Anda di halaman 1dari 6

ANALISA JURNAL

2.1 Judul
A Study Of The Effects Of Cognitive Adaptation Training (Cat) On The
Preoperative Anxiety Of Candidates For Cholecystectomy
2.2 Peneliti
R. Jalali1 dan F. Dehghan
2.3 Nama, Edisi, Halaman Jurnal
Journal of Fundamental and Applied Sciences, Volume 9 Nomor 2 tahun
2017, ISSN : 1102 1113.
2.4 Sumber/Bentuk
http://dx.doi.org/10.4314/jfas.v9i2.31.
2.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konseling individu
(CAT) dalam megurangi kecemasan pra operasi pada pasien dengan
kolesistektomi di Rumah Sakit Imam Reza, Kermanshah, Iran.
2.6 Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bangsal Bedah Pria dan Wanita di
Rumah Sakit Imam Reza, Kermanshah, Iran, pada pasien pra operasi
dengan kolesistektomi.
b. Waktu Penelitian
Pemberian intervensi adaptasi kognitif (CAT) dilakukan pada 2 3
jam sebelum operasi dimulai.
c. Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pria dan wanita
yang akan menjalani proses pembedahan kolesistektomi di Ruang
Bedah Rumah Sakit Imam Reza, Kermanshah, Iran. Besar sampel
dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40 orang yang terbagi menjadi dua
kelompok, 20 orang kelompok eksperimen yang akan diberikan
intervensi berupa perawatan rutin pra operasi dan 20 orang kelompok

1
kontrol yang akan diberikan intervensi berupa konseling individu pra
operasi. Besar sampel dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang
menjalani proses pembedahan di Ruang Bedah Rumah Sakit Imam
Reza, Kermanshah, Iran.
2.7 Kerangka Pikir
Pembedahan yang akan dilakukan pada sebagian besar orang akan
menunjukan beberapa jenis reaksi emosional yang berbeda. Sebagian besar
reaksi emosional yang mungkin muncul adalah respon seseorang yang
menganggap pengalaman bedah sebagai suatu ancaman terhadap peran
dalam hidupnya. Sebagai contoh, seseorang akan merasa kehilangan
pekerjaan, tanggung jawab meningkat, atau juga menganggap dirinya
sebagai beban anggota keluarga lain karena adanya kemungkinan catat
setelah proses pembedahan terjadi.
Fungsi tubuh secara langsung dipengaruhi oleh kecemasan mental.
Kecemasan dan stress bedah merupakan salah satu masalah psikologis
dimana ketakutan pasien akan operasi begitu besar sehingga dapat
menyebabkan gejala fisik seperti palpitasi, mual dan nyeri dada. Pasien
yang akan melakukan pembedahan lebih rentan mengalami kecemasan.
Hal ini dapat terjadi karena kecemasan merupakan respon alami dari
manusia terhadap situasi yang mengancam, yang disertai dengan respon
fisiologis dan psikologis. Umumnya, tingkat kecemasan seseorang akan
meningkat dengan adanya proses operasi. Sekitar 80% pasien dewasa yang
menjalani operasi telah melaporkan kecemasan akibat dari rasa sakit yang
rasakan, perpisahan dari keluarga, kehilangan kebebasan, takut akan
anestesi dan prosedur pembedahan, hingga kemungkinan perubahan citra
tubuh, dan kematian.
Kegelisahan adalah salah satu respon adaptif normal terhadap stres
yang disebabkan oleh operasi, yang mungkin terjadi pada seseorang
selama periode pra operasi. Salah satu situasi stres yang bisa
mengakibatkan rasa takut adalah berada di lingkungan yang tidak biasa
dimana hal ini dapat terjadi pada semua kelompok usia, dan memang akan

2
selalu terjadi dengan tingkat kecemasan yang lemah hingga parah.
Menunggu di ruang operasi merupakan salah satu penyebab kegelisahan.
Selama proses operasi, pasien akan memasuki lingkungan yang asing dan
terpisah dari keluarga, teman dan perawat. Dalam keadaan seperti itu,
kebutuhan fisik dan psikologis seseorang akan melampaui batas normal
dan akan terpengaruh oleh kegelisahan saat dihadapkan dengan
lingkungan tersebut.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dalam mengidentifikasi
metode untuk mengurangi kecemasan pasien pre operasi telah terbukti
dapat menurunkan kegelisahan melalui penyediaan pelatihan pra operasi
yang memadai. Umumnya dokter akan menurunkan kecemasan pasien
menggunakan prosedur medis. Sedangkan perawat akan menurunkan
kecemasan pasien pre operasi menggunakan berbagai terapi alternative
seperti penggunaan kaset audio untuk relaksasi, hipnoterapi, terapi musik,
hingga sentuhan dan pijatan terapeutik. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Pereira, Figueredo-Braga, & Carvalho (2016) tentang efek
pendekatan yang berpusat pada empati pasien secara klinis dan psikologis
menunjukan bahwa pendekatan ini memiliki pengaruh signifikan terhadap
kecemasan pasien. Tindakan ini digunakan sebagai suatu usaha untuk
mengungari kecemasan pada pasien yang akan dilakukan pembedahan.
Tampaknya kecemasan pasien dapat berkurang secara signifikan
dengan melakukan konseling psikologis oleh perawat profesional setelah
pasien masuk rumah sakit. Selain itu, semua kesalahpahaman yang dialami
oleh pasien harus diperbaiki melalui proses mendengarkan yang aktif dan
memberikan pasien informasi yang tepat karena pasien yang memahami
peran mereka selama proses operasi akan meningkatkan rasa kontrol diri
dan membantu kurangi kecemasan.

3
2.8 Metodologi Penelitian
a. Jenis/Pendekatan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan
menggunakan rancangan one group pre and posttest with control
group.
b. Metode Sampling
Cara pengambilan sampel dari populasi yang ada pada penelitian
ini menggunakan cara acak dalam menentukan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
c. Metode Pengumpulan Data
Instrumen penelitian untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan kuisioner APAIS (Amsterdam Anxiety and Information
Scale) yang diisi oleh pasien setelah mendapatkan intervensi dari
peneliti.
APAIS terdiri dari enam pertanyaan pada lima poin Skala Linkert.
Pertanyaan pertama, kedua, keempat dan kelima dikaitkan dengan
kecemasan, dan pertanyaan ketiga dan ke enam dirancang untuk
menentukan kebutuhan pasien akan informasi tentang anestesi dan
operasi. Setelah pasien dirawat di bangsal bedah, kecemasannya
ditentukan oleh Amsterdam Preoperative Anxiety and Information
Scale (APAIS). Kemudian pasien akan dibagi secara acak menjadi
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Beberapa pertanyaan
yang pertama kali ditanyakan merupakan pertanyaan tentang masalah
utama, penyakit saat ini, riwayat bedah medis, riwayat keluarga,
riwayat rawat inap, dan sebagainya. Pada langkah selanjutnya, pasien
diberikan pelatihan dan saran yang diperlukan berdasarkan diagnosa
Langkah-langkah ini dirancang berdasarkan kesediaan dan kesiapan
pasien dan termasuk strategi kompatibilitas kognitif.
Pada saat hari operasi akan dilakukan, para peneliti akan
mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan, dan pasien diminta untuk
mengisi kuesioner lagi sebagai posttest. Pada kelompok kontrol,

4
peneliti hanya melakukan tindakan perawatan biasa saja, termasuk
check-in, melakukan percobaan, dan saran medis. Dalam 2-3 jam
sebelum pasien masuk ke ruang operasi, kuesioner akan
didistribusikan pada sampel dan kemudian dikumpulkan.
d. Analisa Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunaan
perangkat lunak statistik SPSS Versi 23.0. Penelitian ini menggunakan
deskriptif (mean dan standar deviasi) dan statistik inferensial seperti
analisis kovariansi.
2.9 Hasil/Temuan Penelitian
Hasil uji kecemasan perioperatif antara kelompok intervensi dan
kontrol pada tahap pre dan post test menunjukan bahwa terjadi penurunan
pada sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Pada kelompok intervensi,
terjadi penurunan yaitu sekitar 21.95 pada kelompok pre test dan 14.60
pada kelompok post test. Sedangkan pada kelompok kontrol, tidak terjadi
perubahan yang signifikan pada tahap pre test dan post test. Dengan kata
lain, terjadi perbedaan yang cukup signifikan pada kelompok pre dan post
test yang rata rata menunjukan keefektifan prosedur.
Hasil uji Leven untuk memeriksa kesetaraan varians dalam skor
kecemasan preoperatif yang menggunakan analisis kovarians (ANCOVA)
menunjukan nilai p-value < 0,01 yang artinya terdapat signifikansi
perbedaan pada dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil uji ANCOVA dari nilai post test kecemasan pra operasi
dalam kelompok eksperimen dan kontrol didapatkan hasil yang signifikan
yaitu P = 0,001.
2.10 Kelebihan Jurnal
Metode yang dijelaskan cukup jelas, yaitu sampel dan tempat
penelitian
Penggunaan bahasa sederhana, sesuai EYD dan mudah dimengerti oleh
pembaca

5
2.11 Kekurangan Jurnal
Waktu yang dijelaskan dalam jurnal kurang spesifik, didalam jurnal
tidak menyebutkan pada bulan apa ia melakukan penelitian.
Peneliti tidak menyebutkan jenis penelitian kuantitatif atau kualitatif
secara spesifik dalam jurnal ini.

Anda mungkin juga menyukai