PENDAHULUAN
1
kepada konsumen (pasien), dalam rangka pencapaian status kesehatan yang
optimal melalui pemberian diet yang tepat (Depkes RI, 2006)
2
penjamah makanan, diantaranya dapat terhindar dari terjadinya kontaminasi
silang pada makanan serta menjaga kualitas makanan yang diolah. Kita
harus membedakan antara personal hygiene dan hygiene sanitasi, personal
hygiene adalah pribadi yang melakukannya, sedangkan hygiene sanitasi
adalah keadaan fisik atau lingkungan institusi yang terkait (Rezi Mulya,
2013).
Kontaminasi pada makanan jadi dapat terjadi apabila makanan yang sudah
dimasak bersentuhan dengan peralatan yang sudah terkontaminasi dan
diperlakukan dangan tidak hygienes. Untuk itu diperlukan pencucian
peralatan makan, pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang
bersih dan sehat pula (Depkes RI, 2003). Kontaminasi bakteri pada
makanan dan air dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan secara
bakteriologis di laboratorium.
Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan
yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau
gangguan kesehatan lainnya. Keamanan pada dasarnya adala upaya
hygienes sanitasi makanan, gizi dan safety.
3
bawaan makanan adalah salmonella spp, Escherichia coli, bacillus
anthracis, Clostridium spp, Listeria monocytogenes, Campylobacter spp,
Vibrio spp, Enterobacter sakazakii, dan shigella spp (Kusumaningsih,
2010).
4
Praktikum Kesehatan masyarakat inti bertujuan untuk mengetahui gamaran
pengelolaan hygiene sanitasi makanan minuman di instalasi Gizi rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi Banten.
B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan umum
Diketahuinya gambaran pengelolaan Hygiene dan sanitasi Makanan
Minuman di Rumah Sakit Dr. Drajat Prawira Negara Kabupaten Serang
Tahun 2019
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya perencanaan pengelolaan Hygiene dan sanitasi
Makanan Minuman di RSUD Dr. Drajat Prawira Negara Kabupaten
Serang Tahun 2019.
b. Di ketahuinya pelaksanaan pengelolaan hygiene sanitasi makanan
dan minuman di RSUD Dr. Drajat Prawiranegara Kabupaten serang
Tahun 2019
c. Diketahuinya sarana dan Prasarana Hygiene dan sanitasi Makanan
Minuman di RSUD Dr. Drajat Prawira Negara Kabupaten Serang
Tahun 2019
d. Diketahuinya Sumber Daya Manusia (SDM) Hygiene dan sanitasi
Makanan Minuman di RSUD Dr. Drajat Prawira Negara Kabupaten
Serang Tahun 2019
C. Manfaat Praktikum
5
2. Manfaat Bagi Rumah Sakit Dr Drajat Prawira Negara
Mengetahui gambaran pengelolaan hygiene sanitasi makanan minuman
yang baik dan benar untuk dijadikan masukan positif bagi instansi
kesehatan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hygiene
2. Sanitasi
7
menyediakan tempat sampah dan lain-lain (KepMenKes
1204/MenKes/SK/X/2004 tentang persyaratan lingkungan rumah sakit).
3. Makanan
Dalam permenkes No. 1096 tahun 2011 telah ditetapkan makanan yang
dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari cemaran fisik
kimia dan bakteri.
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktor fisik,
faktor kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi
ruangan yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi
udara yang kurang baik, temperature ruangan yang panas dan lembab, dan
sebagainya. Untuk menghindari kerusakan makanan yang disebabkan oleh
faktor fisik, maka perlu diperhatikan susunan dan kontruksi dapur serta
tempat penyimpanan makanan (Mulia, 2005).
8
Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh factor kimia karena adanya
zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegeran bahan
makanan, obat-obat penyemprot hama, penggunaan wadah bekas obat-obat
pertanian untuk kemasan makanan dan lain-lain (Mulia, 2005).
a. Angka kuman E Coli pada makanan harus 0/gr sampel makanan dan
pada minuman angka kuman E Coli harus 0/100 ml sampel
minuman.
b. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman
sebanyak-banyaknya 100/cm2 permukaan dan tidak ada kuman E
Coli
c. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih
dari 65,50 atau dalam suhu dingin kurang dari 40C. untuk makanan
yang disajikan lebih dari 6 jam disimpan suhu -50C sampai -10C.
d. Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu ± 100C.
9
e. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut:
10
2. Tata cara pelaksana
a. Bahan makanan
Pembelian bahan makanan sebaiknya ditempat yang resmi dan
berkualitas baik. Bahan makanan dan makanan jadi yang berasal
dari Instalasi Gizi atau luar rumah sakit /Jasaboga harus diperiksa
secara fisik dan laboratorium minimal 1 bulan (PerMenKes
No.715/MenKes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Jasaboga).
Makanan jadi yang dibawa oleh keluarga pasien dan berasal dari
sumber lain harus selalu diperiksa kondisi fisiknya sebelum
dihidangkan. Bahan makanan kemasan (terolah) harus mempunyai
label dan merek serta dalam keadaan baik.
11
e) Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga
kurang dari 220C.
f) Gudang harus dibuat anti tikus dan serangga.
g) Penempatan bahan makanan harus rapih dan ditata tidak
padat untuk menjaga sirkulasi udara.
2) Bahan makanan basah/mudah membusuk dan minuman
a) Bahan makanan seperti buah, sayuran dan minuman
disimpan pada suhu penyimpanan sejuk (cooling) 100C -
150C.
b) Bahan makanan berprotein yang akan segera diolah kembali
disimpan pada suhu penyimpanan dingin (chilling) 40C –
100C.
c) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka
waktu sampai 24 jam disimpan pada penyimpanan dingin
sekali (freezing) dengan suhu 00C – 40C.
d) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka
waktu kurang dari 24 jam disimpan pada penyimpanan
beku(frozen) dengan suhu 00C.
e) Pintu tidak boleh sering dibuka karena akan meningkatkan
suhu.
f) Makanan yang berbau tajam (udang, ikan dan lain-lain)
harus tertutup.
g) Pengambilan dengan cara first in frist Out (FIFO) yaitu yang
disimpan lebih dulu digunakan lebih dulu agar tidak ada
makanan yang busuk.
3) Makanan Jadi
Makanan jadi harus memenuhi persyaratan bakteriologi
berdasarkan ketentuan yang berlaku. Jumlah kandungan logam
berat dan residu pestisida, tidak boleh melebihi ambang batas
yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku. Makanan
jadi yang siap disajikan harus diwadahi atau dikemas dan
tertutup serta segera disajikan.
12
d. Pengolahan Maknan
2) Peralatan masak
Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan
dalam proses pengolahan makanan.
a) Peralatan masak tidak boleh melepaskan zat beracun kepada
makanan
b) Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor
c) Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau
garam-garam yang lazim dijumpai dalam makanan.
d) Peralatan agar dicuci segera sesudah digunakan, selanjutnya
didesinfeksi dan dikeringkan
e) Perlatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan
kering dan disimpan pada rak terlindungi dari vector.
3) Penjamah makanan
Penjamah makanan harus di sehat dan bebas dari penyakit
menular, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
minimal 2 kali setahun oleh dokter yang berwenang , harus
menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung
13
pengolahan dapur dan selalu mencuci sebelum dan setelah
keluar dari kamar kecil (toilet).
4) Pengangkutan makanan
Makanan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara
pengangkutannya yaitu:
a) Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang
tertutup dan bersih
b) Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh agar masih
tersedia udara untuk ruang gerak.
c) Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur
untuk mengangkut bahan /barang kotor.
5) Penyajian Makanan
a) Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran
dan peralatan yang dipakai harus bersih.
b) Makananan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan
tertutup.
c) Makanan yang jadi di sajikan dalam keadaan hangat
ditempatkan pada fasilitas penghangat makanan dengan suhu
minimal 600C dan 40C untuk makanan dingin
d) Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan
berpakain bersih.
e) Makanan jadi harus segera disajikan
f) Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan
kepada pasien.
14
3. Pengawasan Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman
a. Internal
b. Eksternal
15
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan kegiataan
pengadaan makanan bagi pasien dan pegawai rumah sakit. pelaksanaan
penyelenggaaan makanan meliputi berbagai kegiatan , mulai dari
perencanaan anggaran belanja makanan, perencanaan menu,
perencanaan kebutuhan bahan makanan, penyedian, penerimaan,
penyimpanan, dan penyaluran bahan makanan, persiapan, pengolahan,
penyaluran makanan hingga pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Manajemen penyelenggaraan makanan itu
sendiri sebenarnya berfungsi sebagai system dengan tujuan untuk
menghasilkan makanan yang berkualitas baik (Tugiman, 1990).
16
b. Tempat pencucian dan penyimpanan alat
17
b) Flusing (merendam dengan air), yaitu mengguyur air
pada peralatan yang akan dicuci sehingga terendam
seluruh permukaan peralatan. Sebelum perlatan yang di
cuci telah dibersihkan dari sisa makanan dan
ditempatkan pada bak yang tersedia, sehingga
perendaman dapat berlangsung sempurna. Perendaman
perlatan dapat juga dilakukan tidak di dalam bak, tetapi
efektif, karena tidak seluruh bagian alat dapat terendam
dengan sempurna. Perendaman dimaksud untuk
memberi kesempatan peresapan air ke dalam sisa
makanan yang menempel atau mengeras (karena sudah
lama) sehinmgga mudah untuk dibersihkan atau terlepas
dari permukaan alat.
18
menempel sisa-sisa detergen dan kemungkinan
mengandung bau amis atau anyir.
19
lap yang paling baik adalah yang sekali dipakai /single
use (Depkes RI dalam Pohan, 2009)
20
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIKUM KESEHATAN
MASYARAKAT
VISI
“Menjadi Rumah Sakit Terbaik Dengan Pelayanan Profesional Dan
Berkualitas di Banten”
MISI
1. Meningkatkan kualitas pelayanan (Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Kualitas Sarana dan Prasarana) secera konsisten dan berkelanjutan
secara terus menerus.
2. Meningkatkan fungsi RSUD Dr. Drajat Prawiranegara menjadi Rumah
Sakit Pendidikan dan Pelatihan. (Program Strategis Rumah Sakit
Pendidikan Satelit)
3. Meningkatkan Sarana dan prasarana yang berkualitas dalam rangka
menunjangpelayanan kesehatan.
4. Meningkatkan efektititas dan wsiensi tanpa mengurangi stander
pelayanan kepada masyarakat. (program strategis)
21
5. Meningkatkan penerapan tata kelola yang baik dan PPK - BLUD yang
semakin akuntabel.
6. Meningkatkan dan menumbuhkan budaya organisasi yang kuat.
Berkomitmen tinggi serta tanggung jawab didukung SDM yang
memenuhi standar dalam kuantitas dan kualitas.
7. Memberikan perlindungan hukum dan meningkatkan kesejahteraan
SDM rumah sakit.
C. LOKASI
1. TUGAS POKOK
Tugas pokok,yaitu melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan upaya penyembuhan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan.
22
2. FUNGSI
Untuk menyelenggarakan Tugas Pokok tersebut Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Dradjat Prawiranegara.
23
2. Prasarana
a. Listrik PLN generator : 970 KVA
b. Air PDAM dan sumur artesis : 870 KVA
c. Komunikasi
Telepon sambungan keluar :6
Telepon sambungan kedalam :4
Intercom : 50
Sound system sambungan kesemua ruangan : 1 unit
d. Transportasi
Ambulance orang sakit :6
Ambulance jenazah : 5 unit
Mobil oprasional : 8 unit & 3 unit motor
24
2010, Instalasi Gizi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Gizi.
Struktur organisasi Instalasi Gizi terbagi menjadi lima Sub. Instalasi,
yaitu Sub. Instalasi Penyelengaraan Makanan dan Karyawan, Sub.
Instalasi Penyuluhan Konsultasi & Rujukan Gizi, Sub. Instalasi
Pelayanan Ruang Rawat Inap, Sub. Instalasi Litbang dan Gizi Terapan
dan Sub. Instalasi Adminstrasi Gizi.Sub. Instalasi Penyelengaraan
Makanan terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu pengadaan bahan
makanan dan pengolahan makanan
3. Ketenagaan
25
c. Status Kepegawaian.
Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, tenaga di instalasi gizi terdiri dari
tenaga pengelola dan tenaga pelaksana.Tenaga pengelola bertanggung
jawab atas perencanaan, pengawasan, dan pengendalian. Sedangkan
tenaga pelaksana bertanggung jawab dalam produksi makanan dan
distribusi makanan kepada konsumen (pasien) (Rotua dan Rohanta, 2015).
Menurut tugas pokok dan fungsinya tenaga gizi merupakan tenaga
pengelola yang terdiri dari l3 orang, dan tenaga pengolahan, petugas
distribusi, petugas gudang dan petugas makanan cair merupakan tenaga
pelaksana yang terdiri dari 50 orang sedangkan 3 orang merupakan
petugas cleaning servis.
26
bahan makanan tcrdiri atasp emesanan dan pembelian bahan
makanan.
27
c. Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan adalah kegiatan lanjutan dari pemesanan
dan pembelian bahan makanan dimana merupakan proses atau
serangkaian kegiatan meneliti, memeriksa, mencatat, dan melaporkan
bahan yang diterima sesuai dengan spesifikasi danjumlah yang telah
dipesan.
28
2) Penyimpanan haruss memperhatikan prinsip frst in first out
(F [170) danfirst expiredjirs! out (FEFO) yaitu bahan makanan
yang disimpan terlebih dahulu dan yang mendekati masa
kadaluarsa dimanfaatkan/digunakan lebih dahulu.
3) Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis
bahan makanan contoh bahan makanan yang cepat rusak
disimpan dalam lemari pendingin dan bahan maknnan kering
disimpan ditempat yang kering dan tidak lembab.
4) Penyimpanan bahan makanan olahan pabrik
5) Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu 10°C.
Penyimpanan bahan makanan harus memperhatikan suhu.
29
6) Buku penerimaan, stok dan pengeluaran bahan makanan,
harus segera di isi dan diletakan pada tempatnya.
30
Suhu bahan makanan kering yang ada di gudang sudah sesuai
dengan ketentuan Kemenkes 2013 yaitu 25°C. Pembersihan ruangan
dilakukan setiap hari pada pagi hari dan sore hari oleh petugas
kebersihan. Untuk penyemprotan ruangan dengan insektisida
dilakukan 1bulan sekali dikarenakan khawatir akan tercemar dengan
bahan makanan.
31
e. Penyaluran Bahan Makanan
Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan
makanan berdasarkan penerimaan harian.Tujuan penyaluran bahan
makanan adalah bahan makanan yang siap pakai dengan tersedia
kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan pesanan.Untuk
melaksanakan kegiatan penyaluran bahan makanan ada prasyarat
penyaluran bahan makanan yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Terdapat bon penerimaan bahan makanan
2) Tersedia kartu stok/buku catatan keluar masuk bahan
makanan
32
2) Tersedianya tempat dan peralatan persiapan
3) Prosedur tempat persiapan
4) tersedianya standar porsi, standar resep, standar bumbu,
jadwal persiapan dan jadwal pemasakan.
g. PengolahanBahan Makanan
33
2) Tersedianya peratumn penggunaan Bahan Tambahan Pangan
(BTP)
3) Tersedianya bahan makanan yang akan diolah
4) Temedianya peralatan pengolahan bahan makanan
5) Tersedianya aturan penilaian
6) Tersedianya prosedur temp pengolahan
34
Api kecil untuk membuat kaldu juga dipakai untuk
masakan yang memerlukan waktu lama.
b) Menyetup yaitu memasak dengan sedikit air
Mengetim: memasak dalam tempat yang dipanaskan
dengan air mendidih
Mengukus: memasak dengan uap air mendidih.Air
pengukus tidak boleh mengenai bahnn yang dikukus
Pemasakan dengan menggunakan lemak
Menggoreng adalah memasukkan bahan makanan dalam
minyak banyak atau dalam mentega/margarin sehingga
bahan menjadi kering dan berwarna kuning kecoklatan.
35
pengolahan makanan peralatan yang akan digunakan harus dicuci
terlebih dahulu.
Macam Pengolahan
36
menu anak. Adapun siklus menu yang digunakan yaitu siklus menu
11 hari (menu kelas l digunakan pada tanggal 31).
2) Pengolahan Snack
37
b) KLU den kelas l: snack siang 1 macam dan snack sore1 macam
c) Kelas II: snack siang bubur kacang hijau, snack sore 1 macam
d) Kelas III: snack siang bubur kacang hijau, snack some1
macam
e) Snack untuk diet rendah protein sesuai dengan jadwal snack
f) Snack untuk pasien yang berdiet diberikan buah sesuai dengan
jadwal snack, diberikan pada jadwal snack siang dan sore
Jenis makanan cair untuk dewasa yaitu makzman cair biasa, makanan
cair rendah garam, makanan cair tinggi energi tinggi protein, makanan
cair diet hati. makanan cair diet jantung, makanan cair rendah protein.
dan makanan cair diabetes millitus.
38
berkordinasi dengan ahli gizi. Dalam pengolahan makanan cair perlu
diperhatikan label pada kemasan makanan cair. Penulisan label harus
ditulis dengan jelas yaitu mangan, nama pasien, jenis makanan cair,
frekuensi volume cairan, dan tanggal pembuatan makanan cair
sehingga tidak salah pada saat pembuatnya.
h. Pendistribusian Makanan
39
Sistem distribusi makanan senualisasi yaitu makanan dibagi dan
disajikan dalam alat makan di ruang produksi makanan.
Kelebihan system senualisasi adalah:
a. Hemat biaya dan pengawasan.
b. Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah.
c. Makanan dapat disampaikan langsung ke pasien dengan
sedikit kemungkinan kesalahan pemberian makanan.
d. Ruangan pasien terhindar dari keributan pada waktu
pembagian makanan.
e. Pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat.
b) Desentralisasi
Sistem distribusi maknnan desentralisasi yaitucmakanan pasien
dibawa ke ruang perawatan pasien dalamcjumlah banyak,
kemudian dipersiapkan ulang, dan disajikan dalam alat makan
pasien sesuai dietnya.
Kelebihan dari sistem desenralisasi yaitu:
Tidak memerlukan tempat yang luas.
Makanan dapat dihangatkan kembali sebelum dihidangkan.
Makanan dapat disajikan lebih rapi.
40
Memerlukan tenaga lebih banyak di rangan dan pengawasan.
Makanan dapat rusak bila petugas lupa untuk
menghangatkan kembali.
Besar porsi sukar diawasi.
Pengawasan hams lebih banyak dilakukan.
Ruangan pasien dapat terganggu oleh keributan pembagian
makanan serta bau masakan
c) Kombinasi
41
menggunakan sistem desentralisasi yaitu makanan pasien dibawa
ke pantry kemudian disajikan dalam alat makan pasien.
42
dalam plastik yang telah diberi label untuk identitas pasien
berdasarkan dietnya
43
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
44
Selasa, 12 Februari 2019 - mengamati pendistribusian
makanan dan ikut serta dalam
pengolahan makananya
45
Rabu, 20 februari 2019 - ikut serta dalam pengolahan
makanan dan snack
- ikut serta dalam pengemasan
snack
46
B. Hasil pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman di
Instalasi Gizi RSUD Dr. Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang
Tahun 2019
47
2. Hasil Pelaksanaan pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan dan
Minuman Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Drajat Prawiranegara Serang
Tahun 2019.
48
1) Dilihat dari hygiene sanitasi penyimpanan bahan makanan
sudan memenuhi syarat dari segi pengaturan bahan makanan
barang di simpan sesuai dengan jenisnya, dari kebersihan
gudang sudah sesuai dengan pedoman.
2) Dilihat dari hyginen peralatan penyimpanan bahan makanan
baik di penyimpanan bahan makanan kering dan basah sudah
sesuai dengan pedoman, yaitu peralatan ditempat penyimpanan
mudah dibersihkan karena terbuat dari stainless stell.
49
sesudah melakukan persiapan bahan makanan, namun sedikit
yang tidak memakai APD lengkap seperti masker.
2) Dilihat dari hygiene sanitasi peralatan persiapan bahan makanan
selebihnya sudah sesuai, peralatan mudah di bersihkan, dan
tempat persiapan setelah selesai langsung di bersihkan.
e. Pengolahan makanan
Dari hasil pemantauan hygiene sanitasi pengolahan makanan yang
di lakukan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Drajat Prawiranegara serang
selebihnya sudah sesuai berdaarkan keputusan direktur
No.073/SK/RSUD/VI/2015 tentang pedoman pelayanan instalasi
gizi dan berdasarkan assessment pencegahan infeksi yang berada di
instalasi gizi.
1) Dilihat dari hygiene sanitasi (personal hygiene) untuk
pengolahan makanan masih banyak yang tidak memakai APD
lengkap seperti sarung tangan dan masker.
2) Dilihat dari hygiene sanitasi peralatan pengolahan makanan
sudah sesuai dengan pedoman yaitu peralatan pengolahan
mudah di bersihkan, lantai selalu dalam keadaan bersih.
f. Distribusi makanan
Dari hasil pengawasan hygiene sanitasi pendistribusian makanan
yang di lakukan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Drajat Prawiranegara
seang sudah sesuai berdasarkan kemenkes RI PGRS (pedoman gizi
rumah sakit) Tahun 2013, dan assessment pencegahan infeksi yang
berada di Instalasi gizi.
1) Dilihat dari personal hygiene sudah memenuhi syarat
berdasarkan pedoman. Dari cara berpakian rapih dan bersih.
2) Dilihat dari hygiene peralatan mudah di bersihkan, dan troli
bersih.
50
3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana dalam Pengelolaan Hygiene Sanitasi
Makanan dan Minuman Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Drajat
Prawiranegara serang tahun 2019
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Bagi Instalasi Gizi RSUD Dr. Drajat Prawiranegara Serang
a. Untuk pekerja dan khususnya penjamah makanan seharusnya
untuk memakai APD di pakai dengan lebih lengkap lagi misalnya
seperti memakai sarung tangan, masker, kemungkinan karena
factor kebiasaan dan stock masker kehabisan. Karena saat
memasak ataupun dalam mempersiapkan bahan makanan masih
ada yang tidak memakai APD.
b. Sarana dan prasarana yang ada di Instalasi Gizi RSUD Dr. Drajat
Prawiranegara serang perlu adanya perbaikan dan peningkatan
52
seperti memperbaiki dishwashing machine sehingga pencucian alat
tidak di lakukan secara manual lagi. Selain itu pemakaian ruang
pengawas perlu di maksimalkan lagi sehingga kegiatan
penyelenggaraan makanan dapat di pantau secara optimal.
3. Bagi Mahasiswa
a. Untuk dapat menggali lebih dalam lagi pengetahuan tentang
Hygiene Sanitasi Rumah Sakit untuk mempermudah dalam
melaksanakan praktikum kesehatan masyarakat.
b. Untuk dapat menerapkan ilmu kesehatan masyarakat yang di dapat
dalam praktikum kesehatan masyarakat.
53