TUGAS SARJANA
Oleh
MIFTAHUL JANNAH
NIM : 140403118
Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini
dengan baik.
program studi strata satu (S1) di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik,
Berkelanjutan”
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Sarjana ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Sarjana ini. Penulis berharap agar tugas ini berguna bagi kita semua.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Departemen Teknik Industri USU serta telah memberikan nikmat iman, kesehatan
dan ilmu kepada penulis selama masa kuliah dan dalam penyelesaian laporan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun
kepada:
1. Kedua Orang tua yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril
ini.
2. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST., MT., selaku Ketua Departemen dan
3. Bapak M. Haikal Karana Sitepu, ST, M.Eng, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing
4. Bapak Zulfansyah dari pihak PT. XYZ yang telah mengizinkan penulis untuk
tugas sarjana.
Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan sebagai bekal
Sumatera Utara, Bang Tumijo, Bang Eddy, Kak DeDe, Kak Neneng, Bang
Nurmansyah, Bu Aniaty, Kak Rahmaini, dan Kak Mia yang telah membantu
8. Rekan seperjuangan penelitian, yaitu Allessia Titusa dan Mutia Irani yang
9. Relawan tugas akhir yang telah memberikan dukungan motivasi dan dorongan
disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada penulis
11. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
BAB HALAMAN
BAB
HALAMAN
BAB
HALAMAN
IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB
HALAMAN
BAB
HALAMAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TABEL HALAMAN
5.5. Data Aktual dan Simulasi Produksi CPO Tahun 2017 .......... V-10
6.1. Listrik yang Dibutuhkan pada Tiap Stasiun Produksi ........... VI-3
6.2. Air yang Dibutuhkan pada Tiap Stasiun Produksi ................. VI-4
6.3. Uap yang Dibutuhkan pada Tiap Stasiun Produksi ............... VI-5
6.4. Effluent yang Dihasilkan pada Tiap Stasiun Produksi .......... VI-7
TABEL HALAMAN
6.5. Limbah Padat yang Dihasilkan pada Tiap Stasiun Produksi .. VI-8
6.6. Emisi yang Dihasilkan pada Tiap Stasiun Produksi .............. VI-9
Penelitian................................................................................ VI-12
6.9. Prinsip dan Kriteria ISPO yang Berkaitan dengan Penelitian ....... VI-13
GAMBAR HALAMAN
GAMBAR HALAMAN
5.4. Grafik Produksi CPO 2017 (Aktual dan Simulasi) ................... V-11
GAMBAR HALAMAN
- Surat Penjajakan
- Surat Keputusan
- Form Asistensi
PENDAHULUAN
penambahan luas areal kelapa sawit serta berkembangnya industri kelapa sawit di
berbagai wilayah di Indonesia, maka produksi kelapa sawit nasional dalam wujud
minyak sawit juga terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 1980 produksi Crude
Palm Oil (CPO) Indonesia hanya sebesar 721,17 ribu ton, dan naik menjadi 33,50
juta ton pada tahun 2016 atau tumbuh rata-rata sebesar 11,50% per tahun. Dari
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,39 % per tahun. Pada tahun
2017 produksi kelapa sawit mencapai 35,29 juta ton, hingga tahun 2020
menimbulkan citra buruk bagi industri kelapa sawit Indonesia. Sejalan dengan
semakin meningkatnya produksi kelapa sawit dari tahun ke tahun, akan terjadi
pula peningkatan volume limbah. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan produksi
lingkungan selama ini dianggap sebagai salah satu faktor penghambat bagi
industri kelapa sawit Indonesia. Pada kasus minyak sawit ini, Uni Eropa
Uni Eropa telah menyetujui EU Emission Trading Scheme (EU – ETS), yaitu
kebijakan yang disetujui oleh anggota Uni Eropa untuk mendukung produk negara
hanya dari aktivitas perkebunan, tetapi juga pabrik atau industri minyak kelapa
sawit (palm oil mills), karena adanya limbah cair, limbah padat dan limbah udara.
Jika tidak dikelola dengan baik, limbah tersebut berpotensi mencemari lingkungan
Palm Oil merupakan kewajiban yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam
Penerapan kewajiban kebun sawit yang berkelanjutan ini telah dilakukan sejak
Sustainable Palm Oil / ISPO) di Medan pada Maret tahun 2011. Berdasarkan
pemantauan lingkungan serta wajib menghitung emisi Gas Rumah Kaca (GRK),
ini diprakarsai oleh pihak industri dan masyarakat sipil dan bertujuan untuk
jangkauan luas. (Voge & Adams, 2014). Prinsip dan kriteria RSPO untuk
ton CPO/TBS, monitoring penggunaan air per ton TBS oleh pabrik,
mengidentifikasi dan memonitor sumber limbah dan polusi yang harus dipenuhi.
sistem dinamik tersebut nantinya akan dibuat suatu model untuk memprediksi
permintaan energi listrik di masa mendatang dan ketersediaan energi listrik untuk
tepat untuk meningkatkan kinerja PT. GMIT. (Ghiffari, Purnomo, & Novijanto,
2016).
secara signifikan dan sensitif. Selain itu, kelebihan sistem dinamis yakni dapat
dinamis, didapatkan sebuah model dari sistem yang kompleks. Model ini akan
requirement pada prinsip dan kriteria sertifikasi ISPO maupun RSPO. Monitoring
digunakan untuk memodelkan produksi CPO pada PT. XYZ. Model sistem
ini adalah bagaimana cara untuk melakukan monitoring penggunaan energi dan
limbah?
Tujuan umum pada penelitian ini adalah memodelkan produksi CPO yang
berkelanjutan
menghasilkan model yang dapat dijadikan tools bagi perusahaan untuk memenuhi
beberapa requirement dari prinsip dan kriteria sertifikasi ISPO maupun RSPO.
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam Bab
penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan sistematika
proses produksi, kondisi aktual dan informasi lainnya dari PT. XYZ.
STUDI KASUS
perkebunan kelapa sawit dan pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm
Oil) dan IKS (Inti Kelapa Sawit) / kernel. Kemudian CPO dan IKS tersebut akan
lebih lanjut. Pabrik kelapa sawit PT. XYZ terletak di desa Gedong Biara Kec.
dihasilkan dari kegiatan produksi CPO ini meliputi limbah cair, limbah padat dan
1. Limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi berasal dari penggunaan air
dalam proses produksi dan sludge (lumpur minyak) sisa olahan yang berasal
dari pengendapan. Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik akan diproses dan
2. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi berupa janjang kosong
(Empty Fruit Bunch), fiber dan shell (cangkang). EFB dihasilkan dari proses
adalah ampas dari hasil cacahan yang kemudian dikempa unutk memisahkan
minyak dari daging buah pada proses pencacahan dan pengempaan. Pada
pabrik ini EFB biasanya akan digunakan kembali untuk pupuk. Sedangkan
fiber dan shell digunakan untuk bahan bakar atau dijual mentah ke pasaran.
3. Limbah udara/gas
produksi. Pada pabrik kelapa sawit ini belum ada penanganan khusus untuk
Sebagai usaha untuk mencapai industri kelapa sawit berkelanjutan maka perlu
penggunaan energi dan limbah dari produksi CPO. Saat ini belum ada dilakukan
gambaran umum melalui hubungan sebab dan akibat dalam sistem tersebut
antara komponen yang satu dengan komponen yang lain pada causal loop diatas
yaitu produksi CPO, produksi kernel, emisi, limbah padat, effluent, konsumsi uap,
konsumsi air, konsumsi listrik, Fresh Fruit Bunch (FFB), jam kerja, mesin(mesin
loading ramp, mesin sterilizer, mesin thresser, mesin digester, mesin screw press,
mesin vibrating screen, mesin COT, mesin CT, mesin sludge separator, mesin
POT, mesin oil purifier, mesin vacuum drier, mesin kernel) dan proses produksi
CPO (loading ramp, sterilizer, thresser, digester, screw press, vibrating screen,
mesin COT, CT, sludge separator, POT, oil purifier, vacuum drier, kernel).
Causal Loop untuk pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
berikut.
a. Senin – Jumat
Proses produksi CPO pada PT. XYZ memakai bahan baku utama adalah
1. Penimbangan Buah
Penimbangan dilakukan dua kali, yaitu pada saat masuk pabrik (berat truk
dan TBS) serta pada saat keluar (berat truk). Dari selisih timbangan saat truk
masuk dan keluar, diperoleh berat bersih TBS yang masuk ke pabrik
2. Stasiun Sortasi
oleh pabrik.
3. Loading Ramp
Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun perebusan dengan cara
dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasil
a. Menghentikan perkembangan asam lemak bebas (ALB) dan free fatty acid
(FFA)
cukup dengan perebusan hinggan 500C selama beberapa menit. Namun, jika
b. Memudahkan pemipilan
sebenarnya cukup dengan merebus dalam air mendidih. Namun, cara ini tidak
akan pecah dan berada dalam keadaan bebas pada saat pengeluaran uap
perebusan (Puncak Ketiga). Dalam hal ini senyawa protein merupakan cairan
emulsi yang berbeda sehingga lapisan minyak lebih mudah dipisahkan saat
daging buah yang kehilangan minyak dalam serabut maupun dalam lumpur
Hal utama yang dihadapi pada proses pengolahan sawit yaitu lekat dari inti
sawit terhadap cangkangnya. Dengan proses perebusan, kadar air dalam biji
berkurang.
Pada stasiun pemipilan, buah dituang dari lori ke rebusan ke automatic feeder
bawah pemipil dan ditampung oleh sebuah screw conveyor untuk dikirim ke
bagian digesting dan pressing. Sementara, tandan yang kosong keluar dari
ini diputar oleh motor listrik yang dipasang di bagian atas dari alat pencacah
bawah digester sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung masuk
ke alat pengempaan yang berada persis dibagian bawah digester. Pada pabrik
terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang
berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada
dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya
bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage,
sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cage.
screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran (dillution) sehingga massa
bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jumlah penambahan air berkisar
10-15% dari berat TBS yang diolah dengan temperatur air sekitar 900C.
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah (CPO) yang
a. Vibrating screen
Pemakaian ayakan getar bertujuan untuk memisahkan non oil solid (NOS)
minyak yang memenuhi standar. Ayakan getar dikenal dengan tipe vibro
yang tidak larut dan lolos dari vibrating screen, karena tangki ini ukuran
kecil dapat dikatakan bahwa retention time nya relatif singkat sehingga
Fungsi utama crude oil tank adalah menampung minyak dan ayakan
c. Continious Tank
d. Sludge Separator
Sludge yang masuk ke dalam sludge separator terdiri dari bahan mudah
menguap. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan
nya 1. Air dan kotoran yang dipisahkan disebut dengan air drab. Fraksi
dipertahankan diatas 900C yang dapat dibantu dengan pemberian uap gas.
pure oil tank. Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran
ringan. Alat pure oil tank dilengkapi dengan pipa coil pemanas, yang
kotoran ringan dengan cara pengendapan, yaitu zat yang memiliki berat
jenis lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki. Suhu
pada pure oil tank adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti
f. Oil Purifier
Dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang
rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada
densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudut-sudut
untuk dialirkan ke vacuum drier. Kotoran dan air yang melekat pada
Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk
minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan mempermudah
pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap
lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan kemudian dipompakan ke
storage tank.
Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih
screwnya dipasang palt persegi sebagai pelempar fiber dan nut. CBC
depericarper.
2. Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan nut
dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber
dihisap dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai bahan
bakar pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk
ke polishing drum.
3. Polishing Drum
menempel pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut
memisahkan batu dan benda – benda yang lebih berat dari nut seperti besi.
4. Nut Silo
Fungsi dari alat ini sebagai tempat penampungan nut, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lekang dari
cangkangnya.
5. Ripple Mill
Ripple mill memiliki fungsi untuk memecahkan bagian nut. Ripple mill terdiri
dari bagian rotor yang bergerak dan juga bagian yang diam. Sementara itu nut
umumnya akan masuk diantara rotor dari ripple plate tersebut, sehingga
6. Pneumatic Separating
Hasil pemecahan dari ripple mill berupa campuran kernel, cangkang, dan
dua sistem atau metode pemisahan kernel dan cangkang, yaitu sistem
(LTDS) dengan bantuan hisapan udara dari sebuah kipas, dimana fraksi yang
lebih ringan (cangkang) akan terhisap ke bagian atas, sedangkan fraksi yang
ringan akan jatuh ke bawah. Untuk memperoleh kernel yang baik dengan
Pada kolom pemisah pertama (LTDS 1), terjadi pemisahan serabut, cangkang
halus, dan debu yang timbul sebagai hasil pemecahan biji oleh ripple mill.
m/detik, di mana fraksi berat jatuh ke bawah dan fraksi ringan masuk ketahap
pemisahan kedua. Fraksi berat disini berupa batu dan potongan besi.
Sementara fraksi ringan disini berupa kernel, biji, cangkang, dan debu. Pada
m/detik, dimana fraksi ringan dengan serabut, cangkang halus, dan debu
bersama hisapan udara diteruskan ke cangkang silo untuk bahan bakar boiler.
Cangkang besar dan kernel yang tidak terangkat masuk ke corong air lock
menuju kernel grading drum, sedangkan kernel beserta cangkang besar masuk
yang sama dengan kolom pemisah pertama, tetapi dengan kecepatan prinsip
udara yang lebih kecil. Pada tahap pertama, kernel dan cangkang kasar akan
terpisah, dimana fraksi berat berupa kernel bulat jatuh ke bawah untuk
sebagian kernel kasar, serta sedikit serabut dan cangkang halus masuk ke
tahap pemisah kedua. Pada tahap kedua, dilakukan pemisahan dimana kernel
kecil, kernel pecah, dan cangkang besar masuk melalui corong dari air lock
menuju sistem pemisahan basah (clay bath), sedangkan cangkang halus dan
7. Clay Bath
Pemisahan dengan clay bath didasari oleh perbedaan berat jenis antara kernel
cairan tanah liat yang bebas pasir sehingga kernel akan terapung dan
cangkang akan tenggelam. Proses ini dilakukan dalam sebuah bak berbentuk
Gerak cairan karena adanya sirkulasi akan membawa kernel menuju ayakan
Inti yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui top wet kernel conveyor
Pada kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas
dari steam heater yang dihembuskan oleh fan kernel silo ke dalam kernel silo.
digunakan dalam proses produksi. Adapun mesin produksi yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Daya 22 kW
pabrik kelapa sawit lainnya (seperti uraian proses produksi diatas) sehingga
model yang dibuat pada penelitian ini dapat digunakan pada pabrik sejenis
jam(shift) kerja, dan tandan buah segar /fresh fruit bunch yang diolah oleh pabrik
spesifikasi mesin, jam(shift) kerja, dan tandan buah segar /fresh fruit bunch yang
diolah.
LANDASAN TEORI
sudah lama diakui: Segala sesuatu yang manusia butuhkan untuk kelangsungan
hidup dan kesejahteraan mereka tergantung, langsung atau tidak langsung, pada
lingkungan alam. Lingkungan menyediakan udara yang kita hirup, air yang kita
minum, dan makanan yang kita makan. Ini mendefinisikan secara mendasar
masyarakat di mana kita hidup dan merupakan sumber daya terbarukan dan tak
Keberlanjutan)
tingkat upaya yang tepat atau kedalaman dari penilaian tersebut. Langkah ini
"pemikiran dan struktur untuk integrasi konsep, metodologi, metode dan tools”.
maka trade-off dapat diterima, tetapi penulis bertanggung jawab untuk asumsi ini.
mengatasi kritik potensial dari pendekatan tersebut. Dalam hal ini kami
terintegrasi lainnya dapat diidentifikasi pada tiga tingkatan: (Sala, Ciuffo, &
Nijkamp, 2015:316-317).
untuk integrasi daya dukung sistem yang sedang dinilai (menjadi sistem
keberlanjutan;
2. Secara metodologis, karena umpan timbal balik dan interaksi antara sistem
metodologi khusus.
SA, yang bermuatan nilai dan terkait erat dengan perspektif budaya, memiliki
Sumber: Serenella Sala, Biagio Ciuffo and Peter Nijkamp. A Systemic Framework for
Penilaian Keberlanjutan.
yang penting yang dapat berpotensi dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Setelah
perhatian telah diterapkan pada definisi masalah dan identifikasi opsi alternatif,
ekonomi.
Kerangka sustainability assessment tool terdiri dari tiga bagian atau area
kategorisasi umum; area-area ini adalah 1) indikator dan indeks, yang selanjutnya
dipecah menjadi alat penilaian yang tidak terintegrasi dan terpadu, 2) terkait
produk yang berfokus pada aliran material dan / atau energi dari suatu produk atau
kategori. Alat-alat itu disusun berdasarkan waktu jika melihat ke masa lalu atau
proyek di wilayah tertentu. Alat terkait proyek digunakan untuk penilaian skala
lokal, sedangkan kebijakan terkait fokus pada penilaian skala lokal dan global.
dilakukan dalam bentuk skenario. Banyak dari alat penilaian terintegrasi ini
didasarkan pada pendekatan analisis sistem dan mengintegrasikan aspek alam dan
masalah yang kompleks. Ada banyak contoh integrated assessment pada masalah
utama lingkungan, tetapi juga didirikan tools seperti Multi-Criteria Analysis, Risk
Analysis, Vulnerability Analysis and Cost Benefit Analysis yang tidak selalu
diperluas ke berbagai bidang masalah lainnya di seluruh batas disiplin (Ness et al,
2107:503).
analisis sirkuit untuk menentukan respons tegangan dan arus dalam sistem
kekuatan dan perpindahan komputasi dalam sistem yang dirakit dari komponen
dekade terakhir untuk menyediakan metode terpadu dari representasi sistem dan
sekarang digunakan dalam banyak analisis dan jenis sistem yang saling
umum yang timbul baru-baru ini diperluas untuk analisis banyak jenis sistem
lainnya termasuk ekonomi, biologi, ekologi, ilmu sosial, dan kedokteran (Rowell
Sistem dinamis adalah studi tentang perilaku dinamis atau waktu yang
3. Penentuan perilaku dinamis dari model sistem dan pengaruh input sistem pada
lingkungannya. Dalam konteks sistem dinamis yang paling luas, sistem dan
1. Input: Input adalah variabel sistem yang ditentukan secara independen; atau
ditentukan, oleh lingkungan sistem. Nilai input pada setiap saat tidak
eksternal dari sistem dan dapat berupa jumlah seperti gaya angin eksternal
yang bekerja pada sistem gedung tinggi atau curah hujan yang membentuk
aliran input ke dalam sistem reservoir. Sistem mungkin memiliki lebih dari satu
input.
variabel yang bersifat internal ke sistem dan tidak langsung berinteraksi dengan
lingkungan.
Sumber: Derek Rowell and David N. Wormley. Systems Dynamics: An Introduction. 1997.
ekonomi terkait untuk setiap opsi akan disajikan bersama dengan analisis trade-off
keputusan dengan lebih banyak pilihan untuk mengurangi dampak negatif. Selain
untuk menemukan cara yang lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan sosial,
memberikan informasi yang akan digunakan dalam umpan balik untuk mengubah
tujuan. Pekerjaan seperti itu berjalan dengan nama-nama seperti evaluasi proyek,
2011:69).
penilaian, termasuk alat dan data yang digunakan. Evaluasi ini dapat dibantu
dan tanggapan sistem dalam indikator selain yang digunakan untuk menilai
tujuan. Pertanyaan penting untuk diatasi adalah apakah respon berada dalam
tambahan yang sangat penting dalam memahami sistem pada tingkat yang dapat
diprediksi dari proyek atau kebijakan serupa di masa mendatang. Mengingat sifat
mungkin perlu didasarkan pada indikator yang lebih panjang daripada yang
memenuhi satu atau lebih dari lima tujuan utama: (Kelly et al, 2013:161-164)
pengetahuan tentang variabel sistem lain dalam periode waktu yang sama.
sistem atau input pada output sistem. Model prediktif umumnya diperlukan
tersebut. Sebagai contoh, sebuah model dapat menggunakan curah hujan yang
opsi 'terbaik' di bawah sasaran tertentu, sesuai dengan batasan). Alat seperti
4. Pembelajaran sosial semakin diakui sebagai hasil yang sangat berharga dari
sosial untuk berkomunikasi, belajar dari perilaku masa lalu, dan melakukan
dan pada saat yang sama kegiatan relasional sosial. Penekanan dalam model
pemahaman seluruh sistem dan cara itu dapat bereaksi terhadap perubahan
2013:164). Berikut adalah ringkasan dari lima pendekatan terintegrasi yang dilihat
Typical
Types of Treatment of Uncertainty in Treatment of Uncertainty in Optimisation of
Approach Application (in Treatment of Space Treatment of Time
Data Inputs/Parameters Model Structure Scenario Based
approx, order)
Sytem Challenging but posibble through Scenario-based
Limitied to date - Requires comprehensive
System understanding/ Quantitative Monte Carlo (MC) runs. Scenario to (also refers to
lumped 'regions' and Routine discrimination tests between
Dynamics experimentation mainly Simukate plausible range of inputs and simulation-
non spatial alternatives
other drivers. based)
Social Learning
Decision-making Limitied to date - Limited - lumped Explicit by assigning probabilities to the
Bayesian and management lumped 'regions' and temporal, or non links between the states of variables. Structural learning from data
Both Both
Networks Social Learning non spatial, more temporal, more Scenarios to simulate plausible range of and knowledge is possible
System common common inputs and other drivers.
understanding /
experimentation
Prediction
Prediction, Challenging through MC and/or
Quantitative Routine though
Coupled forecasting Bayesian inference if model run time Requires comprehensive
mainly but Comprehensive set of component models
Component System not a constraint. Scenarios to simulate discrimination tests between Both
qualitative option may be limiited eg if
Models understanding / plausible range of inputs and other alternatives
possible BN
experimentation drivers
Decision-making
and management
Social Learning Challenging but posibble through
Agent- Requires comprehensive
Quantitative Monte Carlo (MC) runs. Scenario to
Based System Limited Limited discrimination tests between Scenario-based
mainly Simukate plausible range of inputs and
Models understanding / alternatives
other drivers.
experimentation
Decision-making Various - usually
Knowledge- Requires comprehensive
and management Limited-lumped, non non-temporal but
based Both Can be explicit discrimination tests between Scenario-based
Prediction spatial more common rules can be 'forecast'
Models alternatives
based
Forecasting
Sumber: Rebecca A. Kelly et al,. Selecting Among Five Common Modelling Approaches for Integrated Environmental Assessment and Management. 2013.
perangkat lunak simulasi lintas platform yang berfungsi di Windows, macOS dan
perawatan kesehatan, manufaktur, rantai pasokan dan logistik, ritel, proses bisnis,
dinamika sosial dan ekosistem, pertahanan, proyek dan manajemen aset, dinamika
pejalan kaki dan lalu lintas jalan, IT, kedirgantaraan. Diberi nama AnyLogic,
karena software ini mendukung ketiga pendekatan pemodelan yang biasa dikenal
yaitu: sistem dinamis, peristiwa diskrit simulasi, agent based modelling dan apa
bahwa program komputer dan worksheet pengolahan data yang disusun adalah
sesuai dan benar mewujudkan model konseptual simulasi yang digunakan sebagai
model operasi terhadap model konseptual simulasi sistem perlu dilakukan karena
simulasi yang tidak sesuai dapat memberikan hasil pengoperasian sistem maya
tanpa mengalami error eksekusi meskipun hasil yang diperoleh menyimpang jauh
program simulasi dan worksheet aplikasi simulasi yang lolos verifikasi. Validasi
model tidak sama dengan verfikasi model tetapi berkaitan berdasarkan berlakunya
validasi atas model yang telah lolos verifikasi. Jika verifkasi menyangkut
beberapa cara meliputi uji struktur secara langsung (direct structure tests) tanpa
memproses model, uji struktur tingkah laku model (structure oriented behaviour
test) dengan proses model, dan pembandingan tingkah laku model dengan sistem
nyata (quantitative behaviour pattern comparison), yaitu dengan uji nilai tengah
persentase kesalahan absolut (mean absolute percentage error) adalah salah satu
ukuran relatif yang menyangkut kesalahan persentase. Uji ini dapat digunakan
untuk mengetahui kesesuaian data hasil prakiraan dengan data aktual (Aminudin,
2014:32-33).
MAPE = %
Dimana :
A = Data aktual
n = Periode/banyak data
Kriteria ketepatan model dengan uji MAPE (Lomauro dan Basuki, 1985
Palm Oil merupakan kewajiban yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam
Penerapan kewajiban kebun sawit yang berkelanjutan ini telah dilakukan sejak
Sustainable Palm Oil/ISPO) di Medan pada Maret tahun 2011 (Mentri Pertanian,
2011).
tentang Perkebunan yang harus diadopsi oleh persyaratan ISPO, permintaan pasar
Perusahaan Perkebunan kelapa sawit dan Usaha Pekebun kelapa sawit telah
menerapkan prinsip dan kriteria ISPO secara benar dan konsisten dalam
perundangan yang berlaku beserta sanksi bagi mereka yang melanggar. Ketentuan
ini merupakan serangkaian persyaratan yang terdiri dari prinsip dan kriteria, dan
berkelanjutan dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS), serta memiliki ukuran yang pasti
dan tidak mentoleransi kesalahan, oleh karena itu penilaian atau audit tidak
(Tabel terlampir)
People, Planet and Profit – selanjutnya menjadi konsep yang diambil dari
MDGs yang terkait dengan 3P di dalam Prinsip dan Kriteria (P&C). RSPO adalah
inisiatif bisnis dimana para anggotanya secara sukarela mengikatkan diri pada
keanekaragaman hayati
aktifitas.
ISPO RSPO
Mandatory (Wajib) Voluntary (Sukarela)
Berdasarkan Hukum Indonesia Konsensus multi-stakeholders, dan undang-
Kerangka Kerja (27 Hukum dan undang dan peraturan di negara yang
Peraturan) diterapkan
Standarisasi Industri Kebutuhan bisnis
Oleh pemerintah Oleh multi-stakeholders
Sanksi dan hukumannya diaplikasikan pada Tidak ada sanksi hukum bagi pemohon yang
perkebunan / pabrik yang tidak sesuai tidak dapat memenuhi persyaratan, sertifikat
dengan undang-undang yang disyaratkan tidak dikeluarkan
dan peraturan.
Perkebunan yang tidak tersertifikasi hingga
tahun 2014 akan diturunkan ke perkebunan
Kelas 4.
7 Prinsip dan 26 Kriteria 8 Prinsip dan 39 Kriteria (Umum)
Sumber: Dina Harsono, M. Achmad Chozin & Anas M. Fauzi, Analysis on Indonesia Sustainable
Palm Oil (ISPO): A Qualitative Assessment on The Success Factors for ISPO, 2012.
lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Artinya, industri
kesehatan karyawan.
2018.
material index), yaitu jumlah penggunaan material input per satuan produk.
2018.
Intensitas Energi =
2018.
2018.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah case study.
tampak tegas atau jelas dengan menggunakan berbagai sumber (Yin R, 2003).
Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah konsumsi energi, limbah dan
ditentukan oleh variabel lain, variabel dependen pada penelitian ini adalah
2. Variabel independen
dependen baik secara positif atau negatif. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah Fresh Fruit Bunch (FFB), jam kerja, dan mesin.
3. Variabel intervening
penelitian ini yaitu proses produksi CPO, konsumsi listrik, konsumsi uap dan
konsumsi air.
Approach to Sustainability
Decision context
Methodological choices
Sustainability Assessment
sebagai berikut :
1. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada. Data
perusahaan.
2. Data primer adalah data yang diperolah dengan pengamatan langsung atau
energi, limbah serta emisi pada tiap stasiun dalam proses produksi CPO
Informasi diperoleh dari studi pendahuluan dan studi literatur. Informasi studi
diteliti, sedangkan informasi studi literatur didapat dari review terhadap hasil
penelitian terdahulu.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung. Data
4. Pengolahan data
Komputerisasi
Perusahaan Terkait
Model
Experimentation/
Analysis
perusahaan.
Data produksi Crude Palm Oil selama tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel
5.1.
Kebutuhan rata-rata air pada produksi dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Kebutuhan rata-rata uap pada proses produksi dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Stasiun kg/ton
Sterilizer 230
Screw Press 40
Clarifier 120
Kernel 85
Sumber : PT. XYZ
dengan memberikan gambaran umum melalui hubungan sebab dan akibat dalam
Causal Loop untuk pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
berikut.
satu dengan komponen yang lain pada causal loop diatas yaitu produksi CPO,
produksi kernel, emisi, limbah padat, effluent, konsumsi uap, konsumsi air,
konsumsi listrik, Fresh Fruit Bunch (FFB), jam kerja, mesin (mesin loading
ramp, mesin sterilizer, mesin thresser, mesin digester, mesin screw press, mesin
vibrating screen, mesin COT, mesin CT, mesin sludge separator, mesin POT,
mesin oil purifier, mesin vacuum drier, mesin kernel) dan proses produksi CPO
(loading ramp, sterilizer, thresser, digester, screw press, vibrating screen, mesin
COT, CT, sludge separator, POT, oil purifier, vacuum drier, kernel).
Variabel yang terdapat pada causal loop terdiri atas variabel dependen
1. Variabel dependen
variabel lain, variabel dependen pada penelitian ini adalah produksi CPO,
2. Variabel independen
positif atau negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Fresh
Fruit Bunch (FFB), jam kerja, dan mesin(mesin loading ramp, mesin
sterilizer, mesin thresser, mesin digester, mesin screw press, mesin vibrating
screen, mesin COT, mesin CT, mesin sludge separator, mesin POT, mesin oil
ini yaitu proses produksi CPO (loading ramp, sterilizer, thresser, digester,
screw press, vibrating screen, COT, CT, sludge separator, POT, oil purifier,
pada software, yang juga mampu menggambarkan perilaku yang mungkin terjadi
1. Stock
2. Flow
3. Variabel dinamis
4.
notifikasi tidak ada error dan peringatan yang terdapat dalam model.
dibuat dapat merepresentasikan sistem nyata dengan tepat. Model dikatakan valid
apabila hasil perbandingan menunjukkan bahwa model dan real system tidak
Data aktual dan simulasi produksi CPO pada tahun 2017 bulan dapat
Tabel 5.5. Data Aktual dan Simulasi Produksi CPO Tahun 2017
Grafik data aktual dan simulasi produksi CPO pada tahun 2017 bulan
aktual dengan data hasil simulasi. Apakah data tersebut relevan atau tidak.
model dengan sistem nyata yaitu dengan uji MAPE (Mean Absolute Percentage
Error). MAPE adalah salah satu ukuran relative yang menyangkut kesalahan
persentase. Uji ini dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian data hasil
MAPE = %
Dimana :
A = Data aktual
n = Periode/banyak data
Kriteria ketepatan model dengan uji MAPE (Lomauro dan Basuki, 1985
Berikut adalah perhitungan MAPE yang dapat dilihat pada Tabel 5.6.
aktual. Berdasarkan kriteria ketepatan model, nilai MAPE hasil simulasi < 5%
sehingga dikatakan bahwa model sangat tepat dan dapat diterima (valid).
kerja selama tahun 2017 yaitu 25 hari kerja dalam 1 bulan, dan rata-rata FFB
diolah yaitu 1008 ton/hari. Beberapa skenario berbeda yang dilakukan pada
shift (24 jam) yang berlangsung selama 6 bulan. Simulasi dijalankan dalam
2. Skenario 2
shift (8 jam) selama 6 bulan. Simulasi dijalankan dalam satuan hari. Hasil
simulasi terlampir.
3. Skenario 3
mixed shift dimana 2 minggu pertama (12 hari) menggunakan 3 shift dan 2
terlampir.
perbandingan dari hasil ketiga skenario untuk konsumsi listrik dapat dilihat pada
Gambar 5.5.
ketiga skenario untuk konsumsi air dapat dilihat pada Gambar 5.6.
mengkonsumsi 71.820 ton uap, pada skenario 2 mengkonsumsi 23.916,06 ton uap
dan pada skenario 3 mengkonsumsi 46.898,46 ton uap. Grafik perbandingan dari
hasil ketiga skenario untuk konsumsi uap dapat dilihat pada Gambar 5.7.
Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi berupa janjang kosong
(Empty Fruit Bunch), fiber dan shell (cangkang). Pada pabrik ini EFB biasanya
akan digunakan kembali untuk pupuk. Sedangkan fiber dan shell digunakan untuk
bahan bakar atau dijual mentah ke pasaran. Berdasarkan hasil simulasi skenario 1
40.613,72 ton limbah padat, pada skenario 2 menghasilkan 13.524,37 ton limbah
padat dan pada skenario 3 menghasilkan 26.520,76 ton limbah padat. Grafik
perbandingan dari hasil ketiga skenario untuk limbah padat dapat dilihat pada
Gambar 5.8.
Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi berasal dari penggunaan
air dalam proses produksi dan sludge (lumpur minyak) sisa olahan yang berasal
dari pengendapan dari proses pemurnian minyak. Limbah cair yang dihasilkan
oleh pabrik akan diproses dan dinetralisir terlebih dahulu sebelum dibuang ke
dari energi listrik yang digunakan akan menghasilkan emisi berupa gas CO2.
kgCO2. Grafik perbandingan dari hasil ketiga skenario untuk emisi dapat dilihat
berkaitan dengan proses produksi. Perhitungan nilai pada setiap indikator dapat
jumlah produk CPO yang dihasilkan per tahun adalah 63.360 ton. Material
yang dibutuhkan adalah tandan buah segar sebanyak 302.400 ton. Maka rasio
berikut.
Kebutuhan air pada pabrik selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel
5.8.
hingga menjadi sebuah model simulasi. Model simulasi untuk konsumsi energi
dan limbah yang dihasilkan pada produksi CPO kemudian dimasukkan nilai-nilai
disimulasikan karena menghasilkan notifikasi tidak ada error dan tidak ada
aktual dengan data hasil simulasi menggunakan uji MAPE (Mean Absolute
Percentage Error). Nilai MAPE yang dihasilkan yaitu 4,443% yang berarti
terdapat penyimpangan sebesar 4,443% antara hasil simulasi dengan data aktual.
Karena nilai MAPE hasil simulasi < 5% sehingga dikatakan bahwa model sangat
pengempaan, pemurnian dan kernel. Tiap stasiun memiliki kebutuhan energi yang
berbeda dan menghasilkan limbah yang berbeda. Diagram pareto disini digunakan
grafik hasil simulasi ketiga skenario berbanding lurus dengan waktu produksi
selama 6 bulan. Tabel rincian kebutuhan energi dan limbah yang dihasilkan
terlampir.
Konsumsi energi yang terdapat pada proses produksi yaitu konsumsi listrik,
a. Konsumsi Listrik
Gambar 6.1.
b. Konsumsi Air
Data konsumsi air pada tiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Gambar 6.2.
baik. Minyak kasar melalui beberapa proses dimana minyak yang masih
mengandung non oil solid (NOS) yang berukuran besar dicampur dengan
air lalu dilakukan ayakan getar untuk memisahkan minyak dengan NOS
jenisnya.
c. Konsumsi Uap
Diagram pareto untuk konsumsi uap pada tiap stasiun dapat dilihat pada
Gambar 6.3.
Limbah (waste) yang dihasilkan selama proses produksi terdapat 3 jenis yaitu
a. Effluent
Data effluent yang dihasilkan dari tiap stasiun produksi dapat dilihat pada
Tabel 6.4.
Diagram pareto untuk effluent yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar
6.4.
Limbah cair yang dihasilkan dari stasiun ini berupa sludge (lumpur
minyak) sisa olahan yang berasal dari pengendapan dari proses pemurnian
minyak.
Data effluent yang dihasilkan dari tiap stasiun produksi dapat dilihat pada
Tabel 6.5.
Tabel 6.5. Limbah Padat yang Dihasilkan pada Tiap Stasiun Produksi
Digram pareto untuk limbah padat yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 6.5.
(empty fruit bunch) merupakan limbah padat yang dihasilkan pada stasiun
pemipilan.
c. Emisi
Data emisi yang dihasilkan dari tiap stasiun produksi dapat dilihat pada
Tabel 6.6.
menggunkan 8 mesin dengan daya yang cukup tinggi. Emisi disini berupa
mesin yang digunakan, kemudian dikalikan dengan faktor emisi CO2 untuk
listrik (0,59 kg CO2 /kWh). Pada pabrik ini belum ada penanganan khusus
untuk emisi.
Nilai yang dicapai pada indikator lingkungan hijau dapat dilihat pada tabel 6.7.
dan skenario 3) dapat dilihat bahwa pada perusahaan belum adanya upaya
Berkelanjutan
ekonomi, sosial adalah sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang
bersifat wajib dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) bersifat sukarela.
Dalam penelitian ini ada beberapa requirement pada prinsip dan kriteria sertifikasi
yang dapat dipenuhi menggunakan model sistem dinamis yang telah dibangun.
Berikut adalah rangkuman dari beberapa prinsip dan kriteria RSPO yang berkaitan
Berikut adalah rangkuman dari prinsip dan kriteria ISPO yang berkaitan
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
yang menunjukkan bahwa model tidak memiliki error dan model dikatakan
valid karena nilai Mean Absolute Precentage Error (MAPE) < 5% ; (4,443%)
< 5%.
listrik, 36.288 m3 air, dan 71.820 ton uap, menghasilkan waste yaitu
64.786,68 m3 limbah cair, 40.613,72 ton limbah padat dan 295.151,04 kgCO2.
air, dan 23.916,06 ton uap, menghasilkan waste yaitu 21.573,96 m3 limbah
cair, 13.524,37 ton limbah padat dan 98.285,3 kgCO2. Hasil simulasi skenario
dilihat untuk konsumsi listrik tertinggi terdapat pada stasiun kernel, konsumsi
air tertinggi terdapat pada stasiun pemurnian, dan konsumsi uap tertinggi
limbah dapat dilihat bahwa effluent tertinggi terdapat pada stasiun pemurnian,
limbah padat teringgi terdapat pada stasiun pemipilan dan limbah gas/emisi
maupun RSPO, model yang dibuat dapat digunakan perusahaan sebagai salah
7.2. Saran
1. Perusahaan dapat menggunakan penelitian ini sebagai salah satu tools untuk
Hidayatullah.
Axella, O., & Suryani, E. (2012). Aplikasi Model Sistem Dinamik untuk
Ghiffari, M. A., Purnomo, B. H., & Novijanto, N. (2016). Model Sistem Dinamis
Jurnal Agroekoteknologi .
Indicator 99) (Studi Kasus: PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology
Kelly, R. A., Jakeman, A. J., Barreteau, O., Borsuk, M. E., ElSawah, S.,
https://doi.org/10.1016/j.envsoft.2013.05.005
Napitupulu, Humala L.. (2009) . Simulasi Sistem Pemodelan dan Analisis. Medan:
USU Press.
National Research Council. (2011). Sustainability and the U.S. EPA. Washington
Ness, B., Urbel-Piirsalu, E., Anderberg, S., & Olsson, L. (2007). Categorising
https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2006.07.023
Sala, S., Ciuffo, B., & Nijkamp, P. (2015). A Systemic Framework for
https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2015.09.015
University of Batam .
Yin, R. (2003). Case Study Research: Design and Methods. California: Thousands
Oaks.