerasan
Austenitic CBM-01 1,20 0,50 12,50 - - - -
Penghacur
Magnanese
CBM-02 1,15 0,50 12,50 - - - - kaleng
Sttels
CSC-01 0,25 0,60 0,90 - - - -
Alat-alat
CSC -02 0,30 0,60 1,00 - - - -
perkakas alat
CSC -03 0,35 0,60 1,00 - - - -
mesin, plat
CSC -04 0,45 0,60 1,00 - - - -
Carbon Steels baja, kawat
CSC -05 0,50 0,60 1,00 - - - -
baja, dan
CSC -06 0,25 0,60 0,80 - - - -
keperluan
CSC -07 0,30 0,60 1,00 - - - -
industri lain.
CSC -08 0,35 0,60 1,20 - - - -
Sumber : PT. Cipta Baja Raya

2.5.2. Bahan Produksi

Bahan yang digunakan dalam suatu proses produksi mencakup bahan

baku, bahan penolong, dan bahan tambahan. Bahan baku adalah bahan yang

digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi, dimana sifat dan

bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimiawi yang langsung

mengalami proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Bahan baku yang

digunakan adalah baja, carbon, silikon dan mangan. Baja yang digunakan berasal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dari PT. Golgon dan carbon berasal dari arang kemiri. Sedangkan silikon dan

mangan adalah zat kimia yang disediakan oleh perusahaan tersebut.

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam rangka

memperlancar proses produksi, tetapi bukan bagian dari produk akhir. PT. Cipta

Baja Raya menggunakan bahan penolong berupa kayu, paku, powder, pasir,

katalis, resin, slag removal.

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan sebagai pelengkap produk,

dalam rangka meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan dan bahan ini

merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan PT. Cipta

Baja Raya adalah cat. Cat digunakan agar produk yang dihasilkan tidak mudah

berkarat.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Uraian proses pembuatan produk dari baja pada PT Cipta Baja Raya

sebagai berikut:

1. Peleburan baja

Proses peleburan baja dilakukan di dalam tanur yang terdapat di departemen

furnace. Baja dilebur sampai suhu 1600oC selama 1 jam. Setelah 1 jam,

diambil sampel leburan baja untuk melihat berapa besar kadar dari campuran

yang diperlukan. Kemudian dituang carbon, silikon, dan mangan ke dalam

tanur untuk memenuhi kadar tersebut. Setelah kadarnya sesuai, maka dituang

slag removal agar kotoran dapat menggumpal dan mengapung sehingga dapat

dibuang. PT. Cipta Baja Raya memiliki 2 lokasi furnace di departemen

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


furnance, dimana furnace I memiliki kapasitas 1 ton dan ½ ton dan furnace II

memiliki kapasitas 2 ton.

2. Proses pembuatan mal

Proses pembuatan mal dan drag menggunakan kayu yang telah dipotong

sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Kayu dipotong menggunakan

gergaji bensaw. Kayu yang telah dipotong dibentuk menjadi mal dan drag.

Mal yang telah terbentuk dimasukkan ke dalam drag.

3. Pembuatan cetakan pasir

Proses pembuatan cetakan pasir menggunakan pasir yang telah dicampur

dengan resin dan katalis. Drag yang telah selesai dibawa ke departemen

moulding dimana drag tersebut ditaburi oleh powder kemudian dituang pasir

tersebut ke dalam drag dan dibalik posisi drag sehingga mal berada di bagian

atas. Setelah dibalik, maka mal diangkat dan cetakan pasir telah terbentuk.

4. Pembersihan baja

Pembersihan baja dilakukan di departemen fettling menggunakan mesin shoot

blasting. Mesin shoot blasting digunakan untuk melepaskan pasir-pasir yang

menempel di baja. Setelah tidak ada lagi pasir yang menempel pada produk

maka dihaluskan dengan mesin gerinda.

5. Pengujian sifat material

Pengujian sifat material dilakukan untuk mengetahui proses perlakuan panas

pada produk untuk mendapatkan sifat mekanis dari logam yang diinginkan.

Pengujian sifat material tersebut dilakukan di mesin heat treatment.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Pemeriksaan kualitas baja

Pemeriksaan kualitas baja dilakukan di laboratorium quality control PT. Cipta

Baja Raya. Pemeriksaan kualitas melewati pengujian sesuai dengan prosedur

dan harus memenuhi syarat

7. Finishing

Finishing dilakukan di departemen machining. Baja yang sudah memenuhi

syarat dibubut dengan mesin bubut. Mesin bubut digunakan untuk

memperkecil diameter luar dan memperbesar diameter dalam. Setelah dibubut,

maka baja diberi warna yang sesuai dengan aturan SNI.

Blok diagram dari uraian proses produksi produk dari baja dapat dilihat

pada Gambar 2.3.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Mulai

Proses peleburan
baja

Pembuatan mal

Pembuatan
cetakan pasir

Pembersihan baja

Pengujian sifat
material

Pemeriksaan
kualitas baja

Finishing

Selesai

Gambar 2.3. Blok Diagram dari Uraian Proses Produksi Baja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Keseimbangan Lini

Keseimbangan lini atau line balancing adalah suatu sistem untuk

mendistribusikan atau menempatkan unit-unit dan elemen-elemen kerja dimana

operasi-operasi produksi diatur secara berurutan dan material bergerak secara

kontinu (seimbang) sehingga mencapai penyeimbangan lini pada stasiun kerja

guna mencapai efisiensi kerja yang tinggi dan meminimalisir waktu menunggu

(delay time) dan waktu menganggur (idle time) serta penumpukan material yang

akan terjadi dan juga dapat meminimalisir biaya produksi. Penyeimbangan lini ini

bertujuan untuk mendistribusikan setiap unit dan elemen kerja pada masing-

masing stasiun kerja dengan memanfaatkan peralatan maupun operator

semaksimal mungkin sehingga waktu menganggur dapat ditekan seminimal

mungkin guna mencapai efisiensi dan produktivitas tinggi (Heizer & Render,

2006, hlm. 355).

Tujuan utama melakukan line balancing adalah untuk membentuk dan

menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja1. Jika

tidak dilakukan penyeimbangan lintasan maka dapat mengakibatkan

ketidakefisienan kerja di beberapa stasiun kerja, dimana diantara stasiun kerja

yang satu dengan stasiun kerja yang lain memiliki beban kerja yang tidak

seimbang.

1
Rosnani Ginting, Sistem Produksi (Graha Ilmu: Yogyakarta, 2007), hlm. 205-210.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Area kerja atau stasiun kerja yang ditangani seorang atau lebih operator

dengan berbagai alat akan mengerjakan elemen kerja ketika unit produk melewati

stasiun kerjanya. Jadi, dalam proses pengerjaan suatu produk, semua atau hampir

semua stasiun kerja terlibat dan item yang mengalami pengerjaan akan bertambah

lengkap pada setiap stasiun yang dilaluinya.

Waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan pada masing-

masing stasiun kerja biasanya disebut service time atau station time, sedangkan

waktu yang tersedia pada masing-masing stasiun kerja disebut waktu siklus

(cycle time). Waktu siklus biasanya sama dengan waktu stasiun kerja yang paling

besar. Jangka waktu yang diperbolehkan untuk melakukan operasi pada stasiun

kerja ditentukan oleh kecepatan assembly line sehingga seluruh work center atau

stasiun kerja memiliki waktu siklus yang sama. Waktu menganggur (float time)

terjadi jika pekerjaan yang ditugaskan pada stasiun kerja membutuhkan waktu

yang lebih sedikit daripada waktu siklus yang telah diberikan. Maka selain untuk

membentuk dan menyeimbangkan beban kerja, keseimbangan lini bertujuan juga

untuk meminimisasikan waktu menganggur ketika operasi pengerjaan pada work

center berlangsung sesuai dengan urutan prosesnya.

Masalah line balancing telah memberikan perhatian yang cukup besar.

Beberapa teknik menghasilkan solusi yang tepat untuk asumsi-asumsi yang telah

diberikan. Teknik lain dirancang untuk menghasilkan perkiraan solusi

berdasarkan pertimbangan yang praktis. Perhatian utama adalah tidak harus

memperoleh keseimbangan yang sempurna tetapi untuk memperoleh tata letak

dan aliran yang optimal sehubungan dengan operasi produksi lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengalokasian elemen-elemen pada stasiun kerja dibatasi oleh dua

kendala utama yaitu precedence constrain dan zoning constrain.

3.1.1. Precedence Constraint

Dalam pembagian elemen pekerjaan dapat diselesaikan dengan beberapa

alternatif. Dalam proses assembling ada dua kondisi yang biasanya muncul, yaitu:

1. Tidak ada ketergantungan dari komponen-komponen dalam proses

pengerjaan. Jadi, setiap komponen mempunyai kesempatan untuk

dilaksanakan pertama kali dan disini dibutuhkan prosedur penyeleksian untuk

untuk menentukan prioritas.

2. Apabila suatu komponen telah dipilih untuk dirakit maka urutan untuk merakit

komponen lain dimulai. Disinilah dinyatakan batasan precedence untuk

pengerjaan komponen-komponen.

Ada beberapa cara untuk menggambarkan kondisi precedence secara

efektif yaitu dengan menggunakan diagram precedence. Maksud dari diagram ini

adalah untuk menggambarkan situasi lintasan yang nyata dalam bentuk diagram.

Precedence diagram dapat disusun menggunakan dua simbol dasar,

antara lain:

1. Elemen simbol, adalah lingkaran dengan nomor atau huruf elemen terkandung

di dalamnya. Elemen akan diberi nomor/huruf berurutan untuk menyatakan

identifikasi.

2 b
atau
Gambar 3.1. Elemen Simbol

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Hubungan antar simbol biasanya menggunakan anak panah untuk menyatakan

hubungan dari elemen simbol yang satu terhadap elemen lainnya. Precedence

dinyatakan dengan perjanjian bahwa elemen pada ekor panah harus

mendahului elemen pada kepala panah.

1 2 3

Gambar 3.2. Hubungan Antar Simbol

Gambar ini menyatakan bahwa elemen 1 harus mendahului (predecessor) elemen

2 dan elemen 2 harus mendahului elemen 3.

3.1.2. Zoning Constraint

Selain precedence constraint, pengalokasian dari elemen-elemen kerja

pada stasiun kerja juga dibatasi oleh zoning constraint yang menghalangi atau

mengharuskan pengelompokan elemen kerja tertentu pada stasiun tertentu. Zoning

constraint yang negatif menghalangi pengelompokkan elemen kerja pada stasiun

kerja yang sama. Sebaliknya zoning constraint yang positif menghendaki

pengelompokan elemen-elemen kerja pada stasiun kerja yang sama dengan alasan

tertentu.

3.2. Permasalahan Keseimbangan Lini

Masalah pada lintasan produksi akan lebih terlihat pada proses perakitan

jika dibandingkan dengan proses pabrikasi. Dalam pabrikasi part-part biasanya

membutuhkan mesin-mesin berat dengan waktu siklus yang panjang. Bila

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


beberapa operasi dengan peralatan yang berbeda dibutuhkan dalam seri-seri, maka

akan sangat sulit untuk menyeimbangkan panjangnya waktu siklus mesin, yang

pada akhirnya akan menghasilkan rendahnya penggunaan kapasitas. Gerakan

kontinu lebih dapat dicapai dengan operasi perakitan yang dilakukan secara

manual jika operasi-operasi tersebut dapat dibagi-bagi menjadi pekerjaan-

pekerjaan kecil dengan waktu yang sangat pendek. Semakin besar fleksibilitas

dalam mengkombinasikan tugas-tugas tersebut, semakin tinggi pula derajat

keseimbangan yang dapat dicapai. Hal ini membolehkan aliran yang mulus

dengan menggunakan tenaga kerja peralatan yang tinggi.

Pengelompokan tugas-tugas yang akan dihasilkan pada lintasan produksi

yang seimbang membutuhkan informasi tentang waktu pelaksanaan tugas,

kebutuhan precedence (tingkat ketergantungan) yang menentukan urutan yang

feasible, dan tingkat output atau waktu siklus yang diinginkan.

3.3. Terminologi Lintasan

Terminologi atau istilah-istilah yang ditemukan dalam keseimbangan lini

dapat diuraikan sebagai berikut2:

1. Elemen kerja, adalah pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu stasiun

kerja.

2. Stasiun kerja, adalah lokasi-lokasi tempat elemen kerja dikerjakan.

2
Hari Purnomo, Pengantar Teknik Industri (Graha Ilmu: Yogyakarta, 2004), hlm. 119-121.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Waktu siklus/cycle time (CT), adalah waktu yang diperlukan untuk membuat

satu unit produk pada satu stasiun kerja, biasanya adalah waktu stasiun

terbesar.

4. Waktu stasiun kerja (WSK), adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah

stasiun kerja untuk mengerjakan semua elemen kerja yang didistribusikan

pada stasiun kerja tersebut.

5. Waktu operasi (ti), adalah waktu standar untuk menyelesaikan suatu operasi.

6. Delay time/idle time, adalah selisih antara CT dengan WSK. Delay time

merupakan waktu menganggur yang terjadi setiap stasiun kerja. Besarnya idle

time dapat dihitung dengan cara mengurangi waktu yang tersedia dengan

waktu yang digunakan.

7. Balance delay, adalah rasio antara waktu idle dalam lini perakitan dengan

waktu yang tersedia. Rumus yang digunakan untuk menentukan balance delay

lini perakitan adalah sebagai berikut:


n
CT  N -  ti
BD = i =1
 100 %
CT  N

Usaha penyeimbangan yang baik adalah usaha yang dapat menurunkan

balance delay lini perakitan.

8. Precedence diagram, adalah diagram yang menggambarkan urutan dan

keterkaitan antar elemen kerja perakitan sebuah produk. Pendistribusian

elemen kerja yang dilakukan untuk setiap stasiun kerja harus memperhatikan

precedence diagram.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Untuk mengukur performans sebelum dan sesudah dilakukan proses

keseimbangan lintasan digunakan kriteria-kriteria berikut ini:

1. Efisiensi lini

Efisiensi lini adalah rasio antara waktu yang digunakan dengan waktu yang

tersedia. Berkaitan dengan waktu yang tersedia, lini akan mencapai

keseimbangan apabila setiap daerah pada lini mempunyai waktu yang sama.

Setelah diseimbangkan, maka dalam lini perakitan terbentuk stasiun kerja-

stasiun kerja yang terhubung secara seri. Pendistribusian elemen kerja-elemen

kerja yang ada sehingga membentuk stasiun kerja dengan berdasarkan waktu

siklus (CT) sehingga waktu yang tersedia di setiap stasiun kerja adalah sebesar

CT, dan waktu yang tersedia dalam lini perakitan secara total adalah CT

dikalikan dengan stasiun kerja yang terbentuk. Rumus untuk menentukan

efisiensi lini perakitan setelah proses keseimbangan lintasan adalah sebagai

berikut:
n

 ti
Efisiensi = i =1
 100 %
CT  N

dengan:
n = Jumlah elemen kerja yang ada
CT = Cycle Time
N = Jumlah stasiun kerja yang terbentuk

Keseimbangan lintasan yang baik adalah jika efisiensi setelah diseimbangkan

lebih besar dari efisiensi sebelum diseimbangkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Indeks penghalusan (smoothness index/SI)

Indeks penghalusan adalah suatu indeks yang menunjukkan kelancaran relatif

dari lini perakitan tertentu. Formula yang digunakan untuk menentukan

besarnya SI adalah sebagai berikut:

N
SI =  (WSK max - WSKi)
i =1
2

dengan:
WSKmax = Waktu terbesar dari stasiun kerja terbentuk
WSKi = Waktu stasiun kerja ke -i yang terbentuk
N = Jumlah stasiun kerja yang terbentuk

3.4. Beberapa Teknik Keseimbangan Lini

Untuk penyeimbangan lintasan produksi, terdapat beberapa teori yang

dikemukakan oleh para ahli yang meneliti bidang ini. Secara garis besar, metode

ini dibagi dalam dua bagian3, yaitu:

1. Pendekatan Analitis

Penyeimbangan lintasan dengan pendekatan analitis terbagi atas:

a. Metode Helgeson dan Birnie

Metode ini biasanya lebih dikenal dengan ranked positional weight system

atau sistem RPW. Langkah pertama adalah membuat diagram precedence

dan matriks precedence. Kemudian dihitung bobot positional untuk setiap

elemen yang diperoleh dari penjumlahan waktu pengerjaan elemen

tersebut dengan waktu pengerjaan elemen lain yang mengikuti elemen

tersebut. Hubungan precedence juga dapat dibuat dalam bentuk matriks

dimana setiap hubungan bernilai -1,0,1. Hubungan precedence yang

3
Rosnani Ginting, op. cit, hlm. 212-219.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bernilai +1, jika elemen yang hendak dihubungkan tersebut dikerjakan

sebelum elemen yang mau dihubungkan dengannya, bernilai -1 jika

sebaliknya, dan 0 jika tidak ada hubungan.

2. Pendekatan Heuristik

Penyeimbangan lintasan dengan pendekatan heuristik terbagi atas:

a. Metode Kilbridge and Wester (Region Approach)

Pada metode ini, diagram precedence dengan elemen-elemennya

dikelompokkan dalam sejumlah kelompok. Langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam metode region approach adalah:

1) Membuat diagram precedence dari persoalan yang dihadapi.

2) Mengelompokkan daerah precedence dari kiri ke kanan dalam bentuk

kolom-kolom.

3) Menggabungkan elemen-elemen dalam daerah precedence yang paling

kiri dalam berbagai cara dan mengambil hasil gabungan terbaik yang

hasilnya sama atau hampir sama dengan waktu siklus.

4) Apabila ada elemen-elemen yang belum bergabung dan jumlahnya

lebih kecil dari C lanjutkan menggabungkannya dengan elemen di

daerah precedence di kanannya dengan memperhatikan batasan

precedence.

5) Proses berlanjut sampai semua elemen bergabung dalam suatu stasiun

kerja.

Pada awalnya, teori-teori keseimbangan lini dikembangkan dengan

pendekatan matematis/analitis yang akan memberikan solusi optimal, tapi lambat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


laun akhirnya para ahli yang meneliti bidang ini mulai menyadari bahwa

pendekatan secara matematis tidak ekonomis. Hal tersebut membuat para ahli

mengembangkan metode heuristik. Metode ini didasarkan pada pendekatan

matematis dan akal sehat. Batasan heuristik menyatakan pendekatan trial and

error dan teknik ini memberikan hasil yang secara matematis belum optimal,

tetapi cukup mudah untuk memakainya.

3.4.1. Algoritma Genetik

Algoritma genetik (Genetic Algorithm) ini pertama kali dikembangkan

di awal tahun 1970 oleh John Holland yang memulai penelitiannya pada awal

tahun 1960. Algoritma genetik merupakan suatu metode untuk optimasi yang

meniru proses genetika organ-organ biologis pada makhluk hidup4.

Langkah-langkah dalam melakukan pengelompokan stasiun kerja

dengan metode genetic algorithm adalah sebagai berikut:

1. Membentuk populasi kromosom induk.

Untuk membentuk suatu populasi kromosom induk yang diperlukan elemen-

elemen kerja yang tidak memiliki elemen pendahulu yang dilakukan secara

acak (random), dan tetap memperhatikan urutan pengerjaan dalam daftar

precedence. Untuk gen kedua ini dipilih dari elemen kerja yang memiliki

elemen pendahulu pada gen pertama (sudah ditugaskan). Proses ini untuk

mencari gen ketiga dan seterusnya sama dengan mencari gen sebelumnya. Hal

4
Lina Gozali, dkk, Analisa Keseimbangan Lini pada Departemen Chassis PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia dengan Algoritma Ant Colony, Rank Positional Weight, dan Algoritma
Genetika (Universitas Tarumanegara: Jakarta, 2015), hlm. 120.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ini dilakukan sampai seluruh elemen sudah diurutkan dan tidak melanggar

precedence.

2. Menghitung fungsi kesesuaian setiap kromosom induk.

3. Membentuk populasi baru.

Pada bagian pembetukan populasi baru ini terdiri atas 3 bagian yaitu seleksi

(selection), kawin silang (crossover), dan mutasi (mutation).

a. Seleksi (selection)

Seleksi digunakan untuk memilih individu-individu mana saja yang akan

dipilih untuk proses kawin silang dan mutasi. Seleksi digunakan untuk

mendapatkan calon induk yang baik. Induk yang baik akan menghasilkan

keturunan yang baik. Langkah pertama yang dilakukan dalam seleksi ini

adalah pencarian nilai fitness. Nilai fitness ini yang nantinya akan

digunakan pada tahap-tahap seleksi berikutnya.

b. Kawin Silang (crossover)

Kawin silang (crossover) adalah operator dari algoritma genetika yang

melibatkan dua induk untuk membentuk kromosom baru. Pindah silang

menghasilkan titik baru dalam ruang pencarian yang siap untuk diuji.

Operasi ini tidak selalu dilakukan pada semua indvidu yang ada. Salah

satu model crossover yang digunakan adalah partial-mapped crossover

(PMX). PMX merupakan rumusan modifikasi dari pindah silang dua poin.

Langkah-langkah model PMX adalah:

1) Menentukan dua posisi pada kromosom dengan aturan acak. Substring

yang berada dalam dua posisi ini dinakan daerah pemetaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2) Menukar dua substring antar induk untuk menghasilkan proto-child.

3) Menentukan hubungan pemetaan di antara dua daerah pemetaan.

4) Menentukan kromosom keturunan mengacu pada hubungan pemetaan.

c. Mutasi (mutation)

Mutasi ini dilakukan setelah diketahui fungsi suaian terbaik dari proses

kawin silang jadi hanya dipilih dari satu kromosom saja untuk dimutasi

lalu ditentukan besarnya probabilitas mutasi baru. Tentukan titik tempat

mutasi terjadi, dimana proses penentuan titik ini dilakukan secara acak

namun jumlahnya sesuai dengan probabilitas mutasi yang telah ditentukan.

Pada bagian ini yang direkonstruksi adalah bagian ekor, sedangkan untuk

bagian kepalanya tetap. Setelah itu dihitung nilai suaian jika kromosom-

kromosom tersebut telah layak.

4. Penerimaan (Accepting)

Penerimaan kromosom anak akan dilakukan untuk menggantikan posisi

kromosom induk apabila anak menghasilkan nilai fungsi suaian yang lebih

baik dibandingkan dengan fungsi suaian yang dihasilkan oleh kromosom

induk.

5. Pengulangan (Looping)

Pengulangan ini akan terus dilakukan hingga kriteria pemberhentian tercapai.

3.5. Work Sampling

Work sampling merupakan suatu alat untuk mengetahui kegiatan-

kegiatan kerja yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi tentang interaksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


antara manusia dan mesin dengan waktu yang lebih sedikit dan meminimalkan

biaya produksi5.

Work sampling dilakukan berdasarkan hukum probabilitas. Sampel yang

diambil dari kelompok data cenderung memiliki pola distribusi yang sama dari

pola distribusi populasinya. Untuk mengambil sampel maka dilakukan sampling.

Langkah-langkah work sampling adalah sebagai berikut:

1. Mendefenisikan masalah.

2. Menentapkan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian.

3. Menetapkan jenis pekerjaan yang termasuk work dan idle.

4. Penentuan waktu pengamatan.

5. Kegiatan pengamatan work sampling dilakukan dengan menggunakan

worksheet dan alat tulis untuk mengamati aktivitas operator, serta jam henti

untuk melihat waktu yang telah disesuaikan pada worksheet. Selama

pengamatan penulis mencatat apapun aktivitas yang dilakukan operator.

6. Menghitung waktu kerja produktif dilakukan untuk mengetahui persentase

produktivitas operator selama jam kerja berlangsung.

7. Perhitungan akurasi dilakukan untuk membandingkannya dengan tingkat

ketelitian yang telah ditentukan terlebih dahulu agar dapat diketahui apakah

data akurat atau tidak.

8. Penentuan waktu standar.

5
Ralph M. Barnes. Motion and Time Study Design and Measurement of Work. Seventh Edition.
(New York: John Wiley & Sons, 1980), hlm. 406

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.5.1. Sampling Pendahuluan

Cara melakukan sampling pengamatan dengan sampling pekerjaan juga

tidak berbeda dengan dilakukan untuk cara jam henti yaitu yang terdiri dari tiga

langkah melakukan sampling pendahuluan, menguji keseragaman data, dan

menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan6. Langkah-langkah ini dilakukan

terus sampai jumlah kunjungan mencukupi yang diperlukan untuk tingkat

ketelitian dan tingkat keyakinan yang diperlukan.

Pengambilan sampel harus melebihi banyaknya variabel yang akan

diukur pada populasi tersebut7. Menurut Slovin, ukuran sampel yang dapat diambil

adalah:

N
n=
1 + Ne 2

Dengan n adalah ukuran sampel, N ukuran populasi dan e adalah persen

kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih

dapat ditolerir, biasanya 0,02.

3.5.2. Perhitungan Jumlah Pengamatan yang Diperlukan

Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dipengaruhi oleh dua

faktor utama yaitu tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan dari hasil pengamatan.

Dengan asumsi bahwa terjadinya kejadian seorang operator akan bekerja atau

6
Benjamin Niebel. Method Standards and Work Design. (New York: MC Graw Hill), hlm. 512
7
Rosnani Ginting. Perancangan Produk. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 79

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menganggur mengikuti pola distribusi normal, maka untuk mendapatkan jumlah

pengamatan yang harus dilakukan dapat dicari berdasarkan rumus8:

k2 (1- P )
N' =
s2 P
Dimana:
N = jumlah pengamatan yang perlu dilakukan
P = persentase produktif
s = tingkat ketelitian
k = harga indeks dari tingkat kepercayaan yang diambil

3.5.3. Uji Keseragaman Data

Peta kontrol atau control chart yang secara umum telah banyak

digunakan dalam Statistical Quality Control dapat pula dipergunakan dalam

pelaksanaan sampling kerja9. Dengan menggunakan peta kontrol ini maka secara

tegas akan dapat melihat dengan segera kondisi-kondisi kerja yang terasa tidak

wajar, misalnya kondisi disaat mana baru saja terjadi kecelakaan pada lokasi yang

berdekatan yang mana secara psikologis hal ini akan dapat mempengaruhi

aktivitas kerja dari operator yang sedang diamati. Data yang diperoleh untuk

kondisi yang dianggap tidak wajar ini seharusnya tidak usah dimasukkan dalam

proses analisa nantinya.

Dalam penggunaan peta kontrol ini data yang diharapkan dari hasil

pengamatan akan ditetapkan dalam sebuah peta kontrol yang mempunyai batas-

batas kontrol sebagai berikut:

P (1- P ) P (1- P )
BKA = P + k dan BKB = P - k
n n

8
Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk Peningkatan
Produktivitas Kerja (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm. 210
9
Ibid, hlm. 215

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dimana:
P = persentase produktif
n = jumlah pengamatan yang dilaksanakan per siklus waktu kerja
k = harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan
k = 1,96 (tingkat keyakinan 95%)

3.5.4. Pengukuran Akurasi Work Sampling

Akurasi dari hasil work sampling sebaiknya dipertimbangkan untuk

menentukan derajat akurasi dari hasil observasi10. Pengukuran yang dilakukan

dengan akurasi sebesar ±5% dapat dianggap memuaskan. Hal ini terkadang dapat

dianggap sebagai standar error. Rumus yang digunakan untuk menghitung akurasi

dari observasi work sampling adalah sebagai berikut:

P (1- P )
L = 1,96
N

dimana:
L = tingkat akurasi
N = jumlah pengamatan
P = proporsi aktivitas work sebagai persentase N

3.5.5. Rating Factor dan Allowance

Cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang

dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. Adapun 4

faktor tersebut antara lain 11:

1. Keterampilan atau skill, didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara

kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi

hanya sampai ke tingkat tertentu saja.

10
Benjamin Niebel, op.cit, hlm. 514
11
Iftikar Z. Sutalaksana,. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. (Bandung: ITB), hlm. 140-153

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Usaha, adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau yang diberikan operator

ketika melakukan pekerjaannya.

3. Kondisi kerja atau condition, adalah kondisi fisik lingkungannya seperti

keadaan pencahayaan, suhu, dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja

merupakan sesuatu di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator

tanpa banyak kemampuan mengubahnya.

4. Konsistensi, adalah keseragaman hasil pengukuran yang diperoleh selama

operator bekerja. Selama ini masih dalam batas-batas kewajaran masalah

tidak timbul, tetapi jika variabilitasnya tinggi maka hal tersebut harus

diperhatikan.

Kelonggaran (Allowance) diberikan berkenaan dengan adanya

sejumlah kebutuhan di luar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung.

Dalam menghitung besarnya allowance, bagi keadaan yang dianggap wajar

diambil harga allowance =100 %. Sedangkan bila terjadi penyimpangan dari

keadaan ini, harga p harus ditambah dengan faktor-faktor yang sesuai dengan

waktu siklus yang diperoleh dan waktu ini dicapai berdasarkan setiap

departemen. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu:

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi (personal)

Yang termasuk didalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal sepeti minum

sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap

dengan teman sekedarnya untuk menghilangkan ketegangan ataupun

kejenuhan dalam sewaktu bekerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique.

Fatique merupakan hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat

dari melakukan suatu pekerjaan.

3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tidak terhindarkan (delay).

Hambatan-hambatan tidak terhindarkan terjadi karena berada diluar

kekuasaan/kendali pekerja.

3.5.6. Pengukuran Waktu Baku

Seperti halnya dalam stopwatch time study maka perhitungan waktu

baku dalam work sampling juga harus diestimasikan terlebih dahulu performance

rating dari operator yang diukur dan waktu longgar yang ada, sehingga waktu

baku penyelesaian suatu produk dapat dinyatakan dalam rumus berikut12:

WT  PP  RF 100%
Waktu Standar = 
TP 100% - Allowance%
Dimana:
WT = waktu total
PP = persen produktif
RF = rating factor
TP = total produk

3.6. Peta Proses Regu Kerja

Peta proses regu kerja digunakan untuk menunjukkan beberapa aktivitas

dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama dalam suatu proses atau

prosedur kerja, dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling

bergantungan, artinya suatu hasil kerja secara kelompok dapat berhasil, jika

12
Sritomo Wignjosoebroto, op.cit, hlm. 217

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


aktivitas dari anggota kelompok tersebut berlangsung dengan lancar13. Karena

adanya ketergantungan tiap aktivitas ini, maka dalam peta ini banyak dijumpai

lambang-lambang menunggu (delay), yang menunjukkan suatu aktivitas sedang

menunggu aktivitas lainnya.

Tujuan utama dari peta proses regu kerja ini adalah meminimumkan

waktu menunggu. Tujuan yang bisa dicapai dengan adanya pengurangan pada

waktu mengaggur adalah:

a. Mengurangi ongkos produksi atau proses.

b. Mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses.

Prinsip-prinsip pembuatan peta proses kelompok kerja, adalah sebagai

berikut:

1. Langkah pertama, mencatat mengenai judul, lengkap dengan identifikasi-

identifikasi lainnya dan ringkasan, seperti pada peta aliran proses. Hanya

disini kepalanya ditulis peta proses kelompok kerja.

2. Lambang-lambang yang digunakan untuk membuat Peta Aliran Proses

(kecuali) penyimpanan permanen bisa digunakan untuk membuat Peta Proses

Kelompok Kerja.

3. Tiap Peta Aliran proses yang menunjukkan satu seri kerja, merupakan

anggota dari suatu peta proses kelompok kerja. Peta-peta aliran proses

tersebut diletakkan saling berdampingan secara paralel, bergerak mulai dari

kiri-kanan, dimana kolom vertikal menunjukkan aktivitas-aktivitas yang

terjadi secara bersamaan dari semua anggota kelompok.

13
Iftikar Z. Sutalaksana, op.cit, hlm. 32-33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Cipta Baja Raya yang berlokasi di Jalan

Pertahanan No. 96 Dusun 6 Patumbak–Deli Serdang. Waktu penelitian dilakukan

pada bulan Agustus 2016-November 2016.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian analisis kerja

dan aktivitas serta studi gerak dan waktu. Penelitian analisis kerja dan aktivitas

ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan seseorang

atau sekelompok orang agar mendapatkan rekomendasi untuk berbagai keperluan

seperti keseimbangan lintasan produksi.

Studi gerak dan waktu ialah suatu penelitian deskriptif tentang

pengamatan gerak seorang pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya serta

pengukuran waktu yang digunakan dalam setiap siklus kegiatan (Sukaria

Sinulingga, 2013).

4.3. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah jenis kegiatan operator, kinerja operator dan

data historis permintaan konsumen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang akan diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Waktu produktif

Waktu produktif adalah waktu yang dinyatakan dalam persentasi banyaknya

kegiatan work yang dilakukan oleh seorang operator.

2. Rating factor

Rating factor adalah faktor penyesuaian untuk menghilangkan ketidakwajaran

dalam menyelesaikan suatu elemen kerja.

3. Allowance

Allowance adalah kelonggaran waktu yang diberikan kepada operator karena

adanya kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa lelah (fatique) dan hambatan-

hambatan lain yang tidak dapat dihindarkan.

4. Volume produksi

Volume produksi adalah banyak jumlah produk yang dapat dihasilkan oleh

suatu fasilitas produksi.

5. Waktu standar

Waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang

memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

6. Jumlah stasiun kerja

Stasiun kerja adalah lokasi-lokasi tempat elemen kerja berlangsung. Jumlah

stasiun kerja menunjukkan banyaknya stasiun kerja yang terbentuk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Peta proses regu kerja adalah peta yang menunjukkan beberapa aktivitas dari

sekelompok orang yang bekerja bersama-sama dalam suatu proses atau

prosedur kerja.

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual merupakan kerangka berpikir sebagai pendekatan

dalam memecahkan masalah. Umumnya konsep berpikir ini dinyatakan dalam

bentuk diagram yang memperlihatkan hubungan antara variabel-variabel

keputusan sehingga dapat dianalisis.

Gambar kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Waktu Produktif

Volume Produksi
Waktu Standar
Rating Factor
Keseimbangan
Allowance Lintasan

Peta Proses Precedence


Regu Kerja Diagram

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.6. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan antara lain:

1. Worksheet dan alat tulis digunakan untuk mencatat pengamatan work

sampling.

2. Meteran untuk mengukur jarak perpindahan elemen kerja.

3. Stopwatch untuk mengukur waktu pada pembuatan peta proses regu kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.7. Metode Pengumpulan Data

Langkah-langkah pengumpulan data untuk work sampling adalah sebagai

berikut:

1. Mendefinisikan masalah.

2. Menetapkan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian.

3. Menetapkan jenis pekerjaan termasuk work dan idle, dengan wawancara

kepada supervisor di lantai produksi gears.

4. Waktu pengamatan dilakukan pada pukul 09.00 WIB–12.00 WIB dan 13.00

WIB–16.00 WIB dimana waktu tersebut ditentukan jam kerja operator.

Perhitungan populasi pengamatan dengan interval waktu yang ditentukan

adalah sebagai berikut:

Jumlah jam pengamatan  menit/jam 6  61


P= = = 122
selang waktu 3

Maka jumlah populasi pengamatan ada sebanyak 122 pengamatan. Penentuan

ukuran sampel menggunakan teknik Slovin dengan tingkat ketelitian 5%.

Maka ukuran sampel yang diamati adalah sebagai berikut:

N 122
N= = = 93,49  94
1 + Ne 2
1 + 122 (0,05) 2

Maka ukuran sampel yang diamati adalah 94 pengamatan per hari. Teknik

pengambilan sampel dengan simple random sampling. Selang waktu

pengamatan ditentukan per 3 menit.

5. Kegiatan pengamatan work sampling dilakukan dengan menggunakan

worksheet dan alat tulis untuk mengamati aktivitas operator. Selama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengamatan dicatat seluruh aktivitas yang dilakukan operator dan jumlah

output yang dihasilkan.

Blok diagram pengumpulan data work sampling dapat dilihat pada

Gambar 4.2. Mendefinisikan Masalah

Menetapkan Tingkat
Kepercayaan dan Tingkat
Keyakinan

Menetapkan Jenis Pekerjaan


Work dan Idle

Menentukan Waktu Pengamatan


Work Sampling

Melakukan Kegiatan Work


Sampling

Gambar 4.2. Blok Diagram Pengumpulan Data Work Sampling

4.8. Metode Pengolahan Data

Langkah-langkah dalam proses pengolahan data adalah:

Pengolahan work sampling

Pembuatan Peta Proses Regu Kerja

Perancangan keseimbangan lintasan

Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.8.1. Pengolahan Data Work Sampling

Tahapan-tahapan pengolahan data work sampling adalah sebagai berikut:

1. Menghitung waktu kerja produktif dilakukan untuk mengetahui seberapa baik

operator memanfaatkan waktu kerja selama jam kerja berlangsung. Rumus

waktu kerja produktif adalah sebagai berikut:

Jumlah Work
P= x 100 0 0
Jumlah Pengamatan

2. Perhitungan akurasi dilakukan untuk membandingkannya dengan tingkat

ketelitian yang telah ditentukan untuk mengetahui apakah syarat ketelitian

yang ditetapkan telah dipenuhi. Rumus perhitungan akurasi data adalah

sebagai berikut:

1,96 P (1 − P)
L=
P N

dimana:
L = akurasi
N = jumlah pengamatan
P = proporsi aktivitas work sebagai persentase N

3. Uji keseragaman data

Uji keseragaman data dilakukan untuk melihat apakah data seragam agar dapat

dihitung waktu standarnya. Bila data tidak seragam, maka data yang out of

control akan dihapus dan dilanjutkan dengan pengujian kembali hingga semua

data in control. Rumus uji keseragaman data adalah sebagai berikut:

P (1- P )
BKA = P + k
n
P (1- P )
BKB = P - k
n

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Uji kecukupan data

Uji kecukupan data dilakukan untuk melihat apakah data sudah cukup, jika

data tidak cukup maka harus dilakukan pengambilan data tambahan. Rumus uji

kecukupan data adalah sebagai berikut:

k 2 (1- P )
N' =
s2 P

5. Waktu standar dihitung dengan menggunakan faktor allowance, rating factor,

jam kerja dan banyaknya output yang dihasilkan selama jam pengamatan.

Rumus perhitungan waktu standar adalah sebagai berikut:

waktu tota l  persen produktif  Rf 100%


Waktu baku = 
volume hasil 100% − allowance%

4.8.2. Tahapan – Tahapan Pembuatan Peta Proses Regu Kerja

Langkah-langkah pembuatan peta proses regu kerja dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Menguraikan elemen-elemen kegiatan.

2. Membuat waktu proses elemen kegiatan dan jarak perpindahan pada kegiatan

transportasi.

3. Menggambarkan peta proses regu kerja.

4. Membuat ringkasan kegiatan seperti waktu kerja dan waktu menganggur.

Blok diagram pembuatan peta proses regu kerja dapat dilihat pada Gambar

4.4.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menguraikan elemen-elemen kegiatan

Membuat waktu proses elemen kegiatan


dan jarak perpindahan pada kegiatan
transportasi

Menggambarkan peta proses regu kerja

Membuat ringkasan kegiatan (waktu kerja


dan waktu menganggur)

Gambar 4.4. Blok Diagram Pembuatan Peta Proses Regu Kerja

4.8.3. Tahapan – Tahapan Keseimbangan Lintasan

Langkah-langkah pemecahan masalah dengan algoritma genetika adalah

sebagai berikut:

1. Membentuk populasi kromoson induk (populasi awal)

2. Menghitung fungsi kesesuaian setiap kromosom induk

3. Membentuk populasi baru, yang terdiri dari 3 bagian yaitu:

a. Seleksi (selection)

Seleksi digunakan untuk mendapatkan calon induk yang baik. Langkah

pertama yang dilakukan dalam seleksi ini adalah pencarian nilai fitness.

Nilai fitness ini yang nantinya akan digunakan pada tahap-tahap seleksi

berikutnya.

b. Kawin silang (crossover)

Kawin silang (crossover) adalah operator dari algoritma genetika yang

melibatkan dua induk untuk membentuk kromosom baru. Model crossover

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang digunakan adalah partial-mapped crossover (PMX). PMX

merupakan rumusan modifikasi dari pindah silang dua poin. Langkah-

langkah model PMX adalah:

5) Menentukan dua posisi pada kromosom dengan aturan acak. Substring

yang berada dalam dua posisi ini dinakan daerah pemetaan.

6) Menukar dua substring antar induk untuk menghasilkan proto-child.

7) Menentukan hubungan pemetaan di antara dua daerah pemetaan.

8) Menentukan kromosom keturunan mengacu pada hubungan pemetaan.

c. Mutasi (mutation)

Mutasi ini dilakukan setelah diketahui fungsi suaian terbaik dari proses

kawin silang jadi hanya dipilih dari satu kromosom saja untuk dimutasi

lalu ditentukan besarnya probabilitas mutasi baru.

4. Penerimaan (accepting)

Penerimaan kromosom anak akan dilakukan untuk menggantikan posisi

kromosom induk apabila anak menghasilkan nilai fungsi suaian yang lebih

baik dibandingkan dengan fungsi suaian yang dihasilkan oleh kromosom

induk.

5. Pengulangan (looping)

Pengulangan ini akan terus dilakukan hingga kriteria pemberhentian tercapai.

4.9. Analisis Pemecahan Masalah

Analisis dilakukan dengan membahas kegiatan aktual dengan

memperhatikan jenis kegiatan operator yang diamati pada work sampling dan peta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


proses regu kerja. Analisis juga dilakukan terhadap hasil penyeimbangan lintasan

dengan waktu standar menggunakan work sampling, kemudian membandingkan

hasil penyeimbangan lintasan menggunakan algoritma genetik dengan lintasan

aktual yang ada di lantai produksi.

Blok diagram tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Mulai

Identifikasi Masalah
Lintasan produksi yang tidak
seimbang

Perumusan Masalah
Cara menyeimbangkan lintasan
produksi

PenetapanTujuan
Menyeimbangkan lintasan produksi

Pegumpulan Data Primer Pengumpulan Data Sekunder


• Waktu Produktif • Urutan proses produksi
• Rating Factor • Jumlah pekerja di lantai pabrik
• Allowance • Volume produksi

Pengolahan Data
1. Pengukuran waktu kerja
2. Pembuatan peta proses regu kerja
3. Keseimbangan lintasan

Analisis Pemecahan Masalah


1. Peta proses regu kerja
2. Keseimbangan lintasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai
Gambar 4.5. Blok Diagram Rancangan Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian di PT. Cipta

Baja Raya yang digunakan untuk penyusunan keseimbangan lintasan produksi

adalah sebagai berikut:

1. Data work masing-masing operator tiap stasiun kerja

2. Data pengamatan work sampling tiap stasiun kerja

3. Data jumlah output tiap stasiun kerja

4. Data rating factor dan allowance

5. Data uraian proses produksi gear dan jarak perpindahan

6. Precedence diagram proses produksi gear

7. Data jumlah tenaga kerja tiap stasiun kerja

5.1.1. Data Work Sampling

5.1.1.1. Definisi Masalah

Work sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar

pengamatan terhadap aktivitas kinerja dari mesin, proses atau pekerja/operator

(Sritomo Wignjosoebroto, 2003). Kegiatan work sampling dilakukan di lantai

produksi PT. Cipta Baja Raya dengan waktu pengamatan pukul 09.00 WIB–12.00

WIB dan 13.00 WIB–16.00 WIB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.1.1.2. Tingkat Kepercayaan dan Tingkat Ketelitian

Tingkat kepercayaan ditetapkan sebesar 95% dengan tingkat ketelitian

5%, artinya bahwa selama pengamatan ditolerir adanya penyimpangan data

sebesar 5%.

5.1.1.3. Jenis Pekerjaan

Definisi dari kegiatan work diketahui melalui wawancara dengan

supervisor di lantai produksi gear. Work masing-masing operator pada tiap

stasiun adalah berikut ini:

1. Stasiun kerja pattern (SK-1)

a. Pembuatan drag atas

1) Mengambil kayu randu

2) Mengukur kayu randu

3) Memotong kayu randu

4) Membentuk drag atas

5) Memindahkan drag atas ke penyatuan drag atas dengan mal atas

b. Pembuatan mal atas gear

1) Membuat pola mal atas gear di triplek

2) Memotong triplek

3) Mendepul mal atas gear

4) Memindahkan mal atas gear ke penyatuan drag atas dengan mal atas

c. Pembuatan drag bawah

1) Mengambil kayu randu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2) Mengukur kayu randu

3) Memotong kayu randu

4) Membentuk drag bawah

5) Memindahkan drag bawah ke penyatuan drag bawah dengan mal

bawah

d. Pembuatan mal bawah gear

1) Membuat pola mal bawah gear di triplek

2) Memotong triplek

3) Mendepul mal bawah gear

4) Memindahkan mal bawah gear ke penyatuan drag bawah dengan mal

bawah

e. Penyatuan drag atas dengan mal atas

1) Mengambil drag atas

2) Mengambil mal atas

3) Menyatukan drag atas dan mal atas

4) Memindahkan drag atas dengan mal atas ke penyatuan drag atas dan

drag bawah menjadi drag gear

f. Penyatuan drag bawah dengan mal bawah

1) Mengambil drag bawah

2) Mengambil mal bawah

3) Menyatukan drag bawah dengan mal bawah

4) Memindahkan drag bawah dengan mal bawah ke penyatuan drag atas

dan drag bawah menjadi drag gear

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


g. Penyatuan drag atas dan drag bawah menjadi drag gear

1) Mengambil drag atas

2) Mengambil drag bawah

3) Menyatukan drag atas dan drag bawah menjadi drag gear

4) Memindahkan drag gear ke stasiun kerja moulding

2. Stasiun kerja moulding (SK-2)

a. Pengeringan pasir

1) Menghidupkan mesin

2) Memasukkan pasir

3) Mematikan mesin

4) Memindahkan pasir ke pengayakan pasir menggunakan gerobak

sorong

b. Pengayakan pasir

1) Mengayak pasir

2) Membawa pasir hasil ayakan ke bagian penuangan pasir menggunakan

gerobak sorong

c. Penuangan pasir ke dalam drag

1) Memasukkan pasir di mesin moulding

2) Memasukkan resin dan katalis

3) Meletakkan drag gear ke bawah corong

4) Memindahkan drag ke roller conveyor

d. Pengerasan cetakan pasir

1) Mengambil alat gas CO2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2) Mengeraskan permukaan cetakan dengan CO2

3) Membawa cetakan pasir ke penuangan leburan besi

3. Stasiun kerja furnance (SK-3)

a. Peleburan besi-besi tua

1) Memasukkan besi-besi tua ke dalam tanur

2) Mengecek kadar leburan

3) Menuangkan karbon, silikon, dan mangan

4) Menuangkan slag removal

5) Mengangkat kotoran yang melekat pada leburan besi

b. Penuangan besi ke dalam ladle

1) Memindahkan hasil leburan dari tanur ke dalam ladle

2) Membawa ladle ke cetakan pasir

c. Penuangan leburan besi dari ladle ke dalam cetakan pasir

1) Menuangkan leburan ke dalam cetakan pasir

2) Memindahkan cetakan pasir ke tempat pengeringan

d. Pengeringan hasil leburan

1) Menuangkan karbon

2) Melepaskan gear dari cetakan pasir

3) Membawa gear ke tempat pembersihan pasir

4. Stasiun kerja fettling (SK-4)

a. Pembersihan pasir

1) Memasukkan gear ke dalam mesin shoot blasting

2) Mematikan mesin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3) Mengeluarkan gear dari mesin

4) Membawa gear ke bagian penghalusan

b. Penghalusan gear

1) Menghaluskan gear dengan mesin gerinda

2) Meletakkan gear di lantai

3) Memindahkan gear ke tempat pengujian heat treatment

c. Pengujian heat treatment

1) Memasukkan gear ke dalam mesin heat treatment

2) Mematikan mesin

3) Mengeluarkan gear dari mesin

4) Membawa gear ke proses pelubangan

5. Stasiun kerja machining (SK-5)

a. Proses pelubangan gear

1) Meletakkan gear di mesin bor

2) Mengambil gear dari mesin bor

3) Meletakkan gear di lantai

4) Membawa gear ke tempat pembubutan

b. Pembubutan gear

1) Meletakkan gear di mesin bubut

2) Mengambil gear dari mesin bubut

3) Meletakkan gear di lantai

4) Membawa gear ke tempat pengecatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Pengecatan gear

1) Mengecat gear dengan kuas

2) Meletakkan gear di lantai

3) Memindahkan gear ke bagian packaging

d. Packaging

1) Memasukkan gear kedalam peti kayu

2) Menutup peti kayu dengan paku

3) Memasukkan gear ke pengangkutan

4) Membersihkan area kerja

Kegiatan selain definisi work operator merupakan kegiatan idle di

masing-masing stasiun kerja.

5.1.1.4. Penentuan Waktu Pengamatan

Waktu pengamatan ditetapkan setiap selang 3 menit, dengan picking

time secara random. Data waktu pengamatan terpilih dapat dilihat pada Tabel 5.1.

berikut ini:

Tabel 5.1. Waktu Pengamatan Work Sampling


No Waktu No Waktu No Waktu
1 9:00:00 42 11:03:00 87 14:15:00
3 9:06:00 43 11:06:00 88 14:18:00
4 9:09:00 44 11:09:00 89 14:21:00
5 9:12:00 46 11:15:00 90 14:24:00
8 9:21:00 47 11:18:00 91 14:27:00
9 9:24:00 48 11:21:00 92 14:30:00
10 9:27:00 49 11:24:00 93 14:33:00
13 9:36:00 51 11:30:00 94 14:36:00
16 9:45:00 54 11:39:00 96 14:42:00
18 9:51:00 55 11:42:00 97 14:45:00

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.1. Waktu Pengamatan Work Sampling (Lanjutan)
No Waktu No Waktu No Waktu
19 9:54:00 56 11:45:00 98 14:48:00
20 9:57:00 57 11:48:00 99 14:51:00
21 10:00:00 58 11:51:00 100 14:54:00
22 10:03:00 59 11:54:00 102 15:00:00
23 10:06:00 60 11:57:00 104 15:06:00
24 10:09:00 63 13:03:00 105 15:09:00
25 10:12:00 65 13:09:00 106 15:12:00
26 10:15:00 67 13:15:00 109 15:21:00
27 10:18:00 69 13:21:00 110 15:24:00
28 10:21:00 70 13:24:00 111 15:27:00
29 10:24:00 71 13:27:00 113 15:33:00
30 10:27:00 72 13:30:00 114 15:36:00
31 10:30:00 73 13:33:00 115 15:39:00
32 10:33:00 74 13:36:00 116 15:42:00
34 10:39:00 76 13:42:00 117 15:45:00
35 10:42:00 77 13:45:00 118 15:48:00
36 10:45:00 78 13:48:00 119 15:51:00
37 10:48:00 80 13:54:00 120 15:54:00
38 10:51:00 81 13:57:00 121 15:57:00
39 10:54:00 83 14:03:00 122 16:00:00
40 10:57:00 84 14:06:00
41 11:00:00 85 14:09:00
Sumber: Pengumpulan Data

5.1.1.5. Kegiatan Work Sampling

Pengamatan terhadap aktivitas operator pada stasiun kerja pattern (SK-

1) pada tanggal 22 Agustus 2016 dapat dilihat pada Tabel 5.2., sedangkan hasil

pengamatan seluruh stasiun selama 5 hari dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 5.2. Aktivitas Operator Stasiun Kerja Pattern (SK-1) Hari Pertama
Jenis Kegiatan
No Waktu Keterangan
Work Idle
1 9:00:00 √ Memotong kayu randu
2 9:06:00 √ Membentuk drag atas
3 9:09:00 √ Membentuk drag atas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.2. Aktivitas Operator Stasiun Kerja Pattern (SK-1) Hari Pertama
(Lanjutan)
Jenis Kegiatan
No Waktu Keterangan
Work Idle
4 9:12:00 √ Membentuk drag atas
5 9:21:00 √ Membuat pola mal atas gear di triplek
6 9:24:00 √ Memotong triplek
7 9:27:00 √ Mendepul mal atas gear
8 9:36:00 √ Memindahkan mal atas gear ke
penyatuan drag atas dengan mal atas
9 9:45:00 √ Membentuk drag bawah
10 9:51:00 √ Membentuk drag bawah
11 9:54:00 √ Berbicara dengan rekan
12 9:57:00 √ Memindahkan mal atas gear ke
penyatuan drag atas dengan mal atas
13 10:00:00 √ Membuat pola mal bawah gear di triplek
14 10:03:00 √ Memotong triplek
15 10:06:00 √ Memotong triplek
16 10:09:00 √ Memotong triplek
17 10:12:00 √ Memotong triplek
18 10:15:00 √ Berbicara dengan rekan
19 10:18:00 √ Berbicara dengan rekan
20 10:21:00 √ Mendepul mal bawah gear
21 10:24:00 √ Mendepul mal bawah gear
22 10:27:00 √ Mendepul mal bawah gear
23 10:30:00 √ Mendepul mal bawah gear
24 10:33:00 √ Berbicara dengan rekan
25 10:39:00 √ Mengukur kayu randu
26 10:42:00 √ Membentuk drag bawah
27 10:45:00 √ Membentuk drag bawah
28 10:48:00 √ Membentuk drag bawah
29 10:51:00 √ Memindahkan drag bawah ke penyatuan
drag bawah dengan mal bawah
30 10:54:00 √ Mengambil drag atas
31 10:57:00 √ Menyatukan drag atas dan mal atas
32 11:00:00 √ Mengambil mal bawah
33 11:03:00 √ Menyatukan drag bawah dengan mal
bawah
34 11:06:00 √ Menyatukan drag atas dan drag bawah
menjadi drag gear
35 11:09:00 √ Menyatukan drag atas dan drag bawah
menjadi drag gear

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.2. Aktivitas Operator Stasiun Kerja Pattern (SK-1) Hari Pertama
(Lanjutan)
Jenis Kegiatan
No Waktu Keterangan
Work Idle
36 11:15:00 √ Menyatukan drag atas dan drag bawah
menjadi drag gear
37 11:18:00 √ Memindahkan drag gear ke stasiun kerja
moulding
38 11:21:00 √ Memindahkan drag gear ke stasiun kerja
moulding
39 11:24:00 √ Memindahkan drag gear ke stasiun kerja
moulding
40 11:30:00 √ Berbicara dengan rekan
41 11:39:00 √ Mengambil kayu randu
42 11:42:00 √ Membentuk drag atas
43 11:45:00 √ Membentuk drag atas
44 11:48:00 √ Membuat pola mal atas gear di triplek
45 11:51:00 √ Memotong triplek
46 11:54:00 √ Duduk istirahat
47 11:57:00 √ Duduk istirahat
48 13:03:00 √ Berbicara dengan rekan
49 13:09:00 √ Mendepul mal atas gear
50 13:15:00 √ Mendepul mal atas gear
51 13:21:00 √ Mengukur kayu randu
52 13:24:00 √ Membentuk drag bawah
53 13:27:00 √ Membentuk drag bawah
54 13:30:00 √ Menyatukan drag atas dan mal atas
55 13:33:00 √ Menyatukan drag atas dan mal atas
56 13:36:00 √ Menyatukan drag atas dan mal atas
57 13:42:00 √ Berbicara dengan rekan
58 13:45:00 √ Berbicara dengan rekan
59 13:48:00 √ Berbicara dengan rekan
60 13:54:00 √ Memotong kayu randu
61 13:57:00 √ Memotong kayu randu
62 14:03:00 √ Memotong kayu randu
63 14:06:00 √ Berbicara dengan rekan
64 14:09:00 √ Membentuk drag bawah
65 14:15:00 √ Membentuk drag bawah
66 14:18:00 √ Membentuk drag bawah
67 14:21:00 √ Membuat pola mal bawah gear di triplek
68 14:24:00 √ Membuat pola mal bawah gear di triplek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.2. Aktivitas Operator Stasiun Kerja Pattern (SK-1) Hari Pertama
(Lanjutan)
Jenis Kegiatan
No Waktu Keterangan
Work Idle
69 14:27:00 √ Memotong triplek
70 14:30:00 √ Memotong triplek
71 14:33:00 √ Memotong triplek
72 14:36:00 √ Berbicara dengan rekan
73 14:42:00 √ Memotong triplek
74 14:45:00 √ Mendepul mal bawah gear
75 14:48:00 √ Mendepul mal bawah gear
76 14:51:00 √ Mendepul mal bawah gear
77 14:54:00 √ Berbicara dengan rekan
78 15:00:00 √ Mendepul mal bawah gear
79 15:06:00 √ Mendepul mal bawah gear
80 15:09:00 √ Mendepul mal bawah gear
81 15:12:00 √ Mengambil drag atas
82 15:21:00 √ Menyatukan drag atas dan mal atas
83 15:24:00 √ Menyatukan drag bawah dengan mal
bawah
84 15:27:00 √ Menyatukan drag atas dan drag bawah
menjadi drag gear
85 15:33:00 √ Memindahkan drag gear ke stasiun kerja
moulding
86 15:36:00 √ Memindahkan drag gear ke stasiun kerja
moulding
87 15:39:00 √ Merapikan area kerja
88 15:42:00 √ Merapikan area kerja
89 15:45:00 √ Berbicara dengan rekan
90 15:48:00 √ Berbicara dengan rekan
91 15:51:00 √ Duduk istirahat
92 15:54:00 √ Berbicara dengan rekan
93 15:57:00 √ Berbicara dengan rekan
94 16:00:00 √ Berbicara dengan rekan
Sumber: Pengumpulan Data

Dari data di atas didapatkan rekapitulasi jumlah work dan idle selama

pengamatan dalam 5 hari yang dapat dilihat pada Tabel 5.3.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.3. Rekapitulasi Pengamatan Work Sampling
Stasiun Kerja
Keterangan Pengamatan Work Idle
(SK)
1 Pattern 470 367 103
2 Moulding 470 371 99
3 Furnance 470 385 85
4 Fettling 470 443 27
5 Machining 470 360 110
Sumber: Pengumpulan Data

Adapun jumlah output yang dihasilkan tiap stasiun kerja selama 5 hari

pengamatan dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Jumlah Output Tiap Stasiun


Stasiun 22 Agustus 23 Agustus 24 Agustus 25 Agustus 29 Agustus
Kerja 2016 2016 2016 2016 2016
1 32 35 31 37 42
2 32 35 31 37 42
3 32 35 31 37 42
4 23 23 23 23 23
5 30 32 35 33 37
Sumber: Pengumpulan Data

5.1.1.6. Data Allowance dan Rating Factor

Nilai rating factor dan allowance operator tiap stasiun dapat dilihat pada

Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Nilai Rating Factor dan Allowance


Operator Stasiun Rating
% Allowance
Kerja ke Factor
1 1,00 9,0
2 1,00 11,5
3 1,00 14,0
4 1,00 11,0
5 1,00 7,0
Sumber: Pengumpulan Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.1.2. Data Uraian Proses Produksi Gear dan Jarak Perpindahan untuk

Peta Proses Regu Kerja

Data yang dikumpulkan untuk peta proses regu kerja merupakan data

pengukuran waktu proses produksi gear di lantai pabrik yang diambil dalam 1

siklus produksi gear. Data uraian proses produksi untuk pembuatan peta proses

regu kerja terdiri dari 85 elemen kerja yang telah diuraikan dari 22 elemen kerja

untuk keseimbangan lintasan. Pada peta ini untuk kegiatan transportasi dan

operasi dipisahkan karena di dalam peta diuraikan sesuai dengan lambang

kegiatan.

Tabel 5.6. Uraian Proses Produksi Gear dan Jarak Perpindahan


Waktu Jarak Perpindahan
No Elemen Kerja (EK)
(Detik) (Meter)
A Stasiun Kerja 1 (SK-1)
EK-1 Pembuatan drag atas
1 Mengambil kayu randu 3 2
2 Mengukur kayu randu 10 -
3 Memotong kayu randu 30 -
4 Membentuk drag atas 100 -
Memindahkan drag atas ke
5 1 0,5
penyatuan drag atas dengan mal atas
EK-2 Pembuatan mal atas gear
Membuat pola mal atas gear di
6 30 -
triplek
7 Memotong triplek 30 -
8 Mendepul mal atas gear 60 -
Memindahkan mal atas gear ke
9 4 0,5
penyatuan drag atas dengan mal atas
EK-3 Pembuatan drag bawah
10 Mengambil kayu randu 3 2
11 Mengukur kayu randu 10 -
12 Memotong kayu randu 30 -
13 Membentuk drag bawah 100 -
Memindahkan drag bawah ke
14 penyatuan drag bawah dengan mal 1 0,5
bawah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.6. Uraian Proses Produksi Gear dan Jarak Perpindahan
(Lanjutan)
Waktu Jarak Perpindahan
No Elemen Kerja (EK)
(Detik) (Meter)
EK-4 Pembuatan mal bawah gear
Membuat pola mal bawah gear di
15 30 -
triplek
16 Memotong triplek 30 -
17 Mendepul mal bawah gear 60 -
Memindahkan mal bawah gear ke
18 penyatuan drag bawah dengan mal 4 0,5
bawah
EK-5 Penyatuan drag atas dengan mal atas
19 Mengambil drag atas 3 0,5
20 Mengambil mal atas 3 0,5
21 Menyatukan drag atas dan mal atas 75 -
Memindahkan drag atas dengan mal
22 atas ke penyatuan drag atas dan drag 3 0,5
bawah menjadi drag gear
Penyatuan drag bawah dengan mal
EK-6
bawah
23 Mengambil drag bawah 3 0,5
24 Mengambil mal bawah 3 0,5
Menyatukan drag bawah dengan mal
25 75 -
bawah
Memindahkan drag bawah dengan
26 mal bawah ke penyatuan drag atas 3 0,5
dan drag bawah menjadi drag gear
Penyatuan drag atas dan drag bawah
EK-7
menjadi drag gear
27 Mengambil drag atas 1 0,5
28 Mengambil drag bawah 1 0,5
Menyatukan drag atas dan drag
29 10 -
bawah menjadi drag gear
Memindahkan drag gear ke stasiun
30 15 5,0
kerja moulding
B Stasiun Kerja 2 (SK-2)
EK-8 Pengeringan pasir
31 Menghidupkan mesin 1 -
32 Memasukkan pasir 40 -
33 Mengeringkan pasir 90 -
34 Mematikan mesin 1 -
Memindahkan pasir ke pengayakan
35 10 5,0
pasir menggunakan gerobak sorong
EK-9 Pengayakan pasir
36 Mengayak pasir 120 -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.6. Uraian Proses Produksi Gear dan Jarak Perpindahan
(Lanjutan)
Waktu Jarak Perpindahan
No Elemen Kerja (EK)
(Detik) (Meter)
Membawa pasir hasil ayakan ke
37 bagian penuangan pasir 10 2,0
menggunakan gerobak sorong
EK-10 Penuangan pasir ke dalam drag
Memasukkan pasir ke mesin
38 40 -
moulding
39 Memasukkan resin dan katalis 5 -
Memasukkan pasir ke dalam corong
40 90 -
drag gear
Memindahkan drag ke roller
41 15 0,5
conveyor
EK-11 Pengerasan cetakan pasir
42 Mengambil alat gas CO2 10 1
43 Mengeraskan cetakan dengan CO2 146 -
Membawa cetakan pasir ke
44 10 5,0
penuangan leburan besi
C Stasiu Kerja 3 (SK-3)
EK-12 Peleburan besi-besi tua
Memasukkan besi-besi tua ke dalam
45 30 -
tanur
Meleburkan besi dengan suhu
46 600 -
1600oC
47 Mengecek kadar leburan 30 -
Menuangkan karbon, silikon, dan
48 1 -
mangan
49 Menuangkan slag removal 1 -
Mengangkat kotoran yang melekat
50 15 1,0
pada leburan besi
EK-13 Penuangan besi ke dalam ladle
Menuangkan hasil leburan ke dalam
51 30 -
ladle
52 Membawa ladle ke cetakan pasir 5 5,0
Penuangan leburan besi dari ladle ke
EK-14
dalam cetakan pasir
Menuangkan leburan ke dalam
53 50 -
cetakan pasir
Memindahkan cetakan pasir ke
54 5 2,0
tempat pengeringan
EK-15 Pengeringan hasil leburan
55 Menuangkan karbon 1 -
56 Mendiamkan hasil leburan 180 -
57 Melepaskan gear dari cetakan pasir 20 -
Membawa gear ke tempat
58 10 5,0
pembersihan pasir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.6. Uraian Proses Produksi Gear dan Jarak Perpindahan
(Lanjutan)
Waktu Jarak Perpindahan
No Elemen Kerja (EK)
(Detik) (Meter)
D Stasiun Kerja 4 (SK-4)
EK-16 Pembersihan pasir
Memasukkan gear ke dalam mesin
59 5 -
shoot blasting
60 Melepaskan pasir yang menempel 120 -
61 Mematikan mesin 1 -
62 Mengeluarkan gear dari mesin 5 0,5
Membawa gear ke bagian
63 10 5,0
penghalusan
EK-17 Penghalusan gear
Menghaluskan gear dengan mesin
64 500 -
gerinda
65 Meletakkan gear di lantai 1 0,5
Memindahkan gear ke tempat
66 10 5,0
pengujian heat treatment
EK-18 Pengujian heat treatment
Memasukkan gear ke dalam mesin
67 5 -
heat treatment
68 Menguji sifat material 420 -
69 Mematikan mesin 1 -
Mengeluarkan gear dari mesin heat
70 5 0,5
treatment
Membawa gear ke proses
71 30 20,0
pelubangan
E Stasiun Kerja 5 (SK-5)
EK-19 Proses pelubangan gear
72 Meletakkan gear di mesin bor 2 -
73 Melubangi gear dengan mesin bor 300 -
74 Meletakkan gear di lantai 1 0,5
Membawa gear ke tempat
75 10 1,0
pembubutan
EK-20 Pembubutan gear
76 Meletakkan gear di mesin bubut 2 -
77 Membubut gear dengan mesin bubut 360 -
78 Meletakkan gear di lantai 1 0,5
Membawa gear ke tempat
79 5 3,0
pengecatan
EK-21 Pengecatan gear
80 Mengecat gear dengan kuas 180 -
81 Meletakkan gear di lantai 1 0,5
Memindahkan gear ke bagian
82 5 1,0
packaging

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.6. Uraian Proses Produksi Gear dan Jarak Perpindahan
(Lanjutan)
Waktu Jarak Perpindahan
No Elemen Kerja (EK)
(Detik) (Meter)
EK-22 Packaging
Memasukkan gear kedalam peti
83 4 -
kayu
84 Menutup peti kayu dengan paku 20 -
Memindahkan gear ke
85 10 2,0
pengangkutan
Sumber: Pengukuran Waktu

5.1.3. Data Line Balancing

Pada proses produksi gear terdapat kondisi dimana suatu elemen

pekerjaan berpengaruh terhadap elemen pekerjaan yang lain. Pada precedence

constrain, disusun alokasi elemen kerja dengan syarat tidak boleh melanggar

persyaratan prosesnya. Precedence constrain masing-masing elemen kerja dapat

dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Precedence Constraint


Elemen Nomor
Sebelum Sesudah
Kerja Elemen
EK-1 1 - 5
EK-2 2 - 5
EK-3 3 - 6
EK-4 4 - 6
EK-5 5 1,2 7
EK-6 6 3,4 7
EK-7 7 5,6 10
EK-8 8 - 9
EK-9 9 8 10
EK-10 10 9 7,9
EK-11 11 10 14
EK-12 12 - 13
EK-13 13 12 14
EK-14 14 11,13 15
EK-15 15 14 16
EK-16 16 15 17
EK-17 17 16 18
EK-18 18 17 19
EK-19 19 18 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.7. Precedence Constraint (Lanjutan)
Elemen Nomor
Sebelum Sesudah
Kerja Elemen
EK-20 20 19 21
EK-21 21 20 22
EK-22 22 21 -
Sumber: Pengumpulan Data

Diagram precedence proses produksi gear dapat dilihat pada Gambar 5.1.

5
2
7 10 11 14 15 16 17 18 19 20 21 22

3
6

8 9

12 13

Gambar 5.1. Precedence Diagram Proses Produksi Gear

Zoning constraint menjadi pertimbangan elemen-elemen kerja yang

boleh didekatkan dan elemen-elemen kerja yang tidak boleh berdekatan. Sesuai

dengan aliran operasi, dapat dibuat tabel zoning constraint pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Zoning Constraint


Elemen Kerja Sebagai 1 Kelompok Keterangan
Elemen kerja
Pembuatan drag
1,2,3,4,5,6,7
Elemen kerja
Pembuatan gear
8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22
Sumber: Pengumpulan Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berikut adalah data jumlah tenaga kerja di setiap stasiun kerja produksi gear.

Tabel 5.9. Data Jumlah Tenaga Kerja pada Proses Produksi Gear
Elemen Tenaga Kerja
No. Proses
Kerja (orang)
1 EK-1 Pembuatan drag atas 1
2 EK-2 Pembuatan mal atas gear
3 EK-3 Pembuatan drag bawah
4 EK-4 Pembuatan mal bawah gear
5 EK-5 Penyatuan drag atas dengan mal
atas
6 EK-6 Penyatuan drag bawah dengan
mal bawah
7 EK-7 Penyatuan drag atas dan drag
bawah menjadi drag gear
8 EK-8 Pengeringan pasir 1
9 EK-9 Pengayakan pasir
10 EK-10 Penuangan pasir ke dalam drag
11 EK-11 Pengerasan cetakan pasir
12 EK-12 Peleburan besi-besi tua 1
13 EK-13 Penuangan besi ke dalam ladle
14 EK-14 Penuangan leburan besi dari ladle
ke dalam cetakan pasir
15 EK-15 Pengeringan hasil leburan
16 EK-16 Pembersihan pasir 1
17 EK-17 Penghalusan gear
18 EK-18 Pengujian heat treatment
19 EK-19 Proses pelubangan gear 1
20 EK-20 Pembubutan gear
21 EK-21 Pengecatan gear
22 EK-22 Packaging
Sumber: Pengumpulan Data

5.2. Pengolahan Data

5.2.1 Work Sampling

Langkah-langkah pengolahan data work sampling adalah sebagai

berikut:

1. Menghitung waktu kerja produktif dilakukan untuk mengetahui seberapa baik

operator memanfaatkan waktu kerja selama jam kerja berlangsung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Uji keseragaman data dilakukan untuk melihat apakah data seragam agar

dapat dihitung waktu standarnya.

3. Uji kecukupan data dilakukan untuk melihat apakah data cukup, jika data

tidak cukup maka harus dilakukan pengambilan data tambahan.

4. Perhitungan akurasi dilakukan untuk membandingkannya dengan tingkat

ketelitian yang telah ditentukan untuk mengetahui apakah syarat ketelitian

yang ditetapkan telah dipenuhi.

5. Waktu standar dihitung dengan menggunakan faktor allowance, rating factor,

jam kerja dan banyaknya jumlah output yang dihasilkan selama jam

pengamatan.

5.2.1.1. Perhitungan Proporsi Aktivitas

Perhitungan proporsi aktivitas dengan menghitung waktu kerja produktif

operator tiap stasiun kerja. Dari pengumpulan data diperoleh bahwa jumlah

pengamatan selama 1 hari adalah 94 sehingga banyaknya data selama 5 hari

pengamatan adalah 470. Data rekapitulasi jumlah work dapat dilihat pada Tabel

5.10.

Tabel 5.10. Rekapitulai Jumlah Work


Stasiun 22 Agustus 23 Agustus 24 Agustus 25 Agustus 29 Agustus
Jumlah
Kerja (SK) 2016 2016 2016 2016 2016
1 74 73 75 72 73 367
2 75 72 77 72 75 371
3 77 77 76 78 77 385
4 87 88 89 89 90 443
5 69 73 71 75 72 360
Sumber: Pengumpulan Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perhitungan proporsi aktivitas dilakukan dengan rumus berikut ini:

Jumlah work
P=  100 %
Jumlah pengamatan

Perhitungan proporsi aktivitas pada stasiun kerja 1 (SK-1) pada tanggal 22

Agustus 2016 adalah sebagai berikut ini:

Jumlah work 74
P=  100 % =  100 % = 78,72 %
Jumlah pengamatan 94

Rekapitulasi perhitungan proporsi aktivitas dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Rekapitulasi Proporsi Aktivitas


Stasiun P Hari I P Hari P Hari P Hari IV P Hari V
Kerja (SK) (%) II (%) III (%) (%) (%)
1 78,72 77,66 79,79 76,60 77,66
2 79,79 76,60 81,91 76,60 79,79
3 81,91 81,91 80,85 82,98 81,91
4 92,55 93,62 94,68 94,68 95,74
5 73,40 77,66 75,53 79,79 76,60
Sumber: Pengolahan Data

5.2.1.2. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan

BKA dan BKB. Perhitungan BKA dan BKB dapat dilakukan dengan rumus

sebagai berikut ini:

P (1- P ) P (1- P )
BKA = P + k dan BKB = P - k
n n

Dimana:
Pi = persentase produktif hari ke-i
n = jumlah pengamatan yang dilaksanakan per siklus waktu kerja
k = harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan
k = 1,96 (tingkat keyakinan 95%)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perhitungan BKA dan BKB untuk stasiun kerja 1 (SK-1) adalah sebagai berikut:

78,72 + 77,66 + 79,79 + 76,60 + 77,66


P= = 78,09%
5

0,7809 ( 1 - 0,7809 )
BKA = 0,7809 + 1,96 = 0,8645
94

0,7809 ( 1 - 0,7809 )
BKB = 0,7809 − 1,96 = 0,6972
94

Karena semua data proporsi aktivitas stasiun kerja 1 (SK-1) berada di antara BKA

dan BKB maka data dikatakan seragam. Rekapitulasi uji keseragaman data

proporsi aktivitas tiap stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data


Stasiun Rata-
BKA BKB Keterangan
Kerja (SK) Rata
1 78,09 86,45 69,72 Seragam
2 78,94 87,18 70,69 Seragam
3 81,91 89,70 74,13 Seragam
4 94,26 98,96 89,55 Seragam
5 76,60 85,16 68,04 Seragam
Sumber: Pengolahan Data

5.2.1.3. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan dengan nilai s adalah 5%, rumus

perhitungan dapat dilihat sebagai berikut ini:

k2 (1- P )
N' =
s2 P
Dimana:
N = jumlah pengamatan yang perlu dilakukan
P = persentase produktif
s = tingkat ketelitian
k = harga indeks dari tingkat kepercayaan yang diambil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perhitungan uji kecukupan data untuk stasiun kerja 1 (SK-1) adalah sebagai

berikut ini:

1,96 2 ( 1 - 0,7809 )
N' = = 431,26
(0,05) 2 (0,7809)

N = 470, maka N’ < N, data dikatakan cukup.

Jumlah pengamatan adalah 470, maka data dikatakan cukup. Rekapitulasi

pengujian kecukupan data dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data


Stasiun Rata- Jumlah
N' Keterangan
Kerja (SK) Rata Pengamatan
1 78,09 470 431,26 Cukup
2 78,94 470 410,05 Cukup
3 81,91 470 339,26 Cukup
4 94,26 470 93,66 Cukup
5 76,60 470 469,53 Cukup
Sumber: Pengolahan Data

5.2.1.4. Perhitungan Tingkat Akurasi

Pengukuran tingkat akurasi dilakukan untuk mengetahui seberapa teliti

pengamatan yang telah dilakukan. Rumus yang digunakan yaitu:

P (1- P )
L = 1,96
N
Dimana:
L = tingkat akurasi
N = jumlah pengamatan
P = proporsi aktivitas work sebagai persentase N

Perhitungan tingkat akurasi untuk stasiun kerja 1 (SK-1) adalah sebagai berikut:

0,7809 ( 1 - 0,7809 )
L = 1,96 = 3,74%
470

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Rekapitulasi perhitungan tingkat akurasi dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14. Rekapitulasi Tingkat Akurasi


Stasiun
P% N L(%)
Kerja (SK)
1 78,09 470 3,74
2 78,94 470 3,69
3 81,91 470 3,48
4 94,26 470 2,10
5 76,60 470 3,83
Sumber: Pengolahan Data

5.2.1.5. Perhitungan Waktu Standar

Perhitungan waktu standar dapat dilakukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut ini:

WT  PP  RF 100%
Waktu Standar = 
TP 100% - Allowance%

Dimana:
WT = waktu total
PP = persen produktif
RF = rating factor
TP = total produk

Perhitungan waktu standar pada stasiun kerja 1 (SK-1) adalah sebagai berikut:

(5  6  3600)  0,7809  1 100%


Waktu Standar =  = 523,57 detik
177 100% - 9,0%

Rekapitulasi waktu standar tiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15. Rekapitulasi Waktu Standar


Stasiun Kerja Waktu Standar
(SK) (detik/unit)
1 523,57
2 544,23
3 581,19
4 994,58
5 532,63
Sumber: Pengolahan Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa stasiun dengan waktu standar

terbesar adalah stasiun kerja 4 (SK-4) yaitu 994,58 detik/unit atau dibulatkan

menjadi 995 detik/unit. Waktu standar terbesar ini dijadikan cycle time (CT) pada

penyeimbangan lintasan usulan dengan algoritma genetik.

5.2.2. Pembuatan Peta Proses Regu Kerja Aktual

Peta proses regu kerja aktual yang ada di lantai pabrik dalam proses

produksi gear terdiri dari 5 operator yang bekerja pada 5 stasiun kerja. Masing-

masing stasiun kerja terdiri dari 1 orang operator. Data waktu siklus proses

produksi gear di lantai pabrik diambil dalam 1 siklus proses produksi gear.

Berikut adalah uraian elemen-elemen kegiatan dalam proses produksi gear beserta

waktu proses dan jarak perpindahan pada kegiatan transportasi proses produksi

gear dapat dilihat pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16. Data Uraian Elemen-Elemen Kegiatan, Waktu Proses


dan Jarak Perpindahan pada Kegiatan Transportasi
Proses Produksi Gear
Waktu Jarak Perpindahan
No Elemen Kerja (EK)
(detik) (meter)
A Stasiun Kerja 1 (SK-1)
EK-1 Pembuatan drag atas
1 Mengambil kayu randu 3 2
2 Mengukur kayu randu 10 -
3 Memotong kayu randu 30 -
4 Membentuk drag atas 100 -
Memindahkan drag atas ke
5 1 0,5
penyatuan drag atas dengan mal atas
EK-2 Pembuatan mal atas gear
Membuat pola mal atas gear di
6 30 -
triplek
7 Memotong triplek 30 -
8 Mendepul mal atas gear 60 -
Memindahkan mal atas gear ke
9 4 0,5
penyatuan drag atas dengan mal atas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.16. Data Uraian Elemen-Elemen Kegiatan, Waktu Proses
dan Jarak Perpindahan pada Kegiatan Transportasi
Proses Produksi Gear (Lanjutan)
Waktu Jarak Perpindahan
No Elemen Kerja (EK)
(detik) (meter)
EK-3 Pembuatan drag bawah
10 Mengambil kayu randu 3 2
11 Mengukur kayu randu 10 -
12 Memotong kayu randu 30 -
13 Membentuk drag bawah 100 -
Memindahkan drag bawah ke
14 penyatuan drag bawah dengan mal 1 0,5
bawah
EK-4 Pembuatan mal bawah gear
Membuat pola mal bawah gear di
15 30 -
triplek
16 Memotong triplek 30 -
17 Mendepul mal bawah gear 60 -
Memindahkan mal bawah gear ke
18 penyatuan drag bawah dengan mal 4 0,5
bawah
EK-5 Penyatuan drag atas dengan mal atas
19 Mengambil drag atas 3 0,5
20 Mengambil mal atas 3 0,5
21 Menyatukan drag atas dan mal atas 75 -
Memindahkan drag atas dengan mal
22 atas ke penyatuan drag atas dan drag 3 0,5
bawah menjadi drag gear
Penyatuan drag bawah dengan mal
EK-6
bawah
23 Mengambil drag bawah 3 0,5
24 Mengambil mal bawah 3 0,5
Menyatukan drag bawah dengan mal
25 75 -
bawah
Memindahkan drag bawah dengan
26 mal bawah ke penyatuan drag atas 3 0,5
dan drag bawah menjadi drag gear
Penyatuan drag atas dan drag bawah
EK-7
menjadi drag gear
27 Mengambil drag atas 1 0,5
28 Mengambil drag bawah 1 0,5
Menyatukan drag atas dan drag
29 10 -
bawah menjadi drag gear
Memindahkan drag gear ke stasiun
30 15 5,0
kerja moulding

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.16. Data Uraian Elemen-Elemen Kegiatan, Waktu Proses
dan Jarak Perpindahan pada Kegiatan Transportasi
Proses Produksi Gear (Lanjutan)
Waktu Jarak Perpindahan
No Elemen Kerja (EK)
(detik) (meter)
B Stasiun Kerja 2 (SK-2)
EK-8 Pengeringan pasir
31 Menghidupkan mesin 1 -
32 Memasukkan pasir 40 -
33 Mengeringkan pasir 90 -
34 Mematikan mesin 1 -
Memindahkan pasir ke pengayakan
35 10 5,0
pasir menggunakan gerobak sorong
EK-9 Pengayakan pasir
36 Mengayak pasir 120 -
Membawa pasir hasil ayakan ke
37 bagian penuangan pasir 10 2,0
menggunakan gerobak sorong
EK-10 Penuangan pasir ke dalam drag
Memasukkan pasir ke mesin
38 40 -
moulding
39 Memasukkan resin dan katalis 5 -
Memasukkan pasir ke dalam corong
40 90 -
drag gear
Memindahkan drag ke roller
41 15 0,5
conveyor
EK-11 Pengerasan cetakan pasir
42 Mengambil alat gas CO2 10 1
43 Mengeraskan cetakan dengan CO2 146 -
Membawa cetakan pasir ke
44 10 5,0
penuangan leburan besi
C Stasiu Kerja 3 (SK-3)
EK-12 Peleburan besi-besi tua
Memasukkan besi-besi tua ke dalam
45 30 -
tanur
Meleburkan besi dengan suhu
46 600 -
1600oC
47 Mengecek kadar leburan 30 -
Menuangkan karbon, silikon, dan
48 1 -
mangan
49 Menuangkan slag removal 1 -
Mengangkat kotoran yang melekat
50 15 1,0
pada leburan besi
EK-13 Penuangan besi ke dalam ladle
Menuangkan hasil leburan ke dalam
51 30 -
ladle
52 Membawa ladle ke cetakan pasir 5 5,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.16. Data Uraian Elemen-Elemen Kegiatan, Waktu Proses
dan Jarak Perpindahan pada Kegiatan Transportasi
Proses Produksi Gear (Lanjutan)
Waktu Jarak Perpindahan
No Elemen Kerja (EK)
(detik) (meter)
Penuangan leburan besi dari ladle ke
EK-14
dalam cetakan pasir
Menuangkan leburan ke dalam
53 50 -
cetakan pasir
Memindahkan cetakan pasir ke
54 5 2,0
tempat pengeringan
EK-15 Pengeringan hasil leburan
55 Menuangkan karbon 1 -
56 Mendiamkan hasil leburan 180 -
57 Melepaskan gear dari cetakan pasir 20 -
Membawa gear ke tempat
58 10 5,0
pembersihan pasir
D Stasiun Kerja 4 (SK-4)
EK-16 Pembersihan pasir
Memasukkan gear ke dalam mesin
59 5 -
shoot blasting
60 Melepaskan pasir yang menempel 120 -
61 Mematikan mesin 1 -
62 Mengeluarkan gear dari mesin 5 0,5
Membawa gear ke bagian
63 10 5,0
penghalusan
EK-17 Penghalusan gear
Menghaluskan gear dengan mesin
64 500 -
gerinda
65 Meletakkan gear di lantai 1 0,5
Memindahkan gear ke tempat
66 10 5,0
pengujian heat treatment
EK-18 Pengujian heat treatment
Memasukkan gear ke dalam mesin
67 5 -
heat treatment
68 Menguji sifat material 420 -
69 Mematikan mesin 1 -
Mengeluarkan gear dari mesin heat
70 5 0,5
treatment
Membawa gear ke proses
71 30 20,0
pelubangan
E Stasiun Kerja 5 (SK-5)
EK-19 Proses pelubangan gear
72 Meletakkan gear di mesin bor 2 -
73 Melubangi gear dengan mesin bor 300 -
74 Meletakkan gear di lantai 1 0,5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.16. Data Uraian Elemen-Elemen Kegiatan, Waktu Proses
dan Jarak Perpindahan pada Kegiatan Transportasi
Proses Produksi Gear (Lanjutan)
Waktu Jarak Perpindahan
No Elemen Kerja (EK)
(detik) (meter)
Membawa gear ke tempat
75 10 1,0
pembubutan
EK-20 Pembubutan gear
76 Meletakkan gear di mesin bubut 2 -
77 Membubut gear dengan mesin bubut 360 -
78 Meletakkan gear di lantai 1 0,5
Membawa gear ke tempat
79 5 3,0
pengecatan
EK-21 Pengecatan gear
80 Mengecat gear dengan kuas 180 -
81 Meletakkan gear di lantai 1 0,5
Memindahkan gear ke bagian
82 5 1,0
packaging
EK-22 Packaging
Memasukkan gear kedalam peti
83 4 -
kayu
84 Menutup peti kayu dengan paku 20 -
Memindahkan gear ke
85 10 2,0
pengangkutan
Sumber: Pengumpulan Data

Dari data uraian elemen-elemen kegiatan, waktu proses elemen kegiatan

dan jarak perpindahan pada kegiatan transportasi pada Tabel 5.16. dapat

digambarkan dalam peta proses regu kerja yang dapat dilihat pada Gambar

Lampiran 5. Dari Lampiran 5 dapat dilihat lama waktu kerja dan waktu

menganggur dari masing-masing operator untuk proses produksi gear. Adapun

masing-masing waktu tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.17.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.17. Waktu Kerja dan Waktu Menganggur
Masing-Masing Operator pada Proses Produksi Gear Aktual
Waktu Kerja Waktu Menganggur
Operator
(detik/unit) (detik)
1 800 437
2 658 579
3 1116 121
4 1237 0
5 961 276
Sumber: Pengolahan Data

Dari tabel di atas dapat dilihat operator 4 menggunakan seluruh waktu

untuk bekerja sedangkan operator 1,2,3, dan 5 masih memiliki waktu

menganggur. Stasiun kerja 2 memiliki waktu menganggur terbesar yaitu 579

detik.

5.2.3. Keseimbangan Lintasan Aktual

Waktu siklus elemen-elemen kerja pada proses produksi gear diperoleh

dari peta proses regu kerja. Berikut adalah data waktu siklus elemen-elemen kerja

proses produksi gear dapat dilihat pada Tabel 5.18.

Tabel 5.18. Waktu Siklus Elemen-Elemen


Kerja Proses Produksi Gear
Elemen Waktu Siklus
Operator
Kerja (EK) (detik)
1 EK-1 144
EK-2 124
EK-3 144
EK-4 124
EK-5 84
EK-6 84
EK-7 27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.18. Waktu Siklus Elemen-Elemen
Kerja Proses Produksi Gear (Lanjutan)
Elemen Waktu Siklus
Operator
Kerja (EK) (detik)
2 EK-8 142
EK-9 130
EK-10 150
EK-11 166
3 EK-12 677
EK-13 35
EK-14 60
EK-15 211
4 EK-16 141
EK-17 511
EK-18 461
5 EK-19 308
EK-20 368
EK-21 186
EK-22 34
Sumber: Pengumpulan Data

Rating factor dan allowance untuk setiap pekerja di lantai pabrik PT.

Cipta Baja Raya dapat dilihat pada Tabel 5.19.

Tabel 5.19. Rating Factor dan Allowance


Operator Rating Factor % Allowance
1 1,00 9,0
2 1,00 11,5
3 1,00 14,0
4 1,00 11,0
5 1,00 7,0
Sumber: Pengumpulan Data

Selanjutnya dilakukan perhitungan waktu standar untuk masing-masing

elemen kerja. Berikut adalah contoh perhitungan waktu standar elemen kerja 1

(EK-1):

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Waktu Normal = Waktu Siklus x Rating Factor

= 144 x 1,00 = 144 detik

Waktu Standar = Waktu Normal x (1 + allowance)

= 144 x (1 + 0,09) = 156,96 detik

Rekapitulasi waktu standar EK-1 sampai EK-22 dapat dilihat pada Tabel 5.20.

Tabel 5.20. Rekapitulasi Perhitungan Waktu Baku Proses Produksi Gear


Waktu Waktu Waktu
Elemen Rating Allowance Dibulatkan
Operator Siklus Normal Standar
Kerja Factor % (detik)
(detik) (detik) (detik)
EK-1 1 144 1,00 144,00 9,00 156,96 157
EK-2 124 1,00 124,00 9,00 135,16 136
EK-3 144 1,00 144,00 9,00 156,96 157
EK-4 124 1,00 124,00 9,00 135,16 136
EK-5 84 1,00 84,00 9,00 91,56 92
EK-6 84 1,00 84,00 9,00 91,56 92
EK-7 27 1,00 27,00 9,00 29,43 30
EK-8 2 142 1,00 142,00 11,50 158,33 159
EK-9 130 1,00 130,00 11,50 144,95 145
EK-10 150 1,00 150,00 11,50 167,25 168
EK-11 166 1,00 166,00 11,50 185,09 186
EK-12 3 677 1,00 677,00 14,00 771,78 772
EK-13 35 1,00 35,00 14,00 39,90 40
EK-14 55 1,00 55,00 14,00 62,70 63
EK-15 211 1,00 211,00 14,00 240,54 241
EK-16 4 141 1,00 141,00 11,00 156,51 157
EK-17 511 1,00 511,00 11,00 567,21 568
EK-18 461 1,00 461,00 11,00 511,71 512
EK-19 5 308 1,00 308,00 7,00 329,56 330
EK-20 368 1,00 368,00 7,00 393,76 394
EK-21 186 1,00 186,00 7,00 199,02 200
EK-22 34 1,00 34,00 7,00 36,38 37
Jumlah 4772
Sumber: Pengolahan Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.2.3.1. Membentuk Precedence Diagram

Dari pengamatan dari lantai pabrik, setiap elemen kerja saling

ketergantungan artinya proses berikutnya bisa dilakukan bila proses sebelumnya

telah selesai dikerjakan. Precedence diagram untuk proses produksi gear dibuat

berdasarkan urutan elemen kerja yang ada. Precedence diagram yang dapat

dibentuk sesuai urutan proses produksi gear dapat dilihat pada Gambar 5.2.

5
2
7 10 11 14 15 16 17 18 19 20 21 22

3
6

8 9

12 13

Gambar 5.2. Precedence Diagram

Elemen-elemen kerja pembentuk precedence diagram dapat dilihat pada

Tabel 5.21.

Tabel 5.21. Elemen Kerja Pembentuk Precedence Diagram


Stasiun Jumlah Waktu
Elemen Jumlah Waktu
Kerja Tenaga Proses Standar
Kerja Standar (detik)
(SK) Kerja (detik)
1 1 EK-1 Pembuatan drag atas 157 800
Pembuatan mal atas
EK-2 136
gear
Pembuatan drag
EK-3 157
bawah
Pembuatan mal
EK-4 136
bawah gear

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.21. Elemen Kerja Pembentuk Precedence Diagram (Lanjutan)
Stasiun Jumlah Waktu
Elemen Jumlah Waktu
Kerja Tenaga Proses Standar
Kerja Standar (detik)
(SK) Kerja (detik)
Penyatuan drag atas
EK-5 92
dengan mal atas
Penyatuan drag
EK-6 bawah dengan mal 92
bawah
Penyatuan drag atas
EK-7 dan drag bawah 30
menjadi drag gear
2 1 EK-8 Pengeringan pasir 159 658
EK-9 Pengayakan pasir 145
Penuangan pasir ke
EK-10 168
dalam drag
Pengerasan cetakan
EK-11 186
pasir
Peleburan besi-besi
3 1 EK-12 772 1116
tua
Penuangan besi ke
EK-13 40
dalam ladle
Penuangan leburan
EK-14 besi dari ladle ke 63
dalam cetakan pasir
Pengeringan hasil
EK-15 241
leburan
4 1 EK-16 Pembersihan pasir 157 1237
EK-17 Penghalusan gear 568
Pengujian heat
EK-18 512
treatment
Proses pelubangan
5 1 EK-19 330 961
gear
EK-20 Pembubutan gear 394
EK-21 Pengecatan gear 200
EK-22 Packaging 37
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan kondisi aktual di lantai pabrik maka nilai balance delay,

efisiensi dan smoothness index dapat dihitung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Perhitungan balance delay

Balance delay untuk pengelompokan elemen kerja di atas dapat dihitung

dengan rumus:
n
CT  N -  ti
BD = i =1
 100 %
CT  N

Dimana:
BD = Balance Delay
CT = Waktu yang paling maksimum dalam work center
N = Jumlah stasiun kerja
ti = Waktu masing-masing stasiun kerja ( i = 1,2,3,4,5)

5  1237 - (800 + 658 + 1116 + 1237 + 961) 6185 - 4772


BD =  100 % =  100 % = 22,85%
5  1237 6185

2. Perhitungan efisiensi
n

 ti
Efisiensi = i =1
 100 %
CT  N

4772 4772
Efisiensi =  100 % =  100 % = 77,15%
5  1237 6185

3. Perhitungan smoothness index

Smoothness index adalah suatu indeks yang mempunyai kelancaran relatif dari

penyeimbangan lini lintasan produksi tertentu.

n
SI =  (WSk max - WSKi)
i =1
2

WSK max = Waktu terbesar dari stasiun kerja terbentuk


WSKi = Waktu stasiun kerja ke-I yang terbentuk
N = Jumlah stasiun kerja yang terbentuk

Maka, smoothness index yang diperoleh yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


n
SI =  ((1237 − 800 )
i =1
2
+ (1237 − 658 ) 2 + (1237 − 1116 ) 2 + (1237 − 1237 ) 2 + (1237 − 961) 2

SI = 785,51

5.2.4. Keseimbangan Lintasan Usulan Menggunakan Algoritma Genetik

Keseimbangan lintasan produksi usulan menggunakan metode algoritma

genetic dengan cycle time sebesar 995 detik. Langkah-langkah dalam melakukan

pengelompokan stasiun kerja dengan metode algoritma genetik adalah sebagai

berikut:

1. Membangkitkan populasi awal

Populasi awal dibangkitkan dengan menggunakan metode lintasan Region

Approach dan Rank Position Weight.

a. Region Approach

Metode ini menggunakan precedence diagram dengan elemen-elemennya

dikelompokkan dalam sejumlah kolom. Pembagian precedence diagram

berdasarkan region dapat dilihat pada Gambar 5.3.

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XII XIV

5
2
7 10 11 14 15 16 17 18 19 20 21 22

3
6

8 9

12 13

Gambar 5.3. Pembagian Precedence Diagram Berdasarkan Region

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Elemen-elemen kerja pada masing-masing region dapat dilihat pada Tabel

5.22.

Tabel 5.22. Elemen Kerja Tiap Region


Elemen Kerja Waktu EK Jumlah Waktu
Region
(EK) (detik) (detik)
I 1 157 1517
2 136
3 157
4 136
8 159
12 772
II 5 92 369
6 92
9 145
13 40
III 7 30 30
IV 10 168 168
V 11 186 186
VI 14 63 63
VII 15 241 241
VIII 16 157 157
IX 17 568 568
X 18 512 512
XI 19 330 330
XII 20 394 394
XIII 21 200 200
XIV 22 37 37
Sumber: Pengolahan Data

Elemen kerja diurutkan dengan memperhatikan urutan pengerjaan

setiap elemennya. Penyusunan stasiun kerja yang layak berdasarkan

metode region approach dapat dilihat pada Tabel 5.23.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.23. Modifikasi Tabel Elemen Kerja Tiap-Tiap Region
Stasiun Elemen Waktu Elemen Total Waktu
Wt - Ws
Kerja (SK) Kerja (EK) (detik) (detik)
I 1 157 968 27
2 136
3 157
4 136
5 92
6 92
7 30
10 168
II 8 159 919 76
9 145
13 40
14 63
18 512
III 11 186 958 37
12 772
IV 15 241 966 29
16 157
17 568
V 19 330 961 34
20 394
21 200
22 37
Sumber: Pengolahan Data

b. Metode Rank Position Weight

Bobot setiap elemen kerja dapat dilihat pada Tabel 5.24.

Tabel 5.24. Pembobotan Elemen Kerja


Elemen Waktu
Bobot Rank
Kerja (EK) EK (detik)
1 157 3135 3
2 136 3114 5
3 157 3135 4
4 136 3114 6
5 92 2978 8
6 92 2978 9
7 30 2886 10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.24. Pembobotan Elemen Kerja
(Lanjutan)
Elemen Waktu
Bobot Rank
Kerja (EK) EK (detik)
8 159 3160 2
9 145 3001 7
10 168 2856 11
11 186 2688 12
12 772 3331 1
13 40 2542 13
14 63 2502 14
15 241 2439 15
16 157 2198 16
17 568 2041 17
18 512 1473 18
19 330 961 19
20 394 631 20
21 200 237 21
22 37 37 22
Sumber: Pengolahan Data

Setelah dihitung bobot tiap stasiun kerja maka dilakukan pengurutan

ranking dari ranking terkecil hingga terbesar, atau dengan kata lain

diurutkan elemen kerja yang memiliki rank position weight terbesar

hingga terkecil. Elemen kerja dengan bobot terbesar mendapat prioritas

untuk dikerjakan terlebih dahulu. Hasil pengurutan rank dapat dilihat pada

Tabel 5.25.

Tabel 5.25. Pengurutan Ranking Stasiun Kerja


Elemen Waktu EK
Rank Bobot
Kerja (EK) (detik)
1 12 772 3331
2 8 159 3160
3 1 157 3135
4 3 157 3135
5 2 136 3114
6 4 136 3114

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.25. Pengurutan Ranking Stasiun Kerja
(Lanjutan)
Elemen Waktu EK
Rank Bobot
Kerja (EK) (detik)
7 9 145 3001
8 5 92 2978
9 6 92 2978
10 7 30 2886
11 10 168 2856
12 11 186 2688
13 13 40 2542
14 14 63 2502
15 15 241 2439
16 16 157 2198
17 17 568 2041
18 18 512 1473
19 19 330 961
20 20 394 631
21 21 200 237
22 22 37 37
Sumber: Pengolahan Data

Penentuan elemen kerja pada masing-masing stasiun kerja dapat dilihat

pada Tabel.

Tabel 5.26. Penentuan Stasiun Kerja


Stasiun Elemen Waktu Standar Total Waktu
Kerja (SK) Kerja (EK) (detik) (detik)
I 12 772 931
8 159
II 1 157 945
3 157
2 136
4 136
9 145
5 92
6 92
7 30
III 10 168 969
11 186

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.26. Penentuan Stasiun Kerja (Lanjutan)
Stasiun Elemen Waktu Standar Total Waktu
Kerja (SK) Kerja (EK) (detik) (detik)
13 40
14 63
18 584
IV 15 241 966
16 157
17 568
V 19 330 961
20 394
21 200
22 37
Sumber: Pengolahan Data

2. Mengevaluasi nilai fitness

Nilai fitness adalah ukuran baik tidaknya sebuah individu atau baik tidaknya

solusi yang didapatkan. Dalam keseimbangan lintasan produksi, ukuran dari

nilai fitness yang digunakan adalah efisiensi lintasan, sebab semakin besar

nilai efisiensi lintasan maka suatu lintasan produksi dapat dikatakan lebih

efisien.

a. Region Approach

Efisiensi lintasan berdasarkan metode region approach adalah:

4772 4772
Efisiensi =  100 % =  100 % = 98,60%
5  968 4840

b. Rank Position Weight

Efisiensi lintasan berdasarkan metode region approach adalah:

4772 4772
Efisiensi =  100 % =  100 % = 98,49%
5  969 4845

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Seleksi

Seleksi digunakan untuk memilih individu-individu mana saja yang akan

dipilih untuk proses kawin silang (crossover) dan mutasi. Pada tahap ini,

populasi awal dengan metode region approach dan rank position weight

terpilih untuk melakukan proses kawin silang (crossover) dan mutasi.

4. Kawin silang (crossover)

Crossover adalah operator dari algoritma genetik yang melibatkan dua induk

untuk membentuk kromosom baru. Crossover menghasilkan titik baru dalam

ruang pencarian yang siap untuk diuji.

Kromosom induk I dari metode region approach

1 2 3 4 5 6 7 10 8 9 13 14 18 11 12 15 16 17 19 20 21 22

Kromosom induk II dari metode rank position weight

12 8 1 3 2 4 9 5 6 7 10 11 13 14 18 15 16 17 19 20 21 22

Crossover menggunakan metode Partial-Mapped Crossover. Langkah-

langkah metode ini adalah:

a. Menentukan dua posisi kromosom dengan aturan acak. Substring yang

berada dalam dua posisi ini dinamakan daerah pemetaan.

Kromosom induk I

1 2 3 4 5 6 7 10 8 9 13 14 18 11 12 15 16 17 19 20 21 22

Kromosom induk II

12 8 1 3 2 4 9 5 6 7 10 11 13 14 18 15 16 17 19 20 21 22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Menukar dua substring antar induk untuk menghasilkan proto-child.

Proto-child I

1 2 3 4 5 6 7 10 8 9 13 14 18 11 12 15 16 17 19 20 21 22

Proto-child I

12 8 1 3 2 4 9 5 6 7 10 11 13 14 18 15 16 17 19 20 21 22

c. Menentukan hubungan pemetaan di antara dua daerah pemetaan.

7 10

9 5

d. Menentukan kromosom keturunan mengacu pada hubungan pemetaan.

Keturunan I

Hasil: Valid karena pembentukan keturunan tidak melanggar aturan

precedence diagram dan pembentukan stasiun kerja tidak melebihi cycle

time

1 2 3 4 10 6 9 5 8 7 13 14 18 11 12 15 16 17 19 20 21 22

Keturunan II

Hasil: Tidak Valid karena pembentukan stasiun kerja melebihi cycle time

12 8 1 3 2 4 7 10 6 9 5 11 13 14 18 15 16 17 19 20 21 22

Hasil crossover keturunan I

1 2 3 4 10 6 9 5 8 7 13 14 18 11 12 15 16 17 19 20 21 22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Mutasi

Langkah-langkah untuk melakukan proses mutasi dari kromosom adalah

sebagai berikut:

a. Menetapkan probabilitas mutasi (Pm) yaitu 0,10

b. Membangkitkan bilangan random untuk setiap nilai gen yang berada

dalam setiap kromosom, lalu membandingkan dengan nilai Pm.

Tabel 5.27. Probabilitas Mutasi


Induk I Keturunan I
Kromosom Pm Kromosom Pm
1 0,58 1 0,22
2 0,98 2 0,24
3 0,59 3 0,85
4 0,11 4 0,00
5 0,59 7 0,27
6 0,50 5 0,01
7 0,02 6 0,45
8 0,10 8 0,13
9 0,19 9 0,50
10 0,51 10 0,11
11 0,72 11 0,24
12 0,83 12 0,94
13 0,94 13 0,99
14 0,75 14 0,38
15 0,16 15 0,83
16 0,90 16 0,79
17 0,34 17 0,73
18 0,15 18 0,50
19 0,65 19 0,16
20 0,27 20 0,70
21 0,46 21 0,73
22 0,62 22 0,68
Sumber: Pengolahan Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Jika bilangan random lebih kecil dari Pm, maka kromosom tersebut

mengalami mutasi.

Dari tabel di atas disimpulkan bahwa kromosom tidak mengalami mutasi

karena bilangan random lebih besar dari Pm yang telah ditentukan

sebelumnya.

Berdasarkan kromosom yang telah terbentuk di atas, maka didapatkan

hasil penugasan elemen kerja untuk setiap kromosom sebagai berikut:

Tabel 5.28. Penugasan Elemen Kerja Kromosom Keturunan I


Stasiun Elemen Waktu Standar Total Waktu
Kerja (SK) Kerja (EK) (detik) (detik)
I 1 157 991
2 136
3 157
4 136
10 168
6 92
9 145
II 5 92 896
8 159
7 30
13 40
14 63
18 512
III 11 186 958
12 772
IV 15 241 966
16 157
17 568
V 19 330 961
20 394
21 200
22 37
Sumber: Pengolahan Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Balance delay untuk pengelompokan elemen kerja di atas adalah:

5  991 - (991 + 896 + 958 + 966 + 961)


BD =  100 %
5  991
4955 - 4772
BD =  100 % = 3,69 %
4955

4772 4772
Efisiensi = 100 % = 100 % = 96,31%
5  991 4955

Smoothness index yang diperoleh adalah:

n
SI =  ((991 − 991)
i =1
2
+ (991 − 896 ) 2 + (991 − 958 ) 2 + (991 − 966 ) 2 + (991 − 961) 2

SI = 107,88

Berikut adalah rekapitulasi balance delay, efisiensi dan smoothness

index dari kromosom induk I, kromosom induk II dan keturunan I:

Tabel 5.29. Rekapitulasi Balance Delay, Efisiensi dan Smoothness Index


Balance Smoothness
No Kromosom Efisiensi (%)
Delay (%) Index
1 Induk I 1,40 98,60 50,54
2 Induk II 1,51 98,49 45,75
3 Keturunan I 3,69 96,31 107,88
Sumber: Pengolahan Data

Dari tabel di atas, induk I memiliki balance delay terkecil dan efisiensi terbesar

sehingga induk I terpilih sebagai solusi untuk keseimbangan lintasan produksi

gear. Pada Tabel 5.30. dapat dilihat penugasan elemen kerja dari solusi yang

terpilih.

Tabel 5.30. Penugasan Elemen Kerja dari Solusi yang Terpilih


Stasiun Elemen Waktu EK Operator
Kerja (SK) Kerja (EK) (detik) (orang)
I 1 157 1
2 136
3 157
4 136

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.30. Penugasan Elemen Kerja dari Solusi yang Terpilih
(Lanjutan)
Stasiun Elemen Waktu EK Operator
Kerja (SK) Kerja (EK) (detik) (orang)
5 92
6 92
7 30
10 168
II 8 159 1
9 145
13 40
14 63
18 512
III 11 186 1
12 772
IV 15 241 1
16 157
17 568
V 19 330 1
20 394
21 200
22 37
Sumber: Pengolahan Data

5.2.5. Pembuatan Peta Proses Regu Kerja Usulan

Peta proses regu kerja usulan dapat dilihat pada Lampiran 6. Dari

Lampiran 6 dapat dilihat lama waktu kerja dan waktu menganggur dari masing-

masing operator untuk proses produksi gear. Adapun masing-masing waktu

tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.31.

Tabel 5.31. Waktu Kerja dan Waktu Menganggur


Masing-Masing Operator pada Proses Produksi Gear Usulan
Waktu Kerja Waktu Menganggur
Operator
(detik/unit) (detik)
1 968 0
2 919 49
3 958 10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 5.31. Waktu Kerja dan Waktu Menganggur
Masing-Masing Operator pada Proses Produksi Gear
Usulan (Lanjutan)
Waktu Kerja Waktu Menganggur
Operator
(detik/unit) (detik)
4 966 2
5 961 7
Sumber: Pengolahan Data

Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa operator 1

menggunakan seluruh waktu untuk bekerja sedangkan operator 2,3,4 dan 5 masih

memiliki waktu menganggur. Tetapi waktu menganggur terbesar terdapat pada

stasiun kerja 2 yaitu sebesar 49 detik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Hasil Work Sampling

Keadaan aktual diamati dengan work sampling, dimana persentase waktu

produktif dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Persentase Waktu Kerja Produktif


Tingkat
Stasiun
Keterangan %Idle %Produktif Akurasi
Kerja (SK)
(%)
1 Pattern 21,91 78,09 4,79
2 Moulding 21,06 78,94 4,67
3 Furnance 18,09 81,91 4,25
4 Fettling 5,74 94,26 2,23
5 Machining 23,4 76,60 5,00
Sumber: Pengolahan Data

Persentase produktif dari seluruh stasiun kerja berkisar antara 76,60%

sampai dengan 94,26%. Stasiun kerja fettling memiliki persentase produktif

terbesar yaitu 94,26% sehingga perlu dilakukan penyeimbangan lintasan agar

setiap stasiun kerja memiliki persentase produktif yang hampir sama.

Tingkat akurasi yang ditetapkan sebelum penelitian adalah sebesar 5%.

Tingkat akurasi hasil penelitian berkisar antara 2,23% sampai dengan 5,00%. Hal

ini menunjukkan kedekatan hasil pengukuran dengan nilai sesungguhnya.

Pada Tabel 5.5. dapat dilihat allowance dari setiap stasiun kerja.

Allowance dari masing-masing stasiun kerja berkisar antara 7,0% sampai dengan

14,0%. Allowance terbesar terdapat pada stasiun kerja fettling (SK-4) yaitu 14,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dikarenakan pada stasiun kerja tersebut keadaan temperatur tinggi yaitu mencapai

37°C.

Pada saat pengamatan terlihat bahwa kegiatan idle meliputi berbicara

pada rekan, duduk istirahat, minum, bermain hp, menelepon dan lainnya yang

tidak mendukung pekerjaan yang dilakukan. Jenis kegiatan tidak produktif

seharusnya dapat dihilangkan untuk meningkatkan waktu produktif operator

sehingga pekerjaan dapat lebih cepat dikerjakan dan jumlah output yang

dihasilkan juga semakin banyak.

6.2. Analisis Keseimbangan Lintasan

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan di PT. Cipta Baja

Raya, terlihat adanya penumpukan di stasiun kerja fettling (SK-4). Kondisi aktual

memiliki 5 stasiun kerja. Masing-masing operator memiliki 1 orang pekerja.

Lintasan aktual ini memiliki balance delay sebesar 22,85%, efisiensi lintasan

sebesar 77,15% dan smoothness index sebesar 785,51. Nilai-nilai tersebut

menunjukkan perlunya penyeimbangan lintasan sehingga digunakan algoritma

genetik.

Melalui penerapan algoritma genetik, kendala yang ada dapat diatasi.

Populasi awal algoritma genetik menggunakan region approach dan rank position

weight. Penggunaan algoritma genetik dapat meningkatkan nilai efisiensi menjadi

98,60%, balance delay menurun menjadi 1,40% dan smoothness index sebesar

50,54. Jumlah stasiun kerja yang dihasilkan tetap sama dengan kondisi aktual.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Analisis perbandingan susunan stasiun kerja aktual dan usulan dapat

dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Perbandingan Stasiun Kerja Aktual dan Usulan


Nilai Aktual Usulan
Stasiun kerja 5 5
Balance delay 22,85 1,40
Efisiensi lintasan 77,15 98,60
Smoothness index 785,51 50,54
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan hasil yang diperoleh, susunan stasiun kerja usulan dengan

algoritma genetik lebih baik dibandingkan kondisi aktual.

6.3. Analisis Peta Proses Regu Kerja

Pada kondisi aktual di lantai pabrik, terdapat 5 stasiun kerja dengan 22

elemen kerja. Stasiun kerja 1 mengerjakan elemen kerja 1,2,3,4,5,6 dan 7. Stasiun

kerja 2 mengerjakan elemen kerja 8,9,10 dan 11. Stasiun kerja 3 mengerjakan

elemen kerja 12,13,14 dan 15. Stasiun kerja 4 mengerjakan elemen kerja 16,17

dan 18. Stasiun kerja 5 mengerjakan elemen kerja 19,20,21 dan 22.

Setelah dilakukan penyeimbangan lintasan, jumlah stasiun kerja masih

tetap sama dengan kondisi aktual. Namun pembagian elemen kerja untuk masing-

masing stasiun kerja mengalami beberapa perubahan. Stasiun kerja 1 mengerjakan

elemen kerja 1,2,3,4,5,6,7 dan 10. Stasiun kerja 2 mengerjakan elemen kerja

8,9,13,14 dan 18. Stasiun kerja 3 mengerjakan elemen kerja 11 dan 12. Stasiun

kerja 4 mengerjakan elemen kerja 15,16 dan 17. Stasiun kerja 5 tetap mengerjakan

elemen kerja 19,20,21 dan 22.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Analisis perbandingan peta proses regu kerja aktual maupun usulan dari

proses produksi gear di lantai pabrik dapat dilihat pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3. Perbandingan Peta Proses Regu Kerja Aktual dan Usulan
Peta Proses Regu Kerja Aktual Peta Proses Regu Kerja Usulan
Waktu Waktu Waktu Waktu
Operator Kerja Menganggur Operator Kerja Menganggur
(detik/unit) (detik) (detik/unit) (detik)
1 800 437 1 968 0
2 658 579 2 919 49
3 1116 121 3 958 10
4 1237 0 4 966 2
5 961 276 5 961 7
Sumber: Pengolahan Data

Pada peta proses regu kerja aktual terdapat ketidakseimbangan antar

anggota regu kerja, dimana diperoleh waktu menunggu sebesar 579 detik pada

stasiun kerja 2. Sedangkan pada peta proses regu kerja usulan masih terdapat

ketidakseimbangan antar anggota regu kerja. Namun waktu menunggu dapat

dikurangi menjadi 49 detik pada stasiun kerja 2.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dari pengamatan work sampling, persentase waktu kerja terbesar terdapat

pada stasiun kerja fettling yaitu 94,26% dan persentase waktu kerja terkecil

pada stasiun kerja machining yaitu 76,60%.

2. Keseimbangan lintasan usulan dengan menggunakan algoritma genetik lebih

baik dari lintasan aktual dengan balance delay sebesar 1,40%, efisiensi

lintasan sebesar 98,60% dan smoothness index sebesar 50,54.

3. Pembagian elemen kerja untuk masing-masing stasiun kerja mengalami

beberapa perubahan setelah dilakukan penyeimbangan lintasan. Stasiun kerja

1 mengerjakan elemen kerja 1,2,3,4,5,6,7 dan 10. Stasiun kerja 2 mengerjakan

elemen kerja 8,9,13,14 dan 18. Stasiun kerja 3 mengerjakan elemen kerja 11

dan 12. Stasiun kerja 4 mengerjakan elemen kerja 15,16 dan 17. Stasiun kerja

5 tetap mengerjakan elemen kerja 19, 20, 21 dan 22. Perubahan pada elemen

kerja yang dilakukan operator di stasiun kerja 1,2,3 dan 4 memberi pengaruh

pada waktu menganggur operator. Waktu mengganggur di kondisi aktual

sebesar 579 detik berkurang menjadi 49 detik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7.2. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Sebaiknya penelitian menghitung besarnya kelelahan operator

2. Sebaiknya peneliti mengimplementasikan rancangan dan mengevaluasi usulan

yang telah ditetapkan.

3. Dalam hal waktu transportasi, perusahaan perlu mempertimbangkan penataan

kembali susunan layout lantai pabtik agar tidak menambah waktu proses

kegiatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study Design and Measurement of

Work. Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons.

Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ginting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu

Gozali, Lina, dkk. 2015. Analisa Keseimbangan Lini pada Departemen Chassis

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dengan Algoritma Ant Colony,

Rank Positional Weight, dan Algoritma Genetika. Jakarta: Universitas

Tarumanegara.

Heizer, J., & Render, B. 2006. Principles of Operations Management. America:

Pearson Education Inc.

Niebel, Benjamin. 1999. Method Standards and Work Design. New York: MC

Graw Hill.

Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rendragraha, Derry. 2015. Pendekatan Shojinka Dalam Meminimasi Total Work

in Process pada Produksi Springbed. Malang: Universitas Brawijaya.

Sinulingga, Sukaria. 2013. Metode Penelitian. Medan: USU Press.

Sutalaksana Iftikar Z.1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: ITB.

Wignjosoebroto, Sritomo, 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik

Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Yogyakarta: Graha Ilmu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


L-1 : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada

struktur organisasi PT. Cipta Baja Raya sebagai berikut:

1. Presiden Direktur

Presiden direktur adalah sebagai pemilik perusahan dan merupan jabatan

yang paling tinggi. Tugas dan tanggung jawab presiden direktur adalah:

a. Bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan dan

mengkoordinasikan selutuh kegiatan perusahaan

b. Memimpin perusahaan dan mengawasi kelancaran perusahaan sesuai

dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan

c. Melakukan hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah

yang bertujuan untuk kelancaran perusahaan.

d. Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan

2. Direktur

Direktur mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi

perusahaan

b. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan

c. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk

juga keuntungan perusahaan

d. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan

pembelanjaan kekayaan perusahaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan

dunia luar perusahaan

f. Menetapkan strategi-strategi stategis untuk mencapakai visi dan misi

perusahaan

g. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai

bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.

h. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.

3. Management Representative

Management Representative mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Berkoordinasi dengan Badan Sertifikasi

b. Mewakili manajemen selama sertifikasi dan audit surveillance

c. Mempromosikan kesadaran tentang persyaratan pelanggan

d. Menyiapkan dan merevisi dokumen SMM (Manual yaitu Kualitas,

Prosedur sistem mutu dan dokumentasi lainnya).

e. Memastikan kepatuhan semua fungsi sesuai standar ISO 9001:2000.

f. Mempersiapkan Tinjauan Manajemen Jadwal Pertemuan dan melakukan

Rapat Management Review

g. Mempersiapkan jadwal Audit, Melakukan Audit Internal menyiapkan

laporan audit, Menulis laporan Ketidaksesuaian.

h. Berkomunikasi dengan Top Management pada isu-isu Kualitas /

Ketidaksesuaian dan laporan Audit

i. Mengukur & Mengawasi kinerja proses.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


j. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan.

k. Membuat ISO / kesadaran Kualitas untuk rekan dengan pelatihan internal.

l. Review Kebijakan mutu secara berkala

m. Waktu ke waktu meninjau semua fungsi, untuk memeriksa pelaksanaan

yang efektif dari sistem Manajemen Mutu.

4. Doc. Controller and Internal Audit Spv

Doc. Controller and Internal Audit Spv mempunyai tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut:

a. Menyetujui dokumen akan kecukupannya sebelum diterbitkan.

b. Menelaah dan memperbaharui sebagaimana perlu, dan persetujuan ulang

dokumen.

c. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen

teridentifikasi.

d. Memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang dapat

diterapkan tersedia di tempat pengguna.

e. Memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat

teridentifikasi.

f. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi yang

ditetapkan oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasi

sistem manajemen mutu diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan.

g. Mencegah penggunaan tidak disengaja dokumen kadaluwarsa, dan untuk

menerapkan identifikasi yang sesuai pada dokumen bila disimpan untuk

maksud apapun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Doc. Controller Staff

Tugas dan tanggung jawab doc. Controller staff adalah sebagai berikut:

a. Mengikuti alur atau proses perubahan yang terjadi dalam dokumen.

b. Selalu aktif memantau schedule penyelesaian pekerjaan dokumen yang

dilakukan oleh user/engineer.

c. Menyerahkan hasil laporan kepada Doc. Controller and Internal Audit

Spv.

6. Procurement Manager

Tugas dan tanggung jawab procurement manager adalah sebagai berikut:

a. Merancang hubungan yang tepat dengan supplier.

b. Memilih supplier.

c. Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok.

d. Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier.

e. Melakukan proses pembelian.

f. Mengevaluasi kinerja supplier.

7. Chief Executive Officer (CEO)

Tugas dan tanggung jawab Chief Executive Officer adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengelola, dan menganalisis segala aktivitas fungsional

bisnis seperti operasional, sumber daya manusia, keuangan, dan

pemasaran.

b. Merencanakan dan mengelola proses penganggaran, lalu mengamati dan

menganalisis apabila ada kejanggalan dalam prakteknya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan strategis perusahaan dengan

keefektivan dan biaya seefisien mungkin.

d. Merencanakan dan mengelola kinerja pada sumber daya manusia agar

sumber daya manusia yang berkompeten teridentifikasi dan dapat

ditempatkan pada posisi yang sesuai sehingga dapat memaksimalkan

kinerja perusahaan.

e. Merencanakan, mengelola, dan mengeksekusi perencanaan strategi

bisnis atau korporat baik untuk jangka waktu menengah maupun

panjang dengan mengacu pada visi dan misi perusahaan.

f. Mengidentifikasi dan meningkatkan performa operasional perusahaan

dengan cara memotivasi berbagai divisi di perusahaan.

g. Mengambil berbagai keputusan strategis yang berdampak baik bagi

sustainabilitas perusahaan berdasarkan hasil analisis data dan fakta baik

yang telah menjadi jejak rekam (record) perusahaan maupun analisis

terhadap berbagai faktor lingkungan bisnis.

h. Menjaga sustainabilitas keunggulan kompetitif perusahaan dan

meningkatkan kompetensi utama perusahaan dan

mengimplementasikannya.

i. Menganalisis dan mengambil langkah paling prioritas bagi alokasi

sumber daya dan penganggaran perusahaan.

j. Membuat kebijakan, prosedur, dan standar pada organisasi perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


k. Menganalisis segala masalah dalam perusahaan dan mengkoordinasikan

manajemen puncak dalam menyelesaikan masalah tersebut secara

efektif dan efisien.

l. Membuat keputusan strategis dalam hal integrasi, divestasi, investasi,

aliansi, dan joint venture.

8. Finance Manager

Tugas dan tanggung jawab finance manager adalah sebagai berikut:

a. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi

keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan

perusahaan secara akurat dan tepat waktu.

b. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan

danpembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat,

tepatwaktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

c. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas perusahaan

(cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang,sehingga

memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan

kesehatan kondisi keuangan.

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran

perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk

memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam

menunjang kegiatan operasional perusahaan.

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan

prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan

dengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan

f. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa

keuanganuntuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi

pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk

kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan

lainnya.

g. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan

untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan

perpajakan.

9. Procurement Staff

Tugas dan tanggung jawab procurement staff adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan.

b. Mengawasi persediaan bahan di workshop.

c. Membuat laporan mengenai pembelian, penggunaan, maupun

persediaan bahan.

10. Accounting Manager

Tugas dan tanggung jawab accounting manager adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan strategi akunting perusahaan secara tepat sesuai strategi

bisnis perusahaan

b. Mengatur dan mengarahkan pencatatan neraca perusahaan sesuai

aktivitas perusahaan dan menjaga keseimbangan neraca R/L

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Mengontrol dan mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivitas

akunting lainnya agar dapat berjalan secara tepat dan akurat

d. Mengevaluasi dan menganalisa implementasi sistem akunting untuk

memberi masukan terhadap sistem keuangan dan strategi bisnis

e. Mengarahkan fungsi dan kinerja unit dan bagian akunting agar dapat

berjalan optimal dan meningkatkan kinerja SDM akunting

f. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam upaya pencapaian target

perusahaan

11. Finance Spv

Tugas dan tanggung jawab finance spv adalah sebagai berikut:

a. Melakukan verifikasi kelengkapan dokumen pembayaran.

b. Melakukan verifikasi dokumen pembayaran atas ketersediaan budget

dan kode budget

c. Melakukan verifikasi atas AP/AR terhadap pembayaran vendor dan

staff

d. Ikut serta mempersiapkan dan melakukan verifikasi atas data payroll

e. Bertanggungjawab melakukan rekonsiliasi atas bank, petty cash dan

AP/AR

f. Ikut bertanggungjawab atas sistem dokumentasi yang baik.

12. Tax Spv

Tugas dan tanggung jawab tax spv adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Melakukan verifikasi dan analisa jumlah pajak yang dilaporkan serta

jumlah pajak yang diinput di sistem untuk memastikan kebenaran dan

keakuratan data.

b. Merencanakan dan menyusun langkah-langkah dalam pemeriksaan

pajak, memberikan dan memverifikasi data-data yang diinginkan oleh

pihak pajak.

c. Menjalin hubungan baik dengan pihak pajak external untuk

meningkatkan kerjasama baik dalam informasi peraturan pajak maupun

dalam pelaporan pajak.

13. Procurement Staff

Tugas dan tanggung jawab procurement staff adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan.

b. Mengawasi persediaan bahan di workshop.

c. Membuat laporan mengenai pembelian, penggunaan, maupun

persediaan bahan.

14. Accounting Staff

Tugas dan tanggung jawab accounting staff adalah sebagai berikut:

a. Membuat rincian perhitungan mengenai kebutuhan bahan untuk

membuat produk yang akan ditawarkan.

b. Membuat rincian total biaya yang diperlukan untuk membuat produk

yang akan ditawarkan.

15. Finance Staff

Tugas dan tanggung jawab finance staff adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Melakukan penginputan semua transaksi keuangan ke dalam program

b. Melakukan transaksi keuangan perusahaan

c. Melakukan pembayaran kepada suplier

d. Mengontrol aktivitas keuangan / transaksi keuangan perusahaan

16. Tax Staff

Tugas dan tanggung jawab tax staff adalah sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi dengan perusahaan affiliasi dan bagian terkait

dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan

b. Approval laporan pajak masa dan tahunan secara akurat dan tepat waktu

c. Melakukan verifikasi transaksi perusahaan yang terkait aspek pajak

d. Menangani audit pajak dan menyusun budget tahunan bagian pajak

e. Update peraturan perpajakan untuk memastikan tax compliance

17. HRD & GA Manager

Tugas dan tanggung jawab HRD & GA Manager adalah sebagai berikut:

a. Mengatur dan menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

b. Mengatur penempatan tenaga kerja di masing-masing bagian.

c. Membuat catatan administrasi yang berkaitan dengan tenaga kerja.

d. Mengatur dan memberikan gaji dan tunjangan kepada tenaga kerja.

e. Membantu General Manager dalam hal kegiatan administrasi.

18. Production Manager

Tugas dan tanggung jawab production manager adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan dan mengatur jadwal produksi produk agar tidak terjadi

kekurangan dan kelebihan persediaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Mengadakan pengendalian produksi agar produk sesuai dengan

spesifikasi dan standar mutu yang ditentukan.

c. Membuat laporan produksi secara priodik untuk mengenai pamakaian

bahan dan jumlah produksi.

d. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui

kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

19. Service Manager

Tugas dan tanggung jawab service manager adalah sebagai berikut:

a. Menjalankan, melakukan koordinasi dan memberikan supervisi

pekerjaan/tanggung jawab petugas customer service dan call center.

b. Merencanakan pengelolaan Departmen Customer Service agar yang

ditetapkan dapat tercapai

c. Merencanakan pengembangan Sumber daya manusia di

Departemen Customer Service

d. Mengelola dan mengembangkan hubungan baik dengan pelanggan

e. Mengelola operasional Departemen Customer Service dan kesiapan

infrastruktur pendukungnya.

20. Maintenance Manager

Tugas dan tanggung jawab maintenance manager adalah sebagai berikut:

a. Melakukan perawatan dan pemeliharaan atas semua mesin atau peralatan

yang dibutuhkan selama proses produksi.

b. Mengatur seluruh kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan

perawatan segala sarana dan prasarana perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21. Marketing and Sales Manager

Tugas dan tanggung jawab marketing and sales manager adalah sebagai

berikut:

a. Merencanakan dan menentukan strategi penjualan dan pemasaran.

b. Mengakoordinasikan dan mengevaluasi semua program divisi

pemasaran, termasuk gudang, distribusi, promosi dan hubungan

masyarakat untuk pencapaian target penjualan, pertumbuhan dan market

share.

c. Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya atas tanggung jawab untuk

ketetapan dan kebenaran laporan.

22. PPIC Manager

Tugas dan tanggung jawab PPIC manager adalah sebagai berikut:

a. Membuat rencana produksi sesuai dengan pemasaran yang telah

disetujui.

b. Mengatur kegiatan produksi.

c. Mengontrol persediaan bahan baku.

d. Menetapkan penjadwalan pemesanan bahan baku kepada pemasok.

e. Bertanggung jawab kepada CEO terhadap pelaksanaan tugasnya.

23. Quality Control Manager

Tugas dan tanggung jawab quality control manager adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan tahapan dalam mengecek kualitas bahan baku dan hasil

produksi.

b. Melakukan tahap-tahap peningkatan kualitas produksi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Membuat daftar pemasok dan menetapkan pemasok bahan baku.

24. HRD & GA Staff

Tugas dan tanggung jawab HRD & GA Staff adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data tenaga kerja dan karyawan.

b. Membuat laporan tentang kinerja tenaga kerja dan karyawan.

c. Memantau catatan administrasi tentang tenaga kerja dan karyawan.

d. Mengumpulkan data tentang gaji tenaga kerja dan karyawan.

e. Mengawasi catatan kinerja tenaga kerja dan karyawan.

25. Production

Tugas dan tanggung jawab production adalah sebagai berikut:

a. Membantu manajer PPIC dalam jadwal produksi produk agar tidak

terjadi kekurangan dan kelebihan persediaan

b. Melakukan pengawasan terhadap pengendalian produksi agar produk

sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditentukan

c. Bertanggung jawab kepada manajer Production.

26. Service Spv

Tugas dan tanggung jawab service Spv adalah sebagai berikut:

a. Membantu manajer Servise dalam pengembangan Sumber daya manusia

di Departemen Customer Service

b. Melaksakan pengelolaan Departmen Customer Service agar yang

ditetapkan dapat tercapai

c. Menjalankan jalinan bisnis yang baik dengan konsumen

d. Bertanggung jawab kepada manajer service.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27. Marketing & Sales Spv

Tugas dan tanggung jawab marketing & sales Spv adalah sebagai berikut:

a. Mencapai budget penerimaan order yang telah ditargetkan.

b. Menganalisa struktur pasar, pelanggan dan kompetitor.

c. Merespon permintaan dan komplain dari pelanggan dan meneruskan ke

departemen terkait untuk mencari solusi.

d. Menganalisa potensi untuk pengembangan produk.

e. Mengerti karakter pelanggan dan kondisi keuangannya.

f. Melakukan pengontrolan barang konsinyasi di pelanggan.

g. Menjaga dengan baik semua asset perusahaan yang dipakai.

h. Menjaga rahasia perusahaan.

i. Mengikuti peraturan yang ditetapkan perusahaan.

28. PPIC Spv

Tugas dan tanggung jawab PPIC Spv adalah sebagai berikut:

a. Membantu manajer PPIC dalam merencanakan, menjadwalkan, serta

melakukan pengendalian waktu persiapan terhadap semua proyek

pesanan part mesin dari customer.

b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang berkaitan dengan

peninjauan proyek didalam maupun diluar pabrik.

c. Bertanggung jawab kepada manajer PPIC.

29. Quality Control Spv

Tugas dan tanggung jawab quality control Spv adalah sebagai berikut:

a. Mengecek kualitas bahan baku dan hasil produksi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Mengawasi daftar pemasok dan menetapkan pemasok bahan baku.

c. Bertanggung jawab kepada manajer quality control.

30. HR & GA Spv

Tugas dan tanggung jawab HR & GA Spv adalah sebagai berikut:

a. Membantu manajer HR & GA dalam Mengatur dan menghitung jumlah

tenaga kerja.

b. Mengawasi penggunaan data, barang dan peralatan pada masing-masing

departemen.

c. Bertanggung jawab kepada manajer HR & GA.

31. Admin Produksi Staff

Tugas dan tanggung jawab admin produksi staff adalah sebagai berikut:

a. Menjalankan proses administrasi produksi

b. Membuat laporan produksi harian

c. Menjalankan instruksi kerja yang diberikan atasannya

32. Foreman Production

Tugas dan tanggung jawab foreman production adalah sebagai berikut:

a. Menjaga kelancaran proses produksi

b. Mengawasi kinerja operator

c. Menerima ketentuan proses produksi yang diberikan oleh asisten produksi

d. Menyampaikan ketentuan produksi kepada operator

e. Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi dan kinerja operator

33. Logistic and Warehouse Admin Staff

Tugas dan tanggung jawab logistic and warehouse adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Mengkoordinir dan mengawasi pengelolaan persediaan bahan baku.

b. Membuat laporan penerimaan, persediaan dan pengeluaran bahan.

c. Mengontrol persediaan bahan.

d. Memesan bahan bila telah habis.

34. Log &Warehouse foreman

Tugas dan tanggung jawab log &warehouse foreman adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa stok minimum untuk memenuhi kebutuhan produksi dan

administrasi.

b. Selalu memastikan gudang dalam keadaan bersih dan barang-barang

tersusun rapi.

c. Memastikan barang-barang yang diterima dari supplier dalam keadaan

baik dengan jumlah yang cocok sesuai pemesanan.

35. Dispatch Foreman

Tugas dan tanggung jawab dispatch foreman adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab dalam penerapan rencana kerja produksi yang

ditetapkan oleh Produksi.

b. Mengkoordinasikan dan mengarahkan sistem produksi agar tetap dan

tujuan tercapai.

c. Memberi pengarahan kepada operator packing untuk peningkatan kerja

sistem produksi dan mengurangi kerusakan akibat packing.

d. Membuat laporan produksi secara periodik kepada manager untuk

evaluasi kinerja kerja produksi.

e. Menilai hasil kerja bawahannya secara berkala.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36. Mechanical Staff

Tugas dan tanggung jawab mechanical staff adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan proses fabrikasi dan proses pekerjaan mesin.

b. Memeriksa produk yang telah selesai agar sesuai dengan spesifikasi.

c. Merawat mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses fabrikasi

dan proses pekerjaan mesin.

d. Menjaga kebersihan lantai workshop dan ruang mesin.

37. Electrical Staff

Tugas dan tanggung jawab electrical staff adalah sebagai berikut:

a. Merakit instalasi listrik dan sistem kontrol pada produk.

b. Menguji instalasi listrik dan sistem kontrol pada produk yang telah siap.

38. Sales Staff

Tugas dan tanggung jawab sales staff adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data aktivitas pengangkutan produk atas kondisi produk

selama dalam perjalanan.

b. Mengumpulkan data kegiatan pemasangan produk di tempat

pemasangan.

39. Sales Counter Staff

Tugas dan tanggung jawab sales counter staff adalah sebagai berikut:

a. Membuat laporan mengenai aktivitas keuanganperusahaan

b. Membuat laporan manajemen kepada induk perusahaan

c. Menyiapkan dokumen penagihan invoice/kuitansi tagihan beserta

kelengkapannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40. Marketing & Sales Admin Staff

Tugas dan tanggung jawab marketing & sales admin staff adalah sebagai

berikut:

a. Menginput kode barang apabila belum ada di Internal Enquiry/Order

b. Menginput harga dari order yang masuk di sistem estimasi.

c. Menyiapkan laporan rekap bulanan untuk order yang diterima dan

penjualan baik per pelanggan, salesman dan per industri.

d. Menyiapkan laporan bulanan pencapaian order dan penjualan

terhadapbudget.

e. Menyiapkan laporan evaluasi kepuasan pelanggan.

f. Membuat database pelanggan berdasarkan industri.

g. Menyimpan arsip penawaran semua pelanggan.

41. Estimator

Tugas dan tanggung jawab estimator adalah sebagai berikut:

a. Memperkirakan biaya-biaya bahan produksi

b. Menentukan biaya produk yang akan dijual ke konsumen.

42. PPIC Staff

Tugas dan tanggung jawab PPIC staff adalah sebagai berikut:

a. Mencatat tentang rencana produksi

b. Mengumpulkan data tentang penjadwalan pemesanan bahan baku

c. Mengumpulkan data tentang keperluan bahan baku pada proses produksi

d. Mencatat masalah-masalah yang terjadi selama proses produksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43. R&D-QA Staff

Tugas dan tanggung jawab r&d-qa staff adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugas dalam prosedur jaminan kualitas produk

b. Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas

c. Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas

d. Mencatata audit internal dan kegiatan jaminan kualitas lainnya

e. Mengumpulkan dan menyusun data kualitas statistik

f. Menganalisis data untuk mengidentifikasikan area untuk perbaikan

sistem mutu

g. Menyiapkan laporan untuk hasil dari kegiatan kualitas produk

44. Lab Staff

a. Mengumpulkan data tentang kualitas bahan baku dan produk

b. Membuat laporan tentang peningkatan kualitas produk

c. Memantau kualitas bahan baku

d. Mencatat masalah-masalah yang terjadi pada bahan baku selama proses

produksi

45. Drawing staff

Tugas dan tanggung jawab drawing staff adalah sebagai berikut:

a. Menerima spesifikasi produk yang diinginkan konsumen untuk dilakukan

penggambaran ulang oleh pabrik.

b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh gambar yang sedang dikerjakan

bagian anggota drawing.

c. Menyetujui gambar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46. Method Eng. Staff

Tugas dan tanggung jawab method eng. staff adalah sebagai berikut:

a. Melakukan perhitungan terhadap perkiraan proyek yang akan masuk.

b. Berkoordinasi dengan bagian produksi terhadap kapasitas pabrik dengan

jumlah proyek yang akan dikerjakan.

c. Bertanggung jawab kepada asisten manajer proyek.

47. Security

Tugas dan tanggung jawab security adalah sebagai berikut:

a. Menjaga keamanan pabrik

b. Memeriksa setiap tamu yang masuk ke pabrik

c. Bertanggungjawab terhadap HRD dan GA manajer

48. Cleaning Service

Tugas dan tanggung jawab cleaning service adalah sebagai berikut:

a. Melayani karyawan-karyawan yang ada di perusahaan

b. Membersihkan perusahaan, tempat produksi secara keseluruhan

49. Operator

Tugas dan tanggung jawab operator adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan proses produksi sesuai ketetapan yang ditentukan oleh

mandor produksi

b. Menjalankan tugas sesuai pembagian tugas masing-masing

c. Bertanggungjawab atas tugas yang diberikan

d. Bertanggungjawab kepada mandor produksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50. Driver

Tugas dan tanggung jawab driver adalah sebagai berikut:

a. Mengantarkan produk ke konsumen

b. Melaksanakan tugas yang diberikan service manager

c. Membersihkan dan merawat transportasi perusahaan

51. Fabrication Work

Tugas dan tanggung jawab fabrication work adalah sebagai berikut:

a. Membuat produk sesuai dengan order pelanggan

b. Melakukan aktivitas pengelasan dan fabrikasi material besi atau baja

sesuai dengan kebutuhan

52. QC Checker

Tugas dan tanggung jawab qc checker adalah sebagai berikut:

a. Mengecek kualitas produk yang sudah jadi

b. Mengecek spesifikasi produk agar sesuai dengan keinginan konsumen

c. Mencatat spesifikasi produk yang sudah jadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


L-2 :
PENGAMATAN
WORK SAMPLING

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


L-3 : PENGOLAHAN DATA WORK SAMPLING

Uji Keseragaman Data

Perhitungan BKA dan BKB untuk stasiun kerja 1 (SK-1) adalah sebagai berikut:

78,72 + 77,66 + 79,79 + 76,60 + 77,66


P= = 78,09%
5

0,7809 ( 1 - 0,7809 )
BKA = 0,7809 + 1,96 = 0,8645
94

0,7809 ( 1 - 0,7809 )
BKB = 0,7809 − 1,96 = 0,6972
94

Karena semua data proporsi aktivitas stasiun kerja 1 (SK-1) berada di antara BKA

dan BKB maka data dikatakan seragam.

Perhitungan BKA dan BKB untuk stasiun kerja 2 (SK-2) adalah sebagai berikut:

79,79 + 76,60 + 81,91 + 76,60 + 79,79


P= = 78,94%
5

0,7894 ( 1 - 0,7894 )
BKA = 0,7894 + 1,96 = 0,8718
94

0,7894 ( 1 - 0,7894 )
BKB = 0,7894 − 1,96 = 0,7069
94

Karena semua data proporsi aktivitas stasiun kerja 2 (SK-2) berada di antara BKA

dan BKB maka data dikatakan seragam.

Perhitungan BKA dan BKB untuk stasiun kerja 3 (SK-3) adalah sebagai berikut:

81,91 + 81,91 + 80,85 + 82,98 + 81,91


P= = 81,91%
5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


0,8191 ( 1 - 0,8191 )
BKA = 0,8191 + 1,96 = 0,8970
94

0,8191 ( 1 - 0,8191 )
BKB = 0,8191 − 1,96 = 0,7413
94

Karena semua data proporsi aktivitas stasiun kerja 3 (SK-3) berada di antara BKA

dan BKB maka data dikatakan seragam.

Perhitungan BKA dan BKB untuk stasiun kerja 4 (SK-4) adalah sebagai berikut:

92,55 + 93,62 + 94,68 + 94,68 + 95,74


P= = 94,26%
5

0,9426 ( 1 - 0,9426)
BKA = 0,9426 + 1,96 = 0,9896
94

0,9426 ( 1 - 0,9426)
BKB = 0,9426 − 1,96 = 0,8955
94

Karena semua data proporsi aktivitas stasiun kerja 4 (SK-4) berada di antara BKA

dan BKB maka data dikatakan seragam.

Perhitungan BKA dan BKB untuk stasiun kerja 5 (SK-5) adalah sebagai berikut:

73,40 + 77,66 + 75,53 + 79,79 + 76,60


P= = 76,60%
5

0,7660( 1 - 0,7660 )
BKA = 0,7660 + 1,96 = 0,8516
94

0,7660( 1 - 0,7660 )
BKB = 0,7660 − 1,96 = 0,6804
94

Karena semua data proporsi aktivitas stasiun kerja 5 (SK-5) berada di antara BKA

dan BKB maka data dikatakan seragam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Uji Kecukupan Data

Perhitungan uji kecukupan data untuk stasiun kerja 1 (SK-1) adalah sebagai

berikut ini:

1,96 2 ( 1 - 0,7809 )
N' = = 431,26
(0,05) 2 (0,7809)

N = 470, maka N’ < N, data dikatakan cukup.

Jumlah pengamatan adalah 470, maka data dikatakan cukup.

Perhitungan uji kecukupan data untuk stasiun kerja 2 (SK-2) adalah sebagai

berikut ini:

1,96 2 ( 1 - 0,7894 )
N =
'
= 410 ,05
(0,05) 2 (0,7894)

N = 470, maka N’ < N, data dikatakan cukup.

Jumlah pengamatan adalah 470, maka data dikatakan cukup.

Perhitungan uji kecukupan data untuk stasiun kerja 3 (SK-3) adalah sebagai

berikut ini:

1,96 2 ( 1 - 0,8191 )
N' = = 339 ,26
(0,05) 2 (0,8191)

N = 470, maka N’ < N, data dikatakan cukup.

Jumlah pengamatan adalah 470, maka data dikatakan cukup.

Perhitungan uji kecukupan data untuk stasiun kerja 4 (SK-4) adalah sebagai

berikut ini:

1,96 2 ( 1 - 0,9426 )
N =
'
= 93,66
(0,05) 2 (0,9426)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


N = 470, maka N’ < N, data dikatakan cukup.

Jumlah pengamatan adalah 470, maka data dikatakan cukup.

Perhitungan uji kecukupan data untuk stasiun kerja 5 (SK-5) adalah sebagai

berikut ini:

1,96 2 ( 1 - 0,7660 )
N' = = 469 ,53
(0,05) 2 (0,7660)

N = 470, maka N’ < N, data dikatakan cukup.

Jumlah pengamatan adalah 470, maka data dikatakan cukup.

Perhitungan Tingkat Akurasi

Perhitungan tingkat akurasi untuk stasiun kerja 1 (SK-1) adalah sebagai berikut:

0,7809 ( 1 - 0,7809 )
L = 1,96 = 3,74%
470

Perhitungan tingkat akurasi untuk stasiun kerja 2 (SK-2) adalah sebagai berikut:

0,7894 ( 1 - 0,7894 )
L = 1,96 = 3,69%
470

Perhitungan tingkat akurasi untuk stasiun kerja 3 (SK-3) adalah sebagai berikut:

0,8191 ( 1 - 0,8191 )
L = 1,96 = 3,48%
470

Perhitungan tingkat akurasi untuk stasiun kerja 4 (SK-4) adalah sebagai berikut:

0,9426( 1 - 0,9426 )
L = 1,96 = 2,10%
470

Perhitungan tingkat akurasi untuk stasiun kerja 5 (SK-5) adalah sebagai berikut:

0,7660 ( 1 - 0,7660 )
L = 1,96 = 3,83%
470

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perhitungan Waktu Standar

Perhitungan waktu standar pada stasiun kerja 1 (SK-1) adalah sebagai berikut:

(5  6  3600)  0,7809  1 100%


Waktu Standar =  = 523,57 detik
177 100% - 9,0%

Perhitungan waktu standar pada stasiun kerja 2 (SK-2) adalah sebagai berikut:

(5  6  3600)  0,7894  1 100%


Waktu Standar =  = 544 ,23 detik
177 100% - 11,5%

Perhitungan waktu standar pada stasiun kerja 3 (SK-3) adalah sebagai berikut:

(5  6  3600)  0,8191  1 100%


Waktu Standar =  = 581,19 detik
177 100% - 14,0%

Perhitungan waktu standar pada stasiun kerja 4 (SK-4) adalah sebagai berikut:

(5  6  3600)  0,9426  1 100%


Waktu Standar =  = 994 ,58 detik
115 100% - 11,0%

Perhitungan waktu standar pada stasiun kerja 5 (SK-5) adalah sebagai berikut:

(5  6  3600)  0,7660  1 100%


Waktu Standar =  = 532 ,63 detik
167 100% - 7,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


L-4 : Tabel Allowance

Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran (%)


A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita
1. Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk Tanpa beban 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0
2. Sangat ringan Bekerja dimeja, berdiri 0,00 – 2,25 kg 6,0 – 7,5 6,0 – 7,5
3. Ringan Menyekop, ringan 2,25 – 9,00 7,5 – 12,0 7,5 – 16,0
4. Sedang Mencangkul 9,00 – 18,00 12,0 – 19,0 16,0 – 30,0
Mengayun palu yang
5. Berat 19,00 – 27,00 19,0 – 30,0
berat
6. Sangat berat Memanggul beban 27,00 – 50,00 30,0 – 50,0
7. Luar-biasa berat Memanggul karung berat Diatas 50 kg
B. Sikap kerja Contoh Pekerjaan Kelonggaran (%)
1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0,00 – 1,0
Badan tegak, ditumpu
2. Berdiri diatas dua kaki 1,0 – 2,5
dua kaki
Satu kaki mengerjakan
3. Berdiri diatas satu kaki 2,5 – 4,0
alat control
Pada bagian sisi,
4. Berbaring belakang atau depan 2,5 – 4,0
badan
Badan dibungkukkan
5. Membungkuk bertumpu pada kedua 4,0 - 10
kaki
C. Gerakan kerja Contoh Pekerjaan Kelonggaran (%)
1. Normal Ayunan bebas dari palu 0
2. Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0–5
Membawa beban berat
3. Sulit 0–5
dengan satu tangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran (%)
C. Gerakan kerja
4. Pada anggota- anggota Bekerja dengan tangan
5 – 10
badan terbatas diatas kepala
Bekerja dilorong
5. Seluruh anggota badan
pertambangan yang 10 – 15
terbatas
sempit
D. Kelelahan mata *)
Pencahayaan baik Buruk

1. Pandangan yang terputus-


Membawa alat ukur 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0
putus
2. Pandangan yang hampir Pekerjaan-pekerjaan yang
6,0 – 7,5 6,0 – 7,5
terus menerus teliti
3. Pandangan terus menerus
Memeriksa cacat-cacat
dengan fokus berubah – 7,5 – 12,0 7,5 – 16,0
pada kain
ubah
12,0 – 19,0
4. Pandangan terus menerus Pemeriksaan yang sangat
19,0 – 30,0 16,0 – 30,0
dengan fokus tetap teliti
30,0 – 50,0
E. Keadaan temperatur Kelonggaran (%)
Temperatur (%)
tempat kerja **) Kelemahan normal Berlebihan
1. Beku Dibawah 0 Diatas 10 Diatas 12
2. Rendah 0 – 13 10 – 0 12- 5
3. Sedang 13 – 22 5–0 8–0
4. Normal 22 – 28 0–5 0–8
5. Tinggi 28 – 38 5 – 40 8 – 100
6. Sangat tinggi Diatas 38 Diatas 40 Diatas 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran (%)
F. Keadaan atmosfer ***)
Ruang yang berventilasa
1. Baik 0
baik, udara segar
Ventilasi kurang baik,
2. Cukup ada bau-bauan (tidak 0–5
berbahaya)
Adanya debu-debu
3. Kurang baik beracun, atau tidak 5 – 10
beracun tetapi banyak
Adanya bau-bauan
berbahaya yang
4. Buruk mengharuskan 10 – 20
menggunakan alat-alat
pernapasan
G. Keadaan lingkungan
Kelonggaran (%)
yang baik
1. Bersih, sehat, cerah
0
dengan kebisingan rendah
2. Siklus kerja berulang –
0–1
ulang antara 5 -10 detik
3. Siklus kerja berulang –
1–3
ulang antara 0 -5 detik
4. Sangat bising 0–5
5. Jika factor – factor yang
berpengaruh dapat 0–5
menurunkan kualitas
6. Terasa adanya getaran
5 – 10
lantai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran (%)
G. Keadaan lingkungan
Kelonggaran (%)
yang baik
7. Keadaan – keadaan yang
luar biasa (bunyi, 5 – 15
kebersihan, dll)
Keterangan: *) kontras antara warna hendaknya diperhatikan
**) tergantung juga pada keadaan ventilasi
***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan
laut dan keadaan iklim.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PETA PROSES REGU KERJA
PEKERJAAN : PROSES PRODUKSI GEAR
DIPETAKAN OLEH : TRI YUANA PUTRI
TANGGAL DIPETAKAN : 18 OKTOBER 2016
SEKARANG USULAN
2 2 1 1
1 1 1 3 3 3 4 4 4 4 4 5 6 7 8 9 10 1 1 12 12 12 13 13 13 13 13 13 14 15 15 15 16 17 18 19 20 21 21 21 22 23 24 25 25 25 25 25 25 25 25 26 26 27 28 29 30 30 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86

W 1 1 1 2 8 17 10 3 82 1 4 1 9 1 30 30 60 4 3 3 7 24 1 5 3 2 2 1 90 2 1 12 10 8 30 60 4 3 3 38 10 27 3 3 3 47 1 1 10 5 8 1 2 2 1 1 1 10 4 11 19 5 50 5 1 73 1 5 4 20 10 67 20 10 98 1 5 30

J 2 0,5 0,5 2 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 5

31 32 32 32 32 32 32 33 33 33 33 34 35 35 36 36 36 37 37 37 38 38 38 38 38 39 39 39 40 41 41 41 42 43 43 43 43 43 43 43 44 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87

W 1 1 1 2 8 17 10 3 82 1 4 1 9 1 30 30 60 4 3 3 7 24 1 5 3 2 2 1 90 2 1 12 10 8 30 60 4 3 3 38 10 27 3 3 3 47 1 1 10 5 8 1 2 2 1 1 1 10 4 11 19 5 50 5 1 73 1 5 4 20 10 67 20 10 98 1 5 30

J 5 2 0,5 1 5

4 4 4 4 4 4 4 4
45 45 45 45 45 45 45 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 48 49 50 50 50 51 51 52 53 54 55 56 56 56 56 56 56 56 57 58 88 88 88 88
7 7 7 7 7 7 7 7

W 1 1 1 2 8 17 10 3 82 1 4 1 9 1 30 30 60 4 3 3 7 24 1 5 3 2 2 1 90 2 1 12 10 8 30 60 4 3 3 38 10 27 3 3 3 47 1 1 10 5 8 1 2 2 1 1 1 10 4 11 19 5 50 5 1 73 1 5 4 20 10 67 20 10 98 1 5 30

J 1 5 2 5

63 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
59 59 59 59 60 60 60 60 60 61 62 62 63 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 65 66 67 69 70 71
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

W 1 1 1 2 8 17 10 3 82 1 4 1 9 1 30 30 60 4 3 3 7 24 1 5 3 2 2 1 90 2 1 12 10 8 30 60 4 3 3 38 10 27 3 3 3 47 1 1 10 5 8 1 2 2 1 1 1 10 4 11 19 5 50 5 1 73 1 5 4 20 10 67 20 10 98 1 5 30

J 0,5 5 0,5 5 0,5 20

72 72 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 74 75 75 75 76 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 78 79 79 79 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 81 82 83 84 85 89 89 89 89 89 89 89

W 1 1 1 2 8 17 10 3 82 1 4 1 9 1 30 30 60 4 3 3 7 24 1 5 3 2 2 1 90 2 1 12 10 8 30 60 4 3 3 38 10 27 3 3 3 47 1 1 10 5 8 1 2 2 1 1 1 10 4 11 19 5 50 5 1 73 1 5 4 20 10 67 20 10 98 1 5 30

J 0,5 1 0,5 3 0,5 1 2

URAIAN LAMBANG
1 Mengambil kayu randu 32 Memas ukkan pasir 63 Membawa gear ke bagian penghalusan
2 Mengukur kayu randu 33 Mengeringkan pasir 64 Menghalus kan gear dengan mesin gerinda
3 Memotong kayu randu 34 Mematikan mesin 65 Meletakkan gear di lantai
4 Membentuk drag atas 35 Memindahkan pasir ke pengayakan pasir menggunakan gerobak sorong 66 Memindahkan gear ke tempat pengujian heat treatment
5 Memindahkan drag atas ke penyatuan drag atas dengan drag bawah 36 Mengayak pasir 67 Memas ukkan gear ke dalam mesin heat treatment
6 Membuat pola mal atas gear di triplek 37 Membawa pasir hasil ayakan ke bagian penuangan pasir menggunakan gerobak sorong 68 Menguji sifat material
7 Memotong triplek 38 Memas ukkan pasir ke mesin moulding 69 Mematikan mesin
8 Mendepul mal atas gear 39 Memas ukkan resin dan katalis 70 Mengeluarkan gear dari mesin heat treatment
9 Memindahkan mal atas gear ke penyatuan drag atas dengan mal atas 40 Memas ukkan pasir ke dalam corong drag gear 71 Membawa gear ke proses pelubangan
10 Mengambil kayu randu 41 Memindahkan drag ke roller conveyor 72 Meletakkan gear di mesin bor
11 Mengukur kayu randu 42 Mengambil alat gas CO2 73 Melubangi gear dengan mesin bor
12 Memotong kayu randu 43 Mengeras kan cetakan dengan CO2 74 Meletakkan gear di lantai
13 Membentuk drag bawah 44 Membawa cetakan pasir ke penuangan leburan bes i 75 Membawa gear ke tempat pembubutan
14 Memindahkan drag bawah ke penyatuan drag bawah dengan mal bawah 45 Memas ukkan besi-besi tua ke dalam tanur 76 Meletakkan gear di mesin bubut
15 Membuat pola mal bawah gear di triplek 46 Meleburkan besi dengan suhu 1600C 77 Membubut gear dengan mesin bubut
16 Memotong triplek 47 Mengecek kadar leburan 78 Meletakkan gear di lantai
17 Mendepul mal bawah gear 48 Menuangkan karbon, silikon dan mangan 79 Membawa gear ke tempat pengecatan
18 Memindahkan mal bawah gear ke penyatuan drag bawah dengan mal bawah 49 Menuangkan slag removal 80 Mengecat gear dengan kuas
19
Mengambil drag atas 50
Mengangkat kotoran yang melekat pada leburan besi 81 Meletakkan gear di lantai
20
Mengambil mal atas 51
Menuangkan hasil leburan ke dalam ladle 82 Memindahkan gear ke bagian packaging
21
Menyatukan drag atas dan mal atas 52
Membawa ladle ke cetakan pasir 83
Memas ukkan gear ke dalam peti kayu
22 Memindahkan drag atas dengan mal atas ke penyatuan drag atas dan drag bawah menjadi drag gear 53 Menuangkan leburan ke dalam cetakan pasir 84
Menutup peti kayu dengan paku
23 Mengambil drag bawah 54 Memindahkan cetakan pasir ke tempat pengeringan 85
Memindahkan gear ke pengangkutan
24
Mengambil mal bawah 55 Menuangkan karbon 86 Operator 1 menunggu
25 Menyatukan drag bawah dengan mal bawah 56 Mendiamkan hasil leburan 87 Operator 2 menunggu
26
Memindahkan drag bawah dengan mal bawah ke penyatuan drag atas dan drag bawah menjadi drag gear 57 Melepaskan gear dari cetakan pas ir 88 Operator 3 menunggu
27
Mengambil drag atas 58
Membawa gear ke tempat pembersihan pasir 89 Operator 5 menunggu
28
Mengambil drag bawah 59
Memas ukan gear ke dalam mesin shoot blasting
29
Menyatukan drag atas dan drag bawah menjadi drag gear 60
Melepaskan pasir yang menempel
30
Memindahkan drag gear ke stas iun kerja moulding 61
Mematikan mesin
31
Menghidupkan mesin 62
Mengeluarkan gear dari mesin

RINGKASAN
Sekarang Usulan
Kegiatan
Jumlah Waktu Jumlah Waktu
Transportasi 54 390
Operasi 233 3606
Pemeriksaan 37 470
Menunggu 66 1413
TOTAL 387 5874

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PETA PROSES REGU KERJA
PEKERJAAN : PROSES PRODUKSI GEAR
DIPETAKAN OLEH : TRI YUANA PUTRI
TANGGAL DIPETAKAN : 18 OKTOBER 2016
SEKARANG USULAN
1 1
1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 4 5 6 6 6 7 7 7 7 8 8 8 9 10 1 1 12 12 12 12 13 13 13 13 13 13 13 13 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 25 25 25 26 27 28 29 30 38 39 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 41 41 41 86 86

W 1 1 1 7 3 28 2 88 1 10 1 1 12 10 8 7 15 5 1 9 5 46 4 3 3 7 23 1 4 2 4 2 21 1 5 5 5 5 52 1 30 30 60 4 3 3 75 3 3 3 49 1 5 20 3 1 1 10 15 40 5 3 1 5 13 17 13 1 1 15 9 1 6 1 3 1 1 4 10 10 10

J 2 0,5 0,5 2 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 5 0,5

6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
31 32 32 32 33 33 33 33 34 35 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 37 37 37 51 51 52 52 53 53 53 53 53 53 53 54 67 69 70 71 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

W 1 1 1 7 3 28 2 88 1 10 1 1 12 10 8 7 15 5 1 9 5 46 4 3 3 7 23 1 4 2 4 2 21 1 5 5 5 5 52 1 30 30 60 4 3 3 75 3 3 3 49 1 5 20 3 1 1 10 15 40 5 3 1 5 13 17 13 1 1 15 9 1 6 1 3 1 1 4 10 10 10

J 5 2 5 2 0,5 20

42 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 4 4 48 49
42 42 42 43 43 43 43 43 43 43 43 43 44 45 45 45 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 50 88 88 88 88 88 88 88 88 88 88 88
7 7

W 1 1 1 7 3 28 2 88 1 10 1 1 12 10 8 7 15 5 1 9 5 46 4 3 3 7 23 1 4 2 4 2 21 1 5 5 5 5 52 1 30 30 60 4 3 3 75 3 3 3 49 1 5 20 3 1 1 10 15 40 5 3 1 5 13 17 13 1 1 15 9 1 6 1 3 1 1 4 10 10 10

J 1 5 1

55 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 57 57 58 58 59 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 61 62 63 63 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 65 66 66 66 89 89 89 89 89 89

W 1 1 1 7 3 28 2 88 1 10 1 1 12 10 8 7 15 5 1 9 5 46 4 3 3 7 23 1 4 2 4 2 21 1 5 5 5 5 52 1 30 30 60 4 3 3 75 3 3 3 49 1 5 20 3 1 1 10 15 40 5 3 1 5 13 17 13 1 1 15 9 1 6 1 3 1 1 4 10 10 10

J 5 0,5 5 0,5 5

72 72 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 74 75 75 75 75 75 76 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 78 79 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 81 82 82 82 83 84 84 85

W 1 1 1 7 3 28 2 88 1 10 1 1 12 10 8 7 15 5 1 9 5 46 4 3 3 7 23 1 4 2 4 2 21 1 5 5 5 5 52 1 30 30 60 4 3 3 75 3 3 3 49 1 5 20 3 1 1 10 15 40 5 3 1 5 13 17 13 1 1 15 9 1 6 1 3 1 1 4 10 10 10

J 0,5 1 0,5 3 0,5 1 2

URAIAN LAMBANG
1 Mengambil kayu randu 32 Memas ukkan pasir 63 Membawa gear ke bagian penghalusan
2 Mengukur kayu randu 33 Mengeringkan pasir 64 Menghalus kan gear dengan mesin gerinda
3 Memotong kayu randu 34 Mematikan mesin 65 Meletakkan gear di lantai
4 Membentuk drag atas 35 Memindahkan pasir ke pengayakan pasir menggunakan gerobak sorong 66 Memindahkan gear ke tempat pengujian heat treatment
5 Memindahkan drag atas ke penyatuan drag atas dengan drag bawah 36 Mengayak pasir 67 Memas ukkan gear ke dalam mesin heat treatment
6 Membuat pola mal atas gear di triplek 37 Membawa pasir hasil ayakan ke bagian penuangan pasir menggunakan gerobak sorong 68 Menguji sifat material
7 Memotong triplek 38 Memas ukkan pasir ke mesin moulding 69 Mematikan mesin
8 Mendepul mal atas gear 39 Memas ukkan resin dan katalis 70 Mengeluarkan gear dari mesin heat treatment
9 Memindahkan mal atas gear ke penyatuan drag atas dengan mal atas 40 Memas ukkan pasir ke dalam corong drag gear 71 Membawa gear ke proses pelubangan
10 Mengambil kayu randu 41 Memindahkan drag ke roller conveyor 72 Meletakkan gear di mesin bor
11 Mengukur kayu randu 42 Mengambil alat gas CO2 73 Melubangi gear dengan mesin bor
12 Memotong kayu randu 43 Mengeras kan cetakan dengan CO2 74 Meletakkan gear di lantai
13 Membentuk drag bawah 44 Membawa cetakan pasir ke penuangan leburan bes i 75 Membawa gear ke tempat pembubutan
14 Memindahkan drag bawah ke penyatuan drag bawah dengan mal bawah 45 Memas ukkan besi-besi tua ke dalam tanur 76 Meletakkan gear di mesin bubut
15 Membuat pola mal bawah gear di triplek 46 Meleburkan besi dengan suhu 1600C 77 Membubut gear dengan mesin bubut
16 Memotong triplek 47 Mengecek kadar leburan 78 Meletakkan gear di lantai
17 Mendepul mal bawah gear 48 Menuangkan karbon, silikon dan mangan 79 Membawa gear ke tempat pengecatan
18 Memindahkan mal bawah gear ke penyatuan drag bawah dengan mal bawah 49 Menuangkan slag removal 80 Mengecat gear dengan kuas
19
Mengambil drag atas 50
Mengangkat kotoran yang melekat pada leburan besi 81 Meletakkan gear di lantai
20
Mengambil mal atas 51
Menuangkan hasil leburan ke dalam ladle 82 Memindahkan gear ke bagian packaging
21
Menyatukan drag atas dan mal atas 52
Membawa ladle ke cetakan pasir 83
Memas ukkan gear ke dalam peti kayu
22 Memindahkan drag atas dengan mal atas ke penyatuan drag atas dan drag bawah menjadi drag gear 53 Menuangkan leburan ke dalam cetakan pasir 84
Menutup peti kayu dengan paku
23 Mengambil drag bawah 54 Memindahkan cetakan pasir ke tempat pengeringan 85
Memindahkan gear ke pengangkutan
24
Mengambil mal bawah 55 Menuangkan karbon 86 Operator 1 menunggu
25 Menyatukan drag bawah dengan mal bawah 56 Mendiamkan hasil leburan 87 Operator 2 menunggu
26
Memindahkan drag bawah dengan mal bawah ke penyatuan drag atas dan drag bawah menjadi drag gear 57 Melepaskan gear dari cetakan pas ir 88 Operator 3 menunggu
27
Mengambil drag atas 58
Membawa gear ke tempat pembersihan pasir 89 Operator 5 menunggu
28
Mengambil drag bawah 59
Memas ukan gear ke dalam mesin shoot blasting
29
Menyatukan drag atas dan drag bawah menjadi drag gear 60
Melepaskan pasir yang menempel
30
Memindahkan drag gear ke stas iun kerja moulding 61
Mematikan mesin
31
Menghidupkan mesin 62
Mengeluarkan gear dari mesin

RINGKASAN
Sekarang Usulan
Kegiatan
Jumlah Waktu Jumlah Waktu
Transportasi 54 390 55 390
Operasi 233 3606 285 3606
Pemeriksaan 37 470 30 470
Menunggu 66 1413 66 68
TOTAL 387 5874 387 4534

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai