Anda di halaman 1dari 20

PERILAKU SEHAT SAKIT

OLEH :

1) I MADE KARTEDI PUTRA (P07120019078)


2) NI PUTU PRIMASARI RAHAYU (P07120019079)
3) NI MADE ARI DWIPAYANI (P07120019080)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

DIII KEPERAWATAN KELAS 1.2

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Shang Hyang Widhi Wasa
Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Perilaku Sehat Sakit ” ini tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini kami selaku penyusun tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
kami, memberi masukan-masukan yang bersifat membangun, serta membimbing
kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata “sempurna”, maka dari
itu kami mohon kritik dan saran dari dosen bidang studi “Antropologi” dan
teman-teman, demi menyempurnakan isi makalah ini dan menjadi referensi untuk
pembelajaran selanjutnya. “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan serta kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Akhir
kata kami mengucapkan terima kasih.

“Om Santih,Santih,Santih Om”

Denpasar, 27 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sehat dan sakit........................................................................3


2.2 Konsep Sehat Sakit Secara Umum Yang Berada Di Masyarakat............5
2.3 Rentang sehat...........................................................................................6
2.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan ..........................6
2.5 Rentang sakit............................................................................................8
2.6 Tahapan proses sakit................................................................................9
2.7 Dampak sakit............................................................................................11
2.8 Perilaku pada orang sakit.........................................................................12
2.9 Perbedaan Persepsi Sehat Sakit Antara Petugas Dan Masyarakat...........14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengemabangan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan
nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemajuan , dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan
setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal
yang tidak bisa ditolak meskipun kadang kadang bisa dicegah atau dihindari.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal
karena ada faktor faktor laian di liar kenyatan klinis ynag mempengaruhinya
terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan
pengertian yang satu hanya dapat di pahami dalam konteks pengertian yang
lain.
Masalah sehat sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemapuan
atau ketidakmampuan manuasia beradaptasi dengan lingkungan baik secara
biologis, psikologis maupun sosial budaya.
Untuk itu hiduplah dengan jaga kesehatan anda karena itu sanagt penting
bagi anda dan keluarga anda. Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering
dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal.
Bahkan benda matipun seperti kendaran bermotor atau mesin, jika dapat
berfungsi secara normal, maka sering kali oleh pemiliknya dikatakan bahwa
kendarannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika
badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan
menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang
dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasiem berfungsi secara normal.
1.2  Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, maka beberapa masalah yang dapat penulis
rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian sehat dan sakit ?
2. Apa rentangan sehat ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan?
4. Apa saja rentangan sakit?
5. Apa saja tahapan proses sakit?
6. Apa saja dampak dari sakit?
7. Bagaimana perilaku orang sakit ?
8. Bagaimana konsep sehat sakit secara umum yang berada di masyarakat ?
9. Apa perbedaan persepsi sehat sakit antara petugas dan masyarakat ?

 1.3  Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian sehat dan sakit.
2. Mengetahui rentanagn sehat.
3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi status kesehatan.
4. Mengetahui rentanagn sakit.
5. Mengetahui bagimana tahapan orang sakit.
6. Mengetahui dampak dari sakit
7. Mengetahui bagaimana perilaku orang sakit.
8. Mengetahui konsep sehat sakit secara umum yang berada di masyarakat.
9. Mengetahui perbedaan persepsi sehat sakit antara petugas dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
2.1.1 Pengertian sehat
Menurut World Health Organization (WHO) sehat keadaan sempurna
meliputi sehat fisik, sehat psikis, sehat sosial, dan spiritual. Menurut Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari bidan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Secara luas sehat berarti suatu keadaan dinamis di mana individu
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan internah (seperti
psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan lingkunagn eksternal
(seperti lingkungan fisik, sosial dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya (Saam & Wahyuni, 2012). Menurut Lukaningsih (2011) pada
kesehatan fisik seringkali dipengaruhi oleh pikiran atau non-fisik. Oleh karena
itu, untuk mendapatkan sehat secara fisik maka non-fisik harus mendukung.
Dengan demikian sehat adalah kesejahteraan individu meliputi fisik, psikis,
sosial dan spiritual.
Pengertian sehat dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah:
1. White (1977)
Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak
mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan
kelainan.
2. Pender (1982)
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain (aktualisasi).

3. Paune (1983)
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri secara adekuat.
4. UU No.23 (1992) tentang Kesehatan
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produkif secara sosial dan ekonomi.
5. UU No.36 (2009) tentang kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Menurut UU No.36/2009, kesehatan itu mencakup 5 aspek, yakni: fisik,
mental, spiritual, sosial dan ekonomi. Wujud atau Indikator dari 5 dimensi
sehat, antara lain:
1. Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik mengandung arti bahwa seseorang tidak merasa sakit
dan memang secara klinis tidak ada penyakit atau dengan kata lain
semua organ tubuh normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh.
2. Kesehatan Mental
Kesehatan jiwa (Mental Health) adalah suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan
keadaan orang-orang lain (Pasal 1 UU No.3 Tahun 196 tentang
Kesehatan Jiwa).
3. Kesehatan Spiritual
Kesehatan spiritual mengandung arti bahwa seseorang mampu
mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap sang
pencipta.
4. Kesehatan Sosial
Kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat sedemikian
rupa rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup
kemampuan untuk memlihara dan memajukan kehidupan.
5. Kesehatan Ekonomi
Kesehatan ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang yang sudah
dewasa, mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.
Bagi yang belum memasuki usia kerja, anak dan remaja atau bagi yang
sudah pension atau usia lanjut, sehat ekonomi terlihat dari perilaku
produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan.

2.1.2 Pengertian Sakit


1. Parkins (1937)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik
aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
2. Reverlly Susan Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan
dengan individu.
3. Bauman (1965) Seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan
apakah mereka sakit:
a. Adanya gejala seperti Naiknya suhu, rasa nyeri, mual.
b. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan apakah baik, buruk,
atau sakit.
c. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari apakah
mengganggu aktivitas bekerja, sekolah atau aktivitas sehari-hari.
4. Pemons (1972) Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu
sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan
penyesuaian sialnya.
5. New Webster Dictionary Sakit adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
suatu perubahan gangguan nyata yang normal.

2.2 Konsep Sehat Sakit Secara Umum Yang Berada Di Masyarakat


Konsep Sehat-sakit Secara Umum Yang Berada Di Masyarakat Konsep
sehat secara umum yang berada di masyarakat adalah bila seseorang tidak ada
gangguan fisik; masih mampu beraktivitas walaupun ada ganggun fisik; masih
mampu beraktivitas walaupun ada ganggun psikis; melakukan aktivitas dengan
anggota fisik yang tidak lengkap. Konsep sakit secara umum yang berada di
masyarakat adalah bila seseorang tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-
hari; bila fisik terasa tidak nyaman dan benar-benar sakit; bila psikis merasa ada
gangguan; bila terdapat ketidakseimbangan antara fisik dengan psikis sehingga
tidak mampu mengendalikan aktivitas.

2.3 Rantang sehat


Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan
sejahtera. Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial
dan spiritual. Batas sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelelahan (WHO,1947).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diketahui karakteristik sehat yang


sebenarnya adalah :

a. Memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai


manusia.
b. Memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik
secara internal maupun eksternal.
c. Memiliki hidup yang kreatif dan produktif.

2.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan

a. Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang
mempunyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh
faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan,
menginat proses perkembangan di mulai dari usia bayi sampai usia lanjut
yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda. Respon dan pemahaman itulah yang dapat mempengaruhi
status kesehatan seseorang. Apabila sesorang merespon dengan baik
terhadap perubahan kesehatannya, maka akan memiliki kesehatan yang
baik sehingga, mencapai kesehatan yang optimal,demikian sebaliknya
apabila seseorang yang merespon dengan tidak baik terhadap pertumbuhan
status kesehatan bagi dirinya, maka dapar menimbulkan perubahan status
kesehatan yang berkurang.
Sebagai contoh, perubahan status kesehatan yang dapat di pengaruhi oleh
perkembangan adalah pada bayi atau anak-anak yang tahap
perkembangannya belum mencapai kematangan, maka status
kesehatansanagt rentan terhadap berbagai penyakit.
b. Sosial dan kultural
Sosial dan kultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status
kesehatan seseoranag karena akan mempengaruhi pemikiran dan
keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam prilaku
kesehatan.
Contohnya seseorang yang memiliki lingkungan tempat tinggal yang kotor
namun jarang timbul penyakit jadi mereka akan beranggapan mereka ada
dalam keadaan sehat , demekian juga seseorang yang memiliki sosial
ekonomi rendah akan merespons baik ketika mengalami penyakit flu
karena menurutnya penyakit itu sudah biasa, maka hal inilah yang akan
menggangu stats kesehatan seseorang.
c. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalau juga dapat mempengaruhi satats kesehatan
seseorang. Hal ini dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang
tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk sehingga
berdampak besar dalam sstatsu kesehatan selanjutnya.
Contohnya seseorang yang pernah mengalaami diare, karena pengalaman
masa lalu yang salah dalam mengatasi diare yang menyebabkan dirinya
masuk rumah sakit, maka dalam kehidupannya sehari-hari seorang
tersebut akan selalau berupaya untuk tidak menggulangi pengalaman masa
lalu dengan mencegah hal-hal yang dapat menyebabkan diare.
d. Harap seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam
meningkatkan perubahan status kesehatan kearah optimal. Harap dapat
menghasilakan statsu kesehatan ke tingkat yang lebih baik secara fisik
aupun psikologis, karena melalui harapan akan menimbulkan motivasi
bergaya hidup sehat dan selalu menghindari hal-hal yang dapat
mempengaruhi status kesehatan dirinya.
e. Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang
mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor
genetic, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi terhadap
berbagai penyakit.
f. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi
lingkungan , kebersihan diri,tempat pembuanagn air atau limabah atau
kotoran serta ruamh yang memunay persyaratan kesehatan sehingga dapat
mempengaruhi perilaku sehat yang dapat merubah status kesehatan.
g. Pelayanan
Pelayanagn kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau system
pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat
dijumpai apabila pelayan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam
memberikan pelayanan yang baik, maka akan mempengaruhi seseorang
dalam berprilaku hidup sehat.

2.5 Rentang Sakit

Rentang Sakit Rentang sakit merupakan rangkaian dalam konsep sehat-


sakit. Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan
kematian. Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam
proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian, serta
terganggunya proses penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai
gangguan dalam fungsi yang normal di mana individu sebagai totalitas dari
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial (Parsons, 1972)
Sakit dapat diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta terganggunya
kemampuan individu untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan pengertian sakit di atas, maka muncul suatu istilah yang


dikatakan sebagai penyakit. Menurut pandangan medis penyakit dapat
digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang mengakibatkan
berkurangnya kapasitas tubuh sehingga responsnya dapat berupa sakit.

Selain itu sakit dapat diartikan sebagai hasil dari interaksi antara seseorang
dengan lingkungan, di mana terjadinya kegagalan dalam beradaptasi dengan
lingkungan sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antara faktor host, agent
dan lingkungan.

2.6 Tahapan Proses Sakit

1. Tahap Gejala
Tahap ini merupakan tahapan awal seseorang mengalami proses sakit dengan
ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya
suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti adanya perasaan nyeri,
panas dan lain-lain sebagai manifestasi terjadinya ketidaksqimbangan dalam
tubuh. Setiap gejala timbul sebagai manifestasi fisik.
2. Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang
dialaminya dan akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau gangguan
yang dirasakan pada tubuhnya. Setelah menginterpretasi gejala itu, maka
seseorang akan merespons dalam bentuk emosi terhadap gejala tersebut seperti
merasakan ketakutan atau kecemasan. Untuk mengatasi ketakulan atau
kecemasan tersebut, kemudian dilakukan proses konsultasi dengan orang
sekitar atau orang yang dianggap lebih mengetahui atau datang ke tempat
pengobatan. Tahap ini dapat berakhir dengan ditemukan gejala yang pasti dan
terjadi perubahan dari sakitnya. Proses ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya pengetahuan atau pengalaman masa lalu.
Dalam kondisi ini seseorang dapat melakukan peran selama sakit dengan
tujuan memperoleh kesehatan, peran tersebut menurut Parsons dapat meliputi
pertama, klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi selama sakit;
kedua, klien dibebaskan dari tugas dan fungsi sosial ketiga, klien diharuskan
untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin: keempat klien dan
keluarga mencari bantuan orang yang kompeten.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahapan ini seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan
kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan seperti dokter,
perawat atau lainnya yang dilakukan atas inisiatif dirinya sendiri. Proses
pencarian informasi ini dilakukan untuk mencari pembenaran keadaan
sakitnya, kemudian untuk mengetahui gejala-gejala yang tidak dimengerti oleh
klien dan adanya keyakinan bahwa dirinya akan lebih baik. Jika setelah
konsultasi tidak ditemukan lagi gejala yang ada, maka klien menganggap
dirinya telah sembuh. Namun apabila gejala tersebut muncul kembali, maka
dirinya akan kembali datang ke pelayanan kesehatan.
4. Tahap ketergantungan
Tahapan ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang
tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang
sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan akan tetapi tidak semua orang
mempunyai tingkat ketergantunga yang sama melainkan bebeda berdasarkan
tingkat kebutuhannya. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat
penyakitnya. Tahapan ini dapat dilakukan dengan pengkajian kebutuhan
terhadap ketergantungan dan dapat diberikan support agar seseorang
mengalami kemandirian.
5. Tahap penyembuhan
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya
kemampuan untuk beradaptasi, di mana seseorang akan meļakukan proses
belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti
sebelum sakit serta adanya persiapan untuk berfungsi dalam kehidupan sosial.
Peran tenaga kesehatan di sini dengan membantu klien untuk meningkatkan
kemandirian serta memberikan harapan dan kehidupan menuju kesejahteraan

2.7 Dampak Sakit

Dampak sakit dapat terjadi pada individu yang telah mengalami sakit baik
yang dirawat di rumah maupun dirawat di rumah sakit. Dampak tersebut dapat
terjadi pada individu, keluarga atau masyarakat. Dampak-dampak tersebut antara
lain:

Pertama, terjadi perubahan peran pada keluarga. Selama sakit peran dalam
keluarga akan mengalami gangguan mengingat terjadi pergantian peran dari salah
satu anggota keluarga yang mengalami sakit.

Kedua, terjadinya gangguan psikologis. Keadaan ini dapat mengakibatkan


terjadinya stres (ketegangan) sampai mengalami kecemasan yang berat, apabila
psikologisnya tidak disiapkan dengan baik. Proses terganggunya psikologis ini
diawali dengan adanya konflik terhadap dirinya seperti kecemasan, ketakutan dan
lain-lain.

Ketiga, masalah keuangan. Dampak ini jelas akan terjadi karena adanya
beberapa pengeluaran keuangan yang sebelumnya tidak diduga selama sakit
mengingat biaya perawatan dan obat-obatan cukup mahal.

Keempat, kesepian akibat perpisahan. Dampak ini dapat terjadi pada


seseorang yang sebelumnya selalu berkumpul dengan keluarga, namun ketika
sakit orang tersebut harus dirawat dan berpisah dari keluarganya.

Kelima, terjadinya perubahan kebiasaan social. Ini jelas terjadi mengingat


selama di rumah interaksi dengan lingkungan masyarakat selalu terjadi akan tetapi
ketika seseorang sakit seluruh aktivitas sosialnya akan mengalami perubahan.
Keenam, terganggunya pirivasi seseorang. Privasi seseorang dapat
ditujukan pada perasaan menyenangkan yang merefleksikan tingkat penghargaan
seseorang. Perasaan menyenangkan ini akan mengalami gangguan karena
aktivitasnya terbatas dengan kehidupan di rumah sakit serta kebutuhannya
terganggu selingga membuat perasaan menjadi tidak menyenangkan yang
mengakibatkan penghargaan sosial sulit dicapai.

Ketujuh, otonomi. Telah disediakannya segala kebutuhan bagi pasien


dirumah sakit mengakibatkan menurunnya kemampuan aktivitas pasien karena
keadaan untuk mandiri dan mengatur sendiri sulit dicapai sehingga pasien akan
selalu memilik ketergantungan.

Kedelapan, terjadi perubahan gaya hidup. Adanya peraturan dan ketentuan


dari rumah sakit khususnya perilaku sehat serta aturan dalam makanan, obat dan
aktivitas agar seseorang akan mengalami perubahan dalam gaya hidupnya yakni
selalu hati-hati dan menghindari hal-hal yang dilarang sesuai dengan ketentuan
proses pengobatan dan perawatan

2.8 Perilaku Pada Orang Sakit

Selain dampak yang terjadi akibat keadaan sakit atau dirawat di rumah
sakit, seseorang pun selama sakit akan mengalami perubahan dalam berperilaku
yang berdampak pada dirinya. Adapun perubahan perilaku yang terjadi selama
sakit antara lain:

1. Adanya perasaan ketakutan


Perubahan perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai adanya
perasaan takut sebagai dampak dari sakit. Apabila sikap penerimaan terhadap
sakitnya serta dampak yang ditimbulkan belum dapat diterima secara penuh
pada seseorang yang mengalami sakit, maka orang tersebut akan terhantui
perasaan ketakutan dan hal ini apabila dibiarkan akan menggangu status mental
seseorang.
2. Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat
kecemasan yang dialami seseorang pun akan berbeda. Untuk mengurangi
kecemasan, maka seseorang akan berperilakų menarik diri seperti diam jika
tidak diberi pertanyaan. Hal tersebut sebagai bentuk upaya menghindari
kecemasan.
3. Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukkan dengan selalu
banyak mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan
orang lain atau memikirkan orang lain. Perilaku ini juga ditunjukkan dengan
selalu ingan bercerita tentang penyakitnya
4. Sensitif terhadap persoalan kecil
Pada orang sakit perubahan perilaku ini biasanya selalu ditimbulkan dengan
selalu menpersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak terganggunya
psikologis seperti selalu mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuai dengan
dirinya.
5. Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapal ditunjukkan dari seseorang yang mengalami sakit dengar
mudah menangis, tersinggung, marah serta tuntutan perhatian yang lebih dari
orang sekitar.
6. Perubahan persepsi
Terjadinya perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukkan dengan
timbul persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang yang dapat membantu
untuk pmenyembuhkannya sehingga menaruh harapan sangat besar pada
dokter dan perawat tersebut
7. Berkurangnya minat
Perubahan perilaku yang ditunjukkan pada seseorang yang mengalami sakit ini
adalah berkurangnya minat karena terjadi stres (ketegangan) yang diakibatkan
penyakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat dalam lingkup paradigma
keperawatan selama rentang sehat-sakit adalah dengan mengadakan tindakan
pencegahan baik primer sekunder maupun tertier. Pencegahan primer dapat
meliputi upaya perlindungan khusus dan perlindungan terhadap kesehatan agar
terhindar dari berbagai penyakit, tindakan ini dilakukan pada rentang sehat.
Tindakan pencegahan sekunder dan tertier dilakukan dengan penegakan diagnosis
secara dini dan pengobatan yang tepat serta mencegah dari terjadinya komplikasi
dari berbagai penyakit yang ditimbulkan dan melakukan rehabilitasi selama
rentang sakit.

2.9 Perbedaan Persepsi Sehat Sakit Antara Petugas Dan Masyarakat


Persepsi Sehat-sakit Antara Petugas Dan Masyarakat Persepsi Sehat-Sakit
Menurut Petugas Kesehatan, adalah:
1. Deteksi kebutuhan masyarakat akan upaya kesehatan merupakan tahap awal.
2. Orang masih sehat membutuhkan upaya kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit.
Persepsi Sehat-Sakit Menurut Masyarakat, adalah:
1. Baru merasa membutuhkan upaya kesehatan bila dalam tahap parah.
2. Tidak bisa diatasi dengan beristirahat dan minum jamu saja atau obat-obatan
tradisional lainnya.
3. Setelah tidak sembuh dengan pengobatan dukun atau ahli obat tradisional
Iainya.
4. Terhadap konsep diri
Konsep diri adalah citra subyektif dari diri dan pencampuran yang kompleks
dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri
terdiri dari 5 komponen yaitu:
a. Citra tubuh (body image) Citra tubuh adalah cara individu melihat dan
berpikir mengenai dirinya sendiri pada waktu sekarang ini. Sering juga
disebut cermin diri. Individu bertindak sesuai dengan bayangan/gambar
yang muncul di dalam cermin.
b. Peran diri (role) Peran adalah Serangkaian pola perilaku yang diharapkan
di berbagai Iingkungan sosial yang berhubungan dengan fungsi individu di
berbagai kelompok sosial,
c. Identitas diri (identity) Identitas diri adalah prinsip pengorganisasian
kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesinambungan, kesatuan,
konsistensi dan keunikan individu.
d. Ideal diri (self ideal) Ideal diri adalah gabungan dari semua kualitas serta
ciri kepribadian orang yang sangat dikagumi atau merupakan gambaran
dari sosok yang sangat diinginkan untuk menjadi sepertinya. Harga diri
(self esteem)
e. Harga diri (self esteem) adalah komponen yang bersifat emosional dan
paling penting dalam menentukan sikap dan kepribadian individu atau bisa
disebut seberapa suka dan hormat seseorang terhadap dirinya sendiri.
Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan peran yang
dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual diri.
Perubahan konsep diri akibat sakit mungkin bersifat kompleks dan kurang
bisa terobservasi dibandingkan perubahan peran. Konsep diri berperan
penting dalam hubungan seseorang dengan anggota keluarganya yang lain.
Klien yang mengalami perubahan konsep diri karena sakitnya mungkin
tidak mampu lagi memenuhi harapan keluarganya, yang akhirnya
menimbulkan ketegangan dan konflik. Akibatnya anggota keluarga akan
merubah interaksi mereka dengan klien. Misalnya Klien yang menderita
kanker payudara dan dilakukan operasi pengangkatan payudara akan
merasa konsep diri dan citra tubuh terganggu karena merasa setelah
payudaranya diangkat dia tidak menjadi wanita seutuhnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut World Health Organization (WHO) sehat keadaan sempurna
meliputi sehat fisik, sehat psikis, sehat sosial, dan spiritual. Menurut Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari bidan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Secara
luas sehat berarti suatu keadaan dinamis di mana individu dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan internah (seperti psikologis, intelektual,
spiritual dan penyakit) dan lingkunagn eksternal (seperti lingkungan fisik, sosial
dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya (Saam & Wahyuni, 2012).
Konsep Sehat-sakit Secara Umum Yang Berada Di Masyarakat Konsep sehat
secara umum yang berada di masyarakat adalah bila seseorang tidak ada gangguan
fisik; masih mampu beraktivitas walaupun ada ganggun fisik

Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa


seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas
jasmani, rohani dan sosial.
Rentang Sakit Rentang sakit merupakan rangkaian dalam konsep sehat-
sakit. Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan
kematian. Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam
proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian, serta
terganggunya proses penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai
gangguan dalam fungsi yang normal di mana individu sebagai totalitas dari
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial (Parsons, 1972)
Sakit dapat diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta terganggunya
kemampuan individu untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Maryani, Lidya; Muliani, Rizki. 2010. Epidemiologi Kesehatan Pendekatan


Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu
Prof. Bhisma Murti. Riwayat Alamiah Penyakit. fk.uns.ac.id/static/materi/.pdf
Hidayar,A.A.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Edisi 2.Jakarta:Salemba
Medika.
http://www.askep.net/pdf/konsep-sehat-sakit-epidemiologi.html
https://www.kemkes.go.id/resources/download/RAP%20Utama%202015-
2019/1.%20sekjen.pdf

Anda mungkin juga menyukai