Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN GERONTIK

“TEORI FISIK DAN SOSIAL LANSIA”

DOSEN :
Tumiur Sormin, SKM.,M.Kes

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

Anadya surya 2014401001


Anggi diah putri permata sari 2014401002
Annisa Nabila Putri 2014401004
Assyfa Linara Jauhari 2014401006
Ayu Dwi Prihatini 2014401007
Deni Putra 2014401008
Dina Rahmawati 2014401011
Irma Anisa 2014401021
Mutiara Nesa Pramesti 2014401028
Putri Regita Cahyani 2014401029
Sri Wahyuni Iman 2014401033
Annisa Regita Cahyani 2014401041

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK IDONESIA


POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2022/202
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Keperawatan Gerontik. Makalah ini yang berjudul “Teori Fisik Lansia”.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen kami Ibu Dwi Agustanti, M.Kep.,
Sp.Kom. serta teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide sehingga
makalah ini dapat disusun dengan baik.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun supaya makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 27 Juli 2022

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Lansia dan Proses Penuaan....................................................
2.2 Teori Penuaan (Teori Fisik/Biologis)..................................................
2.3 Teori Sosial.........................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aging process (proses penuaan) merupakan hal yang wajar dalam perjalanan hidup
manusia, dan semua orang yang berumur panjang akan mengalaminya, masing-
masing individu akan mengalami dalam waktu cepat dan lambatnya. Masa anak,
remaja, dewasa, tua dan akan masuk pada fase usia lanjut, umur diatas 60 tahun
merupakan perkembangan manusia (Khalid, 2012).

Sejak awal manusia telah berusaha menjelaskan bagaimana dan mengapa terjadi
penuaan, namun tidak ada teori tunggal yang dapat menjelaskan proses penuaan.
Setiap orang akan mengalami penuaan, tetapi penuaan pada setiap individu akan
berbeda tergantung faktor herediter, stresor lingkungan, dan sejumlah besar faktor
yang lain. Walaupun tidak ada satu teori yang dapat menjelaskan peristiwa fisik,
psikologis, dan peristiwa sosial yang kompleks yang terjadi dari waktu ke waktu,
suatu pemahaman dari penelitian dan teori-teori yang dihasilkan sangat penting bagi
perawat untuk membantu orang lanjut usia memelihara kesehatan fisik dan psikis
yang sempurna.

Teori-teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi biasanya


yaitu teori biologis, psikosoaial, spritual. Penelitian yang terlibat dengan jalur
biologi telah memusatkan perhatian pada indikator yang dapat dilihat dengan jelas
pada proses penuaan, banyak pada tingkat seluler, sedangkan ahli teori psikososial
mencoba untuk menjelaskan bagaimana proses tersebut dipandang dalam kaitan
dengan kepribadian dan perilaku.

Oleh karena itu, pada usia lansia biasanya seseorang akan mengalami kehilangan
jaringan otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh akan “mati” sedikit
demi sedikit. Secara individu pengaru proses menua dapat menimbulkan berbagai
masalah social-ekonomi, mental, maupun fisik-biologis. Dari aspek fisik-biologis
terjadi perubahan pada beberapa system, seperti organ dalam, system
musculoskeletal, system sirklasi (jantung), sel jaringan dan system syaraf yang tidak

i
dapat diganti karena rusak ata mati. Terutama pada sel otak yang dapat
berkurang 10-20% dalam setiap harinya dan sel ginjal yang dapat membelah,
sehingga tidak ada regenerasi sel. Berkurangnya jumlah sel syaraf (neuron) dan
kematian sel secara terus-menerus menyebabkan seseorang menjadi demensia
(Khalid Mujahidullah, 2012).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan lansia dan bagaimana proses penuaan?
2. Bagaimana teori fisik/biologis dari penuaan?
3. Bagaimana teori sosial dari penuaan ?

1.3. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami apa definisi lansia dan proses penuaan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori biologis dari penuaan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori sosial dari penuaan

i
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definsi Lansia dan Proses Menua

Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses menua
merupakan perubhan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa
hidup (Zairt, 1980 dalam Khalid Mujahidullah, 2012.) Teori ini lebih menekankan
pada perubahan kondisi tingkat structural sel/organ tubuh,termasuk didalamnya
adalah pengaruh agenpatologis. Focus dari teori adalah encari determinan-
determinan yang memperlambat proses penurunan fungsi organisme yang dalam
konteks sistematik dapat memengaruhi/memberikan dampak terhadap organ/system
tubuh lainnya dan berkembang sesuai dengan peningkatan usia kronologis (Hayflick,
1977 dalam Khalid Mujahidullah, 2012).

Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan.

Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor
tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani
maupun sosial (Nugroho, 2012).

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan


menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya
tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian
misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan,
endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia
sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem
organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan
fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial
lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living

i
(Fatimah, 2010).

2.2. Teori Penuaan


Penuaan pada manusia dipengaruhi oleh penimbunan biologis, psikologis, fungsi
sosial dan faktor spiritual. Penuaan bisa dilihat sebagai perkembangan terus-menerus
terjadi dari konsepsi hingga kematian (Ignatavicius, Workman, Mishler, 1999).
Teori Biologis, sosial, dan psikologi pada penuaan nampaknya menerangkan dan
menjelaskan dimensi berbeda pada penuaan. Teori prominent penuaan sebagai
panduan mengembangkan gerontologis holistic pada teori perawatan untuk
pemakaian praktek. Menurut Comfort (1970), tidak ada teori perawatan gerontology
yang diterima dengan kekhususan seperti ini, yang membutuhkan perawatan dengan
menggunakan pendekatan elektris dari disiplin lain sebagai dasar pembuatan
keputusan klinis.

2.3. Teori Biologis

Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan
fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan-perubahan
dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler dalam sistem organ utama
dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. Seiring
dengan brekembangnya kemampuan kita untuk menyelidiki komponen-komponen
yang kecil dan sangat kecil, suatu pemahaman tantang hubungan hal-hal yang
memengaruhi penuaan ataupun tentang penyebab penuaan yang sebelumnya tidak
diketahui, sekarang telah mengalami peningkatan.

Walaupun bukan suatu definisi penuaan, tetapi lima karakteristik penuaan telah
dapat diidentifikasi oleh para ahli. Teori biologis juga mencoba untuk menjelaskan
mengapa orang mengalami penuaan dengan cara berbeda dari waktu kewaktu dan
faktor apa yang memengaruhi umur panjang, perlawanan terhadap organisme, dan
kematian atau perubahan seluler.

i
Teori Biologi penuaan terdapat dua yaitu teori Stochastis dan Non stotaschis.
1. Stochastis

a. Teori Kesalahan (Error Catastrophe Theory)

Menurut Sonneborn (1979) dalam Lueckenotte (2000), Teori ini berpendapat


bahwa akumulasi dari kesalahan transkripsi dalam sintesis protein DNA di
tubuh pada fungsi yang tidak optimal menimbulkan akibat yang fatal, dan
terjadi penurunan fungsi sel dalam tubuh.

b. Teori Radikal Bebas (Free Radical Theory

Teori radikal bebas pada proses penuaan ditemukan oleh Denham Harman
pada 1956, dan berfokus pada senyawa kimia dari organisme. Sebagian besar
senyawa kimia terdiri dari elektron-elektron yang berpasangan satu sama lain.
Mereka adalah senyawa yang tidak aktif dan memerlukan rangsangan reaksi
kimia dari luar dengan senyawa lainnya. Molekul yang berisi radikal bebas
menjadi sangat reaktif sebagai akibat dari proses pelepasan pasangan elektron
bebas pada radikal bebas tersebut.

Spence (1989) telah mendefinisikan radikal bebas sebagai senyawa kimia


seluler yang mengandung elektron bebas yang tidak berpasangan yang
dibentuk dari hasil sampingan dari berbagai proses normal dalam sel yang
melibatkan ikatan dengan oksigen. Meskipun mereka memiliki eksistensi yang
sangat singkat, mereka masih bisa berinteraksi dengan membran sel atau
kromosom dan mengubah fungsi sel.

Teori radikal bebas menyatakan bahwa perubahan yang terjadi seiring dengan
meningkatnya usia terjadi akibat dari akumulasi radikal bebas dalam sel
hingga melebihi ambang konsentrasi, Ketika radikal bebas terkumpul mereka
merusak membran sel yang mengurangi efisiensi. Hal ini menyebabkan
penumpukan kerusakan sel dan akhirnya menghancurkan sel tersebut. Teori
Ikatan Silang (Cross Linkage Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya waktu, jaringan ikat atau
kolagen dalam tubuh akan mengalami proses cross-linking, dimana protein
yang dalam keadaan normal saling terpisah, berikatan satu sama lain yang
akhirnya membentuk suatu ikatan silang. Hal ini tidak mengijinkan untuk
aktifitas metabolisme normal dan membuat produk sampah terkumpul pada
sel. Menyebabkan jaringan tidak berfungsi normal Ikatan ini juga
berhubungan dengan berbagai penyakit dan menimbulkan kerusakan dan
kematian sel.

c. Wear and Tear Theory of Aging

i
Teori ini menggambarkan tubuh manusia sebagai sebuah mesin yang rusak
karena penggunaan yang berlebihan. Fungsi fisiologis dalam tubuh manusia
mengalami penurunan sebagai akibat dari pemakaian dalam waktu yang lama
atau pemakaian yang berlebihan.

2. Teori Nonstochastic

a. Teori Terprogram

Teori penuaan terprogram berpendapat bahwa penuaan adalah hasil


terprogram dari serangkaian kejadian yang telah ditulis dalam kode genetik
manusia. Hayflick dan Moorehead mendemonstrasikan bahwa sel normal
membagi banyaknya dengan waktu terbatas. Oleh karena itu dianggap
bahwa harapan hidup itu telah terprogram.

b. Teori Immunitas

Teori ini berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, fungsi sistem


imun dalam tubuh menurun, dan respon serta efektivitas sel imun melawan
antigen berkurang, sehingga menyebabkan bertambahnya risiko terkena
kanker, penyakit autoimun, dan infeksi

Perubahan terjadi di sistem kekebalan, khususnya pada t- lymphocyte,


sebagai hasil penuaan. Perubahan ini membuat individu mudah terluka dan
terkena penyakit (Phipp, Sands, Marek, 1999 )

Menurut Depkes RI (2016) tentang proses menua, teori biologi terdiri dari
sebagai berikut :

a. Teori Genetik dan Mutasi (somatic mutatie theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies –
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul – molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel.

b. Pemakaian dan Rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak).

i
c. Reaksi dari Kekebalan Sendiri (auto immune theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga
jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

d. Teori Immunology Slow Virus (immunology slow virus theory)

Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya


virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

e. Teori Stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.


Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

f. Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel
tidak dapat regenerasi

g. Teori Rantai Silang

Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan dan hilangnya fungsi.

h. Teori Program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah


sel- sel tersebut mati.

2.4 Teori sosial

Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu

1. Teori interaksi sosial.

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi

i
tertentu, yaitu atas dasar hal- hal yang dihargai masyarakat. Pada lansia, kekuasaan
dan prestasinya berkurang sehingga menyebabkan interaksi sosial mereka juga
berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk
mengikuti perintah.

2. Teori penarikan diri.

Teori ini menyatakan bahwa kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya
derajat kesehatan mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri
dari pergaulan disekitarnya.

3. Teori aktivitas.

Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung bagaimana seorang
lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas serta mempertahankan
aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas dan aktivitas yang dilakukan.

4. Teori kesinambungan.

Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia.


Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada
saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat terlihat bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan
seseorang ternyata tidak berubah meskipun ia telah menjadi lansia.

5. Teori perkembangan.

Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua merupakan suatu


tantangan dan bagaimana jawaban lansia terhadap berbagai tantangan tersebut yang
dapat bernilai positif ataupun negatif. Akan tetapi, teori ini tidak menggariskan
bagaimana cara menjadi tua yang diinginkan atau yang seharusnya diterapkan oleh
lansia tersebut.

6. Teori stratifikasi usia.

Keunggulan teori stratifikasi usia adalah bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat
deterministik dan dapat dipergunakan untuk mempelajari sifat lansia secara
kelompok dan bersifat makro. Setiap kelompok dapat ditinjau dari sudut pandang
demografi dan keterkaitannya dengan kelompok usia lainnya. Kelemahannya adalah
teori ini tidak dapat dipergunakan untuk menilai lansia secara perorangan, mengingat
bahwa stratifikasi sangat kompleks dan dinamis serta terkait dengan klasifikasi kelas

i
dan kelompok etnik.

7. Teori spiritual.

Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian hubungan


individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan.

i
BAB III

PENUTUP

Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan


untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994).

Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan
fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan-perubahan
dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan
kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit.

i
DAFTAR PUSTAKA

Azzahro.AH.2019.Bab II.UMPO. http://eprints.umpo.ac.id/5035/4/BAB%202.pdf


(Diakses pada 08 Januari 2021)

Nur.Siti Kholifah.2016.Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan (Keperawatan


Gerontik).

Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/
Keperawata- Gerontik-Komprehensif.pdf (Diakses pada 08 Januari 2021)

Munawaroh.2017. Bab II. Repository Unimus.

http://repository.unimus.ac.id/808/3/BAB%20II.pdf (Diakses pada 08 Januari


2021) Fariz.DA.2015.

http://eprints.undip.ac.id/46187/3/
DEVIAN_AULIA_FARIZ_22010111120057_LAP.KTI_BAB_2.pdf (Diakses
pada 08 Januari 2021)

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-bakhtiarba-5206-2-
bab2.pdf (Diakses pada 09 Januari 2021)

Anda mungkin juga menyukai