DISUSUN OLEH :
2018
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warung burjoan adalah setiap tempat usaha individu yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.
Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan factor makanan, orang
tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sanitasi dan higine burjoan di daerah karangmalang, depok, sleman,
yogyakarta?
2. Potensi penyakit saluran pencernaan yang biasanya muncul akibat sanitasi dan
higiene burjoan di daerah karangmalang, depok, sleman,yogyakarta terhadap
kesehatan mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sanitasi dan higine burjoan di daerah karangmalang, depok, sleman,
yogyakarta?
2. Mengetahui potensi penyakit saluran penceraan akibat sanitasi dan higiene
burjoan di daerah karangmalang, depok, sleman, yogyakarta terhadap kesehatan
mahasiswa.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu di perkuliahan.
b. Dapat mengembangkan keterampilan (soft skill) mahasiswa di bidang
kesehatan lingkungan.
2. Bagi Masyarakat
a. Memberikan pengetahuan mengenai higine dan sanitasi.
b. Memberikan pengetahuan tentang pengaruh higine dan sanitasi warung burjo
terhadap kesehatan lingkungan.
3. Bagi Perkembangan IPTEK
a. Dapat mengetahui warung burjo yang memiliki higine dan sanitasi yang baik
sehingga dapat menerapkan nya.
b. Dapat dijadikan acuan bagi pemilik warung burjo agar memperhatikan higine
dan sanitasi warung burjo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Higiene Sanitasi Makanan
Higiene adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melindungi, memelihara, dan
meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
subyeknya. (Depkes RI, 2004). Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya
menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat
sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2000:3), makanan adalah kebutuhan
pokok manusia yang dibutuhkan oleh manusia setiap saat dan memerlukan
pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh manusia, karena
makanan sangat diperlukan untuk tubuh manusia. Higiene makanan adalah usaha
pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatannya pada kebersihan dan
kutuhan makanan itu sendiri (Anonim, 1993).
Sanitasi makanan adalah salah satu upaya pencegahan yang menitikberatkan
kegiatannya terhadap kesehatan lingkungan untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan,
mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan/produksi,
pada saat penyimpanan, pada saat pengangkutan, sampai pada saat di mana makanan
dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen
(Depkes RI, 2004 ).
Menurut Kusnoputranto (1986), sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin
keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah
penjualan makanan yang akan merugikan pembeli, dan mengurangi
kerusakan/pemborosan makanan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasa
Boga.
Higiene sanitasi makanan yaitu upaya untuk mengendalikan faktor makanan,
orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan. Aspek higiene sanitasi makanan adalah aspek
pokok dari higiene sanitasi makanan yang mempengaruhi keamanan makanan.
Depkes (2004) menyatakan bahwa ada 4 bagian aspek higiene sanitasi makanan yaitu:
a. Kontaminasi
Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing kedalam
makanan yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Kontaminasi
dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu pencemaran mikroba seperti bakteri,
jamur, cendawan; pencemaran fisik seperti rambut, debu tanah, serangga dan
kotoran lainnya; pencemaran kimia seperti pupuk, pestisida, mercuri,
cadmium, arsen; serta pencemaran radioaktif seperti radiasi, sinar alfa, sinar
gamma dan sebagainya.
b. Keracunan
Keracunan makanan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau
gangguan kesehatan lain akibat mengonsumsi makanan yang tidak hygienis.
Terjadinya keracunan pada makanan disebabkan karena makanan tersebut
telah mengandung unsur-unsur seperti fisik, kimia dan biologi yang sangat
membahayakan kesehatan.
c. Pembusukan
d.Pemalsuan
2. Penjamah makanan
Menurut Kepmenkes No. 1098 tahun 2003 “penjamah makanan adalah orang
yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap
persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai penyajian”. Untuk
menjadi seorang penjamah makanan harus memenuhi beberapa syarat. Syarat seorang
penjamah makanan menurut Departemen Kesehatan RI (dalam Nur 2011: 20)
“seorang penjamah makanan harus mempunyai tempramen yang baik; seorang
penjamah makanan harus mengetahui higiene perorangan yang meliputi : kebersihan
panca indra, kulit, tangan, rambut dan pakaian kerja; serta harus berbadan sehat
dengan mempunyai surat keterangan kesehatan”.
Cara pengolahan makanan adalah kegiatan yang meliputi penerimaan bahan
mentah, pembuatan, pengubahan bentuk, pengemasan dan pewadahan. Kontaminasi
terhadap makanan oleh peralatan, penjamah makanan dan air harus dihindari selama
proses pengolahan baik dalam hal mencuci, meracik maupun memasak makanan.
Dalam mencuci bahan makanan, hal-hal yang perlu diperhatikan bila bahan makanan
tersebut akan dimakan langsung, maka gunakan air yang didihkan + 30 menit atau air
yang mengandung klor + 50 ppm. Sedangkan bila bahan makanan masih akan diolah
dicuci dengan air yang mempunyai sisa klor 0,02 ppm (Anwar, 2011). Proses
pengolahan makanan yang baik menitikberatkan pada hal-hal sebagai berikut :
a. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari
kontak langsung dengan tubuh.
5. Keracunan Makanan
Keracunan makanan adalah segala penyakit yang bersifat infeksius atau
toksik yang disebabkan atau dianggap disebabkan oleh konsumsi makanan atau air. 15
Gejala keracunan makanan ditandai dengan pusing, mual, muntah, nyeri lambung
dan diare (Adams dan Montarjeni, 2003).
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Group Project yang berjudul Hygene dan Sanitasi Warung Burjoan di Daerah
Karangmalang, Depok, Sleman, Yogyakarta.Tujuan dari group project ini yaitu
Mengetahui sanitasi dan higine burjoan di daerah karangmalang, depok, sleman,
yogyakarta dan Mengetahui potensi penyakit saluran penceraan akibat sanitasi dan
higiene burjoan di daerah karangmalang, depok, sleman, yogyakarta terhadap
kesehatan mahasiswa. Alat dan bahan yang digunakan yaitu alat tulis, kuisioner, dan
alat dokumentasi.Langkah kerja yang digunakan yaitu dengan memberikan kuisioner
dari kemenkes tentang higine dan sanitasi warung makan kepada pegawai burjoan
yang nantinya datanya akan diolah menjadi grafik.
Warung burjoan adalah setiap tempat usaha individu yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.
Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan factor makanan, orang
tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan.
18
16
14
12
10
8
Skor
6
4
2
0
lokasi, Ruang Peralatan
Pencahayaa Perlindunga
Bangunan, Air Bersih Air Kotor Pengolahan Karyawan Makanan Makanan
n n Makanan
dan Fasilitas Makanan dan Masak
Bobot 6 2 8 6 2 11 5 9 16
Burjo A 5 2 8 5 2 10 5 9 14
Burjo B 4 1 8 5 1 11 5 7 14
Burjo C 5 2 8 5 1 11 5 7 14
Grafik 1. Penilaian Higine dan Sanitasi Burjoan dekat sampah
Data diatas adalah perbandingan bobot penilaian antara standar kemenkes dengan
burjo karangmalang yang berlokasi di dekat sampah. Diagram berwarna biru menunjukkan
penilaian standar kemenkes penilaian standar kemenkes adalah 65. Diagram berwarna orange
menunjukkan penilaian Burjo A dengan nilai 60. Diagram berwarna ungu menunjukkan
penilaian Burjo B dengan nilai 56. Diagram berwarna kuning menunjukkan penilaian burjo C
dengan nilai 58.
16
Penilaian Burjo jauh dari sampah
14
12
10
6
Nilai
0
lokasi, Pencaha Air Air Kotor Ruang Karyawa Makanan Perlindu Peralata
Banguna yaan Bersih Pengolah n ngan n
n, dan an Makanan Makanan
Fasilitas Makanan dan
Masak
Bobot 6 2 8 6 2 11 5 9 16
Burjo D (DEKAT KOPMA) 5 2 8 4 0 8 4 7 14
Burjo E (DITENGAH DUSUN) 4 1 7 5 1 8 5 7 13
Lokasi bangunan warung burjoan pada sampel yang kami amatai ada yang
didekat sumber penyakit yaitu dekat dengan tong sampah yaitu burjo A,B dan C. Dan
ada yang tidak ditutup,dan ada juga warung burjoan yang jauh dari sampah burjoan D
dan E. Warung burjoan rata-rata memiliki fasilitas dengan kursi dan meja yang
ergonomis, bangunan kokoh, kuat dan bebas debu, terdapat jendela dan pintu untuk
sirkulasi udara dan pencahayaan,terdapat warung pelanggan,pengolahan makanan,
tempat istirahat dan WC yang sudah diberi sekat . Pada burjo A,B,C,D bangunan
memiliki luas yang cukup, namun burjo E memiliki luas bangunan yang cukup sempit
dan kecil.Bahan- bahan yang digunakan tidak mudah diserang serangga dan kedap
air,lantai mudah dibersihkan namun pada burjo E lantai susah dibersihkan karena
tidak terbuat dari keramik.Terdapat tempat cuci tangan baik untuk karyawan.Sebagian
besar burjoan didaerah karang malang (burjo A,B,C,dan D) sudah memenuhi standar
dari kemenkes dan ada burjo E yang masih ada lokasi bangunan dan fasilitas tidak
memenuhi syarat dari kemenkes.Pengamatan ini ada yang sesuai dan tidak sesuai
dengan standar baku kemenkes tentang higine dan sanitasi warung makan.
Syarat lokasi dan fasilitas bangunan dari kemekes yaitu : Lokasi warung
burjoan tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,
WC umum dan sumber pencemaran lainnya.Halaman bersih, tidak bersemak, tidak
banyak lalat dan tersedia tempat sampah yang bersih dan bertutup, tidak terdapat
tumpukan barang-barang yang dapat menjadi sarang tikus. Pembuangan air limbah
(air limbah dapur dan kamar mandi) tidak menimbulkan sarang serangga, jalan
masuknya tikus dan dipelihara kebersihannya. Pembuangan air hujan lancar, tidak
terdapat genangan air.
Fasilitas warung burjoan tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dari tempat
cuci peralatan maupun bahan makanan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun,
saluran pembuangan tertutup, bak penampungan air dan alat pengering. Tempat cuci
tangan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dekat dengan tempat
bekerja. Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan jumlah karyawan. Tempat
sampah harus terpisah antara sampah basah (organik) dan sampah kering (an organik).
Tempat sampah harus bertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan
sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari
kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah. (Peraturan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Higine Sanitasi
Jasa Boga).
Pencahayaan
Semua burjoan yang kami amati memiliki air bersih yang jika dilihat dari
fisiknya tidak berbau, tidak berwarna (transparant). Air yang diguanakan berasal dari
PAM yang bertekanan dan mengalir dan jumlah air cukup untuk kegiatan sehari-hari
warung burjoan. Tidak ada kendala seperti sumbatan air dan lain-lain.Untuk air kotor
atau limbah,setiap burjoan memiliki WC berjumlah satu yang hanya dipakai 2-3
oraang karyawan, pembuangan air limbah dari WC lancar.
Hal ini memenuhi standar dari kemenkes yaitu Air bersih harus tersedia cukup
untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan warung burjoan. Kualitas air bersih harus
memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jamban dan peturasan
(urinoir) .Warung burjoan harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi
syarat higiene sanitasi. Jumlah jamban harus cukup. Jumlah karyawan : 1 - 10 orang :
1 buah , 11 - 25 orang : 2 buah , 26 - 50 orang : 3 buah .Setiap ada penambahan
karyawan sampai dengan 25 orang, ada penambahan 1 (satu) buah jamban. Warung
burjoan harus mempunyai fasilitas kamar mandi yang dilengkapi dengan air mengalir
dan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan. Jumlah
kamar mandi harus mencukupi kebutuhan (Peraturan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Higine Sanitasi Jasa Boga).
Ruang pengelolaan setiap burjuan rumayan luas terdiri dari fasilitas meja
,kompor, peralatan masak, sampah limbah dapur.Pada burjo A,B,C lokasi jauh dari
WC atau jamban,sedangkan padaburjoan D dan E ruang pengelolaan makanan
langsung berhubungan dengan WC. Peralatannya juga tertata rapi.Rata-rata burjoan
memiliki sampah yang tidak terutup pada dapur pengelolahan makanan.Ruangan
pengolahan makanan ada yang memenuhi standar kemnkes dan ada juga yang belum
memenuhinya.
Karyawan
Karyawan burjoan yang akan masak selalu mencuci tangannya, dan rata-rata
tidak menggunakan perhiasan,namun pada burjo E karyawan ada yang memakai
perhiasan emas pada pergelangan tanganya yang dapat mengakibatkan kontaminasi
pada makanan.Karyawan tidakada yang menggunakan clemek dan topi penutup
rambut dan juga tidak punya sertifikat sehat tidak memiliki penyakit yang
menular,penyakit kulit dan penyakit lainnya.Pengamatan ini banyak yang belum
memenuhi persayaratan baku tentang higine dan sanitasi warung makanan sesuai
kemenkes.
Menurut standar kemenkes tentang makanan dan perlindungan makanan yaitu sebagai
berikut:
Makanan yang dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari cemaran
fisik, kimia dan bakteri.
1. Cemaran fisik seperti pecahan kaca, kerikil, potongan lidi, rambut, isi staples, dan
sebagainya Dengan penglihatan secara seksama atau secara kasat mata
a. Makanan tidak rusak, tidak busuk atau basi yang ditandai dari rasa, bau, berlendir,
berubah warna, berjamur, berubah aroma atau adanya cemaran lain.
1). Angka kuman E. coli pada makanan harus 0/gr contoh makanan.
2). Angka kuman E. coli pada minuman harus 0/gr contoh minuman.
c. Jumlah kandungan logam berat atau residu pestisida, tidak boleh melebihi ambang
batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.
d. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip first in first out (FIFO) dan first
expired first out (FEFO) yaitu makanan yang disimpan terlebih dahulu dan yang
mendekati masa kedaluwarsa dikonsumsi lebih dahulu.
e. Tempat atau wadah penyimpanan harus terpisah untuk setiap jenis makanan jadi
dan mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna tetapi berventilasi yang dapat
mengeluarkan uap air.
f. Makanan jadi tidak dicampur dengan bahan makanan mentah (Peraturan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Higine
Sanitasi Jasa Boga).
30
25
20
Nilai
15
10
0
Burjo A Burjo B Burjo C Burjo D Burjo E
Jumlah angka lalat 8 27 9 1 2
Jumlah angka lalat dari yang tertinggi ke rendah yaitu burjo B,burjo C,burjo
A,burjo E, dan terakhir burjo D. Jumlah angka lalat tertinggi yaitu pada burjo B
karena dekat dengan sampah dan tidak ditutup. Yang pailing terendah yaitu burjo D
yang jauh dengan sampah. Dilihat dari grafik rata-rata jumlah lalat tertinggi di warung
burjoan dekat dengan sampah jika dibandingkan dengan warung burjoan jauh dari
sampah. Penyakit yang dapat ditimbulkan dengan adanya vektor penyebar penyakit
lalat dapat menyebabkan :
Myasis adalah suatu kondisi yang dapat merugikan, bagi manusia dan
hewan.Tubuh hewan seringkali menjadi kurus.Myasis merupakan penyakit yang
disebabkan oleh infeksi larva ordo Diptera pada manusia atau vertebra,cairan tubuh
atau makanan yang dutelan hospesnya.
Lalat adalah vektor penganggu bagi lingkungan sekitar adanya kepadatan lalat
yang tinggi dapat menganggu kenyamanan orang yang sedang berkerja dan
beristirahat.
Jumlah lalat dapat dikurangi dengan mengecat warna biru pada dinding urjoan
dan dapat mengunaskan air yang digantungkan dengan plastik pada ruangan.
Pengecatan warna biru ,karena lalat tidak menyukai warna biru akibat panjang
gelombang warna biru tidak disukai oleh lalat.
Perbandingan
60
58
56
Jumlah Skor
54
52
50
48
46
Burjo A Burjo B Burjo C Burjo D Burjo E
(DEKAT (DITENGAH
KOPMA) DUSUN)
Jumlah 60 56 58 52 51
Dari grafik diatas,nilai hygine dan sanitasi dari yang tertinggi ke rendah yaitu
burjo A, burjo C, burjo B, Budrjo D, dan yang terakhir burjo E. Nilai hygine dan
sanitasi warung burjoan yang paling bagus dari responden adalah burjo A dengan skor
60,jika dibandingkan dengan nilai kemenkes 65,berjoan A medekati skor dari
kemenkes.Letak burjo A didekat sampah,namun hygine dan sanitasinya sangat baik
karena dari lokasi bangunanpun kokoh terhindar dari debu,kedap air,dan juga
lantainya terbuat dari kramik dan selalu bersih.Meja makan setiap saat dibersihkan
sehingga setiap pelanggan makan disana selalu bersih.Pencahayaan dan ventilasi
udara mencukupi.Air bersih bertekanan dan mengalir,dan air kotor juga disalurkan
melalui pipa pembuangan dengan tertutup hingga tidak menimbulkan bau.Karyawan
di burjo A juga tidak memakai perhiasan yang akan mengkontaminasi makanan saat
masak,dan rapi berpakaiannya.Serta setiap rangan selalu diberi sekat utuk
menghindari kontaminan dari makanan.Pengolahan makanan juga ditutup pada kaca
yang diberi korden untuk menutupi makanan agar tidak terdapat lalat dan mikroba
masuk dalam makanannya.
Sedangkan nilai hiygine dan sanitasi yang terendah yaitu burjo E (dekat
dengan rusun). Burjo E memiliki lokasi dan fasilitas bangunan yang ruangannya
sempit dan tidak diberi sekat,bagunan kokoh namun banyak debu,dan juga lantai
belum terbuat dari keramik sehingga masih banyak kotoran menempel karena susah
dibersihkan.Pencahayaannya dan ventilasi memenuhi syarat.Pengelola makanan
masih menggunakan perhiasan yang dapat mengkontaminasikan makanan.
Penyimpananan makanan sudah baik ditaruh pada kaca namun tidak diberi
korden.Peralatan makananya habis dibuat masak tidak dicuci lagi,dan penirisan gelas
dan piring tidak ada langsung dilap dengan kain. Terdapat sampah yang tidak tertutup
didalam ruangan.
Higine dan Sanitasi Warung burjoan baik didekat sampah dan jauh sampah
tidak mempengaruhi higine dan sanitasi warung burjoan,walaupun jumlah angka lalat
yang berada di warung hurjoan dekat sampah lebih banyak angka lalatnya dibanding
warung burjoan jauh dengan sampah.Hal ini yang paling berpengaruh tentang higine
dan sanitasi makanan atau nilai kritis pada sanitasi dan hygene burjoan yaitu
pengelolaan burjoan sendiri,seberapa besar pengetahuan mereka dan kebiasaan
mengelola makanan yang menentukan higine dan sanitasi di warung burjoan.
Rata-rata responden
Dari tabel diatas mahasiswa yang tinggal disekitar karangmalang yang makan di
burjoan rata-rata frekuensi makan 2 kali sehari,jenis makanan yang digemari oleh pelanggan
yaitu makanan panas (nasi goren, mie goreng,magelangan, kwetiaw,dan lain-lain) dan ada
juga yang memakan nasi sayur. Makanan panas yang paling banyak dimakan pelanggan dari
pada nasi sayur. Riwayat penyakit pelanggan yang sangat sering yaitu diare dan tifus.
Diare
Diare merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar
yang dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan
muntah dan tinja berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama
pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare
berat (WHO, 2011).
Diare adalah suatu keadaan buang air besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk
cair atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih
banyak dari pada biasanya (Priyanto & Lestari, 2009). Balita yang mengalami diare akan
kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh
tidak berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa (Robbins & Cotran, 2009).
Diare sering dikaitkan dengan penyakit bawaan sehingga diare ditularkan secara
fecal-oral melalui masuknya makanan atau minuman yang terkontaminasi. Penularan dapat
juga terjadi karena makan dengan tangan yang terkontaminasi (Ditjen P2PL, 2009).
Tipes
Makanan dapat berperan sebagai penimbul penyakit, yang dalam hal ini dapat
digolongkan sebagai berikut yaitu secara alamiah makanan sudah mengandung bahan kimia
yang beracun.
A. Kesimpulan
B. Saran
Pada praktikum tentang higine dan sanitasi warung burjoan hasilnya kritis
pada pengelolaan pemilik burjo terhadap warung burjoan. Pada praktikum selanjutnya
lebih ditekanankan pada higine dan sanitasi terhadap pengelola burjoan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, dkk. Pedoman bidang studi sanitasi makanan dan minuman pada institusi
pendidikan tenaga sanitasi. Departemen Kesehatan RI.Cahyaningsih CT,
Kushadiwijaya H, Tholib A. Hubungan higiene sanitasi dan perilaku penjamah
makanan dengan kualitas bakteriologis peralatan makan di warung makan. Berita
Kedokteran Masyarakat. 2009;25(4):180.
Agustina, F., Pambayun, R., Febry, F. 2009. Higiene Dan Sanitasi Pada Pedagang
Makanan Jajanan Tradisional Di Lingkungan Sekolah Dasar Di Kelurahan Demang
Lebar Daun Palembang Tahun 2009. Jurnal Publikasi Ilmiah Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Kurniadi, Y., Saam, Z. & Afandi, D. 2013. Faktor Kontaminasi Bakteri E.coli Pada
Makanan Jajanan Di Lingkungan Kantin Sekolah Dasar Wilayah Kecamatan
Bangkinang. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol 7
Mukono, HJ, (2004). Higiene Sanitasi Hotel dan Restoran. Surabaya : Airlangga
University Press.
Nur Laila. 2011. Hubungan Antara Hygiene dan Sanitasi dengan keberadaan bakteri
Escherichia coli pada Warung Jus Buah di Sekiar Kampus UNNES Sekaran
Gunungpati. Program Studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang.
Semarang.
Devi Justika Sembiring, Taufik Ashar dan Wirsal Hasan .2013. HIGIENE DAN
SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN KEPADATAN LALAT PADA
WARUNG MAKAN DI PASAR TRADISIONAL PASAR HORAS
PEMATANGSIANTAR