Anda di halaman 1dari 9

Jurnal KELUARGA Vol 2 No 1 Februari 2016

HYGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN KELUARGA


ANGGOTA LEMBAGA PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA (LPKK)

Tri Hermawan
montelakoibito@yahoo.co.id
Prodi PKK JPTK FKIP UST
Abstrak Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk This study aimed to know the descrip-
mengetahui gambaran higien dan sanitasi tion of hygiene and sanitation of family food
pengolahan makanan keluarga anggota LPKK. management among the members of family
Penelitian ini merupakan jenis penelitian welfare empowerment organization. Data col-
deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan lection methods used questionnaires and docu-
untuk mengumpulkan data adalah metode mentation. Data analysis method used descrip-
angket dan dokumentasi. Teknik analisis data tive analysis to descriptive the score of mean,
menggunakan analisis deskriptif untuk median, mode, and standard deviation. This
menggambarkan nilai Mean, Median, Modus, study shows that hygiene and sanitation of fam-
dan Standar Deviasi. Hasil penelitian ily food management among the members of
menunjukkan bahwa higien dan sanitasi family welfare empowerment organization was
pengolahan makanan keluarga anggota LPKK in enough category with the frequency 47.44%.
dalam kategori cukup dengan frekuensi The hygiene and sanitation of family food man-
47,44%. Higien dan sanitasi pengolahan agement among the members of family welfare
makanan dapat dilihat dari indikator pemilihan empowerment organization could be seen from
bahan makanan, pengolahan makanan, dan indicators of choosing the food ingredients,
penyajian makanan. a) Indikator pemilihan managing foods, and servicing foods. a) The
bahan makanan sebagian besar anggota LPKK indicator of choosing the food ingredients was
dalam kategori cukup dengan frekuensi in enough category with the frequency 47.44%.
47,44%. b) Indikator pengolahan makanan b) The indicator of managing foods was in
sebagian besar anggota LPKK dalam kategori enough category with the frequency 48.72%. c)
cukup dengan frekuensi 48,72%. c) Indikator The indicator of servicing foods was in enough
penyajian makanan sebagian besar anggota category with the frequency 62.82%. Thus, the
LPKK dalam kategori cukup dengan frekuensi indicator of servicing foods was more dominant
62,82%. Dengan demikian, indikator penyajian determining hygiene and sanitation of family
makanan paling dominan menentukan higien food management among the members of fami-
dan sanitasi pengolahan makanan keluarga ly welfare empowerment organization.
anggota LPKK.
Keyword(s) : hygiene and sanitation, food man-
Kata kunci: : hygiene dan sanitasi, pengolahan agement among, family welfare
makanan, LPKK empowerment organization

PENDAHULUAN dilihat dari segi kesehatan saja, tetapi harus


Makanan sangat penting bagi dilihat dari seluruh segi yang ada
kesehatan manusia. Kesadaran akan pent- pengaruhnya terhadap masalah kesehatan.
ingnya makanan dapat menunjang banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan tubuh setiap anggota keluarga kesehatan manusia, baik kesehatan individu
dan mendukung aktivitas keluarga yang maupun kesehatan masyarakat. Salah
dilakukan setiap harinya. Masalah satunya adalah higien dan sanitasi ma-
kesehatan adalah suatu masalah yang san- kanan. Menurut Rizqie Auliana (2001:78),
gat kompleks yang saling berkaitan dengan makanan sehari-hari yang dianjurkan di In-
masalah lain di luar kesehatan. Pemecahan donesia adalah makanan seimbang yang
masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya terdiri dari makanan sumber zat tenaga
76
Jurnal KELUARGA Vol 2 No 1 Februari 2016

seperti beras, jagung, kentang, ubi, sing- pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kong, talas, sagu, roti, bihun, makroni, te- pada usaha kesehatan perseorangan atau
pung-tepungan, kelapa, minyak dan gula. manusia beserta lingkungan tempat orang
Masalah kesehatan khususnya masalah tersebut itu barada” (Yuliarsih, 2007:98).
hygiene dan sanitasi pada makanan meru- “Hygiene juga mencakup usaha perawatan
pakan masalah yang sangat kompleks dan diri (personal hygiene) termasuk juga per-
sebenarnya bukan merupakan masalah yang lindungan kesehatan akibat peker-
baru. Banyak kasus yang terjadi terkait jaan” (Merriam, 2009:57). Sanitasi adalah
dengan kesehatan karena faktor hygiene suatu usaha pencegahan penyakit yang
dan sanitasi pada makanan. Hal ini menun- menitikberatkan kegiatan pada usaha
jukkan bahwa konsep personal higien da- kesehatan lingkungan hidup manusia.
lam kehidupan sehari-hari merupakan hal Upaya menjaga pemeliharaan agar
yang sangat penting dan harus diperhatikan seseorang, makanan, tempat kerja atau
karena konsep personal hygiene akan peralatan tetap higien is (sehat) dan bebas
mempengaruhi kehidupan seseorang. pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri,
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi serangga, atau binatang lainnya. Sanitasi
oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal adalah usaha kesehatan preventif yang
yang sangat berpengaruh itu diantaranya menitikberatkan kegiatan kepada uasaha
kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, kesehatan lingkungan hidup manusia (Siti
persepsi seseorang terhadap kesehatan Fatonah, 2005).
(Adams dan Motarjemi, 2003:78). Depkes RI (2011), terdapat 7 prinsip
Semakin tingginya masalah kesehatan higien sanitasi makanan, antara lain: a)
dan banyaknya kasus yang terjadi terkait upaya mengamankan bahan makanan; b)
dengan kesehatan pada makanan, maka di- upaya pengumpulan bahan makanan; c)
perlukan perhatian khusus terhadap sanitasi pengolahan makanan; d) pengangkutan ba-
dan hygiene pada makanan yang akan han makanan; e) penyimpanan bahan ma-
dikonsumsi sebagai wujud penyelenggaraan kanan. Pengolahan makanan merupakan
makanan sehat untuk keluarga. Penyeleng- proses yang sangat penting untuk
garaan makanan yang sehat dan aman untuk memudahkan bentuk makanan yang
keluarga merupakan salah satu faktor yang dikonsumsi dengan memperhatikan
penting untuk meningkatkan derajat kandungan gizi, tekstur, serta kebersihan
kesehatan oleh kerena itu kualitas makanan makanan tersebut. Dalam pengelolaan
yang baik secara bakteriologis, kimiawi, makanan ada 3 dasar-dasar yang harus
maupun fisik harus selalu diperhatikan. diperhatikan (Purnawijayanti, 2001), yaitu
Kualitas makanan harus senantiasa terjamin a) pemilihan bahan baku makanan, b)
setiap saat agar masyarakat dapat terhindar pengolahan makanan,dan c) penyajian
dari penyakit atau gangguan kesehatan serta makanan.
keracunan akibat makanan. Oleh karena itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
higien dan sanitasi pengolahan makanan menyimpulkan bahwa sekitar 30%
perlu mendapat perhatian yang lebih dilaporkan keracunan makanan untuk ka-
seksama. wasan Eropa terjadi pada rumah-rumah
Hygiene dan sanitasi pada makanan pribadi akibat tidak memperhatikan higien
perlu diperhatikan. Upaya pengamanan atau dan sanitasi makanan. Menurut WHO, di
hygiene dan sanitasi makanan pada da- Amerika Serikat saja setiap tahunnya ada
sarnya meliputi orang yang menangani ma- 76 juta kasus penyakit bawaan makanan
kanan, tempat penyelenggaraan makanan, menyebabkan 325.000 jiwa rawat inap dan
peralatan pengolahan makanan, proses pen- 5.000 kematian. Sekitar 70% kasus kera-
golahan makanan, penyimpanan makanan cunan makanan di dunia disebabkan oleh
dan penyajian makanan (Hari Purnomo, makanan siap santap yaitu makanan yang
2009). “Hygiene merupakan suatu sudah diolah, terutama oleh usaha ketering,
77
Jurnal KELUARGA Vol 2 No 1 Februari 2016

rumah makan, kantin, restoran maupun ma- mengetahui keadaan sesuatu seperti
kanan jajanan. Di Indonesia sendiri, masa- apa adanya, mengenai apa, bagaimana atau
lah higien dan sanitasi makanan merupa- menjelaskan, serta menerangkan suatu peri-
kan masalah yang sudah lama dan terus stiwa dengan menggunakan statistik
berulang terjadi (http:// deskriptif. “Statistik deskriptif adalah statis-
www.depdiknas.org/higien dan_sanitasi). tik yang digunakan untuk menganalisis data
Di Dusun Wonodoro Bambanglipuro dengan cara mendeskripsikan atau meng-
Bantul Yogyakarta memliki Lembaga Pem- gambarkan data yang telah terkumpul se-
berdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) bagaimana adanya, bermaksud membuat
yang memiliki berbagai macam strata kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
keluarga dengan berbagai macam profesi. generalisasinya” (Sugiyono, 2010:147).
Di Dusun Wonodoro Bambanglipuro Ban- Berdasarkan datanya, penelitian ini terma-
tul Yogyakarta, ada beberapa anggota suk penelitian ex post facto. “Penelitian ex
LPKK yang kurang memperhatikan sani- post facto adalah penelitian yang dilakukan
tasi dan higien pada makanan yang diolah untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi
dan dikonsumsi oleh setiap anggota keluar- dan kemudian dibuktikan melalui data un-
ga. Adanya faktor pendidikan yang rendah tuk menemukan faktor-faktor yang menda-
menjadi salah satu faktor pemicu ku- hului atau menemukan sebab-sebab yang
rangnya pengetahuan ibu tentang gizi. mungkin atas peristiwa yang diteli-
Pengetahuan ibu tentang gizi yang rendah ti” (Sugiyono, 2009: 3). Jenis penelitian ini
mempengaruhi penerimaan informasi, se- digunakan untuk mengetahui hygiene dan
hingga pengetahuan higien dan sanitasi sanitasi pengolahan makanan keluarga Ang-
pada makanan akan terbatas. Anggota gota Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan
LPKK dengan pendidikan rendah akan Keluarga di Dusun Wonodoro Molyodadi
lebih kuat mempertahankan memper- Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
hatikan tradisi-tradisi yang berhubungan Tempat penelitian adalah Dusun
dengan makanan, sehingga sulit untuk Wonodoro Molyodadi Bambanglipuro Ban-
menerima pembaharuan di bidang gizi dan tul Yogyakarta. Untuk memperoleh data
mempunyai daya pikir yang rendah. yang dibutuhkan, penelitian akan dil-
Dengan melihat berbagai permasala- aksanakan mulai Juni sampai Agustus 2015.
han tersebut, maka peneliti tertarik untuk Variabel yang termasuk dalam penelitian ini
melakukan penelitian dengan judul: Hy- adalah hygiene dan sanitasi pengolahan
giene dan Sanitasi Pengolahan Makanan makanan keluarga Anggota LPKK di Dusun
Keluarga Anggota Lembaga Pemberdayaan Wonodoro Molyodadi Bambanglipuro
Kesejahteran Keluarga (LPKK) di Dusun Bantul Yogyakarta. Sanitasi makanan
Wonodoro Molyodadi Bambanglipuro adalah salah satu usaha pencegahan yang
Bantul Yogyakarta. menitik beratkan kegiatan dan tindakan
Sesuai dengan pembatasan masalah yang perlu untuk membebaskan makanan
yang telah diuraikan sebelumnya, maka dari segala bahaya. Sanitasi dan higien
permasalahan dalam penelitian ini adalah: diukur melalui pemilihan bahan baku
Bagaimana gambaran higien dan sanitasi makanan, penyimpanan bahan makanan,
pengolahan makanan keluarga anggota pengolahan makanan, dan penyajian
Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan makanan.
Keluarga di Dusun Wonodoro Moyodadi Populasi penelitian adalah semua ibu-
Bambanglipuro Bantul Yogyakarta? ibu di Dusun Wonodoro Molyodadi
Bambanglipuro Bantul Yogyakarta
METODE PENELITIAN berjumlah 283 responden. Penelitian ini
Penelitian ini merupakan jenis termasuk penelitian sampel. Pengambilan
penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu sampel menggunakan proportional random
penelitian yang bertujuan untuk sampling, yaitu populasi diambil sampelnya
78
Jurnal KELUARGA Vol 2 No 1 Februari 2016

sebesar 25% ditambah 10% dari sampel dalam sekumpulan data observasi. Standar
dengan jumlah sampel 78 ibu LPKK. Deviasi digunakan untuk mencari skor
Metode yang digunakan untuk varian.
mengumpulkan data adalah metode angket
dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini HASIL PENELITIAN DAN
adalah angket. Instrumen diuji cobakan PEMBAHASAN
kepada 30 ibu-ibu di luar sampel penelitian Deskripsi data menggambarkan hasil
tetapi masih dalam satu populasi. Hasl uji penelitian tentang higien dan sanitasi
validitas diperoleh 1 butir pernyataan pengolahan makanan keluarga anggota
dinyatakan gugur dengan nilai r hitung 0,130. Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan
Teknik analisis data menggunakan analisis Keluarga di Dusun Wonodoro Moyodadi
deskriptif untuk menggambarkan nilai Bambanglipuro Bantul Yogyakarta. Untuk
Mean, Median, Modus, dan Standar mendapatkan data, peneliti menggunakan
Deviasi. Mean adalah teknik penjelasan angket sejumlah 19 item pernyataan yang
kelompok yang didasarkan atas nilai rata- telah dinyatakan valid yang disebarkan
rata dari kelompok tertentu. Median atau kepada sampel penelitian yang telah
nilai tengah adalah nilai data observasi yang ditentukan sebanyak 78 responden. Hasil
membagi data menjadi dua setelah data kategori skor variabel higien dan sanitasi
diurutkan dari yang terkecil ke yang pengolahan makanan dapat dilihat pada
terbesar. Modus adalah anggota data atau tabel 1.
nilai observasi yang paling sering muncul
Tabel 1. Kategori Data Hygiene dan Sanitasi Pengolahan Makanan
No Kategori Interval Skor Frekuensi Relatif (%)
1 Tinggi 65 – 73 30 38,46%
2 Cukup 56 – 64 37 47,44%
3 Rendah 46 – 55 11 14,10%
Total 78 100
(Sumber: analisis data penelitian diolah)

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa higien dan sanitasi


diketahui bahwa 30 responden dalam kate- pengolahan makanan menurut sebagian
gori tinggi dengan frekuensi relatif 38,46%, besar responden dalam kategori cukup
37 responden dalam kategori cukup dengan dengan frekuensi relatif 47,44%. Frekuensi
frekuensi relatif 47,44%, dan 11 responden skor variabel higien dan sanitasi pen-
dalam kategori rendah dengan frekuensi golahan makanan dapat dilihat pada histo-
relatif 14,10% dalam kategori rendah. Dapat gram pada gambar 1.

Frekeunsi

Kategori Skor
Gambar 1. Histogram Kategori Hygiene dan Sanitasi Pengolahan Makanan
79
Jurnal KELUARGA Vol 2 No 1 Februari 2016

Penjelasan secara rinci tentang higien 1. Indikator Persiapan


dan sanitasi pengolahan makanan dilihat Hasil distribusi frekuensi dikate-
dari indikator persiapan, pengolahan gorikan ke dalam kategori tinggi, cukup,
makanan, dan penyajian makanan dan rendah. Rangkuman hasil kategori
dijelaskan melalui tabel distribusi frekuensi indikator persiapan selengkapnya dapat
dan kategori skor sebagai berikut. dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kategori Indikator Persiapan

No Kategori Interval Skor Frekuensi Relatif (%)

1 Tinggi 28 – 32 31 39,74%
2 Cukup 23 – 27 37 47,44%
3 Rendah 18 – 22 10 12,82%
Total 78 100

(sumber: analisis data penelitian diolah)

Tabel kategori di atas menjelaskan relatif 12,82%. Berdasarkan analisis data,


bahwa 31 responden dalam kategori tinggi dapat disimpulkan bahwa indikator per-
dengan frekuensi relatif 39,74%, 37 re- siapan termasuk dalam kategori cukup
sponden dalam kategori cukup dengan dengan frekuensi 47,44%. Tabel kategori
frekuensi relatif 47,44%, dan 10 responden di atas dijelaskan kembali melalui histo-
dalam kategori rendah dengan frekuensi gram pada gambar 2.

Frekeunsi

Kategori Skor

Gambar 2. Kategori Faktor Persiapan

2. Indikator Pengolahan Makanan indikator pengolahan makanan seleng-


Hasil distribusi frekuensi dikate- kapnya dapat dilihat pada tabel 3
gorikan ke dalam kategori tinggi, sebagai berikut.
cukup, dan rendah. Hasil kategori

80
Jurnal KELUARGA Vol 2 No 1 Februari 2016

Tabel 3. Kategori Indikator Pengolahan Makanan

No Kategori Interval Skor Frekuensi Relatif (%)


1 Tinggi 18 – 20 30 38,46%
2 Cukup 15 – 17 38 48,72%
3 Rendah 12 – 14 10 12,82%
Total 78 100
(sumber: analisis data penelitian diolah)

Berdasarkan tabel kategori tersebut, frekuensi relatif 12,82%. Berdasarkan ana-


30 responden dalam kategori tinggi dengan lisis data di atas, indikator pengolahan ma-
frekuensi relatif 38,46%, 38 responden ter- kanan dalam kategori cukup dengan frek-
masuk dalam kategori cukup dengan frek- uensi 48,72%. Tabel kategori di atas
uensi relatif 48,72%, dan 10 responden ter- dijelaskan kembali melalui histogram pada
masuk dalam kategori rendah dengan gambar 3 berikut.

Frekeunsi

Kategori Skor

Gambar 3. Histogram Kategori Indikator Pengolahan Makanan

3. Indikator Penyajian Makanan dan rendah. Hasil kategori indikator pen-


Hasil distribusi frekuensi dikate- golahan makanan selengkapnya dapat
gorikan ke dalam kategori tinggi, cukup, dilihat pada tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 4. Kategori Indikator Penyajian Makanan

No Kategori Interval Skor Frekuensi Relatif (%)


1 Tinggi 21 – 24 26 33,33%
2 Cukup 17 – 20 49 62,82%
3 Rendah 13 – 16 3 3,85%
Total 78 100
(sumber: analisis data penelitian diolah)

81
Jurnal KELUARGA Vol 2 No 1 Februari 2016

Berdasarkan tabel kategori tersebut, dengan frekuensi relatif 3,85%. Berdasar-


26 responden dalam kategori tinggi kan analisis data di atas, indikator penyajian
dengan frekuensi relatif 33,33%, 49 makanan dalam kategori cukup dengan
responden termasuk dalam kategori cukup frekuensi 62,82%. Tabel kategori di atas
dengan frekuensi relatif 62,82%, dan 3 dijelaskan kembali melalui histogram pada
responden termasuk dalam kategori rendah gambar 4.

Frekeunsi

Kategori Skor

Gambar 4. Histogram Kategori Indikator Penyajian Makanan

1. Hygiene dan sanitasi pengolahan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga


makanan (LPKK) yang kurang memperhatikan
Hasil analisis menunjukkan bahwa sanitasi dan higien pada makanan yang
variabel higien dan sanitasi pengolahan diolah dan dikonsumsi oleh setiap ang-
makanan keluarga anggota Lembaga gota keluarga. Adanya faktor pendidikan
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga yang rendah menjadi salah satu faktor
di Dusun Wonodoro Moyodadi Bam- pemicu kurangnya pengetahuan ibu ten-
banglipuro Bantul Yogyakarta dalam tang gizi. Pengetahuan ibu tentang gizi
kategori cukup dengan frekuensi yang rendah mempengaruhi penerimaan
47,44%, artinya ibu-ibu anggota Lem- informasi, sehingga pengetahuan higien
baga Pemberdayaan Kesejahteraan dan sanitasi pada makanan akan terbatas.
Keluarga (LPKK) cukup memperhatikan Anggota Lembaga Pemberdayaan Kese-
higien dan sanitasi pengolahan makanan jahteraan Keluarga (LPKK) lebih kuat
untuk keluarga. mempertahankan memperhatikan tradisi-
Penyebab higien dan sanitasi pen- tradisi yang berhubungan dengan ma-
golahan makanan keluarga tergolong kanan, sehingga sulit untuk menerima
cukup karena di Dusun Wonodoro Bam- pembaharuan di bidang gizi dan mempu-
banglipuro Bantul Yogyakarta memliki nyai daya pikir yang renda.
Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan 2. Indikator hygiene dan sanitasi
Keluarga (LPKK) yang memiliki pengolahan makanan
berbagai macam strata keluarga dengan Hasil secara umum di atas didukung
berbagai macam profesi. Di Dusun dengan hasil hygiene dan sanitasi peng-
Wonodoro Bambanglipuro Bantul Yog- olahan makanan dilihat dari indikator
yakarta, ada beberapa anggota Lembaga persiapan, pengolahan makanan, dan
82
Jurnal KELUARGA Vol 2 No 1 Februari 2016

penyajian makanan dengan penjelasan makanan mentah menjadi makanan


sebagai berikut. yang siap santap Pengolahan ma-
a. Indikator persiapan kanan merupakan proses pengubahan
Indikator persiapan termasuk bentuk makanan dari mentah menjadi
dalam kategori cukup dengan frekuen- makanan yang siap santap dengan
si 47,44%. Artinya, ibu-ibu Lembaga mengunakan suhu panas dan mengi-
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluar- kuti kaidah dan dasar - dasar sanitasi
ga (LPKK) sudah cukup baik dalam dan hygiene.
memilih bahan makanan untuk diolah. c. Indikator penyajian makanan
Pemilihan bertujuan untuk mem- Indikator penyajian makanan
peroleh bahan baku makanan yang dalam kategori cukup dengan frek-
sangat penting guna memperoleh uensi 62,82%. Artinya, ibu-ibu ang-
produk yang berkualitas tinggi. Semua gota Lembaga Pemberdayaan Kese-
jenis bahan baku makanan mudah ru- jahteraan Keluarga (LPKK) sudah
sak, perlu diperhatikan cara pe- cukpa baik dalam menyajikan ma-
nanganannya bahkan ada pula yang kanan kepada keluarga. Makanan
menjadi busuk. Bahan baku makanan yang disajikan adalah makanan yang
yang baik adalah mengandung nutrisi siap santap. Penyajian makanan un-
komplek yang dibutuhkan oleh tubuh. tuk setiap jenis makanan ditempatkan
Banyak yang harus diperhatikan dalam dalam wadah terpisah, dan tertutup.
teknik pemilihan diantaranya : warna, Tujuannya agar makanan tidak ter-
tekstur, ukuran, aroma. kontaminasi silang. Bila satu ma-
Bahan makanan tidak hanya kanan tercemar yang lain dapat
cukup memenuhi karbohidrat, protein diselamatkan, serta memperpanjang
dan lemak saja. Memperhatikan pula masa saji makanan sesuai dengan
kandungan vitamin dan juga antioksi- tingkat kerawanan pangan.
dan sehingga mendapatkan makanan
yang sehat dan mengandung banyak SIMPULAN DAN SARAN
manfaat untuk kesehatan penting un- Simpulan
tuk memilih bahan makanan yang Berdasarkan hasil penelitian yang
akan diolah. Pemilihan bahan baku telah diuraikan pada bab sebelumnya,
makanan sebaiknya dilihat dari segi dapat ditarik kesimpulan bahwa:
kebersihan, penampilan dan kesehatan 1. Hygiene dan sanitasi pengolahan ma-
bahan yang akan diolah harus menge- kanan keluarga anggota Lembaga Pem-
tahui sumber makanan yang baik serta berdayaan Kesejahteraan Keluarga di
memperhatikan ciri – ciri bahan yang Dusun Wonodoro Moyodadi Bam-
baik. banglipuro Bantul Yogyakarta dalam
b. Indikator pengolahan makanan kategori cukup dengan frekuensi
Indikator pengolahan makanan 47,44%.
dalam kategori cukup dengan frekuen- 2. Indikator persiapan sebagian besar ang-
si 48,72%. Artinya, ibu-ibu Lembaga gota Lembaga Pemberdayaan Kese-
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluar- jahteraan Keluarga di Dusun
ga (LPKK) sudah cukup baik dalam Wonodoro Moyodadi Bambanglipuro
mengolah makanan untuk keluarga Bantul Yogyakarta termasuk dalam
dengan memperhatikan sanitasi dan kategori cukup dengan frekuensi
higien makanan teesebut. Pengolahan 47,44%.
makanan dengan cara menyelenggara- 3. Indikator pengolahan makanan sebagian
kan makanan yang akan dikonsumsi besar anggota Lembaga Pemberdayaan
merupakan proses yang sangat penting Kesejahteraan Keluarga di Dusun
dalam pengubahan bentuk dari Wonodoro Moyodadi Bambanglipuro
83
Bantul Yogyakarta dalam kategori narasumber yang memiliki kompeten
cukup dengan frekuensi 48,72%. di bidangnya.
4. Indikator penyajian makanan sebagian 2. Bagi Anggota LPKK
besar anggota Lembaga Pemberdayaan Anggota LPKK disarankan untuk
Kesejahteraan Keluarga di Dusun meningkatkan pengetahuan hygiene
Wonodoro Moyodadi Bambanglipuro dan sanitasi dengan cara membaca dan
Bantul Yogyakarta dalam kategori mencari sumber informasi tentang hy-
cukup dengan frekuensi 62,82%. giene dan sanitasi pada makanan me-
lalui majalah, Internet, surat kabar, dan
Saran media lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti 3. Bagi peneliti berikutnya yang akan
menyampaikan beberapa saran untuk guru melakukan penelitian lanjutan
dan siswa yaitu sebagai berikut. mengenai hygiene dan sanitasi pen-
1. Bagi Pengurus LPKK golahan makanan, diharapkan
Pengurus LPKK disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan
meningkatkan pengetahuan hygiene dan menggunakan perspektif yang ber-
sanitasi setiap anggotanya dengan cara beda, sehingga hasil penelitian lebih
mengadakan seminar kesehatan dan kuat.
penyuluhan dengan mengundang

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2011). Cara Pengolahan Makanan Yang Baik. Prinsip Higiene dan sanitasi
Makanan. Depkes RI: Jakarta.

Hari Purnama dan Adiono. (2009). Ilmu Pangan. Jakarta: UI Press.

Merriam. (2009). Makanan Sehat. Jakarta: Puspa Swara.

Rizqie Auliana. (2001). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II. Jakarta: Dyan
Rakyat.

Siti Fathonah, (2005). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: PT Gramedia.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sihite Richard. (2000). Food Product ( Dasar-Dasar Tata Boga) Surabaya:SIC.

Yuliarsih. (2007). Penelitian dan Perencanaan Konsumen Pangan. Bogor: Institut Per-
tanian Bogor.

84

Anda mungkin juga menyukai