Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ADHD merupakan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder,


(Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan Disorder
= gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan
perhatian disertai hiperaktif. Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dari
attention deficit disorder yang berarti gangguan pemusatan perhatian. Pada saat
ditambahkan 'hiperactivity atau hiperaktif’ penulisan istilahnya menjadi beragam.
Ada yang ditulis ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Tetapi,
sebenarnya dari tiga jenis istilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi
medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di mana individu
mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak
mendukung rentang perhatian atau rentang perhatian mudah teralihkan.

Jadi Anak ADHD merupakan anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian
yang seringkali ditemui pada anak. Anak dengan gangguan ADHD tidak bisa
berkomunikasi lebih lama dari lima menit. Kondisi ini juga disebut sebagai
gangguan Hiperkinetik. Gangguan Hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang
timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia tujuh tahun) dengan ciri
utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini
mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Dengan kata lain, ia
tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya terhadap suara
yang berada disekitarnya. Gangguan ADHD ini tentunya menggangu bahkan
menghambat proses kegiatan belajar mengajar, sehingga guru sulit untuk mencapai
tujuan pengajaran yang telah direncanakan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari ADHD

2. Apa etiologi dari ADHD

3. Apa manifestasi klinis dari ADHD

4. Bagaimana terjadinya patofisiologi ADHD


5. Apa penatalaksanaan dari ADHD

6. Apa pemeriksaan dari ADHD

7.
BAB II

TEORI KONSEP

2.1 Definisi ADHD


Sebagian besar profesional sekarang percaya bahwa ADHD terdiri dari tiga
masalah pokok: (1) kesulitan dalam perhatian berkelanjutan, (2) pengendalian atau
penghambatan impuls, dan (3) kegiatan berlebihan. Beberapa periset seperti Barkley,
menambahkan masalah lain seperti: (4) kesulitan mematuhi peraturan dan instruksi,
dan (5) adanya variabilitas berlebih dalam merespon situasi, khususnya pekerjaan
sekolah. ADHD merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan
ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi tindakan dan
keputusan masa depan. anak yang mengidap ADHD relatif tidak mampu menahan diri
untuk merespon situasi pada saat itu. Mereka benar-benar tidak bisa menunggu
(Martin, 1998).

Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan kesulitan dalam


memusatkan perhatian dan mempertahankan fokus pada kebanyakan tugas. Seorang
anak penyandang ADHD cenderung bergerak terus secara konstan dan tidak bisa
tenang, sehingga mereka sering kesulitan untuk belajar di sekolah, mendengar dan
mengikuti instruksi orang tua dan bersosialisasi dengan teman sekelasnya. Anak
penyandang ADHD menunjukkan kurangnya perhatian, impulsifitas dan perilaku
hiperaktif. Anak penyandang ADHD memiliki berbagai masalah untuk dapat
berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Masalah ini termasuk kesulitan akademik,
masalah dalam berteman, dan menjaga persahabatan, masalah keluarga, dan perilaku
melawan terhadap orang dewasa dalam hal hubungan dengan orang lain, mereka
sering kali bersikap bossy, dan agresif yang mengakibatkan mereka dihindari oleh
kebanyakan teman sekelasnya.

Taylor (1998) mengatakan yang dimaksud dengan gangguan pemusatan


perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD) – yang kemudian sering disebut dengan hiperaktivitas, digunakan untuk
menyatakan suatu pola perilaku seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam,
tidak menaruh perhatian dan impulsive (semaunya sendiri). Anak-anak yang
hiperaktif selalu bergerak, tidak mau diam bahkan dalam berbagai situasi, misalnya
ketika sedang mengikuti pelajaran di kelas yang menuntut untuk bersikap tenang.
Anak-anak hiperaktif tidak dapat menikmati asyiknya bermain atau memainkan
permainan yang sesuai dengan usianya dan akan bergerak dari satu permainan ke
permainan yang lain. Hal ini mengisyaratkan bahwa anak-anak hiperaktif tidak
memperoleh kepuasaan sebanyak yang dikehendakinya.

Penelitian menunjukkan bahwa ADHD terdapat pada 3-5% dari populasi.


ADHD adalah masalah kesehatan mental yang paling sering terjadi pada anak-anak.
ADHD lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.

2.2 Etiologi ADHD

Beberapa hipotesis penelitian dengan dukungan kuat berkaitan dengan faktor


penyebab, yaitu:

a. Keturunan atau faktor genetik


Anak penyandang ADHD kebanyakan memiliki hubungan kekerabatan yang
dekat dengan individu yang tampak memiliki gejala serupa.hubungan kekerabatan
yang dimaksud meliputi orang tua, paman, atau bibi. Anak yang mengidap ADHD
empat kali lebih mungkin memiliki orang tua yang mengidap ADHD daripada anak
normal. Martin, 1998 menyebutkan bahwa sejumlah penelitian menegaskan unsur
genetis yang kuat sebagai penyebab pada adanya gangguan perhatian. Jika seorang
anak kembar identik mengidap ADHD, maka kembar yang satu akan berisiko
memiliki gejala kurang perhatian yang lebih tinggi.
b. Defisit neurotransmitter
Dua neurotransmiter pada otak tampaknya berperan dalam regulasi jumlah
pembangkitan dan perhatian. Kedua neurotransmiter tersebut adalah noradrelanine
dan dopamine. Walaupun mustahil melakukan penelitian secara langsung terhadap
pengaruh kedua neurotransmiter ini terhadap perilaku anak, ada beberapa bukti
tidak langsung yang mendukung pendapat bahwa neurotransmiter berperan.
Konsumsi pengobatan stimulan memengaruhi regulasi kedua neurotransmiter ini.
noradrenaline membangkitkan sel berikutnya, sedangkan dopamine mengurangi
respons yang tak diinginkan.
c. Kelambatan perkembangan sistem pembangkitan di otak
Ada beberapa indikasi bahwa anak yang mengidap ADHD menderita
kelambatan pembangkitan yang membuat mereka tidak sensitif terhadap
rangsangan yang datang. Jadi, hiperaktivitas yang mereka alami mungkin
mencerminkan pencairan rangsangan dan bukan karena rangsangan yang
berlebihan
d. Perkembangan otak yang abnormal
Otak yang abnormal merujuk pada tidak berfungsinya lobus frontal. Lobus
frontal adalah area pada otak yang mengumpulkan input auditori dan visual yang
berlebihan. Hal ini menunjukkan bahwa lobus ini dibombardir dengan banyak
informasi yang tidak tersaring dan tidak sesuai. Otak penderita ADHD tidak
mempunyai kegiatan kimiawi yang cukup untuk mengatur dan mengendalikan apa
yang si penderita lakukan atau pikirkan. Pengobatan akan menaikkan aktivitas otak
dan memberikan tambahan ëenergi pada otak untuk mengendalikan pikiran dan
tingkah laku. Pada otak penderita ADHD kegiatan / aktivitas otaknya lebih sedikit
(warna merah/oranye/putih) dibandingkan dengan otak anak yang tidak menderita
ADHD. 

2.3 Manifestasi Klinis


Menurut Townsend ada beberapa tanda dan gejala yang dapat dapat ditemukan pada
anak dengan ADHD antara lain :
1. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya mengeliat-geliat.
2. Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan
3. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing
4. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatau permainan atau
keadaan di dalam suatu kelompok
5. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkanterhadap
pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan
6. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang lain
7. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas atau
aktivitas-aktivitas bermain
8. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan
lainnya
9. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
10. Sering berbicara secara berlebihan.
11. Sering menyela atau mengganggu orang lain
12. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang dikatakan
kepadanya
13. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas atau
kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan akibatnya (misalnya berlari-lari di jalan raya tanpa
melihat-lihat).

2.4 Patofisiologi ADHD

Sebagian besar profesional sekarang percaya bahwa ADHD terdiri dari tiga
masalah pokok: kesulitan dalam perhatian berkelanjutan, pengendalian atau
penghambatan impuls, kegiatan berlebihan. Beberapa periset, seperti Barkley,
menambahkan masalah-masalah lain seperti kesulitan metauhi peraturan dan instruksi,
adanya vairiabilitas berlebih dalam berespons situasi, khususnya pekerjaan sekolah.
Singkatnya ADHD merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan
ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi tindakan dan
keputusan masa depan. Anak yang mengidap ADHD relative tidak mampu menahan
diri untuk merespons situasi pada saat tertentu. Mereka benar-benar tidak bisa
menunggu. Penyebabnya diperkirakian karena mereka memiliki sumber biologis yang
kuat yang ditemukan pada anak-anak dengan predisposisi keturunan (Martin, 1998).

Beberapa penelitian belum dapat menyimpulkan penyebab pasti dari ADHD.


Seperti halnya dengan gangguan perkembangan lainnya (autisme), beberapa faktor
yang berperan dalam timbulnya ADHD adalah faktor genetik, perkembangan otak
saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, Tingkat kecerdasan (IQ), terjadi
disfungsi metabolisme, hormonal, lingkungan fisik dan sosial sekitar, asupan gizi, dan
orang-orang dilingkungan sekitar termasuk keluarga. Beberapa teori yang sering
dikemukakan adalah hubungan antara neurotransmitter dopamine dan epinephrine.
Teori faktor genetik, beberapa penelitian dilakukan bahwa pada keluarga penderita,
selalu disertai dengan penyakit yang sama setidaknya satu orang dalam keluarga
dekat. Orang tua dan saudara penderita ADHD memiliki resiko hingga 2- 8 x terdapat
gangguan ADHD (Klik dokter, 2008).
2.5 Penatalaksanaan ADHD
a. Terapi medis : Mengendalikan simptom-simptom ADHD di sekolah dan rumah
b. Pelatihan manajemen orang tua : Mengendalikan perilaku anak yang merusak di
rumah, mengurangi konflik antara orangtua dan anak serta meningkatkan pro-
sosial dan perilaku regulasi diri
c. Intervensi pendidikan : Mengendalikan perilaku yang merusak di kelas,
meningkatkan kemampuan akademik serta mengajarkan perilaku pro sosial dan
regulasi diri
d. Merencanakan program-program bulanan : Melakukan penyesuaian di rumah dan
keberhasilan ke depan di sekolah dengan mengombinasikan perlakukan tambahan
dan pokok dalam program terapi
e. Melakukan konseling keluarga : Coping terhadap stres keluarga dan individu
yang berkaitan dengan ADHD, termasuk kekacauan hati dan permasalahan suami
istri
f. Mencari kelompok pendukung : Menghubungkan anak dewasa dengan orang tua
anak ADHD lainnya, berbagi informasi dan pengalaman mengenai permasalahan
umum dan memberi dukungan moral
g. Melakukan konseling individu : Memberi dukungan di mana anak dapat
membahas permasalahan dan curahan hati probadinya

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Doenges et. al (2007) pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada anak
dengan ADHD antara lain :
a. Pemeriksaan Tiroid : dapat menunjukkan gangguan hipertiroid atau hipotiroid
yang memperberat masalah
b. Tes neurologist (misalnya EEG, CT scan) menentukan adanya gangguan otak
organik
c. Tes psikologis sesuai indikasi : menyingkirkan adanya gangguan ansietas,
mengidentifikasi bawaan, retardasi borderline atau anak tidak mampu belajar dan
mengkaji responsivitas social dan perkembangan bahasa
d. Pemeriksaan diagnostic individual bergantung pada adanya gejala fisik (misalnya
ruam, penyakit saluran pernapasan atas, atau gejala alergi lain, infeksi SSP)
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian

pengkajian perkembangan anak berdasarkan umur atau usia anak antara lain

A. Neonatus (0-28 hari)


a. Apakah ketika dilahirkan neonatus menangis ?
b. Bagaimana kemampuan memutar-mutar kepala ?
c. Bagaimana kemampuan menghisap ?
d. Kapan mulai mengangkat kepala ?
e. Bagaimana kemampuan motorik halus anak (misalnya kemampuan untuk
mengikuti garis tengah bila kita memberikan respons terhadap jari atau tangan)
?
f. Bagaimana kemampuan berbahasa anak (menangis, bereaksi terhadap su`ra
atau bel) ?
g. Bagaimana kemampuan anak dalam beradaptasi (misalnya tersenyum dan
mulai menatap muka untuk mengenali seseorang ?

B. Masa bayi atau Infant (28 – 1 tahun)


a. Bayi usia 1-4 bulan.
a) Bagaimana kemampuan motorik kasar anak (misalnya mengangkat kepala
saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, dapat duduk
dengan kepala tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong pada
posisi berdiri, komtrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil
berbaring terlentang, berguling dari terlentang ke miring, posisi lengan
dan tungkai kurang fleksi danm berusaha untuk merangkan) ?
b) Bagaimanan kemampuan motorik halus anak (misalnya memegang suatu
objek, mengikuti objek dari satu sisi ke sisi lain, mencoba memegang
benda dan memaksukkan dalam mulut, memegang benda tetapi terlepas,
memperhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan,
menagan benda di tangan walaupun hanya sebentar)?
c) Bagimana kemampuan berbahasan anak (kemampuan bersuara dan
tersenyum, dapat berbunyi huruf hidup, berceloteh, mulai mampu
mengucapkan kata ooh/ahh, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan atau
berekasi dengan mengoceh) ?
d) Bagaimana perkembangan adaptasi sosial anak (misalnya : mengamati
tangannya, tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak
tersenyum, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak, tersenyum pada wajah manusia, walaupun tidur
dalams ehari lebih sedikit dari waktu terhaga, membentuk siklus tidur
bangun, menangis menjadi sesuatu yang berbeda, membedakan wajah-
wajah yang dikenal dan tidak dikenal, senang menatap wajah-wajah yang
dikenalnya, diam saja apabila ada orang asing) ?
b. Bayi Umur 4-8 bulan
a) Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya dapat telungkup
pada alas dan sudah mulau mengangkat kepala dengan melakukan gerakan
menekan kedua tangannya dan pada bulan keempat sudah mulai mampu
memalingkan ke kanan dan ke kiri , sudah mulai mampu duduk dengan
kepala tegak, sudah mampu membalik badan, bangkit dengan kepala
tegak, menumpu beban pada kaki dan dada terangkat dan menumpu pada
lengan, berayun ke depan dan kebelakang, berguling dari terlentang ke
tengkurap dan dapat dudu dengan bantuan selama waktu singkat) ?
b) Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya : sudah mulai
mengamati benda, mulai menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
memegang, mengeksplorasi benda yangs edang dipegang, mengambil
objek dengan tangan tertangkup, mampu menahan kedua benda di kedua
tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satu
kesatuan, memindahkan obajek dari satu tangan ke tangan yang lain) ?
c) Bagaimana kemampuan berbahasan anak (misalnya : menirukan bunyi
atau kata-kata, menolek ke arah suara dan menoleh ke arah sumber bunyi,
tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak,
menggunakan kata yang terdiri dari dua suku kata dan dapat membuat dua
bunyi vokal yang bersamaan seperti ba-ba)?
d) Bagaimana kemampuan beradaptasi sosial anak (misalnya merasa
terpaksa jika ada orang asing, mulai bermain dengan mainan, takut akan
kehadiran orang asing, mudah frustasi dan memukul-mukul dengan lengan
dan kaki jika sedang kesal)?
c. Bayi Umur 8-12 bulan
a) Bagaimana kemampuan motorik kasar anak (misalnya duduk tanpa
pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit terus berdiri, berdiri 2 detik
dan berdiri sendiri) ?
b) Bagaimana kemampuan motorik halus anak (misalnya mencari dan
meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkannya, mampu
mengambilnya dan mampu memegang dengan jari dan ibu jari,
membenturkannya dan mampy menaruh benda atau kubus ketempatnya)?
c) Bagaimana perkembangan berbahasa anak (misalnya : mulai mengatakan
papa mama yang belum spesifik, mengoceh hingga mengatakan dengan
spesifik, dapat mengucapkan 1-2 kata)?
d) Bagaimana perkembangan kemampuan adaptasi sosial anak (misalnya
kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai minum
dengan cangkir, menirukan kegiatan orang lain, main-main bola atau
lainnya dengan orang) ?

C. Masa Toddler
a. Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya: mampu melanhkah
dan berjalan tegak, mampu menaiki tangga dengan cara satu tangan dipegang,
mampu berlari-lari kecil, menendang bolan dan mulai melompat)?
b. Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya : mencoba menyusun
atau membuat menara pada kubus)?
c. Bagaimana kemampuan berbahasa anak (misalnya : memiliki sepuluh
perbendaharaan kata, mampu menirukan dan mengenal serta responsif
terhadap orang lain sangat tinggi, mampu menunjukkan dua gambar, mampu
mengkombinasikan kata-kata, mulai mampu menunjukkan lambaian anggota
badan) ?
d. Bagaimana kemampuan anak dalam beradaptasi sosial (misalnya: membantu
kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba
memakai baju) ?

D. Masa Prasekolah (Preschool)


a. Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya: kemampuan untuk
berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, berjalan
dengan tumit ke jari kaki, menjelajah, membuat posisi merangkan dan berjalan
dengan bantuan) ?
b. Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya : kemampuan
menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih
garis yang lebih panjang dan menggambar orang, melepas objek dengan jari
lurus, mampu menjepit benda, melambaikan tangan, menggunakan tangannya
untuk bermain, menempatkan objek ke dalam wadah, makan sendiri, minum
dari cangkir dengan bantuan menggunakan sendok dengan bantuan, makan
dengan jari, membuat coretan diatas kertas)?
c. Bagaimana perkembangan berbahasa anak (misalnya : mampu menyebutkan
empat gambar, menyebutkan satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan
benda, menghitung atau mengartikan dua kata, mengerti empat kata depan,
mengertio beberapa kata sifat dan sebagainya, menggunakan bunyi yntum
mengidentifikasi objek, orang dan aktivitas, menirukan bebagai bunyi kata,
memahami arti larangan, berespons terhadap panggilan dan orang-orang
anggota keluarga dekat)?
d. Bagaimana perkembangan adaptasi sosial anak (misalnya : bermain dengan
permainan sederhana, menagis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana
dengan gaya tubuh, menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap
perpisahan, mengenali anggota keluarga) ?

E. Masa school age


a. Bagaimana kemampuan kemandirian anak dilingkungan luar rumah ?
b. Bagaimana kemampuan anak mengatasi masalah yang dialami disekolah ?
c. Bagaimana kemampuan beradaptasi sosial anak (menyesuaikan dengan
lingkungan sekolah)?
d. Bagaimana kepercayaan diri anak saat berada di sekolah ?
e. Bagaimana rasa tanggung jawab anak dalam mengerjakan tugas di sekolah?
f. Bagaimana kemampuan anak dalam berinteraksi sosial dengan teman
sekolah ?
g. Bagaimana ketrampilan membaca dan menulis anak ?
h. Bagaimana kemampua anak dalam belajar di sekolah ?
F. Masa adolensence
a. Bagaimana kemampuan remaja dalam mengatasi masalah yang dialami secara
mandiri ?
b. Bagaimanan kemampuan remaja dalam melakukan adaptasi terhadap
perubahan bentuk dan fungsi tubuh yang dialami ?
c. Bagaimana kematangan identitas seksual ?
d. Bagaimana remaja dapat menjalankan tugas perkembangannya sebagai
remaja ?
e. Bagaiman kemampuan remaja dalam membantu pekerjaan orang tua di rumah
(misalnya membersihkan rumah,memasak) ?

Menurut Videbeck (2008) pengkajian anak yang mengalami Attention Deficyt


Hiperactivity Disorder (ADHD) antara lain :

G. Pengkajian riwayat penyakit


a. Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan mengalami masalah
saat bayi atau perilaku hiperaktif hilang tanpa disadari sampai anak berusia
todler atau masuk sekolah atau day care.
b. Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehidupan yang
utama, seperti sekolah atau bermain dan menunjukkan perilaku overaktif atau
bahkan perilaku yang membahayakan di rumah.
c. Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu menghadapi
perilaku anak.
d. Orang tua mungkin melaporkan berbagai usaha mereka untuk mendisplinkan
anak atau mengubah perilaku anak dans emua itu sebagian besar tidak
berhasil.

H. Penampilan umum dan perilaku motorik


a. Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat serta bergoyang-goyang
saat mencoba melakukannya.
b. Anak mungkin lari mengelilingi ruangan dari satu benda ke benda lain dengan
sedikit tujuan atau tanpa tujuan yang jelas.
c. Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat melakukan
suatu percakapan, ia menyela, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan
berakhir dan gagal memberikan perhatian pada apa yang telah dikatakan.
d. Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik ke topik
yang lain. Anak dapat tampak imatur atau terlambat tahap perkembangannya

I. Mood dan Afek


a. Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah-marah atau temper tantrum.
b. Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.
c. Anak tampak terdorng untuk terus bergerak atau berbicara dan tampak
memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku tersebut.
d. Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan perlawanan
dan kemarahan

J. Proses dan isi pikir


Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk mengkaji
anak berdasarkan tingkat aktivitas anak dan usia atau tahap perkembangan

K. Sensorium dan proses intelektual


a. Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada perubahan sensori atau persepsi
seperti halusinasi.
b. Kemampuan anak untuk memberikan perhatian atau berkonsentrasi
tergangguan secara nyata.
c. Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada ADHD yang berat 2 atau 3
menit pada bentuk gangguan yang lebih ringan.
d. Mungkin sulit untik mengkaji memori anak, ia sering kali menjawab, saya
tidak tahu, karena ia tidak dapat memberi perhatian pada pertanyaan atau tidak
dapat berhenti memikirkan sesuati.
e. Anak yang mengalami ADHD sangat mudah terdistraksi dan jarang yang
mampu menyelesaikan tugas
L. Penilaian dan daya tilik diri
a. Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan penilaian yang buruk
dan sering kali tidak berpikir sebelum bertindak
b. Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan melakukan tindakan impulsif,
seperti berlari ke jalan atau melompat dari tempat yang tinggi.
c. Meskipun sulit untuk mengkaji penilaian dan daya tilik pada anak kecil.
d. Anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang mampu menilai jika
dibandingkan dengan anak seusianya.
e. Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD tidak menyadari sama
sekali bahwa perilaku mereka berbeda dari perilaku orang lain.
f. Anak yang lebih besar mungkin mengatakan, "tidak ada yang menyukaiku di
sekolah", tetapi mereka tidak dapat menghubungkan kurang teman dengan
perilaku mereka sendiri

M. Konsep diri
a. Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapis ecara umum
harga diri anak yang mengalami ADHD adalah rendah.
b. Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat mempunyai banyak
teman, dan mengalami masalah dalam mengerjakan tugas di rumah, mereka
biasanya merasa terkucil sana merasa diri mereka buruk.
c. Reaksi negatif orang lain yangmuncul karena perilaku mereka sendiri sebagai
orang yang buruk dan bodoh

N. Peran dan hubungan


a. Anak biasanya tidak berhasil dis ekolah, baik secara akademik maupun sosial.
b. Anak sering kali mengganggu dan mengacau di rumah, yang menyebabkan
perselisihan dengan saudara kandung dan orang tua.
c. Orang tua sering menyakini bahwa anaknya sengaja dan keras kepala dan
berperilaku buruk dengan maksud tertentu sampai anak yang didiagnosis dan
diterapi.
d. Secara umum tindakan untuk mendisiplinkan anak memiliki keberhasilan yang
terbatas pada beberapa kasus, anak menjadi tidak terkontrol secara fisik,
bahkan memukul orang tua atau merusak barang-barang miliki keluarga.
e. Orang tua merasa letih yang kronis baik secara mental maupun secara fisik.
f. Guru serungkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan pengasuh
atau babysister mungkin menolak untuk mengasuh anak yang mengalami
ADHD yang meningkatkan penolakan anak.

O. Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri


Anak yang mengalami ADHD mungkin kurus jika mereka tidak meluangkan
waktu untuk makan secara tepat atau mereka tidak dapat duduk selama makan.
Masalah penenangan untuk tidur dan kesulitan tidur juga merupakan masalah yang
terjadi. Jika anak melakukan perilaku ceroboh atau berisiko, mungkin juga ada
riwayat cedera fisik.

3.2 Diagnosa Keperawatan


Menurut Videbeck (2008), Townsend (1998), dan Doenges et.al (2007) diagnosa
keperawatan yang dapat dirumuskan pada anak yang mengalami ADHD antara lain :
1. Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku impulsif
2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengankelainan fungsi dari system
keluarga dan perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan
pengabaian anak
3. Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
4. Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa
takut terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua
dan anak yang tidak memuaskan
5. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas dan hiperaktif
7. Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan balik atau
umpan balik negatif yang berulang yang mengakibatkan penurunan makna diri
8. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perasaan bersalah yang
berlebihan, marah atau saling menyalahkan diantara anggota keluarga mengenai
perilaku anak, kepenatan orang tua karena menghadapi anak dengan gangguan
dalam jengka waktu lama
9. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan kebutuhan
terapi berhubungan dengan kurang sumber informasi, interpretasi yang salah
tentang informasi
3.3 Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1 Isolasi sosial Anak dapat 1. Identifikasi 1. Stimulus eksternal
mengembangkan
menarik diri faktor yang yang memperburuk
hubungan dengan
berhubungan orang lain atau anak memperburuk masalah klien
lain dengan kriteria
dengan harga diri dan mengurangi dapat diidentifikasi
hasil :
rendah sekunder a. Berhasil perilaku klien. dan diminimalkan.
terhadap prestasi menyelesaikan 2. Berikan Demikian juga
yang buruk kewajiban atau lingkungan stimulus yang

tugas dengan yang sedapat mempengaruhi

bantuan mungkin bebas klien secara positif

b. Menunjukkan dari distraksi. dapat digunakan

keterampilan Lakukan dengan efektif

sosial yang dapat intervensi satu 2. Kemampuan klien

diterima ketika pasien-satu untuk menghadapi

berinteraksi perawat dan stimulus eksternal

dengan staf atau secara bertahap terganggu

anggota keluarga tingkatkan 3. Klien harus

c. Berhasil jumlah stimulus mendengarkan

berpartisipasi lingkungan instruksi sebagai

dalam lingkungan 3. Tarik perhatian langkah awal

pendidikan klien sebelum untuk patuh

d. Menunjukkan memberikan 4. Kemampuan klien

kemampuan instruksi (yaitu dalam memahami

menyelesaikan panggil nama instruksi terganggu

satu tugas secara klien dan (terutama jika

mandiri lakukan kontak instruksi tersebut

e. Menunjukkan mata) kompleks dan

kemampuan 4. Berikan abstraks)

menyelesaikan instruksi secara 5. Pengulangan

tugas dengan secara berlahan menunjukkan

diingatkan dengan bahwa klien

f. Mengungkapkan menggunakan menerima


pernyataan positif bahasa yangs informasi yang
tentang dirinya ederhana dan akurat
g. Menunjukkan petunjukk yang 6. Kemungkinan
keberhasilan kongkret untuk berhasil
interaksi dengan 5. Minta klien akan meningkat
anggota keluarga untuk dengan kurangnya
mengulangi komponen tugas
instruksi yang rumit
sebelum 7. Kesempatan klien
memulai tugas untuk
6. Bagi tugas yang mendapatkan
kompleks keberhasilan dapat
menjadi tugas- meningkat dengan
tugas kecil memperlakukan
7. Barikan umpan setiap tahap
balik positif sebagai
untuk kesempatan untuk
pencapaian berhasil
setiap tahap 8. Energi kegelisahan
8. Izinkan klien dapat
berisitirahat disalurkan melalui
klien dapat cara yang tepat
berjalan-jalan atau dapat diterima
sehingga ia dapat
menyelesaikan
tugas yang akan
datang dengan
lebih efektif
2 Gangguan harga Anak 1. Pastikan bahwa 1. Hal ini penting
diri rendah memperlihatkan sasaran-sasaran bagi pasien untuk
berhubungan perasaan-perasaan yang akan mencapai sesuatu,
dengan koping nilai diri yang dicapat adalah maka rencana
individu tidak meningkat saat realistis untuk aktivitas-
efektif pulang, ditandai 2. Sampaikan aktivitas di mana
dengan : perhartian tanpa kemungkinan

a. Espresi-ekspresi syarat bagi untuk sukse adalah

verbal dari pasien mungkin dan

aspek-aspek 3. Sediakan waktu kesuksesan ini

positif tentang bersama anak, dapat

diri, pencapaian keduanya pada meningkatkan

masalalu dan satu ke satu basis harga diri anak

prospek-prospek dan pada 2. Komunikasi dari

masa depan aktivitas- pada penerimaan

b. Mampu aktivitas anda terhadap anak

mengungkapkan kelompok sebagai makhluk

persepsi yang 4. Menemani anak hidup yang

positif tentang dalam berguna dapat

diri mengidentifikasi meningkatkan

c. Anak aspek-aspek harga diri

berpartisipasi positif dari diri 3. Hal ini untuk

dalam aktivitas- anak menyampaikan

aktivitas baru 5. Bantu anak pada anak bahwa

tanpa mengurangi anda merasa

memperlihatkan penggunaan bahwa dia

rasa takut yang penyangkalan berharga bagi

ektrim terhadap sebagai suatu waktu anda

kegagalan. mekanisme sikap 4. Aspek positif yang


defensif dimiliki anak dapat
mengembangkan
rencana-rencana
untuk merubah
karakteristik yang
dilihatnya sebagai
hal yang negatif.
Aspek positif yang
dimiliki anak dapat
5. mengembangkan
rencana-rencana
untuk merubah
karakteristik yang
dilihatnya sebagai
hal yang negatif.

3 Risiko cedera Anak tidak akan 1. Amati perilaku 1. Anak-anak pada


berhubungan melukai diri sendiri anak secara risiko tinggi untuk
dengan atau orang lain sering. Lakukan melakukan
hiperaktivitas dan dengen kriteria hasil: hal ini melalui pelanggaran
perilaku impulsif 1. Kecemasan aktivitas sehari- memerlukan

dipertahankan pada hari dan pengamatan yang

tingkat di mana interaksi untuk seksama untuk

pasien merasa menghindari mencegah

tidak perlu timbulnya rasa tindakan yang

melakukan agresi waspada dan membahayakan

2. Anak mencari kecurigaan bagi diri sendiri

staf untuk 2. Amati terhadap atau orang lain

mendiskusikan perilaku- 2. Peryataan-

perasaan-perasaan perilaku yang pernyataan verbal

yang sebenarnya mengarah pada seperti "Saya akan

3. Anak tindakan bunuh bunuh diri, " atau

mengetahui, diri "Tak lama ibu

mengungkapkan 3. Tentukan saya tidak perlu

dan menerima maksud dan lagi menyusahkan

kemungkinan alat-alat yang diri karena saxa"

konsekuensi dari memungkinkan atau perilaku-

perilaku maladaptif untuk bunuh perilaku non

diri sendiri diri. Tanyakan " verbal seperti


Apakah anda memnbagi-
mempunyai bagikan barang-
rencana untuk barang yang
bunuh diri?" disenangi, alam
dan "Bagaimana perasaan berubah.
rencana anda Kebanyakan anak
untuk yang mencoba
melakukannya untuk bunuh diri
4. Dapatkan telah
kontrak verbal menyampaikan
ataupun tertulis maksudnya, baik
dari anak yang secara verbal atau
menyatakan nonverbal.
persetujuannya 3. Pertanyaan-
untuk tidak pertanyaan yang
mencelakaka langsung,
diri sendiri dan menyeluruh dan
menyetujui mendekati adalah
untuk mencari cocok untuk hal
staf pada seperti ini. Anak
keadaan dimana yang mempunyai
pemikiran rencana yang
kearah tersebut dapat digunakan
timbul adalah berisiko
5. Bantu anak lebih tinggi dari
mengenali pada yang tidak
kapan 4. Diskusi tentang
kemarahan perasaan-perasaan
terjadi dan untuk bunuh diri
untuk menerima dengan seseorang
perasaan- yang dipercaya
perasaan memberikan suatu
tersebut sebagai derajat perasaan
miliknya lega pada anak.
sendiri. Apakah Suatu perjanjian
anak telah membuat
menyimpan permasalahan
suatu : buku menjadi terbuka
catatan dan menempatkan
kemarahan" beberapa
dimana catatan tanggung jawab
yang dialami bagi keselamatan
dalam 24 jam dengan anak.
disimpan. Suatu sikap
6. Bertindak menerima anak
sebagai model sebagai seseorang
peran untuk yang patut
ekspresi yang diperhatikan telah
sesuai dari disampaikan.
percobaan 5. Informasi
memastikan mengenai sumber
7. Singkirkan tambahan dari
semua benda- merahan, respon
benda yang perilaku dan
berbahaya dari persepsia nak
lingkungan anak terhadap situasi
juga harus dicatat.
Diskusikan
asupan data
dengan anak,
anjurkan juga
respons-respons
perilaku alternatif
yang diidentifikasi
sebagai
maladaptif.
6. Hal ini vital
bahwa anak
mengekspresikan
perasaan-perasaan
marah, karena
bunuh diri dan
perilaku merusak
diri sendiri
lainnya seringkali
terlihat sebagai
suatu akibat dari
kemarahan
diarahkan pada
diri sendiri
7. Keselamatan fisik
anak adalah
prioritas dari
keperawatan
4 Gangguan pola Anak mampu untuk 1. Amati pola tidur 1. Masalah harus
tidur berhubungan mencapai tidur tidak anak,catat diidentifikasi
dengan ansietas terganggu selama 6 keadaan-keadaan sebelum bantuan
dan hiperaktif sampai 7 jamn setiap yang menganggu dapat diberikan
malam dengan tidur 2. Ansietas yang
kriteria hasil: 2. Kaji gangguan- dirasakan oleh

1. Anak gangguan pola anak dapat

mengungkapkan tidur yang mengganggu pola

tidak adanya berlangsung tidur anak

gangguan- berhubungan sehingfga perlu

gangguan pada dengan rasa takut diidentifikasi

waktu tidur dan ansietas- penyebabnya

2. Tidak ada ansietas tertentu 3. kehadiran

gangguan- 3. Duduk dengan seseorang yang

gangguan yang anak sampai dia dipercaya

dialamti oleh tertidur memberikan rasa

perawat 4. Pastikan bahwa aman

3. Anak mampu makanan dan 4. Kafein adalah

untuk mulai tidur minuman yang stimulan SSP

dalam 30 menit mengandung yang dapat

dan tidur selama kafein mengganggu tidur

6 sampai 7 jam dihilangkan dari 5. Sarana-sarana ini

tanpa terbangun diet anak meningkatkan


5. Berikan sarana relaksasi dan
perawatan yang membuat bisa
membantu tidur tidur
(misalnya : gosok 6. Tubuh
punggung, memberikan
latihan gerak reaksi
relaksasi dengan menyesuaikan
musik lembut, kepada suatu
susu hangat dan siklus rutin dari
mandi air hangat) istirahat dan
6. Buat jam-jam aktivitas
tidur yang rutin, 7. Kehadiran
hindari terjadinya seseorang yang
deviasi dari dipercaya
jadwal ini memberikan rasa
7. Beri jaminan aman
ketersediaan
kepada anak jika
dia terbangun
pada malam hari
dan dalam
keadaan
ketakutan

5 Koping keluarga Orang tua 1. Berikan 1. Pengetahuan dan


tidak efektif mendemonstrasikan informasi dan ketrampilan yang
berhubungan metode intervensi material yang tepat dapat
dengan perasaan yang lebih konsisten berhubungan meningkatkan
bersalah yang dan efektif dalam dengan keefektifan peran
berlebihan, marah berespons perilaku gangguan anak orang tua
atau saling anak dengan kriteria dan teknik 2. Konseling
menyalahkan hasil : menjadi orang suportif dapat
diantara anggota 1. Mengungkatkan tua yang efektif membantu
keluarga mengenai dan mengatasi 2. Dorong keluarga dalam
perilaku anak, individu untuk mengembangkan
kepenatan orang perilaku negatif mengungkapka strategi koping
tua karena pada anak n perasaan 3. Penguatan positif
menghadapi anak 2. Mengidentifikasi secara verbal dapat
dengan gangguan dan dan menggali meningkatkan
dalam jengka menggunakan alternatif cara harga diri dan
waktu lama sistem berhubungan mendorong
pendukung yang dengan anak kontinuitas
diperlukan 3. Beri umpan 4. Masalah keluarga
balik positif dan mempengaruhi
dorong metode semua anggota
menjadi orang keluarga dan
tua yang efektif tindakan lebih
4. Libatkan efektif bila setiap
saudara orang terlibat
kandung dalam dalam terapi
diskusi keluarga tersebut
dan 5. terapi keluarga
perencanaan dapat membantu
interaksi mengatasi
keluarga yang masalah global
lebih efektif yang
5. Libatkan dalam mempengaruhi
konseling seluruh struktur
keluarga keluarga.
6. Rujuk pada Gangguan pada
sumber salah satu anggota
komunitas esuai keluarga akan
indikasi, mempengaruhi
termasuk seluruh anggota
kelompok keluarga
pendukung 6. Mengembangkan
orang tua, kelas sistem pendukung
menjadi orang dapat
tua meningkatkan
kepercayaan diri
dan keefektifan
orang tua.
Pemberian model
peran atau
harapan untuk
masa depan

BAB IV
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN


GANGGUAN PERKEMBANGAN : JENIS PENYAKIT ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD)
DI SLB NEGERI CILEUNYI

A. Pengkajian
I. Identitas Klien dan Keluarga (Penanggung jawab)
a. Identitas Klien
Nama : AL
Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Suku Bangsa :
Alamat : Sukahaji
Dx.Medis :
Tgl.Pengkajian :

b. Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Hub.Dengan Klien :

II. Keluhan Utama


Keluhan pada saat dikaji

III. Riwayat Penyakit Sekarang


(PQRST dari keluhan utama)

IV. Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Riwayat Reproduksi (Kehamilan dan Kelahiran)
(Dikaji pada anak < 1 tahun, kecuali ada indikasi gangguan tertentu yang memerlukan
data tersebut di atas)

1. Pre Natal
a) Kehamilan yang ke berapa saat mengandung klien
b) Kehamilan tersebut direncanakan / tidak (uraikan sikap / emosional ibu
selama mengandung klien)
c) Jarak Kehamilan Berapa Tahun/bulan ?
d) Perawatan Antenatal care rutin / tidak ( kunjungan ibu saat mengandung
klien meliputi trimester I, II dan III, ke dokter praktek / bidan / Rumah
sakit / paraji.
e) BB saat hamil dan penambahan BB pada trimester I, II dan III
f) Adakah penyakit / penyulit yang dialami ibu selama mengandung klien
g) Apakah ibu pernah mengkonsumsi obat-obatan / rokok/ minuman keras
h) Adakah Makanan Pantangan Selama Mengandung klien
i) Imunisasi apa saja yang pernah di dapat ibu selama mengandung klien

2. Natal
a) Usia kandungan ketika melahirkan klien
b) Penolong persalinan
c) Jenis persalinan
d) Lamanya persalinan
e) Komplikasi / penyulit persalinan
f) Keadaan / kondisi bayi saat lahir ( APGAR skor 1 menit dan 5 menit, bayi
bernafas spontan / tidak, sianosis, dan lain-lain), dilakukan bonding
attachment atau tidak?
g) BB dan PB klien saat lahir

3. Post Natal (24 jam pertama – 28 hari)


a) Kesehatan ibu yang buruk selama masa nifas (mis : pendarahan, komplikasi
dan lain – lain), bayi dilakukan rawat gabung atau tidak?

b) Kesehatan bayi post natal : Neonatal (24 jam pertama - 28 hari):


1) Distres pernafasan
2) Infeksi
3) Kelainan congenital
4) Hipothermi / Hiiperthermi
5) Sianosis
6) Ikterus
7) Kejang
8) Kemampuan makan buruk (riwayat menghisap / sucking malas)

c) Nutrisi (colostrum/ ASI)


1) Cara pemberian
2) Waktu pemberian (segera setelah lahir / menunggu ASI keluar / tidak
diberikan)
3) Diganti PASI (susu formula dalam dot / sendok, Sonde)

b. Riwayat Pemberian Makan


(Mengkaji riwayat makan klien mulai usia neonatus sampai sekarang)

1. Untuk bayi termasuk cara pemberian makan : botol, ASI, Makanan padat
2. Frekuensi pemberian makan
3. Kuantitas makanan
4. Respon terhadap pemberian makan
5. Masalah – Masalah spesifik dengan pemberian makan (kolik, regurgitasi, letargi)
6. Untuk anak – anak termasuk kemampuan untuk makan sendiri, kesukaan dan yang
tidak disukai, nafsu makan dan jumlah makanan yang di makan

c. Penyakit , operasi , pemeriksaan / tindakan medis atau cedera sebelumnya


(Termasuk tanggal masuk RS, alasan masuk RS dan respon terhadap penyakit /
hospitalisasi)

d. Penyakit pada masa kanak – kanak


Termasuk penyakit menular yang umum seperti campak, gondong dan cacar air,
tanyakan kontak terakhir dengan orang yang menderita penyakit menular

e. Riwayat Alergi
(Termasuk zat-zat yang menyebabkan alergi dan reaksinya)

f. Imunisasi
Termasuk hal-hal spesifik tentang imunisasi (tanggal, jenis) dan reaksi yang tidak
diharapkan. Bila anak belum diimunisasi, catat alasannya. Catat prosedur desentisasi,
misalnya campak, gondong, rubella (MMR).
(Lihat Lampiran tentang pemberian Imunisasi)

g. Pengobatan
Obat-obatan yang dipergunakan dengan resep dokter atau tanpa resep dokter, dosis,
frekuensi dan waktu dari dosis terakhir.

VI. Riwayat Tumbuh Kembang


a) Riwayat Pertumbuhan
Pemeriksaan Pertumbuhan terhadap :
1. BB Lahir, 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun dan saat ini (sesuai usia sekarang)
2. TB
3. Kenaikan / penurunan BB sebelumnya dan saat ini yang signifikan
4. Gigi geligi (Usia pertumbuhan / tanggalnya gigi, jumlah, masalah – masalah dengan gigi
5. LK (Lingkar Kepala)
6. LD (Lingkar Dada)
7. LLA (Lingkar Lengan Atas)
8. LP (Lingkar Perut)
9. Usia Toilet Training
Apabila terjadi perbedaan yang signifikan dengan Nilai Normal dari tiap – tiap poin diatas berarti ada
penyimpangan (sebutkan masing – masing penyimpangannya)

b) Riwayat Perkembangan
Dapat menggunakan Denver Developmental Screening Test (DDST) :
1. Perkembangan Motorik Kasar
2. Perkembangan Motorik halus
3. Perkembangan Bicara dan Bahasa
4. Perkembangan Emosi dan Hubungan Sosial
5. Perkembangan Kognitif (berfikir)

KET :
Pemeriksaan Tumbuh Kembang dikaji mulai usia
neonatal sampai usia klien dirawat.
Pendokumentasian Riwayat tumbuh kembang dapat
ditulis hanya tahapan klien sekarang (usia pada saat klien dirawat saja) apabila klien
tidak mengalami kelainan tumbuh kembang
Pendokumentasian Riwayat tumbuh kembang harus
ditulis keseluruhan tahap hingga tahap klien sekarang (usia pada saat klien dirawat)
apabila klien mengalami kelainan tumbuh kembang.
Tahapan Usia Tumbuh Kembang yang dikaji adalah :
1. Neonatal (0 – 28 hari)
2. Infant (28 hari – 1 tahun)
3. Toddler ( 1 – 3 tahun)
4. Pre School (3 – 6 tahun)
5. School (6 – 18 tahun

VII. Riwayat Sosial Anak


Meliputi pengkajian defekasi dan miksi klien
(umur di mana anak dapat mengontrol defekasi dan miksi pada waktu siang dan
malam hari )
Kebiasan – kebiasaan (menghisap ibu jari,
menggigit kuku, makan tanah, membenturkan kepala, dan lain – lain.
Metode – metode / disiplin yang digunakan,
serta respon anak terhadap disiplin.
Kepribadian dan watak (keserasian, agresif,
menarik diri, murung, dan lain – lain.hubungan dengan teman sebaya dan keluarga.
Siap yang merawat / mengasuh klien
Kontradiksi perilaku
Rasa aman anak
Ketergantungan (terhadap rokok, minuman
keras dan lain-lain)

VIII. Riwayat Kesehatan Keluarga


Mengkaji umur dan kesehatan / riwayat
penyakit misalnya terdapat anomaly/kelainan congenital dan jenisnya, penyakit
keturunan anggota keluarga terdekat serta kondisi kehidupan (jenis tempat tinggal
dan tetangga)
Membuat genogram untuk menunjukkan
hubungan, umur dan kesehatan anggota minimal 3 generasi. (lihat lampiran untuk
symbol – symbol dalam genogram)

IX. Spiritual Anak dan Keluarga


Keyakinan yang dianut oleh ayah, ibu, klien
dan saudara lainnya apakah selaras (satu keyakinan)
Kebiasaan beribadah orang tua dan klien
rutin / tidak
Apakah orangtua dan klien mengalami
hambatan dalam melaksanakan ibadah baik sebelum dan setelah masuk RS
Adakah system pelayanan kesehatan yang
diterima selama dirawat di RS bertentangan dengan agama an keyakinan yang dianut.

X. Pola Pengetahuan Keluarga


Pengetahuan keluarga mengenai penyakit, perawatan, prosedur-prosedur
serta therapy yang diberikan kepada klien
Pengetahun berhubungan dengan upaya pencegahan terhadap penyakit yang
dialami klien maupun perawatan di rumah ( penkes persiapan pulang kepada
keluarga dank lien)

XI. Pemeriksaan Fisik

a. Penampilan Umum
Observasi wajah, posture tubuh, kebersihan , kelemahan, perilaku, tingkat
kesadaran

Amati kulit terhadap bau,Warna dan pigmentasi kulit, Kelembaban area kulit
yang terbuka dan membrane mukosa, Suhu di setiap sisi tubuh, Tekstur kulit
(lembut, kasar, jaringan parut, keloid, mengelupas, bersisik, jamur), Turgor kulit
(dengan mencubit lengan atas atau abdomen dan melepasnya dengan cepat,
Edema, Lesi (perhatikan distribusi, bentuk, warna, ukuran, dan konsistensi serta
tanda lahir), Pruritus, gangguan alergi, penyakit menular, infeksi, jamur.

b. Ukuran pertumbuhan(saat pengkajian dan cantumkan nilai normalnya)


Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), Lingkar Kepala (LK), Lingkar Dada
(LD), Lingkar Lengan Atas (LLA), Lingkar Perut (LP).

c. Tanda – tanda Vital (Saat pengkajian dan cantumkan nilai normalnya)


Suhu (S) = °C
Denyut Ndi (N) = x / menit
Pernafasan = x / menit
Tekanan Darah = mmHg

d. Pemeriksaan Head to toe

1. Kepala, Kulit Kepala Dan Rambut


a) Rambut
Warna, jumlah dan distribusi (alopecia, pertumbuhan rambut yang berlebihan
(hirsutism), tipis/ jarang), tekstur, kelengketan (mudah rontok / mudah dicabut),
parasit ( kutu), ketombe

b) Kepala
Lingkar kepala ( < 2 tahun atau yang memerlukan perhatian), Bentuk kepala
(makrochepal, hydrochepal, microchepal), kesimetrisan kepala, konsistensi
(keras, lembut, massa), sutura, fontanel anterior, dan superior (ukur lebar dan
panjang fontanel anterior yang terbuka ), nyeri

c) Kulit Kepala
Warna, tekstur kulit kepala (lembut, bersisik, flak kering) lesi, peradangan,.

2. Muka, Mata, Hidung, Mulut


a) Muka
Bentuk dan ukuran roman wajah, ekspresi wajah ( khususnya sekitar mata
dan mulut ), kesimetrisan lipatan-lipatan nasolabial (lipatan saat menangis dan
tertawa)

b) Mata
Pengkajian mata eksternal
Posisi dan penempatan mata, keadaan kelopak mata (warna, pembengkakan,
lesi), alis mata, bulu mata (distribusi dan kondisi bulu mata), pelupuk mata
bawah dan atas, mengedip

Konjungtiva bulbar (jernih dekat sclera) dan palpebra,


Sklera ( warna, lesi, pengeluaran )
Pupil ( bentuk, ukuran, kesimetrisan kiri dan kanan dan irs (warna,
bentuk iris, peradangan), respon pupil terhadap cahaya

Pengkajian Gerakan Ekstraokular


Reflek cahaya terhadap cornea (menyorotkan cahaya secara langsung ke
mata dari jarak 40,5 cm kemudian amati tempat refleksi tiap pupil terhadap
jatuhnya cahaya normalnya simetris)
Lapang Pandang ( enam lapang pandang)
Pengkajian penglihatan warna (uji Ishihara / buta warna)
Ketajaman Penglihatan ( uji snellen )
Pemeriksaan Optalmoskopik

c) Hidung
Ukuran dan bentuk hidung, kesimetrisan, kekokohan batang hidung, kaji
rongga hidung bagian dalam mengenai warna, konsistensi mukosa dan posisi
septum, bulu hidung, penyumbatan, perdarahan, sekret / nyeri tekan, sinus,
pernafasan cuping hidung, test penciuman.

d) Mulut

Bau, nyeri, kemampuan bicara, menggigit, menelan, mengunyah,


mengecap, ukuran dan bentuk
Kaji mukosa bibir, kesimetrisan dan keutuhan, kelembaban,
pembengkakan, lesi, dan fisura.
Kaji batas tepi bukal, gusi, lidah, dan palatum terhadap kelembaban
dan perdarahan, bau.
Bentuk dan pegerakan lidah, gili geligi (jumlah, jenis keadaan,
oklusi/gigi bertemu, karies, dan lain-lain)
Kaji tonsil, gerakan dan posisi uvula, dan kualitas suara,

3. Telinga
Posisi telinga dan bentuknya, penonjolan / pendataran telinga, struktur telinga
luar dan ciri-ciri yang tidak normal (daun telinga), saluran telinga luar
(kebersihan, pengelupasan), nyeri, letak prosesus mastoideus
Ketajaman pendengaran : Bayi (berdiri dibelakang bayi dn bunyikan bel kecil
/ jari-jari/tepuk tangan); Preschool ( berdiri 0,6 – 0.9 meter didepan anak dan
beri perintah), School (berdiri ±0,3 meter di belakang anak, perintahkan tutup
1 telinga dan suruh mengulang kembali apa yang didengar dari bisikan
perawat)
Pemeriksaan otoskopik (lubang telinga, serumen, lesi, membran tympani)
Test fungsi pendengaran (test weber, rinne, dan swabach

4. Leher
Dapat menegakkan kepala atau tidak, ROM (range of motion)
pada kepala dan leher, pembengkakan, selaput dan lipatan leher tambahan
(sindrom turner), JVP,KGB, trachea, kelenjar thyroid (pada bayi dan anak
baik diperiksa dengan posisi tidur terlentang dipangkuan orangtuanya).

5. Thorax/Dada
a. Paru-paru
Bentuk dada, kesimetrisan gerakan dada, bentuk dan ukuran payudara dalam
hubungan dengan umur anak, warna-ukuran dan bentuk putting susu dan
areola, lingkar dada, gerakan pernafasan, pola pernafasan, frekuensi
pernafasan, massa, retraksi interkostal, jenis pernafasan anak, kesulitan
bernafas, produksi sputum, infeksi (pneumonia, tuberculosis), suara nafas.

b. Jantung
Kaji anak terhadap sianosis, bercak , dan edema, keletihan saat beraktivitas,
bunyi dan irama jantung, kelainan - kelainan.

6. Abdomen
Warna, Bentuk dan kesimetrisan abdomen, lingkar perut (bila diperlukan),
warna dan keadaan kulit, umbilicus, bising usus, nyeri tekan saat palpasi,
pembesaran dan konsistensi hati dan limpa, ginjal teraba / tidak dan
pembesarannya.

7. Genitalia
Genitalia Wanita
Kaji distribusi rambut pubis, kaji warna, edema, kemerahan area genitalia,
labia mayora dan minora, klitoris, uretra dan lubang vagina, kelenjar
bartholin dan lain-lain.
Genitalia Pria
Kaji distribusi rambut pubis, ukuran penis, meatus urinarius terletak normal /
abnormal, scrotum, penurunan testis
Anus
Posisi anus, perdarahan anus, haemorroid, polip, masaa, lipatan kulit.

8. Ekstremitas
Kaji cara berjalan, lengkung tulang belakang, kaji ukuran
ekstremitas atas maupun bawah, mobilitas sendi, ROM, lipatan telapak
tangan, kekuatan otot-otot ekstremitas (kekuatan tonus otot), kaji dislokasi
panggul congenital,
Reflek biceps, beachioradialis, triceps,reflek patella,achiles, reflek
babinski, reflek plantar.
Bentuk kuku, keadaan kuku, warna dan infeksi

e. Tingkat Perkembangan
1. Motorik Halus

2. Motorik Kasar

3. Bicara

f. Pola Nutrisi

g. Pola Aktivitas

h. Pola Eliminasi

XII. LEMBAR OBSERVASI


Kemampuan perilaku adaptif:
1. Kemampuan menolong diri sendiri
(makan, minum, dll)
2. Keterampilan gerak
3. Kemampuan motoric halus
4. Kemampuan komunikasi
5. Keterampilan social
6. Fungsi kognitif
7. Memelihara kesehatan
8. Keterampilan berbelanja
9. Keterampilan domestic
10. Orientasi lingkungan
11. Keterampilan vokasi

XIII. ANALISA DATA


Analisa data memuat interpretasi terhadap data senjang sehingga memunculkan
masalah keperawatan, dibuat dalam bentuk tabel analisa data.

N Data senjang Etiologi (interpretasi Masalah Keperawatan


o data)

Kelompok data senjang Penjelasan secara Rumusan masalah


yang menunjang ilmiah mengenai keperawatan
rumusan masalah patofisiologi setiap berdasarkan masing-
dikelompokkan kelompok data masing permasalahan
berdasarkan : senjang sehingga yang muncul.
- Data Subjektif (DS) memunculkan
Data yang diungkapkan masalah keperawatan.
langsung (verbal) oleh
klien dan atau keluarga

- Data Objektif (DO)


Dathasil pengamatansi
(non verbal)

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


Menyusun urutan diagnosa keperawatan yang telah diperoleh dari masalah
keperawatan berdasarkan prioritas masalah utama yang jika tidak diatasi saat ini
akan berdampak buruk terhadap fungsi status kehidupan klien.

Menentukan prioritas masalah dapat berdasarkan hirarki berikut:


 Hirarki Maslow
Kebutuhan manusia dibagi dalam lima tahap: fisiologis, rasa aman dan nyaman,
social, harga diri, aktualisasi diri
 Hirarki Kalish
Menjelaskan kebutuhan Maslow dengan membagi kebutuhan fisiologi menjadi
kebutuhan untuk bertahan dan stimulasi, melalui identifikasi kebutuhan untuk
mempertahankan hidup: udara, air, temperatur.

XV. NURSING CARE PLANNING

Menyusun rencana tindakan keperawatan yang didokumentasikan dalam tabel berikut:

INTERVENSI
DIAGNOSA
NO RENCANA
KEPERAWATAN TUJUAN RASIONAL
TINDAKAN
Berdasarkan Tujuan yang Dibuat secara Alasan
Prioritas dibuat harus spesifik & konseptual /
 Aktual: masalah SMART eksplisit, ditulis Rasional dari
nyata saat ini (Spesifik, secara jelas setiap rencana
 Resiko: Measurable, kapan tindakan yang
masalah yang Achievable, dilaksanakan & dilakukan
nyata akan Realistik, berapa kali sehingga dapat
terjadi jika Timing) dilakukan menghilangkan /
tidak dilakukan mengurangi
intervensi  Tujuan masalah.
 Kemungkinan: jangka pendek
masalah &  Tujuan
faktor jangka
pendukung panjang
belum ada tapi
sudah ada Kriteria Hasil
faktor yang
dapat
menimbulkan
masalah.

FORMAT CATATAN KEPERAWATAN

TGL. IMPLEMENTASI EVALUASI

DAFTAR PUSTAKA

Isaac, A. (2005). Panduan Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik (terjemahan). Edisi 3.
Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC

Doengoes, M.E. Townsend, M.C. Moorhouse, M.F. (2007). Rencana asuhan keperawatan
Psikiatri (terjemahan). Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kosasih, E. (2012). Cara bijak memahami anak berkebutuhan khusus. Bandung: Yrama
Widya

Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (terjemahan). Cetakan I. Jakarta :
Penerbit Buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai