ABSTRAK
Latar Belakang: Konsep diri mulai berkembang sejak masa bayi dan terus berkembang
sejalan dengan perkembangan individu itu sendiri. Anak usia sekolah, merupakan usia
anak dengan berbagai macam karakterisitik yang mempunyai konsep dari pada
pandangannya atau penilaian individu lain terhadap dirinya sendiri, baik bersifat fisik,
sosial, maupun psikologis yang di dapat dari hasil interaksinya dengan orang lain. Tujuan
dalam penelitian ini untuk mengetahui konsep diri anak yang tinggal di panti asuhan.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan evaluation research secara univariat yaitu melakukan penilaian terhadap
pelaksanaan kegiatan program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan
balik dan tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik total sampling
sebanyak 40 responden.
Hasil : Hasil penelitian gambaran konsep diri anak usia 6-12 tahun meliputi gambaran diri
positif 20 (50%) responden negatif 20 (50%), ideal diri realistis 19 (47%) dan tidak realistis
21 (53%) responden, harga diri tinggi 22 (55%) responden, rendah 18( 45%) peran diri
berperan 22 (55%) responden, tidak berperan 18 (45%) responden, dan identitas diri kuat
17 (47%) responden, tidak kuat 23 (58%) responden.
Kesimpulan : Hendaknya anak yang tinggal di panti asuhan dapat menjaga konsep diri
sehingga memudahkan interaksi sosial sehingga individu yang bersangkutan dapat
mengantisipasi reaksi orang lain.
ABSTRACT
Background: The concept of self began to develop from infancy and continues to
develop in line with the development of the individual itself. school age children, is the age
of children with a variety of characteristics that have concepts from their views or other
individual assessments of themselves, both physical, social, and psychological in the
results of their interactions with others. The purpose of this study was to determine the
self-concept of children living in orphanages.
Methods: The research design used was observational analytic with a univariate
evaluation research approach which was to carry out an assessment of the
implementation of the program activities being carried out in order to seek feedback and
sampling techniques using a total sampling technique of 40 respondents.
Results The results of the study of self-concept of children aged 6-12 years include
positive self-image 20 (50%) negative respondents 20 (50%), realistic self-ideal 19 (47%)
and unrealistic 21 (53%) respondents, high self-esteem 22 (55%) respondents, low 18
(45%) self-role plays 22 (55%) respondents, does not play 18 (45%) respondents, and
self-identity is strong 17 (47%) respondents, not strong 23 (58%) respondents .
Volume Desember 2020
kedepan. Orang dengan konsep diri antar individu yang satu dengan individu
yang positif akan mampu menghargai yang lain. Agar anak dapat menilai
dirinya dan melihat hal-hal yang positif kemampuan dirinya dalam memainkan
yang dapat dilakukan demi keberhasilan peranan sosial, apakah baik, sedang,
di masa yang akan datang. Dari uraian di atau buruk, dan dalam keadaan
atas, dapat di simpulkan bahwa konsep demikianlah ia mengembangkan konsep
diri adalah pandangan atau penilaian dirinya, yang menunjukan kesan dan
indivindu terhadap dirinya sendiri, baik keyakinan mengenai karakteristik diri
yang bersifat fisik, social, maupun sendiri. Sehingga perkembangan konsep
psikologis, yang didapat dari hasil diri akan tumbuh pada segi kognitif dan
interaksinya dengan orang lain. afektif, indivindu akan mengevaluasi
Seseorang dikatakan mempunyai dirinya secara realistis dan positif,
konsep diri negatif jika ia meyakini dan evaluasi ini berkembang berdasarkan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak pengalaman-pengalaman terhadap diri
berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, dimana diri sendiri sebagai objek
tidak kompeten, gagal, malang, tidak persepsi maupun pengalaman-
menarik, tidak disukai dan kehilangan pengalaman sebagai hasil belajar dan
daya tarik terhadap hidup. penilaian terhadap lingkungan, termasuk
Setiap indivindu/ seseorang penilaian orang lain terhadap dirinya.
cenderung mengharapkan dirinya Dengan tahap itu indivindu anak akan
berkembang dan dapat menjadi lebih mencapai gambaran diri (self image )
baik lagi. Perkembangan yang utuh, suatu pemahaman terhadap
kemampuan/potensi seseorang tidak diri dalam keseluruhan dalam aspek
akan terwujud begitu saja apabila tidak yang mungkin bagi aktualisasi dirinya.
diupayakan dan seberapa jauh Menurut penelitian Nurfiah Abdullah
seseorang mengupayakan sehingga pola tentang hubungan pola asuh orang
mewujudkan potensinya menjadi aktual tua dengan konsep diri anak usia
dan terwujud dalam sikap kepribadian. sekolah, populasi dalam penelitian ini
Hal ini dapat diperoleh apabila adalah siswa SD Aisiyiyah Dnoyo Usia
seseorang tersebut setidaknya memiliki 10-12 tahun, sebanyak 50 siswa, yang
rasa percaya dan konsep diri. tersebar padda 3 kelas yakni kelas 4
Anak yang memiliki konsep diri berjumlah 17 siswa, kelas 5 sebanyak 20
atau sesuatu kepribadian maka anak siswa dan kelas 6 sebanyak 13 siswa.
tersebut tidak akan pernah menjadi Hasil penelitian tersebut menunjukan
dirinya sendiri yang sesungguhnya, nilai r=0,689 dan sig. ( 2- tailed) =0,000
untuk itu perkembangan konsep diri anak dengan demikian korelasi antara pola
disini dimaksudkan agar anak itu harus asuh orang tua dengan konsep diri anak
dapat mentukan pilihan, tujuan atau usia sekolah kuat. Dari hasil penelitian
rencana untuk menentukan masa tersebut dapat disimpulkan bahwa pola
depannya. asuh orang tua yang positif dapat
Hal ini menegaskan bahwa menghasilkan konsep diri yang positif
sangat pentingnya mengenali diri sendiri pula. Bagaimana dengan anak usia
atau konsep diri yang membedakan sekolah yang tinggal di panti asuhan.
Volume Desember 2020
kearah yang lebih baik. Dan Mampu 4. Distribusi frekuensi Peran diri peran
menempatkan diri di dalam lingkungan. sebanyak 22 responden (55%)
Hasil penelitian ini tidak jauh sedangkan responden yang memiliki
berbeda dari penelitian yang dilakukkan gambaran diri tidak berperan
oleh esterlita (2011), tentang hubungan sebanyak 18 responden (45%)
antara identitas diri dengan kecemasan 5. Distribusi frekuensi identitas diri kuat
ibu yang memiliki anak tunawicara di sebanyak 17 responden (42%)
SLB N 3 Yogyakarta, didapatkan hassil sedangkan responden yang memiliki
penelitian menunjukkan bahwa hasil uji identitas diri lemah sebanyak 23
linearitas kedua variable menunjukkan responden (58%).
nilai F =61,010 dengan taraf signifikan
0,000 (p<0,05). Artinya hubungan Saran
antara identitas diri dengan kecemasan 1. Bagi Institusi Pendidikan.
ibu yang memiliki anak tuna wicara Hendaknya hasil penelitian ini
dinyatakan linier. dapat digunakan sebagai salah satu
Berdasarkan hasil penelitian di sarana evaluasi konsep diri.
panti asuhan, peneliti berasumsi bahwa Sehingga Individu akan bereaksi
identitas diri seseorang tidak lepas dari terhadap lingkungannya sesuai
tugas perkembangan yang berhasil dengan konsep dirinya.
dilalui, dimana dalam hal ini pula tingkat 2. Bagi Panti Asuhan
kematangan pada diri seseorang Hendaknya seluruh anak-anak
mempengaruhi pembentukan sikap dan di panti asuhan, dapat benar-benar
pola perilaku pada identitas diri orang menjaga konsep diri anak, Sehingga
tersebut. memudahkan interaksi sosial
sehingga individu yang bersangkutan
dapat mengantisipasi reaksi orang
KESIMPULAN DAN SARAN lain. serta dapat meningkatkan mutu
Simpulan dari Panti Asuhan itu sendiri. Pihak
1. Distribusi frekuensi gambaran diri panti diharapkan dapat meningkatkan
positif sebanyak 20 responden (50%) peran sertanya dipanti asuhan
sedangkan responden yang memiliki khususnya anak yang tinggal dipanti
gambaran diri negatif sebanyak 20 asuhan tersebut dalam memberikan
responden (50%). informasi kesehatan berupa
2. Distribusi frekuensi Ideal diri realistis penyuluhan dan memberikan
sebanyak 19 responden (47%) motivasi kepada anak sehingga
sedangkan responden yang memiliki dapat memiliki konsep diri yang
Ideal diri tidak realistis sebanyak 21 positif.
responden (53%). 3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
3. Distribusi frekuensi Harga diri tinggi Disarankan untuk meneliti
sebanyak 22 responden (55%) secara lebih mendalam tentang
sedangkan responden yang memiliki konsep diri anak usia 6-12 tahun,
harga diri rendah sebanyak 18 serta menguji lagi kevalidtan dari
responden (45%). kuesioner, sehingga dapat diketahui
Volume Desember 2020