DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
T.A 2022
1 KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan. Dalam
penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan yang menunjang. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Makalah ini berasal dari berbagai
sumber. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman. Amin..
Kelompok 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................2
1.1 Latar Belakang................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Konsep dasar pelatihan.........................................................................4
2.2 Peran dan Keterampilan Pelatih dalam Pemberdayaan Masyarakat............18
2.3 Aplikasi Pelatihan dalam Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.....18
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan peningkatan penguasaan ilmu dan teknologi pada masa sekarang
semakin dirasakan seiring dengan semakin luasnya dan semakin rasionalnya hubungan-
hubungan manusia ddalam tatanan global masyarakat modern. Fenomena ini paling tidak
dapat didekati dan kecendrungan tiga elemen penting, yaitu bahwa: (1) individu-individu
semakin membutuhkan wawasan -wawasan dan penguasaan keterampilan-keterampilan
baru atau tambahan bagi penyesuaian dengan tuntunan dunia kerja, peningkatan karier,
atau aktualisai diri di masyarakat; (2) organisasi-organisasi usaha maupun organisasi sosial
memandang perlu dan mendesak untuk memiliki sumber daya-sumber daya manusia yang
mampu mengembangkan strategi-strategi operasi yang dapat diandalkan dalam iklim
usaha yang semakin kompetetif; dan (3) pemerintah sangat berkepentingan dengan upaya-
upaya memajukan kesejahtraan sosial lewat pengembangan potensi insani pada lingkup
mikro organisasi maupun lingkup makro masyarakat.
Kecendrungan ketiga elemen penting tersebut terpacu oleh iklim dan tatanan global yang
menuntut penyesuaian-penyesuaian yang cepat, tepat, dan rasional pada mekanisme
hubungan-hubungan yang terbuka dan kompetitif, baik pada sektor-sektor domestik
maupun dalam konteks hubungan antar bangsa. Dalam kaitan dengan hal tersebut,
kebutuhan-kebutuhan akan penguasaan ilmu teknologi selama ini memang secara
konvensional telah banyak dipenuhi lewat pendidikan, khususnya pendidikan formal atau
sekolah.
Pendidikan pada masa sekarang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan setiap masyarakat dan bangsa. Pada umumnya diakui bahwa pendidikan
berkontribusi signifikan terhadap kesejahtraan masyarakat dan kemajuan bangsa. Hanya
saja diakui bahwa terdapat perbedaan antar masyarakat dan bangsa dalam hal pemberian
prioritas atau kadar perhatian terhadap pendidikan, yang sampai batas-batas tertentu
mencerminkan tingkat konsistensi para pembuat kebijakan. Namun mengatasi variasi-
variasi yang ada, secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan telah menjadi sektor
yang menentukan. Namun secara subtansial, aktivitas pendidikan pada dasarnya tidak
hanya berupa pendidikan sekolah, atau cukup dengan dan berhendi pada, pendidikan
formal. Mengingat sifat-sifatnya, terutama yang lebih bercorak akademik dan
membutuhkan waktu yang cukup lama, maka pendiddikan sekolah (saja) tidak dapat
memenuhi tuntutan-tuntutan yang bersifat praktis dan mendesak.
Berbagai pelatihan memang lebih banyak dilaksanakan dalam masyarakat atau dalam
dunia kerja untuk mengisi kebutuhan-kebutuhan fungsional. Kegiatan-kegiatan pelatihan
ini sangat populer dan mudah dilakukan karena menggunakan prinsip-prinsip dan metode-
metode pendidikan dan pembelajaran pada pendidikan luar sekolah. Meskipun demikian
dalam banyak kasus pula pelaksanaan pelatihan ini tidak jarang dipadukan atau saling
melengkapi dengan pendidikan formal.
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui Pengertian, Tujuan, Manfaat, Komponen-komponen , Prinsip-prinsip ,
Metode dan Manajemen pelatihan?
2. Agar mengetahui Peranan dan keterampilan pelatih dalam pemberdayaan masyarakat?
3. Agar mengetahui Aplikasi pelatihan dlm pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah pelatihan merupakan terjemahan dari kata “training” dalam bahasa inggris.
Secara harfiah akar kata “training” adalah “train” yang berarti : 1. memberikan pelajaran
dan praktek (give teaching and practice), 2. menjadikan berkembang dalam arah yang
dikehendaki (cause to grow in a required direction), 3. persiapan (preparation), dan 4.
Praktek (practice). Banyak pengertian pelatihan yang dikemukakan oleh para ahli, antara
lain sebagai berikut.
Edwin B.Flippo (1971) mengemukakan bahwa: “training is the act of increasing the
knoeledge and skill of an employee for doing a particular job” (pelatiah adalah tindakan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang pegawai untuk melaksanakan
pekerjaan tertentu).
Hadari Nawawi (1997) menyatakan bahwa pelatihan pada dasarnya adalah proses
memberikan bantuan bagi para pekerja untuk menguasai keterampilan khusus atau
membantu untuk memperbaiki kekurangannya dalam melaksanakan pekerjaan. Fokus
kegiatannya adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja dalam memenuhi kebutuhan
tuntutan cara bekerja yang paling efektif pada masa sekarang.
Istilah pelatihan biasa dihubungkan dengan pendidikan. Ini terutama karena secara
konsepsional pelatihan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Meskipun demikian secara
khusus pelatihan dapat dibedakan dari pendidikan.untuk memahami istilah pendidikan,
kriteria yang dikemukakan oleh peters (1996, hal 45) berikut ini mungkin dapat menjadi
acuan. Kriteria tersebut antara lain sebagai berikut :
Pendidikan meliputi penyebaran hal yang bermanfaat bagi mereka yang terlibat di
dalamnya.
Pendidikan harus melibatkan pengetahuan dan pemahaman serta sejumlah
perspfektif kognitif.
Pendidikan setidaknya memiliki sejumlah prosedur, dengan asumsi bahwa peserta didik
belum memiliki pengetahuan dan kesiapan belajar secara sukarela.
Sedangkan menurut Marzuki (1992:12), ada tiga tujuan pokok yang harus dicapai
dengan pelatihan, yaitu:
a. Memenuhi kebutuhan organisasi.
b. Memperoleh pengertian dan pemahaman yang lengkap tentang pekerjaan dengan
standar dan kecepatan yang telah ditetapkan dan dalam keadaan yang normal serta
aman.
c. Membantu para pemimpin organisasi dalam melaksanakan tugasnya.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari suatu pelatihan adalah untuk mengembangkan sikap,
pengetahuan dan keahlian seseorang.
Secara lebih komprehensif, dengan melihat pelatiihan sebagai suatu sistem, Sudjana
mengemukakan komponen-komponen pelatihan sebagi berikut :
b. Prinsip motivasi
Agar peserta pelatihan belajar dengan giat perlu ada motivasi. Motivasi dapat berupa
pekerjaan atau kesempatan kerja atau usaha, penghasilan, kenaikan pangkat atau jabatan,
dan peningkatan kesejahteraan serta kualitas hidup. Dengan begitu, pelatihan dirasakan
bermakna oleh peserta pelatihan.
Efektivitas program pelatihan antara lain bergantung pada para pelatih yang
mempunyai minat dan kemampuan melatih, anggapan bahwa seseorang yang dapat
mengerjakan sesuatu dengan baik akan dapat melatihnya dengan baik pula tidak
sepenuhnya benar, karena itu perlu ada pelatihan bagi para pelatih. Selain itu pemilihan
dan pelatihan para pelatih dapat menjadi motivasi tambahan bagi peserta pelatihan.
d. Prinsip Belajar
Belajar harus dimulai yang mudah menuju yang sulit, atau yang sudah diketahui kepada
yang belum diketahui.
Partisifasi aktif dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan motivasi
peserta pelatihan
f. Prinsip Fokus Pada Batasan Materi
Pelatihan dilakukan hanya untuk mengusai materi tertentu, yaitu melatih keterampilan dan
tidak dilakukan terhadap pengertian, pemahaman, sikap dan penghargaan
Pelatihan berfungsi sebagai diognosis melalui usaha yang berulang- ulang mengadakan
koreksi atas kesalahan-kesalahan yang timbul.
i. Prinsip Keseriusan
Pelatihan jangan dianggap sebagai usaha sambilan yang bisa dilakukan seenaknya.
j. Prinsip Kerjasama
Pelatihan dapat berhasil dengan baik melalui kerja sama yang apik antar semua
komponen yang terlibat dalam pelatihan..
Terdapat berbagai metode pelatihan, dan tidak ada satu pun metode pelatihan yang dapat
digunakan untuk semua jenis pelatihan. Untuk itu perlu dicarikan metode pelatihan yang
cocok untuk suatu pelatihan.
Dengan pekerjaan dan kehidupan nyata Pekerjaan, jabatan, atau kehidupan nyata dalam
organisasi atau dalam masyarakat dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan,
keterampilan, dan sikap apa yang dibutuhkan, sehingga perlu diselenggarakan pelatihan.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pelatihan pada dasarnya memiliki
duabelas prinsip yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap Pelatihan itu sendiri, baik
itu dari segi input,proses, output maupun outcome.
Pelatihan memang perlu diorganisasikan biasanya lebih dikenal dengan panitia pelatihan.
Badan-badan pendidikan dan pelatihan, lembaga- lembaga kursus dan panitia-panitia yang
dibentuk secara insidental, pada dasarnya adalah organizer pelatihan. Secara manajerial,
fungsi- fungsi pelatihan adalah merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelatihan.
Sementara secara operasional, tugas-tugas pokok organizer pelatihan meliputi hal-hal
berikut :
Tujuan pelatihan yang dirumuskan akan menentukan penyelenggaraan pelatihan dari awal
sampai akhir kegiatan, dari pembuatan rencana pembelajaran samapai evaluasi hasil
belajar.
Evaluasi awal dimaksudkan untuk mengetahui ”entry behavioral level” peserta pelatihan.
Evaluasi akhir dimaksudkan untuk mengukur tingkat penerimaan materi oleh peserta
pelatihan
Pada tahap ini penyelenggara pelatihan menentukan bahan belajar, memilih dan
menentukan metode dan teknik pembelajaran, serta menentukan media yang akan
digunakan. Dalam menyusun urutan kegiatan ini faktor-faktor yang harus diperhatikan
antara lain :
Peserta pelatihan
Sumber belajar (instruktur)
Waktu
Fasilitas yang tersedia
Bentuk pelatihan
Bahan pelatihan
c) Pelatihan untuk pelatih
Pelatih harus mengalami program pelatihan secara menyeluruh. Urutan kegiatan, ruang
lingkup, materi pelatihan, metode yang digunakan dan media yang hendak dipakai.
Evaluasi awal biasanya melakukan pre test secara lisan maupun tulisan
e) Mengimplementasikan pelatihan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan pelatihan, yaitu proses interaksi edukatif antara
sumber belajar dan warga belajar dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
f) Evaluasi akhir
Evalusi program pelatihan merupakan kegiatan untuk menilai seluruh kegiatan pelatihan
dari awal sampai akhir dan hasilnya menjadi masukan bagi pengembangan pelatihan
selanjutnya.
Dari teori dan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pelatihan
merupakan sebagai organizer dalam pengelolaan dan pelaksanaan pelatihan, dalam
pengelolaan pelatihan ada sepuluh hal yang harus diperhatikan, sesuai dengan yang
dijelaskan diatas.
2.2 Peran dan Keterampilan Pelatih dalam Pemberdayaan Masyarakat
Dari pengamatan pada masyarakat selama ini beberapa wujud peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.
Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
Setiap insan dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat. Wujud insan yang
menunjukkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan antara lain sebagai berikut :
Pelatihan dalam hal ini adalah proses pendidikan yang di dalamnya ada proses
pembelajaran dilaksanakan dalam jangka pendek, bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga mampu
meningkatkan kompetensi individu untuk menghadapi pekerjaan di dalam
organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai baik di masa yang
sekarang ini maupun yang akan datang.
Tujuan dari suatu pelatihan adalah untuk mengembangkan sikap,
pengetahuan dan keahlian seseorang.
Pelatihan pada dasarnya memiliki duabelas prinsip yang saling berkaitan dan
berpengaruh terhadap Pelatihan itu sendiri, baik itu dari segi input,proses,
output maupun outcome.
Untuk menjaga dan mengukuhkan eksistensi pelatihan maka dibutuhkan
sekurang-kurangnya lima landasan pelatihan, dan hal tersebut satu landasan
dengan landasan yang lainnya saling berhubungan dan berkaitan, semuanya
memiliki peranan yang sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya
pelatihan tersebut.
Manajemen pelatihan merupakan sebagai organizer dalam pengelolaan dan
pelaksanaan pelatihan, dalam pengelolaan pelatihan ada sepuluh hal yang
harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://denawanto.blogspot.co.id/2016/11/konsep-dasar-
pelatihan.html#ixzz4fzWlM68C
Kamil, Mustafa. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
Bandung : Alfabeta