Oleh
Kelompok 5:
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaian
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Gerontik dengan judul
“Penuaan dan Proses Penuaan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Keperawatan Gerontik kami yaitu Ibu Lenni Saragih,SKM,Mkes yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Proses penuaan atau aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur
dan fungsi normal,sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejastermasuk infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Healthy aging akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
a. endogenic aging, yaitu yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue dan
anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh, proses ini seperti jarum
jam yang terus berputar;
b. exogenic factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment) dimana
seseorang hidup dan faktor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya hidup
(life-style).
Gari-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 telah merumuskan bahwa
dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan makin panjangnya usia
harapan hidup sebagai akibat kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan
selama ini, maka Lansia yang memiliki pengalaman keahlian dan kearifan perlu
diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan. Kesejahteraan penduduk
usia lanjut yang karena kondisi fisik dan atau mentalnya tidak memungkinkan lagi
berperan dalam pembangunan perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah
dan masyarakat. Proses penuaan dimulai dengan menurunnya bahkan terhentinya
fungsi berbagai organ tubuh.
Penurunan tersebut mengenai berbagai sistem dalam tubuh seperti penurunan
daya ingat, kelemahan otot, pendengaran, penglihatan, perasaan dan tampilan fisik
yang berubah serta berbagai disfungsi biologis lainnya.
Proses penuaan biologis ini terjadi secara perlahan-lahan dan dibagi menjadi
beberapa tahapan, antara lain :
1. Tahap Subklinik (Usia 25 – 35 tahun)
Usia ini dianggap usia muda dan produktif, tetapi secara biologis mulai
terjadi penurunan kadar hormon di dalam tubuh, seperti growth hormone,
testosteron dan estrogen. Namun belum terjadi tanda-tanda penurunan fungsi-
fungsi fisiologis tubuh.
2. Tahap Transisi (Usia 35 – 45 tahun)
Tahap ini mulai terjadi gejala penuaan seperti tampilan fisik yang tidak
muda lagi, seperti penumpukan lemak di daerah sentral, rambut putih mulai
tumbuh, penyembuhan lebih lama, kulit mulai berkeriput, penurunan
kemampuan fisik dan dorongan seksual hingga berkurangnya gairah hidup.
Radikal bebas mulai merusak ekspresi genetik yang dapat bermanisfestasi
pada berbagai penyakit. Terjadi penurunan lebih jauh kadar hormonhormon
tubuh yang mencapai 25% dari kadar optimal.
3. Tahap Klinik (Usia 45 tahun ke atas)
Gejala dan tanda penuaan menjadi lebih nyata yang meliputi
penurunan semua fungsi sistem tubuh, antara lain sistem imun, metabolisme,
endokrin, seksual dan reproduksi, kardiovaskuler, gastrointestinal, otot dan
saraf. Penyakit degeneratif mulai terdiagnosis, aktivitas dan kualitas hidup
berkurang akibat ketidakmampuan baik fisik maupun psikis yang sangat
terganggu.
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah, baik
secara fisik, biologi, mental, maupun sosial ekonomis. Semakin lanjut usia seseorang, ia
akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat
mengakibatkan timbulnya gangguan didalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya
sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
Masalah umum yang dihadapi oleh lansia diantaranya:
1. Masalah ekonomi
Usia lanjut ditandai dengan penurunan produktivitas kerja, memasuki masa
pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Disisi lain, usia lanjut dihadapkan pada
berbagai kebutuhan yang semakin meningkat seperti kebutuhan akan makanan yang
bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, kebutuhan sosial dan rekreasi.
Lansia yang memiliki pensiun kondisi ekonominya lebih baik karena memiliki
penghasilan tetap setiap bulannya. Lansia yang tidak memiliki pensiun, akan
membawa kelompok lansia pada kondisi tergantung atau menjadi tanggungan anggota
keluarga. Berikut adalah beberapa masalah sosial yang dialami lansia :
Kesepian dan Isolasi Sosial
Kesepian adalah perasaan negatif yang dihubungkan pada kurangnya hubungan-
hubungan sosial (subjektif). Penentu kesepian sering kali dide› nisikan ke dalam dua
model kausal. Model pertama bergantung pada faktor eksternal, dimana tidak adanya
social network, sebagai akar kesepian. Model kedua merujuk pada faktor internal
seseorang, seperti faktor kepribadian dan faktor psikologis. Kesepian bagi lansia dapat
menimbulkan konsekuensi hubungan kesehatan yang serius. Hal tersebut merupakan
satu dari tiga faktor utama yang menimbulkan depresi. Kesepian berhubungan dengan
masalah psikologis, ketidakpuasan dengan keluarga dan hubungan sosial.
2. Masalah sosial
Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik
dengan anggota keluarga atau dengan masyarakat. kurangnya kontak sosial dapat
menimbulkan perasaan kesepian, terkadang muncul perilaku regresi seperti mudah
menangis, mengurung diri, serta merengek-rengek jika bertemu dengan orang lain
sehingga perilakunya kembali seperti anak kecil.
3. Masalah kesehatan
Peningkatan usia lanjut akan diikuti dengan meningkatnya masalah kesehatan.
Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap penyakit.
Kondisi lanjut usia dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut
seseorang, kesibukan sosialnya semakin berkurang. Hal itu dapat mengakibatkan
berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak
pada kebahagiaan seseorang. Masalah kesehatan dapat berupa hal berikut :
Kekurangan Nutrisi
Adalah masalah yang paling sering dialami saat lanjut usia. Hal ini disebabkan
karena gigi sudah tidak bekerja secara optimal sehingga proses mengunyah makanan
pun tidak sempurna. Faktor lainnya juga bisa disebabkan karena penurunan fungsi
kecap dan penciuman yang mengakibatkan nafsu makan turut menurun. Faktor lain
seperti tinggal sendirian tanpa keluarga yang menemani juga bisa berpengaruh pada
asupan nutrisi lansia. Masalah kekurangan nutrisi pada lansia dapat dibantu dengan
memberikan supplementasi nutrisi yang dapat membantu melengkapi kebutuhan
nutrisi hariannya. Anda bisa memberikan asupan susu kalsium, protein whey, dan
kandungan bergizi lainnya untuk memudahkan konsumsi.
Penyakit Penyerta
Semakin bertambah usia maka seseorang akan mengalami penyakit penyerta,
yaitu penyakit metabolic karena penurunan fungsi tubuh seperti hipertensi dan
diabetes mellitus atau sebagai komplikasi dari penyakit lain yang diderita. Lansia juga
rentan terkena osteoporosis, maka penting bagi mereka untuk rutin mengkonsumsi
susu kalsium.
Kemampuan Berpikir Menurun
Saat usia bertambah, kemampuan kognitif atau berpikir seseorang seringkali
menurun, bahkan tidak sedikit lansia yang mengalami demensia.
4. Masalah psikososial
Masalah psikososial adalah hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan sehingga membawa lansia kearah kerusakan atau kemrosotan yang
progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya, bingung, panik,
depresif, dan apatis. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial
yang paling berat seperti, kematian pasangan hidup, kematian sanak saudara dekat,
atau trauma psikis.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Penuaan adalah proses menghilangnya kemampuan jaringan secara
perlahanlahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur,
serta fungsi normalnya yang mengakibatkan tubuh tidak dapat bertahan terhadap
kerusakan atau memperbaiki kerusakan tersebut. Proses penuaan atau aging adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normal,sehingga tidak
dapat bertahan terhadap jejastermasuk infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita.
1.2 SARAN
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia,
untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat
menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses
harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik,
namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut
pandang, dari segi fisik dan kejiwaan. Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu
referensinya, baik sebagai acuan dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?
id=3FmACAAAQBAJ&lpg=PR6&ots=VHTtNVyHrR&dq=teori%20lansia%20keperawatan
%20gerontik&lr&hl=id&pg=PA9#v=onepage&q=teori%20lansia%20keperawatan
%20gerontik&f=false
https://books.google.co.id/books?id=U6ApDgAAQBAJ&lpg=PA1&ots=k-
CMHJd1BR&dq=teori%20lansia%20keperawatan
%20gerontik&lr&hl=id&pg=PA9#v=onepage&q=teori%20lansia%20keperawatan
%20gerontik&f=false
http://eprints.ums.ac.id/25356/2/04._BAB_I.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3547/4/Chapter%20II.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/90787d987e4f880713a7f777bf88ff15.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/d1bf0b8e27ba811f0acb44122b036ea4.pdf
http://eprints.undip.ac.id/44892/2/Tria_Coresa_22010110130151_KTI_bab_2.pdf
https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/lansia-dan-permasalahannya
https //media.neliti.com › media pdf