Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA LANSIA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1:

1. MIA NISKA INDRIYANA (1914301001)


2. ANNISA RAHMALIA (1914301002)
3. YUZA HAURA SALSABELLA (1914301003)
4. IFTINAN PRIMA RAFIFA (1914301004)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan perkembangan psikososial
pada lansia dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan.Namun, makalah
ini masih jauh dari sempurna, segala kritik dan saran yang mendukung sangat kami harapkan.
Demikian makalah ini dibuat semoga bermanfaat dan memberikan insprasi kepada pembaca
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3Tujuan....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1 Definisi Lansia......................................................................................................2
2.2 Batasan Lansia..............................................................................................4
2.3 Pengertian Menua.........................................................................................5
2.4 Teori-Teori Proses Menua............................................................................5
2.5 Ciri-Ciri Lansia..............................................................................................9
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penuaan...............................................9
2.7Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia..........................................9
2.8 Konsep Asuhan Keperawatan......................................................................13

BAB III PENUTUP................................................................................................34


3.1 Kesimpulan.........................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan
produktif sebagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi
kehidupan manusia dengan cirimenyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi
stress kehidupan dengan wajar, mampu bekerja dengan produktif dan memenuhi kebutuhan
hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada
pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain (Keliat, 2011)
Masalah kesehatan jiwa tidak dapat dilihat secara langsung seperti masalah fisik yang
memperlihatkan gejala yang berbeda yang muncul dari berbagai perubahan.Klien dengan
masalah kesehatan jiwa banyak tidak mampu menceritakan hal-hal yang terjadi pada dirinya,
selain itu kemampuan mereka dalam beradaptasi menyelesaikan masalah sangat bervariasi.
Adaptasi seseorang dalam menyelesaikan masalah secara maladaptif akan mengakibatkan
gangguan jiwa (Keliat, 2006).
Salah satunya lanjut usia (lansia) merupakan manusia dengan kelompok umur yang telah
memasuki fase kehidupan pada tahapan akhir.Menurut World Health Organisation (WHO),
lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Sama halnya dalam Pasal 1
ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Kemenkes RI, 2010).
Dalam Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2004, lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Jadi, dapat disimpulkan lansia adalah
seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun dan mengalami suatu proses menurunnya atau
bahkan menghilangnya daya tahan dan kemunduran struktur dan fungsi organ tubuh secara
berangsur-angsur dalam mengahadapi ransangan dari dalam dan luar tubuh yang dapat
mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lansia (Sanjeeve Sabharwal, 2015).

1.2 RUMUSAN MASALAH


2. Apakah perbedaan dari Lansia dan Menua?
3. Apasajakah teori proses dari Menua?
4. Bagaimana ciri-ciri dari Lansia?
5. Apasaja yang menjadi factor penuaan?
6. Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia?
7. Bagaimana konsep Askep pada Lansia?

1.3 TUJUAN
Tujuan Umum:
Setelah mempelajari Makalah diharapkan pembaca/mahasiswa dapat memahami perbedaan
antara Lansia dan Menua,mengatuhi bagaimana ciri-ciri dari Lansia,serta mengetahui apasaja
perubahan yang terjadi pada lansia.
Tujuan Khusus:
Diharapkan pembaca/mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan perkembangan
psikososial pada lansia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DefinisiLansia

Definisi Lansia Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang,
yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Secara biologis lansia
adalah proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik
yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian
(Wulansari, 2011).

Masalah gangguan kesehatan jiwa mulai dialami oleh gangguan lansia pada saat mereka
mulai merasakan adanya tanda-tanda terjadinya proses penuaan padadirinya. Jika lansia
mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa, maka kondisi tersebut dapat mengganggu
kegiatan sehari-hari lansia.Kondisi mental yang sehat dan aktif pada masa tua dibutuhkan
pemeliharaan yangkontinu untuk mempertahankan daya pikirnya dan mencegah dari perasaan
cemasdan depresi. Oleh karena itu, mempertahankan kesehatan jiwa yang optimalmerupakan
bagian penting dalam mencapai masa tua yang sehat dan bahagia(Maryam, dkk, 2008).

Masalah gangguan kesehatan jiwa pada lansia banyak disebabkan olehbeberapa hal, salah
satu diantaranya adalah neglect (penelantaran) dan abuse(kekerasan) yang terjadi pada lansia.
Neglect adalah kelalaian individu dalammelakukan sesuatu yang sebenarnya dapat dia lakukan
atau melakukan sesuatuyang dihindari orang lain (Creighton,1986).

Menurut Hanafiah dan Amir (1999) mengatakan bahwa kelalaian (neglected) adalah sikap
yang kurang hati-hati,yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati
melakukannya dengan wajar,atau sebaliknya melakukanapa yang seseorang dengan sikap hati-
hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa neglect atau pengabaian adalah suatu keadaan dimana lansia
yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak mendapatkan bantuan dari
keluarga atau caregiver. Akibat yang didapatkan oleh lansia tersebut akibat pengabaian antara
lain seperti penyesalan, gangguan jiwa atau depresi, malnutrisi, maltreatment, terluka, kondisi
patologis, dehidrasi bahkan hingga tindakan bunuh diri.

Selain neglect (pengabaian), masalah yang sering terjadi pada lansia adalah abuse
(kekerasan). Kekerasan terhadap lansia dapat diartikan sebagai tindakan yang disengaja atau
kelalaian (tidak sengaja) terhadap lansia baik dalam bentuk malnutrisi, fisik/tenaga atau luka
fisik, psikologis oleh orang lain atau keluarga yang disebabkan adanya kegagalan pemberian
asuhan, nutrisi, pakaian,pengawasan, pelayanan medis, rehabilitasi dan perlindungan yang
dibutuhkan
Secaramendasar ada 4 aspek kekerasan terhadap lansia yang terdiri
dariaspekfisik,psikologis,sosialdanspiritual.Beberapafaktadilapangan,lansiayangmendapatkanti
ndakankekerasanantaralaindalambentukpengabaian(penelantaran), tekanan, pemaksaan,
kekerasan, penipuan dan eksploitasi yangmengakibatkan trauma dan mempengaruhi
keberfungsian sosial lansia.
MenurutAmericanMedicalAssociation(1987)bahwaperlakuanyangsalahterhadaplansia
merupakan suatu perbuatan atau penelantaran yang mengakibatkan
bahayaatauancamanbahayaterhadapkesehatanataukesejahteraanlansia.Biasanyaterjadi akibat
perbuatan orang yang lebih berdaya terhadap orang yang kurangberdaya.Beberapa
jenisperlakuanyangsalah padalansia diantaranya:
1. Fisik
Perbuatanmenyebabkanrasasakit,luka,cacatataupenyakit.Misalnyamencubit,
menendang, dorong, memerkosa, pengekangan tanpa alasan.Hal inimerupakan
perlakuan yangsalahyangjarangdidapati.

2. Penelantaran
Kegagalan pengasuh untuk tidak memenuhi kebutuhan yang diperlukan
untukmenjalankan fungsi yang optimal atau menghindari bahaya.Hal ini lebih
seringdidapatidariperlakuanyangsalahsecarafisik.Misalnyamenghentikanperawatan,
Dapat berupa penelantaran yang pasif seperti meninggalkan
lansiasendirian,diisolasi,dilupakandanpenelantaranaktifsepertimenghentikankebutuhanse
pertimakanan, obat-obatan, pakaian, pergaulan,
bantuanmandi,oversedasi.untukmengontroltingkahlaku.

3. Psikologik/Verbal
Perbuatanyangmenyebabkanpenderitaanmental.MisalnyaIntimidasi,penghinaan,
dipanggil namanya, diperlakukan seperti anak-anak, isolasi sosial,diancam, ditakut-
takuti. Hal ini sering tidak disadari, walaupun tidak selamanyalebih
ringandariperlakuanyangsalahsecarafisik.

4. Keuangan
Penyalahgunaanhartalansiauntukkepentinganoranglain.Misalnyamenggunakan uang
lansia untuk kepentingan orang lain, bahkan dengan akibattidak
memenuhikebutuhanpokok lansia.

5. Pelanggaranhakyaitu pencabutanhakasasi.
Misalnyakebebasan,memilikiharta,bertemu,berbicara,bersuara,berahasia.
Kebanyakankorbanmengalami lebihdarisatujenisperlakuanyang salah.
Tanda gejala yang mungkin muncul pada lansia yang mengalami
kekerasandiantaranya:
1. Perlakuanyangsalahsecarafisik
Adanya memar, luka bakar, bilur-bilur, luka robek, luka tusuk, fraktur dandislokasi,
bekas rambut yang ditarik, penyakit atau infeksi kelamin yang
sulitdijelaskan,tandakekerasanfisikataupemaksaanmelawankeinginankorbanseperti
adanya bilur-bilur bekas tali, hilangnya kaca mata, alat bantu dengar, gigipalsu,
dankemundurankondisikesehatan yangtidak bisadijelaskan.
2. Penelantaranfisik
Adanyagejaladantandakesalahanpengobatan,malnutrisi danataudehidrasi.
3. Perlakuanyangsalahsecarapsikologik
Kurang tidur, tidur yang berlebihan, kenaikan atau penurunan berat badanyang tidak
lazim, perubahan selera makan, sering menangis, paranoia yang
tidakdapatdijelaskan,kepercayaandiriyangkurang,ketakutanyangberlebihan,kebingungan,
menarikdiri daripergaulanmasyarakat.
4. Perlakuanyangsalahsecarakeuangan
Perubahanyangmendadakatautidakdapatdijelaskandalamhalketidakmampuan
membayar rekening, penarikan seluruh uang dari tabungan
ataudeposito,ketidaksesuaianantarahartakekayaandankondisikehidupankorban.

2.2 Batasan Lansia


Sampai saat ini belum ada kesepakatan batas umur lanjut usia secarapasti, karena seseorang
tokoh psikologis membantah bahwa usia dapatsecara tepat menunjukkan seseorang individu
tersebut lanjut usia ataubelummakakitamerujukdari berbagai pendapatyaitu:
1) MenurutWHO
MenurutBadanKesehatanDunia(WorldHealthOrganization)yang dikatakan lanjut usia tersebut
di bagi kedalam tiga kategoriyaitu:
a. Usialanjut : 60-74tahun.

b. Usiatua : 75-89tahun.

c. Usiasangatlanjut :> 90 tahun.

Menurutnya bahwa pada kelompok ini individu tersebut sudahterjadi proses , di mana sudah
terjadi perubahan aspek fungsiseperti pada jantung, paru-paru, ginjal dan juga timbul
prosesdegenerasisepertiosteoporosis(pengoperasiantulang),gangguansistempertahanantubuh
terhadapinfeksidantimbulnyaproses alergi dan keganasan.

2) MenurutDep. Kes. RI
DepartemenKesehatanRepublikIndonesiamembaginyalanjutusiamenjadi sebagai berikut:
a) Kelompokmenjelangusialanjut(45-54tahun),keadaanini
dikatakansebagai masavirilitas.
b) Kelompokusialanjut(55-64tahun)sebagaimasa presenium

c) Kelompokkelompokusialanjut(>65tahun)yangdikatakansebagaimasasenium.

2.3 PengertianMenua
Menurut Nugroho (2000) dalam Ratnawati (2017), menua
adalahprosesyangterusmenerusberlanjutsecaraalamiah,dimulaisejaklahir, dan umum
dialami pada semua makhluk hidup. Sementara itu,menurut Tyson (1999), menua adalah
suatu proses yang dimulai saatkonsepsi dan merupakan bagian normal dari masa
pertumbuhan danperkembangansertamerupakanpenurunankemampuandalammengganti
sel-sel yang rusak. Dapat disimpulkan bahwa menua
adalahsuatuprosesyangterusmenerusberlanjutsecarailmiahsertamerupakan bagian normal
dari masa pertumbuhan dan perkembangandimana terjadinya penurunan kemampuan
jaringan untuk memperbaikidiri.

2.4 Teori-TeoriProsesMenua
Nugroho(2006)mengelompokkanteoriprosesmenuadalam2bidang, yakni biologi dan
sosiologis. Masing-masing bidang tersebutkemudiandipecahlagikedalam
beberapabagian sebagai berikut:
1. TeoriBiologi

a. TeoriGenetik

1) Teori Genetic Clock : Teori ini merupakan teori instrinsikyang


menjelaskan bahwa ada jam biologis di dalam tubuhyang berfungsi untuk
mengatur gen dab menentukan prosespenuaan. Proses menua ini telah
terprogram secara geneticuntuk speises-speises tertentu. Umumnya, di
dalam inti selsetiapspeisesmemilikisuatujamgenetic/jambiologissendiri
dan setiap dari mereka mempunyai batas usia yangberbeda-beda yang
telah diputar menurut replika tertentu(Nugroho,2006 dikutip Ratnawati,
2011)

2) Teori Mutasi Somatik : Teori ini meyakini bahwa


penuaanterjadikarenaadanyamutasesomaticakibatpengaruhlingkunganyan
gburuk.Nugroho,mengaminipendapatSuhana(1994)danConstantinides(19
94)bahwatelahterjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA atau
RNAdan dalam proses translasi RNA protein/enzim.
Kesalahanyangterjaditerusmenerusakhirnyamenimbulkanpenurunan
fungsi organ atau perubahan sel menjadi
kankerataupenyakit.Setiapseltersebutkemudianakanmengalami mutasi sel
kelamin sehingga terjadi penurunankemampuanfungsional sel.
b. TeoriNongenetik

1) Teori penurunan sistem imun tubuh (auto-immune theory)


Pengulangan mutase dapat menyebabkan

penurunankemampuansistemimuntubuhmengenalidirinyasendiri(self-
recognition).Seperti dikatakan Goldstein (1989)bahwa mutasi yang
merusak membrane sel
akanmenyebabkansistemimuntidakmengenalinya.Jikatidakmengenalinya
,sistemimunakanmerusaknya.Halinilahyangmendasaripeningkatanpenya
kitauto-imunpadalaju usia.

2) Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)


Teoriiniterbentukkarenaadanyaprosesmetabolismatauprosespernafas
andidalammitokondria.Radikalbebas
yangtidakstabilmengakibatkanoksidasioksigenbahanorganic,yangkemu
dianmembuatseltidakdapatbergenerasi (Halliwel, 1994). Ragikal bebas
ini dianggapsebagai penyebab penting terjadinya kerusakan fungsi
sel.Adapunradikalbebasyangberadadilingkungan antaralain:

a) Asapkendaraanbermotor

b) Asaprokok

c) Zatpengawetmakanan

d) Radiasi

e) Sinar ultra violet yang mengakibatkan terjadinyaperubahanpigmen


dankolagen padaproses menua.

3) Teorimenua akibatmetabolisme

Teoriinimenjelaskanbahwametabolismdapatmempengaruhi proses
penuaan. Hal ini dibuktikan dalampenelitian-penelitianyang
mengujicoba hewan,di
manapenguranganasupankaloriternyatabisamenghambatpertumbuhanda
nmemperpanjangumur,sedangkanperubahanasupankaloriyangmenyeba
bkankegemukandapatmemperpendekumur(BahridanAlem,1989;Darmo
jo,1999; Nugroho, 2006).

4) Teorirantaisilang(crosslinktheory)
Teori ini menjelaskan bahwa lemak, protein, karbohidrat,dan asam nukleat (molekul
kolagen) yang bereaksi denganzatkimiadanradiasi,mengubahfungsijaringan.Hal
tersebut menyebabkan adanya perubahan pada membraneplasma yang mengakibatkan
terjadinya jaringan yang
kaku,kurangelastis,danhilangnyafungsipadaprosesmenua(Nugroho,2006)

5) Teorifisiologis
Teori ini terdiri atas teori oksidasi stress dan teori dipakai-aus (wear and tear theory),
di mana terjadinya
kelebihanusahapadastressmenyebabkanseltubuhlelahterpakai(Nugrogo,2006)
2. TeoriSosiologis

a. Teoriinteraksisocial
Kemampuanlansiadalammempertahankaninteraksisosialmerupakan kunci
mempertahankan status sosialnya.Teori
inimenjelaskanmengapalansiabertindakpadasituasitertentu.Pokok-pokok social exchange
theory menurut Nugroho (2006)antaralain:
1) Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang
berupayamencapaitujuannyamasing-masing.
2) Dalam upaya tersebut,terjadi interaksi sosial
yangmemerlukanbiayadan waktu.
3) Untukmencapaitujuanyanghendakdicapai,seorangaktormen
geluarkanbiaya.
b. Teoriaktivitasataukegiatan
Menurut Nugroho (2006), teori ini menyatakan bahwa lanjutusiayang sukses
adalahmerekayang aktif danbanyak
ikutsertadalamkegiatansosial.Paralansiaakanmerasakankepuasan bila dapat melakukan
aktivitas dan
mempertahankanaktivitastersebutselamamungkin.Padahalsecaraalamiahmerekaakanmen
galamipenurunanjumlahkekuatansecaralangsung.

c. Teorikepribadianberlanjut (continuitytheory)
Teoriinimenjelaskanbahwaperubahanyangterjadipadaseorang lansia sangat dipengaruhi
oleh tipe personalitas yangdimilikinya (Nugroho, 2006). Menurutnya, ada
kesinambungandalamsikluskehidupanlansia,dimanadimungkinkanpengalamanhidupseseo
rangpadasuatusaatmerupakangambarannya kelak pada saat iamenjadilansia.

d. Teoripembebasanataupenarikandiri(disangagement)

Teori yang pertama kali diajukan oleh Cumming dan


Hendri(1961)dikutipRatnawatiinimenjelaskanbahwadenganbertambahlanj
utnyausia,seseorangberangsur-
angsurmulaiakanmelepaskandiridarikehidupansosialnyaataumenarikdirida
ripergaulansekitarnyadengandemikian,kondisiiniakan berdampak pada
penurunan interaksi sosial lansia,
baiksecarakualitasmaupunkuntitassehinggalanjutusiamengalamikehilanga
nganda(Tripleloss):
(a) Kehilanganperan(lossofrole)

(b) Hambatankontaksosial(restrictionofcontactandarelationshi
p)
(c) Berkurangnyakomitmen(reducedcommitmenttosocialmores
and values).
2.5 Ciri–CiriLansia

1) Lansiamerupakanperiodekemunduran.
Kemunduranpadalansiasebagiandatangdarifaktorfisikdanfaktorpsikologis.Motivasimemilikiperan
yangpentingdalamkemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasiyang rendah
dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepatproses kemunduran fisik, akan tetapi ada
juga lansia yang
memilikimotivasiyangtinggi,makakemunduranfisikpadalansiaakanlebihlamaterjadi.

2) Lansiamemilikistatuskelompokminoritas.
Kondisiinisebagaiakibatdarisikapsosialyangtidakmenyenangkan terhadap lansia dan diperkuat
oleh pendapat yangkurang baik, misalnya lansia yang lebih senang
mempertahankanpendapatnyamakasikapsosialdimasyarakatmenjadinegatif,tetapi ada juga lansia
yang mempunyai tenggang rasa kepada oranglainsehinggasikap socialmasyarakat menjadi positif.

3) Menuamembutuhkanperubahanperan.
Perubahanperantersebutdilakukankarenalansiamulaimengalami kemunduran dalam segala
hal.Perubahan peran padalansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atasdasar
tekanan dari lingkungan.Misalnya lansia menduduki
jabatansosialdimasyarakatsebagaiKetuaRW,sebaiknyamasyarakattidakmemberhentikanlansiaseba
gai ketuaRW karenausianya.

4) Penyesuaianyangburukpadalansia.
Perlakuanyangburukterhadaplansiamembuatmerekacenderung mengembangkan konsep diri yang
buruk sehingga dapatmemperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.Akibat dari perlakuanyang
buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi burukpula.Contoh : lansia yang tinggal
bersama keluarga sering tidakdilibatkanuntukpengambilankeputusankarenadianggappolapikirnya
kuno, kondisiinilahyang menyebabkan lansia menarikdiridari lingkungan, cepat tersinggung dan
bahkan memiliki hargadiriyangrendah(Kholifah, 2016).

2.6 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Penuaan :


(1) Hereditas atauketuaan genetic;
(2) Nutrisi atau makanan;
(3) Status kesehatan;
(4)Pengalamanhidup;
(5)Lingkungan;
(6)Stres (Kholifah,2016).

2.7 Perubahan –perubahanYangTerjadiPadaLansia

Semakinbertambahnyaumurmanusia,terjadiprosespenuaansecaradegenerativeyangaka
nberdampakpadaperubahan-
perubahanpadadirimanusia,tidakhanyaperubahanfisik,tetapijugakognitif,perasaan,sosi
al dansexual(Azizah danLilik M,2011, 2011).
a. PerubahanFisik

1) SistemIndra
Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran)oleh karena hilangnya
kemampuan (daya) pendengaran padatelinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau
nada-nadayang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata,50%terjadi
padausiadiatas 60 tahun.

2) SistemIntergumen:
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastic keringdan berkerut. Kulit akan
kekurangan cairan sehingga
menjaditipisdanberbercak.Kekeringankulitdisebabkanatropiglandulasebaseadanglandulasu
doritera,timbulpigmenberwarnacoklat padakulit dikenal dengan liverspot.

3) SistemMuskuloskeletal
Perubahansistemmuskuloskeletalpadalansia:Jaaringanpenghubung (kolagen dan elastin),
kartilago, tulang, otot dansendi..Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon,
tulang,kartilago dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadibentangan yang tidak
teratur. Kartilago: jaringan kartilago padapersendian menjadi lunak dan mengalami
granulasi,
sehinggapermukaansendimenjadirata.Kemampuankartilagountukregenerasiberkurangdande
generasiyangterjadicenderungkearah progresif, konsekuensinya kartilago pada
persendiaanmenjadirentanterhadapgesekan.Tulang:berkurangnyakepadatan tulang setelah
diamati adalah bagian dari penuaanfisiologi, sehingga akan mengakibatkan osteoporosis
dan lebihlanjut akan mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur.
Otot:perubahanstrukturototpadapenuaansangatbervariasi,penurunanjumlahdanukuranserabu
totot,peningkatanjaringanpenghubungdanjaringanlemakpadaototmengakibatkan efek
negatif. Sendi; pada lansia, jaringan
ikatsekitarsendisepertitendon,ligamentdanfasiamengalamipenuaanelastisitas.

4) Sistemkardiovaskuler
Perubahanpadasistemkardiovaskulerpadalansiaadalahmassa jantung bertambah, ventrikel
kiri mengalami hipertropisehinggapereganganjantungberkurang,kondisiiniterjadikarena
perubahan jaringan ikat. Perubahan ini disebabkan
olehpenumpukanlipofusin,klasifikasiSANodedanjaringankonduksiberubah menjadi
jaringan ikat.

5) Sistemrespirasi
Padaprosespenuaanterjadiperubahanjaringanikatparu,kapasitastotalparutetaptetapivolumeca
danganparubertambah untuk mengkompensasi kenaikan ruang paru,
udarayangmengalirkeparuberkurang.Perubahanpadaotot,kartilago dan sendi torak
mengakibatkan gerakan pernapasanterganggudankemampuan peregangantoraksberkurang.

6) PencernaandanMetabolisme
Perubahanyangterjadipadasistempencernaan,sepertipenurunanproduksisebagaikemunduranf
ungsiyangnyatakarena kehilangangigi,indra
pengecapmenurun,rasalaparmenurun(kepekaanrasalaparmenurun),liver(hati)makinmengecil
danmenurunnyatempatpenyimpanan,danberkurangnya aliran darah.

7) Sistemperkemihan
Padasistemperkemihanterjadiperubahanyangsignifikan.Banyak fungsi yang mengalami
kemunduran, contohnya lajufiltrasi,ekskresi, dan reabsorpsi oleh ginjal.

8) Sistemsaraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan
atropiyangprogresifpadaserabutsaraflansia.Lansiamengalamipenurunankoordinasidankema
mpuandalammelakukanaktifitassehari-hari.

9) Sistemreproduksi
Perubahansistemreproduksilansiaditandaidenganmenciutnya ovary danuterus.Terjadi atropi
payudara.Padalaki-
lakitestismasihdapatmemproduksispermatozoa,meskipunadanyapenurunan
secaraberangsur-angsur.

b. Perubahan Kognitif
(1) Memory (Daya ingat, Ingatan)
(2) IQ(IntellegentQuotient)
(3)KemampuanBelajar(Learning)
(4)KemampuanPemahaman(Comprehension)
(5)PemecahanMasalah (Problem Solving)
(6) Pengambilan Keputusan (DecisionMaking)
(7) Kebijaksanaan (Wisdom)
(8) Kinerja (Performance)
(9)Motivasi

c. Perubahanmental
Faktor-faktoryangmempengaruhiperubahanmental:

1) Pertama-tamaperubahan fisik, khususnyaorganperasa.

2) Kesehatanumum

3) Tingkatpendidikan

4) Keturunan(hereditas)

5) Lingkungan
6) Gangguansyarafpancaindera,timbulkebutaandanketulian.

7) Gangguankonsepdiri akibatkehilangankehilanganjabatan.

8) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengantemandan


famili.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadapgambarandiri,
perubahan konsep diri.

d. Perubahanspiritual
Agamaataukepercayaanmakinterintegrasidalamkehidupannya. Lansia semakin matang
(mature) dalam kehidupankeagamaan,haliniterlihatdalamberfikirdan bertindaksehari-
hari.

e. PerubahanPsikososial

1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggalterutama jika lansia
mengalami penurunan kesehatan,
sepertimenderitapenyakitfisikberat,gangguanmobilitasataugangguansensorik terutama
pendengaran.

2) Dukacita(Bravement)
Meninggalnyapasanganhidup,temandekat,ataubahkanhewan kesayangan dapat
meruntuhkan pertahanan jiwa yangtelah rapuh pada lansia.Hal tersebut dapat
memicu terjadinyagangguanfisik dan kesehatan.

3) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong,lalu diikuti dengan
keinginan untuk menangis yang berlanjutmenjadi suatu episode depresi. Depresi juga
dapat disebabkankarenastreslingkungandan menurunnyakemampuanadaptasi.

4) Gangguancemas
Dibagidalambeberapagolongan:fobia,panik,gangguancemas umum, gangguan stress
setelah trauma dan
gangguanobsesifkompulsif,gangguangangguantersebutmerupakankelanjutandaridewasam
udadanberhubungandengansekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping
obat,atau gejalapenghentianmendadakdari suatu obat.

5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan
waham(curiga),lansiaseringmerasatetangganyamencuribarang-barangnya atau berniat
membunuhnya.Biasanya terjadi padalansia yang terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari
kegiatansosial.
6) SindromaDiogenes
Suatukelainandimanalansiamenunjukkanpenampilanperilaku sangat mengganggu. Rumah
atau kamar kotor dan bau
2.8 Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatandan merupakan
suatu proses yang sitematis dalam pengumpulan datadari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan
mengidentifikasistatuskesehatanklien.Pengkajianinidilakukandengantujuanmenentuka
nkemampuanklienuntukmemeliharadirisendiri,melengkapidasar-
dasarrencanakeperawatanindividu,membantumenghindarkanbentukdanpandanganklie
n,danmemberiwaktukepadaklien untuk menjawab.
Perawatperlumelakukanpengkajiansecaralengkapdanmenyeluruhdalammemberikana
suhankeperawatanpadalansia(comprehensivegeriatricassessment).Pengkajiantersebut
meliputipengkajianbiopsikososial,pengkajiankondisifisik,pengkajianpsikososial,status
fungsional(ADL),statusnutrisi,daninteraksidiantara hal-hal tersebut. Pengkajian secara
komprehensife/paripurnapadalansiainibersifatholistic;meliputiaspekbio-psiko-sosial-
spiritual;padalingkupkuratif,rehabilitative,promotif,preventive;pengkajianstatusfungsi
onal;pengkajianstatuspsiko-
kognitif;pengkajianassetkeluargaklien(social).Berikutiniakandiurakansecarasingkat
tentangligkup pengkajian keperawatan padalansia.

b. Anamnesis
a. Identitas klien : Sebelum memulai anamnesis, pastikan
bahwaidentitasnyasesuaidengancatatanmedis,gunamenghindari
kesalahanyangberakibatfatalkarenamelakukantindakankepada orang yang salah. perawat
hendaknya memperkenalandiri sehingga terbentuk hubungan yang baik dan saling
percayayangakanmendasarihubunganterapeutikselanjutnyaanatarperawatdank lien
dalamasuhankeperawatan.
b. Privasi : Klien yang berhadapan dengan perawat
merupakanorangterpentingsaatitu.Olehkarenaitu,pastikanbahwaanamnesisdilakukanditem
patyangtertutupdankerahasianklien terjaga.Terlebih perawat melakukan pemeriksaan
fisikpadabagain tertentu.
c. Pendamping : Hadirkan pendamping klien. Hal ini dibutuhkanuntuk menghindari hal-hal
yang kurang baik untuk klien danjuga perawat ketika klien berkelainan jenis kelamin.
Selain itu,pendamping klien juga bisa membantu memperjelas
informasiyangdibutuhkan,terutamaklienlansiayangsusahdiajakberkomunikasi.

c. PemeriksaanFisik
Pemeriksaanfisikdilakukansecarasistematisbaiksecarainspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi.Pem
eriksaanfisikinidilakukan secara head to toe (kepala ke kaki) dan review of system(system
tubuh). Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukanbertujuan:
(1)mengumpulkandatadasartentangkesehatanklien
(2)menambah,mengonfirmasi,ataumeyangkaldatayangdiperoleh dalamriwayat
keperawatan, mengonfirmasi,atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat
keperawatan
(3)mengonfirmasidanmengidentifikasidiagnosiskeperawatan
(4)membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
kliendanpenatalaksanaan
(5)Mengevaluasihasilfisiologisdariasuahan.

Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi


perawatsendirimaupunbagiprofesikesehatanlain,diantaranya:
(1)Sebagaidatauntukmembantuperawatdalammenegakkandiagnosis keperawatan
(2) Mengetahui masalah kesehatanyangdialami klien
(3) Sebagai dasar memilih intervensi yang tepat
(4)Sebagaidatauntuk mengevaluasi hasil asuhankeperawatan.

a. Keadaanumum

1. Tingkatkesadaran.

2. GCS

3. TTV

4. BB&TB

5. Bagaimanaposturtulang belakang lansia:

(1)Tegap

(2)Membungkuk

(3)Kifosis

(4)Skoliosis

(5)Lordisi

6. Keluhan

b. Penilaiantingkatkesadaran
1) Komposmotis(kesadaran penuh)

2) Apatis(acuhtakacuhterhadap keadaansekitarnya)

3) Somnolen(kesadaranlebihrendah,yangditandaiklientampakmengantukselaluin
gintidur,tidakresponsiveterhadaprangsanganringantetapimasihresponsiveterhadapr
angsangan kuat)
4) Sopor (tidak memberikan respon sedang atau ringan, trtapimasih sedikit
respon terhadap rangsangan yang kuat, reflekpipilterhadap
rangsangancahayamasih positif
5) Koma(tidakmereaksiterhadapstimulusapapun,reflekpupilterhadap cahayatidak
ada)
6) Derilium(tingkatkesadaranpalingrendah,disorientasi,kacau,dan
salahpersepsiterhadaprangsangan)

c. Penilaiankuantitatif

DiukurmelaluiGCS(GlasgowComaScale)

1. mataataueye movement(E)
2. Responverbalresponmotorik

d. Indeksmasatubuh

1. Beratbadan (kilogram)

2. BMI:

TB(m) x TB(m)

Normal : pria (20,1-25,0)Wanita: (18,7-23,8)


Klasifikasinilai :

a) Kurang: <18,5

b)Normal:18,5-24,9

c) Berlebih:25-29,9

d) Obesitas:>30
e. HeadtoToe

1) Kepala:

a) Inspeksi; kulit kepala; warna, bekas lesi, bekas trauma,area terpajan sinar
matahari, hipopigmentasi, hygiene,penonjolan tulangyang imobilisasi
parsial atau total,sianosis,eritema.Rambut;warna,variasibentukrambut,
kulit kepala, area pubis, axial, botak simetrispada pria, rambut kering atau
lembab, rapuh,mudahrontok,rambuttubuhhalus,rambutpubissedikitkeriting.
b) Palpasi;kulitkepala;suhudanteksturkulit,turgor,ukuranlesi,adanyakalusyang
menebal,keriput,libatan-lipatan kulit, tekstur kulit kasar atau halus,
buktiperlambatandarilukamemar,laserasi,ekskoriasi.Rambut;rambut
kasar,keringdan mudahrontok.

2) Mata

a) Inspeksi; kesimetrisan, warna retina, kepekaan


terhadapcahayaatauresponcahaya,anemisatautidakpadadaerahkonjungtiva,s
cleraikterus(kekuningan)atautidak.Ditemukanstrabismus(mata
menonjolkeluar),riwayatkatarak,kajikeluhanterakhirpadadaerahpenglihatan
. Kuantitas bulu mata dan tampak
kelenjarlakrimalis(kelenjarairmata),kornedengankarakteristik transparan pada
permukaan. Penggunaanalatbantu penglihatan.
b) Tes uji penglihatan dengan ukur jarak penglihatan,
ukurlapangpandang,fungsiototekstraocular,strukturocular,reaksisinarterhad
apakomodasi,areamuscular.

3) Hidung

a) Inspeksi;kesimetrisannya,kebersihannya,mukosakeringataulembab,terhadap
peradanganatautidak,olfaktorius.
b) Palpasi;sinusfrontaldanmaksilaristerhadapnyeritekan.
c) Tesujipenciumanataufungsiolfaktoriusdenganmelakukan tes vial abu
dengan memberikan kontras bau(missal; kopi, cengkeh, bawang putih,
merica, pala, danlain-lain).

4) MulutDanTenggorokan
a) Inspeksi;kesimetrisanbibir,warna,teksturlesidankelembaban serta
karakteristik permukaan pada mukosamulut dan lidah. Palatum keras atau
lunak
gerakkan,areatonsilarterhadapukuranwarnadaneksudat.Jumlahgigi,gigiyang
kariesdanpenggunaaangigipalsu.Tampakperadanganataustomatitis,kesulitan
mengunyahserta kesulitan menelan.
b) Palpasi;lidahdandasarmulutterhadapnyeritekandanadanyamasa
c) Tesujifungsisaraffasialdanglosofaringealdenganmemberikanperasamanis,
asam, asin,manis.

5) Telinga

a) Inspeksi; permukaan bagian luar daerah tragus


dalamkeadaannormalatauutidak.Kajistruktur-
stukturtelingadenganotoskopuntukmengetahuiadanyaserumen, otorhea,
obyek asing dan lesi. Kaji membranetimpatiterhadap warna,garisdan
bentuk.

b) Tesujipendengaranataufungsiauditoridenganmelakukanskriningpendengara
n,pemeriksaanpendengarandilakukansecarakualitatifdenganmempergunaka
ngarputaladankuantitatifdenganmenggunakan audiometer (Afir Mansyoer
dalam kapitaselekta, 1999). Tes suara, tes detik jam, tes weber,
tesrinedengan menggunakan mediagarputala.

6) Leher
a) Inspeksi;pembesarankelenjarthyroid,gerak-gerakanhalus pada respon

percakapan, secara bilateral

kontraksiototseimbang.Garistengahtrakeapadaareasuprasternal,

pembesaran kelenjar tiroid terdapat

masasimetristaknampakpadaasaatmenelan.Tampakpenggunaanotot alat

bantu nafas Palpasi;arteritemporalisiramanyateratur,amplitudeagak

berkurang, lunak, lentur dan tak nyeri tekan. Areatrachea adanya masa

pada tiroid. Raba JVP

(JugularisVenaPleasure)untukmenentukantekananpadaototjugularis.
7) Dada

a) Paru; normal chest/barrel chest/pigeon chest,

kesamaangerakandadakanandankiri,sonor,suaranafasvesikuler/wheezing/ro

nchi.

b) Jantung;ICtidaktampak,ICterabadiICSVmidklavikulasinistra, pekak,

suarajantungtunggal.

8) Abdomen

a) Inspeksi;bentuksepertidistensi,flat,simetris.Sertakajigerakan pernafasan.

b) Palpasi;adanyabenjolan,permukaanabdomen,pembesaranhepardanlimfadan

kajiadanyanyeritekan.

c) Perkusi;adanyaudaradalamabdomen,kembung.

d) Auskultasi;bisingususdenganfrekuensinormal20x/menit pada kuadran 8

periksa karaktermya, desiranpadadaerahepigastrik dankeempan kuadran.

9) Genetalia

Inspeksi;padapria,Bentuk,kesimetrisanukuranskrotum,kebersihan,kajiadanyah

emoroidpadaanus.Pada wanita, kebersihan karakter mons pubis dan

labiamayora serta kesimetrisan labia mayora.Klitoris

ukuranbervarisi,tetapibiasanya lebihkecildariorangdewasa.

a) Palpasi; pada pria. Batang lunak, ada nyeri tekan, tanpanodulus atau

dengan nodulus, palpasi skotum tan testismengenai ukuran, letak, dan

warna. Pada wanita,

bagiandalamlabiamayoradanminora,kajiwarna,konturkeringdan

kelembabannya.
10) Ekstremitas

Ekstermitas :rentang gerak terbatas, deformitas, tremor,edema, nyeri tekan,

penggunaan alat bantu, kekuatan ototberkurang.

a) Kekuatanotot (skala1-5):
1 :Adakontraksi

2 :Melawan gravitasidengansokongan

3 : Melawan gravitasi tapi tidak ada lawanan

4 : Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit

5 :Melawangravitasidengankekuatanpenuh

11) Integument

a) Inspeksi;kebersihan,warnadanareaterpajansertakelembabandangaunggua

nkulityangtidakjelaskhususpadawanita,kesimetrisan,kontur,warnakulit,

tekstur dan lesi pada payudara. Putting susu ukuran

danbentuk,arah,warna.

b) Palapasi;kasaratauhaluspermukaankulit.Khususpadawanitamasapayudara

,lakukanperabaanpadaputtingsusulaluputarsearahjarumjamuntukmengeta

huiadanyamasadanmendeteksikankerpayudaralebih awal.

Pengkajianstatusfungsional

d. Pengkajianstatusfungsional

Pengkajianstatusfungsionalinimeliputipengukurankemampuanseseorangdalammelakuk
anaktivitaskehidupansehari-hari, penentuan kemandirian, mengidentifikasi
kemampuan,dan keterbatasan klien, seta menciptakan pemilihan intervensi
yangtepat.Pengkajianstatusfungsionalinimelakukanpemeriksaandengan intrumen tertentu
untuk membuat penilaian secara
obyektif.Instrumentyangbiasadigunakandalampengkajianstatusfungsional adalah indeks
katz, Barthel indeks, dan Sullivan
indekskatz.Alatinidigunakanuntukmenentukanhasiltindakandanroknosispadalansiadanpen
yakitkronis.Lingkuppengkajianmeliputi keadekuatan 6 fungsi, yaitu mandi, berpakaian,
toileting,berpindah, kontinen dan makan, yang hasilnya untuk
mendeteksitingkatfungsionalklien(mandiriataudilakukansendiriatautergantung).
IndeksKatz:

1. Kemandiriandalamhalmakan,kontinen,berpindah,kekamarmandikecil,berpak
aian,dan mandi.
2. Kemandiriandalamsemuahal,kecualisatudarifungsitersebut
3. Kemandiriandalamsemuahal,kecualimandidansatufungsi tambahan
Kemandiriandalamsemuahal,kecualimandi,berpakaian,dansatufungsi tambahan
4. Kemandiriandalamsemuahal,kecualimandiberpakaian,kekamarkecil, dan satu fungsi
tambahan
5. Kemandiriandalamsemuahal,kecualimandi,berpakaian,kekamarkecil, berpindah, dan
satufungsi tambahan.
6. Ketergantunganpadakeenamfungsitersebut.

Tabel2.2TingkatKemandirianLansiamenurutBarthel Indeks
No Kriteria Dengan Mandiri
Bantuan
1 Makan 5 10
2 Aktivitasketoilet 5 10
3 Berpindahdarikursirodaatausebaliknya,ter 5-10 15
masukduduk ditempattidur
4 Kebersihandirimencucimuka,menyisirrambutda 0 5
nmenggosokgigi
5 Mandi 0 5
6 Berjalandipermukaandatar 10 25
7 Naikturuntangga 5 10
8 Berpakaian 5 10
9 Mengontrol defekasi 5 10
10 Mengontrol berkemih 5 10
Total 100
Penilaian:

0-20 :ketergantungan

21-61 :ketergantunganberat/sangattergantung
62-90 : ketergantungan berat
91-99 :ketergantunganringan
100 :mandiri

Tabel2.3PosisidanKeseimbanganLansia(Sullivan IndeksKats)

No TesKoordinasi Keterangan Nilai


1 Berdiridenganposturnormal
2 Berdiridenganposturnormalmenutupmata
3 Berdiridengankaki rapat
4 Berdiridengansatukaki
5 Berdiri fleksitrunkdanberdirikeposisinetral
6 Berdirilateraldan fleksi trunk
7 Berjalantempatkantumitsalahsatukakididepanjarikaki
yanglain
8 Berjalansepanjanggarislurus
9 Berjalanmengikutitanda gambarpadalantai
10 Berjalanmenyamping
11 Berjalanmundur
12 Berjalanmengikutilingkaran
13 Berjalanpadatumit
14 Berjalandenganujungkaki
Jumlah
Keterangan:

1 :mampumelakukanaktivitasdenganlengkap

3 :mampumelakukanaktivitasdenganbantun

2 :mampumelakukanaktivitasdenganbantuanmaksimal
1 :tidakmampumelakukanaktivitas

Nilai:

42-54:mampumelakukanaktivitas

28-41:mampu melakukan sedikit bantuan

14-27:mampumelakukanbantuanmaksimal

14 :tidakmampumelakukan

e. Pengkajianstatuskognitif/afektif
Pengkajian status kognitif/afektif merupakan pemeriksaanstatus mental sehingga dapat
memberikan gambaran perilaku
dankemampuanmentaldanfungsiintelektual.Pengkajianstatusmentalbisadigunakanuntukkl
ienyangberesikodelirium.Pengkajian ini meliputi Short Portable Mental Status
Questionnaire(SPMSQ),SkalaDepresiBeck(IDB),SkalaDepresiGeriatrikYesavage.

Tabel2.4ShortPortable MentalStatusQuestionnaire(SPMSQ)
Benar Salah Nomor Pertanyaan

1 Tanggalberapahariini?
2 Hariapasekarang?
3 Apanamatempatini?
4 Dimanaalamatanda?
5 Berapaanakanda?
6 Kapanandalahir?
7 SiapakahpresidenIndone
siasaatini?
8 SiapakahpresidenIndone
siasebelumnya?
9 Siapakahnamaibuanda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan
tetap pengurangan 3
dariangkabaru semua
secara menurun.
Jumlah
Interpretasi:
Salah0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 :fungsi intelektual kerusakan berat

Tabel2.5Mini-MentalStateExam(MMSE)

No Aspekkognitif Nilaima Nilaiklie Kriteria


ksimal n

1 Orientasi 5 Menyebutkan
1) Tahun
2) Musim
3) Tanggal
4) Hari
5) Bulan
2 Orientasi 5 Dimanasekarangkita
berada?
1)Negara
Registrasi 3 2)Provinsi
3)Kabupaten
Sebutkan3namaobjek
(kursi,meja,kertas),
kemudiantanyakankepadaklien,menjaw
ab:
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
3 Perhatianda 5 Meminta klien berhitungmulai dari 100,
nkalkulasi kemudiandikurangi7sampai5tingkat
1.100, 92, …, …, …

4 Mengingat 3 Meminta klien


untukmenyebutkanobjekpadapoint 3.
1. Kursi
2. Meja
3. ……

5 Bahasa 9 Menanyakan kepada kliententang


benda
(sambalmenunjukbendatersebut).
1. Jendela
2. Jam dinding

Meminta klien
untukmengulangkataberikut“tanpa,j
ika,dan,atau,
tetapi”. Klien menjawab …,dan,atau,
tetapi.

Meminta klien untukmengikuti perintah


berikutyang terdiri dari 3
langkah.Ambil pulpen di tangananda,
ambil kertas, menulis“sayamau tidur”.
1. Ambil pulpen
2. Ambilkertas3.….

Perintahkan klien untuk halberikut (bila


aktivitas sesuaiperintah nilai 1 poin):
“tutupmataanda”.
1.Klienmenutup mata

Perintahkan pada
klienuntukmenulissatukalim
atdan menyalin gambar
(2buahsegi 5).
Total 30
Skor:

24-30 :Normal

17-33 : Probable gangguan


kognitif0-16:Definitifgangguankognitif

f. PengkajianAspekSpiritual

Karenaspiritualitassangatbersifatsubyektif,iniberartispiritualitasberbedauntukindivid
uyangberbedapula(Mc.sherry dan Ross, 2002) kemampuan untuk
mendapatkangambaran gambaran tentang spiritualitas klien bersifat terbatasketika
perawat memiliki keterbatasan kontak atau gagal
untukmembangunhubunganatasdasarkepercayaandenganklienmereka.Sekaliperawatb
erhasilmembangunhubungankepercayaan dengan seeorang klien dan mereka
mencapai
intidaripembelajaranbersama;makaperawatspiritualdapatterjadi(Taylor,2003).Focusp
engkajiankepercayaanpadaaspek spiritualitasadalahbahwa pengalamandankejadian-
kejadiankehidupanakansangatmempengaruhi.Lakukanpengkajianyangbersifatterapeu
tik,karenahaltersebutmenunjukkansesuatu bentukpelayanan dan dukungan.

Pengkajianspiritualmerupakanbagiandasardaripengkajiankeperawatan.Perawatbiasan
yamemilikiketerbatasanwaktubersamaklienmereka,Karenaitulahterkadang sulit untuk
mendapatkan pengkajian spiritual
yangmendalam.Kuncisuksesnyaadalahmengadakanpengkajianyang terus menerus
tentang cara klien tinggal dalam tempatpelayanan kesehatan. Bangun kepercayaan
dan hubungan, sertaciptakan kesempatan untuk mengadakan diskusiyang penuharti
dengan klien sebagai suatu prioritas. Evaluasi kesehatanspiritual klien dalam
beberapa cara yang berbeda. Salah
satucaraadalahmenanyakanpertanyaanlangsung.Untukmengunakan pendekatan ini,
anda harus merasa nyaman saatbertanyapadaoranglaintentangspiritualitas mereka.
Banyak alat pengkajian spiritual berguna untuk membantuperawat menjelaskan
nilai-nilai dan mengkaji spiritualitas
klien(ElkinsdanCavendish,2004)alatpengkajianB-E-L-I-E-
Fmembantuperawatmengevaluasiklien,sertakebutuhanspiritual dan
keagamaankeluarga (McEvoy, 2003). Akrinimmemilikiarti sebagai berikut :
B-Beliefsystem(system kepercayaan)

E-Ethicsorvalues(etika atau nilai-nilai)

L-Lifestyle(gayahidup)

I-Involvementinaspiritualcommunity

(keterlibatandalamkominitasspiritual)
E-Education(pendidikan)

F-Futureevents (kejadian-kejadianyangakandatang)

SkalaspiritualWell-Being(SWB)memiliki20 halyangmengkaji pandangan individu


tentang kehidupan dan hubungandengan kekuatan tertinggi (Gray, 2006).The Spirit
PerrpectiveScale(SPS)berisi10poinalatyangdikembangkanolehseseorang perawat.
Ini mengukur hubungan dengan
kekuatantertinggi,oranglain,dandirisendiri(Gray,2006).Skalakesejahteraan spiritual
JREL juga memberikan perawat
profesipelayanankesehatanlainnyaalatsederhanauntukmengkajikesejahteraan
spiritual klien (hungelmann et al., 1996).
Poindalamalatdibuatdalamtigakuncidimensi,yaitu:kepercayaan/keyakinan,
kehidupan/tanggungjawabdiri.

Alat pengkajian spiritual yang efektif seperti B-E-L-I-E-


FdanskalaSWBmudahdigunakandanmembantuperawatmengingat area yang penting
untuk dikaji. Respons
terhadapalatpengkajianbiasanyaakanmenunjukkanareayangmemerlukaninvestigasis
egera.Sebagaicontoh,setelahmenggunakanalatpengkajian,seorangperawatmenemuka
nbahwaseorangklienmemilikikesulitanuntukmenerimaperubahan, perawat akan
memerlukan waktu untuk
memahamibagaimanaklienmenerimadanmengatasipenyakitbaru.Apakahperawatmen
ggunakanalatpengkajianataumenggunakan pengkajin dengan pertanyaan yang
berdasarkanprinsip spiritual, tetap penting untuk tidak menentukan systemnilai pada
klien. Hal ini biasanya tepat untuk dilakukan ketikanilai-nili dan kepercayaan klien
sama dengan perawat, karenakemudian menjadi lebih mudah untuk membuat
asumsi
yangsalah.ketikaperawatmemahamikeseluruhanpendekatanterhadappengkajianpiritu
al,merekadapatmasukkedalamdiskusiyangmendalamdenganklienmereka,mendapatk
ankesadaranterbesartentangsumberdayapersonalklienmembawa kepada suatu
kondisi, dan menggabungkan sumberdaya kedalam rencanakeperawatanyangefektif.

Ketepatan waktu pengkajian merupakan hal yang penting,yaitu dilakukan


setelahpengkajian aspekspikososial pasien.Pengkajian aspek spiritual memerlukan
hubungan interpersonalyang baik dengan pasien.Oleh karena itu, pengkaian
sebaiknyadilakukan setelah perawat dapat
membentukhubunganyangbaikdenganpasienataudenganorang
terdekatpasien,atauperawattelahmerasanyamanuntukmembicarakannya.Pengkajiany
angperlu dilakukan meliputi:
a) Pengkajian data subyektif : pedoman pengkajian ini disusunoleh Stoll

(dalam Kozier, 2005), yang mencangkup konsepketuhanan, sumber

kekuatan dan harapan, praktek

agamadanritual,danhubunganantarakeyakinanspiritualdankondisikese

hatan

b) Pengkajiandataobyektif

Pengkajiandataobyektifdilakukanmelaluipengkajianklinikyangmeli

putipengkajianafekdansikap,danperilaku,verbalisasi,hubunganinterp

ersonal,danlingkungan.Pengkajiandata obyektif

terutamadilakukanmelaluiobservasi. Pengkajiantersebut meliputi:

a. Afekdansikap.Apakahpasientampakkesepian,depresi,marah,ce

mas,agitasi,apatis,ataupreokupasi?

b. Perilaku.Apakahpasientampakberdoasebelummakan,membaca

kitabsuciataubukukeagamaan?Apakah pasien seringkali

mengeluh, tidak dapat tidur,bermimpi buruk, dan berbagai

bentuk gangguan

tidurlainnya,sertabercandayangtidaksesuaiataumengekspresika

nkemarahannya terhadapagama?

c. Verbalisasi.ApakahpasienmenyebutTuhan,doa,rumah ibadah,

atau topic keagamaan lainnya? Apakahpasien pernah minta

dikunjungi oleh pemuka agama?Apakah pasien

mengekspresikan rasa takutnya terhadapkematian?

d. Hubunganinterpersonal.Siapapengunjungpasien?
Bagaimanapasienberesponsterhadappengunjung?

Apakahpemukaagamadatangmengunjungipasien?Bagaimana

pasien berhubungan dengan pasien lain danjugadengan

perawat?

e. Lingkungan. Apakah pasien membawa kitab suci

atauperlengkapan ibadah lainnya? Apakah pasien

menerimakirimantandasimpatidariunsurekeagamaandanapakah

pasienmemakaitandakeagamaan(misalnyamemakaijilbab)?.

g. Pengkajian FungsiSosial
Pengkajianfungsisocialinilebihditekankanpadahubungan lansia dengan keluarga
sebagai peran sentralnya dan informasi tentang jaringan pendukung.Hal
inipenting dilakukan karena perawatan yang kapanjang membutuhkan dukungan
fisik danemosional dari keluarga. Pengkajian aspek
fungsisocialdapatdilakukandenganmenggunakanalatskrining singkat untuk
mengkaji fungsi social lanjut usia, yaituAPGAR keluarga (Adaptation,
Partnership, Growth, Affection,Resolve).Instrument APGAR adalah :
- Saya puas bisa kembali pada keluarga saya yang ada
untukmembantupadawaktusesuatumenyusahkansaya(adaptasi).
- Sayapuasdengancarakeluargasayamembicarakansesuatudangmeng
ungkapkanmasalahdengansaya(hubungan).
- Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan
mendukungkeinginansayauntukmelakukanaktivitas(pertumbuhan)
. Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan efekdan
berespons terhadap emosi saya, seperti marah, sedihataumencintai
(afek).
- Saya puas dengan cara teman saya dan saya
menyediakanwaktubersama-sama.
Penilaian: Pertanyaan yang dijawab: selalu (poin 2), kadang-

kadang(poin 1), hampir tidak pernah(poin 0).

h. Diagnosa Dan Intervensi Asuhan Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada lanjut usia dapat ditinjau dari


beberapaaspek,antaralain:aspekfisikataubiologisdanaspekpsikososial.
Diagnosis keperawatan pada
lanjutusia,dapatditinjaudariaspekfisikataubiologis,aspekpsikososial,danaspeksp
iritual.Ada beberapa diagnosis keperawatan yangmenyangkutaspek
isikataubiologispadalanjutusia.Diagnosis tersebut,antaralain :

1. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Faktor menua dan keadaan


lingkungan yang tidak nyaman ditandai dengan klien sering terbangun
pada saat tidur dan tidur tidak nyenyak.
2. Defisit pengetahuan tentang rematik berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi tentang rematik.
3. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada kaki berhubungan dengan
terjadinya nyeri pada kaki ditandai dengan rasa kesemutan dan nyeri
pada persendian.
Diagnosa
NO Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Gangguan Pola Setelah dilakukan -Lakukan -Memberikan
Tidur tindakan pengkajian informasi rencana
Berhubungan keperawatan masalah keperawatan
dengan Faktor diharapkan gangguan tidur -mengatur pola
menua dan gangguan tidur klien, tidur .
keadaan tidak terjadi. karakteristik dan -Meningkatkan
lingkungan yang Dengan kriteria penyebab pola tidur.
tidak nyaman hasil :Klien dapat kurang tidur -Mengurangi
ditandai dengan tidur, nyaman -Lakukan gangguan pada
klien sering dan rileks. persiapan untuk pola tidur.
terbangun pada tidur malam -Memberikan
saat tidur dan seperti jam 8. kenyamanan
tidur tidak -Anjurkan untuk tidur.
nyenyak makan yang
cukup satu jam
sebelum tidur.
-Keadaan
tempat tidur
yang nyaman
-Lingkungan
yang tidak
berisik dari
kebisingan
-Tingkatkan
aktivitas sehari-
hari dan Kurangi
aktivitas
sebelum tidur.
Diagnosa
NO Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
2 Kurangnya Setelah dilakukan -Kaji tingkat -Menambah pengetahuan
pengetahuan intervensi, pengetahuan klien. klien tentang penyakit

tentang rematik diharapkan : -Berikan yang dideritanya.


Ny.B diharapkan pendidikan -Klien mengetahui
berhubungan
paham mengenai kesehatan tentang tentang rematik untuk
dengan kurang
penyakitnya. cara mencegah pengurangan memicu
terpaparnya
dan mengatasi terjadinya nyeri.
informasi tentang
rematik. -Mengetahui sejauh mana
rematik -Anjurkan klien klien paham tentang
untuk peyakit dideritanya.
mengkonsumsi
makanan yang
dapat dikonsumsi.
-Evaluasi tingkat
pengetahuan klien.
3 Nyeri akut akibat Setelah dilakukan -Menganjurkan - Mengurangi rasa nyeri
proses inflamasi intervensi hasil Klien untuk mandi yang dirasakan klien
pada kaki yang diharapkan : air hangat, sehingga tercapai rasa
berhubungan -Ny.B kompres sendi- nyaman.
dengan terjadinya melaporkan rasa sendi yang sakit -Nyeri berkurang melalui
nyeri pada kaki kesemutan dan denga kompres masase yang dilakukan.
ditandai dengan nyeri pada sendi hangat. -Memudahkan untuk ikut
rasa kesemutan berkurang -Memberikan serta dalam terapi dan
dan nyeri pada -Ny. B dapat masase yang mengurangi tegangan
persendian. merasa nyaman, lembut otot/spasme.
tanpa rasa ngilu -Mengajarkan
dan nyeri pada teknik relaksasi.
kaki.
BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Lansia atau Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang,
yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Sedangkan menua adalahprosesyangterusmenerusberlanjutsecaraalamiah,dimulaisejaklahir, dan
umum dialami pada semua makhluk hidup. Menurut WHO,batasan usia pada lansia dibagi
mnejadi 3 yaitu:
1. Usia lanjut : 60-74 tahun
2. Usia tua :75-89 tahun
3. Usia sangat lanjut :>90 tahun
Dalam menggunakan asuhan keperawatan pada lansia,diagnosis keperawatan pada
lanjutusia,dapatditinjaudariaspekfisikataubiologis,aspekpsikososial,danaspekspiritual.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umpo.ac.id/5394/3/BAB%202-Copy.pdf
http://scholar.unand.ac.id/54578/8/BAB%20I%20.pdf
http://repository.uki.ac.id/2703/1/BMPKEPERAWATANJIWA.pdf

Anda mungkin juga menyukai