Anda di halaman 1dari 20

Dosen Pengampu : Iskandar Zulkarnain, S.Kep, NS., M.

Kep
Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik

Makalah Teori penuaan

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I
1. Sumiati (21906004)
2. Elni Putri Olivia kumape (21906016)
3. Faridah Binti Osman(21906017)
4. Nur Alfiana Damayanti (21906026)
5. Indah sari (21906001)
6. Selvi ayu Andini (21906003)
7. Abdi Kurniadi (21906006)
8. Basri Luturmas (21906014)
9. A.Asyratul Hidayah (21906005)
10. Angraeni Herdianty (21906011)
11. Jeni Christina Lesiela (21806045)
12. Mei Pemi Laelaem (21806018)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2020/2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Gerontik dengan judul “ Makalah Teori
Penuaan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan

kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi

makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

19 desember 2021, Makassar

Penyusun kelompok 1

Daftar isi
BAB I....................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................4
BAB II..................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
A. Konsep Lansia Dan Proses Menua...............................................5
B. Teori Proses Menua...................................................................6
C. Perubahan–perubahan Yang Terjadi Pada Lansia........................7
BAB III...............................................................................................14
KESIMPULAN.......................................................................................14
A. Kesimpulan.............................................................................14
B. Saran.....................................................................................14
Daftar Pustaka....................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang hanya di mulai dari satu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk,
gerakan-gerakan lambat, dan postur tubuh yang tidak proforsional (Nugroho,2008).
Proses menua merupakan proses yang terus menerus/berkelanjutan secara alamiah
dan umumnya di alami oleh semua makhluk hidup, misalnya, dengan terjadinya kehilangan
jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain, hingga
tubuh mati sedikit demi sedikit. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuh
tidak akan sama. Adakalanya seseorang belum tergolong lanjut usia/masih muda, tetapi telah
menunjukkan kekurangan yang mencolok. Banyak teori yang membahas tentang penuaan ini,
seperti teori biologis, non genetik, sosiologis dan psikologis. Umumnya proses menua ini
dipengaruhi oleh proses intren tubuh misalnya adanya penurunan sistem tubuh dan dapat juga
dipengaruhi oleh lingkungan dan kondisi sosial misalnya adanya radikal bebas yang dapat
mempercepat proses penuaan dan lingkungan sosial yang sibuk yang cepat menyebabkan suatu
kelelahan,
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana proses penuaan dari sudut pandang teori biologis?
2. Bagaimana Perubahan–perubahan Yang Terjadi Pada Lansia?
A. Tujuan
Secara umum penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami teori
proses penuaan khususnya pada teori biologisnya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia Dan Proses Menua
1) Pengertian lansia

Menurut World Hearth Organization (WHO), lanjut usia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan
Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor tertentu
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,rohani maupun sosial (Nugroho,
2012).
2) Pengertian Proses Penuaan

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan


menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh
terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem
kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal
tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan
fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada
kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi
dan social lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living
( Fatimah, 2010).

World Health Organization (WHO) menyebutkan batasan-batasan usia lanjut adalah,


sebagai berikut:
a. Usia pertengahan (midle age) kelompok usia 45-59 tahun,
b. Usia lanjut (elderly) antara 60-70 tahun,
c. Usia lanut tua (old) antara 75-90 tahun,
d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

B. Teori Proses Menua


Menurut Depkes RI (2016) tentang proses menua yaitu:
a) Teori biologi
1. Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies–spesies tertentu.
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul–
molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi sehingga terjadi
penurunan kemampuan fungsional sel.
2. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak).
3. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh
menjadi lemah dan sakit.
4. Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam
tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
5. Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan
tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
6. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok
atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan
protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
7. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya
fungsi.
8. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelahsel-sel
tersebut mati.
b) Teori Psikologis

1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)


Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya
setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara
sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lansia yang sukses adalah mereka yang
aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial (Azizah dan Ma’rifatul, L., 2011).
2) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Identity pada
lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan
masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, kelurga dan hubungan
interpersonal (Azizah dan Lilik M, 2011).
3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan
tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari
pergaulan sekitarnya (Azizah dan Lilik M, 2011).
C. Perubahan–perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan
berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi
juga kognitif, perasaan, sosial dan seksual (Azizah dan Lilik M, 2011).
1) Perubahan Fisik
a) Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang memproduksi
hormone. Hormone pertumbuhan berperan sangat penting dalam pertumbuhan,
pematangan, pemeliharaan, dan metabolisme organ tubuh. Yang termasuk hormone
kelamin adalah :
a. Menurunnya sekresi hormone kelamin seperti progesterone, estrogen, dan
testoteron
b. Menurunnya produksi aldosterone

c. Produksi hampir dari semua hormone menurun


d. Fungsi parathyroid dan sekresinya tidak berubah
e. Pituitary : pertumbuhan hormone ada tetapi lebih rendah dan hanya didalam
pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH (Adrenocortikotropic
Hormone), TSH (Thyroid Stimulating Hormone), FSH (Folikel Stimulating
Hormone), dan LH (Leutinezing Hormone).
f. Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate), dan
menurunnya daya pertukaran zat
b.) Sel
 Lebih sedikit jumlahnya
 Lebih besar ukurannya
 Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
 Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
 Jumlah sel otak menurun
 Terganggungnya mekanisme perbaikan sel
 Otak menjadi atrofi beratnya berkurang 5-20%

c.) Sistem Kardiovaskuler


Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler antara lain :

 Elastisitas dinding aorta menurun


 Katup jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompa darah menurun 1%setiap tahun sesudah berumur 20
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya aktivitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi,perubahan posisi dan tidur ke duduk atau duduk ke berdiri bisa
menyebabkan tekanan darah menurun yaitu menjadi 65 mmHg yang dapat
mengakibatkan pusing mendadak.

 Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh


darah perifer : sistolis normal ±170 mmHg, diastolis normal ±90 mmHg.
d.) Sistem Pernafasan
Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan antara lain:

 Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.


 Menurunnya aktivitas dari silia.
 Paru-paru kehilangan elastisitas : kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman
bernafas menurun.
 Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
 0ksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
 Karbon dioksida pada arteri tidak berganti.
 Kemampuan untuk batuk berkurang.
 Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan.
menurun seiring dengan pertambahan usia.
e) Sistem Persyarafan
Perubahan yang terjadi pada sistem persyarafan antara lain:

 Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya).
 Cepat menurun hubungan persarafan.
 Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stress.
 Mengecilnya saraf panca indra : berkuranganya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitive
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan tehadap dingin.
 Kurang sensitive terhadap sentuhan.

f.) Sistem Gastrointestinal


Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal antara lain:

a. Kehilangan gigi : penyebab utama adanya Periodontal Disease yang biasa


terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.
b. Indra pengecap menurun : adanya iritasi yang kronis dan selaput lender,
atropi indra pengecap (± 80 %), hilangnya senstivitas dari indra pengecap
di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas dari saraf
pengecap terhadap rasa asin, asam dan pahit.
c. Esophagus melebar.
d. Lambung : rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung
menurun, waktu mengosongkan menurun.
e. Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f. Fungsi absorpsi melemah (daya absoprsi terganggu).
g. Liver (hati) : makin mengecil, dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
g.) Sistem Genitourinaria
Perubahan yang terjadi pada sistem genitourinaria antara lain:

a. Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin, darah
yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut
nefron (tepatnya di glomerulus ). Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi,
aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 % , fungsi tubulus berkurang akibatnya
kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria
(bisanya ±1) BUN ( Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21 mg%, nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
b. Vesika urinaria (kandung kemih)
Otot-otot menjadi lemah, kapastiasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan
frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria
lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.
c. Pembesaran prostat ± 75 % dialami oleh pria usia diatas 65 tahun

h.) Sistem Indera : Pendengaran, Penglihatan, Perabaan dll


Organ sesnsori pendengaran, penglihatan, pengecap, peraba dan penghirup
memungkinkan kita berkomunikasi dengan lingkungan. Pesan yang diterima dari
sekitar kita membuat tetap mempunyai orientasi, ketertarikan dan pertentangan.
Kehilangan sensorik akibat penuaan merupakan saat dimana lansia menjadi kurang
kinerja fisiknya dan lebih banyak duduk :
a. Sistem Pendengaran
 Presbiakuisis (gangguan pendengaran). Hilangnya kemampuan/ daya
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada
usia diatas umur 65 tahun
 Membrane timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
 Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya kerati
 Pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau
stress
b. Sistem Penglihatan
 Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
 Karena lebih berbentuk sfesis (bola)
 Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebababkan gangguan penglihatan
 Meningkatkan ambang, pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan,
lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap
 Hilangnya daya akomodasi
 Menruunnya lapang pandang,: berkurangnya luas pandangan
 Menurunnya daya membedakan warna biru/hiijau pada skala

c. Rabaan
Indera peraba memberikan pesan yang paling intim dan yang paling
mudah untuk menterjemahkan. Bila indra lain hilang, rabaan dapat
mengurangi perasaan sejahtera. Meskipun resptor lain akan menumpul
dengan bertambahnya usia, namun tidak pernah hilang
d. Pengecap dan Penghidu
Empat rasa dasar yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Diantara semuanya,
rasa manis yang paling tumpul pada lansia. Maka jelas bagi kita mengapa
mereka membubuhkan gula secara berlebihan,. Rasa yang tumpul
menyebabkan kesukaan terhadap makanan yang asin dan banyak
berbumbu. Harus dianjurkan pengunaan rempah, bawang, bawang puti,
dan lemon untuk mengurangi garam dalam menyedapkan masakan
i.) Sistem Integumen
Fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu, sensasi, dan ekskresi. Dengan
bertambahnya usia,terjadilah perubahan intrinsic dan ekstrinsik yang mempengaruhi
penampilan kulit :
 Kulit mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak
 Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena hilangnya proses kreatinisasi serta
perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis)
 Menurunnya respon terhadap trauma
 Mekanisme proteksi kulit menurun : produksi serum menurun, penurunan
serum menurun, gangguan pigmentasi kulit
 Kulit kepala dan rambut menipis berarna kelabu
 Rambut dalam hidup dan telinga menebal
 Berkurangnya elastisitas akibat dan menurunnya cairan dan vaskularisasi
 Pertumbuhan kuku lebih lambat
 Kuku jari menjadi keras dan rapih
 Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk
 Kelenjar keringat berkurangnya jumlah dan fungsinya
 Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya

j.) Sistem Muskuloskeletal


Penurunan progresif dan gradual masa tulang mulai terjadi sebelum usia 40 tahun :
a. Tulang kehilangan denstisy (cairan) dan makin rapuh dan osteoporosis
b. Kifosis
c. Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas
d. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang)
e. Persendian membesar dan menjadi kaku
f. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
g. Atrofi serabut oto (otot-otot serabut mengecil) : serabut-serabut otot mengecil
sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor
h. Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh

k.) Sistem Reproduksi dan Seksualitas


a. Vagina
Orang-orang yang makin menua seksua; intercourse masih juga
membutuhkannya, tidak ada batasan umur tertentu. Fungsi seksual
seseorang berhenti, frekuensi seksual intercourse cenderung menurun dan
secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan
menikmati berjalan terus sampai tua. Selaput lendir vagina menurun,
permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya
menjadi alkali dan terjadi perubahan warna
b. Menciutnya ovary dan uterus
c. Atrofi payudara
d. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur
e. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi
kesehatan baik) yaitu :
 Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
 Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual
 Tidak terlalu cemas karena merupakan perubahan alami
2.) Perubahan Kognitif
Keinginan untuk berumur panjang dan ketika meninggal dapat masuk surga
ialah sikap umum lansia yang perlu dipahami oleh perawat. Perubahan kognitif
pada lansia dapat berubah sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga,
bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu. Bahkan, lansia cenderung
ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap berwibawa,. Mereka
mengharapkan tetap memiliki peranan dalam keluarga ataupun masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi perubahan kognitif :

a. Perubahan fisik, khususnya organ perasa


b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (hereditas)
e. Lingkungan
Pada lansia, seringkali memori jangka pendek, pikiran, kemampuan
berbicara, dan kemampuan motorik terpengaruh. Lansia akan kehilangan
kemampuan dan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Lansia
cenderung mengalami demensia. Demensia biasanya terjadi pada usia lanjut
dan Alzheimer merupakan bentuk demensia yang umum terjadi, yakni
mencapai 50 hingga 60 % dari semua kasus demensia. Sedangkan, bentuk
lainnya misalnya karena faktor pembuluh darah. Demensia terbagi menjadi
dua, yakni demensia yang dapat disembuhkan dan demensia yang sulit
disembuhkan. Adapun penyebab demensia yang dapat disembuhkan antara
lain :
i. Tumor otak
ii. Hematoma subdural
iii. Penyalahgunaan obat terlarang
iv. Gangguan kelenjar tiroid
v. Kurangnya vitamin, terutama vitamin B12
vi. Hipoglikemia
Sementara itu, demensia yang sulit disembuhkan antara lain disebabkan oleh :
1. Demensia Alzheimer
2. Demensia vascular
3. Demensia lewy body
4. Demensia frontempor

3.) Perubahan Psikososial


a) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama jikalansia
mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit fisik
berat,gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran.
b) Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangandapat
meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada lansia. Hal tersebutdapat
memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan.
c) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti
dengankeinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode depresi.
Depresijuga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan menurunnya
kemampuanadaptasi.
d) Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas umum,gangguan
stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif, gangguan-
gangguantersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan
berhubungandengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat,
atau gejalapenghentian mendadak dari suatu obat.
e) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga), lansiasering
merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau berniatmembunuhnya.
Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi ataumenarik diri dari
kegiatan sosial.
f.)Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku
sangatmengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-
main dengan feses dan urinnya, seringmenumpuk barang dengan tidak
teratur.Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.

D. Pemeriksaan Fisik Pada Lansia


a. Status mental
a) Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap
rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi:
composmctis, apatis delirium, samnolen, stupor, dan coma.
b) Glas coma scale
Skala yang digunakan untuk menilai kesadaran pasien. respon yang perlu
diperhatikan mancapai tiga hal yaitu reaksi membuka mata, bicara dan motorik.
Hasil pemeriksaaan GCS disajikan dalam bentuk simbul E, V, M dan
selanjutnya nilai GCS tersebut dijumlahkan.
b. Tanda-tanda Vital
Batas suhu normal suhu saat ini irama dan frekuensi jantung, abdomen, tekanan darah,
pernafasan.
c. Pemeriksaan fisik fokus
Pemeriksaan fokus pada lanjut usia yang memilikiri Risiko untuk Jatuh meliputi
pemeriksaan mata, pemeriksaan telinga dan pemeriksaan ektermitas. Semakin
bertambahnya usia maka akan semakin tinggi penurunan pada fungsi pendengaran dan
penglihatan sehingga menyebabkan jatuh. Pemeriksaan dengan menggunakan Indek
Katz, Indek Barthel dan Pengkajian Keseimbangan Untuk Lansia.
d. Integritas Ego
Gejala : faktor-faktor stres akut dan kronis : misal finansial, pekerjaan, ketidak mampuan,
faktor- faktor hubungan, keputusan dan ketidak berdayaan (situasi ketidakmampuan)
ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya tergantungan pada
orang lain).
e. Makana dan cairan
Gejala : ketidak mampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan dan cairan
adekuat : mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah. Tanda : penurunan berat badan,
kekeringan pada memberan mukosa.
f. Hygine
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
ketergantungan dengan orang lain, tidak dapat melakukan ADL secara mandiri.
g. Neurosensory
Gejala : kebas, semutan, pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Tanda: pembengkakan sendi simetris.
h. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak
pada sendi).
i. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodul sukutan, lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam
menangani tugas atau pemeliharaan rumah tangga.
j. Interaksi sosial
Gejala : kerusakan interaksi sosial dengan keluarga dan orang lain, perubahan peran,
isolasi.
E. Pemeriksaan Fisik Pada Lansia
k. Status mental
c) Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon
seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran
dibedakan menjadi: composmctis, apatis delirium, samnolen,
stupor, dan coma.
d) Glas coma scale
Skala yang digunakan untuk menilai kesadaran pasien. respon yang
perlu diperhatikan mancapai tiga hal yaitu reaksi membuka mata,
bicara dan motorik. Hasil pemeriksaaan GCS disajikan dalam
bentuk simbul E, V, M dan selanjutnya nilai GCS tersebut
dijumlahkan.
l. Tanda-tanda Vital
Batas suhu normal suhu saat ini irama dan frekuensi jantung,
abdomen, tekanan darah, pernafasan.
m. Pemeriksaan fisik fokus
Pemeriksaan fokus pada lanjut usia yang memilikiri Risiko untuk
Jatuh meliputi pemeriksaan mata, pemeriksaan telinga dan
pemeriksaan ektermitas. Semakin bertambahnya usia maka akan
semakin tinggi penurunan pada fungsi pendengaran dan
penglihatan sehingga menyebabkan jatuh. Pemeriksaan dengan
menggunakan Indek Katz, Indek Barthel dan Pengkajian
Keseimbangan Untuk Lansia.
n. Integritas Ego
Gejala : faktor-faktor stres akut dan kronis : misal finansial,
pekerjaan, ketidak mampuan, faktor- faktor hubungan, keputusan
dan ketidak berdayaan (situasi ketidakmampuan) ancaman pada
konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya tergantungan
pada orang lain).
o. Makana dan cairan
Gejala : ketidak mampuan untuk menghasilkan atau
mengkonsumsi makanan dan cairan adekuat : mual, anoreksia,
kesulitan untuk mengunyah. Tanda : penurunan berat badan,
kekeringan pada memberan mukosa.
p. Hygine
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi, ketergantungan dengan orang lain, tidak dapat melakukan
ADL secara mandiri.
q. Neurosensory
Gejala : kebas, semutan, pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan. Tanda: pembengkakan sendi simetris.
r. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh
pembengkakan jaringan lunak pada sendi).
s. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodul sukutan, lesi kulit, ulkus
kaki. Kesulitan dalam menangani tugas atau pemeliharaan rumah
tangga.
t. Interaksi sosial
Gejala : kerusakan interaksi sosial dengan keluarga dan orang lain,
perubahan peran, isolasi.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Menurut World Hearth Organization (WHO), lanjut usia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process
atau proses penuaan.
Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, karena
faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara
jasmani,rohani maupun sosial (Nugroho, 2012).
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan,
pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring
meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada
kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh
pada ekonomi dan social lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada
activity of daily living ( Fatimah, 2010).

Terdapat berbagai teori mengenai proses penuaan, salah satunya teori biologi
yang terbagi menjadi 6 teori, yaitu: Teori Keterbatasan Hayflick (Hayflick Limit
Theory), Teori kesalahan (Error Theory), Teori Pakai dan Usang (Wear &Tear
Theory ), Teory Radikal Bebas (Free Radical Theory), Teori Imunitas (Immunity
Theory), dan Teori Ikatan Silang (Cross Lingkage Theory).

B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengerti dan
memahami mengenai teori tentang proses menua teori biologis.
Daftar Pustaka
Azzahra, AH. 2019. Konsep lansia dan proses menua. http://epints.umpo.ac.id
(diakses tanggal 19 desember 2021)
Maryam, R. Siti, ddk. 2012. Mengenal usia lanjut dan perawatannya, Jakarta:
salemba medika
Kholifah , Nur, Siti. 2019. Keperawatan Gerontik.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
Keperawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai