DI PT MUTIARA AGAM
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Sains (A.Md.Si) dalam Bidang Analisis Kimia Diploma III
Politeknik ATI Padang
OLEH :
SELVANI ALVIONITA
1920120
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK ATI PADANG
2022
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK ATI PADANG
Jl. Bungo Pasang Tabing, Padang Sumatera Barat Telp. (0751) 7055053 Fax.(0751) 41152
Tiku, 2022
Di setujui oleh:
Mengetahui,
Ketua Program Studi
ii
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SURAT PERNYATAAN
Tiku,
Saya yang menyatakan,
(Selvani Alvionita)
iii
KATA PENGANTAR
Bismilaahirrohmaanirrohiim,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat allah
Subhanallah Wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktik (KKP) ini.
Berdasarkan informasi dan data dari berbagai pihak selama melaksanakan KKP
dari tanggal 01 Agustus 2022 – 01 April 2023 di PT Mutiara Agam. Dan tidak
pula shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu Wasalam, keluarga, dan sahabat. Semoga kita sebagai umatnya, bias
mendapatkan syafaat beliau di akhirat kelak.
Penulis meyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak akan berjalan baik
tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ester Edwar, M.Pd selaku Direktur Politeknik ATI Padang.
2. Ibu Elda Pelita, S.Pd.,M.Si selaku Ketua Program Studi Analisis Kimia.
3. Ibu Dwimaryam Suciati, S.Pd, M.Sc
4. Ibu Melysa Putri, M.Si selaku Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Praktik.
5. Bapak Kiki Wendro selaku Ka. Bag HRD di PT Mutiara Agam yang
telah menerima saya KKP di PT Mutiara Agam.
6. Bapak Zainul, Pak Doni, Pak Zainal, Pak Yogi
7. Seluruh karyawan di PT Mutiara Agam, khususnya bagian laboratorium
yang telah banyak membantu saya selama kegiatan KKP.
8. Seluruh Dosen, Karyawan, dan staff Politeknik ATI Padang khususnya
Program Studi Analisis Kimia.
Penulis menyadari laporan Kuliah Kerja Praktik ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu penulis
harapkan, demi penyusunan laporan yang lebih baik lagi kedepanya. Penulis
berharap, semoga Laporan Kuliah Kerja praktik ini dapat bermanfaat untuk
penulis sendiri, dan para pembaca.
iv
Akhir kata penulis berdo’a segala bantuan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT.
Tiku,
01 April 2023
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...............................................................................1
1.2. Tujuan KKP ...................................................................................2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................2
1.4. Manfaat KKP ................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................5
2.1. Profil PT Mutiara Agam ...............................................................5
2.1.1. Sejarah Perusahaan .............................................................5
2.1.2. Visi dan Misi .......................................................................6
2.1.3. Struktur Organisasi .............................................................7
2.1.4. Jenis Bahan Baku dan Produk ............................................7
2.2. Teknik Sampling ............................................................................8
2.3. Analisa Bahan Baku dan Psroduk..................................................9
2.4. Penerapan K3 .................................................................................11
2.4.1. Keselamatan Kesehatan Kerja dan P3K ..............................11
2.4.2. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja .....................................12
2.4.3. Alat Pelindung Diri (APD) ..................................................13
2.5. Penerapan QC dan QA...................................................................15
2.5.1. Konsep Jaminan Mutu dan Pengendalian Mutu ..................16
2.5.2. Contoh Penerapan QA dan QC ............................................17
2.5.3. Perbedaan QA dan QC.........................................................17
2.6. IPAL dan Mutu Limbah.................................................................18
2.6.1. Karakteristik Limbah ...........................................................19
2.6.2. Target Quality Terhadap Pengolahan Air Limbah...............20
vi
2.7. Manajemen Mutu dan Laboratorium ..............................................20
2.7.1. Penerapan Dokumentasi Sistem Manajemen ........................21
2.7.2. Fasilitas dan Kondisi Lingkungan Laboratorium ...................22
2.7.3. Struktur Organisasi dan Pengelolaan SDM di Laboratorium ..23
2.8. Validasi Metoda Uji ........................................................................26
2.8.1. Perbedaan Validasi dan Verifikasi Metode...........................26
2.8.2. Tujuan Validasi dan Verifikasi Metoda ................................27
2.8.3. Konsep Validasi dan Verifikasi Metoda ...............................27
BAB III WAKTU DAN PELAKSANAAN KKP ............................................31
3.1.Waktu dan Tempat KKP ..................................................................31
3.2.Uraian Kegiatan ..............................................................................31
3.2.1. Pengenalan Perusahaan ..........................................................31
3.2.2. Teknik Sampling ....................................................................42
3.2.3. Analisa Bahan Baku ..............................................................45
3.2.4. Penerapan K3 .........................................................................52
KESIMPULAN ................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................56
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
5
6
1. Sampel Padat
Sampel padat dapat berbentuk padat mempunyai tingkat homogenitas yang
rendah, salah satu pengambilan sampel berbentuk padat adalah dengan
melakukan penggerusan dan dicampur hingga homogen.
9
2. Sampel Cair
Tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk mengumpulkan sebagian
material/bahan dalam volume yang cukup kecil yang mewakili material
atau bahan yang akan diperiksa di laboratorium. Sampel cair yang akan
diambil dihomogenkan terlebih dahulu dengan cara pengadukan.
Pengambilan sampel cair dalam badan air bumi dilakukan sesuai analit
yang akan ditentukan, misalnya pengambilan sampel permukaan
kedalaman tertentu dan dasar badan air.
3. Sampel Gas
Teknik sampling kualitas udara dilihat lokasi pemantauannya terbagi dalam
dua kategori yaitu teknik sampling udara emisi dan teknik sampling udara
ambien. Sampling udara pada sumbernya seperti cerobong pabrik dan
saluran knalpot kendaraan bermotor. Teknik sampling kualitas udara
ambient adalah sampling kualitas udara pada media penerima polutan
udara/emisi udara. Untuk sampling kualitas udara ambient, teknik
pengambilan sampel kualitas udara ambient saatini dalam dua kelompok
besar yaitu pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional) dan
secara pasif. Dari sisi paramerter yang akan diukur, pemantauan kualitas
udara terdiri dari pemantauan gas dan partikulat.
2.3. Analisa Bahan Baku dan Produk
Secara umum analisa kimia dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis kimia
kualitatif dan analisa kimia kuantitatif. Pembagian ini didasari atas tujuan dari
kegiatan analisis itu sendiri (Underwood, 2002).
Bila kita perhatikan perbedaan dari analisis kualitatif dan kuantitatif yang
paling umum adalah pada tujuan dan hasil analisa. Jika pada kualitatif diminta
untuk menentukan keberadaan suatu zat, pada kuantitatif menentukan jumlah
suatu zat. Hasil analisa kualitatif umumnya memberikan hasil berupa data secara
objektif, sedangkan pada kuantitatif umumnya memberikan hasil berupa data
matematis (numerik).
b) Gravimetri
2.4. Penerapan K3
2.4.1. Keselamatan Kesehatan Kerja dan P3K
Sesuai dengan ISO 17025 : 2017 tentang Sisitem Manajemen Mutu Dasar
dan Kosakata, dinyatakan bahwa Quality Assurance yaitu bagian dari
manajemen mutu yang difokuskan pemberian keyakinan bahwa persyaratan
mutu akan dipenuhi. Secara teknis Quality Assurance diartikan seluruh kegiatan
yang sistematik dan terencana yang diterapakan dalam system manajemen mutu
serta didemostrasikan jika diperlukan, untuk memberikan suatu keyakinan yang
memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan mutu.
dan menolak item-item yang cacat. Inspeksi dan pemeriksaan adalah metode-
metode umum dari Quality Control yang sudah digunakan secara luas dan
berfungsi memeriksa standar-standar telah terpenuhi atau belum (Edward Sallis,
2015). Berikut ini adalah tabel 2.5. perbedaan Quality Assurance dan Quality
Control:
diperoleh dari sampling orang Quality Control atau feedback dari internal
perusahaan ataupun adanya quality complain dari luar perusahaan yaitu
costumer. Dan Quality Assurance biasanya juga beberapa sebagai sertifikat dari
produk tersebut (ISO 9000:2015.
Pengelolaan air limbah merupakan satu proses untuk menghilangkan zat pencemar
dari air limbah, melalui proses biologi, kimia, fisika, sehingga diperoleh hasil olahan
yang aman bagi lingkungan bahkan dapat digunakan kembali. Bahan Berbahaya
Beracun (B3) mejadi tanggung jawab penghasil.
19
2. Limbah cair adalah buangan dalam bentuk cair hasil aktivitas dan alam
(Puwanto), 2008. Segala jenis limbah yang wujud cairan, berupa air
udara dan berubahnya tekanan udara oleh kegiatan manusia atau proses
Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atauberacun yang karena sifat
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
limbah padat atau kombinasi dari limbah padat, disebabkan karena jumlah,
konsentrasinya, sifat fisik, kimia maupun yang bersifat infeksi yang tidak
sering dapat menyebabkan kematian dan penyakit yang tidak dapat pulih,
Lampiran XXI
1. Ph - 6–9
Lemak
beberapa faktor yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Beberapa alat-
alat laboratorium yang canggih, dengan staff yang profesional yang terampil
belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung dengan
kompeten dan mampu menghasilkan hasil yang valid dan dapat diandalkan.
standar ini mencakup pengujian dan kalibrasi dengan metode baku, metode
manajemen adalah suatu dokumen atau seri dokumen sederhana yang berisi
telah ditetapkan.
penyimpanan yang dipelihara oleh organisasi, dapat dalam format dan media
apa saja dan dari sumber apapun, baik sumber internal maupun eksternal.
1702:2017, dan harus memastikan bahwa kebijakan dari tujuan diakui dan
persyaratan terkait fasilitas dan kondisi lingkungan yang harus sesuai dengan
Persyaratan terkait hal ini biasanya tercantum dalam metode pengujiaan atau
lainnya.
Kondisi yang harus diperhatikan adalah meja timbangan harus bebas getaran,
peralatan tertentu harus disimpan dalam ruangan yang tidak lembab, dan
Laboratorium
(Hadi, 2000).
kegiatan teknis dan layanan penunjang lainnya. Hal inilah yang harus
antara manajemen, kegiatan teknis dan layanan penunjang lain dalam organisasi
penyimpangan dari sistem manajemen mutu atau dari prosedur yang ditetapkan,
Mematuhi syarat dan aturan akreditasi yang tertera dalam dokumen ini dan
pengujian dan kalibrasi dan harus memenuhi SNI ISO 15189 untuk laboratorium
yang telah diakreditasi oleh KAN, harus dilaksanakan oleh KAN dilakukan
3. Pengendalian rekaman
4. Tindakan untuk mengatasi resiko dan peluang
5. Peningkatan laboratorium dan personil laboratorium
6. Tindakan perbaikan 16
7. Audit Internal
8. Kaji ulang manajemen
2.8. Validasi Metoda Uji
Ibnu,2008).
Metode yang digunakan adalah metode baku sehingga tidak dapat dirubah
silang terhadap gangguan dari matrix atau objek test dan bias.
27
a) Validasi Metoda
1. Untuk memenuhi persyaratan dari ISO 17025:2017. Untuk
mendapatkan informasi penting dalam menilai kemampuan sekaligus
keterbatasan dari suatu penerapan metode pengujian.
2. Mengidentifikasi aspek kritis dari suatu metode yang harus dikontrol
dan dipelihara secara hati-hati, diantaranya personel, peralatan, bahan
kimia, kondisi akomodasi, dan lingkungan atau sampel uji.
3. Mengetahui sejauh mana penyimpangan yang tidak dapat dihindari
dari suatu metode pada kondisi normal, dimana seluruh elemen terkait
telah dilaksanakan dengan benar
4. Memperkirakan dengan pasti tingkat kepercayaan yang dihasilkan
oleh suatu metode pengujian.
b) Verifikasi Metoda
1. Untuk memenuhi persyaratan dari ISO 17025:2017
2. Menilai kemampuan sekaligus keterbatasan penerapan metode
pengujian standar berdasarkan sumber daya laboratorium yang
tersedia
3. Mengidentifikasi aspek kritis dari suatu metode pengujian yang harus
dikontrol dan dipelihara secara hati-hati dalam penerapannya
4. Mengidentifikasi penyimpangan yang tidak dapat dihindari dari
metode pengujian standar pada kondisi normal dimana seluruh elemen
terkait telah dilaksanakan dengan baik dan benar
5. Memperkirakan dengan pasti tingkat kepercayaan data yang
dihasilkan.
2.8.3. Konsep Validasi dan Verifikasi Metoda
Setiap metode analisa yang diadop dari suatu standar tertentu sudah
namun jika terdapat perbedaan yang melebihi syarat harus di validasi dan
diverifikasi.
28
a) Presisi
Presisi adalah ukuran kedekatan hasil analisis diperoleh dari serangkaian
pengukuran ulangan dari ukuran yang sama. Hal ini mencerminkan kesalahan
acak yang terjadi dalam sebuah metode.Presisi biasanya diukur sebagai koefisien
variasi atau deviasi standar relatif dari hasil analisis yang diperoleh dari
independen disiapkan standar kontrol kualitas. Penetuan presisi dapat dibagi tiga
yang sama oleh satu analis serta menggunakan peralatan dan dilakukan pada hari
yang sama. Presisi antara merupakan kepadatan pada kondisi percobaan pada
laboratorium yang sama oleh analis, peralatan dan reagen yang berbeda.
Ketertiruan merupakan hasil yang dapat dilakukan pada tempat percobaan yangn
lain dengan tujuan memverifikasi bahwa metode akan menghasilkan hasil yang
b) Linearitas
memperoleh hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit yang terdapat
pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat
diterima. Rentang dapat dilakukan dengan cara membuat kurva kalibrasi dari
dapat dilihat melalui kurva kalibrasi yang menujukkan hubungan antara respon
dengan konsentrasi analit pada beberapa seri larutan baku. Dari kurva kalibrasi
29
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
Dimana : x = konsentrasi
Y = respon
a = intersip
b = slope
terbaik untuk slope dan intersep y sehingga akan mengurangi kesalahan, yaitu
perbedaan nilai hasil percobaan dengan nilai yang diprediksi melalui persamaan
regresi linear.
sampel yang dapat dideteksi, namun tidak perlu diukur sesuai dengan nilai
sebenarnya. Limit kuantitas adalah jumlah analit terkecil dalam sampel yang
dapat ditentukan secara kuantitatif pada tingkat ketelitian dan ketepatan yang
konsentrasi analit yang rendah dalam matriks yang kompleks dan digunakan
untuk menentukan adanya pengotor atau degradasi produk. Limit deteksi dan
limit kuantitasi dihitung dari rerata kemiringan garis dan simpangan baku
intersep kurva standar yang diperoleh. Untuk menentukan LOD dan LOQ
𝑆𝐷
LOD = 𝑆
𝑆𝐷
LOQ = 𝑆
30
Dimana :
SD = Standar Deviasi
terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnaya, atau
nilai rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali
pada suatu pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu sampel. Untuk
pengukuran dengan bahan rujukan standar. Terdapat tiga cara yang dapat
metode untuk tidak terpengaruh oleh variasi kecil tetapi disengaja dalam
tahun ajaran 2022/2023, maka pada Kuliah Kerja Praktik ini dilaksanakan pada
tanggal 01 Oktober 2022 s/d 01 April 2023 di PT Mutiara Agam yang berlokasi di
A. Sejarah Perusahaan
perkebunan sawit menjadi minyak setengah jadi atau dikenal dengan crude palm
oil (CPO). PT Mutiara Agam didirikan dengan akte Notaris No. 04 Tanggal 01
Tahun 1991 tanggal 04 Januari 1991 yang dimuat dalam berita Negara RI. No
31
32
digiatkan pada tahun 1985 pada gambut yang cukup basah dan berawa yang
pada akhir bulan Desember 1992 dengan sistem swakelola. Setelah 22 bulan
pabrik dengan kapasitas 30 ton tandan buah segar (TBS) per jam diresmikan
pada bulan Desember 1994. Disamping modal sertaan dari persero didapat pula
dan telah diterbitkan sertifikat HGU oleh kepala Badan Pertanahan Nasional pusat.
Luas lahan yang dimiliki oleh PT Mutiara agam di Sumatera Barat seluas 8.625
Ha. Diarea yang hampir seluruhnya merupakan lahan gambut, basah, berawa dan
berpasir. PT Mutiara Agam telah membuktikan bahwa lahan yang tidak layak
kelapa sawit. PT Mutiara Agam di Take Over oleh Provident Agro pada tanggal 1
Januari 2007. Sejak itu PT Mutiara Agam ganti nama dengan PT Minang Agro.
PT Mutiara Agam terdiri dari perkebunan kelapasawit dan pabrik kepala sawit.
dibagi dalam 2 rayon yaitu rayon 1 dan rayon 2. Untuk rayon 1 terdiri dari
afdeling alfa, bravo, charli, delta, echo dan fanta, sedangkan untuk rayon 2 terdiri
dari afdeling golf, hotel, indian, juliet dan kilo. Untuk satu afdeling terdiri dari
masyarakat Nagari Tiku V Jorong dan dikelola oleh masyarakat berupa 3.000
PT Mutiara Agam serta akses jalan menuju Nagari Tiku Limo Jorong menjadi
lancar, yang mana nagari ini dahulunya dalah daerah yang terisolir atau cukup
memiliki tata kelola terbaik dalam hal produktifitas, biaya dan best practice.
stalkeholder dalam kelancaran proses produksi dan demi tercapainya tujuan yang
di inginkan.
1. Direktur
2. Kepala Pabrik
serta bahan baku, kepala bagian gudang juga dibantu oleh beberapa
orang pelaksana.
mengawasi mutu dan produksi hasil produk agar kualitas minyak tetap
pada mutu dan untuk mempelancar pekerjaan ini dari Kepala Bagian
dibantu oleh seorang wakil labor dan beberapa orang tenaga analis.
5. Dapertemen Teknik
6. Dapertement Pabrik
aturan dalam jam kerja ini di rujuk sesuai dengan Undang- Undang Ketenagaan
Kerjaan No. 13 tahun 2003 yaitu 7 jam kerja dalam satu hari atau 40 jam kerja
dalam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu. Pada hari-hari libur
Ketenagakerjaan. Berikut tabel : 3.1 Jadwal Kerja Krani PT Mutiara Agam dan
tandan buah segar (TBS) yang berasal dari perkebunan perusahaan, dan
39
perkebunan rakyat (koperasi). Adapun jenis buah yang digunakan sebagai bahan
baku di PT Mutiara Agam yaitu buah jenis dura dan tenera. Namun seiring waktu
saat ini perusahaan sudah banyak menggunakan buah jenis tenera yang akan lebih
Mutiara Agam menerima tandan buah segar (TBS) sekitar ± 500 ton/ hari dan ±
750 ton/ hari pada waktu panen puncak. Penilaian tarhadap mutu dari TBS di
dasarkan pada standar produksi tandan. TBS yang dapat diterima oleh PT Mutiara
b. Packaging
sawit (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Palm Kernel.
System pengemasanya minyak mentah dan kernel dan juga cangkang hanya
pentransferan CPO dari stasiun dispatch. Setelah itu dialirkan ke mobil tengki
2. Produk
Produk yang dihasilkan oleh PT Mutiara Agam yaitu Crude Palm Oil dan
Palm kernel. Hasil dari pengolahan TBS ditunjukan pada gambar 3.4, 3.5 dan 3.6
berikut :
40
a. Supplier
Bahan baku tandan segar (TBS) pada PT Mutiara Agam diperoleh dari
kebun sendiri (Afdeling), kelompok tani, dan kebun plasma. Dalam menjaga
tandan buah segar (TBS) yang tidak sesuai spesifikasi dan mengembalikan tandan
b. Costumer
Minyak mentah atau crude palm oil yang disimpan sementara waktu dalam
storage tank dengan kapasitas simpan pada stoage pertama 2.000 ton dan storage
tank kedua 500 ton, yang akan didistribusikan ke perusahaan PT Wilmar Nabati
Alur Pengolahan
PT Mutiara Agam memiliki 2 jenis sampel yaitu, sampel cair dan sampel
APD yang sesuai karena titik sampling berada di lokasi produksi yang terdapat
scrin, bak COT, oil gutter, underflow, sludge sentrifugal, decanter, dan final
43
effluent alat yang digunakan adalah botol khusus dangan ukuran 100mL yang
berfungsi sebagai wadah untuk mengambil sampel dan gelas piala 50mL sebagai
wadah penampung sampel yang telah diambil. Sebelum sampel diambil, terlebih
dahulu botol khusus tersebut dibilas tiga kali dengan akan diambil, setelah itu
Untuk titik sampling di oil produksi langsung diambil dari kran output. Prosedur
dan banyaknya sampel yang diambil sama dengan titik sampling sebelumnya.
pengukuran dengan hasil yang sama. Kemudian proses pengukuran suhu CPO
sampel atas dengan teknik dalam satu bomb diambil atas, tengah, bawah untuk
44
perlakuan khusus yaitu pastikan bomb di hentakan ke meja ukur selama berulang-
ulang kali. Sampel yang telah diambil dimasukan ke erlemeyer yang berbeda dan
yaitu kernel silo, claybath, press cake, ripple mil, fiber cyclone, LTDS (Light
Tenera Dust Separator) dan bunker kernel. Sama seperti sampel cair, sampel
padat diambil 1 jam setelah pabrik mulai beroperasi. Untuk pengambilan sampel
di bunker kernel, hanya dilakukan di pagi hari setelah proses produksi telah
berhenti.
Pada titik sampel kernel silo, claybath, press cake, dan ripple mil, LTDS
alat yang digunakan adalah gayung. Terlebih dahulu sampel diambil dari bagian
yang berbeda, dan dimasukkan kedalam ember yang tersedia di dekat titik
Dari ember tersebut sebanayak 1kg dan dimasukkan kedalam plastic lalu
Untuk teknik sampel di titik sampling bunker kernel, alat yang digunakan
untuk teknik sampling pada kernel yaitu sekop, ember, dan serbet. Ada tiga titik
sampel yang diambil yaitu, sampel atas, sampel tengah, dan sampel bawah.
TBS yang berperan sebagai bahan baku utama. Selain terhadap TBS juga
dilakukan analisa terhadap air umpan boiler, adapun analisa yang dilakukan yaitu
dengan cara material balance. Dilakukannya analisa terhadap bahan baku karena
akan berpengaruh terhadap kualitas dan mutu dari produk yang dihasilkan.
dimana hasil akhirnya adalah untuk mendapat rendemen. Nilai rendemen inilah
yang akan digunakan sebagai acuan untuk mutu dari bahan baku TBS tersebut.
Pada PT Mutiara Agam sortasi dilakukan secara acak yaitu 10% terhadap truk
yang diterima atau minimum 1 truk untuk setiap afdeling. Penilaian terhadap mutu
TBS didasarkan pada standar fraksi tandan. Criteria buah yang diterima perusahan
Brondolan
Tahapan analisa TBS dengan cara material balance dipilih TBS yang
menjadi sampel mewakili satu kebun (afdelin) atau plasma, kemudian ditimbang
sampel TBS. sampel TBS yang telah ditimbang dimasukkan ke lori dan direbus
bagian dari TBS seperti brondolan dan tankos. Kemudian ditimbang, brondolan
10 dari brondolan luar, tengah dan dalam yang akan diambil daging buahnya
(mesokarp) untuk dilakukan ekstraksi selama kurang lebih 8 jam. Minyak yang
Raw Water, Sand Filter, Kation, Anion, Feed Tank, Condensat, dan Boiler.
47
Sampel air umapan boiler diambil setelah pabrik mulai beroperasi. Air yang
akan dianalisa disimpan dalam botol khusus yang kemudian akan dianalisa
besok harinya. Untuk bahan kimia yang digunakan dalam analisis air ini,
didapatkan dari pihak ketiga yang telah melakukan kontrak kerja dengan
perusahaan.
kemudian dimasukkan pH meter kedalam sampel air, dan diaduk secara manual
dengan tangan. Dibiarkan selama 3 detik, lihat hasil pH yang ditunjukan pad pH
meter. Standar pH yang ditetapkan oleh perusahaan untuk jenis airnya berbeda-
beda. Untuk Raw Water 6-7, Sand Filter 6-7, Kation 3,5-5, Anion 7 – 8, Feed
menggunakan buret 10mL, spatula, gelas ukur 100Ml, lalu dimasukkan kedalam
warna yang terjadi. Jika terjadi perubahan menjadi warna biru, artinya air
tersebut tidak mengandung hardness. Dan jika berwarna merah anggur maka
dilakukan titrasi dengan larutan versenate solution hingga menjadi warna biru.
analisa kandungan silika agar tidak menimbulkan kerak pada boiler agar tidak
menghambat perpindahan panas pada boiler karena silika bersifat isolator dan
48
menutupi permukaan pipa api, lorong api, dan ruang nyala yang kemudian dapat
menyebabkan over heating. Analisa silika pada air umpan boiler mengunakan
alat khusus lengakp dengan dua buah kuvet. Air yang akan dianalisa diambil
larutan acid molybdate silica sebanyak 2mL dan didiamkan selama 15 menit.
Setelah itu ditambahkan try sodium citrar sebanyak satu sendok, diaduk sampai
larut dan didiamkan selama 2 menit. Air tersebut dimasukkan kedalam kuvet dan
kuvet yang lain sebagai blanko yang telah di isi aquades. Hasil silika dapat
dilihat langsung dengan membandingkan warna blanko dengan warna air yang
dianalisa. Jika tidak ada warna yang sesuai artinya, air tersebut dalam keadaan
saling berkaitan. Terlebih dahulu dilakukan analisa P-Alkali, diambil sampel air
warna menjadi pink artinya air tersebut mengandung P-Alkali, lalu dialkukan
titrasi dengan larutan sulfur acid N/50 sampai warna biru menghilang. Jika tidak
terjadi perubahan warna maka sampel air tersebut tidak mengandung T-Alkali.
analisa kadar Cloride yang terkandung pada air umpan boiler. Masih
sebanyak 5 tetes sengga larutan menjadi warna hijau. Dititrasi dengan larutan
AgNO3 N/35,5 sampai terjadi perubahan warna menjadi warna coklat (merah
bata).
49
B. Analisa Produk
produk yang di hasilkan. Untuk produk CPO dilakukan analisa FFA dan analisa
Selain CPO dan kernel juga dilakukannya analisa oil losses pada masing-masing
stasiun pengolahan.
sebagai penentuan apakah sudah sesuai dengan mutu kualitas dan apakah sudah
layak untuk dijual pada custumer. PT Mutiara Agam memiliki standar tersendiri
untuk produk CPO yang dapat dilihat pada tabel 3.2.3 berikut :
kadar asam lemak bebas yang terkandung pada minyak CPO tersebut. Analisa
yang digunakan untuk mengetahui kadar FFA dengan metode titrasi asam basa
alkalimetri.
tetes dan dihomogenkan. Lalu di titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai berubah
warna menjadi merah muda. Dihitung jumlah NaOH terpakai pada skala pada
50
bsrapa kadar air yang terkandung dalam CPO tersebut. Tingginya kadar air akan
menggunakan alat moisture analyzer, dihidupkan alat, tunggu beberapa saat lalu
tekan reset. Diambil wadah sampel, diletakkan pada sampel moisture analyzer.
Sampel CPO diaduk dan dihogenkan terlebih dahulu. Dituangkan sampel CPO
sebanyak 5 gram. Ditutup alat, dan tekan start. Kemudian tunggu beberapa saat,
sampai alat berbunyi dan ditandai dengan kalimat end pada display.
sudah sesuai dengan mutu kualitas, dan apakah sudah layak untuk dijual kepada
pada CPO yaitu menggunakan alat moisture analyzer. Perbedaannya hanya pada
pada kernel, secara manual yaitu dengan memisahkan cangkan dari kernel utuh
51
dan pecah.
minyak yang hilang pada saat pengolahan di stasiun tersebut.dari analisa ini juga
dapat diketahui juga penyebab tingginya oil losses dari stasiun tersebut,
misalnya alat yang bermasalah. Analisa oil losses dilakukan dengan metode
ekstraksi sokhletasi.
stasiun press cake, slidge sentrifuge, nut depricaper, underflow, final eflunt, dan
jankos. Sampel dari masing – masing stasiun tersebut diambil di sore hari, saat
porsele. Untuk sampel jankos dan nut dpricaper diletakkan dalam gelas piala 50
mL. selanjutnya semua sampel dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 125°C
dimasukkan ke dalam labu didih sebanyak stengah dari labu didih tersebut.
Dimasukkan sampel kedalam sokhlet, dan ditutup dengan kondensat yang telah
terpasang selang air. Dihidupkan heater, dan dilakukan ekstraksi selama 4 jam.
Setelah selesai di ekstraksi sampel dimasukkan kedalam oven selama 2 jam dan
kemudian ditimbang.
52
3.2.4 Penerapan K3
bahan baku menjadi produk untuk selalu menerapkan K3. Begitu juga berlaku
Agam.
api, suhu panas, radiasi, arus listrik serta benturan keras serta
goresan tajam.
kecelakaan kerja.
KESIMPULAN
buah tani.
beda.
losses.
56
their Stability on BetaCarotene During Storage. Journal of Science and
Technology. 45-54.
Gandjar, Ibnu Ghalib. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Harrizul Rivai. 2006. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI-Press. Halaman 52
Husni, Lalu. 2013. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta : Raja
Grafindo Perkasa.
Istianto Budhi Rahardja, Sulistiono, Anwar Ilmar Ramadhan. 2019. Identification
of Palm Oil Mill Throughput Capacity of 60 tons/hour (Case Study at
XYZ Palm Oil Mill). Journal of Applied Scince and Technology 2 (3) pp
83-86
ISO1725:2017 tentang Sebuah Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium
Pengujian.
ISO 9000: 2015 tentang Sistem Manajemen Mutu Dasar-dasar dan Kosakata.
Jakarta : BSN
Kristanto, MC. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta : Penerbit ANDI
Linder, MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta : UI Press. Hl. 59,
64-89
Lubis . A.U. 1992. Pengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit. Medan :
Lubis. A.U. 1992. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit.
Medan : Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat.
Lukman Syamsuddin. 2011. Managemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengembalian Keputusan). Selempa
Empat. Jakarta.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta: Rineka Cipta.
Moekijat. 2008. Standard Operating Procedure (SOP). Bandung: Mandar Maju
Mugianto Fitra, dkk. 2021. Potensi Kandungan Minyak Kelapa Sawit dengan
Berbagai Tingkat Berondolan Lepas di Piringan. J. Agro Ind. Perkeb.
Volume 9 No.2: 91-98.
Mukhlishoh, I. 2012. Pengelolaan Limbah B3 Bengkel Resmi Kendaraan
Bermotor Roda Dua di Surabaya Pusat. Jurnal ITS. Surabaya.
Mulia, Ricky.M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Edisi Pertama,
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
57
Ronald E Walpole. 1995. Pengantar Statistika Edisi 3. Jakarta: Gramedia.
58