Disusun Oleh:
Nim P10120287
Kelas E
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini penulis
buat untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Penilaian Status Gizi tentang
“Masalah Gizi Di Indonesia Cut Off Point Dan Trigger Level”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, tentunya masih
banyak kekurangan, baik dari segi materi yang dipaparkan maupun dalam
kesempurnaan sistematika. Selanjutnya, dengan kerendahan hati penulis berharap
kepada para pembaca agar memberikan koreksi apabila terdapat kesalahan dalam
penulisa makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan guna memperbaiki penulisan makalah dimasa yang akan
datang.
Kami ucapkan terimakasih banyak kepada pihak yang telah membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini. Semoga kebaikan semua pihak akan dibalas oleh
TuhanYang Maha Esa.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca
serta selalu berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan
pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah
gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan
pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi
pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Salah satu contoh kejadian kekurangan gizi di Indonesia adalah balita pendek
atau biasa disebut dengan stunting. Data Prevalensi balita stunting yang dikumpulkan
World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Indonesia termasuk ke
dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-
East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun
2005-2017 adalah 36,4% (Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia, 2018). Di
Indonesia, stunting merupakan masalah serius dan juga merupakan masalah gizi
utama yang sedang dihadapi (Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia, 2018).
Bila masalah ini bersifat kronis, maka akan memengaruhi fungsi kognitif yakni
tingkat kecerdasan yang rendah dan berdampak pada kualitas sumber daya manusia.
Masalah stunting memiliki dampak yang cukup serius; antara lain, jangka pendek
terkait dengan morbiditas dan mortalitas pada bayi/balita, jangka menengah terkait
dengan intelektualitas dan kemampuan kognitif yang rendah, dan jangka panjang
terkait dengan kualitas sumberdaya manusia dan masalah penyakit degeneratif di usia
dewasa. asil Riset Kesehatan Dasar menunjukan bahwa dari 34 provinsi yang ada di
Indonesia, lebih dari separuhnya memiliki angka prevalensi diatas rata-rata nasional.
Kesenjangan prevalens Stunting antar provinsi yang masih lebar antara DIY (22,5%)
dan NTT (58,4%) menunjukkan adanya ketimpangan dan pembangunan yang tidak
merata.Ditambah juga pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan
bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan
produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11% GDP (Gross
Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%. Selain
itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/ inequality,
sehingga mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga
menyebabkan kemiskinan antar-generasi (10 Kabupaten/Koota Prioritas untuk
Itervensi Anak Kerdil. Sebenarnya, telah banyak upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Hal ini terlihat dari
turunnya prevalensi Balita stunting dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8% pada
tahun 2018. Prevalensi Baduta stunting juga mengalami penurunan dari 32,8% pada
tahun 2013 menjadi 29,9% pada tahun 2018 (Satriawan, 2018). Namun meski
demikian, penurunan angka tersebut masih jauh dari yang ditargetkan. Penurunan
angka stunting hanya mencapai 4% antara tahun 1992 hingga 2013. ondisi bertambah
sulit karena pada level implementer program dan masyarakat,
persoalan stunting seolah masih terdengar asing. Masih terdapat banyak masyarakat
yang belum mengetahui perihal stunting, baik dari definisi, penyebab, dampak yang
ditimbulkan hingga penanggulangan yang dapat dilakukan. Hal ini terlihat kontras
sekali dengan kondisi di hulu, yang mana pemerintah telah banyak mengeluarkan
kebijakan dan menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk program
penanggulangan stunting atau gizi kurang yang tentu saja semestinya sampai dan
dirasakan oleh masyarakat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Masalah gizi kurang bukan hanya dikarenakan makanan tetapi juga adanya suatu
penyait. Selain itu ada juga faktor penyerta seperti ketahanan pangan keluarga
yang kurang memadai, Pola pengasuhan anak kurang, Pelayanan kesehatan
dan lingkungan kurang kondusif dan kurang memadai.
2. Masalah gizi lebih yang sering tejadi pada umumnya yaitu terkait obesitas
atau overweight. Di Indonesia sendiri, masalah ini bisa dikatakan sangat serius
hampir disetiap provinsi pun mengakami masalah yang sama. Oleh karena itu
seperti yang telah dibahas bahwa untuk menanggulangi masalah ini tentunya
diperlukan kesadaran individu dalam mengendalikannya seperti
menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan
makanan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta menghindari
tekanan hidup/stress.
DAFTAR PUSTAKA
https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2019/11/08/masalah-gizi-di-indonesia/
Almatsier S. 2004. prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rimbawan & Yayuk B. 2004. Masalah pangan dan gizi. Dalam Yayuk B et al.
(Eds.),Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta.