Anda di halaman 1dari 26

REVIEW ASKEP LANSIA DENGAN PENDEKATAN KELOMPOK

DISUSUN OLEH :
1. Alri Lestari
2. Femy Lia Utami
3. Lidia Elvana Dewi
4. Muhammad Gigih Bangsawan
5. Nadila Okti Fariza
6. Nofa Safitri
7. Putri Pinka Novia
8. Sinthia Ramadhanti
9. Siti Saodah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI NERS
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya penyusun masih diberi
kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul “Review askep lansia dengan pendekatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik, khususnya pada
pokok bahasan teori, perubahan dan masalah pada lansia aspek psikologis. Tujuan dari
penulisan ini, yaitu agar si penyusun dan si pembaca kelak dapat memahami teori, perubahan
dan masalah pada lansia aspek fisik, serta mampu untuk menjelaskan dan menerapkan kepada
diri sendiri atau kepada orang lain. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah
ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para pembaca.
Demikianlah alasan penyusunan dari makalah ini, Atas kekurangan yang nampak pada
penulisan ini, baik itu tersirat ataupun tersurat kami mohon maaf, dan selebihannya semoga
mendatangkan manfaat kepada kita semua, penyusun atau pembaca.

Bandar Lampung, Oktober 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian............................................................................................
B. Batasan-batasan Lansia.....................................................................
C. Mitos Terhadap Lansia......................................................................
D. Tipe-tipe Lansia..................................................................................
E. Streotip Psikologis Lansia..................................................................

F. Langkah-langkah Praktek Asuhan Keperawatan Kelompok...........


G. Aspek-Aspek Pengkajian Kelompok....................................................
H. Langkah-langkah Pemecahan Perencanaan Masalah........................
I. Langkah Pelaksanaan Kegiatan...........................................................
J. Langkah Evaluasi Kegiatan..................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
Keperawatan gerontik didefinisikan sebagai ilmu yang membahas fenomena biologis,
psiko dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan
penekanan pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga tercapai status kesehatan
yang optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis Keperawatan gerontik adalah
dengan menggunakan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa
keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian lansia?
2. Apa saja Batasan-batasan Lansia?
3. Apa saja Mitos Terhadap Lansia?
4. Apa saja Tipe-tipe Lansia?
5. Apa saja Streotip Psikologis Lansia?
6. Bagaimana Langkah-langkah Praktek Asuhan Keperawatan Kelompok ?
7. Bagaimana Aspek-Aspek Pengkajian Kelompok ?
8. Apa saja Langkah-langkah Pemecahan Perencanaan Masalah ?
9. Apa saja Langkah Pelaksanaan Kegiatan ?
10. Apa saja Langkah Evaluasi Kegiatan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian lansia
2. Untuk mengetahui batasan-batasa lansia
3. Untuk mengetahui mitos terhadap lansia
4. Untuk mengetahui tipe-tipe lansia
5. Untuk mengetahui Streotip Psikologis Lansia
6. Untuk mengetahui Langkah-langkah Praktek Asuhan Keperawatan Kelompok
7. Untuk mengetahui Aspek-Aspek Pengkajian Kelompok
8. Untuk mengetahui Langkah-langkah Pemecahan Perencanaan Masalah
9. Untuk mengetahui Langkah Pelaksanaan Kegiatan
10. Untuk mengetahui Langkah Evaluasi Kegiatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8).
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara
perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Ilmu yang
mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk
masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology (Cunningham
& Brookbank, 1988).
Pengertian lain mengatakan bahwa gerontology adalah ilmu yang mempelajari ,
membahas, meneliti segala bidang yang terkait dengan lanjut usia, bukan saja
mengenai kesehatan namun juga mencakup soal kesejahteraan, pemukiman,
lingkungan hidup, pendidikan, perundang-undangan dan sebagainya
( Yosaputra, 1987).
Gerontology berasal dari kata Geron/Geronto ( bahasa yunani) yang berarti
orangtua dan logos = ilmu. Sedangkan Geriartri merupakan bagian dari ilmu
kedokteran untuk orang lanjut usia. Geriartri berasal dari kata Geros yang berarti
lanjut usia dan eatriea = kesehatan. Yosaputra (1987) mendefinisikan Geriatri sebagai
ilmu yang mempelajari, membahas, meneliti proses menua dan segala macam
penyakit jasmani dan rohani yang mungkin mengenai manusia lanjut usia, serta
bagaimana cara mencegah dan mengobatinya. Geriatri juga bisa diartikan sebagai
cabang dari ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis, preventif maupun
terapeutik bagi klien lanjut usia.
Keperawatan gerontik didefinisikan sebagai ilmu yang membahas fenomena
biologis, psiko dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
manusia dengan penekanan pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga
tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis
Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan (pengkajian,
diagnosa keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).
Seorang perawat yang sedang menangani atau memberikan asuhan keperawatan
lansia setidaknya harus memperhati kan hal-hal berikut :
1. Mampu membina hubungan yang terapeutik pada lansia
2. Menghargai keunikan kelompok lanjut usia
3. Mempunyai kompetensi klinis sebagai basis tindakan keperawatan
4. Mampu berkomunikasi dengan baik
5. Memahami perubahan degeneratif secara fisik dan psikososial pada lansia
6. Mampu bekerja sama dengan tim kesehatan lain.

B. BATASAN-BATASAN LANSIA

WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :

1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun


2. Elderly, antara 60-74 tahun
3. Old, antara 75-90 tahun
4. Very old, lebih dari 90 tahun

Klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia, yaitu :

1. Young old: 60-75 tahun


2. Middle old: 75-84 tahun
3. Old-old: >85 tahun
(Wold: Basic Gerontology nursing)
Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) lansia merupakan kelanjutan dari usia
dewasa yang dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Fase iuventus, antara 25 -40 tahun
2. Fase verilitas, antara40 -50 tahun
3. Fase prasenium, antara 55 – 65 tahun
4. Fase senium, lebih dari 65 tahun
Sedangkan menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1965 pasal 1, merumuskan
bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak memupunyai atau tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menrima nafkah
dari orang lain.

C. MITOS TERHADAP LANSIA

1. Kedamaian dan Ketenangan


Mitos:
Santai, menikmati hasil kerja
Kenyataan :
Sering stress karena kesulitan biayandan keluhan-keluhan lain karena menderita
penyakit misal; depresi, kekhawatiran, paranoid, masalah psikotik.
2. Konservatif dan kemunduran
Mitos:
Pandangan bahwa lansia pada umumnya;

a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
d. Berorientasi ke masa silam
e. Merindukan masa lalu
f. Kembali ke masa kanak-kanak
g. Susah untuk berubah
h. Keras kepala
i. Cerewet
Kenyataan:
Tidak semua lansia bersikap dan berpikir demikian
3. Berpenyakitan
Mitos:
Dipandang mengalami masa degenerasi biologis disertai penderitaan-penderitaan
akibat dari bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua.
Kenyataan:
Proses menua disertai menurunnya daya tahan tubuh, tetapi pada jaman sekarang
penyakit pada masa tua dapat diobati dan dikontrol.
4. Penurunan daya ingat
Mitos:
Masa pikun karena kerusakan bagian otak
Kenyataan:
Banyak lansia yang tetap bugar dan sehat serta tidak mengalami penurunan daya
ingat. Selain itu banyak cara untuk menyesuaikan diri dengan perubahan daya ingat
5. Tidak ada cinta lagi
Mitos:
Tidak lagi merasa jatuh cinta dan gairah terhadap lawan jenis
Kenyataan:
Perasaan dan emosi orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta tidak akan
berhenti hanya karena menjadi lansia.
6. Aseksualitas
Mitos:
Hubungan seks menurun karena tidak adanya gairah, dorongan, dan daya seks.
Kenyataan:
Kehidupan seks lansia bisa saja berjalan dengan normal tergantung dari tiap
individu. Frekuensi bisa saja menurun sejalan dengan meningkatnya usia tetapi
masih bisa dipertahankan tergantung dari keinginan masing-masing individu.
7. Ketidakproduktifan
Mitos:
Dipandang sebagai usia yang tidak produktif
Kenyataan:
Banyak lansia yang mencapai kematangan dan produktifitas, mental sert material.

D. TIPE-TIPE LANSIA

1. Arif dan bijaksana

Kaya dengan pengalaman. Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman serta
mempunyai kesibukan dan bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi
undangan dan seringkali menjadi panutan.
2. Mandiri
Mampu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru. Selektif dalam mencari
pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
3. Tidak puas
Mengalami konflik lahir batin karena proses penuaan. Biasanya akibat dari kehilangan
kecantikan, daya tarik jasmani, kekuasaan, status sosial, teman yang disayangi dll.
4. Bingung
Kaget dikarenakan kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif,
acuh.
Berdasarkan karakter, pengalaman hidup, lingkungan fisik, mental, dan sosoknya, tipe
lansia dikelompokkan sebagai berikut:
1. Optimis, santai, dan riang
2. Konstruktif
3. Ketergantungan
4. Defensif
5. Militan dan serius
6. Putus asA
Tiga jenis usia menurut Birren and Jenner (1997) adalah sebagai berikut:

1. Usia biologis: Menunjuk pada jangk waktu seseorang semenjak lahir, berada
dalam keadaan hidup tidak mati.
2. Usia psikologis: Menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.
3. Usia sosial: Menunjuk pada peran-peran yang diharapkan atau diberikan
masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.

E. Stereotip Psikologis lansia

Biasanya sifat-sifat stereotip para lansia sesuai dengan pembawaanya pada waktu
muda berikut adalah beberapa tipe yang dikenal:
1. Tipe Konstruktif

a. integritas baik
b. dapat menikmati hidup
c. toleransi tinggi
d. humoris
e. fleksibel dan thu diri
f. dapat menikmati proses menua
g. mengalami dan menjalani masa pensiun dengan senang
h. menghadapi masa akhir dengan tenang

2. Tipe Ketergantungan (dependent)

a. masih dapat diterima ditengah masyarakat


b. selalu pasif
c. tidak berambisi
d. masih tahu diri
e. Tidak mempunya inisiatif
f. Bertindak Tidak praktis
g. biasanya dikuasi istri
h. senang mengalami masa pensiun
i. banyak makan dan minum
3. Tipe devensif

a. dulu mempunyai pekerjaan yang jabatannya tidak stabil


b. selalu menolak bantuan
c. emosi sering tidak dapat dikontrol
d. memegang teguh kebiasaan
e. takut menjadi tua
f. tidak menyenangi masa pensiun

4. Tipe Bermusuhan

a. menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalannya


b. selalu mengeluh
c. bersikap agresif, curiga
d. pekerjaannya dulu tidak stabil
e. mengenggap menjadi tua tidak ada baiknya
f. takut mati
g. iri hati pada orang muda

5. Tipe Membenci/Menyalahkan Diri Sendiri (Self Hater)

a. kritis dan menyalahkan diri sendiri


b. tidak punya ambisi
c. perkawinan tidak bahagia
d. sealu merasa menjadi “korban” keadaan
e. menerima fakta dan proses menua
f. tidak iri pada orang muda
g. merasa cukup dengan apa yang ada
h. anggap kematian sebagai penyembuh penderitaan
Ciri-ciri mental sehat adalah sebagai berikut:

1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif dengan kenyataan, walaupun realitas


buruk
2. Memperoleh kepuasan dari perjuangannya
3. Merasa lebih puas untuk memberi daripada menerima
4. Relatif bebas dari rasa tegang dan cemas
5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dn saling memuskan
6. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran untuk hari esok
7. Mnjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
8. Mempunyai daya kasih sayang yang besar
F. LANGKAH-LANGKAH PRAKTEK ASUHAN KEPERAWATAN
KELOMPOK
1. LANGKAH PERSIAPAN

2. LANGKAH PENGENALAN WILAYAH

3. LANGKAH PENGENALAN MASALAH KESEHATAN

a. mengumpulkan data-data sekunder tentang Program Kesehatan yang


sedang atau akan dijalankan oleh Puskesmas setempat di wilayah kerjanya
dengan cara:
1) menanyakan tentang program kesehatan pada kelompok khusus
yang saat ini sedang dijalankan oleh Puskesmas di wilayak kerja setempat
meliputi; kebijaksanaan program, tujuan program, kegiatan-kegiatan
program, target dan pencapaian program.
2) Pengkajian terhadap kader-kader kesehatan setempat tentang
program kegiatan pelayanan kesehatan yang telah dijalankan, termasuk
faktor-faktor pendukung dan penghambat kegiatan
3) Tetapkan sasaran yang akan dikaji/dilakukan pendataan kesehatan
sesuai dengan pengkajian pada poin 1) dan 2)
b. membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan, berdasarkan aspek-aspek pendataan yang harus dikaji
c. melakukan proses pendataan dengan berbagai maca mode; survey, angket
wawancara, dan observasi
d. melakukan tabulasi data hasil survey dengan menghitung frekwensi
distribusi dan dilanjutkan dengan membuat tabel distribusi
frekwensi/grafik/diagram
e. membuat deskripsi hasil pendataan yang telah dilakukan dengan
wawancara dan observasi
f. melakukan analisa data dan identifikasi masalah dari poin d dan e dengan
cara:
- kelompokkan data-data kesehatan yang bermakna (memungkinkan
masalah kesehatan) adakah kaitan erat antara masalah satu dan lainnya
- rumuskan masalah kesehatan yang muncul (masalah kesehatan
yang paling banyak muncul, perilaku yang tidak sehat, target kegiatan
yang belum tercapai atau pelayanan kesehatan di masyarakat yang kurang
efektif)
- identifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah
(faktor-faktor penyebab/etiologi) berdasarkan kelompok data tersebut
(kurangnya pengethuan, kurangnya kesadaran, kurangnya sumber daya
tenaga kader, fasilitas yang kurang mendukung, kurangnya sumber
dukungan di masyarakat, dll)

G. ASPEK-ASPEK PENGKAJIAN KELOMPOK

1. Data Inti

a. Riwayat/sejarah perkembangan komunitas

Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi
dokumentasi sejarah komunitas tersebut.
b. Data demografi
Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan usia, jenis kelamin, status perkawinan, suku dan
agama.
c. Vital statistik

-Angka kematian
-Penyebab kematian
-Angka pertambahan anggota
-Angka kematian
d. Status kesehatan komunitas

- Berdasarkan kelompok umur (bayi, balita, usia sekolah, remaja, lansia)

- Berdasarkan kelompok khusus di masyarakat (ibu hamil, pekerja industri,


kelompok penderita penyakit kronis, menular)
1) Keluhan yang dirasakan saat ini

- pusing
- nyeri sendi
- demam
- diare
- batuk sulit tidur
- cemas/stress
- nyeri lambung
- nyeri pinggang
- sesak nafas
- mual dan muntah
- kurang nafsu makan
- cepat lelah
- jantung berdebar-debar, dll
2) Tanda-tanda vital

- tekanan darah
- nadi, respiratory rate
3) Kejadian penyakit saat ini

- ISPA
- Hipertensi
- Diabetes melitus
- Stroke
- Penyakit ginjal
- Penyakit asthma
- TB Paru
- Penyakit kulit
- Penyakit mata
- Penyakit rheumatik
- Penyakit jantung
- Ganguan jiwa
- Kelumpuhan
- Penyakit menahun lainnya, dll
4) Riwayat penyakit keluarga

5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

- pola pemenuhan nutrisi


- pola pemenuhan cairan
- pola istirahat tidur
- pola eliminasi
- pola aktifitas gerak
- pola pemenuhan kebersihan diri
6) Status psikososial

- komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan


- hubungan dengan orang lain
- peran di masyarakat
- kesedihan yang dirasakan
- stabilitas emosi
- penelantaran anak/lansia
- perlakuan yang salah dalam kelompok/perilaku tindak kekerasan
7) Status pertumbuhan dan perkembangan

8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan

9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

10) Pola perilaku tidak sehat

- merokok
- minum kopi
- minum alkohol
- penyalahgunaan obat tanpa resep
- penyalahgunaan obat terlarang
- pola konsumsi tinggi garam. Lemak, purin

2. Data Lingkungan Fisik

a. Pemukiman

1) luas bangunan
2) bentuk bangunan (rumah, petak, asrama, paviliun)
3) jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
4) atap rumah : genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes
5) dinding : tembok, kayu, bambu, lainnya sebutkan
6) lantai : semen, tegel, keramik, tana, kayu, lainnya
7) ventilasi : kurang/lebih dari 15% luas lantai
8) pencahayaan : baik, kurang
9) penerangan : baik, kurang
10) kebersihan : baik, kurang
11) pengaturan ruangan dan perabot : baik, kurang
12) kelengkapan alat rumah tangga : lengkap, tidak
b. Sanitasi

1) penyediaan air bersih (MCK)


2) penyediaan air minum
3) pengelolaan jamban; jenis, jumlah, jarak dengan sumber air
4) sarana pembuangan limbah (SPAL)
5) pengelolaan sampah
6) polusi udara, air, tanah, suara
7) sumber polusi; pabrik, rumah tangga, industri lainnya
c. Fasilitas

1) peternakan, perikanan, dll


2) pekarangan
3) sarana olahraga
4) taman, lapangan
5) ruang pertemuan
6) sarana hiburan
7) sarana ibadah
d. Batas-batas wilayah

e. Kondisi geografis

3. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

a. pelayanan kesehatan

1) lokasi sarana kesehatan


2) sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan & kader)
3) jumlah kunjungan
4) sistem rujukan
b. fasilitas sosial (pasar, toko, dll)

1) lokasi
2) kepemilikan
3) kecukupan

4. Ekonomi

a. jenis pekerjaan
b. jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d. jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan usia lanjut

5. Kemanan dan Transportasi

a. kemanan

1) sistem keamanan lingkungan


2) penanggulangan kebakaran
3) penanggulangan bencana
4) penanggulangan polusi udara, air, tanah
b. transportasi

1) kondisi jalan
2) jenis transportasi yang dimiliki

6. Politik dan Pemerintahan

a. sistem pengorganisasian
b. struktur organisasi
c. kelompok organisasi dalam komunitas
d. peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

7. Sistem Komunikasi
a. sarana umum komunikasi
b. jenis dan alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c. cara penyebaran informasi

8. Pendidikan

a. tingkat pendidikan komunitas


b. fasilitas pendidikan yang tersedia (formal & informal)
1) jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
2) sumber daya yang tersedia
c. jenis bahasa yang digunakan
9. Rekreasi

a. kebiasaan rekreasi

b. fasilitas tempat rekreasi


- Pastikan bahwa data-data yang mendukung timbulnya masalah dan
etiologi tersebut benar-benar ada dan valid

H. LANGKAH PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN

a. susunlah Plan of Action (rencana kegiatan pemecahan masalah) dari


masing-masing masalah yang ditemukan dengan cara:
- menuliskan rumusan masalah kesehatan

- menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus


contoh tujuan umum:
terbentuknya pelayanan Posyandu Lansia di RW A dalam waktu 3 minggu
contoh tujuan khusus:
1) terbentuknya kader kesehatan lansia di RW A dalam waktu 2
minggu
2) terlaksananya pelatihan kader kesehatan lansia di RW A dalam
waktu 2 minggu
3) tersosialisasinya pelayanan posyandu lansia di RW A dalam waktu
2 minggu
4) terlaksananya uji coba posyandu lansia di RW A dalam jangka
waktu 2 minggu
- tetapkan sasaran kegiatan berdasarkan tujuan umum dan tujuan
khusus tersebut
- tetapkan indikator pencapaian tujuan berdasarkan tujuan khusus
contoh : indikator pencapaian tujuan 1) 7 orang kader kesehatan lansia
contoh : indikator pencapaian tujuan 2) seluruh kader kesehatan lansia
mengikuti pelatihan

contoh : indikator pencapaian 3) seluruh RT di RW A tersosialisasi


posyandu lansia
- buat rencana kegiatan sesuai dengan tujuan khusus:

contoh : 1) kejasama dengan tokoh masyarakat merekrut calon kader


kesehatan lansia di masing-masing RT
contoh : 2) laksanakan pelatihan kader-kader kesehatan lansia tingkat desa
dengan melibatkan petugas Puskesmas
contoh : 3) sosialisasikan Posyandu lansia ke seluruh masyarakat melalui
kegiatan penyuluhan di kelompok-kelompok masyarakat
- tetapkan metode dan media yang akan digunakan (ceramah,
simulasi, demonstrasi, diskusi. Media; LCD proyektor, leaflet, poster,
model, buku panduan kader, KMS, lansia, dll)
- tetapkan penanggung jawab masing-masing

- buat perkiraan waktu pelaksanaan kegiatan (hari/tanggal/jam)

- tetapkan perkiraan tempat pelaksanaan kegiatan (balai RW,


rumah kepala dusun, mushola, RW, dll)
- susunlah rencana biaya masing-masing kegiatan (pembelian
bahan, alat, foto kopi, konsumsi, dll)
b. adakan musyawarah terbatas dengan tokoh-tokoh masyarakat/kader
(lokakarya mini terbatas) untuk membahas hasil pendataan, rumusan masalah
dan Plan of Action yang telah disusun:
- undang tokoh masyarakat dan kader setempat (kepala dusun,
ketua RT/RW, kader, tokoh masyarakat yang berpengaruh)
- paparkan hasil pendataan, rumusan masalah, dan faktor penyebab

- paparkan Plan of Action yang telah disusun, kemudian tawarkan


pada forum musyawarah tersebut
- diskusikan dengan forum musyawarah, adakah masukan-
masukan yang terkait dengan rencana kegiatan, indikator pencapaian,
jadwal kegiatan, tempat kegiatan, biaya yang dibutuhkan
- buat kesepakatan terhadap hasil musyawarah, minta forum untuk
bekerjasama dan mendukung kegiatan-kegiatan yang kan dilaksanakan
c. susunlah hasil musyawarah yang telah dilaksanakan dala bentuk matrik
kegiatan (nama kegiatan, penanggung jawab tiap tim, hari/tanggal/jam
kegiatan, tempat kegiatan) perbanyak matrik kegiatan tersebut, berikan kepada
masing-masing ketua kelompok, dosen pembimbing, kepala dusun/ketua RW
dan Puskesmas
d. menyusun prioritas masalah dengan menggunakan metode skoring dengan
kriteria:
- perhatian masyarakat yang meliputi; pengetahuan, sikap,
keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi
dan urgensinya untuk segera ditanggulangi
- prevalensi, yang menunjukkan jumlah kasus (masalah) yang
ditemkan pada saat tertentu
- beratnya masalah, adaah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
- kemungkinan masalah untuk dikelola

- masing-masing kriteria tersebut diberi skor 1-4

 skor 4 bila masalah tersebut menjadi perhatia utama masyarakat,


jumlah kejadiannya paling banyak, masalah tersebut dapat berdampak
secara serius bila tidak ditanggulangi, dan sangat mudah untuk dikelola
 skor 3 bila masalah tersebut menjadi perhatian di masyarakat tapi tidak
utama, jumlah kejadianya pada urutan kedua, masalah tersebut dapat
berdampak serius bila tidak ditanggulangi, dan mudah untuk dikelola

 skor 2 bila masalah tersebut kurang menjadi perhatian masyarakat,


jumlah kejadiannya tidak banyak, masalah tersebut kurang dapat
berdampak serius di masyarakat bila tidak ditanggulangi, dan bisa
dikelola tapi tidak mudah
 skor 1 bila masalah tersebut tidak terjadi di masyarakat, mudah untuk
dikelola
> cara perhitungannya:

nilai total didapat dengan cara mengalikan semua nilai dari masing-
masing kriteria. Contoh; masalah gizi kurang = 3x3x4x3 = 108. Nilai
tertinggi menjadi prioritas pertama dalam mengatasi masalah
e. buatlah kerangka acuan kegiatan pada setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan, meliputi:
- Judul kegiatan
- Tujuan kegiatan
- Waktu
- Tempat kegiatan
- Langkah-langkah kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan
- Metode
- Media
- Lampiran materi
- Daftar hadir peserta (sasaran/masyarakat)

I. LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN

a. pastikan kerangka acuan kegiatan telah dibuat sebagai panduan anda melaksanakan
kegiatan

b. pastikan sasaran kegiatan telah mengetahui jadwal yang telah ditetapkan

c. laksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan


d. catat evaluasi hasil kegiatan sesuai dengan tujuan kegiatan, dengan
mencatat: jumlah kehadiran dari sasaran, ketepatan jadwal kegiatan,
kelancaran kegiatan, respon dari peserta/sasaran.
e. Buat laporan hasil kegiatan dengan menuliskan evaluasi hasil kegiatan
tersebut, dengan menambahkan poin hasil kegiatan pada kerangka acuan
kegiatan saudara setelah poin 8)

J. LANGKAH EVALUASI KEGIATAN


a. evaluasi kegiatan merupakan penilaian perkembangan/kemajuan/keberhasilan
tujuan dan indikator yang telah ditetapkan pada kerangka acuan kegiatan, dan
merupakan rangkuman evaluasi hasil tiap-tiap kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Buat evaluasi secara narasi dengan menguraikan tiap-tiap kegiatan
c. Buat rencana tindak lanjut (RTL). Hasil kegiatan yang ditujukan pada berbagai
pihak; Puskesmas, Desa/Kelurahan, Kader Posyandu, Institusi, RTL merupakan
rencana pelimpahan/operan untuk ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang terkait
tersebut. Susunan RTL meliputi:
1) sasaran RTL
2) rumusan masalah
3) tujuan RTL
4) rencana tindak lanjut
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Usia lanjut sebagai tahap akhir dalam siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut
dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Lansia adalah kelompok orang yang
sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa
dekade. Lansia adalah suatu proses alamiah yang selalu terjadi oleh setiap orang dan pasti
mengalami perubahan anatomi, fisiologis, dan biokimia pada jaringan atau organ secara
berkelanjutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan
badan secara keseluruhan.
Perubahan psikis pada lansia adalah besarnya individual different pada lansia. Lansia
memiliki kepribadian yang berbeda dari masa mudanya. Penyesuaian diri lansia juga
mengalami kesulitan karena adanya ketidakinginan lansia untuk berinteraksi dengan
lingkungan ataupun pemberian batasan untuk dapat berinteraksi.
B. Saran
Sebagai seorang perawat kita harus bisa melakukan intervensi pada lansia dengan
berbagai masalahnya dengan intervensi yang tepat.Begitu juga dengan permasalahan
fisiologis, kita juga harus melakukan intervensi atau terapi pada lansia yang mengalami
gangguan fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai