Kelompok III :
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Higiene Sanitasi Penjamah Makanan........................................5
B. Tujuan Higiene Sanitasi Penjamah Makanan..............................................7
C. Syarat- Syarat Higiene Sanitasi Penjamah Makanan...................................7
D. Penerapan Higiene Sanitasi Penjamah Makanan........................................8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang secara langsung
berperan meningkatkan kesehatan sehingga mampu melakukan kegiatan
sehari-hari secara baik. Untuk itulah keamanan makanan menjadi sangat
penting agar tidakmenimbulkan gangguan kesehatan ( Titin, 2014).
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib
dipenuhi. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004, pangan
yang dikonsumsi harus bermutu dan memenuhi kriteria keamanan pangan.
Konsumsi makanan yang berbahaya dapat mengakibatkan keracunan
makanan. Keracunan pangan terjadi apabila bakteri pembawa penyakit atau
patogen mengontaminasi makanan atau minuman sehingga menyebabkan
kesakitan. Patogen dapat menempel di tangan, luka, mulut, kulit, ataupun
rambut penjamah makanan sehingga menimbulkan penyakit akibat makanan
(foodborne disease) seperti Hepatitis A serta berbagai virus (Salmonella
typhi, Staphylococcus aureus, Shigella species, dll). Selain itu, penjamah
makanan juga dapat menyebarkan E. coli ketika sedang menderita penyakit
gastrointestinal (Sharif et all, 2013).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor
1096/MenKes/PER/VI/2011, Higiene sanitasi makanan adalah upaya untuk
mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang
dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
Mengolah makanan yang baik harus memiliki enam prinsip higiene sanitasi
makanan, diantaranya pemilihan bahan baku makanan, penyimpanan bahan
makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengangkutan
makanan dan penyajian makanan. Penerapan higiene sanitasi makanan
dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesehatan.
1
Hygiene penjamah makanan dan sanitasi adalah upaya untuk
mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan peralatan sehingga dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan ( Miwarti, 2011).
Penjamah makanan adalah seorang tenaga kerja yang menjamah
makanan mulai dari persiapan, mengolah, menyimpan makanan,
pengetahuan, sikap, dan tindakan seorang penjamah yang sedang sakit flu,
demam, ataupun diare sebaiknya tidak dilibatkan terlebih dahulu dalam
proses pengolahan makanan. Jika terdapat luka, penjamah dapat penutp luka
dengan pelindung kedap air, misalnya: palster atau sarung tangan plastik
( Avicena, dkk. 2018 )
Penjamah makanan juga harus menjaga hygiene perorangan, seperti
mencuci tangan sebelum memegang makanan, agar makanan tidak
terkontaminasi dengan bakteri yang berada di luar ( Avicena, dkk. 2018)
Syarat-Syarat penjamah makanan, antara lain :
a) Tidak menderita penyakit tidak menular, misalnya: batuk,
influenza, diare, dan penyakit perut sejenisnya.
b) Menutup luka ( pada luka yang terbuka).
c) Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian.
d) Memakai celemek dan tutup kepala.
e) Mencuci tangan setiap kali hendak menangani atau menyajikan
makanan.
f) Menjamah harus memakai alat atau perlengkapan dengan alas
tangan.
g) Tidak merokok, menggaruk anggota badan.
h) Tidak batuk ataupun bersin di hadapan makanan jajanan yang
disajikan.
Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat, salah satunya dari
peralatan makanan yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di
Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk permenkes RI No.
1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan
tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.6 Setiap peralatan makan
2
(piring, gelas, sendok) haruslah selalu dijaga kebersihannya setiap saat
digunakan. Alat makan yang kelihatan bersih belum merupakan jaminan
telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan tersebut
telah tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan tersebut tidak
memenuhi syarat kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting
diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan
menghasilkan peralatan yang bersih (Syahrizal 2017).
Alat makan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan
di dalam menularkan penyakit, sebab alat makan yang tidak bersih dan
mengandung mikroorganisme dapat menularkan penyakit lewat makanan,
sehingga proses pencucian alat makan sangat berarti dalam membuang sisa
makanan dari peralatan yang menyokong pertumbuhan mikroorganisme
dan melepaskan mikroorganisme yang hidup. Air merupakan sarana yang
penting bagi warung makan yang selanjutnya akan digunakan untuk
mencuci peralatan makan dan minum. Bahaya yang terbesar sehubungan
dengan air bersih yang digunakan untuk mencuci peralatan makan dan
minum adalah bila air tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia dapat
menimbulkan penyakit.(Syahrizal 2017).
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan Higiene Sanitasi Penjamah Makanan?
b. Apa saja tujuan dari Higiene Sanitasi Penjamah Makanan?
c. Bagaimana syarat dari Higiene Sanitasi Penjamah Makanan?
d. Bagaimana penerapan Higiene Sanitasi Penjamah Makanan?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran "Higiene dan Sanitasi pada penjamah
Makanan".
b. Tujuan Khusus
3
Mengetahui Pengertian Higiene dan Sanitasi pada Penjamah Makanan
dan Mengetahui prinsip penjamah makanan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
tidak langsung membahayakan terhadap kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga
mencakup kesehatan masyarakat (taman, gedung-gedung umum, sekolah, restoran
dan lingkungan lainnya). Sanitasi akan membantu mempertahankan lingkungan
biologik sehingga polusi berkurang dan membantu melestarikan hubungan
ekologik yang seimbang. Menurut WHO dan FAO (2001), sanitasi makanan dapat
diartikan pula sebagai upaya penghilangan semua faktor luar makanan yang
menyebabkan kontaminasi dari bahan makanan sampai dengan makanan siap saji.
Tujuan dari sanitasi makanan itu sendiri adalah mencegah kontaminasi bahan
makanan dan makanan siap saji sehingga aman dikonsumsi oleh manusia.
Menurut WHO dan Depkes RI, (2004), dinyatakan bahwa penjamah
makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan
peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan
sampai dengan penyajian. Peran penjamah makanan sangat penting dan merupakan
salah satu faktor dalam penyediaan makanan/minuman yang memenuhi syarat
kesehatan. Personal higiene dan perilaku sehat penjamah makanan harus
diperhatikan. Seorang penjamah makanan harus beranggapan bahwa sanitasi
makanan harus sebagai pandangan hidup serta menyadari akan pentingnya sanitasi
makanan, higiene perorangan dan mempunyai kebiasaan bekerja, minat maupun
perilaku sehat. Pemeliharaan kebersihan penjamah makanan, penanganan makanan
secara higienis dan higiene perorangan dapat mengatasi masalah kontaminasi
makanan. Dengan demikian kebersihan penjamah makanan adalah sangat penting
untuk diperhatikan karena merupakan sumber potensial dalam mata rantai
perpindahan bakteri ke dalam makanan sebagai penyebab penyakit. WHO (1996)
menyebutkan penjamah makanan menjadi penyebab potensial terjadinya
kontaminasi makanan apabila:
a. Menderita penyakit tertentu
b. Kulit, tangan, jari-jari dan kuku banyak mengandung bakteri kemudian
kontak dengan makanan
c. Apabila batuk, bersin maka akan menyebarkan bakteri
d. Akan menyebabkan kontaminasi silang apabila setelah memegang sesuatu
kemudian menyajikan makanan
6
e. Memakai perhiasan
7
d. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari
kamar kecil.
e. Tidak memanjangkan kuku.
f. Selalu memakai pakaian yang bersih.
Penanganan makanan secara higienis dan higiene perorangan dapat
mengatasi masalah kontaminasi makanan. Dengan demikian kebersihan penjamah
makanan adalah sangat penting untuk diperhatikan karena merupakan sumber
potensial dalam mata rantai perpindahan bakteri ke dalam makanan sebagai
penyebab penyakit.
Menurut Depkes RI (2006), peran penjamah makanan sangat penting
karena merupakan salah satu faktor dalam penyediaan makanan/ minuman yang
harus memenuhi syarat. Higiene perorangan dan perilaku sehat penjamah makanan
harus diperhatikan. Seorang penjamah makanan harus berpedoman bahwa sanitasi
lingkungan merupakan pandangan hidupnya serta menyadari akan pentingnya
sanitasi makanan, higiene perorangan dan mempunyai kebiasaan bekerja, minat
maupun perilaku sehat.
8
Dalam penerapannya, sanitasi makanan juga tidak bisa lepas dari hygiene.
Keduanya memiliki hubungan satu sama lain yang sangat erat. Apabila hygiene
seseorang baik, tetapi sanitasinya tidak mendukung, maka resiko terjadi masalah
kesehatan lebih tinggi. Hygiene dan sanitasi memang memiliki tujuan yang sama,
yaitu untuk mencegah terjadinya keraxunan serta gangguan kesehatan lainnya
yang diakibatkan karena adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
(fitria fatma.dkk 2021).
9
BAB III
KESIMPULAN
10
yang Baik (CPPB) belum sepenuhnya diterapkan oleh industri yang bergerak di
bidang pangan baik industri besar maupun kecil.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
PEMBAGIAN TUGAS
13