Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH PROSES & DOKUMENTASI KEPERAWATAN

TEKNIK & APLIKASI DOKUMENTASI ASKEP PADA


POPULASI LANSIA

Oleh :

1. Silvia Handayani P27820716002


2. Cindy Aprilia P.P27820716006
3. Fitri Solichah P27820716009
4. Nur Harirotus S. P27820716011
5. Revi Ardian S.P. P27820716013
6. Winni Widyaputri B. P27820716014
7. Novia Faizzatur R. P27820716015
8. Bella Dama S. P27820716019
9. Nindya Rama P27820716022
10. Girindra Findyanto P27820716037

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah proses & dokumentasi
keperawatan yang berjudulTeknik & Aplikasi Dokumentasi Askep Pada Populasi
Lansia
Makalah ini dibuat dengan tujuan mempelajari apa itu Teknik & Aplikasi
Dokumentasi Askep Pada Populasi Lansia..
Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1 Ibu Adin Muafiro, S.ST., M.Kes selaku dosen pembimbing


2 Dan semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya.

Harapan penulis apabila ada kurang lebihnya mohon saran dan kritiknya
karena masih dalam taraf belajar.

Surabaya, 12 April 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujian Penulisan..............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Lansia 4
2.2 Penggolongan Lansia 4
2.3 Tujuan Perawatan Lansia 4
2.4 Peran Perawat Dalam Pelayanan Lansia 6
2.5 Tahap Dokumentasi Keperawatan Pada Lansia 6
2.6 Contoh Format dan Askep Pada Lansia 11
BAB III PENUTUP 42
3.1 Kesimpulan 42
3.2Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan
anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan
peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia baru
berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada
tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang
atau 8,9 persen. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta
jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 persen dari seluruh penduduk. Dan diperkirakan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari
waktu ke waktu. Angka harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data
Biro Pusat Statistik pada tahun 1968 adalah 45,7 tahun, pada tahun 1980 :
55.30 tahun, pada tahun 1985 : 58,19 tahun, pada tahun 1990 : 61,12 tahun,
dan tahun 1995 : 60,05 tahun serta tahun 2000 : 64.05 tahun (BPS.2000).
Pertambahan jumlah lansia Indonesia, dalam kurun waktu tahun 1990 - 2025,
tergolong tercepat di dunia (Kompas, 25 Maret 2002:10). Meningkatnya
jumlah lansia akan membutuhkan perawatan yang serius karena secara
alamiah lansia itu mengalami penurunan baik dari segi fisik, biologi maupun
mentalnya (Nugroho, 2004). Usia lanjut (USILA) merupakan tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia. Setiap orang yang dikaruniai
umur panjang akan mengalami tahapan ini. Dengan berhasilnya pelayanan
kesehatan yang ditandai dengan bertambahnya usia harapan hidup maka
kesempatan menjadi usila semakin besar sehingga diperkirakan jumlah usila
semakin bertambah. Dalam Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta
(1983) telah disepakati bahwa keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang didasarkan
pada pencapaian kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini asuhan

4
keperawatan yang diberikan kepada pasien bersifat komprehensif, ditujukan
pada individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam kondisi sehat dan sakit
yang mencakup seluruh kehidupan manusia. Sedangkan asuhan yang
diberikan berupa bantuian-bantuan kepada pasien karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan dan
atau kemauan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri. Pada makalah ini akan dibahas tentang dokumentasi asuhan
keperawatan lanjut usia, dimanan pendekatan yang digunakan adalah proses
keperawatan yang meliputi pengkajian (assessment), merumuskan diagnosa
keperawatan (Nursing diagnosis), merencanakan tindakan keperawatan
(intervention), melaksanakan tindakan keperawatan (Implementation) dan
melakukan evaluasi (Evaluation). Serta akan menjelaskan pula tentang
kebutuhan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritiual, dan tentang dementia pada
lansia. Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, maka kelompok usila
perlu mendapat perhatian dan pembinaan khusus baik oleh pemerintah atau
swasta maupun berbagai disiplin ilmu termasuk keperawatan, agar para usia
lanjut dapat mempertahankan kondisi kesehatannya sehingga tetap dapat
produktif, berperan aktif di masyarakat dan tetap bahagia di usia lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lansia?
2. Siapa saja yang tergolong lansia?
3. Apakah tujuan perawatan lansia?
4. Bagaimana peran perawat dalam berbagai jenis pelayanan lansia?
5. Bagaimana tahap dokumentasi pada populasi lansia?
6. Bagaimana contoh format dan asuhan keperawatan pada lansia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian lansia.
2. Mengetahui dan memahami penggolongan lansia.
3. Mengetahui dan memahami tujuan perawatan lansia.
4. Mengetahui dan memahami peran perawat dalam berbagai jenis pelayanan
lansia.
5. Mengetahui dan memahami tahap pendokumentasian pada populasi lansia.
6. Mengetahui contoh format dan asuhan keperawatan pada lansia.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan pembaca mengenai dokumentasi keperawatan pada
populasi lansia.
2. Sebagai sarana pendamping belajar selain buku induk dan literatur lain
yang telah ada.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lansia
Lansia ( menjadi tua ): suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau

6
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita.
2.2 Penggolongan Lansia
Menurut badan kesehatan sedunia ( WHO ), yang mengatakan
lansia dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

Usia 65-74 tahun di sebut usia lanjut muda.


Usia 75-84 tahun di sebut usia lanjut pertengahan.
Usia 85 tahun ke atas di sebut usia sangat lanjut.
2.3 Tujuan Perawatan Lansia
1. Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
dengan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan sehingga ia dapat memiliki ketenagaan hidup
dan tetap produktif sampai akhir hayat.
2. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau
semangat hidup lansia.
3. Dapat merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan sedini mungkin.
4. Mencari upaya semaksimal mungkin ,agar para lansia yang menderita
suatu penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan
yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara
kemandirian secara maksimal)
Terdapat beberapa hal yang penting dan karaketristik penyakit pada
usia lanjut yang perlu diperhatikan untuk memberikan keperawatan
yang baik,yaitu:
a) Penyakit pada usia lanjut biasanya bersifat multi matologi,
yang menyerang berbagi organ dan sistem,yang biasanya
berlangsung secara kronis.
b) Pada usia lanjut sudah terjadi pula berbagai penurunan fungsi
dan antomil tubuh akibat proses menua.
c) Penyakit pada usia lanjut biasanya sudah disertai dengan
kecacatan dan disabilitas.
d) Penyakit pada usia lanjut selalu mengandung aspek bio-psiko-
sosial.
Asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada
kelompok lanjut usia,apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:
a. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat
berupa dukunga tentanng personal hygiene: kebersihan gigi

7
dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri
termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga:
kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan :
makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariai
dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.
b. Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada
orang lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama
seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh
anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh,
perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet). Fokus
Keperawatan Lanjut Usia. Keperawatan lanjut usia berfokus
pada :
1) Peningkatan kesehatan (helth promotion).
2) Pencegahan penyakit (preventif)
3) Mengoptimalkan fungsi mental.
4) Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.

2.4 Peran Perawat dalam Berbagai Pelayanan Lansia


1. Di masyarakat
Di masyarakat perawat usia lanjut dapat bertugas di Puskesmas atau di
panti. Tugas perawat di puskesmas guna kepentingan para lanjut usia
tergantung dimana perawat tersebut menjalankan tugasnya.Seperti
diketahui tugas pokok Puskesmas diantaranya adalah: klinik rawat jalan
dan perawatan di rumah (=home nursing)
2. Perawat Lansia di Rumah Sakit
Di rumah sakit perawat lanjut usia dapat ditempatkan di berbagai tempat
pelayanan kesehatan lanjut usia,antara lain di poliklinik day hospital
bangsal akut atau bangsal kronis.Dipoliklinik,perawat bersama petugas
sosio-medik dan dokter geriatrik melakukan asesmen yang perlu dan
melaksanakan asuhan keperawatan ambulatoir yang perlu dikoordinasikan
dengan jenis pelayanan di rumah sakit yang lain,misalnya pengaturan
nutrisi,rehabilitasi dan pelayanan klinik siang.
2.5 Tahap Dokumentasi Keperawatan pada Populasi Lansia
1) PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

8
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien.
Beberapa Aspek yang perlu dikaji dalam dokumentasi keperawatan
populasi Lansia:
1. Identitas lansia.
2. Riwayat kesehatan lansia,
3. Status kesehatan fisik dan perubahan yang terjadi.
4. Kemungkinan Penyakit kronis yang ada.
5. Kebiasaan penggunaan obat.
6. Aktifitas kehidupan lansia sehari-hari.
7. Status kesehatan mental lansia.
8. Dukungan keluarga dan support sistem struktur dan fungsi
keluarga.
9. Status gizi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian pada
lansia, antara lain:
a. Lakukan pengkajian lebih dari sekali pada waktu berbeda.
b. Ukur penampilan lansia pada kondisi yang menyenangkan.
c. Menjamin alat bantu berfungsi dengan benar untuk validasi data
dari lansia.
d. Lakukan interview dengan keluarga/sahabat.
e. Gunakan komunikasi efektif untuk meningkatkan partisipasi
lansia.
f. Sadari status emosi dan masalah lansia yang dapat mempengaruhi
keakuratan data.
g. Ciptakan kenyamanan lingkungan saat mengkaji.
h. Pertimbangkan kemungkinan adanya efek fisik, fungsional dan
psikososial terhadap data yang diperoleh.

2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai
dasar intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.
Contoh diagnosa keperawatan pada lansia:
1. Potensial jatuh b/d penurunan ketajaman kelihatan.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen ,
kelemahan.
3. Resiko tinggi ifeksi b/d keadaan nutrisi keadaan imunitas tubuh.

9
4. Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri dan kerusakan muskulus
skeletal.
5. Kurang perawatan diri mandi, berpakaian dan pada eksteremitas
bawah b/d nyeri dan berpanjangan ketidak bergerakan.

3) INTERVENSI
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan
keperawatan dalam usaha membantu meringankan, memecahkan
masalah atau untu memenuhi kebutuhan klien. Contoh intervensi
keperawatan pada lansia:

1. Potensial jatuh b/d penurunan ketajaman penglihatan.


Tujuan:
Klien tidak jatuh.
Intervensi :
a. Ciptakan lingkungan yang aman
Tempat tidur dalam posisi rendah.
Adanya tempat brtpegangan yang kuat.
Adanya bel.
Penerangan yang cukup.
Sediakan peralatan yang diperlukan.
Sediakan alat bantu jalan yang sesuai.
b. Bantu kllien saat pindah tempat.
c. Ajarkan cara pindah tempat secara aman tampa bantuan.
d. Kaji keadaan rumah untuk faktor yang
menghalang/mendukung pada perubahan penglihatan.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan supalai oksigen,
kelemahan.
Tujuan :
Kllien mampu melakukan aktivitas.
Kien tidak lelah.
Klien tidak pusing.
Ttv dalam batas normal.
Intervensi:
a. Kaji aktivitas sehari-hari.
b. Ajarkan latihan untuk kaki setiap jam / ROM.
c. Ajarkan duduk kurang lebih 3-5 menit sebelum berdiri dan
berjalan.
d. Peningkatan frekwensi dan jarak aktivitas secara bertahap.

10
3. Risiko tinggi infeksi b/d nutrisi, imunitas tubuh.
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi.
Temperatur tubuh normal ( 36- 37oC).
Tidak terdapat kemerahan , iritasi disekitar luka.
Leukosit normal ( 4500 10.00).
Intervensi:
a. Ajarkan untuk meminimalkan kontak dengan patogen.
b. Jelaskan perlunya untuk mempertahankan hygiene ( misalkan :
mandi setiap hari, perawatan mulut, kaki dan perineal).
c. Kaji mulut dan kerongkongan dengan adanya tanda-tanda
infeksi.
d. Anjurkan minum 200 cc/hari.
e. Upaya perbaikan gizi, diet dengan cukup kalori dan protein.
f. Pemberian vitamin dan mineral yang cup.
4. Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri dan kerusakan muskulus
skeletal.
Tujuan:
Klien akan menjaga pergerakan dalam sepuluh langkah dengan
menginakan walker dan akan berpartisipasi dalam meninglatkan
program sehari-hari.
Intervensi: :
a. Konsul dengan fisioterapi untuk program memperkuat otot-otot
nya, perkembngn daya tahan tubuh ( kekuatan ) dengan dengan
cara mengunakan tangga percobaan dan latihan teratur.
b. Mengulangi latihan terapi fisik.
c. Memberikan umpan balik yang positif untuk pembuatan ulang.
d. Ajarkan untuk membuat batasan batasan tangga yang rendah
selama memperkuat parbaikan.
5. Kurang perawatan diri mandi , berpakaian dan pada eksteremitas
bawah b/d nyeri dan perpanjangan ketidak bergerakan
Tujuan:
Kilen dapat mandi, berpakaian dan membersihkan ekstremitas
bagian bawah dengan bantuan alat.
Intervensi:
a. Bantu klien dalam menempatkan klien jangka waktu pendek
dengan tujuan realistis, konsulkan dengan bantuan terapi untuk
pemakain alat khusus.
b. Anjurkan klien untuk mrngunakan alat bantu.

11
c. Menyediakan antuan dan mengajarkan keperluan-keperluan
perawatan diri.
d. Beri umpan balik yang positif untik mengulanginya.

4) IMPLEMENTASI
Implementasi yang dimaksud pengelolaan dan terwujutan dari rencana
keperawatan meliputi tindakan keperawatan yang direncanakan oleh
perawat, melaksanakan advis dokter dan ketentuan rumah sakit.

5) EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di tetapkan dan lakukan
dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan.

2.6 Contoh Format dan Asuhan Keperawatan Pada Lansia

Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.S Dengan Rematik (Osteoartritis)


Di Perumahan Villa Adi Prima Kota Sukabumi

A. Karakteristik Demografi

1. Identitas Diri Klien

Nama : Ny. S

Tempat/ tanggal lahir : Sukabumi, 10 Agustus 1936

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan terakhir : SKKP/ SMP

12
Golda :O

Agama : Islam

Status perkawinan : Janda

Alamat : JL.NakulaNo 10sukaraja

Keluarga atau orang lain yang penting/ yang dapat di hubungi

Nama : Ny. D

Alamat : JL.NakulaNo 10sukaraja

No. telp :

Jenis kelamin : perempuan

Hubungan dengan usila/klien : anak

1. Riwayat pekerjaan

Saat ini Ny.S tidak bekerja, sebelumnya Ny.S bekerja sebagai penjahit.
Sumber pendapatan Ny.S yang di dapat dari hasil kebun miliknya dan uang
pensiunan suaminya masih dapat mencukupi kebutuhan Ny.S sehari-hari.

2. Aktivitas rekreasi

Di rumah Ny.S suka masak-masak, Ny.S juga sering memasak untuk


cucu-cucunya yang tinggal dengan klien. Ny.S jarang pergi berwisata. Ny.S
sering mengikuti pengajian yang diadakan di masjid,biasanya diadakan
seminggu 2 kali.

3. Riwayat keluarga

1. Saudara/ anak kandung

13
Nama Keadaan saat ini keterangan

Tn. I Sehat Tinggal serumah

Ny. D Sehat Tinggal serumah

Tn. E Sehat Tidak tinggal serumah

Ny. R Sehat Tidak tinggal serumah

Ny. N Sehat Tidak tinggal serumah

Ny. Y Sehat Tinggal serumah

Ny. R Sehat Tidak tinggal serumah

Ny. A Sehat Tidak tinggal serumah

4. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)

Dalam 1 tahun terakhir tidak ada keluarga yang meninggal

5. Kunjungan keluarga

Setiap lebaran (Idul fitri) keluarga besar Ny.S selalu berkumpul di rumah Ny.
S.

B. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

1. Nutrisi

Ny.S mengatakan makan 3x sehari 1 centong, makannya selalu


habis. Setiap hari klien makan dengan nasi, sayur dan lauk dengan menu
yang berbeda. Ny.S lebih suka makan menggunakan tangan, klien selalu
mencuci tangannya sebelum makan. Ny.S mengatakan tidak suka makan
mie instan.

14
Ny.S mengatakan tidak ada riwayat alergi, pantangan ataupun keluhan
yang berhubungan dengan makan.

2. Eliminasi

BAK dan BAB

Klien mengatakan biasanya BAK 6x/hari dengan warna putih


bening,bau khas. Klien BAB 1x/ 2 hari dengan konsistensi lembek, warna
kuning kecoklatan dan bau khas. Biasanya klien BAB di pagi hari. Klien tidak
mempunyai keluhan mengenai BAK ataupun BAB.

3. Personal hygiene

a. Mandi

Ny.S mengatakan mandi sehari 2x dengan menggunakan sabun.

b. Oral hygiene

Ny.S tidak menggosok gigi karena Ny.S sudah tidak mempunyai gigi.

c. Cuci rambut

Biasanya Ny.S membersihkan rambutnya dengan shampo 2 hari 1x.

d. Kuku dan tangan

Ny.S mengatakan memotong kukunya setiap hari jumat, Ny.S juga sering
mencuci tangannya dengan sabun.

e. Istirahat dan tidur

Ny.S mengatakan tidurnya tidak bisa nyenyak karena Ny.S sering


terbangun di tengah malam, merasa kepalanya pusing dan sulit untuk bisa
tidur lagi. Keluarga Ny.S (anak klien) mengatakan Ny.S sering nglindur

15
saat tidur. Ny.S mengatakan biasa nonton tv sebelum tidur dan biasanya
Ny.S tidur malam jam 21.00-02.00dan tidur siangjam13.10-15.30

f. Kebiasaan mengisi waktu luang

Ny.S suka jalan-jalan ke pasar di pagi hari. Biasanya Ny.S menggunakan


waktu luangnya untuk nonton tv, memasak ataupun berkebun.

g. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Ny.S tidak pernah melakukan kebiasaan yang dapat menurunkan


kesehatannya seperti merokok, minum-minuman keras, Ny.S juga tidak
ada ketergantunag terhadap obat-obatan.

Uraian kronologis sehari-hari

Jenis kegiatan Lama waktu setiap kegiatan

Sholat tahajud 02.10 04.00

Sholat subuh 04.30 05.00

Masak untuk sarapan 05.00 06.00

Membersihkan halaman dan rumah 06.00 08.00

Belanja 08.00 09.00

Nonton tv 09.00 11.00

Masak untuk makan siang 11.00 12.00

Sholat duhur 12.00 12.30

Makan siang 12.30 13.00

Tidur siang 13.10 15.30

Mandi 15.30 15.45

16
Sholat asar 16.00 16.20

Nonton tv 16.30 17.20

Persiapan sholat magrib dan isya 17.20 19.30

Makan malam 19.30 20.00

Nonton tv 20.00 21.00

Tidur 21.00 02.00

C. Status Kesehatan

1. Status kesehatan saat ini

a. Keluhan utama 1 tahun terakhir :

Ny.S mengatakan pegal-pegal pada persendian bila Ny.S merasa


kecapean.

b. Gejala yang di rasakan

Ny.S mengatakan merasa pegal pada pundak, pinggul dan lutut.

c. Faktor pencetus

Ny.S mengatakan mungkin penyebabnya karena kelelahan.

d. Timbulnya keluhan

Ny.S mengatakan pegal-pegal timbul setelah beraktifitas berat.

e. Waktu timbulnya keluhan

Ny.S mengatakan timbul pegal setelah beraktifitas berat dan merasa


tambah pegal lagi setelah itu, biasanya di rasakan pada sore/ malam
hari. Ny.S mengatakan terkadang tidak bisa tidur karena nyeri.

17
f. Upaya mengatasi

Ny.S mengatakan biasanya kalau asam uratnya kambuh Ny.S memanggil


tukang pijat, Mengkonsumsi obat-obatan tradisional, Pergi ke klinik
pengobatan atau dokter praktik.

g. Riwayat kesehatan masa lalu

Penyakit yang pernah di derita

Ny.S mengatakan tidak pernah punya penyakit yang serius.

h. Riwayat alergi

Ny.S mengatakan tidak ada riwayat alergi.

i. Riwayat kecelakaan

Ny.S mengatakan dulu Ny.S pernah mengalami kecelakaan motor, tapi


lukanya tidak serius, hanya lecet-lecet saja.

j. Riwayat di rawat di rumah sakit

Ny.S mengatakan tidak pernah di rawat di rumah sakit.

k. Riwayat pemakaian obat

Ny.S mengatakan tidak ketergantungan dengan obat, bila sakit, Ny.S


mengkonsumsi jamu atau membeli obat yang di beli di warung.

3.Pengkajian / pemeriksaan fisik (observasi, pengukran, auskultasi, perkusi,


palpasi)

Keadaan umum (TTV) :TD 110/70 mmHg

18
N : 90 x / menit

RR : 20 x / menit

S : 36,5 C

1. BB/TB :40 Kg / 143 cm

2. Mata : bentuk simetris, konjungtiva ananemis,


skleraanikterik, penglihatan klien tidak jelas (+3)

3. Telinga :telinga klien bersih, bentuk simetris,


pendengaransudah agak berkurang

4. Mulut, gigi dan bibir : keadaan mulut baik, gigi tidak ada, bibir
agakKering.

5. Leher : baik, tidak ada pembesaran tiroid, Klien


mengatakan leher terasa kaku dan pegal

6. Dada

7. Jantung

Inspeksi :Simetris, tidak ada pembesaran

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : pekak

Auskultasi : Reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan

8. Paru

Inspeksi :Simetris, tidak ada odem

Palpasi : Taxtil premitus sama, tidak ada nyeri tekan

19
Perkusi : Redup

Auskultasi : Vasikuler

9. Abdomen

Inspeksi :Simetris

Auskultasi : Refluks 10x /mnt

Palpasi : Tidak ada pembesaran hati, tidak ada nyeri


tekan

Perkusi : Timpani

1. Fungsi reproduksi : sudah tidak bereproduksi/ tidak mengalami


menstruasi

2. Kulit : kriput, warna sawo matang, tugor kulit baik

3. Ekstrimitas atas : baik, dapat di gerakkan, CRT < 3 detik.

4. Ekstrimitas bawah : baik, dapat di gerakkan, ada nyeri tekan skala 5,


warna

kemerahan, akral hangat, kekuatan otot skala 4.

D. Hasil Pengkajian Khusus

2. Masalah kesehatan kronis

Berdasarkan analisa hasil, Ny.S penglihatannya sering


kabur, mata berair, pendengaran sudah berkurang, telinga sering
berdenging, sering nyeri pinggang dan tulang belakang, nyeri
persendian dan bengkak, nyeri pegal pada daerah tengkuk. Masalah
kesehatan Ny.Sdengan jumlah 19 yang menunjukan bahwa

20
Ny.Stidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan
kronis ringan.

2. Fungsi kognitif

Berdasarkan analisa hasil, Ny.S tidak bisa menjawab


pertanyaan di mana alamatnya. Dengan jumlah kesalahan total 1
yang menunjukan bahwa fungsi intelektual Ny.Sutuh.

3. Status fungsional

Analisa hasil dengan jumlah17 yang menunjukan bahwa Ny.S masih


bisa melakukan aktifitas dengan mandiri seperti mandi di kamar mandi,
menyiapkan pakaian dan mengenakannya, memakan makanan yang telah di
siapkan, memelihara kebersihan diri, dapat mengontrol pengeluaran fases dan
air kemih, berjalan tanpa alat bantu, menjalankan ibadah, melakukan
pekerjaan rumah, berbelanja, dll.

4. Status psikologis (skala depresi)

Ny.S mengatakan Ny.S sering merasa bosan. Dari analisa hasil dengan
Jumlah 1 yang menunjukan bahwa Ny.S Normal / tidak mengalami depresi.

5. Dukungan keluarga

Ny.S mengatakan selalu puas bahwa Ny.S dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) Ny.S untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan Ny.S,
Ny.Sselalupuas dengan cara keluarga (teman-teman) Ny.S membicarakan
sesuatu dengan Ny.S dan mengungkapkan masalah dengan Ny.S, Ny.Sselalu
puas bahwa keluarga (teman-teman) Ny.S menerima dan mendukung
keinginan Ny.S untuk melakukan aktivitas atau arah baru, Ny.Sselalu puas
dengan cara keluarga (teman-teman) Ny.S mengekspresikan afek dan
berespons terhadap emosi-emosi Ny.S, Ny.Skadang-kadang puas dengan cara
teman-teman Ny.S dan Ny.S menyediakan waktu bersama-sama.

21
Dari analisa hasil APGAR yang di peroleh dari Ny.S adalah 9 yang menunjukan
bahwa fungsi sosial Ny.S normal.

E. Lingkungan tempat tinggal

1. Kebersihan dan kerapian ruangan

Keadaan rumah Ny.S bersih dan rapi, Ny.S mengatakan


setiap hari membersihkan dan merapikan rumahnya sendiri.

2. Penerangan dan Sirkulasi udara

Pencahayaan dan sirkulasi di rumah Ny.S cukup, dilihat dari umah


Ny.S yang memiliki jendela dan ventilasi di setiap ruangan.

3. Keadaan kamar mandi dan wc

Rumah Ny.S memiliki kamar mandi beralaskan kramik, lantainya licin


karena sering basah . Wc berbentuk leherangsa dan terlihat bersih.

4. Pembuangan air kotor

Rumah Ny.S memiliki pembuangan air kotor (got).

5. Sumber air minum

Ny.S menggunakan air minum dari tanah (air tanah).

6. Pembuangan sampah

Pembuangan sampah ada di belakang rumah (10m), di bakar 2 minggu


sekali

7. Sumber pencemaran

asap dari dapur (Ny.S masih menggunakan tungku untukmemasak)

22
8. Penataan halaman (kalau ada)

9. Privasi

privasi cukup baik, kamar mandi Ny.S tertutup kamar tidur Ny.S memiliki
cendela dan pintu yang mudah di tutup.

10. Risiko injury

keadaan kamar mandi licin, tidak ada tangga di rumah Ny.S.

Lampiran :

1. Masalah kesehatan kronis

Keluhan kesehatan/ gejala yang


Tidak
di rasakan klien dalam waktu 3 Selalu Sering Jarang
No. pernah
bulan terakhir berkaitan dengan (3) (2) (1)
(0)
fungsi-fungsi

A. Fungsi Penglihatan

V
1. Penglihatan kabur

V
1. Mata berair

B. Fungsi pendengaran

1. Pendengaran V
berkurang

V
1. Telinga berdenging

C. Fungsi paru-paru

23
1. Batuk lama disertai V
keringat malam

V
1. Sesak nafas

V
1. Berdahak/sputum

D. Fungsi jantung

1. Jantung berdebar- V
debar

V
1. Cepat lelah

V
1. Nyeri dada

E. Fungsi pencernaan

V
1. Mual/ muntah

V
1. Nyeri ulu hati

1. Makan & minum V


banyak (berlebihan)

1. Perubahan kebiasaan
V
BAK
(mencret/sembelit)

F. Fungsi pergerakan

V
1. Nyeri kaki saat jalan

24
1. Nyeri pinggang dan V
tulang belakang

1. Nyeri persendian dan V


bengkak

G. Fungsi persyarafan

1. Lumpuh/kelemahan
V
pada kaki atau
tangan

V
1. Kehilangan rasa

V
1. Gemetar/tremor

1. Nyeri pegal pada V


daerah tengkuk

H. Fungsi saluran perkemihan

V
1. BAK banyak

1. Sering BAK pada V


malam hari

V
1. Tidak mampu
mengontrol
pengeluaran air

25
kemih (ngompol)

Jumlah 13 6 19

Analisa hasil :

Skor 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan kronis
ringan

Skor 26 50 : masalah kesehatan kronis sedang

Skor 51 : masalah kesehatan kronis berat

1. Fungsi kognitif

Pengkajian status kognitif dan afektif

Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Skor
No Pertanyaan Jawaban
+

V 1. Tanggal berapa hari ini? 20

Senin,07-10-
V 2. Hari apa sekarang ini? (hari, tanggal, tahun)
2013

V 3. Apa nama tempat ini? Rumah

4. Berapa nomor telepon anda?

Di mana alamat anda? (tanyakan bila klien tidak JL.Flores no 28


V 4a.
mempunyai telepon) tegal

V 5. Berapa umur anda? 76

V 6. Kapan anda lahir 10 Agustus 1946

26
V 7. Siapa presiden sekarang? SBY

V 8. Siapa presiden sebelumnya? Megawati

V 9. Siapa nama kecil ibu anda? Ami

Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari 30.000-5.000=


setiap angka baru, semua secara menurun 25.000

35.000-20.000 =
V 10.
5000

5000-3000 =
2000

Jumlah kesalahan total 1

Analisa hasil

Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh

Kesalahan 3-4 fungsi intelektual ringan

Kesalahan 5-7 fungsi intelektual sedang

Kesalahan 8-10 fungsi intelektual berat

1. Status fungsional

Mandiri Tergantung
No Aktifitas
(nilai 1) (nilai 0)

Mandi di kamar mandi (menggosok,


1. V
membersihkan dan mengeringkan badan)

2. Menyiapkan pakaian, menggunakan dan V

27
mengenakannya

3. Memakan makanan yang telah di siapkan V

Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri


4. (menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok V
gigi, mencukur kumis)

Buang air besar di WC (membersihkan dan


5. V
mengeringkan bokong)

6. Dapat mengontrol pengeluaran fases (tinja). V

Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan


7. V
dan mengeringkan daerah kemaluan).

8. Dapat menguntrol pegeluaran air kemih V

Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluar


9. V
ruangan tanpa alat bantu seperti tongkat

Menjalankan ibadah sesuai agama dan


10. V
kepercayaan yang dianut

Melakukan pekerjaan rumah seperti merapikan


11. tempat tidur, mencuci pakaian, memasak dan V
membersihkan ruangan

Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan


12. V
keluarga

Mengelola keuangan (menyimpan dan


13. V
menggunakan uang sendiri)

Menggunakan sarana transportasi umum untuk


14. V
bepergian

15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan V

28
aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat)

Merencanakan dan mengambil keputusan untuk


kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang,
16. V
aktivitas social yang dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan.

Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan


17. keagamaan, social, rekreasi, olahraga dan V
menyalurkan hobi).

Jumlah 17

Analisa hasil :

Skor 13 17 : mandiri

Skor 0 12 : ketergantungan

1. Pengkajian status fungsional yang belum di modifikasi

A : Kemandirian dalam hal makan,kontinen, berpindah, ke ka,ar kecil, berpakaian


dan mandi

1. Status psikologis

Modifikasi skala depresi geriatrik yesavage

No Apakah Bapak/Ibu dalam satu minggu terakhir Jawaban

1 Merasa puas dengan hidup yang di jalani? Ya Ya

Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan


2 Tidak Tidak
aktivitas anda?

3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Tidak Tidak

4 Sering merasa bosan? Tidak Ya

29
5 Penuh pengharapan akan masa depan? Ya Ya

6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? Ya Ya

Di ganggu oleh pikirang-pikiran yang tidak dapat


7 Tidak Tidak
di ungkapkan?

8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu? Ya Ya

9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? Tidak Tidak

10 Sering kali merasa tidak berdaya ? Tidak Tidak

11 Sering merasa gelisah dan gugup? Tidak Tidak

Memilih tinggal di rumah daripada pergi


12 Tidak Tidak
melakukan sesuatu yang bermanfaat?

13 Sering kali merasa khawatir akan masa depan? Tidak Tidak

Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan


14 Tidak Tidak
daya ingat di bandingkan orang lain?

Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan


15 Ya Ya
sekarang?

16 Sering kali merasa merana? Tidak Tidak

17 Merasa kurang bahagia? Tidak Tidak

18 Sangat khawatir terhadap masa lalu? Tidak Tidak

Merasakan bahwa hidup ini sangat


19 Ya Ya
menggairahkan?

Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang


20 Tidak Tidak
baru?

21 Merasa dalam keadaan penuh semangat? Ya Ya

22 Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan? Tidak Tidak

30
Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik
23 Tidak Tidak
daripada anda?

24 Seringkali menjadi kesal dengan hal yang sepele? Tidak Tidak

25 Seringkali merasa ingin menangis? Tidak Tidak

26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi? Tidak Tidak

27 Menikmati tidur? Ya Ya

28 Memilih menghindar dari kumpulan social? Tidak Tidak

29 Mudah mengambil keputusan? Ya Ya

30 Mempunyai pikiran yang jernih? Ya Ya

Jumlah 2

Analisa hasil :

= terganggu nilai 1

= normal nilai 0

Nilai : 6 15 ; depresi ringan sampai sedang

Nilai : 16 30 ; depresi berat

Nilai : 0 5 ; normal

1. Pengkajian status sosial

Status sosal lansia dapat di ukur dengan menggunakan APGAR Keluarga.


Penilaian : bila pertanyaan-pertanyaan yang di jawab selalu (poin 2), kadang-
kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0)

APGAR Keluarga

31
No Fungsi Uraian Skore

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-


1. Adaptasi teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu 2
menyusahkan saya.

Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya


2. Hubungan membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan 2
masalah dengan saya.

Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima dan


3. Pertumbuhan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau 2
arah baru.

Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya


4. Afeksi mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-emosi 2
saya, seperti marah, sedih atau mencintai.

Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya


5. Pemecahan 1
menyediakan waktu bersama-sama.

Analisa hasil :

Skor 8-10 ; fungsi sosial normal

Skor 5-7; fungsi sosial cukup

Skor 0-4 ; fungsi sosial kurang/ suka menyendiri

Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. Ds :

32
Ny.S mengatakan destruksi Nyeri akut
sendi
P = Pegal2 timbul setelah beraktifitas
berat.

Q = Seperti di terjerat tali.

R = Pegal-pegal pada pundak,


pinggul dan lutut.

S = Skala 5

T = Biasanya di rasakan pada


sore/ malam hari.

Ny.S mengatakan pegal-pegal


pada persendian bila Ny.S merasa
kecapean.

Ny.S mengatakan terkadang tidak


bisa tidur karena nyeri.

Do :

Ny.S tampak meringis kesakitan

Ny.S tampak gelisah

Ny.S tampak berhati-hati saat


bergerak.

Kekuatan otot ekstrimitas bawah


skala 4.

Terdapat nyeri tekan di pundak,


pinggul dan lutut.

33
Warna kulit pada bets terlihat
kemerahan, akral hangat, kekuatan otot
skala 4.

2. Ds :

Ny.S mengatakan tidurnya tidak pergeseran Deprivasi


bisa nyenyak. tahap tidur tidur
terkait
Ny.S mengatakan biasa nonton tv
dengan
sebelum tidur.
proses
penuaan
Ny.S mengatakan sering
terbangun tengah malam dan merasa
kepalanya pusing.

Ny.S mengatakan bila sudah


bangun sulit untuk tidur lagi.

Keluarga Ny.S (anak klien)


mengatakan Ny.S sering nglindur saat
tidur.

Ny.S mengatakan tidur malam


jam 21.00-02.00dan tidur siangjam13.10-
15.30

Ny.S mengatakan bila beraktifitas


cepat lelah.

Do :

34
Ny.S tampak mengantuk

Ny.S terlihat pucat

Terdapat kantong mata

Konjungtiva Ny.S terlihat


kemerahan.

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan destruksi sendi.

2. Deprivasi tidur berhubungan dengan pergeseran tahap tidur terkait


dengan proses penuaan.

Diagnos
No Tujuan Intervensi Rasional Ev
a

1. Nyeri Setelah dilakukan Men


1. Kaji nyeri, catat
akut tindakan nyeri hi
lokasi dan 1. Matras yang
berhubu keperawatan selama terkontr
intensitas (skala lembut/empuk,
ngan 324 jam
0-10). Catat bantal yang besar Te
dengan diharapkan :
faktor-faktor akan mencegah rileks, d
destruks yang pemeliharaan
Menunjukkan tidur/be
i sendi. mempercepat kesejajaran tubuh
nyeri hilang/ dan ber
dan tanda-tanda yang tepat,
terkontrol. dalam a
rasa sakit non menempatkan stress
sesuai
verbal. pada sendi yang
Terlihat rileks,
kemam
sakit. Peninggian
dapat
linen tempat tidur
tidur/beristirahat M
menurunkan tekanan
dan berpartisipasi 1. Berikan program
pada sendi yang
dalam aktivitas matras/kasur farmako
terinflamasi/nyeri.
sesuai kemampuan. keras, bantal yang di
kecil. Tinggikan 2. Memfokuskan

35
Mengikuti Mengga
linen tempat kembali perhatian,
program keteram
tidur sesuai memberikan
farmakologis yang relaksas
kebutuhan. stimulasi, dan
diresepkan. aktivita
meningkatkan rasa
ke dalam
percaya diri dan

perasaan sehat. program


Menggabungkan
nyeri.
keterampilan 3. Sebagai anti
relaksasi dan inflamasi dan efek
aktivitas hiburan ke analgesik ringan
dalam program dalam mengurangi
kontrol nyeri. kekakuan dan
meningkatkan
mobilitas.

4. Rasa dingin dapat


menghilangkan nyeri
dan bengkak selama
periode akut.

5. Penggunaan jahe
dapat mengurangi
gejala inflamasi dan
gejala rematik pada
pasien.

1. Libatkan dalam
aktivitas hiburan
yang sesuai

36
untuk situasi
individu.

1. Kolaborasi:
Berikan obat-
obatan sesuai
petunjuk.

1. Berikan es
kompres dingin
jika dibutuhkan.

1. Anjurkan pasien
untuk terapi
herbal dengan

37
menggunakan
jahe

1. Membantu
dalam
menentuka
n
kebutuhan
manajeme
n nyeri dan
keefektifan
program.

2. Depriva Setelah dilakukan


1. Ciptakan
si tidur tindakan Menunj
lingkungan 1. Pemberian analgesik
berhubu keperawatanselama ur yang
rasa nyaman untuk klien yang
ngan 224 jam diharapkan : dibuktik
dan rileks nyeri dapat
dengan dengan
untuk klien. membantu klien tidur
Menunjukkantidur
pergeser segar se
nyenyak.
yang dibuktikan dengan
an tahap tidur
perasaan segar setelah 2. Kebiasaan sebelum
tidur
tidur 1. Anjurkan tidur yang baik dapat Pe
terkait
pasien untuk membuat pkiran gejala d
dengan
Penurunan gejala minum obat rileks. tidur
proses
deprivasi tidur analgesik
penuaan
sebelum tidur. Ku
. Kualitas tidur
tidur m
meningkat
Tid
Tidak ada 1. Latihan fisik yang
ganggu
gangguan tidur. berlebihan dapat
menyebabkan
kelelahan.
1. Bantu
kebiasaan

38
klien sebelum 2. Memberikan
tidur misalnya informasi kepada
mendengarka klien dan keluarga
n musik, tentang faktor apa
membaca dan saja yang dapat
berdoa. mengganggu tidur.

2. Hindari
latihan fisik
yang
berlebihan
sebelum tidur

1. Ajarkan pada
klien dan
keluarga
tentang faktor
yang dapat
mengganggu
tidur.

1. Lingkun
gan
yang
tenang
dapat
mening
katkan
kualitas
tidur
klien.

Intervensi

39
Implementasi

No. Tanggl Intervensi Respon

1. Senin,07- Ds: Ny.S mengatakan


1. Mengkaji dan mencatat
10-2013
lokasi dan intensitas P = Pegal-pegal timbul setelah
beraktifitas berat.

Q = Seperti di terjerat tali.

R = Pegal-pegal pada pundak, pinggul


dan lutut.

S = Skala nyeri berkurang menjadi 4

T = di rasakan pada sore/ malam hari

Do: Ny.S tampak lebih rileks

Ds : Ny.S mengatakan terasa pegal


bila gerak.

Do : Ny.S tampak memijat-mijati


kakinya.
1. Catat faktor-faktor yang
mempercepat dan tanda-
tanda rasa sakit non
verbal. Ds: Ny.S mengatakan nyaman

Do: Ny.S terlihat rileks

1. Berikan matras/kasur Ds:

40
Do: Ny.S terlihat sibuk menonton tv.
keras, bantal kecil.

1. Libatkan dalam aktivitas


hiburan yang sesuai Ds:- Ny.S mengatakan nyerinya
untuk situasi individu. berkurang

Do:- Nyeri berkurang menjadi skala 4

1. Berikan kompres hangat


Ds : Ny.S mengatakan kondisinya
jika dibutuhkan.
sedikit lebih baik.

Do :

1. menganjurkan pasien
untuk mengkonsumsi
obat herbal dengan
menggunakan jahe.

2. Senin,07- Ds : Ny.S mengatakan lebih nyaman


1. Mengatur posisi yang
10-2013 miring ke kanan
nyaman untuk tidur,
tempat tidur yang bersih Do : Ny.S tampak nyaman
dan rapi.

1. Menganjurkan pasien
minum obat analgesik Ds : Ny.S mengatakan bisa tidur
yang di berikan dokter nyenyak
sebelum tidur.
Do :- Ny.Sminum analsik setelah
makan 31 hari

41
Ds : -Ny.S mengatakan suka nonton tv
sebelum tidur
1. Membantu kebiasaan
klien sebelum tidur Ny.Smengatakan selalu
misalnya mendengarkan membaca doa sbelum tidur
musik, membaca dan
berdoa. Do :

Ds : Ny.S mengatakan tidak jarang


melakukan aktivitas yang berat
1. menghindari latihan fisik
sebelum tidur.
yang berlebihan sebelum
tidur Do : Ny.S terlihat rileks.

Ds : Ny.S dan keluarga klien


mengatakan paham terhadap apa yang
1. memberikan informasi
di sampaikan perawat.
pada klien dan keluarga
tentang faktor yang
Keluarga Ny.S mengatakan
dapat mengganggu
bersedia untuk menerapkan apa yang di
sampaikan perawat.

Do : Ny.S tampak kooperatif

Evaluasi

42
No. Tanggal Diagnosa kep. Evaluasi

Senin,07- Nyeri kronis S:


1.
10-2013 berhubungan dengan
Ny.Smengatakan
destruksi sendi.

P = Pegal2 timbul setelah


beraktifitas berat.

Q = Seperti di terjerat tali.

R = Pegal-pegal pada pundak,


pinggul dan lutut.

S = Skala nyeri berkurang


menjadi 4

T = di rasakan pada sore/ malam


hari

Ny.Smengatakan terasa
pegal bila gerak.

Ny.Smengatakan nyaman

Ny.Smengatakan nyerinya
berkurang

Ny.S mengatakan
kondisinya sedikit lebih baik

O:

Ny.Stampak lebih rileks

43
Ny.Stampak memijat-
mijati kakinya.

Ny.Sterlihat rileks

Ny.S terlihat sibuk


menonton tv.

Nyeri berkurang menjadi


skala 4

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Senin,07- Deprivasi tidur S:


1.
10-2013 berhubungan dengan
Ny.Smengatakan lebih
pergeseran tahap tidur
nyaman miring ke kanan.
terkait dengan proses
penuaan.
Ny.S mengatakan bisa
tidur nyeyak.

Ny.Smengatakan suka
nonton tv sebelum tidur.

Ny.S mengatakan selalu


membaca doa sbelum tidur.

Ny.Smengatakan tidak
jarang melakukan aktifitas yang
berat sebelum tidur.

Ny.S dan keluargaNy.S


mengatakan paham terhadap apa

44
yang di sampaikan perawat.

Keluarga Ny.S
mengatakan bersedia untuk
menerapkan apa yang di
sampaikan perawat.

O:

Ny.S tampak nyaman

Ny.Sdiberi analsik 31
hari setelah makan

Ny.S terlihat rileks.

Ny.S tampak kooperatif

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

45
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dokumentasi secara umum merupakan suatu catatan otentik atau semua


warkat asli yang dapat dijadikan dalam persoalan hokum, dan merupakan bukti
pencatatan dalam pelaporan yang dimiliki perawat dan tim kesehatan lainnya.
Dokumentasi keperawatan ini mengacu pada nursing proses yang terdiri dari
pengkajian, dignosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stress lingkungan (Pudjiasti & Utomo, 2003). Salah satu
masalah yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia adalah demensia yang
lebih dikenal dengan kepikunan. Untuk mencegah demensia pada lansia tersebut,
solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan melakukan tes MMSE, dimana tes ini
sangat mudah di kerjakan dan dilakukan untuk para lansia sehari-harinya.

Bio-Psiko-Sosial-Spiritual sangatlah penting untuk para lansia karena


kebutuhan mereka haruslah sangat terpenuhi dimana para lansia secara tidak sadar
suka terganggu dan butuh di motivasi oleh seorang perawat agar kebutuhan bio-
psiko-sosial dan spiritualnya terpenuhi.

46
3.2 Saran

47
DAFTAR PUSTAKA

Budi Ana Keliat. 1996. Proses Keperawatan.jakarta,EGC

Carpenito, LJ. 1995. Hand Bookof Nursing Diagnosis. Philadelphia, J.B.


Lippincott.

Griffit, JW and Christensen, PJ. 1948. Nursing Process Application ofTheories


Frameworks and Models. CV. Mosby Company.

Author.2001.Sympton of Dementia.American Family Physician.http://www.aafp.


org/afp/2001/0215/p717.html. (3 Mei 2011)

Ag Masykur & Fathani A.B. 2008.Mathematical Intellegince. Jogjakarta: Ar ruz


Media Group.

Harvey, Robinson & Rossor. 2003. The prevalence and causes of dementia in
people under the age of 65 years. Journal Neurosurgery Psychiatry, 74: 1206-
1209.

Markam, S. Latihan Vitalisasi Otak (Senam untuk Kebugaran Fisik Dan Otak).
Jakarta: Grasindo.

Nugroho. 2000.Keperawatan Gerontik.Edisi 2. Jakarta: EGC, hal.13, 19-28, 42-


43.

Pudjiastuti & Utomo. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC, hal 2-8

Santoso, H dan A. Ismail. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia. Jakarta: Gunung
Mulia, hal.50.

Suara Merdeka. 30 Juni, 2010. Demensia Pada Lansia. Suara Merdeka.

Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998. Behavioral symptom of dementia.

48
https://botolinfus.wordpress.com/2013/10/13/dokumentasi-asuhan-keperawatan-
lansia/

http://solusiayurveda.wordpress.com

49

Anda mungkin juga menyukai