DI SUSUN OLEH :
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting baik untuk
pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan. Makanan memberikan energi dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan, untuk bekerja,
dan untuk memelihara pertahanan tubuh terhadap penyakit (Adams, 2003).
Makanan dapat membuat orang menjadi sehat atau sakit. Makanan yang sehat
membuat tubuh menjadi sehat namun, makanan yang sudah terkonaminasi dapat
menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi
haruslah terjamin baik dari segi kualitas dan kuantitasnya.
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni ; faktor fisik, faktor
kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak
mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik, temperatur
ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya.
Untuk menghindari kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka
perlu diperhatikan susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan.
Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor kimia karena adanya zat-zat kimia
yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, obat-obat penyemprot
hama, penggunaan wadah bekas obat-obat pertanian untuk kemasan makanan, dan lain-
lain.
Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologi karena adanya
kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan
dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut.
Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dibagi 2 yaitu keracunan
makanan dan penyakit bawaan makanan (Mulia, 2005).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
a. Mengetahui pengolahan bahan makanan tersebut
b. Mengetahui sanitasi dan hygiene tempat tersebut
c. Mengindetifikasi kebersihan tempat pengolahan
d. Mengindetifikasi kebersihan tempat penjualan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Sanitasi Makanan
Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam segala
aktivitas kesehatan masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-penyakit akibat
makanan. Kebiasaan-kebiasaan tradisionil dalam mengelola makanan masih menduduki
posisi yang kuat di masyarakat kita selama belum ada cara pengganti yang berkenan.
Dasar pengertian yang dianut hingga sekarang dalam penyelenggaraan usaha-
usaha kesehatan masyarakat adalah definisi kesehatan masyarakat menurut Winslow.
Disini jelas bahwa sanitasi lingkungan merupakan bagian dari kesehatan masyarakat.
Sanitasi makanan meliputi kegiatan usaha yang ditujukan kepada kebersihan dan
kemurnian makanan agar tidak menimbulkan penyakit. Kemurnian disini dimaksudkan
murni menurut penglihatan maupun rasa.
Usaha-usaha sanitasi tersebut meliputi tindakan-tindakan saniter yang ditujukan
pada semua tingkatan, sejak makanan mulai dibeli, disimpan, diolah dan disajikan untuk
melindungi agar konsumen tidak dirugikan kesehatannya.
Usaha-usaha sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan antara lain:
Makanan adalah semua substansi yang diperlukan tubuh. Menurut definisi WHO
(1956) mengenai makanan, ditegaskan bahwa dalam batasan makanan tidak termasuk air,
obat-obatan dan substansi-substansi yang dipergunakan untuk tujuan pengobatan.
Walaupun air merupakan elemen vital dalam makanan manusia, akan tetapi air yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan memerlukan penanganan yang khusus.
Makanan, bila ditekankan fungsinya maka paling tidak harus memenuhi 2 dari 3
fungsi sebagai berikut ini:
Air dimaksudkan pula dalam golongan makanan karena memenuhi fungsi nomor
2 dan 3, dan juga penting dalam pencernaan. Alkohol, kopi dan teh tidak dapat memenuhi
2 syarat diatas (hanya dapat menghasilkan panas dan tenaga) tapi untuk kepentingan
sanitasi makanan (karena turut menghantarkan penyakit) maka digolongkan juga dalam
makanan.
Sanitasi merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan hidup
yang menyenangkan dan menguntungkan kesehatan masyarakat.
Istilah sanitasi dan higiene mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengusahakan
cara hidup sehat, sehingga terhindar dari penyakit. Tetapi dalam penerapannya
mempunyai arti yang sedikit berbeda: usaha sanitasi lebih menitik beratkan kepada
faktor-faktor lingkungan hidup manusia, sedangkan higiene lebih menitik beratkan usaha-
usahanya kepada kebersihan individu.
Adapun tujuan dari sanitasi makanan yaitu:
1. sumber energi,
2. zat pembangun,
3. zat pengatur,
Oleh sebab itu makanan yang cukup diperlukan agar badan mempunyai tenaga yang
cukup untuk mempertahankan kehidupan, jasmani dapat tumbuh dengan baik, sehat dan
kuat. Kecukupan makanan diperlukan agar tubuh tidak menjadi sakit baik oleh sebab
defisiensi atau sebab dari luar.
Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan yang harus
diperhatikan ialah peranan makanan atau minuman sebagai vektor/agen penyakit yang
ditularkan melalui makanan yaitu:
3. Toksin yang diproduksi oleh bakteri-bakteri (exo-toxin) yang ada dalam makanan
misalnya entero toxin dari Staphylococcus, exo toxin dari Clostridium botulinum.
4. Zat-zat yang membahayakan kesehatan, dan yang secara ilegal atau tanpa
diketahui bahayanya dengan sengaja ditambahkan kepada makanan untuk
pengawetan, pewarnaan atau untuk menipu, atau tanpa sengaja seperti insektisida
yang dikira gula atau tepung terigu dimasukkan atau dicampurkan kedalam
makanan. Dalam kategori ini juga termasuk insektisida atau herbisida yang masih
melekat pada sayuran, buah-buahan dan sebagainya, yang diemprotkan untuk
memberantas hama makanan (tanaman).
5. Penggunaan tanaman atau bahan lain yang beracun sebagai bahan makanan,
seperti jamur beracun, tempe bongkrek dan sebagainya.
Beberapa faktor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
makanan adalah:
1. air
Erat sekali hubungannya dengan makanan oleh karena air diperlukan dalam
semua proses pengolahan makanan. Dalam beberapa hal air sangat menentukan kualitas
makanan.
a. Berbagai macam bahan organik dan anorganik terlaut dalam air kotor
b. Merupakan sumber dari kuman-kuman patogen, terutama untuk kuman-kuman yang
berasal dari saluran pencernaan.
c. Berperanan penting sebagai sumber pencemar bagi air dan makanan.
3. tanah
4. udara
a. Adanya mikroorganisme di udara karena terbawa oleh partikel-pertikel debu, air atau
titik-titik ludah yang disebarkan oleh orang/hewan, batuk atau berbangkis.
b. Tergantung dari lokasi, musim, pergerakan udara.
5. manusia
6. hewan ternak/piaraan
7. binatang pengerat
Jadi jika suatu makanan dalam keadaan yang berlawanan dengan kriteria-kriteria
tersebut, maka dikatakan sebagai makanan yang rusak atau busuk dan tidak lagi cocok
untuk konsumsi manusia.
Kegiatan enzim dan mikroba tidak dikehndaki jika memang tidak diinginkan dan
tidak terkendalikan. Misalnya dalam pembuatan susu asam, keju, tempe, kegiatan-
kegiatan mikroba dan enzim memeng dikehendaki dan dikendalikan.
Berkenaan dengan terjadinya pembusukan tersebut, makanan dapat dibedakan
menjadi tiga golongan atas dasar stabilisasi yang dimilikinya:
1. Nonperishable food (stable food), yaitu makanan yang stabil, yang tidak mudah
rusak, kecuali jika diperlakukan secara tidak baik. Contohnya yaitu gula,
macaroni, mie instan, tepung dan makanan kaleng.
2. Semiperishable food, yaitu makanan yang semi stabil dan tidak mudah
membusuk/rusak. Makanan golongan ini tahan terhadap pembusukan dalam
waktu yang agak lama (relatif lama), misalnya: roti kering dan makanan kering
lainnya, kentang, beberapa jenis sayur-sayuran, makanan beku (disimpan dalam 00
C).
3. Perishable food, yaitu makanan yang tidak stabil dan mudah membusuk.
Termasuk golongan ini adalah ikan, daging, susu, telur, buah-buahan dan sayur-
sayuran.
PEMBAHASAN
Dari sudut ilmu kesehatan lingkungan, perhatian terutama ditujukan pada hygiene
dan sanitasi makanan tersebut, yakni bagaimana mengusahakan agar makanan tidak
sampai cemar atau tidak mengandung zat-zat yang dapat membahayakan kehidupan.
Dalam membicarakan tentang hygiene dan sanitasi makanan, maka permasalahan
yang menyangkut nilai gizi kurang diperhatikan, demikian halnya yang menyangkut
komposisi bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pembicaraan dalam
sanitasi makanan lebih ditekankan pada upaya membebaskan makanan lebih dari zat-zat
yang membahayakan kehidupan, atau mencegah agar bahan makanan yang mengandung
zat zat yang membahayakan kehidupan tidak sampai dikonsumsi.
I. Konsep hygiene dan sanitasi
Pengertian hygiene menurut depkes adalah upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya.Misalnya mencuci tangan
untuk melindungi kebersihan tangan,cuci piring untuk melindungi kebersihan
piring,membawa bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan.
a) Lantai :lantai harus terbuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan,
b) Dinding :permukaan dinding harus rata,halus dan mudah dibersihkan,
c) Ventilasi : ventilasi harus cukup untuk memelihara kenyamanan dan mencegah udara
yang melampaui panas,
d) Air :Harus ada air yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan
e) Alat pengolahan :Harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada celahcelah
yang tidak dapat dibersihkan.
1. Penyediaan air bersih/ air minum (water supply) Meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas
- Pemanfaatan air
- Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air
- Cara pengolahan
- Cara pemeliharaan.
3. Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation) Meliputi hal-hal sebagai berikut:
- pengadaan bahan makanan/bahan baku
- Penyimpanan bahan makanan/bahan baku
- Pengolahan makanan
- Pengangkutan makanan
- Penyimpanan makanan
- Penyajian makanan
a. pemilihan bahan
1) bahan dipilih yang bersih, segar, dan bebas bahan berbahaya dan beracun seperti
pestisida, kotoran manusia, logam berat, dan sebagainya.
b. penyimanan bahan
2) Waktu penyimpanan sesingkat mungkin untuk mencegah kerusakan dan penurunan mutu.
c. Pengolahan
4) waktu masak harus dekat dengan waktu makan dan tidak lebih dari 4 jam jaraknya
d. penyimpanan makanan
1) segerakan sajikan makanan dalam keadaan panas pada suhu >60 o C atau atau dengan
keadaan dingin < 10oC
f. pengangkutan
1) lindungi dari cemaran kimia, serangga, atau percikan ludah sewaktu menata dan
membawa makanan.
a. Dari gambar di atas kita dapat menganalisis dari hasil observasi proses pembuatan
pisang suju di jalan jawa
Bahan utama dari makanan ini yaitu pisang di mana pisang yang di gunakan yaitu
sejenis pisang gajih atau pisang krepik.selain itu bahan tambahan yang digunakan salah
satunya telur
Jenis bahan makanan termasuk dalam makanan mentah,dimana bahan makanan ini
perlu pengolahan sebelum di hidangkan.
2. Cara penyimpanan bahan makanan
Bahan utama pisang biasanya langsung diolah. Jika terdapat sisa pisang yang masih
belum terolah biasanya penjual menyimpan pisang tersebut di kulkas.
3. Proses pengolahan
a) Tempat pengolahan
Pisang goreng yang akan dijual melalui 2 proses. Dimana proses pertama pisang yang telah
dicampur dengan adonan digoreng setengah masak kemudian di simpan di wadah yang
nantinya akan di goreng kembali ditempat si penjual memasarkan dagangannya. Pisang
setengah masak diolah di dapur si penjual dengan menggunakan kompor gas. Sedangkan
pisang yang akan di jual kembali akan digoreng di tempat pemasaran yang terbuka yaitu di
pinggir jalan raya.
Dalam proses pengolahan makanan sampai pemasaran tenaga pengolah makanan atau
penjaman makanan terdapat 3 orang. Dimana masing masing orang mempunyai tugas
sendiri sediri. Ada yang menyiapkan adonan dan pisang, ada yang menggoreng, dan ada
dibagian proses mengemas. Setiap pisang yang akan diolah maupun dikemas slalu
menggunakan penjepit makan.
Makanan suju ini di anagkut dari rumah ke tempat penjualan dengan jalan kaki karena
jarak rumah dan tempat penjualan begitu dekat,selama perjalanan wadah yang di gunakan
untuk menyimpan pisang yang sudah diolah di tutup rapat sehingga tidak terkontaminasi
serangga atau debu selama dalam perjalanan serta wadah yang digunakan juga tidak
bocor.
Makanan pisang yang sudah di masak setengah matang ini akan di goring lagi jika ada
pembeli.Sebelum ada pembeli makanan pisang yang sudah digoreng setengah matang ini
akan disimpan diwadah plastic,tanpa ada tekanan suhu penyimpanan.Sehingga bisa saja
makanan beresiko terkontaminasi kuman.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam segala aktivitas
kesehatan masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-penyakit akibat makanan.
Kebiasaan-kebiasaan tradisionil dalam mengelola makanan masih menduduki posisi yang kuat
di masyarakat kita selama belum ada cara pengganti yang berkenan.
Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan yang harus
diperhatikan ialah peranan makanan atau minuman sebagai vektor/agen penyakit yang
ditularkan melalui makanan.
Beberapa faktor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
makanan adalah: air, air kotor (sewage), tanah, udara, manusia, hewan ternak/piaraan, binatang
pengerat.
Sebagai akibat suatu kontaminasi terhadap makanan, pada umumnya akan disertai
dengan terjadinya proses pembusukan. Pembusukan tidak selalu oleh adanya kontaminasi,
tetapi dapat juga terjadi oleh kegiatan enzim yang sudah terdapat dalam makanan itu sendiri
secara alami.
Infeksi penyakit melalui makanan (Food Borne Disease) adalah suatu gejala penyakit
yang timbul akibat makan bahan makanan yang mengandung mikroorganisme atau toksinnya
(termasuk tumbuh-tumbuhan, bahan kimia, binatang). Food infection ialah gejala penyakit
yang timbul karena mikroorganisme masuk dan berkembang biak di dalam tubuh melalui
bahan makanan. Food intoxication adalah gejala penyakit yang timbul akibat makan makanan
yang mengandung bahan racun.
B. Saran
Dalam kehidupan manusia dan setiap makhluk hidup, makanan mempunyai peranan
penting dan peranan tersebut dapat digambarkan bahwa setiap manusia memerlukan makanan
untuk kelangsungan hidupnya, manusia yang terpenuhi semua kebutuhan makanannya akan
terlindung dan terjamin kesehatannya dan memiliki tenaga kerja yang produktif, dan bahan
makanan dapat merupakan media perkembang biakan kuman penyakit atau dapat juga
merupakan media perantara dalam penyebaran suatu penyakit.
Demikianlah kesimpulan dan saran saya sampaikan, apabila ada kesalahan mohon
diberikan saran dan kritik dari dosen dan teman-teman sekalian yang sifatnya membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Kusnoputranto Haryoto Dr, 1985. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Bursa Buku FKM-UI,
Jakarta.
Daud Anwar, SKM, M.Kes, 2001. Dasar-Dasar Kesling, Fakultas Kesehatan Masyarakat