PENDAHULUAN
Jadi Anak ADHD merupakan anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian
yang seringkali ditemui pada anak. Anak dengan gangguan ADHD tidak bisa
berkomunikasi lebih lama dari lima menit. Kondisi ini juga disebut sebagai
gangguan Hiperkinetik. Gangguan Hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang
timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia tujuh tahun) dengan ciri
utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini
mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Dengan kata lain, ia
tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya terhadap suara
yang berada disekitarnya. Gangguan ADHD ini tentunya menggangu bahkan
menghambat proses kegiatan belajar mengajar, sehingga guru sulit untuk mencapai
tujuan pengajaran yang telah direncanakan.
7.
BAB II
TEORI KONSEP
Sebagian besar profesional sekarang percaya bahwa ADHD terdiri dari tiga
masalah pokok: kesulitan dalam perhatian berkelanjutan, pengendalian atau
penghambatan impuls, kegiatan berlebihan. Beberapa periset, seperti Barkley,
menambahkan masalah-masalah lain seperti kesulitan metauhi peraturan dan instruksi,
adanya vairiabilitas berlebih dalam berespons situasi, khususnya pekerjaan sekolah.
Singkatnya ADHD merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan
ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi tindakan dan
keputusan masa depan. Anak yang mengidap ADHD relative tidak mampu menahan
diri untuk merespons situasi pada saat tertentu. Mereka benar-benar tidak bisa
menunggu. Penyebabnya diperkirakian karena mereka memiliki sumber biologis yang
kuat yang ditemukan pada anak-anak dengan predisposisi keturunan (Martin, 1998).
pengkajian perkembangan anak berdasarkan umur atau usia anak antara lain
C. Masa Toddler
a. Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya: mampu melanhkah
dan berjalan tegak, mampu menaiki tangga dengan cara satu tangan dipegang,
mampu berlari-lari kecil, menendang bolan dan mulai melompat)?
b. Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya : mencoba menyusun
atau membuat menara pada kubus)?
c. Bagaimana kemampuan berbahasa anak (misalnya : memiliki sepuluh
perbendaharaan kata, mampu menirukan dan mengenal serta responsif
terhadap orang lain sangat tinggi, mampu menunjukkan dua gambar, mampu
mengkombinasikan kata-kata, mulai mampu menunjukkan lambaian anggota
badan) ?
d. Bagaimana kemampuan anak dalam beradaptasi sosial (misalnya: membantu
kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba
memakai baju) ?
M. Konsep diri
a. Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapis ecara umum
harga diri anak yang mengalami ADHD adalah rendah.
b. Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat mempunyai banyak
teman, dan mengalami masalah dalam mengerjakan tugas di rumah, mereka
biasanya merasa terkucil sana merasa diri mereka buruk.
c. Reaksi negatif orang lain yangmuncul karena perilaku mereka sendiri sebagai
orang yang buruk dan bodoh
BAB IV
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
I. Identitas Klien dan Keluarga (Penanggung jawab)
a. Identitas Klien
Nama : AL
Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Suku Bangsa :
Alamat : Sukahaji
Dx.Medis :
Tgl.Pengkajian :
b. Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Hub.Dengan Klien :
1. Pre Natal
a) Kehamilan yang ke berapa saat mengandung klien
b) Kehamilan tersebut direncanakan / tidak (uraikan sikap / emosional ibu
selama mengandung klien)
c) Jarak Kehamilan Berapa Tahun/bulan ?
d) Perawatan Antenatal care rutin / tidak ( kunjungan ibu saat mengandung
klien meliputi trimester I, II dan III, ke dokter praktek / bidan / Rumah
sakit / paraji.
e) BB saat hamil dan penambahan BB pada trimester I, II dan III
f) Adakah penyakit / penyulit yang dialami ibu selama mengandung klien
g) Apakah ibu pernah mengkonsumsi obat-obatan / rokok/ minuman keras
h) Adakah Makanan Pantangan Selama Mengandung klien
i) Imunisasi apa saja yang pernah di dapat ibu selama mengandung klien
2. Natal
a) Usia kandungan ketika melahirkan klien
b) Penolong persalinan
c) Jenis persalinan
d) Lamanya persalinan
e) Komplikasi / penyulit persalinan
f) Keadaan / kondisi bayi saat lahir ( APGAR skor 1 menit dan 5 menit, bayi
bernafas spontan / tidak, sianosis, dan lain-lain), dilakukan bonding
attachment atau tidak?
g) BB dan PB klien saat lahir
1. Untuk bayi termasuk cara pemberian makan : botol, ASI, Makanan padat
2. Frekuensi pemberian makan
3. Kuantitas makanan
4. Respon terhadap pemberian makan
5. Masalah – Masalah spesifik dengan pemberian makan (kolik, regurgitasi, letargi)
6. Untuk anak – anak termasuk kemampuan untuk makan sendiri, kesukaan dan yang
tidak disukai, nafsu makan dan jumlah makanan yang di makan
e. Riwayat Alergi
(Termasuk zat-zat yang menyebabkan alergi dan reaksinya)
f. Imunisasi
Termasuk hal-hal spesifik tentang imunisasi (tanggal, jenis) dan reaksi yang tidak
diharapkan. Bila anak belum diimunisasi, catat alasannya. Catat prosedur desentisasi,
misalnya campak, gondong, rubella (MMR).
(Lihat Lampiran tentang pemberian Imunisasi)
g. Pengobatan
Obat-obatan yang dipergunakan dengan resep dokter atau tanpa resep dokter, dosis,
frekuensi dan waktu dari dosis terakhir.
b) Riwayat Perkembangan
Dapat menggunakan Denver Developmental Screening Test (DDST) :
1. Perkembangan Motorik Kasar
2. Perkembangan Motorik halus
3. Perkembangan Bicara dan Bahasa
4. Perkembangan Emosi dan Hubungan Sosial
5. Perkembangan Kognitif (berfikir)
KET :
Pemeriksaan Tumbuh Kembang dikaji mulai usia
neonatal sampai usia klien dirawat.
Pendokumentasian Riwayat tumbuh kembang dapat
ditulis hanya tahapan klien sekarang (usia pada saat klien dirawat saja) apabila klien
tidak mengalami kelainan tumbuh kembang
Pendokumentasian Riwayat tumbuh kembang harus
ditulis keseluruhan tahap hingga tahap klien sekarang (usia pada saat klien dirawat)
apabila klien mengalami kelainan tumbuh kembang.
Tahapan Usia Tumbuh Kembang yang dikaji adalah :
1. Neonatal (0 – 28 hari)
2. Infant (28 hari – 1 tahun)
3. Toddler ( 1 – 3 tahun)
4. Pre School (3 – 6 tahun)
5. School (6 – 18 tahun
a. Penampilan Umum
Observasi wajah, posture tubuh, kebersihan , kelemahan, perilaku, tingkat
kesadaran
Amati kulit terhadap bau,Warna dan pigmentasi kulit, Kelembaban area kulit
yang terbuka dan membrane mukosa, Suhu di setiap sisi tubuh, Tekstur kulit
(lembut, kasar, jaringan parut, keloid, mengelupas, bersisik, jamur), Turgor kulit
(dengan mencubit lengan atas atau abdomen dan melepasnya dengan cepat,
Edema, Lesi (perhatikan distribusi, bentuk, warna, ukuran, dan konsistensi serta
tanda lahir), Pruritus, gangguan alergi, penyakit menular, infeksi, jamur.
b) Kepala
Lingkar kepala ( < 2 tahun atau yang memerlukan perhatian), Bentuk kepala
(makrochepal, hydrochepal, microchepal), kesimetrisan kepala, konsistensi
(keras, lembut, massa), sutura, fontanel anterior, dan superior (ukur lebar dan
panjang fontanel anterior yang terbuka ), nyeri
c) Kulit Kepala
Warna, tekstur kulit kepala (lembut, bersisik, flak kering) lesi, peradangan,.
b) Mata
Pengkajian mata eksternal
Posisi dan penempatan mata, keadaan kelopak mata (warna, pembengkakan,
lesi), alis mata, bulu mata (distribusi dan kondisi bulu mata), pelupuk mata
bawah dan atas, mengedip
c) Hidung
Ukuran dan bentuk hidung, kesimetrisan, kekokohan batang hidung, kaji
rongga hidung bagian dalam mengenai warna, konsistensi mukosa dan posisi
septum, bulu hidung, penyumbatan, perdarahan, sekret / nyeri tekan, sinus,
pernafasan cuping hidung, test penciuman.
d) Mulut
3. Telinga
Posisi telinga dan bentuknya, penonjolan / pendataran telinga, struktur telinga
luar dan ciri-ciri yang tidak normal (daun telinga), saluran telinga luar
(kebersihan, pengelupasan), nyeri, letak prosesus mastoideus
Ketajaman pendengaran : Bayi (berdiri dibelakang bayi dn bunyikan bel kecil
/ jari-jari/tepuk tangan); Preschool ( berdiri 0,6 – 0.9 meter didepan anak dan
beri perintah), School (berdiri ±0,3 meter di belakang anak, perintahkan tutup
1 telinga dan suruh mengulang kembali apa yang didengar dari bisikan
perawat)
Pemeriksaan otoskopik (lubang telinga, serumen, lesi, membran tympani)
Test fungsi pendengaran (test weber, rinne, dan swabach
4. Leher
Dapat menegakkan kepala atau tidak, ROM (range of motion)
pada kepala dan leher, pembengkakan, selaput dan lipatan leher tambahan
(sindrom turner), JVP,KGB, trachea, kelenjar thyroid (pada bayi dan anak
baik diperiksa dengan posisi tidur terlentang dipangkuan orangtuanya).
5. Thorax/Dada
a. Paru-paru
Bentuk dada, kesimetrisan gerakan dada, bentuk dan ukuran payudara dalam
hubungan dengan umur anak, warna-ukuran dan bentuk putting susu dan
areola, lingkar dada, gerakan pernafasan, pola pernafasan, frekuensi
pernafasan, massa, retraksi interkostal, jenis pernafasan anak, kesulitan
bernafas, produksi sputum, infeksi (pneumonia, tuberculosis), suara nafas.
b. Jantung
Kaji anak terhadap sianosis, bercak , dan edema, keletihan saat beraktivitas,
bunyi dan irama jantung, kelainan - kelainan.
6. Abdomen
Warna, Bentuk dan kesimetrisan abdomen, lingkar perut (bila diperlukan),
warna dan keadaan kulit, umbilicus, bising usus, nyeri tekan saat palpasi,
pembesaran dan konsistensi hati dan limpa, ginjal teraba / tidak dan
pembesarannya.
7. Genitalia
Genitalia Wanita
Kaji distribusi rambut pubis, kaji warna, edema, kemerahan area genitalia,
labia mayora dan minora, klitoris, uretra dan lubang vagina, kelenjar
bartholin dan lain-lain.
Genitalia Pria
Kaji distribusi rambut pubis, ukuran penis, meatus urinarius terletak normal /
abnormal, scrotum, penurunan testis
Anus
Posisi anus, perdarahan anus, haemorroid, polip, masaa, lipatan kulit.
8. Ekstremitas
Kaji cara berjalan, lengkung tulang belakang, kaji ukuran
ekstremitas atas maupun bawah, mobilitas sendi, ROM, lipatan telapak
tangan, kekuatan otot-otot ekstremitas (kekuatan tonus otot), kaji dislokasi
panggul congenital,
Reflek biceps, beachioradialis, triceps,reflek patella,achiles, reflek
babinski, reflek plantar.
Bentuk kuku, keadaan kuku, warna dan infeksi
e. Tingkat Perkembangan
1. Motorik Halus
2. Motorik Kasar
3. Bicara
f. Pola Nutrisi
g. Pola Aktivitas
h. Pola Eliminasi
INTERVENSI
DIAGNOSA
NO RENCANA
KEPERAWATAN TUJUAN RASIONAL
TINDAKAN
Berdasarkan Tujuan yang Dibuat secara Alasan
Prioritas dibuat harus spesifik & konseptual /
Aktual: masalah SMART eksplisit, ditulis Rasional dari
nyata saat ini (Spesifik, secara jelas setiap rencana
Resiko: Measurable, kapan tindakan yang
masalah yang Achievable, dilaksanakan & dilakukan
nyata akan Realistik, berapa kali sehingga dapat
terjadi jika Timing) dilakukan menghilangkan /
tidak dilakukan mengurangi
intervensi Tujuan masalah.
Kemungkinan: jangka pendek
masalah & Tujuan
faktor jangka
pendukung panjang
belum ada tapi
sudah ada Kriteria Hasil
faktor yang
dapat
menimbulkan
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Isaac, A. (2005). Panduan Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik (terjemahan). Edisi 3.
Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC
Doengoes, M.E. Townsend, M.C. Moorhouse, M.F. (2007). Rencana asuhan keperawatan
Psikiatri (terjemahan). Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kosasih, E. (2012). Cara bijak memahami anak berkebutuhan khusus. Bandung: Yrama
Widya
Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (terjemahan). Cetakan I. Jakarta :
Penerbit Buku kedokteran EGC