DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN
PALIATIF.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................5
2.1 DELIRIUM................................................................................................................................5
2.1.1 Definisi delirium...............................................................................................................5
2.1.2 Gejala dan Jenis Delirium.................................................................................................6
2.1.3 Penyebab Dan Faktor Risiko Delirium..............................................................................6
2.1.4 Diagnosis Delirium...........................................................................................................7
2.1.5 Pengobatan Delirium.......................................................................................................8
2.1.6 Pencegahan Delirium.......................................................................................................9
2.1.7 Penanganan Delirium.......................................................................................................9
2.2 DEMENSIA...............................................................................................................................9
2.2.1 Definisi demensia.............................................................................................................9
2.2.2 Jenis demensia.................................................................................................................9
2.2.3 Penyebab Demensia.......................................................................................................10
2.2.4 Gejala Demensia............................................................................................................10
2.2.5 Faktor Risiko...................................................................................................................11
2.2.6 Diagnosis Demensia.......................................................................................................11
2.2.7 Pengobatan Demensia...................................................................................................11
2.2.8 Pencegahan Demensia...................................................................................................12
BAB III.............................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 DELIRIUM
2.1.1 Definisi delirium
Delirium adalah gangguan mental serius yang menyebabkan penderita mengalami
kebingungan parah dan berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Gangguan
mental tersebut disebabkan perubahan yang cepat dalam fungsi otak yang terjadi bersamaan
dengan penyakit mental atau fisik. Akibatnya, penderita delirium mengalami kesulitan dalam
berpikir, mengingat, berkonsentrasi, atau tidur. Kondisi delirium dapat menakutkan bagi
penderita dan orang-orang di sekelilingnya. Delirium biasanya bersifat sementara dengan
mengendalikan penyebab serta pemicunya.
Terkadang, gejala delirium dapat memburuk saat malam hari ketika suasana sekeliling gelap
sehingga kondisinya terlihat asing.
Berdasarkan gejala yang ditunjukkan penderita, delirium bisa dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
Delirium hipoaktif. Penderita akan tampak tidak aktif atau mengurangi aktivitas
gerak, lesu, mengantuk atau tampak linglung.
Konsumsi obat-obatan tertentu atau keracunan obat. Jenis obat yang mengakibatkan
penumpukan zat dalam otak adalah obat pereda nyeri, obat tidur, antialergi
(antihistamin), obat asma, kortikosteroid, obat untuk kejang, obat penyakit Parkinson,
serta obat untuk gangguan mood.
Gangguan elektrolit.
Demam akibat infeksi akut (misalnya akibat gejala tipes), khususnya pada anak.
Terdapat beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan dokter untuk mendiagnosis delirium,
yaitu:
Terdapat juga terapi pendukung yang bertujuan mencegah komplikasi. Beberapa terapi
pendukung yang bisa diberikan, antara lain:
Sebisa mungkin hindari pengekangan tubuh dengan cara diikat, pemasangan kateter
urine, dan terlalu banyak perubahan di lingkungan sekitar penderita.
Keluarga atau orang terdekat pasien sebaiknya tetap melakukan interaksi dengannya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mengendalikan gejala pasien, yaitu:
Berusaha mengingatkan pasien tentang waktu, tanggal, dan apa yang terjadi pada saat
itu.
Untuk pasien yang dirawat di rumah sakit, bawakan benda-benda yang dikenal pasien
dari rumah.
Nyalakan lampu di waktu malam agar pasien dapat melihat kondisi sekitar saat
terbangun.
Menerapkan kebiasaan tidur yang sehat. Sediakan kamar dan lingkungan yang tenang,
pencahayaan yang baik, termasuk membantu penderita memiliki aktivitas yang
seimbang di siang hari, dapat membantunya untuk tidur lebih baik di malam hari.
Terus berupaya menciptakan suasana yang tenang dan stabil. Ini termasuk menaruh
barang-barang yang dikenal penderita di sekitarnya, sediakan jam dan kalender, dan
berupaya untuk bicara dengan suara rendah sehingga penderita tidak terganggu.
2.2 DEMENSIA
2.2.1 Definisi demensia
Dementia atau demensia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat
dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga
aktivitas sehari-hari penderitanya.
Jenis demensia yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan demensia
vaskular. Alzheimer adalah demensia yang berhubungan dengan perubahan genetik dan
perubahan protein di otak. Sedangkan, demensia vaskular adalah jenis demensia akibat
gangguan di pembuluh darah otak. Perlu diingat, demensia berbeda dengan pikun. Pikun
adalah perubahan kemampuan berpikir dan mengingat yang biasa dialami seiring
pertambahan usia. Perubahan tersebut dapat memengaruhi daya ingat, namun tidak signifikan
dan tidak menyebabkan seseorang bergantung pada orang lain.
1. Penyakit Alzheimer
2. Demensia vaskular
Demensia vaskular disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Stroke berulang
merupakan penyebab tersering dari demensia jenis ini.
Pikun karena demensia juga dapat terjadi akibat kerusakan otak yang disebabkan
karena berkurangnya aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Masalah pada pembuluh
darah ini bisa terjadi karena banyak hal.
Beberapa di antaranya adalah stroke, infeksi katup jantung, atau kondisi lain pada
pembuluh darah. Gejala biasanya muncul mendadak dan seringkali didapatkan pada orang-
orang dengan tekanan darah tinggi atau yang pernah mengalami stroke atau serangan jantung
sebelumnya.
1. Tahap 1
Pada tahap ini, kemampuan fungsi otak penderita masih dalam tahap normal, sehingga belum
ada gejala yang terlihat.
2. Tahap 2
Gangguan yang terjadi pada tahap ini belum memengaruhi aktivitas sehari-hari penderita.
Contohnya, penderita menjadi sulit melakukan beragam kegiatan dalam satu waktu, sulit
membuat keputusan atau memecahkan masalah, mudah lupa akan kegiatan yang belum lama
dilakukan, dan kesulitan memilih kata-kata yang tepat.
3. Tahap 3
Pada tahap ini, penderita dapat tersesat saat melewati jalan yang biasa dilalui, kesulitan
mempelajari hal baru, suasana hati tampak datar dan kurang bersemangat, serta terjadi
perubahan kepribadian dan menurunnya kemampuan bersosialisasi.
4. Tahap 4
Ketika memasuki tahap ini, penderita mulai membutuhkan bantuan orang lain dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian dan mandi. Penderita juga mengalami
perubahan pola tidur, kesulitan dalam membaca dan menulis, menarik diri dari lingkungan
sosial, berhalusinasi, mudah marah, dan bersikap kasar.
5. Tahap 5
Ketika sudah masuk ke tahap ini, seseorang dapat dikatakan mengalami demensia berat.
Demensia pada tahap ini menyebabkan penderita tidak dapat hidup mandiri. Penderita akan
kehilangan kemampuan dasar, seperti berjalan atau duduk, tidak mengenali anggota keluarga,
dan tidak mengerti bahasa.
Selain itu, ada beberapa penyakit yang juga berisiko menimbulkan demensia, antara lain:
Sindrom Down
Depresi
Sleep apnea
Kolesterol tinggi
Obesitas
Hipertensi
Diabetes
Beberapa gejala demensia dan masalah perilaku pada awalnya dapat diterapi dengan
pendekatan non obat, seperti:
Modifikasi lingkungan
Modifikasi tugas
Selain terapi di atas, saat ini juga terus dikembangkan terapi alternatif. Misalnya suplemen
vitamin E, asam lemak omega-3, hingga Ginkgo biloba. Teknik- teknik lain juga bisa
membantu menurunkan kegelisahan dan memberikan relaksasi. Misalnya dengan terapi
musik, terapi menggunakan hewan peliharaan, aromaterapi, dan terapi pijatan.
Stop merokok
Beberapa studi menunjukkan bahwa merokok pada usia pertengahan dan lebih tua
dapat meningkatkan risiko pikun atau demensia dan penyakit pembuluh darah.
Berhenti merokok dapat mengurangi risiko tersebut.
Kejarlah pendidikan
Orang- orang yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam pendidikan formal
memiliki angka kejadian penurunan mental yang lebih rendah, walaupun mereka
mempunyai kelainan otak.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan kognitif pada pasien yang mengalami gangguan jiwa, erat hubungannnya
dengan gangguan mental organik. Hal ini terlihat dari gambaran secara umum perilaku/
gejala yang timbul akan dipengaruhi pada bagian otak yang mengalami gangguan.
Dari intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah pasien , hal utama yang dilakukan
adalah: selalu menerapkan tehnik komunikasi terapeutik. Pendekatan secara individu dan
kelompok, juga keterlibatan keluarga dalam melakukan perawatan sangat penting untuk
mencapai kesembuhan pasien. Berdasarkan hal diatas masalah dengan gangguan kognitif
sangat penting diketahui apa penyebab terjadinya . Sehinngga intervensi yang diberikan tepat
dan sesuai untuk mengatasi masalah pasien. Akhirnya pasien diharapkan dapat seoptimal
mungkin untuk memenuhi kebutuhannya dan terhindar dari kecelakaan yang ,membahayakan
keselamatan pasien.
3.2 Saran
Semoga dari pembelajaran ini kita semua menjadi lebih paham mengenai demensia
dan delirium dalam diri setiap individu sehingga lebih mengedepankan kesehatan daripada
yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/delirium
https://www.alodokter.com/demensia
https://www.klikdokter.com/penyakit/demensia