Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKERIN KERJA LAPANGAN

DI PT. JEWEL DYNA ORALCARE


Industri SIER, Jl. Berbek Industri V/ No.21 Desa Berbek Kec. Waru

Disusun oleh :

NAMA SISWA : FITRIA NUR AZIZAH


KELAS : XI
NIS :
TEORI KEAHLIAN : FARMASI INDUSTRI

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI NDUSTRI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEPULUH NOPEMBER
SIDOARJO
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWATIMUR
TAHUN PELAJARAN 2020 s/d 2021
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : FITRIA NUR AZIZAH


KELAS : XI
KOMPETENSI KEAHLIAN : FARMASI INDUSTRI

LAPORAN PRAKERIN KERJA INDUSTRI


PT JEWEL DYNA ORALCARE SIDOARJO
Industri SIER, Jl. Berbek Industri V No.21 Desa Berbek Kec. Waru

Tanggal ….. Januari 2022

Mengetahui / Mengesahkan :

Pembimbing DU/DI Ketua paket keahlian Farmasi Guru pembimbing

TOTOK MARSONO Citra Riptia Ningtyas. S.Farm Apt Dian Christian S.Fram Apt

Mengetahui :
Kepala sekolah
SMK SEPULUH NOPEMBER SIDOARJO

Ratih Wulansari S.SI.M.MPd


NRKS : 19023L122050224143833

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan berupa kesehatan , kesempatan kepada penulis sehingga maampu
menyelesaikan Laporan Kerja Lapangan ini.
1. Ibu Ratih Wulansari , S.Si,M,MPd selaku kepala sekolah SMK SEPULUH
NOVEMBER SIDOARJO .
2. Ibu Melya Mochtar selaku sebagai Direktur
3. Ibu Novita Manager HRD
4. Bapak Totok Marsono selaku sebagai HRGA Staf
5. Bapak Feryanto selaku Kepala SH Produksi
6. Ibu Mukti Lestari . selaku QA Teamleader sebagai (mentor pemagangan)
7. Ibu Pindawati Lestari selaku sebagai supply Chain
8. Ibu Evi Nurmuzayanah selaku sebagai Admin Sparepart
9. Ibu Citra Riptia Ningtyas, S.Farm, Apt., selaku pengajar kompetensi
kejuruan Farmasi Industri SMK SEPULUH NOVEMBER SIDOARJO
10. Ibu Dian Christiani, S.Farm., Apt., selaku guru pembimbing sekolah
11. Ibu Diah Rifqi Agustina , Amd .Farm selaku guru pembimbing sekolah
12. Bapak/ Ibu staf SMK Sepuluh November Sidoarjo
13. Bapak /Ibu guru SMK Sepuluh November Sidoarjo
14. Bapak /Ibu Kedua orang tua saya
15. Orang tua kami yang telah membantu moril maupun materi
16. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
laporan.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak memiliki kekurangan, sehingga
penyusun berharap untuk saran dan kritik yang bersifat membangun supaya
laporan ini bisa menjadi lebih baik. Namun, penyusun juga berharap supaya
laporan ini bisa bermanfaat dan berguna untuk banyak orang.
Sidoarjo ,MEI 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan………………………………………………………. I
Kata Pengantar……………………………………………………………. Ii
Daftar Isi…………………………………………………………………… Iii
Daftar Gambar…………………………………………………………….. iv
Daftar Tabel………………………………………………………………... v
Daftar Lampiran…………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………. 1
1.2 Dasar Pelaksaan PKL……………………………………………….. 2
1.3 Kegunaan PKL……………………………………………………..... 2
1.4 Rumusan Masalah…………………………………………………… 3
1.5 Tujuan PKL………………………………………………………….. 3
1.6 Manfaat PKL………………………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………… 4
2.1 Sejarah Perusahaan…………………………………………………... 4
2.2 Denah Perusahan…………………………………………………….. 5
2.3 Lokasi perusahaan…………………………………………………… 6
2.4 Visi PT.Jewel Dyna Oralcare………………………………………... 8
2.5 Tata Tertib………………………………………………………….... 8
2.6 Sansi Tata Tertib…………………………………………………….. 9
2.7 Personal Hygiene……………………………………………………. 10
2.8 Safety Induction ( Induksi Keselamatan )…………………………... 14
2.9 Bagunan Dan Fasilitas ……………………………………………… 21
2.10 Struktur Organisasi…………………………………………………. 23
2.11 Jadwal Pelaksanaan PKL …………………………………………... 24
2.12 Alur Produksi PT.Jewel Dyna Oralcare …………………………… 27
2.13 Sistem Manajemen Mutu …………………………………………... 33
2.14 Permasalahan Yang Terjadi Di Perusahaan ………………………... 35
2.15 Penanganan Bahan Baku …………………………………………… 35
2.16 Mesin Produksi Yang Digunakan Dan Fungsinya …………………. 38
2.17 Teknologi Pengemasan……………………………………………... 39
BAB III PENUTUP………………………………………………………… 43
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 43
3.2 Saran………………………………………………………………… 44
DaftarPustaka…………………………………………………………. 46
Lampiran ……………………………………………………………… 50

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Lokasi PT. Jewel Dyna Oralcare………………………..…....….6


Gambar 2.3 Lay Out PT.Jewel Dyna Oralcare……………………………….7
Gambar 2.4 Alat Pelindung Diri……………………………………………...16
Gambar 2.5 Sirine dan Apar………………………………………………..…
17
Gambar 2.6 Jalur Evakuasi Assembilly Produk………………………………
19
Gambar 2.7 Cara Menggunakan APAR………………………………………
19
Gambar 2.8 Tempat kotak
P3K……………………………………………….20
Gambar 2.9 Kotak P3K…………………………………………………….…20
Gambar 2.10 Toilet dan Kantin…………………………………………….…
21
Gambar 2.11 Loker Penyimpanan Barang………………………………....
….22
Gambar 2.12 Struktur Organisasi…………………………………………..…
24
Gambar 2.13 Alur Produksi PT.Jewel Dyna Oralcare…………………….
…..27
Gambar 2.14 Alur Penerimaan Bahan Baku………………………………..…
36
Gambar 2.15 Palet………………………………………………………….…37
Gambar 2.16 Kemasan Primer……………………………………………..
….38
Gambar 2.17 Kemasan Sekunder…………………………………………..…39
Gambar 2.18 Kemasan

iv
Tersier………………………………………………..39

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Shift Full……………………………………………………….27


Tabel 2.2 Daftar Shift Setengah Hari………………………………………….…28
Tabel 2.3 Daftar Tenaga Kerja…………………………………………………...28
Tabel 3.1 Daftar Alat………………………………………………………….… 41

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Forum Kartu Stok Produk Jadi


Lampiran 2 : Form Order Line
Lampiran 3 : Forum Surat Jalan Sistem
Lampiran 4 : Forum Check List Final
Lampiran 5 : Forum Produksi Identfikasi dan Mampu Telusur
Lampiran 6 : Alur Produksi
Lampiran 7 : Dokumentasi Training PKL

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Farmasi merupakan suatu profesi kesehatan yang berhubungan dengan
pembuatan dan distribusi dari produk yang berkhasiat obat. Farmasi juga
meliputi pr;ofesi yang sah dan fungsi ekonomi dari distribusi produk yang
berkhasiat obat yang baik dan aman. Dalam kegiatan farmasi utamanya sangat
diperlukan instansi-instansi kesehatan, balai pengobatan ataupun konsumen
lainnya yang telah ditentukan oleh Menteri Kesehatan. Salah satu distribusi
dalam farmasi adalah Pedagang Besar Farmasi (PBF).Organisasi merupakan
salah satu sarana yang dipergunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan-
tujuan pokok usaha perusahaan. Dalam pencapaian tujuan pokok tersebut akan
dilalui tahapan-tahapan yang berkaitan satu sama lain baik dari segi urutan
kerja maupun dari segi fungsi masing-masing.
Melainkan dengan seluruh masyrakat di negara-negara ASEAN,
sebagai mahasiswa mempelajari keterampilan dan keahlian melalui teori teori
tidaklah cukup, semua teori tersebut harus dipraktikan. Dengan alasan
tersebut, SMK SEPULUH NOPEMBER SIDOARJO memberikan program
Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk dapat terjun langsung dalam lingkungan
kerja yang bertujuan membuat mahasiswa dapat mengetahui bagaimana dunia
pekerjaan dan bidang kerja yang diembannya lebih dalam, karena perusahaan
pun mencari karyawan yang berpengalaman dan ahli dalam bidang kerjanya.
Artinya, setiap individu dituntut untuk mengerti teori yang diajarkan serta
paham dalam pengaplikasian teori tersebut.Fakultas Ekonomi salah satu
instusi yang menghasilkan dibidang akuntansi menerapkan program PKL
tersebut. Praktikan mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan PKL di PT.
JEWEL DYNA ORALCARE. Pada instansi tersebut praktikan ditempatkan di
satuan kerja Farmasi khususnya di bagian Produksi.

1
2

1.2 DASAR PELAKSAAN PKL


Dasar dari penyelenggaraan PKL tertuang dalam Undang-Undang dan
Peraturan . Hal yang dimaksudkan adalah UU Nomor 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999
tentang Sistem Pendidikan Tinggi.
Kemudian Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 2341U12001 tentang Kurikulum Nasional. Kegiata PKL di mata
negara sangat penting mengingat perannya dapat mengasah skill dengan lebih
maksimal.

1.3 KEGUNAAN PKL


Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dengan dilaksanakannya Praktik
Kerja Lapangan (PKL) antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Praktikan adalah:
a. Dapat meningkatkan sikap tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
diamanatkan.
b. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman
praktikan.
c. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi praktikan karena terlibat
langsung dengan kondisi lingkungan kerja yang sebenarnya.
d. Dapat menyiapkan langkah-langkah untuk menyesuaikan diri di
lingkungan kerja mendatang.
2. Bagi Sekolah SMK SEPULUH NOPEMBER SIDOARJO adalah:
1. Menjadi bahan evaluasi kurikulum yang diterapkan agar sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha;
2. Menjalin suatu hubungan kerjasama dengan instansi atau lembaga atau
perusahaan agar lulusan SMK SEPULUH NOPEMBER SIDOARJO
dapat dengan mudah di terima untuk memasuki dunia kerja;
3. Meningkatkan efisiensi pedidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas.
3. Bagi PT. JEWEL DYNA ORALCARE. adalah:
3

1. Mampu memaksimalkan kemampuan praktikan, sehingga mampu


mempercepat peningkatkan kinerja instansi;
2. Menjalin kerjasama yang menguntungkan antara pihak-pihak yang
saling terkait.

1.4 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan praktik kerja lapangan yang berlangsung selama
beberapa bulan, terdapat beberapa rumasan masalah yang dapat diambil.
a. Bagaimana penanganan bahan baku pada pembuatan alat kesehatan di
PT. Jewel Dyna Oralcare?
b. Bagaimana pengoperasian alat untuk pembuatan alat kesehatan di PT.
Jewel Dyna Oralcare?
c. Bagaimana alur perencanaan produksi PT. Jewel Dyna Oralcare agar
menghasilkan produk yang berkualitas?
d. Bagaimana teknologi pengemasan dalam PT Jewel Dyna Oralcare?

1.5 TUJUAN PKL


a. Untuk meningkatkan atau menambah ilmu pengetahuan dalam hal
mengelola alat kesehatan, perbekalan farmasi dan pemasarannya.
b. Meningkatkan pengetahuan tentang ruang lingkup tanggung jawab
sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian dibidang kesehatan gigi.
c. Untuk menghasilkan Tenaga Teknis Kesehatan yang professional, jujur
dan bertanggung jawab dalam hal pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.

1.6 MANFAAT PKL


a. Menambah ilmu pengetahuan dalam hal mengelola alat kesehatan ,
perbekalan farmasi dan pemasarannya.
b. Dapat mengetahui secara langsung tata laksana pendistribusian dan
pengelolaan sediaan sikat gigi yang sebelumnya hanya diketahui secara
teoritis.
4

c. Dapat menyesuaikan atau mengembangkan teori yang sudah diterima


disekolah dengan kenyataan yang ada di lapangan untuk dijadikan sebagai
pembelajaran.
d. Dan tau bentuk – bentuk sikat gigi dengan cara pengemasannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SEJARAH BERDIRI JEWEL DYNA ORALCARE


Dimulai dari penandatanganan perjanjian Joint Venture (JV) di Jakarta
pada tanggal 15 Agustus 2019 antara JEWEL CONSUMER CARE dan
DYNAPACK ASIA. Jewel Consumer Care, sebelumnya disebut 'Jewel
brushes', Dengan Kantor Pusat di India adalah salah satu produsen produk
perawatan mulut terbesar di Asia. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade
di industri ini, dipimpin oleh para pemimpin dan spesialis yang berpikir, kami
bercita-cita menjadi mitra pilihan untuk inovasi dalam Perawatan Mulut dan
solusi kebersihan rumah tangga. Sedangkan Dynapack Asia meruapakan
penyedia kemasan kaku dan plastik yang melayani Pasar Asia Tenggara &
Cina dengan lebih dari 60 Tahun pengalaman dan memiliki banyak layanan
bisnis plastik di Indonesia dan Luar Negri Kedua perusahaan ini mendirikan
PT. JEWEL DYNA ORALCARE Dan produk utamanya adalah Pembuatan
sikat gigi.

Joint Venture (JV) PT Jewel Dyna Oralcare juga bagian dari PT


Rapidplast Indonesia Plan 2 karena memang pada dasar sama-sama Group
dari Dynapack Asia. Dan semua awal Pembuatan Produk sikat gigi
sebelumnya di Produksi oleh PT Rapid Plast Indonesia Plant 2, Sinergi dan
Pengalaman dari berbagai elemen dari Kedua Group di Harapkan memberikan
trobosan-trobosan inovasi dan teknologi yang lebih modern serta
menghasilkan Produk yang berkualitas tinggi sehingga Pada tanggal 1
September 2020 secara resmi PT Jewel Dyna Oralcare berdiri sendiri yang
berkedudukan di Kawasan Industri SIER Jalan Berbek Industri V No.21, Desa
Berbek, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

4
6

2.2 DENAH PT. JEWEL DYNA ORALCARE


Menurut Wignjosoebroto,
“Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.
Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan
mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan–
gerakanmaterial, penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer
maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”.Secara sempit, Plant
Layout diartikan sebagai pengaturan tata letak/penyusunan fasilitas fiktif dari
pabrik tersebut.
Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu
pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari
pabrik (department layout).
Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini
kita artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada
(the existing arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan
tata letak pabrik yang baru sama sekali (the new layout plan).
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan
efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak
dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam
hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja,
kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat
membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi,
biaya rendah, atau respon cepat.
7

Pemukiman
LOKASI

Pemukiman

Gambar 2.1 Denah lokasi dan batas – batas perusahan.


8

2.3 LOKASI PT. JEWEL DYNA ORALCARE


9

Gambar 2.2 PT. JEWEL DYNA ORALCARE

PT. Jewel Dyna Oralcare berkedudukan di Kawasan Industri SIER Jalan


Berbek Industri V No. 21, Desa Berbek, Kecamatan Waru, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur
10

Gambar 2.3 Lay Out PT.JEWEL DYNA ORALCAR


11

2.4 VISI PT. JEWEL DYNA ORALCARE


Visi PT. Jewel Dyna Oralcare adalah menjadi produsen sikat gigi terbesar
di Indonesia dalam waktu 5 Tahun. Jewel Dyna Oralcare memiliki semangat
juang untuk menjadi produsen sikat gigi terbesar di Indonesia dalam 5 tahun
ke depan, didukung oleh tim teknis dan manajemen yang kuat, bekerja sama
diantara dua perusahaan.

2.5 TATA TERTIB DI PT. JEWEL DYNA ORALCARE


1. Pekerja diwajibkan hadir di tempat kerja tepat pada waktu yang ditentukan
dan pulang pada waktunya kecuali mereka yang bertugas lembur atas
permintaan atasannya melalui Surat Perintah Lembur (SPL).
2. Pekerja yang diberikan seragam kerja/atribut lainnya, diwajibkan dipakai
pada waktu bekerja.
3. Pekerja diwajibkan absensi pada mesin absen pada waktu masuk bekerja
dan pulang kerja serta tidak boleh diwakilkan.
4. Pekerja dilarang merokok diseluruh area pabrik (Kecuali pada tempat yang
telah di sediakan).
5. Pekerja diwajibkan membuang sampah pada tempat-tempat yang telah
disediakan.
6. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pekerja diwajibkan memeriksa segala
fasilitas kerja dan perlengkapan termasuk mesin-mesin dan memeriksa
kembali pada waktu sebelum pulang kerja agar barang-barang tersebut
tidak hilang atau terjadi hal-hal yang negatif dan tidak diinginkan.
7. Pekerja diwajibkan mengikuti, mematuhi dan melaksanakan segala
perintah, petunjuk kerja dari Atasan atau Pimpinan sesuai dengan tugas
kerja serta mematuhi segala rambu-rambu larangan atau himbauan yang
dipasangan oleh Perusahaan.
8. Pekerja diwajibkan untuk menjaga kerapihan, kebersihan lingkungan kerja
masing-masing dan lingkungan Perusahaan.
9. Pekerja diwajibkan menjaga, memelihara dan melakukan penghematan
terhadap semua barang-barang inventaris kerja atau bahan-bahan produksi
12

Perusahaan dan segera melaporkan kepada Atasan atau Pimpinan


Perusahaan apabila terjadi kehilangan atau kerusakan.
10. Pekerja tidak diperbolehkan menggunakan peralatan kerja atau ruangan
lain yang bukan bagiannya, tanpa ada persetujuan/perintah Atasan atau
Pimpinan yang bersangkutan.
a. Pekerja diwajibkan memberikan keterangan yang sebenarnya apabila
sewaktu-waktu diperlukan oleh Atasan atau Pimpinan Perusahaan
mengenai hal-hal yang menyangkut kedinasan, atau hal lain yang ada
kaitannya dengan pekerjaan dan Perusahaan.
b. Pekerja diwajibkan bersedia diperiksa oleh petugas keamanan/digeledah
pada waktu masuk atau keluar lingkungan Perusahaan.
c. Pekerja dilarang meninggalkan pekerjaan tanpa seijin Atasan atau
Pimpinan Perusahaan.
d. Setiap Pekerja yang ingin meninggalkan pekerjaan/lingkungan perusahaan
baik tugas luar maupun meninggalkan tempat kerja lebih awal, harus
mendapat ijin atasannya atau pimpinan perusahaan secara tertulis.
e. Pekerja tidak diperkenankan melakukan pekerjaan secara serampangan
sehingga banyak menimbulkan pemborosan biaya ataupun kerusakan alat-
alat/mesin produksi.
f. Pekerja tidak diperkenankan bekerja part-time atau sepenuhnya di
perusahaan lain tanpa persetujuan Pimpinan Perusahaan.

2.6 SANSI TATA TERTIB


Ayat 1 :
Pimpinan Perusahaan berhak mengeluarkan Surat Peringatan I (Pertama), II
(Kedua), III (Ketiga)/Terakhir bagi setiap pelanggaran terhadap tata tertib
kerja seperti tersebut diatas sesuai dengan berat ringannya pelanggaran.
Ayat 2 :
Pemberian Surat Peringatan tidak perlu menurut urutannya tetapi dapat dinilai
dari bobot/tingkat kesalahan yang dilakukan Pekerja.
Ayat 3 :
Masa berlaku Surat Peringatan adalah sebagai berikut :
13

Surat Peringatan I (Pertama): Selama 4 bulan. Surat Peringatan II (Kedua):


Selama 5 bulan. Surat Peringatan III (Ketiga)/Terakhir : Selama 6
bulan.Perusahaan berhak mengeluarkan Surat Peringatan III (Ketiga) atau
Terakhir kepada Pekerja yang melakukan pelanggaran sebagai berikut :
a. Menolak perintah yang wajar dari atasannya atau bersikap acuh tak
acuh/ceroboh dalam melaksanakan tugasnya walaupun sudah
diperingatkan.
b. Tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan/ijin dari atasannya selama 3 (tiga)
hari berturut-turut.
c. Berkali-kali melanggar tata tertib dan disiplin kerja.
d. Tidur diwaktu jam kerja.
e. Tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan/ijin dari atasannya selama 5
(lima) hari tanpa berurutan dalam 1 (satu) bulan.
f. Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan pisikologis.

2.7 PERSONAL HYGIENE


Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikologis. Personal
hygiene bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, kebersihan, keindahan, dan
kepercayaan diri.
Ketentuan Standard Personal Hygiene harus ditaati oleh setiap orang yang
memasuki area produksi, QA, MPC, dan Warehouse keamanan produk yaitu:
1. Setiap karyawan diwajibkan mandi setiap hari
2. Setiap karyawan diwajibkan mencuci rambut secara rutin dan menjaga
kerapian rambut.
3. Setiap karyawan diwajibkan meletakkan semua barang bawaan di
loker yang telah disediakan perusahaan.
Setiap pengunjung (tamu) yang akan memasuki area ruang produksi
diwajibkan mengisi form Kuesioner Kesehatan Tamu (FRM/15-
GMPGRP/62), serta menyimpan semua barang bawaan yang tidak
14

diperbolehkan masuk ke area produksi yaitu perhiasan, handphone,


kacamata dari kaca ke dalam kantung plastik (plastik klip) yang telah
disediakan perusahaan.
4. Setiap karyawan atau pengunjung (tamu) tidaak diperkenankan
memakai perhiasan (gelang, cincin, kalung, anting), jam tangan, dan
accecories (pin, bros, dan lain-lain).
5. Setiap karyawan diwajibkan memotong kuku jari tangan secara rutin
dan diwajibkan memelihara kerapian dan kebersihan kuku.
6. Setiap karyawati atau pengunjung (tamu) tidak diperkenankan
memakai cat kuku dan kuku palsu.
7. Semua karyawati bagian produksi atau pengunjung (tamu) yang
memakai hijab tidak diperkenankan memakai accecories hijab
misalnya bros peniti juntai, jepit bermani-manik, manik-manik borci.
Yang masih diperkenankan adalah hijab dengan accecories bordir.
8. Setiap karyawati atau pengunjung (tamu) tidak diperkenankan
memakai bulu mata palsu, eye shadow, eye liner, dan maskara.
9. Setiap karyawati atau pengunjung (tamu) tidak diperkenankn memakai
hand moisturizer (hand body) terutama kontak langsung dengan
produk tanpa memakai sarung tangan.
10. Setiap orang wajib memakai masker dengan cara yang benar yaitu
menutup seluruh permukaan mulut dan hidung.
11. Setiap karyawan (pria) diwajibkan untuk memotong pendek rambut
secara rutin.
12. Setiap karyawan dan pengunjung atau tamu diwajibkan memakai hair
cover yang baik dan benar. Hair cover hanya digunakan di fasilitas
produksi dan harus dilepas apabila meninggalkan ruang produksi.
Pemakaian hair cover yang baik dan benar:
a. Kedua telinga harus dalam posisi masuk ke dalam hair cover.
b. Semua rambut baik bagian depan, belakang, atau samping harus
dalam posisi masuk ke dalam hair cover.
15

13. Setiap karyawan dan pengunjung (tamu) diwajibkan mencuci tangan


sebelum masuk area bekerja. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir minimal selama 20 detik.
Waktu lain harus mencuci tangan adalah:
a. Sebelum makan
b. Setelah BAB
c. Sebelum menjamah makanan
d. Sebelum menyusui
e. Sebelum beraktivitas
f. Sebelum dan sesudah merawat luka (catatan: karyawan hanya akan
membantu orang yang terluka jika mereka dilatih bloodborne
pathogen dan mengenakan sarung tangan selama perawatan)
g. Setelah meniup hidung, batuk, atau bersin.
h. Setelah menyentuh sampah
i. Setelah menggunakan produk tembakau atau menyentuh wajah
j. Setelah menerima uang tunai dari klien
14. Setiap karyawan dan semua pengunjung (tamu) yang akan memasuki
area produksi tidak diperkenankan membawa personal mobile phone
untuk keamanan produk kemasan pangan atau kosmetri maupun untuk
keselamatan kerja, kecuali yang diijinkan.
15. Setiap karyawan dan pengunjung (tamu) diwajibkan memakai pakaian
pelindung (protective clothes) sesuai dengan kategori standard hygiene
produk kemasan maupun produk medical. Tidak semua pengunjung
atau tamu diprkenankan masuk ke ruang clean room, disarankan
melihat proses dari luar ruangan. Protective clothes hanya boleh
digunakan di dalam area produksi yang ditentukan dan harus dilepas
apabila meninggalkan ruang produksi.
16. Setiap karyawan diwajibkan memakai seragam kerja yang standar
sesuai dengan seragam kerja yang telah ditetapkan perusahaan (tidak
berkantung di bagian atas dan memakai restleting menggantikan
kancing).
16

17. Semua karyawan dan pengunjung (tamu) tidak diperkenankan


membawa barang kecil yang berpotensi jatuh dan mengontaminasi
produk misalnya bulpoin yang ada penutupnya, tusuk gigi, korek api,
klip, staples, benda rapuh atau mudah pecah, cutter beruas, termasuk
meletakkan benda kecil ditelinga.
18. Setiap karyawan yang kontak langsung produk, jika jari tangannya
terluka atau tergores diwajibkan memakai pembalut atau plaster untuk
menghindari penularan dan diwajibkan memberitahukan ke atasan
langsung. Luka harus diberi plaster yang warnanya mencolok atau
bermotif agar jika jatuh tidak mengontaminasi produk dan buka plaster
warna coklat.
19. Setiap karyawan yang sedang sakit dan bisa menularkan penyakitnya
misalnya flu, diwajibkan memberitahukan ke atasan langsung untuk
mengambil langkah selanjutnya mengacu Cara Penanganan terhadap
Sakit dan Penyakit Menular (WIN/03-IRL/22) untuk menghindari
adanya penularan penyakit ke produk.
20. Setiap karyawan tidak diperbolehkan:
a. Merokok
b. Makan minum, kecuali air putih
c. Serta menyimpan makanan dan minuman di loker
d. Menyimpan makanan, minuman, dan barang pribadi di area mesin
karena berpotensi mengundang hama (pest).
21. Setiap karyawan dan pengunjung (tamu) yang berkacamata diwajibkan
untuk dilist dalam Daftar dan Pemantauan Benda Asing (FRM/15-
GMPGRP/01), tamu menggunakan form Kuesioner Kesehatan Tamu
(FRM/17-GA/01) dan diperiksa kondisinya.
22. Setiap karyawan dan pengunjung (tamu) wajib menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai area yang dimasuki. Jika menggunakan
ear plug dan kacamata safety harus terbuat dari bahan plastik dan
mempunyai tali plastik.
17

2.8 SAFETY INDUCTION ( Induksi keselamatan ) :


Safety induction adalah sebuah latihan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja yang diberikan kepada pekerja baru, kontraktor baru ataupun para tamu
yang baru pertama kali datang di lokasi perusahaan.
1. Tujuan Safety Induction
Tujuan safety induction ini adalah untuk mengomunikasikan bahwa
bahaya-bahaya keselamatan kerja secara umum yang terdapat selama
pekerjaan atau kunjungan sehingga bisa sadar serta bisa melakukan
tindakan pengendaalian terhadap bahaya yang mungkin terjadi.
Safety induction sangat diperlukan bagi para pekerja baru karena banyak
penelitian menyebutkan bahwa tingkat kecelakaan pada pekerja baru.
Menurut penelitian dari Health and Safety Executive dan Institute for
Work and Health:
a. 8 dari 16 kecelakaan kerja yang menyebabkn kematian terjadi pada 10
hari pertama di tempat kerja, setengah dari mereka terjadi pada hari
pertama.
b. Risiko keselamatan kerja cidera hilang (lost time injury) ditemukan
sangat tinggi pada bulan pertama pekerjaan. Risiko tersebut menjadi 3
kali lipat lebih besar daripada pekerja yang sudah punya pengalaman
kerja 1 tahun.
2. Landasan Hukum Safety Induction
Safety induction ini diambil berdasarkan dengan Undang-Undang No. 1
Tahun 1970, Bab V tentang pembinaan pada pasal 9 ayat 1 dan 2 yang
menyatakan bahwa:
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang:
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul
dalam tempat kerjanya;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan
dalam tempat kerjanya;
18

2. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersaangkutan;


a. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
b. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang
bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah
memahami syarat-syarat tersebut di atas.
3. Isi Safety Induction
Safety Induction berisi beberapa hal, yakni sebagi berikut:
1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Perusahaan
Menurut WHO (World Health Orgnization), Keselamatan dan
Kesehatn Kerja (K3) adalah upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan tingkat tertinggi kesehatan
fisik, mental, dan sosial bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,
pencegahan masalah kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja
serta perlindungaan pekerja dari risiko pekerjaannya karena faktor-
faktor yang merugikan pekerjaan. Adanya penerpan K3 diharapkan
dapat mencegah terjadinya kecelakaan serta penyakit yang
diakibatkan dari proses bekerja sehingga terwujudnya tempat kerja
yang nyaman, aman, dan efisien demi meningkatkan produktivitas
perusahaan.
Penerapan K3 dapat menjadi sebagai tolak ukur dalam SOP
(Standard Operating Procedures) sebuah perusahaan. Jika sewaktu-
waktu terjadi kecelakaan, maka perusahaan dapan mengidentifikasi
bagian dari proses mana yang terdapat kesalahan untuk dapat
diperbaiki. Hal itu bisa berdampak baik bagi perusahaan ataupun
pekerja.
2. Peraturan Standar Keselamatan Kerja
Peraturan standar keselamatan kerja dibuat oleh perusahaan
berdasarkan pertuan yang berlaku. Contohnya tidak boleh
membawa senjata ke dalam industri, tidak bercanda ketika
melakukan produksi.
19

3. Area-area Khusus
Area-area khusus tersebut berupa area pejalan kaki, area merokok,
area ibadah, toilet, dan lain-lain.
4. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja. Alat pelindung diri terdiri dari kelengkapan wajib
yang digunakan oleh pekerja sesuai dengaan bahaya dan risiko
kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja
sekaligus orang di sekelilingnya.
5. Kewajiban ini berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per. 08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung
Diri. Pengusaha wajib menyedikan Alat Pelindung Diri sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.

Gambar 2.4 Alat Pelindung Diri


20

6. Bentuk Alat Pelindung Diri yang digunakan pada PT. Jewel Dyna
Oralcare berdasarkan bahaya dan risiko kerja adalah sebagai
berikut:
1. Masker
2. Penutup kepala
3. Sepatu sesuai standar
4. Pelindung wajah
5. Sarung tangan
6. Kacamata safety
7. Prosedur Keadaan Darurat
Keadaan darurat adalah keadaan sulit yang tidak terduga, yang
memerlukan penanganan segera agar tidak menyebabkan
kecelakaan dengan dampak fatal. Untuk menangani keadaan
darurat, dapat dilakukan beberapa hal, yaitu:
a.Menyediakan perlengkapan keadaan darurat seperti apar, kotak
P3K, jalur-jalur evakuasi, Assembilly Point (Tempaat
Berkumpul) yang sesuai dengan fungsi daan kegunaannya.
b. Membentuk tim tanggap darurat.
c.Melakukan inspeksi terhadap perlengkapan keadaan darurat
tersebut secara berkala.
d. Mengadakan pelatihan dan simulasi keadaaan darurat.
Perlengkapan Keadaan Darurat
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Sirine Tanda Bahaya

Gambar 2.5 SIRINE dan APAR


21

Apar (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat pemadam api yang
bisa dibawa atau dijinjing dan digunakan atau dioperasikan oleh
satu orang dan berdiri sendiri. Apar memiliki beberapa jenis sesuai
dengan kelas kebakaran yang terjadi, antara lain :

a. Jenis Air
Apar jenis ini sangat baik digunakan dalam pemadaman
kebakaran kelas A yakni kebakaran pada kertas, kayu, tekstil,
dan lain-lain.
b. Jenis Busa (foam)
Bahan pemadam api yang efektif untuk kebakaran dengan
material cairan (liquid) yang terbakar, terutama minyak.
c. Jenis Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder)
Jenis ini efektif untuk kebakaran kelas A, B, dan C. Kelas A
memuat kebakaran kertas, kayu, dan tekstil. Kelas B memuat
cairan yang terbakar. Sedangkan kelas C memuat kebakaran
gas kima dan listrik.
d. Jenis Halon
Jenis halon juga memiliki fungsi yang sama dengan jenis
tepung kimia kering, yakni berfungsi untuk pemadaman kelas
A, B, dan C.
e. Jenis CO2
Jenis ini berfungsi dengan baik pada pemadaman di kelas B
dan C.
Adapun cara penggunaan alat pemadam api ringan (apar) sebagai
berikut:
a. Ambil apar dari tempatnya (gantungan) dengan memegang
bagian pengangkat beban.
b. Bawa apar ke lokasi kebakaran.
22

c. Letakkan apar di tanah atau lantai dengan posisi tegak.


d. Cabut kunci pengaman atau pen.
e. Pegang selang atau pada gagang selang.
f. Pegang corong pada pangkalnya saja yang terbuat dari kayu
dan tidak diperbolehkan memegang corong (yang terbuat dari
besi) karena suhu yang sangat dingin.
g. Tekan pengungkit sampai isi keluar dan lepaskan.
h. Bawa apar ke sasaran dengan jarak 3-6 meter pada permukaan
penyemprotan.
i. Lakukan penyemprotan dengan mengarahkan corong pada
sasaran sesuai dengan arah angin (jangan melawan arah angin).
j. Lakukan penyemprotan dengan cara mengayunkan corong dari
satu sisi ke sisi yang lain secara tepat (disapukan)

Gambar 2.6 Jalur Evakuasi Assembilly Produksi


23

Gambar 2.7 Cara menggunakan APAR


k. Kotak P3K
Kotak P3K adalah kumpulan persediaan dan peralatan yang
digunakan untuk memberikan pertolongan atau perawatan
medis saat sakit atau cidera di tempat kerja. Sesuai dengan
peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.
15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja. Sehingga setiap perusahaan
wajib menyediakan fasilitas kotak P3K di tempat kerja

Gambar 2.8 Tempat kotak P3K


Daftar isi Kotak P3K yang harus disediakan adalah sebagai
berikut:
a) Alat Balut:
a. Pembalut pita
b. Pembalut segitiga
c. Kasa steril
d. Kapas
e. Plester
f. Tensoplas
b) Alat Perawatan:
24

a. Gunting
b. Termometer Gambar 2.9 Kotak P3K
c. Pinset
c) Obat-obatan:
a. Analgetik
b. Antialergi
c. Antiseptik

2.9 BANGUNAN ATAU FASILITAS


Setiap industri harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
Fasilitas dalam industri berpengaruh terhadap beberapa hal termasuk
kinerja para pekerja. Perusahaan harus menentukan, menyediaakan dan
memelihara bangunan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk mencapai
kesesuaian dengan persyaratan produk.
1. Ruangan dalam bangunan sarana produksi antara lain:
a. Area penerimaan bahan baku atau pengemas atau komponen;
b. Ruang penyimpanan bahan baku atau pengemas atau
komponen;
c. Ruang produksi
d. Ruang pemeriksaan mutu bahan baku atau pengemas atau
komponen dan produk jadi;
e. Area karantina untuk bahan baku yang belum diuji, produk
yang ditarik (recall) dan produk yang ditolak ataau
dikembalikan;
f. Area untuk penyimpanan produk antara dan produk yang
belum diuji;
g. Ruang penyimpanan produk jadi;
h. Ruang ganti pakaian, ruang menyusui, ruang makan, dan toilet;
dan
25

Gambar 2.10 Toilet dan kantin

2. Fasilitas yang harus dimiliki antara lain:


a. Peralatan produksi;
b. Peralatan untuk pengujian mutu bahan baku dan produk jadi;
c. Peralatan untuk pemeliharaan; dan

Gambar 2.11 Loker Penyimpanan Barang


3. Ketentuan Umum Banguna dan Fasilitas
a. Memiliki desain dan konstruksi yang memadai dan menjamin
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
b. Letak bangunan dirncang sedemikian rupa sehingga terhindar
dari pencemaran lingkungan sekelilingnya seperti pencemaran
udara, tanah, dan air.
c. Didesain, dilengkapi dan diraawar supaya memperoleh
perlindungan maksimal terhadap pengaruh cuaca, banjir,
rembesan dari tanah serta masuk dan bersarang seraangga,
burung, binatang pengerat, atau hewan lainnya.
d. Harus dirawat dengan cermat, dibersihkan dan bila perlu
didisinfektan.
e. Seluruh bangunan dan fasilitas termasuk ruang produksi,
pengujian mutu, area penyimpanan dan lingkungan sekeliling
bangunan harus dirawat dalam kondisi bersih dan rapi.
26

f. Tenaga linstrik, lampu penerang, suhu, kelembaban, daan


ventilasi harus tetap terjaga agar tidak mengakibatkan dampak
yang merugikan secara langsung maupun tidak langsung
terhadap produk.
g. Tindakan pencegahan harus diambil untuk personel yang tidak
berkepentingan masuk.
h. Desain dan tata letak ruang harus menjamin kesesuaian dengan
kegiatan produksi lain yng mungkin dilakukan dalan ruang
produksi yang sama atu yang berdampingan dan sesuai dengan
alur proses produksi.
i. Desain dan tata letak ruang harus menjamin bahwa ruang
produksi tidak dimanfaatkan sebagai jalur lalulintas umum
bagi personle dan bahan atau produk, atau sebagai tempat
penyimpanan bahan atau produk selain yang sedang diproses.

2.10 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAN


Dalam rangka melaksanakan tugas perusahaan di perlukan adanya struktur
organisasi. Struktur organisasi adalah kerangka dan susunan perwujudan
pola hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, dan orang-orang
yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda beda dalam suatu perusahaan atau organisasi. Struktur ini
mengandung unsur-unsur sentralisasi kerja atau desentralisasi dalam
pembuatan keputusan kerja. Melalui bagan organisasi akan terlihat jelas
bagaimana informasi mengalir dari satuan organisasi ke satuan organisasi
lainnya. Juga memberikan petunjuk-petunjuk tentang pembagian tugas,
luasnya rentangan kekuasaan wewenang dan tanggung jawab. Oleh
karenanya setiap karyawan harus muthlak untuk memahami struktur
organisasi di tempat.
27

Gambar 2.12 struktur organisasi perusahan

2.11 JADWAL PELAKSANAAN PRAKERIN KERJA LAPANGAN


(PKL)
Waste praktik kerja lapangan dimulai dari tanggal 17 Desember 2020 s.d
Juni 2021 .Adapun perincian dalam tiap tahapan kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut :
28

1. Tahap perisiapan
Persiapan PKL dimulai sejak bulan Desember 2020 .Pertama
praktikum mencari perusahaan yang tepat dan dapat menerima
mahasiswa PKL sesuai dengan jurusan yaitu bidang farmasi
kesehatan .Setelah menemukan perusahaan yang sesauai praktikan
mengurus surat pengantar dari bagian akademik SMK sepuluh
November untuk diberikan pada pihak PT JEWEL DYNA ORALCARE
. Setelah mendapatkan persetujuan bagian akademik SMK sepuluh
November , Praktikan mendapatkan surat pengantar Praktik Kerja
Lapangan (PKL) . Pengajuan tersebut dilakukan pada bulan desember
2020 , surat pengantar tersebut diberikan pada bagian HRD PPM
Manajemen . Praktikan mendapatkan kabar persetujuan untuk praktik
pada bulan Desember 2020
2. Tahap Pelaksanaan
Praktikum melaksanakan PKL dari tanggal 17 Desember 2020 s.d Juni
2021 dengan 6 hari kerja ( senin s.d sabtu) jam kerja dari pukul 06.00
s.d 14.00 WIB / 12.00 s.d 20.00 WIB .dalam melaksanakan praktikum
dibagi menjadi 2 shift yaitu :
 Shift 1 : 06.00 s.d 14.00 WIB
 Shift 2 : 12.00 S.d 20.00 WIB
3. Tahap penulisan laporan PKL
Setelah menyelesaikan praktik kerja lapangan pada tanggal JUNI 2021
praktikan mulai menulis dan menyusun Laporan Praktik Kerja
Lapangan . Penyusunan laporan dilakukan . penyusunan laporan
dilakukan mulai dari awal Desember sampai dengan akhir 2021.
Penulisan dimulai dengan mengumpulkan data data yang dibutuhkan
terkit dengan proses penulisan dan merealisasikanya dalam penulisan
laporan PKL . Dalam penulisanya , praktikan berpedoman kepada
ketentuan penulisan yang telah dikeluarkan oleh SMK sepuluh
November sidoarjo.
29

Tabel 2.1 Daftar shift full

Jam Shift Produksi


06.00 – 14.00 Satu (1) Mesin
Assembling + Packing
14.00 – 22.00 Dua (2) Mesin
Assembling + Packing
22.00 – 06.00 Tiga (3) Mesin
Jika di hari sabtu itu jadwal masuk setengah hari dan tergantung sama industri.
Jam Shift Produksi
06.00 – 12.00 Satu (1) Mesin
Assembling + Packing
11.30 – 17.00 Dua (2) Mesin
Assembling + Packing
16.30 – 22.00 Tiga (3) Mesin

Tabel 2.2 Daftar shift setengah hari.

Jadwal masuk kantor dan gudang Jam 08.00 – 16.00 Jadwal masuk
setengah hari jam 08.00 – 13.30
Jumlah hari kerja per minggu adalah 6 hari kerja.Sistem shift kerja yang
direncanakan adalah 1 shift kerja per hari Durasi jam kerja selama 8
jam/hari di luar waktu istirahat selama 1 jam.
Tabel 2.3 daftar tenaga kerja.

Jenis Daerah Asal Pendidikan


Kelamin
Klasifikasi
No Akademi/
Pekerja
L P Jml WNI WNA SD SLTP SLTA Perguruan
Tinggi
1 Direktur 1 1 2 2 - - - - 2
2 Administrasi 1 3 4 4 - 4
3 Karyawan 6 10 16 16 11 5
Produksi
30

Total 8 14 22 22 - - - 11 11
29

2.12 ALUR PERENCANAAN PRODUKSI


Banyak kebutuhan konsumen saat ini berpengaruh terhadap produk yang
akan diproduksi. Inovasi-inovasi baru agar sesuai dengan kebutuhan
konsumen merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan. Tanggapan dari
konsumen menjadi salah satu dasar dalam perbaikan produk. Untuk
menghasilkan produk yang berkualitas harus disertai dengan perencanaan
produksi yang baik. Perencanaan produksi bisa mencakup seluruh bagian
produksi dan quality assurance (QA) untuk mendapatkan produk yang

memenuhi syarat. Adapun alur perencanaan produksi PT. Jewel Dyna


Oralcare sebagai berikut:

Gambar 2.13 Alur produksi PT.Jewel Dyna Oralcare

1. Penerimaan Bahan Baku


Penerimaan bahan baku dilakukan oleh bagian incoming, bahan baku
diterima di area gudang (warehouse). Sebelum bahan baku masuk ke
dalam area produksi, bahan baku harus dicek kualitasnya supaya
memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Bahan baku dicek oleh
bagian quality assurance (QA) dan production development (PD).
Secara garis besar urutan penerimaan bahan baku di gudang
(warehouse) PT. Jewel Dyna Oralcare sebagai berikut:
1. Bahan baku diterima oleh bagian gudang (warehouse)
30

2. Bahan diambil sample untuk dicek kualitasnya oleh QA. Apabila


sample telah memenuhi persyaratan, maka bahan baku akan diberi
label ‘OK’ oleh QA. Namun, apabila sample tidak memenuhi
persyaratan bahan baku akan ditrial. Apabila masih tidak
memenuhi persyaratan, sampel akan diberikan Surat Tanda
Penerimaan Bahan Baku (STPB) untuk diserahkan kepada
supplier. Apabila sampel yang telah ditrial sudah memenuhi
standar, bahan baku akan diberikan complaint and claim.
3. Bahan baku yang telah memenuhi standar dan telah diberi label
‘OK’ akan diletakkan di area penyimpanan untuk diproduksi..
2. Produksi
Bagian produksi adalah bagian yang bertugas memproduksi produk
atau barang. Dalam bagian produksi ada dua pihak yang turut serta.
QA Inspector bagian yang bertugas melakukan pengecekan kualitas
produk sampai dengan memberikan label status hasil produksi. WH
operator bagian yang bertugas penerimaan dan pengeluaran barang
dari produksi, pengiriman ke customer, pengeluaran return dari
customer, hingga pengembalian reject ke supplier.
Proses ini menjelaskan tentang bagaimana cara menangani produk
yang berkualitas pada saat proses produksi mulai dari menyiapkan
sample yang akan diperiksa, melaporkan hasil pemerikasaan,
melakukan release produk sampai dengan persiapan pengiriman ke
customer.
Dalam proses produksi ada beberapa tahap yang harus dilalui. Tahap-
tahap tersebut adalah pembuatan gagang sikat (handle), pemasangan
bulu sikat (tufting), pengemasan (packaging), pemberian label
produksi, dan transfer ke gudang.
1. Pembuatan Gagang Sikat (handle)
Dalam pembuatan gagang sikat ada spesifikasi yang harus
dipenuhi sesuai dengan standar perusahaan. Beberapa spesifikasi
yang harus dipenuhi sebagai berikut.
31

a. Ukuran diameter hole


PT. Jewel Dyna Oralcare memproduksi dua jenis sikat gigi.
Yaitu soft dan medium. Untuk jenis soft berukuran 6 mils dan
tebalnya 0.15 mm. Sedangkan jenis medium berukuran 8 mils
dan tebalnya 0.20 mm.
b. Berat produk
Berat satu gagang sikat dengan yang lain harus sama. Jika tidak
sama maka gagang sikat bisa memengaruhi kualitas dan tidak
bisa memenuhi standar dari costumer.
c. Appearance
Appearance adalah penampilan dari produk yang diproduksi.
Dalam gagang sikat penampilan yang memenuhi standar adalah
warna yang tidak pudar dan tidak ada kotoran yang menempel.
2. Pemasangan Bulu Sikat (tufting)
Pemasangan bulu sikat dilakukan dengan cara memasukkan
gagang dan bulu sikat (filament) ke dalam mesin, filament akan
dimasukkan ke dalam hole yang ada pada gagang sikat, lalu
filament akan dipotong berbentuk zig-zag hingga rapi. Sikat yang
sudah jadi akan dicek kembali untuk memastikan tidak ada
filament yang berantakan. apabila ada beberapa filament yang tidak
rapi atau belum terpotong, maka filament tersebut akan diraapikan
dengan menarik filament yang belum terpotong atau terjepit
menggunakan pinset.
Sikat yang sudah jadi akan diberi traveller cap agar sikat tidak
rusak. Sikat kemudian diletakkan di dalam box untuk dilakukan
penimbangan. Setiap box yang telah berisi sikat gigi akan diberi
label sesuai dengan isi box tersebut. Kemudian sikat gigi akan
dicek oleh QA. Adapun beberapa kualitas yang harus dicek, yaitu:
 Ukuran tinggi filament
 Jumlah filament
 Berat produk
32

 Appearance
 Uji kekuatan filament
Sikat gigi yang telah memenuhi spesifikasi tersebut akan diberi
label ‘OK’ oleh QA. Sikat yang sudah ‘OK’ akan disimpan di area
penyimpanan untuk dilakukan pengemasan. Namun, untuk sikat
gigi yang belum memenuhi spesifikasi tersebut akan diberi label
‘HOLD’. Label ‘HOLD’ berarti produk tersebut harus ditahan
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
3. Pengemasan (packaging)
Setiap produk hasil akhir haruslah memiliki penampilan yang
menarik untuk menaarik konsumen. Oleh karena itu, produk hasil
akhir harus dikemas dengan baik. Selain untuk menarik konsumen,
kemasan juga berfungsi sebagi pelindung dari sebuah produk.
Sikat gigi yang telah melalui proses produksi dan telah
memperoleh label lulus, maka sikat gigi tersebut telah siap untuk
dikemas. Pengemasan dilakukan oleh bagian assembling. Bagian
tersebut akan mengemas produk dengan manual hingga produk
tersebut tersusun di palet dengan jumlah tertentu untuk setiap
produk yang berbeda.
Dalam pengemasan sikat gigi yang diproduksi oleh PT. Jewel
Dyna Oralcare memiliki dua bentuk kemasan yaitu kemasan triple
dan single. Kemasan triple terdiri dari beberapa bungkus yaitu
protector, pouch atau bag, display, plastik wrap, dan fibrite atau
box. Sedangkan dalam kemasan single sama dengan kemasan
triple, namun dalam kemasan single tidak ada protector.
Selama pengemasan, produk juga dicek kembali apabila ada
beberapa produk yang reject atau kemasan yang rusak. Produk atau
kemasan yang rusak akan dipilah ke dalam beberapa kelompok.
Apabila masih bisa dilakukan pembenahan, maka dibenahi.
Namun, bila produk atau kemasan tersebut sudah rusak maka
produk tersebut akan digolongkan sebagai produk reject.
33

Setelah melewati beberapa proses pengemasan, produk


dimasukkan ke dalam kemasan tersier, yakni fibrite. Untuk produk
triple, setiap box berisi empat display sikat gigi, setiap display
berisi enam sikat gigi triple dengan 3 warna berbeda. Sedangkan
produk single, setiap box berisi enam display, setiap display berisi
dua belas sikat gigi dengan minimal jumlah setiap warna adalah
dua sikat gigi.
Produk disusun ke palet dengan setiap palet berisi jumlah yang
berbeda sesuai dengan jenis produk. Produk sikat gigi triple setiap
palet berisi 96 box. Sedangkan produk single setiap palet berisi 80
box.
4. Pemberian Label Produksi
Setiap box yang telah tersusun di palet akan diambil beberapa
sampel untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk memastikan produk tersebut telah memenuhi spesifikasi.
Pemeriksaan dilakukan oleh petugas yang berwenang yatu QA.
Beberapa hal yang diperiksa oleh QA adalah sebagai berikut:
 Appearance
 Kondisi box
 Kesesuaian packaging
 Pemberian coding
Selain pemeriksaan QA, produk juga diperiksa oleh bagian
produksi. Produk akan diambil beberapa sampel box untuk
ditimbang. Apabila timbangan box tidak sesuai dengan rata-rata
yang ada, maka box tersebut harus dibuka untuk memastikan
isinya. Apabila timbangan itu sesuai dengan spesifikasi yang ada,
diatas box akan diberi label. Berlaku juga untuk box yang telah
dicek oleh QA
Produk yang telah melalui semua pemeriksaan akan diberikan label
sesuai dengan hasil pemeriksaan. Apabila semua sudah memenuhi
spesifikasi, maka akan diberi label “INSPECT OK”. Namun,
34

apabila ada beberapa produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi,


maka produk tersebut akan diberikan label “SORTING” untuk
ditinjau lebih lanjut.

3. Transfer ke Gudang dan Pengiriman


Sebelum produk finish good dikirim kepada konsumen, barang
tersebut akan ditranfer terlebih dahulu ke gudang. Werehouse
transfer adalah proses pemindahan barang yang dilakukan oleh
salah satu gudang ke gudang yang lain dalam satu company.
Sebelum produk ditransfer ke gudang, produk finish good dalam
satu palet akan dikemas menggunakan plastik wrap. Pengemasan
dengan plastik wrap ini berguna untuk melindungi produk
tersebut. Setelah produk di transfer ke gudang, produk akan di
kirimkan kepada konsumen.
Pengiriman adalah kegiatan mendistribusikan produk produsen
kepada konsumen. Untuk menjamin bahwa proses pengiriman
produk jadi ke costumer berjalan dengan baik, maka proses
pengiriman harus memiliki mekanisme penangan yang jelas.
Untuk itu sebuah perusahaan haruslah memiliki SOP (Standard
Operating Procedure). Dalam bagian pengiriman SOP mengacu
pada standar ISO 9001: 2015 Klausul 8.5.5 Kegiatan Post-
Delivery. Adapun tahapan dalam pengiriman barang finish good di
PT. Jewel Dyna Oralcare, yaitu:
a. Periksa kesesuaian barang finish good yang akan dikirim dan
jumlah barang yang dipesan.
b. Catat semua pemeriksaan dalam Surat Pengiriman Barang
(SPB). Surat Pengiriman Barang terdapat dua rangkap, yakni
surat berwana merah dan putih. Yang mana surat berwarna
putih akan disimpan sebagai arsip perusahaan dan surat
berwarna putih akan diberikan kepada transporter.
35

c. Apabila barang yang dipesan telah sesuai dengan Surat


Pesanan (SP), barang finish good yang berada dalam area
penyimpanan akan diturunkan ke gudang.
d. Periksa ulang kesesuaian barang dengan Surat Pesanan dan
Surat Pengiriman Barang.
e. Kesesuain barang ditulis dalam surat jalan yang akan diberikan
kepada transporter dan untuk mengambil segel.
f. Barang dimasukkan ke dalam armada
g. Surat jalan dan segel diberikan kepada transporter.
Selain tahapan pengiriman yang harus sesuai dengan Standard
Operating Procedure (SOP). Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam proses pengiriman produk finish good adalah
sebagai berikut:
a. Sebelum kirim barang finish good, kondisi transporter harus
dicek terlebih dahulu.
b. Kondisi transporter atau kendaraan harus terhindar dari bau
yang menyengat.
c. Kondisi bak transporter harus bersih dari sampah atau produk
lain yang bisa mencemari muatannya (barang finish good yang
akan dikirim).
d. Bebas dari kaca atau benda tajam yang bisa merusak
packagingnya.
e. Kondisi transporter harus bebas dari serangga atau hewan
lainnya.
f. Kondisi transporter tidak boleh bercelah atau berlubang yang
berpotensi kebocoran.

2.13 SISTEM MANAJEMEN MUTU PT. JEWEL DYNA ORALCARE


1. Sistem Manajemen Mutu
Sistem manajeman mutu adalah sekumpulan kebijakan, proses dan
poseur untuk merencanakan dan melaksanakan produksi,
36

pengembangan dan jasa yang dapat memenuhi persyaratan mutu


dari pelanggan. Sistem manajemen mutu berdasarkan pada
berdasarkan pada proses untuk mengidentifikasi, mengontrol, dan
meningkatkan kinerja PT. Jewel Dyna Oralcare menerapkan sistem
manajemen mutu berdasarkan ISO (International Organization for
Standarization) 9001. ISO 9001 merupakan standar yang berisi
persyaratan untuk sistem manajemen mutu yang membantu
perusahaan agar lebih efisien dan kepuasan konsumen meningkat.
Standar ISO 9001 ini dikenal di dunia internasional dengan istilah
QMS (Quality Management System). Sistem manajemen mutu
dijalankan oleh divisi kualitas atau Quality Assurance (QA).
2. Prinsip Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
Sistem manajemen mutu ISO 9001 berisi standar untuk industri
dalam melakukan perbaikan. Terdapat 8 prinsip yang dapat
digunakan sebagai panduan suatu indusri untuk mencapai
perbaikan kinerja, yaitu:
1. Fokus terhadap Pelanggan (Costumer Focus)
2. Kepemimpinan (Leadership)
3. Keterlibatan Karyawan (Employee Engagment)
4. Pendekatan Proses (Process Approach)
5. Perbaikan Berkelanjutan (Continual Improvement)
6. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti (Evidence-Based
Desicion Making)
7. Manajemen Hubungan (Relationship Management)
8. Pemikiran Berbasis Resiko (Risk Based Thinking)
PT. Jewel Dyna Oralcare telah mengimplementasikan, memelihara,
dan senatiasa melakukan perbaikan yang berkesinambungan
terhadap sistem manajemen mutu, termasuk proses daan
interaksinya sesuai dengan persyaratan ISO 9001.
3. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
37

Sistem manajemen mutu ISO 9001 adalah sistem manajemen


untuk mengendalikan dan mengarahkan organisasi dalam
hubungnnya dengan mutu atau kkualitas. Sehingga sistem
manajemen mutu ISO 9001 memiliki banyak manfaat bagi
perusahaan atau industri.
1. Manfaat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:
2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan.
3. Menjamin kualitas produk dan proses produksi.
4. Meningkatkan produktivitas perusahaan.
5. Meningkatkan moral dan kinerja karyawan.
6. Meminimalisir terjadinya kesalahan.
7. Lebih memahami kebutuhan pelanggan.
8. Kontrol dan konsistensi dalam kualitas produk Pembuatan
gangang sikat.

2.14 PERMASALAHAN PRAKERIN KERJA LAPANGAN (PKL)


Permasalahan Praktik Kerja Lapangan selama 6 bulan ini, ada beberapa
permasalahan yang dihadapi, yaitu:
1. Kurangnya koordinasi dalam pekerjaan. Contohnya adalah kurangnya
seal (kemasan primer) yang telah diberi manufacturing date, sehingga
mempengaruhi kinerja dalam memperoleh hasil.
2. Terlalu banyak orang dalam satu tempat. Banyaknya orang dalam
bagian assembling disebabkan oleh pekerjaan lembur dari tenaga kerja
bagian pemasangan fillment, sehingga tempat menjadi lebih sempit.
3. Adanya keruskan pada mesin sealing dan wrapping, sehingga terjadi
penumpukan produk yang belum terselesaikan. Selain itu, masalah ini
juga mempengaruhi hasil yang diperoleh.

2.15 PENANGANAN BAHAN BAKU


Suatu industri pasti memiliki bahan baku yang akan diproses atau diolah
menjadi sebuah produk. Bahan baku dalah berbagai bahan yang digunakan
untuk membuat barang jadi. Bahan baku memiliki dua jenis, yaitu bahan
38

baku langsung (direct material). Bahan baku langsung adalah bahan utama
yang terpenting dari suatu barang jadi yang diproduksi perusahan. Adapun
bahan baku tidak langsung (indirect material) yaitu bahan yang berperan
langsung dalam bahan utama pada kegiatan proses produksi, namuun
bahan ini tidak secara langsung terlihat pada suatu barang jadi yang sudah
dihasilkan oleh perusahaan.
Pemilihan bahan baku akan memengaruhi hasil akhir dari sebuah produk
yang akan diperjualbelikan. Oleh karena itu, penanganan bahan baku perlu
diperhatikan. supaya bahan baku bisa memenuhi persyaratan yang ada,
maka semua proses harus didasarkan oleh peraturan yang ada.
1. Pengadaan Bahan Baku
Dalam proses pengadaan perusahan harus menetapkan prosedur wajib
untuk menjamin bahwa pembelian bahan baku memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan. Perusahaan harus mengevaluasi dan memilih
pemasok berdasarkan pada kemampuan pemasok untuk memasok
bahan sesuai dengan standar perusahaan.
Terdapat empat kegiatan utama dalam pembelian, yaitu:
1. Pemilihan pemasok (supplier), negosiasi harga, termin
pembayaran dan jadwal pengiriman bahan, termasuk menerbitkan
surat pesanan
2. Melakukan pemantauan pengiriman yang dilakukan oleh pemasok
3. Menghubungkan antara pemasok dengan bagian terkait dalam
perusahan
4. Mencari produk, mterial atau pemasok baru, yang dapat
memberikan kontribusi dan keuntungan pada perusahan

2. Penerimaan Bahan Baku


Penerimaan bahan baku yang datang dalam gudang tidak langsung masuk
ke dalam stok gudang, melainkan harus melewati beberapa proses supaya
bahan baku tersebut memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh
39

perusahaan. Tahapan bahan baku hingga menjadi stok gudang dapat


dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.14 Alur Penerimaan bahan baku

3. Pemerikasaan Bahan Baku


Setiap penerimaan bahan baku hendaklah dilakukan pemeriksaan untuk
memastikan bahan baku sesuai dengan yang dipesan. Pemeriksaan yang
dilakukan terhadap bahan baku adalah pemeriksaan kondisi umum pada
bahan baku, seperti keutuhan wadah atau mungkin adanya kerusakan pada
bahan baku. Selain itu, bahan baku juga diperiksa kuantitasnya sesuai atau
tidak. Pemeriksaan dilakukan secara teliti sesuai dengan ketentuan dalam
SOP (Standard Operating Procedure).
1. Penandaan dan Release QC
2. Bahan baku yang telah memenuhi persyartan akan diberikan label. Label
berisi paling sedikit nama bahan, nomor bets, dan status bahan (reject,
inspect OK, sortir). Jika bahan baku memenuhi ketentuan maka akan
diberi label ‘inspect OK’ kemudian disimpan di area penyimpanan bahan
baku. Namun, apabila bahan tidak memenuhi ketentuan perusahaan mak
akan diberi label ‘reject atau sortir’ kemudian dikembalikan ke supplier.
Label yang menunjukkan status bahan baku hendaklah ditempelkan oleh
bagian QC yang ditunjuk.
3. Penyimpanan
4. Penyimpanan bahan baku setelah diluluskan oleh QC harus disesuaikan
dengan persyaratan yang tercantum dalam label bahan baku atau
Certificate of Analisysis (COA). Gudang penyimpanan bahan baku harus
selalu dipantau kondisinya sehingga selalu memenuhi persyaratan. Ada
beberapa ketentuan dalam proses penyimpanan bahan baku yaitu:
40

5. Barang yang sudah OK harus ditata yang rapi dan tidak boleh
menyentuh tembok.
6. Celah antara tembok dnegaan tataan bahan baku minimal 50 cm
agar mudah dibersihkan
7. Bahan baku tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai,
simpan bahan baku di atas rak atau pallet.

Gambar 2.15 Palet

4. Metode Persediaan Bahan Baku


Dalam mengelola gudang atau warehouse harus memahami beberapa hal
yang berpengaruh pada persediaan bahan baku. Warehouse Management
System adalah sebuah sistem pengelolaan gudang yang diterapkan untuk
memaksimalkan proses distribusi dan pengumpulan barang di gudang
dengan data yang valid sebagai sumber informasi kedepannya.
Dalam Warehouse Management System ada beberaapa hal yang harus
dipahami yaitu FIFO (First In First Out), FEFO (First Expired First Out),
dan LIFO (Last In First Out). Namun, PT Jewel Dyna Oralcare hanya
menjalankan dua dari sistem tersebut yaitu FIFO (First In First Out) dan
LIFO (Last In First Out).
1. FIFO (First In First Out)
Yang dimaksud dari FIFO (First In First Out) adalah sistem yang
menjadikan barang yang pertama kali masuk akan menjadi barang
yang pertama kali keluar. Penerapan FIFO ini biasanya bertujuan
supaya barang-barang atau stok lama bisa segera meninggalkan
gudang dan diganti dengan barang yang baru.
2. LIFO (Last In First Out)
41

Metode LIFO (Last In First Out) merupakan barang yang terakhir kali
masuk harus diprioritaskan untuk keluar dari gudang. LIFO biasanya
digunakan pada produk yang bisa tahan lama. Metode ini lebih
mengutamakan tren sebuah produk sehingga tidak peduli kapan produk
tersebut masuk, jika laku dijual maka akan langsung diberikan kepada
pelanggan. Metode LIFO biasanya hanya ditetapkan sementar saja,
tidak bersifat mutlak selamanya. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi pasar
dan berbagai produk luar.
42

GAMBAR NAMA FUNGSI

Menimbang Bahan
Timbangan
Atau Produk

Memasang Fillament
Mesin ZE 600
atau Bulu Sikat

Pemasangan fillament
Mesin Z 4002
atau bulu sikat

Berfungsi sebagai
Fillament Menjadi
Mesin Alpha 2B 30
bentuk Zig-Zag Dalam
Sikat Gigi

Memberi Coding
(Manufacturing Date)
Mesin Jet Print
Pad Scal Secara
Otomatis
Memberi coding
Mesin Jet Print (manufacturing date)
Manual pada seal secara
manual

Meresahkan ujung
Mesin Sealing
kemasan primer

Melekatkan ujung
Mesin Wrapping
plastik wrap

2.16 MESIN PRODUKSI YANG DIGUNAKAN DAN FUNGSINYA


Tabel 2.4 Daftar Alat
43

2.17 TEKNOLOGI PENGEMASAN


Pengemasan adalah adah atau pembungkus yang dapat membantu
mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan
yang dikemas atau dibungkusnya. Pengemasan menjadi faktor utama
dalam pemasaran. Karena selain dapat menjaga kondisi barang yang ada di
dalamnya, kemasan juga membantu dalam menarik konsumen.
1. Fungsi Kemasan
Dalam sebuah perusahaan, pengemasan adalah salah satu hal yang
harus diperhatikan. Sebab perusahaan tersebut menganggap fungsi dari
pengemesan bukan hanya sebagai pembungkus, namun lebih luas.
Berikut beberapa fungsi dari kemasan:
1. Untuk melindungi benda perniagaan yang bersangkutan terhadap
kerusakan-kerusakan dari saat diproduksinya sampai saat benda
tersebut digunakan.
2. Untuk memudahkan pengerjaan dan penyimpanan benda-benda
perniagaan tersebut. Oleh para perantara dan para konsumen.
3. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian
kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk.
4. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan
yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen
mengenali perusahaaan atau merek produk.
2. Tujuan Kemasaan
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelebelan kemasan
mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a. Physical Production
Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan, dan
sebagainya.
b. Barrier Protection
Melindungi dari hambatan oksigen, uap air, debu, dan sebaginya.
c. Containment or Agglomeration
44

Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu


paket untuk efesiensi transportasi dan penanganan.
d. Information Transmission
Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daaur ulang
atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan
atau label.
e. Reducing Theft
Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara
fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu
dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan
kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
f. Convenience
Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan,
penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutub, penggunaan
dan digunakan kembali.
g. Marketing
Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk
mendorong calon pembeli untuk membeli produk.
3. Jenis – jenis kemasan
Pengemasan dalam PT. Jewel Dyna Oralcare menggunakan jens
kemasan yang berdasarkan struktur isinya, yaitu:
1. Kemasan Primer
Kemasan primer adalah bahan kemas yang langsung mewadahi
produk. Contoh kemasan primer dalam PT. Jewel Dyna Oralcare
adalah pouch atau bag dan protector.
45

Gambar 2.16 Kemasan primer (Bag Atau Pouch)

2. Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder adalah kemasan yang digunakan untuk
mengemas produk yang telah dikemas dengan kemasan primer.
Contohnya adalah display atau dispenser dan plastik wrap.

Gambar 2.17 Kemasan sekunder


3. Kemasan Tersier
Kemasan tersier adalah kemasan yang diperlukan untuk
menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier
umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengiriman.
Contohnya adalah fibrite atau box.
46

Gambar 2.18 Kemasan Tersier

4. Penyimpanan Kemasan
Penyimpanan kemasan dilakukan untuk memberikan kualitas yang
terbaik pada kemasan. Penyimpanan dapat memengaruhi kualitas
dari kemasan tersebut. Suhu dan kelembaban bisa memberikan
dampak negatif pada kemasan. Kelembaban akan berpengaruh
dalam perumbuhan mikroba dan jamur. Jamur biasanya dapat
tumbuh dengan baik pada karton yang lembab.
Bahan kemas yang rusak harus dikeluarkan dari ruang
penyimpanan karena akan berpengaruh terhadap pengemas
lainnya. Jamur yang sudah tumbuh pada bahan pengemaas akan
berusaha tumbuh dan menyebarkan diri ke bahan pengemas yang
ada disekitarnya.
Oleh karena itu, penyimpanan kemasan juga harus
diperhatikan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penyimpanan kemasan antara lain sebagai berikut:
a. Gudang atau area penyimpanan bahan kemas harus terjaga
suhunya. Dalam hal ini area penyimpanan bahan kemas
bersuhu kamar (≤30°C).
b. Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban, dan
ventilasi harus tetap terjaga agar tidak mengakibatkan dampak
yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap produk.
c. Area penyimpanan bahan kemas harus dirawat dalam kondisi
bersih dan rapi.
d. Area penyimpanan bahan kemas didesain, dilengkapi, dan
dirawat supaya memperoleh perlindungan maksimal terhdap
pengaruh cuaca, banjir, rembesan dari tanah serta masuk dan
47

bersarang serangga, burung, binatang pengerat, atau hewan


lainnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan dalam mengaplikasikan semua
ilmu yang telah di dapat selama proses tatap muka sekolah, tidak hanya itu
dengan adanya kegiatan ini maka siswa diharapkan mampu mengenal lebih
jauh kondisi serta gambaran dari lingkungan kerja sebuah instansi atau
perusahaan.
Berdasarkan hasil laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Jewel Dyna
Oralcare dapat diperoleh kesimpulan di antaranya:
1. Praktik yang dilaksanakan di PT. Jewel Dyna Oralcare memberikan
pengalaman yang nyata kepada praktikan untuk menghadapi dunia kerja
yang sesungguhnya. PT. Jewel Dyna Oralcare mempunyai tujuan
menghadirkan Jasa pengelolaan sikat gigi dan mengeluarkan Peluang
Usaha. Praktikan ditempatkan di Bidang Pemasaran yang memiliki tugas
Bertanggung jawab terhadap data Customer serta menangani administrasi
para Customer & menjamin penjagaan hubungan yang baik dengan
perusahaan/ mitra kerja.
2. Melaporkan analisa perkembangan data Customer setiap hari.. Tugas yang
diberikan kepada praktikan antara lain melakukan pengemasan sikat gigi
dari berbagai macam Produk, Perusahaan, Hotel, maupun Rumah sakit
yang menggunakan Produk dari PT. Jewel Dyna Oralcare setelah itu
melakukan Telle Marketing guna pengecekan barang aktif atau sudah
tidak aktif, dan mencari informasi terkait keluhan ataupun permintaan
konsumen,kemudian menyerahkan data kepada Tim sales guna ditindak
lanjuti.
3. Dalam melakukan Praktik Kerja Lapangan, praktikan menemui beberapa
kendala di antaranya praktikan masih harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan pekerjaan yang baru, fasilitas kerja yang belum sepenuhnya
mendukung terlaksanannya pekerjaan, dan pekerjaan yang harus selesai

46
dengan waktu yang sangat singkat / deadline pekerjaan yang membuat
praktikan harus memenejemen waktu dengan baik.

47
47

4. Cara-cara mengatasi kendala yang dihadapi oleh praktikan antara lain


dengan terus berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan di tempat
kerja dengan membangun komunikasi yang efektif, serta melakukan
manajemen waktu dengan baik.

3.2 SARAN
Setelah praktikan menarik kesimpulan dari pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan di PT. Jewel Dyna Oralcare , maka praktikan mencoba memberikan
saran-saran yang berkaita dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dengan
harapan dapat bermanfaat bagi pembaca, perusahaan dan khususnya bagi
praktikan sendiri, agar dalam pelaksanaan kerja yang sesungguhnya dapat
diterapkan lebih baik lagi. Saran-saran yang akan praktikan berikan adalah
sebagai berikut:
1. Bagi siswa/siswi yang akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan :
a. Mahasiswa yang akan melaksanakan PKL diharapkan mempersiapkan
segala hal yang berhubungan dengan PKL dari jauh-jauh hari seperti
mencari tempat atau perusahaan untuk PKL dan berkas-berkas untuk
memenuhi syarat PKL.
b. Setelah mendapatkan tempat atau perusahaan untuk PKL siswa diharapkan
dapat melaksanakan setiap tugas yang diberikan dengan penuh tanggung
jawab dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau
instansi tempat pelaksanaan PKL agar menjaga nama baik sekolah.
c. Mahasiswa harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar mudah
bersosialisasi dengan karyawan ataupun lingkungan sekitar dan
memahami pekerjaan yang diberikan serta menjalin hubungan baik dengan
para pegawai di tempat PKL untuk dapat memperoleh informasi dan
pengetahuan terkait dengan bidang kerja yang sedang dilakukan.
2. Bagi Sekolah.
a. Membuat hubungan yang baik dengan perusahaan atau instansi
pemerintahan agar mempermudah mahasiswa dalam mendapatkan tempat
PKL.
48

b. Memberikan pengarahan yang sifatnya universal terhadap siswa sebelum


melakukan kegiatan PKL.
c. Memberikan pembekalan dan bimbingan terkait program PKL agar
memiliki persiapan dalam melaksanakan PKL.
3. Bagi Instansi atau Perusahaan
a. Berikanlah penugasan yang sesuai dengan kemampuan kepada setiap
peserta kegiatan PKL yang sedang melaksanakan kegiatan PKL di Instansi
tersebut sehingga peserta kegiatan PKL dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik dan benar.
b. Instansi seharusnya menyediakan fasilitas yang mendukung untuk para
siswa yang sedang melaksanakan PKL agar pekerjaan terselesaikan
dengan cepat dan tepat.
c. Instansi memberikan bimbingan yang lebih kepada siswa agar dapat
menjalakan tugas dengan baik dalam melaksanakan kegiatan PKL.
DAFTAR PUSTAKA

Sistem penanganan bahan , CPOB 2012


https://priyambodo1971.wordpress.com/cpob/sistem-penanganan-
bahan-material-handling.
Permasalahan di produksi ;https://www.seputarpabrik.com/2019/01/5-
contoh-masalah-besar-produksi-dan.html?m=1
Sistem manajemen , Tahun 2014 https://bettermind.id/sistem-manajemen-
mutu/
Prosedur Pengiriman produk jadi ,By Pujakesuma , Tahun 2019
https://www.mediascm.xyz/2019/11/contoh-prosedur-pengiriman-
produk-jadi.html?m=1

Priyambodo, Bambang. 2014. “Sistem Penanganan Bahan”,


https://priyambodo1971.wordpress.com/cpob/sistem-
penanganan-bahan-material-handling/, diakses pada 23
Mei 2021.

Ismail, Ibnu. 2021. “Bahan Baku Adalah: Pengertiaan, Jenis, dan


Faktor yang Mempengaruhi”, https://accurate.id/bisnis-
ukm/bahan-baku-adalah/, diakses pada 23 Mei 2021.

Smart Presence. Tanpa Tahun. “Jenis-jenis Jadwal Kerja pada


Perusahaan”, https://smartpresence.id/blog/waktu-
kehadiran/jenis-jenis-jadwal-kerja-pada-perusahaan,
diakses pada 12 Juni 2021.

Truboly ERP Manual. Tanpa Tahun. “Warehouse Transfer”,


https://help.turboly.com/inventory-company/warehouse_tr
ansfer/, diakses pada 19 Juni 2021.

Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Sukabumi. Tanpa Tahun.


“Alat Pemadam Api Ringan (APAR)”,

49
https://dinasdamkar.sukabumikab.go.id/2018/01/09/alat-
pemadam-api-ringan-apar/, diakses pada 16 Juni 2021.

Qotrunnada, Rizliana. 2021. “Teknologi Pengemasan, Pengertian,


Fungsi dan Peran Pengemasan, Klasifikasi serta Jenis-
Jenis Kemasan”, https://duniakumu.com/teknologi-
pengemasan-pengertian-pengemasan-fungsi-dan-peran-
pengemasan-klasifikasi-serta-jenis-jenis-kemasan/,
diakses pada 29 Juni 2021.

Pujakesuma. 2019. “Contoh Prosedur Pengiriman Produk Jadi ke


Pelanggan”, https://www.mediascm.xyz/2019/11/contoh-
prosedur-pengiriman-produk-jadi.html?m=1, diakses pada
19 Juni 2021.

Wadiyo. Tanpa Tahun. “Delapan Contoh SOP Manajemen


Gudang”, https://manajemenkeuangan.net/accounting-
tools-sop/sop-gudang/, diakses pada 19 Juni 2021.

Ulfianida, Tika. Tanpa Tahun. “Manajemen Mutu: Pengertian,


Tujuan, Manfaat, Sistem dan Prosesnya”,
https://www.mas-software.com/blog/pengertian-
manajemen-mutu-tujuan-manfaat-dan-proses, diakses pada
18 Juni 2021.

--------. 2018. “Sistem Manajemen Mutu - ISO 9001”,


https://wqa.co.id/sistem-manajemen-mutu-iso-9001/,
diakses pada 23 Mei 2021.

--------. 2020. “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO


9001:2015 dalam Menunjang Pemasaran”,
https://pediailmu.com/teknik-industri/analisis-penerapan-

50
sistem-manajemen-mutu-iso-90012015-dalam-menunjang-
pemasaran/, diakses pada 23 Mei 2021.

---------. 2017. “Mengenal Quality Control Process”,


http://ecahyono.blogspot.com/2017/12/mengenal-quality-
control-process.html?m=1, diakses pada 23 mei 2021.

Tufiqullah. 2021. “Penyimpanan dan Perawatan Bahan


Pengemas”,
https://www.tneutron.net/pangan/penyimpanan-dan-
perawatan-bahan-pengemas/, diakses pada 29 Juni 2021.

Shintami, Monique. 2017. “Alat Pelindung Diri Kesehtan dan


Keselamatan Kerja (K3)”,
https://www.ruparupa.com/blog/alat-pelindung-diri-
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3/, diakses pada 13 Juli
2021.

PT. Safety First Indonsia. 2021. “Pentingnya Safety Induction


Bagi Pendatang Baru”,
https://safetyfirstindonesia.co.id/baca-informasi/pentingny
a-safety-induction-bagi-pendatang-baru.html, diakses pada
13 Juli 2021.

Supriyadi, Agung. 2014. “Safety Induction: Mencegah


Kecelakaan Kerja Bagi Pendatang Baru”,
https://katigaku.top/2014/05/19/safety-induction-adalah/,
diakses pada 13 Juli 2021.

Budiman, Ragil. 2020. “Pertolongan Pertamaa Pada Kecelakaan


(P3K) di Tempat Kerja”,
https://mawisaranasamawi.com/pertolongan-pertama-

51
pada-kecelakaan-p3k-di-tempat-kerja/, diakses pada 13
Juli 2021.

---------. 2020. “Daftar Isi Kotak P3K Sesuai Perawatan


Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi”,
https://www.galerimedika.com/blog/Daftar-Isi-Kotak-
P3K-Sesuai-Peraturan-Kementerian-Tenaga-Kerja-dan-
Transmigrasi, diakses pada 13 Juli 2021.

Shipper Indonesia. 2021. “Mengenal FIFO, FEFO, dan LIFO


Warehouse Untuk Memaksimalkan Pengelolaan Barang”,
https://blog.shipper.id/tips/mengenal-fifo-fefo-lifo-
warehouse/, diakses pada 2 Juli 2021.

Andriawan, Fery. 2019. “Metode LIFO, Kenapa Prodduk yang


Baru Masuk Gudang Langsung Dijual”,
https://www.paper.id/blog/tips-dan-nasihat-umkm/metode-
lifo-dalam-bisnis/, diakses paada 2 Juli 2021.

---------. 2020. “Mengelol Stok Barang dengan Metode FIFO dan


LIFO”, https://www.linovhr.com/stok-barang-metode-fifo-
dan-lifo/amp/, diakses pada 2 Juli 2021.

Gie. 2020. “Mengethui Lebih Jauh Metode Persediaan FIFO,


LIFO, dan Avarage”,
https://accurate.id/bisnis-ukm/metode-persediaan-fifo-lifo-
dan-avarage/, diakses pada 2 Juli 2020.

52
LAMPIRAN

Form Kartu Stok Produk Jadi

Form Order Line

53
Form Surat Jalan Sistem

54
Form Check List Final

Form Prosedur Identifikasi dan Mampu Telusur

55
56
Alur produksi

57
Dokumentasi Training Praktik Kerja Lapangan (PKL)

di PT. Jewel Dyna Oralcare.

58

Anda mungkin juga menyukai