Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan serta peran gizi bagi tubuh manusia berbeda-beda. Hal itu
tergantung dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang diantaranya adalah karena
faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan atau status dalam masyarakat, dan hal lain yang
mempengaruhi kegiatan dan sirkulasi serta proses metabolisme dalam tubuh maupun
proses pembuangannya.
Pada makalah ini, penulis akan membahas mengenai kebutuhan dan peran gizi
dan keperluan gizi bagi tubuh manusia, khususnya bagi bayi dan hingga balita. Suatu
fenomena pada jaman sekarang ini, adalah ketidak mampuan atau ketidaktahuan,
bahkan ketidakpedulian terhadap pemenuhan kebutuhan yang memang harus dipenuhi
dalam fase pertumbuhan bayi dan balita.
Sehingga beberapa kasus, penyakit yang diderita pada usia dewasa dapat
terjadi pada usia bayi dan balita. Namun, siapakah yang disalahkan dalam hal ini?
Kesalahan pemikiran dan penanganan dapat berpengaruh. Misalnya saja pada bayi
berusia 1-2 tahun yang tidak lagi memperoleh ASI, dan telah diberikan asupan
makanan. Pada masa kanak-kanak, tidak menutup kemungkinan anak itu akan lebih
beresiko mengidap penyakit maag, daripada seorang anak yang memperoleh asupan
makanan pada usia yang tepat. .
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tujuan pemberian nutrisi pada bayi dan balita?
2. Bagaimana faktor faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada
bayi dan balita?
3. Bagaimana kebutuhan energi dan zat nutrisi pada bayi dan balita?
a. Bagaimana perhitungan BB ideal?

1.3 Tujuan

Hal yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan serta pemahaman mengenai kebutuhan dan peran gizi untuk anak dan
balita. Baik untuk penulis maupun bagi pembaca makalah ini. Sehingga dapat berguna
bagi kita semua.
1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Pemberian Nutrisi Pada Bayi Dan Balita
Adapun tujuan dari pemberian nutrisi pada Bayi dan Balita ini adalah sebagai berikut:
1. Mencapai berat badan normal dan mempertahankannya;
2. Mempertahankan status gizi dalam keadaan baik;
2

3.

Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan

4.

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi; dan,


Membina kebiasaan makan yang baik, menumbuhkan pengetahuan

tentang makan dan makanan yang baik pada anak


Balita sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, oleh
sebab itu diperlukan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang, agar proses
tersebut tidak terganggu. Pada masa sekolah selain peran orang tua, kesadaran anak
sekolah juga diperlukan karena mereka sudah mampu memilih makanan mana yang
dia sukai. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh
cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara
umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2002).
2.2

Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Nutrisi Pada Bayi Dan
Balita
Menurut Suhardjo, 2000, faktor faktor yang berpengaruh terhadap keadaan
nutrisi pada bayi dan balita secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
1. Faktor Langsung
a. Konsumsi Pangan
Penilaian konsumsi pangan rumah tangga atau secara perorangan
merupakan cara pengamatan langsung yang dapat menggambarkan pola
konsumsi penduduk menurut daerah, golongan sosial ekonomi dan sosial
budaya. Konsumsi pangan lebih sering digunakan sebagai salah satu teknik
untuk memajukan tingkat keadaan gizi (Moehji, 2003).
b. Infeksi
Penyakit infeksi dan keadaan gizi anak merupakan 2 hal yang saling
mempengaruhi. Dengan infeksi, nafsu makan anak mulai menurun dan
mengurangi konsumsi makanannya, sehingga berakibat berkurangnya zat gizi
ke dalam tubuh anak. Dampak infeksi yang lain adalah muntah dan
mengakibatkan kehilangan zat gizi. Infeksi yang menyebabkan diare pada
anak mengakibatkan cairan dan zat gizi di dalam tubuh berkurang. Kadang
kadang orang tua juga melakukan pembatasan makan akibat infeksi yang
3

diderita dan menyebabkan asupan zat gizi sangat kurang sekali bahkan bila
berlanjut lama mengakibatkan terjadinya gizi buruk (Moehji, 2003).
2. Faktor Tidak Langsung
a. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian memilih makanan yang
merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam mengolah bahan
makanan. Status gizi yang baik penting bagi kesehatan setiap orang, termasuk
ibu hamil, ibu menyusui dan anaknya. Pengetahuan gizi memegang peranan
yang sangat penting dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan dengan
baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang seimbang (Suhardjo, 2005).
b. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan sangat menentukan bahan makanan yang akan
dibeli. Pendapatan merupakan faktor yang penting untuk menetukan kualitas
dan kuantitas makanan, maka erat gubungannya dengan gizi (Suhardjo, 2005).
c. Besar Keluarga
Besar keluarga atau banyaknya anggota keluarga berhubungan erat
dengan distribusi dalam jumlah ragam pangan yang dikonsumsi anggota
keluarga (Suhardjo, 2005).

2.3

Kebutuhan Energi Dan Zat Nutrisi Pada Bayi Dan Balita


Kebutuhan nutrisi pada bayi dan balita sangatlah penting pada masa pertumbuhan
bayi dan balita. Berikut beberapa kebutuhan bayi yang perlu dipenuhi oleh bayi dan
balita :
a. Energi
Energi dalam makanan berasal dari nutrisi karbohidrat, protein, dan
lemak. Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan
karbohidrat 4 kalori. Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam
4

keseimbangan diet (balanced diet) ialah 15% berasal dari protein, 35% dari
lemak dan 50% dari karbohidrat. Kelebihan energi yang tetap setiap hari
sebanyak 500 kalori, dapat menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram
dalam seminggu (Soediaoetama, 2004)
Tabel 1. Angka Kecukupan Energi Untuk Anak Balita
Golongan umur

Kecukupan

Kal/kg BB/hari

Energi
990

110

1-3

1200

100

4-5

1620
90
Sumber : Soediaoetama, 2004

b. Lemak
Lemak merupakan komponen struktural dari semua sel-sel tubuh, yang
dibutuhkan oleh ratusan bahkan ribuan fungsi fisiologis tubuh (McGuire &
Beerman, 2011). Lemak terdiri dari trigliserida, fosfolipid dan sterol yang
masing-masing mempunyai fungsi khusus bagi kesehatan manusia. Sebagian
besar (99%) lemak tubuh adalah trigliserida. Trigliserida terdiri dari gliserol
dan asam-asam lemak. Disamping mensuplai energi, lemak terutama
trigliserida, berfungsi menyediakan cadangan energi tubuh, isolator, pelindung
organ dan menyediakan asam-asam lemak esensial (Mahan & Escott-Stump,
2008).

Tabel 2. Tingkat Kecukupan Lemak Anak Balita


Umur
0-5 bulan

Gram
31

6-11 bulan

36

1-3 tahun

44

4-6 tahun
62
Sumber : Hardinsyah, 2012
c. Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Akan
tetapi dalam praktek sehari-hari umumnya dapat ditentukan dari asalnya.
Protein hewani biasanya mempunyai nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan
5

dengan protein nabati. Protein telur dan protein susu biasanya dipakai sebagai
standar untuk nilai gizi protein.
Nilai gizi protein nabati ditentukan oleh asam amino yang kurang
(asam amino pembatas), misalnya protein kacang-kacangan. Nilai protein
dalam makanan orang Indonesia sehari-hari umumnya diperkirakan 60% dari
pada nilai gizi protein telur (Soediaoetama, 2004).
Tabel 3. Angka Kecukupan Protein Anak Balita (gr/kgBB sehari )
Umur (tahun)
1

gram / hari
1,27

1,19

1,12

1,06

1,01
Sumber : Soediaoetama, 2004

d. Vitamin dan Mineral


Pada dasarnya dalam ilmu gizi, nutrisi atau yang lebih dikenal dengan
zat gizi dibagi menjadi 2 macam, yaitu makronutrisi dan mikronutrisi.
Makronutrisi terdiri dari protein, lemak, karbohidrat dan beberapa mineral
yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar. Sedangkan mikronutrisi
(mikronutrient) adalah nutrisi yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat
sedikit (dalam ukuran miligram sampai mikrogram), seperti vitamin dan
mineral (Sandjaja, 2009).
Menurut Almatsier (2001), vitamin adalah zat-zat organik kompleks
yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sangat kecil. Vitamin dibagi menjadi 2
kelompok yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin
yang tidak larut dalam air (vitamin A, D, E dan K). Menurut Soerdarmo dan
Sediaoetama (1977), satuan untuk vitamin yang larut dalam lemak dikenal
dengan Satuan Internasional (S.I) atau I.U (International Unit). Sedangkan
yang larut dalam air maka berbagai vitamin dapat diukur dengan satuan
milligram atau mikrogram.
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan, berperan dalam berbagai tahap
6

metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim


(Almatsier, 2001).
Tabel 4. Tingkat Kecukupan Vitamin dan Mineral Anak Balita
Umur

Kalsium

Fosfor

Zat besi

Vitamin

Vitamin C

(mg)

(mg)

(mg)

(mg)
40

0-5 bulan

200

100

0,5

(RE)
375

6-11 bulan

400

225

400

40

1-3 tahun

500

400

400

40

4-6 tahun

500
400
9
450
Sumber : Angka Kecukupan Gizi, 2004

45

Adapun cara yang dapat digunakan untuk menilai kebutuhan energi dan zat
nutrisi pada bayi dan balita terpenuhi atau tidaknya, dapat dilakukan dengan cara :
1. Perhitungan BB Ideal
a. Bayi (0 - 12 Bln)
1) Penentuan BBI (Berat badan Ideal)
a) Bila tidak diketahui Berat Badan Lahir :
BBI = ( USIA : 2) + 3 S/D 4 kg
b) Bila diketahui Berat Badan Lahir :
Usia 6 bulan : 2 X BBL
Usia 12 bulan: 3 X BBL
2) Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari
a) Energi
= 100-120 kalori/kg BBI
b) Protein
= 10 % X Energi atau= 2,5 3 gr/kg BBI
c) Lemak
= 10- 20 % X Energi
d) KH
= 60- 70 % X Energi
b. Balita
1) Penentuan BBI (Berat badan Ideal)
Usia lebih dari 12 bulan : (usia dalam tahun X 2) + 8 kg
2) Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari
a) Energi:
1000 + (100 X usia dalam tahun)
Usia 1-3 tahun : 100 kalori/ kg BBI
Usia 4-6 tahun : 90 kalori/ kg BBI
b) Protein = 10 % X Energi atau= 1,5 -2,0 gr/kg BBI
c) Lemak
= 10- 20 % X Energi
d) KH
= 60- 70 % X Energi
Cara menggunakannya dicontoh sebagai berikut :
7

Contoh pertama : anak balita usia 14 bulan, sebelum usia balita ini dimasukan
rumus terlebih dahulu usia 14 bulan diuraikan menjadi tahun dan bulan yaitu 1
tahun 2 bulan dimana 1 tahun adalah 12 bulan. Karena n adalah usia dalam tahun
dan bulan maka 1 tahun 2 bulan ditulis dengan 1,2 ( dibaca 1 tahun 2 bulan).
Selanjutnya baru dimasukan kedalam rumus yaitu:
(usia dalam tahun X 2) + 8 kg
(2 x 1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4
Jadi hasilnya Berat Badan Ideal untuk anak balita usia 14 bulan adalah
10,4 kg.
Contoh pertama diatas sangat praktis, tapi hati-hati, agak sedikit rumit seperti
contoh kedua dibawah ini:
Contoh kedua: Anak balita usia 2 tahun 10 bulan, seperti diatas ini ditulis dengan
n=2,10 dan selanjutnya dikali dengan 2 (sebagaimana rumus 2n) jadi hasilnya
adalah 4,20. Hasil ini jangan langsung ditambah dengan 8, karena 4,20 diartikan 4
tahun 20 bulan, 20 bulan artinya 1 tahun 8 bulan, jadi 4,20 berubah menjadi 5,8,
baru kemudian ditambah dengan 8 maka Berat badan Idealnya adalah 13,8 kg.
Untuk Berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
1. Untuk usia 1 - 6 bulan dapat menggunakan rumus :
BBL (gr) + (usia x 600 gram)
2. Untuk usia 7-12 bulan dapat menggunakan rumus
a. BBL (gr) + (usia x 500 gram )
b. (usia / 2) + 3
Dimana : BBL adalah Berat Badan Lahir Usia dinyatakan dalam bulan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tujuan pemberian nutrisi pada bayi dan balita yaitu untuk, a) Mencapai berat
badan normal dan mempertahankannya, b) Mempertahankan status gizi dalam
keadaan baik, c) Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, dan d) Membina kebiasaan
makan yang baik, menumbuhkan pengetahuan tentang makan dan makanan yang
baik pada anak
2. Faktor faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada bayi dan balita
menurut Suhardjo, 2000 yaitu a) Faktor langsung yang terdiri dari konsumsi
pangan dan infeksi, dan b) Faktor tidak langsung yang terdiri dari pengetahuan
gizi, tingkat pendapatan, dan besar keluarga
3. Kebutuhan Energi Dan Zat Nutrisi Pada Bayi Dan Balita yang perlu untuk
dipenuhi yaitu energi, lemak, protein, vitamin, dan mineral

3.2 Saran
Sebaiknya kita lebih meningkatkan pengetahuan mengenai kepekaan dan
kepedulian akan pentingnya gizi bagi tumbuh kembang seorang bayi dan balita.
Terutama pada masa tumbuh kembangnya. Dan itu juga akan berpengaruh pada
perkembangan stimulus maupun respon baik pada anak dan balita.

DAFTAR PUSTAKA
9

Achmad, Djaeni Sediaoetama. 2004. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi edisi
kelima. Jakarta : Dian Rakyat
Almatsier, S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Charney, P., Escott-Stump, S. & Mahan, L. K. (2008). Nutrition Diagnosis and
Intervention. In: MAHAN, L. K. & ESCOTT-STUMP, S. (eds.) Krause's Food
and Nutrition Therapy. 12th ed. Missouri : Saunders Elsevier
Hardinsyah, Riyadi, H., Napitipulu, V. 2012. Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan
Karbohidrat. Jurnal. Jakarta : Universitas Indonesia
McGuire, M., Beerman, KA. 2011. Nutritional Sciences: From Fundamentals to Food,
Second Edition. Belmont : Wadsworth Cengage Learning
Moehji ,S. 2003. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas Sinar Sinanti
Rolandpnjsorkes. 2015. Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi Orang Indonesia.
Available at

http://dokumen.tips/documents/akg-2004.html Diakses pada

tanggal 01 Oktober 2016


Sandjaja. (2009). Kamus Gizi. Kompas : Jakarta
Suhardjo. 2005. Perencanaan pangan dan gizi. Jakarta : Bumi aksara

10

Anda mungkin juga menyukai