Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TANDA-TANDA VITAL

Kelompok 5:
1.Dwi Gandono
2.Emmanuel Anton
3.Endah Dwi L
4.Endah K
5.Ester Whida
6.Sigit Ungu
7.Sri Indah
8.Titin Erawati

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG


TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya kami dapat
menyelesikan makalah yang berjudul “Makalah Tentang Tanda-Tanda Vital”. Kemudian Shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al Qur’an dan Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Penulis mengharapkan dengan adanya dengan adanya makalah ini, pembaca dapat memperoleh
pengetahuan tentang prosedur pemeriksaan tanda-tanda vital. Kami menyadari masih banyak
kekurangan yang kami lakukan dalam penyelesaian dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan
sran yang membangun sangat kami perlukan demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.

Purworejo, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

BAB I – PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………….

BAB II – PEMBAHASAN………………………………………………………..

BAB III – PENUTUP……………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran yang paling sering dilakukan oleh praktsisi kesehatan adalah pengukuran suhu, nadi,
tekanan darah dan frekuensi pernafasan. Sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini
menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh, karena sangat
penting maka disebut tanda vital. Pengukuran tanda vital memberi data untuk menentukan status
kesehatan klien yang lazim. Perubahan tanda vital dapat juga menandakan kebutuhan dilakukannya
intervensi keperawatan dan medis.

Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi klien atau
mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi. Pengkajian tanda
vital memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengimplementasikan
rencana intervensi dan mengevaluasi keberhasilan bila tanda vital dikembalikan pada nilai yang
dapat diterima. Ketika perawat mempelajari variabel yang mempengaruhi tanda vital dan
mengenali hubungan perubahan tanda vital tersebut terhadap temuan lain dalam pengkajian
fisiologis, masalah klien dapat ditentukan dengan tepat.

1.2 Rumusan Masalah

Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi klien atau
mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi. Pengukuran yang
paling sering dilakukan oleh praktisi kesehatan adalah pengukuran suhu, nadi, tekanan darah dan
frekuensi pernafasan.

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan manfaat pemeriksaan.


2. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan.
3. Mahasiswa dapat melakukan tindakan sesuai dengan langkah-langkah dan sistematis.
4. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

Tanda-tanda vital adalah pengukuran yang dilakukan oleh praktisi kesehatan untuk mengetahui
tanda-tanda vital tubuh yang paling dasar.

Komponen tanda-tanda vital meliputi :

a. Suhu
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. Frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen

Waktu yang dilakukan untuk mengukur tanda-tanda vital ( Potter dan Perry, 2005) yaitu :

1. Ketika klien masuk ke fasilitas perawatan kesehatan


2. Di rumah sakit atau fasilitas perawatan pada jadwal rutin sesuai program dokter
atau standar praktik institusi.
3. Sebelum dan sesudah prosedur bedah
4. Sebelum dan sesudah prosedur diagnostik invasif
5. Sebelum dan setelah pemberian medikasi yang mempengaruhi Kardiovaskuler,
pernafasan dan fungsi kontrol suhu.
6. Ketika kondisi umum fisik klien berubah
7. Sebelum dan setelah intervensi keperawatan yang mempengaruhi tanda vital.
8. Ketika klien melaporkan gejala non-spesifik disters fisik ( perasaan “aneh” atau “
beda” )
B. Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dikurangi jumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh manuasi diatur dengan mekanisme umpan baik (feed back)
yang diperankan ole pusat pengaturan suhu tubuh di hipotalamus. Mekanisme umpan balik ini
terjadi suhu inti tubuh telah melewati batas tolesransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point).

Fisiologi pengeluaran suhu tubuh :

1. Fisiologi mempertahankan suhu tubuh


Faktor yang berperan :
a. Hipotalamus sebagai termostat
b. Pengaturan perilaku
c. Peran kulit dalam pengaturan panas
2. Fisiologi produksi suhu tubuh
a. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR), di semua el tubuh
b. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot
akibat menggigil)
c. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon
lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron)
d. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan
simpatis pada sel
e. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri
terutama bila temperatur menurun
3. Fisiologi pengeluaran suhu tubuh
a. Radiasi : perpindahan panas dari permukaan suatu obyek ke permukaan obyek lain
tanpa keduanya bersentuhan
b. Konduksi : perpindahan panas dari permukaan suatu obyek ke permukaan obyek lain
dengan kontak langsung
c. Evaporasi : perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas
d. Diaforesis : prespirasi visual dahu dan thoraks atas

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh :

1. Kecepatan metabolisme basal

2. Usia

Pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas, lansia sangat sensitif terhadap suhu yang
ekstrim

3.Rangsangan saraf simpatis

4. Olahraga

Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan karbohidrat dan lemak. Hl ini
menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas

5. Kadar hormon

wanita mengalami fruktuasi suhu tubuh yang lebih besar dari pria

6. Irama sikardian
suhu tubuh secara normal berubah secara normal 0,5° sampai 1° selama 24 jam, titik terendah pada
pukul 1-4 dini hari.

7. Lingkungan

Bila suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, suhu tubuh akan naik. Bila klien berada di luar
lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin rendah. Bayi dan lansia paling sering
dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekanisme suhu mereka kurang efisien.

8. Stres

Stres fisik dan emosional meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persarafan.

9.Gangguan organ

10.Status gizi

11.Demam (peradangan) / imunologi

Gangguan Suhu Tubuh

a. Demam

Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu sampai 39°C
meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga meruapakan bentuk pertarungan akibat infeksi
karena virus menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).Pola demam berbeda
bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakibat puncak demam
dan turun dalam waktu yang berbeda.Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi
oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu.
Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh
terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas
tambahan.

b. Kelelahan akibat panas

Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan gejala
kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas. Tindakan pertama
yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan
dan elektrolit.

c. Hipertermia

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan


pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap penyakit atau
trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia
malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang
yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.

d. Heat stroke

Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebutheat stroke, kedaruratan yang
berbahaya panas dengan angka mortalitas yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang masih sangat
muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau
alkoholik. Yang termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang menurunkan
kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. fenotiazin, antikolinergik, diuretik, amfetamin,
dan antagonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan olahraga atau kerja
yang berat (mis. atlet, pekerja konstruksi dan petani). Tanda dan gejala heatstroke termasuk
gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan
inkontinensia. Tanda lain yang paling penting adalah kulit yang hangat dan kering.

Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan malfungsi
hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih besar dari 40,5°C mengakibatkan kerusakan
jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang
setinggi 45°C, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang terlebih dahulu
terkena karena sensitivitasnya terhadap keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut, klien
menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjai kerusakan neurologis yang permanen kecuali jika
tindakan pendinginan segera dimulai.

e. Hipotermia

Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin memengaruhi kemampuan tubuh
untuk memproduksi panas sehingga akan mengakibatakan hipotermia.

Tingkatan hipotermia

 Ringan 34,6 - 36,5°C per rektal


 Sedang 28,0 - 33,5°C per rektal
 Berat 17,0 - 27,5°C per rektal
 Sangat berat 4,0 - 16,5°C per rektal

Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama beberapa jam.
Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami hipotermia mengalami gemetar
yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh turun
dibawah 34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus
berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak responsif
terhadap stimulus nyeri.

Tempat pengukuran suhu

Ada banyak tempat pengukuran suhu inti dan permukaan. Suhu inti dari arteri paru, esofagus dan
katung kemih digunakan untuk perawatan intensif. Pengukuran ini memerlukan peralatan yang
dipasang invasif secara terus-menerus dalam rongga atau organ tubuh. Peralatan ini harus memiliki
pembacaan akurat yang secara cepat dan terus-menerus menunjukkan pembacaan pada monitor
elektronik.

Tempat yang paling sering digunakan unutk pengukuran suhu dan dapat digunakan secara
intermitten adalah membran timpani, mulut, rektum dan aksila. Variasi suhu yang didapatkan
bergantung pada tempat pengukuran tetapi harus antara suhu 36-38°C.

Tempat pengukuran suhu:

Suhu inti:

a. Rektum (Rektal rata2 37,5°)


b. Membran tympani
c. Esofagus
d. Arteri pulmoner
e. kandung kemih

Suhu permukaan:

1. Kulit
2. Aksila (Aksila rata2®36,5°C)
Keuntungan suhu axila :
 Aman dan non-invasif
 Cara yanglebih disukai pada bayi baru lahir dan klien yang tidak
kooperatif
Kerugian :
 Waktu pengukuran lama
 Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien
 Tertinggal dalam pengukuran suhu inti pada waktu perubahan suhu yang
cepat
 Memerlukan paparan toraks
3. Oral ( rata-rata 37°C)
4. Keuntungan suhu oral :
a. Mudah dijangkau-tidak membutuhkan perubahan posisi
b. Nyaman bagi klien
c. Memberi pembacaan suhu yang akurat

Kerugian suhu oral :

a. Dipengaruhi oleh cairan atau makanan yang dicerna


b. Tidak boleh dilakukan pada klien yang bernapas dengan mulut
c. Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah atau trauma oral,
riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan
d. Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis,
tidak sadar atau tidak kooperatif
e. Resiko trpapar cairan tubuh

C. Nadi
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat
kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan
menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada
tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri.
 Pulse merupakan manifestasi dari status sirkulasi darah didalam pembuluh darah arteri.
 Kondisi status sirkulasi menjadi media bagi sel-sel untuk menerima nutrien dan membuang
sampah dari metabolisme.
 Supaya sel-sel berfungsi secara fisiologis, maka kondisi aliran darah yang kontinyu dengan
volume yang sesuai didistribusikan darah ke sel yang membutuhkan nutrien.
 Bila curah jantung menurun secara signifikan, nadi perifer akan melemah.

Lokasi Nadi :

Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap arteri, namun arteri radialis dan artei karotid dapat dengan
mudah diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi klien tiba-tiba memburuk, area karotid adalah
area terbaik untuk menemukan nadi dengan cepat. Nadi radialis dan apikal merupakan tempat yang
paling sering digunakan untuk mengkaji frekuensi nadi. Jika nadi radialis pada pergelanagn tanagn
tidak normal atau intermitten akibat disritmia atau jika nadi yang tidak dapat diraba karena balutan,
gips, atau halangan lain, yang dikaji adalah nadi apikal. Pada saat klien menggunakna medikasi
yang mempengaruhi frekuensi jantung, nadi apikal dapat memberikan pengkajian yang lebih akurat
terhadap fungsi jantung. Nadi apikal merupakan tempat terbaik untuk mengkaji nadi bayi atau nadi
anak kecil karena nadi perifer dalam dan sulit untuk dipalpasi dengan akurat.
Alasan penggunaan nadi yang spesifik

Nadi Lokasi alasan

Radialis Menjalar sepanjang tulang Mudah diakses


radial, sejajar ibu jari di
Temporalis Digunakan ketika nadi radialis tidak teraba
bagian dalam pergelangan
Karotis tangan Digunakan pada kasus gagal jantung.
Digunakan untuk menentukan sirkulasi menuju
Apikal Sisi superior dan lateral mata
otak
Brakialis Pada sisi leher di antara
Rutin digunakan pada bayi dan anak-anak
Femoralis trakea dan otot
hingga usia 3 tahun.
sternokleidomasteoideus
Poplitea Digunakan untuk menentukan adanya
Pada apeks jantung
Tibialis ketidaksesuaian dengan nadi radialis

posterior Pada bagian otot bisep atau


Digunakan saat klien menggunakan obat
ditengah-tengah ruang
Dorsalis tertentu
antekubiti
pedis Digunakan untuk mengukur tekanan darah
Menjalar sepanjang
ligamentum inguinale Digunakan pada kasus gagal jantung

Melintas di belakang lutut Digunakan pada kasus gagal jantung

Pada permukaan medial Digunakan pada bayi dan anak-anak


pergelangan tangan, melewati Digunakan untuk menentukan sirkulasi menuju
belakang malleolus medialis tungkai
Menjalar di sepanjang kaki, Digunakan untuk menentukan sirkulasi menuju
pada garis khayal yang tungkai bawah
ditarikdari tengah-tengah
Digunakan untuk menentukan sirkulasi menuju
pergelangan kaki menuju
kaki
ruang antara ibu jari dan jari
telunjuk kaki Digunakan untuk menentukan sirkulasi menuju
kaki
Karakter Nadi

Pengkajian nadi radialis termasuk frekuensi, irama, kekuatan dan kesamaan

1) Frekuensi

Pengkajian frekuensi nadi perifer dan apikal dapat menyatakan perbedaan frekuensi jantung. Dua
jenis ketidaknormalan yang biasa terjadi pada frekuensi nadi adalah takikardia dan bradikardia.

Frekuensi jantung normal

Usia Usia Denyut/mnt

Bayi 120-160

Todler 90-140

Prasekolah 80-110

Usia sekolah 75-100

Remaja 60-90

Dewasa 60-100

2) Irama

Secara normal irama adalah interval reguler yang terjadi antara setipa denyut nadi atau jantung.
Interval yang disela oleh denyut di awal dan di akhiratau tidak ada denyut menandakan irama yang
tidak normal atau disritmia

3) Kekuatan

Kekuatan nadi menunjukkan volume darah yang diejeksikan ke dinding arteri pada setiap kontraksi
jantung dankondisi sistem pembuluuh darah arterial yang mengarah nadi dan digambarkan dengan
kuat, lemah, berurutan atau bersamaan

4) Kesamaan

Nadi kedua tempat dari sistem pembuluh darah perifer harus dikaji. Semua nadi simetris dapat
dikaji secara simultan kecuali nadi karotid karena tekanan yang besar dapat menyumbat pasokan
darah ke otak.

Tempat-Tempat Untuk Merasakan Denyut Nadi


Denyut nadi dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan
disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan
sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan
denyut nadi yaitu :

a. Pada aspek ventral dari pergelangan tangan pada sisi ibu (radial arteri), dan kurang
umum ulnar arteri kemerah-merahan pada sisi yang lebih mendalam dan sulit
untuk meraba.
b. Leher (pembuluh nadi kepala),
c. Bagian dalam siku, atau di bawah otot bisep (arteri brachial)
d. Kunci paha
e. Dibalik malleolus di tengah-tengah kaki (belakang tibial arteri)
f. Tengah dorsum dari kaki (dorsalis pedis).
g. Di belakang lutut (popliteal arteri)
h. Diatas Perut (Abdominal aorta)
i. Dada (aorta). Hal ini dapat dirasakan dengan satu tangan atau jari tetapi mungkin
auscultate jantung dengan menggunakan stetoskop.

Namun yang paling sering dilakukan yaitu pada :

a. Arteri radialis
b. Arteri Brankialis
c. Arteri Karotid

Pola Nadi

1. Bradikardia : Frekuensi nadi lambat.


2. Takikardia ; Frekuensi nadi meningkat, dalam keadaan tidak pada ketakutan, menangis,
aktivitas meningkat, atau demam yang menunjukan penyakit jantung.
3. Sinus Aritmia : Frekuensi nadi meningkat selama inspirasi, menurun selama ekspirasi.
Sinus Aritmia merupakan variasi normal pada anak, khususnya selama tidur.
4. Pulsus Alternans : Denyut nadi yang silih berganti kuat lemah dan kemungkinan
menunjukan gagal jantung.
5. Pulsus Begeminus : Denyut berpasangan dan berhubungan dengan denyut prematur
6. Pulsus Paradoksus : Kekuatan nadi menurun dengan inspirasi
7. Thready Pulse : Denyut nadi cepat dan lemah menunjukan adanya tanda shock, nadi sukar
di palpasi tampak muncul dan menghilang
8. Pulsus Corrigen : Denyut nadi kuat dan berdetak detak. Hal itu disebabkan oleh variasi
yang luas pada tekanan nadi.
D. TEKANAN DARAH

 Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong
dengan tekanan dari jantung.

 Puncak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik. Pada saat
ventrikel rileks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolik.

 Kedua systolic dan tekanan diastolic dicatat sebagai "mm Hg (millimeters of mercury).

Fisiologi Tekanan Darah

1. Curah jantung

Curah jantung = frekuensi jantung X volume sekuncup

TD = curah jantung X tahanan vaskuler perifer

2. Tahanan vaskuler perifer

Tahanan terhadap aliran darah yang ditentukan oleh tonus otot vaskular dan diameter pembuluh
darah.

3. Volume darah
Normalnya volume darah tetap konstans (5000 ml). Peningkatan volume darah
mengakibatkan tekanan dinding arteri lebih besar.
4. Viskositas darah
Kekentalan/viskositas mempengaruhi kemudahan aliran darah melewati pembuluh darah
yang kecil. Peningkatan henatokrit menentukan viskositas darah
5. Elastisitas arteri
Kemampuan distensi arteri mencegah pelebaran fluktuasi tekanan darah.

Mekanisme Tekanan Darah

Tekanan darah dikontrol oleh otak, sistem saraf otonom, ginjal, beberapa kelenjar endokrin, arteri
dan jantung. Otak adalah pusat pengontrol tekanan darah di dalam tubuh. Serabut saraf adalah
bagian sistem saraf otonom yang membawa isyarat dari semua bagian tubuh untuk
menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah, volume darah dan kebutuhan khusus semua
organ. Semua informasi ini diproses oleh otak dan keputusan dikirim melalui saraf menuju organ-
organ tubuh termasuk pembuluh darah, isyaratnya ditandai dengan mengempis atau
mengembangnya pembuluh darah. Saraf-saraf ini dapat berfungsi secara otomatis (Hayens, 2003).
Ginjal adalah organ yang berfungsi mengatur fluida (campuran cairan dan gas) di dalam tubuh.
Ginjal juga memproduksi hormon yang disebut renin. Renin dari ginjal merangsang pembentukan
angiotensin yang menyebabkan pembuluh darah kontriksi sehingga tekanan darah meningkat.
Sedangkan hormon dari beberapa organ juga dapat mempengaruhi pembuluh darah seperti kelenjar
adrenal pada ginjal yang mensekresikan beberapa hormon seperti adrenalin dan aldosteron juga
ovari yang mensekresikan estrogen yang dapat meningkatkan tekanan darah. Kelenjar tiroid atau
hormon tiroksin, yang juga berperan penting dalam pengontrolan tekanan darah (Hayens, 2003).

Pada akhirnya tekanan darah dikontrol oleh berbagai proses fisiologis yang bekerja bersamaan.
Serangkaian mekanisme inilah yang memastikan darah mengalir di sirkulasi dan memungkinkan
jaringan mendapatkan nutrisi agar dapat berfungsi dengan baik. Jika salah satu mekanisme
mengalami gangguan, maka dapat terjadi tekanan darah tinggi.

Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Menurut Kozier et al (2009), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tekanan darah,
diantaranya adalah:

o Umur
Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik dan
diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada orang lanjut usia,
arterinya lebih keras dan kurang fleksibel terhadap darah. Hal ini mengakibatkan
peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding pembuluh
darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.
o Jenis Kelamin
Berdasarkan Journal of Clinical Hypertension, Oparil menyatakan bahwa perubahan
hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki
tekanan darah tinggi. Hal ini juga menyebabkan risiko wanita untuk terkena penyakit
jantung menjadi lebih tinggi (Miller, 2010).
o Olahraga
Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah.
o Obat-obatan
Banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan darah.
o Ras
Pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
daripada pria Amerika Eropa dengan usia yang sama.
o Obesitas
Obesitas, baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor predisposisi
hipertensi.
E. PERNAFASAN

Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir dengan darah
serta darah dengan sel.Pernafasan termasuk ventilasi, difusi, perfusi, semua dpt dikaji secara
tunggal.Frekuensi, kedalaman, dan irama gerakan ventilasi menandakan kualitas dan efisiensi
ventilasi.

Mekanisme pernafasan meliputi:

1) Ventilasi yaitu pergerakan udara masuk ke luar paru

2) Difusi yaitu pertukaran O2 & CO2 antara alveoli & sel darah merah

3) Perfusi yaitu distribusi oleh sel drh merah ke dan dari kapiler darah

Kontrol Fisiologis :

Pusat pengaturan batang otak

Ventilasi diatur oleh kadar O2 & CO2 serta ion hidrogen dalam darah

Peningkatan PCO2 berakibat sistem kontrol pernafasan di otak meningkatkan frekuensi dan
kedalaman.

Faktor yang mempengaruhi pernafasan:

1) Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalamanuntuk memenuhi kebutuhan tubuh untuk


menambah oksigen

2) Nyeri akut dan kecemasan meningkatkan frekuensi dan kedalaman akibat stimulasi saraf
simpatik.

3) Anemia

Penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2 dalam daragh.. individu bernapas
dengan lebih cepat untuk meningkatkan penghantaran O2.

4) Posisi tubuh

postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi paru. Posisi yang bungkuk dan
telungkup mengganggu pergerakan ventilasi.

5) Medikasi ( analgetik narkotik dan sedatif meningkatkan RR)


6) Cedera batang otak mengganggu pusat pernapasan dan menghambat frekuensi dan irama
pernapasan

Mekanisme pernapasan

1. Inhalasi

Normalnya terjadi proses berikut; diafragma berkontraksi (mengempis), tulang iga bergerak ke atas
dan keluar, dan sternum bergerak keluar sehingga memperbesar ukuran toraks dan memungkinkan
pengembangan paru

2. Ekshalasi

Selama ekshalasi, diafragma relaksasi, tulang iga bergerak ke bawah dan ke dalam, dan strenum
bergerak ke dalam sehingga memperkecil ukuran toraks saat paru-paru terkompresi. Normalnya
proses bernapas terjadi secara normal dan tanpa usaha. Proses inspirasi pada orang dewasa normal
berlangsung selama 1-1,5 detik dan proses ekspirasi berlangsung selama 2-3 detik.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pernafasan:

1) Frekuensi pernafasan

Perawat mengobservasi inspirasi dan ekspirasi penuh pada saat menghitung frekuensi ventilasi dan
pernapasan. Frekuensi pernapasan normal turun sepanjang hidup.

2) Kedalaman pernafasan

Kedalaman dikaji dengan mengobservasi derajat peyimpangan atau gerakan dinding dada. Perawat
menggambarkan gerakan ventilator sebagai dalam, normal dan dangkal. Pernapasan yang dalam
melibatkan ekspansi penuh paru dengan ekshalasi penuh.

3) Irama pernafasan

Dengan bernapas normal interval reguler terjadi setelah setiap siklus pernapasan. Bayi cenderung
untuk kurang teratur dalam bernapas. Anak-anak kecil mungkin beranpas secara lambat selama
beberapa detik dan kemudian tiba-tiba bernapas secara cepat. Irama pernapasan teratur dan tidak
teratur.

Frekuensi pernapasan

Rata-rata normal menurut

Usia Frekuensi
Bayi Baru Lahir 35-40

Bayi (6 Bulan) 30-50

Todler (2 Tahun) 25-32

Anak-anak 20-30

Remaja 16-19

Dewasa 12-20

Bunyi pernafasan

Bunyi normal

 BunyiBronchial
Bunyi pernafasan bronchial dihasilkan saat udara mengalir melalui trakea dan bronki.
Bunyi bronchial cukup keras terdengar, dengan nada yang cukup tinggi, dan suara
terdengar jelas dengan bantuan stetoskop
 BunyiVesikular
Bunyi pernafasan vesikular dapat terdengar apabila udara memasuki alveoli. Suara
pernafasan vesikular terdiri atas fase inspirasi yang terdengar lemah (suara pelan) yang
diikuti oleh fase ekspirasi yang hampir tidak terdengar. Suara pernafasan ini terdengar di
sekitar peripheral dari daerah paru-paru

Bunyi pernafasan abnormal

a. Bradipnea: Nafas teratur namun lambat secara tidak normal ( pernafasan kurang
dari 12x/menit).
b. Takipnea: Nafas teratur namun cepat secara tidak normal (pernafasan lebih dari
20x/menit).
c. Hipernea: Nafas sulit, dalam , lebih dari 20x/menit. Secara normal terjadi setelah
olahraga
d. Apnea: Nafas berhenti untuk beberapa detik
e. Hiperventilasi: Frekeunsi dan kedalaman nafas meningkat
f. Hipoventilasi: Frekuensi nafas abnormal dalam kecepatan dan kedalaman
g. Pernafasan Cheyne stokes: Frekuensi dan kedalamn nafas tidak teratur ditandai
dengan periode apnea dan hiperventilasi yang berubah
h. Pernafasan Kussmaul: pernafasan dalam secara tidak normal dalam frekuensi
meningkat
i. Pernafasan Biot: Nafas dangkal secara tidak normal diikuti oleh periode apnea
yang tidak teratur.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tanda vital meliputi: tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensi pernafasan. Tanda
vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka
mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh.

Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh
ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari:

a. Metabolisme
b. Kontraksi otot
c. Peningkatan produksi hormon tiroksin
d. Proses penyakit infeksi

Saran

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya referensi yang ada.

Penulis berharap pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
kesempurnaa makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, proses dan praktik. Jakarta :
EGC.

Prosedur Pemeriksaan Tanda-tanda Vital . Keperawatan.umm.ac.id , diakses pada 11 Oktober


2015.

Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta III. 2009. Panduan Praktik Kebutuhan Dasar Manusia I.
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2011. Pengkajian Keperawatan. Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba
Medika.

Kozier, et al. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai