Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PROMOSI KESEHATAN

“SANITASI DAN HACCP PABRIK MIE KUNING


DI PARIAMAN ”

OLEH:
KELOMPOK 4

Afisah Nadya NIM. 1913211123


Anatya Husna NIM. 1913211125
Ayu Lestari NIM. 1913211104
Firman Wiratama NIM. 1913211108
Fitri Meydi Yanti NIM. 1913211109
Nurrul Muthmainah NIM. 1913211115

DOSEN PEMBIMBING :
Erina Masri M. Biomed

STIKES PERINTIS PADANG


PROGRAM STUDI S1 GIZI ALIH JENJANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
perencanaan ini yang sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna ini, serta kepada
Ibu dosen yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, sehingga makalah ini
dapat diseleseikan. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan
maupun pembelajaran mengenai “Laporan Perencanaan Program Promkes
Dengan Tema Sanitasi Dan HACCP Pabrik Mie Kuning Di Pariaman“. Kami
berharap Semoga laporan ini membantu dan menambah pengetahuan, dan dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Kami mengakui makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih kurang dan harus lebih banyak belajar lagi. Oleh karena itu, kami
mengharapkan masukan-masukan serta kritikan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.

Padang, Januari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan
dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang
dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yanng kondusif bagi
kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobata atau perawatan.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain
bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak
yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang
dianut dan tingkat sosial ekonominya.
Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun
masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi
pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya
reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan
kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih
tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan kurangnya
kemandirian dalam pembangunan kesehatan.Tujuan pembangunan kesehatan
adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi
tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di
tangan seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu usaha pemerintah dalam
menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya bagaimana cara
hidup sehat adalah dengan cara memberikan pendidikan kesehatan yang
dilakukan oleh tim medis.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Industri merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejateraanpenduduk. Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas
dari usaha untukmeningkatkanmutu sumberdaya manusia dan kemampuan untuk
memanfaatkan sumber daya alamsecara optimal.
Hygiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan, serta
beragai usaha untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan. Hygiene juga
mencakup upaya perawatan kesehatan diri, termasuk ketepatan sikap tubuh.
Upaya hygiene mencakup perlunya perlindungan bagi pekerja yang terlibat
dalam pengolahan makanan agar terhindar dari sakit, baik sakit yang terjadi pada
umumnya,serta sakit yang disebabkan oleh kecelakaan kerja.Sanitasi adalah
penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya
kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan
maka dari itu sebagai pekerja industri pangan harus bisa menjadi sanitasi dan
hygiene untuk menjadi sehat, selamat dan bisa menjaga mutu produk yang
diolah. Penerapan higiene sanitasi makanan dapat diterapkan pada katering skala
kecil maupun skala besar. Dalam penerapannya, higiene sanitasi makanan tidak
hanya memperhatikan makanan tetapi juga penjamah makanan selama proses
pengolahan dan proses produksi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2012 Tentang Pangan yang menyatakan bahwa sanitasi pangan adalah
upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi pangan yang sehat dan
higienis yang bebas dari bahaya cemaran biologis, kimia, dan benda lain.
Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat
kerja. Penyebab kecelakaan sebanyak 80% dikarenakan kelalaian yang dilakukan
oleh pekerja yaitu perilaku tidak aman seperti tidak memakai APD (Alat
Pelindung Diri). Berdasarkan data laporan PT. X sebulan terkahir tahun 2018
terdapat 40 pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan
Standar Oprasional Prosedur (SOP). Dari 40 pekerja tercatat 4 orang pekerja
mengalami kecekalaan kerja.
Berdasarkan data BPOM tahun 2016, sebanyak 14,9 persen dari sampel
pangan tercatat tidak memenuhi syarat. Angka ini hanya turun tipis dibanding
sampel pangan tidak memenuhi syarat di tahun 2015 sebanyak 16,2 persen.
Menilik pembagian tugasnya, pengawasan makanan kemasan masuk ke
kewenangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Namun, BPOM
tak bisa berjalan sendiri. Dalam mata rantai pengawasan dan pendampingan,
pemerintah daerah (pemda) juga harus turun tangan sebagai pembuat kebijakan.
Mulai tahun 2018, Pemprov Sumbar mulai menggodok Peraturan Daerah
(Perda) mengenai keamanan dan ketahanan pangan. Perda yang saat ini sedang
dibahas dengan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota di Sumbar ini, nantinya
juga akan menyinggung mengenai distribusi sayur dan buah-buahan yang
mengandung pestisida, penggunaan zat warna dalam makanan, dan kandungan
zat berbahaya seperti formalin dan boraks.
Pabrik Mie kuning merupakan industri pangan yang terletak di jalan siti
hartinah suharto Kota pariaman, Sumatera barat. Industri ini berdiri sejak tahun
1995, dimana industri ini didirikan secara turun menurun dari keluarga. Industri
ini memiliki pengawai sekitar 40 an dalam bidang pengolahan dan produksinya.
Nama produk industri ini adalah mie kuning sinar biru, hampir se sumatera barat
hasil produk industri ini telah didistribusikan.
Industri pangan jika sudah memiliki prinsip hygiene dan sanitasi bagus maka
akan memiliki kualitas dan mutu produk yang bagus juga tapi penerapan higiene
karyawan dipabrik ini belum memenuhi penerapan higiene, dimana karyawan
masih belum memakai APD (alat pelindung diri) dalam proses pengolahan dan
produksi pangan tersebut dan masih ada yang merokok sambil bekerja. Pada
penerapan sanitasi pabrik ini juga sudah cukup mulai terpenuhi penerapan
sanitasinya dimana pabrik sudah ada tempat pencuci tangan, tempat sampah dan
kamar kecil untuk karyawan tetapi ruangan dalam proses pengolahan produk
tersebut belum memadai arti sanitasi tersebut.
Latar belakang di atas menjadi dasar dari kami untuk melakukan penyuluhan
kesehatan terkait hygiene dan sanitasi di industri pangan.

1.2 Permasalahan
Dilihat dari latar belakang diatas permasalah yang ditemukan di Pabrik Mie
Kuning Pariaman adalah beberapa pegawai masih ada yang belum menerapkan
kegiatan higiene dan sanitasi, dimana karyawan masih belum memakai APD (alat
pelindung diri) dalam proses pengolahan dan produksi pangan tersebut dan masih
ada yang merokok sambil bekerja semua ini di lihat dari pemantauan awal,
semua pekerja dari penerimaan bahan, produksi maupun distribusi.

1.3 Tujuan program


1. Tujuan Program (Jangka Panjang)
Penerapan hygien dan sanitasi pada pelaksanaan pengolahan pada pabrik
mie kuning berjalan dengan benar setelah diberikannya edukasi dan advokasi
pada pabrik tersebiut
2. Tujuan Pendidikan (Jangka Menengah)
Meningkatnya pengetahuan pegawai tentang penerapan hygien dan
sanitasi dalam pengolahan makanan pabrik sehingga terciptanya makanan
yang sehat dan bergizi
3. Tujuan Perilaku (Jangka Pendek)
Berubahnya pelaksanaan pengolahan makanan di pabrik mie kuning
menjadi lebih memperhatikan penerapan hygien dan sanitasi yang meningkat
75% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN

2.1 Solusi yang ditawarkan


Berdasarkan permasalahan yang berkaitan dengan pabrik mie kuning, bahwa
beberapa pegawai masih ada yang belum menerapkan kegiatan higiene dan
sanitasi, dimana karyawan masih belum memakai APD (alat pelindung diri)
dalam proses pengolahan dan produksi pangan tersebut dan masih ada yang
merokok sambil bekerja semua ini di lihat dari pemantauan awal, semua pekerja
dari penerimaan bahan, produksi maupun distribusi.
Dapat disimpulkan solusi yang ditawarkan pada Pabrik Mie Kuning adalah:
1. Pemberian edukasi tentang hiegine
2. Pemberian edukasi tentang sanitasi
3. Pemberian edukasi tentang HACCP
4. Melakukan advokasi kepada pabrik tentang pengguanaan APD dan HACCP
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaaan kegiatan dilakukan dengan dua hal yaitu :
a. Untuk meningkatkan pengetahuan, maka dilakukan penyuluhan
kesehatan dengan memberikan edukasi tentang hygiene, sanitasi, dan
HACCP.
b. Untuk meningkatkan semangat dan kesadaran pimpinan dan pegawai
pabrik maka dilakukan penggalakkan komitmen bersama dalam menjaga
kebersihan saat pengolahan makanan.
Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a. Tahap persiapan
1. Melakukan sosialisasi kegiatan
2. Menyiapkan materi , media, alat sarana dan prasarana penyuluhan kesehatan
3. Menyepakati jadwal kegiatan
4. Mengidentifikasi media massa yang akan digunakan untuk publikasi
b. Tahap pelaksanaan
1. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pimpinan dan pegawai pabrik
2. Memberikan leaflet
3. Mengumpulkan tanda tangan komitmen bersama untuk meningkatkan
semangat pimpinan dan pegawai pabrik
4. Melakukan pendokumentasian setiap kegiatan melalui foto, dan pencatatan
c. Tahap Evaluasi
1. Melakukan evaluasi terhadap pengetahuan dan perilaku pegawai pabrik
2. Membuat laporan kegiatan
BAB IV
ANGGARAN

Dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini dengan Rincian


BAB V
JADWAL KEGIATAN

Kegiatan promosi kesehatan gizi dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2020


di Musolla Pabrik Mie Kuning Pariaman. Kegiatan dimulai pada pukul 10.00 WIB
sampai pukul 12.00 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh 15 orang siswa yang terdiri dari
6 laki-laki dan 9.

Januari
No Nama Kegiatan
1 Survey dan penyusunan perencanaan        
2 Pengajuan izin        
3 Persiapan media        
4 Pelaksanaan kegiatan
5 Pembuatan laporan
6 Publikasi di Media Cetak
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

https://www.covesia.com/archipelago/baca/57203/minim-pengawasan-pemda-
4-ribu-pelaku-industri-pangan-di-sumbar-butuh-pengawasan-dan-
pendampingan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013.
Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi DKI Jakarta Tahun
2013. Jakarta : Lembaga Penerbitan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
--------------------. 2013. Riset Kesehatan Dasar –Riskesdas 2013. Jakarta :
Lembaga Penerbitan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan
Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI.
BAB VII
PESETUJUAN ATAU PERNYATAAN MITRA
BAB VIII
GAMBARAN IPTEK

Pada Promkes ini akan diuraikan gambaran ipteks yang dilaksanakan untuk SMA N
12 Padang berdasrkan kegiatan yang akan dilakukan. Adapun kegiatan yang akan
dilakukan adalah :

a. Untuk meningkatkan pengetahuan pegawai pabrik maka dilakukan penyuluhan


kesehatan. Metode penyuluhan kesehatan dilakukan dengan metode ceramah
dan tanya jawab. Materi yang akan diberikan untuk pegawai pabrik dibuatkan
dalam bentuk leaflet.
b. Untuk meningkatkan semangat dan kesadaran dari pimpinan dan pegawai
pabrik maka dilakukanlah penggalakan komitmen bersama yang dapat
digunakan untuk dukungan advokasi pada pimpinan pabrik, supaya
mengadakan APD dan pengecekan kebersihan saat pengolahan makanan.
BAB IX
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Hasil pelaksanaan kegiiatan yang telah dilakukan di pabrik mie kuning Pariaman
didapatkan sebagai berikut :
a. Berkaitan penyuluhan kesehatan tentang Hygien, sanitasi dan HACCP,
maka hasil yang didapatkaa secara umum adalah adanya peneingkatan
pengetahuan pegawai dengan rincian sebagai berikut :
● % Pegawai mampu menyebutkan kembali tentang defenisi hygien
● % Pegawai mampu menyebutkan kembali tentang manfaat hygien
● % Pegawai mampu menyebutkan kembali tentang kegiatan hygien
● % Pegawai mampu menyebutkan kembali tentang definisi sanitasi
● % Pegawai mampu menyebutkan kembali tentang manfaat sanitasi
● % Pegawai mampu menyebutkan kembali tentang kegiatan sanitasi
● % Pegawai mampu menyebutkan kembali tentang definisi HACCP
● % si Pegawai mampu menyebutkan kembali tentang manfaat HACCP
● % si Pegawai mampu menyebutkan kembali tentang kegiatan HACCP
b. Evaluasi hasil berkaitan kegiatan ini juga didaptkan adalah
● Tingginya antusisme Pegawai, hal ini dibuktikan dengan beberapa
yang mengajukan pertanyaan.
1. Penggunaan plastik untuk menutup kepala termasuk kegiatan APD dalam
pengolahan?
2. Apakah semua kunjungan dari dinas atau pihak lain ke pabrik merupakan
kegiatan penjagaan kebersihan pabrik ?
3. Bahan apa yang digunakan untuk mebuat mie putih menjadi putih tanpa
menggunakan bahan yang dilarang?
4. Lebih bagus mana, mengkonsumsi telur yang matang atau setengah
matan?
5. Sebelum memasak sayuran, mana perlakuan yang benar, sayurnya
dipotong atau dicuci dulu?
● Terlihat adanya keseriusan Pegawai saat dilakukan penyuluhan dan
penandatanganan komitmen bersama.
Pihak pabrik dengan senang hati menandatangani komitmen bersama yang akan
digunakan nanti untuk menjaga hygien dan sanitasi dari olahan mie kuning tersebut..
BAB X
PETA LOKASI

Anda mungkin juga menyukai