Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah proses & dokumentasi
keperawatan yang berjudulTeknik & Aplikasi Dokumentasi Askep Pada Populasi
Lansia
Makalah ini dibuat dengan tujuan mempelajari apa itu Teknik & Aplikasi
Dokumentasi Askep Pada Populasi Lansia..
Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Harapan penulis apabila ada kurang lebihnya mohon saran dan kritiknya
karena masih dalam taraf belajar.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujian Penulisan..............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Lansia 4
2.2 Penggolongan Lansia 4
2.3 Tujuan Perawatan Lansia 4
2.4 Peran Perawat Dalam Pelayanan Lansia 6
2.5 Tahap Dokumentasi Keperawatan Pada Lansia 6
2.6 Contoh Format dan Askep Pada Lansia 11
BAB III PENUTUP 42
3.1 Kesimpulan 42
3.2Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
keperawatan yang diberikan kepada pasien bersifat komprehensif, ditujukan
pada individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam kondisi sehat dan sakit
yang mencakup seluruh kehidupan manusia. Sedangkan asuhan yang
diberikan berupa bantuian-bantuan kepada pasien karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan dan
atau kemauan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri. Pada makalah ini akan dibahas tentang dokumentasi asuhan
keperawatan lanjut usia, dimanan pendekatan yang digunakan adalah proses
keperawatan yang meliputi pengkajian (assessment), merumuskan diagnosa
keperawatan (Nursing diagnosis), merencanakan tindakan keperawatan
(intervention), melaksanakan tindakan keperawatan (Implementation) dan
melakukan evaluasi (Evaluation). Serta akan menjelaskan pula tentang
kebutuhan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritiual, dan tentang dementia pada
lansia. Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, maka kelompok usila
perlu mendapat perhatian dan pembinaan khusus baik oleh pemerintah atau
swasta maupun berbagai disiplin ilmu termasuk keperawatan, agar para usia
lanjut dapat mempertahankan kondisi kesehatannya sehingga tetap dapat
produktif, berperan aktif di masyarakat dan tetap bahagia di usia lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lansia?
2. Siapa saja yang tergolong lansia?
3. Apakah tujuan perawatan lansia?
4. Bagaimana peran perawat dalam berbagai jenis pelayanan lansia?
5. Bagaimana tahap dokumentasi pada populasi lansia?
6. Bagaimana contoh format dan asuhan keperawatan pada lansia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian lansia.
2. Mengetahui dan memahami penggolongan lansia.
3. Mengetahui dan memahami tujuan perawatan lansia.
4. Mengetahui dan memahami peran perawat dalam berbagai jenis pelayanan
lansia.
5. Mengetahui dan memahami tahap pendokumentasian pada populasi lansia.
6. Mengetahui contoh format dan asuhan keperawatan pada lansia.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan pembaca mengenai dokumentasi keperawatan pada
populasi lansia.
2. Sebagai sarana pendamping belajar selain buku induk dan literatur lain
yang telah ada.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lansia
Lansia ( menjadi tua ): suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
6
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita.
2.2 Penggolongan Lansia
Menurut badan kesehatan sedunia ( WHO ), yang mengatakan
lansia dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
7
dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri
termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga:
kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan :
makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariai
dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.
b. Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada
orang lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama
seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh
anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh,
perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet). Fokus
Keperawatan Lanjut Usia. Keperawatan lanjut usia berfokus
pada :
1) Peningkatan kesehatan (helth promotion).
2) Pencegahan penyakit (preventif)
3) Mengoptimalkan fungsi mental.
4) Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
8
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien.
Beberapa Aspek yang perlu dikaji dalam dokumentasi keperawatan
populasi Lansia:
1. Identitas lansia.
2. Riwayat kesehatan lansia,
3. Status kesehatan fisik dan perubahan yang terjadi.
4. Kemungkinan Penyakit kronis yang ada.
5. Kebiasaan penggunaan obat.
6. Aktifitas kehidupan lansia sehari-hari.
7. Status kesehatan mental lansia.
8. Dukungan keluarga dan support sistem struktur dan fungsi
keluarga.
9. Status gizi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian pada
lansia, antara lain:
a. Lakukan pengkajian lebih dari sekali pada waktu berbeda.
b. Ukur penampilan lansia pada kondisi yang menyenangkan.
c. Menjamin alat bantu berfungsi dengan benar untuk validasi data
dari lansia.
d. Lakukan interview dengan keluarga/sahabat.
e. Gunakan komunikasi efektif untuk meningkatkan partisipasi
lansia.
f. Sadari status emosi dan masalah lansia yang dapat mempengaruhi
keakuratan data.
g. Ciptakan kenyamanan lingkungan saat mengkaji.
h. Pertimbangkan kemungkinan adanya efek fisik, fungsional dan
psikososial terhadap data yang diperoleh.
2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai
dasar intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.
Contoh diagnosa keperawatan pada lansia:
1. Potensial jatuh b/d penurunan ketajaman kelihatan.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen ,
kelemahan.
3. Resiko tinggi ifeksi b/d keadaan nutrisi keadaan imunitas tubuh.
9
4. Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri dan kerusakan muskulus
skeletal.
5. Kurang perawatan diri mandi, berpakaian dan pada eksteremitas
bawah b/d nyeri dan berpanjangan ketidak bergerakan.
3) INTERVENSI
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan
keperawatan dalam usaha membantu meringankan, memecahkan
masalah atau untu memenuhi kebutuhan klien. Contoh intervensi
keperawatan pada lansia:
10
3. Risiko tinggi infeksi b/d nutrisi, imunitas tubuh.
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi.
Temperatur tubuh normal ( 36- 37oC).
Tidak terdapat kemerahan , iritasi disekitar luka.
Leukosit normal ( 4500 10.00).
Intervensi:
a. Ajarkan untuk meminimalkan kontak dengan patogen.
b. Jelaskan perlunya untuk mempertahankan hygiene ( misalkan :
mandi setiap hari, perawatan mulut, kaki dan perineal).
c. Kaji mulut dan kerongkongan dengan adanya tanda-tanda
infeksi.
d. Anjurkan minum 200 cc/hari.
e. Upaya perbaikan gizi, diet dengan cukup kalori dan protein.
f. Pemberian vitamin dan mineral yang cup.
4. Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri dan kerusakan muskulus
skeletal.
Tujuan:
Klien akan menjaga pergerakan dalam sepuluh langkah dengan
menginakan walker dan akan berpartisipasi dalam meninglatkan
program sehari-hari.
Intervensi: :
a. Konsul dengan fisioterapi untuk program memperkuat otot-otot
nya, perkembngn daya tahan tubuh ( kekuatan ) dengan dengan
cara mengunakan tangga percobaan dan latihan teratur.
b. Mengulangi latihan terapi fisik.
c. Memberikan umpan balik yang positif untuk pembuatan ulang.
d. Ajarkan untuk membuat batasan batasan tangga yang rendah
selama memperkuat parbaikan.
5. Kurang perawatan diri mandi , berpakaian dan pada eksteremitas
bawah b/d nyeri dan perpanjangan ketidak bergerakan
Tujuan:
Kilen dapat mandi, berpakaian dan membersihkan ekstremitas
bagian bawah dengan bantuan alat.
Intervensi:
a. Bantu klien dalam menempatkan klien jangka waktu pendek
dengan tujuan realistis, konsulkan dengan bantuan terapi untuk
pemakain alat khusus.
b. Anjurkan klien untuk mrngunakan alat bantu.
11
c. Menyediakan antuan dan mengajarkan keperluan-keperluan
perawatan diri.
d. Beri umpan balik yang positif untik mengulanginya.
4) IMPLEMENTASI
Implementasi yang dimaksud pengelolaan dan terwujutan dari rencana
keperawatan meliputi tindakan keperawatan yang direncanakan oleh
perawat, melaksanakan advis dokter dan ketentuan rumah sakit.
5) EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di tetapkan dan lakukan
dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan.
A. Karakteristik Demografi
Nama : Ny. S
12
Golda :O
Agama : Islam
Nama : Ny. D
No. telp :
1. Riwayat pekerjaan
Saat ini Ny.S tidak bekerja, sebelumnya Ny.S bekerja sebagai penjahit.
Sumber pendapatan Ny.S yang di dapat dari hasil kebun miliknya dan uang
pensiunan suaminya masih dapat mencukupi kebutuhan Ny.S sehari-hari.
2. Aktivitas rekreasi
3. Riwayat keluarga
13
Nama Keadaan saat ini keterangan
5. Kunjungan keluarga
Setiap lebaran (Idul fitri) keluarga besar Ny.S selalu berkumpul di rumah Ny.
S.
1. Nutrisi
14
Ny.S mengatakan tidak ada riwayat alergi, pantangan ataupun keluhan
yang berhubungan dengan makan.
2. Eliminasi
3. Personal hygiene
a. Mandi
b. Oral hygiene
Ny.S tidak menggosok gigi karena Ny.S sudah tidak mempunyai gigi.
c. Cuci rambut
Ny.S mengatakan memotong kukunya setiap hari jumat, Ny.S juga sering
mencuci tangannya dengan sabun.
15
saat tidur. Ny.S mengatakan biasa nonton tv sebelum tidur dan biasanya
Ny.S tidur malam jam 21.00-02.00dan tidur siangjam13.10-15.30
16
Sholat asar 16.00 16.20
C. Status Kesehatan
c. Faktor pencetus
d. Timbulnya keluhan
17
f. Upaya mengatasi
h. Riwayat alergi
i. Riwayat kecelakaan
18
N : 90 x / menit
RR : 20 x / menit
S : 36,5 C
4. Mulut, gigi dan bibir : keadaan mulut baik, gigi tidak ada, bibir
agakKering.
6. Dada
7. Jantung
Perkusi : pekak
8. Paru
19
Perkusi : Redup
Auskultasi : Vasikuler
9. Abdomen
Inspeksi :Simetris
Perkusi : Timpani
20
Ny.Stidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan
kronis ringan.
2. Fungsi kognitif
3. Status fungsional
Ny.S mengatakan Ny.S sering merasa bosan. Dari analisa hasil dengan
Jumlah 1 yang menunjukan bahwa Ny.S Normal / tidak mengalami depresi.
5. Dukungan keluarga
Ny.S mengatakan selalu puas bahwa Ny.S dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) Ny.S untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan Ny.S,
Ny.Sselalupuas dengan cara keluarga (teman-teman) Ny.S membicarakan
sesuatu dengan Ny.S dan mengungkapkan masalah dengan Ny.S, Ny.Sselalu
puas bahwa keluarga (teman-teman) Ny.S menerima dan mendukung
keinginan Ny.S untuk melakukan aktivitas atau arah baru, Ny.Sselalu puas
dengan cara keluarga (teman-teman) Ny.S mengekspresikan afek dan
berespons terhadap emosi-emosi Ny.S, Ny.Skadang-kadang puas dengan cara
teman-teman Ny.S dan Ny.S menyediakan waktu bersama-sama.
21
Dari analisa hasil APGAR yang di peroleh dari Ny.S adalah 9 yang menunjukan
bahwa fungsi sosial Ny.S normal.
6. Pembuangan sampah
7. Sumber pencemaran
22
8. Penataan halaman (kalau ada)
9. Privasi
privasi cukup baik, kamar mandi Ny.S tertutup kamar tidur Ny.S memiliki
cendela dan pintu yang mudah di tutup.
Lampiran :
A. Fungsi Penglihatan
V
1. Penglihatan kabur
V
1. Mata berair
B. Fungsi pendengaran
1. Pendengaran V
berkurang
V
1. Telinga berdenging
C. Fungsi paru-paru
23
1. Batuk lama disertai V
keringat malam
V
1. Sesak nafas
V
1. Berdahak/sputum
D. Fungsi jantung
1. Jantung berdebar- V
debar
V
1. Cepat lelah
V
1. Nyeri dada
E. Fungsi pencernaan
V
1. Mual/ muntah
V
1. Nyeri ulu hati
1. Perubahan kebiasaan
V
BAK
(mencret/sembelit)
F. Fungsi pergerakan
V
1. Nyeri kaki saat jalan
24
1. Nyeri pinggang dan V
tulang belakang
G. Fungsi persyarafan
1. Lumpuh/kelemahan
V
pada kaki atau
tangan
V
1. Kehilangan rasa
V
1. Gemetar/tremor
V
1. BAK banyak
V
1. Tidak mampu
mengontrol
pengeluaran air
25
kemih (ngompol)
Jumlah 13 6 19
Analisa hasil :
Skor 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan kronis
ringan
1. Fungsi kognitif
Skor
No Pertanyaan Jawaban
+
Senin,07-10-
V 2. Hari apa sekarang ini? (hari, tanggal, tahun)
2013
26
V 7. Siapa presiden sekarang? SBY
35.000-20.000 =
V 10.
5000
5000-3000 =
2000
Analisa hasil
1. Status fungsional
Mandiri Tergantung
No Aktifitas
(nilai 1) (nilai 0)
27
mengenakannya
28
aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat)
Jumlah 17
Analisa hasil :
Skor 13 17 : mandiri
Skor 0 12 : ketergantungan
1. Status psikologis
29
5 Penuh pengharapan akan masa depan? Ya Ya
30
Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik
23 Tidak Tidak
daripada anda?
27 Menikmati tidur? Ya Ya
Jumlah 2
Analisa hasil :
= terganggu nilai 1
= normal nilai 0
Nilai : 0 5 ; normal
APGAR Keluarga
31
No Fungsi Uraian Skore
Analisa hasil :
Analisa Data
1. Ds :
32
Ny.S mengatakan destruksi Nyeri akut
sendi
P = Pegal2 timbul setelah beraktifitas
berat.
S = Skala 5
Do :
33
Warna kulit pada bets terlihat
kemerahan, akral hangat, kekuatan otot
skala 4.
2. Ds :
Do :
34
Ny.S tampak mengantuk
Diagnosa Keperawatan
Diagnos
No Tujuan Intervensi Rasional Ev
a
35
Mengikuti Mengga
linen tempat kembali perhatian,
program keteram
tidur sesuai memberikan
farmakologis yang relaksas
kebutuhan. stimulasi, dan
diresepkan. aktivita
meningkatkan rasa
ke dalam
percaya diri dan
5. Penggunaan jahe
dapat mengurangi
gejala inflamasi dan
gejala rematik pada
pasien.
1. Libatkan dalam
aktivitas hiburan
yang sesuai
36
untuk situasi
individu.
1. Kolaborasi:
Berikan obat-
obatan sesuai
petunjuk.
1. Berikan es
kompres dingin
jika dibutuhkan.
1. Anjurkan pasien
untuk terapi
herbal dengan
37
menggunakan
jahe
1. Membantu
dalam
menentuka
n
kebutuhan
manajeme
n nyeri dan
keefektifan
program.
38
klien sebelum 2. Memberikan
tidur misalnya informasi kepada
mendengarka klien dan keluarga
n musik, tentang faktor apa
membaca dan saja yang dapat
berdoa. mengganggu tidur.
2. Hindari
latihan fisik
yang
berlebihan
sebelum tidur
1. Ajarkan pada
klien dan
keluarga
tentang faktor
yang dapat
mengganggu
tidur.
1. Lingkun
gan
yang
tenang
dapat
mening
katkan
kualitas
tidur
klien.
Intervensi
39
Implementasi
40
Do: Ny.S terlihat sibuk menonton tv.
keras, bantal kecil.
Do :
1. menganjurkan pasien
untuk mengkonsumsi
obat herbal dengan
menggunakan jahe.
1. Menganjurkan pasien
minum obat analgesik Ds : Ny.S mengatakan bisa tidur
yang di berikan dokter nyenyak
sebelum tidur.
Do :- Ny.Sminum analsik setelah
makan 31 hari
41
Ds : -Ny.S mengatakan suka nonton tv
sebelum tidur
1. Membantu kebiasaan
klien sebelum tidur Ny.Smengatakan selalu
misalnya mendengarkan membaca doa sbelum tidur
musik, membaca dan
berdoa. Do :
Evaluasi
42
No. Tanggal Diagnosa kep. Evaluasi
Ny.Smengatakan terasa
pegal bila gerak.
Ny.Smengatakan nyaman
Ny.Smengatakan nyerinya
berkurang
Ny.S mengatakan
kondisinya sedikit lebih baik
O:
43
Ny.Stampak memijat-
mijati kakinya.
Ny.Sterlihat rileks
P : Lanjutkan intervensi
Ny.Smengatakan suka
nonton tv sebelum tidur.
Ny.Smengatakan tidak
jarang melakukan aktifitas yang
berat sebelum tidur.
44
yang di sampaikan perawat.
Keluarga Ny.S
mengatakan bersedia untuk
menerapkan apa yang di
sampaikan perawat.
O:
Ny.Sdiberi analsik 31
hari setelah makan
P : Lanjutkan intervensi
45
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stress lingkungan (Pudjiasti & Utomo, 2003). Salah satu
masalah yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia adalah demensia yang
lebih dikenal dengan kepikunan. Untuk mencegah demensia pada lansia tersebut,
solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan melakukan tes MMSE, dimana tes ini
sangat mudah di kerjakan dan dilakukan untuk para lansia sehari-harinya.
46
3.2 Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
Harvey, Robinson & Rossor. 2003. The prevalence and causes of dementia in
people under the age of 65 years. Journal Neurosurgery Psychiatry, 74: 1206-
1209.
Markam, S. Latihan Vitalisasi Otak (Senam untuk Kebugaran Fisik Dan Otak).
Jakarta: Grasindo.
Pudjiastuti & Utomo. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC, hal 2-8
Santoso, H dan A. Ismail. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia. Jakarta: Gunung
Mulia, hal.50.
48
https://botolinfus.wordpress.com/2013/10/13/dokumentasi-asuhan-keperawatan-
lansia/
http://solusiayurveda.wordpress.com
49