Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDEKATAN KEPERAWATAN LANSIA

DAN PRINSIP SERTA ETIKA

KELOMPOK 4

NAMA KELOMPOK:

1. Bambang S
2. Dewa Ayu Sri Widyawaty
3. Enjelina Br Butar Butar
4. Resti Adidana Anugrah
5. Ririn Anggraeni

DOSEN:

Ns. Nehru Nugroho M. Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Sebelumnya
terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan ikut bekerjasama
dalam proses penulisan makalah ini yang berjudul “Pendekatan Perawatan Lansia
Dan Prinsip Serta Etika”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu, untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Keperawatn Gerontik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang sikap dan pembentukan sikap bagi para pembaca dan
juga penulis. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Hal ini disebabkan
keterbatasan kami, maka karena itu kami mengarapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga apa yang telah
kami sampaikan dalam makalah ini bisa mengandung banyak manfaat khususnya
bagi kami yang masih tahap belajar dan umum bagi semua pembaca.

Bengkulu, 22 Agustus 2022

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

A. Rumusan Masalah.........................................................................................5

B. Tujuan Penulisan...........................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

1. Pendekatan fisik........................................................................................6

2. Pendekatan psikis......................................................................................6

3. Pendekatan social......................................................................................7

4. Pendekatan spiritual..................................................................................7

B. Prinsip Etika Pada Pelayanan Kesehatan Lansia..........................................8

BAB III..................................................................................................................10

KESIMPULAN......................................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................10

B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan angka harapan hidup (AHH) di Indonesia merupakan
salah satu indikator keberhasilambangunan di Indonesia. AHH tahun 2014
pada penduduk perempuan adalah 72,6 tahun dan laki-laki adalah 68,7
tahun. Kondisi ini akan meningkatkan jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu
18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2014, jumlah
penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan
diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa. Usia
lanjut akan menimbulkan masalah kesehatan karena terjadi kemunduran
fungsi tubuh apabila tidak dilakukan upaya pelayanan kesehatan dengan
baik.

Bab ini menjelaskan materi konsep lanjut usia dan perubahan-


perubahan yang terjadi pada proses menua. Setelah mempelajari Bab ini,
Anda mampu memahami konsep lanjut usia dan proses menua.
Kompetensi yang dicapai setelah mempelajari Bab ini adalah Anda
dapat menjelaskan tentang :
a. Definisi lansia
b. Batasan yang
diklasifikasikanlansi
a Ciri-ciri lansia
c. Perkembangan
lansia
Permasalahan
lansia di Indonesia
d. Tujuan pelayanan kesehatan
pada lanjut usia Pendekatan
perawatan pada lansia
e. Etika pada pelayanan
kesehatan lansia Teori 1
penuaan
f. Perubahan fisik pada
lansia Perubahan
psikologis pada lansia
Perubahan sosial pada
lansia Perubahan
terkait dengan
pekerjaan
g. Perubahan terkait peran sosial di masyarakat.

A. Rumusan Masalah
1. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia?

2. Komunikasi pada lansia?

3. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan


pada reaksi penolakan?
4. Fase-fase komunikasi pada lansia?

B. Tujuan Penulisan
1. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia.

2. Komunikasi pada lansia.

3. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan


pada reaksi penolakan
4. Fase-fase komunikasi pada lansia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN KEPERAWATAN LANJUT USIA

1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan,
kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya,
perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa
dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau
ditekan progresivitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien
lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif: yang keadaan fisiknya masih
mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk
kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun: yang keadaan
fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. perawat harus
mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini terutama tentang
hal-hal yang berhubunga dengan keberhasilan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan (personal
hygiene) sanga penting dalam usaha mencegah timbulnya
peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberihan
kurang mendapat perhatian.

2. Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk
mengadakan pendekatan adukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat
berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap segala sesuatu yang
asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat
yang akrab. Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian
dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk
menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.

1
Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar,
simpatik, dan service.
Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan
mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara
perlahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka
kea rah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang
dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar dimasa
lanjut usia ini mereka dapat merasa pua dan bahagia.

3. Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan
salah satu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi
kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesame klien lanjut usia
berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan social ini
merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang
dihadapinya adalh mahluk social yang membutuhkan orang lain.
Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan social
antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat
sendiri. Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
para lajut usia untuk mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi,
misalnya jalan pagi, menonton film, atau hiburan-hiburan lain.
Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia
luar, seperti menonton tv, mendengar radio, atau membaca majalah
dan surat kabar. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam
perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis
dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia. 

4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan
batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang di anutnya,
terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati
kematian.

1
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut
usia yang menghadapi kematian, DR. Tony Setyabudhi
mengemukakan bahwa maut seringkali menggugah rasa takut. Rasa
takut semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti
tidakpastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit /
penderitaan yang sering menyertainya, kegelisahan untuk tidak kumpul
lagi dengan keluarga / lingkungan sekitarnya.

B. Prinsip Etika Pada Pelayanan Kesehatan Lansia


Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan
pada lansia adalah (Kane et al, 1994, Reuben et al, 1996) :
Empati: istilah empati menyangkut pengertian “simpati atas dasar
pengertian yang dalam”artinya upaya pelayanan pada lansia harus
memandang seorang lansia yang sakit dengan pengertian, kasih sayang
dan memahami rasa penderitaan yang dialami oleh penderita tersebut.
Tindakan empati harus dilaksanakan dengan wajar, tidak berlebihan,
sehingga tidak memberi kesan over protective dan belas-kasihan. Oleh
karena itu semua petugas geriatrik harus memahami peroses fisiologis dan
patologik dari penderita lansia.
1. Non maleficence dan beneficence
Pelayanan pada lansia selalu didasarkan pada keharusan untuk
mengerjakan yang baik dan harus menghindari tindakan yang
menambah penderitaan (harm). Sebagai contoh, upaya pemberian
posisi baring yang tepat untuk menghindari rasa nyeri, pemberian
analgesik (kalau perlu dengan derivat morfina) yang cukup,
pengucapan kata-kata hiburan merupakan contoh berbagai hal yang
mungkin mudah dan praktis untuk dikerjakan.
2. Otonomi
Otonomi yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai
hak untuk menentukan nasibnya, dan mengemukakan keinginannya
sendiri. Tentu saja hak tersebut mempunyai batasan, akan tetapi di
bidang geriatri hal tersebut berdasar pada keadaan, apakah lansia
dapat membuat keputusan 1secara mandiri dan bebas. Dalam etika
ketimuran, seringakali hal ini dibantu (atau menjadi semakin rumit ?)
oleh pendapat keluarga dekat. Jadi secara hakiki, prinsip otonomi
berupaya untuk melindungi penderita yang fungsional masih kapabel
(sedangkan non-maleficence dan beneficence lebih bersifat
melindungi penderita yang inkapabel).
Dalam berbagai hal aspek etik ini seolah-olah memakai prinsip
paternalisme, dimana seseorang menjadi wakil dari orang lain untuk
membuat suatu keputusan (misalnya seorang ayah membuat
keputusan bagi anaknya yang belum dewasa).
3. Keadilan
Keadilan yaitu prinsip pelayanan pada lansia harus memberikan
perlakuan yang sama bagi semua. Kewajiban untuk memperlakukan
seorang penderita secara wajar dan tidak mengadakan pembedaan atas
dasar karakteristik yang tidak relevan.
4. Kesungguhan hati
Suatu prinsip untuk selalu memenuhi semua janji yang diberikan
pada seorang lansia.

1
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Lansia merupakan seorang laki-laki atau perempuan yang berusia
60 tahuan atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan (potensial),
maupun karena suatu hal tidak mampu lagi berperan secra aktif dalam
pembangunan (tidak potensial).
Dalam melakukan perawatan pada lansia ada beberapa pendekatan
yang dapat membantu kita seorang perawat dalam merawat lansia yaitu:
pendekatan secara fisik, psikis, social, dan pendekatan spiritual.
Dalam melakukan perawatan pada lansia pun, kita sebagai perawat
juga perlu memperhatiakan prinsip dan etika. Prinsip dan etika dalam
perawatan pada lansia yaitu: Non maleficence dan beneficence, otonomi,
keadilan, serta kesungguhan hati.

B. Saran
Komunikasi pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya
mudah dalam pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang sensitive
dalam perasaannya oleh sebab itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar
tidak menyinggung perasaannya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Sri & Hsian. 2019. Modul Bhan Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: UKI

Anda mungkin juga menyukai