Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SATRIA ARSYUL ILMI

NIM : J1A 017 098

JAWABAN UTS
PENGENDALIAN MUTU

1. Mengapa mutu dikatakan bersifat multi dimensi, hal ini dikarenakan mutu tersebut
sejatinya harus dapat memberi sebuah kepuasan serta nilai dan manfaat yang besar
bagi konsumen melalui berbagai cara dan aspek.
2. Dalam menciptakan sebuah peraturan pangan, sangat erat kaitannya untuk melibatkan
berbagai pihak seperti lembaga yang bergerak dalam bidang pangan contohnya
BPOM RI MD/ML dan Kementrian Kesehatan yang bertugas untuk membuat
keputusan- keputusan yang berkaitan mengeanai tingkat keamanan dan kulaitas tau
mutu pangan , lalu keterlibatan pihak laboratorium guna melakukan riset dan
penelitian mengenai nutrisi atau gizi pada suatu produk pangan. Selanjutnya
keterlibatan konsumen dalam menilai pangan tersebut, apakah sudah sesuai dengan
permintaan pasar atau belum.
3. Berdasarakan gambar tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat penentuan standar
yang perlu diperhatikan oleh suatu pelaku industri atau sebuah perusahaan. Dimana
standar- standar tersebut setidaknya harus dapat dipenuhi oleh pelaku usaha itu
sendiri yang meliputi higiene dan sanitasi pelaku usaha harus dapat memenuhi tingkat
sanitasi pekerja, higienitas bahan baku hingga pengolahan yang dilakukan harus dapat
memenuhi standar sanitasi dan higienitas. Kemudian terdapat CPPB/GMP guna
mengidentifikasi tingkat higiene dan sanitasi seperti tingkat kontaminasi, tahapan
proses higiene dan sanitasi, hingga syarat minimal kerugian yang dapat terjadi, lalu
terdapat HACCP SNI, pada tahap ini pelaku usaha memiliki dasar untuk dapat
mengetahui tingkat keamanan produk serta produk dapat didistribusikan kepada
konsumen secara aman. Dengan demikian pelaku usaha tersebut memilki daya saing
di tingkat nasional, serta adanya ISO sebagai lembaga yang boleh diajukan suatu
perusahaan sebagai standar guna memperoleh pengakuan produknya dalam tingkat
internasional.
4. Tidak waspadanya konsumen muslim dalam menyikapi berbagai produk yang beredar
di pasaran banyak didasari atas ketidaktahuan mereka mengenai produk itu sendiri.
Bagi konsumen muslim, kepastian adanya jaminan kehalalan produk menjadi
keutamaan, karena berkaitan dengan aspek ibadah. Dan, adanya pengaruh atau
dampak dari teknologi pengolahan pangan berimplikasi kepada kehalalan produk.
Perkembangan teknologi pengolahan pangan khususnya pada makanan dan minuman
yang begitu pesat membuat umat Islam perlu meningkatkan kewaspadaan dan
menuntut kejelasan kehalalan setiap produk. Hal ini diperlukan demi ketenangan
dalam mengkonsumsi dan mempergunakannya. Oleh karena itu peranan pemerintah
dalam menerbitkan standar kehalalan suatu produk pangan harus dapat diperketat
serta sosialisasi dan edukasi terkait pemberlakuan wajib produk halal harus benar-
benar dilakukan secara masif.
5. Pencemaran merupakan tingkat kontaminasi suatu bahan atau produk pangan yang
meliputi kontaminasi fisik, kontaminasi kimia, kontaminasi biologi dan
mikrobiologis. Sedangkan pemalsuan produk merupakan suatu proses yang sengaja
dilakukan guna menutupi kekurangan yang dimiliki suatu produk seperti
menghilangkan bau busuk, hingga menambahkan zat zat kimia guna mengubah
produk yang telah rusak terlihat seperti segar dan baru lagi. Adapun banyaknya
penyimpangan yang masih sering terjadi dilatar belakangi atas kurangnya biaya yang
dimiliki oleh suatu pelaku usaha dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan
sebanyak- banyaknya dengan biaya minim, seperti contohnya penggunaan rodamin B
pada mie kuning. Dimana rodamin B dapat meningkatkan daya simpan yang lebih
lama dan memberi tekstur yang lebih gurih dibandingkan bahan tamabahan alami,
namun hal ini dapat membahayakan kesehatan dan kelangsungan kerja organ- organ
pada tubuh manusia.
6. Pada dasarnya suatu produk pangan memiliki kandungan atau gizi sesuai jenisnya
masing- masing. Hal ini menegaskan bahwa semua produk pangan memiliki
kegunaan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh manusia
bukan berkhasiat untuk mengobati, melainkan menjadikan tubuh akan selalu berada
pada kondisi optimal. Dengan demikian tubuh manusia akan tetap terjaga
kesehatannya.
7. Fortifikasi sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimasukannya unsur
nutrisi kedalam suatu bahan atau produk pangan. Tujuan utama fortifikasi sendiri
yaitu untuk mengembalikan zat gizi yang hilang pada bahan pangan selama dalam
pengolahan. Fortifikasi tepung terigu dilakukan untuk dapat meningkatkan masukan
kebutuhan zat besi yang sangat diperlukan bagi tubuh manusia. Terigu ini sendiri
merupakan tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan kue, mie dan roti. Adapun perlu diperhatikan pula bahwa
peran pokok dari fortifikasi pangan adalah pencegahan defisiensi. Dengan demikian
hal ini dapat menghindari terjadinya gangguan yang membawa kepada penderitaan
dan kerugian pada konsumen. Akan tetapi, fortitkasi pangan juga dapat digunakan
untuk menghapus dan mengendalikan defisiensi zat gizi dan gangguan yang
diakibatkannya.

Anda mungkin juga menyukai