Anda di halaman 1dari 14

PERUBAHAN FISIK PADA LANSIA

MATA KULIAH KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen Pembimbing :
Ibu Tumiur Sormin, S.KM.,M.Kes

Disusun oleh :
Tingkat III Reguler 3
1. NABILLA SHAFIRA (1814401102)
2. WINDI PUTRI HERAWATI ( 1814401117 )
3. NASYAILA AL FATHIA ( 1814401119 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PRODI DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dari mata kuliah Keperawatan
Gerontik ini dengan judul “Perubahan Fisik pada Lansia.”
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis menyadari bahwa memiliki keterbatasan dan kekurangan sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu, jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun
dari isi makalah, maka penulis memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar
bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.

Bandar Lampung, 28 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3


A. Definisi Lanjut Usia ................................................................................................ 3
B. Klasifikasi Lanjut Usia ........................................................................................... 3
C. Perubahan – Perubahan yang Terjadi pada Lansia ................................................. 3

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi
rapuh disertai dengan menurunnya cadangan hampir semua sistem fisisologis dan disertai
pula dengan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan kematian. Pendapat lain
mengatakan bahwa menua merupakan suatu proses menghilangnya secara berlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri serta mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas termasuk infeksi dan
kemampuan untuk memperbaiki kerusakan yang diderita (Suryadi, 2003).
Pada lansia terdapat banyak perubahan yang terjadi mencakup perubahan-
perubahan fisik, mental, psikososial, dan perkembangan spiritual. Perubahan fisik
mencakup perubahan pada persarafan, penglihatan, kardiovaskuler, dan lain-lain.
Menurut Kuntjoro (2002) perubahan mental dipengaruhi oleh penurunan kondisi fisik,
penurunan fungsi dan potensi seksual, perubahan aspek psikososial, perubahan yang
berkaitan dengan pekerjaan dan perubahan dalam peran sosial di masyarakat. Perubahan
psikososial dialami lansia yang dulunya bekerja mengalami pensiun kemudian
merasakan kehilangan finansial, perubahan pada status, teman dan kegiatan. Sedangkan
perubahan spiritual dijelaskan Murray dan Zenter (1987) lansia makin matur dalam
kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam kehidupan
sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia memiliki dampak yang
mencakup semakin tingginya tingkat ketergantungan, masalah kesehatan, masalah
psikologi mental spiritual dan lain-lain. (Kuntjoro, 2002).
Secara demografis, berdasarkan sensus penduduk tahun 1971, jumlah penduduk
berusia 60 tahun ke atas sebesar 5,3 juta (4,5%) dari jumlah penduduk di Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 1980, jumlah ini meningkat menjadi 11,3 juta (6,4%). Pada tahun
2000 diperkirakan meningkat sekitar 15,3 juta (7,4%) dari jumlah penduduk, dan pada
tahun 2005 jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 18,3 juta (8,5%). Dan pada tahun
2005-2010, jumlah lanjut usia akan sama dengan jumlah balita, yang sekitar 19,3 juta
(9,0%) dari jumlah penduduk. Bahkan pada tahun 2020-2025, Indonesia akan menduduki
peringkat negara dan struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC (Republik
Rakyat China), India, Amerika Serikat dengan umur harapan hidup diatas 70 tahun. Dan
menurut Biro Pusat Statistik, pada tahun 2005 di Indonesia terdapat 18.238.107

1
penduduk lansia. Jumlah ini akan meningkat hingga 33 juta orang lansia 12% dari total
penduduk (Wahjudi, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian usia lanjut dan proses menua!
2. Jelaskan perubahan – perubahan yang terjadi pada proses menua!

C. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa, dosen dan
masyarakat mengetahui tentang perubahan-perubahan yang lazim terjadi pada proses
menua baik dari segi biologis (fisik), psikologis (mental), psikososial, spiritual, dan
kultural.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Lanjut Usia


Lanjut usia merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang atau
suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat (Hurlock,
2004). Masa usia lanjut merupakan merupakan masa dimana terjadi berbagai
perubahan dan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain terjadinya
sindrom lepas jabatan dan kesedihan yang berkepanjangan (Hernawati, 2006).
Menurut Kaplan dan Saddock pada tahun (2007) lanjut usia yang memiliki
penyesuaian diri yang baik seperti dapat berinteraksi dengan tetangga dan masyarakat
sekitar dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di daerah lanjut usia berada, maka
timbal balik dari dukungan sosial itu sendiri juga akan baik dan sebaliknya sehingga
akan mempengaruhi kualitas hidup lansia.

B. Klasifikasi Lanjut Usia


Klasifikasi lanjut usia menurut Hurlock (2004) dalam tahapan perkembangan
dalam rentang kehidupan mengatakan bahwa batasan masa tua atau masa usia lanjut
adalah 60 tahun sampai meninggal.

Menurut Fatmawati (2010) lanjut usia di bagi 4 kelompok :

1. Middle age (usia pertengahan) : 45 - 59 tahun


2. Elderly (lansia) : 60 -74 tahun
3. Old (lansia tua) : 70 – 90 tahun
4. Very old (lansia sangat tua) : lebih dari 90 tahun

C. Perubahan – Perubahan yang Terjadi pada Lansia


Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara
degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, yaitu
perubahan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Menurut Nugroho Wahyudi (2000), perubahan-perubahan yang terjadi pada
lansia meliputi perubahan fisik, yang meliputi sel, sistem pernafasan, sistem
persyarafan, sistem pendengaran, penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem genito

3
urinaria, sistem endokrin dan metabolik, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal,
sistem kulit dan jaringan ikat, sistem reproduksi dan kegiatan seksual, dan sistem
pengaturan tubuh, serta perubahan mental, dan perubahan psikososial.
1. Perubahan-perubahan Biologis (Fisik)
a. Sel
1) Lebih sedikit jumlahnya
2) Lebih besar ukurannya
3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraselular
4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
5) Jumlah sel otak menurun
6) Terganggunya mekanisme perbaikan sel
7) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%
b. Sistem Persarafan
1) Berat otak menurun 10-20%.
2) Cepatnya menurun hubungan persarafan
3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stress
4) Mengecilnya saraf panca indera. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
5) Kurang sensitif terhadap sentuhan
c. Sistem Pendengaran
1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau
nada-nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata.
2) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
3) Terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya
keratin
4) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stress
d. Sistem Penglihatan
1) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

4
3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat,dan susah melihat dalam cahaya gelap.
5) Hilangnya daya akomodasi
6) Menurunnya lapangan pandang: berkurang luas pandangannya.
7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
e. Sistem Kardiovaskuler
1) Elastisitas, dinding aorta menurun
2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah : kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk
(duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65
mmHg (mengakibatkan pusing mendadak)
5) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer; sistolis normal ± 170 mmHg. Diastolis normal ±
90 mmHg.
f. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui, antara lain :
1) Temperatur tubuh menurun secara fisiologik ± 35°C ini diakibatkan
metabolisme tubuh yang menurun
2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot
g. Sistem Respirasi
1) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2) Menurunnya aktivitas dari silia
3) Paru-paru kehilangan elastisitas ; kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafsan maksimum menurun, dan
kedalaman bernafas menurun.

5
4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
5) O₂ pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
6) CO₂ pada arteri tidak berganti.
7) Kemampuan untuk batuk berkurang.
8) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan
menurun seiring dengan pertambahan usia.
h. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan gigi ; penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi
yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,
atropi indera pengecap (± 80%), hilangnya sensitifitas dari saraf
pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit.
3) Esofagus melebar
4) Lambung ; rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam
lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6) Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu).
7) Liver (hati) ; makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
8) Menciutnya ovari dan uterus.
9) Atrofi payudara.
10) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur.
11) Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi
baik), yaitu :
- Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.
- Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual.
- Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami.
12) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi
menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-
perubahan warna.

6
i. Sistem Genitourinaria
1) Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui
urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari
ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil
dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%,
fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya
+1); BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21% mg; nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2) Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan
meningkatnya retensi urin.
3) Pembesaran prostat ± 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.
4) Atrofi vulva
5) Vagina
Orang-orang yang makin menua sexual intercourse masih juga
membutuhkannya; tidak ada batasan umur tertentu fungsi seksual
seseorang berhenti; frekuensi sexual intercourse cenderung menurun
secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan
menikmati berjalan terus sampai tua.
j. Sistem Endokrin
1) Produksi dari hampir semua hormon menurun.
2) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
3) Pituitari
Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam
pembuluh darah; berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan
LH.
4) Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate),
dan menurunnya daya pertukaran zat.
5) Menurunnya produksi aldosteron

7
6) Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya : progesteron, estrogen,
dan testoteron.
k. Sistem Kulit (Integumentary System)
1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2) Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi
serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis).
3) Menurunnya respon terhadap trauma.
4) Mekanisme proteksi kulit menurun :
- Produksi serum menurun.
- Penurunan produksi VTD.
- Gangguan pegmentasi kulit.
5) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
6) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
7) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan
vaskularisasi.
8) Pertumbuhan kuku lebih lambat.
9) Kuku jari menjadi keras dan rapuh.
10) Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
11) Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
12) Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.
l. Sistem Muskuloskeletal (Musculosceletal System)
1) Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.
2) Kifosis.
3) Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
4) Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya
berkurang).
5) Persendian membesar dan menjadi kaku.
6) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
7) Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil): serabut-serabut otot
mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram
dan menjadi tremor.
8) Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

8
2. Perubahan – Perubahan Psikologis (mental)
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi,
kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan
keinginan, depresi, dan kecemasan.

3. Perubahan – Perubahan Psikososial


1) Produktivitas
2) Isolasi sosial
3) Kehilangan pekerjaan
4) Kehilangan pasangan
5) Hubungan dengan cucu

4. Perubahan Spiritual
1) Kegiatan ibadah
2) Kepercayaan
3) Penerimaan diri

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau menggantikan dan mempertahankan struktur fungsi secara normal, ketahanan
terhadap injury termasuk adanya infeksi (Paris Constantinides, 1994).
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaringan
lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat
tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya.
Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-30 tahun.
Usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Belum ada kesepakatan
tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu banyak pendapat tentang batasan
umur lanjut usia.
Adapun perubahan yang terjadi pada lansia adalah :
1. Perubahan Biologis (Fisik)
2. Perubahan Psikologis (Mental)
3. Perubahan Psikososial
4. Perubahan Spiritual
5. Perubahan Kultural

B. Saran

Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti


bagaiman proses menua dan paham bagaimana perubahan fisik yang terjadi pada lanjut
usia sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Andi

Maryam, Siti dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-
Gerontik-Komprehensif.pdf

https://www.academia.edu/40457772/makalah_gerontik_perubahan-perubahan_pada_lansia

11

Anda mungkin juga menyukai