(TIDAK DIPUBLIKASIKAN)
DISUSUN OLEH:
MAKALAH
(TIDAK DIPUBLIKASIKAN)
DISUSUN OLEH :
SUHARNINGSIH,S.K.M
NIP. 19760622 201001 2 007
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Makalah ini
membahas mengenai Lansia, dimana membahas sekilas kesehatan mental dan gizi
pada lansia. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
iii
BAB I. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
peningkatan umur harapan hidup. Dalam hal ini, angka harapan hidup
Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), ada 30,16 juta jiwa
penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia pada 2021, kelompok ini porsinya
mencapai 11,01% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 273,88 juta
jiwa.
disebut umur tua (old) dan usia di atas 90 tahun disebut umur sangat tua (very-
75 tahun, Old – old : > 75 tahun dan Oldest – old : > 85 tahun.
menjadi beban, tapi disisi lain adalah lansia adalah aset. Bahkan, banyak
mempunyai masalah yang berbeda pada setiap negara atau pada wilayah kota
1
dan desa. Hal ini tergantung kultur sosial budaya. Lansia yang kebetulan
sehat, memiliki kemampuan yang lebih, dan pengalaman yang sangat banyak
yang berusia 60 tahun keatas. Pada usia tersebut secara alamiah terjadi
(Nugroho, 2014).
Masalah gizi yang terjadi pada lansia dapat berupa gizi kurang atau
tinggal di daerah perkotaan dalam keadaan kurang gizi adalah 3,4%, berat
badan kurang 28,3%, berat badan lebih 6,7%, obesitas 3,4 % dan berat badan
ideal 42,4%. Sementara itu, beberapa data menunjukkan bahwa lebih daripada
28% lanjut usia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) di Jakarta
yang sering terjadi pada lansia adalah kurang gizi dan berat badan kurang
(Fatmah, 2010). Masalah lain yang juga banyak diderita oleh lansia adalah
soal psikososial. Banyak lansia yang masih aktif bekerja, tetapi tidak sedikit
2
juga yang tidak mempunyai kegiatan (Noveria, 2006). Pada yang bekerja
pada pekerjaan yang tidak seharusnya, hanya karena tuntutan ekonomi. Dilain
pihak masih banyak lanjut usia terlantar karena berbagai macam alasan.
II. Tujuan
III. Manfaat
3
BAB II. PEMBAHASAN
manusia. Proses menjadi tua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga
tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara
misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memburuk, gerakan lambat dan bentuk tubuh yang tidak proporsional. (Nugroho.
W, 2014)
Menurut Fatmah (2010) proses menua adalah proses alamiah akibat dari
proses metabolisme yang terus menerus, hingga suatu saat ketika proses perbaikan
akan mempengaruhi fungsi organ, dan ketika usia sudah menginjak pada 30
tahun, kehilangan fungsi sistem/organ secara kasar kurang lebih 1 % setiap tahun.
1. Teori Sistim Organ Dasar. Teori ini berdasarkan atas dugaan bahwa
proses penuaan. Organ tersebut adalah system endokrin dan system imun.
4
menurunnya fungsi imun. Penurunan system imun mengakibatkan
mengalami penuaan sudah tidak dapat lagi membedakan antara sel normal
dan tidak normal, dan muncul antibodi yang menyerang keduanya yang
pada sebagian besar penyakit akut dan kronik. Banyak faktor eksternal
stres. Stres dapat berasal dari dalam maupun dari luar, juga dapat bersifat
baik maka lansia merasa hidupnya tidak bahagia akibat dari adanya
tekanan baik akibat dari penurunan fungsi fisik, psikologis maupun sosial.
5
II. Depresi pada lansia
psikologi dapat berupa: rasa kurang percaya diri, kurang rasa keakraban dan
dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak
masa tua yang baik/sejahtera (Noveria, 2006). Perasaan bahagia yang dimiliki
6
lansia dapat meningkatkan kepuasan diri lansia. Penelitian Widaranita (2004)
pembuluh darah seperti PJK, dan stroke, keluhan lambung, perasaan tidak
ditimbulkan kurang nafsu makan, makan tidak teratur, sulit makan, dan
meningkatnya kadar zat kapur dalam jaringan otak dan pembuluh darah,
7
aktivitas hormon, menurunnya aktivitas enzim terutama enzim pencernaan,
terbentuknya pigmen ketuaan pada otot jantung, sel-sel saraf, kulit serta
berkurangnya peredaran darah dan zat gizi. (Astawan & Wahyuni, 1988).
menekan pikiran yang mengakibatkan stress, gen yang ada dalam tubuh
Terjadi perubahan anatomis sel neuron (sel otak) yang tidak sama
otak yang memantau memori adalah daerah pelipis, bagian otak yang
memantau kemampuan eksekusi daerah otak depan dan bagian otak yang
Secara fisik, otak tidak bertambah berat, jumlah sel neuron tetap,
malah berkurang 100 ribu sel per hari, pada umur 70 tahun berat otak turun
angka, kreativitas, kosa kata. Mark Rosenweig menjelaskan bila otak selalu
distimulasi tidak peduli pada usia berapa akan terjadi pertumbuhan ranting
sel akan menambah jumlah jaringan antar sel. Pertumbuhan jaringan antar
sel lebih cepat di banding kematian sel. Kematian sel neuron/hari. Manusia
8
yang pandai atau diberi stimulus semasa hidupnya, mempunyai otak
a. Proses menjadi tua merupakan proses alami secara fisiologis dan biologis
yang terjadi pada seluruh organ dan sel tubuh (Astawan & Wahyuni, 1998)
VI. Perubahan Fisiologi yang Berhubungan dengan Aspek Gizi pada Lansia
lansia kurang dapat menikmati makanan dgn baik. Hal itu sering
lansia.
9
mengandung vit A, vit C, dan serat sehingga menyebabkan mudah
Hasil penelitian menunjukkan total konsumsi air putih per hari rata-rata
minum 6-7 gelas 51,43% dan kurang dari 5 gelas 21,43% (Suryanto, 2002).
Sebaiknya Lansia membatasi konsumsi garam dan gula, karena absorpsi gula
yang cepat mengakibatkan perubahan kadar gula dalam darah lebih cepat beresiko
berkualitas, seperti susu tanpa lemak, 2 - 3 gelas sehari (Astawan & Wahyuni,
1989)
10
VII. Perilaku Makan Pada Lansia
(Schol, 1986)
mampu minum air sesuai kebutuhan, padahal peranan air sangat penting
memperburuk keadaan lansia, karena akan menjadi lemah dan mudah sakit.
lama dari pada hewan yang memperoleh akses tak terbatas untuk makanan.
11
massa tubuh, meningkat pula risiko kematian. Sebagian besar laki-laki
Angka kecukupan gizi untuk wanita usia lanjut pada tahun 1998
sebanyak 250 Kkal jika kita mengacu pada Depkes RI (2005) yaitu menjadi
1600 Kkal. Kecukupan gizi pada lansia prosentase untuk zat gizi makro
kandungan asam lemak tak jenuh jamak (poly unsaturated fatty acid) yang
tinggi, yaitu asam lemak omega 3 dan omega 9 seperti yang terdapat pada
tersebut sudah bisa dikatagorikan baik yaitu lebih dari 90 % dari angka
dianjurkan. Vitamin B1 (mg) dan vitamin C (mg) masih kurang dari yang
dianjurkan. Rata-rata tingkat konsumsi Kalori, protein, dan zat besi lansia di
pedesaan dan lansia di perkotaan kurang dari 80,00% angka kecukupan yang
sayuran, beberapa zat gizi seperti Kalsium, Seng, Potasium, Vitamin B6,
Magnesium, dan Folat kurang tersedia dalam diet lansia, serta konsumsi
12
karbohidrat kompleks di bawah kecukupan yang dianjurkan (Arisman,
2004).
Menurut Oswari (1997), pada orang lanjut usia ada dua hal yang perlu
dari gizi yang tidak bermutu karena tidak cukup protein, mineral, dan
vitamin yang dimakan dan pengaruh makanan yang salah sebagai akibat
salah makan atau terlalu banyak makan. Pada lansia penggunaan energi
Wahyuni,1988).
Rekomendasi untuk lanjut usia yang sehat (Litin, 2007 ) Memiliki pola
hindari nikotin, tetap aktif secara fisik, mengendalikan stress, melatih otak,
secara teratur. Persepsi yang benar mengenai “lansia” Orang lanjut usia
13
Faktor gaya hidup yaitu Merokok: karena dapat meningkatkan
pernafasan. Meningkatnya cuti sakit dan cuti kerja, penyebab kematian dan
kemampuan kerja bersama dengan umur, dan obes, serta faktor penting
kerja.
14
Tanda-tanda Penyakit Alzheimer; sering lupa sesuatu yang bermakna
informasi baru, lupa telah membuat daftar, mengganggu aktivitas sosial dan
menyatakan bahwa lupa terjadi 39% usia 50-59 tahun, 85% usia 80 tahun,
sedangkan Dowes (1993) menyatakan bahwa 15.8% usia 50-64 tahun, 24%
menggunakan strategi memori. Lupa nama orang dan lupa menaruh barang
lupa dapat diingat kembali dengan lengkap, dapat mengingat jika berminat
belajar, lupa dapat diatasi dengan kiat tertentu misalnya dengan membuat
IX. Sebuah Harapan Lansia Sebagai Individu yang Mandiri dan Produktif
para Lansia untuk hidup lebih sehat, bahagia, dan panjang umur, juga
membantu keluarga yang sibuk sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk
15
Disamping pemerintah, sebaiknya juga melibatkan anggota
secara sukarela seperti; dokter, ahli gizi, psikolog, perawat agar lansia
sehingga lansia dapat hidup dengan sehat lahir dan bathin. Ahli agama
seperti ustad untuk yang muslim, pendeta untuk yang beragama Kristen dan
spiritualnya lebih baik, sehingga lansia siap lahir dan bathin dalam
tata boga, pertanian dan lain-lain, diperlukan agar kegiatan yang dilakukan
Instruktur olah raga, sangat diperlukan agar para lansia selalu bugar karena
mengikuti kegiatan olah raga dengan benar sesuai dengan tahapan usianya.
Apabila lansia yang ada di Indonesia sudah dapat mendiri dan produktif
agen perubahan yang memiliki sumber daya yang bisa dijadikan contoh oleh
generasi seterusnya.
16
BAB III. KESIMPULAN
psikologis.
3. Menjaga pola hidup baik dari segi makanan dan aktifitas sangat penting bagi
kesehatan jiwa.
17
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. & M. Wahyuni. 1989, Gizi dan Kesehatan Manula. PT Melton Putra,
Jakarta
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG
Darmodjo,R.B (2014). Gerontologi Sosial : Masalah Sosial Dan Psikologik
Golongan Usia Lanjut dalam Buku Ajar Geriatri . Editor Martono ,
Jakarta : Balai Penerbit FK UI
Doewes M, 1993, Penuaan dan Kapasitas Kerja, WHO, Penerbit Buku
Kedokteran
Endah Yulia Widaranita, 2004, Latar Belakang, Kondisi Fisik, Mental dan
Aktivitas pada Lanjut Usia dio Panti Werdha Sukma Raharja dan Pos
Pembinaan Terpadu Kelurahan Situ Gede, Kota Bogor. [skripsi].
Bogor:IPB
Fatmah. 2010. Gizi usia lanjut: Kebutuhan Zat Gizi. Jakarta : Erlangga.
18
27526 (MEDP) Terhadap Respons Imun IgA Lansia. Desertasi,
GMK, Sekolah Pascasarjana, IPB.
Scholl, DE. 1986. Nutrition and Diet Therapy. Medical Economic Company, New
Jersey.
Suryanto, 2002, Perilaku Makan, Status Gizi dan Kesehatan Wanita Usia Lanjut
Di Kelurahan Cakung Timur, Jakarta dan Kelurahan Baranangsiang,
Bogor. Skripsi Jurusan GMSK, Faperta, IPB
Sidiarto Lily Djokosetio, Kusumo Sidiarto, 2003, Memori Anda Setelah Usia 50
Tahun, asosiasi Alzheimer Indonesia, Penerbit UI Pres.
Takasihaeng, J. 2000. Hidup Sehat di Usia Lanjut. Penerbit Harian Kompas,
Jakarta.
Wirakusumah, E.S. 2000, Tetap Bugar di Usia Lanjut. Trubus agriwijaya, Jakarta
19