PENDAHULUAN
Latar Belakang
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap
saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Makanan
yang dibutuhkan harus sehat, memiliki nilai gizi yang optimal serta bebas dari kontaminasi.
Jika kebersihan makanan tidak dijaga dengan baik selama penanganan atau proses
pembuatan makanan, maka dapat menjadikan makanan sebagai sumber penularan penyakit.
Selain itu, makanan harus murni dan utuh dalam arti tidak mengandung bahan pencemar agar
makanan tidak menyebabkan keracunan makanan bagi siapa saja yang mengkonsumsinya
(Farida, dkk. dalam Ratnasari, 2018)
Badan Pengelola Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2022 mengungkapkan
bahwa telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat keracunan makanan yang berkaitan
dengan jenis makanan, yaitu pangan jasa boga sebanyak 97 kasus. Kejadian keracunan
makanan ini terjadi karena praktik higiene dan sanitasi makanan yang buruk. Keamanan
makanan sangat dibutuhkan karena makanan yang aman akan melindungi dan mencegah
terjadinya penularan penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya. Menurut Thaheer (2005)
banyak hal yang menyebabkan suatu makanan dapat menjadi tidak aman, salah satu
diantaranya karena terkontaminasi. Peluang terjadinya kontaminasi makanan dapat terjadi
pada setiap tahap pengelolaan makanan yaitu pada pemilihan bahan makanan, penyimpanan
bahan makanan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan penyajian makanan. Higiene
dan sanitasi makanan merupakan proses pengendalian terhadap empat faktor penyehatan
makanan yaitu faktor bahan makanan, orang, peralatan, serta tempat atau bahan bangunan
(Rejeki dalam Sewong, dkk. 2016). Higiene dan sanitasi makanan ini merupakan kunci dasar
pengolahan makanan yang bersih dan aman. Dengan mengetahui cara pengolahan serta cara
pencucian yang baik, tentu akan menghasilkan makanan yang sehat. Hal ini berkaitan dengan
Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia nomor 942/Menkes/SK/VII/2003
tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan, penjamah makanan berhak
memiliki pengetahuan tentang higiene dan sanitasi makanan serta gizi guna menjaga
kesehatan masyarakat agar terlindungi dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan dan supaya tidak membahayakan kesehatannya. Oleh karena itu,
kualitas makanan yang baik secara fisik, kimiawi, dan bakteriologis harus selalu
dipertahankan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2018).