Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PENINGKATAN CAPAIAN PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR DAERAH MELALUI
PARTISIPASI STAKEHOLDERS
(”INTAN NAN INDAH”)

OLEH :
SRI SUHARTANTA, SIP.MSi
NDH : A.13 /PKN II ANGKATAN XXIII / 2021

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
2021

ii
i
DAFTAR ISI

BERITA ACARA SEMINAR PROYEK PERUBAHAN…………………………………i


DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii
DAFTAR TABEL..…………………………………………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR….…………………………………………………………………....iv
DAFTAR SINGKATAN..………………………………………………………………….v
KATA PENGANTAR……… ………………….…………………………………………vi
RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIF SUMMARY)………………………………...vii

BAB I RENCANA PROYEK PERUBAHAN……………………………………… … 1


1.1. JUDUL……………………………………………………………………… 1
1.2. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN…………………………………… 2
1.3. LATAR BELAKANG……………………………………………………….. 3
1.4. TUJUAN DAN MANFAAT………………………………………………… 11
1.5. OUTPUT DAN OUTCOMES……………………………………………... 13
1.6. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS………………....... 13
1.6.1. MembangunTim Efektif…………………………………………………… 13
1.6.2. Rencana Tahapan Perubahan…………………………………………… 15
1.6.3. Anggaran……………………………………………………………………. 22
1.7. RENCANA STRATEGI MARKETING…………………………………… 22
1.7.1. Strategi Marketing Proses Penyusunan Proyek Perubahan………….. 22
1.7.2. Strategi Marketing Hasil Proyek Perubahan……………………………. 26
1.8. POTENSI RESIKO DAN RENCANA MITIGASI………………………... 27
BAB II PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN………………………………. 30
2.1. CAPAIAN TAHAPAN RENCANA STRATEGIS……………………….. 30
2.1.1. Capaian Rencana Jangka Pendek………………………………………. 30
2.1.2. Pelaksanaan Capaian Jangka Pendek………………………………….. 33
2.1.3. Hasil Pelaksanaan Rencana Jangka Pendek………………………….. 61
2.2. PERGESERAN POSISI STAKEHOLDERS……………………………. 77
2.3. STRATEGI KOMUNIKASI STAKEHOLDERS…………………………. 80
2.4. IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING……………………………. 82
2.4.1 Implementasi Strategi Marketing Proses Penyusunan Rencana 82
Jangka Pendek……………………………………………………………. 82
2.4.2. Implementasi Strategi Marketing Hasil Proyek Perubahan…………… 82
2.5. LESSON LEARNT…………………………………………………………. 83
2.5.1. Organisasi Adaptif Agile…………………………………………………... 83
2.5.2. Organisasi Pembelajar……………………………………………………. 84
2.5.3. Dialog Strategis……………………………………………………………. 84
2.5.4 Pembelajaran Kepemimpinan……………………………………………. 85
2.6. KENDALA YANG DIHADAPI DAN STRATEGI SOLUSI……………… 85
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………... 87
3.1. KESIMPULAN……………………………………………………………… 87
3.2. SARAN……………………………………………………………………… 87
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………… 89

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Capaian Kinerja Pembangunan Bidang Pekerjaan Umum……. 4


Tabel 2. Capaian Indeks Infrastruktur Daerah Tahun 2020…………… 5
Tabel 3. Sasaran Indeks Infrastruktur Daerah Tahun 2022 s.d. 2026…. 5
Tabel 4. Kontribusi PAD terhadap APBD Tahun 2016-2020……………. 6
Tabel 5. Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun 2017-2019………. 6
Tabel 6. Hasil Analisis SOAR……………………………………………… 8
Tabel 7. Sinkronisasi Judul, Tema Diklat, dan VKN PKN II …………….
Tabel 8. Rencana Tahapan Jangka Pendek……………………………… 12
Tabel 9. Rencana Tahapan Jangka Menengah………………………….. 16
Tabel 10. Rencana Tahapan Jangka Panjang……………………………... 18
Tabel 11. Identifikasi Stakeholders dan Strategi Komunikasi…………….. 20
Tabel 12. Strategi Komunikasi Stakeholders…………………………………………………. 22
Tabel 13. Potensi Risiko dan Rencana Mitigasi……………………………. 25
Tabel 14. Ringkasan/Overview Pelaksanaan dan Capaian Proyek 29
Tabel 15. Perubahan………………………………………………………….. 78
Tabel 16. Strategi Komunikasi Stakeholders……………………………….. 80
Tabel 17. Kendala Yang Dihadapi dan Solusi……………………………… 85

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kondisi Saat ini, Inovasi, dan Kondisi yang 7


Diharapkan…………………………………………………….
Gambar 2 Bagan Organisasi Tim………………………………………. 11
Gambar 3 Pemetaan Stakeholders…………………………………….. 21

iv
DAFTAR ISTILAH / SINGKATAN

SPPN : Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah
IKU : Indikator Kinerja Utama
SPAM : Sistem Penyediaan Air Minum
CSR : Corporate Social Responsibility
SPAM BM : Sistem Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat
RISPAM : Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
TPST : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
RTH : Ruang Terbuka Hijau
SATKERBPJN : Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
BBWSSO : Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak
BPPW : Balai Prasarana Permukiman Wilayah
BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
KPBU : Kerjasama Pemerintah Badan Usaha

v
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat


taufiq dan hidayahNya sehingga penulis dapat mengimplementasikan dan
menyampaikan Laporan Proyek Perubahan sesuai waktu yang telah ditentukan
dengan judul:“PENINGKATAN CAPAIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
DAERAH MELALUI PARTISIPASI STAKEHOLDERS DI KABUPATEN
GUNUNGKIDUL” “(INTAN NAN INDAH)”.
Laporan Proyek Perubahan ini diajukan sebagai syarat penilaian dalam
rangka mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II (PKN II) yang
diselenggarakan oleh Badan Diklat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
bersama Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan berbagai bantuan dan dorongan yaitu kepada:
1. Bapak Bupati Gunungkidul atas pemberian ijinnya untuk mengikuti diklat PKN II.
2. Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul selaku Mentor yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.
3. Ibu Dr. Winantuningtyas Titi Swasanany, MSi selaku Coach yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.
4. Bapak Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta beserta seluruh karyawan/karyawatinya.
5. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah (BKPPD)
Kabupaten Gunungkidul.
6. Para Pengajar dan Widyaiswara yang telah memberikan pengarahan dan
pengetahuan kepada penulis selama mengikuti PKN II.
7. Istri dan anak-anak tercinta, atas dorongan dan semangatnya.
8. Keluarga besar BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul, Sekretaris, Kepala Bidang,
Kepala Subbidang, dan Kepala Subbagian, beserta staf ASN dan THL atas
dukungan, kekompakan, dan kebersamaannya.
Kami menyadari bahwa Proyek Perubahan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, sumbang saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan rancangan proyek perubahan ini sangat kami harapkan.
Yogyakarta, 18 Nopember 2021
Penyusun,

Sri Suhartanta, SIP.MSi


NDH: A.13

vi
RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)

Infrastruktur daerah merupakan program prioritas pembangunan nasional


dan daerah. Kabupaten Gunungkidul menetapkan indeks infrastruktur daerah
sebagai indikator sasaran RPJMD Tahun 2021-2026 yaitu sebesar 85.
Peningkatan capaian pembangunan infrastruktur daerah melalui partisipasi
stakeholders merupakan strategi terobosan inovasi saling silang perencanaan
(cross functional planning) dengan menyiapkan perencanaan sejak awal (T-1)
sebelum agenda perencanaan tahunan (annual plan) di tengah situasi
keterbatasan kemampuan keuangan daerah. Proyek perubahan berjudul:
Peningkatan Capaian Pembangunan Infrastruktur Daerah Melalui Partisipasi
Stakeholders (INTAN NAN INDAH) merupakan terobosan inovasi perencanaan
untuk mengatasi gap keterbatasan kemampuan keuangan dalam membiayai
pembangunan dengan mengoptimalkan sumber dana Non APBD Kabupaten.
Proyek perubahan ini sesuai tematik kebudayaan sebagai value PKN II
Angkatan XXIII sehingga judul proyek perubahan dikaitkan dengan filosofi
“Darmaning Satriya Mahanani Rahayuning Nagara (pengabdian ksatria
menyebabkan kesejahteraan dan ketentraman negara).
Keluaran (ouput) proyek perubahan yaitu:
- Dokumen Potensi Pembangunan Infrastruktur Daerah
- Usulan Program Prioritas Pembangunan Infrastruktur Daerah bersumber
dana APBD Daerah Istimewa Yogyakarta, Dana Keistimewaan, Usulan
Permohonan Pemanfaatan Tanah Sultan Ground, APBN, Kerjasama
Pemerintah Dunia Usaha (KPBU), dan CSR.
- Video Profile Program Prioritas Pembangunan Infrastruktur Daerah sebagai
sarana marketing dan komunikasi publik pembangunan infrastruktur daerah
kepada para pihak.

INTAN NAN INDAH merupakan wujud nyata model Pentahelix dalam


merealisasikan Visi: “Mewujudkan Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Yang
Bermartabat”, dengan penguatan jejaring, kolaborasi, dukungan, dan partisipasi
para pihak baik Perguruan Tinggi/Kampus, Forum CSR, DPRD, Pemda
DIY,Kementerian/Lembaga Negara, dan masyarakat dalam pembangunan
infrastruktur daerah.
Dengan menguatnya dukungan dan partisipasi stakeholders maka terjadi
akselerasi capaian target RPJMD Tahun 2021-2026 yaitu peningkatan capaian
indeks infrastruktur daerah.

vii
BAB I
RENCANA PROYEK PERUBAHAN

1.1. JUDUL
Judul proyek perubahan adalah: “Peningkatan Capaian Pembangunan
Infrastruktur Daerah Melalui Partisipasi Stakeholders” disingkat (“INTAN
NAN INDAH”)

1.2. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan bahwa Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) bertujuan untuk mendukung koordinasi antar
pelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi
baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun
antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan
partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Berdasarkan arah
kebijakan nasional dan direktif arahan Presiden RI bahwa salah satu prioritas
pembangunan nasional adalah percepatan pembangunan infrastruktur.
Berdasarkan hasil evaluasi atas capaian RPJMD Kabupaten Gunungkidul terjadi
gap capaian pembangunan infrastruktur daerah yaitu dari target indeks
infrastruktur daerah sebesar 71,76 baru tercapai 60,54 sedangkan target akhir
RPJMD Tahun 2021-2026 sebesar 85.
Dalam rangka mendukung Visi Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2021-2026 yaitu: “
Mewujudkan Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Yang Bermartabat”, proyek
perubahan ini merupakan upaya mengatasi permasalahan belum optimalnya
capaian pembangunan infrastruktur daerah. Belum tercapainya target tersebut
dikarenakan keterbatasan keuangan daerah untuk mendanai prioritas
pembangunan yang menjadi urusan kabupaten dan pemerintah daerah masih
bertumpu pada APBD Kabupaten saja. Serangkaian upaya terkoordinasi perlu
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut dengan mengoptimalkan partisipasi para
pihak (stakeholders) terkait dalam bentuk program Non APBD (APBN, APBD
DIY, Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha, dan CSR). Oleh karena itu,
diperlukan strategi penguatan koordinasi perencanaan saling silang (cross
functional) manajemen dengan para pihak terkait, disiapkan dokumen rencana
pembangunan sejak awal pada tahun sebelumnya (T-1), membangun koordinasi
dan kesepakatan dengan para pihak agar memberikan dukungan program
pembangunan infrastruktur daerah di Kabupaten Gunungkidul. Dengan upaya
tersebut maka akan tercapai kondisi yang diharapkan yaitu peningkatan capaian
pembangunan infrastruktur daerah diukur dengan peningkatan indeks
infrastruktur daerah sesuai target RPJMD Tahun 2021-2026.

2
1.3. LATAR BELAKANG
Sistem pemerintahan daerah memasuki babak baru yaitu dengan
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang membawa perubahan signifikan terhadap pembentukan Perangkat
Daerah dan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah. Demikian pula dalam
hal perencanaan pembangunan daerah telah mengalami beberapa perubahan
kebijakan yaitu: 1) teknis perencanaan dan anggaran adalah memastikan tujuan
pembangunan dapat dicapai dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya; dan
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keadilan alokasi pengeluaran atau
belanja pemerintah, kredit perbankan dan investasi swasta; 2) proses
perencanaan dan penganggaran adalah optimalisasi sumberdaya (baik
pemerintah dan dunia usaha) untuk mencapai tujuan pembangunan daerah, dan
memperbaiki kualitas belanja (Oktorialdi, 2016).
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional menyatakan bahwa Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) bertujuan untuk mendukung koordinasi antar
pelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi
baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun
antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan
partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Perencanaan
pembangunan adalah suatu usaha sadar, terorganisasi, dan terus-menerus
guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai
suatu tujuan tertentu (Arsyad, 2015: 156). Perencanaan adalah proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia (Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang SPPN). Dalam rangka mengimplementasikan Undang-
Undang tersebut telah dibentuk kelembagaan perencanaan pembangunan
daerah yang bertugas mengoordinasikan perencanaan pembangunan daerah
yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disingkat BAPPEDA.
Berdasarkan Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 74 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 9 Tahun 2020, BAPPEDA mempunyai
tugas melaksanakan urusan penunjang pemerintahan dan tugas pembantuan di
bidang perencanaan pembangunan, penelitian, dan pengembangan serta
mengoordinasikan perencanaan dan pengendalian penugasan urusan
Keistimewaan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bappeda mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan umum perencanaan pembangunan, penelitian, dan
pengembangan;
b. perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan, penelitian, dan
pengembangan;

3
c. penyusunan rencana kinerja dan perjanjian kinerja perencanaan
pembangunan, penelitian, dan pengembangan;
d. pengoordinasian perencanaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
e. pengoordinasian perencanaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
f. pengoordinasian perencanaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi
pelaksanaan rencana kerja pemerintah daerah;
g. pengoordinasian perencanaan dan pengendalian pelaksanaan penugasan
urusan keistimewaan;
h. pengoordinasian dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan
p embangunan daerah;
i. pengoordinasian pengelolaan data dan informasi perencanaan
pembangunan daerah;
j. penyusunan pedoman dan standar perencanaan pembangunan daerah,
kecamatan, dan desa;
k. perencanaan kerja sama pembangunan antar daerah, swasta, dalam negeri,
dan luar negeri;
l. pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah;
m. penyusunan rencana pembangunan daerah;
n. penyusunan petunjuk pelaksanaan pengelolaan kawasan dan lingkungan
perkotaan;
o. penyusunan dan pelaksanaan pedoman keserasian pengembangan wilayah
perkotaan dan perdesaan;
p. penyusunan petunjuk pelaksanaan manajemen dan kelembagaan
pengembangan wilayah dan kawasan;
q. penyusunan petunjuk teknis pembangunan skala kecamatan dan desa;
r. penyusunan petunjuk pelaksanaan pengembangan pembangunan
perwilayahan;
s. penyusunan perencanaan kawasan strategis;
t. penyusunan perencanaan kawasan permukiman;
u. pelaksanaan pedoman dan standar pengembangan pembangunan
perwilayahan;
v. pelaksanaan konsultasi perencanaan pembangunan daerah;
w. pelaksanaan konsultasi pengelolaan kawasan dan lingkungan perkotaan;
x. pelaksanaan bimbingan, supervisi, dan konsultasi pengelolaan kawasan dan
lingkungan perkotaan;
y. perencanaan pembangunan daerah;
z. pengendalian rencana pembangunan daerah;
aa. evaluasi rencana pembangunan daerah;
bb. pembinaan rencana pembangunan perangkat daerah;
cc. pelaksanaan monitoring dan evaluasi rencana pembangunan daerah,
kecamatan, dan desa;
dd. pelaporan tugas pembantuan, hibah, dan bantuan;
ee. penyelenggaraan sistem pengendalian intern di bidang perencanaan
pembangunan, penelitian, dan pengembangan;

4
ff. penyusunan dan penerapan norma, standar, pedoman, dan petunjuk
operasional di bidang perencanaan pembangunan, penelitian, dan
pengembangan;
gg. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang
perencanaan pembangunan, penelitian, dan pengembangan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4
Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2021-2016 telah ditetapkan Visi
Pembangunan yaitu: “Mewujudkan Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Yang
Bermartabat”. Untuk mewujudkan visi tersebut telah ditetapkan sasaran
pembangunan daerah yaitu indeks infrastruktur daerah meningkat. Untuk
mencapai sasaran tersebut perlu adanya dukungan program dan kegiatan serta
anggaran. Dilain pihak berdasarkan data capaian kinerja menunjukkan bahwa
kinerja pembangunan infrastruktur belum tercapai berdasarkan yang
ditargetkan. Sebagai ilustrasi baik indeks jalan dan jembatan, layanan air minum
layak, dan luas daerah irigasi yang terairi irigasi serta infrastruktur lainnya
realisasi capaiannya sampai dengan tahun 2020 masih rendah masing-masing
sebesar 60,63, 87,86%, dan 64,74%.

Tabel 1. Capaian Kinerja Pembangunan Bidang Pekerjaan Umum


No. Indikator Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
1. Indeks Jalan dan 77,55 67,67 52,5 63,51 60,63
Jembatan
2. Persentase Layanan Air 73 79 83,34 85,79 87,86
Minum Layak
3. Persentase Luas 62,5 72,5 69,83 71,23 64,74
Daerah Irigasi Yang
Terairi Irigasi
Sumber: Buku Evaluasi Capaian RPJMD Tahun 2016-2020.

Tabel 2. Capaian Indeks Infrastruktur Daerah Tahun 2020


No. Indikator Kinerja Satuan Target Target Realisasi Keterangan
RPJMD s.d. RKPD
2020 2020
1. Indeks Indeks 71,76 71,76 60,54*) Tidak
Infrastruktur tercapai
Daerah
*) Capaian sampai dengan akhir Desember 2020
Sumber: Buku Evaluasi Capaian RPJMD Tahun 2016-2020.

Berdasarkan tabel 2. di atas menunjukkan bahwa capaian pembangunan


infrastruktur daerah terjadi kesenjangan atau gap antara target dan realisasi yaitu
target 71,76 realisasi tercapai sebesar 60,54. Sedangkan untuk indikator
ekonomi makro pertumbuhan ekonomi target Tahun 2020 sebesar 3,63 tercapai -
0,68%. Berbagai upaya terencana sudah dilakukan oleh pemerintah daerah
melalui penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah yang
mencerminkan skala prioritas pembangunan daerah. RPJMD Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2022-2026 menetapkan target infrastruktur daerah yang

5
menjadi acuan target pembangunan infrastruktur daerah, angka indeks yang
targetkan sebesar 85 pada Tahun 2026 sebagai berikut:

Tabel 3. Sasaran Indeks Infrastruktur Daerah


Sasaran Indeks Infrastruktur Daerah
2022 2023 2024 2025 2026
65 70 75 80 85
Sumber: Perda No. 4 Tahun 2021 tentang RPJMD Kab. Gunungkidul tahun 2021-2026.

Sejalan dengan arah kebijakan nasional dan arahan Presiden RI pada


saat pembukaan Musrenbang RPJM Nasional bahwa salah satu prioritas
pembangunan nasional adalah infrastruktur. Secara rinci berdasarkan Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 050/13402/SJ tanggal 2 Desember 2019
tentang Fokus Kerja Presiden Tahun 2019-2024 bahwa Fokus Kerja Presiden
Tahun 2019-2024 yang menyangkut pembangunan infrastruktur dengan prioritas
utama: menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi,
mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan
mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat. Dalam Surat Edaran tersebut
juga ditekankan tentang pentingnya keseriusan dalam pencapaian tujuan program
pembangunan. Kabupaten Gunungkidul yang merupakan daerah prospektif
pengembangan pariwisata dan sebagai bagian pengembangan destinasi
pariwisata prioritas Borobudur dan Prambanan, membutuhkan dukungan
konektivitas antar wilayah dan daya dukung infrastruktur wilayah yang memadai.
Potensi Kabupaten Gunungkidul meliputi wisata alam: dengan panjang
pantai 72 km, terdapat 86 pantai, 25 sudah dikembangkan, dan 61 pantai belum
dikembangkan. Pantai berada di sepanjang JJLS (Jalur Jalan Lintas
Selatan/Pantai Selatan Jawa) sangat indah dan eksotik sebagai daya tarik wisata.
Selanjutnya potensi Geopark dan Geoheritage terdapat 770 Goa, 285 telaga,
bukit, dan embung yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Gunungsewu
UNESCO Global Geopark. Keberadaan Bandara Yogyakarta International Airport
perlu cepat direspons dengan konektivitas dari dan ke Kabupaten Gunungkidul
sebagai pemicu penumbuhan ekonomi kawasan di Kabupaten Gunungkidul.
Berdasarkan kebijakan nasional pengembangan Borobudur sebagai kawasan
strategis pariwisata nasional diharapkan bisa meluas sampai ke Kabupaten
Gunungkidul. Disamping itu dengan potensi Gunungsewu UNESCO Global
Geopark di kawasan pegunungan selatan yang terus dikembangkan dan
keberadaan Bandara Yogyakarta International Airport harapannya ke depan
dapat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul.
Dalam rangka mencapai target sasaran RPJMD diperlukan strategi
pencapaian sasaran pembangunan infrastruktur daerah mengingat kemampuan
pembiayaan pembangunan daerah sangat terbatas. Apabila hanya bertumpu dan
mengandalkan APBD Kabupaten dan PAD yang terbatas sangat sulit bisa
mencapai target pembangunan tersebut. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang
akan datang dengan proyeksi kemampuan PAD masih terbatas meskipun sudah
diupayakan peningkatan dari tahun ke tahun, terlebih dengan adanya dampak
pandemi COVID-19 menyebabkan kontribusi PAD mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2019 sebesar 12,39% menjadi 11,9% pada tahun 2020,

6
sehingga sangat sulit mencapai target RPJMD apabila tidak dilakukan upaya
terobosan inovasi melalui partisipasi stakeholders berupa: pendanaan Non APBD
baik dari APBN, APBD DIY, KPBU, dan CSR.

Tabel 4. Kontribusi PAD terhadap APBD Tahun 2016-2020


Kontribusi PAD terhadap APBD
2016 2017 2018 2019 2020
11,9 % 12% 13,17% 12,39% 11,9%
Sumber: Evaluasi RPJMD Kabupaten Gunungkidul, 2021.

Tabel 5. Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun 2017-2020


No. Uraian Jumlah (Ribu Rupiah)
2017 2018 2019 2020
1 Total 1.847.105.418 1.850.894.408 2.113.060.425 1.875.378.153
Pendapatan
Daerah
2 Pendapatan 271.370.043 226.984.458 254.810.945 210.780.172
Asli Daerah
3 Dana 1.250.742.434 1.273.791.667 1.323.197.557 1.232.856.259
Perimbangan
4 Lain-lain 324.992.941 350.118.282 535.051.922 431.741.726
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
Sumber: BKAD Kabupaten Gunungkidul, 2021.

Tabel 5. di atas menunjukkan bahwa jumlah pendapatan asli daerah


(PAD) jauh lebih rendah dibandingkan dana transfer dan pendapatan daerah
yang sah sehingga masih terjadi ketergantungan keuangan pemerintah daerah
terhadap pemerintah pusat dalam mendanai pembangunan daerah.
Masih terbatasnya kemampuan pemerintah daerah dalam mendanai
program pembangunan daerah menuntut upaya terobosan meraih program
pembangunan dari sumber lain selain APBD Kabupaten yaitu: APBN, APBD DIY
dan Corporate Social Responsibility (CSR). Selama ini masih terjadi
ketergantungan keuangan daerah terhadap pemerintah pusat karena sebagian
besar belanja program kegiatan APBD Kabupaten berasal dari dana transfer
pemerintah pusat.
Mempertimbangkan dan menyikapi kondisi tersebut, maka diperlukan
partisipasi dukungan stakeholders yang lebih besar dalam rangka mempercepat
pembangunan infrastruktur daerah terutama infrastruktur layanan standar
pelayanan minimal (SPM). Dari perspektif program terdapat peluang besar
pembiayaan pembangunan Non APBD yang bisa dioptimalkan agar capaian
pembangunan infrastruktur daerah semakin cepat. Sebaliknya apabila
pembangunan infrastruktur daerah hanya mengandalkan APBD maka Kabupaten
Gunungkidul semakin tertinggal dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya
khususnya diukur dengan indikator indeks infrastruktur daerah sebagaimana
tercantum dalam RPJMD.
Merujuk pada latar belakang di atas, maka rumusan kondisi yang
diharapkan dari pelaksanaan proyek perubahan ini yaitu semakin meningkatnya

7
pendanaan pembangunan Non APBD Kabupaten dan semakin optimalnya
capaian pembangunan infrastruktur daerah melalui dukungan partisipasi
stakeholders berupa pendanaan Non APBD. Adapun pendanaan infrastruktur
daerah yang menjadi program prioritas daerah yaitu:
1) Jalan dan jembatan.
2) Air bersih berupa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
3) Persampahan dan sanitasi tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
4) Ruang terbuka hijau (RTH) dan atau Rest Area.
5) Perumahan dan permukiman.
6) Fasilitas infrastruktur lainnya.
Gambaran kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan melalui terobosan
inovasi, dapat disajikan sebagaimana pada gambar berikut:

KONDISI SAAT INI INOVASI KONDISI YANG


DIHARAPKAN

1) Keterbatasan
kemampuan
keuangan 1. Tersedianya
Pemda untuk pendanaan
mendanai pembangunan
pembangunan infrastruktur
infrastruktur Partisipasi daerah Non
daerah stakeholders APBD
2) Pendanaan dalam Kabupaten
infrastruktur pembangunan 2. Peningkatan
daerah Non infrastruktur Capaian
APBD daerah berupa:
Kabupaten Pembangunan
pendanaan Infrastruktur
belum optimal Non APBD
3) Capaian Daerah diukur
Kabupaten dengan Indeks
pembangunan
infrastruktur Infrastruktur
daerah masih Daerah sesuai
rendah dengan target
dengan RPJMD Tahun
indikator 2022 s.d. 2026
indeks tercapai sebesar
infrastruktur 85
belum
mencapai
target

Gambar 1. Kondisi Saat ini, Inovasi, dan Kondisi yang Diharapkan

Berdasarkan Lesson Learnt visitasi kepemimpinan nasional (VKN) ke


Provinsi Jawa Barat yang bisa dipetik dan diterapkan bahwa dalam pembangunan
daerah, pemimpin telah membuka ruang partisipasi dan berkolaborasi dengan
stakeholders termasuk mengupayakan adanya dukungan partisipasi pemerintah

8
pusat melalui APBN dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Propinsi
Jawa Barat menuju Jabar Juara.
Hal tersebut sesuai dengan hasil analisis masalah dan isu strategis dengan
metode SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, and Results), ditetapkan isu
strategis yaitu: “Meningkatkan capaian pembangunan infrastruktur daerah dengan
mendorong partisipasi stakeholders berupa pendanaan pembangunan
infrastruktur daerah Non APBD“. Selengkapnya disajikan dalam matriks hasil
analisis SOAR sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Analisis SOAR
STRENGTHS OPPORTUNITIES
FAKTOR KUNCI (KEKUATAN) - S (PELUANG) - O

1) ASN memiliki motivasi, 1. Partisipasi stakeholders


komitmen, dan integritas dalam pendanaan
kerja yang baik. pembangunan
2) Kompetensi sumber daya infrastruktur daerah
manusia perencanaan bersumber Non APBD
pembangunan daerah Kabupaten
3) Potensi sumber daya 2. Implementasi otonomi
alam sebagai daya daerah memberikan
FAKTOR KUNCI dukung pembangunan kesempatan dan prakarsa
infrastruktur daerah bagi daerah dalam
merencanakan
pembangunan
infrastruktur daerah
ASPIRATIONS (ASPIRASI) -
A Optimalisasi kompetensi Penyediaan infrastruktur
sumber daya manusia daerah kebutuhan dasar dan
1) Tersedia infrastruktur perencanaan pembangunan memenuhi standar pelayanan
daerah kebutuhan dasar daerah untuk merespons minimal (SPM) urusan wajib
dan memenuhi standar tuntutan dokumen rencana pelayanan infrastruktur,
pelayanan minimal pembangunan daerah yang meliputi: jalan, jembatan, air
urusan wajib pelayanan berkualitas dan bersih, infrastruktur
infrastruktur, meliputi: berkesinambungan di setiap persampahan, permukiman,
jalan, jembatan, air jenjang dan tahapan dan sanitasi didukung dengan
bersih, infrastruktur perencanaan pembangunan Partisipasi stakeholders
persampahan, daerah. dalam pendanaan
permukiman, dan pembangunan infrastruktur
sanitasi. daerah bersumber Non
2) Tuntutan dokumen APBD Kabupaten
rencana pembangunan
daerah yang berkualitas
dan berkesinambungan
di setiap jenjang dan
tahapan perencanaan
pembangunan daerah.
Optimalisasi potensi sumber Meningkatkan capaian
RESULTS (HASIL)- R daya alam sebagai daya pembangunan infrastruktur
dukung pembangunan daerah didukung
1) Tersedianya pendanaan infrastruktur daerah didukung partisipasi stakeholders
pembangunan pendanaan pembangunan dalam pendanaan

9
infrastruktur daerah infrastruktur daerah pembangunan infrastruktur
bersumber Non APBD daerah bersumber Non
2) Implementasi program APBD Kabupaten
pembangunan
infrastruktur daerah.
3) Peningkatan capaian
pembangunan
infrastruktur daerah
diukur dengan indeks
infrastruktur daerah
meningkat.
4) Terwujudnya Visi
RPJMD yaitu:
peningkatan taraf hidup
masyarakat yang
bermartabat.
Sumber: Analisis SOAR, 2021.
Strategi yang ditempuh dalam manajemen perubahan ini adalah strategi
koordinasi perencanaan saling silang (cross functional planning) dengan para pihak
terkait. Proyek perubahan ini juga terinspirasi dengan kebijakan pembangunan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan semangat "Perjumpaan"
dan "Silang Keruangan Wilayah" yang diletakkan sebagai strategi untuk memajukan
wilayah-wilayah pinggiran melalui silang infrastruktur wilayah, sehingga interkoneksi
antara permukiman-permukiman terpencil dengan pusat-pusat pelayanan
masyarakat akan terbangun secara baik, termasuk " infrastruktur" dengan wilayah-
wilayah kabupaten tetangga terutama untuk wilayah-wilayah tersulit karena faktor
topografi di Kabupaten Gunungkidul (https://jogjaprov.go.id/, 2021). Merespons hal
tersebut bagi kemajuan pembangunan di Kabupaten Gunungkidul, maka perlu
segera disiapkan dokumen rencana sejak awal mungkin (T-1), membangun
kesepakatan dengan para pihak agar memberikan dukungan berupa program
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul sebagai daerah belakang
(hinterland) bisa lebih cepat berkembang dan maju menjadi kawasan strategis dan
cepat tumbuh. Dengan upaya tersebut, maka akan tercapai kondisi yang diharapkan
yaitu peningkatan capaian pembangunan infrastruktur daerah diukur dengan
peningkatan indeks infrastruktur daerah sesuai target RPJMD Tahun 2021. Sejalan
dengan tematik PKN II tentang kebudayaan maka pemilihan judul proyek perubahan
juga dikaitkan dengan filosofi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Hamemayu
Hayuning Bawana dalam konteks aparatur sipil negara khususnya: “Darmaning
Satriya Mahanani Rahayuning Nagara (pengabdian ksatria menyebabkan
kesejahteraan dan ketentraman negara)”, dalam konteks ini melalui arah kebijakan
pembangunan infrastruktur daerah (https://jogjaprov.go.id/, 2021).

Tabel 7. Sinkronisasi Judul,Tema Diklat, dan VKN PKN II Angkatan XXIII

10
Tema PKN II Value VKN ke Jabar dan Judul Proyek Perubahan
dan Tema VKN Agenda Visitasi ke Kraton
Yogyakarta
▪ Tema PKN: ▪ Pembangunan di Peningkatan Capaian
Kepemimpinan Provinsi Jabar dengan Pembangunan
Berbasis Pemeliharaan pendekatan kolaborasi Infrastruktur Daerah
dan Pengembangan ▪ Filosofi Hamemayu Melalui Partisipasi
Kebudayaan Menuju Hayuning Bawana, Stakeholders atau
Peradaban Masyarakat dalam konteks aparatur disingkat
Maju Mandiri Darmaning Satriya “(INTAN NAN INDAH)”
▪ Tema VKN: Mahanani Rahayuning
Pemanfaatan TI dan Nagara (pengabdian
Komunikasi Sebagai ksatria menyebabkan
Media Revitalisasi kesejahteraan
Budaya Dalam Rangka dan ketentraman negara)
Pemberdayaan ▪ Managemen dan
Masyarakat koordinasi perencanaan
pembangunan saling
silang (cross functional
planning)
Sumber: disarikan dari Buku Panduan Diklat PKN II Angkatan XXIII, Hasil VKN ke Propinsi
Jabar dan Kraton Ngayogyakarta.

1.4. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan proyek perubahan ini adalah:
1. Tujuan jangka pendek (September 2021 - Nopember 2021) yaitu:
a) Tersedianya dokumen potensi pembangunan infrastruktur daerah.
b) Tersedianya dokumen kesepakatan/dukungan program pembangunan
infrastruktur dengan stakeholders.
c) Tersusunnya rencana/usulan program dan pendanaan infrastruktur
daerah Non APBD Kabupaten.
d) Tersedianya video profile program prioritas pembangunan infrastruktur
daerah Kabupaten Gunungkidul.
2. Tujuan jangka menengah (Januari 2022 - Desember 2022) yaitu:.
a) Terlaksananya kesepakatan prioritas program infrastruktur daerah Non
APBD (APBN, APBD DIY, dan CSR).
b) Tersusunnya Master Plan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM).
c) Terlaksananya pembangunan infrastruktur daerah.
3. Tujuan jangka panjang (2023-2026) yaitu:
a) Adanya keberlanjutan dan optimalisasi pemanfaatan program.
Peningkatan capaian kinerja infrastruktur daerah pada saat sudah
dilakukan pembangunan harus terjamin keberlanjutan dan optimalisasi
pemanfaatan program. Pemerintah daerah bertanggungjawab
melaksanakan operasi dan pemeliharaan terhadap hasil-hasil program
pembangunan yang telah dibangun dan memastikan semua sarana
prasarana dapat berfungsi dengan baik.
b) Capaian pembangunan infrastruktur daerah diukur dengan indeks
infrastruktur daerah yang semakin meningkat. Pada kurun waktu 2022-

11
2026, indeks infrastruktur daerah dari tahun ke tahun agar lebih meningkat
lagi, seiring dengan pendanaan pembangunan Non APBD serta didukung
peningkatan kemampuan keuangan daerah baik peningkatan PAD
maupun partisipasi dari stakeholders. Berdasarkan target RPJMD Tahun
2021-2026 target capaian indeks infrastruktur daerah 2026 sebesar 85.
Penerima manfaat proyek perubahan ini yaitu:
1. Pihak Internal
Bagi BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul manfaat proyek perubahan ini
akan meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah melalui
perubahan pola pikir dan strategi perencanaan pembangunan daerah ditarik
maju lebih awal (T-1) dan dalam merencanakan pembangunan khususnya
infrastruktur tidak hanya bertumpu dengan APBD Kabupaten saja, namun
harus dengan pola pikir manajemen koordinasi perencanaan saling silang
(cross functional planning) dengan didukung oleh Non APBD.

2. Pihak Eksternal
Pihak eksternal penerima manfaat yaitu Bupati, DPRD, Sekretaris Daerah,
Ka Dinas PUPR, PDAM, OPD lainnya, instansi pusat PUPR, Bappeda DIY,
dan Paniradya Kaistimewaan DIY.
Adapun manfaat proyek perubahan ini yaitu:
1) Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang responsive cepat
(agile) dan berkualitas.
2) Rencana pembangunan infrastruktur daerah semakin terarah disertai
dengan kepastian dalam pendanaannya.
3) Peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan taraf hidup
masyarakat melalui serangkaian program pembangunan yang bersumber
Non APBD Kabupaten.
4) Mendukung pencapaian visi dan misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2021-2026, khususnya berkaitan dukungan terhadap pencapaian
indikator kinerja utama (IKU) RPJMD indeks infrastruktur daerah
meningkat.
5) Bagi pemerintah daerah dengan adanya terobosan inovasi ini ke depan
dari perspektif perencanaan pembangunan daerah, Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul dapat mempersiapkan kerangka tata kala
perencanaan secara lebih awal (T-1) karena perencanaan pembangunan
daerah ditarik maju, dengan mempersiapkan usulan program prioritas
pada saat sebelum diselenggarakan Musrenbang Provinsi dan
Musrenbang Nasional Tahun 2022. Rutinitas selama ini yang terjadi
usulan program prioritas Non APBD baru disiapkan dan dengan waktu
mepet dan mendesak pada saat menjelang diselenggarakannya
Musrenbang Provinsi dan Musrenbangnas.
6) Bagi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Pusat, dan
CSR mempermudah dalam pengambilan keputusan tentang program

12
pembangunan karena secara kewilayahan lebih jelas mengetahui prioritas
dan kebutuhan rencana pembangunan infrastruktur daerah.

1.5. OUTPUT (KELUARAN) DAN OUTCOMES (HASIL)

1.5.1. Keluaran (Output)


Keluaran (Output) proyek perubahan ini adalah:
a) Dokumen hasil identifikasi potensi pembangunan infrastruktur daerah di
Kabupaten Gunungkidul.
b) Dokumen usulan rencana program pembangunan infrastruktur daerah (T-
1) meliputi:
- Dokumen Usulan Program APBD DIY.
- Dokumen Usulan Program Dana Keistimewaan
- Dokumen Usulan Program APBN dan KPBU.
- Dokumen Usulan Program CSR.
c) Video profile program prioritas pembangunan infrastruktur daerah.
1.5.2. Hasil (Outcomes)
Hasil (Outcomes) proyek perubahan adalah:
a) Terbangunnya koordinasi perencanaan pembangunan yang sinergis
antara Pemerintah Kabupaten, Provinsi DIY, Pemerintah Pusat, dan
Forum CSR.
b) Adanya kesepakatan alokasi pendanaan/dukungan program infrastruktur
daerah melalui APBN, APBD DIY,dan CSR.
c) Indeks infrastruktur daerah semakin meningkat.

1.6. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

1.6.1. Membangun Tim Efektif


Untuk melaksanakan tahapan pelaksanaan proyek perubahan, Project
Leader membentuk tim efektif yang bertugas melaksanakan dan mendukung
operasionalisasi dan implementasi proyek perubahan. Tim efektif ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

13
Gambar 2. Bagan Organisasi Tim

Penjelasan tentang tugas organisasi tim sebagai berikut:


a. Mentor
1) Memberikan arahan tentang substansi, jenis perubahan, rencana, dan
pelaksanaan secara keseluruhan proyek perubahan
2) Membantu project leader untuk mendapatkan sumber daya dalam
pelaksanaan proyek perubahan
3) Membantu project leader untuk menyelesaikan permasalahan diluar
kewenangan project leader.
Adapun sebagai Mentor yaitu: Ir. Drajad Ruswandono, MT, Sekretaris
Daerah Kabupaten Gunungkidul.
b. Coach
1) Memberikan bimbingan dalam penyusunan proyek perubahan dan
jenis perubahan yang akan dilakukan oleh project leader.
2) Membimbing dan memantau serta memberikan arahan tentang
pelaksanaan
proyek perubahan.
c. Project Leader
1) Merencanakan jenis inovasi yang akan dilakukan.
2) Membangun tim efektif yang akan melaksanakan inovasi proyek
perubahan.

14
3) Mengimplementasikan proyek perubahan.
4) Menyiapkan, mengelola, dan mengatur administrasi proyek perubahan.
5) Melaporkan kemajuan dan perkembangan proyek perubahan.
d. Koordinator Sub Tim Identifikasi Potensi Infrastruktur Daerah
1) Menyiapkan bahan dan materi potensi infrastruktur daerah.
2) Melaksanakan survai dan kunjungan lapangan.
3) Menyusun hasil identifikasi potensi pembangunan infrastruktur daerah.
e. Koordinator Sub Tim Usulan/Rencana (APBN, APBD DIY, CSR, KPBU)
1) Menggagas masa depan melalui formulasi rencana.
2) Menyiapkan bahan dan materi usulan/rencana APBN, APBD DIY,
KPBU dan CSR.
3) Mengoordinasikan penyusunan usulan/rencana APBN, APBD DIY,
KPBU, dan CSR.
4) Aktif berkoordinasi dan berkonsultasi dengan para stakeholders.
f. Koordinator Sub Tim Video Profile
1) Menyiapkan bahan dan materi video profile program prioritas
pembangunan infrastruktur daerah.
2) Melaksanakan survai dan kunjungan lapangan.
3) Memfinalisasi video profile program prioritas pembangunan
infrastruktur daerah.
4) Aktif berkoordinasi dan berkonsultasi dengan para stakeholders.
g. Sekretariat
Memberikan dukungan administrasi kegiatan.
1.6.2. Rencana Tahapan Perubahan
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai mekanisme pentahapan
perubahan dan aktivitas serta output yang dilaksanakan dalam proyek
perubahan dimaksud. Adapun tahapan perubahan dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Tabel 8. Rencana Tahapan Jangka Pendek


(Bulan September s.d. Nopember 2021)

No. Milestone dan Rincian Waktu Output Pihak Yang Peran Team
Kegiatan Terlibat
1. Melapor dan Minggu Informasi Internal Menyiapkan
mengkomunikasikan ke 3 agenda (Kepala proposal
kepada Sekretaris Daerah Bulan proyek Bappeda, proyek
Kabupaten Gunungkidul Agustus perubahan, Sekretaris, perubahan
selaku Mentor 2021 dokumentasi Para Kabid)

15
No. Milestone dan Rincian Waktu Output Pihak Yang Peran Team
Kegiatan Terlibat
2. Mengkomunikasikan Minggu Informasi Seluruh Menyiapkan
kepada stakeholders ke 4 agenda personil bahan
internal tentang proyek Bulan proyek Bappeda materi dan
perubahan dengan pejabat Agustus perubahan, Kab. menyerap
administrator dan pejabat 2021 dokumentasi Gunungkidul masukan
pelaksana Bappeda internal
Kabupaten Gunungkidul pejabat dan
staf
Bappeda
3. Mengkomunikasikan Minggu Informasi Kepala Menyiapkan
kepada stakeholders ke 4 agenda dan Bappeda, bahan
eksternal tentang rencana Bulan ruang Kabid materi dan
proyek perubahan yang Agustus lingkup Perencanaa menyerap
akan dilakukan yaitu: 2021 proyek n, Sekretaris saran
Sekretaris Daerah, Dinas perubahan, Daerah, masukan
PUPRKP, BKAD, Bagian dokumentasi Kabag alur pikir
Administrasi Pembangunan Administrasi proyek
Setda Kab. Gunungkidul Pembangun perubahan
an Setda
4. Penyusunan Tim Efektif Minggu 2 Surat Kepala Menyiapkan
untuk Bulan Keputusan Bappeda, draft surat
mengimplementasikan Septemb tentang Kabid Fisik penugasan
rencana proyek perubahan er 2021 Pembentuka Prasarana, atau surat
yang akan dilakukan n Tim Efektif Kabid keputusan
Perencanaa
n
5. Rapat koordinasi tim efektif Minggu Tugas tim Kepala Menyiapkan
rencana proyek perubahan ke 2 efektif dan Bappeda, bahan rapat
yang akan dilakukan Septemb pembagian Kabid Fisik dan
er 2021 tugas tim Prasarana kerangka
efektif dan Kabid pikir/alur
Perencanaa kegiatan
n
6. Identifikasi potensi Minggu Dokumen Dinas Menyiapkan
pembangunan infrastruktur ke 3 Kesepakata PUPRKP, bahan,
daerah dengan metode Septemb n Rapat, Bagian peralatan
rapat kerja dan survai er 2021 Data Administrasi kerja,
lokasi lapangan di Potensi, Pembangun kerangka
kecamatan dan desa Laporan an, PDAM pikir
survai Tirta
lapangan Handayani
7. Penyusunan kerangka Minggu Dokumen Kabid Menyiapkan
acuan kerja (KAK) ke 3 KAK Perencanaa bahan dan
pedoman usulan Septemb n, Kabid materi
pendanaan Non APBD er 2021 Fisik
(APBN, APBD DIY,KPBU, Prasarana
dan CSR)
8. Penyusunan kerangka Minggu Dokumen Kabid Menyiapkan
acuan kerja (KAK) ke 4 KAK Perencanaa bahan dan
pembuatan video profile Septemb n dan Kabid materi
program prioritas er 2021 Fisik
pembangunan infrastruktur Prasarana
daerah
9. Pembuatan video profile Minggu Tersusun Kabid Menyiapkan
program prioritas ke 4 Story Line Perencanaa bahan,
pembangunan infrastruktur Septemb Video, Draft n, Kabid materi,
daerah er 2021 CD Profile Fisik editing dan
Prasarana, seterusnya

16
No. Milestone dan Rincian Waktu Output Pihak Yang Peran Team
Kegiatan Terlibat
Tim TI Video
Profile, dan
Kabid
Layanan
Informatika
Diskominfo
Serial Meeting:

11. Rapat kerja perencanaan Minggu Dokumen Sekretaris, Menyiapkan


penyusunan usulan ke 1 Kesepakata Kabid Fisik bahan dan
rencana program prioritas Oktober n Rapat, Prasarana, materi
APBN dengan para pihak 2021 Dokumen Kabid
Checklist Perencanaa
Readiness n, Ka BKAD,
Criteria Kabag
Administrasi
Pembangun
an,
KadisPUPR
KP, PDAM
12. Rapat kerja perencanaan Minggu Dokumen Sekretaris, Menyiapkan
penyusunan usulan ke 1 Kesepakata Kabid Fisik bahan dan
rencana program prioritas Oktober n Rapat, Prasarana, materi
APBD DIYdengan para 2021 Dokumen Kabid
pihak Checklist Perencanaa
Readiness n, Ka BKAD,
Criteria KadisPUPR
KP, Kabag
Administrasi
Pembangun
an
13. Rapat kerja perencanaan Minggu Dokumen Forum CSR, Menyiapkan
penyusunan usulan ke 2 Kesepakata Ka bahan dan
rencana program prioritas Oktober n Rapat, Bappeda, materi
CSR dengan para pihak 2021 Dokumen Ka BKAD,
Checklist Kabid
Readiness Perekonomi
Criteria an, Kabid
Perencanaa
n, Kabid
Fisik
Prasarana,
Kabid
Pemerintaha
n, Sosial,
dan
Kebudayaan
, Perguruan
Tinggi
14. Rapat kerja konsultasi Minggu Dokumen Ka Menyiapkan
perencanaan dengan ke 2 Kesepakata Bappeda, desain
Bappenas RI Oktober n Rapat, Ka Dinas acara,
2021 Dokumen PUPRKP, bahan, dan
Checklist Kabag materi
Readiness Administrasi
Criteria Pembangun
an Setda,
BKAD,

17
No. Milestone dan Rincian Waktu Output Pihak Yang Peran Team
Kegiatan Terlibat
Kabid Fisik
Prasarana,
Kabid
Perencanaa
n
Koordinasi, komunikasi, dan konsultasi perencanaan dengan Para Pihak
15. Koordinasi dengan Minggu Pernyataan Ka Menyiapkan
Bappeda DIY ke 3 Dukungan Bappeda, bahan dan
Oktober Sekretaris, materi
2021 Kabid Fisik
Prasarana,
Kabid
Perencanaa
n
16. Koordinasi dengan Minggu Pernyatan Ka Menyiapkan
Paniradya Kaistimewaan ke 3 dukungan Bappeda, bahan dan
DIY Oktober Sekretaris, materi
2021 Kabid Fisik
Prasarana,
Kabid
Perencanaa
n
17. Koordinasi dengan DPRD Minggu Pernyataan Ka Menyiapkan
Kabupaten Gunungkidul ke 3 dukungan Bappeda, bahan dan
Oktober Sekretaris, materi
2021 Kabid Fisik
Prasarana,
Kabid
Perencanaa
n
18. Koordinasi dengan Ka Minggu Pernyataan Ka Menyiapkan
Balai Prasarana ke 3 Dukungan Bappeda, bahan dan
Permukiman Wilayah Oktober Kabid Fisik materi
(PPW) Kemen PUPR 2021 Prasarana,
KaDinas
PUPRKP,
Dirut PDAM,
Bagian
Administrasi
Pembangun
an Setda
19. Koordinasi dengan Ka Minggu Pernyataan Ka Menyiapkan
Balai Besar Wilayah ke 3 Dukungan Bappeda, bahan dan
Sungai Serayu Opak Oktober Kabid Fisik materi
(BBWSSO) KemenPUPR 2021 Prasarana,
KaDinas
PUPRKP,
Dirut PDAM,
Bagian
Administrasi
Pembangun
an Setda
20 Koordinasi dengan Ka Minggu Pernyataan Ka Menyiapkan
Satker Balai Pelaksanaan ke 3 Dukungan Bappeda, bahan dan
Jalan Nasional (BBPJN) Oktober Kabid Fisik materi
KemenPUPR 2021 Prasarana,
KaDinas
PUPRKP,

18
No. Milestone dan Rincian Waktu Output Pihak Yang Peran Team
Kegiatan Terlibat
Bagian
Administrasi
Pembangun
an Setda
21. Koordinasi dengan Ketua Minggu Pernyataan Ka Menyiapkan
Forum CSR ke 3 Dukungan Bappeda, bahan dan
Oktober Sekretaris, materi
2021 Kabid
Perekonomi
an, Kabid
Fisik
Prasarana,
Kabid
Pemerintaha
n, Sosial,
dan
Kebudayaan
22. Finalisasi video profile Minggu Video profile Kabid Memfinalka
program prioritas ke 4 prioritas Perencanaa n materi
pembangunan infrastruktur Oktober pembangun n, Kabid video profile
daerah 2021 an Fisik menjadi
Prasarana, dokumen/m
Kabid ateri akhir
Layanan
Informatika
Diskominfo,
Tim IT

Tabel 9. Rencana Tahapan Jangka Menengah


(Bulan Januari 2022 s.d. Desember 2022)

No. Milestone dan Rincian Waktu Output Pihak Yang Peran Team
Kegiatan Terlibat
1. Rapat koordinasi Minggu Panduan Ka Menyiapkan
perencanaan persiapan ke 1 Musrenbang Bappeda, bahan dan
Musrenbang Prov. DIY Januari Dokumentas Ka BKAD, mendesain
2022 Kesepakata Sekretaris, acara
n Rapat, Kabid
readiness Perencanaa
criteria n, Kabid
Fisik
Prasarana,
Kabid
Litbangdal,
Kabid
Perekonomi
an, Kabid
Pemerintaha
n, Sosial,
dan
Kebudayaan
,
Bagian
Administrasi
Pembangun
an Setda
2. Rapat koordinasi Minggu Panduan Ka Menyiapkan

19
No. Milestone dan Rincian Waktu Output Pihak Yang Peran Team
Kegiatan Terlibat
perencanaan persiapan ke 2 Musrenbang Bappeda, bahan dan
Musrenbangnas Januari nas, Ka BKAD, mendesian
2021 Dokumen Sekretaris, acara
Kesepakata Kabid
n Rapat, Perencanaa
Readiness n, Kabid
criteria Fisik
Prasarana,
Kabid
Perekonomi
an, Kabid
Litbangdal,
Kabid
Pemerintaha
n, Sosial,
dan
Kebudayaan
3. Rapat koordinasi Minggu Dokumen Ka Menyiapkan
pelaksanaan Program ke 3 informasi Bappeda, bahan dan
CSR Januari pembangun Sekretaris, mendesain
2022 an melalui Kabid acara
Program Perekonomi
CSR an, Kabid
Fisik
Prasarana,
Kabid
Litbangdal,
Kabid
Perencanaa
n, Kabid
Pemerintaha
n, Sosial,
dan
Kebudayaan
4. Konsultasi ke Bappenas Januari Dokumen Ka Menyiapkan
RI dan menyerahkan 2022 laporan Bappeda, bahan dan
Video Profile Kabag materi serta
Administrasi mendesain
Pembangun acara
an Setda,
Kabid Fisik
Prasarana,
Kabid
Perencanaa
n
5. Pelaksanaan 2022 Dokumen BPPW, Pelaksanaa
pembangunan informasi BPJN, n fisik,
infrastruktur daerah pembangun BBWSSO, monitoring,
an Ka Bappeda evaluasi,
dan
pelaporan
6. Rapat koordinasi Minggu 1 Dokumen Ka Menyiapkan
penyusunan kerangka Januari Kesepakata Bappeda, bahan dan
acuan kerja penyusunan 2022 n Rapat Sekretaris, materi
Rencana Induk (Master Kabid Fisik
Plan) Penyediaan Air Prasarana,
Minum Kabid
Perencanaa

20
No. Milestone dan Rincian Waktu Output Pihak Yang Peran Team
Kegiatan Terlibat
n, Kabid
Perekonomi
an, Kabid
Litbangdal
7. Penyusunan Rancangan Minggu 2 Ranwal Ka Menyiapkan
Awal Rencana Induk Januari RISPAM Bappeda, bahan dan
Penyediaan Air Minum 2022 Sekretaris, materi
Kabid Fisik
Prasarana,
Bagian
Hukum dan
HAM
8. Penyusunan Rancangan Februari Rancangan Ka Menyiapkan
Akhir Rencana Induk s.d. Mei Akhir dan Bappeda, bahan dan
Penyediaan Air Minum 2022 Raperbup Sekretaris, materi
tentang Kabid Fisik
RISPAM Prasarana,
Bagian
Hukum dan
HAM Setda
9. Penetapan Rencana Juni Peraturan Ka Menyiapkan
Induk Penyediaan Air 2022 Bupati Bappeda, bahan,
Minum menjadi Peraturan tentang Sekretaris, mencetak
Bupati RISPAM Kabid Fisik bahan,
Prasarana, mensosialis
Kabag asikan ke
Hukum dan OPD
HAM Setda,
KaDinas
PUPRKP

Tabel 10. Rencana Tahapan Jangka Panjang


(Bulan Januari 2023 s.d. Desember 2026)

No. Milestone dan Rincian Waktu Output Pihak Yang Peran Team
Kegiatan Terlibat
1. Pemanfaatan dan 2023- Hasil Ka Pemantaua
evaluasi hasil 2026 pembangun Bappeda, n,
pembangunan an telah BKAD, monitoring
infrastruktur daerah dimanfaatka Dinas dan
n oleh target PUPRKP, evaluasi
groups Bagian hasil
masyarakat, Administrasi pembangun
Operasi dan Pembangun an
pemeliharaa an Setda
n
infrastruktur
yang
terbangun
2. Pemantapan dan 2023- Dokumen Ka Penyiapan
pelembagaan koordinasi 2026 hasil Bappeda, bahan,
saling silang (cross monitoring Sekretaris, materi, dan
functional) dan perbaikan dan Kabid laporan
rencana pembangunan evaluasi, Perencanaa tahunan
infrastruktur daerah Dokumen n, Kabid
sebagai agenda pokok rencana Fisik
prioritas daerah program Prasarana

21
No. Milestone dan Rincian Waktu Output Pihak Yang Peran Team
Kegiatan Terlibat
lanjutan
3. Penerapan model 2023- Dokumen Ka Penyiapan
perencanaan dengan 2026 rencana Bappeda, bahan dan
mengimplementasikan pembangun Sekretaris, materi
perencanaan an (T-1) Kabid
pembangunan daerah lanjutan Perencanaa
yang ditarik maju (T-1) n, Kabid
Fisik
Prasarana
4. Evaluasi capaian 2023- Dokumen Ka Penyiapan
pembangunan 2026 evaluasi Bappeda, bahan,
infrastruktur diukur RPJMD dan KaDinasPU materi, dan
dengan indeks Evaluasi PRKP, pelaporan
infrastruktur daerah RKPD Bagian
Adminstrasi
Pembangun
an Setda

1.6.3. Anggaran

Anggaran proyek perubahan bersumber dari anggaran DPA Bappeda


Tahun Anggaran 2021. Selanjutnya untuk keberlanjutan proyek perubahan
diusulkan anggarannya melalui RAPBD Tahun Anggaran 2022.

1.7. RENCANA STRATEGI MARKETING

Strategi marketing dalam proyek perubahan ini menggunakan 2 (dua)


pendekatan yaitu strategi marketing pada proses penyusunan proyek perubahan
dan strategi marketing hasil proyek perubahan. Kedua pendekatan ini diharapkan
dapat mendukung keberhasilan proyek perubahan. Strategi marketing terhadap
kedua pendekatan tersebut menggunakan strategi kemitraan (partnership
strategy). Strategi ini untuk mendukung keberhasilan marketing proyek
perubahan dengan cara berkolaborasi erat dengan stakeholders.

1.7.1. Strategi Marketing Pada Proses Penyusunan Proyek Perubahan


Strategi marketing ini diarahkan kepada stakeholders agar mendukung proyek
perubahan. Strategi marketing ini dimulai dari identifikasi stakeholders kemudian
dilakukan pemetaan. Dari hasil pemetaan stakeholders tersebut kemudian
ditentukan strategi untuk mempengaruhi dengan harapan seluruh stakeholders
bisa mendukung proyek perubahan.

a. Identifikasi Stakeholders
Identifikasi stakeholders adalah identifikasi instansi/individu yang
berkepentingan dan memiliki pengaruh terhadap proyek perubahan. Pengaruh
tersebut dapat bersifat positif yang berarti mendukung, negatif yaitu menjadi
sumber penghambat, atau netral yaitu pengaruhnya tidak mendukung dan
menghambat proyek perubahan.

22
Tabel 11. Identifikasi Stakeholders dan Strategi Komunikasi

No. Stakeholders Strategi Dukungan/ Analisis


Komunikasi Pengaruh Stakeholders

A Stakeholders Internal

1. Sekretaris Memberikan Positif (+) Promotor


arahan
2. Kabid Memberikan Positif (+) Promotor
Perencanaan arahan
3. Kabid Fisik dan Memberikan Positif (+) Promotor
Prasarana arahan
4. Kabid Litbangdal Memberikan Positif (+) Promotor
arahan
5. Kabid Memberikan Positif (+) Promotor
Perekonomian arahan
6. Kabid Memberikan Positif (+) Promotor
Pemerintahan, arahan
Sosial, dan
Kebudayaan
7. Para Kasubbid Memberikan Positif (+) Promotor
arahan

B Stakeholders Eksternal

1. Bupati Laporan Positif (+) Promotor


2. Ketua DPRD Laporan Positif (+) Promotor
3. Sekretaris Daerah Laporan Positif (+) Promotor
4. Ka BKAD Koordinasi Positif (+) Promotor
5. Ka Dinas PUPRKP Koordinatif Positif (+) Promotor
6. Ka Bappeda DIY Konsultasi dan Negatif (-) Latens
Koordinasi
7. Paniradya Konsultasi dan Negatif (-) Latens
Kaistimewaan Koordinasi
8. Ka BPPW Konsultasi dan Negatif (-) Latens
KemenPUPR Koordinasi
9. Ka BBWSSO Konsultasi dan Negatif (-) Latens
KemenPUPR Koordinasi
10. Ka Balai Besar Konsultasi dan Negatif (-) Latens
PJN KemenPUPR Koordinasi
11. Kadis Kominfo Koordinasi Positif (+) Promotors
12.. Forum CSR Konsultasi dan Negatif (-) Latens
koordinasi
13. PDAM Tirta Koordinasi Positif (+) Defenders
Handayani dan Informasi
14. Staf Bappeda/Tim Komando dan Positif (+) Defenders
Internal Koordinasi
15. Perguruan Tinggi Koordinasi Positif (+) Defenders
dan konsultasi
16. Kabag Administrasi Koordinasi Positif (+) Latens
Pembangunan dan informasi

23
No. Stakeholders Strategi Dukungan/ Analisis
Komunikasi Pengaruh Stakeholders
Setda Gunungkidul
17. Tim Internal Koordinasi Positif (+) Defenders
dan informasi
18. Media Massa Koordinasi Positif (+) Aphatetics
dan informasi

b. Pemetaan Stakeholders
Pemetaan stakeholders diperoleh melalui proses identifikasi para
stakeholders yang terlibat dan terkena dampak dari proyek perubahan
baik secara langsung dan tidak langsung. Selanjutnya diidentifikasi lagi
sifat dukungan dari masing-masing stakeholders positif (+), negatif (-),
atau netral (+/-). Stakeholders yang memiliki dukungan positif berarti
mendukung dan diprediksi akan mendukung karena menerima dampak
positif dari proyek perubahan. Selanjutnya stakeholders juga akan
diidentifikasi terkait tinggi rendahnya kepentingan dan tinggi rendahnya
pengaruh terhadap proyek perubahan. Setelah dilakukan identifikasi dan
dikelompokkan menjadi 4 (empat) kuadran diperoleh hasil seperti gambar
di bawah. Pemetaan stakeholders yang terkait dengan penerapan inovasi
proyek perubahan disajikan pada gambar berikut.
Pengaruh

Pengaruh tinggi, Pengaruh tinggi, kepentingan


kepentingan rendah tinggi (Promoters):
(Latens):
Bupati
DPRD
Ka Bappeda DIY
Sekda (Bagian AP)
Paniradya Kaistimewaan Ka Bappeda
Ka BPPW Kemen PUPR Ka BKAD
Ka BBWSSO KemenPUPR Ka Dinas PUPRKP
Ka BPJN Kemen PUPR Ka Dinas Kominfo K
Sekretaris Bappeda
Forum CSR
Kabid Perencanaan e
Kabag Adm Kabid Fisik dan Prasarana p
Pembangunan Setda e
n
t
i
Pengaruh rendah, Pengaruh rendah, n
kepentingan rendah kepentingan rendah g
(Aphatetics): (Defenders): a
n
Media Massa Staf Bappeda/Tim Internal
(Tim Data dan Usulan)
PDAM Tirta Handayani
Perguruan tinggi

Gambar 3. Pemetaan Stakeholders

24
a) Promotors
Promotor adalah stakeholders yang memiliki kepentingan tinggi dan
pengaruh besar terhadap proyek perubahan. Stakeholder yang masuk
dalam kuadran ini adalah Bupati, Sekretaris Daerah, Kepala Bappeda,
Kepala BKAD, Kepala Dinas PUPRKP, Kepala Dinas Kominfo,
Sekretaris Bappeda, Kabid Fisik Prasarana, Kabid Perencanaan, dan
Kabid lainnya. Semua stakeholders ini dinilai memiliki kepentingan
dan juga pengaruh yang besar dalam menentukan jalannya kebijakan
yang akan diambil serta memiliki pemahaman luas mengenai proyek
perubahan yang dilaksanakan.

b) Defenders
Stakeholders pada kuadran ini tergolong memiliki kepentingan tinggi,
tetapi pengaruhnya rendah. Stakeholders yang masuk dalam kuadran
ini yaitu seluruh staf Bappeda terutama yang termasuk dalam tim
internal dan perguruan tinggi. Yang masuk kategori defenders lainnya
yaitu PDAM Tirta Handayani , dan Perguruan Tinggi.

c) Latents
Pada kuadran ini diidentifikasi stakeholders yang kurang memiliki
kepentingan terhadap proyek perubahan, tetapi memiliki pengaruh
yang besar terhadap proyek perubahan maupun stakeholders sendiri.
Stakeholder yang masuk dalam kuadran ini adalah Bappeda DIY,
Balai Pengembangan Prasarana Wilayah Kementerian PUPR, Balai
Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Kementerian PUPR, Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Kementerian PUPR, Forum CSR, dan
Kabag Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten Gunungkidul.

d) Aphetetics
Pada kuadran ini adalah stakeholders yang kurang memiliki pengaruh
dan kurang memiliki kepentingan. Stakeholders pada kuadran ini
adalah media massa. Stakeholders tersebut dinilai tidak memiliki
kepentingan dan pengaruh apa-apa dalam penentuan keberhasilan
proyek perubahan dimaksud, namun memiliki peran yang cukup baik.

c. Strategi Mempengaruhi Stakeholders


Setiap stakeholders yang terlibat akan didayagunakan dengan
memperhatikan tingkat kepentingan dan pengaruh masing-masing.
Berdasarkan hasil identifikasi dan pemetaan stakeholders, maka strategi
komunikasi dalam mempengaruhi stakeholders agar bisa menjadi
promoters dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 12. Strategi Komunikasi Stakeholders

No. Pemangku Kepentingan Ekspektasi Strategi


Komunikasi
1. Bupati Menyetujui Menyampaikan

25
No. Pemangku Kepentingan Ekspektasi Strategi
Komunikasi
laporan dan
meminta arahan
2. DPRD Memberikan dukungan Konsultasi
3. Sekretaris Daerah Menyetujui dan Menyampaikan
memberikan dukungan laporan dan
konsultasi
4. Kepala Dinas PUPRKP Memberikan dukungan Dialog, Diskusi
5. Kepala BKAD Memberikan dukungan Dialog, Diskusi
6. Ka Bappeda DIY Memberikan dukungan Dialog, Diskusi
7. Paniradya Kaistimewaan Memberikan dukungan Dialog, Diskusi
8. Ka Balai Prasarana Memberikan dukungan Dialog, Diskusi
Permukiman Wilayah
Kementerian PUPR
9. Ka Balai Besar Wilayah Memberikan dukungan Dialog, Diskusi
Sungai Serayu Opak
Kementerian PUPR
10 Ka Satker Balai Memberikan dukungan Dialog, Diskusi
Pelaksanaan Jalan Nasional
Kementerian PUPR
11. Forum CSR Memberikan dukungan Dialog, Diskusi
12. Kabag Administrasi Memberikan dukungan Dialog, Diskusi
Pembangunan Setda
13. Sekretaris Bappeda Memberikan fasilitasi Dialog, Diskusi,
kesekretariatan, Memberikan
pelaksana dan Arahan
penyiapan bahan
14. Kabid Fisik Prasarana Pelaksana dan Dialog,Diskusi,
Bappeda penyiapan bahan Memberikan
arahan
15. Kabid Perencanaan Pelaksana dan Dialog,Diskusi,
Bappeda penyiapan bahan Memberikan
arahan
16. Dirut PDAM Tirta Handayani Koordinasi, pelaksana, Dialog, Diskusi,
dan penyiapan bahan Memberikan
arahan
17. Perguruan Tinggi Koordinasi, penyiapan Dialog, Diskusi
bahan kajian
18. Media Massa Koordinasi Pemasaran,
sosialisasi

1.7.2. Strategi Marketing Pada Hasil Proyek Perubahan


Strategi marketing mix terhadap hasil proyek perubahan dilakukan dengan
memperhatikan elemen pemasaran sektor publik, yaitu: 1C 4P (Customer,
Product, Price, Place, dan Promotion).
a. Customer
Sasaran utama sebagai customer yang akan menggunakan produk ini
adalah: Bappeda DIY, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kementerian
PUPR, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Satuan Kerja Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional, Bupati, Sekretaris Daerah, internal Bappeda,
dan Dinas PUPRKP.

26
b. Product
Product yang dihasilkan dari proyek perubahan ini adalah: 1) Dokumen
identifikasi potensi pembangunan infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul;
2) Dokumen rencana program dan pendanaan Non APBD meliputi: usulan
program Musrenbang Provinsi Tahun 2022 (termasuk dana keistimewaan),
usulan program Musrenbang Nasional Tahun 2022 dan Usulan program
CSR; dan 3) Video profile program prioritas pembangunan infrastruktur
daerah.
c. Price
Harga dari pelaksanaan proyek perubahan ini adalah Priceless, produk ini
tidak berbayar dan kebutuhan anggaran dengan mengoptimalkan anggaran
yang sudah ada dan relatif tidak menyerap anggaran biaya yang besar.
d. Place
Tempat untuk memasarkan proyek perubahan ini adalah melalui beberapa
media yaitu:
1) Membuat brosur program berupa hardcopy dan digital serta CD
program yang dibagikan kepada stakeholders.
2) Titik lokasi rencana program yang direncanakan.
e. Promotion
Proyek perubahan ini didukung oleh Bupati Gunungkidul, Sekretaris
Daerah, dan stakeholders lainnya. Dalam berbagai forum rapat kerja di
internal Pemerintah Kabupaten Gunungkidul proyek perubahan ini akan
disosialisasikan ke perangkat daerah.

1.7.3. Potensi Risiko dan Rencana Mitigasi


Beberapa kendala masalah yang muncul pada saat pelaksanaan proyek
perubahan ini umumnya dari internal antara lain terkait belum fahamnya staf
internal tentang maksud dan tujuan proyek perubahan tersebut dan faktor-
faktor lainnya selengkapnya. Permasalahan tersebut semuanya bisa
dipecahkan oleh Project Leader bersama Tim Efektif dapat diuraikan sebagai
berikut:
Tabel 13. Potensi Risiko dan Rencana Mitigasi

Uraian Tingkat Penanggung Target


No. Rencana Mitigasi
Risiko Risiko jawab Waktu
Staf kurang Sosialisasi dan Kepala Minggu 3
faham tentang internalisasi Bappeda September
1. maksud dan Sedang dibantu 2021
tujuan proyek Sekretaris
perubahan Bappeda
Tim tidak 1) Koordinasi Kepala Minggu 3
melaksanakan pengaturan Bappeda September
ketugasan agenda tim 2021
2. sesuai jadwal Sedang 2) Pembekalan tim
dan bekerja
kurang
optimal

27
Uraian Tingkat Penanggung Target
No. Rencana Mitigasi
Risiko Risiko jawab Waktu
Keterbatasan Koordinasi tim dan Kepala Minggu 3
waktu tim sosialisasi serta Bappeda September
efektif dalam pembagian kerja 2021
bekerja yang jelas
menjalankan
proyek
3. perubahan Sedang
karena
dimungkinkan
tumpang
tindih dengan
pekerjaan
lainnya
Masih adanya Penerapan protokol Kepala September s.d.
pandemi kesehatan dan Bappeda Nopember
COVID-19 menyesuikan 2021
yang dengan kebijakan
menjadikan PPKM, rapat tim,
fokus sosialisasi dengan
4. Sedang
stakeholders metode virtual
ditujukan meeting/zoom
pada meeting.
penanganan
pandemi dan
adanya PPKM
Program Konsultasi dan Bappeda Pada saat
belum koordinasi dikoordinasikan Proyek
disetujui oleh Sekda Perubahan
DPRD terkait (TAPD) berlangsung
dana segera teratasi
pendampinga karena pada
n saat
5. Sedang penyusunan
Proyek
Perubahan
sedang
tahapan
penyiapan
dokumen
RAPBD

28
BAB II
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

2.1. CAPAIAN TAHAPAN RENCANA STRATEGIS


2.1.1. Capaian Rencana Jangka Pendek
Target capaian rencana jangka pendek Proyek Perubahan dapat dicapai
sebagaimana disajikan pada tabel 14 sebagai berikut:
Tabel 14.
Ringkasan/Overview Pelaksanaan dan
Capaian Proyek Perubahan
No. Tahapan dan Waktu Output Keterangan
Kegiatan Output
1. Membangun Tim
Efektif
1.1 Tahapan Persiapan 16, 23 Surat Keputusan Tercapai
dan Pembentukan September Tim Efektif
Tim Efektif Rencana 2021
Proyek Perubahan
1.2. Melapor, 23,24,31, - Informasi Tercapai
mengkonsultasikan, Agustus agenda proyek
dan 2021, perubahan
mengkomunikasikan 1,14,15 - Lembar
Rancangan Proyek September konsultasi
Perubahan kepada 2021 mentor
Sekretaris Daerah - Proposal Proyek
Kabupaten Perubahan
Gunungkidul
1.3. Rapat Koordinasi 23 - Notulen Tercapai
Mengkomunikasikan Agustus - Informasi
kepada stakeholders 2021 agenda proyek
internal tentang perubahan
proyek perubahan
dengan pejabat
administrator/Kepala
Bidang dan pejabat
Kasubbid Bappeda
Kabupaten
Gunungkidul
1.4. Mengkomunikasikan 17 - Surat Tercapai
kepada Stakeholders September Pernyataan
Eksternal yaitu 2021 Dukungan
Kepala Dinas
PUPRKP dan Kepala
Bagian Administrasi
Pembangunan Setda
Kabupaten
Gunungkidul tentang

29
No. Tahapan dan Waktu Output Keterangan
Kegiatan Output
Rencana Proyek
Perubahan yaitu
Kepala Dinas
Pekerjaan Umum,
Perumahan Rakyat
dan Kawasan
Permukiman
1.5. Rapat Koordinasi 27 - Dokumen KAK Tercapai
Tim Efektif September usulan program
Penyusunan KAK 2021 pembangunan
Usulan Program APBN, APBD
Pembangunan DIY, Dana
Infrastruktur Daerah Keistimewaan
1.6. Rapat koordinasi tim 11 - Notulen Tercapai
efektif penyusunan Oktober - Dokumen
usulan program 2021 Rancangan
pembangunan Usulan Program
1.7. Rapat koordinasi tim 12 - Notulen Tercapai
efektif penyusunan Oktober - Dokumen
usulan program 2021 Rancangan
pembangunan Usulan Program
2 Identifikasi Potensi
Pembangunan
Infrastruktur
Daerah
2.1. Survai/Kunjungan 24 - Data/Foto Tercapai
Lapangan September Potensi
Penyediaan Air 2021 - Draft Dokumen
Bersih ke Kalurahan Identifikasi
Girisuko Kapanewon Potensi
Panggang Pembangunan
Infrastruktur
Daerah
2.2. Survai/Kunjungan 30 - Data/Foto Tercapai
Lapangan Dalam September Potensi
Rangka Identifikasi 2021 - Dokumen Hasil
Potensi Identifikasi
Pembangunan Potensi
Infrastruktur Daerah Pembangunan
ke Ngoro-Oro, Putat, Infrastruktur
Nglegi, Nglanggeran, Daerah
Ngalang, Banyusoca,
Sungai Oya
berbatasan Dlingo,
Bribin, Seropan,
Ngobaran, Baron,
Ngestirejo,
Banjarejo, Lokasi

30
No. Tahapan dan Waktu Output Keterangan
Kegiatan Output
JJLS, Jalan Kepek-
Ngobaran,
Jerukwudel
3. Serial Meeting
Dalam Rangka
Penyusunan
Dokumen Usulan
Program
Pembangunan
Infrastruktur
Daerah
3.1. Pertemuan dengan 23 Surat Tercapai
Institute Sains September Pernyataan
Teknologi AKPRIND 2021 Dukungan
Yogyakarta
3.2. Rapat Kerja 24 Notulen/Berita Tercapai
Perencanaan September Acara
Penyusunan Usulan 2021 Kesepakatan
Rencana Program
Prioritas APBN
3.3. Pertemuan dengan 29 Surat Tercapai
Sekolah Vokasi September Pernyataan
Universitas Gadjah 2021 Dukungan
Mada
3.4. Rapat Kerja 5 Oktober - Rancangan Tercapai
Perencanaan 2021 Dokumen
Penyusunan Usulan Usulan APBD
Rencana Program DIY
Prioritas Keistimewaan
Keistimewaan - Permohonan
(APBD DIY) Kekancingan
Tanah Sultan
Ground ke
Kraton
3.5. Rapat Kerja 4 Oktober Usulan Prioritas Tercapai
Perencanaan 2021 Pembangunan
Penyusunan Usulan Infrastruktur
Rencana Program APBN
Prioritas APBN
(Lanjutan)
3.6. Rapat Kerja 7 Oktober Dokumen Tercapai
Perencanaan 2021 Usulan Prioritas
Penyusunan Usulan Pembangunan
Rencana Program Infrastruktur
Prioritas APBD DIY APBD DIY Dana
Keistimewaan
3.7. Rapat Kerja 15 - Arahan melampaui
Konsultasi Oktober Kebijakan target

31
No. Tahapan dan Waktu Output Keterangan
Kegiatan Output
Perencanaan 2021 Bappenas
dengan BAPPENAS - Surat
RI Pernyataan
Dukungan
3.8. Rapat Kerja dengan 18,19 - Video melampaui
Asisten Deputi Oktober Pernyataan target
Investasi Strategis 2021 Dukungan
Kemenko Marivest - Dokumen hasil
RI kajian awal
KPBU
3.9. Rapat Kerja 27 - Dokumen Tercapai
Penyusunan Usulan Oktober Usulan Prioritas
Program CSR 2021 Pembangunan
(Corporate Social Melalui CSR
Responsibility)
3.10. Rapat Kerja 24,27 - Rancangan Tercapai
Penyusunan Oktober Peraturan
Peraturan Bupati 2021 Bupati tentang
tentang Pengelolaan Pengelolaan
Infrastruktur Infrastruktur Air
Bersih Berbasis
Masyarakat
4. Koordinasi,
Komunikasi, dan
Konsultasi
Perencanaan
Pembangunan
dengan Para Pihak
4.1. Koordinasi dengan 25 - Pernyataan Tercapai
Ketua Forum September Dukungan
Corporate Social 2021
Responsibilty (CSR)
4.2. Koordinasi dengan 5 Oktober - Pernyataan Tercapai
Kepala BAPPEDA 2021 Dukungan
DIY
4.3. Koordinasi dengan 4,5, - Pernyataan Tercapai
Paniradya Oktober Dukungan
Kaistimewan Daerah 2021, 1
Istimewa Yogyakarta Nopember
dan Panitikismo 2021
Kraton
4.4. Koordinasi dengan 5 Oktober - Pernyataan Tercapai
Kepala Balai Wilayah 2021 Dukungan
Sungai Serayu Opak
(BBWSSO)
Kementerian PUPR
4.5. Koordinasi dengan 22 - Pernyataan Tercapai
Balai Prasarana Oktober Dukungan

32
No. Tahapan dan Waktu Output Keterangan
Kegiatan Output
Permukiman Wilayah 2021
(BPPW)
Kementerian PU PR
4.6. Koordinasi dengan 29 - Dokumen Tercapai
DPRD Kabupaten Oktober APBD
Gunungkidul 2021 Perubahan TA
2021
- Pernyataan
Dukungan
Ketua DPRD
4.7. Koordinasi dengan 4 - Pernyataan Tercapai
Satker Balai Nopember Dukungan
Pelaksanaan Jalan 2021
Nasional
5. Penyusunan Video -
Profile Program
Prioritas
Pembangunan
Infrastruktur
5.1. Penyusunan Story 1 Oktober - Notulen Tercapai
Board Video 2021 - Foto
5.2. Pengambilan bahan 5,6,7 - Foto, Bahan Tercapai
di lapangan (gambar Oktober Video
dan video) 2021
5.3. Finalisasi 26 - Video Profile Tercapai
Penyusunan Video Oktober – Pembangunan
Profile Program Minggu I
Prioritas Nopember
Pembangunan 2021
Infrastruktur Daerah
6. Evaluasi dan Minggu I - Checking Tercapai
Pelaporan Nopember kelengkapan
2021 dokumen
- Laporan
kegiatan

2.1.2. Pelaksanaan Capaian Jangka Pendek


2.1.2.1. Membangun Tim Efektif
a. Melapor, mengkonsultasikan, dan mengkomunikasikan Rancangan
Proyek Perubahan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul
Selaku Mentor Diklat PKN II

Pada tahap ini Project Leader mengkomunikasikan substansi proyek


perubahan kepada Sekretaris Daerah selaku mentor sejak ide gagasan
sampai dengan diskusi untuk mendapatkan masukan dan arahan dalam
rangka penyusunan Proyek Perubaha. Kegiatan ini dilaksanakan pada

33
tahap taking ownership yaitu pada tanggal 23 Agustus 2021. Pada
pertemuan ini Project Leader juga melaporkan kegiatan dan
mendiskusikan serta minta arahan tentang tema gagasan Proper
dengan Sekretaris Daerah Kab. Gunungkidul selaku Mentor Proyek
Perubahan dengan Rancangan Judul: Peningkatan Capaian
Pembangunan Infrastruktur Daerah Melalui Partisipasi Stakeholders.

Gambar 4. Konsultasi dengan Mentor Taking Ownership Proyek


Perubahan, 23 Agustus 2021

Pada tanggal 24 Agustus 2021 dilanjutkan diskusi berkaitan dengan


finalisasi judul proyek perubahan bertempat di Ruang Kerja Sekretaris
Daerah Kabupaten Gunungkidul.
Gambar 5. Diskusi dan Konsultasi Lanjutan dengan Mentor Taking
Ownership Proyek Perubahan, 24 Agustus 2021

34
Pada tanggal 31 Agustus dilanjutkan diskusi materi dan penyerahan
Judul Proyek Perubahan kepada Mentor.

Gambar 6. Konsultasi dan Penyerahan Dokumen Judul Proyek


Perubahan, 31 Agustus 2021

Selanjutnya, pada tanggal 1 September 2021, Project Leader menerima


berkas/dokumen persetujuan mentor dan dokumen lainnya berkaitan
dengan proyek perubahan yang disusun.

Gambar 7. Menerima Dokumen Persetujuan Judul Judul Proyek


Perubahan, 1 September 2021

35
Selanjutnya pada tanggal 14 September 2021, Project Leader
berkonsultasi dengan mentor sekaligus menyampaikan dokumen bahan
Seminar Proyek Perubahan bertempat di Ruang Kerja Sekretaris
Daerah.
Gambar 8. Konsultasi dengan Mentor berkaitan Dengan
Penyelenggaraan Seminar Proyek Perubahan, 14 September 2021

Pada tanggal 15 September 2021 dilaksanakan Seminar Rancangan


Proyek Perubahan bersama Coach dan Mentor.

Sejak tanggal 17 September Project Leader melanjutkan implementasi


proyek perubahan dengan terlebih dahulu berkonsultasi dan
berkoordinasi tentang implementasi proyek perubahan agar
mendapatkan dukungan dan partisipasi dari para pihak.

36
Gambar 9. Konsultasi Implementasi Proyek Perubahan
Paska Seminar dengan Mentor, 17 September 2021

b. Rapat Koordinasi Mengkomunikasikan Proyek Perubahan dengan


Stakeholders Internal: Sekretaris, Kepala Bidang, dan Kasubbid
Bappeda Kabupaten Gunungkidul

Rapat dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2021 bertempat di Ruang


Rapat Kepala Bappeda Kabupaten Gunungkidul. Pada tahap pertama
pada saat taking ownership dilakukan dengan membangun komunikasi
dan komitmen kerja dengan stakeholders internal, Project Leader
melakukan koordinasi dan internalisasi value perubahan dan inovasi
terobosan perencanaan pembangunan daerah. Bersama tim segera
mempersiapkan kebutuhan terkait berkas ataupun bahan yang akan
digunakan ketika meminta dukungan. Tahapan ini merupakan bentuk
persiapan agar dalam proses mencapai output sesuai dengan yang
sudah direncanakan dan agar pimpinan dan stakeholder dapat
memberikan dukungan terhadap proyek perubahan. Project Leader
dalam tahapan ini menjelaskan dan mendiskusikan maksud proyek
perubahan yang akan diusung dengan meminta dukungan terhadap
proyek perubahan.

Pada saat rapat pada tanggal 23 Agustus 2021, saat off campus,
bertempat di Ruang Rapat Kepala BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul.
project leader menyampaikan ide gagasan perubahan berkaitan
peningkatan capaian pembangunan infrastruktur daerah karena dengan

37
situasi kondisi sekarang pembangunan infrastruktur daerah sejatinya
tidak bisa hanya bertumpu melalui anggaran APBD Kabupaten saja,
tetapi harus ada inovasi terobosan melalui sumber dana Non APBD
Kabupaten. Berdasarkan data hasil evaluasi atas capaian RPJMD
menunjukkan bahwa capaian indeks pembangunan infrastruktur daerah
yang belum mencapai target RPJMD. Atas dasar pemikiran tersebut
para pejabat administrator dan pejabat pelaksana Bappeda sangat
mendukung gagasan perubahan tersebut. Oleh karena itu perlu
dibangun kesadaran bersama para pihak khususnya di internal
Bappeda untuk merencanakan pembangunan daerah dengan tidak
hanya basisnya sumber dana APBD Kabupaten saja yang jumlahnya
sangat terbatas, tetapi juga harus bersumber dana dari Non APBD baik
APBD DIY, APBN, dan CSR. Setelah jajaran internal sudah
mengadakan pertemuan rapat koordinasi internal selanjutnya
ditindaklanjuti dengan pembentukan Tim Efektif Peningkatan Capaian
Pembangunan Infrastruktur Daerah Melalui Partisipasi Stakeholders.

Gambar 10. Koordinasi dengan Stakeholders Internal BAPPEDA,


23 Agustus 2021

c. Mengkomunikasikan tentang Proyek Perubahan kepada Stakeholders


Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman dan Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda
Kabupaten Gunungkidul
Pada tanggal 17 September 2021 Project Leader berkoordinasi dengan
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah

38
Kabupaten Gunungkidul berdiskusi tentang prospek dan kebijakan
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul serta meminta
dukungan atas proyek perubahan.
Gambar 11. Koordinasi dengan Kabag Administrasi Pembangunan
Setda, 17 September 2021

Pada kesempatan selanjutnya Project Leader juga berkoordinasi


dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan
Kawasan Permukiman untuk mendiskusikan berbagai hal berkaitan
dengan capaian pembangunan infrastruktur daerah pada saat kondisi
sekarang dan strategi ke depan pengembangan infrastruktur daerah
serta upaya apa saja yang bisa dilakukan sebagai bagian dari strategi
pendanaan program yang tidak hanya bertumpu dari anggaran APBD
Kabupaten saja dan meminta dukungan agar semakin proaktif bersama
dengan Bappeda aktif berkoordinasi dengan instansi-instansi Satker
Kementerian PUPR.

39
Gambar 12. Koordinasi dengan Kepala Dinas PUPRKP,
17 September 2021

d. Tahapan Persiapan dan Pembentukan Tim Efektif Proyek Perubahan

Tahapan persiapan dan surat keputusan tentang pembentukan tim


efektif sudah dilakukan/ditetapkan selama Project Leader masuk kerja
atau pada saat off campus. Pada prinsipnya dimulai dengan
menginternalisasi tugas pokok Bappeda dalam mengawal target-target
RPJMD, khususnya yang berkaitan dengan target indeks infrastruktur
daerah agar target tersebut sampai dengan berakhirnya RPJMD Tahun
2026 dapat tercapai. Diskusi dilakukan dengan rapat-rapat kecil dan
diskusi langsung dengan Sekretaris dan Kepala Bidang beserta para
Kepala Sub Bidang.

Rapat koordinasi dilaksanakan pada tanggal 23 September 2021 untuk


merumuskan kembali substansi ide dan gagasan usulan pembangunan
infrastruktur daerah dari perspektif pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
Pada rapat ini langsung dipimpin oleh Project Leader. Beberapa point
penting telah mengerucut tentang pentingnya peningkatan capaian
pembangunan infrastruktur daerah di Kabupaten Gunungkidul. Bappeda
berperan strategis dari sudut tugas pokok dan fungsi perencanaan
pembangunan dalam konteks peningkatan capaian pembangunan
infrastuktur daerah melalui partisipasi stakeholders tersebut sehingga
diperlukan strategi terobosan dan inovasi perencanaan saling silang
(cross functional planning) dan menarik proses perencanaan lebih maju
(T-1).

40
Gambar 13. Rapat Koordinasi Tim Efektif, 23 September 2021

e. Rapat Koordinasi Tim Efektif Penyusunan KAK Usulan Program


Pembangunan
Dilaksanakan pada tanggal 27 September 2021. Rapat Koordinasi
Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pedoman/Panduan Usulan
Program Prioritas Sumber Dana APBN dan APBD DIY
Rapat dilaksanakan dengan agenda penyusunan KAK. Rumusan KAK
disusun draft dan yang difinalkan akan menjadi pedoman baku bagi
OPD terkait dengan menu dan kamus kegiatan yang akan diusulkan.
Mengingat luasnya jangkauan kegiatan agar kegiatan yang dilakukan
lebih fokus dan terarah maka perlu disusun KAK bagi OPD sebagai
pedoman dalam pengusulan Program APBN dan APBD DIY. Pada
rapat ini juga dalam rangka penanaman value inovasi dan terobosan
kepada tim efektif dalam rangka menyiapkan bahan untuk usulan baik
APBN, APBD, dan Dana Keistimewaan (disiapkan lebih awal atau
ditarik maju T-1).

Gambar 14. Rapat Koordinasi Penyusunan KAK Usulan


Pembangunan Infrastruktur, 27 September 2021

41
f. Rapat Koordinasi Tim Efektif Penyusunan Usulan Program
Rapat koordinasi dilaksanakan untuk mengevaluasi progres kemajuan
implementasi proyek perubahan dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober
2021 untuk melihat perkembangan penyusunan usulan program
pembangunan infrastruktur daerah Kabupaten Gunungkidul. Salah satu
kesimpulan yang ada yaitu penyusunan usulan dana keistimewaan
disusun selama kurun waktu 5 (lima) tahun tidak hanya 1 (satu) tahun
anggaran saja, hal tersebut sesuai dengan arahan Bupati.
Gambar 15. Rapat Koordinasi Tim Efektif, 11 Oktober 2021

g. Rapat Koordinasi Tim Efektif Penyusunan Usulan Program


Rapat koordinasi tim efektif melanjutkan target kegiatan yang
dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2021 untuk melihat dan
mengevaluasi tingkat perkembangan penyusunan usulan program
pembangunan infrastruktur daerah di Kabupaten Gunungkidul. Salah
satu kesimpulan yang ada yaitu: penyusunan rancangan usulan dan

42
persiapan rapat koordinasi konsultasi penyusunan usulan APBN
dengan narasumber dari Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas sebagai bagian serial
meeting perencanaan.
Gambar 16. Rapat Koordinasi Tim Efektif Penyusunan Usulan Program
12 Oktober 2021

2.1.2.2. Identifikasi Potensi Pembangunan Infrastruktur Daerah


Kegiatan dilakukan untuk menggali, mengumpulkan data, melihat kondisi
lapangan, dan menyajikan dokumen potensi program prioritas
pembangunan infrastruktur daerah di Kabupaten Gunungkidul.
Dengan kondisi bentang alam Kawasan di Kabupaten Gunungkidul yang
terbagi dalam 3 (tiga) zone yaitu Zona Utara, Zona Tengah dan Zona
Selatan, masing-masing wilayah yang diidentifikasi potensinya dilakukan
dengan menyisir potensi-potensi dari mulai zone utara sampai zone
selatan. Hasil identifikasi potensi ini digunakan untuk membantu
menyediakan bahan data yang lengkap dalam penyusunan rencana
pembangunan infrastruktur daerah. Pada kegiatan ini diminta OPD
bersama Tim menggali data berdasarkan hasil evaluasi capaian indeks
infrastruktur daerah tersebut point apa saja yang bisa menjadi leverage
(pengungkit) percepatan pencapaian indeks infrastruktur daerah.
Kegiatan identifikasi potensi pembangunan infrastruktur daerah
dilaksanakan melalui survai/kunjungan lapangan sebagai berikut:

a. Survai/Kunjungan Lapangan Penyediaan Air Bersih

43
Pada tanggal 24 September 2021 juga dilakukan kunjungan ke
Padukuhan Temuireng Desa Girisuko Kecamatan Panggang yang
didalamnya terdapat potensi sumber air dan pengembangan embung
untuk tandon air serta berdiskusi dengan warga setempat bersama
PDAM untuk penyediaan air bersih wilayah Kecamatan Panggang.
Berkaitan dengan survai sumber air ini dilanjutkan kunjungan Tim
Efektif ke lapangan bersama Direktur Utama PDAM dan Dinas
PUPRKP untuk mencari solusi pemenuhan sumber air dengan
menyambungkan dengan Sungai Bawah Tanah di Ngobaran atau
pengeboran atau mengambil dari sumber air di Banyusoca Playen.
Gambar 17. Kunjungan Lapangan Potensi Air Bersih di Kalurahan
Girisuko Kapanewon Panggang, 24 September 2021

b. Kunjungan Lapangan Identifikasi Potensi Pembangunan

Project Leader bersama Tim Efektif melaksanakan survai dan


kunjungan ke wilayah Gunungkidul sesuai konsep pengembangan
Kawasan utara Kabupaten Gunungkidul dimulai dengan membuka
wilayah perbatasan utara berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul
agar pertumbuhan ekonomi wilayah utara semakin meningkat serta
identifikasi potensi pembangunan infrastruktur wilayah di Kabupaten
Gunungkidul yang meliputi: infrastruktur jalan, air bersih,
persampahan, sanitasi, dan ruang terbuka hijau serta dukungan bagi
pengembangan kawasan peruntukan industri di Kabupaten
Gunungkidul. Gambar dan Foto selengkapnya terlampir.

Gambar 18. Survai/Kunjungan Lapangan Identifikasi Potensi


Infrastruktur Daerah, 30 September 2021

44
2.1.2.3. Serial Meeting Dalam Rangka Penyusunan Dokumen Usulan
Program Pembangunan

a. Pertemuan dengan Institute Sains Teknologi AKPRIND Yogyakarta


Dilaksanakan pada tanggal 23 September 2021 dan dihadiri Rektor dan
Jajaran Civitas Akademika IST AKPRIND
Membahas dukungan IST AKPRIND dalam pembangunan di Kabupaten
Gunungkidul dengan konsep penataan kawasan yang sudah dan akan

45
dilakukan di Kabupaten Gunungkidul antara lain penataan Kawasan
Wisata Gunung Ireng dan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan Untuk
Masyarakat yaitu: Kincir Angin atau Listrik Tenaga Bayu di Kemadang.
Hasil penelitian IST AKPRIND banyak berkaitan dengan pengembangan
teknologi dan infrastruktur yang bisa diterapkan untuk mendukung
kebutuhan infrastruktur daerah serta penyiapan desain perencanaan
yang berbasis riset. Pihak IST AKPRIND siap berkontribusi dan
mendukung pengembangan infrastruktur kawasan wisata dengan
menyusunkan gambar/desain pengembangan Gunung Ireng
(Gunungkidul Wilayah Utara) dan infrastruktur pendukungnya serta
pendampingan kepada masyarakat setempat.
Gambar 19. Diskusi Pemanfaatan Riset Teknologi IST AKPRIND
Yogyakarta, 23 September 2021

b. Rapat Kerja Perencanaan Penyusunan Usulan Rencana Program


Prioritas APBN

Dilaksanakan pada tanggal 23 September 2021. Rapat dipimpin oleh


Project Leader dihadiri oleh Tim Efektif dan Lintas Organisasi Perangkat
Daerah.
Gambar 20. Rapat Koordinasi Penyusunan Usulan Program Infrastruktur,
23 September 2021

46
Kesimpulan rapat adalah membahas kebutuhan pembangunan
infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul dan menyusun prioritas
kebutuhan infrastruktur daerah yang akan diusulkan ke APBN.

c. Pertemuan dengan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Pertemuan secara platform zoom meeting dilaksanakan pada tanggal 29


September 2021. Acara ini dimaksudkan untuk mengkomunikasikan
kebutuhan dan prioritas pembangunan di Kabupaten Gunungkidul dan
peluang dukungan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan juga sumbangan
teknologi UGM untuk Kabupaten Gunungkidul. Dari Pihak UGM hadir
pakar teknologi pemanenan air yaitu Dr. Ir. Agus Maryono sekaligus
Dekan Sekolah Vokasi UGM untuk area teknologi dan infrastruktur pihak
UGM siap membantu Kabupaten Gunungkidul antara lain Teknologi
Pemanenan Air Hujan sebagai Strategi Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih
di Kabupaten Gunungkidul. Pada dasarnya Universitas Gadjah Mada siap
berkontribusi dan berpartisipasi dalam pembangunan di Kabupaten
Gunungkidul antara lain untuk pengembangan teknologi infrastruktur
melalui teknologi pemanenan air bersih.
Gambar 21. Pertemuan Zoom Meeting dengan Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta, 29 September 2021

d. Rapat Kerja Perencanaan Penyusunan Usulan Rencana Program


Prioritas Keistimewaan (APBD DIY)

Dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2021 bertempat di Ruang Rapat


Bappeda Kabupaten Gunungkidul dengan platform zoom meeting.
Pada rapat ini disampaikan bahwa Kabupaten Gunungkidul agar
menyusun usulan pembangunan infrastruktur melalui dana keistimewaan
untuk kurun waktu sampai dengan 5 (lima) tahun yang akan datang yang
mencakup bidang tata ruang, pertanahan, kelembagaan, dan
kebudayaan (khususnya yang berkaitan infrastruktur).
Gambar 22. Rapat Koordinasi Penyusunan Usulan Program
Keistimewaan, 5 Oktober 2021

47
e. Rapat Kerja Perencanaan Penyusunan Usulan Rencana Program
Prioritas APBN

Selanjutnya dilaksanakan rapat koordinasi penyusunan usulan prioritas


infrastruktur APBN dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2021 bertempat
di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Gunungkidul dengan mengundang
Tim Bina Marga. Pada rapat ini disampaikan bahwa Kabupaten
Gunungkidul agar menyusun usulan pembangunan infrastruktur baik
melalui APBN dan Dana Keistimewaan.
Gambar 23. Rapat Koordinasi Penyusunan Usulan Program Infrastruktur,
5 Oktober 2021

f. Rapat Kerja Perencanaan Penyusunan Usulan Rencana Program


Prioritas APBD DIY

Selanjutnya rapat koordinasi dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2021


bertempat di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Gunungkidul untuk
merumuskan usulan-usulan program prioritas pembangunan infrastruktur
daerah yang diusulkan melalui APBD DIY. Beberapa point penting telah
mengerucut tentang prioritas usulan pembangunan infrastruktur di
Kabupaten Gunungkidul.

48
Gambar 24. Rapat Koordinasi Penyusunan Usulan Program
Infrastruktur, 6 Oktober 2021

g. Rapat Kerja Perencanaan Penyusunan Usulan Rencana Program


Prioritas APBD Keistimewaan DIY

Selanjutnya pada tanggal 7 Oktober 2021 dilanjutkan rapat kerja


koordinasi usulan dana keistimewaan yang dipimpin langsung oleh Bupati
Gunungkidul bertempat di Ruang Rapat Handayani Sekretariat Daerah
Kabupaten Gunungkidul. Pada rapat tersebut arahan yang disampaikan
oleh Bupati meliputi:
- Agar OPD mengusulkan dan mengakses dana keistimewaan dengan
membuat konsep dan pendanaan yang besar multiyear.
- Konsep dipetakan di wilayah utara, wilayah timur, dan wilayah barat,
wilayah tengah, terutama infrastruktur seperti jalan yang bisa
menghubungkan dengan JJLS dari masing-masing wilayah atau sektor
tersebut termasuk jalan lingkar Pantai Sepanjang.
- Pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan infrastruktur
daerah.
Gambar 25. Bupati Memberikan Arahan Kepada Kepala OPD pada Rapat
Koordinasi Penyusunan Usulan Dana Keistimewaan, 7 Oktober 2021

49
h. Rapat Kerja Konsultasi Perencanaan dengan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS RI
Rangkaian acara rapat kerja konsultasi perencanaan dengan BAPPENAS
RI adalah bagian acara serial meeting dalam rangka memaduserasikan
prioritas nasional dan prioritas pembangunan daerah khususnya yang
berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dengan harapan agar
Bappenas memberikan perhatian khusus terhadap lokus kegiatan
Kabupaten Gunungkidul dalam perspektif kebijakan Bappenas. Acara ini
mengundang Narasumber Pejabat Bappenas Bapak Togu S Pardede,
ST, MIDS. Adapun kesimpulan acara adalah:
- Kabupaten Gunungkidul agar memetakan potensi wilayah.
- Pembangunan infrastruktur merupakan prioritas dan direktif Presiden.
Sesuai dengan RKP Tahun 2022 bahwa Infrastruktur merupakan
prioritas nasional yang ke 5.
- Meskipun tidak masuk ke dalam Major Project, Kabupaten
Gunungkidul berpeluang menjadi Daerah Prioritas Pariwisata
sehingga aspek pembangunan infrastruktur bisa menjadi pendukung
konektivitas antar wilayah.
- Untuk wilayah Gunungkidul infrastruktur terbangun dalam proses yaitu
jaringan jalan lintas selatan (JJLS).
- Gunungsewu UNESCO Global Geopark perlu didukung dengan
pembangunan infrastruktur yang memadai.
- Arahan usulan pembangunan melalui APBN dapat berupa kegiatan
kantor pusat di daerah, kantor daerah (perwakilan pusat) di daerah,
dan melalui DAK Fisik Infrastruktur Daerah.
- Link acara dapat dilihat di:
https://www.youtube.com/watch?v=yMI7G0ZYhIs&t=3403s
Gambar 26. Serial Meeting Rapat Kerja Konsultasi Penyusunan
Program Bersama BAPPENAS RI, 15 Oktober 2021

i. Rapat Kerja dengan Asisten Deputi Investasi Strategis Kementerian


Maritim dan Investasi Republik Indonesia
Project leader membangun komunikasi dan berjejaring dengan
Kementerian Maritim dan Investasi agar memberikan dukungan
pembangunan infrastruktur dan investasi di Kabupaten Gunungkidul
(selengkapnya di http://bappeda.gunungkidulkab.go.id/2021/11/rapat-

50
kerja-pemerintah-kabupaten-gunungkidul-dengan-kementerian-
maritim-dan-investasi-republik-indonesia/).
Pada tanggal 18 Oktober 2021 berkat dukungan Kementerian Maritim
dan Investasi R.I. telah diselenggarakan rapat kerja secara khusus
membahas pengembangan infrastruktur daerah dan investasi di
Kabupaten Gunungkidul dengan menawarkan konsep Kerja Sama
Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Acara dimulai dengan Paparan
Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul berkaitan dengan arah
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya
sebagai pemantik diskusi dan narasumber yaitu: Asisten Deputi Bidang
Investasi Infrastruktur Strategis Bapak Bimo Wijayanto, SE, Phd dan
Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Investasi, Bapak Latief Nurbana.
Rangkaian acara adalah:
- Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul (selaku Mentor)
memaparkan tentang Potensi Pembangunan Kabupaten Gunungkidul
- Asisten Deputi menyampaikan gambaran arah pengembangan
investasi dan infrastruktur khususnya di Kabupaten Gunungkidul
- Asisten Deputi menyampaikan peluang pembangunan infrastruktur
daerah melalui Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU)
- Diskusi mengalternatifkan untuk pembangunan PJU pada Kawasan
Pariwisata dan Pelabuhan di Kabupaten Gunungkidul dapat
diKPBUkan dan akan dikaji lebih lanjut.
- Tim Kementerian Maritim dan Investasi bersama Tim Efektif dan
Bupati Gunungkidul pada hari berikutnya melaksanakan kunjungan
lapangan ke Kabupaten Gunungkidul.
- Pembahasan tentang KPBU akan dilanjutkan pada Bulan Nopember
2021.
- Pada tanggal 19 Oktober 2021 dilaksanakan kunjungan lapangan.
Gambar 27. Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul Menyampaikan
Paparan pada Rapat Kerja Pengembangan Investasi dan KPBU Penyediaan
Infrastruktur Daerah, 18 Oktober 2021

51
j. Rapat Kerja Penyusunan Usulan Program CSR (Corporate Social
Responsibility)

Rapat kerja dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2021 dengan


mengundang perusahaan dan Forum CSR di Kabupaten Gunungkidul.
Pada rapat ini bertujuan untuk menyampaikan menu program kegiatan
yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk
ditawarkan kepada Forum CSR menjadi Program Prioritas Bersama
Pemda dan Forum CSR.

Gambar 28. Rapat Kerja Penyusunan Program CSR

k. Rapat Penyusunan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan


Infrastruktur Air Bersih

Mengingat penyediaan infrastruktur daerah khususnya air bersih tidak


hanya menjadi tanggungjawab pemerintah juga membutuhkan peran serta
masyarakat maka project leader bersama Tim Efektif mencoba
memberikan kerangka kerja regulasi partisipatif dalam penyediaan dan
pengelolaan air bersih dengan diatur dengan kerangka regulasi berupa
Peraturan Bupati untuk mewadahi partisipasi masyarakat dalam
penyediaan infrastruktur daerah.
Gambar 29. Penyusunan Peraturan Bupati Penyediaan Air Bersih,
24 Oktober 2021

52
Rancangan Peraturan Bupati sudah berhasil disusun oleh Tim Efektif yang
selanjutnya diupayakan agar ditetapkan menjadi Peraturan Bupati sebagai
Pedoman Penyediaan Infrastruktur Air Bersih berbasis masyarakat.
Dengan demikian para pihak yang berperan serta lebih luas lagi dan agar
terbangun keberlanjutan program dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Kegiatan penyusunan dan pembahasan Peraturan Bupati dilanjutkan pada
tanggal 27 Oktober 2021 untuk memfinalkan Rancangan Peraturan Bupati
tentang Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.
Rapat lanjutan penyusunan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Air
Bersih dilaksanakan untuk menyempurnakan materi Rancangan Peraturan
Bupati agar bisa ditetapkan. Pada rapat ini Bappeda juga mengundang dan
mendapatkan dukungan pakar/ahli dari Perguruan Tinggi yaitu STIE YKPN
Yogyakarta untuk memberikan saran dan masukan.

Gambar 30. Finalisasi Rancangan Peraturan Bupati tentang Penyediaan


Air Bersih, 27 Oktober 2021

2.1.2.4. Koordinasi, Komunikasi, dan Konsultasi Perencanaan


Pembangunan dengan Para Pihak

a. Koordinasi dengan Ketua Forum Corporate Social Responsibilty


(CSR)

Pada tanggal 25 September 2021 dilaksanakan koordinasi dengan Ketua


Forum CSR Kabupaten Gunungkidul, Arif Wijoyanto, SE di Kantor Bank
BPD Wonosari. Pada kegiatan ini Project Leader menyampaikan
permintaan dukungan CSR yang terkoordinasi melalui Forum CSR untuk
dapat mengalokasikan dana CSR di Kabupaten Gunungkidul terutama
untuk mendukung kebutuhan infrastruktur dasar. Berdasarkan menu
kegiatan yang nanti juga akan disajikan oleh Tim Koordinasi CSR
Kabupaten Gunungkidul maka diperlukan dukungan berupa CSR yang
menyasar pada kebutuhan infrastruktur dasar seperti air bersih dan
vegetasi tanaman
(http://bappeda.gunungkidulkab.go.id/2021/10/bappeda-kabupaten-
gunungkidul-mengadakan-koordinasi-dengan-ketua-forum-csr/).

53
Gambar 31. Koordinasi dengan Ketua Forum CSR,
25 September 2021

b. Koordinasi dengan BAPPEDA Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada tanggal 5 Oktober 2021 dilaksanakan konsultasi dengan Kepala


BAPPEDA Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendapatkan dukungan
dari Pemda DIY atas arahan kebijakan perencanaan pembangunan
kebijakan keberpihakan (affirmative policy) dalam rangka mengurangi
kemiskinan dan keterbelakangan Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan
arahan Kepala BAPPEDA DIY bahwa Pemda DIY telah memprioritaskan
dan memberikan perhatian khusus pembangunan wilayah Kabupaten
Gunungkidul khususnya pada Kawasan Pantai Selatan Kabupaten
Gunungkidul dengan Panjang Pantai 70 km dan mewujudkan Pantai
Selatan Jawa sebagai halaman muka Daerah Istimewa Yogyakarta serta
menyongsong Abad Samodera. Usulan program pembangunan agar
diarahkan dengan pendekatan yang holistik dan integratif. Sehubungan
dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Gunungkidul agar
memprirotaskan rehabilitasi/pembangunan jalan-jalan strategis yang
menuju pada obyek wisata. Dokumentasi dimuat
http://bappeda.gunungkidulkab.go.id/2021/10/koordinasi-dan-
konsultasi-perencanaan-pembangunan-daerah-dengan-bappeda-
daerah-istimewa-yogyakarta/.
Gambar 32. Koordinasi dan Konsultasi dengan Kepala BAPPEDA
DIY, 5 Oktober 2021

c. Koordinasi dengan Paniradya Kaistimewan dan Panitikismo Kraton


serta Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinasi dilaksanakan dalam rangka dukungan kegiatan keistimewaan
yang akan dialokasikan untuk Kabupaten Gunungkidul yang meliputi:
bidang kebudayaan, bidang tata ruang, dan bidang pertanahan. Untuk
infrastruktur disepakati bahwa pada Tahun 2022 dialokasikan untuk

54
pembangunan taman ruang terbuka hijau (RTH) di Kabupaten
Gunungkidul melalui pendanaan dari dana keistimewaan.
Gambar 33. Koordinasi dengan Paniradya Pati Kaistimewan DIY,
4 Oktober 2021

Adapun koordinasi dan konsultasi dengan Kraton Ngayogyakarta


dilaksanakan dalam rangka memperoleh surat izin kekancingan
pemanfaatan tanah Sultan Ground diantaranya untuk mendukung kegiatan
infrastruktur daerah untuk perumahan waga yang terdampak bencana,
bangunan gedung layanan pemerintah, penyediaan air bersih SPAM IKK
Baron, dan pengembangan wisata. Pada kesempatan ini Bupati
Gunungkidul bersama Kepala Bappeda memaparkan permohonan
kekancingan/izin pemanfaatan tanah SG.
Gambar 34. Konsultasi dan Pemaparan Permohonan Kekancingan
Pemanfaatan Tanah Sultan Ground Dengan Pengageng Panitikismo,
1 Nopember 2021

Selanjutnya pada tanggal 5 Nopember 2021 juga dilanjutkan koordinasi,


konsultasi, dan permohonan dukungan pembangunan infrastruktur ke
Pemda DIY yaitu Bapak Wakil Gubernur, Sri Paduka Paku Alam ke X
bertempat di Kepatihan Pemda DIY. Dalam acara tersebut dari
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dihadiri Wakil Bupati Gunungkidul,
Sekretaris Daerah, Kepala BAPPEDA, Kepala BKAD, dan Kabag
Organisasi. Sedangkan Wakil Gubernur DIY didampingi oleh Kepala
BAPPEDA dan Kepala BKAD DIY.

55
Gambar 35. Koordinasi dan Konsultasi dengan Wakil Gubernur DIY,
5 Nopember 2021

d. Koordinasi dengan Kepala Balai Wilayah Sungai Serayu Opak


(BBWSO)

Koordinasi dan konsultasi dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2021


(http://bappeda.gunungkidulkab.go.id/2021/10/koordinasi-dan-pertemuan-
pemerintah-kabupaten-gunungkidul-dengan-balai-besar-wilayah-sungai-
serayu-opak-bbwso-kementerian-pupr/) untuk mendiskusikan dan
mengajukan usulan pembangunan infrastruktur air bersih yang dibutuhkan
oleh Kabupaten Gunungkidul dengan dipimpin langsung oleh Bupati
Gunungkidul yang meliputi:
- Pembangunan dan penambahan debit 100 liter/detik pada SBT
Ngobaran Tahun 2023 direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih warga Kecamatan Panggang dan Kecamatan Purwosari.
- Optimalisasi Bribin II melalui Studi Desain Bribin II untuk optimalisasi
pasokan air bersih di wilayah Tepus dan Rongkop.
- Optimalisasi SBT Seropan untuk menghasilkan air bersih yang lebih
standar dengan metode Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan
penambahan layanan SR.
- Optimalisasi SBT Bekah untuk menghasilkan air bersih di Kapanewon
Purwosari dan Panggang.
- Usulan kajian potensi sumber air Banyusoca (Dekat Sungai Oya).

56
Gambar 36. Koordinasi dengan Kepala BBWSO KemenPUPR,
5 Oktober 2021

e. Koordinasi dengan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW)


Kementerian PU PR
Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2022 bertempat di
Kantor BPPW Kementerian PUPR DIY di Yogyakarta. Pada kesempatan
ini Project leader menyampaikan prioritas usulan pembangunan
infrastruktur daerah Kabupaten Gunungkidul yang memerlukan dukungan
dari BPPW Kementerian PUPR yaitu:
- Dukungan infrastruktur permukiman wilayah melalui Program Kota
Tanpa Kumuh (KOTAKU). Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul telah mengirimkan surat usulan/proposal program
KOTAKU Ke Kementerian PUPR (Direktorat Jendral Ciptakarya) melalui
BPPW DIY.
- Dukungan pembangunan infrastruktur air minum berupa pembangunan
IPA SPAM IKK Baron.
- Dukungan pembangunan infrastruktur pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Banjarejo dimana Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul telah menyediakan tanah untuk lokasi
pembangunan.

57
Gambar 37. Koordinasi dengan Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Kementerian PUPR DIY, 22 Oktober 2021

f. Koordinasi dan Konsultasi dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional


Kementerian PU PR
Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 4 Nopember 2021 untuk
mendapatkan pernyataan dukungan sekaligus mengkoordinasikan dan
mengkonsultasikan jalan-jalan nasional yang menjadi kewenangan
Kementerian PUPR terutama yang menjadi prioritas nasional yang
menyangkut penyelesaian tahapan pembangunan Jalur Jalan Lintas
Selatan (JJLS) di Kabupaten Gunungkidul. Sebagaimana usulan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bahwa Ruas Jalan Nasional
Piyungan – Wonosari diusulkan normalisasi jalan pada titik-titik strategis
(dimuat di http://bappeda.gunungkidulkab.go.id/2021/11/bappeda-
kabupaten-gunungkidul-mengadakan-koordinasi-dengan-kepala-
satker-pelaksanaan-jalan-nasional-kementerian-pupr-wilayah-diy/).
Gambar 38. Koordinasi dengan Kepala Satker Balai Pelaksana Jalan
Nasional KemenPUPR DIY, 4 Nopember 2021

58
g. Koordinasi dengan DPRD Kabupaten Gunungkidul
Koordinasi dengan DPRD Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan untuk
mendapatkan dukungan kebijakan penganggaran berkaitan dengan
rencana pembangunan infrastruktur daerah yang memerlukan dana
pendampingan dari APBD Kabupaten Gunungkidul sebagai persyaratan
readiness criteria terutama dalam rangka pengusulan pembangunan
infrastruktur daerah melalui pendanaan APBN. Secara umum Ketua
DPRD telah mendukung Peningkatan Capaian Pembangunan Infrastruktur
Daerah Melalui Partisipasi Stakeholders, termasuk dukungan dana
pendampingan APBD Kabupaten. Project Leader telah berkoordinasi
dengan Ketua DPRD berkaitan dukungan anggaran infrastruktur daerah
yang dianggarkan melalui RAPBD Perubahan Kabupaten Gunungkidul
Tahun Anggaran 2021. Pada tanggal 29 Oktober 2021 telah dilaksanakan
persetujuan bersama atas evaluasi RAPBD Perubahan Tahun 2021 yaitu:
- Penyiapan/Pematangan lahan untuk Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air (IPA) SPAM IKK Baron (APBD Perubahan TA 2021).
- Pengadaan tanah untuk lokasi pembangunan air baku Bekah (APBD
Perubahan TA 2021).
- Pembangunan akses jalan menuju Lokasi TPST Banjarejo Tanjungsari
sebagai pendampingan Rencana Pembangunan TPST yang diusulkan
ke APBN Kementerian PUPR (APBD Perubahan TA 2021).
- Ketua DPRD memberikan pernyataan dukungan untuk Peningkatan
Capaian Pembangunan Infrastruktur Daerah Melalui Partisipasi
Stakeholders.
Gambar 39. Koordinasi dengan DPRD Kabupaten Gunungkidul

59
2.1.2.5. Penyusunan Video Profile Program Prioritas Pembangunan
Infrastruktur Daerah
a. Penyusunan Story Board
Rapat penyusunan Story Board dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober
2021 bersama Tim IT Bappeda dan Tim IT Dinas Kominfo yang
menyiapkan bahan dan menyusun profile untuk menyepakati story
board Potensi Pembangunan Infrastruktur Daerah di Kabupaten
Gunungkidul. Adapun Langkah-langkah penyusunan video profile
yaitu:
- Menyusun story board.
- Menentukan topik dan lokasi kegiatan.
- Menyusun narasi story board.
- Menentukan jadwal ke lapangan.
- Mempersiapkan peralatan kerja.
- Merancang shooting ke Zona Wilayah Kabupaten Gunungkidul

Gambar 40. Penyusunan Video Profile Pembangunan Infrastruktur


Daerah,1 Oktober 2021

b. Penyusunan Video Profile


Dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2021 bersama Tim Penyusun
Video (Tim IT) Bappeda dan Dinas Kominfo untuk merumuskan dan
menata materi video profile berdasarkan bahan-bahan take video yang
sudah dikumpulkan di lapangan, sesuai dengan potensi pembangunan
infrastruktur yang ada.
Gambar 41. Penyusunan Video Profile Pembangunan
Infrastruktur Daerah, 26 Oktober 2021

60
2.1.3 Hasil Pelaksanaan Rencana Jangka Pendek
Hasil pelaksanaan rencana jangka pendek selengkapnya disajikan
sebagai berikut:
a. Dokumen Hasil Identifikasi Potensi Pembangunan Infrastruktur Daerah

b. Dokumen Usulan Prioritas Pembangunan Infrastruktur Daerah APBD


DIY

61
62
BERITA ACARA KESEPAKATAN

c. Dokumen Prioritas Usulan Pembangunan Infrastruktur APBN

63
64
d. Dokumen Prioritas Usulan Pembangunan Infrastruktur CSR

65
e. Kajian Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)

f. Peraturan Bupati Pedoman Pengelolaan Penyediaan Air Minum Dan


Sanitasi

66
g. Pernyataan Dukungan Para Pihak

67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
Video Dukungan Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul, Video
Dukungan Ketua Forum CSR Kabupaten Gunungkidul, dan Video
Dukungan Asisten Deputi Investasi Strategis Kementerian Maritim dan
Investasi RI

h. Video Profile Program Prioritas Pembangunan Infrastruktur Daerah di


Kabupaten Gunungkidul

2.2. PERGESERAN POSISI STAKEHOLDERS

Stakeholders merupakan pihak-pihak baik individu maupun organisasi yang


berkepentingan dan memiliki pengaruh baik langsung maupun tidak langsung
terhadap hasil akhir dari proyek perubahan. Pengaruh tersebut dapat bersifat
positif yang berarti mendukung atau negatif yaitu menjadi hambatan.
Stakeholder dapat dibedakan antara stakeholder internal (masih dalam satu
instansi) atau eksternal yaitu instansi lain atau individu yang berpengaruh di luar
instansi. Pemetaan stakeholders diperoleh melalui proses identifikasi para
stakeholders yang terlibat dan terkena dampak dari proyek perubahan baik
secara langsung dan tidak langsung. Selanjutnya diidentifikasi lagi sifat
dukungan dari masing-masing stakeholders positif (+), negatif (-), atau netral
(+/-). Stakeholders yang memiliki dukungan positif berarti mendukung dan
diprediksi akan mendukung karena menerima dampak positif dari proyek
perubahan. Selanjutnya stakeholders juga akan diidentifikasi terkait tinggi
rendahnya kepentingan dan tinggi rendahnya pengaruh terhadap proyek
perubahan. Gambaran peta stakeholder sebelum pelaksanaan jangka pendek,
seperti pada gambar dibawah ini.

77
Gambar Pemetaan Stakeholders
Sebelum Pelaksanaan Rencana Jangka Pendek

a) Promotors
Promotor adalah stakeholders yang memiliki kepentingan tinggi dan pengaruh
besar terhadap proyek perubahan. Stakeholder yang masuk dalam kuadran ini
adalah Bupati, DPRD, Sekretaris Daerah, Ka Bappeda, Ka BKAD, KaDinas
PUPRKP, Kepala Dinas Kominfo, Sekretaris Bappeda, Kabid Fisik Prasarana,
Kabid Perencanaan, dan Kabid lainnya. Semua stakeholders ini dinilai memiliki
kepentingan dan juga pengaruh yang besar dalam menentukan jalannya
kebijakan yang akan diambil serta memiliki pemahaman luas mengenai proyek
perubahan yang dilaksanakan.
b) Defenders
Stakeholders pada kuadran ini tergolong memiliki kepentingan tinggi, tetapi
pengaruhnya rendah. Stakeholders yang masuk dalam kuadran ini yaitu seluruh
staf Bappeda terutama yang termasuk dalam tim internal dan perguruan tinggi.
Yang masuk kategori defenders lainnya yaitu PDAM Tirta Handayani dan
Perguruan Tinggi.
c) Latents
Pada kuadran ini diidentifikasi stakeholders yang kurang memiliki
kepentingan terhadap proyek perubahan, tetapi memiliki pengaruh yang besar
terhadap proyek perubahan maupun stakeholders sendiri. Stakeholder yang
masuk dalam kuadran ini adalah Bappeda DIY, Balai Pengembangan Prasarana

78
Wilayah Kementerian PUPR, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak
Kementerian PUPR, Satker Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kementerian
PUPR, Forum CSR, dan Kabag Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten
Gunungkidul.
d) Aphetetics
Pada kuadran ini adalah stakeholders yang kurang memiliki pengaruh dan
kurang memiliki kepentingan. Stakeholders pada kuadran ini adalah media
massa. Stakeholders tersebut dinilai tidak memiliki kepentingan dan pengaruh
apa-apa dalam penentuan keberhasilan proyek perubahan dimaksud, namun
memiliki peran yang cukup baik.
Adapun setelah implementasi proyek perubahan terjadi perubahan peta
stakeholders sebagai berikut:
Pengaruh

Pengaruh tinggi, kepentingan


tinggi (Promoters):

1. Bupati
2. DPRD
3. Sekda
4. Ka Bappeda
5. Ka BKAD
6. Ka Dinas PUPRKP
7. Ka Dinas Kominfo
Pengaruh tinggi,
8. Ka Bappeda DIY
kepentingan rendah
9. Paniradya Pati Kaistimewan
(Latens): 10. Ka BPPW KemenPUPR
11. Ka BBWSO KemenPUPR
------------------------------------- 12. Ka BPJN KemenPUPR
13. Kabag Administrasi
Pembangunan Setda
14. Forum CSR
15. PDAM Tirta Handayani
16. Perguruan Tinggi
Tambah Promotor:
1. ASDEP Kemenkomarivest
2. Bappenas K
e
p
e
Pengaruh rendah, Pengaruh rendah, n
kepentingan rendah kepentingan rendah t
(Aphatetics): (Defenders): i
Media Massa Staf Bappeda/Tim Internal
n
(Tim Data dan Usulan) g
Tenaga Harian Lepas (THL) a
n

Gambar 4. Pemetaan Stakeholders Setelah Pelaksanaan Jangka


Pendek

79
2.3. STRATEGI KOMUNIKASI STAKEHOLDERS

Strategi komunikasi stakeholders disajikan dalam matrik sebagai berikut:

Tabel 15. Strategi Komunikasi Stakeholders

Pengaruh/Kepenting

Pengaruh/Kepenting

Posisi Stakeholder
an (Sesudah)
an (Sebelum)
No. Stakeholder Peran Strategi
Komunikasi

1. Bupati + + Pengarah Promotor Memberi laporan


2. DPRD + + Pengarah Promotor Melaksanakan
konsultasi,
memberi laporan
serta meminta
dukungan
3. Sekretaris + + Pengarah Promotor Melaksanakan
Daerah konsultasi dan
memberikan
laporan
4. Ka Dinas + + Pendukung Promotor Project leader
PUPRKP berdiskusi, dialog,
dan
berkomunikasi
formal dan
informal serta
meminta
dukungan
5. Ka Dinas Kominfo + + Pendukung Promotor Project leader
berdiskusi, dialog,
dan
berkomunikasi
formal dan
informal serta
meminta
dukungan
6. Ka BKAD + + Pendukung Promotor Project leader
berdiskusi, dialog,
dan
berkomunikasi
formal dan
informal serta
meminta
dukungan
7. Ka Bappeda DIY +- ++ Pendukung Promotor Berkonsultasi
langsung,
berdiskusi, dan
mendapatkan

80
arahan kebijakan
program serta
meminta
dukungan
program
8. Paniradya +- ++ Pendukung Promotor Berkonsultasi
Kaistimewan langsung,
berdiskusi, dan
mendapatkan
arahan kebijakan
program serta
meminta
dukungan
program
9. Ka BPPW +- ++ Pendukung Promotor Berkonsultasi
KemenPUPR langsung,
berdiskusi, serta
meminta
dukungan
program
10. Ka BBWSO +- ++ Pendukung Promotor Berkonsultasi
KemenPUPR langsung,
berdiskusi, serta
meminta
dukungan
program
11. Ka Satker BPJN +- ++ Pendukung Promotor Berkonsultasi
langsung,
berdiskusi, serta
meminta
dukungan
program
12. Kabag +- ++ Pendukung Promotor Berdiskusi,
Administrasi meminta
Pembangunan arahan/informasi
kebijakan serta
meminta
dukungan
13. PDAM Tirta -+ ++ Pendukung Defender Berdiskusi formal
Handayani ke dan informal serta
Promotor meminta
dukungan
14. Ketua Forum +- ++ Pendukung Promotor Berdiskusi tentang
CSR pembangunan
melalui CSR,
komunikasi formal
dan informal serta
meminta
dukungan
program
15. Perguruan Tinggi -+ ++ Pendukung Defender Berdiskusi tentang
ke peran Kampus
Promotor melalui Tri
Dharma

81
Perguruan Tinggi
dalam
pembangunan
serta meminta
dukungan
program di
Kabupaten
Gunungkidul
Dukungan Tambahan
16. BAPPENAS - + Pengarah Promotor Berkonsultasi,
menjalin
komunikasi,
meminta arahan
kebijakan
nasional, serta
permintaan
dukungan
17 Asisten Deputi - + Pengarah Promotor Berkonsultasi,
Investasi membuka
Strategis komunikasi formal
Kementerian dan informal,
Maritim dan permohonan
Investasi RI fasilitasi acara,
serta meminta
dukungan

Berdasarkan perkembangan terdapat 2 (dua) tambahan dukungan yaitu Asisten


Deputi Investasi Strategis Kementerian Maritim dan Investasi dan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas terhadap peningkatan capaian
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul.

2.4. IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING


Seperti uraian terdahulu strategi marketing yang dilakukan dalam proyek
perubahan ini menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu Strategi Marketing pada
Proses Penyusunan Proyek Perubahan dan Strategi Marketing pada Hasil
Proyek Perubahan. Kedua pendekatan untuk mendukung
keberhasilan proyek perubahan. Strategi marketing terhadap kedua pendekatan
tersebut menggunakan strategic partnership. Strategi ini untuk mendukung
keberhasilan pemasaran proyek.

2.4.1. Strategi Marketing Proses Penyusunan Proyek Perubahan


Strategi marketing pada saat proses penyusunan proyek perubahan
diarahkan kepada stakeholder agar mendukung proyek perubahan. Strategi
marketing ini dimulai dari identifikasi stakeholder kemudian dilakukan pemetaan.
Dari hasil pemetaan stakeholder tersebut kemudian ditentukan strategi untuk
mempengaruhi dengan harapan seluruh stakeholder mendukung proyek
perubahan.
Setelah dilakukan strategi komunikasi terhadap para stakeholders yang semula
belum/tidak mendukung seluruh stakeholders yang dipetakan pada akhirnya

82
dapat mendukung proyek perubahan yang dilaksanakan oleh Project Leader
bersama Tim Efektif.

2.4.2. Strategi Marketing Hasil Proyek Perubahan


Strategi marketing mix terhadap hasil proyek perubahan dilakukan dengan
memperhatikan elemen pemasaran sektor publik, yaitu: 1C 4P (Customer,
Product, Price, Place, dan Promotion).
1) Customer
Sasaran utama sebagai customer yang akan menggunakan produk ini
adalah: Bappeda DIY, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kementerian
PUPR, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak KemenPUPR, Satker Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional KemenPUPR, Bupati, DPRD, Sekretaris
Daerah, internal Bappeda, dan Dinas PUPRKP.
2) Product
Product yang dihasilkan dari proyek perubahan ini adalah: 1) Dokumen
identifikasi potensi pembangunan infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul; 2)
Dokumen rencana program dan pendanaan Non APBD meliputi: usulan
program Musrenbang Provinsi Tahun 2022, usulan program Musrenbang
Nasional Tahun 2022 dan Usulan program CSR; dan 3) Video profile program
prioritas pembangunan infrastruktur daerah.
3) Price
Harga dari pelaksanaan proyek perubahan ini adalah Priceless, produk ini
tidak berbayar dan kebutuhan anggaran dengan mengoptimalkan anggaran
yang sudah ada dan relatif tidak menyerap anggaran biaya yang besar.
4) Place
Tempat untuk memasarkan proyek perubahan ini adalah melalui beberapa
media yaitu:
a) Membuat proposal program berupa hardcopy dan digital serta CD
program yang dibagikan kepada stakeholders.
b) Titik lokasi rencana program yang direncanakan.
5) Promotion
Proyek perubahan ini didukung oleh Bupati Gunungkidul, DPRD, Sekretaris
Daerah, dan stakeholders lainnya. Dalam berbagai forum rapat kerja di
internal Pemerintah Kabupaten Gunungkidul proyek perubahan ini akan
disosialisasikan ke perangkat daerah.

2.5. LESSON LEARNT


Lesson learnt yang didapatkan dari pelaksanaan proyek perubahan ini bahwa
selain menggunakan pendekatan Marketing Sektor Publik, juga pendekatan
yang diperoleh pada saat pembelajaran PKN II, yaitu: Organisasi Adaptive-
Agile, Organisasi Pembelajar, Dialog Strategis, dan Pembelajaran
Kepemimpinan. Berikut ini penjelasan penggunaan masing-masing pendekatan
tersebut dalam proyek perubahan ini.

2.5.1. Organisasi Adaptif Agile

83
Penerapan pendekatan organisasi Adaptif Agile dilaksanakan sebagai
berikut:
1) Pada kegiatan membangun nilai tim (value team) dan identifikasi pembagian
kerja Project Leader memberikan mandat dan keleluasaan kepada tim efektif
untuk berinovasi dan memberikan saran terhadap seluruh tahapan proyek
perubahan.
2) Pada kegiatan koordinasi project leader dan tim efektif dituntut untuk aktif
dan kreatif dalam menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan stakeholders
baik instansi pusat dan Pemda DIY.

2.5.2. Organisasi Pembelajar


Penerapan pendekatan organisasi pembelajar sebagai berikut:

1) Penerapan pendekatan organisasi pembelajaran dilaksanakan terhadap


seluruh tahapan jangka pendek proyek perubahan.
2) Project Leader menanamkan dalam diri setiap ASN di Bappeda
Kabupaten Gunungkidul bahwa proyek perubahan ini sebuah lompatan
dan sebuah manajemen perencanaan saling silang yang wajib dicapai
dengan sekuat tenaga.
3) Proyek perubahan ini merupakan strategi peningkatan capaian
pembangunan infrastruktur daerah dengan menggalang dukungan dan
partisipasi berbagai stakeholders sehingga terbangun pembangunan yang
sinergis.
4) Partisipasi, sinergi, dan kolaborasi stakeholders merupakan pendorong
agar pembangunan infrastruktur daerah dapat bergerak cepat dan
pemerintah daerah bersinergi dengan berbagai pihak dalam bentuk
Pentahelix.

2.5.3. Dialog Strategis

Project leader berupaya mendialogkan substansi materi dengan para pihak


yaitu:
1) Berdialog, membangun komunikasi, dan meminta dukungan dari para
pihak yaitu: Bappenas, Asisten Deputi Investasi Strategis
KemenkoMarives, Pemda DIY, dan Balai di lingkungan Kementerian
PUPR.
2) Menggerakkan tim efektif dengan cara memberikan penjelasan terhadap
seluruh tahapan dan waktu proyek perubahan.
3) Project leader membuka ruang diskusi, berbagai ide dan gagasan, serta
memberikan kesempatan bagi pejabat struktural dan ASN untuk
mengimplementasikan proyek perubahan sehingga bisa mencapai hasil
yang ditetapkan.

2.5.4. Pembelajaran Kepemimpinan


Pembelajaran kepemimpinan yang diterapkan oleh project leader yaitu:

84
a. Pemimpin membangun budaya dialog, komunikasi timbal balik, dan
diskusi yang partisipatif dengan ASN pejabat struktural dan staf sehingga
telah terbangun budaya tanggungjawab terhadap tugas pokok dan fungsi
masing-masing. Pemimpin juga belajar dari hasil VKN ke Propinsi Jawa
Barat yaitu Kepemimpinan Kolaboratif dan hasil VKN ke Kraton
Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu seorang pemimpin harus menjiwai
filosofi Daerah Istimewa Yogyakarta Hamemayu Hayuning Bawana dalam
konteks aparatur sipil negara khususnya: “Darmaning Satriya Mahanani
Rahayuning Nagara (pengabdian ksatria menyebabkan kesejahteraan
dan ketentraman negara)”,melalui arah kebijakan pembangunan
infrastruktur daerah.
b. Pemimpin membangun sistem kerja yang efektif dan efisien dengan
menempatkan anggota tim sesuai dengan kemampuan, kompetensi, dan
ketrampilan yang dapat dikembangkan sehingga semua jenis pekerjaan
dapat diselesaikan dengan baik.
c. Pemimpin membangun komunikasi dialogis baik kepada pimpinan dan
para pegawai dengan memberikan muatan yang membangun hubungan
kedekatan dan semangat kerja tim efektif dengan menekankan saling
kepedulian dan saling membantu serta memberikan dukungan penguatan.
d. Pemimpin membangun lingkungan kerja yang kondusif dan kompetitif
(enabling setting) dengan menerapkan persaingan terbuka kepada para
pegawai untuk mengambil risiko atau unjuk kerja masing-masing guna
mendapatkan hasil (outcomes) yang terbaik.

2.6. KENDALA DAN SOLUSI


Adapun kendala dan solusi dalam pelaksanaan proyek perubahan yaitu:

Tabel 16. Kendala dan Solusi

No. Kendala Solusi

Staf kurang memahami Project leader melaksanakan


tentang maksud dan tujuan sosialisasi dan internalisasi tugas
1.
proyek perubahan pokok fungsi dan value team kepada
Staf serta berdiskusi formal informal
Mutasi/promosi jabatan - Menjalin komunikasi dan alih tugas
sehingga perlu adaptasi serta keberlanjutan proyek
2. tentang ketugasan serta perubahan
keberlanjutan proyek - Rapat koordinasi tim efektif
perubahan
Keterbatasan waktu tim - Optimalisasi ketugasan tim efektif
efektif dalam bekerja - Pembagian tugas yang jelas dalam
menjalankan proyek Tim Efektif
3.
perubahan karena - Mendelegasikan tugas kepada
dimungkinkan tumpang Sekretaris untuk
tindih dengan pekerjaan mengkoordinasikan kegiatan

85
lainnya
Masih adanya pandemi Penerapan protokol kesehatan dan
COVID-19 yang menyesuikan dengan kebijakan
menjadikan fokus PPKM, rapat tim dengan metode
4.
stakeholders ditujukan virtual meeting/zoom meeting.
pada penanganan pandemi
dan adanya PPKM

86
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pelaksanaan rencana jangka pendek maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Semua tahapan implementasi rencana jangka pendek telah dilaksanakan
semua sesuai dengan tahapan milestone yang direncanakan.
b. Tujuan jangka pendek proyek perubahan ini telah tercapai seluruhnya dan
dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang direncanakan.
c. Dalam tahapan jangka pendek terdapat beberapa capaian yang
melampaui target awal yang direncanakan yaitu dukungan dan fasilitasi
Kementerian Maritim dan Investasi untuk merealisasikan KPBU di
Kabupaten Gunungkidul.
d. Tambahan hasil jangka pendek yaitu Rancangan Peraturan Bupati tentang
Pengelolaan Air Bersih dan segera akan diselesaikan pada tahun 2021 ini.
e. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi agar keberlanjutan pelaksanaan
rencana jangka pendek dilanjutkan rencana jangka menengah dan jangka
Panjang.

3.2. SARAN/REKOMENDASI
Saran/rekomendasi berdasarkan pelaksanaan proyek perubahan adalah:
a. Model pentahelix (pemerintah baik pusat dan daerah, dunia usaha,
perguruan tinggi/kampus, dan masyarakat) merupakan model
pembangunan infrastruktur daerah ideal ke depan yang perlu
dikembangkan.
b. Perlu komitmen para pihak khususnya ASN Bappeda dan Perangkat
Daerah lainnya dalam mengawal tahapan perencanaan pembangunan
infrastruktur daerah agar bisa terwujud.
c. Strategi dan pola pikir perencanaan dengan menerapkan pendekatan
saling silang perencanaan (cross functional planning) dan perencanaan
yang tidak boleh menunggu dan bertindak cepat (agile planning).

87
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. (2015). Ekonomi Pembangunan, Penerbit UPP STIM YKPN.


Yogyakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2008). Sistem Pengelolaan Pembangunan, Penerbit
Lembaga Administrasi Negara (LAN). Jakarta.
Oktorialdi, Direktur Pengembangan Wilayah Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
2016, Penyelarasan Perencanaan Pembangunan Daerah terhadap
Perencanaan Pembangunan Nasional, Paper dipresentasikan pada Rapat
Koordinasi Nasional, Perencanaan, Evaluasi dan Informasi Pembangunan
Nasional. 16 Maret 2016 di Denpasar Bali diselenggarakan oleh
Kementerian Dalam Negeri RI.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian
dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Daerah.
Sjafrizal. (2016). Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi, Penerbit
Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Kumolo, Tjahyo, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Materi Keynote Speech,
Rapat Koordinasi Nasional, Perencanaan, Evaluasi dan Informasi
Pembangunan Nasional 16 Maret 2016 di Denpasar Bali diselenggarakan
oleh Kementerian Dalam Negeri RI.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. (2021).Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2021-2026.
Undang-Undang 25 Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Internet:
https://jogjaprov.go.id/profil/4-visi-misi-tujuan-dan-sasaran, diunduh pada Hari Senin
13 September 2021.
https://jogjaprov.go.id/profil/7-satriya-sebagai-budaya-pemerintahan-di-diy, diunduh
pada Hari Senin, 13 September 2021.

88
LAMPIRAN

89
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENTOR

90
FORMULIR MENTORING

91
92

Anda mungkin juga menyukai