Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN JAJANAN DI TLOGOSARI KELURAHAN


MUKTI HARJO KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN SEMARANG

Ariendhita Yuspasari

ABSTRAK

Hygiene bahan pangan merupakan hal penting, karena akan mempengaruhi


pada kualitas makanan yang akan dikonsumsi. Masalah sanitasi bahan makanan
ini nampaknya masih banyak orang yang mengabaikannya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui aspek higiene dan sanitasi makanan jajanan di
Tlogosari Kelurahan Mukti Harjo Kidul. Jenis penelitian menggunakan penelitian
deskriptif dengan metode kualitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi
sebanyak 23 pedagang, sampel sebanyak 10 penjual dengan teknik purposive
sampling. Hasil penelitian menunjukkan semua sampel air cucian negatif E. Coli.
Pedagang telah mampu memilih bahan makanan pokok. Pedagang menyimpan
bahan makanan di atas meja dengan kondisi terbuka. Pedagang tidak mencuci
bahan seperti sayuran sebelum dimasak. Pedagang makanan tidak mencuci
tangan sebelum memasak makanan. Pedagang juga tidak menggunakan
celemek dalam mengolah makanan. Saran dari penelitian ini adalah pedagang
perlu mendapat pembinaan atau kursus penyegaran tentang higienis dan sanitasi
makanan. Pedagang seharusnya menyediakan tempat sampah di tempat
penjualan agar pembeli membuang tisu, plastik, dan bungkus lainya di tempat
sampah

Kata kunci : Higiene dan sanitasi jajan makanan

ABSTRACT

Hygiene of foodstuffs is important, because it will affect the quality of food being
consumed. Food sanitation problem is there are still many people who ignore it.
The purpose of this study is to investigate aspects of street food hygiene and
sanitation in the village Tlogosari Mukti Harjo Kidul. Type of research using
qualitative descriptive research method with cross sectional approach. Population
of 23 traders, sample as many as 10 with purposive sampling technique. Results
showed all samples were negative dishwater E. Coli. Traders have been able to
choose the staple food. Traders keep food on the table with an open condition.
Traders do not wash materials such as vegetables before cooking. Food traders
do not wash their hands before cooking food. Traders also did not use the apron
in food processing. Suggestions from this study is the merchant needs to receive
training or refresher courses on hygiene and food sanitation. Traders should
provide bins at points of sale for buyers waste paper, plastics, and other wrap in
the trash.

Key words : Hygiene and sanitation snack foods


PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak dasar
manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

kualitas sumber daya manusia, manusia. Sebaliknya makanan juga


disamping juga merupakan karunia dapat menjadi media penyebaran
Tuhan yang perlu disyukuri. Oleh penyakit. Dengan demikian
karena itu kesehatan perlu dipelihara penanganan makanan harus
dan ditingkatkan kualitasnya serta mendapat perhatian yang cukup.
dilindungi dari ancaman yang Untuk itu, produksi dan peredaran
merugikan. Sehubungan hal tersebut makanan di Indonesia harus
diatas pemerintah Republik memenuhi syarat-syarat
Indonesia telah melakukan langkah- keselamatan, kesehatan, standar
langkah pembangunan bidang mutu, atau persyaratan yang
kesehatan sebagaimana tercantum ditetapkan oleh Menteri untuk tiap
dalam UU Kesehatan RI. No. 36 jenis makanan. (3)
tahun 2009 tentang Kesehatan yang Makanan yang dikonsumsi
kini melihat persoalan kesehatan hendaknya memenuhi kriteria bahwa
sebagai suatu faktor utama dan makanan tersebut layak untuk
investasi berharga yang dimakan dan tidak menimbulkan
pelaksanaannya didasarkan pada penyakit. Makanan yang
sebuah paradigma baru yang biasa dikonsumsi juga harus berada dalam
dikenal dengan paradigma sehat, derajat kematangan yang
yakni paradigma kesehatan yang dikehendaki. Selain itu, makanan
mengutamakan upaya promotif dan juga bebas dari pencemaran di
preventif tanpa mengabaikan kuratif setiap tahap produksi dan
dan rehabilitatif (1). penanganan selanjutnya.
Tujuan pembangunan kesehatan Masyarakat juga menginginkan
menuju Indonesia Sehat 2010 makanan yang bebas dari
adalah meningkatkan kesadaran dan perubahan fisik, kimia yang tidak
kemampuan hidup sehat bagi setiap dikehendaki, sebagai akibat dari
orang agar tewujud derajad pengaruh enzym, aktifitas mikroba,
kesehatan yang optimal, yang hewan pengerat, serangga, parasit
ditandai dengan penduduknya hidup dan kerusakan-kerusakan karena
dalam lingkungan dan prilaku sehat, tekanan, pemasakan dan
memiliki kemampuan untuk pengeringan dan bebas dari
menjangkau pelayanan kesehatan mikroorganisme dan parasit yang
yang bermutu secara adil dan menimbulkan penyakit yang
merata serta memiliki derajat dihantarkan oleh makanan (food
kesehatan yang optimal diseluruh borne illness) (2).
wilayah Republik Indonesia (2). Makanan jajanan bagian dari upaya
Peningkatan kualitas hidup manusia penyediaan pangan dewasa ini telah
perlu didukung oleh penyediaan berkembang dengat pesatnya
pangan yang memadai, baik kualitas dengan sejalan dengan kebutuhan
maupun kuantitas. masyarakat akan makanan murah,
Makanan dan minuman adalah mudah diperoleh dan digemari oleh
semua bahan baik dalam bentuk sebagian besar oleh kebutuhan
alamiah maupun dalam bentuk masyarakat. Di lain pihak makanan
buatan yang dimakan manusia jajanan ini masih mengandung
kecuali air dan obat-obatan, karena resiko yang cukup potensial
itu makanan merupakan satu- menyebabkan terjadinya penyakit
satunya sumber energi bagi atau gangguan kesehatan, akibat

2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

penyelenggaraan yang kurang disertai dengan muntah. Penyakit ini


memperhatikan hygiene dan sanitasi disebabkan oleh makanan yang
makanan (4). mengandung sejumlah bakteri yang
Hygiene bahan pangan merupakan patogen, atau toksin yang
hal penting, karena akan dikeluarkan oleh bakteri tersebut.
mempengaruhi pada kualitas Penyakit ini dapat menyerang
makanan yang akan dikonsumsi. secara perorangan, dua orang
Kualitas makanan juga dapat anggota atau keluarga atau
diupayakan dengan memperbaiki kelompok keluarga yang mempunyai
aroma, tekstur, suasana dan hubungan yang erat, berlangsung
penampilan. Masalah sanitasi bahan hanya dalam beberapa jam, atau jika
makanan ini nampaknya masih berat berlangsung dalam beberapa
banyak orang yang hari, minggu atau bulan dan
mengabaikannya. Banyak orang memerlukan pengobatan yang
yang menganggap dalam hal intensif. Pada kelompok yang
makanan yang terpenting adalah rentan, seperti anak-anak dan orang
rasa yang enak dan penampilan tua, penyakit tersebut akan sangat
yang menarik. Tetapi bagaimana membahayakan. (5)
membuat penampilan yang bersih, Hasil pemeriksaan tehadap 60
baik, dan aman untuk dimakan sampel makan minuman dari 30
belum sepenuhnya menjadi rumah makan di Kota Magelang
perhatian(4). tahun 2003 didapatkan 17 sampel
Salah satu kasus penyakit yang (28,3%) mengandung bakteri E. coli.
disebabkan karena pengaruh Masih tingginya sampel makanan
higiene dan sanitasi makanan yaitu yang mengandung bakteri E.coli
keracunan. Sebagian besar kasus mungkin disebabkan karena
keracunan makanan berasal dari pengetahuan penjamah makanan
jasa boga (katering). Data nasional yang masih rendah.
yang dirangkum Badan POM selama Penelitian terhadap pedagang kaki
4 tahun terakhir juga menjelaskan, lima di lingkungan Kampus
bahwa industri jasa boga dan produk Universitas Indonesia, Depok telah
makanan rumah tangga memberikan memantau kualitas makanan
kontribusi yang paling besar (31%) ketoprak dan gado-gado di
dibandingkan dengan pangan lingkungan kampus UI Depok,
olahan (20%), jajanan (13%) dan melalui pemeriksaan bakteriologis.
lain-lain (5%) (4). Dari hasil analisis laboratorium
Salah satu potensi penyebab terhadap jumlah kuman yang ada,
penularan penyakit menular bawaan didapatkan angka yang cukup tinggi
makanan jajanan adalah penjamah di beberapa tempat untuk piring
makanan (food handler) yang tidak lebih dari 100 koloni/ml. Hal ini
memperhatikan kebersihan diri dan karena beberapa hal yaitu
lingkungannya dalam proses penggunaan air bilasan akhir yang
pengelolaan makanan di rumah tidak menggunakan air bersih yang
makan. Penyakit bawaan makanan mengalir terutama pada pedagang
pada umumnya menimbulkan dengan gerobak hal ini karena
gangguan pada saluran pencernaan, mereka sangat malas untuk
dengan rasa nyeri di bagian perut, mengganti air bilasan yang
mencret, dan kadang-kadang

3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

digunakan jika belum terlihat kotor Pengertian Higiene


atau hampir habis (7) Beberapa pengertian higiene yaitu
(8)
Berdasarkan pengamatan penulis di :
lapangan pada bulan Desember Menurut Brownell, higiene adalah
2010 di Tlogosari Kelurahan Mukti bagaimana caranya orang
Harjo Kidul Semarang banyak dijual memelihara dan melindungi
makanan jajanan. Jenis makanan kesehatan.
yang dijual bermacam-macam yaitu: Menurut Gosh, higiene adalah ilmu
lontong sayur, mie goreng, mie kesehatan yang mencakup seluruh
rebus, pisang goreng, goreng tahu, faktor yang membantu atau
sate, dan bakso. Waktu penjualan mendorong adanya kehidupan yang
makanan jajanan berkisar pukul sehat baik perorangan maupun
enam pagi sampai dengan pukul melalui masyarakat.
sepuluh malam, tergantung jenis Pengertian Sanitasi Makanan
makanan yang mereka jual. Mereka Sanitasi makanan adalah usaha
berjualan di pinggir jalan yang padat yang ditujukan kepada kebersihan
lalu lintas, ada yang berjualan dan kemurnian makanan agar tidak
dengan sarana gerobak dorong, menimbulkan penyakit. Higiene dan
warung tenda, dan ada pula yang sanitasi makanan dimaksudkan agar
menempati sebagian rumah mereka. makanan dapat disajikan dengan
Berdasarkan pengamatan peneliti aman dan bermanfaat bagi tubuh.
terhadap 10 penjual makanan di Pengelolaan makanan yang keliru
Tlogosari diperoleh perilaku dapat menimbulkan gangguan
penjamah makanan yang tidak kesehatan, hal ini dapat dicegah
higinis Dalam pengolahan makanan dengan pengelolaan yang taat
ditemukan menjamah makanan yang kepada azas atau prinsip-prinsip
tidak menggunakan celemek saat higiene dan sanitasi makanan (6).
mengolah makanan, menggaruk Istilah sanitasi dan higiene
anggota badan saat pengolahan, mempunyai tujuan yang sama, yaitu
dan tidak menggunakan air mengalir mengusahakan cara hidup sehat
saat mencuci peralatan masak. sehingga terhindar dari penyakit.
Selain itu, tempat berjualan Tetapi dalam penerapannya
makanan di tempat yang padat lalu mempunyai arti yang sedikit berbeda
(7)
lintas yang menyebabkan banyak
asap dan debu menempel pada Jenis penelitian deskriptif dengan
makanan tersebut. pendekatan penelitian ini adalah
Dengan berkembangnya usaha Cross Sectional.
penjualan makanan jajanan, serta Populasi penelitian ini adalah
sering terjadi kasus keracunan pedagang makanan jajanan di
makanan di berbagai tempat, maka Tlogosari kelurahan Mukti Harjo
penulis ingin mengadakan penelitian Kidul Semarang sebanyak 23
mengenai “Higiene Dan Sanitasi pedagang. Sampel sebanyak 10
Makanan Jajanan di Tlogosari responden dengan tehnik purposive
kelurahan Mukti Harjo Kidul sampling.
Semarang tahun 2011”.
HASIL
MATERI DAN METODE

4
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Penelitian telah dilakukan di kotoran berserakan dimana-mana.


Tlogosari Kelurahan Mukti Harjo Keadaan tempat memasak juga
Kidul Semarang. Hasil penelitian dalam keadaan kotor, tempat
diketahui bahwa Hasil pemeriksaan pembuang sampah juga dalam
bakteriologi tidak ditemukan E. coli kondisi terbuka.
pada sampel air yang diambil dari
pedagang di Tlogosari Kelurahan PEMBAHASAN
Mukti Harjo Kidul Semarang.
Pedagang telah mampu memilih 1. Cara Memilih Bahan Makanan
bahan makanan pokok dengan Responden telah mampu
kualitas yang baik, sayuran yang memilih bahan makanan dengan
utuh dan segar. Pedagang telah baik. Pada umumnya responden
mampu memilih bahan makanan mampu memilih bahan pokok
pokok seperti mie, daging ayam seperti mie, daging ayam
dengan kualitas yang baik, sayuran dengan kualitas yang baik.
yang utuh dan segar. Pedagang Responden juga memilih
menyimpan bahan makanan secara sayuran yang utuh dan segar.
terbuka. Pedagang menyimpan Responden memilih bahan yang
bahan makanan seperti sayur, mie, baik agar pelanggan menyukai
dan nasi diletakan di atas meja makanan yang dijual.
dengan kondisi terbuka. Pedagang Cara penanganan
juga menyimpan alat untuk makanan yang baik meliputi
memasak makanan di dalam almari. cara-cara mempersiapkan,
Setelah mencuci alat, alat ditiriskan menyimpan, mencuci, mengolah
di atas meja, kemudian setelah atau memasak, menyimpan
kering di masukan di dalam almari. makanan matang, yang baik dan
Pedagang dalam pengolahan benar. Dengan penyelenggaraan
makanan tidak mencuci bahan, tidak seperti tersebut di atas makanan
mencuci tangan, dan tidak akan terhindar dari kemungkinan
menggunakan celemek. Pedagang tercemar kuman-kuman dan
tidak mencuci bahan seperti sayuran bahan kimia yang
sebelum dimasak. Pada pedagang membahayakan kesehatan
mie jowo, pedagang langsung manusia. Dalam ilmu gizi,
memasukan sayur yang telah diiris makanan yang aman harus
ke dalam masakanya. Pedagang memenuhi syarat wholesome.
makanan juga tidak mencuci tangan Zat-zat gizi tidak banyak yang
sebelum memasak makanan.mereka hilang dan bentuk fisiknya masih
langsung menjamah makanan dan utuh. Kecuali jika makanan yang
memasaknya. Pedagang juga tidak akan diolah sengaja diubah
menggunakan celemek dalam bentuk fisiknya, seperti misalnya
mengolah makanan. Pedagang juga ikan dijadikan tepung, dan lain-
langsung menggunakan tanganya lain. (3)
untuk mengambil makanan tanpa Semua jenis bahan
menggunakan alat seperti sendok, makanan perlu mendapat
maupun penjepit. Tempat perhatian secara fisik serta
pengolahan makanan kotor. Lantai kesegarannya terjamin, terutama
tempat penjual makanan dalam bahan-bahan makanan yang
keadaan kotor. Tisu, plastik, dan mudah membusuk atau rusak

5
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

seperti daging, ikan, susu, telor, makanan yang berbeda-beda


makanan dalam kaleng, buah, dan dapat membusuk, sehingga
dan sebagainya. Bahan kualitasnya dapat terjaga. Cara
makanan yang baik kadang tidak penyimpanan yang memenuhi
mudah kita temui, karena syarat hgiene sanitasi makanan
jaringan perjalanan makanan adalah penyimpanan harus
yang begitu panjang dan melalui dilakukan ditempat khusus yang
jaringan perdagangan yang bersih dan memenuhi syarat.
begitu luas. Salah satu upaya Untuk makanan kering dan
mendapatkan bahan makanan makanan terolahan yang
yang baik, perlu melakukan disimpan dalam suhu kamar,
pemilihan bahan-bahan maka rak penyimpanan harus
makanan itu sendiri. (2) diletakkan dalam rak-rak yang
Dalam pemilihan bahan tidak menempel pada dinding,
makanan perlu memperhatikan lantai dan langit-langit. (12)
tanda-tanda umum makanan Berbeda dengan penelitian
yang tidak aman bagi kesehatan. dimana kondisi tempat
Tanda dari makanan yang tidak penyimpanan makanan yang
memenuhi syarat aman adalah bersih, terhindar dari lalat karena
bila dalam pengolahannya ditutup dengan tirai. Pedagang
ditambahkan bahan tambahan menggunakan lilin untuk
berbahaya, seperti asam borax, mengusir lalat sehingga tempat
formalin, zat pewarna rhodamin sekitar kantin bebas dari lalat. (24)
B, dan methanil yellow, seperti 3. Cara Pengolahan Makanan
banyak dijumpai pada makanan Pada umumnya
jajanan pasar. (12) pedagang tidak mencuci bahan
2. Cara Penyimpanan Bahan seperti sayuran sebelum
Makanan dimasak. Pada pedagang mie
Pada umumnya tempat jowo, pedagang langsung
menyimpan bahan seperti sayur, memasukan sayur yang telah
mie, dan nasi diletakan di atas diiris ke dalam masakannya.
meja dengan kondisi terbuka dan Pedagang makanan juga tidak
dihinggapi lalat. Responden juga mencuci tangan sebelum
meniriskan piring, gelas, dan memasak makanan.mereka
sendok di atas meja dan jika langsung menjamah makanan
akan digunakan tidak di lap dulu dan memasaknya. Pedagang
dengan serbet yang bersih dan juga tidak menggunakan
kering. Hal ini menunjukkan celemek dalam mengolah
responden belum memenuhi makanan. Pedagang juga
syarat kesehatan dalam langsung menggunakan
penyimpanan bahan makanan. tanganya untuk mengambil
Tidak semua bahan makanan tanpa menggunakan
makanan yang tersedia langsung alat seperti sendok, maupun
dikonsumsi oleh masyarakat. penjepit.
Bahan makanan yang tidak Penanganan bahan
segera diolah terutama untuk makanan (sayur-sayuran),
pedagang perlu penyimpanan umumnya dilakukan pencucian
yang baik, mengingat sifat bahan terlebih dahulu meskipun ada

6
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

beberapa yang menggunakan air influenzadiare, penyakit perut


tidak mengalir. Setelah dicuci sejenisnya, menutup luka (pada
umumnya bahan makanan luka terbuka/ bisul atau luka
berupa sayuran dimasak dengan lainnya, menjaga kebersihan
cara direbus, dan sebagian tangan, rambut, kuku, dan
besar penjual tidak pakaian, memakai celemek, dan
menggunakan alat untuk tutup kepala, mencuci tangan
menggambil makanan. setiap kali hendak menangani
Pedagang merasa enggan untuk makanan, menjamah makanan
mencuci tangan, menggunakan harus memakai alat/
celemek, dan menggunakan alat perlengkapan, atau dengan alas
karena dianggap membuat lama tangan, tidak sambil merokok,
dalam melayani pembeli. menggaruk anggota badan
Penjamah makanan (telinga, hidung, mulut atau
adalah orang yang secara bagian lainnya, dan tidak batuk
langsung berhubungan dengan atau bersin di hadapan makanan
makanan dan peralatan mulai jajanan yang disajikan dan atau
dari tahap persiapan, tanpa menutup mulut atau
pembersihan, pengolahan hidung.
pengangkutan sampai penyajian. Hal ini didukung
Dalam proses pengolahan penelitian yang menunjukan ada
makanan, peran dari penjamah hubungan yang bermakna antara
makanan sangatlah besar kuku tangan penjamah makanan
peranannya. Penjamah makanan dengan kontaminasi makanan.
ini mempunyai peluang untuk Disamping itu kebiasaan tidak
menularkan penyakit. Banyak mencuci tangan sebelum
infeksi yang ditularkan melalui melayani pembeli dan sehabis
penjamah makanan, antara lain pergi ke toilet, merupakan
Staphylococcus aureus sumber kontaminan yang cukup
ditularkan melalui hidung dan berpengaruh terhadap
tenggorokan, kuman Clostridium kebersihan bahan makanan,
perfringens, Streptococcus, disamping itu juga kebiasaan
Salmonella dapat ditularkan merokok yang sering terlihat
melalui kulit. Oleh sebab itu pada saat mereka menunggu
penjamah makanan harus selalu pembeli. (7)
dalam keadan sehat dan 4. Tempat Pengolahan Makanan
terampil. (10) Pada umumnya lantai
Syarat-syarat bagi dalam keadaan kotor. Tisu,
seorang penjamah makanan plastik, dan kotoran berserakan
menurut Permenkes No. dimana-mana. Keadaan tempat
942/MENKES/SK/VII/2003, memasak juga dalam keadaan
dalam melakukan kegiatan kotor, tempat pembuang sampah
pelayanan penanganan juga dalam kondisi terbuka. Hal
makanan jajanan penjamah ini menunjukkan responden
makanan harus memenuhi belum memenuhi syarat
persyaratan antara lain :tidak kesehatan dalam tempat
menderita penyakit mudah pengolahan bahan makanan
menular misal : batuk, pilek,

7
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tempat pengolahan sisa-sisa makanan dan


makanan adalah suatu tempat menampungnya dalam kantong
dimana makanan diolah, tempat plastik sampah, untuk
pengolahan ini sering disebut selanjutnya peralatan makan
dapur. Dapur mempunyai tersebut langsung dibilas dengan
peranan yang penting dalam air dan dicuci dengan
proses pengolahan makanan, menggunakan sabun cuci dan
karena itu kebersihan dapur dan dibilas kembali dengan air bersih
lingkungan sekitarnya harus yang ada di dalam ember yang
selalu terjaga dan diperhatikan. lain.
Dapur yang baik harus Air merupakan faktor
memenuhi persyaratan sanitasi, yang sangat menentukan
yaitu lantai harus dibuat dari kualitas dari makanan atau
bahan yang keras atau kedap minuman, karena air digunakan
air, mudah dibersihkan, tahan sebagai bahan baku untuk
kerusakan dan korosi. Lantai memasak, mencuci bahan-
juga harus selalu bersih dan bahan makanan, mencuci alat-
terpelihara sebelum dan alat makanan dan minuman dan
sesudah melakukan kegiatan (10) sebagainya. Apabila air yang
Hasil penelitian tersedia tidak memenuhi
menunjukan keadaan lantai persyaratan yang diperlukan,
kotor penuh dengan tisu dan maka dimungkinkan makanan
sampah plastik yang berserakan. dan minuman yang diolah
Keadaan tempat memasak juga menjadi terkontaminasi oleh
dalam keadaan kotor, tempat bakteri-bakteri yang patogen.
pembuang sampah juga dalam Persyaratan kualitas air bersih
kondisi terbuka. Penelitian ini untuk parameter fisik adalah
didukung penelitian yang tidak berwarna, tidak berbau dan
mengobservasi Kantin Fakultas tidak berasal. Sedangkan untuk
Kedokteran Gigi USU dan Kantin kualitas makanan persyaratan
Pasca Sarjana USU. Hasil untuk bakteri E. coli adalah nol
penelitianya menunjukan tempat koloni/gram2 (13)
memasak dekat dengan tempat Hal ini berbeda dengan
sampah yang tidak tertutup. penelitian terhadap pedagang
Sampah diletakkan di tong kaki lima di lingkungan Kampus
sampah tapi tidak ditutup dan Universitas Indonesia, Depok
tidak dipisahkan antara sampah telah memantau kualitas
organik dan non organik. (24) makanan ketoprak dan gado-
5. Kandungan E. coli gado di lingkungan kampus UI
Berdasarkan penelitian Depok, melalui pemeriksaan
kandungan E. coli , semua bakteriologis. Dari hasil analisis
sampel cucian piring negatif E. laboratorium terhadap jumlah
Coli. Hal ini dimungkinkan kuman yang ada, didapatkan
karena beberapa hal yaitu angka yang cukup tinggi di
responden mengganti air cucian beberapa tempat untuk piring
piring jika sudah terlihat kotor. lebih dari 100 koloni/ml. Hal ini
Cara pencucian piring yaitu para karena beberapa hal yaitu
pedagang memisahkan kotoran/ penggunaan air bilasan akhir

8
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang tidak menggunakan air memasaknya. Pedagang juga tidak


bersih yang mengalir terutama menggunakan celemek dalam
pada pedagang dengan gerobak mengolah makanan. Pedagang juga
hal ini karena mereka sangat langsung menggunakan tanganya
malas untuk mengganti air untuk mengambil makanan tanpa
bilasan yang digunakan jika menggunakan alat seperti sendok,
belum terlihat kotor atau hampir maupun penjepit.
habis (7) Tempat pengolahan makanan kotor.
Lantai tempat penjual makanan
SIMPULAN DAN SARAN dalam keadaan kotor. Tisu, plastik,
dan kotoran berserakan dimana-
Simpulan mana. Keadaan tempat memasak
Hasil pemeriksaan bakteriologi tidak juga dalam keadaan kotor, tempat
ditemukan E. coli pada sampel air pembuang sampah juga dalam
yang diambil dari pedagang di kondisi terbuka.
Tlogosari Kelurahan Mukti Harjo Saran
Kidul Semarang. Bagi Dinas Kesehatan
Pedagang telah mampu memilih Melakukan pemeriksaan hygiene
bahan makanan pokok dengan dan sanitasi makanan secara
kualitas yang baik, sayuran yang berkala.
utuh dan segar. Pedagang telah Pedagang perlu mendapat
mampu memilih bahan makanan pembinaan atau kursus penyegaran
pokok seperti mie, daging ayam tentang higienis dan sanitasi
dengan kualitas yang baik, sayuran makanan.
yang utuh dan segar. Bagi Pedagang
Pedagang menyimpan bahan Peningkatan fungsi
makanan secara terbuka. Pedagang penyelenggaraan makanan
menyimpan bahan makanan seperti hendaknya terus diupayakan, antara
sayur, mie, dan nasi diletakan di lain dengan menjaga kebersihan
atas meja dengan kondisi terbuka. dapur dan ruang makan,
Pedagang juga menyimpan alat menyediakan tempat sampah
untuk memasak makanan di dalam dilengkapi dengan plastik dan tutup,
almari. Setelah mencuci alat, alat serta selalu menjaga kebersihan
ditiriskan di atas meja, kemudian lantai.
setelah kering di masukan di dalam Pedagang seharusnya menyediakan
almari. tempat sampah di tempat penjualan
Pedagang dalam pengolahan agar pembeli membuang tisu,
makanan tidak mencuci bahan, tidak plastik, dan bungkus lainya di tempat
mencuci tangan, dan tidak sampah
menggunakan celemek. Pedagang
tidak mencuci bahan seperti sayuran
sebelum dimasak. Pada pedagang 1
Ariendhita Yuspasari : Mahasiswa
mie jowo, pedagang langsung
Fakultas Kesehatan Masyarakat
memasukan sayur yang telah diiris
Universitas Diponegoro Semarang
ke dalam masakanya. Pedagang 2
Dr. Nurjazuli, SKM, M.Kes : Dosen
makanan juga tidak mencuci tangan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
sebelum memasak makanan.mereka
Universitas Diponegoro Semarang.
langsung menjamah makanan dan

9
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

3
Yusniar Hanani, STP, M.Kes : 8. Kusnoputranto H. 2006.
Dosen Fakultas Kesehatan Kesehatan Lingkungan. Jakarta :
Masyarakat Universitas Diponegoro FKM UI.
Semarang.
9. Depkes RI. 2007. Bakteri
Pencemaran Makanan dan
DAFTAR PUSTAKA Penyakit Bawaan Makanan.
Jakarta.
1. Ali, Arsad Rahim. 2010.
Membaca Undang-undang RI
10. Purawidjaja. 2005. Enam Prinsip
No.36 Tahun 2009 tentang
Dasar Penyediaan Makan di
kesehatan. From http :
Hotel, Restoran dan Jasaboga.
//www.opiniarali2008. Com
Jakarta.

2. Prabu. 2009. Higiene & Sanitasi 11. Lestari, Ira . 2009. Observasi
Makanan. From
Sanitasi Makanan Di Kantin FKG
www.putraprabu.Files.Wordpres
USU Dan Kantin Pasca
s.com
Sarjana USU. Skripsi tidak
dipublikasikan.
3. Anwar,H. 2001. Sanitasi
Makanan dan Minuman pada 12. Depkes RI. 2000. Penyehatan
Institusi Pendidikan Tenaga
Makanan dan Minuman. Jakarta.
Sanitasi Proyek Pengembangan
Tenaga Sanitasi. Jakarta :
13. Arikunto, S. 2006. Prosedur
Puksiknakes
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
4. Keputusan Menteri Kesehatan. 14. Notoatmodjo, S. 2005.
2003. Pedoman Persyaratan Metodologi Penelitian
Hygiene Sanitasi Makanan Kesehatan. Jakarta : Rineka
Jajanan. Cipta.

5. Karla, L. Sanitary Techniques 15. Machfoedz, Ircham. (2007).


Food Servis. New York : John Statistika Deskriptif : Bidang
Willey. Kesehatan, Keperawatan dan
Kebidanan (Bio Statistik).
6. Susana, Dewi. 2003. Yogyakarta : Fitramaya.
Pemantauan Kualitas Makanan
Ketoprak Dan Gado-Gado Di 16. WHO. (2006). Penyakit Bawaan
Lingkungan Kampus UI Depok, Makanan : Fokus Pendidikan
Melalui Pemeriksaan Kesehatan, Jakarta EGC
Bakteriologis. From Makara, Seri
Kesehatan, Vol. 7, No. 1, Juni 17. Marsaulina, Irnawati. (2004).
2003 Study Tentang Pengetahuan
Perilaku Dan Kebersihan
7. Sihite R. 2000. Sanitasi And Penjamah Makanan Pada
Hygiene. Surabaya : SIC. Tempat Umum Pariwisata Di
DKI Jakarta (TMII, TIJA, TMR).

10
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 871 - 880
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Sumatera Utara.
18. Lestari (2008). 0bservasi Kantin
Fakultas Kedokteran Gigi USU
dan Kantin Pasca Sarjana USU.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU.

19. Moleong, Lexy J. (2007).


Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

11

Anda mungkin juga menyukai