PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanasan suhu tinggi pada bahan yang mengandung protein tinggi akan
menyebabkan semakin banyak protein yang mengendap mengalami koagulasi.
Koagulasi yang terjadi karena panas disebabkan karena adanya reaksi antara
protein dengan air yang diikuti dengan penggumpalan protein. Faktor lain seperti
pH juga penting untuk diperhatikan mengingat bahwa protein akan menggumpal
pada pH asam yaitu pH sekitar 4,5. Informasi mengenai sifat koagulasi protein ini
sebaliknya dapat menjadi suatu auan untuk mengolah bahan pangan yang
mengandung protein tinggi menjadi produk pangan dengan sifat fungsional yang
baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk mengetahui sifat
fungsional protein dan faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fungsional tersebut.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat fungsional
protein dan faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fungsional tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Alat-AlatPraktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan
analitik, beaker glass, mixer, baskom, spatula, stopwatch.
b. Bahan-BahanPraktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
telur.
Prosedur Kerja
a. Daya BuihTelur
Telur
Putih telur
Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Pengujian Daya Buih
Hasil Perhitungan
Vf-Vi
FA (%) = 100 x
Vi
240-70
= 100 x
70
= 242,85 %
Vf-Vi
FA (%) = 100 x
Vi
300-70
= 100 x
70
= 328,571 %
Vf-Vi
FA (%) = 100 x
Vi
200-60
= 100 x
60
= 233,33 %
PEMBAHASAN
1. Sifat fungsional protein merupakan sifat protein diluar sifat nutrisi yang
mempengaruhi fungsi komponen dalam bahan pangan.
2. Telur merupakan bahan pangan hasil ternak yang memiliki nilai gizi yang
cukup tinggi.
3. Berdasarkan hasil pengamatan pada uji daya buih dengan menggunakan mixer
menunjukkan bahwa pada perlakuan pengocokan menggunakan alat mixer
pada suhu ruang meghasilkan volume buih sebanyak 300 mL dan
menghasilkan daya buih sebesar 328,571%. Sedangkan pada perlakuan
menggunakan mixer dengan suhu dingin menghasilkan volume buih yaitu 300
mL dengan daya buih sebesar 328,571%.
4. Berdasarkan hasil pengamatan pada uji daya buih perlakuan tanpa mixer di
suhu ruang menghasilkan volume terendah dari yang lain setelah di kocok
sebesar 200 mL dengan daya buih sebesar 233,33%.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya dan stabilitas buih yaitu umur telur,
pengocokan penambahan bahan kimia, suhu dan pH.
DAFTAR PUSTAKA
Estiasih, T., dkk. 2016. Kimia dan Fisik Pangan. Bumi Aksara. Jakarta.
Filisnur, Firdausni, dan Silfia, 2015. Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Sifat
Fisika danKimia Bubuk Kedelai. Jurnal Litbang Industri. 5(1) : 37-43.
Meisara, R., dan Nurhidajah, 2012. Aktivitas Antioksidan, Karakteristik Kimia, dan
Organoleptik Tepung Kecambah Kedelai (Glycine max) Dengan Berbagai
Variasi Pengolahan. Jurnal Pangan dan Gizi. 3(6) : 1-8.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yazid, E dan Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa
Analis. ANDI. Yogyakarta.