Anda di halaman 1dari 16

Makalah Penuaan dan Proses Penuaan

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Keperawatan Gerontik
yang dibina oleh Ibu Lenni Saragih,SKM,Mkes

Oleh
Kelompok 5:

Ardina Eka Wahyuningtyas : P17210204212


Andini Cahya Ningrum : P17210204213
Dhino Ersa Cahyana : P17210204214
Indry Maulina : P17210204215
Deffa Afifah Rahman : P17210204217
Della Octavia : P17210204218

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG
Juli 2021
i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaian
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Gerontik dengan judul
“Penuaan dan Proses Penuaan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Keperawatan Gerontik kami yaitu Ibu Lenni Saragih,SKM,Mkes yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini.

Kelompok 5
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

2.1 Pengertian Penuaan............................................................................ 3


2.2 Proses Penuaan................................................................................... 6
2.3 Permasalahan Lansia ........................................................................ 9

BAB III PENUTUP......................................................................................... 11


A. KESIMPULAN................................................................................. 11
B. SARAN.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Lanjut usia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang
dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada fase ini seorang individu
mengalami berbagai macam kemunduran dalam hidupnya seperti kemunduran fisik dan
fungsi kognisi yang mengakibatkan lansia sering dipandang sebagai makhluk yang
merepotkan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Administration of Aging
(dalam Papalia dkk, 2009) diperoleh bahwa populasi lansia usia enampuluh tahun ke atas
akan melambat di negara-negara maju namun akan tetap meningkat di negara
berkembang.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada tahun 2000 jumlah orang berusia 60 tahun ke atas
diperkirakan sekitar 605 juta jiwa. Selanjutnya, akan terjadi peningkatan pada tahun 2050
yang untuk pertama kalinya diperkirakan jumlah lansia di dunia akan melampaui jumlah
populasi anak- anak berusia 14 tahun ke bawah.
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lansia diperkirakan akan terus meningkat.
Sedangkan menurut WHO, di masa yang akan datang terdapat peningkatan jumlah lansia
terutama di negara- negara berkembang termasuk Indonesia. Bahkan diperkirakan
Indonesia akan menempati urutan keempat dunia dengan jumlah lanjut usia terbanyak
setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Teori Penuaan?


2. Apa yang dimaksud dengan Proses Penuaan?
3. Apa saja permasalahan-permasalahan pada Lansia?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui tentang penjelasan Penuaan.


2. Untuk mengetahui tentang Proses Penuaan.
3. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pada Lansia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENUAAN

Penuaan adalah proses menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahanlahan


untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur, serta fungsi
normalnya yang mengakibatkan tubuh tidak dapat bertahan terhadap kerusakan atau
memperbaiki kerusakan tersebut. Saat ini, pandangan terhadap proses penuaan telah
mengalami pergeseran. Penyakit dan disabilitas dahulu dianggap sebagai bagian yang
tidak dapat dihindarkan dari satu proses tumbuh kembang. Saat ini diketahui, proses
penuaan memang meningkatkan risiko untuk munculnya masalah-masalah kesehatan,
tetapi banyak orang-orang tua yang masih sehat dan aktif pada usia lanjut.
Upaya memperlambat proses penuaan bertujuan untuk meningkatkan usia harapan
hidup dan usia harapan hidup aktif, yaitu kondisi bebas penyakit meskipun di usia lanjut.
Beberapa hal yang dapat meningkatkan kesehatan dan memperlambat proses penuaan
antara lain pola makan yang sehat, olahraga dan aktivitas fisik. Selain itu ada beberapa
intervensi yang masih perlu diteliti lebih lanjut dapat memperlambat proses penuaan
adalah konsumsi antioksidan, restriksi kalori dan suplementasi hormon.
Proses menua merupakan kombinasi berbagai macam faktor yang saling berkaitan.
Proses menua yang terjadi bersifat individual, yang berarti :
1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
2. Setiap lansia memiliki kebiasaan yang berbeda
3. Tidak ada satu faktor pun yang dapat mencegah proses menua
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi tua melalui proses penuaan
yang kemudian menyebabkan sakit, dan akhirnya membawa pada kematian. Pada
dasarnya, berbagai faktor itu dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal.
Beberapa faktor internal adalah radikal bebas, hormon yang berkurang, proses glikosilasi,
metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun dan gen. Faktor eksternal yang utama
adalah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan salah, polusi lingkungan, stres
dan ekonomi. Jika faktor penyebab itu dapat dihindari, maka proses penuaan tentu dapat
dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat dan kualitas hidup dapat dipertahankan.
Artinya, usia harapan hidup menjadi lebih panjang dengan kualitas hidup yang baik.
3
Terdapat banyak teori yang menjelaskan tentang proses penuaan,namun terdapat 4
teori utama yang saling melengkapi satu sama lain untuk terjadinya proses penuaan
diantaranya adalah:
1. Teori Wear and Tear
Teori ini dikenal juga dengan teori pakai dan rusak diperkenalkan pertama kali
tahun 1882 oleh August Weismann yang merupakan seorang ahli biologi dari
Jerman yang pada prinsipnya menyatakan bahwa tubuh dan sel akan rusak karena
penggunaan dan disalahgunakan, baik penggunaan secara alami apalagi
penyalahgunaan. Kerusakan yang terjadi tidak terbatas pada organ melainkan juga
terjadi di tingkat sel. Pada usia muda, kerusakan yang terjadi dapat diatasi atau
dikompensasi karena sistem perbaikan dan pemeliharan yang masih baik tetapi
seiring dengan bertambahnya umur, tubuh mulai kehilangan kemampuan
memperbaiki kerusakan karena penyebab apapun. Teori ini juga meyakini
pemberian suplemen yang tepat dan pengobatan yang tidak terlambat dapat
membantu mengembalikan proses penuaan dengan merangsang kemampuan
tubuh untuk melakukan perbaikan dan mempertahankan organ tubuh dan sel.
2. Teori Neuroendokrin
Teori ini berdasarkan pada peranan berbagai hormon yang mengatur fungsi tubuh.
Hormon dikeluarkan oleh beberapa organ yang dikendalikan oleh hipotalamus.
Fungsi Hormon mengatur dan memperbaiki fungsi tubuh. Pada usia muda,
berbagai hormon masih berfungsi baik dalam mengendalikan berbagai fungsi
organ tubuh. Ketika manusia menjadi tua, produksi hormon menurun, fungsi
tubuh menjadi terganggu. Beberapa contoh yang sering ditemui adalah menopause
pada wanita dimana terjadi penurunan hormon estrogen yang terjadi karena proses
penuaan, lebih jauh kualitas hidup menurun karena berbagai keluhan yang muncul
sebagai akibatnya, juga terjadinya penurunan kadar hormon testosteron pada pria
yang dimulai sejak usia 30 tahun dan terus menurun yang kemudian menimbulkan
berbagai keluhan yang disebut Andropouse.
4
3. Teori Kontrol Genetika
Teori terfokus pada kode genetik yang ada dalam DNA, meskipun seluruh aspek
diwariskan dalam gen tiap individu, waktu jam biologis tergantung pada pola
hidup penuaan masing-masing individu. Tiap individu memiliki jam biologis yang
telah diatur waktunya. Berhentinya jam biologis menandakan proses penuaan dan
meninggal.
4. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang sangat reaktif karena mempunyai
elektron tidak berpasangan pada orbit luarnya, dapat bereaksi dengan molekul
lain, menimbulkan reaksi berantai yang sangat destruktif. Radikal bebas
dihasilkan dari pembakaran gula dan lemak yang kita konsumsi untuk
memberikan energi pada tubuh kita. Radikal bebas merusak membran sel, kode
DNA, enzim, protein, dan akhirnya terjadi kerusakan pada seluruh organ.
Kerusakan terjadi mulai dari lahir dan terus berlanjut hingga meninggal. Pada usia
muda, dampak penggantian sel yang masih berfungsi baik. Seiring dengan usia
bertambah, akumulasi kerusakan akibat radikal bebas akan mengganggu
metabolisme sel, terjadilah mutasi sel yang mengakibatkan timbulnya kanker dan
kematian. Age Spot merupakan salah satu bentuk kerusakan pada membran sel
yang disebabkan oleh radikal bebas. Kerusakan membran ini menghasilkan
produk sisa yang dikenal sebagai lipofuscin. Jumlah lipofuscin yang tinggi dalam
tubuh memberikan warna gelap pada daerah tertentu, yang disebut Age spot.
Lipofuscins mengganggu sintesis DNA dan RNA, mempengaruhi sintesis protein
(menurunkan energi dan menghambat pembentukan massa otot), merusak enzim
seluler yang diperlukan untuk proses kimia vital dalam tubuh. Antioksidan
diyakini dapat menghambat kerusakan akibat radikal bebas dimana Superokside
dismutase pada antioksidan dapat mengubah radikal oksigen menjadi hidrogen
peroksidasi yang mengakibatkan degradasi oleh enzim katalase menjadi oksigen
dan air.
5
5
2.2 PENGERTIAN PROSES PENUAAN

Proses penuaan atau aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur
dan fungsi normal,sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejastermasuk infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Healthy aging akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
a. endogenic aging, yaitu yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue dan
anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh, proses ini seperti jarum
jam yang terus berputar;
b. exogenic factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment) dimana
seseorang hidup dan faktor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya hidup
(life-style).
Gari-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 telah merumuskan bahwa
dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan makin panjangnya usia
harapan hidup sebagai akibat kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan
selama ini, maka Lansia yang memiliki pengalaman keahlian dan kearifan perlu
diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan. Kesejahteraan penduduk
usia lanjut yang karena kondisi fisik dan atau mentalnya tidak memungkinkan lagi
berperan dalam pembangunan perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah
dan masyarakat. Proses penuaan dimulai dengan menurunnya bahkan terhentinya
fungsi berbagai organ tubuh.
Penurunan tersebut mengenai berbagai sistem dalam tubuh seperti penurunan
daya ingat, kelemahan otot, pendengaran, penglihatan, perasaan dan tampilan fisik
yang berubah serta berbagai disfungsi biologis lainnya.
Proses penuaan biologis ini terjadi secara perlahan-lahan dan dibagi menjadi
beberapa tahapan, antara lain :
1. Tahap Subklinik (Usia 25 – 35 tahun)
Usia ini dianggap usia muda dan produktif, tetapi secara biologis mulai
terjadi penurunan kadar hormon di dalam tubuh, seperti growth hormone,
testosteron dan estrogen. Namun belum terjadi tanda-tanda penurunan fungsi-
fungsi fisiologis tubuh.
2. Tahap Transisi (Usia 35 – 45 tahun)
Tahap ini mulai terjadi gejala penuaan seperti tampilan fisik yang tidak
muda lagi, seperti penumpukan lemak di daerah sentral, rambut putih mulai
tumbuh, penyembuhan lebih lama, kulit mulai berkeriput, penurunan
kemampuan fisik dan dorongan seksual hingga berkurangnya gairah hidup.
Radikal bebas mulai merusak ekspresi genetik yang dapat bermanisfestasi
pada berbagai penyakit. Terjadi penurunan lebih jauh kadar hormonhormon
tubuh yang mencapai 25% dari kadar optimal.
3. Tahap Klinik (Usia 45 tahun ke atas)
Gejala dan tanda penuaan menjadi lebih nyata yang meliputi
penurunan semua fungsi sistem tubuh, antara lain sistem imun, metabolisme,
endokrin, seksual dan reproduksi, kardiovaskuler, gastrointestinal, otot dan
saraf. Penyakit degeneratif mulai terdiagnosis, aktivitas dan kualitas hidup
berkurang akibat ketidakmampuan baik fisik maupun psikis yang sangat
terganggu.

Faktor-faktor perubahan proses menua dipengaruhi oleh faktor internal dan


faktor eksternal pada perubahan proses menua.
1. Faktor internal
Pengaruh faktor-faktor internal seperti terjadinya penurunan anatomik,
fisiologik dan perubahan psikososial pada proses menua makin besar, penurunan
ini akan menyebabkan lebih mudah timbulnya penyakit dimana batas antara
penurunan tersebut dengan penyakit seringkali tidak begitu nyata. Penurunan
anatomik dan fisiologik dapat meliputi sistem saraf pusat, kardiovaskuler,
pernapasan, metabolisme, ekskresi, musculoskeletal serta kondisi psikososial.
Kondisi psikososial itu sendiri meliputi perubahan kepribadian yang menjadi
faktor predisposisi yaitu gangguan memori, cemas, gangguan tidur, perasaan
kurang percaya diri, merasa diri menjadi beban orang lain, merasa rendah diri,
putus asa dan dukungan sosial yang kurang. Faktor sosial meliputi perceraian,
kematian, berkabung, kemiskinan, berkurangnya interaksi sosial dalam kelompok
lansia mempengaruhi terjadinya depresi. Respon perilaku seseorang mempunyai
hubungan dengan kontrol sosial yang berkaitan dengan kesehatan.
Frekuensi kontak sosial dan tingginya integrasi dan keterikatan sosial dapat
mengurangi atau memperberat efek stress pada hipotalamus dan sistim saraf pusat.
Hubungan sosial ini dapat mengurangi kerusakan otak dan efek penuaan. Makin
banyaknya jumlah jaringan sosial pada usia lanjut mempunyai hubungan dengan
fungsi kognitif atau mengurangi rata-rata penurunan kognitif 39%.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh pada percepatan proses menua antara lain
gaya hidup, faktor lingkungan dan pekerjaan. Gaya hidup yang mempercepat
proses penuaan adalah jarang beraktifitas fisik, perokok, kurang tidur dan nutrisi
yang tidak teratur. Hal tersebut dapat diatasi dengan strategi pencegahan yang
diterapkan secara individual pada usia lanjut yaitu dengan menghentikan
merokok. Serta faktor lingkungan, dimana lansia manjalani kehidupannya
merupakan faktor yang secara langsung dapat berpengaruh pada proses menua
karena penurunan kemampuan sel, faktor-faktor ini antara lain zat-zat radikal
bebas seperti asap kendaraan, asap rokok meningkatkan resiko penuaan dini, sinar
ultraviolet mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen sehingga kulit tampak
lebih tua.
2.3 PERMASALAHAN LANSIA

Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah, baik
secara fisik, biologi, mental, maupun sosial ekonomis. Semakin lanjut usia seseorang, ia
akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat
mengakibatkan timbulnya gangguan didalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya
sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
Masalah umum yang dihadapi oleh lansia diantaranya:
1. Masalah ekonomi
Usia lanjut ditandai dengan penurunan produktivitas kerja, memasuki masa
pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Disisi lain, usia lanjut dihadapkan pada
berbagai kebutuhan yang semakin meningkat seperti kebutuhan akan makanan yang
bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, kebutuhan sosial dan rekreasi.
Lansia yang memiliki pensiun kondisi ekonominya lebih baik karena memiliki
penghasilan tetap setiap bulannya. Lansia yang tidak memiliki pensiun, akan
membawa kelompok lansia pada kondisi tergantung atau menjadi tanggungan anggota
keluarga. Berikut adalah beberapa masalah sosial yang dialami lansia :
Kesepian dan Isolasi Sosial
Kesepian adalah perasaan negatif yang dihubungkan pada kurangnya hubungan-
hubungan sosial (subjektif). Penentu kesepian sering kali dide› nisikan ke dalam dua
model kausal. Model pertama bergantung pada faktor eksternal, dimana tidak adanya
social network, sebagai akar kesepian. Model kedua merujuk pada faktor internal
seseorang, seperti faktor kepribadian dan faktor psikologis. Kesepian bagi lansia dapat
menimbulkan konsekuensi hubungan kesehatan yang serius. Hal tersebut merupakan
satu dari tiga faktor utama yang menimbulkan depresi. Kesepian berhubungan dengan
masalah psikologis, ketidakpuasan dengan keluarga dan hubungan sosial.
2. Masalah sosial
Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik
dengan anggota keluarga atau dengan masyarakat. kurangnya kontak sosial dapat
menimbulkan perasaan kesepian, terkadang muncul perilaku regresi seperti mudah
menangis, mengurung diri, serta merengek-rengek jika bertemu dengan orang lain
sehingga perilakunya kembali seperti anak kecil.
3. Masalah kesehatan
Peningkatan usia lanjut akan diikuti dengan meningkatnya masalah kesehatan.
Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap penyakit.
Kondisi lanjut usia dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut
seseorang, kesibukan sosialnya semakin berkurang. Hal itu dapat mengakibatkan
berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak
pada kebahagiaan seseorang. Masalah kesehatan dapat berupa hal berikut :
 Kekurangan Nutrisi

Adalah masalah yang paling sering dialami saat lanjut usia. Hal ini disebabkan
karena gigi sudah tidak bekerja secara optimal sehingga proses mengunyah makanan
pun tidak sempurna. Faktor lainnya juga bisa disebabkan karena penurunan fungsi
kecap dan penciuman yang mengakibatkan nafsu makan turut menurun. Faktor lain
seperti tinggal sendirian tanpa keluarga yang menemani juga bisa berpengaruh pada
asupan nutrisi lansia. Masalah kekurangan nutrisi pada lansia dapat dibantu dengan
memberikan supplementasi nutrisi yang dapat membantu melengkapi kebutuhan
nutrisi hariannya. Anda bisa memberikan asupan susu kalsium, protein whey, dan
kandungan bergizi lainnya untuk memudahkan konsumsi.
 Penyakit Penyerta
Semakin bertambah usia maka seseorang akan mengalami penyakit penyerta,
yaitu penyakit metabolic karena penurunan fungsi tubuh seperti hipertensi dan
diabetes mellitus atau sebagai komplikasi dari penyakit lain yang diderita. Lansia juga
rentan terkena osteoporosis, maka penting bagi mereka untuk rutin mengkonsumsi
susu kalsium.
 Kemampuan Berpikir Menurun
Saat usia bertambah, kemampuan kognitif atau berpikir seseorang seringkali
menurun, bahkan tidak sedikit lansia yang mengalami demensia.
4. Masalah psikososial
Masalah psikososial adalah hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan sehingga membawa lansia kearah kerusakan atau kemrosotan yang
progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya, bingung, panik,
depresif, dan apatis. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial
yang paling berat seperti, kematian pasangan hidup, kematian sanak saudara dekat,
atau trauma psikis.
BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Penuaan adalah proses menghilangnya kemampuan jaringan secara
perlahanlahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur,
serta fungsi normalnya yang mengakibatkan tubuh tidak dapat bertahan terhadap
kerusakan atau memperbaiki kerusakan tersebut. Proses penuaan atau aging adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normal,sehingga tidak
dapat bertahan terhadap jejastermasuk infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita.
1.2 SARAN
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia,
untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat
menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses
harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik,
namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut
pandang, dari segi fisik dan kejiwaan. Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu
referensinya, baik sebagai acuan dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?
id=3FmACAAAQBAJ&lpg=PR6&ots=VHTtNVyHrR&dq=teori%20lansia%20keperawatan
%20gerontik&lr&hl=id&pg=PA9#v=onepage&q=teori%20lansia%20keperawatan
%20gerontik&f=false
https://books.google.co.id/books?id=U6ApDgAAQBAJ&lpg=PA1&ots=k-
CMHJd1BR&dq=teori%20lansia%20keperawatan
%20gerontik&lr&hl=id&pg=PA9#v=onepage&q=teori%20lansia%20keperawatan
%20gerontik&f=false
http://eprints.ums.ac.id/25356/2/04._BAB_I.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3547/4/Chapter%20II.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/90787d987e4f880713a7f777bf88ff15.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/d1bf0b8e27ba811f0acb44122b036ea4.pdf
http://eprints.undip.ac.id/44892/2/Tria_Coresa_22010110130151_KTI_bab_2.pdf
https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/lansia-dan-permasalahannya
https //media.neliti.com › media pdf

Anda mungkin juga menyukai