Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HOME CARE

ETIKO LEGAL HOME CARE

OLEH :
KELAS 2.2
KELOMPOK 2

NI GUSTI AYU YOGI ANTARI (P07120019043)

LUH MADE TEJA WAHYUNI (P07120019043)

NI KADEK AYU GITA PRADNYA D. (P071200190 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Shang Hyang Widhi
Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Etiko Legal Home Care” ini tepat pada
waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini kami selaku penyusun tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
kami, memberi masukan-masukan yang bersifat membangun, serta membimbing
kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata “sempurna”, maka dari itu
kami mohon kritik dan saran dari dosen bidang studi “Home Care” atau dari
pembaca lainnya, demi menyempurnakan isi makalah ini dan menjadi referensi
untuk pembelajaran selanjutnya. “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan serta kekeliruan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

“Om Santih,Santih,Santih Om”

Denpasar, 12 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum................................................................................ 2
1. Tujuan Khusus............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Home Care............................................................................. 3


2.2 Legal dan Etik Home Care....................................................................... 3
2.3 Dasar Hukum Home Care........................................................................ 6
2.4 Kebjakan Home Care di Indonesia.......................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan.................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Home care atau perawatan kesehatan di rumah adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka. Tujuan
dari pelayanan home care yaitu untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan komplikasi akibat dari penyakit serta memenuhi kebutuhan dasar
pasien dan keluarga. Lingkungan di rumah dirasa lebih nyaman bagi sebagian
pasien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit. Hal ini berpengaruh pada
proses penyembuhan pasien yang cenderung akan lebih cepat masa
penyembuhannya jika mereka merasa nyaman dan bahagia. Selain alasan
diatas, home care juga membantu masyarakat yang mengalami keterbatasan
membiayai pelayanan kesehatan khususnya pada kasus – kasus penyakit
degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama (Fertin Mulyanasari,
2014).
Praktik keperawatan yang aman mencakup pemahaman tentang batasan legal
dimana perawat harus berfungsi. Seperti halnya dengan semua aspek keperawatan
saat ini, pemahaman tentang implikasi hokum mendukung pikiran kritis pada
bagian perawat. Perawat harus memahami hokum untuk melindungi hak-hak
klien. Karena teknologi telah memperluas peranan perawat, dilemma etis yang
dihubungkan dengan perawatan klien telah meningkat dan sering menjadi masalah
legal (Potter & Perry, 2005). Perawat sudah selayaknya mengetahui hokum di
Negara mereka yang mempengaruhi praktik mereka, terutama pada praktik
mandiri (home care).
Melihat hal tersebut maka penulis akan membahas lebih lanjut tentang Aspek
Etik, Legal, Dan Sosial Budaya Dalam Home Care. Hal ini bertujuan agar
pembaca dapat mengetahui lebih lanjut tentang Isu-isu Legal dan Etik
dalam Home Care.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan home care ?
2. Bagaimanakah legal dan etik dalam home care ?

1
3. Bagaimanakah dasar hukum dalam home care ?
4. Bagaimanakah kebijakan home care di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Etiko Legal Home
Care ini, penulis berharap bisa memberikan manfaat bagi para pembaca
dan masyakarat lainnya.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan home care
2. Untuk Mengetahui bagaimana legal dan etik dalam home care
3. Untuk mengetahui bagaimana dasar hukum dalam home care
4. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan home care di Indonesia
1.4 Manfaat Penulisan
Mahasiswa menjadi lebih memahami etiko legal home care serta mahasiswa
menjadi lebih aktif melakukan diskusi dalam kelompok.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Home Care
Home care merupakan komponen dari pelayan kesehatan yang yang meliputi
pasien, keluarga, pemberian pelayanan yang professional (multi disiplin) dan
tujuannya, yaitu untuk membantu pasien kembali pada level kesehatan optimum
dan kemandirian. Tujuan Home care adalah untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan
meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Oleh karena itu, dalam layanan
home care mengharuskan perawat tinggal di rumah pasien, menjaga dan
memberikan asuhan keperawatan yang di butuhkan oleh pasien.
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka dengan tujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit (Depkes, 2002 dalam Handra, 2013). Menurut American Nurses
Association (ANA) tahun 1992, pelayanan kesehatan di rumah (home care) adalah
perpaduan dari pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat dengan pelayanan
perawatan spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat maternitas,
perawat gerontic, perawat psikiatri dan perawat medikal bedah.
2.2 Legal dan Etik Home Care
1. Aspek Legal dalam Home Care
Aspek legal dalam home care dimana perawat professional harus
memahami batasan legal yang mempengaruhi praktik keseharian mereka.
Hal ini berhubungan dengan dengan penilaian yang baik dan menyuarakan
pembuatan keputusan yang menjamin asuhan keperawatn yang aman dan
sesuai bagi klien. Pedoman legal yang harus diikuti perawat dapat
diperoleh dari undang-undang, hokum pengaturan, dan hukum adat
( Potter & Perry, 2005). Seorang perawat dikatakan legal dalam
menjalankan praktik home care apabila telah memiliki lisensi dan Surat
Ijin Praktik Perawat (SIPP). Praktik mandiri perawat dapat dilakukan

3
melalui kolaborasi dengan tenaga kesehtan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan (Fatchulloh, 2015).
Isu legal yang paling kontroversial dalam praktik perawatan di rumah
antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik
yang tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui
IV di rumah.
b. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti
pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota
keluarga karena kesalahan informasi dari perawat.
c. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan pemerintah lainnya
tentang perawatan di rumah. Karena biaya yang sangat terpisah dan
terbatas untuk perawatan di rumah, maka perawat yang memberi
perawatan di rumah harus menentukan apakah pelayanan akan
diberikan jika ada resiko penggantian biaya yang tidak adekuat.
Seringkali, tunjangan dari Medicare telah habis masa berlakunya
sedangkan klien membutuhkan perawatan yang terus-menerus tetapi
tidak ingin atau tidak mampu membayar biayanya.
2. Aspek Etik dalam Home Care
a. Kode etik menurut ANA (1985) menyebutkan bahwa perawat menjaga
hak klien terhadap privasi dengan bijaksana melindungi informasi
yang bersifat rahasia.
b. Kode etik keperawatan indonesia ( PPNI, 2000) yaitu perawat wajib
merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanyakecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai ketentuan hokum yang berlaku (Muhamad Mu’in,
2015).
Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis bila mereka harus
memilih antara menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan untuk klien
lansia, miskin dan klien yang menderita penyakit kronik. Perawat harus
mengetahui kebijakan tentang perawatan di rumah untuk melengkapi
dokumentasi klinis yang akan memberikan penggantian biaya yang

4
optimal untuk klien. Didalam praktik juga harus memperhatikan dimensi
politi, etika dan isu-isu seperti akses ke layanan atau alokasi sumber daya,
menajement kasus menjadi semakin pragmatis, serta berbagai tanggapan
dari masyarakat terhadap praktik mandiri (Kristin Bjornsdottir, 2009).
Pasal Krusial Dalam Kepmenkes 1239/2001 Tentang Praktik Keperawatan
:
1) Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan
diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan
evaluasi.
2) Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan
tertulis dokter.
3) Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban :
- Menghormati hak pasien.
- Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani.
- Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
- Memberikan informasi
- Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
- Melakukan catatan perawatan dengan baik
4) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat
berwenang melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan
yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
5) Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus
mencantumkan SIPP di ruang praktiknya.
6) Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan
memasang papan praktik  (sedang dalam proses amandemen)
7) Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam
bentuk kunjungan rumah.
8)  Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
- Tempat praktik memenuhi syarat.

5
- Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk
formulir /buku kunjungan, catatan tindakan dan formulir
rujukan (Fatchulloh, 2015).
2.3 Dasar Hukum Home Care
1. Dasar hukum
a. PMK No. 9 tahun 2014 tentang Klinik
Pasal 32 ayat (2) “Pelayanan kesehatan yang bersifat promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative sebagaimana dimaksud padaayat
(1) dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu
hari (one day care) dan/atau home care”.
b. PMK No. 79 tahun 2014 tentang Pelayanan Geriatri di RS
Pasal 5 “Jenis pelayanan geriatric tingkat sederhana paling sedikit
terdiri atas rawat jalan dan kunjungan rumah/home care.
Dasar hukum dari praktik home care adalah praktik pelayanan mandiri
perawat yang diatur dalam beberapa undang-undang. Diantaranya yaitu:
a. UU Kes. No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
b. PP. No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah
c. UU. No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU. No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik
perawat
f. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
g. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas
h. SK Menpan No. 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang jabatan fungsional
perawat.
i. PP. No. 32 tahun 1996 tentang pelayanan medik swasta
j. Permenkes RI No. HK. 02.02/MENKES/148/2010 tentang izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
2. Aturan-aturan yang Mendukung
a. Perizinan

6
Perizinan kepala rumah tangga diatur dalam Kep. Menkes no 148
tahun 210 tentang izin dan penyelenggaraan parktik perawat.dan
permenkes 17 / 2013. Persyaratan perizinan:
1) Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaris
tentang yayasan di badan kesehatan,
2) Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah
kepada Dinas Kesehatan Kota setempat.
3) Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
4) Perawat dapat melaksankan praktik keperawatan pada saran
pelayanan kesehatan, praktik perorangan dan / atau berkelompok
5) Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan harus memiliki SIK
6) Perawat yang praktik perorangan / berkelompok harus memiliki
SIPP
7) Mendapatkan rekomendasi dari PPNI
b. Akreditasi
Standar Pengujian akreditasi oleh Komite Joint Commission
International (JCI) merupakan standar pengiriman home care berfokus
pada pasien. Tujuan proses akreditasi, agar seluruh komponen pelayanan
dapat berfungsi secara optimal, tidak ada penyalahgunaan serta
penyimpangan, Komponen evaluasi termasuk:
1) Pelayanan masyarakat
2) Organisasi dan admnistrasi
3) Program
4) Staf / personal
5) Evaluasi
6) Rencana yang akan datang.
c. Malpraktik
Larangan :
1) Perawat dilarang menjalankan praktik selain yang tercantum dalam
izin dan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan standar
profesi

7
2) Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan darurat
atau menjalankan tugas didaerah yang tidak ada tenaga kesehatan
lain, dikecualikan dari larangan ini
3) Kepala dinas atau organisasi profesi dapat memberikan peringatan
lisan atau tertulis kepada perawat yang melakukan pelanggaran
4) Peringatan tertulis paling banyak 3 kali, apabila tidak diindahkan
SIK dan SIPP dapat dicabut.
5) Sebelum SIK atau SIPP di cabut kepala dinas kesehatan terlebih
dahulu mendengar pertimbangan dari MDTK atau MP2EM.
Sanksi
1) Pelanggaran ringan, pencabutan izin selama-lamanya 3 bulan
2) Pelanggaran sedang, pencabutan izin selama-lamanya 6 bulan.
3) Pelanggaran berat, pencabutan izin selama-lamanya 1 tahun
4) Penetapan pelanggaran didasarkan pada motif serta situasi
setempat.
d. Informend Conset
Membuat perjanjian (kesepakatan) dengan pasien dan keluarga
tentang tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan yang akan diberikan
(Informed Consent). Secara garis besar alur pelayanan yang diberikan
adalah:
1) Setiap pasien, mendapatkan pelayanan home care melalui dokter
penanggung jawab, dokter konsultan atau langsung melalui petugas
pelaksana home care
2) Petugas pelaksana home care melaksanakan pelayanan mode sesuai
dengan perintah dokter atau prosedur tetap home care rumah sakit
3) Petugas pelaksana home care membuat registrasi dan catat di
lembar status pasien
4) Petugas pelaksana mengunjungi rumah pasien secara berkala
5) Petugas pelaksana yang berhalangan dalam perawatan home care
dapat digantikan oleh petugas lain dengan melakukan serah terima
6) Pasien dirawat hingga sembuh atau hingga akhir perawatan paliatif

8
7) Apabila perlu dirujuk, maka pasien dirujuk setelah mendapatkan
tindakan stabilisasi
8) Apabila penderita meninggal dunia, petugas pelaksana membuat
laporan kematian sejak masa perawatan
e. Peran Perawat dalam Home Care
1) Manajer kasus, dimana organisasi dan mengkolaborasikan
pelayanan, dengan fungsi:
a) Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
b) Menyusun rencana pelayanan c.
c) Mengkoordinir akifitas tim
d) Memantau kualitas pelayanan
2) Pelaksana, dimana pelaksana ini fungsinya untuk memberi
pelayanan langsung dan pelayanan dengan fungsi:
a) Melakukan pengkajian konprehensif
b) Menyusun rencana keperawatan
c) Melakukan tindakan keperawatan
d) Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
e) Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping
yang efektif
f) Melibatkan keluarga dalam pelayanan
g) Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan
kesehatan
h) Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
i) Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
2.4 Kebijakan Home Care di Indonesia
Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan yang
diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan
pelayanan berkewajiban mematuhi standar praktek
1. Perawat dalam menjalankan praktek harus membantu program pemerintah
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasa
meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti

9
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik diselenggarakan oleh
pemerintah maupun organisasi profesi.
3. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat
berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenanga.
Pelayanan dalam keadaan darurat ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
4. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP
diruang prakteknya. Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak
diperbolehkan memasang papan praktek.

Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan keperawatan dalam


bentuk kunjungan rumah. Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam
bentuk kunjungan rumah harus membawa perlengkapan perawatan sesuai
kebutuhan (Galuh Forestry Mentari, 2012).
persyaratan, yang sesuai dengan standar perlengkapan asuhan keperawatan yang
ditetapkan oleh organisasi profesi:
1. Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan.
3. Keperawatan maupun kunjungan rumah.
4. Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan
kunjungan, formulir catatan tindakan asuhan keperawatan, serta formulir
rujukan.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Home care merupakan komponen dari pelayan kesehatan yang yang meliputi
pasien, keluarga, pemberian pelayanan yang professional (multi disiplin) dan
tujuannya, yaitu untuk membantu pasien kembali pada level kesehatan optimum
dan kemandirian. Aspek legal dalam home care dimana perawat professional
harus memahami batasan legal yang mempengaruhi praktik keseharian mereka.
Hal ini berhubungan dengan dengan penilaian yang baik dan menyuarakan
pembuatan keputusan yang menjamin asuhan keperawatn yang aman dan sesuai
bagi klien. Pedoman legal yang harus diikuti perawat dapat diperoleh dari undang-
undang, hokum pengaturan, dan hukum adat ( Potter & Perry, 2005). Sedangkan
aspek etik home care dimana kode etik keperawatan indonesia ( PPNI, 2000) yaitu
perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanyakecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai ketentuan hokum yang berlaku (Muhamad Mu’in, 2015). Dasar hokum
home care diatur PMK No. 9 tahun 2014 tentang Klinik Pasal 32 ayat (2)
“Pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat
inap, pelayanan satu hari (one day care) dan/atau home care” dan PMK No. 79
tahun 2014 tentang Pelayanan Geriatri di RS Pasal 5 “Jenis pelayanan geriatric
tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas rawat jalan dan kunjungan
rumah/home care.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini semoga mahasiswa menjadi tahu bahwa
seorang perawat seharusnya mempertimbangkan aspek legal etik dalam home care
sehingga tidak aka nada lagi kejadian malpraktik yang dapat merugikan pihak
masyarakat. Disamping itu perawat yang taat terhadap hokum akan terhindar dari
jeratan hokum yang dapat merugikan diri sendiri

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/253640308/Makalah-Aspek-Legal-Dan-Etik-
Home-Care (diakses pada 12 Januari 2021 pukul 18.00)
http://hellenmarini.blogspot.com/2015/11/makalah-etik-dan-legal-home-
care.html?m=1 (diakses pada 12 Januari 2021 pukul 18.25)
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/Rakerkesnas-2020/02-
Sideevent/SE_05/Draft%20Konsep%20Pengembangan%20Pelayanan
%20Home%20Care%20(Dit.%20Rujukan%20Yankes).pdf (diakses pada 12
Januari 2021 pukul 18.45)
https://www.scribd.com/document/333395268/Resume-Etikolegal-Dan-Peran-
Perawat-Dalam-Home-Care (diakses pada 12 Januari 2021 pukul 19.20)

12

Anda mungkin juga menyukai