KELOMPOK 4
NAMA KELOMPOK:
1. Bambang S
2. Dewa Ayu Sri Widyawaty
3. Enjelina Br Butar Butar
4. Resti Adidana Anugrah
5. Ririn Anggraeni
DOSEN:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Sebelumnya
terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan ikut bekerjasama
dalam proses penulisan makalah ini yang berjudul “Pendekatan Perawatan Lansia
Dan Prinsip Serta Etika”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu, untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Keperawatn Gerontik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang sikap dan pembentukan sikap bagi para pembaca dan
juga penulis. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Hal ini disebabkan
keterbatasan kami, maka karena itu kami mengarapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga apa yang telah
kami sampaikan dalam makalah ini bisa mengandung banyak manfaat khususnya
bagi kami yang masih tahap belajar dan umum bagi semua pembaca.
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
A. Rumusan Masalah.........................................................................................5
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
1. Pendekatan fisik........................................................................................6
2. Pendekatan psikis......................................................................................6
3. Pendekatan social......................................................................................7
4. Pendekatan spiritual..................................................................................7
BAB III..................................................................................................................10
KESIMPULAN......................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan angka harapan hidup (AHH) di Indonesia merupakan
salah satu indikator keberhasilambangunan di Indonesia. AHH tahun 2014
pada penduduk perempuan adalah 72,6 tahun dan laki-laki adalah 68,7
tahun. Kondisi ini akan meningkatkan jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu
18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2014, jumlah
penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan
diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa. Usia
lanjut akan menimbulkan masalah kesehatan karena terjadi kemunduran
fungsi tubuh apabila tidak dilakukan upaya pelayanan kesehatan dengan
baik.
A. Rumusan Masalah
1. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia?
B. Tujuan Penulisan
1. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan,
kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya,
perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa
dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau
ditekan progresivitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien
lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif: yang keadaan fisiknya masih
mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk
kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun: yang keadaan
fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. perawat harus
mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini terutama tentang
hal-hal yang berhubunga dengan keberhasilan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan (personal
hygiene) sanga penting dalam usaha mencegah timbulnya
peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberihan
kurang mendapat perhatian.
2. Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk
mengadakan pendekatan adukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat
berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap segala sesuatu yang
asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat
yang akrab. Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian
dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk
menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.
1
Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar,
simpatik, dan service.
Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan
mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara
perlahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka
kea rah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang
dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar dimasa
lanjut usia ini mereka dapat merasa pua dan bahagia.
3. Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan
salah satu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi
kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesame klien lanjut usia
berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan social ini
merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang
dihadapinya adalh mahluk social yang membutuhkan orang lain.
Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan social
antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat
sendiri. Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
para lajut usia untuk mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi,
misalnya jalan pagi, menonton film, atau hiburan-hiburan lain.
Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia
luar, seperti menonton tv, mendengar radio, atau membaca majalah
dan surat kabar. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam
perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis
dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.
4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan
batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang di anutnya,
terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati
kematian.
1
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut
usia yang menghadapi kematian, DR. Tony Setyabudhi
mengemukakan bahwa maut seringkali menggugah rasa takut. Rasa
takut semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti
tidakpastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit /
penderitaan yang sering menyertainya, kegelisahan untuk tidak kumpul
lagi dengan keluarga / lingkungan sekitarnya.
1
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Lansia merupakan seorang laki-laki atau perempuan yang berusia
60 tahuan atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan (potensial),
maupun karena suatu hal tidak mampu lagi berperan secra aktif dalam
pembangunan (tidak potensial).
Dalam melakukan perawatan pada lansia ada beberapa pendekatan
yang dapat membantu kita seorang perawat dalam merawat lansia yaitu:
pendekatan secara fisik, psikis, social, dan pendekatan spiritual.
Dalam melakukan perawatan pada lansia pun, kita sebagai perawat
juga perlu memperhatiakan prinsip dan etika. Prinsip dan etika dalam
perawatan pada lansia yaitu: Non maleficence dan beneficence, otonomi,
keadilan, serta kesungguhan hati.
B. Saran
Komunikasi pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya
mudah dalam pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang sensitive
dalam perasaannya oleh sebab itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar
tidak menyinggung perasaannya.
1
DAFTAR PUSTAKA
Sri & Hsian. 2019. Modul Bhan Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: UKI