TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
Istilah gizi dapat diartikan sebagai proses dari organisme dalam menggunakan
bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pembuangan, yang dipergunakan untuk
pemeliharaan hidup, pertumbuhan fungsi organ tubuh dan produksi serta
menghasilkan energi (Supariasa, 2012). Gizi merupakan salah satu faktor penting
yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan
perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi
optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan
oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu
(Budiyanto, 2002).
Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu (level yang
paling mikro). Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi tiga yaitu status
gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi. Status gizi baik atau optimal terjadi bila
tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan
kesehatan secara umum (Almatsier, 2009).
B. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang
diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu
populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih
(Hartriyanti dan Triyanti, 2007). Penilaian status gizi yang kami gunakan
yaitu penilaian tidak langsung dengan metode survei konsumsi pangan.
a. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan
melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga.
Data yang didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif
dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data
kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga
dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi (Baliwati, 2004).
Penggunaan metode dengan pengumpulan data konsumsi makanan dapat
memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,
keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
zat gizi.Ada dua metode untuk mengukur konsumsi makanan tingkat individu, yaitu
metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu :
1) Metode Recall 24 jam
24 hour Food Recall (recall 24 jam) merupakan metode yang paling sederhana
dan mudah dilakukan yaitu dengan meminta responden untuk mengingat seluruh
makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam sebelumnya. Hal penting yang perlu
diketahui bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat
kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif maka jumlah konsumsi
makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat Ukuran Rumah
Tangga (URT) seperti sendok, gelas, piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang
biasa dipergunakan sehari-hari (Supariasa, 2012).
Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram). Dalam
menaksir/memperkirakan ke dalam ukuran berat (gram) pewawancara
menggunakan alat bantu seperti contoh URT atau dengan menggunakan model dari
makanan (food model). Setelah itu menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi
dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).Selanjutnya
membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang di Anjurkan (DKGA) atau
Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.
Sebelum melakukan perhitungan Tingkat Konsumsi Energi (TKE) individu,
dilakukan perhitungan BB ideal dan AKG individu (energi).
Perhitungan tersebut sebagai berikut:
BB ideal (untuk anak 1-5 tahun) = (Umur dalam tahun x 2) + 8
AKG individu (energi) x Energi Standar
TKE individu x 100%
Kriteria :
Baik : > 130% AKG
Sedang : 100 - <130% AKG
Kurang : 70 - < 100% AKG
Defisit : < 70% AKG
Sumber : (SDT, 2014)
Perhitungan Tingkat Konsumsi Protein (TKP) juga didahului dengan perhitungan
AKG individu (protein). Perhitunan tersebut sebagai berikut:
AKG individu (protein) x Protein Standar
TKP individu x 100%
Kriteria:
Lebih : > 120% AKG
Baik : 100 - <120% AKG
Kurang : 80 - <100% AKG
Sangat Kurang : < 80% AKG
Sumber : (SDT, 2014)